Anda di halaman 1dari 7

EDUKASI DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN INTAKE CAIRAN PASIEN

PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK) ON HEMODIALISIS

Desak Putu Kuniawati*, Ika Yuni Widyawati**, Herdina Mariyanti**


*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners, Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
**Staf Pengajar Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
E-mail: desakputu_kuniawati@yahoo.co.id

ABSTRAK

Salah satu penyebab kematian pada pasien penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis adalah
karena masalah asupan cairan yang tidak terkontrol. Prevalensi di RSUD Dr. Soetomo Surabaya
dilaporkan sebanyak 70% mengalami kenaikan BB>4% dalam katagori bahaya. Faktor yang
mempengaruhi kepatuhan pasien antara lain faktor dari dalam pasien itu sendiri seperti lamanya
menjalani terapi hemodialisis dan faktor dari luar seperti dukungan keluarga yang kurang. Edukasi
perawat dalam pembatasan asupan cairan diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan terhadap
asupan cairan, sehingga berpengaruh terhadap capaian IDWG yang ideal yaitu <2%. Desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Pra-Eksperimental dengan one group pre-post test desgn.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis. Sampel didapatkan sebanyak 28 responden dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
Tehnik sampling menggunakan purposive sampling. Variabel independen adalah edukasi, variabel
dependen adalah interdialitic Weight Gain (IDWG), Quick of blood (Qb), dan tekanan darah. Berat
badan diobservasi sebelum dan sesudah hemodialisis. Putaran Qb dan tekanan darah diobservasi
selama hemodialisis. Hasil penelitian menunjukkan IDWG (p=0,157); Qb (p=0,007); dan
penurunan tekanan darah sistolik (p=0,021). IDWG pasien tidak mengalami perbedaan yang
bermakna sebelum dan sesudah diberikan edukasi. Ob dan tekanan darah sistolik pasien mengalami
perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah diberikan edukasi. Analisis data yang digunakan
dari hasil data diatas adalah menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan tingkat
signifikan p=0,005. Edukasi memberikan pengaruh yang bermakna pada kepatuhan terhadap intake
cairan pasien dengan indikator Qb dan penurunan tekanan darah sistolik. Edukasi perawat akan
memberikan dampak yang signifikan terhadap kepatuhan jika didukung oleh faktor-faktor
pendukung seperti dukungan keluarga, dukungan sosial dan motivasi dari pasien sendiri.
Pemberian edukasi sebaiknya dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan untuk
mendapatkan hasil yang optimal pada pasien yang menjalani hemodialisis regular, terutama dalam
hal kepatuhan terhadap terapi hemodialisis dan terapi regimen cairan, sehingga tercapai dialisis
yang adekuat. Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan pemberian edukasi yang melibatkan
keluarga pasien.

Kata kunci: kepatuhan, intake cairan, PGK, HD, IDWG, Qb, tekanan sistolik

ABSTRACT

Introduction: One of the causes of death in patients with chronic kidney disease on hemodialysis
was due to the problem of uncontrolled fluid intake. The prevalence at Dr. Soetomo ireported
hospital as much as 80% increase weight more than 6%. Nursing education in fluid restriction
was expected to improve adherence to fluid intake, and therefore contributes to the achievement of
the ideal IDGW was less than 2%. Method: Design in this study was pre-experiment. The
population in the study were all patients with chronic kidney disease undergoing hemodialysis. The
samples obtained were 28 respondents who met to the inclusion and exclusion criteria. Purposive
sampling technique was used in this study. The independent variabel was education. The dependent

1
variabel was Inter Dialitic Weight Gain, Qb and systolic blood pressure. Body weight was
observered before and after hemodialysis. Blood pressure was observered during hemodialysis.
Data were analyzed using Wilcoxon Signed Rank test with significant level of p=0.005. Result:
The results showed that IDWG (p=0.157); Qb (p=0.007) and systolic blood pressure (p=0.021).
IDWG patients did not undergo significant changes before and after education. Qb and systolic
blood pressure of patients experiencing significant changes before and after education. Nursing
educations provides significant effect on the patient's fluid intake compliance with indicator Qb
and systolic blood pressure. Conclusions: Nursing educations would provide significant effect on
compliance if supported by many factors such as family support advocates, social support and
motivation of the patients. The provision of education should be carried out continuously and
sustainably to obtain optimal results in patients undergoing regular hemodialysis , especially in
terms of compliance with hemodialysis therapy and fluid therapy regimen , in order to achieve
adequate dialysis. In a subsequent study can be developed not only limited to the provision of
education to the patient but also involve the patient's family .

Keywords: compliance, fluid intake, Chronic Kidney Disease, HD, IDWG, Qb, systolic pressure.

PENDAHULUAN seperti hipertensi, hipotensi intradialisis,


gagal jantung kiri, asites, pleural effusiom,
Pasien penyakit ginjal kronis (PGK) gagal jantung kongestif dan dapat
dalam mempertahankan kualitas hidupnya mengakibatkan kematian (Cahyaningsih
harus patuh terhadap terapi hemodialisis dan 2009).
dianjurkan pula untuk melakukan Salah satu penyebab kematian pada
pembatasan asupan cairan, akan tetapi pada pasien penyakit ginjal kronis dengan
terapi hemodialisis berikutnya sering pasien hemodialisis adalah karena masalah asupan
datang dengan keluhan sesak nafas akibat cairan yang tidak terkontrol.Interdialitic
kenaikan volume cairan tubuh (Smeltzer& Weight Gain (IDWG) merupakan indikator
Bare 2002; Kresnawan 2001). Peneliti lain kepatuhan pasien terhadap pengaturan cairan,
mengatakan pasien mengerti tentang yang diukur berdasarkan berat badan kering
pembatasan asupan cairan, tetapi pasien (Welch, Parkins, Johnson & Kraus 2006).
mengaku tidak mematuhi anjuran dari Berat badan melebihi 6% dari berat badan
perawat hemodialisis dan keluarga (Sari kering, merupakan peningkatan pada level
2012). bahaya dapat menyebabkan berbagai
Hasil wawancara dengan perawat di komplikasi seperti hipotensi (Price & Wilson
unit HD RSUD Dr. Soetomo pada 29 1995; Perry & Potter 2005). Ultrafiltrasi (UF)
September 2014 ditemukan 50%-66,7% berlebihan, cepat dan dalam waktu 4-5 jam
pasien HD belum patuh terhadap kontrol pada saat HD menyebabkan reaksi hipotensi
intake cairan,dikarenakan kejenuhan dari maupun hipertensi (Mistiaen 2001; Barnet
pasien untuk membatasi asupan cairan, 2007).
pasien sudah lebih dari 2 tahun menjalani Saat pasien jatuh dalam kondisi
HD, kurangnya dukungan dari keluarga, demikian maka akan menurunkan efektifitas
serta kerabat dekat untuk mengingatkan HD, putaran mesin yang tertulis sebagai Qb
pasien tentang pentingnya pembatasan yang idealnya harus mencapai 200-300 ml/mt
asupan cairan. Upaya yang paling sering (PERNEFRI 2003) menjadi tidak tercapai,
dilakukan dalam meningkatkan kepatuhan bersihan darah (clearance) tidak akan
pasien PGK dalam pembatasan asupan cairan optimal, hal ini secara tidak langsung akan
yaitu pemberian pendidikankesehatan, akan mempengaruhi adequasi HD (Nisenson &
tetapi pada kenyataannya, pada terapi Fine 2008). Prevalensi kenaikan IDWG di
hemodialisa berikutnya masih sering terjadi beberapa negara mengalami kenaikan 9,7-
keluhan sesak nafas, edema ekstremmitas 49,5% di Amerika Serikat dan 9,8-70% di
akibat kenaikan berat badan interdialitik. Eropa (Kugler, Valminde, Haverich & Maes
Penambahan berat badan melebihi 2005). Efek negatif yang timbul dari
6% dari berat badan kering dapat ketidakpatuhan asupan cairan terhadap
menyebabkan berbagai macam komplikasi penambahan berat badan akan mempengaruhi

2
kualitas hidup pasien yang menjalani afektif pasien, siapkan lingkungan belajar
hemodialisis. Sari (2012) menyatakan yang kondusif, evaluasi pencapaian pasien
kepatuhan responden terhadap pembatasan terhadap tujuan pembelajaran, berikan
asupan cairan, yang tidak patuh 66,7% dan penguatan perilaku, perbaiki misinterpretasi
yang patuh 33,7%. Hal tersebut terjadi informasi, berikan waktu untuk diskusi,
karena dipengaruhi faktor keterlibatan tenaga sertakan keluarga atau orang terdekat
kesehatan dan faktor lamanya (> 1 tahun) (Dochterman & Bulechek 2004). Intervensi
menjalani HD. diharapkan mampu memotivasi pasien untuk
Data awal yang diperoleh dari unit patuh pada program pengobatan sehingga
HD Dr.Soetomo pada 29 September 2014 tidak terjadi komplikasi. Evaluasi diharapkan
terdapat 66 pasien yang menjalani terapi HD mencapai kepatuhan pasien terhadap anjuran
dimana 52 pasien frekuensi HD-nya 2 pendidikan kesehatan, adanya keseimbangan
kali/minggu, yang patuh 35,3%, dan yang diet, cairan, dan terapi obat-obatan (Smeltzer
tidak patuh 66,7% mengalami kenaikan berat & Bare 2002). Era (2008) dalam
badan lebih dari 6% dari berat badan kering. penelitiannya mengatakan pemberian edukasi
Wawancara yang dilakukan pada 10 pasien memberikan pengaruh terhadap, perbedaan
yang menjalani hemodialisa di unit HD signifikan IDWG sebelum dan sesudah
RSUD Dr. Soetomo terdapat 30% pasien edukasi.
mengalami peningkatan berat badan diantara Perawat hemodialsis mempunyai
waktu dialisis pada katagori rerata dan 70% peran penting sebagai pemberi edukasi untuk
pasien mengalami peningkatan berat badan membantu pasien penyakit ginjal kronis agar
diantara waktu dialisis pada katagori bahaya. patuh pada intake cairan. Peningkatan
Mereka sering melanggar jumlah intake pengetahuan dan pendidikan adalah
cairan yang sebenarnya sudah dibatasi oleh pengalaman belajar yang dirancang untuk
perawat dikarenakan rasa haus, cuaca yang membantu individu dan masyarakat dalam
panas, dan keluarga tidak mengingatkan. meningkatkan kesehatan mereka dengan
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan pendidikan dan mempengaruhi
mempengaruhi kepatuhan pasien dalam sikap mereka (WHO 2011). Penelitian terkait
pembatasan asupan cairan, yaitu usia, dengan pengaruh edukasi terhadap kepatuhan
pendidikan, lamanya HD, pengetahuan intake cairan pada pasien penyakit ginjal
tentang hemodialisa, motivasi, akses kronis yang menjalani terapi hemodialisis
pelayanan kesehatan, persepsi pasien rutin sampai saat ini belum dilakukan.
terhadap pelayanan keperawatan, dukungan Edukasi yang bisa diberikan kepada
keluarga/sosial (Model Perilaku Green 1980 pasien tentang asupan cairan harian yang
dalam Notoatmodjo 2007 & Model diberikan kepada pasien dibatasi sebanyak
Kepatuhan Kamerrer 2007). Kepatuhan Insensible Water Losses (IWL) ditambah
pasien diartikan sebagai sejauh mana jumlah urine/24 jam (Smeltzer & Bare 2008;
perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang Hinkle et al 2008). Tidak hanya masukan
diberikan oleh professional kesehatan cairan yang bisa menaikkan berat badan
(Sackett 1976 yang dikutip oleh Niven 2012). intradialitik namun makanan yang banyak
Memberikan edukasi atau pendidikan mengandung natrium seperti ikan asin,
kesehatan kepada individu yaitu mengandung air seperti gelatin, sayuran
merencanakan, meng-implementasikan dan berkuah seperti sop, camilan kering seperti
mengevaluasi program edukasi yang kerupuk memberi kontribusi pada total
dirancang untuk kebutuhan khusus pasien. masukan cairan (Welch et al 2006). Pasien
Tindakan yang dapat dilakukan adalah hargai secara rutin diukur berat badannya sebelum
tingkat pengetahuan dan pemahaman pasien, dan sesudah HD untuk mengetahui kondisi
perhatikan tingkat pendidikan pasien, perkuat cairan dalam tubuh pasien. Penjelasan diatas
kesiapan pasien untuk belajar tetapkan tujuan menarik perhatian peneliti untuk melakukan
yang menguntungkan bagi pasien, penelitian tentang pengaruh edukasi terhadap
identifikasi tujuan belajar pasien, sesuaikan kepatuhan intake cairan terhadap pasien
pengajaran dengan gaya belajar pasien, pilih penyakit ginjal kronik on hemodialisis.
materi pendidikan yang sesuai, sesuaikan isi
pembelajaran dengan kemampuan atau
ketidakmampuan kognitif, psikomotor dan

3
BAHAN DAN METODE nilai p=0,157 (p>0,05), sehingga hal ini
membuktikan bahwa tidak ada perbedaan
Jenis penelitian ini adalah pra bermakna antara IDWG sebelum dan sesudah
experimental dengan one group pre-post test dilaksanakan edukasi. Hasil penelitian ini
design yaitu mengungkapkan hubungan membuktikan bahwa terdapat perbedaan
sebab akibat dengan melibatkan satu bermakna antara Qb sebelum dan sesudah
kelompok subyek.Subyek diobservasi dilaksanakan edukasi terhadap kepatuhan
sebelum dilakukan intervensi kemudian intake cairan dengan nilai p=0,007 (p<0,05)
diobservasi lagi setelah intervensi. Pengujian yang diuji dengan analisis stastistik Wilcoxon
sebab akibat dilakukan dengan cara (lihat tabel 2).
membandingkan hasil pre test dengan post
test (Nursalam 2013). Tabel 1. Nilai IDWG Sebelum dan Sesudah
Populasi dalam penelitian ini adalah Pelaksanaan Edukasi terhadap
semua pasien penyakit ginjal kronik yang Kepatuhan Intake Cairan pada
menjalani hemodialisis di RSUD Dr. Pasien PGK On HD, Januari 2015
Soetomo Surabaya. Total sampel pada No. IDWG Pre Post
penelitian ini adalah 28 orang. Tehnik >4 % 25 23
1.
sampling yang digunakan dalam penelitian (Tidak Patuh) (89%) (82%)
ini adalah purposive samplingyang disebut <4 %
2. 3 (11%) 5 (18%)
juga judgementsampling. Purposive sampling Patuh)
suatu tehnik penetapan sampel dengan cara 28 28
Jumlah
(100%) (100%)
memilih sampel diantara populasi sesuai
Wilcoxon Signed Rank Test
yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel p=0,157
itu dapat mewakili karakteristik populasi dan
diambil berdasarkan kriteria inklusi.
Variabel bebas (independen) dalam Tabel 2. Qb Sebelum dan Sesudah
penelitian ini adalah edukasi, sedangkan Pelaksanaan Edukasi terhadap
variabel terikat (dependen) adalah kepatuhan Kepatuhan Intake Cairan pada
dalam pembatasan asupan cairan, pada Pasien PGK On HD, Januari
indikasi IDWG, Qb, tekanan darah sistolik 2015
(hipotensi). Instrumen yang digunakan dalam No. Qb Pre Post
penelitian ini meliputi 1) edukasi kepatuhan <200 ml/mt 12 3
intake cairan disusun dengan menggunakan 1.
(Tidak Ideal) (43%) (11%)
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) 2) >200 ml/mt 16 25
2.
kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan (Ideal) (57%) (89%)
menggunakan lembar observasi IDWG, 28 29
Jumlah
capaian Qb dan tekanan darah (hipotensi). (100%) (100%)
Penelitian dilakukan setelah Wilcoxon Signed Rank Test
mendapatkan surat keterangan lolos kaji etik p=0,007
dari Komite Etik Penelitian Kesehatan RSUD
Dr. Soetomo Surabaya. Data yang diperoleh
dianalisis dengan menggunakan uji statistik Tabel 3 Penurunan Tekanan Darah Sistolik
Wilcoxon Signed Rank Test untuk Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan
mengetahui nilai signifikasi perbedaan Edukasi terhadap Kepatuhan Intake
pengaruh edukasi terhadap kepatuhan intake Cairan pada Pasien PGK On HD,
cairan yang capaiannya diukur IDWG, Januari 2015
putaran QB, dan penyulit hipotensi pada Tekanan Darah
No. Pre Post
pasien PGK on HD. Tingkat kemaknaan Sistolik
>20 mmHg
yang digunakan adalah α=0,05. 1 12 (43%) 4 (14%)
(Komplikasi)
<20 mmHg (Tidak
2 16 (57%) 24 (86%)
ada komplikasi)
HASIL
28 28
Jumlah
(100%) (100%)
Tabel 1 menunjukkan bahwa Wilcoxon Signed Rank Test
berdasarkan analisis uji stastistik Wilcoxon p=0,021

4
Tabel 3 menunjukkan bahwa berdasarkan menunjukkan bahwa usia yang semakin
analisis uji stastistik Wilcoxon nilai p=0,021 meningkat belum bisa menjadikan pasien
(p<0,05), artinya terdapat pengaruh patuh terhadap pembatasan asupan cairan.
bermakna antara penurunan tekanan darah Peneliti menganalisis lebih lanjut faktor yang
sistolik sebelum dan sesudah dilaksanakan menyebabkan ketidakpatuhan pada 23
edukasi terhadap kepatuhan intake cairan. responden tersebut dengan melihat tingkat
pendidikan responden dan jenis pekerjaan.
Data demografi menunjukkan bahwa
PEMBAHASAN responden yang tidak patuh memiliki tingkat
pendidikan SMA, dengan demikian dapat
Hasil penelitian menunjukkan disimpulkan bahwa tingkat pendidikan yang
bahwa berdasarkan analisis uji stastistik tinggi juga belum bisa menjadikan responden
tidak ada perbedaan bermakna antara IDWG patuh terhadap pembatasan asupan cairan.
sebelum dansesudah dilaksanakan edukasi. Beberapa bukti menunjukkan bahwa tingkat
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang pendidikan pasien berperan dalam kepatuhan,
dijelaskan oleh Lukman (2013) salah tetapi memahami instruksi pengobatan dan
satufaktoryang mempengaruhi pengetahuan pentingnya perawatan mungkin lebih penting
dan keterampilan adalah informasi, semakin daripada tingkat pendidikan pasien (Krueger
banyak informasi yang didapat pada et al 2005 dalam Kamerrer 2007).
seseorang, maka pengetahuan dan Faktor yang mempengaruhi Qb
keterampilannya akan semakin meningkat adalah tekanan darah, fistula dan fungsi
juga. kateter serta sirkulasi sirkuit ekstrakorporeal
Informasi didapatkan dengan (NIDDK 2009). Qb yang memenuhi syarat
berbagai cara salah satunya adalah dengan agar tercapai dosis hemodialisis yang ideal
penyuluhan, namun hasil penelitian ini tidak adalahantara 200-300 ml/menit (PERNEFRI
menunjukkan peningkatan yang bermakna 2003). Kim, et al. (2004), mengadakan
terhadap kepatuhan pasien dalam pembatasan penelitian di Korea dengan jumlah 36
intake cairan setelah diberikan penyuluhan responden yang diteliti tentang peningkatan
pada indikator IDWG. Hal ini mungkin Qb terhadap adekuasi HD pada pasien
dikarenakan pada pasien gagal ginjal dengan Kt/V dibawah 1,2. Pada penelitian ini
peningkatan kadar angiotensin II dapat pengaturan Qb disesuaikan dengan berat
menimbulkan rasa haus, akan tetapi pasien badan pasien< 65kg dan berat badan >65kg.
ini tidak bisa merespon secara normal Qb dinaikkan bertahap 20% hasilnya
terhadap haus yang mereka rasakan. Respons peningkatan sebanyak 15-20% efektif untuk
fisiologis seseorang terhadap haus adalah meningkatkan pencapaian adekuasi HD pada
minum, sehingga terjadi peningkatan berat pasien yang Kt/V rendah. Dan pemilihan
badan karena pasien yang tidak bisa menahan ukuran lumen kateter juga menentukan yaitu
rasa haus yang dirasakan. berukuran 15, bisa mengalirkan darah
Penelitian Lolyta, Ismonah & 350ml/mnt. Welas (2009) mengatakan
Solechan (2011) tentang IDWG hemodinamik yang tidak stabil ditandai
menunjukkan nilai koefisien positif karena tekanan darah yang tidak fliktuatif
control volume yang buruk dan dapat (hipotensi) akan mempengaruhi pengaturan.
merugikan system kardiovaskuler. Awal Hasil penelitian menunjukkan bahwa
resiko yang terjadi akibat kandungan natrium hampir seluruh responden memiliki Qb ideal
dan air yang berlebih. Faktor yang dianalisis (≥200 ml/menit).Ini membuktikan bahwa
dalam penelitian ini antara lain: jenis edukasi berpengaruh pada kepatuhan
kelamin, pendidikan, tingkat pengetahuan, responden terhadap pembatasan cairan
lama menjalani hemodialisis, keterlibatan dengan indikator Qb. Peneliti berpendapat
tenaga kesehatan, dukungan keluarga dan bahwa banyaknya informasi yang diterima
IDWG. oleh responden membuat semakin tinggi
Data demografi dari penelitian ini pengetahuan dan keterampilan yang
menunjukkan sebagian besar responden dimilikinya.Setelah diberikan penyuluhan,
berusia dewasa awal (26-35 tahun) dan lansia responden yang memiliki Qb tidak ideal
(>45 tahun), memiliki tingkat pendidikan berkurang menjadi 3 orang. Peneliti
SMA(60%) dan bekerja (64%). Data tersebut berpendapat ini dipengaruhi oleh fungsi

5
kateter, karena kateter yang digunakan bermakna sebelum dan sesudah diberikan
berukuran kecil (no. 16) sehingga edukasi. Quick of Blood (Qb) pasien
mempengaruhi sirkulasi darah ke mesin. mengalami perubahan yang bermakna
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dan sesudah diberikan edukasi.
berdasarkan analisis uji stastistik Wilcoxon Sebelum edukasi, Qb pasien tidak ideal dan
ini membuktikan bahwa ada pengaruh menjadi ideal setelah diberikan edukasi.
bermakna antara penurunan tekanan darah Tekanan darah sistolik mengalami
sistolik sebelum dan sesudah dilaksanakan perubahan yang bermakna sebelum dan
edukasi terhadap kepatuhan intake cairan. sesudah diberikan edukasi. Sebelum edukasi,
Hal ini sesuai dengan penelitian Sukandar sebagian besar tekanan darah sistolik pasien
(2006) penelitian yang dilakukan terhadap 50 mengalami penurunan≥20 mmHg dan
pasien yang menjalani hemodialisis diketahui menjadi <20 mmHg setelah diberikan
sebagian besar mengalami peningkatan berat edukasi.Edukasi memberikan pengaruh yang
badan yang mengalami hipotensi interdialitik bermakna pada kepatuhan intake cairan
adalah pada keriteria ringan, hal ini karena pasien dengan indikator Qb dan tekanan
tidak dilakukan kelebihan pembuangan darah sistolik, namun tidak memiliki
cairan selama intradialisis secara agresif pengaruh yang signifikan pada indikator
sehingga tidak terjadi hipotensi interdialisis. IDWG.
Definisi hipotensi intradialitik
menurut Kidney Disease Outcomes Quality Saran
Initiative (K/DOQI 2006) dari National Edukasi tetap dapat dilakukan untuk
Kidney Foundation (NKF) adalah penurunan meningkatkan kepatuhan klien PGK dalam
tekanan darah sistolik ≥ 2 0 mmHg atau pembatasan asupan cairan, namun diperlukan
penurunan mean arterial pressure (MAP) 10 faktor-faktor pendukung lainya seperti
mmHg bila terjadi durante HD memberikan dukungan keluarga, dukungan sosial dan
gejala berupa: mual, muntah, menguap, kram motivasi dari klien sendiri. Penelitian lebih
otot, pusing, gelisah, dan pandangan gelap lanjut hendaknya mempertimbangkan
sampai syhok. Hipotensi intradialitik adalah karakteristik responden seperti jenis kelamin,
hasil dari respon kardiovaskuler. lamanya sakit, status ekonomi, keyakinan
Hasil penelitian ini menunjukkan (spiritual), motivasi, kebiasaan merokok dan
bahwa hampir seluruh responden memiliki perilaku kesehatan, serta faktor-faktoryang
tekanan darah sistolik <20 mmHg (tidak ada mempengaruhi IDWG seperti asupan natrium
komplikasi). Hal ini membuktikan bahwa dan kalium, juga sisa cairan yang tertumpuk
edukasi berpengaruh pada kepatuhan setelah hemodialisis sebelumnya, sehingga
responden terhadap pembatasan cairan penelitian memperoleh hasil yang lebih baik.
dengan indikator tekanan darah Pemberian edukasi yang berkesinambungan
sistolik.Peneliti berpendapat bahwa serta adanya dukungan keluarga, dukungan
banyaknya informasi yang diterima oleh sosial, dan motivasi dari pasien sendiri
responden membuat semakin tinggi diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, pasien terhadap terapi khususnya terapi
sehingga tingkat kepatuhan responden pembatasan asupan cairan.
semakin baik. Hipotensi dapat dipandang
sebagai keadaan ketidakmampuan sistem
kardiovaskuler dalam merespon penurunan KEPUSTAKAAN
volume cairan darah secara adekuat Peneliti
menganalisis faktor lainyang mempengaruhi Cahyaningsih, N.D. 2009. Hemodialisa (cuci
terjadinya hipotensi intradialitik diantaranya darah), Jogjakarta: Mitra Cendikia
berat badan kering pasien. Press
Dochterman & Bulechek 2004.
“Rehabilitation Nursing, Prevention,
SIMPULAN DAN SARAN Intervention, and Outcome, Health
Science Raghes Departement in
Simpulan Philadelphia
Inter Dialytic Weight Gain (IDWG)
pasien tidak mengalami perubahan yang

6
Era 2008. Quality of care in and stage renal Notoatmodjo, S. 1985. Pengantar Ilmu
disease, Journal Nephrol Deal Perilaku Kesehatan, Badan Penerbit
Transplant, 2008 April 23 Fakultas Kesehatan Masyarakat
KDOQI 2006.‘Clinical practice guidelines on Universitas Indonesia, Jakarta.
hypertension and anti hypertensive Nursalam2013, Metodologi Penelitian Ilmu
agent in chronic kidney disease’, Keperawatan: Pendekatan Praktis,
dalam Guideline 2 in: evaluation of edisi 3, Salemba Medika, Jakarta.
patientwith CKD or Perhimpunan Nefrologi Indonesia
Hypertension,hal. 1-18. (PERNEFRI) 2003. Konsensus
Kim, et al. 2004. Moderate renal impairment Dialisis Jakarta
and risk of dementia among older Sari, Y. 2011. ‘Hubungan tingkat stress dan
adults: the Cardiovascular Health strategi koping pada pasien yang
Cognition Study. Nefrology Nursing menjalani terapi hemodialisa’,
Journal. England journal, diakses 19 April
Kresnawan, T. 2001. Pengatur makanan 2014
(diet) pada pasien gagal ginjal <http://academia.edu/3401185/hubun
kronik yang menjalani hemodialisa gan_tingkat_stress_pasien_hemodiali
dengan terapi konservatif dan terapi s1835089000653>
pengganti, Instalasi Gizi RSCM, Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. 1996.
Jakarta Textbook Of Medical Surgical
Kubler-Ross, E. 1998. On death and dying Nursing, edisi 8, Lipincot,
(kematian sebagai bagian Philadelphia
kehidupan), GramediaPustaka Welas, R. 2009. “Hubungan Antara
Utama, Jakarta. Penambahan Berat Badan di Antara
Lolyta, R., Ismonah & Solechan, A. 2011. Dua Waktu Hemodialisis (IDWG)
Analisis Faktor yang Mempengaruhi terhadap Kualitas Hidup Pasien PGK
Tekanan Darah Hemodialisis pada yang Menjalani Terapi HDDi Unit
Klien Gagal Ginjal Kronik (Studi HD IP2K RSUP FATMAWATI
Kasus di RS Telogorejo Semarang) JAKARTA”, Jurnal UI
Mistiaen P 2001,‘Thristinterdyalitic weight Welch, P., Johnson & Kraus 2006.
gain and thirst intervention in ‘Interdialytic weight gain the year of
hemodialysis patient’, Neprology hemodialisis’, Nefrologi Nursing
Nursing Journal, Vol. 2, Hal.1-5 Journal.
Nissenson, A.R. & Fine, R.N. 2008.
Handbook of dialysis therapy, edisi
4, Saunders Elsevier, Philadelphia.

Anda mungkin juga menyukai