Anda di halaman 1dari 8

JOURNAL PRESENTATION

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


“CHRONIC KIDNEY DISEASE”

Disusun oleh:
1. Wilda Shafira (20194030005)
2. Lia Aprilyanti Batubara (20194030057)
3. Mukhlisin (20194030074)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
Presentation journal
A. Jurnal utama

1 Citation Beerendrakumar Niraj, Ramamoorthy Lakshmi & Haridasan Sathish. 2018.


“Dietary and Fluid Regime Adherence in Chronic Kidney Disease Patients”.
Journal of Caring Sciences, 2018, 7 (1), 17-20 doi:10.15171/jcs.2018.003 http://
journals.tbzmed.ac.ir/ JCS.
2 Background Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis (CKD) perlu memodifikasi gaya hidup
mereka terutama diet dan asupan cairan karena prognosis pasien dengan CKD
sangat tergantung pada kepatuhan terhadap keseimbangan nutrisi yang
direkomendasikan. Ketidakpatuhan terhadap diet dan cairan yang disarankan
menyebabkan kondisi klien memburuk dengan cepat. Modifikasi diet seperti
perubahan asupan energi, asupan makronutrien, mineral, dan cairan dapat
secara signifikan mengurangi risiko peningkatan mortalitas dan morbiditas.
Telah diamati bahwa antara 20 - 78% pasien tidak patuh terhadap diet dan
pembatasan cairan karena modifikasi dalam kehidupan rutin individu mereka
yang sudah lama ada.
3 Research question Adakah pengaruh ketaatan diet & manajemen cairan pada kondisi pasien CKD
4 Study design Desain survei Cross Sectional dilakukan untuk menentukan tingkat kepatuhan
terhadap pembatasan diet dan cairan dan untuk menilai dukungan sosial yang
dirasakan di antara pasien CKD yang menjalani perawatan dan tindak lanjut di
pusat perawatan tersier. Dengan Teknik consecutive sampling digunakan untuk
memilih 100 pasien. Data dikumpulkan dengan Dialisis Diet dan Fluid non
adherence Questionnaire (DDFQ).
5 Time and setting Maret 2018
6 Sample Desain survei Cross Sectional dilakukan untuk menentukan tingkat kepatuhan
terhadap pembatasan diet dan cairan dan untuk menilai dukungan sosial yang
dirasakan di antara pasien CKD yang menjalani perawatan dan tindak lanjut di
pusat perawatan tersier di India selatan. Kriteria inklusi pada sampel adalah,
usia antara 18-65 tahun, pasien yang didiagnosis dengan CKD setidaknya 6
bulan lamanya dan menerima konseling diet. Pasien CKD yang sakit kritis
termasuk ke kriteria eksklusi.
7 Instrument Penelitian ini dilakukan dengan tekhnik wawancara, wawancara pribadi
dilakukan bersama satu pasien CKD yang memenuhi syarat dengan
menggunakan instrumen Diet Dialisis dan Fluid Non Adherence kuesioner
(DDFQ) yang memiliki konsistensi internal 0,89 dengan kriteria terkait
validitas r = 0,6. DDFQ memiliki empat item yang berfokus pada diet dan cairan
dan jumlah hari yang menyimpang dari pedoman selama dua minggu terakhir.
Setelah mendapatkan validitas konten, formulir pengumpulan data diberikan
untuk semua subjek. Parameter yang diteliti adalah tingkat kepatuhan terhadap
pembatasan diet, kepatuhan terhadap pembatasan cairan.
8 Procedure Peneliti memulai dengan mencari populasi yang terdiagnosa CKD, setelah itu
peneliti dalam pengumpulan data peneliti melakukan wawancara secara
langsung kepada pasien yang terdiagnosa CKD

9 Data analysis Tingkat kepatuhan dan hubungannya dengan variabel demografi dianalisis
dengan uji chi-square dengan semua analisis statistik dilakukan pada tingkat
signifikansi 5% dan p <0,05 dianggap sebagai bermakna.
10 Result Kepatuhan terhadap komponen makanan dan cairan sangat penting untuk
mengurangi morbiditas terkait dengan disfungsi ginjal. Laporan studi ini
menunjukkan, meskipun konseling gizi ada proporsi yang cukup besar dari
pasien yang telah menyimpang dari pedoman diet yang dapat diminimalkan
dengan memperkuat konseling oleh perawat dan penyedia layanan kesehatan
lainnya. Pada pasien hemodialisis, perawat dan personel sistem kesehatan
lainnya harus mengidentifikasi strategi untuk meningkatkan komunikasi dengan
memperkuat konseling diet kepada pasien dan anggota keluarga untuk
membantu mereka mematuhi rezimen pengobatan, dan pedoman diet.

11 Discussion Efek negatif ketidakpatuhan pada hasil klinis dan kelangsungan hidup pada
pasien hemodialisis telah didokumentasikan dalam laporan dengan kohort
besar. Kepatuhan pada makronutrien makanan, nutrisi mikro, dan cairan sangat
penting bagi pasien dengan CKD untuk mengurangi morbiditas. Dalam studi ini
20% dari peserta memiliki penyimpangan ringan dari pedoman diet dan 69%
dari mereka memiliki penyimpangan moderat dari pembatasan diet dan
persentase serupa dalam penyimpangan dalam pembatasan cairan. hasil yang
sebanding dicatat dalam penelitian yang dilakukan oleh Mollaoglu M et al.,
menunjukkan persentase pasien yang menjalani hemodialisis yang lebih tinggi
tidak patuh terhadap batasan yang ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ketidakpatuhan terhadap diet yang ringan hingga sangat parah
dilaporkan sebanyak 66,7% subjek, dan ketidakpatuhan skala ringan hingga
sangat parah dalam pembatasan cairan dilaporkan di antara 68,8% peserta
penelitian. Risiko untuk tidak patuh tertinggi di antara laki-laki dari kelompok
usia muda dan mereka yang perokok.
12 Comment -
13 Limitation of the study -
B. Jurnal pendukung 1
1 Citation Angraini Fany, Farosyah Putri Arcellia. 2016. “Pemantauan Intake Output
Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Dapat Mencegah Overload Cairan”
Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 19 No.3, November 2016, hal 152-160.
2 Background Pola diet tidak sehat pada masyarakat perkotaan merupakan salah satu faktor
risiko penyakit tidak menular DM dan Hipertensi. Kedua penyakit tersebut
menjadi dua penyebab utama kerusakan pada ginjal yang dapat berlanjut kepada
tahap gagal ginjal (GGK). Pasien GGK seringkali mengalami masalah overload
cairan yang dapat menimbulkan masalah kesehatan lainnya bahkan dapat
berujung dengan kematian. Oleh karena itu, dibutuhkan program pembatasan
cairan yang efektif dan efisien untuk mencegah komplikasi tersebut,
diantaranya melalui upaya pemantauan intake output cairan. Kegagalan fungsi
ginjal dapat menimbulkan komplikasi gangguan kesehatan lainnya, salah
satunya adalah kondisi overload cairan yang merupakan faktor pemicu
terjadinya gangguan kardiovaskuler bahkan kematian yang terjadi pada pasien
GGK
3 Research question Apakah pemantauan intake dan output cairan pada pasien CKD dapat mencegah
overload cairan?
4 Study design metode studi kasus, yaitu pasien dengan gagal ginjal kronik. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, observasi partisipan,
catatan individu, atau rekam medik dan perawatan.
5 Time and setting November 2016
6 Sample Pasien yang menjadi kelolaan pada studi kasus ini adalah Ny. S (50 tahun),
dirawat di RS sejak tanggal 7 Mei 2014 dengan keluhan ketika masuk, meliputi
sesak nafas, kondisi kaki bengkak dan perut yang membesar, mual, serta lemas.
Klien memiliki riwayat obesitas (riwayat BB=100 kg, suka makan gorengan
dan makanan berpenyedap kuat), riwayat merokok dan menderita DM tipe 2
(riwayat GDS 300 mg/dl) sejak empat tahun yang lalu disertai
dengan hipertensi grade 1 (riwayat TD 160/90 mmHg).
7 Instrument Penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode studi kasus, yaitu pasien
dengan gagal ginjal kronik. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan
meliputi wawancara, observasi partisipan, catatan individu, atau
rekam medik dan perawatan.
8 Procedure Wawancara, observasi partisipan, catatan individu, atau rekam medik dan
perawatan. Data yang telah terkumpul dianalisis untuk melihat masalah
keperawatan yang dialami klien serta meninjau keefektifan intervensi yang
telah dilakukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan pasien, khususnya
masalah kelebihan volume cairan.
9 Data analysis -
10 Result Pemantauan tersebut intake dan output menggunakan fluid intake output chart
terbukti efektif untuk menangani overload cairan pada klien, dibuktikan dengan
berkurangnya manifestasi overload cairan pada klien.
11 Discussion Penyakit tidak menular yang sering ditemukan di perkotaan adalah DM dan
hipertensi yang disebabkan oleh pola diet yang tidak sehat misalnya konsumsi
makaan siap saji yang mengandung kadar kolesterol, gula dan garam yang
tinggi. DM dan hipertensi lebih lanjut menyebabkan komplikasi gangguan
kesehatan berupa GGK yang menyebabkan gangguan regulasi cairan dan
elektrolit dan memicu terjadinya kondisi overload cairan pada penderita.
Overload cairan lebih lanjut dapat menimbulkan komplikasi berupa gagal
jantung, edema paru yang dapat berujung kematian. Oleh sebab itu, dibutuhkan
manajemen cairan berupa pembatasan cairan efektif dan efisien untuk
mencegah kompilkasi tersebut. Upaya untuk menciptakan program pembatasan
cairan yang efektif dan efisien, salah satunya dapat dilakukan melalui
pemantauan intake output cairan pasien selama 24 jam dengan menggunakan
fluid intake output chart.
12 Comment Sehubungan dengan pentingnya upaya pemantauan intake output cairan pada
pasien GGK, maka rumah sakit perlu menyediakan alat ukur urin serta formulir
pemantauan intake output cairan yang sudah terstandarisasi tidak hanya di
ruang perawatan kritis saja. Hal tersebut diperlukan untuk memfasilitasi
perawat dalam memberikan intervensi keperawatan berupa pemantauan intake
output yang akurat, sehingga komplikasi overload cairan
pada pasien GGK dapat diminimalisasi (US, TN)
13 Limitation of the study Penggunaan sample penelitian yang terlalu sedikit mungkin dapat
mempengaruhi hasil, diharapkan peneliti selanjutnya dapat melanjutkan
penelitian ini dengan jumlah sample yang lebi banyak sehingga mendapatkan
hasil yang lebih baik.

C. Jurnal pendukung 2
1 Citation Chironda Geldine, Bhengu Busisiwe. 2016. “Engagement with Fluid and
Dietary Restriction among Chronic Kidney Disease (CKD) Patients in Selected
Public Hospitals of KwaZulu-Natal (KZN) Province, South Africa” Health
Science Journal Vol.10 No.5:4.
2 Background Penyakit ginjal kronis (CKD) merupakan kemunduran fungsi ginjal yang terjadi
secara progresif dan lambat. manajemen CKD yang efektif ialah dengan
manajemen cairan dan pembatasan diet.
3 Research question Bagaimana gambaran pembatasan cairan dan diet pada pasien dengan CKD
4 Study design Desain penelitain ini ialah cross sectional deskriptif dan untuk sampel
digunakan metode acak untuk memilih peserta.
5 Time and setting 2016
6 Sample Sampel ialah pasien yang menderia gagal ginja dan sudah menjalani terapi
hemodialisa
7 Instrument Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah panduan wawancara terstruktur
yang dikembangkan dari tinjauan literatur mendalam. Jadwal wawancara terdiri
dari 3 bagian yaitu: Demografi, Keterlibatan dengan pembatasan cairan,
Keterlibatan dengan pembatasan makanan dari partisipan ckd. Instrumen untuk
keterlibatan dengan pembatasan cairan terdiri dari sepuluh item. Responden
ditanya tentang seberapa sering petugas kesehatan berbicara kepada mereka
tentang pentingnya jumlah cairan yang dibatasi dari asupan cairan yang
diharapkan setiap hari, seberapa sering mereka mengikuti pembatasan cairan
dalam seminggu terakhir, tingkat kepentingan untuk mengikuti pembatasan
cairan, pentingnya membatasi cairan.
8 Procedure Setelah peserta di pilih langkah selanjutnya ialah pengambilan data dengan
wawancara dan setelah data di peroleh langsung diolah atau dianalisa dengan
SPSS
9 Data analysis Dalam analisis data peneliti menggunakan SPSS. Respons terhadap diet
individu dan rencana pembatasan cairan dianalisis menggunakan statistik
deskriptif yaitu frekuensi dan persentase. Keterlibatan dengan pembatasan diet
dan cairan dianalisis menggunakan statistik deskriptif yaitu frekuensi dan
persentase. Keterlibatan dengan pembatasan cairan dan diet dari 90% hingga
100% diklasifikasikan sebagai tinggi, 80% hingga 89% diklasifikasikan sebagai
sedang dan keterlibatan di bawah 80% dianggap rendah. Peneliti
mengembangkan skala karena tidak ada skala yang ditemukan dalam literatur.
Uji Chi square digunakan untuk menguji apakah ada hubungan yang signifikan
secara statistik antara dua variabel kategori.
10 Result Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa semua peserta tdak ada yang masuk
ke katagori keterlibatan tinggi dengna pembatasan cairan. Hanya 11 % peserta
memiliki tingkat sedang dan 88 % peserta memiliki tingkat rendah dalam
pembatasan cairan. Sedangkan pembatasan diet hanya ada 16% dengan tingkat
tinggi dan 42,2 % dengan tingkat sedang dan rendah.
Jadi peserta CD menunjukkan keterlibatan yang lebih baik dengan diet
disbanding dengan pembatasan cairan.
11 Discussion -terlampir-
12 Comment -
13 Limitation of the study -

Anda mungkin juga menyukai