Anda di halaman 1dari 8

Faletehan Health Journal, 5 (3) (2018) 99-106

ht t ps:/ / journal.lppm-st ikesfa.ac.id


ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667

Kepatuhan Pembatasan Cairan dan Diet Rendah Garam (Natrium)


pada Pasien GGK yang M enjalani Hemodialisa;
Perspektif Health Belief M odel

1
Senny Nur Wulan, 1* Et ika Emaliyawat i

Fakult as Keperawat an Universit as Padjadjaran, Bandung, Indonesia


* Corresponding Aut hor: et ika@unpad.ac.id

Abstrak

Penyebab kemat ian t erbanyak pada GGK yait u kelebihan cairan (over hydrat ion ) dan hiperkalemia. Oleh karena it u,
kepat uhan pasien GGK dalam pembat asan cairan dan diet rendah garam menjadi upaya unt uk mengurangi resiko
kemat ian pada pasien GGK. Tujuan dari penelit ian ini adalah unt uk menget ahui gambaran kepat uhan pembat asan
cairan dan diet rendah garam (nat rium ) pada pasien GGK yang menjalani hemodialisa rut in di RSUP dr. Hasan Sadikin,
Bandung. Penelit ian ini menggunakan met ode deskript if kuant it at if dengan pendekat an cross-sect ional. Populasi dari
penelit ian ini adalah pasien hemodialisa rut in dengan menggunakan t eknik consecut ive sampling dengan jumlah sampel
93 orang. Inst rumen penelit ian menggunakan kuesioner unt uk mengukur kepat uhan pembat asan cairan dan diet
rendah garam (nat rium). Dat a yang t elah t erkum pul kemudian dilakukan analisis univariat dengan menggunakan nilai
M edian. Hasil penelit ian menunjukkan bahw a responden yang pat uh t erhadap pembat asan cairan sebanyak 35 orang
(37,6%), sedangkan yang t idak pat uh 58 orang (62,4 %). Berdasarkan t ingkat kepat uhan diet rendah garam (nat rium),
responden yang pat uh sebanyak 31 orang (33,3%), sedangkan yang t idak pat uh sebanyak 62 orang (66,7 %). Penelit ian
ini menunjukkan sebagian besar pasien GGK t idak pat uh t erhadap pembat asan cairan dan diet rendah garam (nat rium).
Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan meningkat kan frekuensi edukasi mot ivasi sert a konseling diet cairan di
set iap jadw al hemodialisa.
Kata Kunci: Diet rendah garam (nat rium), Kepat uhan, Pembat asan cairan

Abstract

The most ly caused deat h on chronic renal failure are overhydrat ion and hypercalemia. Therefore, t he compliance of
pat ient s w it h chronic renal failure recognized as at t empt t o decrease mortalit y rat e of it . The aim of t his st udy w as t o
describe compliance of fluid rest rict ion and a low salt (sodium) diet in pat ient s w it h chronic renal failure undergoing
regular hemodialysis at Hospit al dr. Hasan Sadikin. This research used descript ive met hod w it h cross-sect ional approach.
The samples of t his research w ere regular hemodialysis pat ient s w ho w ere select ed by using consecut ive sampling
t echnique of 93 people. The research inst rument used quest ionnaire t o measure compliance of fluid rest rict ion and low
salt (sodium) diet . Analysis used univariat e analysis w it h median values.The analysis result show ed t hat respondent s
w ho are compliance t o t he rest rict ion of fluid w ere 35 people or 37.6%, w hile non-compliance is 58 people or 62.4%.
Respondent w ho w ere comply of a diet low in salt (sodium) w ere 31 people or 33.3%, w hile non-compliance is 62 people
or 66.7%. This st udy show ed t hat most of pat ients w it h chronic renal failure did not adhere t o rest rict ions of fluid and
low -salt diet (sodium). The increasing of frequency educat ion mot ivat ion and dietary fluid counseling in each
hemodialysis schedule are nessesary.
Keyw ords: Compliance, Low -salt diet s, Rest rict ions of fluid

99
Faletehan Health Journal, 5 (3) (2018) 99-106
ht t ps:/ / journal.lppm-st ikesfa.ac.id
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Pendahuluan kepatuhan (compliance) yang menggunakan


Berdasarkan data dari USRDS (United States Health Belief Model (HBM). Hasil penelitian
Renal Data System) tahun 2014 menyatakan bahwa menunjukkan bahwa dimensi HBM yang meliputi
terjadi peningkatan angka insiden ESRDS dari keyakinan individu terhadap kerentanan dirinya
tahun 2011 sebanyak 111.209 orang, pada tahun terhadap komplikasi penyakit (perceived
2012 meningkat menjadi 112.596 orang. Begitu susceptibility), keyakinan individu mengenai
pula dengan prevalensi penderita GGK (GGK) di keseriusan penyakitnya (perceived severity/
Indonesia yang memiliki jumlah yang cukup seriousness), keuntungan yang dipersepsikan
tinggi. Hal ini didukung oleh data dari Riskesdas individu dalam menampilkan perilaku sehat
(2013) yang menyebutkan bahwa prevalensi GGK (perceived benefit), hambatan yang dipersepsikan
sebesar 0,2 % dari jumlah sampel 1.027.763 orang. individu dalam menjalani perilaku yang dianjurkan
Provinsi Jawa Barat menempati urutan ke-5 (perceived barrier), keyakinan individu mengenai
tertinggi dari 33 provinsi dengan prevalensi adanya sinyal yang menyebabkan seseorang untuk
sebesar 0,3% pada tahun 2013 dari jumlah sampel bergerak ke arah pencegahan (cues to action) dan
722.329 orang. keyakinan individu mengenai kemampuan yang
Penurunan Glomerular Filtration Rate (GFR) dimiliki untuk melakukan sesuatu (self efficacy)
pada GGK akan menimbulkan gangguan faal ginjal berhubungan dengan perilaku kepatuhan pasien
dan endokrin. Hal ini akan menimbulkan penyakit GGK yang menjalani hemodialisa. Begitupun
penyerta sehingga dapat mengancam kehidupan. sebaliknya, perilaku ketidakpatuhan seseorang
Hasil penelitian Sutarka, Suwitra, Loekman, et al. terhadap pengobatan akan berdampak pada
(2010) menunjukkan bahwa 40% penderita GGK kondisi/status kesehatannya. Termasuk kepatuhan
dengan rata-rata LFG 33 ml/menit/ 1,73 m² dalam menjalani diet dan cairan pada penderita
menunjukkan adanya kalsifikasi arteri koroner gagal ginjal. Ketidakpatuhan penderita dalam
dibandingkan 13 % pada penderita tanpa kelainan menjalani prinsip diet dan cairan yang dianjurkan
ginjal. dapat berdampak buruk bagi prognosis
Meninjau dampak yang dapat ditimbulkan penyakitnya. Penelitian Wizeman, Wabel,
dari GGK, maka diperlukan penatalaksanaan Chamney, Zaluska, et al., (2008) menunjukkan
komprehensif bagi kelangsungan hidup penderita. bahwa kelebihan masukan cairan (overhydration)
Penatalaksanaan GGK tahap akhir yaitu pada pasien GGK (GGK) dengan hemodialisis
memberikan terapi yang dapat menggantikan akan meningkatkan angka mortalitas.
fungsi ginjal (Aziz, Witjaksono & Rasjidi, 2008). Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin
Penatalaksanaan lainnya meliputi preskripsi diet Bandung merupakan rumah sakit rujukan tipe A di
dan cairan, kontrol hipertensi dan pencegahan Jawa Barat. Penderita GGK yang menjalani
penyakit penyerta dan komplikasi (Brunner & hemodialisa (HD) pada bulan April-Juli 2015
Suddarth, 2002). Selain itu, kepatuhan diet rendah sebanyak 1.057 orang dengan rata-rata kunjungan
garam dan pembatasan cairan pada penderita GGK pasien GGK yang menjalani HD per bulan
juga sangat diperlukan untuk menjaga sebanyak 264 orang, sedangkan pasien GGK yang
kelangsungan hidup pasien sebagai bagian dari menjalani HD rutin per bulan sebanyak 163 orang.
preskripsi pengobatannya. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan
Kepatuhan pada program kesehatan terhadap 12 orang pasien yang menjalani HD rutin,
merupakan perilaku yang dapat diobservasi ditemukan sebanyak 7 orang diantaranya datang
sehingga dapat langsung diukur melalui hasil atau dengan keluhan sesak tanpa demam sehingga
tujuan yang dicapai dalam program pengobatan pasien menggunakan terapi oksigen selama HD.
yang telah ditentukan (Bastable, 2002). Berbagai Data lain yang didapatkan selama studi
penelitian menyebutkan bahwa perilaku kepatuhan pendahuluan diketahui bahwa dari 7 orang tersebut
dalam pengobatan suatu penyakit berhubungan mengalami peningkatan Interdialytic weight gain
secara signifikan terhadap status kesehatan. (IDWG) lebih dari 5%. Selain itu, didapatkan pula
Penelitian tersebut diantaranya adalah penelitian seorang pasien yang mengalami edema anasarka
Nugraha & Nurhayati (2014) menunjukkan adanya dengan pitting edema +3 serta peningkatan IDWG
hubungan yang signifikan antara perilaku sebesar 30%.

100
Faletehan Health Journal, 5 (3) (2018) 99-106
ht t ps:/ / journal.lppm-st ikesfa.ac.id
ISSN 2088-673X | 2597-8667

(perceived benefit), hambatan yang dipersepsikan


Metode Penelitian individu dalam menjalani perilaku yang dianjurkan
Jenis penelitian yang digunakan dalam (perceived barrier), keyakinan individu mengenai
penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi adanya sinyal yang menyebabkan seseorang untuk
dalam penelitian ini seluruh penderita GGK yang bergerak ke arah pencegahan (cues to action) dan
menjalani hemodialisa rutin dua kali seminggu di keyakinan individu mengenai kemampuan yang
RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung yang berjumlah dimiliki untuk melakukan sesuatu (self efficacy)
sebanyak 92 orang. Sampel penelitian ini adalah berhubungan dengan perilaku kepatuhan pasien
total populasi. Pengumpulan data menggunakan GGK yang menjalani hemodialisa.
kuesioner yang berbentuk close ended questions
(kuesioner tertutup) dengan jumlah pertanyaan Tabel 1. Karakteristik Usia, Jenis Kelamin,
sebanyak 20 item dengan pilihan multiple choice Lamanya Menjalani HD, Tingkat
menggunakan skala Likert. Data penelitian Pendidikan dan Peningkatan IDWG
dilakukan analisis dengan menggunakan analisis Pasien GGK yang Menjalani HD Rutin
univariat. Karakteristik F %
Usia
Hasil dan Pembahasan 20-30 tahun 3 3,2
Pada hasil penelitian yang ditunjukkan pada 30-40 tahun 19 20,4
tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar 40-50 tahun 27 29
pasien GGK memiliki peningkatan IDWG lebih 50-60 tahun 15 16,1
dari 5% yaitu sebanyak 62 orang atau 66,7%. >60 tahun 29 31,2
Menurut Kresnawan (2012) dijelaskan bahwa Jenis Kelamin
peningkatan IDWG idealnya tidak boleh lebih dari Laki-laki 51 54,8
5%. Hal ini dikarenakan akan menimbulkan Perempuan 42 41,2
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada Lama Menjalani HD
tubuh. Menurut penelitian Mokodompit, Paramata < 1 tahun 9 9,7
dan Pakaya (2015) menunjukkan bahwa terdapat 1-3 tahun 20 21,5
pengaruh kelebihan berat badan terhadap 3-5 tahun 36 38,7
komplikasi gagal jantung pada pasien GGK yang >5 tahun 28 30,1
menjalani HD. Komplikasi ini dapat menimbulkan Tingkat Pendidikan
kematian pada pasien GGK. Hal ini juga diperkuat SD 21 22,6
dengan penelitian Ekantari, Suswandari dan SMP 14 15,1
Kusumawati (2012) yang menunjukkan bahwa SMA 35 37,6
terdapat hubungan antara lama hemodialisis, D III 8 8,6
penyakit penyerta seperti diabetes mellitus tipe II, S1 14 15,1
diabetes nefropati dan gagal jantung dengan S2 1 1,1
kematian pasien GGK. Peningkatan IDWG
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 2, < 5% 31 33,3
dapat diketahui bahwa sebagian besar pasien GGK ≥ 5% 62 66,7
yang menjalani HD rutin tidak patuh terhadap Sumber: Data Penelitian 2016
pembatasan cairan dan diet rendah garam
(natrium). Penelitian Nugraha & Nurhayati (2014)
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan Tabel 2. Kepatuhan Pembatasan Cairan dan Diet
antara perilaku kepatuhan (compliance) dengan Rendah Garam
Health Belief Model (HBM). Hasil penelitian Sub Variabel F %
menunjukkan bahwa dimensi HBM yang meliputi Pembatasan Cairan
keyakinan individu terhadap kerentanan dirinya Patuh 35 37,6
terhadap komplikasi penyakit (perceived Tidak Patuh 58 62,4
susceptibility), keyakinan individu mengenai Diet Rendah Garam (Natrium)
keseriusan penyakitnya (perceived severity/ Patuh 31 33,3
seriousness), keuntungan yang dipersepsikan Tidak Patuh 62 66,7
individu dalam menampilkan perilaku sehat Sumber: Data Penelitian 2016

101
Faletehan Health Journal, 5 (3) (2018) 99-106
ht t ps:/ / journal.lppm-st ikesfa.ac.id
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Keyakinan individu terhadap kerentanan Dukungan yang terbesar yaitu berasal dari
dirinya terhadap komplikasi penyakit (perceived keluarga atau teman terdekat. Hal ini sesuai dengan
susceptibility) pada GGK. Komplikasi ini penelitian Andriani, Chanif dan Rosidi (2013)
berkaitan dengan kelebihan cairan dan elektrolit menujukkan bahwa adanya hubungan yang
yang dapat mengakibatkan kematian pada GGK. signifikan antara dukungan sosial terhadap
Pada penelitian Istanti (2013) menunjukkan bahwa kepatuhan pembatasan cairan pada pasien GGK.
terdapat hubungan yang berarti antara penambahan Pasien yang menjalani pembatasan cairan akan
berat badan IDWG dengan kelebihan asupan cairan lebih termotivasi untuk mengikuti anjuran yang
pada pasien GGK yang menjalani HD rutin. Hasil diberikan apabila mendapatkan dukungan positif
penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi dari orang-orang terdekatnya. Maka dari itu,
peningkatan IDWG, maka semakin tinggi pula dukungan dari orang terdekat terurtama keluarga
kelebihan asupan cairan yang dilakukan pasien penting untuk dilakukan. Perawat dapat
GGK yang menjalani HD rutin. memberikan dukungan positif melalui dukungan
Keyakinan individu mengenai keseriusan penghargaan terhadap pasien yang mematuhi
penyakitnya (perceived severity/ seriousness) pembatasan cairan.
dapat ditunjukkan dengan pengetahuan pasien Keyakinan individu mengenai adanya sinyal
mengenai penyakitnya. Pengetahuan ini akan yang menyebabkan seseorang untuk bergerak ke
membantu pasien untuk memahami prognosis arah pencegahan (cues to action) pada pasien GGK
penyakitnya termasuk keseriusan di setiap berhubungan dengan pemahaman pasien mengenai
tindakan yang dianjurkan petugas kesehatan, awareness terhadap ketidakseimbangan cairan dan
sehingga diharapkan pasien dapat melakukan elektrolit. Pasien yang dapat memahami adanya
anjuran petugas kesehatan untuk mencegah keluhan yang mulai muncul akibat kelebihan
prognosis penyakit ke arah yang lebih buruk. asupan cairan, cenderung akan melakukan perilaku
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa patuh terhadap pembatasan cairan agar keluhan
sebagian besar responden memiliki tingkat tidak berlanjut pada hal yang lebih buruk. Pada
pendidikan sekolah menengah atas. pasien GGK, hal ini dapat diketahui dengan
Keuntungan yang dipersepsikan individu memantau status hidrasi. Rendahnya angka
dalam menampilkan perilaku sehat (perceived kepatuhan pada indikator ini menunjukkan bahwa
benefit) akan mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien belum dapat aware terhadap keseimbangan
pasien. Hasil wawancara pada pasien GGK cairan pada tubuhnya sehingga akan
menyatakan bahwa pasien yang patuh terhadap mempengaruhi kepatuhannya dalam pembatasan
pembatasan cairan dan diet dikarenakan telah cairan.
mengalami pengalaman bahwa dengan Keyakinan individu mengenai kemampuan
ketidakpatuhan, pasien akan mengalami keluhan yang dimiliki untuk melakukan sesuatu (self
seperti edema dan sesak. Keluhan ini akan efficacy) dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan
berkembang menjadi penyakit penyerta apabila pasien. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan
tidak ditangani dengan perubahan perilaku ke arah bahwa pasien GGK yang menjalani HD rutin
yang lebih baik. Maka dari itu, pasien cenderung sebagian besar tidak patuh terhadap pembatasan
akan mulai patuh guna menghindari hal tersebut, cairan. Hal ini dapat disebabkan karena adanya self
sehingga akan mempengaruhi kualitas hidupnya. efficacy yang rendah pada pasien GGK, yang
Hambatan yang dipersepsikan individu dalam sering kali memicu respon maladaptif secara
menjalani perilaku yang dianjurkan (perceived psikologis yaitu depresi. Menurut penelitian Patel,
barrier) pada pasien GGK mempengaruhi tingkat Sachan, Nischal, et al.(2012) menyatakan bahwa
kepatuhan pasien. Hambatan ini dapat berasal dari pasien GGK yang menjalani HD, cenderung untuk
internal dan eksternal. Hambatan yang berasal dari mengalami depresi yang dihubungkan dengan
internal mengenai persepsi dirinya mengenai rendahnya Body Mass Index (BMI) dan
kemampuan yang dimiliki agar dapat menampilkan meningkatnya penyakit komorbid. Hasil
perilaku yang dianjurkan, sedangkan hambatan penelitiannya menyatakan bahwa dari 150
eksternal dapat berasal dari keterlibatan orang responden, 70 orang atau 46,6% mengalami
terdekat, lingkungan serta keterlibatan petugas depresi dan 43 orang atau 28,6% memiliki
kesehatan. keinginan untuk bunuh diri. Maka dari, itu aspek
psikologis tersebut kemungkinan dapat

102
Faletehan Health Journal, 5 (3) (2018) 99-106
ht t ps:/ / journal.lppm-st ikesfa.ac.id
ISSN 2088-673X | 2597-8667

mempengaruhi perilaku patuh (compliance) dalam idealnya memperhatikan ada tidaknya haluaran
membatasi asupan cairan. yang akan urine sebagai acuan dasar agar dapat menentukan
mempengaruhi IDWG pasien. jumlah asupan cairan per hari.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3, sub Tingginya jumlah pasien yang patuh terhadap
variabel pembatasan cairan menunjukkan bahwa indikator menghindari hal yang dapat
ketiga indikator berada pada kategori tidak patuh. meningkatkan asupan cairan menunjukkan bahwa
Indikator yang dimaksud meliputi menetapkan pasien cenderung sudah lebih baik untuk
asupan cairan per 24 jam, memantau haluaran mengontrol asupan cairan lain selain dari minum,
urine, dan memantau status hidrasi. Rendahnya seperti buah-buahan yang mengandung banyak air
jumlah pasien yang patuh terdapat pada indikator dan makanan pedas. Namun, pada saat tertentu
menetapkan asupan cairan per 24 dan memantau pasien akan meningkatkan asupan cairan jika
haluaran urine kemungkinan dikarenakan kedua sudah mendekati jadwal untuk cuci darah yaitu 1-2
indikator tersebut saling pempengaruhi. Menurut hari sebelum jadwal rutin cuci darah. Pengontrolan
Sukandar (2013) menyatakan bahwa jumlah terhadap hal-hal yang dapat meningkatkan asupan
asupan cairan yang dikonsumsi berdasarkan cairan dapat dipengaruhi oleh keyakinan pasien
jumlah haluaran urine ditambah dengan 700-1000 terhadap hambatan atau rintangan yang dihadapi
mL per 24 jam (sudah termasuk makanan). Pasien (perceived barrier). Pasien yang patuh
GGK yang menjalani HD tidak terlalu menunjukkan perilaku kontrol yang baik terhadap
memperhatikan haluaran urine dikarenakan hambatan dari perilaku yang dianjurkan dalam
sebagian besar mengalami anuria. Meskipun pembatasan asupan cairan.
demikian, pasien GGK yang menjalani HD rutin

Tabel 3. Kepatuhan Sub Variabel Pembatasan Cairan dan Kepatuhan Sub Variabel Diet Rendah Garam
(Natrium) serta Indikator pada Masing-masing Sub Variabel

Sub Variabel F %
Pembatasan Cairan
Menetapkan jumlah cairan per 24 jam
Patuh 30 32,3
Tidak Patuh 63 67,7
Memantau haluaran urine
Patuh 30 32,3
Tidak Patuh 63 67,7
Memantau status hidrasi
Patuh 40 43
Tidak Patuh 53 57
Membatasi hal yang dapat meningkatkan asupan cairan
Patuh 48 51,6
Tidak Patuh 45 48,4
Diet Rendah Garam (Natrium)
Menetapkan jumlah asupan garam (natrium)
Patuh 44 47,3
Tidak Patuh 49 52,7
Menghindari makanan yang tidak dianjurkan
Patuh 37 39,8
Tidak Patuh 56 60,2
Sumber: Data Penelitian 2016

103
Faletehan Health Journal, 5 (3) (2018) 99-106
ht t ps:/ / journal.lppm-st ikesfa.ac.id
ISSN 2088-673X | 2597-8667

Perilaku kontrol yang baik terhadap Hal ini sesuai dengan penelitan Sumigar,
pembatasan asupan cairan dapat dipengaruhi oleh Rompas dan Pondaag (2015) yang menunjukkan
pemberian konseling diet dan cairan. Maka dari itu, bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
pemberian konseling diet dan cairan setiap kali dukungan keluarga dan kepatuhan diet pada pasien
pasien menjalani HD perlu dilakukan. Hal ini GGK. Peran serta keluarga dapat diikutsertakan
sesuai dengan penelitian Tanujiarso, Ismonah dan terhadap teknik pendampingan pasien di rumah.
Supriyadi (2014) yang menunjukkan bahwa Hasil penelitian Rosiana (2014) menunjukkan
pemberian konseling diet cairan terbukti efektif bahwa terdapat hubungan yang linear positif antara
terhadap pengontrolan IDWG pada pasien GGK teknik pendampingan dengan kepatuhan lansia
yang menjalani HD. dalam diet rendah garam. Semakin baik teknik
Konseling diet dan cairan dapat melibatkan pendampingan yang diberikan oleh keluarga,
peran serta keluarga karena semakin tinggi maka semakin baik pula perilaku patuh yang
dukungan sosial, maka semakin tinggi pula pasien ditunjukkan oleh pasien dalam diet rendah garam.
GGK berperilaku patuh terhadap pembatasan Rendahnya jumlah responden yang patuh
cairan. Hal ini sejalan dengan penelitian Andriani, pada indikator menghindari makanan yang tidak
Chanif, dan Rosidi (2013) yang menunjukkan dianjurkan dibandingkan dengan menetapkan
terdapat hubungan yang signifikan antara asupan garam (natrium) menunjukkan bahwa
dukungan sosial terhadap kepatuhan pembatasan pasien cenderung tidak mau dan kesulitan untuk
cairan pada pasien GGK yang menjalani membatasi serta menghindari makanan tinggi
hemodialisa. garam dan natrium, terutama pada bahan penyedap
Berdasarkan tabel 2, menunjukkan bahwa serta bahan pengawet makanan. Hal ini
pasien GGK yang menjalani HD rutin sering kali kemungkinan dikarenakan pasien lebih sering
tidak patuh terhadap diet rendah garam (natrium). makan di luar rumah sehingga tidak ada
Pasien GGK selalu disertai dengan hipertensi, pembatasan bahan penyedap maupun garam.
sehingga pembatasan asupan garam (natrium) Selain itu, pasien GGK mengatakan adanya
diperlukan untuk mengontrol hipertensi. Menurut keluhan mual, sehingga apabila memakan makanan
Novian (2013) terdapat beberapa faktor yang yang kurang bahan penyedap serta tawar (rendah
mempengaruhi kepatuhan diet hipertensi yaitu garam), maka asupan makanannya pun akan
tingkat pendidikan, pengetahuan, peran keluarga semakin berkurang. Maka dari itu, pengolahan
dan peran petugas kesehatan. Faktor lain yang juga bahan makanan diperlukan untuk dapat mengatasi
diperkirakan mempengaruhi kepatuhan pasien hal tersebut. Bahan makanan dapat diolah
terhadap pembatasan cairan dan diet rendah garam menggunakan bahan alami seperti kunyit, kencur,
adalah usia. jahe atau bawang sehingga rasa tawar dari rendah
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 1. garam dapat berkurang. Makanan dapat dimasak
Menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak hanya digoreng tetapi jika memungkinkan
berusia lebih dari 60 tahun. Pada tahap tersebut dapat dilakukan dengan cara ditumis atau pepes
responden memasuki tahap lansia. Pada lansia agar menambah cita rasa dari perpaduan bumbu
cenderung lupa sehingga pasien kemungkinan alami.
besar untuk tidak patuh terhadap anjuran dokter, Pembatasan natrium penting untuk
khususnya pembatasan cairan dan diet rendah diperhatikan karena jika tidak, hal ini dapat
garam (natrium) sehingga dukungan keluarga menimbulkan gangguan elektrolit dan cairan.
sangat diperlukan agar dapat meningkatkan Selain itu, asupan natrium juga akan berpengaruh
kepatuhan lansia dalam membatasi asupan cairan terhadap tekanan darah. Menurut penelitian
dan diet rendah garam (lansia). Dukungan keluarga Anggara dan Prayitno (2013) terdapat hubungan
ini akan mempengaruhi keyakinan individu antara asupan natrium terhadap tekanan darah
terhadap hambatan yang dirasakan (perceived secara statistik. Hal ini akan menimbulkan
barrier). Semakin tinggi dukungan keluarga, maka hipertensi tidak terkontrol pada pasien GGK yang
diharapkan semakin rendah perceived barrier yang menjalani HD, sehingga dapat memperberat
dirasakan, sehingga tingkat kepatuhan dapat lebih kondisi ginjal. Sesuai dengan penelitian Shaldon
ditingkatkan. (2002) yang menyebutkan bahwa hipertensi yang
tidak terkontrol pada pasien gagal ginjal kronik

104
Faletehan Health Journal, 5 (3) (2018) 99-106
ht t ps:/ / journal.lppm-st ikesfa.ac.id
ISSN 2088-673X | 2597-8667

yang menjalani hemodialisa dihubungkan dengan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang
peningkatkan angka mortalitas dari penyebab Menjalani Terapi Hemodialisa di Rumah
kardiovaskuler. Sakit Se-Provinsi Gorontalo. Jurnal
Keperawatan.
Simpulan Nugraha, S., Nurhayati R. (2014). Hubungan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Health Belief dengan Perilaku Compliance
kepatuhan pembatasan cairan dan diet rendah pada Pasien Gagal Ginjal Kronis Di RSUD
garam (natrium) pada pasien GGK yang menjalani Al-Ihsan. Prosiding Psikologi. ISSN: 2460-
HD rutin, maka diperoleh simpulan bahwa pasien 6448.
GGK yang menjalani HD rutin di RSUP Dr. Hasan Novian, A. (2013). Faktor Yang Berhubungan
Sadikin lebih banyak yang tidak patuh terhadap dengan Kepatuhan Diit Pasien
pembatasan cairan dan diet rendah garam (natrium) Hipertensi (Studi Pada pasien Rawat Jalan di
dibandingkan dengan pasien yang patuh. Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
Tahun 2013). Jurnal Ilmu Kesehatan
Referensi Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Andriani, D.A., Chanif, dan Rosidi, A. (2013). Universitas Negeri Semarang, Indonesia.
Hubungan Dukungan Sosial terhadap Patel, M.L., Sachan, R., Noschal, A., and Surendra.
Kepatuhan Pembatasan Asupan Cairan pada (2012). Anxiety and Depression- A Suicidal
Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Risk in Patients with Chronic Renal Failure on
Menjalani Hemodialisa di RSUD Kota Maintenance Hemodialysa. International
Semarang. Jurnal Keperawatan. Journal of Scientific and Research
Anggara, F.H.D., dan Prayitno, N. (2013). Faktor- Publications.
faktor yang berhubungan dengan Tekanan Rosiana, A. (2014). Pengaruh Pendampingan
Darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Perilaku Diet Hipertensi Terhadap
barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, Kepatuhan Diet Pada Penderita Hipertensi di
5(1); Jan 2013. Kampung Sanggrahan.
Bastable, S. (2002). Perawat Sebagai Pendidik: Shaldon, S. (2002). Dietary salt restriction and
Prinsip-Prinsip Pengajaran dan Pembelajaran. drug-free treatment of hypertension in ESRD
Jakarta: EGC. patients: a largely abandoned therapy. Oxford
Brunner dan Suddarth. (2000). Keperawatan Journals-Nephrology Dialysis
Medikal Bedah. Jakarta: EGC. Transplantation Volume 17 pp 1163-1165.
Ekantari, F., Suswardani, D.L., dan Kusumawati, Sukandar, E. (2013). Nefrologi Klinik. Jakarta:
Y. (2012). Hubungan Antara Lama EGC.
Hemodialisis dan Faktor Komorbiditas Sumigar, G., Rompas, S.S., dan Pondaag, L.
Dengan Kematian Pasien Gagal Ginjal (2015). Hubungan Dukungan Keluarga
Kronik di RSUD DR. Moewardi. Dengan Kepatuhan Diet Pada Pasien GGK di
Istanti, Y.P. (2013). Hubungan Antara masukan Irina C2 dan C4 RSUP Prof. DR. R. D.
Cairan Dengan Interdialytic weight gain Kandou Manado. Jurnal Keperawatan Vol 3
(IDWG) Pada Pasien Chronic Kidney Disease No. 1. 2015.
Di Unit Hemodialisis RS PKU Sutarka, N., Suwitra, K., Loekman, J.S., Sudhana,
Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal W., Kandarini, Y., et al. (2010). Hubungan
Kesehatan Profesional. Vol.10 No.01. Penyakit Ginjal Kronis Predialisis dan
Kresnawan, T. (2012). Makanan Seimbang untuk Beberapa Parameter Penyakit Arterosklerosis
Penyakit Gagal Ginjal Kronik. Diakses dari Arteri Karotis. Jurnal Penyakit Dalam,
http://www.ikcc.or.id/content.php pada Volume 11 Nomor 3 September 2010.
tanggal 24 Januari 2016. Tanujiarso, B.A., Ismonah,& Supriyadi. (2014).
Kementrian Kesehatan RI. Badan Penelitian dan Efektifitas KOnseling Diet Cairan Terhadap
Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset Pengontrolan Interdialytic Weight Gain
Kesehatan Dasar (RISKESDAS). (IDWG) Pasien Hemodialisis di RS
Mokodompit, D.Y., Paramata, N.R., dan Pakaya, Telogorejo Semarang. Jurnal Ilmu
N. (2015). Pengaruh Kenaikan Berat Badan Keperawatan dan Kebidanan.
Terhadap Kejadian Komplikasi Gagal Jantung

105
Faletehan Health Journal, 5 (3) (2018) 99-106
ht t ps:/ / journal.lppm-st ikesfa.ac.id
ISSN 2088-673X | 2597-8667

United State Renal Data System (USRDS). 2014.


Diakses dari https://www.niddk.nih.gov/
about-niddk/strategic-plans.../us-renal-data-
system-report pada tanggal tanggal 25
Januari 2016.

106

Anda mungkin juga menyukai