Anda di halaman 1dari 36

LITERATUR REVIEW : GAMBARAN HARGA DIRI MAHASISWA

PENGGUNA KOSMETIK SKINCARE

SKRIPSI

Diajukan dalam Seminar akhir skripsi yang akan digunakan dalam penyusunan

Skripsi pada Program Studi S1 Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karsa Husada Garut

ICHA SASYA RANTI

KHG.C 16053

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2020
LEMBAR PERSETUJUAN

SIDANG HASIL

JUDUL : LITERATUR REVIEW : GAMBARAN HARGA DIRI

MAHASISWA PENGGUNA KOSMETIK SKINCARE

NAMA : ICHA SASYA RANTI

NIM : KHG.C 16053

Proposal ini telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan

Tim Penelaah Program Studi S1 Keperawatan

STIKes Karsa Husada Garut

Garut, September 2020

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

(Tanti S. S.Kep.,Ns.,M.H.Kes) (Purbayanti B, S.Kep.,Ns.,M.Kep,)

i
ABSTRAK

LITERATURE REVIEW : GAMBARAN HARGA DIRI MAHASISWA


PENGGUNA KOSMETIK SKINCARE

Penampilan pada wanita sering dihubungkan dengan nilai estetika diri


yaitu cantik. Munculnya kebutuhan seseorang untuk memiliki penampilan cantik
dan menarik dapat dilihat pula pada pertumbuhan layanan jasa perawatan diri.
Skincare atau perawatan kulit adalah serangkaian aktivitas yang mendukung
kesehatan kulit, meningkatkan penampilan dan meringankan kondisi kulit. Tujuan
pnelitian yaitu untuk mengetahui gambaran harga diri mahasiswa pada pengguna
kosmetik skincare. Metode penelitian menggunakan metode literature rieview
pencarian artikel menggunakan database goggle scholar dengan menggunakan
kata kunci, kriteria inklusi dan eklusi kemudian di rieview. Hasil pecarian
didapatkan 221 artikel dan yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi sebanyak 4
artikel. Hasil review menunjukan bahawa terdapat hubungan antara harga diri
dengan tingkat konsumtif penggunaan kosmetik skincare. Penggunaan kosmetik
skincare dapat meningkatkan harga diri mahasiswa secara positif, hal ini
dikarenakan bahwa semakin tinggi harga diri yang dimiliki mahasiswa semakin
rendah perilaku konsumtif sebaliknya semakin rendah harga diri yang dimilki
maka semakin tinngi prilaku konsumtif. Kesimpulan berdasarkan 4 artikel
penelitian yang dirieview menunjukan bahwa gambaran harga diri mahasiswa
pengguna kosmetik skincare memiliki tingkat harga diri yang adaptif/positif
sehingga mengingkatkan kepercayaan diri.

Kata Kunci : Harga Diri, Kosmetik, Skincare

ii
ABSTRACT

OVERVIEW OF THE SELF-ESTEEM OF STUDENTS WHO USE


SKINCARE COSMETICS

Icha Sasya Ranti

KHG.C 16053

STIKes Karsa Husada Garut

The appearance of women is often associated with aesthetic values,


namely beauty. The emergence of a person's need to have a beautiful and
attractive appearance can also be seen in the growth of self-care services.
Skincare or skin care is a series of activities that support skin health, improve
appearance and lighten skin conditions. The aim of this research is to describe
the self-esteem of students in skincare cosmetic users. The research method used
the literature review method, review article search using the Goggle Scholar
database using keywords, inclusion and exclusion criteria and then reviewed. The
results obtained were 221 articles and 4 articles that met the inclusion and
exclusion criteria. The review results show that there is a relationship between
self-esteem and the level of consumptive use of skincare cosmetics. The use of
skincare cosmetics can positively increase student self-esteem, this is because the
higher the self-esteem of students, the lower the consumptive behavior, conversely
the lower the self-esteem they have, the higher the consumptive behavior.
Conclusions based on 4 research articles that were reviewed show that the self-
esteem of students who use skincare cosmetics has an adaptive / positive level of
self-esteem, thereby increasing self-confidence.

Key Word : Self-Esteem, Cosmetics, Skincare

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal dengan

judul “Literatur Review: Gambaran penggunaan kosmetik skincare terhadap harga

diri mahasiswa”.

Pada proses penyusunan proposal ini tidak lepas dari berbagai hambatan.

Namun karena do’a, bantuan serta bimbingan dari semua pihak, sehingga penulis

mampu menyelesaikan proposal ini. Dengan penuh rasa hormat penulis ingin

mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,

khususnya kepada :

1. Dr. (HC) H. Amas Setiana, selaku Ketua Pembina Yayasan Dharma Husada

Insani Garut.

2. H.D Saepudin, S.Sos., M.Kes, selaku Ketua Pengurus Yayasan Dharma

Husada Insani Garut.

3. Bapak H. Engkus Kusnadi, S.Kep., M.Kes, selaku Ketua STIKes Karsa

Husada Garut.

4. Ibu Iin Patimah, M.Kep selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan.

5. Ibu Tanti Suryawantie, S.Kep.,Ns.,M.H.Kes, selaku pembimbing utama yang

telah memberikan waktunya untuk membimbing, memotivasi dan

memberikan saran-saran serta ilmu yang berharga kepada penulis.

iv
6. Ibu Purbayanty Budhianii, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku pembimbing

pendamping yang telah memberikan waktu untuk membimbing, memotivasi

dan memberikan saran-saran serta ilmu yang berharga kepada penulis.

7. Seluruh staff dosen dan karyawan STIKes Karsa Husada Garut yang telah

memberikan ilmu dan bimbingannya.

8. Kedua orang tua serta keluarga yang selalu memberikan do’a serta dukungan

baik moril maupun materil.

9. Teman-teman seperjuangan kelas 4B S1 Keperawatan STIKes Karsa Husada

Garut.

10. Semua pihak yang terlibat membantu penulis dalam penyusunan proposal ini.

Semoga Allah SWT memberkahi dan membalas semua kebaikan yang telah

diberikan. Dalam penulisan proposal ini penulis menyadari bahwa masih terdapat

banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu ide, gagasan,

kritik serta saran sangat penulis harapkan.

Akhir kata penulis berharap proposal ini dapat bermanfaat dan memberikan

wawasan bagi semua pihak. Aamiin.

Garut, September 2020

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN i

ABSTRAK ii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR BAGAN vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 5

1.3 Tujuan Penelitian 6

1.3.1 Tujuan Umum..................................................................................6

1.4 Manfaat Penelitian 6

1.4.1 Manfaat Praktis................................................................................6

1.4.2 Manfaat Teoritis...............................................................................7

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN

2.1 Konsep Kosmetik 8

2.1.1 Pengertian.........................................................................................8

2.1.2 Manfaat Kosmetik............................................................................8

2.1.3 Tahap-Tahap Penggunaan Kosmetik ..............................................8

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengunaan Kosmetik...............9

iv
2.2 Konsep Dasar Konsep Diri

2.2.1 Pengertian Konsep Diri 9

2.2.2 Rentang Respon Konsep Diri 10

2.2.3 Tanda dan Gejala Konsep Diri 10

2.2.4 Komponen Konsep Diri 11

2.3 Konsep Dasar Harga Diri

2.3.1 Pengertian Harga Diri 11

2.3.2 Tanda dan Gejala Harga Diri 12

2.3.3 Aspek Utama Harga Diri 12

2.3.4 Etiologi Harga Diri 13

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian 15

3.2 Strategi Pencarian 15

3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi 15

3.4 Jadwal Penelitian 15

DAFTAR PUSTAKA 16

LAMPIRAN

v
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 13

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memiliki penampilan menarik merupakan kebutuhan setiap manusia,

utamanya bagi wanita. Memiliki penampilan yang sempurna tak hanya dalam hal

berpakaian, namun juga pada fisik, terutama wajah dan tubuh. Umumnya wanita

lebih sering di anggap ingin memiliki penampilan menarik dibandingkan pria.

Wanita cenderung ingin tampil menarik dan mempesona di hadapan orang lain

terutama lawan jenis nya (Meliana, 2006).

Penampilan pada wanita sering dihubungkan dengan nilai estetika diri

yaitu cantik. Munculnya kebutuhan seseorang untuk memiliki penampilan cantik

dan menarik dapat dilihat pula dari pertumbuhan layanan jasa perawatan diri.

Penyedia Layanan jasa ini berupa klinik kecantikan (Nursukmawati, 2013).

Ragam produk perawatan diri dan layanan kecantikan tak hanya dinikmati oleh

kalangan dewasa dan pekerja, para pelajar dan mahasiswa juga termasuk dari

bagian konsumennya (Kartikasari, 2011).

Fenomena trend perawatan kecantikan sudah menjamur di kalangan

mahasiswa (Febriana, 2016). Bukan hanya mahasiswa perempuan saja yang

menggunakan perawatan tetapi pada mahasiswa pria sebagian besar menggunakan

serangkaian aktivitas perawatan diri. Hal ini menunjukan adanya peningkatan

penggunaan produk perawatan kulit secara global dan nasional. Kaum pria mulai

1
2

melihat kegiatan merawat kulit bukan hal yang aneh, melaikan merupakan hal

yang biasa demi memenuhi kebutuhan hidup (Ultima mangement, 2011).Sebagai

tenaga kesehatan identik dengan kerapihan dan kebersihan apalagi kita sebagai

perawat di sisi lain untuk mendapatkan kinerja yang baik, penampilan pun sangat

penting. Hal ini dikarenakan perawat merupakan penyedia layanan yang sering

bertemu dengan klien.

Kosmetik adalah zat perawatan yang digunakan untuk meningkatkan

penampilan atau aroma tubuh manusia. Kosmetik umumnya merupakan campuran

dari beragam senhyawa kimia, beberapa terbuat dari sumber-sumber alami yang

kebanyakan dari bahan sintetis. Perihal atau tata cara menggunakan kosmetik di

sebut dengan tata rias atau make up (Windayani dan Ade Novi, 2014).

Semua kosmetik pada dasarnya merupakan campuran bahan yang

diaplikasikan pada bagian epidermis kulit tubuh. Kosmetik sudah di kenal oleh

manusia semenjak zaman dahulu berdasarkan naluri ilmiah yang senantiasa ingin

memiliki penampilan yang menarik. Tidak dapat di sangkal lagi bahwa produk

kosmetik sangat di perlukan oleh manusia, baik laki-laki maupun perempuan

(Retno Iswari Tranggono, 2007).

Skincare merupakan sebuah klinik kecantikan yang menawarkan

pelayanan jasa di bidang perawatan kesehatan kulit, rambut, kuku, yang di tangani

oleh dokter spesialis. Salah satu skincare perawatan tersebut dilakukan karena

mereka ingin mengikuti trend dan ingin mempunyai penampilan yang menarik.

Perhatian terhadap diri merupakan minat yang besar pada usia remaja, hal ini
3

ditunjukan dengan perilaku membeli terhadap barang-barang yang dapat merawat

dan meningkatkan penampilan dirinya (Harlock dalam Fitriandari, 2018).

Mahasiswa dewasa awal merupakan masa peralihan dari remaja menuju

dewasa, biasanya berada di sekitaran 18-25 tahun. Pada masa ini biasanya

memiliki kecenderungan untuk memikirkan diri sendiri, hal ini di jelaskan oleh

(Santrock, 2012 Dalam Fitriandari, 2018) bahwa dewasa awal memiliki lima ciri

dan salah satunya adalah self focused (terfokus pada diri sendiri) yaitu individu

yang memiliki kecenderungan untuk berfokus pada diri sendiri.

Mahasiswa khususnya kaum wanita pada usia remaja merupakan

seseorang yang ingin merasa cantik dan menarik, salah satunya dengan

menggunakan kosmetik make up wajah sebagai penunjang penampilan. Seiring

dengan bertambahnya usia dan berkembangnya fisik yang dialami manusia dalam

menjalankan kehidupan, manusia akan melalui masa yang disebut masa remaja

(Santrock (2003) dalam Fitriandari, 2018). Perubahan sosial-emosional meliputi

perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain, yang meliputi emosi,

kepribadian, dan peran dari korteks sosial perkembangan.Perkembangan fisik

yang dialami pada masa remaja akan menimbulkan berbagai efek psikologis.

Ketidakpuasan terhadap perubahan fisik tersebut menjadi salah satu penyebab

timbulnya konsep diri yang negatif (Hurlock, 2004 Dalam Fitriandari 2018).

Remaja sebagai masa perkembangan antara perubahan dalam fikiran,

tubuh intelegensi dan bahasa tubuh. Perubahan sosial-emosional meliputi

perubahan dalam hubungan induvidu dengan manusia lain, yang meliputi emosi,

kepribadian,dan peran dari korteks sosial perkembangan. Perkembangan fisik


4

yang di alami pada masa remaja akan menimbulkan berbagai efek psikologis.

Ketidakpuasan terhadap perubahan fisik tersebut menjadi salah satu penyebab

timbulnya konsep diri yang negatif (Harlock, 2004 Dalam Fitriandari 2018).

Konsep diri adalah semua ide, fikiran, kepercayaan dan pendirian yang

diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam

berhubungan dengan orang lain, termasuk persepsi individu akan sifat dan

kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang

berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya (Bech, Wiliam

Dalam Dalami Dkk, 2009).

Berdasarkan hasil analisis penelitian Fitriandari (2018) sebelumnya

terbukti bahwa tedapat hubungan signifikan antara body image dan gaya hidup

konsumtif dengan harga diri remaja perempuan penggunaan skincare di kota

surakarta dengan signifikan 0.000 (p<0,05) dan f hitung = 15,033 > T table =

1,991. Terdapat hubungan yang signifikan antara gaya hidup konsumtif dengan

harga diri remaja perempuan penggunaan kosmetik skincare kota surakarta (Welly

Dwiga Fitriandari, 2018). Produk skincare tak hanya di minati kaum wanita saja

untuk melakukan atau membeli serangkaian produk skincare kaum pria pun sama

halnya dengan wanita.

Berdasarkan studi pendahuluan pada mahasiswa STIKes Karsa Husada

Garut kebanyakan mengutamakan penampilan terutama riasan wajah atau disebut

“make up” sebagai tingkat kepercayaan diri kepada masing-masing individu

tersebut. Hasil wawancara didapatkan 5 dari 10 orang mahasiswa mengatakan

lebih senang menggunakan kosmetik karena mampu meningkatkan rasa percaya


5

diri, 3 orang menggunakan skincare untuk merawat kulit wajah mereka, dan 2

orang tidak menggunakan kosmetik maupun skincare. Menurut hasil penelitian

Cahyani, 2011) yang berjudul upaya aktivitas merias diri untuk meningkatkan

harga diri pada pasien harga diri rendah pada 3 orang sample di dapatkan bahwa

aktivitas merias diri efektiv untuk meningkatkan harga diri.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk

melakukan literature review Gambaran harga diri mahasiswa pengguna kosmetik

skincare terhadap harga diri mahasiswa. Ada sebagian mahasiswa menggunakan

kosmetik skincare dan tidak percaya diri terhadap penampilan yang tidak

menggunakan serangkaian skincare terutama menjadi pusat perhatian lingkungan

sekitar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah Gambaran penggunaan kosmetik skincare terhadap harga diri

pada mahasiswa STIkes Karsa Husada Garut.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran harga diri mahasiswa

pengguna kosmetik skincare


6

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktisi

1. Bagi Mahasiswa

Hasil lieteratur review ini dapat menjadi masukan dan kesadaran diri

sendiri terhadap perilaku penggunaan skincare yang berlebih sehingga dapat

menjaga nama baik kampus dan taat dalam mengikuti peraturan kampus.

2. Bagi Peneliti

Hasil lieteratur review ini dapat menambah ilmu dan wawasan tentang

gambaran harga diri mahasiswa pengguna kosmetik skincare dan menjadi

pengetahuan yang luas sehingga menjaga dan menaati peraturan agar tidak

berlebihan dalam berpenmpilan.

1.4.2 Manfaat Teoritis

1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil lieteratur review ini dapat digunakam sebagai landasan kebijakan

tata tertib kampus STIKes Karsa Husada Garut terkait peraturan dengan

cara berpenampilan tidak berlebihan dalam menggunakan kosmetik

skincare atau bermake-up.

2. Peneliti Selanjutnya

Hasil literatur review ini dapat digunakaan sebagai bahan

pertimbangan dan referensi bagi peneliti selanjutnya terkait faktor-faktor

yang mempengaruhi penggunaan kosmetik skincare terhadap harga diri.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Konsep Dasar Skincare

2.1.1 Pengertian

Skincare atau perawatan kulit adalah serangkaian aktivitas yang mendukung

kesehatan kulit, meningkatkan penampilan dan meringankan kondisi kulit.

Skincare dapat mencangkup nutrisi bagi kulit hingga menghindari dampak negatif

dari paparan matahari yang berlebih (Nur Hidayah Perwitasari 2011). Skincare

merupakan perawatan kesehatan dan kecantikan kulit, rambut, kuku, yang di

tangani oleh dokter spesialis (Triyaningsih 2011).

Kosmetik merupakan zat kimia, baik dari tanaman maupun laboratorium

yang ditaruh di kulit dan rambut. Dalam memilih kosmetik yang baik dalam hal

cocok dengan pemakaian, diantaranya mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu kosmetik

harus memiliki keamanan yang cukup yaitu tidak menggunakan bahan terlarang

seperti hydrargerum, disamping itu kosmetik harus memiliki mutu dengan

produksi yang baik dan hanya menggunakan bahan dengan spesifikasi yang sesuai

dengan kosmetik (Kotler dalam Rina, 2012).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kosmetik

adalah serangkaian aktivitas perawatan diri untuk menjaga penampilan agar

terlihat rapih dan bersih sehingga meningkatkan rasa kepercayaan diri.

7
8

2.1.2 Manfaat Kosmetik

Menurut Ashadi (2012 ) Adapun manfaat kosmetik sejak dini di antaranya :

1. Untuk pemeliharaan dan perawatan kulit

2. Menunda munculnya kerutan dan garis halus

3. Mempertahankan keadaan kulit

4. Mendapatkan kulit yang kenyal

5. Menjaga dan melembabkan kulit

2.1.3 Tahap-Tahap Penggunaan Kosmetik

Menurut Beauty (2014) di antaranya yaitu:

1. Menggunakan primer atau moisturize

2. Aplikasikan foundation

3. Menggunakan conceler

4. Alis

5. Riasan mata

6. Menggunakan blus on

7. Lipstik

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengunaan Kosmetik

Menurut Setiadi (2003) ada beberapa faktor penggunaan kosmetik

skincare yaitu:

1. Gaya Hidup

2. Lingkungan

3. Ekonomi
9

4. Teman

5. Usia

6. Kepercayaan

7. Iklan

2.2 Konsep Dasar Konsep Diri

2.2.1 Pengertian

Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh fisikal,

mental, intelektual, social dan spiritual (Rawlin, 1993 Dalam Deden And Rusdy

2005). Konsep diri sebagai keseluruhan ide, fikiran, kepercayaan dan keyakinan

yang di ketahui individu tentang dirinya dan memperngaruhi individu tersebut

dalam berhubungan dengan orang lain. Termasuk disini adalah persepsi individu

terhadap sifat dan kemampuanya, interaksi ddngan orang lain dan lingkungan,

nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginanya(

stuart dan laraia 2015 dalam deden dan rusdy 2013).

Konsep diri adalah pengetahuan individu tentang dirinya sdndiri, merupakan

hambaran tentang diri dan gabungan kompleks dari prasaan, sikap, dan persepsi

baik yang di sadari maupun yang tidak di sadari. Konsep diri juga merupakan

representasi psikis imdividu, pusat dari “aku” yang di kelilingi dengan semua

persepsi dan pengalaman yang terorganisir (Potter And Perry, 2005 dalam Deden

Dan Rusdy).

Konsep diri adalah kombinasi dinamis yang terbentuk selama bertahun-

tahun dan dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu:

1. Reaksi dari orang lain terhadap tubuh seseorang


10

2. Persepsi secara terus-menerus dari reaksi seseorang terhadap diri

3. Hubungan dengan diri dan orang lain

4. Struktur kepribadian

5. Persepsi terhadap rangsang yang berakibat pada diri

6. Pengalaman masalalu dan masa kini

7. Perasaan saat ini tentang fisik emosi dan social diri

8. Tentang diri (Potter And Perry, 2005 dalam Deden And Rusdy, 2013)

2.2.2 Rentang Respon Konsep Diri

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi Konsep Harga Diri Kerancuan


Dipersonalisasi
Diri Diri Positif Rendah Identitas

2.2.3 Tanda dan Gejala

Berikut ini adaah tanda dan gejala harga diri rendah :

1. Mengkritik diri sendiri

2. Perasaan tidak mampu

3. Pandangan hidup yang psimis

4. Penurunan produktifitas

5. Penolakan terhadap kemampuan diri


11

2.2.4 Komponen konsep diri

Konsep diri sendiri erbagi menjadi beberapa komponen yaitu:

1. Citra tubuh (Body Image)

2. Ideal diri (self-ideal)

3. Harga diri (Self-esteem)

4. Penampilan peran (Role Performance)

5. Identitas diri (Selft-identy)

2.3 Harga Diri

2.3.1 Pengertian Harga Diri

Haga diri adalah perasaan tentang nilai, harga atau manfaat dari diri sendiri

yang berasal dari kepercayaan positif atau negatf seorang individu tentang

kemampuannya dan menjadi berharga (Portinast al, 1999 dalam Deden & Rusdy,

2013).

Menurut (Stuart dan Laraia, 2005 dalam Deden & Rusdi, 2013) harga diri

adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang ingn di capai dengan menganalisa

seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri (Deden And Rusdy. 2013).

Harga diri merupakan salah satu aspek yang menentukan keberhasilan

seseorang dalam berinteraksi dalam lingkungan sosialnya. Harga dirisebagai suatu

sikap optimis terhadap kemampuan diri sendiri dalam melakukan interaksi

terhadap masyarakat (Gunarsah, 2012). Manfaat harga diri yang tinggi akan

membantu dan berguna bagi remaja untuk membentuk sikap yang optimis,rasa
12

percaya diri dan mampu melakukan hubungan sosial yasocials dalam masyarakat

(Sriati, 2013).

Dampak harga diri rendah menyebabkan remaja merasa tidak aman dan

tidak bebas betindak, cenderung tidak konsisten dalam mengambil keputusan.

Memiliki perasaan tidak percaya diri dan menurunkan kemauan melakukan

resiliensi dengan masyarakat (Skinner, 2012).

Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau

harga diri yang tinggi. Jika individu selalu sukses maka cenderung harga diri

tinggi. Jika inividu selalu gagal maka cenderung harga diri rendah (Keliat, 1999

Dalam Deden And Rusdy, 2013).

2.3.2 Tanda dan Gejala Harga Diri

Berikut tanda dan gejala harga diri tinggi, yaitu :

1. Dapat menerima orang lain

2. Berekspresi tanpa cemas atau takut

3. Berfungsi efektif di lingkungan social

Berikut tanda dan gejala harga diri rendah, yaitu :

1. Mengkritik diri sendiri

2. Perasaan tidak mampu

3. Pandangan hidup yang pesimis

4. Penurunan produktivitas

5. Penolakan terhadap kemampuan diri

2.3.3 Aspek Utama Harga Diri


13

Harga diri di peroleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah

dicintai dan menerima penghargaan dari orang lain harga diri akan rendah jika

kehilangan cinta dan seseorang kehilangan penghargaan dari orang lain (Stuart

Dan Laraia, 2005 Dalam Deden And Rusdy, 2013).

Keluarga sebagai sistem pendukung utama untuk membantu sesorang

meningkatkan harga dirinya. Menurut Braid, dkk seperti dikutip Keliat (1999)

keluarga dan sistem pendukung sosisal dapat membantu meningkatkan harga diri

seseorang degan cara:

1. Memberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaan

2. Menegaskan pentingnya klien

3. Menolong mebuka perasaan negative

4. Memberi umpan balik prilaku

5. Memberi rasa percaya dan keyakinan

6. Memberi informasi yang di butuhkan

7. Berperan sebagai pembela

8. Memberi dukungan yang bervariasi: uang, bantuan fisik, material dan

tanggung jawab.

9. Menghrgai penilaian personal yang cocok terhadap kejadian.

2.3.4 Etiologi

Penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada masa kecil sering di

salahkan, jarang di beri pujian atas keberhasilnnya . saat individu mencpai masa

remaja keberadaannya kurang di hargai,tidak diberi kesempatan da tidak diterima.


14

Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah, di pekerjaan, atau

pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan

menuntut lebih dari kemampuannya.

1. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orantua

yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai tanggung

jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak

realistis.

2. Faktor Pesipitasi

Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehilangan

bagian tubuh, perubahan penampilan/betuk tubuh, kegagalan atau

produktivitas yang menurun.

Menurut peplau dan sulivan harga diri berkaitan dengan pengalamn

interpersonal dalam tahap perkembangan dari bayi sampai lanjut usia seperti

good me, bad me, not me, anak sering dipersalahkan, ditekan sehingga perasaan

amannya tidak terpenuhi dan merasa di tolak oleh lingkungan dan apabila koping

yang dignakan tidak efektif akan menimbulkan harga diri rendah. Menurut Caplan

lingkungan social akan mempengaruhi individu, pengalaman seseorang dan

adanya perubahan social seperti prasaan dikucilkan, ditolak oleh lingkungan

social, tidak dihargai akan menyebabkan stress dan menimbulkan penyimpangan

prilaku akibat harga diri rendah (Deden And Rusdy, 2013).


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode literature review yang bertujuan untuk

mengetahui Gambaran Harga Diri Mahasiswa Pengguna Kosmetik Skincare

Strategi Pencarian

Sumber pencarian literature review dari media elektronik (internet)

menggunakan situs Google Schoolar. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian

literature review adalah “penggunaan kosmetik dan harga diri”. Waktu pencarian

dilakukan pada bulan Agustus sampai september2020.

3.2 Kriteria Inklusi dan Kriteria Ekslusi

Kriteria pemilihan/kriteria inklusi dan eksklusi (menggunakan PICOS)

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.3 Tabel 3.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

PICOST KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSLUSI


Population Mahasiswa kesehatan yang Mahasiswa yang tidak

menggunakan skincare menggunakan skincare dan

mahasiswa yang bukan

keperawatan
Issue of interest Penggunaan kosmetik Penggunaan kosmtik

skincare terhadap harga skincare bukan pada

15
16

diri peningkatan harga diri


Comparison Tidak ada pembanding Tidak ada pembanding
Outcome Harga diri mahasiswa -

meningkat dengan

menggunakan skincare
Study Deskriptif kuantitatif -
Time 2010-2020 -

3.3.1 Hasil Pencarian dan Seleksi Studi

Berdasarkan kata kunci yang telah ditetapkan pada database Google

Scholar didapatkan sebanyak 221 artikel. Kemudian sebanyak 212 artikel

dikeluarkan karena tidak sesuai dengan topik penelitian 98 artikel terdapat

duplikasi judul serta tidak tersedia dalam bentuk full-text pdf (n=109), sehingga

tersisa 9 artikel.

Pada tahap kedua dilihat kelayakan sesuai dengan kriteria inklusi dan

eksklusi yang telah ditetapkan, maka jurnal akhir yang akan di review adalah

sebanyak 4 artikel.
17

Bagan 3.1 Hasil Pencarian dan Seleksi Studi

Pencarian pada situs


Google Scholar = 221 artikel

438 artikel dikeluarkan karena :


Berdasarkan hasil screening Ketidaksesuaian topik
didapatkan 9 artikel penelitian (n=98)
Tidak full text pdf (n=109)

Jumlah artikel yang sesuai


dengan kriteria inklusi 4 artikel

3.4 Jadwal Penelitian

Literarur review dilakukan pada bulan agustus sampai dengan september

2020.
18

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan hasil pencarian pada database Google Scholar didapatkan sebanyak 9 artikel. Sesuai dengan kriteria inklusi dan

eksklusi yang telah ditetapkan, maka jurnal akhir yang di review adalah sebanyak 4 artikel.

Tabel 4.1

Hasil Literature Review

Metode (Desain,
No. Peliti Tahun Judul Hasil Kesimpulan
Sampel, Analisis)
1. Firda Narotama 2016 Hubugan antara body Desain: Berdasarsakan hasil uji Bedasarkan hsil penelitian dan
Sahri image dengan self Kuantitatif asumsi varuabel body image pembahasan yang telah
esteem pada wanita Sample: dengan self esteem diuraikan, dapat di ambil
dewasa awal pengguna 105 orang memenuhi asumsi normal kesimpulan bahwa:
skincare Analisis: dan linier, sehingga analisis 1. Ada hubungan positif yang
Menggunakan yang telah dilakukan dengan sangat signifikan antara
teknik korelasi menggunakan teknik body image dengan self
product moment korelasi product moment esteem pada wanita dewasa
Pearson diperoleh hasil nilai awal pengguna skincare,
koefesien korelasi (r) yang artinya semakin tinggi,
sebesar 0,234 dengan p sebaliknya semakin
value = 0,008 < 0,01 yang negative body image maka
berarti ada hubungan positif self esteem akan semaki
yang sangat signifikan rendah.
antara body image dengan 2. Sumbangan efektif body
self esteem pada wanita image sebesar 5,5%
dewasa awal pengguna terhadap self esteem. Masih
skincare. ada 94,5% fakto-rfaktor lain
yang mempengaruhi self
19

esteem.
3. Body image pada penelitian
ini tergolong sedang,
sedangkan self esteem
tergolong dalam kategori
tinggi.

2. Mila Noviana, 2015 Hubungan Pengetahuan Metode : Hasil analisis menunjukan Berdasarkan hasil analisis:
Yasmi Teni Rias Wajah Sehari-hari Kuantitatif bahwa pengetahuan tata rias 1. Pengetahuan rias wajah
Susiati Dengan Menggunakan Sample: wajah sehari- hari termasuk siswa kelas XII jurusan tata
kosmetik tata rias 30 responden kategori cukup dengan kecantikan sekolah negri 3
wajah di Smk Negri 3 Analisis: frekuensi relative 50,82%. kalten sebagian besar
Klaten korelasi spirman’s Penggunaan kosmetik pada termasuk kategori cikup
wajah termasuk kategori 2. Penggunaan kosmetik pada
tinggi dan frekuensi relative wajah siswa kelas XII
36,07% hasil analisis jurusan tata kecantikan
korelasi product moment sebagian besar masuk
menunjuikan adanya kategori tinggi.
hubungan antara 3. Ada hubungan antara
pengetahuan kosmetik pada pengetahuan rias wajah
wajah di pengaruhi oleh sehari-hari dengan
pengetahuan tata rias wajah pnggunaan kosmetik pada
artinya semakin baik wajah siswa kelas XII
penggunaan tata rias wajah jurusan tata kecantikan
sehari-hari yang dimilki sekolah menegah kejuruan
siswa maka semakin baik negri
pula penggunaan kosmetik 3 klaten
pada wajah sesuai dengan
umur.

3. Khumaira 2018 Hubungan antara harga Metode : Hasil analisis korelasi antara Kesimpulan dari hasil
diri citra tubuh, dan Kuantitatif variable harga diri dengan penelitian imi adalah terdapat
dukunga teman sebaya variabel perilaku konsumtif hubungan antara harga diri,
terhadap perilaku Sampel : diperoleh nilai r sebesar citra tubuh dan dukungan
konsumtif pada 173 orang -0,327 p = 0,000 (p < 0,01) teman sebaya terdapat prilaku
mahasiswa konsumen hal tersebut menunjukan ada konsumtif. Dapat diartikan
klinik kecantikan Analisis : hubungan negatif yang bahwa harga diri, citra tubuh
Regresi signifikan antara harga diri dan dukungan teman sebaya
dengan perilaku konsumtif. dapat djadikan sebagai sebagai
Semakin tinggi harga diri predictor untuk memprediksi
20

yang di miliki mhasiswa prilaku konsumtf. Ada


makin rendah perilaku hubungan negative yang
konsumtif sebaliknya signifikan antara harga diri
semakin rendah harga diri dengan perilaku konsumtif
mahasiawa yang memiliki pada mahasiswa konsumen
maka semakin tinggi prilaku perawatan kecantikan.
konsumtif.

4. Aisiyah 2018 Citra tubuh dan Metode : Berdasarkan hasil penelitian Temuan peneliti ini
Ginandra, Hally kepercayaan diri pada Kuantitatif menunjukan koefesien menunjukan korelasi yag
Walengan mahasiswi pengguna deskriptif korelasi antara citra tubuh signifikan antara citra tubuh
kosmetik wardah dan kepercayaan diri dan dan kepercayaan diri pada
Sampel : memiliki r = 0,377 dengan mahasiswi pengguna kosmetik
70 orang nilai sigifikan 0,0001 (p < wardah. Kepercayaan diri.
0,05%).
Analisis : Berdasarkan hasil mean
Korelasi empiric kepercayaan diri
pada mahasiswi memiliki
nilai 95,53% yang kategori
tinggi citra tubuh sebesar
78,72%
kategori tinggi.
21

4.2 Pembahasan

Wanita merupakan mahluk yang mencintai keindahan. Banyak hal yang dilakukan wanita

agar terlihat indah, dengan mempercantik diri. Hal ini dilakukan untuk menunjang

penampilannya.

Penampilan pada wanita sering dihubungkan dengan nilai estetika diri yaitu cantik.

Munculnya kebutuhan seseorang untuk memiliki penampilan cantik dan menarik dapat dilihat

pula dari pertumbuhan layanan jasa perawatan diri.

Menurut penelitian khumaira (2018) terkait dengan hubungan antara harga diri, citra tubuh

dan dukungan teman sebaya terhadap prilaku konsumtif pada mahasiswa konsumen klinik

perawatan kecantikan bahwa bertujuan untuk menguji hubungan antara harga diri, citra tubuh

dan dukungan teman sebaya dengan prilaku konsumtif pada mahasiswa konsumen perawatan

kecantikan, menguji hubungan harga diri dengan prilaku konsumtif pada mahasiswa konsumen

perawatan kecantikan, menguji hubungan antara citra tubuh dengan prilaku konsumtif pada

mahasiswa kosnumen perawatan kecantikan dan menguji hubungan antara dukungan teman

sebaya dengan prilaku konsmtif pada mahasiswa konnsumen perawatan kecantikan.

Berdasarkan hasil kesimpulan dari hasil uji regresi yang dihasilkan R= 0,95, F sebesar

625,617 dengan (p)=0,000(p<0,01) hasil penelitian ini bahwa ada hubungan prilaku konsumtif

dengan harga diri.

Penelitian firda Narotama Sahri tahun (2016) terkait dengan hubungan antara body image

dengan self-esteem pada wanita dewasa awal pengguna skincare, yang bertujuan mengetahui

hubungan antara body image dengan self-esteem pada dewasa awal pengguna skincare, untuk

mngetahui peran body image terhadap self-esteem pada wanita dewsaa awal yang menggunakan

skincare dan untuk mengetahui tingkat body image dan tingkat self-esteem pada wanita dewsa
22

awal yang menggunakan skincare. Penelitian ini dilakukan pada mahaiswi berusia 18-22 tahun

yang menggunakan produk skincare dengan nilai koefesien korelasi sebersar 0,34 dengan value

0,008<0,01 yang berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara body image dengan

self-esteem pada wanita dewasa awal pengguna skincare. Keekfektifan body image sebesar 5,5%

terhadap self-estem.

Hal tesebut terjadi karena dengan menggunakan kosmetik skincare dapat ,menigkatkan

kepercayaan diri mahasiswa, sehingga mereka memiliki harga diri yang positif/baik.

Penelitian Aisiyah dkk, tahun (2018) Yang berjudul citra tubuh dan kepercayaan diri pada

mahasiswa pengguna kosmetik wardah bertujuan untuk menguji hubungan citra tubuh dengan

kepercayaan diri pada mahasisiwi pengguna kosmetik wardah. hasil penelitian ini menunjukan

bahwa koefesien korelasi antara citra tubuh dan kepercyaan diri memiliki nilai r 0,377 dengan

signifikansi sebesar 0,001 yang menunjukan bahwa responden dalam penelitian ini

mempersepsikan diri yang terkait dengan citra tubuh dengan cara mengevaluasi penampilan

secara positif, berorientasi pada penampilan dengan baik, puas terhadap bagian tubuhnya,

mempersepsikan bagian-bagian tubuhnya secara positif yng menimbulkan kepercayaan diri

memilki keyakinan apa yang dimilikinya, dan menerima penampilan dirinya.

Dunia kecantikan saat ini sedang berkembang. Hal ini terlihat dari banyak munculnya

berbagai macam pusat-pusat perawatan kecantikan dan industirya kosmetik saat ini. Sebagian

wanita menggunakan berbagai macam kosmetik, mulai dari kosmetik perawatan tubuh dari ujung

rambut sampai ujung kaki untuk tampil cantik seperti apa yang mereka harapkan. Perawatan

wajah bertujuan untuk mendapatkan kulit yang sehat, dan segar (Sari, 2017).

Untuk memperoleh kepuasan diri, sering kali wanita menggunakan berbagai cara untuk

mempercantik salah satunya menggunakan macam kosmetik. Penggunaan kosmetik dapat


23

memberikan suatu tampilan yang menarik pada seseorang guna menambah rasa pecaya diri.

Salah satumya menggunakan kosmetik skincare khususnya pada kaum wanita. Hal ini didukung

oleh penelitian yang dilakukan Welly Dwiga dkk. ( 2013) yang dilakukan pada 80 responden

dengan enggunakan teknik sampling purposive incidental sampling didapatkan bahawa terdapat

hubungan yang positif antara gaya hidup konsumtif dengan harga diri remaja perempuan

pengguna skincare di kota surakarta dengan nilai signiikansi 0,000(p< 0,05 dimana ada

kecenderungan semakin tinggi gaya hidup konsumtif maka akan semakin tinggi pula harga diri

pada remaja perempuan tersebut.

Kosmetik adalah zat perawatan yang digunakan untuk meningkatkan penampilan atau

aroma tubuh manusia. Kosmetik umumnya merupakan campuran dari beragam senyawa kimia,

beberapa terbuat dari sumber-sumber alami yang kebanyakan dari bahan sintetis. Perihal atau

tata cara menggunakan kosmetik di sebut dengan tata rias atau make up (Windayani dan Ade

Novi, 2014).

Skincare atau perawatan kulit yang umumnya di pakai oleh kaum wanita diantarannya

meliputi serangkaian aktivitas yang mendukung kesehatan kulit, meningkatkan penampilan dan

meringankan kondisi kulit. Skincare dapat mencangkup nutrisi bagi kulit hingga menghindari

dampak negatif dari paparan matahari yang berlebih (Nur Hidayah Perwitasari 2011).

Kepuasan diri dari penggunaan kosmetik skincare ini dapat memicu kepercayaan diri yang

mampu meningkatkan harga diri seseorang tersebut. Hal ini didukung oleh penelitian Ulfiyatun

dan Rohmatun (2017) yang dilakukan pada 96 responden dengan teknik sampling saturated

sampling didapatkan bahwa terdapat hubungan positif yang sanat signifikan antara kepercayaan

diri mahasiswa fakultas psikologi yang melakukan perawatan wajah di klinik kecantikan dengan

perolehan nilai r = 0,354 taraf signifikansi 0,000 (p<0,01).


24

Harga diri merupakan kebutuhan dasar setiap manusia (Grenbreng, 2010) keyakinan

mengenai pentingnya peningkatan harga diri pada individu khususnya pada anak-anak dan

remaja) akan sangat bermanfaat untuk individu itu sendiri maupun untuk masyarakat.

Menurut Stuart dan Laraia (2005), harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang

ingin di capai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri salah satunya

dengan menggunakan kosmetik skincare. sebagai kepuasan terhadap diri sendiri dan

kepercayaan yang ada di diri seseorang (Kaplan, 2015).

(Thomspon Dalam Ridha, 2012) mengungkapkan tingkat kepuasan dan ketidakpuasan

individu terhadap tubuhnya tergantung pada perasaan yang dimiliki individu serta harapan-

harapan mengenai tubuhnya. Secord and jourad (Grogan, 2011) berpendapat bahwa kepuasan

seseorang terhadap tubuh nya sangat berhubungan dengan harga diri, dengan kata lain orang

yang memiliki harga diri tinggi juga akan cenderung memiliki harga diri tinggi.

Sesuai dengan penelitian oleh penelitian Khumaira (2018) bahwa Semakin tinggi harga

diri yang dimiliki mahasiswa semakin rendah perilaku konsumtif sebaliknya semakin rendah

harga diri yang memiliki maka semakin tinggi prilaku konsumtif.


BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari 4 artikel penelitian yang direview menunjukan bahwa

gambaran harga diri mahasiswa pengguna kosmetik skincare memiliki tingkat

harga diri yang adaptif/ positif,, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan diri

mereka.

5.2 Saran

Diharapkan literature review ini dapat dijadikan bahan referensi dan

wawasan bagi peneliti selanjutnya terkait dengan gambaran harga diri mahasiswa

pengguna kosmetik skincare

25
26

DAFTAR PUSTAKA

Dalami, Ermawati, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Psikososial. TIM:

Jakarta.

Fitriandari, dkk. 2011. Hubungan Antara Body Image Dan Gaya Hidup Konsumtif Dengan

Harga Diri Remaja Perempuan Pengguna Skincare Di Kota Surakarta. Diakses melalui

digilif.uns.ac.id.

Fitriyaninur, dkk. 2013. Hubungan Antara Konformitas Dengan Prilaku Konsumtif Pada

Mahasiswa Di Genuk Indah Semarang. Jurnal Psikologi Undip Volume 2 No (1).

Diakses melalui https://media.neliti.com.

Nurhidayati, 2016. Peningkatan Pemahaman Management Waktu Melalui Bimbingan

Kelompok Dengan Teknik Problem Solfing Pada Siswa. Psikopeda Yogyakarta

Volume 5 No (1). Diakses melalui journal.uad.ac.id.

Pangaribuan, Lina. 2017. Effect Samping Kosmetik Dan Penangannya Agi Kaum

Perempuan. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol 15 (2).

Tranggono, Retno Iswari, fatma latifah. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.

Gramedia: Jakarta.

Windayani, Novia Restu, Ade Novi Ni. 2014. Peningkatan Hasil Belajar Pada Riasa Wajah

Sehari-Hari Melalui Multimedia Pembelajaran Interaktiv Di Smkn 1 Tegal. Jurnal Of


27

Beauty And Beauty Health Education Volume 3 No (1). Diakses melalui

http://jornal.unnes.ac.id.

Wulandari, Risky Desti, Donan Alananto. 2018. Pengaruh Citra Merk Dan Kualitas Produk

Terhadap Kepitusan Pembelian Pada Produk Kosmetik. Jural Riset ,Managemt Dan

Bisnis Volume 3 No(1).

Dermawan, Deden dan Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan

Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Lukman Yusuf 2012. Harga diri pada Remaja Menengah Putri di SMA Negri 15 Kota

Semarang. Jurnal Studiess, Volume 1, Nomor, (1) Tahun 2012, Halaman 225-2230

Diakses melalui http//ejournal-s1.umdip.ac.id./index.php.jnursing.

Anda mungkin juga menyukai