SKRIPSI
Oleh:
NURMAYA SARI
NIM 15034067501
SAMARINDA
2017
i
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
Disusun Oleh
NURMAYA SARI
NIM 15034067501
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
NIK. 1130728613071
vii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : 15034067501
Judul Laporan Tugas Akhir : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Dalam
Pembatasan Asupan Cairan Dan Nutrisi Pasien Gagal
Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Di Rs
Dr.R. Hardjanto Balikpapan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain
yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan, maka
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Nurmaya Sari
NIM. 15034067501
vii
ABSTRAK
Latar belakang : Pasien gagal ginjal kronik yang secara rutin menjalani hemodialisa biasanya
mengalami kelebihan volume cairan karena penurunan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan.
Salah satu penyebab kematian pada pasien GGK dengan hemodialisa adalah karena masalah
asupan nutrisi dan cairan yang tidak terkontrol, Fakta ini diharapkan dapat dicegah dengan
melibatkan dukungan keluarga dalam kepatuhan pasien dalam pembatasan asupan cairan. dan
nutrisi.
Tujuan : Dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan
kepatuhan pasien gagal ginjal dalam pembatasan nutrisi pada pasien penyakit ginjal kronis
dengan hemodialisis, dan untuk mengetahui hubungan antara sistem pendukung kepatuhan dalam
membatasi asupan cairan dan nutrisi pada pasien penyakit ginjal kronis dengan hemodialisis.
Metode : Rancangan penelitian ini adalah cross sectional correlation. Total sampel adalah 41
orang yang diambil dengan menggunakan teknik sampling total sampling sesuai dengan kriteria
inklusi. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dengan 29 pertanyaan.
Hasil penelitian : Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Dalam Pembatasan Cairan Dan Nutrisi Pada Pasien CKD Yang Menjalani Terapi
Hemodialisa Di Rumah Sakit Dr. R. Hardjanto Balikpapan (p value 0,796).
Pembahasan : Menurut hasil penelitian ini diharapkan bisa lebih diperhatikan faktor-faktor lain
yang mempengaruhi kepatuhan terhadap pembatasan asupan cairan dan nutrisi pada pasien
gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis, misal dari motivasi intrinsik dari pasien tersebut.
1
Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Kesehatan Wiyata Husada Samarinda
2
Dosen, Akademi Keperawatan Pemerintah Provinsi Samarinda
3
Dosen, Sekolah Kesehatan Wiyata Husada Samarinda
vii
ABSTRACT
Background : Patients with chronic renal failure who regularly undergo hemodialysis usually
experience excess fluid volume due to decreased renal function in removing fluids. One of the
causes of death in patients with hemodialysis CKG is due to uncontrolled nutritional and fluid
intake problems. This fact is expected to be prevented by involving family support in patient
compliance with the limitation of fluid and nutritional intake.
Aim : The purpose of this study was to investigate the relationship of family support to the
adherence of renal failure patients in nutritional restriction in patients with chronic kidney disease
with hemodialysis, and to determine the relationship between adherence support systems in
limiting fluid intake and nutrition in patients with chronic kidney disease with hemodialysis.
Method. : The design of this research is cross sectional correlation. The total sample was 41
people taken using total sampling sampling technique according to inclusion criteria. Data were
collected using questionnaires with 29 questions.
Research result : Data were analyzed by univariate and bivariate analysis with Chi-Square test.
The results showed that there was no relationship between Family Support Relation With
Compliance In Limit Of Fluid And Nutrition In CKD Patients Who Underwent Hemodialysis Therapy
In Hospital Dr. R. Hardjanto Balikpapan (p value 0,796).
Discussion : According to the results of this study, it is hoped that other factors that will influence
the adherence to fluid and nutrient intake restrictions in patients with renal failure who undergo
hemodialysis therapy, eg from the intrinsic motivation of the patient.
1
Nursing Studies Program, Wiyata Husada Samarinda Health School Of
Samarinda
2
Lecturer, Nursery Academy of Samarinda Province Governmentrsing
3
Lecturer, Wiyata Husada Samarinda Health School
vii
56
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Berkat Rahmat dan
Bimbingannya yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada peneliti sehingga
bisa menyelesaikan skripsi dengan judul Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap
Kepatuhan Dalam Pembatasan Asupan Cairan Dan Nutrisi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik
Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Di Rs Dr.R. Hardjanto Balikpapan. skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan ( S.Kep) pada
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Wiyata Husada Samarinda.
Dalam menyusun skripsi ini peneliti mendapatkan dukungan dan arahan dari
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa hormat dan
ucapan terimakasih yang tak terhingga, khususnya kepada yang terhormat :
vii
57
10. Teman-teman seperjuangan Program Studi S1 Ilmu Keperawatan yang tidak dapat
saya sebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan, semangat, kenangan, dan
kebersamaan yang telah terjalin begitu indah dan tak terlupakan.
Dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Mohon maaf atas
segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin telah saya perbuat. Semoga Allah
SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu
menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin.
Peneliti
HaL
i
ii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................. iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................... vii
vii
HALAMAN DAFTAR ISI
LEMBARJUDUL.........................................................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................
58
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang . 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum.............................................................................. 5
2. Tujuan Khusus............ 5
D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 6
E. Penelitian terkait.............................................................................. 7
vii
59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan................................................................................... 54
2. Saran ................................................ 55
DAFTAR TABEL
Halaman
vii
60
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 2.1. Kerangka Teori .......................................................................... 24
vii
61
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4. Kuesioner Kepatuhan Pasien gagal ginjal kronik dalam pembatasan cairan
dan nutrisi dalam menjalani terapi hemodialisa
vii
62
`BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit gagal ginjal kronik adalah suatu kondisi kerusakan ginjal yang terjadi
selama 3 bulan atau lebih, yang didefinisikan sebagai abnormalitas struktur atau
fungsional ginjal, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) yang
bermanifestasi sebagai kelainan patologis atau kerusakan ginjal; termasuk
ketidakseimbangan komposisi zat di dalam darah atau urin serta ada atau tidaknya
gangguan hasil pemeriksaan pencitraan (Dep-Kes RI 2008). LFG yang kurang dari
60ml/menit/1,73 m lebih dari 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal (Dep-Kes RI
2008). Penyakit ini disebut CKD stadium 5 dan juga disebut penyakit ginjal stadium akhir
(End State Renal Disease [ESRD]), ESRD ditunjukkan dengan ketidakmampuan ginjal
dalam mempertahankan homeostatis tubuh (Ignatavicius & Workman, 2006). Pasien
CKD dapat mempertahankan hidup sampai beberapa tahun dengan menggunakan
terapi pengganti ginjal. Salah satu terapi pengganti adalah Hemodialisis (HD) yang
vii
63
vii
64
Tindakan terapi hemodialisa pada penyakit gagal kronik akan memerlukan waktu
yang panjang yang tentunya harus ditentukan oleh banyak faktor untuk mencapai
kualitas yang optimal. Di Amerika dan Afrika kualitas hidup pasien gagal ginjal akan baik
dan efektif jika pemenuhan kepatuhan dialisis terjamin. Kepatuhan sangat diperlukan
dalam keberhasilan pengobatan pada penyakit gagal ginjal (Am J Kidney Dis, 2010).
Menurut jurnal keperawatan Soedirman tahun 2009 bahwa pasien gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisis rutin di RSU Panti Rapih 64,29%, penderita gagal ginjal
kronik tidah patuh dalam mengurangi asupan cairan (Ikaristi, 2009). Beberapa faktor
yang mempengaruhi kepatuhan terhadap terapi hemodialisa adalah; pengetahuan,
tingkat ekonomi, sikap, usia, jarak, nilai dan keyakinan, derajat penyakit, dan yang lebih
penting adalah dukungan sosial keluarga (Pitda- IPDI, 2010). Nilai-nilai dan keyakinan
individu dalam mengambil suatu keputusan dalam hal ini untuk mendapatkan kesehatan
yang optimal melalui terapi hemodialisis merupakan keyakinan dasar yang digunakan
oleh individu tersebut untuk memotivasi dirinya selama menjalani terapi. Menurut
penelitian Departements of Medicine and psychology (Joann Spinale, Scott D. Cohen et
al, 2008), bahwa tingkat spiritual dan dukungan sosial keluarga sangat berpengaruh
pada bertahan hidupnya pasien gagal ginjal kronik.
Individu dengan hemodialisa jangka panjang sering merasa khawatir akan kondisi
sakitnya dan gangguan dalam hidupnya. Seorang pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani cuci darah (Hemodialisa) dalam kurun waktu yang lama tentu membutuhkan
dukungan sosial keluarga. Mereka biasanya menghadapi masalah finansial, kesulitan
dalam mempertahankan pekerjaannya, dorongan seksual yang menghilang/impotensi,
depresi akibat sakit yang kronis dan ketakutan terhadap kematian. Gaya hidup
terencana yang berhubungan dengan terapi dialisis dan pembatasan asupan makanan
serta cairan sering menghilangkan semangat hidup pasien dan keluarganya. Sulit bagi
pasien, pasangan dan keluarganya untuk mengungkapkan rasa marah serta perasaan
negatif. Keadaan ini mengarahkan pasien dan keluarganya kepada sumber-sumber
yang ada untuk mendapatkan bantuan serta dukungan.
Dukungan sosial adalah sumber daya sosial dalam menghadapi suatu peristiwa
yang menekan dan perilaku menolong yang diberikan pada individu yang membutuhkan
dukungan. Dukungan keluarga yang dirasakan oleh individu dalam kehidupannya
membuat ia merasa dicintai, dihargai, dan diakui serta membuat dirinya lebih berarti dan
dapat mengoptimalkan potensi yang ada pada dirinya. Dukungan sosial keluarga dapat
berbentuk dukungan material, harga diri, emosional maupun informasional. Dukungan
sosial sangat berpengaruh pada pasien gagal ginjal kronik untuk bertahan hidup
(Vittinghoff and McCulloch, 2007).
vii
65
Rumah Sakit Dr. R. Hardjanto Balikpapan merupakan rumah sakit milik TNI AD
yang berlokasi di tengah pusat kota Balikpapan, dengan tipe RS kelas B. Rumah Sakit
Dr. R. Hardjanto Balikpapan mempunyai ruang khusus hemodialisa yang melayani
pasien hemodialisa dengan menyediakan 11 unit mesin hemodialisa. 10 mesin untuk
pasien rutin, dan satu mesin untuk pasien yang mengidap penyakit hepatitis C. Jumlah
pasien hemodialisa di Rumah Sakit Dr. R. Hardjanto Balikpapan saat ini mencapai 41
orang. Setiap hari kegiatan hemodialisa dilakukan dalam dua shift, pagi dan siang.
Ruang hemodialisa Rumah Sakit Dr. R. Hardjanto Balikpapan melayani pasien umum,
BPJS, kerjasama perusahaan dan asuransi. (Rumah Sakit Dr. R. Hardjanto Balikpapan,
2017).
Data Rekam Medik di Rumah Sakit Dr. R. Hardjanto Balikpapan pada tahun 2015
didapatkan jumlah pasien yang menjalani hemodialisa rata rata dalam satu bulannya
yaitu 31 pasien dengan 166 kunjungan, dan pada tahun 2016 rata-rata jumlah pasien
yaitu 37 pasien dengan 271 kunjungan, data terakhir bulan januari 2017 menunjukkan
jumlah pasien meningkat 42 pasien dengan 301 kunjungan setiap bulannya dengan
frekuensi terapi setiap pasien berbeda, ada yang menjalani 1 kali dalam seminggu, ada
yang rutin 2 kali seminggu dan ada pula yang 3 kali dalam seminggu sesuai anjuran
dokter.
Berdasarkan observasi dan wawancara pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti
pada bulan Januari sampai Februari 2017 di ruang hemodialisa Rumah Sakit Dr. R.
Hardjanto Balikpapan diperoleh informasi dari 16 orang pasien terdapat 10 pasien yang
kurang mematuhi pembatasan asupan cairan dan nutrisi oleh karena kurang mendapat
motivasi dari keluarga serta tidak ada yg melarang/membatasi pasien makan dan minum
selama di rumah. 6 pasien lainnya mengatakan dukungan keluarga hanya terbatas
pada dukungan dana saja namun secara moril dan mental mereka tidak pernah merasa
mendapatkan dukungan dari keluarganya. Bila kepatuhan dalam pembatasan cairan
dan pengaturan nutrisi diabaikan dapat menyebabkan pasien sering merasa sesak dan
fungsi ginjal menurun.
Pengaturan nutrisi dan cairan yang tidak dipatuhi membuat fungsi ginjal menurun
sehingga frekuensi menjalani hemodialisa menjadi meningkat. Peningkatan frekuensi
menjalani hemodialisa tentunya menambah biaya dan waktu serta dapat meningkatkan
stress baik bagi pasien keluarga dan menimbulkan permasalahan buat pemerintah.
Dukungan Sosial keluarga sangat berpengaruh pada tingkat kepatuhan seseorang
dalam menjalani terapi hemodialisa. Dukungan keluarga diharapkan dapat membuat
pasien patuh terhadap pembatasan asupan cairan dan nutrisi dapat berupa dukungan
informasional, dukungan penilaian tentang pola komposisi dan jumlah asupan nutrisi dan
cairan bagi pasien. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
vii
66
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan dalam Pembatasan Asupan
Cairan dan Nutrisi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa
di Rumah Sakit Dr. R. Hardjanto Balikpapan.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
D. Manfaat Penulisan
1. Ilmu Keperawatan
Menambah informasi terutama dalam ilmu keperawatan yang terkait dengan
munculnya masalah kesehatan, terutama pada kepatuhan pasien gagal ginjal Kronik
dengan pembatasan asupan cairan dan nutrisi di Rumah Sakit Dr. R. Hardjanto
Balikpapan.
vii
67
2. Profesi Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan bentuk dukungan keluarga
yang berhubungan dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronik terhadap
pembatasan asupan cairan dan nutrisi, sebagai masukan bagi dunia keperawatan
dalam keperawatan hemodialisa.
3. Institusi
Sebagai informasi tambahan agar dapat digunakan sebagai sumber informasi
ilmu pengetahuan bagi mahasiswa.
4. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan terkait
dengan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
5. Peneliti
Memperoleh pengalaman baru dalam melakukan penelitian khususnya tentang
bentuk dukungan keluarga yang berhubungan dengan kepatuhan pasien gagal
ginjal kronik dalam pembatasan asupan cairan dan nutrisi bagi pasien yang
menjalani terapi hemodialisa.
6. Penelitian selanjutnya.
Hasil penelitian ini berguna dalam menambah pengalaman peneliti dan dapat
dijadikan sebagai sumber informasi bagi penelitian selanjutnya mengenai bentuk
dukungan keluarga yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap asupan cairan
dan nutrisi pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa.
E. Penelitian terkait
Dari penelusuran peneliti mengenai hubungan dukungan keluarga terhadap
kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan dan nutrisi pada pasien gagal ginjal kronik
yang menjalani terapi hemodialisa di Rumah Sakit, Adapun beberapa penelitian yang
sudah diteliti yang hampir sama, antara lain :
1. Yemima G.V Wurara, Esrom Kanine, Ferdinand Wowiling (2013), meneliti
Mekanisme Koping pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi
Hemodialisis di Rumah Sakit Prof.Dr.R.D Kandou Manado. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
vii
68
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Pengertian Keluarga akan berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini
bergantung kepada orientasi dan cara pandang yang digunakan seseorang dalam
mendefinisikan. Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adaptasi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental
dan emosional serta sosial individu yang ada didalamnya, dilihat dari interaksi yang
reguler dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk
vii
69
mencapai tujuan umum (Duval, 1972 dalam Ali, 2009). Menurut Friedman (2010)
keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan atau
tidak adanya ikatan perkawinan darah atau adopsi dan anggota keluarga saling
berinteraksi dan berkomunikasi serta memiliki peran masing-masing dalam
keluarga. Menurut Friedman (1998) dalam Rini, Rahmalia dan Dewi (2012)
menyatakan bahwa ikatan kekeluargaan yang kuat sangat membantu ketika pasien
menghadapi masalah, hal ini dikarenakan keluarga adalah orang yang peling dekat
hubungannya dengan pasien. Keluarga menempati posisi diantara individu dan
masyarakat, oleh karena itu betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga dalam
mendukung kepatuhan pasien CKD dalam pembatasan asupan cairan dan nutrisi.
2. Fungsi Keluarga
Friedman (2010) menjelaskan bahwa fungsi dasar keluarga adalah untuk
memenuhi kebutuhan anggota keluarganya dan masyarakat yang lebih luas,
terdapat lima fungsi keluarga yang harus dijalankan dalam suatu keluarga untuk
menciptakan keluarga yang harmonis yaitu :
a. Fungsi Efektif adalah fungsi keluarga yang berhubungan dengan fungsi internal
keluarga dalam memberikan perlindungan psikososial dan dukungan terhadap
anggota keluarga. Keluarga sebagai sumber cinta, pengakuan, penghargaan
dan sumber dukungan primer. Satir (1972, dalam friedman 2010) menjelaskan
bahwa fungsi afektif keluarga merupakan aspek dasar dalam pembentukan dan
tercapainya keharmonisan keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi adalah keluarga berfungsi memberikan pengalaman belajar
pada anggota keluarga. Pengalaman ini ditujukan untuk mengajarkan pada anak
bagaimana mengemban peran sebagai orang dewasa di dalam masyarakat,
sebelum anak keluar dari rumah untuk hidup mandiri dimasyarakat.keluarga
membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan yaitu fungsi keluarga dalam menjaga dan merawat
kesehatan anggota keluarganya agar tetap memiliki produktifitas yang tinggi.
Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan.
d. Fungsi Ekonomi keluarga berfungsi sebagai pencari sumber penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga dan sebagai tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya. Keluarga sebagai tepat perencana akan kebutuhan
dimasa yang akan datang melalui menabung.
vii
70
vii
71
vii
72
menjadi individu lebih optimis dalam menghadapi kehidupan saat ini maupun masa
yang akan datang, lebih terampil dalam memenuhi kebutuhan psikologis dan
memiliki sistem yang lebih tinggi, serta tingkat kecemasan yang lebih rendah,
mempertinggi interpersonal skill (keterampilan interpersonal), memiliki kemampuan
untuk mencapai apa yang diinginkan dan lebih dapat membimbing individu untuk
beradaptasi. Keluarga dapat saling membantu untuk memberikan perawatan.
Dukungan keluarga menurut friedmann (2010) menerangkan bahwa keluarga
memiliki empat fungsi dukungan keluarga, yaitu sebagai berikut :
a. Dukungan Informasional
Menurut Hause dan Newman (1997, dalam Friedman, 2010) dukungan
informasional adalah dukungan dalam bentuk komunikasi tentang opini atau
kenyataan yang relevan tentang kesulitan-kesulitan pada saat ini, misalnya
nasehat dan informasi-informasi yang dapat menjadikan individu lebih mampu
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dukungan informasi keluarga
merupakan suatu dukungan atau bantuan yang diberikan oleh keluarga dalam
bentuk memberikan saran atau masukan, nasehat atau arahan, dan
memberikan informasi-informasi penting yang sangat dibutuhkan keluarga
dalam upaya meningkatkan satatus kesehatannya, manfaat dari dukungan ini
adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang
diberikan dapat menyumbang aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-
aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, saran, petunjuk dan pemberian
informasi. Untuk pasien gagal ginjal kronik diberikan informasi oleh
keluarganya tentang : penyakit gagal ginjal kronik serta penanganannya
dalam meningkatkan kualitas hidup dengan mematuhi pembatasan asupan
cairan dan nutrisi.
b. Dukungan Emosional
Dukungan emosional merupakan bantuan emosional, pernyataan tentang
cinta, perhatian, penghargaan, dan simpati dan menjadi bagian dari kelompok
yang berfungsi untuk memperbaiki perasaan negatif yang khususnya
disebabkan oleh stress. Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk
istirahat dan belajar serta membantu penguasaan terhadap emosi. Diantaranya
menjaga hubungan emosional, meliputi dukungan yang diwujudkan dalam
bentuk kasih sayang, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan
didengarkan. Dukungan emosional merupakan fungsi afektif keluarga yang
harus diterapkan kepada seluruh anggota keluarga termasuk anggota keluarga
yang terdiagnosa gagal ginjal kronik. Fungsi afektif merupakan fungsi internal
keluarga dalam memenuhi kebutuhan psikososial anggota keluarga dengan
vii
73
vii
74
vii
75
vii
76
B. Konsep Kepatuhan
Kepatuhan merupakan suatu permasalahan bagi semua disiplin perawatan
kesehatan. Kepatuhan (adherence) secara umum didefinisikan sebagai tingkatan
perilaku seseorang yang mendapatkan pengobatan, mengikuti diet, dan atau
melaksanakan gaya hidup sesuai dengan rekomendasi pemberi pelayanan kesehatan
(Kaplan & Sadock,2010)
Pada banyak orang dengan penyakit kronis kepatuhan memainkan peranan
penting dalam kelangsungan hidup pasien. Untuk mengelola keberhasilan penyakit
kronis, individu harus bertanggung jawab dalam banyak aspek pengobatan mereka
sendiri secara teratur dan jangka panjang. Sehingga untuk mewujudkan kepatuhan,
pasien perlu menggabungkan perubahan gaya hidup dan perubahan prilaku lainnya
menjadi rutinitas mereka sehari-hari.
vii
77
gagal ginjal kronik yang menjalani dialisis (Almatsier, 2006; Brunner & Suddart,
2002). Aturan yang dipakai untuk menentukan banyaknya asupan cairan adalah:
Jumlah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terakhir + 500 ml (IWL). Apabila
pasien tidak membatasi jumlah asupan cairan maka cairan akan menumpuk di dalam
tubuh sehingga berat badan meningkat. Peningkatan berat badan akibat asupan
cairan pasien yang tidak terkontrol tersebut menyebabkan terjadinya tekanan darah
tinggi, edema (bengkak) pada paru, dan kaki. Pasien juga akan merasa tidak
nyaman karena sesak nafas, lelah, dan lemas.
Pemasukan air dalam tubuh terdiri dari air minum dan air yang terkandung
dalam makanan juga. Makanan dan buah-buahan yang mengandung tinggi air juga
harus diperhatikan pada pasien ginjal kronik seperti sup ayam, susu, semangka,
nanas, papaya, melon, dan lain-lainnya.
Syarat pemberian diet pada CKD adalah (Almatsier, 2006 dalam Syamsiah,
2011) :
1) Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB
2) Protein rendah, yaitu 0,6-0,75 gr/kg BB. Sebagian harus bernilai biologik
tinggi.
vii
78
3) Lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan total energi, diutamakan lemak
tidak jenuh ganda.
4) Karbohidrat cukup, yaitu : kebutuhan energi total dikurangi yang berasal dari
protein dan lemak.
5) Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema, acites, oliguria atau anuria,
banyak natrium yang diberikan antara 1-3 g.
6) Kalium dibatasi (60-70 mEq) apabila ada hiperkalemia (kalium darah . 5,5
mEq) oliguria atau anuria.
7) Cairan dibatasi yanitu sebanyak jumlah urine sehari ditambah dengan
pengeluaran cairan melalui keringat dan pernapasan (500ml).
8) Vitamin cukup, bila perlu berikan suplemen piridoksin, asam folat, vitamin C
dan vitamin D.
b. Jenis kelamin
Laki-laki dan perempuan sudah pasti berbeda. Berbeda dalam cara
berespon, bertindak, dan bekerja di dalam situasi yang mempengaruhi setiap
segi kehidupan. Misalnya dalam hubungan antar manusia, intuisi perempuan
cenderung ditampakkan dengan nada suara dan air muka yang lembut,
sedangkan laki-laki cenderung tidak peka terhadap tanda-tanda komunikasi
tersebut. Laki-laki dan perempuan memperlihatkan budaya sosial yang berbeda
satu sama lain. Mereka menggunakan symbol, system kepercayaan, dan cara-
cara yang berbeda untuk mengekspresikan dirinya
vii
79
c. Pendidikan
Pendidikan merupakan pengalaman yang berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan kualitas pribadi seseorang, dimana semakin tinggi tingkat
pendidikan akan semakin besar kemampuannya untuk memanfaatkan
pengetahuan dan keterampilannya (Siagian, 2001 dalam Rohman, 2007).
d. Lamanya Hemodialisa
Periode sakit dapat mempengaruhi kepatuhan. Beberapa penyakit yang
tergolong penyakit kronik, banyak mengalami masalah kepatuhan. Pengaruh
sakit yang lama, belum lagi perubahan pola hidup yang kompleks serta
komplikasi-komplikasi yang sering muncul sebagai dampak sakit yang lama
mempengaruhi bukan hanya pada fisik pasien, namun lebih jauh emosional,
psikologis dan social pasien. Pada pasien hemodialisis didapatkan hasil riset
yang memperlihatkan perbedaan kepatuhan pada pasien yang sakit kurang dari
1 tahun dengan yang lebih dari 1 tahun. Semakin lama sakit yang diderita, maka
resiko terjadi penurunan tingkat kepatuhan semakin tinggi (Kamerrer, 2007
dalam Syamsiah,2011)
e. Kebiasaan merokok
Leggat et al (1998 dalam Kamerrer, 2007) adalah orang pertama yang
mempertimbangkan bahwa merokok sebagai prediktor potensial dari
ketidakpatuhan. Kutner et al (2002 dalam Kamerrer, 2007) juga menunjukkan
bahwa merokok saat ini memiliki hubungan yang bermakna dengan
ketidakpatuhan (melewatkan sesi hemodialisis) dengan P = 0,04.
f. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting terbentuknya prilaku
seseorang. Prilaku didasarkan atas pengetahuan, walaupun pengetahuan yang
mendasari sikap seseorang masih dipengaruhi oleh banyak faktor lain yang
sangat kompleks sehingga terbentuk prilaku yang nyata (Notoadmodjo, 2003
dalam sari 2009)
1. Motivasi
Motivasi seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga
tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif
tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk
bertingkahlaku, dan di dalam perbuatanya itu mempunyai tujuan tertentu.
2. Akses pelayanan kesehatan
Faktor akses pelayanan kesehatan meliputi : fasilitas unit hemodialisis,
kemudahan mencapai pelayanan kesehatan (termasuk didalamnya biaya,
jarak, ketersediaan transportasi, waktu pelayanan dan keterampilan petugas).
vii
80
Fasilitas ukuran besar (10 atau lebih pasien di HD) dihubungkan dengan
reaksi melewatkan dan memperpendek waktu pengobatan dialysis, serta
kelebihan IDWG.
3. Persepsi pasien terhadap pelayanan perawat
Perawat merupakan salah satu petugas kesehatan yang berinteraksi paling
lama dengan pasien hemodialisis, mulai dari persiapan, Pre Hemodialisis,
Intra Hemodialisis sampai post dialysis. Riset membuktikan bahwa
keberadaan tenaga-tenaga perawat yang terlatih dan professional dan
kualitas interaksi perawat dengan pasien memiliki hubungan yang bermakna
dengan tingkat kepatuhan pasien hemodialisis.
C. Konsep Hemodialisis
1. Definisi Hemodialisis
Hemodialisis berasal dari kata hemo=darah, dan dialisis=pemisahan atau filtrasi.
Hemodialisis adalah suatu metode terapi dialisis yang digunakan untuk
mengeluarkan cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika secara akut
ataupun secara progresif ginjal tidak mampu melaksanakan proses tersebut. Terapi
ini dilakukan dengan menggunakan sebuah mesin yang dilengkapi dengan membran
penyaring semipermiabel (ginjal buatan). Hemodialisis dapat dilakukan pada saat
toksin pada saat toksin atau zat racun harus segera dikeluarkan untuk mencegah
kerusakan permanen atau menyebabkan kematian. Tujuan dari hemodialisis adalah
untuk memindahkan produk-produk limbah yang terakumulasi dalam sirkulasi klien
dan dikelurkan kedalam mesin dialisis (Muttaqin dan Sari, 2011).
2. Prinsip Kerja Hemodialisis
Hemodialisis dilakukan dengan mengalirkan darah ke suatu tabung ginjal buatan
(dializer) yang terdiri dari dua kompartemen terpisah. Darah pasien dipompa dan di
alirkan ke kompartemen darah yang dibatasi oleh selaput semipermiabel buatan
(artifisial) dengan kompartmen (artifisial) dengan kompartmen dialisat dialiri cairan
dialisis yang bebas pirogen, berisi larutan dengan komposisi elektrolit mirip serum
normal dan tidak mengandung sisa metabolisme nitrogen. Cairan dialisat dan darah
yang terpisah akan mengalami perubahan konsentrasi yaang tinggi kearah
vii
81
konsentrasi yang rendah sampai konsentrasi zat terlarut sama dikedua kompartmen
(difusi). Pada proses dialisis, air juga dapat berpindah dari kompartmen darah ke
kompartmen cairan dialisat dengan cara menaikan tekanan hidrostatik negatif pada
kompartmen dialisat. Perpindahan ini disebut ultrafiltrasi (Sudoyo, 2009).
Difusi merupakan proses perpindahan molekul dari larutan dengan konsentrasi
tinggi ke daerah dengan larutan berkonsentrasi rendah sampai tercapai kondisi
seimbang. Proses terjadinya difusi dipengaruhi oleh suhu, visikositas dan ukuran dari
molekul. Saat darah dipompa melalui dialyser maka membran akan mengeluarkan
tekanan positifnya, sehingga tekanan diruangan yang berlawanan dengan membran
menjadi rendah. Hal ini mengakibatkan cairan dan larutan dengan ukuran kecil
bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi menuju daerah yang bertekanan rendah
(tekanan hidrostatik). Karena adanya tekanan hidrostatik tersebut maka cairan dapat
bergerak menuju membran semipermeabel. Proses ini disebut dengan ultrafiltrasi.
D. Kerangka Teori
Dari teori yang telah dijelaskan sebelumnya, adapun gambar kerangka teorinya
sebagai
Konsep Kepatuhan
Faktor- faktor yang
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepatuhan:
mempengaruhi (Kaplan &
dukungan keluarga Sadock,2010)
1. Variabel variabel
demografi
1. Usia
2. Lamanya hd
2. Jenis Kelamin
3. Kebiasaan merokok
3. Sosial
4. Pengetahuan
Ekonomi
5. Motivasi
4. Pendidikan
6. Akses pelayanan
5. Hubungan
kesehatan
keluarga dgn vii
7. Persepsi pasien
pasien
82
F. KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep atau frame work adalah suatu abstrak logical secara harfiah dan
akan membantu penulis dalam menghubungkan hasil penelitian dengan Body Of
Knowledge (Nursalam, 2011). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Dukungan
keluarga sedangkan variabel terikat adalah Kepatuhan dalam pembatasan cairan dan
nutrisi pasien gagal ginjal kronik dalam menjalani terapi hemodialisa, Adapun
kerangkanya adalah sebagai berikut:
keluarga
Keterangan
Saling berhubungan
Yang diteliti
G. HIPOTESIS
Hipotesis penelitian adalah suatu proposisi atau anggapan yang mungkin benar, dan
sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan
ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut (Notoatmodjo, 2012).Hipotesis dalam
penelitian ini adalah: Hipotesis nol ( Ho), Tidak Ada Hubungan Dukungan Keluarga
dengan Kepatuhan dalam Pembatasan Asupan Cairan dan Nutrisi pada Pasien Gagal
vii
83
Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa di Rumah Sakit Dr. R. Hardjanto
Balikpapan.
.
BAB III
METODE PENELITIAN
vii
84
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan sampel non probability sampling yaitu pengambilan sampel yang tidak
didasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan, tetapi semata-mata hanya
berdasarkan kepada segi kepraktisan belaka. Pelaksanaan pengambilan sampel
secara quota sampling dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota
sampel secara quotum atau jatah, kemudian jumlah atau quotum itulah yang
dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan (Notoatmodjo, 2012).
Sampel yang ditentukan sebagai subyek penelitian adalah seluruh pasien
Gagal Ginjal Kronik yang menjalani terapi hemodialisa di di RS. DR. R Hardjanto
Balikpapan yang berjumlah 41 orang.
Jadi jumlah sampel penelitian ini adalah 41 responden pasien Gagal Ginjal
Kronik yang menjalani terapi hemodialisa yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi yaitu sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi
target dan terjangkau yang akan diteliti.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
1) Pasien rutin yang menjalani hemodialisa, bersedia menjadi responden serta
pasien dan keluarganya telah diberikan pendidikan kesehatan mengenai diet
cairan dan nutrisi oleh petugas kesehatan.
2) Bisa membaca dan menulis
3) Kesadaran composmentis
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria Eksklusi adalah keadaan yang menyebabkan subyek penelitian tidak
dapat diambil/diikutsertakan dalam penelitian karena mengganggu pengukuran
dan interpretasi, serta mengganggu kemampuan dalam pelaksanaan, hambatan
- hambatan etis kesehatan dan subyek menolak berpartisipasi (Sugiyono, 2015).
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Pasien gagal ginjal yang baru pertama kali menjalani hemodialisa
2) Pasien dengan kesadaran menurun
vii
85
2. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati
dengan sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2011).
vii
86
vii
87
1 Dukungan Keluarga
- Dukungan informasional 1,2,4,16,18
- Dukungan emosional 5,6,7,8,12,13,17
- Dukungan instrumental 3,4,14,15
- Dukungan penilaian 9,10,11,18
2. Kepatuhan pasien
hemodialisa dalam 1,2,3,13,14,15,
pembatasan asupan 17,18,19,
Cairan dan Nutrisi
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak diperoleh
langsung dari subyek penelitiannya (Saryono, 2008). Dalam penelitian ini data
sekunder diperoleh dari bagian-bagian yang berhubungan dengan obyek penelitian
seperti bagian medical record, catatan perawatan (status pasien) dan bagian lain
yang terkait.
3. Prosedur Pengumpulan Data :
a. Mengajukan permohonan ijin penelitian kepada instansi tempat penelitian.
b. Memilih sampel pasien yang sesuai dengan kriteria penelitian.
c. Menjelaskan maksud, tujuan penelitian, manfaat, peran serta responden selama
penelitian menjadi jaminan kerahasiaan calon responden.
d. Mengajukan permohonan persetujuan penelitian kepada responden yaitu pasien.
e. Setelah responden menyetujui, selanjutnya diminta untuk menandatangani surat
pernyataan kesediaan menjadi responden penelitian.
f. Setelah bersedia untuk menjadi responden, kemudian responden pasien mengisi
kuesioner penelitian
g. Hasil pengisian kuesioner dikumpulkan pada peneliti.
h. Peneliti mengecek kelengkapan kuesioner.
i. Hasil kuesioner yang lengkap dilakukan pengolahan data dan dianalisis.
vii
88
orang sebagai sampel. Uji instrumen dilakukan di RS Siloam Balikpapan yang memiliki
homogenitas yang sama dengan sampel yang akan diuji serta untuk menghindari
responden yang sama dengan pada saat penelitian. Adapun pengujian yang dilakukan
adalah:
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Rumus yang digunakan dalam pengujian ini adalah
rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut:
{ ( )( )}
=
{ 2 ( 2 ) }{( 2())}
Keterangan :
= Koefisien korelasi
X = Variabel bebas
y = Variabel terikat
n = Jumlah responden
Keputusan uji :
1) Bila rhitung> r tabel maka butir pertanyaan valid
2) Bila rhitung< rtabel maka butir pertanyaan tidak valid
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen suatu penelitian dapat dipercaya.
Dalam penelitian ini digunakan teknik pengukuran reliabilitas internal dengan
rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:
k b2
r 1 2
k 1 1
Keterangan :
r = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pernyataan
b2
= jumlah varians butir
12 = varians total
Keputusan uji:
1. Bila rhitung> r tabel maka instrumen reliabel
vii
89
F. Analisa Data
Analisa data bertujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam statistika,
informasi yang diperoleh dipergunakan untuk proses pengambilan keputusan,
terutama dalam pengujian hipotesis. (Notoatmojo, 2010). Dalam pengolahan data
terdapat langkah-langkah yang telah ditempuh diantaranya :
1. Editing
Hasil wawancara, atau pengamatan dari lapangan telah dilakukan
penyuntingan terlebih dahulu. Secara umum editing adalah merupakan kegiatan
untuk pengecekan data. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
jumlah data telah sesuai dengan jumlah yang disebarkan atau ditentukan.
(Notoatmojo, 2010).
2. Coding
Setelah semua lembar observasi diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan
pengkodean atau coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan (Notoatmojo, 2010). Salah satu cara untuk
menyederhanakan data hasil penelitian tersebut adalah dengan memberikan
simbol-simbol tertentu untuk masing-masing data yang sudah diklasifikasikan
diberikan kode, kemudian di masukkan ke program SPSS. Pemberian kode dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel Dukungan Keluarga
Kode 1 : Kurang Mendukung
Kode 2 : Mendukung
b. Variabel Kepatuhan Pasien
vii
90
1. Analisis Univariat
P = F x 100%
vii
91
Keterangan :
P : Presentasi yang di cari
F : Frekuensi sampel / responden untuk setiap pertanyaan
: jumlah keseluruhan sampel
Data penelitian ini awalnya berbentuk numerik, namun karena uji statistik
yang akan digunakan adalah chi square dimana data yang diperlukan adalah
kategorik, maka peneliti akan merubah data numerik menjadi data kategorik
dengan cara menggunakan titik potong (Cut Of Point) dengan terlebih dahulu
melakukan uji normalitas. Uji normalitas yang akan digunakan dengan
menggunakan software computer yang meliputi uji normalitas deskriptif dan uji
normalitas analitik.
Uji normalitas deskriptif terdiri dari Koefisien varian, rasio skewness, rasio
kurtosis, sementara untuk analitiknya menggunakan Saphiro-Wilk karena
responden kurang dari 50 orang (Dahlan, 2009).
Hasil uji normalitas data masing-masing variable, sebaran data variabel
tidak normal maka titik potong yang digunakan adalah median. Melalui
pengelompokan data tersebut dengan Cut Of Point akan didapati data
kategorik.
2. Analisa Bivariat.
Analisa ini bertujuan untuk mengetahui hubungan setiap variabel dengan
dukungan keluarga sebagai variabel dependen. Uji yang digunakan adalah Chi
Square, sehingga dapat diketahui ada atau tidaknya hubungan bermakna
secara statistic dengan menggunakan program komputer dan derajat
kemaknaan 95%. Apabila nilai (p<0,05) berarti perhitungan statistic bermakna
(signifikan) dan bila nilai (p>0,05) berarti hasil perhitungan statistic tidak
bermakna. Artinya nilai p<0,05 maka Ho ditolak dan Ha (hipotesa penelitian)
diterima, yang berarti ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Sedangkan bila nilai p>0,05 maka Ho diterima dan Ha (hipotesa penelitian)
ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat.
Rumus uji statistic Chi Square dengan tingkat kemaknaan = 0,05 dengan
rumus sebagai berikut (Hastono, 2007)
X = (o E)
vii
92
E
Keterangan :
: statistic chi square
O : observasi
E : expected atau hasil yang diharapkan
Setelah didapatkan hitung, kemudian nilai dengan derajat uji kebebasan :
df = (b 1) (k 1)
b = jumlah baris
k = jumlah kolom
G. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti telah mendapatkan persetujuan penelitian
dari Direktur Rumah Sakit. Kemudian melakukan pengamatan/observasi terhadap
responden yang diteliti dengan menekankan pada etika. Secara garis besar dalam
melaksanakan sebuah penelitian ada empat prinsip yang harus dipegang teguh
(Notoatmodjo,2010) yaitu :
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity). Peneliti
perlu mempertimbangkan hak hak subyek penelitian untuk mendapatkan
informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian tersebut., Sebagai
ungkapan peneliti menghormati harkat dan martabat subyek penelitian, peneliti
telah mempersiapkan (informed consent).
vii
93
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (respect for privacy and
confidentiality). Setiap orang mempunyai hak hak dasar individu termasuk
privasi dan kebebasan individu dalam memberikan informasi. Oleh sebab itu
peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasiaan
identitas subyek. Peneliti menggunakan coding sebagai pengganti identitas
responden.
3. Keadilan dan Inklusivitas/keterbukaan (respect for justice an inclusiveness).
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,
keterbukaan dan kehati hatian. Prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan
prosedur penelitian sedangkan prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua
subyek penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa
membedakan gender, agama, etnis, dan sebagainya.
K. Alur Penelitian
Alur penelitian yang direncanakan peneliti adalah sebagai berikut :
vii
94
Populasi :
Seluruh pasien CKD yang menjalani terapi hemodialisa di Rumah Sakit dr. R.
Hardjanto Balikpapan
Sampel :
quota sampling
Mengurus
( 95responden)
Surat Ijin Ruang HD Rumah
Kepala Rumah Sakit Penelitian Stikes WHS Sakit dr. R. Hardjanto
Dr. R. Hardjanto Balikpapan
Balikpapan
Instrumen Penelitian :
kueisiner
Komite
keperawatan
Rumah Sakit dr. R. Pengumpulan
Hardjanto data
Balikpapan
Variabel Independen Variabel Dependen
Kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan dan
nutrisi pada pasien Gagal Ginjal Kronik yang Dukungan Keluarga
menjalani terapi hemodialisa di Rumah Sakit dr. R.
Hardjanto Balikpapan
Analisa Data
Kesimpulan / Hasil
Penelitian
BAB IV
Hasil penelitian ini telah dilakukan di Ruang Hemodialisa Rs. Dr. R. Hardjanto pada
tanggal 24 Mei sampai 2 Juni 2017 dengan jumlah responden sebanyak 41 orang.
Penelitian ini dilakukan menggunakan kuesioner untuk mengetahui hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Kepatuhan Dalam Pembatasan Cairan Dan Nutrisi Pasien Gagal Ginjal
vii
95
Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa. Adapun hasil penelitian akan dijelaskan secara
univariat untuk memberikan gambaran mengenai variabel penelitian dan bivariat untuk
mengetahui hubungan kedua variabel tersebut. Analisis yang digunakan adalah uji chi
square, sebelum dilakukan analisa univariat dan bivariat, maka disajikan terlebih dahulu
karakteristik responden sebagai berikut :
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik koresponden
a. Variabel Umur
vii
96
2. Uji Univariat
1) Dukungan Keluarga
1 Mendukung 26 63,4
2 Kurang 15 36,6
Total 41 100,0
vii
97
b. Variabel Kepatuhan
1 Patuh 27 65,9
Total 41 100,0
3. Uji Bivariat
Data dalam penelitian ini berdistribusi tidak normal dimana bisa dilihat
didalam tabel dibawah ini
vii
98
Tabel 4.7 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal
Kronik Dalam Pembatasan Cairan Dan Nutrisi Dalam Menjalani Terapi
Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa Rs Dr. R. Hardjanto
Kepatuhan
P
Dukungan Patuh Tidak Patuh Jumlah
Value
Keluarga N % N % n %
Mendukung 18 69,2 8 30,8 26 100 0,796
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 26 responden yang menyatakan
dukungan keluarganya mendukung yang patuh dalam pembatasan cairan dan nutrisi
ada 18 orang (69,2%) dan yang tidak patuh dalam pembatasan cairan dan nutrisi
dalam menjalani terapi hemodialisa ada 8 orang responden (30,8%), sedangkan
responden yang dukungan keluarganya kurang mendukung tetapi patuh dalam
pembatasan asupan cairan dan nutrisi dalam menjalani terapi hemodialisa sebanyak
9 orang (60,0%) dan responden yang dukungan keluarganya kurang mendukung
serta tidak patuh dalam pembatasan asupan cairan dan nutrisi dalam menjalani
terapi hemodialisa ada 6 orang (40,0%).
vii
99
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian baik secara univariat maupun bivariat, maka dapat
dilakukan pembahasan untuk masing-masing hasil penelitian sebagai berikut :
1. Karakteristik Responden
a. Umur Responden
Berdasarkan hasil penelitian dari 41 responden menunjukan bahwa sebagian
besar pasien gagal ginjal kronik di Ruang Hemodialisa Rs Dr. R. Hardjanto
berumur 45-65 tahun sebanyak 25 orang (61,0%). Menurut Young (2006) pada
tahun 1996 - 2005 kelompok umur pasien yang menerima dialisis meningkat
untuk semua kelompok umur dewasa, Pada tahun 2005 lebih dari separoh (54,70
%) memulai terapi pengganti ginjal adalah berumur 65 tahun. Umur dapat
meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit tertentu, dimana sel maupun
organ tubuh akan mengalami penurunan fungsi seiring dengan pertambahan
umur seseorang. Menurut beberapa literatur usia merupakan salah satu faktor
resiko yang tidak dapat dimodifikasi dari gagal ginjal kronik dan menurut para
peneliti di Amerika telah menemukan bahwa usia tua merupakan salah satu dari
delapan faktor resiko terjadinya penyakit gagal ginjal kronik (Sahabat ginjal,
2009).
Menurut Avis (2005 dalam Lase 2010) meningkatnya umur dapat
mempengaruhi kepatuhan seseorang sehingga kepatuhan pasien menurun, usia
erat kaitannya dengan prognose dan harapan hidup, pada pasien yang berada
pada usia diatas 65 tahun kecenderungan untuk terjadi berbagai komplikasi yang
memperberat fungsi ginjal sangat besar bila dibandingakan dengan usia dewasa
muda antara 30 sampai 40 tahun. (Lase 2010). Menurut asumsi peneliti
dilapangan tingkatan usia yang lebih muda pasien ternyata masih ada yang
memiliki kepatuhan yang buruk dibandingkan dengan pasien berusia diatas 45
tahun, dengan adanya peningkatan usia, kepatuhan yang baik dan kemampuan
vii
100
fisik yang baik masih bisa didapatkan oleh responden yang berusia diatas 45
tahun.
vii
101
2. Uji Univariat
a. Variabel Dukungan Keluarga
Tabel 4.4 menjelaskan bahwa sebagian besar pasien memiliki dukungan keluarga
mendukung yaitu 26 (63,4%) dan sisanya memiliki dukungan keluarga kurang
mendukung yaitu 15 (36,6%). Pasien yang menjalani hemodialisis di RS DR.R
Hardjanto saat ini hampir sebagian besar memiliki dukungan keluarga baik, hal ini di
buktikan dengan keluarga sudah dapat memberikan dukungan instrumental yaitu
hampir seluruhnya keluarga tahu jumlah minum pasien yang diminum setiap harinya
sebanyak 80,5% dan sebagian besar keluarga ikut membantu menyediakan minum
yang dibutuhkan oleh pasien. Dukungan informasional hampir seluruhnya keluarga
dapat memberi semangat kepada pasien untuk memberikan informasi mengenai
asupan cairan dan nutrisi sebanyak 87,8%. Dukungan emosional hampir seluruhnya
keluarga memberi semangat pada pasien untuk patuh pada aturan minum yang
dianjurkan sebanyak 70,3%, dalam dukungan penghargaan hampir seluruhnya
keluarga dapat memberi dukungan pada pasien saat mematuhi aturan minum yang
dianjurkan sebanyak 73,2%.
Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dan menentukan
keyakinan dan nilai kesehatan individu dan dapat juga menentukan tentang program
pengobatan yang diterima. Niven (2002) menyatakan bahwa dukungan keluarga
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan. Keluarga dapat
membantu menghilangkan godaan pada ketidakpatuhan dan keluarga seringkali dapat
menjadi kelompok pendukung untuk mencapai kepatuhan.. Smet dalam (Wardani,
2014) menjelaskan bahwa dukungan keluarga merupakan suatu upaya yang diberikan
vii
102
kepada anggota keluarga, baik moril maupun materil dalam bentuk motivasi, informasi,
saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku. Orang yang mendapat dukungan secara
emosional akan merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang
menyenangkan, Penelitian sebelumnya Desitasari (2014) hasil terbukti bahwa dari 36
responden ada 23 (63,9%) yang memiliki dukungan keluarga baik dan 13 (36,1%)
memiliki dukungan keluarga buruk yang dapat mempengaruhi kepatuhan asupan
cairan.
Pada waktu penelitian, peneliti mengobservasi ada beberapa pasien yang tidak di
temani olah keluarganya. Setelah di wawancara, seorang pasien mengatakan bahwa
dia tidak ingin merepotkan keluarganya sehingga dia tidak ingin di temani oleh istri
maupun anaknya. Sedangkan pasien lainnya mengatakan bahwa anaknya sedang
pergi ke tempat kerja, anaknya hanya bisa mengantar dan menjemputnya jika ada
jadwal untuk melakukan hemodialisa. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kepatuhan
pasien itu sendiri. Asumsi peneliti dukungan yang diberikan oleh keluarga dapat
membuat pasien merasa percaya dan merasa ada orang-orang yang tersayang yang
berada disekitarnya yang memberikan dukungan moril dan semangat dalam menjalani
terapi hemodialisa.
b. Variabel kepatuhan
Berdasarkan data responden yang di teliti di ruang hemodialisa di Rs Dr. R.
Hardjanto pada tabel diatas dari 41 responden yang patuh ada 27 orang dan yang
tidak patuh ada 14 orang. Tingkat kepatuhan adalah sikap yang ditunjukkan oleh
penderita GGK untuk mematuhi asupan cairan yang harus dijalani. Menurut Sackett
dalam (Niven, 2002) kepatuhan adalah sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan
ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan. Kepatuhan berkenaan dengan
kemauan dan kemampuan dari individu untuk mengikuti cara sehat yang berkaitan
dengan nasihat, aturan yang ditetapkan, mengikuti jadwal. Kepatuhan adalah tingkat
perilaku penderita dalam mengambil suatu tindakan untuk pengobatan seperti diet,
kebiasaan hidup sehat dan ketepatan berobat (Niven, 2002).
Kepatuhan (adherence) secara umum didefinisikan sebagai tingkatan perilaku
seseorang yang mendapatkan pengobatan, mengikuti diet, dan melaksanakan gaya
hidup sesuai dengan rekomendasi pemberi pelayanan kesehatan menurut WHO
dalam (Syamsiah, 2011). Kepatuhan pasien terhadap rekomendasi dan perawatan
dari pemberi pelayanan kesehatan adalah penting untuk kesuksesan suatu intervensi.
Ketidakpatuhan menjadi masalah yang besar terutama pada pasien yang menjalani
hemodialisis, sehingga berdampak pada berbagai aspek perawatan pasien, termasuk
konsistensi kunjungan, regimen pengobatan serta pembatasan makanan dan cairan
vii
103
menurut Kutner dalam (Syamsiah, 2011). Nutrisi mempunyai peranan yang penting
pada penyakit gagal ginjal kronik. Obesitas, hiperlipidemia dan kontrol gula yang buruk
akan berpengaruh terhadap progresifitas gagal ginjal. Disisi lain, kondisi uremik dan
pembatasan diit yang berlebihan (terutama protein) tanpa disertai jumlah energi yang
cukup dapat menyebabkan terjadinya malnutrisi.
Pasien gagal ginjal kronik yang tidak mematuhi pembatasan asupan cairan akan
mengalami penumpukan cairan sehingga menyebabkan edema paru dan hipertropi
pada ventrikel kiri. Penumpukan cairan dalam tubuh menyebabkan fungsi kerja
jantung dan paru-paru semakin berat, yang berakibat pada respon fisik pasien yang
cepat lelah dan sesak, aktifitas fisik juga mengalami gangguan baik pada saat
beraktifitas ringan maupun sedang (Riyanto, 2011).
Penelitian Haynes (2006) menyatakan bahwa pengobatan jangka panjang yang
memaksa untuk merubah kebiasaan-kebiasaan seperti mengurangi kalori makanan
atau komponen tertentu dalam diit sehari-hari yang memberikan kesan atau sikap
negatif bagi penderita untuk dilakukan sehingga cenderung untuk tidak patuh. Menurut
asumsi peneliti ketidak patuhan pasien dalam pembatasan asupan cairan dan nutrisi
dikarenakan ada faktor lain seperti motivasi dari diri sendiri yang kurang dikarenakan
kebiasaan dan gaya hidup pasien sendiri.
3. Uji Bivariat
vii
104
vii
105
vii
106
.
Keyakinan, sikap dan kepribadian, Keyakinan seseorang tentang kesehatan
berguna untuk memperkirakan adanya ketidakpatuhan. Orang-orang yang tidak patuh
adalah orang yang mengalami depresi, ansietas sangat memperhatikan
kesehatannya, memiliki ego yang lebih lemah dan yang kehidupan sosialnya lebih
memusatkan perhatian pada diri sendiri (Niven,2002:195). Motivasi dapat
menjadikan individu taat dan patuh.. Menurut Mc. Donal (dalam Saediman, 2007: 73)
mengatakan Motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di
dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan
tertentu.
Sedangkan menurut G.R. Terry (dalam Malayu, 2005: 143) mengemukakan
bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang
merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. Motivasi itu tampak sebagai
suatu usaha positif dalam menggerakkan, mengerahkan, dan mengarahkan daya
serta potensi tenaga kerja, agar secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan
tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan apabila dilihat dari segi pasif/statis,
motivasi akan tampak sebagai kebutuhan sekaligus sebagai perangsang untuk dapat
menggerakkan, mengerahkan, mengarahkan potensi serta daya kerja manusia
tersebut ke arah yang diinginkan.
Berdasarkan beberapa prinsip pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa
motivasi dapat menyebabkan individu dapat menerima berbagai konsekuensi, dapat
menggerakkan mencapai tujuan tertentu, mau dan rela memberikan tenaga, pikiran,
waktu untuk melakukan hal yang menjadi tanggung jawabnya dan dapat memelihara
individu mampu bekerjasama dengan lingkungannya.
Menurut asumsi peneliti dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan dukungan
keluarga responden yang memperhatikan dan peduli pada kondisi anggota
keluarganya yang menjalani hemodialisis, dengan kepatuhan pasien, dikarenakan
pasien masih tidak bisa mengendalikan rasa haus sehingga berkeinginan untuk
minum banyak tanpa ada yg bisa mengontrol. Sehingga kepatuhan pasien tersebut
dapat ditimbulkan dari berbagai faktor diatas khususnya dari motivasi pasien itu
sendiri.
vii
107
Dalam pengambilan data sampel responden dilakukan secara tidak langsung atau
melalui kuesioner tidak dengan observasi langsung, sehingga data yang didapatkan
terutama pada variabel dukungan keluarga dan variabel kepatuhan tingkat
kejujurannya dapat diragukan.
2. Kesulitan dalam Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan telah dilakukan uji validitas, karena kurang
pemahaman peneliti sehingga kuesiner yang tidak valid langsung dieliminasi dari
pertanyaan, padahal kalimat dari kuesioner bisa diperbaiki tanpa mengurangi dan
menghilangkan maksud dari pertanyaan sebelumnya dan kuesioner tersebut bisa
diberikan kembali kepada responden dengan jumlah yang sama.
BAB V
PENUTUP
vii
108
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini hendaknya digunakan sebagai masukan untuk
memberikan informasi tambahan bagi kependidikan keperawatan mengenai
hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam
pembatasan asupan cairan dan nutrisi dalam menjalani terapi hemodialisa di
ruang hemodialisa Rs Dr. R. Hardjanto Balikpapan
2. Bagi Unit Hemodialisa
vii
109
vii
110
DAFTAR PUSTAKA
Duwi Priyatno. 2012. Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Andi.
Yogyakarta
Hidayat, A.A. 2007. Riset Keperawatan Dan Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta;
Salemba Medika.
vii
11
1
vii
11
2
Sudoyo. (2006). Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 11. Jakarta Pusat: Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
Suhardjono (2005). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid II. Edisi Ketiga. FK UI,
Jakarta
vii
11
3
NIM : 15034067501
Nurmaya Sari
NIM. 15034067501
vii
11
4
Nama : .......................................
Alamat : .......................................
Surat ini saya buat dengan sukarela dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun
Responden
( )
vii
11
5
KUESIONER
A. DATA DEMOGRAFI
1. Usia
( ) 25-44 tahun
( ) 45-65 tahun
( ) > 65 tahun
2. Jenis kelamin
( ) laki-laki ( ) perempuan
3. Pendidikan terakhir
vii
11
6
2. Pilih jawaban yang tepat sesuai dengan keadaan yang anda alami
B. DUKUNGAN KELUARGA
Pernyataan
No Ya Tidak
1 Keluarga memberikan penjelasan
mengenai pentingnya mematuhi
membatasi asupan cairan dalam sehari-
hari agar tidak terjadi komplikasi
2 Keluarga memberikan penjelasan
mengenai pentingnya mematuhi
membatasi asupan nutrisi dalam sehari-
hari agar tidak terjadi komplikasi
3 Keluarga membantu dalam mengatur
makanan yang harus dikonsumsi sesuai
petunjuk petugas kesehatan
4 Keluarga mengajari dalam memilih menu
makanan sehari-hari
5 Keluarga menegur saya bila saya makan
buah2an yang tinggi kalium
6 Keluarga menegur saya bila saya minum
terlalu banyak melebihi aturan hemodialisa
7 Keluarga menegur saya jika
mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein seperti ( daging,ikan,
telur) secara berlebihan.
8. Keluarga menegur saya jika
mengkonsumsi makanan yang
mengandung karbohidrat (nasi, roti)
secara berlebihan.
vii
11
7
Pernyataan Ya Tidak
No
Keluarga saya ikut memperhatikan dan
9
mengawasi asupan minum di rumah.
Keluarga menanyakan kabar dan
10
memperhatikan saya
Keluarga ,membantu saya dalam
11 mengatasi masalah perekonomian dengan
memberikan bantuan dana
Keluarga peduli terhadap makanan yang
12
saya konsumsi
Keluarga peduli terhadap minuman yang
13
saya konsumsi
Keluarga menemani dan mengunjungi
14
saya waktu sakit
Keluarga membantu saya dalam
15 melakukan aktifitas yang tidak bisa saya
lakukan
Keluarga memberi dukungan dalam
16 mengatasi komplikasi akibat terapi
hemodialisa
Keluarga memberi semangat kepada saya
17 untuk tetap mengikuti terapi hemodialisa
secara teratur
Keluarga memberi suasana yang nyaman
18
dirumah
Keluarga memberikan nasihat untuk
19 mengatasi efek samping yang timbul
akibat hemodialisa
Keluarga memberi dorongan untuk tetap
20 berserah diri kepada Tuhan Yang Maha
Esa
vii
11
8
C. KEPATUHAN
Pernyataan
No Ya Tidak
Saya mengukur jumlah konsumsi
1 minuman sesuai dengan takaran yang
diharuskan 500cc (2-3 gelas kecil)
Saya mengkonsumsi makanan sehari-hari
2 sesuai dengan petunjuk dari petugas
kesehatan
Saya selalu menjaga pola makan karena
3
ingin sehat
Ketika kebutuhan cairan saya sudah
mencapai batas, tetapi saya haus, maka
4 untuk menghilangkan haus biasanya yang
Saya lakukan mengulum es batu atau
sikat gigi dan berkumur
Saya memahami pembatasan asupan
5 cairan membantu mengoptimalkan
kualitas hidup
Jika ada jamuan pesta/acara, saya hanya
makan nasi 1 piring sedang dan tidak
6
akan tambah, karena saya sudah makan
dirumah
Saya mempelajari asupan nutrisi
7 yang dianjurkan untuk pasien
gagal ginjal kronik.
Saya makan nasi dengan menu
8
yang diinginkan setiap hari.
Saya mengatur menu makanan
9
yang boleh dikonsumsi.
vii
11
9
vii
12
0
Agama : Islam
No Telepon/Hp : 081254420119
RIWAYAT PENDIDIKAN :
RIWAYAT PEKERJAAN
vii
12
1
vii