Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

OTITIS MEDIA AKUT

NAMA KELOMPOK :

1. AYU RIZKIE. A NIM : 15.0284.619.01


2. GERHANA NIM : 15.0332.667.01
3. INDRIA NIRMALA NIM : 15.0335.670.01
4. NURMAYA. S NIM : 15.0340.675.01
5. YAYUK ETIK. S NIM : 15.0348.683.01

STIKES WIYATA HUSADA

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan
keseimbanga Anatominya juga sangat rumit .Indera pendengaran berperan penting pada
partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk
perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang
lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar.(Roger watson,2002,102)
Otitis media adalah peradangan akut atau seluruh pericilium telinga tengah.Saat bakteri
melalui saluran eustachius, bakteri bisa menyebabkan infeksi saluran tersebut.Sehingga
terjadilah pembengkakan di sekitar saluran, mengakibatkan tersumbatnya saluran.(Mansjoer,
2001, 76).
Deteksi awal dan diagnosis akurat gangguan otologik sangat penting.Di antara mereka
yang dapat membantu diagnosis dan atau menangani kelainan otologik adalah ahli
otolaringologi, pediatrisian, internis, perawat, ahli audiologi, ahli patologi wicara dan pendidik.
Pada tahun 2010 WHO mendapatkan data sekitar 1045 perbulan orang yang memeriksakan
diri pada THT untuk memeriksakan peradangan pada telinga tengahnya, sedangkan diindonesia
didapat dari data THT diseluruh Indonesia tercatat 65 orang perbulan dalam pemeriksaan
dengan keluhan peradangan pada telinga tengah, sedangkan dikalbar data yang didapat tidaklah
terlalu spesifik, hanya ada beberapa pasien saja yang tercatat disetiap bulannya.
Dari uraian di atas maka penulis mencoba mengangkat masalah tentang Otitis Media
Akut. Agar nantinya mahasiswa keperawatan bisa melakukan asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah telinga yaitu otitis media.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum

2
Setelah dilakukan seminar diharapkan mahasiswa memahami tentangasuhan
keperawatan Otitis Media Akut.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan seminar mahasiswa memahami tentang :
a. Pengertian Otitis Media Akut.
b. Etiologi Otitis Media Akut.
c. Patofisiologi dan phatway Otitis Media Akut.
d. Kompliksi Otitis Media Akut.
e. Pemeriksaan penunjang Otitis Media Akut.
f. Asuhan keperawatan Otitis Media Akut.

C. Ruang Lingkup Penulisan


Karena luasnya ruang lingkup masalah tentang Otitis Media Akut ini, maka penulis hanya
memaparkan beberapa point penting dan dasar tentang Otitis Media Akut serta asuhan
keperawatannya.

D. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan
penjabaran masalah masalah yang ada dan menggunakan studi kepustakaan dari literatur yang
ada baik di perpustakaan maupun di media internet sebagai pelengkap.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Anatomi fisiologi pendengaran


Telinga terdiri dari beberapa bagian
1. Telinga bagian luar

3
a. Aurikula (daun telinga).
Menampung gelombang suara datang dari luar masuk ke dalam telinga.
b. Meatus akustikus eksterna (liang telinga)
Saluran penghubung aurikula dengan membran timpani (terdiri tulang rawan & keras,
saluran ini mengandung rambut, kelenjar sebasea & kelenjar keringat, khususnya
menghasilkan sekret-sekret berbentuk serum).
c. Membran timpani
Selaput gendang telinga batas antara telinga luar & telinga tengah.
2. Telinga bagian tengah
a. Kavum timpani
Rongga didalam tulang temporalis terdapat 3 buah tulang pendengaran (maleus, inkus
dan stapes).
b. Antrum timpani
Rongga tidak teratur terletak di bawah samping dari kavum timpani.
c. Tuba auditiva eustaki
Saluran tulang rawan yang berjalan miring ke bawah agak kedepan.
Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral
dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana
timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga,
Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan
translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli
(tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan
dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal.
Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus
stapes.Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang
membantu hantaran suara.Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial telinga
tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam.Bagian dataran kaki
menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah.Jendela bulat
memberikan jalan ke getaran suara.Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan
dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin.anulus
jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari
dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula
perilimfe.
Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm,
menghubngkan telinga ke nasofaring.Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat

4
terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap
atau menelan.Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan
dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer.
3. Telinga bagian dalam
a. Labirin osseus
b. Serangkaian saluran bawah dikelilingi oleh cairan (perilimfe).
1. Vestibulum.
2. Koklea.
3. Kanalis semi sirkuler.
c. Labirintus membranosus
1. Utrikulus.
2. Sakulus.
3. Duktus semi sirkularis.

B. Pengertian otitis media


Otitis media adalah peradangan akut atau seluruh pericilium telinga tengah (Mansjoer,
2001, 76).
Otitis media adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah
(Kapita selekta kedokteran, 1999, 79).

C. Etiologi
Penyebabnya adalah bakteri piogenik seperti streptococcus haemolyticus, staphylococcus
aureus, pneumococcus , haemophylus influenza, escherecia coli, streptococcus
anhaemolyticus, proteus vulgaris, pseudomonas aerugenosa. (Kapita selekta kedokteran,
1999, 79).

D. Patofisiologi
Otitis media sering diawali dengan infeksi saluran napas seperti radang tenggorokan / pilek
yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran eustachius.
Saat bakteri melalui saluran eustachius, bakteri bisa menyebabkan infeksi saluran
tersebut.Sehingga terjadilah pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan
datangnya sel-sel darah putih untuk melawan bakteri.
Sel darah putih akan melawan sek-sel bakteri dengan mengorbankan diri mereka sendiri,
sedikitnya terbentuk nanah dalam telinga tengah. Pembengkakan jaringan sekitar sel
eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel jika lendir dan nanah bertambah

5
banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang telinga dan tulang-tulang kecil
penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di telinga dalam bergerak
bebas.Cairan yang terlalu banyak tersebut, akhirnya dapat merobek gendang telinga karena
tekanannya. (Kapita selekta kedokteran, 1999, 79).

E.

Manifestasi Klinis
Gejala klinis otitis media tergantung pada stadium penyakit dan umur pasien :
1. Biasanya gejala awal berupa sakit telinga tengah yang berat dan menetap.
2. Biasa tergantung gangguan pendengaran yang bersifat sementara.
3. Pada anak kecil dan bayi dapat mual, muntah, diare, dan demam sampai
39,50Derajat Celcius, gelisah, susah tidur diare, kejang, memegang telinga yang sakit.
4. Gendang telinga mengalami peradangan yang menonjol.
5. Keluar cairan yang awalnya mengandung darah lalu berubah menjadi cairan jernih dan
akhirnya berupa nanah (jika gendang telinga robek).
6. Membran timpani merah, sering menonjol tanpa tonjolan tulang yang dapat dilihat.
7. Keluhan nyeri telinga (otalgia), atau rewel dan menarik-narik telinga pada anak yang
belum dapat bicara.
8. Anoreksia (umum).
9. Limfadenopati servikal anterior.(Kapita selekta kedokteran, 1999, 79).

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Otoscope untuk melakukan auskultasi pada bagian telinga luar.
2. Timpanogram untuk mengukur keseuaian dan kekakuan membrane timpani.
3. Kultur dan uji sensitifitas ; dilakukan bila dilakukan timpanosentesis (Aspirasi jarum dari
telinga tengah melalui membrane timpani).
4. Otoskopi pneumatik (pemeriksaan telinga dengan otoskop untuk melihat gendang telinga
yang dilengkapi dengan udara kecil). Untuk menilai respon endang telinga terhadap
perubahan tekanan udara.

G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
a. Pemberian obat Antibiotik
- Tujuan
Tujuan pemberian antibiotic, untuk melumpuhkan atau menghilangkan bakteri.
- Efek samping

6
Jika diberikan secara kontinyu dan tidak teratur, akan menyebabkan resistensi
bakteri, dan akan menimbulkan alergi baru jika antibiotik tidak cocok dengan
tubuh.
- Indikasi
Lebih banyak diberikan pada penderita peradangan yang disebabkan oleh bakteri.
- Kontra indikasi
Berbahaya diberikan pada penderita bronchitis, asma dan aritmia.
b. Pemberian obat Analgesik
- Tujuan
Untuk menghilangkan nyeri.

- Efek samping
Umumnya Asam Mefenamat dapat diberikan dengan baik pada dosis yang
dianjurkan, Pada beberapa kasus pernah dilaporkan terjadinya rasa mual, muntah,
diare, pada penggunaan jangka panjang yang terus menerus dengan dosis 2000 mg
atau lebih sehan dapat mengakibatkan agranulositosis dan hemolitik anemia.
- Indikasi
Untuk menghilangkan segala macam nyeri dan ringan sampai sedang dalam
kondisi akut dan kronis termasuk nyeri karena trauma.
- Kontraindikasi
Pada penderita tukak lambung pendenta asma, penderita ginjal dan penderita yang
hipersensitif.

2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Mengkaji nyeri.
b. Mengkompres hangat.
c. Mengurangi kegaduhan pada lingkungan klien.
d. Instruksikan kepada keluarga tentang komunikasi yang efektif.
e. Memberikan informasi segala yang terkait dengan penyakit otitis media.

3. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada otitis media :
1. Komplikasi yang terjadi pada Otitis media adalah :
a. Infeksi pada tulang sekitar telinga tengah (mastoiditis atau petrositis)
b. Labirinitis (infeksi pada kanalis semisirkuler)
c. Tuli.
d. Peradangan pada selaput otak (meningitis).
e. Abses otak.
f. Ruptur membrane timpani.
2. Tanda-tanda terjadi komplikasi :
a. Sakit kepala.

7
b. Tuli yang terjadi secara mendadak.
c. Vertigo (perasaan berputar).
d. Demam dan menggigil.

H. Prognosis
Setelah dilakukan keperawatan pada penderita otitis media, bakteri yang menyerang pada
telinga tengah dapat dilumpuhkan, maka penyebab utama terjadi peradangan akan hilang.

8
BAB III
Tinjauaan Kasus
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Riwayat
a. Identitas pasien
b. Riwayat ada kelainan nyeri
c. Riwayat infeksi saluran nafas atas yang berulang
d. Riwayat alergi
e. OMA berkurang
2. Pengkajian Fisik
a. Nyeri telinga
b. Perasaan penuh dan penurunan pendengaran
c. Suhu meningkat
d. Malaise
e. Nausea / vomiting
f. Vertigo
g. Ortore
h. Pemeriksaan dengan otoskop tentang stadium
3. Pengkajian psikososial
a. Nyeri otore berpengaruh pada interaksi
b. Aktifitas terbatas
c. Takut menghadapi tindakan pembedahan
4. Pemeriksaan diagnostic
a. Tes audiometri
b. X Ray
5. Pemeriksaan pendengaran
a. Tes suara bisikan
b. Tes garputala

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d peradangan membrane tympani
2. Gangguan snsori persepsi pendengaran b.d perubahan transmisi sensori
3. Infeksi b.d peradangan memmbran tympani
4. Gangguan pola tidur b.d nyeri peradangan
5. Risiko injuri b.d hilang/berkurangnya kemampuan pendengaran
6. Ansietas keluarga b.d perubahan status kesehatan pasien

C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Diagnose : Nyeri akut b.d peradangan membrane tympani
NOC ; Kontrol nyeri

9
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien mampu
mengontrol nyeri dengan kriteria hasil :
a. Pasien mengetahui penyebab dari nyeri
b. Pasien dapat mendeteksi dengan segera adanya serangan dari nyeri
c. Pasien dapat mengurangi nyeri dengan tanpa menggunakan obat
d. Pasien dapat menggunakan obat anti nyeri sesuai dengan resep yang
dianjurkan
Skala : 1--------- tidak pernah
Skala : 2--------- jarang
Skala : 3--------- kadang menunjukkan
Skala : 4--------- sering menunjukkan
5--------- selalu menunjukkan

NIC : Manajemen nyeri


Intervensi :
a. Observasi karakteristik dari nyeri ( penyebab, kualitas, skala, frekuensi,
area dan waktu terjadinya )
b. Control kondisi lingkungan agar tercipta lingkungan yang nyaman ( suhu
udara, kebisingan )
c. Ajarkan pasien tekhnik relaksasi nafas dalam untuk mengontrol nyerinya
d. Anjurkan pasien banyak istirahat untuk mengurangi nyeri
e. Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat anti nyeri

10
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Smeltzer, 2001, Otitis Media Akut (OMA) merupakan suatu infeksi pada
telinga tengah yang disebabkan karena masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga
tengah. Penyebab utama dari OMA adalah tersumbatnya saluran/tuba eustachius yang
bisa disebabkan oleh proses peradangan akibat infeksi bakteri yang masuk ke dalam tuba
eustachius tersebut, kejadian ISPA yang berulang pada anak juga dapat menjadi faktor
penyebab terjadinya OMA pada anak.
Stadium OMA dapat terbagi menjadi lima stadium, antara lain: Stadium
Hiperemi, Oklusi, Supurasi, Koalesen, dan Stadium Resolusi. Dimana manifestasi dari
OMA juga tergantung pada letak stadium yang dialami oleh klien.Terapi dari OMA juga
berdasar pada stadium yang dialami klien. Dari perjalanan penyakit OMA, dapat muncul
beberapa masalah keperawatan yang dialami oleh klien antara lain: gangguan rasa

11
nyaman (nyeri), perubahan sensori persepsi pendengaran, gangguan komunikasi, dan
kecemasan.

B. Saran
1. Untuk instansi
Untuk pencapaian kualitas keperawatan secara optimal secara optimal sebaiknya
proses keperawatan selalu dilaksanakan secara berkesinambungan
2. Untuk klien dan keluarga
Perawatan tidak kalah pentingnya dengan pengobatan karena bagaimanapun
teraturnya pengobatan tanpa perawatan yang sempurna maka penyembuhan yang
diharapkan tidak tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & suddarth.2002. keperawatan medical bedah. Vol.3. Ed 8 : Jakarta : EGC


Ludman, Harold, MB, FRCS, Petunjuk Penting pada Penyakit THT, Jakarta, Hipokrates, 1996
Doengoes, Marilyn E.2000. Rencana Asuhan Keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien.ed 3. Jakarta : EGC
Mansjoer,Arief,dkk.1999.Kapita Selekta Kedokteran,Edisi 3: Jakarta, Mediaacs culapiu

Google+ Badge

12
13

Anda mungkin juga menyukai