Anda di halaman 1dari 94

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DALAM

PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN NUTRISI PASIEN GAGAL GINJAL


KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA
DI RS DR.R. HARDJANTO BALIKPAPAN

SKRIPSI

Oleh:

NURMAYA SARI

NIM 15034067501

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2017
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DALAM
PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN NUTRISI PASIEN GAGAL
GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA
DI RS DR.R. HARDJANTO BALIKPAPAN

Skripsi

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana


Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Wiyata Husada Samarinda

Oleh:

NURMAYA SARI

NIM 15034067501

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIYATA HUSADA
SAMARINDA
2017
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nurmaya Sari

NIM : 15034067501

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Wiyata


Husada Samarinda

Judul Laporan Tugas Akhir : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan


Dalam Pembatasan Asupan Cairan Dan Nutrisi
Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi
Hemodialisa Di Rs Dr.R. Hardjanto Balikpapan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut

Samarinda, 9 April 2017

Yang membuat pernyataan

​Nurmaya Sari

NIM. 15034067501

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Berkat Rahmat dan
Bimbingannya yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada peneliti
sehingga bisa menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Dukungan
Keluarga Terhadap Kepatuhan Dalam Pembatasan Asupan Cairan Dan Nutrisi
Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Di Rs
Dr.R. Hardjanto Balikpapan“. skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Keperawatan ( S.Kep) pada Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKES Wiyata Husada Samarinda.

Dalam menyusun skripsi ini peneliti mendapatkan dukungan dan arahan


dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan
rasa hormat dan ucapan terimakasih yang tak terhingga, khususnya kepada yang
terhormat :

1. Bapak Mujito Hadi, MM selaku Ketua Yayasan Wiyata Husada Samarinda


2. Bapak Edy Mulyono, Ns., S.Pd., S.Kep., M.Kep., selaku Ketua STIKES
Wiyata Husada Samarinda
3. Bapak Rusdi, Ns., M.Kep., selaku Ketua Program Studi S.1 Ilmu
Keperawatan STIKES Wiyata Husada Samarinda
4. Bapak Sholichin, S.Kp., M.Kep., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan masukan dan arahan serta bimbingan selama penyusunan
skripsi ini.
6. Ibu Annisa Ain, Ns., S.Kep., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan masukan dan arahan serta bimbingan selama penyusunan
skripsi ini.
7. Segenap Staf Pengajar Program Studi S.1 Keperawatan STIKES Wiyata
Husada Samarinda, yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada
peneliti.
8. Segenap Jajaran Staf dan Karyawan Akademik dan Perpustakaan yang
telah banyak membantu dalam pengadaan referensi-referensi sebagai
bahan rujukan skripsi ini.
9. Teruntuk Orang tuaku Ibunda Rodjiati dan suamiku Irawan Dendik A.S
yang senantiasa selalu memberikan dukungan baik materil maupun
spiritual serta do’a yang selalu mengiringi di setiap langkahku sehingga
peneliti dapat menyelesaikan pendidikan pada jenjang perguruan tinggi.
10. Kepada senior dan teman seruangan hemodialisa (Abang Khairil, mba
Dewi, mba Kristine, mas Rahmat, mba Ikha dan Yuli ) yang telah
memberikan semangat, dukungan, serta tempat berkeluh kesah dalam
penyusunan skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan Program Studi S1 Ilmu Keperawatan yang
tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan,
semangat, kenangan, dan kebersamaan yang telah terjalin begitu indah
dan tak terlupakan.
Dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Mohon
maaf atas segala kesalahan dan ketidaksopanan yang mungkin telah saya
perbuat. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah
kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita
semua. Amin.

Samarinda, 9 April 2017

Peneliti

ABSTRACT

THE RELATION BETWEEN FAMILY SUPPORT FOR COMPLIANCE LIMITING FLUID


INTAKE AND NUTRITION RESTRICTION IN CHRONIC KIDNEY FAILURE WITH
HEMODIALYSIS THERAPY AT Dr. R. HARDJANTO BALIKPAPAN HOSPITAL
Nurmaya sari​1​, Solichin​2​, Annisa A’in​3

Background : ​compliance fluid and nutrition intake is a desicive requirement to chronic


kidney failure patients with hemodialysis therapy for body balancing. A factor that could
influence is family support.
Purpose : the purpose of this research to determine the relationship between family
support for compliance limiting fluid intake and nutrition restriction in chronic kidney failure
with hemodialysis therapy at Dr. R. Hardjanto Balikpapan Hospital.
Method ​: ​This was descriptive analytic design with cross sectional approach. There were
41 respondents with quota sampling. Data collection was achieved by questionnaire with
29 questions.
Result​ : Data analysis was achieved by chi square test. It was obtained in ​p​ value 0.796.
Conclusion : family support is not one of factors that could influencing patients’
compliance with chronic kidney failure, but it is self motivation for limiting fluid intake and
nutrition restriction could influence life quality and body balance.

Keyword : chronic kidney failure, hemodialysis, family support, compliance

1Student of Nursing, Health Science College of Wiyata Husada Samarinda


2​
Lecturer, Provincial Nursing College of Samarinda
3​
Lecture, Health Science College of Wiyata Husada Samarinda

ABSTRAK
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Dalam Pembatasan
Asupan Cairan Dan Nutrisi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik
Yang Menjalani Terapi Hemodialisa di Rumah Sakit Dr. R.
Hardjanto Balikpapan

Nurmaya sari​1​, Solichin​2​, Annisa A’in​3


Latar belakang : ​Kepatuhan asupan cairan dan nutrisi merupakan syarat mutlak yang
harus dilakukan oleh pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialia untuk menjaga
keadaan tubuhnya agar tetap seimbang. Faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan
ialah dukungan keluarga
Tujuan : Penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan
kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan dan nutrisi pasien gagal ginjal kronis yang
menjalani terapi hemodialisa.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode ​deskriptif analitik dengan pendekatan
cross sectional​. Sampel penelitian berjumlah 41 orang pasien hemodialisa yang diambil
dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara ​quota sampling​. Data
dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dengan 29 pertanyaan.
Hasil penelitian : ​Data dianalisis dengan menggunakan uji ​Chi-Square. ​Hasil penelitian
menunjukkan ​ρ value​ 0,796.
Simpulan : dari penelitian ini dapat disimpulkan dukungan keluarga bukan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan pasien gagal ginjal tetapi faktor motivasi dari
pasien sendiri dalam membatasi asupan cairan dan nutrisi mempengaruhi kualitas hidup
dan keadaan tubuhnya tetap seimbang.

Kata kunci: penyakit ginjal kronis, hemodialisis, dukungan keluarga, kepatuhan

1​
Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Kesehatan Wiyata Husada Samarinda
2​
Dosen, Akademi Keperawatan Pemerintah Provinsi Samarinda
3​
Dosen, Sekolah Kesehatan Wiyata Husada Samarinda
DAFTAR ISI

HaL

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................. iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................... vii
ABSTRAK​ ​..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR SKEMA........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………... 5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum.............................................................................. 5
2. Tujuan Khusus……………………………………..………….......... 5
D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 6
E. Penelitian terkait.............................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Keluarga....……….....………………………........................ 8
B. Dukungan Keluarga.........................................................................
11
C. Konsep Kepatuhan.......................................................................... 17
D. Konsep Hemodialisis......................................................................
22
E. Kerangka Teori ...............................................................................
23
F. Kerangka Konsep............................................................................
24
G. Hipotesis .........................................................................................
25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian..................................................... 26


B. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................... 26
C. Populasi dan Sampel....................................................................... 26
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.................................. 28
E. Sumber Data dan Instrumen Penelitian........................................... 29
F. Uji Validitas dan Reabilitas............................................................... 31
G. Analisa Data .................................................................................... 33
H. Etika Penelitian................................................................................ 36
I. Alur Penelitian................................................................................. 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden.............................................................. 39
2. Uji Univariat……………………………………..…………............... 41
3. Uji Bivariat.................................................................................... 42
B. Pembahasan
1. Karakteristik Responden.............................................................. 44
2. Uji Univariat……………………………………..…………............... 46
3. Uji Bivariat.................................................................................... 49
C. Kelemahan Dan Kesulitan Penelitian
1. Kelemahan dalam Penelitian........................................................ 52
2. Kesulitan dalam Penelitian ………………..……..………….......... 52

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan................................................................................... 53
2. Saran ………………..……..…………............................................ 54

DAFTAR PUSTAKA ​…………………………………………………….................. 55


LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian .......................................... 29

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur..................... 40

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin..... 41

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan tingkat Pendidikan.................. 41

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga................ 42

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan Pasien................. 42

Tabel 4.6. Uji Normalitas Data Dengan Menggunakan Uji Shapiro-Wilk......... 43

Tabel 4.7. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pasien........... 44


DAFTAR SKEMA

Halaman
Skema 2.1. Kerangka Teori .......................................................................... 24

Skema 2.2. Kerangka Konsep ....................................................................... 25

Skema 3.1. Alur Penelitian............................................................................. 39


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Penjelasan Penelitian

Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 3. Kuesioner Dukungan Keluarga

Lampiran 4. Kuesioner Kepatuhan Pasien gagal ginjal kronik dalam


pembatasan cairan dan nutrisi dalam menjalani terapi hemodialisa

Lampiran 5. Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 6. Surat Jawaban Permohonan Penelitian

Lampiran 7. Jadwal Penelitian

Lampiran 8. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas Reliabilitas

Lampiran 9. Surat Jawaban Permohonan Uji Validitas Reliabilitas

Lampiran 10. Data SPSS Penelitian


`BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit gagal ginjal kronik adalah suatu kondisi kerusakan ginjal yang
terjadi selama 3 bulan atau lebih, yang didefinisikan sebagai abnormalitas
struktur atau fungsional ginjal, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi
glomerulus (LFG) yang bermanifestasi sebagai kelainan patologis atau
kerusakan ginjal; termasuk ketidakseimbangan komposisi zat di dalam darah
atau urin serta ada atau tidaknya gangguan hasil pemeriksaan pencitraan
(Dep-Kes RI 2008). LFG yang kurang dari 60ml/menit/1,73 m² lebih dari 3
bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal (Dep-Kes RI 2008). ​Penyakit ini
disebut CKD stadium 5 dan juga disebut penyakit ginjal stadium akhir (End
State Renal Disease [ESRD]), ESRD ditunjukkan dengan ketidakmampuan
ginjal dalam mempertahankan homeostatis tubuh (Ignatavicius & Workman,
2006). Pasien CKD dapat mempertahankan hidup sampai beberapa tahun
dengan menggunakan terapi pengganti ginjal. Salah satu terapi pengganti
adalah Hemodialisis (HD) yang bertujuan menggantikan fungsi ginjal
sehingga dapat memperpanjang kelangsungan hidup dan memperbaiki
kualitas hidup pada penderita gagal ginjal kronik (Black dan Hawks, 2014).
Penyakit gagal ginjal kronik adalah masalah kesehatan yang tumbuh
dengan cepat. 11% populasi penduduk Amerika Serikat (AS) atau 19,2 juta
orang diperkirakan mengidap CKD. Insiden ESRD atau CKD stadium 5
sangat beragam bergantung keadaan dan negara. Di Amerika Serikat,
insidennya adalah 338 kasus baru per satu juta orang. Menurut US ​Renal
Data System (Sistem Data Ginjal AS), pada akhir 2003 total 441.051 orang
dirawat dengan ESRD. Kira-kira 28% melakukan transplantasi, 66%
menerima hemodialisis, dan 5% menjalani dialisis peritoneal. ​The Centers for
Disease Control and Prevention di Atlanta baru-baru ini telah membangun
program penyakit ginjal kronis untuk meningkatkan pengawasan dan
program pencegahan CKD pada tingkat federal dan negara (Black dan
Hawks, 2014).
Sedangkan menurut Perkumpulan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) di
Indonesia jumlah penderita CKD baru dan aktif di Indonesia pada tahun
2014 meningkat yaitu pasien baru sebanyak 17.193 orang dan pasien aktif
sebanyak 11.689 orang. Diagnosis penyakit utama pasien hemodialisa baru
dari data unit hemodialisa yang terkirim adalah gagal ginjal akut atau ARF
sebanyak 9%, dan gagal ginjal terminal atau ESRD sebanyak 84%, hasil
data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013) menyebutkan tiga provinsi
dengan kasus CKD tertinggi di Indonesia adalah provinsi Sulawesi Tengah,
Sulawesi Utara dan Gorontalo. Sedangkan penderita gagal ginjal di pulau
Kalimantan sendiri terdata 385 pasien aktif CKD yang menjalani terapi
hemodialisa (Indonesia Renal Registry, 2014).
Pada penyakit gagal ginjal kronik (CKD), ​Renal Replacement Therapy
diperlukan untuk memperpanjang hidup (Barnet et all, 2007 dalam
Sulistyaningsih, 2012). Terapi pengganti ginjal dapat berupa hemodialisa,
peritoneal dialysis dan transplantasi ginjal. Hemodialisis digunakan bagi klien
ARF atau gagal ginjal kronik yang sudah tidak dapat diperbaiki dan terjadi
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Hemodialisis dilakukan dengan
mengalirkan darah ke suatu tabung ginjal buatan (​Dialiser​) yang terdiri dari
dua kompartemen yang terpisah. Hemodialisa tidak hanya untuk
memperpanjang hidup akan tetapi juga mengembalikan kualitas hidup
dengan meningkatkan kemandirian pasien. Bagi penderita gagal ginjal
kronis, hemodialisa akan mencegah kematian. Namun demikian hemodialisa
tidak menyembuhkan atau memulihkan penyakit ginjal. Pasien akan tetap
mengalami sejumlah permasalahan dan komplikasi serta adanya berbagai
perubahan pada bentuk dan fungsi sistem dalam tubuh (Smeltzer dan Bare,
2008; Knap, 2005 dalam Sulistyaningsih, 2012).
Tindakan terapi hemodialisa pada penyakit gagal kronik akan memerlukan
waktu yang panjang yang tentunya harus ditentukan oleh banyak faktor
untuk mencapai kualitas yang optimal. Di Amerika dan Afrika kualitas hidup
pasien gagal ginjal akan baik dan efektif jika pemenuhan kepatuhan dialisis
terjamin. Kepatuhan sangat diperlukan dalam keberhasilan pengobatan pada
penyakit gagal ginjal (Am J Kidney Dis, 2010). Menurut jurnal keperawatan
Soedirman tahun 2009 bahwa pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis rutin di RSU Panti Rapih 64,29%, penderita gagal ginjal kronik
tidah patuh dalam mengurangi asupan cairan (Ikaristi, 2009). Beberapa
faktor yang mempengaruhi kepatuhan terhadap terapi hemodialisa adalah;
pengetahuan, tingkat ekonomi, sikap, usia, jarak, nilai dan keyakinan, derajat
penyakit, dan yang lebih penting adalah dukungan sosial keluarga (Pitda-
IPDI, 2010). Nilai-nilai dan keyakinan individu dalam mengambil suatu
keputusan dalam hal ini untuk mendapatkan kesehatan yang optimal melalui
terapi hemodialisis merupakan keyakinan dasar yang digunakan oleh
individu tersebut untuk memotivasi dirinya selama menjalani terapi. Menurut
penelitian Departements of Medicine and psychology (Joann Spinale, Scott
D. Cohen et al, 2008), bahwa tingkat spiritual dan dukungan sosial keluarga
sangat berpengaruh pada bertahan hidupnya pasien gagal ginjal kronik.
Individu dengan hemodialisa jangka panjang sering merasa khawatir akan
kondisi sakitnya dan gangguan dalam hidupnya. Seorang pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani cuci darah (Hemodialisa) dalam kurun waktu yang
lama tentu membutuhkan dukungan sosial keluarga. Mereka biasanya
menghadapi masalah finansial, kesulitan dalam mempertahankan
pekerjaannya, dorongan seksual yang menghilang/impotensi, depresi akibat
sakit yang kronis dan ketakutan terhadap kematian. Gaya hidup terencana
yang berhubungan dengan terapi dialisis dan pembatasan asupan makanan
serta cairan sering menghilangkan semangat hidup pasien dan keluarganya.
Sulit bagi pasien, pasangan dan keluarganya untuk mengungkapkan rasa
marah serta perasaan negatif. Keadaan ini mengarahkan pasien dan
keluarganya kepada sumber-sumber yang ada untuk mendapatkan bantuan
serta dukungan (Vittinghoff and McCulloch, 2007).
Dukungan sosial adalah sumber daya sosial dalam menghadapi suatu
peristiwa yang menekan dan perilaku menolong yang diberikan pada individu
yang membutuhkan dukungan. Dukungan keluarga yang dirasakan oleh
individu dalam kehidupannya membuat ia merasa dicintai, dihargai, dan
diakui serta membuat dirinya lebih berarti dan dapat mengoptimalkan potensi
yang ada pada dirinya. Dukungan sosial keluarga dapat berbentuk dukungan
material, harga diri, emosional maupun informasional. Dukungan sosial
sangat berpengaruh pada pasien gagal ginjal kronik untuk bertahan hidup
(Vittinghoff and McCulloch, 2007).
Rumah Sakit Dr. R. Hardjanto Balikpapan merupakan rumah sakit milik
TNI AD yang berlokasi di tengah pusat kota Balikpapan, dengan tipe RS
kelas B. Rumah Sakit Dr. R. Hardjanto Balikpapan mempunyai ruang khusus
hemodialisa yang melayani pasien hemodialisa dengan menyediakan 11 unit
mesin hemodialisa. 10 mesin untuk pasien rutin, dan satu mesin untuk pasien
yang mengidap penyakit hepatitis C. Jumlah pasien hemodialisa di Rumah
Sakit Dr. R. Hardjanto Balikpapan saat ini mencapai 41 orang. Setiap hari
kegiatan hemodialisa dilakukan dalam dua shift, pagi dan siang. Ruang
hemodialisa Rumah Sakit Dr. R. Hardjanto Balikpapan melayani pasien
umum, BPJS, kerjasama perusahaan dan asuransi. (Rumah Sakit Dr. R.
Hardjanto Balikpapan, 2017).
Data Rekam Medik di Rumah Sakit Dr. R. Hardjanto Balikpapan pada
tahun 2015 didapatkan jumlah pasien yang menjalani hemodialisa rata rata
dalam satu bulannya yaitu 31 pasien dengan 166 kunjungan, dan pada tahun
2016 rata-rata jumlah pasien yaitu 37 pasien dengan 271 kunjungan, data
terakhir bulan januari 2017 menunjukkan jumlah pasien meningkat 42 pasien
dengan 301 kunjungan setiap bulannya dengan frekuensi terapi setiap pasien
berbeda, ada yang menjalani 1 kali dalam seminggu, ada yang rutin 2 kali
seminggu dan ada pula yang 3 kali dalam seminggu sesuai anjuran dokter.
Berdasarkan observasi dan wawancara pendahuluan yang dilakukan
oleh peneliti pada bulan Januari sampai Februari 2017 di ruang hemodialisa
Rumah Sakit Dr. R. Hardjanto Balikpapan diperoleh informasi dari 16 orang
pasien terdapat 10 pasien yang kurang mematuhi pembatasan asupan cairan
dan nutrisi oleh karena kurang mendapat motivasi dari keluarga serta tidak
ada yg melarang/membatasi pasien makan dan minum selama di rumah.
6 pasien lainnya mengatakan dukungan keluarga hanya terbatas pada
dukungan dana saja namun secara moril dan mental mereka tidak pernah
merasa mendapatkan dukungan dari keluarganya. Bila kepatuhan dalam
pembatasan cairan dan pengaturan nutrisi diabaikan dapat menyebabkan
pasien sering merasa sesak dan fungsi ginjal menurun.
Pengaturan nutrisi dan cairan yang tidak dipatuhi membuat fungsi ginjal
menurun sehingga frekuensi menjalani hemodialisa menjadi meningkat.
Peningkatan frekuensi menjalani hemodialisa tentunya menambah biaya dan
waktu serta dapat meningkatkan stress baik bagi pasien keluarga dan
menimbulkan permasalahan buat pemerintah. Dukungan Sosial keluarga
sangat berpengaruh pada tingkat kepatuhan seseorang dalam menjalani
terapi hemodialisa. Dukungan keluarga diharapkan dapat membuat pasien
patuh terhadap pembatasan asupan cairan dan nutrisi dapat berupa
dukungan informasional, dukungan penilaian tentang pola komposisi dan
jumlah asupan nutrisi dan cairan bagi pasien. Berdasarkan uraian diatas,
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan
Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan dalam Pembatasan Asupan Cairan
Dan Nutrisi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi
Hemodialisa di Di Rumah Sakit Dr. R. Hardjanto Balikpapan”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan
dalam Pembatasan Asupan Cairan dan Nutrisi pada Pasien Gagal Ginjal
Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa di Rumah Sakit Dr. R. Hardjanto
Balikpapan”.

C. Tujuan Penelitian

1.​ ​Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum dilakukan untuk mengetahui hubungan


dukungan keluarga dengan kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan
dan nutrisi pada pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani terapi
hemodialisa di Rumah Sakit Dr. R. Hardjanto Balikpapan
2​. ​Tujuan Khusus
a. Teridentifikasinya karakteristik responden yang menjalani terapi
hemodialisa di Rumah Sakit Dr. R. Hardjanto Balikpapan
b. Teridentifikasinya dukungan keluarga pada pasien Gagal Ginjal
Kronik yang menjalani terapi hemodialisa di Rumah Sakit Dr. R.
Hardjanto Balikpapan
c. Teridentifikasinya kepatuhan dalam pembatasan cairan dan nutrisi
pada pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani terapi hemodialisa
di Rumah Sakit Dr. R. Hardjanto Balikpapan
d. Menganalisa antara dukungan keluarga dan kepatuhan dalam
pembatasan asupan cairan dan nutrisi pada pasien Gagal Ginjal
Kronik yang menjalani terapi hemodialisa di Rumah Sakit Dr. R.
Hardjanto Balikpapan​.
D. Manfaat Penulisan

1. Ilmu Keperawatan
Menambah informasi terutama dalam ilmu keperawatan yang terkait
dengan munculnya masalah kesehatan, terutama pada kepatuhan pasien
gagal ginjal Kronik dengan pembatasan asupan cairan dan nutrisi di
Rumah Sakit Dr. R. Hardjanto Balikpapan.
2. Profesi Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan bentuk
dukungan keluarga yang berhubungan dengan kepatuhan pasien gagal
ginjal kronik terhadap pembatasan asupan cairan dan nutrisi, sebagai
masukan bagi dunia keperawatan dalam keperawatan hemodialisa.
3. Institusi
Sebagai informasi tambahan agar dapat digunakan sebagai sumber
informasi ilmu pengetahuan bagi mahasiswa.
4. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan
terkait dengan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
5. Peneliti
Memperoleh pengalaman baru dalam melakukan penelitian
khususnya tentang bentuk dukungan keluarga yang berhubungan dengan
kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam pembatasan asupan
cairan dan nutrisi bagi pasien yang menjalani terapi hemodialisa.
6. Penelitian selanjutnya.
Hasil penelitian ini berguna dalam menambah pengalaman peneliti
dan dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi penelitian selanjutnya
mengenai bentuk dukungan keluarga yang berhubungan dengan
kepatuhan terhadap asupan cairan dan nutrisi pada pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani terapi hemodialisa.
E. Penelitian terkait
Dari penelusuran peneliti mengenai hubungan dukungan keluarga
terhadap kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan dan nutrisi pada
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa di Rumah Sakit,
Adapun beberapa penelitian yang sudah diteliti yang hampir sama, antara
lain :
1. Yemima G.V Wurara, Esrom Kanine, Ferdinand Wowiling (2013), meneliti
Mekanisme Koping pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani
Terapi Hemodialisis di Rumah Sakit Prof.Dr.R.D Kandou Manado.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa responden yang menggunakan koping adaptif 27
orang (45,5%), sedangkan yang menggunakan koping maladaptif 32
orang (54,2%). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pasien
penyakit ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis lebih banyak
menggunakan mekanisme koping maladaptif. Persamaan penelitian
Yemima, dkk dengan penelitian yang diteliti adalah jenis penelitian
(​deskriptif​). Perbedaan penelitian Yemima, dkk dengan penelitian yang
diteliti adalah variabel bebas (mekanisme koping), metode penelitian
(​aksidental sampling​), lokasi penelitian, waktu penelitian dan subjek
penelitian.
2. Vinami Yulian (2008) dengan penelitiannya yang berjudul “hubungan
antara suport sistem keluarga dengan kepatuhan berobat klien rawat
jalan di rumah sakit jiwa daerah surakarta”. Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kuantitatif dengan desain corelational, bersifat
deskriptif, dengan pendekatan ​cross sectional dan retrospective. ​Hasil
penelitian Berdasarkan hasil uji kendall’s tau dengan derajat kemaknaan
p<0,05 disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara suport sistem
keluarga dengan kepatuhan berobat klien rawat jalan di RS Jiwa Daerah
Surakarta dengan korelasi sedang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga

1. Pengertian Keluarga
Pengertian Keluarga akan berbeda satu dengan yang lainnya, hal
ini bergantung kepada orientasi dan cara pandang yang digunakan
seseorang dalam mendefinisikan. Keluarga adalah sekumpulan orang
yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi dan kelahiran yang
bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental dan emosional serta sosial
individu yang ada didalamnya, dilihat dari interaksi yang reguler dan
ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk mencapai
tujuan umum (Duval, 1972 dalam Ali, 2009). Menurut Friedman (2010)
keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan atau tidak adanya ikatan perkawinan darah atau adopsi dan
anggota keluarga saling berinteraksi dan berkomunikasi serta memiliki
peran masing-masing dalam keluarga. Menurut Friedman (1998) dalam
Rini, Rahmalia dan Dewi (2012) menyatakan bahwa ikatan
kekeluargaan yang kuat sangat membantu ketika pasien menghadapi
masalah, hal ini dikarenakan keluarga adalah orang yang peling dekat
hubungannya dengan pasien. Keluarga menempati posisi diantara
individu dan masyarakat, oleh karena itu betapa pentingnya peran dan
fungsi keluarga dalam mendukung kepatuhan pasien CKD dalam
pembatasan asupan cairan dan nutrisi.

2. Fungsi Keluarga
Friedman (2010) menjelaskan bahwa fungsi dasar keluarga adalah
untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarganya dan masyarakat yang
lebih luas, terdapat lima fungsi keluarga yang harus dijalankan dalam
suatu keluarga untuk menciptakan keluarga yang harmonis yaitu :
a. Fungsi Efektif adalah fungsi keluarga yang berhubungan dengan
fungsi internal keluarga dalam memberikan perlindungan psikososial
dan dukungan terhadap anggota keluarga. Keluarga sebagai sumber
cinta, pengakuan, penghargaan dan sumber dukungan primer. Satir
(1972, dalam friedman 2010) menjelaskan bahwa fungsi afektif
keluarga merupakan aspek dasar dalam pembentukan dan
tercapainya keharmonisan keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi adalah keluarga berfungsi memberikan
pengalaman belajar pada anggota keluarga. Pengalaman ini
ditujukan untuk mengajarkan pada anak bagaimana mengemban
peran sebagai orang dewasa di dalam masyarakat, sebelum anak
keluar dari rumah untuk hidup mandiri dimasyarakat.keluarga
membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan yaitu fungsi keluarga dalam menjaga
dan merawat kesehatan anggota keluarganya agar tetap memiliki
produktifitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas
keluarga dibidang kesehatan.
d. Fungsi Ekonomi keluarga berfungsi sebagai pencari sumber
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan sebagai
tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Keluarga sebagai tepat perencana akan kebutuhan dimasa yang
akan datang melalui menabung.
e. Fungsi Reproduksi yaitu keluarga bertugas meneruskan keturunan,
memelihara dan membesarkan anak, memenuhi kebutuhan gizi
keluarga, serta menjaga kelangsungan hidup keluarga.

2.1 Tugas-Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan


Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas
di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan (Friedman,
2010) yang meliputi :
a. Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah
kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang
tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak
akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan
sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal
keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialamai
anggota keluarga. Perubahan sekecil apupun yang alami anggota
keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orangtua atau
keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu
dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa
besar perubahannya.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini
merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan
siapa di antara keluarga yang mempunyai kemapuan memutuskan
untuk menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang
dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan
dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai
keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang di lingkungan
tinggal keluarga agar memperoleh bantuan.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Sering kali
keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi
keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keuarga
sendiri. Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar
masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di
institusi pelayanan kesehatan atau dirumah apabila keluarga telah
memiliki kemapuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
d. Mengetahui kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan,
yang perlu dikaji adalah pengetahuan keluarga tentang
sumber-sumber yang dimiliki keluarga dalam memodifikasi
lingkungan khususnya dalam merawat keluarag yang terdiagnosa
CKD, kemampuan keluarga dalam memanfaatkan lingkungan asertif.
e. Mengetahui kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan yang berada di masyarakat, yang perlu dikaji pengetahuan
keluarga tentang fasilitas keberadaan pelayanan kesehatan dalam
perawatan pasien yang terdiagnosa CKD. Pemahaman keluarga
tentang manfaat fasilitas pelayanan yang berada dimasyarakat,
tingkat kepercayaan keluarga terhadap fasilitas pelayanan
kesehatan, apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang
tentang fasilitas pelayanan kesehatan, apakah kelurga dapat
menjangkau pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakat.

2.2 Dukungan Keluarga


Dukungan sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang
diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang
akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan
mencintainya (cohen & Sme, 1998: 241 dalam Harnilawati,2013).
Dukungan sosial keluarga adalah sebagai suatu proses hubungan
antara keluarga dengan lingkungan sosial (friedman, 1998 dalam
harnilawati, 2013).
Dalam semua tahap, dukungan sosial keluarga menjadikan keluarga mampu
berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal, sehingga akan
meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan.
Studi-studi tentang dukungan keluarga telah mengkonseptualisasi
dukungan sosial sebagi koping keluarga, baik dukungan-dukungan yang
bersifat eksternal maupun internal terbukti sangat bermanfaat.
Dukungan sosial keluarga eksternal antara lain sahabat, pekerjaan,
tetangga, sekolah, keluarga besar, kelompok sosial, kelompok rekreasi,
tempat ibadah dan praktisi kesehatan. Dukungan sosial keluarga
internal antara lain dukungan dari suami atau istri, dari saudara kandung
dari anak (friedman, 1998: 196 dalam harnilawati, 2013).
Dalam hal ini keluarga berpengaruh dalam menyelsaikan masalah
kehidupan, nilai kesehatan individu dan menentukan program
pengobatan yang mereka terima. Sumber dukungan yang ada dapat
dilakukan oleh keluarga dengan cara mengenal adanya gangguan
kesehatan sedini mungkin seperti pada saat anggota keluarga yang
menderita penyakit. Individu yang memiliki dukungan keluarga yang
lebih kecil, lebih memungkinkan akan mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan masalah dan penilaian negatif terhadap masalah,
sehingga merasa terbebani. Keuntungan individu yang memperoleh
dukungan keluarga yang tinggi akan menjadi individu lebih optimis
dalam menghadapi kehidupan saat ini maupun masa yang akan datang,
lebih terampil dalam memenuhi kebutuhan psikologis dan memiliki
sistem yang lebih tinggi, serta tingkat kecemasan yang lebih rendah,
mempertinggi interpersonal skill (keterampilan interpersonal), memiliki
kemampuan untuk mencapai apa yang diinginkan dan lebih dapat
membimbing individu untuk beradaptasi. Keluarga dapat saling
membantu untuk memberikan perawatan. Dukungan keluarga menurut
friedmann (2010) menerangkan bahwa keluarga memiliki empat fungsi
dukungan keluarga, yaitu sebagai berikut :
a. Dukungan Informasional
Menurut Hause dan Newman (1997, dalam Friedman, 2010) dukungan
informasional adalah dukungan dalam bentuk komunikasi tentang
opini atau kenyataan yang relevan tentang kesulitan-kesulitan pada
saat ini, misalnya nasehat dan informasi-informasi yang dapat
menjadikan individu lebih mampu untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi. Dukungan informasi keluarga merupakan suatu
dukungan atau bantuan yang diberikan oleh keluarga dalam bentuk
memberikan saran atau masukan, nasehat atau arahan, dan
memberikan informasi-informasi penting yang sangat dibutuhkan
keluarga dalam upaya meningkatkan satatus kesehatannya,
manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu
stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbang aksi
sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan
ini adalah nasehat, saran, petunjuk dan pemberian informasi. Untuk
pasien gagal ginjal kronik diberikan informasi oleh keluarganya
tentang : penyakit gagal ginjal kronik serta penanganannya dalam
meningkatkan kualitas hidup dengan mematuhi pembatasan
asupan cairan dan nutrisi.
b. Dukungan Emosional
Dukungan emosional merupakan bantuan emosional, pernyataan tentang cinta,
perhatian, penghargaan, dan simpati dan menjadi bagian dari
kelompok yang berfungsi untuk memperbaiki perasaan negatif yang
khususnya disebabkan oleh stress. Keluarga sebagai tempat yang
aman dan damai untuk istirahat dan belajar serta membantu
penguasaan terhadap emosi. Diantaranya menjaga hubungan
emosional, meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk kasih
sayang, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan
didengarkan. Dukungan emosional merupakan fungsi afektif
keluarga yang harus diterapkan kepada seluruh anggota keluarga
termasuk anggota keluarga yang terdiagnosa gagal ginjal kronik.
Fungsi afektif merupakan fungsi internal keluarga dalam memenuhi
kebutuhan psikososial anggota keluarga dengan saling mendukung
dan menghargai antar anggota keluarga. Bentuk dukungan atau
bantuan yang dapat memberikan cinta kasih,
membangkitkansemangat, rasa aman, mengurangi putus asa, rasa
rendah diri, rasa keterbatasan sebagai akibat dari ketidakmampuan
yang dialaminya. Pada pasien gagal ginjal kronik sangat dibutuhkan
dukungan emosional untuk mengontrol pola makan sehari-hari
dalam pembatasan asupan cairan dan nutrisi dalam upaya
meningkatkan status kesehatannya.
c. Dukungan Instrumental
Menurut Bomar (2004) dalam Nuraenah (2011) dukungan instrumental keluarga
adalah dukungan atau bantuan penuh dalam bentuk memberikan
bantuan tenaga, dana, maupun meluangkan waktu untuk membantu
dan melayani serta mendengarkan pasien gagal ginjal kronik dalam
menyampaikan perasaannya. Dukungan instrumental keluarga
merupakan fungsi ekonomi dan fungsi perawatan kesehatan yang
diterapkan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit,
diantaranya keteraturan menjalani terapi, kesehatan penderita
dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, dan terhindarnya
penderita dari kelelahan. Fungsi perawatan kesehatan keluarga
merupakan fungsi keluarga dalam mempertahankan kesehtan
anggota keluarganya diantaranya merawat anggota keluarga yang
terdiagnosa gagal ginjal kronik (Friedman, 2010). Dari hasil
penelitian Suwardiman (2011) semakin bertambah dukungan
keluarga instrumental semakin berkurang beban keluarga, keluarga
menyatakan turut bertanggung jawab dalam perawatan pasien,
memotivasi pasien dalam kegiatan ADL, keluarga membantu pasien
dalam minum obat dan keluarga membimbing pasien untuk rutin
menjalani hemodialisis untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
d. Dukungan Penilaian
Dukungan penilaian adalah dukungan dari keluarga dalam bentuk memberikan
umpan balik, membimbing dan memberikan penghargaan melalui
respon positif dalam memecahkan masalah, sebagai sumber dan
validator identitas anggota kepada pasien gagal ginjal kronik
dengan menunjukan respon positif yaitu memberikan support,
penghargaan dan penilaian yang positif. Dukungan penilaian
keluarga merupakan bentuk fungsi afektif keluarga terhadap pasien
gagal ginjal kronik yang dapat meningkatkan status kesehatan
pasien. Dengan dukungan penghargaan ini, pasien gagal ginjal
kronik akan mendapattkan penghargaan atau pengakuan atas
kemampuannya walaupun sifatnya kecil dan sedikit berpengaruh
(Friedman, 2010). Sumber dukungan keluarga mengacu kepada
dukungan yang dipandang sebagai sesuatu yang dapat diakses
atau diadakan untuk keluarga, tetapi anggota keluarga memandang
bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan
pertolongan dan bantuan jika diperlukan.

2. 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga


Dalam keluarga kelas menengah, suatu hubungan yang lebih demokratis
dan adil mungkin ada, sementara dalam keluarga kelas bawah.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan meliputi:
1. Usia
Faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga menurut feiring dan lewis (1984)
dalam friedman (1998) adalah bukti kuat dari hasil penelitian yang
menyatakan bahwa keluarga besar dan keluarga kecil secara
kualitatif menggambarkan pengalaman-pengalaman
perkembangan. Dukungan keluarga dapat ditentukan oleh faktor
usia dalam hal ini pertumbuhan dan perkembangan, dengan
demikian setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman
dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda.
Jadi dukungan keluarga yang diberikan anggota keluarga klien
dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis sangat
dipengaruhi oleh faktor usia, usia yang lebih dewasa atau orang
tua akan memberikan dukungan keluarga yang berkualitas.
Friedman (2010) menjelaskan bahwa ibu yang masih muda
cenderung untuk lebih tidak bisa merasakan atau mengenali
kebutuhan anakanya dan juga lebih egosentris dibandingkan
ibu-ibu yang lebih tua.
Salah satu faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga adalah faktor usia,
usia yang dianggap optimal dalam mengambil keputusan adalah
usia yang diatas umur 20 tahun keatas, usia tersebut akan
memberikan dukungan kepada anggota keluarganya yang
mengalami riwayat perialaku kekerasan (Notoadmojo, 2003 dalam
nuraenah 2012) Menurut penelitian gierveld dan dykstra (2008)
dalam nuraenah (2012) bahwa orang dewasa tidak hanya menjadi
penerima dukungan tetapi juga memberikan dukungan kepada
keluarga.
2. Jenis kelamin
Faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga ialah jenis kelamin, jenis kelamin
memiliki pengaruh besar pasien gagal ginjal kronik terhadap
beban keluarga dalam mendukung keluarga dengan yang
menjalani hemodialisa, dimana perempuan memiliki beban yang
lebih berat jika dibandingkan dengan laki-laki. Misrha, Trivendi dan
Sinha (2005) dan nuraenah (2012) juga melaporkan bahwa tingkat
stress keluarga lebih tinggi jika penderita adalah laki-laki. Dimana
laki-laki merupakan salah satu tulang punggung pada keluarga,
apabila berperan sebagai suami atau bapak, ini akan berdampak
pada beban ekonomi keluarga apabila peran sebagi pencari
nafkah tidak lagi produktif akibat mengalami penyakit yang parah.
3. Sosial ekonomi
Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga lainnya adalah faktor
ekonomi keluarga pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa. Faktor sosial ekonomi disini meliputi tingkat
pendapatan atau pekerjaan keluarga klien, semakin tingti tingkat
ekonomi keluarga akan lebih memberikan dukungan dan
pengambilan keputusan dalam merawat anggota keluarga dengan
gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Selain itu keluarga
dengan kelas sosial ekonomi yang berlebih secara finansial
mempunyai tingkat dukungan keluarga dengan kelas sosial
ekonomi kurang secara finansial (friedman, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian dari suwardiman (2011) dan nuraenah (2012)
bahwa hubungan dukungan sosial ekonomi dengan beban
keluarga menunjukan hubungan yang kuat dan ada hubungan
yang signifikan antara dukungan sosial ekonomi dengan beban
keluarga, semakin bertambah dukungan sosial ekonomi semakin
berkurang beban keluarga.
4. Pendidikan
Salah satu faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga
terbentuk oleh variabel pengetahuan, latar belakang pendidikan
dan pengalaman masa lalu. Tingkat pendidikan merupakan
indikator bahwa seseorang telah mencapai jenjang pendidikan
formal tertentu, seseorang dengan pendidikan yang baik akan
memiliki pemahaman yang baik terhadap suatu permasalahan,
sehingga akan lebih mudah untuk menerima pengaruh dari luar
baik yang positif maupun negatif, obyektif dan lebih terbuka
terhadap berbagai informasi termasuk informasi kesehatan dalam
memberikan dukungan keluarga.
Pendidikan keluarga sangat menunjang dalam memberikan
dukungan keluarga, pendidikan keluarga yang tinggi dapat
mengetahui kebutuhan anggota keluarganya sehingga
keluarganya akan memberikan dukungan support, masukan,
memberikan bimbingan dan saran yang berkualitas (puspitasari,
2009).
5. Hubungan keluarga dengan klien
Faktor dukungan keluarga dipengaruhi oleh hubungan klien
dengan kelurga, keluarga inti akan memberikan dukungan
terhadap anggota keluarga, dengan pasien gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisis. Salah satu fungsi keluarga adalah
memberi pelayanan kesehatan didalam keluarganya, sehingga
keluarga kan memberikan dukungan dalam menangani perawatan
anggota keluarganya dengan gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa (friedman, 2010).
B. Konsep Kepatuhan
Kepatuhan merupakan suatu permasalahan bagi semua disiplin perawatan
kesehatan. Kepatuhan (adherence) secara umum didefinisikan sebagai
tingkatan perilaku seseorang yang mendapatkan pengobatan, mengikuti diet,
dan atau melaksanakan gaya hidup sesuai dengan rekomendasi pemberi
pelayanan kesehatan (Kaplan & Sadock,2010)
Pada banyak orang dengan penyakit kronis kepatuhan memainkan peranan
penting dalam kelangsungan hidup pasien. Untuk mengelola keberhasilan
penyakit kronis, individu harus bertanggung jawab dalam banyak aspek
pengobatan mereka sendiri secara teratur dan jangka panjang. Sehingga
untuk mewujudkan kepatuhan, pasien perlu menggabungkan perubahan
gaya hidup dan perubahan prilaku lainnya menjadi rutinitas mereka
sehari-hari.

1. Kepatuhan pasien CKD terhadap pembatasan cairan


Ginjal sebagai organ utama dalam menjaga balance cairan harus bekerja
secara normal. Penyakit gagal ginjal yang sering diderita oleh klien baik
karena penyebab primer maupun sekunder akan mengubah
keseimbangan cairan dan elektrolit pada kondisi ini terjadi retensi
abnormal dari natrium, klorida, kalium dan air dalam cairan ekstrasel. Jika
fungsi ginjal sudah rusak, maka keseimbangan cairan dan elektrolit akan
berubah.
Pembatasan asupan cairan sangat penting karena meminimalkan resiko
kelebihan cairan pada pasien hemodialisa. Jumlah cairan yang tidak
seimbang dapat menyebabkan terjadinya edem paru ataupun hipertensi.
Keseimbangan cairan tubuh diatur oleh mekanisme homeostatis yang
dipengaruhi oleh status cairan tubuh. Air yang masuk kedalam tubuh
dibuat seimbang dengan air yang keluar, baik melalui insensible water
loss (IWL). Dalam melakukan pembatasan asupan cairan, cairan yang
masuk bergantung pada haluarin urine. Berasal dari insensible water loss
ditambah dengan haluaran urine per 24 jam yang diperoleh untuk pasien
dengan gagal ginjal kronik yang menjalani dialisis (Almatsier, 2006;
Brunner & Suddart, 2002). Aturan yang dipakai untuk menentukan
banyaknya asupan cairan adalah:
Jumlah urine yang dikeluarkan selama 24 jam terakhir + 500 ml (IWL).
Apabila pasien tidak membatasi jumlah asupan cairan maka cairan akan
menumpuk di dalam tubuh sehingga berat badan meningkat. Peningkatan
berat badan akibat asupan cairan pasien yang tidak terkontrol tersebut
menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi, edema (bengkak) pada
paru, dan kaki. Pasien juga akan merasa tidak nyaman karena sesak
nafas, lelah, dan lemas.
Pemasukan air dalam tubuh terdiri dari air minum dan air yang terkandung
dalam makanan juga. Makanan dan buah-buahan yang mengandung
tinggi air juga harus diperhatikan pada pasien ginjal kronik seperti sup
ayam, susu, semangka, nanas, papaya, melon, dan lain-lainnya.

2. Kepatuhan pasien CKD terhadap pembatasan nutrisi


Diet merupakan faktor penting bagi pasien yang menjalani hemodialisa
mengingat adanya efek uremia.
a. Bahan makanan yang dianjurkan antara lain:
1) Bahan makanan sumber Hidrat Arang : nasi, roti putih, makaroni,
sagu, lontong, bihun, jagung, makanan yang dibuat dari
tepung-tepungan, gula, madu, sirup, permen, dll.
2) Bahan makanan sumber protein : telur, ayam, daging, ikan, hati
didalam jumlah sesuai anjuran.
3) Sayur-sayuran : ketimun, terung, tauge, buncis, kangkung, kacang
panjang, kol, kembang kol, slada, wortel, jamur, dlldalam jumlah
sesuai anjuran
b. Bahan makanan yang harus dibatasi/ dihindari antara lain:
Bahan makanan tinggi kalium bila hiperkalemia : alpokat, pisang, belimbing,
durian, nangka, kailan, daun singkong, paprika, bayam, daun
pepaya, jantung pisang, kelapa, kacang tanah, kacang hijau, kacang
kedelai, coklat, kentang, ubi, singkong.

Syarat pemberian diet pada CKD adalah (Almatsier, 2006 dalam Syamsiah,
2011) :
1) Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB
2) Protein rendah, yaitu 0,6-0,75 gr/kg BB. Sebagian harus bernilai
biologik tinggi.
3) Lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan total energi,
diutamakan lemak tidak jenuh ganda.
4) Karbohidrat cukup, yaitu : kebutuhan energi total dikurangi yang
berasal dari protein dan lemak.
5) Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema, acites, oliguria
atau anuria, banyak natrium yang diberikan antara 1-3 g.
6) Kalium dibatasi (60-70 mEq) apabila ada hiperkalemia (kalium
darah . 5,5 mEq) oliguria atau anuria.
7) Cairan dibatasi yanitu sebanyak jumlah urine sehari ditambah
dengan pengeluaran cairan melalui keringat dan pernapasan
(±500ml).
8) Vitamin cukup, bila perlu berikan suplemen piridoksin, asam folat,
vitamin C dan vitamin D.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien Hemodialisa


Beberapa faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien CKD
dengan hemodialisis seperti dikemukakan diatas akan diuraikan
sebagiannya yaitu :
a. Usia
Menurut Siagian (2001 dalam Rohman 2007) menyatakan bahwa umur berkaitan
erat dengan tingkat kedewasaan atau maturitas, yang berarti
bahwa semakin meningkat umur seseorang, akan semakin
meningkat pula kedewasaannya atau kematangannya baik secara
teknis, psikologis maupun spiritual, serta akan semakin mampu
melaksanakan tugasnya. Umur yang semakin meningkat akan
meningkatkan pula kemampuan seseorang dalam mengambil
keputusan, berfikir rasional, mengendalikan emosi, toleran dan
semakin terbuka terhadap pandangan orang lain termasuk pula
keputusannya untuk mengikuti program-program terapi yang
berdampak pada kesehatan

b. Jenis kelamin
Laki-laki dan perempuan sudah pasti berbeda. Berbeda dalam cara
berespon, bertindak, dan bekerja di dalam situasi yang
mempengaruhi setiap segi kehidupan. Misalnya dalam hubungan
antar manusia, intuisi perempuan cenderung ditampakkan dengan
nada suara dan air muka yang lembut, sedangkan laki-laki cenderung
tidak peka terhadap tanda-tanda komunikasi tersebut. Laki-laki dan
perempuan memperlihatkan budaya sosial yang berbeda satu sama
lain. Mereka menggunakan symbol, system kepercayaan, dan cara-
cara yang berbeda untuk mengekspresikan dirinya
c. Pendidikan
Pendidikan merupakan pengalaman yang berfungsi untuk mengembangkan
kemampuan dan kualitas pribadi seseorang, dimana semakin tinggi
tingkat pendidikan akan semakin besar kemampuannya untuk
memanfaatkan pengetahuan dan keterampilannya (Siagian, 2001
dalam Rohman, 2007).
d. Lamanya Hemodialisa
Periode sakit dapat mempengaruhi kepatuhan. Beberapa penyakit yang
tergolong penyakit kronik, banyak mengalami masalah kepatuhan.
Pengaruh sakit yang lama, belum lagi perubahan pola hidup yang
kompleks serta komplikasi-komplikasi yang sering muncul sebagai
dampak sakit yang lama mempengaruhi bukan hanya pada fisik
pasien, namun lebih jauh emosional, psikologis dan social pasien.
Pada pasien hemodialisis didapatkan hasil riset yang memperlihatkan
perbedaan kepatuhan pada pasien yang sakit kurang dari 1 tahun
dengan yang lebih dari 1 tahun. Semakin lama sakit yang diderita,
maka resiko terjadi penurunan tingkat kepatuhan semakin tinggi
(Kamerrer, 2007 dalam Syamsiah,2011)
e. Kebiasaan merokok
Leggat et al (1998 dalam Kamerrer, 2007) adalah orang pertama yang
mempertimbangkan bahwa merokok sebagai prediktor potensial dari
ketidakpatuhan. Kutner et al (2002 dalam Kamerrer, 2007) juga
menunjukkan bahwa merokok saat ini memiliki hubungan yang
bermakna dengan ketidakpatuhan (melewatkan sesi hemodialisis)
dengan P = 0,04.
f. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting terbentuknya prilaku
seseorang. Prilaku didasarkan atas pengetahuan, walaupun
pengetahuan yang mendasari sikap seseorang masih dipengaruhi
oleh banyak faktor lain yang sangat kompleks sehingga terbentuk
prilaku yang nyata (Notoadmodjo, 2003 dalam sari 2009)
1. Motivasi
Motivasi seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan
atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk
berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang
menggerakkan manusia untuk bertingkahlaku, dan di dalam
perbuatanya itu mempunyai tujuan tertentu.
2. Akses pelayanan kesehatan
Faktor akses pelayanan kesehatan meliputi : fasilitas unit
hemodialisis, kemudahan mencapai pelayanan kesehatan
(termasuk didalamnya biaya, jarak, ketersediaan transportasi,
waktu pelayanan dan keterampilan petugas). Fasilitas ukuran
besar (10 atau lebih pasien di HD) dihubungkan dengan reaksi
melewatkan dan memperpendek waktu pengobatan dialysis, serta
kelebihan IDWG.
3. Persepsi pasien terhadap pelayanan perawat
Perawat merupakan salah satu petugas kesehatan yang
berinteraksi paling lama dengan pasien hemodialisis, mulai dari
persiapan, Pre Hemodialisis, Intra Hemodialisis sampai post
dialysis. Riset membuktikan bahwa keberadaan tenaga-tenaga
perawat yang terlatih dan professional dan kualitas interaksi
perawat dengan pasien memiliki hubungan yang bermakna
dengan tingkat kepatuhan pasien hemodialisis.

C. Konsep Hemodialisis
1. Definisi Hemodialisis
Hemodialisis berasal dari kata hemo=darah, dan dialisis=pemisahan atau
filtrasi. Hemodialisis adalah suatu metode terapi dialisis yang digunakan
untuk mengeluarkan cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika
secara akut ataupun secara progresif ginjal tidak mampu melaksanakan
proses tersebut. Terapi ini dilakukan dengan menggunakan sebuah mesin
yang dilengkapi dengan membran penyaring semipermiabel (ginjal
buatan). Hemodialisis dapat dilakukan pada saat toksin pada saat toksin
atau zat racun harus segera dikeluarkan untuk mencegah kerusakan
permanen atau menyebabkan kematian. Tujuan dari hemodialisis adalah
untuk memindahkan produk-produk limbah yang terakumulasi dalam
sirkulasi klien dan dikelurkan kedalam mesin dialisis (Muttaqin dan Sari,
2011).
2. Prinsip Kerja Hemodialisis
Hemodialisis dilakukan dengan mengalirkan darah ke suatu tabung ginjal
buatan (dializer) yang terdiri dari dua kompartemen terpisah. Darah
pasien dipompa dan di alirkan ke kompartemen darah yang dibatasi oleh
selaput semipermiabel buatan (artifisial) dengan kompartmen (artifisial)
dengan kompartmen dialisat dialiri cairan dialisis yang bebas pirogen,
berisi larutan dengan komposisi elektrolit mirip serum normal dan tidak
mengandung sisa metabolisme nitrogen. Cairan dialisat dan darah yang
terpisah akan mengalami perubahan konsentrasi yaang tinggi kearah
konsentrasi yang rendah sampai konsentrasi zat terlarut sama dikedua
kompartmen (difusi). Pada proses dialisis, air juga dapat berpindah dari
kompartmen darah ke kompartmen cairan dialisat dengan cara menaikan
tekanan hidrostatik negatif pada kompartmen dialisat. Perpindahan ini
disebut ultrafiltrasi (Sudoyo, 2009).
Difusi merupakan proses perpindahan molekul dari larutan dengan
konsentrasi tinggi ke daerah dengan larutan berkonsentrasi rendah
sampai tercapai kondisi seimbang. Proses terjadinya difusi dipengaruhi
oleh suhu, visikositas dan ukuran dari molekul. Saat darah dipompa
melalui dialyser maka membran akan mengeluarkan tekanan positifnya,
sehingga tekanan diruangan yang berlawanan dengan membran menjadi
rendah. Hal ini mengakibatkan cairan dan larutan dengan ukuran kecil
bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi menuju daerah yang
bertekanan rendah (tekanan hidrostatik). Karena adanya tekanan
hidrostatik tersebut maka cairan dapat bergerak menuju membran
semipermeabel. Proses ini disebut dengan ultrafiltrasi.

D. Kerangka Teori
Dari teori yang telah dijelaskan sebelumnya, adapun gambar kerangka
teorinya sebagai

Skema 2.1 Kerangka Teori


F. KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep atau frame work adalah suatu abstrak logical secara
harfiah dan akan membantu penulis dalam menghubungkan hasil penelitian
dengan ​Body Of Knowledge (​Nursalam, 2011). Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah Dukungan keluarga sedangkan variabel terikat adalah
Kepatuhan dalam pembatasan cairan dan nutrisi pasien gagal ginjal kronik
dalam menjalani terapi hemodialisa, Adapun kerangkanya adalah sebagai
berikut:

Keterangan
Saling berhubungan

Yang diteliti

G. HIPOTESIS
Hipotesis penelitian adalah suatu proposisi atau anggapan yang mungkin
benar, dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan atau
pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut
(Notoatmodjo, 2012).Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Hipotesis nol ( Ho),
Tidak Ada Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan dalam
Pembatasan Asupan Cairan dan Nutrisi pada Pasien Gagal Ginjal Kronik
Yang Menjalani Terapi Hemodialisa di Rumah Sakit Dr. R. Hardjanto
Balikpapan”.
.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


Desain penelitian ini menggunakan rancangan ​deskriptif analitik
dengan pendekatan potong lintang (​Cross Sectional​) yaitu penelitian yang
bertujuan mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan dalam suatu
komunitas (​Exploratory Study​) dan selanjutnya menjelaskan suatu keadaan
tersebut melalui pengumpulan atau pengukuran variabel sebab atau risiko
(​Independen Variable​) maupun variabel akibat (​Dependen Variable​) dinilai
secara simultan/ waktu yang bersamaan (Notoatmodjo,2012). Metode ini
digunakan peneliti untuk melihat hubungan dukungan keluarga yang menjadi
variabel independen dengan kepatuhan dalam pembatasan asupan cairan
dan nutrisi pada pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani terapi
hemodialisa di Rumah Sakit dr. R. Hardjanto Balikpapan sebagai variabel
dependen.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah di ruang unit hemodialisa Rumah Sakit Dr. R. Hardjanto
Balikpapan
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan selama bulan Mei sampai Juni 2017.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang diteliti,
(Nursalam, 2001). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien
Gagal Ginjal Kronik yang menjalani terapi hemodialisa di RS. DR. R
Hardjanto Balikpapan tahun 2017 sejumlah 41 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini
menggunakan teknik pengambilan sampel ​non probability sampling yaitu
pengambilan sampel yang tidak didasarkan atas kemungkinan yang
dapat diperhitungkan, tetapi semata-mata hanya berdasarkan kepada
segi kepraktisan belaka. Pelaksanaan pengambilan sampel secara ​quota
sampling dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel
secara quotum atau jatah, kemudian jumlah atau quotum itulah yang
dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan
(Notoatmodjo, 2012).
Sampel yang ditentukan sebagai subyek penelitian adalah
seluruh pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani terapi hemodialisa di
di RS. DR. R Hardjanto Balikpapan yang berjumlah 41 orang.
Jadi jumlah sampel penelitian ini adalah 41 responden pasien
Gagal Ginjal Kronik yang menjalani terapi hemodialisa yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi yaitu sebagai berikut :

a. Kriteria ​Inklusi
Kriteria ​inklusi ​adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi
target dan terjangkau yang akan diteliti.
Kriteria ​inklusi ​dalam penelitian ini adalah:
1) Pasien rutin yang menjalani hemodialisa, bersedia menjadi
responden serta pasien dan keluarganya telah diberikan
pendidikan kesehatan mengenai diet cairan dan nutrisi oleh
petugas kesehatan.
2) Bisa membaca dan menulis
3) Kesadaran composmentis
b. Kriteria ​Eksklusi
Kriteria ​Eksklusi ​adalah keadaan yang menyebabkan subyek penelitian tidak
dapat diambil/diikutsertakan dalam penelitian karena mengganggu
pengukuran dan interpretasi, serta mengganggu kemampuan dalam
pelaksanaan, hambatan - hambatan etis kesehatan dan subyek
menolak berpartisipasi (Sugiyono, 2015).
Kriteria ​eksklusi ​dalam penelitian ini adalah :
1) Pasien gagal ginjal yang baru pertama kali menjalani hemodialisa
2) Pasien dengan kesadaran menurun
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Identifikasi Variabel
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2011). Variabel dalam penelitian ini terdiri atas :
a. Variabel Independen (bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi atau
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Dukungan Keluarga.
b. Variabel dependen (terikat) yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas, yang menjadi variabel
dependen dalam penelitian ini adalah​ ​Kepatuhan dalam pembatasan
cairan dan nutrisi pasien Gagal Ginjal Kronik dalam menjalani terapi
hemodialisa.

2. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang
diamati dengan sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2011).

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian


Definisi Skala
No Variabel Alat Ukur Hasil Ukuran
Operasional Ukur
Independen
1 Dukungan Segala hal/ bantuan Kuesioner 1. Kurang Ordinal
Keluarga yang telah diberikan mendukung
keluarga kepada Jika skor <
pasien untuk median (18)
2 Mendukung
mendukung
Jika skor ≥
kepatuhan pasien median (19)
Gagal Ginjal Kronik
dalam pembatasan
cairan dan​ ​nutrisi
dalam bentuk
1. Dukungan
Informasional
2. Dukungan
Emosional
3. Dukungan
Instrumental
4. Dukungan
Penilaian
2 Dependen Suatu sikap atau Kuesione 1 : Tidak Ordinal
Kepatuhan respon pasien r patuh
dalam pem dalam menunjuk jika ≤
batasan kan kepatuhan median (7)
sesuai dengan 2 : Patuh jika
cairan dan
aturan prosedur ≥ median
nutrisi Hemodialisa (8)
pasien
hemodialisa

F. Sumber Data Dan Instrumen Penelitian


Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data Primer
Menurut Saryono (2008), Data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran
atau alat pengambil data langsung pada subyek sebagai sumber
informasi yang dicari. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa
kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan mengenai dukungan keluarga
dan 10 pertanyaan mengenai variabel dependennya adalah kepatuhan.
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006).
Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti yang diambil dari teori/ referensi
terkait. Kuesioner dibuat untuk mengukur hubungan dukungan keluarga
dengan kepatuhan dalam pembatasan cairan dan nutrisi kepada pasien
Gagal Ginjal Kronik yang menjalani terapi hemodialisa.
Penulis membagi kuesioner menjadi 3 bagian pertanyaan, yaitu:
a. Pertanyaan A berisi tentang karakteristik responden yang terdiri
dari 3 pertanyaan yaitu jenis kelamin, umur dan pendidikan
responden
b. Pertanyaan B berisi tentang 20 pertanyaan dukungan keluarga
yang terdiri dari 4 butir pertanyaan dukungan penilaian, 7 butir
pertanyaan dukungan emosional, 5 butir pertanyaan dukungan
informasional dan 4 butir pertanyaan dukungan instrumental
c. Pertanyaan C berisi tentang 9 butir pertanyaan kepatuhan yang
terdiri dari pertanyaan cairan dan pertanyaan nutrisi
Jenis kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
kuesioner tertutup, dengan kalimat favourable dan unvourable dan
responden tinggal memilih jawaban yang disediakan oleh peneliti.
Responden telah memilih jawaban dengan tanda ​check list pada ​alternatif
jawaban yang telah disediakan. Kuesioner menggunakan skala guttman
yaitu skala yang digunakan untuk jawaban yang tegas dan konsisten
(ya-tidak). (Sugiyono,2009). Pernyataan dibuat oleh peneliti sendiri
berdasar teori menurut Marquis dan Huston (1998),sehingga perlu uji
validitas dan uji reliabilitas yang peneliti lakukan dengan kuesioner
dibagikan pada 30 responden dan responden tersebut tidak masuk
sebagai sampel penelitian sebenarnya ( Sugiyono, 2009).

Tabel 3.2 variabel kuesioner

No Variabel dan indikator Favorable Unfavorabel

1 Dukungan Keluarga
- Dukungan informasional 1,2,4,16,18
- Dukungan emosional 5,6,7,8,12,13,17
- Dukungan instrumental 3,4,14,15
- Dukungan penilaian 9,10,11,18

2. Kepatuhan pasien
hemodialisa dalam 1,2,3,13,14,15,
pembatasan asupan 17,18,19,
Cairan dan Nutrisi

2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
diperoleh langsung dari subyek penelitiannya (Saryono, 2008). Dalam
penelitian ini data sekunder diperoleh dari bagian-bagian yang
berhubungan dengan obyek penelitian seperti bagian medical record,
catatan perawatan (status pasien) dan bagian lain yang terkait.
3. Prosedur Pengumpulan Data :
a. Mengajukan permohonan ijin penelitian kepada instansi tempat
penelitian.
b. Memilih sampel pasien yang sesuai dengan kriteria penelitian.
c. Menjelaskan maksud, tujuan penelitian, manfaat, peran serta
responden selama penelitian menjadi jaminan kerahasiaan calon
responden.
d. Mengajukan permohonan persetujuan penelitian kepada responden
yaitu pasien.
e. Setelah responden menyetujui, selanjutnya diminta untuk
menandatangani surat pernyataan kesediaan menjadi responden
penelitian.
f. Setelah bersedia untuk menjadi responden, kemudian responden
pasien mengisi kuesioner penelitian
g. Hasil pengisian kuesioner dikumpulkan pada peneliti.
h. Peneliti mengecek kelengkapan kuesioner.
i. Hasil kuesioner yang lengkap dilakukan pengolahan data dan
dianalisis.

G. Uji Validitas Dan Reabilitas


Untuk mengetahui apakah instrumen yang dibuat dapat dgunakan sebagai
alat pengumpul data maka harus dilakukan uji ​validitas dan ​reliabilitas​.
Menurut Notoatmodjo (2012) untuk memberikan hasil yang baik uji instrumen
dilakukan minimal terhadap 30 orang sebagai sampel. Uji instrumen
dilakukan di RS Siloam Balikpapan yang memiliki homogenitas yang sama
dengan sampel yang akan diuji serta untuk menghindari responden yang
sama dengan pada saat penelitian. Adapun pengujian yang dilakukan adalah:
1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Rumus yang digunakan dalam pengujian ini
adalah rumus Korelasi ​Product Moment​ sebagai berikut:

r
{n ∑ xy−(∑ x)(∑ y )}
hitung =

√{∑ x2 −(∑ x2 ) }{(n ∑ 2(∑)²)}


y y

Keterangan :
rhitung = Koefisien korelasi
X = Variabel bebas
y = Variabel terikat
n = Jumlah responden

Keputusan uji :
1) Bila r​hitung​> r ​tabel​ maka butir pertanyaan valid
2) Bila r​hitung​< r​tabel​ maka butir pertanyaan tidak valid

2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen suatu penelitian dapat
dipercaya. Dalam penelitian ini digunakan teknik pengukuran
reliabilitas​ internal dengan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:

Rumus ​Alpha Cronbach​:

Keterangan :
r = ​reliabilitas​ instrumen
k = banyaknya butir pernyataan
∑σ​b​2 = jumlah varians butir
∑σ​1​2 = varians total

Keputusan uji:
1. Bila r​hitung​> r ​tabel​ maka instrumen reliabel
2. Bila r​hitung​< r​tabel​ maka instrumen tidak reliabel

3. Hasil Uji Instrumen


Kuesioner dukungan keluarga dan kepatuhan pasien sebanyak
40 pertanyaan menggunakan skala guttman yang diujikan terhadap 30
responden di Rumah Sakit Siloam Balikpapan. Hasil uji validitas
diperoleh hasil bahwa dari 40 pertanyaan sebanyak 20 pertanyaan
dukungan keluarga dinyatakan valid karena memiliki nilai rhitung >
rtabel (0,367), sedangkan kuesioner kepatuhan pasien dari 20
pertanyaan sebanyak 13 pertanyaan tidak valid karena memiliki nilai
rhitung < rtabel 0,367 sehingga pertanyaan tersebut dibuang dan sisa
pertanyaan yang dapat digunakan sebanyak 9 pertanyaan. Hasil uji
reliabilitas diperoleh nilai r = 0,902< r = 0.600 sehingga instrument
dinyatakan reliable dan dapat digunakan sebagai instrument
penelitian.

F. Analisa Data
​Analisa data bertujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam statistika,
informasi yang diperoleh dipergunakan untuk proses pengambilan
keputusan, terutama dalam pengujian hipotesis. (Notoatmojo, 2010).
Dalam pengolahan data terdapat langkah-langkah yang telah ditempuh
diantaranya :
1. Editing
Hasil wawancara, atau pengamatan dari lapangan telah dilakukan
penyuntingan terlebih dahulu. Secara umum editing adalah
merupakan kegiatan untuk pengecekan data. ​Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah jumlah data telah sesuai
dengan jumlah yang disebarkan atau ditentukan. (Notoatmojo, 2010).
2. Coding
Setelah semua lembar observasi diedit atau disunting, selanjutnya
dilakukan pengkodean atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan (Notoatmojo,
2010). Salah satu cara untuk menyederhanakan data hasil penelitian
tersebut adalah dengan memberikan simbol-simbol tertentu untuk
masing-masing data yang sudah diklasifikasikan diberikan kode,
kemudian di masukkan ke program SPSS. Pemberian kode dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel Dukungan Keluarga
Kode 1 : Kurang Mendukung
Kode 2 : Mendukung
b. Variabel Kepatuhan Pasien
Kode 1 : Tidak Patuh
Kode 2 : Patuh
3. Processing
Yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk
kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau ​software
computer (SPSS versi. 23) (Notoatmojo,2010).
4. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau respoden selesai
dimasukkan, perlu adanya cek kembali untuk melihat kemungkinan
adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan
sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini
disebut pembersihan data (Notoatmojo, 2010).
5. Tabulation
Tabulasi adalah usaha untuk menyajikan data, terutama pengolahan data
yang akan menjurus ke analisa kuantitatif(Wasis, 2008). Pengolahan
data menggunakan tabel distribusi frekuensi.
Analisa data dilakukan dengan menggunakan program software
komputer. Teknik analisa data yang digunakan melalui analisa univariat
dan bivariat. Sebelum dilakukan analisa univariat dan bivariat, maka
dilakukan uji homogenitas dan normalitas untuk mengetahui apakah data
dari kedua kelompok homogen atau tidak serta berdistribusi normal
ataukah tidak.Uji normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro Wilk
karena jumlah sampel < 50.

1. Analisis Univariat

Analisa ini digunakan untuk mendiskripsikan frekuensi


dari masing-masing variabel, baik variabel bebas maupun variabel
terikat melalui presentasi dan distribusi frekuensi. Dalam penelitian ini
analisa univariat digunakan untuk mengetahui proporsi dari
masing-masing variabel penelitian yaitu gambaran variabel bebas
mengenai dukungan keluarga dan variabel terikat yaitu kepatuhan
dalam pembatasan cairan dan nutrisi kepada pasien Gagal Ginjal
Kronik yang menjalani terapi hemodialisa. Tingkat kepercayaan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 95% atau alfa = 0,05.
Rumusnya sebagai berikut : (Hastono, 2007)

P = F x 100%

Keterangan :
P : Presentasi yang di cari
F : Frekuensi sampel / responden untuk setiap pertanyaan
η : jumlah keseluruhan sampel

Data penelitian ini awalnya berbentuk numerik, namun karena


uji statistik yang akan digunakan adalah chi square dimana data
yang diperlukan adalah kategorik, maka peneliti akan merubah data
numerik menjadi data kategorik dengan cara menggunakan titik
potong ​(Cut Of Point) dengan terlebih dahulu melakukan uji
normalitas. Uji normalitas yang akan digunakan dengan
menggunakan ​software computer ​yang meliputi uji normalitas
deskriptif dan uji normalitas analitik.
Uji normalitas deskriptif terdiri dari Koefisien varian, rasio
skewness, rasio kurtosis, sementara untuk analitiknya
menggunakan ​Saphiro-Wilk karena responden kurang dari 50 orang
(Dahlan, 2009).
Hasil uji normalitas data masing-masing variable, sebaran
data variabel tidak normal maka titik potong yang digunakan adalah
median. Melalui pengelompokan data tersebut dengan ​Cut Of Point
akan didapati data kategorik.

2. Analisa Bivariat.
Analisa ini bertujuan untuk mengetahui hubungan setiap
variabel dengan dukungan keluarga sebagai variabel dependen. Uji
yang digunakan adalah ​Chi Square, sehingga dapat diketahui ada
atau tidaknya hubungan bermakna secara statistic dengan
menggunakan program komputer dan derajat kemaknaan 95%.
Apabila nilai (p<0,05) berarti perhitungan statistic bermakna
(signifikan) dan bila nilai (p>0,05) berarti hasil perhitungan statistic
tidak bermakna. Artinya nilai p<0,05 maka ​Ho ditolak dan ​Ha
(hipotesa penelitian) diterima, yang berarti ada hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat. Sedangkan bila nilai p>0,05
maka ​Ho diterima dan ​Ha (hipotesa penelitian) ditolak yang berarti
tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Rumus uji statistic ​Chi Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 dengan
rumus sebagai berikut (Hastono, 2007)
X² = ∑ (o ─ ​E)​ ²
​E
Keterangan :
χ² : statistic chi square
O : observasi
E : expected atau hasil yang diharapkan
Setelah didapatkan χ² hitung, kemudian nilai χ² dengan derajat uji kebebasan :
df = (b – 1) (k – 1)
b = jumlah baris
k = jumlah kolom

Uji statistik tersebut diatas, menggunakan keputusan uji


sebagai berikut : jika ρ value < α (0,05) maka Ho ditolak, artinya
adanya hubungan atau perbedaan yang bermakna (signifikan). Jika
ρ value >α (0,05) maka Ho gagal ditolak, artinya tidak ada
hubungan atau perbedaan yang bermakna (tidak signifikan).

Syarat yang digunakan ​uji chi square​ apabila :


Penelitian digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel kategorik
dengan kategorik ; meneliti dua atau lebih kelompok sampel ;
bertujuan untuk menguji perbedaan proporsi/ prosentase antara
beberapa kelompok data, proses pengujian adalah membandingkan
frekuensi yang terjadi (observasi) dengan frekuensi harapan
(ekspektasi). sebaran data normal dan tidak boleh ≤ 5. Dalam
penelitian ini syarat penelitian ​chi square ​terpenuhi maka tidak
digunakan uji alternatif/​fisher exact​.

G. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti telah mendapatkan persetujuan
penelitian dari Direktur Rumah Sakit. Kemudian melakukan
pengamatan/observasi terhadap responden yang diteliti dengan
menekankan pada etika. Secara garis besar dalam melaksanakan
sebuah penelitian ada empat prinsip yang harus dipegang teguh
(Notoatmodjo,2010) yaitu :
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (​respect for ​human
dignity​). Peneliti perlu mempertimbangkan hak – hak subyek
penelitian untuk mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti
melakukan penelitian tersebut., Sebagai ungkapan peneliti
menghormati harkat dan martabat subyek penelitian, peneliti telah
mempersiapkan (​informed consent).
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian ​(respect for
privacy and confidentiality). ​Setiap orang mempunyai hak – hak dasar
individu termasuk privasi dan kebebasan individu dalam memberikan
informasi. Oleh sebab itu peneliti tidak boleh menampilkan informasi
mengenai identitas dan kerahasiaan identitas subyek. Peneliti
menggunakan coding sebagai pengganti identitas responden.
3. Keadilan dan Inklusivitas/keterbukaan (​respect for justice ​an
inclusiv​eness). Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti
dengan kejujuran, keterbukaan dan kehati – hatian. Prinsip
keterbukaan yakni dengan menjelaskan prosedur penelitian
sedangkan prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua subyek
penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama tanpa
membedakan gender, agama, etnis, dan sebagainya.
K​. ​Alur Penelitian
Alur penelitian yang direncanakan peneliti adalah sebagai berikut :

Skema 3.1 Alur Penelitian


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini telah dilakukan di Ruang Hemodialisa Rs. Dr. R. Hardjanto
pada tanggal 24 Mei sampai 2 Juni 2017 dengan jumlah responden sebanyak 41
orang. Penelitian ini dilakukan menggunakan kuesioner untuk mengetahui
hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Dalam Pembatasan Cairan
Dan Nutrisi Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa.
Adapun hasil penelitian akan dijelaskan secara univariat untuk memberikan
gambaran mengenai variabel penelitian dan bivariat untuk mengetahui hubungan
kedua variabel tersebut. Analisis yang digunakan adalah uji chi square, sebelum
dilakukan analisa univariat dan bivariat, maka disajikan terlebih dahulu
karakteristik responden sebagai berikut :

A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik koresponden
Sebelum menjelaskan hasil penelitian, maka sebelumnya dipaparkan
terlebih dahulu karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin,
pendidikan dan pekerjaan.

a. Variabel Umur
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di
Ruang HD Rs Dr. R. Hardjanto Balikpapan

Klasifikasi Umur Frekuensi Persen (%)


26-35 Tahun 2 4,9
36-45 Tahun 9 22,0
46-55 Tahun 25 61,0
> 65 Tahun 5 12,2
Total 41 100
​Sumber data : Data Penelitian 2017

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 41 responden, sebagian


besar responden berumur antara 46-55 tahun sebanyak 25 orang
(61,0%)

b. Variabel Jenis Kelamin


Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin di Ruang HD Rs Dr. R. Hardjanto Balikpapan

Jenis Kelamin Frekuensi Persen (%)


Laki-Laki 24 58,5
Perempuan 17 41,5
Total 41 100

Sumber data : Data Penelitian 2017

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 41 responden, sebagian


besar responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 24 orang
(58,5%).

c. Variabel Tingkat Pendidikan


Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
pendidikan di Ruang HD Rs Dr. R. Hardjanto
Balikpapan

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persen (%)


SD 7 17,1
SMP 12 29,3
SMA 19 46,3
AKADEMI 2 4,9
SARJANA 1 2,4
Total 41 100
​Sumber data : Data Penelitian 2017

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 41 responden, sebagian besar


responden tingkat pendidikannya SMA sebanyak 19 orang (46,3%)

2. Uji Univariat

a. Variabel Dukungan Keluarga


Analisis univariat dilakukan untuk mendekripsikan semua variabel
yang diteliti. Adapun variabel yang di analisis dalam penelitian ini adalah

1) Dukungan Keluarga
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga
Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi
Hemodialisa Di Rumah Sakit Dr.R Hardjanto

No Dukungan Keluarga Jumlah %

1 Mendukung 26 63,4

2 Kurang 15 36,6

Total 41 100,0

Sumber data : Data Penelitian 2017

Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 41 responden sebagian


besar responden yaitu 26 orang (63,4%) yang menyatakan dukungan
keluarganya mendukung dan 15 orang (36,6%) yang menyatakan
dukungan keluarganya kurang mendukung.

b. Variabel Kepatuhan
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan Pasien Gagal
Ginjal Kronik dalam Pembatasan Cairan Dan Nutrisi Dalam
Menjalani Terapi Hemodialisa Di Rumah Sakit Dr.R Hardjan​to
No Kepatuhan Jumlah %

1 Patuh 27 65,9

2 Tidak Patuh 14 34,1

Total 41 100,0

Sumber data : Data Penelitian 2017

Berdasarkan data responden yang telah diteliti di ruang


hemodialisa Rs Dr. R. Hardjanto pada tabel diatas menunjukan bahwa
hubungan kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam pembatasan cairan
dan nutrisi dalam menjalani terapi hemodialisa termasuk dalam kategori
Patuh 27 responden (65,9%) dan yang tidak patuh sebanyak 14
responden (34,1%).

3. Uji Bivariat
Data dalam penelitian ini berdistribusi tidak normal dimana bisa
dilihat didalam tabel dibawah ini

Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Dengan Menggunakan Uji Shapiro-Wilk

Shapiro-Wilk
Variabel Statistik Df Sig.
Dukungan keluarga 276 41 0,00
Kepatuhan pasien 964 23 558
Sumber Data : Data Penelitian 2017

Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji ​Shapiro-Wilk


karena sampel dari penelitian ini kurang dari 50 responden yaitu 41
responden. Berdasarkan pada tabel 4.1 menyatakan bahwa variabel
dukungan keluarga nilai taraf signifikan adalah 0,00 lebih kecil dari 0,05
(P<5%) maka dinyatakan data berdistribusi tidak normal. Sedangkan
pada variabel kepatuhan pasien nilai signifikan adalah 0,00 lebih kecil dari
0,05 (P<5%), maka data dalam penelitian ini menggunakan uji non
parametrik yaitu uji ​chi square​.

Hasil analisis bivariat untuk melihat Hubungan antara dukungan


keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam pembatasan
cairan dan nutrisi dalam menjalani terapi hemodialisa di ruang
hemodialisa Rs Dr. R. Hardjanto Balikpapan. Untuk melihat hubungan
antara kedua variabel dapat dilihat pada tabel ​crosstabel​ berikut ini :

Tabel 4.7 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pasien


Gagal Ginjal Kronik Dalam Pembatasan Cairan Dan Nutrisi
Dalam Menjalani Terapi Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa
Rs Dr. R. Hardjanto

Kepatuhan
P
Dukungan Patuh Tidak Patuh Jumlah
Value
Keluarga N % N % n %

Mendukung 18 69,2 8 30,8 26 100 0,796

Kurang 9 60,0 6 40,0 15 100

Total 27 65,9 14 34,1 41 100


Sumber Data : Data Penelitian 2017

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 26 responden yang


menyatakan dukungan keluarganya mendukung yang patuh dalam
pembatasan cairan dan nutrisi ada 18 orang (69,2%) dan yang tidak
patuh dalam pembatasan cairan dan nutrisi dalam menjalani terapi
hemodialisa ada 8 orang responden (30,8%), sedangkan responden yang
dukungan keluarganya kurang mendukung tetapi patuh dalam
pembatasan asupan cairan dan nutrisi dalam menjalani terapi
hemodialisa sebanyak 9 orang (60,0%) dan responden yang dukungan
keluarganya kurang mendukung serta tidak patuh dalam pembatasan
asupan cairan dan nutrisi dalam menjalani terapi hemodialisa ada 6 orang
(40,0%).

Analisis hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan dalam


pembatasan asupan cairan dan nutrisi dalam menjalani terapi
hemodialisa dilakukan dengan menggunakan rumus ​chi square ​dengan
taraf signifikan α 5% dengan nilai ρ value = 0,796 > α 0,05. Berdasarkan
hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak dan Ho
diterima yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan (bermakna)
antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien dalam pembatasan
asupan cairan dan nutrisi dalam menjalani terapi hemodialisa di RS DR.
R. Hardjanto Balikpapan.

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian baik secara univariat maupun bivariat, maka
dapat dilakukan pembahasan untuk masing-masing hasil penelitian sebagai
berikut :
1. Karakteristik Responden
a. Umur Responden
Berdasarkan hasil penelitian dari 41 responden menunjukan bahwa
sebagian besar pasien gagal ginjal kronik di Ruang Hemodialisa Rs
Dr. R. Hardjanto berumur 45-65 tahun sebanyak 25 orang (61,0%).
Menurut Young (2006) pada tahun 1996 - 2005 kelompok umur
pasien yang menerima dialisis meningkat untuk semua kelompok umur
dewasa, Pada tahun 2005 lebih dari separoh (54,70 %) memulai terapi
pengganti ginjal adalah berumur 65 tahun. Umur dapat meningkatkan
kemungkinan terjadinya penyakit tertentu, dimana sel maupun organ
tubuh akan mengalami penurunan fungsi seiring dengan pertambahan
umur seseorang. Menurut beberapa literatur usia merupakan salah
satu faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi dari gagal ginjal kronik
dan menurut para peneliti di Amerika telah menemukan bahwa
usia tua merupakan salah satu dari delapan faktor resiko terjadinya
penyakit gagal ginjal kronik (Sahabat ginjal, 2009).
Menurut Avis (2005 dalam Lase 2010) meningkatnya umur dapat
mempengaruhi kepatuhan seseorang sehingga kepatuhan pasien
menurun, usia erat kaitannya dengan prognose dan harapan hidup,
pada pasien yang berada pada usia diatas 65 tahun kecenderungan
untuk terjadi berbagai komplikasi yang memperberat fungsi ginjal
sangat besar bila dibandingakan dengan usia dewasa muda antara 30
sampai 40 tahun. (Lase 2010). Menurut asumsi peneliti dilapangan
tingkatan usia yang lebih muda pasien ternyata masih ada yang
memiliki kepatuhan yang buruk dibandingkan dengan pasien berusia
diatas 45 tahun, dengan adanya peningkatan usia, kepatuhan yang
baik dan kemampuan fisik yang baik masih bisa didapatkan oleh
responden yang berusia diatas 45 tahun.

b. Jenis Kelamin Responden


Hasil Penelitian untuk jenis kelamin pasien gagal ginjal kronik di
Ruang Hemodialisa Rs Dr. R. Hardjanto adalah laki-laki sebanyak 24
orang (58,5%). Jenis kelamin sangat mempengaruhi angka kepatuhan
pasien. Menurut Schulz-Allen (2002) pada umumnya rata-rata angka
harapan hidup telah meningkat yaitu lebih dari 70 tahun untuk laki-laki
dan lebih dari 80 tahun untuk wanita. Sedangkan menurut Avis (2005
dalam Lase 2010) menyatakan laki-laki mempunyai kualitas hidup
yang rendah dibanding perempuan, dan semakin lama menjalani
hemodialisa akan semakin rendah kepatuhan penderita. Penelitian ini
sama dengan studi yang dilakukan oleh Cos (2008) dimana dari 54
responden yang menjalani hemodialisis terdapat 51,90% nya adalah
responden laki-laki dan sisanya adalah perempuan. Begitu juga
penelitian yang dilakukan oleh Lopez, et al (2005) dimana dari 134
responden HD terdapat 52,2 %nya adalah laki-laki. Hasil penelitian ini
juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Istanti (2009)
dimana jumlah responden yang menjalani HD di RS Yogyakarta lebih
banyak laki – laki (62,5 %) dibandingkan perempuan.
Pada dasarnya dijelaskan di beberapa literatur bahwa pasien gagal
ginjal kronik tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, antara laki-laki dan
perempuan memiliki resiko yang sama untuk menderita penyakit
gagal ginjal kronik. Kondisi dilapangan membuktikan, untuk pasien
dengan jenis kelamin laki-laki cenderung menyatakan lebih mudah
sakit dibandingkan dengan pasien yang berjenis kelamin perempuan
yang menyatakan selalu sehat walaupun harus menjalani
Hemodialisa. Menurut asumsi peneliti pada hasil penelitian dapat kita
lihat kalau responden sebagian besar berjenis kelamin laki-laki.
Menurut peneliti pasien gagal ginjal tidak dipengaruhi oleh jenis
kelamin, antara laki-laki dan perempuan memiliki resiko yang sama
untuk menderita gagal ginjal kronik
c. Pendidikan Responden
Hasil penelitian untuk pendidikan pasien gagal ginjal kronik di
Ruang Hemodialisa Rs Dr. R. Hardjanto sebagaian besar adalah
SMA sebanyak 19 orang (46,3%). Menurut Fleck (2008), pendidikan
merupakan salah satu faktor yang dapat berkontribusi terhadap
kualitas hidup dan kesejahteraan subyektif. Pendidikan akan
mengembangkan kemampuan yang membantu individu mengontrol
kehidupan mereka sendiri, mendorong dan memungkinkan hidup
sehat (Miroswsky, 2003).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Utami (2010), bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan tidak hanya dilihat dari
tingkat pendidikan saja namun, sikap, serta kualitas interaksi tenaga
kesehatan juga akan mempengaruhi kepatuhan. peneliti berasumsi
bahwa tingkat pendidikan dapat mempengaruhi prilaku seseorang
dalam mencari perawatan dan pengobatan penyakit yang dideritanya,
serta memilih dan memutuskan tindakan atau terapi yang akan dan
harus dijalani untuk mengatasi masalah kesehatannya. Pasien
Hemodialisa yang berada di Ruang Hemodialisa Rs Dr. R. Hardjanto
sebagian besar mematuhi pola diet dan memiliki kepatuhan yang
cukup baik sesuai dengan tingkat pendidikannya.

2. Uji Univariat
a. Variabel Dukungan Keluarga
Tabel 4.4 menjelaskan bahwa sebagian besar pasien memiliki
dukungan keluarga mendukung yaitu 26 (63,4%) dan sisanya memiliki
dukungan keluarga kurang mendukung yaitu 15 (36,6%). Pasien yang
menjalani hemodialisis di RS DR.R Hardjanto saat ini hampir sebagian
besar memiliki dukungan keluarga baik, hal ini di buktikan dengan keluarga
sudah dapat memberikan dukungan instrumental yaitu hampir seluruhnya
keluarga tahu jumlah minum pasien yang diminum setiap harinya sebanyak
80,5% dan sebagian besar keluarga ikut membantu menyediakan minum
yang dibutuhkan oleh pasien. Dukungan informasional hampir seluruhnya
keluarga dapat memberi semangat kepada pasien untuk memberikan
informasi mengenai asupan cairan dan nutrisi sebanyak 87,8%. Dukungan
emosional hampir seluruhnya keluarga memberi semangat pada pasien
untuk patuh pada aturan minum yang dianjurkan sebanyak 70,3%, dalam
dukungan penghargaan hampir seluruhnya keluarga dapat memberi
dukungan pada pasien saat mematuhi aturan minum yang dianjurkan
sebanyak 73,2%.
Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dan
menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu dan dapat juga
menentukan tentang program pengobatan yang diterima. Niven (2002)
menyatakan bahwa dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi ketidakpatuhan. Keluarga dapat membantu menghilangkan
godaan pada ketidakpatuhan dan keluarga seringkali dapat menjadi
kelompok pendukung untuk mencapai kepatuhan..  ​Smet dalam (Wardani,
2014) menjelaskan bahwa dukungan keluarga merupakan suatu upaya
yang diberikan kepada anggota keluarga, baik moril maupun materil dalam
bentuk motivasi, informasi, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku.
Orang yang mendapat dukungan secara emosional akan merasa lega
karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan,
Penelitian sebelumnya Desitasari (2014) hasil terbukti bahwa dari 36
responden ada 23 (63,9%) yang memiliki dukungan keluarga baik dan 13
(36,1%) memiliki dukungan keluarga buruk yang dapat mempengaruhi
kepatuhan asupan cairan.
Pada waktu penelitian, peneliti mengobservasi ada beberapa pasien
yang tidak di temani olah keluarganya. Setelah di wawancara, seorang
pasien mengatakan bahwa dia tidak ingin merepotkan keluarganya
sehingga dia tidak ingin di temani oleh istri maupun anaknya. Sedangkan
pasien lainnya mengatakan bahwa anaknya sedang pergi ke tempat kerja,
anaknya hanya bisa mengantar dan menjemputnya jika ada jadwal untuk
melakukan hemodialisa. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kepatuhan
pasien itu sendiri. Asumsi peneliti dukungan yang diberikan oleh keluarga
dapat membuat pasien merasa percaya dan merasa ada orang-orang yang
tersayang yang berada disekitarnya yang memberikan dukungan moril dan
semangat dalam menjalani terapi hemodialisa.

b. Variabel Kepatuhan
Berdasarkan data responden yang di teliti di ruang hemodialisa di
Rs Dr. R. Hardjanto pada tabel diatas dari 41 responden yang patuh ada 27
orang dan yang tidak patuh ada 14 orang. Tingkat kepatuhan adalah sikap
yang ditunjukkan oleh penderita GGK untuk mematuhi asupan cairan yang
harus dijalani. Menurut Sackett dalam (Niven, 2002) kepatuhan adalah
sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh
profesional kesehatan. Kepatuhan berkenaan dengan kemauan dan
kemampuan dari individu untuk mengikuti cara sehat yang berkaitan
dengan nasihat, aturan yang ditetapkan, mengikuti jadwal. Kepatuhan
adalah tingkat perilaku penderita dalam mengambil suatu tindakan untuk
pengobatan seperti diet, kebiasaan hidup sehat dan ketepatan berobat
(Niven, 2002).
Kepatuhan ​(adherence​) secara umum didefinisikan sebagai tingkatan
perilaku seseorang yang mendapatkan pengobatan, mengikuti diet, dan
melaksanakan gaya hidup sesuai dengan rekomendasi pemberi pelayanan
kesehatan menurut WHO dalam (Syamsiah, 2011). Kepatuhan pasien
terhadap rekomendasi dan perawatan dari pemberi pelayanan kesehatan
adalah penting untuk kesuksesan suatu intervensi. Ketidakpatuhan menjadi
masalah yang besar terutama pada pasien yang menjalani hemodialisis,
sehingga berdampak pada berbagai aspek perawatan pasien, termasuk
konsistensi kunjungan, regimen pengobatan serta pembatasan makanan
dan cairan menurut Kutner dalam (Syamsiah, 2011). Nutrisi mempunyai
peranan yang penting pada penyakit gagal ginjal kronik. Obesitas,
hiperlipidemia dan kontrol gula yang buruk akan berpengaruh terhadap
progresifitas gagal ginjal. Disisi lain, kondisi uremik dan pembatasan diit
yang berlebihan (terutama protein) tanpa disertai jumlah energi yang cukup
dapat menyebabkan terjadinya malnutrisi.
Pasien gagal ginjal kronik yang tidak mematuhi pembatasan asupan
cairan akan mengalami penumpukan cairan sehingga menyebabkan
edema paru dan hipertropi pada ventrikel kiri. Penumpukan cairan dalam
tubuh menyebabkan fungsi kerja jantung dan paru-paru semakin berat,
yang berakibat pada respon fisik pasien yang cepat lelah dan sesak,
aktifitas fisik juga mengalami gangguan baik pada saat beraktifitas ringan
maupun sedang (Riyanto, 2011).
Penelitian Haynes (2006) menyatakan bahwa pengobatan jangka
panjang yang memaksa untuk merubah kebiasaan-kebiasaan seperti
mengurangi kalori makanan atau komponen tertentu dalam diit sehari-hari
yang memberikan kesan atau sikap negatif bagi penderita untuk dilakukan
sehingga cenderung untuk tidak patuh. Menurut asumsi peneliti ketidak
patuhan pasien dalam pembatasan asupan cairan dan nutrisi dikarenakan
ada faktor lain seperti motivasi dari diri sendiri yang kurang dikarenakan
kebiasaan dan gaya hidup pasien sendiri.

3. Uji Bivariat

a. Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan pasien dalam Pembatasan


asupan Cairan dan nutrisi dalam menjalani terapi hemodialisa
Berdasarkan data responden yang di teliti di ruang hemodialisa di Rs
Dr. R. Hardjanto pada tabel diatas dapat dilihat ρ value = 0,796 > α 0,05,
dengan demikian Ho ​diterima atau dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal
dalam pembatasan asupan cairan dan nutrisi.
Tidak adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan
pasien gagal ginjal kronis dimungkinkan oleh beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pasien dalam membatasi kepatuhan asupan cairan dan
nutrisi yaitu: pengetahuan, pendidikan, sikap, lama menjalani terapi
hemodialisa dan informasi. Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang, tindakan didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
daripada tindakan yang tidak didasari oleh pengetahuan, sehingga
pendidikan dapat mempengaruhi seseorang dapat dilihat berdasarkan data
pada tabel 4.1 didapatkan mayoritas berpendidikan SMA 19 responden
(46,3%). Menurut Wahyu (2011) dalam, Neliya 2012 mengatakan jika
pasien mempunyai pengetahuan yang luas memungkinkan pasien dapat
bersikap yang bijak dalam mengontrol dirinya mengatasi masalah yang
dihadapi, mempunyai rasa percaya yang tinggi dan mempunyai perkiraan
yang tepat mengatasi kejadian serta mengerti tentang apa yang dianjurkan
oleh petugas kesehatan akan dapat membuat keputusan yang bijak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan yang diberikan oleh
keluarga responden berdasarkan hasil penelitian sebesar 63,4% baik,
dapat bermakna bahwa keluarga responden sangat memperhatikan dan
sangat peduli pada anggota keluarganya yang sedang sakit. Dukungan
keluarga yang baik menunjukkan, bahwa keluarga menyadari bahwa
pasien sangat membutuhkan kehadiran keluarga. Keluarga merupakan
orang terdekat pasien yang selalu siap memberikan dukungan moril
maupun materiil yang dapat berupa informasi, perhatian, bantuan nyata
dan pujian bagi pasien, sehingga pasien merasakan terkurangi bebannya
dalam menjalani perawatan. Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat
berpengaruh dan menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu dan
dapat juga menentukan tentang program pengobatan yang diterima.
Menurut Niven (2002, dalam Rini, 2012) menyatakan bahwa dukungan
keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan.
Keluarga dapat membantu menghilangkan godaan pada ketidakpatuhan
dan keluarga seringkali dapat menjadi kelompok pendukung untuk
kepatuhan, sedangkan keterlibatan tenaga kesehatan sangat diperlukan
oleh pasien dalam hal ini sebagai pemberi pelayanan kesehatan,
penerimaan informasi, sebagai pasien dan keluarga, serta rencana
pengobatan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa interaksi
dengan pasien merupakan hal penting dalam menentukan derajat
kepatuhan, orang-orang yang menerima perhatian dari seseorang atau
kelompok biasanya cenderung lebih mudah mengikuti nasehat medis
daripada pasien yang kurang mendapatkan dukungan sosial maupun
dukungan keluarga.
Pada pasien yang patuh lebih mempunyai kepercayaan pada
kemampuannya sendiri untuk mengendalikan aspek permasalahan yang
sedang dialami, ini dikarenakan individu memiliki faktor internal yang lebih
dominan seperti tingkat pendidikan, pengalaman yang pernah dialami dan
konsep diri yang baik akan membuat individu lebih dapat mengambil
keputusan yang tepat dalam mengambil tindakan, sementara keterlibatan
keluarga dapat diartikan sebagai suatu bentuk faktor eksternal atau suatu
bentuk hubungan sosial yang bersifat menolong dengan melibatkan aspek
perhatian, bantuan dan penilaian dari keluarga (Schwarzt Dan Griffin, 1995
dalam kamaludin, 2009). Menurut Baekeland dan Kuddwal (1975) dalam
kamarudin (2009) dukungan keluarga merupakan faktor yang berpengaruh
dalam menentukan faktor program pengobatan pasien, dimana pasien
membutuhkan pendampingan orang lain yang berhubungan dengan
kepatuhan.
Kepatuhan asupan cairan dan nutrisi pasien gagal ginjal yang
menjalani terapi hemodialisa berdasarkan hasil penelitian sebanyak 4
responden (66%) pada kategori patuh. Pada pasien gagal ginjal kronik
yang tidak mematuhi pembatasan asupan cairan akan mengalami
penumpukan cairan sehingga menyebabkan edema paru dan hipertropi
pada ventrikel kiri. Penumpukan cairan dalam tubuh menyebabkan fungsi
kerja jantung dan paru-paru berat, yang berakibat pada respon fisik pasien
cepat lelah dan sesak, aktifitas fisik juga mengalami gangguan baik pada
saat beraktifitas ringan maupun sedang. Pembatasan asupan cairan akan
mengubah gaya hidup dan dirasakan pasien sebagai gangguan, serta diet
yang dianjurkan tersebut tidak disukai oleh kebanyakan penderita sehingga
pasien sering mengabaikan dietnya (Smeltzer dan Bare, 2002).
Menurut Desitasari (2014) menyatakan pengetahuan pasien gagal
ginjal kronik terhadap diet bisa saja dipengaruhi oleh seberapa lama
penderita menjalani terapi hemodialisis sehingga informasi yang
didapatkan juga sudah banyak dari berbagai media maupun penyuluhan
kesehatan. Seseorang yang memiliki pendidikan rendah tetapi
mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media akan meningkatkan
pengetahuannya. Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat
membantu mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.
Kepatuhan pasien dikaitkan dengan tingkat pendidikan sebanyak 4
responden mempunyai pengaruh terhadap pengetahuan dan sikap yang
berhubungan dengan pembatasan asupan cairan dan nutrisi.
Menurut asumsi peneliti kepatuhan yang tinggi juga dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang dapat mendukung untuk tercapainya status
kesehatan yang optimal bagi pasien, seperti faktor motivasi yang terdapat
dalam diri pasien untuk melakukan pembatasan asupan cairan dan nutrisi.
Diharapkan dengan adanya motivasi membuat keadaan dalam diri individu
muncul, terarah dan dapat mempertahankan perilaku dalam pembatasan
cairan dan nutrisi. Hal ini berdasarkan Calydon dan Efron (1994, dalam Sari
2009) yang menyebutkan diperlukannya motivasi dan penghargaan baik
dalam diri seseorang maupun dari praktisi kesehatan. Sehingga dapat
meningkatkan perilaku kesehatan khususnya perilaku kepatuhan
pembatasan asupan cairan dan nutrisi..

C. Kelemahan Dan Kesulitan Peneliti


1. Kelemahan dalam Penelitian
Dalam pengambilan data sampel responden dilakukan secara tidak
langsung atau melalui kuesioner tidak dengan observasi langsung,
sehingga data yang didapatkan terutama pada variabel dukungan keluarga
dan variabel kepatuhan tingkat kejujurannya dapat diragukan.
2. Kesulitan dalam Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan telah dilakukan uji validitas, karena
kurang pemahaman peneliti sehingga kuesiner yang tidak valid langsung
dieliminasi dari pertanyaan, padahal kalimat dari kuesioner bisa diperbaiki
tanpa mengurangi dan menghilangkan maksud dari pertanyaan
sebelumnya dan kuesioner tersebut bisa diberikan kembali kepada
responden dengan jumlah yang sama.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini tentang hubungan dukungan keluarga
dengan kepatuhan pasien gagal ginjal kronis dalam pembatasan asupan
cairan dan nutrisi yang menjalani hemodialisis di RS. Dr. R. Hardjanto
dapat disimpulkan bahwa :
1. Rata-rata karakteristik umur responden penelitian adalah 46-55 tahun
sebanyak 25 orang (61,0%) sebagian besar berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 24 orang (58,5%) dengan rata-rata tingkat pendidikan SMA
sebanyak 19 orang (46,3%).
2. Dalam penelitian ini sekitar 26 responden ( 63,4%) mendapatkan
dukungan keluarga yang mendukung secara instrumential, emosional,
material maupun penilaian.
3. Berdasarkan data responden yang telah diteli ti di ruang hemodialisa
Rs Dr. R. Hardjanto pada tabel diatas menunjukan kepatuhan pasien
gagal ginjal kronik dalam pembatasan cairan dan nutrisi dalam
menjalani terapi hemodialisa termasuk dalam kategori Patuh 27
responden (65,9%) dan yang tidak patuh sebanyak 14 responden
(34,1%).
4. Berdasarkan data responden yang di teliti di ruang hemodialisa
di Rs Dr. R. Hardjanto pada tabel diatas dengan nilai ρ value = 0,796
> α 0,05. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan
bahwa Ha ditolak dan Ho diterima yang artinya tidak ada hubungan
yang signifikan (bermakna) antara dukungan keluarga dengan
kepatuhan pasien dalam pembatasan asupan cairan dan nutrisi dalam
menjalani terapi hemodialisa di RS DR. R. Hardjanto Balikpapan.

B. Saran
1. Bagi Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini hendaknya digunakan sebagai masukan untuk
memberikan informasi tambahan bagi kependidikan keperawatan
mengenai hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien
gagal ginjal kronik dalam pembatasan asupan cairan dan nutrisi dalam
menjalani terapi hemodialisa di ruang hemodialisa Rs Dr. R. Hardjanto
Balikpapan
2. Bagi Unit Hemodialisa
Bagi perawat hemodialisa diharapkan lebih memberikan motivasi
kepada pasien dalam pembatasan asupan dan cairan. Edukasi dan
motivasi diberikan diharapkan agar pasien hendaknya meningkatkan
kepatuhan agar tercipta kualitas hidup yang lebih baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti yang akan datang hendaknya mengembangkan penelitian
lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi dukungan
keluarga dengan kepatuhan pasien gagal ginjal dalam pembatasan
cairan dan nutrisi dalam menjalani terapi hemodialisa.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2006. ​Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineke Cipta.

Badan Penelitian Dasar Pengembangan Kesehatan. 2010. ​Riset Kesehatan


Dasar.

(RISKESDAS). 2013. Kemenkes RI.

. Candra, (2009). Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap


Kesembuhan Penderita Post Traumatic Stress Disorder
(PTSD) di Pusat Pelayanan Terpadu.
http//www.respiratory.usu.ac.id.
.
Corwin, Elisabeth J. 2001. ​Buku Saku Patofisiologi ​(Handbook
​ of
Pathophysiologis)​. Jakarta: EGC. Candra, (2009). Pengaruh
Dukungan ​Keluarga Terhadap Kesembuhan Penderita Post
Traumatic Stress Disorder (PTSD) di Pusat Pelayanan
Terpadu. http//www.respiratory.usu.ac.id

Desitasari. (2014). Hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan


dukungan keluarga terhadap kepatuhan diet pada pasien
gagal ginjal

Direktorat Bina Pelayanan Medik Spesialistik. 2008. ​Pedoman


Pelayanan ​Hemodialisis Disarana Pelayanan Kesehatan.
Departemen Kesehatan RI​ ​Tahun 2008.

Duwi Priyatno. 2012. ​Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS.
Andi. Yogyakarta

. Friedman, L. M. (2010). ​Buku ajar keperawatan keluarga: riset,


teori,​ ​praktik. ​(5 th ed). Jakarta: EGC
.
Friedman. (2005). ​Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik​. Three
Edition. Translations. Ina Debora. Jakarta : EGC.

Fridmen, M. (2003). Family Nursing Research Theory & Practice.


USA. Cooneticut : Appleton and Lange

Hidayat, A.A. 2007. ​Riset Keperawatan Dan Tehnik Penulisan Ilmiah.


Jakarta; Salemba Medika.

KDOQI.(2006). Chronic Kidney Disease 2006: A guide to select


NKF-KDOQI Guidelines and Recommendations. National
Kidney Foundation:USA.http://www.kidney.org
Marlin, Lucian E. 2008. Referensi Kesehatan, ​(​http://worldpress​.
com​), diakses 14 maret 2017

Niven N. (2002). ​Psikologi Kesehatan​. Jakarta : EGC.


Notoatmojo, Soekidjo. 2012. ​Metodologi Penelitian.​ Jakarta: Rineke Cipta.

Nursalam. 2011. ​Konsep Dan Penerapan M ​ etodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan: Pedoman skripsi, tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan​. Jakarta: Salemba Raya.

Pit.2010. ​Pelayanan Dialisis yang Berkulitas.​ Yogyakarta: PPGII DIY.

PPSDM.2015​. Kursus Perawat Ginjal Intensif XIV.​ Jakarta: RS PGI CIKINI.

Pratiwi, D.Susanto. (2014). ​Hubungn Dukungan Keluarga Dengan T


​ ingkat
Depresi Pasien Gagal Ginjal Kronik Dengan Hemodialisa Dir S Pku
Muhammadiyah. Yogyakarta ​: Skripsi Stikes ‘Aisyiyah

Potter, Patricia A. Dan Perry, Anne Griffin. 2006. ​Buku Ajar


FundamentalKeperawatan Konsep, proses dan Praktik (Fundamentals of
Nursing: Concepts, Process, and Practice) Edisi 4 Volume 1. ​Jakarta:
EGC.

Potter & Perry (2005), ​Buku Ajar ​– ​Fundamental Keperawatan, Konsep-Proses


dan Praktik​. Edisi 4, Volume 1, (Terjemah Asih Yasmin, dkk), EGC :
Jakarta.

Rismauli, I. (2007). ​Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Strategi Koping


Keluarga dalam Menghadapi Anggota Keluarga yang Melaksanakan
Hemodialisa di RSUP Dr. pringadi medan. Skripsi​. Program studi ilmu
keperawatn universitas sumatera utara

Rohman (2007), ​Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemberian Asuhan


Spiritual oleh Perawat di RS Islam Jakarta​, Tesis, Jakarta: Universitas
Indonesia, tidak dipublikasikan

Rully, Ria Bandiara , dkk.2011. ​Indonesia Renal Regisrty.​ Bandung: Irr.

Sarafino, E.P (1998). ​Health Psychology : Biopsychosocial Interaction​. New york

: Jonh Wiley & Sons, Inc.

Saryono. 2008. ​Metodologi Penelitian Kesehatan.​ Jogjakarta: Mitra Cendekia.

Sastroasmoro, S. & Ismail, S. 2008. ​Dasar-Dasar Metodologo Penelitian Klinis.


Jakarta: Sagung Seto

Sheridan dan Radmacher, 2008, ​Social Support Is The Resources Provededd


To ​Us Trough One Interaction With Other People,​http// creasoft.
Wordpress.​ ​Com/2008/ dukungan sosial, diunduh 2 januari 2016.
Smeltzer, Suzanne C. Dan Bare, Brenda G. (Ed) 2002. Buku ​Ajar
Keperawatan ​Medikal-Bedah Brunner dan Suddart Edisi 8 Volume 1​.
Jakarta: EGC

Smet, B. (2004). ​Psikologi Kesehatan​. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia

Sudoyo. (2006). ​Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 11​. Jakarta Pusat: Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam

Suhardjono (2005). ​Buku ajar ilmu penyakit dalam​. Jilid II. Edisi Ketiga. FK UI,
Jakarta

Suliswati,( 2005). Konsep Dasar Kesehatan Jiwa, Jakarta: Buku Kedokteran.


EGC

Sugiyono. 2010. ​Metodologi Penelitian Kuantitaif, Kualitatif Dan R & D.


Bandung: Alfabeta

Suparyanto. 2011. ​Konsep Dasar Keluarga Berencana​. http//dr-suparyanto.


Blogspot.com.

Suryaningsih, M. Saraha Esrom Kanine, dan Ferdinand Wowiling, (2013).


Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Depresi Pada Pasien Gagal
Ginjal

Stuart, G.W and Sundeen, S.J. (2005). ​Principle and practice of psychiatric
nursing ​sixth edition, Mosby, company, New york.

Taylor (1999). ​Health psychology​. Boston : McGraw Hill

Thong, M.S.Y dkk. (2006). ​Social Support Predicts Survival in Dialysis


Patients​. Diunduh dari http://ndt.oxfordjournals.
org/cgi/content/full/22/3/845 pada tanggal 15 Oktober 2012
Lampiran 1

SURAT PENJELASAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nurmaya Sari

NIM : 15034067501

Program Studi : Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES


Wiyata Husada Samarinda

Judul Laporan Tugas Akhir : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan


Kepatuhan Dalam Pembatasan Asupan Cairan
Dan Nutrisi Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang
Menjalani Terapi Hemodialisa Di Rs Dr.R.
Hardjanto Balikpapan

Mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk dapat menandatangani lembar


persetujuan responden dan menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kuesioner ini dengan sukarela. Jawaban Bapak/Ibu akan saya jaga
kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Atas
kesediaan dan kerjasamanya saya mengucapkan terimakasih..

Balikpapan, Mei 2017

Yang membuat pernyataan

Nurmaya Sari
NIM. 15034067501

Lampiran 2

SURAT PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN

Dengan menandatangani lembar ini saya :

Nama : .......................................

Tempat / Tanggal Lahir : .......................................

Alamat : .......................................

Memberikan persetujuan untuk mengisi angket yang diberikan peneliti.


Saya mengerti bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Dalam
Pembatasan Asupan Cairan Dan Nutrisi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang
Menjalani Terapi Hemodialisa Di Rs Dr. R. Hardjanto Balikpapan

Dengan ini saya diikut sertakan dalam penelitian sebagai sampel,


dengan catatan bila sewaktu-waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun
berhak untuk membatalkan persetujuan ini.

Surat ini saya buat dengan sukarela dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun

Balikpapan, Mei 2017

Responden
( )

Lampiran 3

KUESIONER

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DALAM


PEMBATASAN ASUPAN CAIRAN DAN NUTRISI PASIEN GAGAL GINJAL
KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA
DI RS DR.R. HARDJANTO BALIKPAPAN

Petunjuk Pengisian Kuesioner :


1. Bacalah dengan cermat dan teliti setiap item pertanyaan/ pernyataan
dalam kuesioner ini.
2. Pilihlah jawaban yang sesuai menurut Anda dengan cara memberi tanda
contreng (√) pada kotak pilihan/ kolom yang tersedia.
3. Apabila ada pertanyaan yang sulit dimengerti dipersilahkan bertanya
kepada peneliti

Nomor Responden : (diisi oleh peneliti)

A. DATA DEMOGRAFI
1. Usia
( ) 25-44 tahun
( ) 45-65 tahun
( ) > 65 tahun

2. Jenis kelamin
( ) laki-laki ( ) perempuan

3. Pendidikan terakhir
( ) SD atau sederajat ( ) SMA atau sederajat
( ) SMP atau sederajat ( ) Akademi ( ) Sarjana

Petunjuk pengisian: untuk tabel B dan C

1. Berilah tanda silang (√) pada jawaban

2. Pilih jawaban yang tepat sesuai dengan keadaan yang anda alami

B. DUKUNGAN KELUARGA

Pernyataan
No Ya Tidak
1 Keluarga memberikan penjelasan
mengenai pentingnya mematuhi
membatasi asupan cairan dalam
sehari-hari agar tidak terjadi komplikasi
2 Keluarga memberikan penjelasan
mengenai pentingnya mematuhi
membatasi asupan nutrisi dalam
sehari-hari agar tidak terjadi komplikasi
3 Keluarga membantu dalam mengatur
makanan yang harus dikonsumsi sesuai
petunjuk petugas kesehatan
4 Keluarga mengajari dalam memilih menu
makanan sehari-hari
5 Keluarga menegur saya bila saya makan
buah2an yang tinggi kalium
6 Keluarga menegur saya bila saya minum
terlalu banyak melebihi aturan hemodialisa
7 Keluarga menegur saya jika
mengkonsumsi makanan yang
mengandung protein seperti ( daging,ikan,
telur) secara berlebihan.
8. Keluarga menegur saya jika
mengkonsumsi makanan yang
mengandung karbohidrat (nasi, roti)
secara berlebihan.

Pernyataan Ya Tidak
No
Keluarga saya ikut memperhatikan dan
9
mengawasi asupan minum di rumah.
Keluarga menanyakan kabar dan
10
memperhatikan saya
Keluarga ,membantu saya dalam
11 mengatasi masalah perekonomian dengan
memberikan bantuan dana
Keluarga peduli terhadap makanan yang
12
saya konsumsi
Keluarga peduli terhadap minuman yang
13
saya konsumsi
Keluarga menemani dan mengunjungi
14
saya waktu sakit
Keluarga membantu saya dalam
15 melakukan aktifitas yang tidak bisa saya
lakukan
Keluarga memberi dukungan dalam
16 mengatasi komplikasi akibat terapi
hemodialisa
Keluarga memberi semangat kepada saya
17 untuk tetap mengikuti terapi hemodialisa
secara teratur
Keluarga memberi suasana yang nyaman
18
dirumah
Keluarga memberikan nasihat untuk
19 mengatasi efek samping yang timbul
akibat hemodialisa
Keluarga memberi dorongan untuk tetap
20 berserah diri kepada Tuhan Yang Maha
Esa
( Kim 2010 Yang Dimodifikasi Peneliti)

Lampiran 4.

C. KEPATUHAN

Pernyataan
No Ya Tidak
Saya mengukur jumlah konsumsi
1 minuman sesuai dengan takaran yang
diharuskan ± 500cc (2-3 gelas kecil)
Saya mengkonsumsi makanan sehari-hari
2 sesuai dengan petunjuk dari petugas
kesehatan
Saya selalu menjaga pola makan karena
3
ingin sehat
Ketika kebutuhan cairan saya sudah
mencapai batas, tetapi saya haus, maka
4 untuk menghilangkan haus biasanya yang
Saya lakukan mengulum es batu atau
sikat gigi dan berkumur
Saya memahami pembatasan asupan
5 cairan membantu mengoptimalkan
kualitas hidup
Jika ada jamuan pesta/acara, saya hanya
makan nasi 1 piring sedang dan tidak
6
akan tambah, karena saya sudah makan
dirumah
Saya mempelajari asupan nutrisi
7 yang dianjurkan untuk pasien
gagal ginjal kronik.
Saya makan nasi dengan menu
8
yang diinginkan setiap hari.
Saya mengatur menu makanan
9
yang boleh dikonsumsi.
( Kim 2010 Yang Dimodifikasi Peneliti)
Lampiran 7

JADWAL PENELITIAN

Februari Maret April Mei Juni Juli


No Kegiatan
2017 2017 2017 2017 2017 2017

1 Penyusunan
Proposal

2 Seminar
Proposal

3 Revisi
Proposal

4 Pengumpulan
Data Dan
Analisa Data

5 Penyusunan
Hasil
Penelitian

6 Presentasi
Hasil
Penelitian
Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
Excluded​a 0 .0
Total 30 100.0

Item-Total Statistics

Corrected Squared Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance Item-Total Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted
P1 54.60 98.524 .909 . .732
P2 54.53 101.568 .685 . .741
P3 54.60 101.834 .356 . .742
P4 54.63 98.654 .779 . .733
P5 54.67 98.506 .727 . .733
P6 54.60 98.524 .909 . .732
P7 54.90 99.955 .393 . .738
P8 54.87 99.637 .434 . .737
P9 54.60 101.559 .401 . .741
P10 54.53 101.568 .685 . .741
P11 54.67 98.644 .708 . .733
P12 54.53 101.568 .685 . .741
P13 54.53 101.568 .685 . .741
P14 54.53 101.568 .685 . .741
P15 54.60 98.524 .909 . .732
P16 54.53 101.568 .685 . .741
P17 54.53 101.568 .685 . .741
P18 54.53 101.568 .685 . .741
P19 54.60 98.524 .909 . .732
P20 54.60 99.697 .711 . .736
P21 54.63 98.792 .758 . .733
P22 54.63 99.895 .594 . .737
P23 54.53 102.189 .514 . .742
P24 54.60 102.041 .322 . .743
P25 54.60 102.179 .300 . .743
P26 54.67 102.161 .237 . .744
P27 55.17 101.178 .281 . .742
P28 54.63 101.413 .372 . .741
P29 54.53 101.568 .685 . .741
skor_total 25.30 27.803 .930 . .931
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.747 30

Item-Total Statistics

Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
P1 54.60 98.524 .909 .732
P2 54.53 101.568 .685 .741
P3 54.60 101.834 .356 .742
P4 54.63 98.654 .779 .733
P5 54.67 98.506 .727 .733
P6 54.60 98.524 .909 .732
P7 54.90 99.955 .393 .738
P8 54.87 99.637 .434 .737
P9 54.60 101.559 .401 .741
P10 54.53 101.568 .685 .741
P11 54.67 98.644 .708 .733
P12 54.53 101.568 .685 .741
P13 54.53 101.568 .685 .741
P14 54.53 101.568 .685 .741
P15 54.60 98.524 .909 .732
P16 54.53 101.568 .685 .741
P17 54.53 101.568 .685 .741
P18 54.53 101.568 .685 .741
P19 54.60 98.524 .909 .732
P20 54.60 99.697 .711 .736
P21 54.63 98.792 .758 .733
P22 54.63 99.895 .594 .737
P23 54.53 102.189 .514 .742
P24 54.60 102.041 .322 .743
P25 54.60 102.179 .300 .743
P26 54.67 102.161 .237 .744
P27 55.17 101.178 .281 .742
P28 54.63 101.413 .372 .741
P29 54.53 101.568 .685 .741
skor_total 25.30 27.803 .930 .931
TABEL FREKUENSI

Jenis Kelamin

Cumulative
JK Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-Laki 24 58.5 58.5 58.5
Perempuan 17 41.5 41.5 100.0
Total 41 100.0 100.0

Usia Saat Pengkajian

Cumulative
Usia Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 25-35 2 4.9 4.9 4.9
36-45 9 22.0 22.0 26.8
45-65 25 61.0 61.0 87.8
> 65 5 12.2 12.2 100.0
Total 41 100.0 100.0

Tingkat Pendidikan Terakhir

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 7 17.1 17.1 17.1

SMP 12 29.3 29.3 46.3

SMA 19 46.3 46.3 92.7

AKADEMI 2 4.9 4.9 97.6

SARJANA 1 2.4 2.4 100.0

Total 41 100.0 100.0


UJI NORMALITAS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Dukungan Keluarga 41 100.0% 0 0.0% 41 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Dukungan Mean 18.32 .372


Keluarga 95% Confidence Interval Lower Bound 17.57
for Mean Upper Bound 19.07
5% Trimmed Mean 18.66
Median 19.00
Variance 5.672
Std. Deviation 2.382
Minimum 10
Maximum 20
Range 10
Interquartile Range 2
Skewness -2.533 .369
Kurtosis 6.366 .724

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnov​a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Dukungan Keluarga .276 41 .000 .642 41 .000

a. Lilliefors Significance Correction


Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kepatuhan Pasien Dalam


Pembatasan Asupan Cairan 41 100.0% 0 0.0% 41 100.0%
Dan Nutrisi

Descriptives

Statistic Std. Error


Kepatuhan Pasien Mean 7.61 .191
Dalam Pembatasan 95% Confidence Interval Lower Bound 7.22
Asupan Cairan Dan for Mean Upper Bound 8.00
Nutrisi 5% Trimmed Mean 7.68
Median 8.00
Variance 1.494
Std. Deviation 1.222
Minimum 5
Maximum 9
Range 4
Interquartile Range 2
Skewness -.743 .369
Kurtosis -.403 .724
BIVARIAT

Nilai Dukungan Keluarga * Kepatuhan Pasien Dalam Pembatasan Asupan Cairan Dan
Nutrisi Dalam Menjalani Terapi Hemodialisa Crosstabulation
kepatuhan pasien
dalam pembatasan
asupan cairan dan
nutrisi dalam
menjalani terapi
hemodialisa
tidak patuh patuh Total
nilai dukungan kurang Count 6 9 15
keluarga baik Expected Count 5.1 9.9 15.0
% within nilai dukungan
40.0% 60.0% 100.0%
keluarga
baik Count 8 18 26
Expected Count 8.9 17.1 26.0
% within nilai dukungan
30.8% 69.2% 100.0%
keluarga
Total Count 14 27 41
Expected Count 14.0 27.0 41.0
% within nilai dukungan
34.1% 65.9% 100.0%
keluarga

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)

Pearson Chi-Square .360​a 1 .548


b
Continuity Correction​ .067 1 .796
Likelihood Ratio .357 1 .550
Fisher's Exact Test .734 .395
Linear-by-Linear
.352 1 .553
Association
N of Valid Cases 41

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.12.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for nilai
dukungan keluarga 1.500 .398 5.654
(kurang baik / baik)
For cohort kepatuhan
pasien dalam
pembatasan asupan
1.300 .558 3.031
cairan dan nutrisi dalam
menjalani terapi
hemodialisa = tidak patuh
For cohort kepatuhan
pasien dalam
pembatasan asupan
.867 .533 1.409
cairan dan nutrisi dalam
menjalani terapi
hemodialisa = patuh
N of Valid Cases 41
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nurmaya Sari

Tempat Tanggal Lahir: Balikpapan, 09 Oktober 1982

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : jl. Karang Jawa Rt 12 No 01 Balikpapan Kaltim

No Telepon/Hp : 081254420119

RIWAYAT PENDIDIKAN :
1. Tahun 1988 -1994 : SD Cacaban 6 Magelang

2. Tahun 1994 – 1997: SLTP Negeri 2 Balikpapan

3. Tahun 1997 – 2000: SPK Pelamonia Makasar

4. Tahun 2009 – 2014: Akper Kesdam VI/MLW Banjarmasin

5. Tahun 2016- Sekarang: Mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Wiyata Husada


Samarinda

RIWAYAT PEKERJAAN

Tahun 2001– 2005 sebagai honorer Rs Dr. R.Hardjanto Balikpapan

Tahun 2005 – sekarang sebagai PNS Rs Dr. R.Hardjanto Balikpapan

Anda mungkin juga menyukai