Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

GERONTIK PADA NY.A DENGAN KASUS HIPERTENSI


DI DESA KUTOREJO KEC. KUTOREJO
KAB. MOJOKERTO

OLEH:
NOER AFIFAH AZIZUROCHMAH
201501163

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI
KABUPATEN MOJOKERTO
2017
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

Telah disahkan dan disetujui laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan Gerontik
di bawah ini :

Judul : Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Gerontik Pada


Ny.A Dengan Kasus Hipertensi Di Desa Kutorejo Kec. Kutorejo
Kab. Mojokerto

Nama : Noer Afifah Azizurochmah

NIM : 201501163

Pada Tanggal :

Mahasiswa,

( Noer Afifah Azizurochmah )

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( ) ( )

Kepala Ruangan

( )

2
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengertian Lansia
Penuaan (proses terjadinya tua) adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahanterhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita. Seiring dengan proses menua tersebut, tubuh akan mengalami berbagai
masalah kesehatan atau yang biasa disebut sebagai penyakit degeneratif. Usia lanjut
dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Keliat, 1999).
Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan dengan waktu,
sudah dimulai sejak lahir dan berlanjut sepanjang hidup. Usia tua adalah fase akhir dari
rentang kehidupan (Fatimah, 2010).
Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan
yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade (Notoadmojo, 2010 )
Menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan
dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60
tahun.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan


Meliputi:
Hereditas : Keturunan/Genetik

Nutrisi : Makanan

Status Kesehatan

Pengalaman Hidup

Lingkungan Stres

3. Batasan Lansia
Menurut World Health Organization (WHO) ada beberapa batasan umur Lansia, yaitu:
a. Usia pertengahan (middle age) : 45 59 tahun

b. Usia lanjut (fiderly) : 60 74 tahun


3
c. Lansia tua (old) : 75 90 tahun

d. Lansia sangat tua(very old) : > 90 tahun

Menurut Depkes RI (2003), lansia dibagi atas :


a. Pralansia : Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.

b. Lansia : Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih

c. Lansia resiko tinggi : Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih

4. Klasifikasi Lansia
Klasifikasi lansia ini adalah lima klasifikasi pada lansia
a. Pralansia (Prasenilis)
Seseorang yang berusia antara 45 - 59 tahun
b. Lansia
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
c. Lansia resiko tinggi

Seseorang yang beresiko 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003) dalam bukunya Rosidawati, 2008).
d. Lansia potensial
Menghasilkan barang/jasa (Depkes RI,2003) dalam bukunya Rosidawati, 2008). Lansia
yang mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat
e. Lansia tidak potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan
orang lain (Depkes RI, dalam bukunya Rosidawati, 2008.

5. Karakteristik Lansia
Menurut Anna Keliat (1999), lansia memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) UU No. 13 tentang Kesehatan).

b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan
biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif.

c. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.

4
6. Perubahan-perubahan yang Terjadi pada Lansia
Perubahan yang terjadi pada lansia meliputi perubbahan fisik, sosial, dan psikologis.
a. Perubahan fisik

Yang termasuk perubahan fisik, antara lain perubahan sel, kardiovaskuler, respirasi,
persarapan, muskuloskeletal, gastrointestinal, genitourinaria, vesika urinaria, vagina,
pendengaran, penglihatan, endokrin, kulit, belajar dan memori, inteligensi, personality dan
adjustment (pengaturan), dan pencapaian (Achievement).
b. Perubahan sosial

Yang termasuk perubahan sosial, antara lain perubahan peran, keluarga (emptiness), teman,
Abuse , masalah hukum, pensiun, ekonomi, rekreasi, keamanan, transportasi, politik,
pendidikan, agama, panti jompo.
c. Perubahan psikologi

7. Masalah-masalah kesehatan yang Terjadi pada Lansia


Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia akibat perubahan sistem, antara
lain:
a. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem pernafasan, antara lain : Penyakit Paru
Obstruksi Kronik, Tuberkulosis, Influenza dan Pneumonia.

b. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem kardiovaskuler, antara lain : Hipertensi,
Penyakit Jantung Koroner, Cardiac Heart Failure.

c. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem neurologi, seperti Cerebro Vaskuler
Accident.

d. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem musculoskeletal, antara lain : Faktur,
Osteoarthritis, Rheumatoid Arthritis, Gout Artritis, Osteporosis.

e. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem endokrin, seperti DM.

f. Lansia dengan masalah kesehatan pada sistem sensori, antara lain : Katarak, Glaukoma,
Presbikusis.

5
8. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko
tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit
saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.
9. Etiologi
Bedasarkan penyebabkan dibagi menjadi 2:
1. Hipertensi primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang
mempengaruhinya yaitu : genetik, lingkungan, hiperaktifitassaraf sistem renin. Faktor
yang meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia.
2. Hipertensi Sekunder
Penyebab yaitu : pengunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom chusing dan
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
Penyebab hipertensi dengan orang lanjut usia adalah terjadinya perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun.
2. Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
3. Ketidakmampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah.
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

10. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis
ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
6
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi
volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan
curang jantung dan peningkatan tahanan perifer.

11. Manifestasi klinis


1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah selain penentuan tekanan ateri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekakan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dan kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
7
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala, pusig
b. Lemas kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun.
12. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2) Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3) Penurunan berat badan
4) Penurunan asupan etanol
5) Menghentikan merokok

b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu:
1) Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain.

8
2) Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 %
dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
3) Lamanya latihan berkisar antara 20 25 menit berada dalam zona latihan
4) Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1) Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek
dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan
somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
2) Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk
dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
3) Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita.
Pengobatannya meliputi :
1. Step 1: Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE
inhibitor
2. Step 2: Alternatif yang bisa diberikan :

9
Dosis obat pertama dinaikkan Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
Ditambah obat ke 2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis,
Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator.
3. Step 3: Alternatif yang bisa ditempuh Obat ke-2 diganti Ditambah obat
ke-3 jenis lain
4. Step 4 : Alternatif pemberian obatnya Ditambah obat ke-3 dan ke-4
Re-evaluasi dan konsultasi Follow Up untuk mempertahankan terapi
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi
yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara
pemberian pendidikan kesehatan.
13. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
- Hb/Ht
- BUN/Kreatinin
- Glukosa
- Urinalisa
2. CT scan
Mengkaji adanya tumor serebal
3. EKG
Dapat menunjukaan pola regangan, dimana luas, peningiaan gelombang pada salah
satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
4. IUP
Mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti batu ginjal.
5. Foto Dada
Menunjukaan destruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran jantung.

10
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

A. PENGKAJIAN

I. IDENTITAS

Nama : Ny. A

Alamat : Ds. Kutorejo Kec Kutorejo

Jenis kelamin :

( ) Laki-laki () Perempuan

Umur :

( ) Middle Age ( ) Elderly () Old ( ) Very old

Status :

( ) Menikah ( ) Tidak menikah () Janda ( ) Duda

Agama :

() Islam ( ) Protestan ( ) Hindu (4) Katolik (5) Budha

Suku :

() Jawa (2) Madura (3) Lain-lain, sebutkan

Tingkat pendidikan ;

() Tidak tamat SD(2) Tamat SD (3) SMP (4) SMU (5) PT (6) Buta
huruf

Lama tinggal di panti :

(1) < 1 tahun (2) 1 3 tahun (3) > 3 tahun

Sumber pendapatan :
11
(1) Ada, jelaskan .

() Tidak, pasien bergantung dari anaknya

Keluarga yang dapat dihubungi :

()Ada, Anaknya

(2) Tidak.

Riwayat Pekerjaan : Buruh Tani

II. RIWAYAT KESEHATAN

Keluhan yang dirasakan saat ini :

(1) Nyeri dada () Pusing (3) Batuk

(4) Panas (5) Sesak (6) Gatal

(7) Diare (8) Jantung berdebar

(9) Nyeri sendi (10) Penglihatan kabur

Apa keluhan yang anda rasakan tiga bulan terakhir :

(1) Nyeri dada () Pusing () Batuk

() Panas (5) Sesak (6) Gatal

(7) Diare (8) Jantung berdebar

() Nyeri sendi () Penglihatan kabur

Penyakit saat ini :

(1) Sesak nafas/PPOM (2) Nyeri Sendi/Rematik

(3) Diare (4) Penyakit kulit (5) Jantung

(6) Mata (7) DM () Hipertensi

12
Kejadian penyakit 3 bulan terakhir :

(1) Sesak nafas/PPOM () Nyeri Sendi/Rematik

(3) Diare (4) Penyakit kulit (5) Jantung

(6) Mata (7) DM () Hipertensi

III. STATUS FISIOLOGIS

Bagaimana postur tulang belakang lansia :

() Tegap (2) Kifosis (3) Skoliosis

(4) Lordosis

Tanda-tanda vital dan status gizi :

(1) Suhu : 36,7 oc

(2) Tekanan darah :150/90 mmHg

(3) Nadi : 84 x/menit

(4) Respirasi : 20 x/menit

(5) Berat badan : 60 kg

(6) Tinggi badan : 155 cm

PENGKAJIAN HEAD TO TOE

1. Kepala :

Kebersihan : Bersih

Kerontokan rambut : ya

Keluhan : ya

Jika ya, jelaskan : pasien mengeluh apabila rambut disisir, rontoknya


banyak.
13
2. Mata

Konjungtiva : Anemis

Sklera : tidak

Strabismus : tidak

Penglihatan : Kabur

Peradangan : tidak

Riwayat katarak : tidak

Keluhan : ya

Jika ya, Jelaskan : pasien mengeluh pandangan buram dan kabur.

Penggunaan kacamata : tidak

3. Hidung

Bentuk : simetris

Peradangan : tidak

Penciuman : tidak

Jika ya, jelaskan :-

4. Mulut dan tenggorokan

Kebersihan : Tidak

Mukosa : Kering

Peradangan/stomatitis : Tidak

Gigi geligi : Ompong

Radang gusi : Tidak

Kesulitan mengunyah : Ya
14
Kesulitan menelan : Tidak

5. Telinga

Kebersihan : Bersih

Peradangan : Tidak ada

Pendengaran : Ya

Jika terganggu, jelaskan : Fungsi pendengaran menurun

Keluhan lain : tidak ada

Jika ya, jelaskan :-

6. Leher

Pembesaran kelenjar thyroid : tidak

JVD : tidak

Kaku kuduk : Ya, ( nyeri saat berjalan, seperti tertekan, nyeri


terasa bertahap, Skala 7)

7. Dada

Bentuk dada : normal chest

Retraksi : Tidak

Wheezing : Tidak

Ronchi : Tidak

Suara jantung tambahan : Tidak

Ictus cordis : ICS (tidak ada)

8. Abdomen

Bentuk : Distend

15
Nyeri tekan : Tidak

Kembung : tidak

Supel : ya/tidak

Bising usus : ada frekwensi : 12 kali/menit

Massa : tidak

9. Genetalia

Kebersihan : tidak

Haemoroid : tidak

Hernia : tidak

10. Ekstremitas

Kekuatan otot : 5(skala 1 5 )

Kekuatan otot

1 : lumpuh

2 : ada kontraksi

3 : Melawan grafitasi dengan sokongan

4 : Melawan grafitasi tapi tidak ada tahanan

5 : Melawan grafitasi dengan tahanan sedikit

6 : Melawan grafitasi dengan kekuatan penuh

Postur tubuh : Tegap

Rentang gerak : Bebas

Deformitas : Tidak
16
Tremor : ya

Edema kaki : tidak

Penggunaan alat bantu : tidak, jenis : -

Refleks

Kanan Kiri
Biceps + +
Triceps + +
Knee - -
Achiles - -
Keterangan :

Refleks + : normal

Refleks - : menurun/meningkat

11. Integumen

Kebersihan : Baik

Warna : Sawo matang

Kelembaban : Kering

Gangguan pada kulit : Tidak ada

IV. PENGKAJIAN PSIKOSOIAL

Motivasi penghuni panti

(1) Kemampuan sendiri

(2) Terpaksa

Frekwensi kunjungan keluarga

(1) 1 kali/bulan

17
(2) 2 kali/bulan

(3) Tidak pernah

Hubungan dengan orang lain dalam wisma :

(1) Tidak dikenal

(2) Sebatas kenal

(3) Mampu berinteraksi

(4) Mampu kejasama

Hubungan dengan orang lain diluar wisma didalam panti

(1) Tidak dikenal

(2) Sebatas kenal

(3) Mampu berinteraksi

(4) Mampu kejasama

Kebiasaan lansia berinteraksi ke wisma lainnya dalam panti

(1) Selalu

(2) Sering

(3) Jarang

(4) Tidak pernah

18
APGAR KELUARGA

(Skrinning singkat mengkaji fungsi SOSIAL Lansia)

Tdk
No Fungsi URAIAN Selalu Kadang
Pernah

1. Adapta-tion Saya puas bahwa saya dapat 0


kembali pada keluarga
(teman2) saya untuk
membantu pada waktu saya
susah.

2. Partner-ship Saya puas dengan cara 0


keluarga (teman2) saya
membicarakan sesuatu
dengan saya dan
mengungkapkan masalah
dengan saya.

3. Growth Saya puas bahwa keluarga 1


(teman2) menerima saya
untuk melakukan aktifitas
atau arah baru.

4. Affec-tion Saya puas dengan cara 1


kelaurga (teman2) saya
mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi saya
seperti marah, sedih atau
mencintai.

5. Resol-ve Saya puas dengan cara 2

19
teman2 saya dan saya
menyediakan waktu
bersama2.

INTERPRETASI HASIL :

Fungsional : Skor 4 10

Disfungsional : Skor kurang dari 4.

Jelaskan: Skor 4. Pasien dalam kondisi fungsional.

Stabilitas emosi

() Labil

(2) Stabil

(3) Iritabel

(4) Datar

Jelaskan :Pasien terkadang emosi dengan anggota keluarga

1. Masalah emosional

Pertanyaan tahap 1

() Apakah klien mengalami susah tidur

() Ada masalah atau banyak pikiran

( ) Apakah klien murung atau menangis sendiri

() Apakah klien sering was-was atau kuatir

20
Lanjutkan pertanyaan tahap 2 jika jawaban ya 1
atau lebih

Pertanyaan tahap 2

() Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan 1 kali dalam satu bulan

()Ada gangguan atau masalah dengan orang lain

(1) Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter

(2) Cenderung mengurung diri

Lebih dari 1 atau sama dengan 1 jawaban ya, maka


masalah emosional ada atau ada gangguan
emosional

Gangguan emosional

SKALA DEPRESI GERIATRIK

1 Apakah anda pada dasarnya puas dengan kehidupan anda ?

Ya () Tidak

2 Apakah anda sudah menghentikan banyak kegiatan dan hal-hal yang menarik minat anda

Ya () Tidak

3 Apakah anda merasa hidup anda hampa ?

21
Ya () Tidak

4 Apakah anda sering merasa bosan ?

Ya Tidak ()

5 Apakah anda biasanya bersemangat / gembira ?

Ya () Tidak

6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda ?

Ya () Tidak

7 Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda ?

Ya () Tidak

8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya ?

Ya () Tidak

9 Apakah anda lebih senang tinggal di rumah dari pada keluar danmengerjakan sesuatu
yang baru ?

Ya () Tidak

10 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingat anda dibanding
kebanyakan orang

Ya Tidak()

11 Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini menyenangkan ?

Ya Tidak ()

12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat ini ?

Ya () Tidak

13 Apakah anda merasa anda penuh semangat ?


22
Ya () Tidak

14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan ?

Ya () Tidak

15 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari pada anda ?

Ya () Tidak

Skor : Hitung jumlah jawaban yang bercetak tebal

Setiap jawaban bercetak tebal mempunyai nilai 1.

- Skor antara 5 9 menunjukkan kemungkinan besar depresi.

- Skor 10 atau lebih merupakan depresi.

Jelaskan : Skor 9. Pasien kemungkinan besar depresi.

PENILAIAN DEPRESI MENURUT Beck and Beck :

1. Kesediaan

1. Saya tidak merasa sedih

1. Saya merasa sedih ()

2. Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya

3. Saya sangat sedih/tak bahagia dimana saya tidak dapat menghadapinya

2. Pesimisme

1. Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan ()

2. Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan

23
3. Saya merasa tidak mempunyai apa-apa untuk memandang kedepan

4. Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan sesuatu tidak dapat membaik

3. Rasa kegagalan

1. Saya tidak merasa gagal ()

2. Bila merasa telah gagal melebihi pada umumnya

3. Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat hanya kegagalan ()

4. Saya merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami atau istri)

4. Ketidakpuasan

1. Saya tidak merasa tidak puas

2. Saya tidak mempunyai cara yang saya gunakan ()

3. Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun

4. Saya tidak puas dengan segalanya

5. Rasa bersalah

1. Saya tidak kecewa dengan diri sendiri

2. Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik ()

3. Saya merasa sangat bersalah

4. Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tidak berharga

6. Tidak menyukai diri sendiri

1. Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri ()

2. Saya tidak suka dengan diri saya sendiri

3. Saya muak dengan diri saya sendiri

24
4. Saya benci diri saya sendiri

7. Membahayakan diri sendiri

1. Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran mengenai membahayakan diri sendiri ()

2. Saya merasa lebih baik mati

3. Saya mempunyai rencana pasti tentang rencana bunuh diri

4. Saya akan membunuh saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan

8. Menarik diri dari sosial

1. Saya tidak kehilangan minat pada orang lain

2. Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya ()

3. Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit
perasaan pada mereka

4. saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli pada mereka
semuanya

9. Keragu-raguan

1. Saya membuat keputusan yang baik ()

2. Saya berusaha mengambil keputusan

3. Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan

4. Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali

10. Perubahan Gambaran Diri

1. Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumya ()

2. Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tak menarik

25
3. Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanen dalam penampilan saya
dan ini membuat saya tidak menarik

4. Saya merasa bahwa saya jelek dan tampak menjijikkan

11. Kesulitan Kerja

1. Saya tidak bekerja kira-kira sebaik sebelumnya ()

2. Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu

3. Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan untuk melakukan sesuatu

4. Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali

12. Keletihan

1. Saya tidak merasa lebih lelah dari sebelumnya ()

2. Saya merasa lelah dari yang biasanya

3. Saya merasa lebih untuk melakukan sesuatu

4. Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu

13. Anoreksia

1. Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali ()

2. Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang

3. Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya

4. Nafsu makan saya tidak buruk dari sebelumnya

0-4: Depresi tidak ada atau minimal

4 7: Depresi ringan

8 15 : Depresi sedang

26
16 ke atas : depresi berat

Skor :4, pasien depresi sedang.

2. Tingkat kerusakan intelektual

Dengan menggunakan SPMSQ (short portable mental status quesioner).

Ajukan beberapa pertanyaan pada daftar dibawah ini :

Benar Salah Nomor Pertanyaan


1 Tanggal berapa hari ini ?
2 Hari apa sekarang ?
3 Apa nama tempat ini ?
4 Dimana alamat anda ?
5 Berapa umur anda ?
6 Kapan anda lahir ?
7 Siapa presiden Indonesia ?
8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
9 Siapa nama ibu anda ?
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap
angka baru, secara menurun
JUMLAH 6

Interpretasi :

Salah 0 3 : Fungsi intelektual utuh

Salah 4 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan () Salah : 4

Salah 6 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang

Salah 9 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat

IDENTIFIKASI ASPEK KOGNITIF

27
Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)

Aspek Nilai Nilai Kriteria


No
Kognitif maksimal Klien

1 Orientasi 5 4 Menyebutkan dengan benar :

Tahun : 2017

Musim : Hujan

Tanggal : 23

Hari : Kamis

Bulan :-

2 Orientasi 5 3 Dimana sekarang kita berada ?

Negara : Indonesia

Propinsi : Jawa Timur

Kabupaten/kota : Mojokerto

Panti :-

Wisma :-

3 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi,


meja, kertas), kemudia ditanyakan kepada
klien, menjawab :

1. kursi

2. meja

3. kertas

4 Perhatian 5 2 Meminta klien berhitung mulai dari 100

28
dan kemudian kurangi 7 sampai 5 tingkat.
kalkulasi
Jawaban :

1. 93

2. 86

3. 79

4. 72

5. 65

5 Mengingat 3 0 Minta klien untuk mengulangi ketiga


obyek pada poin ke- 2 (tiap poin nilai 1)

6 Bahasa 9 6 Menanyakan pada klien tentang benda


(sambil menunjukan benda tersebut).

1.

Minta klien untuk mengulangi kata berkut :

tidak ada, dan, jika, atau tetapi )

Klien menjawab :

Minta klien untuk mengikuti perintah


berikut yang terdiri 3 langkah.

Ambil kertas ditangan anda, lipat dua dan

29
taruh dilantai.

1.

2.

3.

Perintahkan pada klien untuk hal berikut


(bila aktifitas sesuai perintah nilai satu
poin.

tutup mata anda

Perintahkan kepada klien untuk menulis


kalimat dan menyalin gambar.

Total nilai 30 18

Interpretasi hasil :

24 30 : tidak ada gangguan kognitif

18 23 : gangguan kognitif sedang ()

0 - 17 : gangguan kognitif berat

30
V. PENGKAJIAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN

Kebiasaan merokok

(1) > 3 batang sehari

(2) < 3 batang sehari

() Tidak merokok

Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi

Frekwensi makan

(1) 1 kali sehari

(2) 2 kali sehari

() 3 kali sehari

(3) Tidak teratur

Jumlah makanan yang dihabiskan

() 1 porsi dihabis

(1) porsi yang dihabiskan

(2) < porsi yang dihabiskan

(3) Lain-lain

Makanan tambahan

() Dihabiskan

(1) Tidak dihabiskan

(2) Kadang-kadang dihabiskan

31
Pola pemenuhan cairan

Frekwensi minum

(1) < 3 gelas sehari

() > 3 gelang sehari

Jika jawaban < 3 gelas sehari, alasan :

(1) Takut kencing malang hari

(2) Tidak haus

(3) Persediaan air minum terbatas

(4) Kebiasaan minum sedikit

Jenis Minuman

() Air putih () Teh (3) Kopi (4) susu () air gula

Pola kebiasaan tidur

Jumlah waktu tidur

(1) < 4 jam (2) 4 6 jam () > 6 jam

Gangguan tidur berupa

(1) Insomnia () sering terbangun (3) Sulit mengawali (4) tidak ada gangguan

Penggunaan waktu luang ketika tidak tidur

() santai (2) diam saja (3) ketrampilan (4) Kegiatan keagamaan

Pola eliminasi BAB

32
Frekwensi BAB

() 1 kali sehari

(1) 2 kali sehari

(2) Lainnya, .

Konsisitensi

(1) Encer (2) Keras () Lembek

Gangguan BAB

(1) Inkontinensia alvi

(2) Konstipasi

(3) Diare

(4) Tidak ada

Pola BAK

Frekwensi BAK

(1) 1 3 kali sehari

() 4 6 kali sehari

(3) > 6 kali sehari

Warna urine

() Kuning jernih

(1) Putih jernih

(2) Kuning keruh

Gangguan BAK

33
(1) Inkontinensia urine

(2) Retensi urine

() Tidak ada

Pola aktifitas

Kegiatan produktif lansia yang sering dilakukan

(1) Membantu kegiatan dapur

(2) Berkebun

() Pekerjaan rumah tangga

(3) Ketrampilan tangan

Pola Pemenuhan Kebersihan Diri

Mandi

(1) 1 kali sehari

() 2 kali sehari

(2) 3 kali sehari

(3) < 1 kali sehari

Memakai sabun

() ya (3) tidak

Sikat gigi

(1) 1 kali sehari

(2) 2 kali sehari

() Tidak pernah, alasan pasien malas untuk sikat gigi.

34
Menggunakan pasta gigi

() ya () tidak

Kebiasaan berganti pakaian bersih

(1) 1 kali sehari

()> 1 kali sehari

(2) Tidak ganti

Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari:

Indeks Barthel

Pengkajian Fungsional berdasar Barthel Indeks :

NILAI
NO AKTIVITAS
BANTUAN MANDIRI

1. Makan 5 10

2. Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur 5 -10 15


dan sebaliknya, termasuk duduk di tempat
tidur

3. Kebersian diri, mencuci muka, menyisir, 0 5


mencukur dan mengosok gigi

4. Aktivitas toilet 5 10

5. Mandi 0 5

6. Berjalan di jalan yang datar ( jika tidak 10 15


mampu berjalan lakukan dengan kursi
roda )

7. Naik turun tangga `5 10

35
8. Berpakaian termasuk mengenakan sepatu 5 10

9. Mengontrol defekasi 5 10

10. Mengontrol berkemih 5 10

JUMLAH 100

Penilaian :

0 20 : Ketergantungan sangat berat

21 61 : Ketergantungan berat / sangat tergantung

62 90 : Ketergantungan sedang

91 99 :Ketergantungan ringan

100 : Mandiri

36
Indeks KATZ :

Termasuk/katagori mana klien ?

A. Mandiri dalam makan, kontinensia (BAK, BAB), menggunakan pakaian, pergi ke toilet,
berpindah dan mandi.()

B. Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi diatas.

C. Mandiri, kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain.

D. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi yang lain.

E. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu fungsi yang lain.

F. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan satu fungsi yang lain.

G. Ketergantungan untuk semua fungsi diatas.

Keterangan :

Mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang
lain. Seseorang yang menolak untuk melakukan suatu fungsi dianggap tidak
melakukan fungsi, meskipun ia anggap mampu.

PENGKAJIAN KESEIMBANGAN UNTUK LANSIA (Tinneti, ME, dan Ginter,


SF, 1998)

1. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan

Bangun dari kursi ( dimasukan dalam analisis )*

Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi mendorong tubuhnya
ke atas dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursiterlebih dahulu, tidak stabil
pada saat berdiri pertama kali.

Duduk ke kursi ( dimasukan dalam analisis )*

37
Menjatuhkan diri di kursi, tidak duduk di tengah kursi

Keterangan ( )* : kursi yang keras dan tanpa lengan

Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong sternum perlahan-


lahan sebanyak 3 kali)

Menggerakan kaki, memegang obyek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh


sisi-sisinya

Mata Tertutup

Sama seperti di atas (periksa kepercayaan pasien tentang input penglihatan


untuk keseimbangannya)

Perputaran leher

Menggerakan kaki, menggenggam obyek untuk dukungan, kaki tidak


menyentuh sisi-sisinya, keluhan vertigo, pusing, atau keadaan tidak stabil.

Gerakan menggapai sesuatu

Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi sepenuhnya


sementara berdiri pada ujung-ujung jari kaki, tidak stabil, memegang sesuatu untuk
dukungan

Membungkuk

Tidak mampu untuk membungkuk, untuk mengambil obyek-obyek kecil (misal :


pulpen) dari lantai, memegang suatu obyek untuk bisa berdiri lagi, memerlukan usaha-
usaha multiple untuk bangun.

2. Komponen gaya berjalan atau gerakan

Minta klien untuk berjalan pada tempat yang ditentukan ragu-ragu,


tersandung, memegang obyek untuk dukungan.

Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki pada saat melangkah)

38
Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret kaki),
mengangkat kaki terlalu tinggi ( > 2 inchi ).

Koninuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping pasien)

Setelah langkah-langkah awal, tidak konsisten memulai mengangkat satu kaki


sementara kaki yang lain menyentuh lantai.

Kesimetrisan langkah (lebih baik diobservasi dari samping klien)

Panjangnya langkah yang tidak sama (sisi yang patologis biasanya memiliki
langkah yang lebih panjang : masalah dapat terdapat pada pinggul, lutut, pergelangan
kaki atau otot sekitarnya).

Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi dari belakang
klien)

Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dri sisi ke sisi.

Berbalik

Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan memegang obyek untuk


dukungan.

VII. PENGKAJIAN LINGKUNGAN

PEMUKIMAN

Luas bangunan : 128 m2

Bentuk bangunan :

() Rumah (2) Petak (3) asrama (4) paviliun

Jenis bangunan :

() Permanen (2) Semi permanen (3) non permanen

39
Atap rumah

() Genting (2) seng (3) ijuk (4) kayu (5) asbes

Dinding

() Tembok (2) Kayu (3) bambu (4) lainya,

Lantai

(1) semen (2) tegel () keramik (4) tanah (5) lainnya,


.

Ventilasi

(1) < 15 % luas lantai () >15 % luas lantai

Pencahayaan

() Baik (2) kurang Jelaskan, Karena terdapat genting kacadan lampu yang
memadai

Pengaturan penataan perabot

() baik (2) kurang

Kelengkapan alat rumah tangga

() lengkap (2) tidak lengkap

SANITASI

Kebersihan lingkungan

() baik (2) kurang

Penyediaan air bersih (MCK) :

(1) PDAM () Sumur (3) Mata air (4) sungai (5) lainnya,
.

40
Penyediaan air minum

() air rebus sendiri (2) Beli (aqua) (3) air biasa tanpa rebus

Pengelolaan jamban

(1) bersama () kelompok (3) pribadi (4) lainnya,

Jenis jamban :

(1) Leher angsa (2) cemplung terbuka () Cemplung tertutup (4) Lainnya

Jarak dengan sumber air

() < 10 meter (2) > 10 meter

Sarana pembuangan air limbah (SPAL) :

() Lancar (2) Tidak lancar

Petugas sampah

(1) ditimbun () dibakar (3) daur ulang (4) dibuang sembarang tempat

(5) dikelola dinas

Polusi udara

(1) Pabrik (2) Rumah tangga (3) industri () Lainnya, Asap kendaraan

Pengelolaan binatang pengerat

(1) tidak () ya, (*) dengan racun () dengan alat (*) lainnya,
.

FASILITAS

Peternakan

() ada (2) tidak Jenis, Unggas

41
Perikanan

(1) ada () tidak Jenis, Ikan hias

Sarana olah raga

(1) ada () Tidak

Taman

() ada (2) tidak Luasnya, 32 m2

Ruang pertemuan

() ada (2) tidak Luasnya, 30 m2

Sarana hiburan

() ada (2) tidak Jenis televisi

Sarana ibadah

() ada (2) tidak Jenis, Musholla

KEAMANAN DAN TRANSPORTASI

Keamanan

Sistem keamanan lingkungan

Penanggulangan kebakaran (1) ada () tidak

Penanggulangan bencana (1) ada () tidak

Transportasi

Kondisi jalan masuk

() rata (2) tidak rata (3) licin (4) tidak licin

Jenis transportasi yang dimiliki

42
(1) Mobil () sepeda motor (3) lainnya, Jumlah : 1

Komunikasi

Sarana komunikasi

() ada (2) tidak ada

Jenis komunikasi yang digunakan dalam panti :

() telphon (2) kotak surat (3) fax (4) lainnya, ..

Cara penyebaran informasi :

() Langsung (2) tidak langsung (3) Lainnya, ..

VIII. INFORMASI PENUNJANG

1. Diagnosa Medis : Hipertensi


2. Laboratorium :-
3. Terapi Medis : Captopril 25 mg 1 1

Analisa Data

DATA ETIOLOGI PROBLEM


DS :
Pasien mengatakan nyeri Arteri besar kehilangan Nyeri Akut
pada leher dan pusing. kelenturannya dan menjadi
P : Saat berjalan kaku
Q : Seperti tertekan
R : Leher Pembuluh darah tidak dapat
S:6 mengembang
T : Bertahap
Pembuluh darah menjadi
DO : sempit
TD : 150/90 mmHg
N : 84 kali/menit Peningkatan tekanan darah

43
Peningkatan tekanan
vaskular serebral

Nyeri Akut
DS :
Pasien mengatakan mual Faktor Biologis Ketidakseimbangan Nutrisi
dan muntah. Kurang dari kebutuhan
Tubuh
DO :
Mukosa tampak kering
DS : Risiko Penurunan Curah
Pasien mengatakan batuk Perubahan Volume Jantung
DO: sekuncup
TD : 150/90 mmHg
N : 84 kali permenit Kemampuan aorta & arteri
berkurang

Penurunan curah jantung

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d Peningkatan tekanan vaskular serebral ditandai dengan Pasien
mengatakan nyeri pada leher dan pusing. P : Saat berjalan Q : Seperti tertekan R :
Leher S : 6 T : Bertahap, TD : 150/90 mmHg, N : 84 kali/menit
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh b/d faktor biologis ditandai
dengan pasien mengatakan mual dan muntah, mukosa bibir kering.
3. Risiko penurunab curah jantung b/d Perubahan Volume sekuncup

C. INTERVENSI

44
Tujuan & Kriteria
No. Dx Dx. Keperawatan Intervensi (NIC)
Hasil (NOC)
1. Nyeri akut b/d Tujuan :
Peningkatan Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian
tekanan vaskular tindakan asuhan nyeri komprehensif
serebral keperawatan selama meliputi lokasi,
224 jam diharapkan karakteristik,frekuensi,
nyeri teratasi. kualitas, intensitas atau
beratnya nyeri dan
Kriteria Hasil : factor pencetus.
Kontrol Nyeri 2. Berikan informasi
Level nyeri mengenai nyeri, seperti

Manajemen nyeri penyebab nyeri, berapa


lama nyeri akan
dirasakan, dan atisipasi
dari ketidaknyamanan
akibat prosedur.
3. Ajarkan penggunaan
tehnik nonfarmakologi
4. Kolaborasi dengan
pasien, orang terdekat
dan tim kesehatan
lainnya untuk memilih
dan
mengimplementasikan
tindakan penurun nyeri
nonfarmakologi, sesuai
kebutuhan.
2. Ketidakseimbangan Tujuan : 2. Berikan informasi
Nutrisi Kurang dari Setelah dilakukan sesuai kebutuhan
kebutuhan tindakan asuhan mengenai perlunya

45
keperawatan selama modifikasi diet bagi
224 jam diharapkan kesehatan, penurunan
kebutuhan nutrisi berat badan,
terpenuhi. pembatasan garam,
Kriteria Hasil : pengurangan
Status Nutrisi kolesterol, pembatasan
Status Nutrisi : cairan dan seterusnya.
Asupan Nutrisi 3. Timbang berat badan
pasien
4. Monitor turgor kulit
5. Monitor adanya warna
pucat , kemerahan dan
jaringan konjungtiva
yang kering
3. Risiko penurunan Tujuan : 1. Monitor TTV
curah jantung b/d Setelah dilakukan 2. Pengurangan
Perubahan Volume tindakan asuhan kecemasan
sekuncup keperawatan selama 3. Posisikan pasien untuk
224 jam diharapkan memaksimalkan
menurunkan resiko ventilasi
penurunan curah 4. Monitor warna kulit,
jantung. suhu, dan kelembaban.
Kriteria Hasil :

Irama dan frekuensi


jantung stabil dalam
batas normal (80 100
x / menit dan reguler)
Tekanan darah dalam
batas normal (TD
<140/90 mmHg, N =

46
80 -100x/menit

47
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, d. Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi Ke 6. Yogyakarta: ELSAVIER


- Mocomedia.

Kamitsuru, T. H. (2017). NANDA Internasional DIAGNOSIS KEPERAWATAN Definisi &


Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10. Jakarta: EGC.

Laksono. (16). Retrieved 11 23, 17, from USU:


https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=0ah
UKEwj3otKOlNXXAhWKYo8KHWENACsQFggyMAI&url=https%3A%2F%2Fw
ww.yarsi.ac.id%2Fjurnal-
pkm%2Findex.php%2Fpkm%2Farticle%2Fdownload%2F3%2F1&usg=AOvVaw1qK
HgB6YGGq328BRkzKr1F

Moorhead, d. Nursing Outcoma Classification (NOC) Pengukuran Outcomes Kesehatan


Edisi Ke 5. Yogyakarta: ELSAVIER - Mocomedia.

48
49

Anda mungkin juga menyukai