Anda di halaman 1dari 52

ASUHAN KEPERAWATAN USIA LANJUT

DENGAN MASALAH HIPERTENSI

OLEH:
NAMA: SITI MUNAWAROH
NIM : P17230183039

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


PRODI D3 KEPERAWATAN BLITAR
Jl. Dr. Soetomo No. 56 Blitar
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan asuhan keperawatan usia lanjut dengan masalah hipertensi ini telah disetujui
pembimbing pada:
Hari : ...........................................................................................
Tanggal : ..........................................................................................
Judul : ..........................................................................................

Yang Melaporkan
Mahasiswa,

Siti Munawaroh
NIM: P17230183039

Dosen Pembimbing,

Mujito A.Per. Pen. M.Kes


NIP : 196407071986031003

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN USIA LANJUT DENGAN MASALAH HIPERTENSI

I. KONSEP LANSIA

A. Definisi Lansia
Lansia atau menua (menjadi tua) merupakan proses menghilangnya secara perlahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan kerusakan yang
menyebabkan penyakit degeneratif misalnya, hipertensi, arterioklerosis, diabetes melitus
dan kanker (Nurrahmani, 2012). Proses menua (aging) adalah suatu proses alami yang
disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologi maupun sosial yang saling berinteraksi
satu sama lain (Sudaryanto, 2008).

B. Batasan Usia lansia


Menurut pendapat berbagai ahli dalam Sunaryo (2016), batasan umur lansia sebagai
berikut:
1. Menurut undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1 ayat 2 yang
berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas”.
2. Menurut World Health Organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi usia
pertengahan (middle age) yaitu 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) yaitu 60-74 tahun,
lanjut usia tua (old) yaitu 75-90 tahun, usia sangat tua (very old) yaitu 90 tahun.
3. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase, yaitu: pertama (fase
inventus) ialah 25-40 tahun, kedua (Fase virilities) ialah 40-55 tahun, ketiga (fase
presenium) ialah 55-65 tahun dan keempat (fase senium) ialah 65 sampai tutup usia.
4. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setypnegoro masa lanjut usia (geriatric age) > 65
tahun, atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu sendiri dibagi menjadi tiga
batasan umur, yaitu young old (70-75 tahun), old (75- 80 tahun), dan very old (> 80
tahun) (Efendi & Makhfudli, 2009).

C. Klasifikasi Lansia
(Depkes RI, 2003 dalam Mulyani,2019) mengklasifikasi lansia dalam kategori sebagai
berikut :
1) Pralansia (prasenilis), seseorang yang berada pada usia antara 45-59 tahun.
2) Lansia, seseorang yang berusia 60 tahun lebih.
3) Lansia yang beresiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau
seseorang lansia yang berusia 60 tahun atau lebih yang memiliki masalah kesehatan.

4) Lansia potensial, lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan atau melakukan
kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa.
5) Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya atau tidak bisa mencari nafkah
sehingga dalam kehidupannya bergantung pada orang lain.

D. Perubahan Pada Lansia


Beberapa perubahan yang terjadi pada lansia diantaranya adalah perubahan fisik,
intelektual, dan keagamaan :
1. Perubahan fisik
a. Ketika seseorang memasuki usia lanjut keadaan sel dalam tubuh akan berubah,
seperti jumlahnya yang menurun sehingga mekanisme perbaikan sel akan
terganggu.
b. Sistem persyarafan, keadaan system persyarafan pada lansia akan mengalami
perubahan, seperti mengecilnya syaraf panca indra. Pada indra pendengaran seperti
hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga, pada indra penglihatan akan
terjadi seperti kekeruhan kornea, hilangnya daya akomodasi dan menurunnya
lapang pandang. Pada indra peraba akan terjadinya menurun respon terhadap nyeri
dan kelenjer keringat berkurang.
c. Sistem gastrointestinal, pada lansia akan terjadi menurunnya selera makan,
seringnya terjadi konstipasi, menurunnya produksi air liur (saliva) dang peristaltic
usus juga menurun.
d. Sistem genitourinaria, pada lansia ginjal akan mengalami pengecilan sehingga aliran
darah ke ginjal menurun.
e. Sistem muskuloskeletal, kehilangan cairan pada tulang dan makin rapuh, keadaan
tubuh akan lebih pendek, persendian kaku dan tendon mengerut.
f. Sistem kardiovaskuler, Tekanan darah sistolik meningkat pada lansia karena
hilangnya distensibility arteri. Tekanan darah diastolik tetap sama atau meningkat.
2. Perubahan intelektual
Akibat proses penuaan juga akan terjadi kemunduran pada kemampuan otak
seperti perubahan Intelligence Quotients (IQ) yaitu fungsi otak kanan mengalami
penurnan sehingga lansia akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi nonverbal,
pemecahan masalah, dan kesulitan mengenal wajah seseorang. Perubahan yang lain
adalah perubahan ingatan, karena penurunan kemampuan otak maka seorang lansia
akan kesulitan untuk menerima rangsangan yang diberikan kepadanya sehingga
kemampuan untuk mengingat pada lansia juga menurun (Mujahidullah, 2012).
3. Perubahan keagamaan
Pada umumnya lansia akan semakin teratur dalam kehidupan keagamaannya, hal
tersebut bersangkutan dengan keadaan lansia yang akan meninggalkan kehidupan
dunia (Meredith Wallace, 2007).

E. Kebutuhan Dasar Lansia


Kebutuhan lanjut usia yaitu kebutuhan makan, perlindungan makan, perlindungan
perawatan, kesehatan dan kebutuhan sosial dalam mengadakan hubunagan dengan orang
lain, hubungan antar pribadi dalam keluarga, teman-teman sebaya dan hubungan dengan
organisasi-organisasi sosial, dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Kebutuhan utama, yaitu :
a. Kebutuhan fisiologi/biologis seperti, makanan yang bergizi, seksual, pakaian,
perumahan/tempat berteduh.
b. Kebutuhan ekonomi berupa penghasilan yang memadai.
c. Kebutuhan kesehatan fisik, mental, perawatan pengobatan.
d. Kebutuhan psikologis, berupa kasih sayang adanya tanggapan dari orang lain,
ketentraman, merasa berguna, memilki jati diri, serta status yang jelas.
e. Kebutuhan sosial berupa peranan dalam hubungan-hubungan dengan orang lain,
hubungan pribadi dalam keluarga, teman-teman dan organisasi sosial.
2. Kebutuhan sekunder, yaitu :
a. Kebutuhan dalam melakukan aktivitas.
b. Kebutuhan dalam mengisi waktu luang/rekreasi.
c. Kebutuhan yang bersifat kebudayaan, seperti informai dan pengetahuan.
d. Kebutuhan yang bersifat politis, yaitu meliputi status, perlindungan hukum,
partisipasi dan keterlibatan dalam kegiatan di masyarakat dan Negara atau
pemerintah.
e. Kebutuhan yang bersifat keagamaan/spiritual, seperti memahami makna akan
keberadaan diri sendiri di dunia dan memahami hal-hal yang tidak diketahui/
diluar kehidupan termasuk kematian.

II. KONSEP HIPERTENSI


A. Definisi Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah
sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah sistolik ≥ 90 mmHg (JNC-VII, 2003 dalam
Kemenkes RI, 2013). Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara terus
menerus lebih dari suatu periode, dengan tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan
diastolik diatas 90mmHg (Aspiani, 2014).

B. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan (Nanda, 2015) :
1. Hipertensi Primer
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor
yang mempengaruhinya yaitu : genetik, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis
system renin. Angiostensin dan peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor-faktor yang
meningkatan resiko : obesitas, merokok, alcohol, dan polisitemia.
2. Hipertensi Sekunder
Penyebab yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan /
atau tekanan diastolic sama atau lebih besar dari 90 mmHg
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg
dan tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
1. Elatistisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setia tahun sesudah berumur
20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya aktivitas
peembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

C. Klasifikasi
Berdasarkan etiologinya hipertensi diklasifikasikan menjadi:
1. Hipertensi primer/esensial (insidens 80-95%) hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
2. Hipertensi sekunder : akibat suatu penyakit atau kelainan yang mendasari, seperti
stenosis arteri renalis, penyakit parenkim ginjal, feokromositoma,
hiperaldoteronisme, dan sebagainya (Tanto, 2014).

Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan yaitu:


No. Kategori Sitolik (mmHg) Diastolic (mmHg)
1. Optimal <120 <80
2. Normal 120-129 80-84
3. High Normal 130-139 85-89
4. Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140-159 90-99
Grade 2 (sedang) 160-179 100-109
Grade 3 (berat) 180-209 100-119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120

D. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor,
pada medulla di otak. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglion simpatis. Pada titik ini,
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf paska
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriktor. Individu
dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan
jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh drah
sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mengeksresi epinefrin yang
menyebabkan vasokontriksi. Vasokontriksi mengakibatkan penurunan aliran darah ke
ginjal, Perubahan struktural dan fungsional pada system pembuluh darah perifer
mengakibatkan perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia. perubahan tersebut
meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi
otot polos pembuluh darah, yang pada menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Sehingga mengakibatkan berkurangnya kemampuan aorta dan arteri
besar dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung penurunan curah
(Brunner & Suddarth,2005).

E. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala pada hipetensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yag dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak
teratur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yag menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataan ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipetensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala, pusing e. Mual
b. Lemas, kelelahan f. Muntah
c. Sesak nafas g. Epistaksis
d. Gelisah h. Kesadaran menurun

F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Penunjang
1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas)
dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti : hipokoagulabilitas, anemia.
2) BUN/ kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/ fungsi ginjal.
3) Glucosa : hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh
pengeluaran kadar ketokolamin.
4) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal da nada DM.
5) Kolestrol total serum.
6) Kolestrol LDH dan HDL serum.
7) Trigliserida serum (puasa).
b. Ct scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. EKG : dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P adalah
salah satu tanda penyakit jantung hiprtensi.
d. IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti : batu ginjal, perbaikan ginjal
(Nugraha, A, 2016).

G. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Non Farmakologi (Keperawatan)
1) Pengaturan diet
Beberapa diet yang dianjurkan :
a) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada klien
hipertensi. dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi sistem
reninangiotensin sehingga dapat berpotensi sebagai anti hipertensi jumlah intake
sodium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram per hari.
b) Diet tinggi potassium, dapat menurunkan tekanan darah tapi mekanisme nya belum
jelas. Pemberian potassium secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi, yang
dipercaya di mediasi oleh nitric oxide pada dinding vascular.
c) Diet kaya buah dan sayur.
d) Diet rendah kolestrol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
Diet DASH (Dietary Approaches to stop Hypertension) menurut Priscilla Lemone, 2015
sebagai berikut:
a. Gandum : tujuh sampai delapan sajian per hari.
b. Sayuran : empat sampai lima sajian per hari.
c. Buah : empat sampai lima sajian per hari.
d. Produk susu tanpa lemak/ rendah lemak : dua sampai tiga kali sajian per hari.
e. Daging, unggas, dan ikan : dua atau kurang 3 ons sajian per hari.
f. Kacang, biji-bijian, dan kacang kering : empat sampai lima per minggu.
g. Lemak dan minyak : dua sampai tiga sajian per hari.

2) Penurunan berat badan


Penurunan berat badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan
mengurangi beban kerja jantung dan volume sekuncup juga berkurang.
3) Olahraga
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda, bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan memperbaiki keadaan jantung. Olahraga terartur
selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dianjurkan untuk
menurunkan tekanan darah. olahraga meningkatkan kadar HDL, yang dapat
mengurangi terbentuknya arterosklerosis akibat hipertensi.
4) Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
Berhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alcohol, penting untuk mengurangi
efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok di ketahui menurunkan aliran darah
ke berbagai organ dapat meningkatkan kerja jantung (Aspiani, 2014). Modifikasi gaya
hidup untuk hipertensi menurut (Priscilla, L, 2015) sebagai berikut:
a) Pertahankan berat badan normal, turunkan berat badan jika kelebihan berat badan.
b) Lakukan modifikasi diet : makan diet kaya buah, sayuran, dan produk susu rendah
lemak, mengurangi asupan natrium, mengurangi asupan kolestrol, lemak total dan
jenuh.
c) Batasi asupan alcohol tidak lebih dari 1 ons etanol (½ ons untuk wanita dan orang
berbobot lebih ringan) per hari.
d) Berhenti merokok.
e) Gunakan teknik pengelolaan stress seperti terapi relaksasi.
5) Terapi Relaksasi Otot Progresif
Menurut Herodes, Terapi Relaksasi Otot Progresif adalah teknik relaksasi otot
yang tidak menggunakan imajinasi, ketekunan atau sugesti. Berdasarkan keyakinan
bahwa tubuh manusia berespon pada kecemasan dan kejadian yang merangsang
pikiran dengan ketegangan otot. Teknik Relaksasi Otot Progresif memusatkan
perhatian pada suatu aktivitas otot dengan mengidentifikasi otot yang tegang
kemudian menurunkan ketegangan dengan melakukan teknik relaksasi untuk
mendapatkan perasaan relaks. Teknik relaksasi otot progresif merupakan suatu terapi
relaksasi yang diberikan kepada klien dengan menegangkan otot-otot tertentu dan
kemudian relaksasi (Setyoadi, 2011).
b. Penatalaksanaan Medis
1) Terapi oksigen.
2) Pemantauan hemodinamik.
3) Pemantauan jantung.
4) Obat-obatan.
a) Diuretik bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah jantung
dengan mendorong ginjal meningkatkan garam dan airnya.
b) Penyekat saluran kalsium menurunkan kontraksi otot polos jantung atau arteri,
sebagian penyekat saluran kalsium bersifat lebih spesifik untuk saluran lambat
kalsium otot jantung. Sebagian yang lebih spesifik untuk saluran kalsium otot
polos vascular.
c) Penghambat enzim mengubah angiotensin 2 atau inhibitor ACE berfungsi untuk
menurunkan angiotensin 2 dengan menghambat enzim yang diperlukan untuk
mengubah angiotensin 1 menjadi angiotensin 2. Kondisi ini menurunkan tekanan
darah secara langsung dengan menurunkan tekanan TPR, dan secara tidak
langsung dengan menurunkan sekresi aldosterone, yang akhirnya meningkatkan
pengeluaran natrium pada urin kemudian menurunkan volume plasma dan curah
jantung.
d) Antagonis (penyekat) reseptor beta (beta-blocker), terutama penyekat selektif,
bekerja pada reseptor beta di jantung untuk menurunkan kecepatan denyut dan
curah jantung.
e) Antagonis reseptor alfa (beta-bloker) menghambat reseptor alfa di otot polos
vascular yang secara normal berespon terhadap rangsangan saraf simpatis
dengan vasokontriksi. Hal ini akan menurunkan TPR.
f) Vasodilator arterior langsung dapat digunakan untuk menurunkan TPR
misalnya Natrium, Nitropusida, Nikardipin, Hidralazin, Nitrogliserin. (Aspiani,
Reny, 2014).

Konsep Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
Pengumpulan Data (Anamnesa)
1) Data Demografis
Identitas klien : meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang
dipakai, status perkawinan, pendidikan, riwayat pekerjaan, tanggal masuk panti, diagnosa
medis.
2) Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada Lansia dengan hipertensi adalah sakit kepala,
lemah, tengkuk terasa tegang, kecemasan, palpitasi (feokromositoma), dan lemah otot
(aldosteronisme).
Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan :
a) Provoking Incident : apakah ada peristiwa yang menjadi faktor presipitasi nyeri.
b) Quality of Pain : seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien. Apakah
seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.
c) Region : radiation, relief. Apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau
menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
d) Severity (Scale) of Pain : seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa
berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi
kemampuan fungsinya.
e) Time : berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari
atau siang hari.
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari hipertensi, yang
nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa
keluhan sakit kepala, pusing, tengkuk terasa tegang, lemas, berkeringat dan kronologi
terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi dan
dapat menegakan diagnose serta tindakan keperawatan.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Ada peran genetik pada penyakit Hipertensi, dimana keluarga memiliki Hipertensi
maka kemungkinan untuk mengalami Hipertensi juga semakin besar genetik.
5) Riwayat Psikososial
Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien
dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan
sehariharinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.

b. Pola-Pola Fungsi Kesehatan


1) Aktivitas/ istirahat
Gejala : Kelemahan, Letih, Napas pendek, Gaya hidup monoton.
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, Takipnea
2) Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/ katup, penyakit
serebrovaskuler.
Tanda : Kenaikan TD, Nadi : denyutan jelas, Frekuensi/ irama : takikardia, berbagi
disritmia, Bunyi jantung : murmur, Distensi vena jugularis, Ekstremitas Perubahan warna
kulit, suhu dingin (vasokontriksi perifer), pengisian kapiler mungkin lambat.
3) Integritas ego
Gelaja : Faktor-faktor stress akut/kronis misal finansial, pekerjaan, ketidakmampuan,
faktor-faktor hubungan sosial, keputusan dan ketidakberdayaan. Ancaman pada konsep
diri, citra tubuh, identitas diri misal ketergantungan pada orang lain, dan perubahan bentuk
anggota tubuh.
4) Makanan / cairan
Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengonsumsi makanan atau cairan
adekuat : mual, anoreksia, dan kesulitan untuk mengunyah.
Tanda : Penurunan berat badan, dan membrane mukosa kering.
5) Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi secara
mandiri, ketergantungan pada orang lain.
6) Neurosensory
Gejala : Keluhan pusing / pening, sakit kepala, kebas, kelemahan pada suatu sisi tubuh,
gangguan penglihatan (penglihatan kabur, diplopia).
Tanda : Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori
(ingatan), respon motorik : penurunan kekuatan genggaman, perubahan retinal optik.
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : Nyeri hilang timbul pada kepala terutama daerah oksipital.
8) Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan.
Tanda : Episode paresthesia unilateral transien.
9) Interaksi sosial
Gejala : Kerusakan interaksi dengan keluarga / orang lain, perubahan peran, isolasi.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d. agen pencedera fisiologis d.d. mengeluh nyeri, tekanan darah
meningkat (SDKI, D.0077)
2. Defisit pengetahuan tentang manajemen hipertensi b.d. kurang terpapar informasi d.d.
menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah, menunjukkan perilaku tidak
sesuai anjuran (SDKI, D.0111)
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen d.d. mengeluh lelah, merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
(SDKI, D.0056)

C. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Keperawatan/Masalah Hasil
Kolaboratif
1. Nyeri akut b.d. agen Setelah dilakukan Manajemen nyeri
pencedera fisiologis d.d. tindakan 1 x 24 jam 1. Identifikasi lokasi,
mengeluh nyeri, tekanan diharapkan tingkat nyeri karakteristik, durasi,
darah meningkat menurun, dengan kriteria frekuensi, kualitas,
(SDKI, D.0077) hasil : intensitas nyeri
-Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala
-Tekanan darah membaik nyeri (1-10)
(SLKI, L. 08066) 3. Lakukan edukasi
tentang nyeri pada
hipertensi
a. Jelaskan
penyebab,
periode dan
pemicu nyeri
b. Mengajarkan
teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri dengan
teknik relaksasi
otot progresif
(SIKI, 1.08238)

2. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan Edukasi diet


tentang manajemen tindakan 1 x 24 jam 1. Identifikasi tingkat
hipertensi b.d. kurang diharapkan tingkat pengetahuan saat ini
terpapar informasi d.d. pengetahuan membaik, 2. Identifikasi
menunjukkan persepsi dengan kriteria hasil : kebiasaan pola
yang keliru terhadap - perilaku sesuai makan saat ini dan
masalah, menunjukkan pengetahuan meningkat masa lalu
perilaku tidak sesuai -persepsi yang keliru 3. Identifikasi persepsi
anjuran terhadap masalah klien tentang diet
(SDKI, D.0111) meningkat yang diprogramkan
(SLKI, L. 12111) 4. Jadwalkan waktu
yang tepat untuk
memberikan
pendidikan
kesehatan
5. Lakukan edukasi:
a. Jelaskan tujuan
kepatuhan diet
terhadap
kesehatan
b. Informasikan
makanan yang
diperbolehkan
dan dilarang
c. Anjurkan
mempertahankan
posisi semi
fowler (30-45
derajat) 20-30
menit setelah
makan
d. Anjurkan
mengganti bahan
makanan sesuai
diet yang
diprogramkan
(SIKI, 1.12369)
3. Intoleransi aktivitas b.d. Setelah dilakukan Manajemen Energi
ketidakseimbangan tindakan 1 x 24 jam 1. Identifikasi
antara suplai dan diharapkan toleransi gangguan fungsi
kebutuhan oksigen d.d. aktivitas meningkat, tubuh yang
mengeluh lelah, merasa dengan kriteria hasil : mengakibatkan
tidak nyaman setelah -frekunsi nadi meningkat kelelahan
beraktivitas -keluhan lelah menurun 2. Memonitor lokasi
(SDKI, D.0056) -tekanan darah membaik dan
(SLKI, L. 05047) ketidaknyamanan
selama melakukan
aktivitas
3. Lakukan manajemen
energi
a.Menyediakan
lingkungan yang
nyaman dan rendah
stimulus :
menghindari suara
bising
b. Ajarkan teknik
napas dalam
4. Lakukan edukasi
Edukasi
a.Anjurkan tirah
baring
b. Anjurkan
melakukan aktivitas
secara bertahap
(SIKI, 1.05178)
DOKUMENTASI
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DI RUMAH
DENGAN MASALAH HIPERTENSI

A. PENGKAJIAN DATA KEPERAWATAN LANSIA


1. Pengumpulan data dasar

Nama Klien : Ny.P No Reg. : -


Umur : 71 tahun Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kel. Wlingi, Kec. Wlingi
Tanggal pengkajian 9 Februari 2021 Lama perawatan : -

Orang yang bisa dihubungi /penganggung jawab (Nama) :


Alamat : Kel. Wlingi, Kec. Wlingi No Telp.: -

1. PERSEPSI – PENGELOLAAN PEMELIHARAAN KESEHATAN :


Penyakit/masalah kesehatan saat ini :
Keluhan utama saat ini : Nyeri kepala sejak 1 minggu yang lalu
Riwayat penyakit sekarang : Ny. P mengeluh pusing sejak 1 minggu yang lalu, tengkuk terasa
berat seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 3. Nyeri datang hilang timbul. Pengobatan yang selama
ini dilakukan Ny. P adalah pergi ke bidan terdekat
Riwayat penyakit yang lalu : hipertensi
Merokok: √ Tidak ____ Ya Jumlah __<1 pak/hari ___ 1-2 pak/hari
___> 2 pak/hari. Minum Kopi : _____1 gls/hr ____2 gls/hr √ > 2 gls/hr
Suka makan asin : ____ Ya √ Tidak. Suka makan manis : √ Ya Tidak
Mengkonsumsi tinggi purin : _____Sering √ Kadang _____tidak pernah
Mengkonsumsi makanan berlemak : ____Sering √ Kadang _____Tidak pernah
Alkohol : √ Tidak _____ Ya Jumlah : ____< 1 botol/hari ____1- 2 botol/hari
___>2 botol/hari Jenis :
__________________________________________________________________
Mengkonsumsi obat – obatan dijual bebas /tanpa resep : √ Tidak __ Ya Macam :
______________________________________________________________________________
_________
Alergi ( Obat, makanan, plester, cairan ) : √ Tidak _____ Ya Macam :
______________________ _____________________________
Reaksi :_______________________________________________
Harapan saat dirawat: Klien dan keluarga berharap agar tidak merasakan nyeri kepala
Pengetahuan tentang penyakit/masalah kesehatan saat ini ( pengertian, penyebab, tanda gejala,
cara perawatan) : Klien mengatakan tidak tahu pengertian hipertensi, penyebab hipertensi
menurut klien karena pikiran dan gejalanya yaitu kepala sakit sampai tengkuk, klien merasa
pusing jika tidak minum kopi,
Cara perawatan yang dilakukan klien : klien minum air kelapa ketika kambuh, klien biasa
membuat minuman air gula ketika merasa nyeri, klien makan sayur dan tidak makan ikan asin,
klien tidak melakukan aktivitas fisik karena mudah lelah, klien tidak melakukan kompres hangat,
klien tidur dengan teratur
Pengetahuan tentang pencegahan penyakit/masalah kesehatan saat ini (cara-cara pencegahan) :
klien mengatakan cara mencegah hipertensi dengan tidak minum kopi, tidak makan ikan asin dan
mengonsumsi jahe

Pengetahuan tentang keamanan/keselamatan (pencegahan terhadap cedera/kecelakaan) :


Keluarga dan klien mengetahui keamanan dan keselamatan terhadap cedera dan kecelakaan bila
terjadi.

2. AKTIVITAS LATIHAN
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)
No Kriteria Dengan Mandi Skor
Bantuan ri Yang
Didapat
1 Makan 5 10 10
2 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, atau 5-10 15 12
sebaliknya
3 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, gosok 0 5 5
gigi)
4 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka 5 10 10
tubuh, menyiram)
5 Mandi 0 5 5
6 Berjalan di permukaan datar (jika tidak bisa, dengan 0 5 5
kursi roda )
7 Naik turun tangga 5 10 7
8 Mengenakan pakaian 5 10 10
9 Kontrol bowel (BAB) 5 10 10
10 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 10
Jumlah : 84
Interpretasi : Karena skore 84 klien memerlukan bantuan minimal / ringan.
Jika skore kurang dari 60 : memerlukan bantuan pada beberapa aktifitas
Jika skore > 60 - < 90 : memerlukan bantuan minimal/ ringan
Jika skore 90 : mandiri
ALAT BANTU : √ Tidak __ Kruk __ Pispot disamping tempat tidur _____ Tripot
____ Walker ____ Tongkat __ Kursi roda __ Lain- lain,
sebutkan___________________

3. NUTRISI DAN METABOLIK


Jenis makanan saat ini dan suplemen : diet rendah garam, Diet/makanan pantangan yg dijalani
saat ini :____Tidak √ Ya Macam : sayuran, buah- buahan
______________________________________________________________________________
_____
Program diit saat ini :____Tidak √ Ya, macam : makanan yang rendah garam
Jumlah porsi setiap kali makan: 1 piring terkadang tidak habis _Frekwensi dalam 1 hari: kali
sehari
Nafsu makan:____Normal __Bertambah √ Berkurang ___Penurunan sensasi rasa
____Mual __Muntah __Stomatitis
Berat badan saat ini :60 Kg Tinggi Badan : 156 cm Fluktuasi berat badan 6 bulan terakhir: √
tidak naik/turun_ kg Kg ___ naik. _____Kg
Kesukaran menelan: √ Tidak ____Ya ____padat ___cairan
Gigi palsu: √ Tidak ___ Ya __ bagian atas ___bagian bawah
Gigi ompong : ___Tidak √ Ya ___Bagian atas ___Bagian bawah ___Sebagaian
besar
Jumlah cairan/minum : √ < 1 ltr/hri ___ 1-2 ltr/ ____ > 2 ltr/hari
Jenis cairan : Air putih, air gula, kopi
Riwayat masalah penyembuhan kulit √ Tidak ada ___Penyembuhan Abnormal __ada ruam
___Kering ___ ada luka/lesi ____Pruritus
Pengkajian Determinan Nutrisi : √ Baik/tdk ada resiko ________ Resiko moderate
_______ Resiko tinggi (lihat lampiran form 1)

4. ELIMINASI
Kebiasaan defekasi (BAB): √ kali/hari 7 kali/minggu Tgl Defekasi terakhir 9 Februari
2021
Pola BAB saat ini : √ dalam batas normal (DBN) ____ Konstipasi ___Diare
___Inkontinensia ___Nyeri ___Keluar darah Warna faeces : _______________
Colostomy : √ tidak ___Ya Dapat merawat sendiri Colostomy : ___Ya ___Tidak
Kebiasaan BAK: 10 kali/hari Jumlah +- 1500 cc/hari √ Malam sering berkemih
___Kesukaran menahan/beser ___Nyeri/disuri ___Menetes/oliguri ___Anuri
Warna Urin: Kuning jernih Alat Bantu: ___Folley kateter ____kondom kateter
_____ngompol
5. TIDUR-ISTIRAHAT
Kebiasaan tidur: 5 jam/malam hari 1 jam /tidur siang Nyenyak tidur Ya √ tidak
Masalah tidur Tidak ada √ Ya √ terbangun malam hari ____Sulit tidur/ Insomnia
___Mimpi buruk ___ Nyeri/tdk nyaman ____Gangg. Psikologis, sebutkan
______________________________________________________________________________

6. KOGNITIF-PERSEPTUAL
Keadaan mental: √_ stabil ___Afasia ___Sukar bercerita ___Disorientasi ___Kacau
mental ___Menyerang/agresif ___Tidak ada respons
Pengkajian emosional : _____ ada masalah emosional √_ tidak ada masalah (Lihat
Lampiran Form 2) Berbicara: √_ Normal ___Bicara tidak jelas ___Berbicara
inkoheren
___Tdk dapat berkomunikasi verbal, Bahasa yang dikuasai: ___Indonesia Lain-lain :
_______________
Kemampuan memahami: √_ Ya ___Tidak
Pengkajian fungsi intelektual dengan menggunakan SPMSQ:
√_ Fungsi intelekrual utuh ______Kerusakan intelektual ringan ______Kerusakan
intelektual sedang ______kerusakan intelektual berat (Lihat Lampiran Form 3)
Pengkajian kemampuan kognitif dengan menggunakan MMSE : √_ tidak ada gangguan kognitif
______gangguan kognitif sedang _______ gangguan kognitif berat (Lihat Lampiran Form 4 )
Kecemasan: √_ Ringan ___Sedang ____Berat (Lihat Lampiran Form 5 )
___Panik Ketakutan : √_ Tidak ____Ya ______________________________
Pengkajian Depresi dengan Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage : √_ Tidak
ada depresi _____Ada depresi (Lihat Lampiran Form 6 )
Pendengaran: √_DBN ___Terganggu (__Ka __Ki) ___Tuli (___Ka ___Ki)
___Alat Bantu dengar ___Tinitus
Penglihatan: √_ DBN ___Kacamata ___Lensa kontak ___Mata kabur ___Kanan___Kiri
__Buta ___Kanan ___Kiri Vergito: ___Ya ___Tidak
Nyeri: √_ Tidak ___Ya ___Akut ____Kronis Lokasi Nyeri ___________________
Nyeri berkurang dengan cara :________________________________ _____ Tdk Dapat

7. TOLERANSI KOPING STRES/PERSEPSI DIRI/KONSEP DIRI


Masalah utama sehubungan dengan dirawat:
Adakah ancaman perubahan penampilan/kehilangan anggota badan √_ Tidak ___ Ya
Adakah penurunan harga diri : √_ Tidak ____Ya
Adakah ancaman kematian : √_ Tidak _____Ya
Adakah ancaman terhadap kesembuhan penyakit : √_ Tidak _______ Ya
Adakah masalah keuangan : √_ Tidak _____ Ya
Pola koping individual : √_ Konstruktif /efektif ____Tdk efektif ___Tidak mampu

8. SEXSUALITAS/ REPRODUKSI
Periode Menstruasi Terakhir (PMT)_______________Masalah Menstruasi/Hormonal:
___Tidak ___Ya ________________________Pap Smear Terakhir:_________________
Pemeriksaan Payudara/Testis sendiri ___Ya ___Tidak Gangguan seksual _________
_________________ Penyebab : _______________________________________________

9. PERAN-HUBUNGAN
Peran saat ini yang dijalankan : Istri
Penampilan peran sehubungan dengan sakit : _√__ Tidak ada masalah ___Ada masalah,
sebutkan :____________________________________________________________________
Sistem pendukung: _√__ Pasangan(Istri/Suami) ____Saudara/famili ____Orang tua/wali
____ teman dekat ____ tetangga
Interaksi dengan orang lain : √ Baik ___ Ada masalah ___________________________
Menutup diri : √ Tidak ____ Ya ___________________________________________
Mengisolasi diri/diisolasi orang lain : √ Tidak ____ Ya ________________________
Pengkajian fungsi sosial dengan Apgar Keluarga Dengan Lansia : √ Fungsi baik ____
Disfungsi berat _____ Disfungsi sedang (Lihat Lampiran Form 7)

10. NILAI-KEYAKINAN
Agama yang dianut: Islam Pantangan agama: √ Tidak ___Ya(sebutkan)__
Meminta dikunjungi Rohaniawan: ___Ya √ Tidak
Nilai/keyakinan terhadap penyakit yang diderita: Yakin bahwa klien cepat sembuh
Distres Spiritual : √ Tidak _____ Ya,
sebutkan______________________________________

11. PENGKAJIAN FISIK (Objektif)


1 KEADAAN UMUM DAN VITAL SIGN
Keadaan umum : √ Baik ___ Lemah/ berbaring di TT Kesadaran : √ CM
___Somnolen ____Apatis ____Coma Suhu 36,5˚C , Nadi : 82x/menit, Tekanan darah
150/100_mmHg
Nadi: ______ ____Lemah ____Tidak teratur RR 20 x/ menit
2 PERNAFASAN/SIRKULASI
Kualitas: √ DBN ____Dangkal ___Cepat- dalam ___Cepat dangkal
Batuk: √ Tidak ___Ya Sputum : √ Tidak ada ___Banyak Warna___________

Auskultasi:
Lobus Ka. Atas √ DBN Suara abnormal _______________________________
Lobus Ki. Atas √ DBN Suara abnormal ________________________________
Lobus Ka. Bawah √ DBN Suara abnomal __________________________________
Lobus Ka. Bawah √ DBN Suara abnormal_________________________________
Bunyi jantung : √ DBN ____Bunyi abnormal ________________________________
Pembesaran vena jugularis : √ Tidak ___Ya Edema tungkai : ____Tidak
____Ya Sebutkan ___________________________________________________________
Nadi kaki kanan (pedalis): √ kuat ___lemah ____tak ada
Nadi kaki kiri (pedalis): √ kuat ___lemah ____tak ada

3. METABOLIK- INTEGUMEN
Kulit:
Warna: √ DBN ___Pucat ___Sianosis ___Kuning/ikterik ___Lain-
lain________________________________________________________________
Suhu kulit: √ DBN ___Hangat ___dingin Turgor ___DBN ___Buruk
Edema: √ tidak ada ___Ya (jelaskan/lokasi)____________________________
Lesi: √ Tidak ada ___Ya (jelaskan /lokasi) _____________________________
Memar: √ Tidak ada ___Ya (jelaskan/lokasi)_____________________________
Kemerahan: √ Tidak ada ___Ya (jelaskan/lokasi)__________________________
Gatal-gatal: √ Tidak ___Ya (jelaskan/ lokasi _____________________________
Terpasang Selang Infus/ cateter : √ Tidak ____Ya _______________________ Mulut:
Gusi: √ DBN ____stomatitis ___perdarahan___________________________
Gigi: √ DBN ___Caries ____Berlobang
Abdomen
Bising usus: √ Ada Tidak ada Ascites √ tidak ___Ya
Nyeri tekan : √ Tidak ____Ya Jelaskan _____________________________
Kembung : √ Tidak ____Ya Tearaba massa/tumor : √ Tidak ___Ya
Regio _____________________________________________________________

4. NEURO/SENSORI
Pupil: √ Sama __Tidak sama ____ Kiri: ___Kanan: ____Ki dan Ka
Reaksi terhadap cahaya
Kiri: √ Ya ___Tidak/Sebutkan_________
Kanan: √ Ya ___Tidak sebutkan________________________________
Keseimbangan: 1) skore 22 , kesimpulan √ baik _______Kurang
2) Kecepatan berjalan : skore 22, kesimpulan : √ baik ____cukup ____ kurang
____ tidak mampu (Lihat Lampiran Form 8 )
Genggaman tangan: √ Sama Kuat ___Lemah/Paralisis ( ___Ka ___Ki)
Otot kaki: √ Sama Kuat Lemah paralysis (___Ka √ Ki)
Parastesia/kesemutan : √ Tidak ____Ya Sebutkan ___________________
Anastesia : √ Tidak _____Ya Sebutkan _________________________
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Jenis Hb GDP/GD 2 HDL/ Uric Ureum Widal Lain-2 Lain-2
Jam PP LDL/VLDL Acid
Hasil
Tgl

2. Foto Rontgen : 3. ECG :


4. USG : 5. Lain-lain :

DAFTAR PENGOBATAN SEKARANG (diresepkan)


Nama Obat Dosis Cara pemberian
Amlodipine besilate 5 mg Oral 2 x 1

NAMA PERAWAT : SITI MUNAWAROH TANDA TANGAN :


JABATAN :MAHASISWA TANGGAL : 09 FEBRUARI 2021
Lampiran Form 1 :
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:

No Indicators score
1. Menderita sakit atau kondisi yang mengakibatkan perubahan jumlah dan 1
jenis makanan yang dikonsumsi
2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari 0
3. Makan sedikit buah, sayur atau olahan susu 0
4. Mempunyai tiga atau lebih kebiasaan minum minuman beralkohol setiap 0
harinya
5. Mempunyai masalah dengan mulut atau giginya sehingga tidak dapat makan 0
makanan yang keras
6. Tidak selalu mempunyai cukup uang untuk membeli makanan 0
7. Lebih sering makan sendirian 0
8. Mempunyai keharusan menjalankan terapi minum obat 3 kali atau lebih 0
setiap harinya
9. Mengalami penurunan berat badan 5 Kg dalam enam bulan terakhir 0
10. Tidak selalu mempunyai kemampuan fisik yang cukup untuk belanja, 0
memasak atau makan sendiri
Total score 1

American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam Introductory
Gerontological Nursing, 2001

Interpretations:
0 – 2 : Good 3 – 5 : Moderate nutritional risk 6 ≥ : High nutritional risk

Kesimpulan: baik
Lampiran Form 2

1. Pengkajian Masalah emosional


Pertanyaan tahap 1
(1) Apakah klien mengalami susah tidur = iya
(2) Ada masalah atau banyak pikiran = tidak
(3) Apakah klien murung atau menangis sendiri = tidak
(4) Apakah klien sering was-was atau kuatir = tidak

Lanjutkan pertanyaan tahap 2 jika jawaban ya 1 atau


lebih

Pertanyaan tahap 2
(1) Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 bulan 1 kali dalam satu bulan = tidak
(2) Ada masalah atau banyak pikiran = tidak
(3) Ada gangguan atau masalah dengan orang lain = tidak
(4) Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter = tidak
(5) Cenderung mengurung diri = tidak

Lebih dari 1 atau sama dengan 1 jawaban ya, maka


masalah emosional ada atau ada gangguan emosional

Gangguan emosional
Kesimpulan : klien mengalami sulit tidur saat hipertensinya kambuh
Lampiran FORM 3

2. Pengkajian Tingkat kerusakan intelektual


Dengan menggunakan SPMSQ (short portable mental status quesioner).
Ajukan beberapa pertanyaan pada daftar dibawah ini :

Benar Salah Nomor Pertanyaan


√ 1 Tanggal berapa hari ini ?
√ 2 Hari apa sekarang ?
√ 3 Apa nama tempat ini ?
√ 4 Dimana alamat anda ?
√ 5 Berapa umur anda ?
√ 6 Kapan anda lahir ?
√ 7 Siapa presiden Indonesia ?
√ 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
√ 9 Siapa nama ibu anda ?
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru,
secara menurun
JUMLAH Salah 2
Interpretasi :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
Kesimpulan : Ny. P memiliki fungsi intelektual utuh
Lampiran FORM 4
3. IDENTIFIKASI ASPEK KOGNITIF
Dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)

No Aspek Nilai Nilai Kriteria


Kognitif maksimal Klien
1 Orientasi 5 4 Menyebutkan dengan benar :
Tahun : 2021 Hari : Selasa.
Musim : hujan . Bulan : Februari
Tanggal : -
2 Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada ?
Negara: Indonesia
Propinsi: Jawa timur
Kabupaten/kota : Blitar
3 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi, meja, kertas),
kemudia ditanyakan kepada klien, menjawab :
1) Kursi 2). Meja 3). Kertas
4 Perhatian 5 3 Meminta klien berhitung mulai dari 100 kemudian
dan kurangi 7 sampai 5 tingkat.
kalkulasi Jawaban :
1). 93 2). 86 3). 79 4). 72 5). 65
5 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek pada
poin ke- 2 (tiap poin nilai 1)
6 Bahasa 9 9 Menanyakan pada klien tentang benda (sambil
menunjukan benda tersebut).
1). kursi
2). .meja
3). Minta klien untuk mengulangi kata berkut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab :

Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang


terdiri 3 langkah.
4). Ambil kertas ditangan anda
5). Lipat dua
6). Taruh dilantai.
Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila
aktifitas sesuai perintah nilai satu poin.
7). “Tutup mata anda”
8). Perintahkan kepada klien untuk menulis kalimat
dan
9). Menyalin gambar 2 segi lima yang saling
bertumpuk

Total nilai 30 27
Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan : tidak ada gangguan kognitif pada klien namun untuk menghitung angka klien
kebingungan
Lampiran Form 5
Pengkajian Kecemasan (Geriatric Anxiety Scale)
Nilai Keterang
No Pertanyaan an
Tidak Perna Jaran Sering
Pernah h (1) g (2) (3)
(0)
1. Apakah Anda merasa jantung √ Saat
berdebar kencang dan kuat? kelelahan
2. Apakah nafas Anda pendek? √
3. Apakah Anda mengalami gangguan √ Saat
pencernaan? penyakit
mag
kambuh
4. Apakah Anda merasa seperti hal yang √
tidak nyata atau diluar diri Anda
sendiri?
5. Apakah Anda merasa seperti √
kehilangan kontrol?
6. Apakah Anda takut dihakimi oleh √
orang lain?
7. Apakah Anda malu/takut √
dipermalukan?
8. Apakah Anda sulit untuk tidur? √ Saat
hipertensi
kambuh
9. Apakah Anda kesulitan untuk tetap √ Merasa
tertidur /tidak nyenyak? nyeri
10. Apakah Anda mudah tersinggung? √
11. Apakah Anda mudah marah? √
12. Apakah Anda mengalami kesulitan √
berkonsentrasi?
13. Apakah Anda mudah terkejut? √ Ketika
mendeng
ar suara
yang
keras
tiba-tiba
14. Apakah Anda kurang tertarik dalam √
melakukan sesuatu yang Anda
senangi?
15. Apakah Anda merasa terpisah atau √
terisolasi dari orang lain
16. Apakah Anda merasa seperti √
pusing/bingung?
17. Apakah Anda sulit untuk duduk diam? √
18. Apakah Anda merasa terlalu √
khawatir?
19. Apakah Anda tidak bisa √
mengendalikan kecemasan Anda?
20. Apakah Anda merasa gelisah, tegang? √
21. Apakah Anda merasa lelah? √ Saat
melakuka
n
aktivitas
berat
22. Apakah Anda merasa otot-otot √ Saat
tegang? kelelahan
23. Apakah Anda mengalami sakit √ Saat
punggung, sakit leher, atau otot kram? kelelahan
24. Apakah Anda merasa hidup Anda √
tidak terkontrol?
25. Apakah Anda merasa sesuatu yang √
menakutkan akan terjadi?

Jawaban dengan rentang dari 0 (tidak sama sekali) hingga 3 (sering). Adapun cara penilaiannya
adalah dengan sistem skoring tersebut yaitu:
Nilai 0 = Tidak pernah sama sekali, Nilai 1 = Pernah, Nilai 2 = Jarang, Nilai 3 = Sering

Rentang hasil skor dari 0 hingga 75, semakin tinggi skor mengindikasikan semakin level
kecemasan tertinggi.
Nilai 0-18 : level minimal dari kecemasan
Nilai 19-37 : kecemasan ringan
Nilai 38-55 : kecemasan sedang
Nilai 56-75 : kecemasan berat

Total skor : 12
Ny.P memiliki skor 12 maka diindikasikan memiliki kecemasan dengan level minimal.
Lampiran Form 6
Pengkajian Depresi
Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam Gerontological Nursing,
2006
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 0
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan 1 0 0
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0 0
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 0
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 0
9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar melakukan 1 0 1
sesuatu hal
10. Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0 0
11. Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 0
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 0
13. Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1 0
14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0 0
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 0
Jumlah 1
Interpretasi : Ny. P memilihi skore 1 maka tidak diindikasikan depresi.
Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi

Lampiran Form 7:
APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA
Alat Skrining yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi sosial lansia
NO URAIAN FUNGSI SKOR

1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman- ADAPTATI 2
teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan ON
saya

2. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya PARTNERS 2


membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan HIP
masalah dengan saya

3. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya menerima GROWTH 2


dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas /
arah baru

4. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya AFFECTION 2


mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi-emosi saya
seperti marah, sedih/mencintai

5. Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya RESOLVE 2


meneyediakan waktu bersama-sama

Kategori Skor: TOTAL 10


Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab:
1). Selalu : skore 2 2). Kadang-kadang : 1 3). Hampir tidak
pernah : skore 0
Intepretasi:
< 3 = Disfungsi berat
4 - 6 = Disfungsi sedang
> 6 = Fungsi baik
Smilkstein, 1978 dalam gerontologic nursing and health aging 2005

Lampiran Form 8:
Pengkajian Keseimbangan
No INSTRUKSI PENILAIAN (TINETTI BALANCE) Skor
1. Posisi Duduk
a. Belajar atau slide di kursi 0
b. Stabil dan aman 1
2. Berdiri dari kursi
a. Tidak mampu, bila tanpa bantuan 0
b. Mampu, tapi menggunakan kekuatan lengan 1
c. Mampu berdiri spontan, tanpa menggunakan lengan 2
3. Usaha untuk berdiri
a. Tidak mampu, bila tanpa bantuan 0
b. Mampu, tapi lebih dari 1 upaya 1
c. Mampu dalam satu kali upaya 2
4. Berdiri dari kursi (segera dalam 5 detik pertama)
a. Tidak kokoh (Goyah, terhuyun-huyun, tidak stabil) 0
b. Kokoh, tapi dengan alat bantu (walker atau tongkat, pegangan sesuatu) 1
c. Berdiri tegak, kaki rapat tanpa alat bantu/pegangan 2
5. Keseimbangan berdiri
a. Tidak kokoh (Goyah, tidak stabil) 0
b. Berdiri dengan kaki melebar (jarak antara kedua kaki > 4 inci) atau 1
menggunakan alat bantu (walker atau tongkat, pegangan sesuatu)
c. Berdiri tegak, jarak kaki berdekatan, tanpa alat bantu/pegangan 2
6. Subyek dalam posisi maksimum dengan kaki sedekat mungkin, kemudian
pemeriksa mendorong perlahan tulang dada subyek 3x dengan telapak
tangan 0
a. Mulai terjatuh 1
b. Goyah/Sempoyongan, tapi dapat mengendalikan diri 2
c. Kokoh berdiri (stabil)
7. Berdiri dengan mata tertutup (dengan posisi seperti no. 6)
a. Tidak kokoh (goyah, sempoyongan) 0
b. Berdiri kokoh (stabil) 1
8. 8.1 Berbalik 360°
a. Tidak mampu melanjutkan langkah (berputar) 0
b. Dapat melanjutkan langkah (berputar) 1
8.2 Berbalik 360°
c. Tidak kokoh (goyah, sempoyongan) 0
d. Berdiri kokoh (stabil) 1
9. Duduk ke kursi
a. Tidak aman (kesalahan mempersepsikan jarak, langsung menjatuhkan diri ke 0
kursi) 1
b. Menggunakan kekuatan lengan atas, tidak secara perlahan 2
No INSTRUKSI PENILAIAN (TINETTI BALANCE) Skor
c. Aman, gerakan perlahan-lahan
10. Melakukan perintah untuk berjalan
a. Ragu-ragu, mencari objek untuk dukungan 0
b. Tidak ragu-ragu, mantap, aman 1
11. 11.1. Ketinggian kaki saat melangkah
a. Kaki kanan:
 Kenaikan tidak konstan, menyeret, atau mengangkat kaki terlalu tinggi 0
> 5 cm
 Konstan dan tinggi langkah normal 1
b. Kaki kiri:
 Kenaikan tidak konstan, menyeret, atau mengangkat kaki terlalu tinggi 0
> 5 cm 1
 Konstan dan tinggi langkah normal
11.2. Panjang langkah kaki:
a. Kaki kanan
 Langkah pendek tidak melewati kaki kiri 0
 Melewati kaki kiri 1
b. Kaki kiri
 Langkah pendek tidak melewati kaki kanan 0
 Melewati kaki kanan 1
12. Kesimetrisan langkah 0
a. Panjang langkah kaki kanan dan kaki kiri tidak sama 1
b. Panjang langkah kaki kanan dan kaki kiri sama
13. Kontinuitas langkah kaki
a. Menghentikan langkah kaki diantara langkah (langkah-behenti-langkah) 0
b. Langkah terus-menerus/berkesinambungan 1
14. Berjalan pada jalur yang ditentukan atau koridor
a. Penyimpangan jalur yang terlalu jauh 0
b. Penyimpangan jalur ringan/sedang/butuh alat bantu 1
c. Berjalan lurus sesuai jalur tanpa alat bantu 2
15. Sikap tubuh saat berdiri:
a. Terhuyun-huyun, butuh alat bantu 0
b. Tidak terhuyun-huyun, tapi lutut fleksi/kedua tangan dilebarkan 1
c. Tubuh stabil, tanpa lutut fleksi dan meregangkan tangan 2
16. Sikap berjalan
a. Tumit tidak menempel lantai sepenuhnya 0
b. Tumit menyentuh lantai 1
TOTAL SKOR 22
Tinetti Balance + Tenetti Gait (1993)* 22
Intepretasi:
≤ 18 = resiko jatuh tinggi
19-23 = resiko jatuh sedang
≥24 = resiko jatuh rendah

2. Pengkajian Fokus

Tanggal/ Data Fokus Masalah


Nama Perawat
S: nyeri kepala sejak 1 minggu yang lalu Nyeri akut
O:
- P : Hipertensi
- Q: seperti ditusuk – tusuk
- R: kepala bagian belakang
- S: 3
- T: hilang timbul
TD: 150/100 mmHg
RR: 20x/menit
S: 360 C
N: 80 x/menit

S: Defisit pengetahuan
- Klien tidak mengetahui pengertian
HT dan penyebab hipertensi
karena pikiran
- klien merasa pusing jika tidak
minum kopi
O:
- klien terlihat bingung saat ditanya
TD: 150/100 mmHg
RR: 20x/menit
S: 360 C
N: 80 x/menit

S: Intoleransi aktivitas
- Ny. P merasakan dada berdebar –
debar terutama saat beraktivitas
- Ny. P merasa mudah lelah
O:
- TD: 150/100 mmHg
- RR: 20x/menit
- S: 360 C
- N: 82 x/menit

Lampiran: ANALISA DATA


Identifikasi masalah/diagnosa keperawatan yang muncul, dengan membuat bagan Pohon
masalah:
1. Diagnosa 1: Nyeri akut b.d. agen pencedera fisiologis d.d. mengeluh nyeri, tekanan darah
meningkat
Hipertensi

Obstruksi arteri coroner

Suplai darah ke arteri berkurang

Gangguan sirkulasi

Otak

Merangsang sekresi histamine dan bradikinin

Stimulus pada pusat nyeri

Nyeri akut

Diagnosa 2: Defisit pengetahuan tentang manajemen hipertensi b.d. kurang terpapar informasi
d.d. menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah, menunjukkan perilaku tidak sesuai
anjuran
Hipertensi

Perubahan status kesehatan

Kurang informasi mengenai penyakit

Koping tidak adekuat

Defisit pengetahuan

Diagnosa 3 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan


kebutuhan oksigen d.d. mengeluh lelah, merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
Hipertensi
Obstruksi arteri coroner

Suplai darah ke arteri berkurang

Gangguan sirkulasi

Pembuluh darah

Sistemik

Vasokontriksi

Afterload meningkat

Intoleransi aktivitas

B. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut b.d. agen pencedera fisiologis d.d. mengeluh nyeri, tekanan darah meningkat
(SDKI, D.0077)
2. Defisit pengetahuan tentang manajemen hipertensi b.d. kurang terpapar informasi d.d.
menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah, menunjukkan perilaku tidak sesuai
anjuran (SDKI, D.0111)
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen d.d. mengeluh lelah, merasa tidak nyaman setelah beraktivitas (SDKI, D.0056)

Evaluasi Kemajuan
Diagnosa Keperawatan/Masalah Kolaboratif
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
18/02/
21
Nyeri akut b.d. agen pencedera fisiologis d.d. K
mengeluh nyeri, tekanan darah meningkat
Defisit pengetahuan tentang manajemen hipertensi T
b.d. kurang terpapar informasi d.d. menunjukkan
persepsi yang keliru terhadap masalah,
menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran
Intoleransi aktivitas b.d. ketidakseimbangan antara K
suplai dan kebutuhan oksigen d.d. mengeluh lelah,
merasa tidak nyaman setelah beraktivitas

Kode Status A = Aktif T = Teratasi D = Disingkirkan *T = Tidak Berubah


Kode Evaluasi S = Stabil M= Membaik *B = Memburuk K = Kemajuan
*TK= Tidak ada
Kemajuan

C. Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa
Keperawatan/ Tujuan dan Kriteria Tgl/Inisial Intervensi
Masalah Hasil Perawat
Kolaboratif
Nyeri akut b.d. Setelah dilakukan 14 Manajemen nyeri
agen pencedera tindakan 1 x 24 jam Februari 1. Identifikasi lokasi,
fisiologis d.d. diharapkan tingkat nyeri 2021 / S karakteristik, durasi,
mengeluh nyeri, menurun, dengan kriteria frekuensi, kualitas,
tekanan darah hasil : intensitas nyeri
meningkat -Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri
(SDKI, D.0077) -Tekanan darah (1-10)
membaik 3. Lakukan edukasi tentang
nyeri pada hipertensi
a. Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
b. Mengajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri dengan
teknik relaksasi otot
progresif

Defisit Setelah dilakukan 14 Edukasi diet


pengetahuan tindakan 1 x 24 jam Februari 1. Identifikasi tingkat
tentang diharapkan tingkat 2021 / S pengetahuan saat ini
manajemen pengetahuan membaik, 2. Identifikasi kebiasaan
hipertensi b.d. dengan kriteria hasil : pola makan saat ini dan
kurang terpapar - perilaku sesuai masa lalu
informasi d.d. pengetahuan meningkat 3. Identifikasi persepsi
menunjukkan -persepsi yang keliru klien tentang diet yang
persepsi yang terhadap masalah diprogramkan
keliru terhadap meningkat 4. Jadwalkan waktu yang
masalah, tepat untuk
menunjukkan memberikan
perilaku tidak pendidikan kesehatan
sesuai anjuran 5. Lakukan edukasi:
(SDKI, D.0111) a. Jelaskan tujuan
kepatuhan diet
terhadap kesehatan
b. Informasikan
makanan yang
diperbolehkan dan
dilarang
c. Anjurkan
mempertahankan
posisi semi fowler
(30-45 derajat) 20-
30 menit setelah
makan
d. Anjurkan mengganti
bahan makanan
sesuai diet yang
diprogramkan

Intoleransi Setelah dilakukan 14 Manajemen Energi


aktivitas b.d. tindakan 1 x 24 jam Februari 1. Identifikasi gangguan
ketidakseimbang diharapkan toleransi 2021 / S fungsi tubuh yang
an antara suplai aktivitas meningkat, mengakibatkan
dan kebutuhan dengan kriteria hasil : kelelahan
oksigen d.d. -frekunsi nadi meningkat 2. Memonitor lokasi dan
mengeluh lelah, -keluhan lelah menurun ketidaknyamanan
merasa tidak -tekanan darah membaik selama melakukan
nyaman setelah aktivitas
beraktivitas 3. Lakukan manajemen
(SDKI, D.0056) energi
a.Menyediakan
lingkungan yang
nyaman dan rendah
stimulus : menghindari
suara bising
b. Ajarkan teknik napas
dalam
Edukasi
a.Anjurkan tirah baring
b. Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap

IMPLEMENTASI
Tanggal/ pukul Diagnosa Tindakan
18 Februari Nyeri akut b.d. agen 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
2021/ 14.00 pencedera fisiologis d.d. durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
mengeluh nyeri, tekanan 2. Mengidentifikasi skala nyeri (1-10)
darah meningkat
3. Melakukan edukasi tentang penyebab,
periode dan pemicu nyeri
4. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri dengan teknik
relaksasi otot progresif

18 Februari Defisit pengetahuan 1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan saat


2021/ 14.30 tentang manajemen ini
hipertensi b.d. kurang 2. Mengidentifikasi kebiasaan pola makan saat
terpapar informasi d.d. ini dan masa lalu
menunjukkan persepsi
yang keliru terhadap 3. Mengidentifikasi persepsi klien tentang diet
masalah, menunjukkan yang diprogramkan
perilaku tidak sesuai 4. Menjadwalkan waktu yang tepat untuk
anjuran memberikan pendidikan kesehatan
5. Melakukan edukasi tentang tujuan kepatuhan
diet terhadap kesehatan
6. Menginformasikan makanan yang
diperbolehkan dan dilarang
7. Menganjurkan mempertahankan posisi semi
fowler (30-45 derajat) 20-30 menit setelah
makan
8. Menganjurkan mengganti bahan makanan
sesuai diet yang diprogramkan

18 Februari Intoleransi aktivitas b.d. 1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh


2021/15.00 ketidakseimbangan antara yang mengakibatkan kelelahan
suplai dan kebutuhan 2. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan
oksigen d.d. mengeluh selama melakukan aktivitas
lelah, merasa tidak
nyaman setelah
beraktivitas 3.Melakukan manajemen energi
4. Menyediakan lingkungan yang nyaman dan
rendah stimulus : menghindari suara bising
5. Mengajarkan teknik napas dalam
6. Menganjurkan tirah baring
7. Menganjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap

EVALUASI
Tanggal/ Diagnosa Catatan Perkembangan Tanda
Jam Tangan
Perawat
18 Februari Nyeri akut b.d. agen S : Klien merasa nyeri kepala berkurang
2021/14.30 pencedera fisiologis
O : - Wajah klien lebih rileks
d.d. mengeluh nyeri,
tekanan darah - P : Hipertensi
meningkat - Q: seperti ditusuk – tusuk
- R: kepala bagian belakang
- S: 2
- T: hilang timbul
- TD : 140/80 mmHg
A : Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
I : Menganjurkan melakukan teknik
relaksasi otot progresif
E : skala nyeri (2)

18 Februari Defisit pengetahuan S: Klien memahami teknik diet hipertensi


2021/15.00 tentang manajemen
O:
hipertensi b.d.
kurang terpapar -TD: 140/80 mmHg
informasi d.d. -RR: 20x/menit
menunjukkan -S: 360 C
persepsi yang keliru -N: 80 x/menit
terhadap masalah, -Klien sudah mengurangi bumbu
menunjukkan garam saat memasak dan
perilaku tidak sesuai mengurangi makan ikan asin
anjuran A: masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
I: Anjurkan klien untuk menjaga pola
hidup sehat dan mengontrol kesehatan di
pelayanan kesehatan terdekat
E: Masalah teratasi, klien mampu
memahami teknik diet hipertensi
18 Februari Intoleransi aktivitas S: Klien merasakan dada berdebar – debar
2021/15.30 b.d. terutama saat beraktivitas dan mudah lelah
ketidakseimbangan O:
antara suplai dan - TD: 140/80 mmHg
kebutuhan oksigen - RR: 20x/menit
d.d. mengeluh lelah, - S: 360 C
merasa tidak nyaman - N: 82 x/menit
setelah beraktivitas
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
I: Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap dan melakukan teknik napas
dalam
E: TD dalam rentang normal

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN


DIET HIPERTENSI
OLEH:

NAMA : SITI MUNAWAROH


NIM : P17230183039

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


PRODI D3 KEPERAWATAN BLITAR
Jl. Dr. Soetomo No. 56 Blitar

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN

Materi : Diet hipertensi


Sub Materi : 1. Pengertian diet hipertensi
2. Tujuan diet hipertensi
3. Syarat diet hipertensi
4. Pengaturan makanan dalam diet hipertensi
5. Teknik mengatur diet hipertensi dengan prinsip 3J
Waktu Pertemuan : 20 menit
Tujuan Umum : Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan dengan metode
ceramah dan tanya jawab selama 20 menit, klien mampu
memahami teknik diet hipertensi.
Tujuan Khusus : Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan dengan metode
ceramah dan tanya jawab selama 20 menit, klien mampu:
1. Menjelaskan pengertian diet hipertensi dengan kata-kata sendiri
2. Menjelaskan tujuan diet hipertensi dengan tepat
3. Menjelaskan syarat diet hipertensi
4.Menjelaskan pengaturan makanan dalam diet hipertensi
5. Menjelaskan teknik mengatur diet hipertensi dengan prinsip 3 J

Metoda : Ceramah, tanya jawab diskusi


Kegiatan Penyuluhan :

Tahap Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Media, Alat,


Kegiatan Bahan
Pendahuluan a. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam -
(2menit) b. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
c. Memberikan sugesti Memperhatikan
positif kepada klien 3. Menyetujui kontrak
c. Mejelaskan tujuan waktu
d. Melakukan kontrak
waktu dengan peserta
e. Apersepsi
Penyajian / a. Menjelaskan pengertian 1. Mendengarkan dan Leaflet
Pelaksanaan diet hipertensi Memperhatikan
(15 menit) b. Meminta klien untuk 2. Klien menjelaskan
menjelaskan pengertian pengertian diet
diet hipertensi dengan hipertensi
kata-katanya sendiri 3. Klien menjelaskan
c. Mengkaitkan pendapat tujuan diet
klien dan memberikan hipertensi
reinforcement 4. Klien menjelaskan
d. Menjelaskan tujuan diet syarat diet
hipertensi hipertensi
e. Meminta klien untuk 5. Klien menjelaskan
menjelaskan tujuan diet pengaturan
hipertensi makanan dalam
f. memberikan diet hipertensi
reinforcement 6. Klien bertanya
g. Menjelaskan syarat diet tentang diet
hipertensi hipertensi
h. Meminta klien untuk
menjelaskan syarat diet
hipertensi
i. Memberikan
reinforcement
j. Menjelaskan pengaturan
makanan dalam diet
hipertensi
k. memberikan
reinforcement
l. Menjelaskan cara
mengatur diet hipertensi
m. memberikan
reinforcement
n. Memberikan kepada
pasien untuk
mengajukan pertanyaan
o. Menjawab pertanyaan
klien
Penutup c. Menanyakan kembali 1. Menjawab -
(3 menit) materi yang sudah pertanyaan
dibahas 2. Mendengarkan dan
d. Menyampaikan memperhatikan
kesimpulan 3. Menjawab salam
e. Menutup dengan ucapan
terimakasih, permohonan
maaf dan salam penutup

MATERI
DIET HIPERTENSI

A. Pengertian diet hipertensi


Diet adalah salah satu strategi non farmakologi yang efektif, tapi merubah dan
mempertahankan perilaku tidak mudah karena tanggung jawab besar dari kepatuhan diet
tergantung pada pasien dan perawatan diri adalah penting untuk mengontrol tekanan
darah. Bukti menunjukkan bahwa intervensi untuk mengubah perilaku untuk mengontrol
tekanan darah dianggap sebagai biaya investasi yang efektif dalam kesehatan masyarakat.
Kepatuhan diet adalah tindakan seumur hidup pada pasien hipertensi, dan keinginan
internal dan godaan berperan sebagai penghalang pada masalah ini. Untuk itu dibutuhkan
komitmen yang kuat untuk mempertahankan perilaku kepatuhan diet dari individu
(Kamran et al., 2015).
Diit hipertensi merupakan salah satu metode pengendalian hipertensi secara alami,
jika dibandingkan dengan obat penurun tekanan darah yang dapat menimbulkan berbagai
macam efek samping yang terjadi. Seseorang yang mengidap penyakit hipertensi
sebaiknya mengontrol diri dalam mengkonsumsi garam.

B. Menjelaskan tujuan diet hipertensi


Tujuan diet hipertensi adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam
jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi (Kemenkes RI,
2011).

C. Menjelaskan syarat diet hipertensi


Adapun syarat-syarat diet hipertensi adalah :
1. Makanan beraneka ragam mengikuti pola gizi seimbang
2. Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita
3. Jumlah garam disesuaikan dengan berat ringannya penyakit dan obat yang
diberikan (Kemenkes RI, 2011).

D. Menjelaskan pengaturan makanan dalam diet hipertensi


1) Bahan makanan yang dianjurkan
a) Makan yang segar : karbohidrat, ptotein nabati dan hewani, sayuran dan buah-
buahan yang banyak mengandung serat,
b) Makanan yang telah diolah tanpa atau sedikit menggunakan garam, vetsin, kaldu
bubuk
c) Sumber protein hewani : penggunaan daging/ayam/ikan paling banyak
100gram/hari. Telur ayam/bebek 1 butir/hari (Kemenkes RI, 2011).
2) Bahan makanan yang dibatasi
a) Pemakaian garam dapur
b) Penggunaan bahan makanan yang mengandung natrium seperti soda kue

3) Bahan makan yang dihindari


a) Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa,
gajih).
b) Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biskuit, crakers,
keripik dan makanan kering yang asin).
c) Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-
buahan dalam kaleng, soft drink).
d) Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur atau buah, abon, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
e) Susu full cream, mentega, margarin, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani
yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit
ayam).
f) Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta
bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
g) Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape (Kemenkes
RI, 2011).

E. Menjelaskan cara mengatur diet hipertensi


Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi :
1) Memperbaiki rasa tawar dengan menambah gula merah/putih, bawang (merah/putih),
jahe, kencur dan bumbu lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium.
2) Makanan dapat ditumis untuk memperbaiki rasa.
3) Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat dilakukan untuk menghindari
penggunaan garam yang berlebih.
4) Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam
jangan lebih dari 1 sendok teh per hari (Kemenkes RI, 2011).

Leaflet Diet Hipertensi


Lampiran dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani, Reny Yuli. 2014. Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: TIM
Aspiani, Reny. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik Aplikasi NANDA, NIC, dan
NOC Jilid 1. Jakarta : Trans Info Media.
Brunner & suddarth. (2005). Buku Ajar Keperawatan sistem pencernaan. Vol. 3. Terjemah;
Agung Wahyu. Buku kedokteran. Edisi. 8. EGC. Jakarta.
Efendi, F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Selemba Medika.
Kamran. A, Sherkarchi. A, Sharirad, G. (2015). The Relationship between blood pressure and
the structures of pender’s health promotion model in rural hypertension patients. Journal
Educ health Promot v.4
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Leaflet dalam Terbitan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia: Direktorat Bina Gizi Subdit Bina Gizi Klinik.
Kemenkes RI. 2013. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Hipertensi. Jakarta:
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI.
Lemone, Priscilla. 2015. Keperawatan Medikal Bedah. Vol 3 edisi 5. Jakarta : EGC.
Meredith Wallace. 2007. Essentials Of Gerontological Nursing. New York: Springer Publishing
Company.
Mujahidullah Khalid. 2012. Keperawatn Gerontik. Jogjakarta : Pustaka Pelajar.
Mulyani. 2019. Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Hipertensi di Panti Tresna Werdha
Nirwana Puri Samarinda. Karya Tulis Ilmiah. http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/301/.
Diakses pada 18 Februari 2021.
Nugraha, A. 2016. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah : Diagnosis NANDA-I 2015-
2017 Intervensi NIC Hasil NOC. Jakarta: EGC.
Nurrahmani. 2012. Stop Hipertensi. Jogjakarta: Familia
Setyoadi & Kushariyadi. 2011. Terapi Modalitaas Pada Klien Psikogeriatrik. Jakarta : Salemba
Medika.
Sudaryanto, K. A. 2008. Masalah Psikososial Pada Lanjut Usia. Berita Ilmu Keperawatan ISSN
1979-2697, Vol. I. No.1. 93–96.
Sunaryo. (2016). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.
Tanto C, Liwang F, Hanifati S & Pradipta. 2014. Kapita Selecta Kedokteran Edisi IV. Jakarta:
Media Aesculapius
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2019. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
pengurus pusat PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
pengurus pusat PPNI.

Anda mungkin juga menyukai