Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PM. S DENGAN HIPERTENSI DI RUANG DRUPADI


PANTI PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA CEPIRING
KENDAL

DI SUSUN OLEH :

AZIDATUN NASIHAH SK . 321. 010

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus Asuhan Keperawatan pada PM. S dengan Hipertensi Di Ruang


Drupadi Panti Pelayanaan Sosial Lanjut Usia Cepiring Kendal

Mengetahui

Pembimbing Balai Pembimbing Akademik

Ns. Edwin Dwi Prayogoswara.,S.Kep Ns. Rina Anggraeni., S.Kep.,M.Kep


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah memberi
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada PM. S Dengan
Hipertensi Ruang Drupadi di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia Cepiring
Kendal” tanpa ada suatu halangan apapun. Sholawat serta salam kita haturkan
kepada junjungan Nabi agung Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di
yaumul kiamah nanti, tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Pembimbing
Lahan Praktik Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia Cepiring – Kendal dan
Pembimbing Akademik Ns. Rina Anggraeni., S.Kep.,M.Kep yang telah
membimbing kami dalam penyususnan Asuhan Keperawatam Gerontik .

Asuhan Keperawatam Gerontik ini disusun supaya teman-teman serta diri


kami sendiri dapat mengetahui dan memahami lebih mendalam mengenai teori
dan asuhan keperawatan pada PM. S dengan Hipertensi. Penyusunan Asuhan
Keperawatam Gerontik ini masih banyak kekurangan, mohon kritik dan sarannya
supaya menjadi lebih baik lagi.

Kendal, 05 Juli 2022

Azidatun Nasihah
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan definisi secara umum, seseorang dikatakan lansia
apabila usiannya 60 tahun ke atas, baik pria maumpun wanita. Sedangkan
Depkes RI menyebutkan seseorang dikatakan berusia lanjut usia dimulai
dari usia 55 tahun keatas. Menurut Badan Kesehatan Dunia ( WHO) usia
lanjut dimulai dari usia 60 tahun (Indriana,2012).
Lansia menjadi salah satu kelompok atau populasi yang makin
bahaya kenaikan jumlahnya. Dikemukakan Allender et al. (2014) maka
populasi berisiko ialah sekumpulan orang mengidap masalah
kesehatannya. Lansia menjalani kemunduran fungsi-fungsi dalam tubuh
dikarenakan fisiologis yang menjadikan rentan mengidap gangguan
kesehatan pada lansia. Sama halnya yang diutarakan Stanhope dan
Lancaster (2016) bahwasannya lansia menjadi populasi berisiko memiliki
tiga individualitas risiko kesehatan sebagai berikut, risiko biologi termasuk
resiko berhubungan dengan usia, risiko sosial dan lingkungan juga risiko
perilaku maupun gaya hidup.pada umumnya mendekati usia lansia akan
mendapati berbagai kemunduran secara fisik, juga akan menjadi
penurunan massa otot dan fleksibilitasnya, hal tersebut dapat mengaruhi
kekuatan lansia pada saat beraktivitas sehari-hari.
Lansia yang menderita kemunduran secara fisik diakibatkan proses
penuaan dapat dicegah dengan beberapa bagian latihan (Padila, 2013). Dan
diterangkan kemunduran fisik ditandai dengan berbagai serangan penyakit
seperti gangguan sirkulasi pada darah, persendian, sistem pernafasan,
neurologi, metabolik, neoplasma, dan mental, hingga beberapa keluhan
yang sering timbul adalah mudah letih, mudah lupa, masalah saluran
pencernaan, saluran kencing, fungsi indra dan penurunan konsentrasi
(Festi, 2018).
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan
abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secaraterus menerus
lebih dari suatu periode. Hal ini terjadi bila arteriole-arteriole konstriksi.
Kontriksi artiole membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan
melawan dingding arteri. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan
arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan
pembuluh darah. Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah
sistolik >140 mmHg dan atau tekanan diastolik >90 mmHg
(Udjianti,2013).
Hipertensi merupakan masalah besar, tidak hanya di Negara barat
tapi juga di Indonesia. Hipertensi diderita oleh satu miliar orang diseluruh
dunia dan diperkirakan tahun 2025 melonjak menjadi 1,5 miliar orang.
Setiap tahun hipertensi atau tekanan darah tinggi menyumbang kepada
kematian hampir 9,4 juta orang akibat penyakit jantung dan stroke dan jika
digabungkan, kedua penyakit ini merupakan penyebab kematian nomor
satu didunia, WHO (World Health Organization, 2013).
Di Indonesia setiap tahunnya terjadi 175.000 kematian akibat
hipertensi dan terdapat 450.000 kasus penyakit hipertensi, dari kasus
hipertensi tersebut diketahui bahwa 337.500 kasus (75%) merupakan usia
produktif (15-50 tahun) yang didominasi oleh laki-laki, dan 112.500 kasus
(25%) tidak terdiagnosis dan baru sebagian yang tercakup dalam program
penanggulangan penyakit hipertensi sesuai dengan rekomendasi WHO
(Depkes RI, 2015).

Batas normal tekanan darah adalah tekanan sistolik 120-140


mmHg dan tekanan diastolik 80-90 mmHg. Hipertensi dipengaruhi oleh
beberapa faktor salah satunya usia, semakin bertambahnya usia seseorang,
maka kemungkinan terjadi hipertensi semakin meningkat (Perry & Potter,
2016). Sistolik rata-rata 133.7 mmHg dan diastolik 85.2 mmHg.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu memahami teori dan asuhan
keperawatan pada PM. S dengan Hipertensi
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu:
a. Memahami konsep teori Hipertensi pada PM. S
b. Memahami dan mengetahui konsep asuhan keperawatan pada PM.
S meliputi:
1) Pengkajian
2) Diagnosa keperawatan
3) Intervensi
4) Implementasi
5) Evaluasi
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Lansia


1. Definisi Lansia atau Menua
Lansia atau menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan
yang menyebabkan penyakit degenerative misal, hipertensi,
arterioklerosis, diabetes mellitus dan kanker.
2. Batasan Usia Lansia
Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) lanjut
usia meliputi :
a) Usia pertengahan (middle age), kelompok usia 45-59 tahun.
b) Lanjut usia (elderly), kelompok 60-74 tahun.
c) Lanjut usia (old), kelompok usia 74-90 tahun.
d) Lansia sangat tua (very old), kelompok usia >90 tahun.

3. Klasifikasi Lansia
Depkes RI (2003) mengklasifikasi lansia dalam kategori berikut :
a) Pralansia (prasenilis), seseorang yang berada pada usia antara 45-
59 tahun.
b) Lansia, seseorang yang berusia 60 tahun lebih 6.
c) Lansia yang beresiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau
lebih atau seseorang lansia yang berusia 60 tahun atau lebih yang
memiliki masalah kesehatan.
d) Lansia potensial, lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan
atau melakukan kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa.
e) Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya atau tidak bisa
mencari nafkah sehingga dalam kehidupannya bergantung pada
orang lain.
4. Kebutuhan Dasar Lansia
Kebutuhan lanjut usia adalah kebutuhan manusia pada umumnya,
yaitu kebutuhan makan, perlindungan makan, perlindungan
perawatan, kesehatan dan kebutuhan sosial dalam mengadakan
hubunagan dengan orang lain, hubungan antar pribadi dalam keluarga,
teman-teman sebaya dan hubungan dengan organisasi-organisasi
sosial, dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Kebutuhan Utama :
1) Kebutuhan fisiologi/biologis seperti, makanan yang bergizi,
seksual, pakaian, perumahan/tempat berteduh.
2) Kebutuhan ekonomi berupa penghasilan yang memadai.
3) Kebutuhan kesehatan fisik, mental, perawatan pengobatan.
4) Kebutuhan psikologis adanya kasih sayang, tanggapan dari
orang lain, ketentraman, merasa berguna, memiliki jati diri
sertastatus yang jelas.
5) Kebutuhan sosial berupa peranan dalam hubungan-hubungan
dengan orang Lin, hubungan pribadi dengan keluarga, teman-
teman dan dan organisasi sosial.
b. Kebutuhan Sekunder :
1) Kebutuhan dalam melakukan aktivitas.
2) Kebutuhan dalam mengisi waktu luang/ rekreasi.
3) Kebutuhan yang bersifat kebudayaan, seperti informasi dan
kebudayaan.
4) Kebutuhan yang bersifat politis, yaitu meliputi status,
perlindungan hukum, partisipasi dan keterlibatan dalam
kegiatan di masyarakat dan Negara atau pemerintah.
5) Kebutuhan yang bersifat keagamaan/spiritual, seperti
memahami makna akan keberadaan diri sendiri di dunia dan
memahami hal-hal yang tidak diketahui/ diluar kehidupan
termasuk kematian.
B. Konsep dasar Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah faktor yang sering menimbulkan pengaruh terhadap
terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi mungkin
sering tidak menimbulkan gejala pada fase awalnya, tetapi hipertensi
akan mengganggu fungsi jantung bahkan penderita akan mengalami
stroke. Diagnosa hipertensi memang sangat jarang ditemukan dini
kecuali saat pemeriksaan kesehatan rutin (dapartemen kesehatan
republik indonesia, 2012).
Hipertensi merupakan masalah besar, tidak hanya di negara barat tapi
juga di indonesia. Hipertensi diderita oleh satu miliar orang diseluruh
dunia dan diperkirakan tahun 2025 melonjak menjadi 1,5 miliar orang.
Setiap tahun hipertensi atau tekanan darah tinggi menyumbang kepada
kematian hampir 9,4 juta orang akibat penyakit jantung dan stroke dan
jika digabungkan, kedua penyakit ini merupakan penyebab kematian
nomor satu didunia, who (world health organization, 2013).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan medis
dimana ditandai dengan meningkatnya kontraksi pembuluh darah
arteri sehingga terjadilah resistensi aliran darah yang meningkatkan
tekanan darah terhadap dinding pembuluh darah, kemudian
meningkatkan kerja jantung agar bekerja lebih maksimal untuk
memompa darah melalui pembuluh darah arteri yang sempit. Jika
keadaan seperti ini terus- menerus berlangsung akan menyebabkan
pembuluh darah dan jantung rusak. Hipertensi sering disebut sebagai
slient killer atau pembunuh diam-diam, hal ini dikarenakan hipertensi
sering terjadi tanpa gejala. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi
bila tekanan darahnya >140/90 mmhg (fauci. Et al, 2012).
2. Etiologi
Sujono Riyadi (2011) menjelaskan berdasarkan faktor penyebab
hipertensi dibagi menjadi 2 macam, yaitu
a. Hipertensi esensial/ hipertensi primer
Penyebab dari hipertensi ini belum diketahui, namun faktor resiko
yang diduga kuat adalah karena beberapa faktor berikut ini:
1) Keluarga dengan riwayat hipertensi
2) Pemasukan sodium berlebih
3) Konsumsi kalori berlebih
4) Kurangnya aktifitas fisik
5) Pemasukan alkohol berlebih
6) Rendahnya pemasukan potassium
7) Lingkungan

b. Hipertensi sekunder/hipertensi renal Penyebab dari hipertensi jenis


ini secara spesifik seperti, penggunaan estrogen, penyakit ginjal,
hipertensi vaskuler renal, hipertensi vaskuler renal, hipertensi yang
berhubungan dengan kehamilan.
3. Klasifikasi Derajat Hipertensi

Tekanan darah Tekanan darah


Kategori
sistol (mmHg) diastol (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Normal-tinggi 130-139 85-89
Grade 1 (hipertensi 140-149 90-99
ringan)
Sub group (perbatasan) 150-159 90-94
Grade 2 (hipertensi 160-179 100-109
sedang)
Grade 3 (hipertensi berat) >180 >110
Hipertensi sistolik ≥140 <90
terisolasi
Sub-group (perbatasan) 140-149 <90
4. Patofisiologi
Pada dasarnya hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang
timbul akibat berbagai interaksi faktor-faktor resiko tertentu. Faktor-
faktor resiko yang mendorong timbulnya kenaikan.
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah kapiler, dimana dengan dilepaskannya
norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah kapiler.
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik yang terjadi pada pasien hipertensi menurut Amin
& Hardhi (2015) adalah sebagai berikut:
a. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh
dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan
pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2) Gejala yang lazim
a. Mengeluh sakit kepala, pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epitaksis
h. Kesadaran menurun
6. Pathways
7. Komplikasi

Reny Yuli (2014) menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi pada


pasien hipertensi adalah sebagai berikut:

a. Stroke dapat terjadi akibat hemoragi akibat tekanan darah tinggi


di otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain
otak yang terpajan tekanan darah tinggi. Stroke dapat terjadi
pada hipertensi kronis apabila arteri yang memperdarahi otak
mengalami hipertrofi dan penebalan, sehingga mengalami
arteroklorosis dapat melemah sehingga meningkatkan
kemungkinan terbentuknya aneurisma.
b. Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat
tekanan tinggi pada kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya
glomerulus, aliran darah ke nefron akan terganggu dan dapat
berlanjut menjadi hipoksik dan kematian. Dengan rusaknya
membran glomerulus, protein akan keluar melalui urine
sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang dan
menyebabkan edema, sering dijumpai pada hipertensi kronis.
c. Ensefalotami (kerusakan otak) dapat terjadi, terutama pada
hipertensi maligna (hipertensi yang meningkat cepat dan
berbahaya). Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini
menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong
cairan ke ruang interstisial diseluruh susunan saraf pusat.
Neuron disekitarnya kolaps dan terjadi kematian.

8. Penatalaksanaa Hipertensi

Penanganan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu:


a. Penanganan secara farmakologi
Pemberian obat deuretik, betabloker, antagonis kalsium, golongan
penghambat konversi rennin angiotensi (Huda&Kusuma, 2015).
b. secara non-farmakologi
1) Pemijatan untuk pelepasan ketegangan otot.
2) Menurunkan berat badan apabila terjadi gizi berlebih(obesitas)
3) Meningkatkan kegiatan atau aktifitas fisik.
4) Mengurangi konsumsi kafein dan alkohol.
5) Terapi rendam kaki air hangat
Alasan peneliti memilih rendam kaki air hangat bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara rendam kaki dengan
penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita
hipertensi.
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Identitas Lansia
Nama Inisial Lansia : PM. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Usia : 65 Tahun
Status Perkawinan : Janda
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan :-
Alamat : Botomulyo
2. Alasan Masuk Panti
PM. S mengatakan pada 5 April tahun 2014 pertama masuk panti
pelayanan sosial lanjut usia cepiring Kendal dikarenakan kemauan sendiri
karenaa tidak memiliki anak dan suami sudah meninggal PM mengatakan
tidak mampu memenuhi hidupnya sendiri dan butuh perawatan.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
PM S mengatakan sering merasa pusing, nyeri pada bagian kaki ,
tengkuk belakang terasa pegal-pegal dan klien juga tidak begitu
mengetahui mengenai hipertensi.
b. Riwayat Kesehatan Dulu
PM S mengatakan memiliki riwayat penyakit stroke sudah 10 tahun.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
PM S mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dari
keluarga.
4. Kebiasaan Sehari-Hari
a. Biologis
1) Pola Makan dan Minum
KETERANGAN
Frekuensi 3 X sehari
Jenis Nasi, lauk, sayuran, buah
Porsi Penuh
Pola Minum 5 gelas/ hari air putih dan 1x/hari teh

2) Pola Tidur
KETERANGAN
Jumlah jam tidur 1 jam
siang
Jumlah jam tidur 7-8 jam
malam
Pengantar tidur Tidak ada
Gangguan tidur Tidak ada
Perasaan saat Nyaman
bangun

3) Pola Eliminasi
a) Eliminasi Alvi
KETERANGAN
Frekuensi 1X/ 3 hari
Konsentrasi Lembek
Bau Khas
Warna Kuning kecoklatan
b) Eliminasi Urine
KETERANGAN
Frekuensi 7x/hari
Volume Sedang
Bau Khas
Perasaan setelah BAK Lega

4) Pola Aktivitas & Istirahat


AKTIVITAS MANDIRI DIBANTU KETERANGAN
Mandi  Klien dapat
sendiri
Berpakaian  Klien dapat
sendiri
Pergi ke toilet  Klien dapat
sendiri
Berpindah/  Klien dapat
berjalan sendiri
Kontrol  Klien dapat
BAK/BAB sendiri
Makan & Klien dapat
minum sendiri
Tingkat
Ketergantungan
Keterangan : Analisa hasil kemandirian PM S A
5) Rekreasi
PM S mengatakan sudah tidak pernah jalan-jalan setelah di rumah
lanjut usia weleri. Klien mengatakan hanya mengikuti kegiatan
dari rumah lanjut usia dan jika bosan dikamar PM S pergi
menonton TV atau berbincang dengan temannya.
6) Kenyamana
PM S mengatakan selama tinggal di panti pelayanan lanjut usia
cepiring merasa nyaman.
7) Keamanan
PM S mengatakan merasa aman selama tinggal di rumah lanjut
usia karena banyak teman lainnya dan petugas.
b. Psikologis
1) Status Mentalis
a) Orientasi :
Orang (Baik/ terganggu)
Waktu (Baik/terganggu)
Tempat (Baik/ terganggu)
Situasi ( Baik/ terganggu)
b) Daya Ingat :
Sangat lampau (Baik/terganggu)
Baru terjadi (Baik/terganggu)
5. Pengkajian Status Mental Gerontik
a) Short Portable Status Mental Questioner (SPMSQ)
No Pertanyaan Jawaban Nilai
(+/-)
1 Tanggal berapa hari Tidak tau 
ini ?
2 Hari apa sekarang? Kamis 
3 Apa nama tempt ini? Panti 
4 Berapa nomor telepon Brangsong 
anda. Dimana alamat
anda (jika tidak
memiliki nomor
telepon)
5 Berapa umur anda 65 tahun 
sekarang?
6 Kapan anda lahir? 1963 
7 Siapa presiden Jokowi 
indonesia sekarang?
8 Siapa nama presiden SBY 
sebelumnya?
9 Siapa nama kecil ibu Wasinah 
anda?
10 Kurangi 3 dari 20 dan 17,14,11 
tetap pengurangan 3
dari setiap angka baru
semua secara menurun
Total Nilai 9
Kesalahan : (-)
Kesimpulan : Fungsi
Intelektual Utuh
b) Mini Mental Status Exam (MMSE)
Nilai Skor Pertanyaan
Maksimu lansia
m
5 5 Orientasi Tanyakan Kepada lansia tentang
waktu :
- Jam
- Hari
- Tanggal
- Bulan
- Tahun ?
5 5 Tanyakan tentang tempat
(dimana sekarang)
- Nama tempat
- Kelurahan
- Kecamatan
- Kabupaten
- Provinsi
3 3 Registrasi Perawat menyebutkan tiga benda
yang tidak berhubungan, misal
“Meja Kursi Lemari” tiap satu
benda disebutkan dalam waktu
satu detik. Kemudian perawat
meminta lansia menyebutkan
ketiga benda tersebut kembali.
Tiap benda yang dapat
disebutkan dengan benar oleh
lansia diberikan nilai satu poin.
Apabila lansia tidak dapat
menyebutkan dengan benar
ketiga benda tersebut, hal ini
dapat diulangi sebanyak enam
kali. Bila lansia sudah melewati
tahap ini , minta lansia untuk
mengingat ketiga kata tersebut
karena akan ditanyakan kembali.
5 5 Perhatian Menghitung mundur nilai dari
dan angka 100 dikurangi 7, berhenti
perhitungan setelah jawaban kelima
“ Saya ingin anda menghitung
mundur mulai dari angka 100.
Namun tiap angka yang anda
sebutkan tersebut harus sudah
dikurangi 7.
Alternatif lain “mengeja kata
DUNIA dari belakang” (A-I-N-
U-D)
3 3 Mengingat Pasien diminta kembali
kembali mengulang 3 nama yang tadi
disebutkan donomor sebelumnya
Meja Kursi Lemari Misal :
Sekarang coba sebutkan tiga
benda yang sudah tadi saya
sebutkan pada anda )
2 2 Bahasa Tunjuk kepada lansia tiga buah
benda seperti jam tangan dan
pensil kertas lalu minta lansia
untuk menyebutkan benda
tersebut.
1 1 Pengulangan Lansia mengulang kata
diucapkan pemeriksa : NAMUN
JIKA AKAN TETAPI
3 3 Pengertian Pemeriksa meminta pasien
verbal melakukan tiga perintah
-Ambil kertas dengan tangan
kanan
-Lipat kertas menjadi 2 bagian
-Letakkan kertas dilantai
1 Perintah Pemeriksa menulis satu kata
tertulis “TUTUP MATA” minta lansia
melakukan perintah yang ditulis
pemeriksa
1 0 Menulis Pemeriksa meminta pasien
kalimat menulis kalima yang bermakna
(Subyek + Predikat + Obyek+
Keterangan)
“Tolong tuliskan sebuah kalimat
tentang sesuatu (Kalimat ini
harus mengandung subjek dan
kata kerja yang masuk akal)
1 0 Mengambar Pasien diminta menirukan
Konstruksi gambar dibawah ini
(Perawat memberikan selembar
kertas kosong dan meminta
lansia
menggambarkan gambar yang
dimaksud. Kesepuluh sisi gambar
harus tergambar dan keduanya
saling memotong)

∑ = 27 Kesimpulan : Kriteria demensia


ringan

c) Hubungan Sosial
1) Hubungan dengan anggota kelompok
Klien mengatakan hubungannya dengan sesama anggota kelompok
baik-baik saja.

2) Hubungan dengan keluarga


Klien mengatakan hubungannya dengan keluarga masih terjalin
baik karena keluarga masih sering mengunjungi klien.
d) Spiritual/Kultural
1) Pelaksanaa Ibadah
Klien mengatakan selama ada di rumah pelayanan lanjut usia selalu
melaksanakan solat meski tidak tepat waktu.
2) Keyakinan terhadap Kesehatan
Klien mengatakan bahwa sakit yang diderita karena Allah dan
dapat sembuh dengan doa dan pengobatan.
6. Pemeriksaan Fisik
a) Tanda-tanda vital :
TD : 190/80
N : 22 X/menit
S : 36,7 C
RR : 80X/menit
BB : 95 kg
TB : 150 cm
b) Tingkat Kesadaran : Kompos mentis
c) Pemeriksaan & Kebersihan Perorangan
1) Periksa Pandang : Reflek cahaya, Akomodasi
2) Hasil pemeriksaan pandang : Pupil isokor
d) Kepala
1) Mata : Penglihatan mulai buram, pupil isokor, tidak ada katarak
2) Hidung : Bersih, normal, tidak ada polip
3) Mulut : Bersih, gigi kuning, masih genap, mukosa mulut lembab
4) Rambut : Gelombang, ada uban, bersih, halus
5) Telinga : simetris, bersih, pendengaran baik
e) Dada
1) Paru
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Resonan
Auskultasi : Suara nafas vesikuler
2) Jantung
Inspeksi : Kulit pucat
Palpasi : Denyutan aorta teraba
Perkusi : Bunyi redup
Auskultasi : S1 lup S2 dup
f) Abdomen
Inspeksi : Simetris
Auskultasi : Terdengar bunyi peristaltik usus 8X/menit
palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa
Perkusi : Terdengar bunyi timpani
g) Genitalia
Bersih, monopouse, tidak ada luka.
h) Ekstermitas
Atas : Tidak ada oedema, turgor kulit elastis, kekuatan otot tangan kiri
melemah
Bawah : Tidak ada Oedema, kekuatan otot berkurang
3 4

3 4

i) Neurosensori
1) Penglihatan : terganggu
2) Pendengaran : baik
3) Penghidung : baik
4) Perabaan : baik
5) Perasa : baik

7. Pengkajian Fungsional Katz Index


No AKTIVITAS Mandiri Tergantung
1 Mandi 
Mandiri :
Bantuan hanya pada satu bagian
mandi ( seperti punggung atau
esktermitas yang tidak mampu)
atau mandi sendiri sepenuhnya
Tergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu
bagian tubuh, bantuan masuk dan
keluar dari bak mandi, serta tidak
mandi sendiri
2 Berpakaian 
Mandiri :
Mengambil baju dari lemari,
memakai pakaian, melepaskan
pakaian, mengancing/mengikat
pakaian,.
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju sendiri
atau hanya sebagian
3 Ke Kamar Kecil 
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar
kecil kemudian membersihkan
genetalia sendiri.
Tergantung :
Menerima bantuan untuk masuk
ke kamar kecil dan menggunakan
pispot
4 Berpindah 
Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat
tidur untuk duduk, bangkit dari
kursi sendiri.
Bergantung :
Bantuan dalam naik atau turun
dari tempat tidur atau kursi, tidak
melakukan satu atau lebih
perpindahan.
5 Kontinen 
Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya
dikontrol sendiri
Tergantung :
Inkontinesia parsial atau total,
penggunaan kateter, pispot, enema
dan pembalut (pampers)
6 Makan
Mandiri :
Mengambil makanan dari piring
dan menyuapinya sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam hal mengambil
makanan dari pirinh dan
menyuapinya, tidak makan sama
sekali, dan makan parenteral
(NGT)
KETERANGAN : Analisa Hasil Kemandirian A

8. Data Laboratorium : -
9. Data Penunjang :-
10. Therapi medis : Lisinopril 1x 10 mg
Aspilet 1x 50 mg
Vitamin BC 1x 1

ANALISA DATA
No Data Fokus Etiologi Problem
1 Ds : Klien mengatakan sering Hipertensi Perfusi
pusing, tekanan darahnya perifer tidak
selalu tinggi. efektif
Do : Klien tampak gelisah
TD : 190/80 mmHg
S : 36,7 C
N : 80X/menit
RR : 22X/menit
2 Ds : Klien mengatakan nyeri Penekanan Nyeri
dibagian kaki dan tengkuk saraf kronis
pegal-pegal
P : Saat Bergerak
Q : Klien mengatakan nyeri
seperti ditusuk-tusuk
R : Klien mengatakan nyeri
terasa dibagian kaki
S : Klien mengatakan skala
nyeri diangka 3
T :Klien mengatakan nyeri
yang dirasa hilang timbul
Do :
-Ekspresi tampak datar
-Klien memegangi kakinya
saat dikaji
3 Ds : Klien mengatakan Kurang Defisit
kurang paham akan penyakit terpapar Pengetahua
yang dideritanya informasi n
Do : (Hipertensi)
-Klien tampak bingung
RENCANA TINDAKAN
No No Tujuan dan KH Intervensi Rasional
Dx
1 1 Setelah 1)Identifikasi faktor 1)Mengetahu
dilakukan resiko gangguan i faktor
tindakan sirkulasi gangguan
keperawatan 2) Monitor tekanan sirkulasi
selama 3x8 jam darah 2)Mengetahu
diharapkan curah 3) Berikan jus i tekanan
jantung mentimun darah klien
meningkat 4)Anjurkan minum 3)Menurunka
dengan kriteri obat penurun tekanan n tekanan
hasil : darah darah
1.Tekanan darah 4)
stabil Menurunkan
2.Nadi teraba tekanan
kuat darah

2 2 Setelah 1)Identifikasi Lokasi 1)


dilakukan nyeri Mengetahui
tindakan 2)Identifikasi skala lokasi nyeri
keperawatan nyeri 2)
selama 3x8 jam 3) Berikan teknik non Mengetahui
diharapkan nyeri farmakologis (teknik skala nyeri
berkurang nafas dalam) 3)
dengan KH : 4)Ajarkan teknik Mengurangi
1.Nyeri menurun nonfarmakologis skala nyeri
2.Skala nyeri untuk mengurangi 4)
menurun dari 3 rasa nyeri Teknik Mengurangi
ke 0 nafas dalam) rasa nyeri
5)Kolaborasi
pemberian analgetik
3 3 Setelah 1)Identifikasi 1)Meningkat
dilakukan kesiapan dan kan
tindakan kemampuan kemampuan
keperawatan menerima informasi pengetahuan
selama 3x8 jam 2)Sediakan materi klien
diharapkan dan media pendidikan 2)Menyiapka
pengetahuan kesehatan n materi
meningkat 3)Jelaskan faktor untuk klien
dengan KH : risiko yang dapat 3)Meningkat
1.Pengetahuan mempengaruhi kan
klien tentang kesehatan pengetahuan
hipertensi klien
meningkat
2. Klien mampu
menjawab
pertanyaan yang
diberikan
perawat
IMPLEMENTASI
Tanggal/jam No. diagnose Implementasi Respon Pasien Paraf
Keperawatan
28/06/2022 1 -Identifikasi faktor resiko Ds : pasien mengatakan masih Azidatun
09.00 WIB gangguan sirkulasi pusing dan terasa kaku di bagian
tengkuk leher
-Monitor tekanan darah Do : pasien masih tamak terlihat
gelisah
TD: 180/100 mmHg
-Memberikan jus N : 78 x/menit
mentimun

-Menganjurkan minum
11.20 WIB obat penurun tekanan
darah secara teratur
12.15 WIB 2 -Mengidentifikasi Lokasi DS : pasien mengatakan nyeri pada
Nyeri kaki masih terasa
P : Saat Bergerak
-Mengidentifikasi skala Q : Klien mengatakan nyeri seperti
nyeri ditusuk-tusuk
R : Klien mengatakan nyeri terasa
-Memberikan teknik dibagian kaki
nonfarmakologi (tekni S : pasien mengatakan skala nyeri
nafas dalam ) diangka 3
-Mengajarkan teknik T :pasien mengatakan nyeri yang
nonfarmakologis untuk dirasa hilang timbul
mengurangi rasa nyeri DO : pasien tampak terlihat
memegamgi kakinya

13.00 WIB 3 -Mengidentifikasi kesiapan Ds : pasien mengtakan sudah


dan kemampuan menerima paham apa yang dijelaskan oleh
informasi petugas
Do : pasien tampak terlihat mampu
-Menyediakan materi dan menjelakan ulang tentang faktor
media pendidikan resiko yang menyebabkan
kesehatan hipertensi
- Menjelaskan faktor risiko
yang dapat mempengaruhi
kesehatan

29/06/2022 1 -Memonitor tekanan darah DS : pasien mengatakan masih


10.00 WIB pusing namun sudah berkurang
-Memberikan jus DO : pasien tampak masih
mentimun kelihatan gelisah
TD : 170/90 mmHg
N : 82 x/menit

11.15 WIB 2 - Mengidentifikasi skala DS : pasien mengatakan nyeri pada


nyeri kaki masih terasa namun sudah
berkurang
-Mengajarkan teknik P : Saat Bergerak
nonfarmakologis (teknik Q : Klien mengatakan nyeri seperti
nafas dalam) ditusuk-tusuk
R : Klien mengatakan nyeri terasa
dibagian kaki
S : pasien mengatakan skala nyeri
diangka 2
T :pasien mengatakan nyeri yang
dirasa hilang timbul
DO : pasien tampak terlihat lebih
tenang

13.15 WIB 3 -Menjelaskasn penyebab DS : pasien mengatakan sudah


hipertensi paham apa yang di jelaskan oleh
petugas
DO : pasien tampak mampu
menjelaskan ulang penyebab
hipertensi
02/07/2022 1 -Memonitor tekanan darah DS : pasien mengatakan masih
09.00 WIB pusing namun
-Memberikan jus DO : pasien tampak masih
mentimun kelihatan gelisah
Mengidentifikasi skala TD : 180/90 mmHg
nyeri N : 84 x/menit

11.20 WIB 2 -Mengajarkan teknik DS : pasien mengatakan nyeri pada


nonfarmakologis kaki sudah menghilang
mengurangi rasa nyeri DO : pasien tampak terlihat lebih
( teknik nafas dalam) tenang

DS : pasien mengatakan sudah


paham apa yang di jelaskan oleh
3 -Menjelaskasn komplikasi petugas
hipertensi DO : pasien tampak mampu
menjelaskan ulang penyebab
hipertensi
EVALUASI
Tanggal/jam No. dx Evaluasi Paraf
28/06/2022 1. S : pasien mengatakan masih pusing dan Azidatun
15.00 WIB terasa kaku di bagian tengkuk leher
O : pasien masih tamak terlihat gelisah
TD: 180/100 mmHg
N : 78 x/menit
A : maslah ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer belum teratasi
P : lamjutkan intervensi
- Berikan terapi jus mentimun
- Anjurkan untuk minum obat
antihipertensi secara teratur dan
rutin
2. S : pasien mengatakan nyeri pada kaki Azidatun
masih terasa
P : Saat Bergerak
Q : Klien mengatakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R : Klien mengatakan nyeri terasa dibagian
kaki
S : pasien mengatakan skala nyeri diangka
3
T :pasien mengatakan nyeri yang dirasa
hilang timbul
O : pasien tampak terlihat memegamgi
kakinya
A : maslah nyeri krois belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
-ajarkan teknik non farmakologi ( relaksasi
nafas dalam, terapi kompres jahe)
3. S : pasien mengtakan sudah paham apa Azidatun
yang dijelaskan oleh petugas
O : pasien tampak terlihat mampu
menjelakan ulang tentang faktor resiko
yang menyebabkan hipertensi
A : masalah devisit pengetahuan teratasi
sebagian
P :lanjutkan intervensi
29/06/2022 1. S : pasien mengatakan masih pusing Azidatun
14.30 WIB namun sudah berkurang
O : pasien tampak masih kelihatan gelisah
TD : 170/90 mmHg
N : 82 x/menit
A : Masalah ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer belum teratasi
P : lanjutkan itervensi
- Cek tekanan darah
- Berikan motivasi untuk menjaga
pola makan dan mengeurangi
konsumsi garam

2. S : pasien mengatakan nyeri pada kaki Azidatun


masih terasa namun sudah berkurang
P : Saat Bergerak
Q : Klien mengatakan nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R : Klien mengatakan nyeri terasa dibagian
kaki
S : pasien mengatakan skala nyeri diangka
2
T :pasien mengatakan nyeri yang dirasa
hilang timbul
O : pasien tampak terlihat lebih tenang
A : Masalah nyeri kronis teratasi sebagaian
P : peratahankan intervensi
- Berikan terapi nonfarmaakologi
( terapi telaksasi nafas dalam, terapi
kompres jahe )

3. S : pasien mengatakan sudah paham apa Azidatun


yang di jelaskan oleh petugas
O : pasien tampak mampu menjelaskan
ulang penyebab hipertensi
A : masalah devisit pengetahuan teratasi
sebagian
P : lanjutkan itervensi
02/07/2022 1. S : pasien mengatakan masih pusing Azidatun
14.45 WIB namun
O : pasien tampak masih kelihatan gelisah
TD : 180/90 mmHg
N : 84 x/menit
A : masalah ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

2. S : pasien mengatakan nyeri pada kaki Azidatun


sudah menghilang
O : pasien tampak terlihat lebih tenang
A : masalah nyeri kronis teratasi
P : hentikan intervensi
S : pasien mengatakan sudah paham apa Azidatun
yang di jelaskan oleh petugas
O : pasien tampak mampu menjelaskan
ulang penyebab hipertensi
A : masalah devisit pengetahuan teratasi
P : hentikan intervensi
BAB III
KESEIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Lansia atau menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan
yang menyebabkan penyakit degenerative misal, hipertensi,
arterioklerosis, diabetes mellitus dan kanker.
2. Hipertensi adalah faktor yang sering menimbulkan pengaruh terhadap
terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi mungkin
sering tidak menimbulkan gejala pada fase awalnya, tetapi hipertensi akan
mengganggu fungsi jantung bahkan penderita akan mengalami stroke.
Diagnosa hipertensi memang sangat jarang ditemukan dini kecuali saat
pemeriksaan kesehatan rutin.
3. Diagnosa Keperawatan
a) Perfusi perifer tidak efektif b.d Hipertensi
b) Nyeri kronis b.d Penekanan saraf
c) Defisit pengetahuan ( Hipertensi) b.d Kurang terpapar informasi
B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan kita harus selalu mengoptimalkan dalam setiap
tindakan. Dalam stase gerontik kita harus lebih meningkatkan derajat
kesehatan lebih karena lansia adalah orang paling rentang terhadap penyakit.
Selalu mengembangkan aktivitas yang lebih beragam untuk kesehatan, sosial
maupun spiritual.

Anda mungkin juga menyukai