DI SUSUN OLEH :
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah memberi
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada PM. S Dengan
Hipertensi Ruang Drupadi di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia Cepiring
Kendal” tanpa ada suatu halangan apapun. Sholawat serta salam kita haturkan
kepada junjungan Nabi agung Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di
yaumul kiamah nanti, tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Pembimbing
Lahan Praktik Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia Cepiring – Kendal dan
Pembimbing Akademik Ns. Rina Anggraeni., S.Kep.,M.Kep yang telah
membimbing kami dalam penyususnan Asuhan Keperawatam Gerontik .
Azidatun Nasihah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan definisi secara umum, seseorang dikatakan lansia
apabila usiannya 60 tahun ke atas, baik pria maumpun wanita. Sedangkan
Depkes RI menyebutkan seseorang dikatakan berusia lanjut usia dimulai
dari usia 55 tahun keatas. Menurut Badan Kesehatan Dunia ( WHO) usia
lanjut dimulai dari usia 60 tahun (Indriana,2012).
Lansia menjadi salah satu kelompok atau populasi yang makin
bahaya kenaikan jumlahnya. Dikemukakan Allender et al. (2014) maka
populasi berisiko ialah sekumpulan orang mengidap masalah
kesehatannya. Lansia menjalani kemunduran fungsi-fungsi dalam tubuh
dikarenakan fisiologis yang menjadikan rentan mengidap gangguan
kesehatan pada lansia. Sama halnya yang diutarakan Stanhope dan
Lancaster (2016) bahwasannya lansia menjadi populasi berisiko memiliki
tiga individualitas risiko kesehatan sebagai berikut, risiko biologi termasuk
resiko berhubungan dengan usia, risiko sosial dan lingkungan juga risiko
perilaku maupun gaya hidup.pada umumnya mendekati usia lansia akan
mendapati berbagai kemunduran secara fisik, juga akan menjadi
penurunan massa otot dan fleksibilitasnya, hal tersebut dapat mengaruhi
kekuatan lansia pada saat beraktivitas sehari-hari.
Lansia yang menderita kemunduran secara fisik diakibatkan proses
penuaan dapat dicegah dengan beberapa bagian latihan (Padila, 2013). Dan
diterangkan kemunduran fisik ditandai dengan berbagai serangan penyakit
seperti gangguan sirkulasi pada darah, persendian, sistem pernafasan,
neurologi, metabolik, neoplasma, dan mental, hingga beberapa keluhan
yang sering timbul adalah mudah letih, mudah lupa, masalah saluran
pencernaan, saluran kencing, fungsi indra dan penurunan konsentrasi
(Festi, 2018).
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan
abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secaraterus menerus
lebih dari suatu periode. Hal ini terjadi bila arteriole-arteriole konstriksi.
Kontriksi artiole membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan
melawan dingding arteri. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan
arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan
pembuluh darah. Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah
sistolik >140 mmHg dan atau tekanan diastolik >90 mmHg
(Udjianti,2013).
Hipertensi merupakan masalah besar, tidak hanya di Negara barat
tapi juga di Indonesia. Hipertensi diderita oleh satu miliar orang diseluruh
dunia dan diperkirakan tahun 2025 melonjak menjadi 1,5 miliar orang.
Setiap tahun hipertensi atau tekanan darah tinggi menyumbang kepada
kematian hampir 9,4 juta orang akibat penyakit jantung dan stroke dan jika
digabungkan, kedua penyakit ini merupakan penyebab kematian nomor
satu didunia, WHO (World Health Organization, 2013).
Di Indonesia setiap tahunnya terjadi 175.000 kematian akibat
hipertensi dan terdapat 450.000 kasus penyakit hipertensi, dari kasus
hipertensi tersebut diketahui bahwa 337.500 kasus (75%) merupakan usia
produktif (15-50 tahun) yang didominasi oleh laki-laki, dan 112.500 kasus
(25%) tidak terdiagnosis dan baru sebagian yang tercakup dalam program
penanggulangan penyakit hipertensi sesuai dengan rekomendasi WHO
(Depkes RI, 2015).
3. Klasifikasi Lansia
Depkes RI (2003) mengklasifikasi lansia dalam kategori berikut :
a) Pralansia (prasenilis), seseorang yang berada pada usia antara 45-
59 tahun.
b) Lansia, seseorang yang berusia 60 tahun lebih 6.
c) Lansia yang beresiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau
lebih atau seseorang lansia yang berusia 60 tahun atau lebih yang
memiliki masalah kesehatan.
d) Lansia potensial, lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan
atau melakukan kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa.
e) Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya atau tidak bisa
mencari nafkah sehingga dalam kehidupannya bergantung pada
orang lain.
4. Kebutuhan Dasar Lansia
Kebutuhan lanjut usia adalah kebutuhan manusia pada umumnya,
yaitu kebutuhan makan, perlindungan makan, perlindungan
perawatan, kesehatan dan kebutuhan sosial dalam mengadakan
hubunagan dengan orang lain, hubungan antar pribadi dalam keluarga,
teman-teman sebaya dan hubungan dengan organisasi-organisasi
sosial, dengan penjelasan sebagai berikut :
a. Kebutuhan Utama :
1) Kebutuhan fisiologi/biologis seperti, makanan yang bergizi,
seksual, pakaian, perumahan/tempat berteduh.
2) Kebutuhan ekonomi berupa penghasilan yang memadai.
3) Kebutuhan kesehatan fisik, mental, perawatan pengobatan.
4) Kebutuhan psikologis adanya kasih sayang, tanggapan dari
orang lain, ketentraman, merasa berguna, memiliki jati diri
sertastatus yang jelas.
5) Kebutuhan sosial berupa peranan dalam hubungan-hubungan
dengan orang Lin, hubungan pribadi dengan keluarga, teman-
teman dan dan organisasi sosial.
b. Kebutuhan Sekunder :
1) Kebutuhan dalam melakukan aktivitas.
2) Kebutuhan dalam mengisi waktu luang/ rekreasi.
3) Kebutuhan yang bersifat kebudayaan, seperti informasi dan
kebudayaan.
4) Kebutuhan yang bersifat politis, yaitu meliputi status,
perlindungan hukum, partisipasi dan keterlibatan dalam
kegiatan di masyarakat dan Negara atau pemerintah.
5) Kebutuhan yang bersifat keagamaan/spiritual, seperti
memahami makna akan keberadaan diri sendiri di dunia dan
memahami hal-hal yang tidak diketahui/ diluar kehidupan
termasuk kematian.
B. Konsep dasar Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah faktor yang sering menimbulkan pengaruh terhadap
terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah. Hipertensi mungkin
sering tidak menimbulkan gejala pada fase awalnya, tetapi hipertensi
akan mengganggu fungsi jantung bahkan penderita akan mengalami
stroke. Diagnosa hipertensi memang sangat jarang ditemukan dini
kecuali saat pemeriksaan kesehatan rutin (dapartemen kesehatan
republik indonesia, 2012).
Hipertensi merupakan masalah besar, tidak hanya di negara barat tapi
juga di indonesia. Hipertensi diderita oleh satu miliar orang diseluruh
dunia dan diperkirakan tahun 2025 melonjak menjadi 1,5 miliar orang.
Setiap tahun hipertensi atau tekanan darah tinggi menyumbang kepada
kematian hampir 9,4 juta orang akibat penyakit jantung dan stroke dan
jika digabungkan, kedua penyakit ini merupakan penyebab kematian
nomor satu didunia, who (world health organization, 2013).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan medis
dimana ditandai dengan meningkatnya kontraksi pembuluh darah
arteri sehingga terjadilah resistensi aliran darah yang meningkatkan
tekanan darah terhadap dinding pembuluh darah, kemudian
meningkatkan kerja jantung agar bekerja lebih maksimal untuk
memompa darah melalui pembuluh darah arteri yang sempit. Jika
keadaan seperti ini terus- menerus berlangsung akan menyebabkan
pembuluh darah dan jantung rusak. Hipertensi sering disebut sebagai
slient killer atau pembunuh diam-diam, hal ini dikarenakan hipertensi
sering terjadi tanpa gejala. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi
bila tekanan darahnya >140/90 mmhg (fauci. Et al, 2012).
2. Etiologi
Sujono Riyadi (2011) menjelaskan berdasarkan faktor penyebab
hipertensi dibagi menjadi 2 macam, yaitu
a. Hipertensi esensial/ hipertensi primer
Penyebab dari hipertensi ini belum diketahui, namun faktor resiko
yang diduga kuat adalah karena beberapa faktor berikut ini:
1) Keluarga dengan riwayat hipertensi
2) Pemasukan sodium berlebih
3) Konsumsi kalori berlebih
4) Kurangnya aktifitas fisik
5) Pemasukan alkohol berlebih
6) Rendahnya pemasukan potassium
7) Lingkungan
8. Penatalaksanaa Hipertensi
1. Identitas Lansia
Nama Inisial Lansia : PM. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Usia : 65 Tahun
Status Perkawinan : Janda
Pendidikan Terakhir : SMP
Pekerjaan :-
Alamat : Botomulyo
2. Alasan Masuk Panti
PM. S mengatakan pada 5 April tahun 2014 pertama masuk panti
pelayanan sosial lanjut usia cepiring Kendal dikarenakan kemauan sendiri
karenaa tidak memiliki anak dan suami sudah meninggal PM mengatakan
tidak mampu memenuhi hidupnya sendiri dan butuh perawatan.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
PM S mengatakan sering merasa pusing, nyeri pada bagian kaki ,
tengkuk belakang terasa pegal-pegal dan klien juga tidak begitu
mengetahui mengenai hipertensi.
b. Riwayat Kesehatan Dulu
PM S mengatakan memiliki riwayat penyakit stroke sudah 10 tahun.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
PM S mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dari
keluarga.
4. Kebiasaan Sehari-Hari
a. Biologis
1) Pola Makan dan Minum
KETERANGAN
Frekuensi 3 X sehari
Jenis Nasi, lauk, sayuran, buah
Porsi Penuh
Pola Minum 5 gelas/ hari air putih dan 1x/hari teh
2) Pola Tidur
KETERANGAN
Jumlah jam tidur 1 jam
siang
Jumlah jam tidur 7-8 jam
malam
Pengantar tidur Tidak ada
Gangguan tidur Tidak ada
Perasaan saat Nyaman
bangun
3) Pola Eliminasi
a) Eliminasi Alvi
KETERANGAN
Frekuensi 1X/ 3 hari
Konsentrasi Lembek
Bau Khas
Warna Kuning kecoklatan
b) Eliminasi Urine
KETERANGAN
Frekuensi 7x/hari
Volume Sedang
Bau Khas
Perasaan setelah BAK Lega
c) Hubungan Sosial
1) Hubungan dengan anggota kelompok
Klien mengatakan hubungannya dengan sesama anggota kelompok
baik-baik saja.
3 4
i) Neurosensori
1) Penglihatan : terganggu
2) Pendengaran : baik
3) Penghidung : baik
4) Perabaan : baik
5) Perasa : baik
8. Data Laboratorium : -
9. Data Penunjang :-
10. Therapi medis : Lisinopril 1x 10 mg
Aspilet 1x 50 mg
Vitamin BC 1x 1
ANALISA DATA
No Data Fokus Etiologi Problem
1 Ds : Klien mengatakan sering Hipertensi Perfusi
pusing, tekanan darahnya perifer tidak
selalu tinggi. efektif
Do : Klien tampak gelisah
TD : 190/80 mmHg
S : 36,7 C
N : 80X/menit
RR : 22X/menit
2 Ds : Klien mengatakan nyeri Penekanan Nyeri
dibagian kaki dan tengkuk saraf kronis
pegal-pegal
P : Saat Bergerak
Q : Klien mengatakan nyeri
seperti ditusuk-tusuk
R : Klien mengatakan nyeri
terasa dibagian kaki
S : Klien mengatakan skala
nyeri diangka 3
T :Klien mengatakan nyeri
yang dirasa hilang timbul
Do :
-Ekspresi tampak datar
-Klien memegangi kakinya
saat dikaji
3 Ds : Klien mengatakan Kurang Defisit
kurang paham akan penyakit terpapar Pengetahua
yang dideritanya informasi n
Do : (Hipertensi)
-Klien tampak bingung
RENCANA TINDAKAN
No No Tujuan dan KH Intervensi Rasional
Dx
1 1 Setelah 1)Identifikasi faktor 1)Mengetahu
dilakukan resiko gangguan i faktor
tindakan sirkulasi gangguan
keperawatan 2) Monitor tekanan sirkulasi
selama 3x8 jam darah 2)Mengetahu
diharapkan curah 3) Berikan jus i tekanan
jantung mentimun darah klien
meningkat 4)Anjurkan minum 3)Menurunka
dengan kriteri obat penurun tekanan n tekanan
hasil : darah darah
1.Tekanan darah 4)
stabil Menurunkan
2.Nadi teraba tekanan
kuat darah
-Menganjurkan minum
11.20 WIB obat penurun tekanan
darah secara teratur
12.15 WIB 2 -Mengidentifikasi Lokasi DS : pasien mengatakan nyeri pada
Nyeri kaki masih terasa
P : Saat Bergerak
-Mengidentifikasi skala Q : Klien mengatakan nyeri seperti
nyeri ditusuk-tusuk
R : Klien mengatakan nyeri terasa
-Memberikan teknik dibagian kaki
nonfarmakologi (tekni S : pasien mengatakan skala nyeri
nafas dalam ) diangka 3
-Mengajarkan teknik T :pasien mengatakan nyeri yang
nonfarmakologis untuk dirasa hilang timbul
mengurangi rasa nyeri DO : pasien tampak terlihat
memegamgi kakinya