DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK II
DOSEN PENGAMPUH :
Alhamdulliah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Hipertensi Pada Lansia”.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Ns. Nining Nirmalasari, S.Kep,.M.Kep pada mata kuliah Keperawatan Keluarga.
Kelompok II
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................................i
BAB I : PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ......................................................................................................................13
B. Saran ...............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang
semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Jumlah
lansia meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2%
dari seluruh penduduk dengan usia harapan hidup 64,05 tahun. Tahun 2006 usia harapan
hidup meningkat menjadi 66,2 tahun dan jumlah lansia menjadi 19 juta orang, dan
diperkirakan pada tahun 2020 akan menjadi 29 jutaorang atau 11,4%. Hal ini
menunjukkan bahwa jumlah lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu.
Semakin tingginya usia harapan hidup, maka semakin tinggi pula faktor resiko
terjadinya berbagai masalah kesehatan. Masalah umum yang dialami para lansia adalah
rentannya kondisi fisik para lansia terhadap berbagai penyakit karena berkurangnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh dari luar serta menurunnya efisiensi mekanisme
homeostatis, oleh karena hal tersebut lansia mudah terserang berbagai penyakit.
Menurut Jubaidi (2008) ada beberapa perubahan fisik pada lansia yang dapat
menjadi suatu kondisi lansia terserang penyakit, seperti perubahan kardiovaskuler.
Terdapat beberapa macam penyakit yang biasa menimpa para lansia antara lain
hipertensi, diabetes mellitus, jatung oroner, stroke, katarak, dan lain sebagainya. Macam-
macam masalah kesehatan tersebut yang sering menimpa lansia yaitu hipertensi yang bisa
menjadi awitan dari berbagai masalah kardiovaskuler lainnya yang lebih gawat.
Prevalensi kejadian hipertensi sangat tinggi pada lansia, yaitu 60%-80% pada usia
diatas 65 tahun. Tidak sedikit orang yang menganggap penyakit hipertensi pada lansia
adalah hal biasa. Sehingga mayoritas masyarakat menganggap remeh penyakit ini.
Hipertensi dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain gagal jantung dan
stroke (Muhammad, 2010).
B. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui konsep tentang lansia;
2. Untuk mengetahui konsep tentang tekanan darah;
3. Untuk mengetahui konsep tentang hipertensi;
C. Manfaat
Adapun manfaat penyusunan makalah ini adalah:
1. Pembaca dapat mengetahui konsep tentang lansia;
2. Pembaca dapat mengetahui konsep tentang tekanan darah;
3. Pembaca dapat mengetahui konsep tentang hipertensi;
BAB II
LANDASAN TEORI
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa muda.
Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar 60%
penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan perubahan
hormon setelah menopause (Marliani, 2007).
- Faktor Usia
Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga
prevalensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan
kematian sekitar 50 % diatas umur 60 tahun. Arteri kehilangan elastisitas atau
kelenturan serta tekanan darah meningkat seiring dengan bertambahnya usia.
Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur lima puluhan dan
enampuluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko
hipertensi.
b. Faktor Yang dapat di Ubah
- Obesitas
Pada usia pertengahan ( + 50 tahun ) dan dewasa lanjut asupan kalori sehingga
mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu
sebabnya berat badan meningkat. Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia.
Kelompok lansia karena dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti
artritis, jantung dan pembuluh darah, hipertensi (Rohendi, 2008).
- Kurang Olahraga
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak menular,
karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang
akan menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi). Kurangnya aktivitas fisik
menaikan risiko tekanan darah tinggi karena bertambahnya risiko untuk
menjadi gemuk.
- Kebiasaan merokok
Menurut Bowman (2007) dalam Anggraeni (2009) dalam Resiko merokok
berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap perhari, bukan pada lama
merokok. Seseorang yang merokok lebih dari satu pak rokok perhari menjadi
dua kali lebih rentan daripada mereka yang tidak merokok yang diduga
penyebabnya adalah pengaruh nikotin terhadap pelepasan katekolamin oleh
sistem saraf otonom.
- Mengkonsumsi Garam Berlebih
WHO merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi
risiko terjadinya hipertensi. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan
konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk
menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan
ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut
menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada
timbulnya hipertensi. (Wolff, 2008).
- Minum alcohol
Banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat merusak jantung dan
organ-organ lain, termasuk pembuluh darah. Kebiasaan minum alkohol
berlebihan termasuk salah satu faktor resiko hipertensi (Marliani, 2007).
- Minum Kopi
Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi mengandung
75 – 200 mg kafein, di mana dalam satu cangkir tersebut berpotensi
meningkatkan tekanan darah 5 -10 mmHg.
- Stress
Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten
(tidak menentu). Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan
darah menetap tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dengan latihan
olahraga secara teratur dapat meningkatkan fungsi tubuh terutama fungsi jantung.
Jantung yang merupakan salah satu organ vital tubuh sudah seharusnya dijaga
kesehatannya. Kerusakan pada jantung akan mempengaruhi semua sistem tubuh. Sebagai
contoh penyakit hipertensi, berawal dari hipertensi jika tidak tertangani secara baik akan
berakibat fatal salah satunya dapat menyebabkan penyakit stroke yang dapat berakhir
dengan kematian. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan jantung adalah dengan
olahraga yang teratur.
B. Saran
Untuk mencapai tekanan darah normal, selain melakukan olahraga senam secara
rutin, beberapa hal di bawah ini juga perlu mendapat perhatian, yaitu: