Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

GIZI LANSIA
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH GIZI DAN DIET

DOSEN PENGAMPU : AZRIANINGSIH , SKM

DISUSUN OLEH :

 ANGELINA Br.SITOMPUL ( 21004 )


 RAHMI MUTAMIMMAH ( 21022 )
 SYAKIRA FIZRA MAULIDA ( 21029 )
 TASYA SANTRI NABILA ( 21037 )

JURUSAN KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM I / BB BINJAI

T.A 2021 /2022


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut asma Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,
dan segala puji syukur kehadirat Allah SWT., Tuhan yang menguasai langit dan
bumi serta yang berada diantara keduannya. Kepasrahan atas ketetapan Allah
SWT yang bersenyawa dengan ketundukan pada kekuasaan-Nya yang tak
tertandingi, telah meniscayakan kita untuk selalu bernaung dibawah lindungan-
Nya dari konspirasi yang menjebak. Solawat dan salam tercurahkan kepada
baginda Rasulullah Muhammad Saw, Nabi yang telah menjadi suri teladan dan
pemimpin umat manusia menuju gerbang pencerahan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Gizi Lanjut
Usia (Lansia) ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Binjai, 28 Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………...
KATA PENGANTAR……...………………………………………………….......i
DAFTAR ISI……………………..………………………………………..............ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………................1
A. Latar Belakang……………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….......2
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………….....2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….....3
A. Pengertian Lanjut Usia (Lansia)……………………………………………...3
B. Kondisi Fisik Pada Lanjut Usia (Lansia)…………………………………… 3
C. Masalah Gizi Pada Lanjut Usia (Lansia)…………………………………… 7
D. Masalah Kesehatan Pada Lanjut Usia (Lansia)……………………………... 7
E. Kebutuhan Gizi Lanjut Usia (Lansia)………………………………………10
F. Peranan Gizi Bagi Lanjut Usia (Lansia)………………………………….. 12
G. Menu Seimbang Bagi Lanjut Usia (Lansia)……………………………….. 15
H. Faktor Yang Harus Diperhatikan Pada Lanjut Usia (Lansia)……………... 16
BAB III PENUTUP…………………………………………………………....20
A. Kesimpulan………………………………………………………………........20
B. Saran……………………....…………………………………………………..20
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….....iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan


dari bayi sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang
terakhir, dimana pada manusia seseorang mengalami kemunduruan fisik, mental
dan social sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-
hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu
penangan segera dan terintegrasi.
Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai
kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu, lansia juga masa dimana
seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa
pendapat mengenai usia seorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang
menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur 65 tahun, sebagai usia
yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang berlangsung
secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia.
Asupan gizi sangat diperlukan bagi usia lanjut untuk mempertahankan
kualitas hidupnya. Sementara untuk usia lanjut yang sakit, asupan gizi diperlukan
untuk proses penyembuhan dan mencegah agar tidak terjadi komplikasi.
Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan
penurunan daya ingat jangka pendek, melambatnya proses informasi kesulitan
mengenal benda-benda gangguan dalam penyusunan rencana yang dapat
mengakibatkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang disebut
amnesia atau pikun. Gejala pertama pelupa, perubahan kepribadian, penurunan
kemampuan untuk sehari-hari dan perilaku yang berulang-ulang dapat juga
disertai delusit palanoid atau perilaku antisosial lainnya.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pada Makalah “Gizi Lanjut Usia (Lansia) di


atas, maka penulis mengambil rumusan Masalah sebgai berikut :
1. Apa yang dimaksut dengan Lanjut Usia (Lansia)?
2. Bagaimana kondisi fisik pada Lanjut Usia (Lansia)?
3. Apa saja masalah gizi pada Lanjut Usia (Lansia)?
4. Apa saja masalah kesehtan pada Lanjut Usia (Lansia)?
5. Apa saja kebutuhan gizi pada Lanjut Usia (Lnasia)?
6. Bagaimana peranan gizi pada Lanjut Usia (Lansia)?
7. Menu seimbang pada Lanjut Usia (Lansia)?
8. Factor apa saja yang harus diperhatikan pada Lanjut Usia (Lansia)?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan Rumusan Masalah pada Makalah “Gizi Lanjut Usia (Lansia)


di atas, maka tujuan penulisan sebgai berikut :
1. Mengetahui pengertian Lanjut Usia (Lansia).
2. Mengetahui kondisi fisik pada Lanjut Usia (Lansia).
3. Mengetahui masalah gizi pada Lanjut Usia (Lansia).
4. Mengetahui masalah kesehtan pada Lanjut Usia (Lansia).
5. Mengetahui kebutuhan gizi pada Lanjut Usia (Lnasia).
6. Mengetahui peranan gizi pada Lanjut Usia (Lansia).
7. Mengetahui Menu seimbang pada Lanjut Usia (Lansia).
8. Mengetahui Factor yang harus diperhatikan pada Lanjut Usia (Lansia).

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lanjut Usia (Lansia)


Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses menua. Menurut
Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa
dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. Sedangkan menurut
Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan
dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 65 tahun ke atas, tidak mempunyai
penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi
kehidupannya sehari-hari. Saparinah (1983) berpendapat bahwa pada usia 55
sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai tahap penisium, pada
tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan
dan berbagai tekanan psikologis.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang
menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah
disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang
perlu penangan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu :
1. Usia pertengahan (middle age) kelompok usia 45 – 59 tahun.
2. Lanjut usia (alderly) kelompok usia 60 – 74 tahun
3. Lanjut usia tua (old) kelompok usia 75 – 90 tahun
4. Usia sangat tua (very old) kelompok usia diatas 90 tahun
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia
merupakan periode di mana seseorang individu telah mencapai kemasakan dalam
proses kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan
dengan waktu, tahapan ini dapat mulai sari usia 55 tahun sampai meninggal.
B. Kondisi Fisik Pada Lanjut Usia (Lansia)
Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya
kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya
3
tenaga berkurang, energi menurun, kulit mulai keriput, gigi mulai rontok,
tulang makin rapuh, dan sebagainya. Secara umum kondisi fisik seseorang yang
sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda.
Beberapa kemunduran organ tubuh pada lansia, di antaranya adalah
sebagai berikut :
1. Kulit : kulit berubah menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastic lagi.
Dengan demikian, fungsi kulit sebagai penyekat suhu lingkungan dan
perisai terhadap masuknya kuman terganggu.
2. Rambut : rontok, warna menjadi putih, kering, dan tidak megkilat ini
berkaitan dengan perubahan degeneratif kulit.
3. Seks : produksi hormon seks pada pria dan wanita menurun dengan
bertambahnya umur, selain itu, produksi hormon pada pria dan wanita
yang menurun juga dipengaruhi oleh menopause pada wanita dan
andropause pada pria.
4. Otot : jumlah sel otot berkurang, ukurannya atrofi, sementara jumlah
jaringan ikat bertambah, volume otot secara keseluruhan menyusut,
fungsinya menurun, dan kekuatannya berkurang.
5. Jantung dan pembuluh darah : pada manusia usia lanjut kekuatan mesin
pompa jantung berkurang. Berbagai pembuluh darah penting khusus yang
di jantung dan otot mengalami kekakuan. Lapisan inti menjadi kasar
akibat merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kadar kolesterol tinggi, dan
lain-lain. Yang memudahkan timbulnya penggumpalan darah dan
trombosit.
6. Tulang : ada proses menua kadar kapur atau kalsium dalam tulang
menurun, akibatnya tulang menjadi kropos atau osteoporosis dan mudah
patah. Dengan bertambahnya usia, terdapat peningkatan hilang tulang
secara linear
Adapun perubahan - perubahan fisik yang terjadi pada lanjut usia yaitu
sebagai berikut :
1. Sel
4
a. Lebih sedikit jumlahnya
b. Lebih besar ukurannya
c. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan
intraseluler.
d. Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.
e. Jumlah sel otak menurun.
f. Terganggunya mekanisme perbaikan sel.
g. Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%.

2. Sistem persarafan :

a. Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya dalam
setiap harinya).
b. Cepatnya menurun hubungan persarafan.
c. Lambat dalam respond an waktu untuk bereaksi, khususnya dengan
stress.
d. Mengecilnya saraf pancaindra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya
pendengaran, pengecilnya saraf pencium dan rasa, lebih sensitive
terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
e. Kurang sensitive terhadap sentuhan.
3. Sistem pendengaran

Presbiakuisis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya


kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap
bunyi suara atau nada – nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit di
menegerti kata – kata, 50 % terjadi pada usia diatas 60 tahun.
a. Membaran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
b. Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena
meningkatkan keratin.
c. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami
ketegangan jiwa atau stres.
4. Sistem penglihatan
a. Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya respon terhadap
sinar
5
b. Kornea lebih berbentuk sferis
c. Lensa lebih suram (kekeruhanpada lensa) menjadi katarak. Jelas
menyebabkan gangguan penglihatan.
d. Meningkatnya amabang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan lebih lamabat, dan susah melihat dalam cahaya gelap.
e. Hilangnya daya akomodasi.
f. Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas pandangannya
g. Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
5. Sistem kardiovaskuler
a. Elastisitas didnding aorta menurun.
b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektivitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari
tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah
menurun menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak).
e. Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi
dari pembuluh darah perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis
normal 90 mmHg.
6. Sistem pengaturan temperatur tubuh
Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja
sebagai suatu termosta, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran
terjadi sebagai faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara
lain:
a. Temperatur tubuh menurun (hiportemia) secara fisiologik 35 0 ini
akibat metabolisme yang menurun.
b. Keterbatasan refleks menggil dan tidak dapat memproduksi panas
yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
6
C.Masalah Gizi pada Lanjut Usia (Lansia)
1. Gizi berlebih
Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota
besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan
berlebih, apalai pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya
aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk
mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai
penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.
2. Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan
juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang
dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal.
3. Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah
dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang,
penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak
bersemangat.

D. Masalah Kesehatan pada Lanjut Usia (Lansia)


Penampilan penyakit pada lanjut usia (lansia) sering berbeda dengan pada
dewasa muda, karena penyakit pada lansia merupakan gabungan dari kelainan-
kelainan yang timbul akibat penyakit dan proses menua, yaitu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya,
sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki
kerusakan yang diderita.
Beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia sebagai
berikut
1. Kurang bergerak

7
Gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat menyebabkan lansia
kurang bergerak. Penyebab yang paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan
otot, gangguan saraf, dan penyakit jantung dan pembuluh darah.
2. Istabilitas
Akibat yang paling sering dari terjatuh pada lansia adalah kerusakan
bagian tertentu dari tubuh yang mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera
pada kepala, luka bakar karena air panas akibat terjatuh ke dalam tempat mandi.
Selain dari pada itu, terjatuh menyebabkan lansia tersebut sangat membatasi
pergerakannya.
3. Beser
Beser, buang air besar (bak) merupakan salah satu masalah yang sering
didapati pada lansia, yaitu keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan
kekerapan yang cukup mengakibtkan masalah kesehatan atau social. Beser bak
merupakan masalah yang sering kali dianggap wajar dan normal pada lansia,
walaupun sebenarnya hal ini tidak dikehendaki terjadi baik oleh lansia tersebut
maupun keluarganya.
4. Gangguan intelektual
Merupakan kumpulan gejala klinik yang meliputi gangguan fungsi
intelektual dan ingatan yang cukup berat sehingga menyebabkan terganggunya
aktivitas kehidupan sehari-hari. Kejadian ini meningkat dengan cepat mulai usia
60-85 tahun atau lebih, yaitu kurang dari 5% lansia yang berusia 60-74 tahun
mengalami demensia (kepikunan berat) sedangkan pada usia setelah 85 tahun
kejadian meningkat mendekati 50%. Salah satu hal yang dapat menyebabkan
gangguan intelektual adalah depresi sehingga perlu dibedakan dengan gangguan
intelektual lainnya.
5. Infeksi
Beberapa faktor resiko yang menyebabkan lansia mudah mendapat
penyakit infeksi karena kekurangan gizi, kekebalan tubuh yang menurun,
berkurangnya fungsi berbagai organ tubuh, terdapatnya beberapa penyakit
sekaligus (komordibitas) yang menyebabkan daya tahan tubuh yang sangat
8
berkurang. Selain tiu, faktor nutrisi, faktor lingkungan, jumlah dan keganasan
kuman akan mempermudah tubuh mengalami infeksi.
6. Gangguan pancaindera, komunikasi, penyembuhan, dan kulit
Akibat proses menua semua pancaindera berkurang fungsinya, demikina
juga gangguan pada otak, saraf dan otot-otot yang digunakan untuk berbicara
dapat menyebabkan terganggunya komunikasi, sedangkan kulit menjadi lebih
kering, rapuh dan mudah rusak dengan trauma yang minimal.
7. Depresi
Gejala-gejala depresi dapat berupa perasaan sedih, tidak bahagia, sering
menangis, merasa kesepian, tidur terganggu, pikiran dan gerakan tubuh lamban,
cepat lelah dan menurunnya aktivitas, tidak ada selera makan, berat badan
berkurang, daya ingat berkurang, sulit untuk memusatkan pikiran dan perhatain,
kurangnya minat, hulangnya kesenangan yang biasanya dinikmati, menyusahkan
orang lain, merasa rendah diri, harga diri dan kepercayaan diri berkurang merasa
bersalah dan tidak berguna, tidak ingin hidup lagi bahkan mau bunuh diri, dan
gejala-gejala fisik lainnya.
8. Kurang gizi
Kekurangan gizi pada lansia dapat disebabkan perubahan lingkungan
maupun kondisi kesehatan. Faktor lingkungan dapat berupa ketidaktahuan untuk
memilih makanan yang bergizi, isolasi social (terasing dari masyarakat) terutama
karena gangguan pancaindera, kemiskinan, hidup seorang diri yang terutama
terjadi pada pria yang sangat tua dan baru kehilangan pasangan hidup, sedangkang
faktor kondisi kesehatan Berupa penyakit fisik, mental, gangguan tidur,
alkoholisme, obat-obatan, dan lain-lain.
9. Daya tahan tubuh menurun
Daya tahan tubuh yang menurun pada lansia merupakan salah satu fungsi
tubuh yang terganggu dengan bertambahnya umur seseorang walaupun tidak
selamanya hal ini disebabkan oleh proses menua, tetapi dapat pula karena
berbagai keadaan seperti penyakit yang sudah lama diderita (menahun) maupun
penyakit yang baru saja diderita (akut) dapat menyebabkan penurunan daya tahan
9
tubuh seseorang. Demikian juga penggunaan berbagai obat, keadaan gizi yang
kurang, penurunan fungsi organ-organ tubuh, dan lain-lain.
10. Impotensi
Penyebab disfungsi ereksi pada lansia adalah hambatan aliran darah ke
dalam alat kelamin sebagai adanya kekakuan pada dinding pembuluh darah
(arteriosklerosis) baik karena proses menua maupun penyakit dan juga
berkurangnya sel-sel otot polos yang terdapat pada alat kelamin serta
berkurangnya kepekaan dari alat kelamin pria terhadap rangsangan.
11. Penyakit obat-obatan
Salah satu yang sering didapati pada lansia adalah menderita penyakit
lebih dari satu jenis sehingga membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi
sebagian lansia sering menggunakan obat dalam jangka waktu yang lama tanpa
pengawasan dokter dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat pemakaian
obat-obatan yang digunakan.
E. Kebutuhan Gizi Lanjut Usia (Lansia)
Adapun kebutuhan zat-zat gizi pada usia lanjut:
a. Energi
Pada manusia , kebutuhan energi menurun sehubungan dengan
meningkatnya usia. Hal ini disebabkan banyak sel,yang sudah kurang aktif yang
mengakibatkan kegiatan fisik juga menurun. Dalam “Widya Karya Pangan Dan
Gizi Tahun 1988” disebut kecukupan gizi yang dianjurkan untuk pria manula
adalah sebesar 2.100 kalori dan wanita 1.700 kalori. Kebutuhan kalori akan mulai
menurun pada usia 40-49 tahun sekitar 5%,pada usia 50-59 tahun dan usia 60-69
tahun menurun 10%.
b. Kalori
Kebutuhan energy pada usia lanjut menurun sehubungan dengan
penurunan metabolism basal (sel-sel banyak yang inaktif) dan kegitan fisik
cenderung menurun. Kebutuhan kalori akan menurun sekitar 5% pada usia 40 –
49 tahun dan 10% pada usia 50-59 tahun serta 60-69 tahun. Menurut widya karya
pangan dan gizi 1993,kecukupan gizi yang dianjurkan untuk usia lanjut.
10
c. Hidrat Arang
Penggunaan hidrat arang relatif menurun pada manula karena kecukupan
kalori juga menurun. Dianjurkan 50% dari total energy berasal dari hidrat arang.
d. Air dan Serat
Kebutuhan air meningkat dengan bertambahnya usia, Dianjurkan manula
mengonsumsi cairan minimum 6-8 gelas sehari.
e. Protein
Untuk usia lanjut protein berfungsi untuk mengganti sel-sel jaringan-
jaringan yang rusak serta mengatur fungsi fisiologi tubuh ,Dianjurkan memenuhi
kebutuhan protein terutama dari protein hewani dan nabati dengan perbandingan
1:3,.Jumlah protein yang diperlukan untuk laki-laki usia lanjut (60 tahun) adalah
55 g per hari dan wanita usia lanjut 48 g per hari.
f. Lemak
Pada usia lanjut di anjurkan untuk mengonsumsi asam lemak tak jenuh
(berasal dari nabati). Dan pembatasan konsumsi lemak untuk usia lanjut karena
meningkat:
1) Berkurangnya aktivitas tubuh.
2) Berkurangnya produksi enzim sehingga pencernaan lemak tidak sempurna
akan membebani lambung dan usus.
3) Bisa menyebabkan arterosklerosis bila mengonsumsi asam lemak jenuh yang
tinggi.
g. Vitamin
Adapun kebutuhan vitamin untuk usia lanjut per orang per hari Adalah:
1) Vitamin wanita 500 RE dan laki-laki 600 RE.
2) Vitamin B1 1,0 ug.
3) Vitamin B6 wanita 1,6 ug dan laki-laki 2,0 ug.
4) Vitamin B12 1,0 ug.
5) Asam Folat wanita 150 ug dan laki-laki 170 ug.
6) Vitamin C60 ug.
7) Vitamin D5 ug.
11
h. Mineral
Pada usia lanjut di anjurkan mengonsumsi makanan fe, Zn, selenium, dan
kalsium untuk mencegah anemia dan pengeroposan tulang terutama pada wanita.
Adapun kebutuhan mineral untuk usia lanjut perhari adalah:
1) Kalsium wanita 500 mg dan laki-laki 600mg.
2) Zat besi wanita 14 ug dan laki-laki 13 ug.
3) Natrium (NaCl)2,8-7,8 g.
4) Seng (Zn) 15 ug.
5) Selenium wanita 55 ug dan laki-laki 70 ug.
Dianjurkan pada usia lanjut dengan tekanan darah tinggi mengonsumsi
NaCl sejumlah 3 g per orang per hari karena dapat membantu menurunkan
tekanan darah.

F. Peranan Gizi Bagi Lanjut Usia (Lansia)


Peranan Energi
1. Energi untuk diukut dengan kalori dan menghasilkan dari karbohidrat,protein,
dan lemak.
2. Kelebihan energi dapat memengaruhi terjadinya penyakit degeneratif,karena
energy ini disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
3. Penyakit jantung dan penyakit degeneratif lainnya lebih banyak terdapat pada
orang-orang dengan energi yang berlebihan.
4. Kekurangan energi mengakibatkan berat badan rendah yang dapat
mengakibatkan fungsi umum menurun,seperti menurunnya daya tahan dan
kesanggupan kerja.
Peranan Protein
1. Pada usia lanjut fungsi protein yang di konsumsi tubuh tidak lagi untuk
pertumbuhan. Peranan protein yang utama adalah memelihara dan mengganti sel-
sel jaringan yang rusak,pengatur fungsi fisiologi organ tubuh.
2. Kebutuhan protein pada usia lanjut didasarkan kepada kebutuhan orang
dewasa muda pada umur 25 tahun,yaitu pada pria 0,95g/kg berat badan/hari
sedangkan pada wanita 0,87 g/kg berat badan/hari.

12
3. Kecukupan protein yang dianjurkan untuk orang indosnesia adalah 50 g/hari
untuk pria dengan umur 60 tahun ke atas dan 44g/hari untuk wanita dengan umur
60 tahun ke atas.
4. Dianjurkan kebutuhan protein pada usia lanjut dipenuhi dari protein yang
bernilai biologi tinggi seperti telut, akan dan lain-lain karena kebutuhan asam-
asam amino esensial meningkat pada usia lanjut.Tetapi konsumsi protein yang
berlebihan tidak bermanfaat Karena akan dapat memberatkan fungsi ginjal dan
hati.
Peranan lemak
1. Lemak merupakan sumber energi yang dapat disimpan di dalam tubuh sebagai
cadangan energy.
2. Konsumsi lemak yang berlebihan pada usia lanjut tidak dianjurkan karena
dapat meningkatkan kadar lemak dalam tubuh, khususnya kadar kolesterol darah.
3. Masukan lemak melalui makanan dianjurkan tidak melebihi 30% dari jumlah
total energi yang dibutuhkan.Untuk bangsa Indonesia konsumsi lemak dianjurkan
tidak melebihi 25% dari energi yang di butuhkan.
Peranan Mineral
Mineral dibutuhkan dalam jumlah sedikit namun peranannya sangat
penting dalam berbagai proses metabolik dalam tubuh,sehingga bila mengonsumsi
mineral kurang dari kebutuhan akan dapat mengganggu kelangsungan proses
tersebut.
Kalsium
Pada proses menua terjadi gangguan absorpsi kalsium,karena itu sangat
dianjurkan untuk mengonsumsi susu 1 gelas/hari.
Fe/Zat besi
Kebutuhan Fe yang dianjurkan sebesar 9 mg/orang/hari untuk
pria,sedangkan 8 mg/orang/hari untuk wanita.Anemia gizi sering terjadi pada usia
lanjut,diakibatkan rendahnya jumlah Fe dalam makanan yang di konsumsi
ataupun adanya penyakit pada lambung yang dapat mengganggu penyerapan Fe di
dalam saluran pencernaan.
13
Natrium
Kebutuhan NaCl adalah 2,8-7,8 g/orang/hari.Dianjurkan lansia dengan
tekanan darah tinggi mengonsumsi NaCl sejumlah 3 mg/orang /hari karena dapat
membantu menurunkan tekanan darah.
Air
Kebutuhan air meningkat dengan bertambahnya usia seseorang.Dengan
berkurangnya kemampuan ginjal,,maka air mempunyai peranan penting sebagai
pengangkut sisa metabolism dalam tubuh.Dianjurkan meminum air sebanyak 6-8
gelas atau lebih dalam sehari.
Peranan Serat
1. Pada manula serat diperlukan memungkinkan proses buang air besar menjadi
teratur dan menghindari berbagai penyakit.
2. Fungsi serat dalam usaha pencegahan penyakit yaitu mencegah penyakit
jantung koroner,kanker usus besar,penyakit diabetes melitus,penyakit divertikular
(penonjolan bagian luar usus), dan mencegah kegemukan.
Peranan Vitamin
1. Vitamin A
Penghasilan yang baik,ketahanan jaringan,daya tahan tubuh terhadap
infeksi sangat tergantung kepada kecukupan Vitamin A.Pada pria maupun wanita
usia umur 60 tahun ke atas kecukupan Vitamin A adalah 3.500-4.000
mikrogram/orang/hari.
2. Vitamin B1/Tiamina
Kecukupan Vitamin B1 untuk pria lanjut adalah 1,2 mg/orang/hari dan 1,0
mg untuk wanita lanjut.
3. Vitamin B6
Kecukupan Vitamin B6 yang dianjurkan pria lansia adalah 2,2
mikrogram/hari dan 2,0 mikrogram untuk wanita lanjut.
4. Folat
Di dalam tubuh asam folat berfungsi memproduksi sel darah merah dan di
butuhkan untuk sintesis asam amino.
14
5. Vitamin B12
Vitamin B12 merupakan unsur penting untuk meningkatkan kemampuan
daya ingat,bahkan bisa mengatasi persoalan kelainan saraf di samping itu Vitamin
B12 bekerja sama dengan asam folat memproduksi sel darah merah.
6. Vitamin C
Vitamin C sangat bermangfaat untuk menghambat berbagai penyakit pada
usia tua,berfungsi antara lain meningkatkan kekebalan tubuh,melindungi dari
serangan kanker,melindungi arteri,meremajakan dan memproduksi sel darah
putih,mencegah katarak,memperbaiki kualitas sperma,dan mencegah penyakit
gusi.
7. Vitamin D
Kecukupan Vitamin D yang dianjurkan lansia sebanyak 5 mikro gram/hari
atau 200 IU.Pada umumnya konsumsi Vitamin D wanita usia lanjut rendah
daripada pria usia lanjut.
8. Vitamin E
Vitamin E merupakan anti-oksida dan diduga berperan memperlambat
proses ketuaan pada usia lanjut.Kecukupan yang dianjurkan adalah 8mg alpha
tokoferol untuk pria dan 10 mg/hari untuk wanita.
9. Vitamin K
Kecukupan Vitamin K adalah 65 mcg/hari bagi wanita lansia dan 80
mgc/hari bagi pria lansia.
G. Menu Seimbang bagi Lanjut Usia (Lansia)
Menu seimbang usia lanjut adalah susunan makanan yang mengandung
cukup semua unsure gizi yang di butuhkan para usia lanjut. Syarat menu
seimbang untuk manula sehat yaitu sebagai berikut :
1. Mengandung zat gizi dari beraneka ragam bahan makanan.
2. Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi oleh usia lanjut adalah 50% dari
hidrat arang yang merupakan hidrat arang konpleks (sayuran,kacang-
kacangan,dan biji-bijian).
3. Jumlah lemak dalam makanan dibatasi,yaitu 25-30% dari total kalori.
15
4. Jumlah protein yang baik dikonsumsi disesuaikan dengan usia lanjut yaitu 8-
10% dari total kalori.
5. Dianjurkan mengandung tinggi serat yang bersumber pada buah,sayur dan
bermacam-macam pati,yang konsumsi dengan jumlah secara bertahap.
6. Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium,seperti susu
nonfat,yoghurt,ikan dan lain-lain.
7. Makanan mengandung tinggi zat besi yang bersumber dari protein hewani.
8. Membatasi penggunaan garam seperti monosodium glutamate,sodium
bikarbonat,sodium sistrate.
9. Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan makanan yang
segar dan mudah di cerna.
10. Hindari bahan makanan yang mengandung tinggi alkohol.
11. Makanan seaiknya yang mudah di kunyah seperi makanan lembek.

H. Faktor-faktor yang harus di perhatikan pada lansia


1. Lingkungan Sosial
Sosialisasi terhadap lingkungan sekitarnya untuk menghindari terjadinya
depresi, stres, paranoia, dan gangguan lain dengan cara :
a. Melakukan komunikasi dengan keluarga, teman maupun tetangga sekitar.
b. Melakukan aktivitas yang sesuai minat dan kemampuannya untuk mengisi
waktu luang.
c. Berkumpul bersama teman-teman semasa sekolah/kerja dan membuat teman
baru untuk menggantikan mereka yang telah meninggal atau yang telah pindah.
2. Gizi (Suplemen)
a. Untuk menjaga kondisi kesehatan yang prima dan tetap produktif di hari tua,
butuh zat gizi yang cukup sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu,
sehingga kesadaran akan perlunya menjaga konsumsi yang bergizi seimbang
seharusnya memang dimulai sejak usia muda sehingga setelah di usia lanjut
masalah gizi dapat di tanggulangi dengan baik.
b. Makanan yang bervariasi dengan sekurang-kurangnya tiga sajian sayur-
16
sayuran, dua sajian buah-buahan dan enam sajian hasil padi-padian setiap hari
dapat di berikan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi lansia dan pemilihan
makanan yang berbeda dari setiap kelompok makanan merupakan metode yang
paling baik untuk memastikan masukan zat gizi yang cukup.
c. Untuk mengatasi perubahan fungsi saluran pencernaan maka di sarankan
untuk mengonsumsi makanan berserat tinggi setiap hari dan minum paling sedikit
delapan gelas cairan seperti air, jus, dan lain-lain setiap haru untuk melembutkan
feces.
d. Untuk suplementasi tidak ada suplemen kecuali kalsium yaitu 1.000-1.500
mg/hari yang membutuhkan secara rutin oleh manula atau orang dewasa.
Dalam memenuhi kebutuhan nutrisi lansia maka perlu memerhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a. Maka yang diberikan/disajikan harus cukup memenuhi kebutuhan gizi.
b. Pemberian makanan pada waktunya secara teratur serta dalam porsi kecil tapi
sering.
c. Memberikan makanan terhadap dan bervariasi terutama bila nafsu makanya
berkurang
d. Memperhatikan makanan agar sesuai dengan selera.
e. Memberikan makanan lunak untuk menghindari obstipasi dan memudahkan
mengunyah.
f. Melakukan terapi gizi untuk usia lanjut yang menderita sakit yang dilakukan
oleh ahli gizi
3. Pola Hidup
Pada usia lanjut 90% tingkat kesegaran jasmaninya rendah terutama pada
komponen daya tahan kardio respirasi dan kekuatan otot. Maka hal yang dapat
dilakukan lansia untuk memperbaiki fungsi kardiovaskular dan menimbilkan
perasaan segar adalah melakukan olahraga adalah satu bentuk latihan fisik yang
memberikan pengaruh yang baik/positif terhadap kemampuan fisik seseorang
apabila dilakukan secara baik dan benar.

17
Manfaat Fisiologi :
a. Dampak langsung dapat membantu : (1) pengaturan kadar gula rendah; (2)
merangsang adrenalin dan nonadrenalin; (3) peningkatan kualitas dan kuantitas
tidur;
b. Dampak jangka panjang dapat meningkatkan : (1) Daya tahan
aerobik/kardiovaskular; (2) Kekuatan otot rangka; (3) Kelenturan; (4)
Keseimbangandan koordinasi gerak; (5) Kelincahan gerak;
Manfaat Psikologis :
a. Dampak langsung dapat membantu : (1) Member perasaan santai; (2)
Mengurangi ketegangan dan kecemasan; (3) Meningkatkan perasaan senang.
b. Dampak jangka panjang dapat meningkatkan : (1) Kesegaran jasmani dan
rohani secara utuh; (2) Kesehatan jiwa; (3) Fungsi kognitif; (4) Penampilan dan
fungsi motorik; (5) Keterampilan.
Manfaat Sosial :
a. Dampak langsung dapat membantu : (1) Pemberdayaan usia lanjut; (2)
Peningkatan integritas social dan kultur.
b. Dampak jangka panjang dapat meningkatkan : (1) Keterpaduan; (2)
Hubungan kesetiakawanan social; (3) Jaringan kerja sama social budaya; (4)
Pertahanan peran dan pembentukan peran baru; (5) Kegiatan antargenerasi.
4. Pola Makan
Pola makan yang tidak seimbang akan menyebabkan ketidakseimbangan
zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan terjadinya kekurangan gizi
atau sebaliknya pola konsumsi yang tidak seimbang juga mengakibatkan zat gizi
tertentu berlebih dan menyebabkan terjadinya gizi lebih. tidak seimbang konsumsi
zat gizi yang akan berpengaruh pada status gizinya.
Pengaturan makan untuk usia lanjut sebagai berikut :
a. Jadwal waktu makan dibuat lebih sering dengan porsi kecil.
b. Banyak minum dan kurangi garam.
c. Membatasi asupan makanan sumber kalori untuk menjaga berat badan tetap
dalam batas normal.
18
d. Memilih jenis makan yang mengandung serat agar buang air besar menjadi
mudah dan teratur.
e. Bagi mereka yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut : (1) Makanlah makanan yang mudah dicerna; (2) Hindari
makanan yang terlalu manis dan gurih; (3) Bila ada kesukaan mengunyah,
makanan harus lunak/dicicang. (4) Makanan selingan diberikan pada jam 10.00
pagi dan jam 16.00 sore.

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau
lanjut usia. Orang yang memasuki usia lanjut (lansia) memiliki ciri-ciri khas,
diantaranya usia lanjut merupakan periode kemunduran, orang lanjut usia
memiliki status kelompok minoritas, menua membutuhkan perubahan peran, dan
penyesuaian yang buruk pada lansia.
Pada lansia biasanya mengalami kemundaran fisik, mental dan sosia
sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukakan tugasnya sehari hari lagi.
Masalah-masalah pada lansia yang timbul karena perubahan yang terjadi pada
lansia.
Pada lansia terjadi perubahan fisik fisiologis, yang dapat menyebabkan
kemunduran fungsi tubuh akibat proses menua. Pada lansia terjadi kemunduran
fisik, seperti rambut memutih, rontok, kulit menjadi keriput dan tipis, dan lain-
lain.
Kebutuhan gizi bagi setiap manusia berbeda-beda tergantung dari jenis
kelamin, umur, aktivitas, ukuran dan susunan tubuh, iklim atau suhu udara,
kondisi fisik tertentu (sakit) serta unsur lingkungan. Beberapa faktor yang harus di
perhatikan pada lansia antara lain: lingkungan social, gizi (suplemen), pola hidup,
pola makan, membatasi minum kopi dan teh.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini
dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya,dan semoga
berguna bagi para pembaca.

20
DAFTAR PUSTAKA

Dwi, Roby. 2016. Makalah Gizi Lansia. http://robydwitheking.blogspot.co.id.


Diakses pada 09
Mei 2016.
Gaho, Van. 2015. Blog Kesehatanku: Makalah Lansia (Usia Lanjut).
http://blog-keajinanku.blogspot.co.id. Diakses pada 30 September 2015.

Anda mungkin juga menyukai