Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEBUTUHAN GIZI PADA LANSIA


Dosen Pengajar : Kristin Rosela, SST.M.Kes

Disusunoleh :

Kelompok 2
Aldi Jinarko (2020-01-14401-005)

Kristin (2020-01-14401-016)

Diana Safitri (2020-01-14401-009)

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PRODI D-III KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020/2021

Jalan Beliang No. 110 Palangka Raya Telp/Fax(0536)3227


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadiran Tuhan yang maha esa. Yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada seluruh umat manusia,sehingga penulisan makalah yang
berjudul ” Kebutuhan Gizi Pada Lansia” ini dapat terselesaikan. Penyusunan makalah ini
ditunjukan untuk memenuhi tugas yang telah diberikan dari Dosen pembimbing mata kuliah
Promosi kesehatan. Dalam kesempatan ini penulisan menyampaikan terima kasih kepada:

1. Selaku Dosen pengajar kami


2. Rekan-rekan yang telah membantu hingga selesainya makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa. Untuk itu kritik dan saran sangat kami
harapkan dari para pembaca demi perbaikan dan pengembangan makalah ini.

Demikianlah makalah ini dibuat, semoga dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan
pembaca pada umumnya.

Palangka Raya, 26 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Perumusan masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
Pembahasan................................................................................................................................3
2.1 Definisi Lanjut Usia (Lansia)...........................................................................................3
2.2 Pola Pengaturan Kebutuhan Gizi Pada Lansia.................................................................5
2.3 Peran Keluarga Dalam Pemenuhan Gizi Seimbang Pada Lansia.....................................8
2.4 Masalah Gizi Yang Terjadi Pada Lansia........................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Status gizi adalah suatu perubahan dalam tubuh akibat mengkonsumsi
makanan atau zat gizi dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik dan lebih
(Hasdianah dkk, 2014). Gizi sangat dibutuhkan bagi usia lanjut untuk
mempertahankan kualitas hidupnya. Bagi lanjut usia yang mengalami gangguan gizi
diperlukan untuk penyembuhan dan mencegah agar tidak terjadi komplikasi pada
penyakit yang dideritanya.Gizi merupakan unsur penting bagi kesehatan tubuh dan
gizi yang baik (Darmojo, 2011).
Pemenuhan gizi pada usia lanjut sangat penting.Pada usia lanjut menunjukkan
bahwa asupan energi pada usia lanjut sangat mempengaruhi ketahanan tubuh.
Apabila seseorang berhasil mencapai usia lanjut, maka salah satu upaya utama adalah
mempertahankan atau membawa status gizi yang bersangkutan pada kondisi
optimum agar kualitas hidup yang bersangkutan lebih baik. Perubahan status gizi
pada lanjut usia disebabkan perubahan lingkungan maupun faali dan status kesehatan
mereka. Faktor lingkungan antara lain meliputi perubahan kondisi ekonomi yang
terjadi akibat memasuki masa pensiun, isolasi sosial berupa hidup sendiri setelah
pasangannya meninggal, dan rendahnya pemahaman gizi menyebabkan mundurnya
atau memburuknya keadaan gizi lanjut usia.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah makalah ini
yaitu :
1. Pengertian lanjut usia (lansia) ?
2. Bagaimana pola pengaturan kebutuhan gizi pada lansia ?
3. Bagaimana peran keluarga dalam pemenuhan gizi seimbang pada lansia ?
4. Apa saja masalah gizi yang terjadi pada lansia ?
1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian lanjut usia (lansia)
2. Untuk mengetahui pola pengaturan kebutuhan gizi pada lansia.
3. Untuk mengetahui peran keluarga dalam pemenuhan gizi seimbang pada
lansia .
4. Untuk mengetahui masalah gizi yang terjadi pada lansia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Lanjut Usia (Lansia)


Lansia merupakan tahap akhir dari proses penuaan. Proses menjadi tua
akan dialami oleh setiap orang. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang
terakhir, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami kemunduran fisik,
mental dan social secara bertahap sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-
hari (tahap penurunan). Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk
hidup, termasuk tubuh, jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas
fungsional. Pada manusia, penuaan dihubungkan dengan perubahan degeneratif
pada kulit, tulang jantung pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh
lainnya. Dengan kemampuan regeneratif yang terbatas, mereka lebih rentan terkena
berbagai penyakit, sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang dewasa lain
(Kholifah, 2016).
Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari
60 tahun. Memasuki usia tua, seseorang mengalami perubahan fisik, mental dan
sosial secara bertahap. Perubahan fisik lansia yang semakin menurun akan
berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh lansia terhadap penyakit. Lansia rentan
mengalami penyakit yang berhubungan dengan proses menua salah satunya
hipertensi yang merupakan masalah kesehatan yang sering ditemukan pada lansia.
Dalam Undang-undang nomor 13 tahun 1998 dalam bab 1 pasal 1 ayat 2 yang
berbunyi “ lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas”.
Menurut World Health Organization (WHO), lansia dibagi menjadi 4 kriteria yaitu
usia pertengahan (middle ege) dari umur 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) dari
umur 60-74 tahun, lanjut usia (old) dari umur 75-90 tahun dan usia sangat tua (very
old) ialah umur diatas 90 tahun.
Penggolongan lansia menurut Depkes menjadi tiga kelompok yakni:
a) Kelompok lansia dini (55-64 tahun), merupakan kelompok baru memasuki
lansia.
b) Kelompok lansia (65 tahun ke atas)
c) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.

2.2. Pola Pengaturan Kebutuhan Gizi Pada Lansia


Pola makan sehat yang dianjurkan adalah terdiri dari sayuran segar dan buah
buahan, sedikit daging dan karbohidrat. The American Heart 12 Assosiation
menganjurkan pola makan sehat dengan pedoman sebagai berikut :
a) Asupan lemak kurang dari 30% total energi.
b) Asupan lemak jenuh kurang dari 10% total energi.
c) Asupan kolesterol tidak lebih dari 300 mg/hari.
d) Asupan karbohidrat 50% dengan porsi lebih banyak pada karbohidrat
kompleks.
e) Asupan protein merupakan sisa kebutuhan energi.
f) Asupan sodium (garam) harus dibatasi kurang dari 3 gram/hari.
g) Minuman keras atau beralkohol dan berkarbonasi tidak dianjurkan.
Bagi lanjut usia perlu diperhatikan seperti, makan dengan makanan yang mudah
dicerna, hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan gorenggorengan. Lebih
dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau
dipanggang. Bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu kurang
baik, makanan harus lunak/lembek atau dicincang. Dan tidak lupa makanan
selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan.
A. Yang Perlu Diperhatikan pada Pemenuhan Gizi Lansia
1) Batasi makanan yang manis-manis atau gula,makanan yang terlalu
pedas.
2) Batasi minum kopi atau teh,kurangani konsumsi makanan yang
terlalu asin.
3) Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur,
daging rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.
4) Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus,
direbus, atau dipanggang kurangi makanan yang digoreng.
B. Jenis – jenis Sumber Gizi
1) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh,dan akan
diproses didalam tubuh yang akan berfungsi sebagai cadangan
energi tubuh kita untuk beraktivitas. Contoh : nasi, roti, kentang,
sagu, sereal, pasta, singkong, dll.
2) Protein
Protein sangat penting bagi tubuh, yaitu sebagai pertumbuhan dan
perkembangan setiap sel dalam tubuh dan juga untuk menjaga
kekebalan tubuh. Contohnya : daging, telur, ikan, sedangkan dari
nabati bisa dari jenis kacang-kacangan.
3) Vitamin dan Mineral
Vitamin merupakan fungsi vital dalam metabolisme tubuh, yang
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh, sedangkan mineral sendiri
merupakan unsur pelengkap yang membantu dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan di dalam tubuh. Contoh : sayur-
sayuran, buah-buahan, air minearal, dll.

2.3. Peran Keluarga Dalam Pemenuhan Gizi Seimbang Pada Lansia


Keluarga sangat berperan penting dalam mempertahankan status gizi
lansia karena keluarga merupakan pihak terdekat bagi lansia. Dukungan keluarga
dalam pemenuhan gizi seimbang pada lansia sangat diperlukan agar tercapainya
status kesehatan lansia yang optimal sehingga kualitas hidup lansia dapat
meningkat (Siti dkk, 2009). dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan
interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota
keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang membutuhkan. Jenis-jenis
dukungan keluarga yang meliputi dukungan emosional & penghargaan, dukungan
fasilitas, dan dukungan informasional. Dukungan keluarga membuat keluarga
mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini
meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga.
Keterlibatan keluarga sangat penting untuk menyediakan nutrisi yang baik
disemua lingkungan. Kemampuan untuk memberikan makanan kesukaan lansia dan
memberikan atmosfer sosial yang mendorong asupan makanan adalah hal yang
terbaik yang dapat dilakukan oleh keluarga. Keluarga sering memilki keinginan yang
kuat untuk berpartisipasi. Keluarga merupakan support system utama bagi lansia
dalam mempertahankan kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia
antar lain menjaga atau merawat lansia, mempertahankan status mental,
mengantisipasi perubahan sosial ekonomi, serta memberikan motivasi dan
menfasilitasi kebutuhan spiritual bagi lansia (Maryam, 2011).

2.4. Masalah Gizi Yang Terjadi Pada Lansia


1. Gizi berlebih
Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota kota
besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu dan menyebabkan berat badan
berlebih, apalagi pada lansia penggunaan kalori berkurang karena
berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah
walaupun disadari untuk mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah
satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit jantung, kencing manis,
dan darah tinggi (Hipertensi ).
2. Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan
juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang
dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini
disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel
yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap
penyakitmenurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.
3. Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah
dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan
berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, Penampilan menjadi lesu dan
tidak bersemangat.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari
60 tahun. Memasuki usia tua, seseorang mengalami perubahan fisik, mental dan
sosial secara bertahap. Perubahan fisik lansia yang semakin menurun akan
berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh lansia terhadap penyakit. Lansia rentan
mengalami penyakit yang berhubungan dengan proses menua. Keluarga sangat
berperan penting dalam mempertahankan status gizi lansia karena keluarga
merupakan pihak terdekat bagi lansia. Dukungan keluarga dalam pemenuhan gizi
seimbang pada lansia sangat diperlukan agar tercapainya status kesehatan lansia
yang optimal sehingga kualitas hidup lansia dapat meningkat.
Daftar Pustaka

Boedhi, Darmojo, R. 2011. Buku Ajar Geriatric (Ilmu Kesehatan Lanjut Usia)

Edisi Ke-4. Jakarta: FKUI.

Hasdianah, dkk, 2014. Pemanfaatan Gizi, Diet dan Obesitas. Nuha Medika.

Yogyakarta.

Kholifah, N, S (2016). Keperawatan Gerontik. Jakarta Selatan. Modul Bahan Ajar

Cetak Keperawatan.

Maryam, R.S. 201. Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.

Proverawati, A. & Asfuah S., Siti. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Nuha Medika.

Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai