Anda di halaman 1dari 15

PEMENUHAN GIZI LANSIA DAN MASALAH GIZI LANSIA

Mata Kuliah : Keperawatan Gerontik


Dosen Pengampu : Dr. I Wayan Mustika, S.Kep., Ns., M.Kes.

Disusun oleh :

Kelompok 8

Kelas 3.1 D-III Keperawatan

1. Ni Putu Diah Puspita Dewi ( P07120120026 )


2. Adhe Irma Anantaliana Devi ( P07120120027 )
3. I Gede Oka Kusuma Jaya ( P07120120028 )

KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN


DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN

DENPASAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
berkatnya sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada dosen mata kuliah Keperawatan Gerontik yang telah memberikan
tugas sehingga dapat menambah wawasan serta pengetahuan dalam bidang studi
yang ditekuni.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan pembimbing dan pihak yang telah berkontribusi sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu pada kesempatan kali ini saya
ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Dr. I Wayan Mustika, S.Kep., Ns., M.Kes.selaku Dosen Pengampu Mata


Kuliah Keperawatan Gerontik
2. Serta teman-teman kami yang senantiasa memberikan doa serta dukungan
kepada kami.

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
penyempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat maupun referensi bagi seluruh pembaca.

Denpasar, 15 Agustus 2022


Daftar isi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kebutuhan gizi pada orang lanjut usia perlu mendapat perhatian, karena
kebutuhan gizi pada masa ini berubah dibandingkan dengan kebutuhan gizi
pada orang dewasa. Terjadi perubahan pada fungsi fisiologis tubuh dan sistem
metaboliknya sehingga mempengaruhi banyak hal termasuk kebutuhan gizi
yang menunjang kesehatan. Semua kebutuhan zat gizi harus diperhatikan,
yang paling dominan adalah zat makro, vitamin, dan beberapa mineral utama.
Gizi memegang peranan penting dalam kesehatan usia lanjut. Masalah
kekurangan gizi sering di alami oleh usia lanjut sebagai akibat dari
menurunnya nafsu makan karena penyakit yang di deritanya. Selain masalah
kekurangan gizi, masalah obesitas (kegemukan) juga sering dialami oleh usia
lanjut. Obesitas pada usia lanjut berdampak pada peningkatan resiko penyakit
kardiovaskuler, diabetes mellitus dan hipertensi. Asupan gizi sangat
diperlukan bagi usia lanjut untuk mempertahankan kualitas hidupnya.
Sementara untuk usia lanjut yang sakit, asupan gizi diperlukan untuk proses
penyembuhan dan mencegah agar tidak terjadi komplikasi. Pada usia lanjut
terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya ingat
jangka pendek, melambatnya proses informasi kesulitan mengenal benda-
benda gangguan dalam penyusunan rencana yang dapat mengakibatkan
kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang disebut amnesia atau
pikun. Gejala pertama pelupa, perubahan kepribadian, penurunan kemampuan
untuk sehari-hari dan perilaku yang berulang-ulang dapat juga disertai delusit
palanoid atau perilaku antisosial lainnya
Lansia (lanjut usia) adalah kelompok umur 60 tahun atau lebih, dimana
mengalami proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan
memperbaiki kerusakan yang ada (Darmojo, 2004). Dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia,
yang dimaksud dengan lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
tahun ke atas (Kemenkes RI, 2016). Menurut Depkes RI (2003) lansia
dikelompokkan menjadi 3 yaitu pra lansia, lansia, dan lansia resti. Pra lansia
yaitu lansia yang berumur 45-59 tahun, lansia yaitu 60-69 tahun dan lansia
resti lebih dari 70 tahun.
Populasi lansia mencapai 962 juta orang pada tahun 2017, angka ini
diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2050 yang diprediksikan akan
mencapai sekitar 2,1 miliar lansia di seluruh dunia. Presentase lansia di
Indonesia juga semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2019,
terdapat 9,60% (25,64 juta) lansia dari seluruh penduduk. Angka ini
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya terdapat 9,27% (24,49
juta) lansia di Indonesia (BPS, 2019). Menurut data Program Perencanaan
Gizi tahun 2019 proporsi lansia yang berada di Kota Pekanbaru sebesar 8,34%
dari total penduduk. Semakin meningkatnya jumlah penduduk lansia dengan
berbagai masalah gizi dan peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan
memberikan banyak konsekuensi bagi kehidupan terhadap masalah kesehatan,
ekonomi, serta sosial budaya yang cukup dari pola penyakit sehubungan
dengan proses penuaan, seperti penyakit degeneratif, penyakit metabolik dan
gangguan psikososial (Hatta dkk, 2018). Berbagai penyakit yang berhubungan
dengan usia lanjut antara lain diabetes mellitus, hipertensi, jantung koroner,
reumatik dan asma. Jadi langkah yang tepat mengurangi risiko terhadap
penyakit pada lansia adalah dengan pemenuhan gizi yang memenuhi
kebutuhan tubuh (Bahri dkk, 2016).
Lansia merupakan kelompok yang rentan gizi hal tersebut disebabkan
karena adanya proses penuaan secara biologis, fisik, dan psikologis pada
lansia, oleh karena itu asupan gizi yang adekuat dan seimbang sangat berperan
terhadap status gizi dan kesehatan lansia dalam jangka waktu lama, dengan
asupan zat gizi yang tercukupi diharapkan dapat meningkatkan status gizi
lansia ke taraf yang lebih tinggi (Arisanti dkk, 2014).
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pemenuhan gizi pada lansia ?
2. Apa saja masalah gizi pada lansia ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui tentang gizi lansia
2. Untuk mengetahui tentang apa saja masalah gizi pada lansia
1.4 MANFAAT PENULISAN
Sebagai bahan untuk memperoleh tambahan pengetahuan dan dapat
memberikan informasi kepada orang lain terkait dengan hal yang
bersangkutan mengenai gizi lansia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemenuhan Gizi Lansia
1. Pengertian Gizi Lansia
Gizi atau nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan
organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan,
pemeliharaan kesehatan. Penelitian di bidang nutrisi mempelajari
hubungan antara makanan dan minuman terhadap kesehatan dan
penyakit, khususnya dalam menentukan diet yang optimal.
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang.
Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai meninggal, yang
ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis
yang semakin menurun. Proses menua (lansia) adalah proses alami
yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial
yang saling berinteraksi satu sama lain
Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik
yang dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan
diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminyaselain itu dapat
mencegah kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat
memperpanjang usia
2. Tujuan gizi pada lansia
 Menjadikan lansia yang dapat terpenuhi akan kebutuhan
gizinya
 Terpenuhinya kebutuhan jasmani rohani sosial dalam
psikologis lanjut usia secara memadai serta teratasinya
masalah-masalah akibat usia lanjut
 Terlindunginya lanjut usia dari perlakuan yang salah
 Terlaksananya kegiatan-kegiatan yang bermakna bagi usia
lanjut
3. Kebutuhan Gizi Lansia
Kecukupan gizi usia lanjut berbeda dengan usia muda. Kebutuhan gizi
sangat dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas/kegiatan, postur
tubuh, aktivitas fisik dan mental (termasuk pekerjaan) sehari-hari,
iklim/suhu udara,kondisi fisik tertentu (masa pertumbuhan,sedang
sakit) dan unsure lingkungan (misalnya bekerja dibahan dengan bahan
nuklir). Konsumsi makanan yang cukup dan seimbang akan brmanfaat
bagi usia lanjut untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan
penyakit degenerative seperti penyakit jantung, ginjal, diabetes
mellitus, arthritis dan lain-lain atau kekurangan gizi yang seyogianya
telah dilakukan sejak muda. Adapun kebutuhan zat-zat gizi pada usia
lanjut :
a. Protein
Pada usia 50 tahun biasanya kebutuhan protein hanya 0,8 g/kilo
Berat Badan, tetapi ada juga yang merekomendasikan hingga 1,2
g/kilo Berat Badan sangat dianjurkan sumber protein untuk orang
lanjut usia, berasal dari protein yang berkualitas tinggi. Sumber
terbaik adalah ikan dan daging ( hindari bagian lemak ), serta
pengolahan yang baik adalah dengan cara direbus atau dikukus.
Fungsi dari protein sangat banyak tetapi yang terpenting adalah
proses regenerasi sel.
b. Karbohidrat
Anjuran kebutuhan karbohidrat pada masa ini berkisar 45-60% dari
total energi dan sebaiknya mengonsumsi karbohidrat kompleks
(misalnya : pati). Selain itu pilihan makanan yang berindeks
glikemik rendah harus diutamakan, misalnya beras merah, gandum,
roti putih, dan buah-buahan kaya serat. Karbohidrat sebgai sumber
energi utama bagi tubuh untuk menjalankan fungsi-fungsi dasar
organ tubuh dan untuk melakukan aktivitas fisik.
c. Lemak
Banyak orang mengatakan jika sudah tua sebaiknya tidak perlu
makan makanan yang berlemak, padahal pada usia tersebut tidak
ada masalah untuk mencerna lemak yang dikonsumsi. Lemak juga
dibutuhkan bagi orang usia lanjut, misalnya untuk memberikan
energi jangka panjang. Contoh dari makanan yang mengandung
lemak adalah keju, susu.
d. Air dan Serat
Kebutuhan air meningkat dengan bertambahnya usia. Dengan
berkurangnya kemampuan ginjal maka air punya peranan penting
sebagai pengangkut sisa pembakaran tubuh dan mendorong
peristaltic usus. Dianjurkan manula mengonsumsi cairan minimum
6-8 gelas sehari. Serat dalam makanan akan membantu mendorong
peristaltic usus dan dapat mencegah konstipasi pada manula.
e. Vitamin
Untuk usia lanjut dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi
makanan kaya vitamin A,D,E untuk mencegah penyakit
degeneratif(sebagai antioksida).Selain itu,mengonsumsi mkanan
yang banyak mengandung vitamin B12,asam folat dan B1 juga
dianjurkan,untuk menanggulangi resiko penyakit jantung. Adapun
kebutuhan vitamin untuk usia lanjut per orang per hari Adalah :
 Vitamin wanita 500 RE dan laki-laki 600 RE.
 Vitamin B1 1,0 ug.
 Vitamin B6 wanita 1,6 ug dan laki-laki 2,0 ug.
 Vitamin B12 1,0 ug.
 Asam Folat wanita 150 ug dan laki-laki 170 ug.
 Vitamin C 60 ug.
 Vitamin E wanita 8 ug dan laki-laki 10 ug.
4. Peranan Gizi Pada Lanjut Usia
a. Peranan Energi
Energi untuk diukut dengan kalori dan menghasilkan dari
karbohidrat,protein, dan lemak. Kelebihan energi dapat
memengaruhi terjadinya penyakit degeneratif,karena energy ini
disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Penyakit jantung dan
penyakit degeneratif lainnya lebih banyak terdapat pada
orangorang dengan energi yang berlebihan. Kekurangan energi
mengakibatkan berat badan rendah yang dapat mengakibatkan
fungsi umum menurun,seperti menurunnya daya tahan dan
kesanggupan kerja.
b. Peranan Protein
Pada usia lanjut fungsi protein yang di konsumsi tubuh tidak lagi
untuk pertumbuhan. Peranan protein yang utama adalah
memelihara dan mengganti sel-sel jaringan yang rusak,pengatur
fungsi fisiologi organ tubuh. Kebutuhan protein pada usia lanjut
didasarkan kepada kebutuhan orang dewasa muda pada umur 25
tahun,yaitu pada pria 0,95g/kg berat badan/hari sedangkan pada
wanita 0,87 g/kg berat badan/hari. Kecukupan protein yang
dianjurkan untuk orang indosnesia adalah 50 g/hari untuk pria
dengan umur 60 tahun ke atas dan 44g/hari untuk wanita dengan
umur 60 tahun ke atas. Dianjurkan kebutuhan protein pada usia
lanjut dipenuhi dari protein yang bernilai biologi tinggi seperti
telut, akan dan lain-lain karena kebutuhan asam-asam amino
esensial meningkat pada usia lanjut.Tetapi konsumsi protein yang
berlebihan tidak bermanfaat Karena akan dapat memberatkan
fungsi ginjal dan hati.
c. Peranan lemak
Lemak merupakan sumber energi yang dapat disimpan di dalam
tubuh sebagai cadangan energy. Konsumsi lemak yang berlebihan
pada usia lanjut tidak dianjurkan karena dapat meningkatkan kadar
lemak dalam tubuh, khususnya kadar kolesterol darah. Masukan
lemak melalui makanan dianjurkan tidak melebihi 30% dari jumlah
total energi yang dibutuhkan.Untuk bangsa Indonesia konsumsi
lemak dianjurkan tidak melebihi 25% dari energi yang di butuhkan.
d. Air
Kebutuhan air meningkat dengan bertambahnya usia
seseorang.Dengan berkurangnya kemampuan ginjal,,maka air
mempunyai peranan penting sebagai pengangkut sisa metabolism
dalam tubuh.Dianjurkan meminum air sebanyak 6-8 gelas atau
lebih dalam sehat. Air juga mempunyai peranan mendorong
peristaltik usus sehingga dapat mencegah kontipasi.
e. Peranan Serat
Pada manula serat diperlukan memungkinkan proses buang air
besar menjadi teratur dan menghindari berbagai penyakit. Fungsi
serat dalam usaha pencegahan penyakit yaitu mencegah penyakit
jantung koroner,kanker usus besar,penyakit diabetes
melitus,penyakit divertikular (penonjolan bagian luar usus), dan
mencegah kegemukan.
f. Peranan Vitamin
Secara umum vitamin mempunyai fungsi yaitu mengatur berbagai
proses metabolisme dalam tubuh,mempertahankan fungsi berbagai
jaringan,memengaruhi pertumbuhan dan pembentukan sel-sel baru
dan membentuk pembuatan zat-zat tertentu dalam tubuh.
 Vitamin A
Penghasilan yang baik,ketahanan jaringan,daya tahan tubuh
terhadap infeksi sangat tergantung kepada kecukupan
Vitamin A.Pada pria maupun wanita usia umur 60 tahun ke
atas kecukupan Vitamin A adalah 3.500-4.000
mikrogram/orang/hari. Contoh makanan yang mengandung
vitamin A adalah sayur bayam, wortel serta minyak ikan.
 Vitamin B1/Tiamina
Kecukupan Vitamin B1 untuk pria lanjut adalah 1,2
mg/orang/hari dan 1,0 mg untuk wanita lanjut. Misalnya,
padi, gandum, kacang-kacangan, bayam, selada, kubis,
asparagus, ikan, telur, susu, dan daging.
 Vitamin B6
Kecukupan Vitamin B6 yang dianjurkan pria lansia adalah
2,2 mikrogram/hari dan 2,0 mikrogram untuk wanita lanjut.
Misalnya, daging merah, kentang, kacang-kacangan, daging
unggas, telur dan sereal.
g. Peranan Karbohidrat
Zat gizi ini yang menjadi sumber energi tubuh untuk melewati
berbagai aktivitas harian. Menurut ahli, energi ini diperoleh dari
karbohidrat yang dicerna dan diolah tubuh menjadi glukosa.
Misalnya, nasi, gandum, roti putih, oat, kentang atau ubi.
5. Menu Seimbang Untuk Lanjut Usia
Zat Gizi yang diperlukan :
 Zat tenaga (karbohidrat): nasi, roti, singkong, jagung, ubi,
dll
 Zat pengatur (vitamin & mineral); sayur & buah-buahan
 Zat pembangun (protein nabati/hewani); daging, susu
rendah lemak, ikan, telur Penting untuk diperhatikan dalam
usaha mencapai gizi seimbang
- Banyak mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam
dan bergizi.
- Banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung
serat (sayur dan buaha-buahan).
- Banyak minum air putih (8-10 gelas/hari).
- Hindari makanan yang mengandung lemak tinggi,
seperti jeroan, daging kambing, otak, keju, sumsum
tulang, mentega, kuning telur, dll
- Mengurangi makanan yang mengandung garam/
makanan yang diawetkan.
- Kurangi makanan yang banyak mengandung
gula/terlalu manis.
- Berhenti merokok dan minum minuman beralkohol.
- Memelihara berat badan tetap dalam batas normal.
6. Contoh Pengaturan Menu Untuk Lansia
a. Pagi
Bubur ayam komplit (1 mangkok)
Selingan: Puding (1 potong)
b. Siang
Nasi (1 piring = 200 gr)
Perkedel daging cincang (1 potong = 50 gr)
Sayur bening bayam (1 mangkok = 100 gr)
Semangka (1 potong = 100 gr)
Pepes tahu (1 potong = 50 gr)
Selingan: Nagasari (1 buah)
c. Sore
Nasi (1 piring = 200 gr)
Pindang telor (1 butir = 50 gr)
Sayur sop (1 mangkok = 100 gr)
Tempe goreng (1 potong = 25 gr)
Pepaya (1 potong = 100 gr)
2.2 Masalah Gizi Pada Lansia
Menurut Asra & Sumiati (2007) pada lansia terdapat dua masalah
gizi yaitu gizi lebih dan gizi kurang :
1. Gizi lebih
Prevalensi obesitas menunjukan peningkatan sesuai dengan
pertambahan usia. Pada umumnya berat badan laki-laki mencapai
puncak pada usia 50-55 tahun. Pada wanita antara usia 55-60 tingkat
metabolisme basal dan pengeluaran untuk aktivitas fisik menurun saat
memasuki usia dewasa. Akan tetapi asupan kalori tidak diimbangi
sehingga berat badan meningkat.
2. Gizi kurang
Penurunan asupan kalori biasanya sejalan dengan penurunan
tingkat metabolisme susutnya masa tubuh serta menurunnya
penggunaan energi untuk aktivitas fisik. Hampir 20% lansia
mengkonsumsi 1000 kalori sehari kekurangan protein kalori umum
ditemukan pada lansia.
Masalah gizi Ianjut usia merupakan rangkaian proses masalah
gizi sejak usia muda yang manifestasinya terjadi pada lanjut usia.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa masalah gizi pada lanjut usia
sebagian besar merupakan masalah gizi lebih yang merupakan faktor
risiko timbulnya penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner,
diabetes mellitus, hipertensi, gout rematik, ginjal, perlemakan hati, dan
lain-lain. Namun demikian masalah kurang gizi juga banyak terjadi
pada lanjut usia seperti Kurang Energi Kronik (KEK), anemia dan
kekurangan zat gizi mikro lain (Kemenkes RI, 2012).
Dampak apabila terjadinya masalah gizi pada lansia adalah
sebagai berikut (Kemenkes RI, 2012):
1. Kegemukan atau obesitas
Keadaan ini biasanya disebabkan oleh pola konsumsi yang
berlebihan, banyak mengandung lemak dan jumlah kalori yang
melebihi kebutuhan. Proses metabolisme yang menurun pada lanjut
usia, bila tidak diimbangi dengan peningkatan aktifitas fisik atau
penurunan jumlah makanan, sehingga jumlah kalori yang berlebih
akan diubah menjadi lemak yang dapat mengakibatkan
kegemukan. Selain kegemukan secara keseluruhan, kegemukan
pada bagian perut lebih berbahaya karena kelebihan lemak di perut
dihubungkan dengan meningkatnya risiko penyakit jantung
koroner pada bagian lemak lain. Kegemukan atau obesitas akan
meningkatkan risiko menderita penyakit jantung koroner 1-3 kali,
penyakit hipertensi 1,5 kali, diabetes mellitus 2,9 kali dan penyakit
empedu 1-6 kali.
2. Kurang Energi Kronik (KEK)
Kurang atau hilangnya nafsu makan yang berkepanjangan
pada lanjut usia, dapat menyebabkan penurunan berat badan. Pada
lanjut usia kulit dan jaringan ikat mulai keriput, sehingga makin
kelihatan kurus. Disamping kekurangan zat gizi makro, sering juga
disertai kekurangan zat gizi mikro. Beberapa penyebab KEK pada
lanjut usia :
a) makan tidak enak karena berkurangnya fungsi alat perasa dan
penciuman
b) gigi-geligi yang tanggal, sehingga mengganggu proses
mengunyah makanan
c) faktor stress/depresi, kesepian, penyakit kronik, efek samping
obat, merokok, dll.
3. Kurang Zat Gizi Mikro lain
Biasanya menyertai lanjut usia dengan KEK, namun
kekurangan zat gizi mikro dapat juga terjadi pada lanjut usia
dengan status gizi baik. Kurang zat besi, Vitamin A, Vitamin B,
Vitamin C, Vitamin D, Vitamin E, Magnesium, kalsium, seng dan
kurang serat sering terjadi pada lanjut usia
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan gizi pada lansia (lanjut usia) perlu mendapatkan
lebih banyak perhatian karena pada individu yang sudah lanjut usia
sistem metabolisme tubuhnya sudah banyak berkurang fungsinya.
Sehingga tubuh memerlukan cakupan nutrisi dan gizi yang sesuai
dengan kebutuhannya, tidak kelebihan maupun kekurangan.
Kandungan nutrisi yang harus dipenuhi oleh individu yang sudah
lanjut usia antara lain yaitu protein, karbohidrat, lemak, vitamin
dan mineral yang cukup sesuai kebutuhannya.

3.2 Saran
Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat
untuk kita semua. Mohon maaf apabila masih banyak kekurangan
dan kesalahan dalam makalah ini, segala kritik dan saran akan
kami terima agar makalah kami bisa menjadi lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai