Anda di halaman 1dari 15

Makalah

Pengaturan Nutrisi Pada Lansia

Dosen pembimbing:
Nontje Legi, S. Si., M.Kes
Disusun oleh:
1. Ramdani Kusuma (22210053)
2. Runi Irtika Ismail (22210057)
3. Sri Puput Yunus (22210058)

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK.III MANADO


TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul,
"Pengaturan Pelayanan Nutrisi Pada Lansia". Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah Gizi Diet Program Studi Ilmu Akademi Keperawatan Rumkit III Manado.

Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen
mata kuliah Gizi Diet dan kepada teman-teman yang telah mendukung terselesaikannya makalah
ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya
makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca umumnya.

Manado,1 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Cover
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
LATAR BELAKANG............................................................................................1
RUMUSAN MASALAH.......................................................................................2
TUJUAN................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................3
2.1 Lanjut Usia.......................................................................................................3
2.2 Proses Penuaan.................................................................................................3
2.3 Nutrisi Lanjut Usia...........................................................................................4
2.4 Kebutuhan Gizi Lanjut Usia.............................................................................5
2.5 Panduan atau pola makan untuk memenuhi kebutuhan gizi lansia..................8
2.6 Langkah –langkah Hidup Sehat Untuk Lansia...............................................10
BAB III....................................................................................................................11
PENUTUP...............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................11
3.2 Saran...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Gizi sangat dibutuhkan bagi usia lanjut untuk mempertahankan kualitas


hidupnya. Bagi lanjut usia yang mengalami gangguan gizi diperlukan untuk
penyembuhan dan mencegah agar tidak terjadi komplikasi pada penyakit yang
dideritanya.Gizi merupakan unsur penting bagi kesehatan tubuh dan gizi yang
baik (Darmojo, 2011). Pemenuhan gizi pada usia lanjut sangat penting.Pada
usia lanjut menunjukkan bahwaasupan energi pada usia lanjut sangat
mempengaruhi ketahanan tubuh. Apabila seseorang berhasil mencapai usia
lanjut, maka salah satu upaya utama adalah mempertahankan atau membawa
status gizi yang bersangkutan pada kondisi optimum agar kualitas hidup yang
bersangkutan lebih baik. Perubahan status gizi pada lanjut usia disebabkan
perubahan lingkungan maupun faali dan status kesehatan mereka. Perubahan
ini makin nyata pada kurun usia dekade 70an. Faktor lingkungan antara lain
meliputi perubahan kondisi ekonomi yang terjadi akibat memasuki masa
pensiun, isolasi sosial berupa hidup sendiri setelah pasangannya meninggal,
dan rendahnya pemahaman gizi menyebabkan mundurnya atau memburuknya
keadaan gizi lanjut usia. Perubahan gizi lanjut usia merupakan salah satu
masalah yang harus dihadapi, hal ini terjadi oleh beberapa faktor antara lain :
perubahan pola makan, faktor ekonomi keluarga,perubahan fisik dan mental
lanjut usia. Perubahan fisik dan penurunan fungsi tubuh akan mempengaruhi
konsumsi dan penyerapan zat gizi. Zat gizi termasuk zat besi pada lanjut usia
yang mempunyai efek dari penurunan kemampuan lansia dalam beraktivitas
dan menurunkan kekebalan tubuh (Maryam,2008). Keluarga merupakan
dukungan utama bagi lanjut usia dalam mempertahankan kesehatannya. Peran
keluatga dalam perawatan lanjut usia adalah menjaga dan merawat lanjut usia,
memberikan gizi yang dibutuhkan lanjut usia. Peran keluarga sangat penting
dalam pemenuhan gizi lanjut usia, maka keluarga harus memperhatikan gizi
untuk lanjut usia, serta keluarga bisa memberikan gizi yang dibutuhkan oleh
lanjut usia. Peran keluarga berperan penting dalam pemenuhan gizi lanjut usia,
Lanjut usia juga membutuhkan gizi yang cukup untuk kekebalan fisiknya.
Tetapi sebagian besar keluarga belum mengetahui gizi yang baik untuk lanjut
usia. Keluarga hanya memberikan makanan seadanya tanpa mempedulikan gizi
untuk lanjut usia itu sendiri . Kurangnya pengetahuan mengenai gizi lanjut
1
usiadan cara pengolahannya yang baik bagi lanjut usia adalah faktor yang
mempengaruhi status gizi lanjut usia,penyakait-penyakit kronis yang diderita
lanjut usia, pengaruh psikologis, kesalahan pola makan serta kurangnya faktor
ekonomi/ketebatasan ekonomi keluarga juga menyebabkan kurangnya gizi
pada lanjut usia. Keadaan sosial ekonomi keluarga seperti pendapatan,
pekerjaan, pendidikan keluarga juga mempengaruhi status gizi lanjut usia. 3
Keluarga yang berpendapatan terbatas akan membelanjakan uangnya untuk
makan secukupnya tanpa mempedulikan gizi lanjut usia, mereka sekedar
membeli makanan untuk mengenyangkan perutnya saja (Darmojo,2011).
Lanjut usia seperti juga tahapan-tahapan usia yang lain dapat juga mengalami
keadaan gizi baik dan gizi kurang baik. Lanjut usia di indonesia yang berada
dalam keadaan kurang gizi sebanyak 3,4%, berat badan kurang 28,3%, berat
badan ideal berjumlah 42,4%, berat badan lebih sebanyak 6,7% dan obesitas
3,4% (Darmojo, 2006).

RUMUSAN MASALAH

1. Berapa batasan umur yang termasuk kelompok lajut usia?


2. Bagaimana proses menua yang berhubungan dengan nutrisi lanjut usia?
3. Berapa kebutuhan gizi untuk lanjut usia?

TUJUAN

1. Mengetahui batasan umur kelompok lanjut usia


2. Mengetahui proses menua yang berhubungan dengan nutrisi lanjut usia
3. Mengetahui kebutuhan gizi untuk lanjut usia
4. Panduan atau pola makan untuk memenuhi kebutuhan gizi lansia

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Lanjut Usia

Menurut WHO lanjut usia dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu:


1. Usia pertengahan (45-59 tahun) 2. Lanjut usia (60-74 talium)
3. Lansia tua (75-90 tahun)
4. Usia sangat tua (>90 tahun)
Menurut Kementerian Kesehatan RI, lanjut usia dikelompokkan menjadi:
1. Pra lanjut usia (45-59 tahun)
2. Lanjut usia (60-69 mhun)
3. Lanjut usia risiko tinggi (270 tahun atau usia 2 60 tahun dengan masalah kesehatan)

2.2 Proses Penuaan

Proses pertumbuhan dan perkembangan manusia berlangsung sepanjang masa, sejak


dari janin, hayi, halita, remaja, dewasa hingga masa tua, Pruses menua berlangsung
secara alamiah, terus menerus dan berkesinambungan. Pada akhirnya akan
menyebabkan perubahan anatomi, fisiologi dan biokimia pada jaringan tubuh
sehingga mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan
Proses menua sangat individual dan berbeda perkembangannya pada tiap individu,
karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal yang
mempengaruhi proses menua adalah asupan makanan, pendidikan, sosial budaya,
penyakit infeksi/degeneratif, higiene sanitasi lingkungan, ekonomi dan dukungan
keluarga. Faktor eksternal lain yaitu kemunduran psikologis seperti sindroma lepas
jabatan, perissan sedih dan sendiri, perubahan status sosial sangat mempengaruhi
proses menua pada seseorang.

3
Asupan makanan sangat mempengaruhi proses menua karena seluruh aktivitas sel
atau metabolisme dalam tubuh memerlukan zat-zat gizi yang cukup. Sementara itu
perubahan biologis pada lanjut usia merupakan faktor internal yang pada akhirnya
dapat mempengaruhi status giri.

2.3 Nutrisi Lanjut Usia

Kebutuhan gizi pada lanjut usia spesifik, karena terjadinya perubahan proses fisiologi
dan aktivitas dan adanya penyakit yang di derita oleh lanjut usia. psikososial sebagai
akibat proses menua. Pada prinsipnya kebutuhan gizi pada lanjut usia mengikuti
prinsip gizi seimbang. Konsumsi makanan yang cukup dan seimbang bermanfaat bagi
lanjut usia untuk mencegah atau mengurangi risiko penyakit degeneratif dan
kekurangan gizi, Kebutuhan gizi lanjut usia dihitung secara individu berdasarkan
berat badan, tinggi badan,

Faktor yang Berhubungan dengan kebutuhan Gizi Lanjut Usia


Kebutuhan gizi lanjut usia sangat dipengaruhi oleh faktor berikut:
1. Perubahan Fisiologis
a. Pengurangan massa otot dan bertambahnya massa lemak, dapat menurunkan jumlah
cairan tubuh sehingga kulit terlihat mengerut dan kering, wajah berkeriput dengan
garis-garis yang menetap Lanjut usia terlihat kurus Akibatnya menurunkan kebutuhan
energy dan kebutuhan protein,
b. Postur tubuh yang lebih besar memerlukan energi lebih banyak dibandingkan
postur tubuh yang lebih kecil.
c. Gangguan indera perasa, penciuman, pendengaran, penglihatan dan perabuan
menurun, Menurunnya fungsi indera perasa berkaitan dengan kekurangan kadar zink
menyebabkan berkurangnya nafsu makan pada lanjut usia. Sensitifitas terhadap rasa
4
manis dan asin biasanya berkurang, ini menyebabkan lanjut usia senang makan yang
manis dan asin.
d. Gigi-gdligi yang tanggal menyebabkan gangguan fungsi mengunyah yang
mengakibatkan kurangnya asupan makanan pada lanjut usia seperti protein, asupan
vitamin dan mineral
e. Cairan saluran cerna dan enzim-enzim yang membantu peneemaan berkurang pada
proses menua. Nafsu makan dan kemampuan penyerapan zat-zat gizi juga menurun
terutama lemak dan kalsium. Menurunnya sekresi air ludah mengurangi kemampuan
mengunyah dan menelan makanan. Pada lambung, faktor yang berpengaruh terhadap
penyerapan vitamin B 12 berkurang, sehingga dapat menyebabkan anemia.

f. Penurunan mobilitus usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernpa seperti


perut kembung, nyeri perut dan susah buang air besar. Hal ini dapat menyebabkan
menurunnya nafsu makan dan terjadinya wasir.
g. Penuriman kemampuan motorik menyebabkan lanjut usia kesulitan untuk makan.
h. Terjadinya penurunan fungsi sel otak, menyebabkan penurunan daya ingat jangka
pendek, melambatnya proses informasi, mengatur dan mengurutkan sesuatu yang
dapat mengakibatkan kesulitan dalam melakukan aktifitas schuri-hari disebut dengan
demensia pikun.
i. Kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga berkurang,
sehingga dapat terjadi pengenceran Natrium. Selain itu pengeluaran urine diluar
kesadaran (incontinensia urine) menyebabkan lanjut usia sering mengurangi minum,
sehingga dapat menyebabkan dehidrasi.
j. Daya tahan tubuh usia lanjut menurun sehingga mudah untuk terserang infeksi
menyebabkan penurunan asupan makanan

2.4 Kebutuhan Gizi Lanjut Usia

Angka kecukupan gizi (AKG) adalah angka kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari
bagi hamper semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan
aktivitas untuk mencegah terjadinya defisiensi gizi.
Berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang
Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia untuk kelompok umur lansia adalah sebagai
berikut:

5
Tabel 2.2 Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat. Serat dan Air yang
dianjurkan untuk orang Indonesia (perorang perhari)
Kelompok Umur BB TB Energi Protein Lemak(g) Karbon Serat Air
(kg) (kg) (kkal) (g) Hidrat (g) (ml)
Total n-6 n-3 (g)
LAKI-LAKI
30-44 tahun 62 168 2625 65 73 17,0 1,6 394 38 2600
50-64 tahun 62 168 2325 65 65 14,0 1,6 349 33 2600
65-80 tahun 60 168 1900 62 53 14,0 1,6 309 27 1900
80+ tahun 58 168 1522 60 42 14,0 1,6 248 22 1600
PEREMPUAN
30-44 tahun 55 159 2150 57 60 12,0 1,1 323 30 2300
50-56 tahun 55 159 1990 57 53 11,0 1,1 285 28 2300
65-80 tahun 54 159 1550 56 43 11,0 1,1 252 22 1600
80+ tahun 53 159 1425 55 40 11,0 1,1 232 20 1500

(Sumber: Permenkes No 75 tahun 2013)


1) Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi/kalon berkurang dengan meningkatnya usia. Kebutuhan ebergi
berkaitan dengan penurunan massa otot. Basal Metabolic Rate (BMR) dan aktivitas
fisik.
Perhitungan Kebutuhan Energi
Berikut ini beberapa cara untuk menghitung kebutuhan energi:
a) Hanis dan Benedict
Merupakan cara yang banyak digunakan untuk menetapkan kebutuhan energi
seseorang.
Rumusnya dibedakan antara kebutuhan untuk laki-laki dan perempuan.

Laki-laki BEE 66+ 13,7 (BB)+5 (TB)-6,8 (umur)


Perempuan BEE 655+96 (BB) + 1.7 (TB)-4.7 (umur)

Faktor koreksi BEE untuk berbagai tingkat stress adaiah:


Stress ringan = 1,3 x BEE
Stress sedang = 1,5 x BEE
Stress berat = 2,0 x BEE
Kanker = - 1,6 x BEE
6
b) Rule of Thumb (menggunakan BB ideal)
Cara cepat untuk menghitung kebutuhan energi adaiah:
Laki-laki :30 Kkal/kgBB

Perempuan:25 Kkal/kgBB

2) Kebutuhan Protein
Perhitungan kebutuhan protein
a) Kecukupan protein sehari yang dianjurkan pada lanjut usia adalah sekitar 0,8
gram/kgBB atau 10-15% dari kebutuhan energy
b) Dianjurkan memenuhi kebutuhan protein nabati lebili banyak dari protein
hewani Sumber protein nabati yang dianjurkan adalah kacang-kacangan dan
produk olahannya. Sumber protein hewan yang dianjurkan adarah ikan, daging
dan ayam tanpa lemak.susu tanpa lemak
3) Kebutuhan Lemak
Perhitungan kebutuhan lemak.
a) Pada lanjut usia konsumsi lemak dianjurkan tidak melebihi 20-25% dari
kebutuhan energi dengan rasio lemak tidak jenuh lemak jenuh = 2:1
b) Kolesterol merupakan sejenis lemak yang hanya terdapat di makanan hewani
terutama pada otak. hati, daging berlemak, kuning telur, konsumsinya harus
dibatasi. Kolesterol tidak melebihi 300 mgr hari didalam makanan. Perhatian
khusus untukkonsumsi lemak pada lanjut usia adalah mengurangi jumlah
asupan lemak jenuh dengan meningkatkan asupan lemak tak jenuh.
4) Kebutuhan Karbohidrat
Penggunaan karbohidrat relatif menurun pada lanjut usia, karena kebutuhan energi
juga menurun, Lanjut usia disarankan mengkonsumsi karbohidrat komplek dari
pada karbohidrat sederhana, karena mengandung vitamin, mineral dan serat.
Perhitungan kebutuhan karbohidrat didasarkan kepada sisa dari total energi setelah
dikurangi energi dari protein dan lemak, Dianjurkan lanjut usia mengkonsumsi
karbohidrat 60-65% dari total kebutuhan energi.
5) Kebutuhan Vitamin,
Perhitungan kebutuhan vitamin didasarkan kepada angka kecukupan gizi yang
dianjurkan. Namun untuk kondisi tertentu vitamin diberikan dalam jumlah yang
lebih tinggi atau lebih rendah diandingkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan.
Perubahan biologis dan fisiologis pada proses penuaan menyebabkan asupan
vitamin rendah. Selain itu juga ada gangguan absorpsi dari beberapa vitamin.
Vitamin memiliki peran penting untuk mencegah dan memperlambat proses
degeneratif pada lanjut usia. Bila asupan tidak adekuat bisa diberikan suplementasi

7
vitamin dengan dosis yang tepat. Karena pemberian vitamin dalam dosis besar
juga dapat menurunkan fungsi organ. Vitamin yang dianjurkan untuk lanjut usia
adalah vitamin A. D. E. K. Vitamin B1 B2 B3, B5 (Pantotenat), B6, folat, B12.
Biotin Kolin, dan vitamin C.
6) Kebutuhan Mineral
Perhitungan kebutuhan mineral didasarkan kepada angka kecukupan gizi yang
dianjurkan. Namun untuk kondisi tertentu mineral diberikan dalam jumlah yang
lebih tinggi atau lebih rendah diandingkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan.
Beberapa penurunan asupan mineral berpengaruh terhadap kesehatan lanjut usia:
a) Kalsium
Kelompok lanjut usia wanita rentan mengalami osteoporosis, abosrpsi kalsium
dan meningkatnya sekresi kalsium menyebabkan kehilangan massa tulang.
Kebutuhan besi berkurang pada perempuan karena tidak menstruasi.
Peningkatan asupan kalsium pada wanita postmenopausal tidak banyak berarti,
kecuali jika dibarengi dengan vitamin D dan estrogen.
b) Zat Besi
Kebutuhan zat besi pada kelompok lanjut usia wanita berkurang karena
mengalami menopause
c) Magnesium
Berguna untuk menjaga fungsi otot, saraf dan struktur tulang. Semakin
bertambah usia maka absorpsi menurun dan ekskresi mengalami peningkatan.
7) Kebutuhan serat dan cairan
Serat : Kebutuhan serat 25-30 gram/hari
Cairan :Masukan cairan pedu diperhatikan karena adanya mekanisme rasa haus
dan menurunnya cairan tubuh total (penurunan massa lemak). Lanjut usia
membutuhkan cairan antara 1.5-2 liter per hari (6-8 gelas).

2.5 Panduan atau pola makan untuk memenuhi kebutuhan gizi lansia

Selain memenuhi daftar gizi, lansia pun perlu menerapkan pola makan yang
seimbang agar tubuhnya tetap sehat. Berikut adalah tips untuk menerapkan pola makan
lansia yang sehat dan seimbang:

1. Batasi konsumsi gula, garam, dan lemak

Membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak sangat penting untuk menjaga
kesehatan lansia. Pasalnya, konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih akan
meningkatkan risiko hipertensi, stroke, penyakit jantung, dan diabetes. Oleh karena itu,
Anda sebaiknya menghindari makanan mengandung gula, mengurangi asupan garam,
serta membatasi konsumsi lemak jenuh, seperti mentega, kulit ayam, atau daging sapi.
Sebagai gantinya, Anda bisa mengonsumsi makanan mengandung lemak tak jenuh,

8
seperti kacangkacangan, biji-bijian, ikan, atau minyak sayur. Anda pun bisa mengganti
garam dengan rempah untuk menambah rasa, seperti lada.

2. Tetap melakukan aktivitas fisik

Tak hanya mengatur pola makan, gaya hidup sehat lansia lainnya juga perlu
diterapkan, yaitu melakukan aktivitas fisik. Melalui aktivitas fisik, kalori yang masuk dari
makanan akan terbakar sehingga dapat membantu menjaga berat badan.
Tak hanya itu, aktivitas fisik juga dapat membantu Anda merasa lapar. Cara ini biasanya
digunakan untuk mengatasi kehilangan nafsu makan pada lansia.

3. Pastikan makan tiga kali sehari

Melewatkan makan dapat meningkatkan risiko malnutrisi pada lansia. Oleh karena
itu, sebaiknya lansia harus memastikan untuk tidak melewatkan sarapan, makan siang,
dan makan malam secara teratur. Cara ini juga dapat membantu Anda mencegah rasa
lapar pada waktu yang tidak tepat, seperti malam hari. Selain itu, ini juga dapat
membantu mengontrol porsi makan lansia agar tidak berlebih dalam sekali makan.

Waktu Makan Pria (2200 kal) Wanita (1850 kal)


Pagi 1 ½ gls nasi/ pengganti 1 gls nasi/ pengganti
1 butir telur (Telur Mata Sapi) 1 btr telur
100 gr sayuran (Cah Kangkung) 100 gr sayuran
1 gls susu skim 1 gls susu skim

Pukul 10.00 Snack/buah (Nagasari) Snack/buah (Nagasari)


Siang 1 ½ gls nasi 1 gls nasi
50 gr daging/ikan/unggas 50 gr daging/ikan/unggas
(Pepes Ikan)
25 gr tempe/kacang-kacangan 25 gr tempe/kacang-kacangan
(Tempe bb Tomat) 150 gr sayuran
150 gr sayuran (Sayur Asem) 1 ptg buah
1 ptg buah (Semangka)

Pukul 17.00 Snack/ buah Snack/ buah


(Bubur Kacang Hijau)

Malam 1 ½ gls nasi 1 gls nasi


50 gr daging/ikan/unggas 50 gr daging/ikan/unggas
(Basho Daging) 50 gr tahu
50 gr tahu (Hot Tahu) 150 gr sayuran
150 gr sayuran (Sup Sayur) 1 ptg buah
1 ptg buah (Pisang)

9
2.6 Langkah –langkah Hidup Sehat Untuk Lansia

Selain dari makanan untuk menjaga kesehatan, lansia juga perlu beberapa kegiatan
yang harus dilakukan seperti :
1. Olah raga yang teratur dan sesuai
2. Istirahat tidur yang cukup
3. Menjaga kebersihan
4. Memeriksakan kesehatan secara teratur
5. Mental dan batin tenang dan seimbang
6. Rekreasi

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Nutrisi adalah zat yang diperlukan tubuh untuk membentuk energi dan
berlangsungnya fungsi organ tubuh secara normal. Nutrisi sangat penting bagi manusia
karena nutrisi merupakan kebutuhan fital bagi semua makhluk hidup. Pada tiap tahapan
usia memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda, sehingga diperlukan pola makan dan
menu yang seimbang sesuai dengan kebutuhan pada tahapan usia masing-masing.

3.2 Saran

Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan.
Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara
makan-makanan dengan gizi seimbang dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk
setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari maka
tubuh manusia bisa terserang penyakit akibat imunt tubuh yang menurun.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://makalahlistavanny.blogspot.com/2014/10/kebutuhan-nutrisi-pada-
berbagai-tahapan.html
Morley JE, Silver AJ. Nutritional issues in nursing home care. Ann Intern Med
1995;123:850-59. 20. Enny E. Elnovriza D. llamid S. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan status gizi usila di Kota Padang tahun 2006. Jurnal Kesehatan Masyarakat
2006;1(1):5-8, 21.

Saniawan IM. Status gizi pada lanjut usia pada Banjar Paang Tebel di Desa
Peguyangan Kaja

Wilayah Kerja Puskesmas III Denpasar Utara. Jurnal Ilmiah Keperawatan


2009;2(1):45-9.

12

Anda mungkin juga menyukai