Anda di halaman 1dari 23

GIZI PADA ANAK REMAJA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi Daur Hidup II


Dosen Pengampu : Ramadhaniah, S.Gz.,MPH

Disusun Oleh:
Raudhatul Jannah (211010320007)
Nurul Aqla (2110103200)
Reva Ferma Reda (21101032000)

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS UBUDIYAH INDONESIA
BANDA ACEH
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang ‘‘Gizi pada Anak Remaja”
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu kami cukup
menyadari bahwa tidak pernah ada kesempurnaan hakiki selama karya adalah
ciptaan dan hasil karya dari manusia. Begitu juga dengan makalah yang kami
sajikan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk dapat
menambah dan memperluas khazanah pengetahuan agar terus mendekati
kesempurnaan. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan informasi yang lebih lanjut kepada pembaca.

Banda Aceh, Maret 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
t

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 1
1.3 Tujuan Masalah.....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Prinsip Gizi Pada Anak Remaja............................................................3
2.2 Konsep Gizi Seimbang Pada Remaja ..................................................3
2.3 Kebutuhan Gizi Remaja........................................................................7
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Remaja dan Dewasa....13
2.5 Pengaruh Status Gizi terhadap Sistem Reproduksi Remaja................17

BAB III KESIMPULAN


3.1 Kesimpulan............................................................................................18
3.2 Saran......................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Pada
masa ini, makanan kesukaan sering menyebabkan terjadinya gizi buruk. Proses
pertumbuhan dan perkembangan sudah berjalan agak lambat karena masa ini
merupakan masa terakhir dari proses tersebut (Banudi, 2013).
Masa remaja adalah saat terjadinya perubahan-perubahan cepat sehingga
asupan gizi remaja harus diperhatikan benar agar mereka dapat tumbuh optimal.
Terlebih lagi pada masa ini, aktivitas fisik remaja umumnya lebih banyak. Semua
itu tentu akan menguras energi yang berujung pada keharusan untuk
menyesuaikan dengan asupan zat gizi yang seimbang (Susilowati and
Kuspriyanto, 2016). Remaja di Indonesia yang berusia antara 10 hingga 19 tahun
dihadapkan pada tiga beban gizi dengan Ko-eksistensi antara gizi kurang, gizi
lebih dan kekurangan zat gizi mikro
Masalah gizi juga kerap sekali terjadi pada masa remaja jika pemenuhan
gizinya tidak sesuai yang bisa mengakibatkan kurang gizi, obesitas, hingga
anemia besi yang sering dialami oleh remaja putri. Hal ini tentunya tidak luput
dari faktor yang dapat mempengaruhinya seperti faktor psikologis, faktor
kebiasaan makan, lingkungan sekolah, sosial budaya, hingga pengaruh obat-
obatan (Banudi, 2013).
Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan diatas maka penulis akan
membahas lebih lanjut mengenai Gizi Pada Remaja dalam makalah ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Bagaimana prinsip gizi pada anak remaja?
b. Bagaimana konsep seimbang bagi remaja?
c. Seperti apa kebutuhan gizi bagi remaja?
d. Faktor apa yang mempengaruhi kebutuhan gizi remaja dan dewasa?
e. Seperti apa pengaruh status gizi terhadap sistem reproduksi remaja?

1
1.3 TUJUAN
a. Untuk mengetahui prinsip gizi pada anak remaja
b. Untuk mengetahui konsep gizi seimbang bagi remaja
c. Untuk mengetahui kebutuhan gizi bagi remaja
d. Untuk mengetahui apa yang mempengaruhi kebutuhan gizi remaja dan
dewasa
e. Untuk mengetahui pengaruh status gizi terhadap sistem reproduksi remaja

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Gizi Pada Anak Remaja


Kelompok ini merupakan usia peralihan dari remaja ke dewasa, kelompok
ini umumnya berada di sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.
Periode ini merupakan periode kritis dalam pertumbuhan fisik, psikis dan
perilakunya. Memasuki kelompok remaja umumnya gaya hidup dan kebiasaan
makan mulai berubah sesuai perubahan kebutuhan karena perubahan fisiknya. Zat
gizi khusus akan diperlukan berkaitan denagn kegiatannya yang dilakukan saat ini
seperti olahraga, merokok, alkohol, persiapan kehamilan dan lain-lain (Damayanti
& Lestari, 2017).
Pada remaja yang sedang mengalami pertumbuhan fisik pesat serrta
perkembangan dan maturasi seksual, pemenuhan kebutuhan gizi merupakan hal
yang mutlak. Defisiensi energi dan zat gizi lainnya yang terjadi pada masa ini
dapat berdampak negatif yang dapat berlanjut sampai dewasa. Adapun gizi pada
remaja hendaknya mengandung zat gizi yang diperlukan untuk pertumbhan fisik
dan perkembangan kognitif serta maturasi seksual serta memberikan cukup
cadangan bila sakit atau hamil (Februhartanty, 2019).
2.2 Konsep Gizi Seimbang pada Remaja
Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat
kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini
dipengaruhi oleh keadaan gizi. Pola makan merupakan perilaku penting yang
dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Hal ini disebabkan karena kuantitas
dan kualitas makanan dan minuman yang di konsumsi akan mempengaruhi
asupan zat gizi sehingga akan mempengaruhi taraf kesehatan (Februhartanty,
2019).

3
Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta
perkembangan fisik dan kecerdasan seluruh kelompok umur. Gizi baik membuat
berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah terkena penyakit infeksi,
produktivitas kerja meningkat serta terlindungi dari penyakit kronis dan kematian
dini. Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis dan
penyakit tidak menular terkait gizi, maka pola makan masyarakat perlu
ditingkakan ke arah konsumsi gizi seimbang. Fenomena pertumbuhan pada masa
remaja menuntut kebutuhan zat gizi yang tinggi agar tercapai potensi
pertumbuhan secara maksimal. Tidak terpenuhinya kebutuhan gizi pada masa ini
dapat berakibat terlambatnya pematanagn seksual dan hambatan pertumbuhan
linier. Dengan demikian perhitungan terhadap kebutuhan zat gizi pada kelompok
ini harus memperharikan kondisi-kondisi tersebut, khusus remaja putri perhatian
harus lebih ditekankan terhadap persiapan mereka sebelum menikah
(Februhartanty, 2019).
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-
zat gizi dengan jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan
memperhatikan prinsip atau pilar gizi seimbang. Prinsip gizi seimbang pada
remaja yaitu dengan mempertahankan berat badan (BB) ideal/normal,
keanekaragaman atau variasi makanan, melakukan aktivitas fisik secara teratur
serta berperilaku hidup bersih (Kemenkes RI 2019).
a. Keanekaragaman atau variasi makanan
Tidak adasatupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi secara
lengkap. Konsumsi makanan pokok dan lauk pauk yang bervariasi serta
dalam jumlah yang cukup. Mengkonsumsi air minum yang bersih, aman
dan cukup jumlahnya. Sebagian besar (2/3) kebutuhan air dipenuhi dari
minuman, kurang lebih 2 liter atau 8 gelas per hari untuk remaja serta
membatasi konsumsi gula, garam dan lemak.

4
b. Membiasakan berperilaku hidup bersih
Remaja harus membiasakan diri berperilaku hidup bersih dengan selalu
menjaga kebersihan badan dan lingkungan, termasuk mencuci tangan dan
sikat gigi untuk menghindari sumber penyakit/infeksi. Membatasi
minuman yang mengandung gula terlalu banyak seperti minuman bersoda
dan beralkohol.

c. Beraktivitas fisik secara teratur


Aktivitas fisik berperan dalam menyeimbangkan zat gizi yang keluar dari
dan yang masuk ke dalam tubuh. Menurut WHO seseorang perlu
melakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur dan terukur paling
tidak 60 menit dalam sehar. Lebih dari 60 menit lebih baik apalagi jika
termasuk penguatan tulang dan otot minimal 3 kali seminggu agar lebih
bugar dan lebih bersemangat belajar.

5
d. Mempertahankan berat badan normal
Remaja perlu memantau berat badan dan mempertahankannya dalam
keadaal ideal. Perlu diketahui bahwa ideal bukan berarti langsing, jadi
jangan terlalu terobsesi dengan bentuk tubuh langsing apalagi kurus. Cara
mempertahankan berat badan normal adalah dengan menjaga pola makan
dengan gizi seimbang dan beraneka ragam serta mempertahankan
kebiasaan latihan fisik.

e. Membiasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi


Meskipun kedua kelompok pangan (protein hewani dan nabati) tersebut
sama-sama menyediakan protein, tetapi masing-masing kelompok pangan
tersebut memiliki keunggulan dan kekurangan. Protein hewani mempunyai
asam amino yang lebih lengkap dan mempunyai mutu zat gizi yaitu
protein, vitamin dan mineral lebih baik karena lebih mudah diserap oleh
tubuh. Tetapi pangan hewani mengandung tinggi kolestrol (kecuali ikan)
dan lemak. Kolestrol dan lemak jenuh diperlukan tubuh terutama pada
anak-anak tetapi perlu dibatasi asupannya pada orang dewasa.
f. Membiasakan sarapan
Membiasakan sarapan berati membiasakan diri dalam rangka mewujudkan
hidup sehat, aktif, dan produktif. Karena itu sarapan merupakan salah satu

6
perilaku penting dalam mewuudkan gizi seimbang. Sarapan yang baik
terdiri dari pangan karbohidrat, pangan lauk pauk, sayuran dan buahan.

2.3 Kebutuhan Gizi pada Remaja


Penentuan kebutuhan gizi remaja secara umum didasarkan pada RDA
(Recomended Daily Allowances). Untuk praktisnya, RDA disusun berdasarkan
perkembangan kronologis, bukan kematangan. Karena itu, jika konsumsi energi
remaja kurang dari jumlah yang dianjurkan tidak berarti kebutuhannya belum
tercukupi. Status gizi remaja harus dinilai secara perorangan berdasarkan data
yang diperoleh dari pemeriksaan klinis, biokimia, antropometris, diet, serta
psikososial (Arisman, 2004).
Pada usia 16 tahun remaja putera memerlukan lebih banyak energi sekitar
3.470 kkal perhari, dan menurun menjadi 2.900 kkal pada usia 16-19 tahun.
Kebutuhan remaja putri memuncak pada usia 12 tahun (2.550kkal), untuk
didasarkan pada stadium perkembangan fisiologis, bukan usia kronologis. Wait
dkk, menganjurkan penggunaan kkal per cm tinggi badan sebagai penentu
kebutuhan akan eneri yang lebih baik. Perkiraan energi untuk remaja putra berusia
11-18 tahun yaitu 13-23 kkal/cm, sementara remaja putri dengan usia sama uaitu
10-19 kkal/cm. Perhitungan besarnya kebutuhan akan protein berkaitan dnegan
pola tumbuh, bukan usia kronologis. Untuk remaja putra, kisaraan besarnya
kebutuhan ini ialah 0,29-0,32 g/cm tinggi badan. Sementara remaja putri hanya
0,27-0,29 g/cm. Kebutuhan akan semua jenis mineral juga meningkat.
Peningkatan kebutuhan akan besi dan kalsium paling mencolok karena kedua
mineral ini merupakan komponen penting pembentuk tulang dan otot. Asupan

7
kalsium yang dianjurkan sebesar 800 mg (praremaja) sampai 1.200 mg (remaja)
(Arisman, 2004).
Pada usia remaja tubuh memerlukan zat gizi tidak hanya untuk
pertumbuhan fisik saja tetapi juga untuk perkembangan organ tubuh khsuusnya
organ seksualnya. Oleh karena itu tubuh memerlukan zat gizi makro dan mikro
dengan cukup. Jumlah kebutuhan zat gizi untuk masa remaja ini ditetapkan dalam
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (2013), untuk anak laki-laki usia 13-15 th
dengan BB 46kg, TB 158cm dan usia 16-18 th dengan BB 56kg dan TB 165 cm.
Semenatara untuk perempuan usia 13-15 th dengan berat 46 kg, TB 155 cm dan
usia 16-18 th dengan BB 50kg dan TB 158 cm (Damayanti & Lestari, 2017).
Makanan yang dipilih dengan baik setiap hari akan memberikan semua zat
gizi yang diperlukan untuk fungsi normal tubuh, sebaliknya makanan yang tidak
dipilih dengan baik akan memberikan dampak tubuh mengalami kekurangan gizi
esensial tertentu (Damayanti & Lestari, 2017).
a. Energi
Energi untuk tubuh di ukur dengan kalori yang diperlukan untuk
melakukan aktivitas fisik sehari-hari. Secara umum remaja laki-laki
memerlukan energi lebih banyak daripada perempuan. Remaja laki-
laki memerlukan 2400-2500 kkal/hari sementara perempuan
memerlukan sebesar 2000-2200 kkal/hari. Angka tersebut dianjurkan
sebanyak 50-60% berasal dari karbohidrat kompleks yang diperoleh
dari bahan makanan seperti beras, terigu, umbi-umbian, jagung dan
hasil olahnya.
b. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama untuk aktivitas tubuh
sehingga pemenuhannya dianjurkan sebesar 50-60% total kalori.
Bahan makanan sumber karbohidrat yang baik untuk dikonsumsi
anatra lain beras, umbian, jagung, dll.
c. Protein
Peranan protein yang utama adala memelihara dan mengganti sel yang
rusak, pengatur fungsi biologis organ tubuh. Kebutuhan protein bagi

8
remaja masih cukup tinggi karena proses pertumbuhan cepat sedang
terjadi. Anjuran kebutuhan protein pada kelompok remaja laki-laki
adalaj 66-72 g/hr, sedangkan untuk remaja perempuan 59-69 g/hari
atau 14-15% dar kalori total. Sumber protein utama adalah ikan,
daging, ayam, tempe, tahu dan kacangan.
d. Lemak
Konsumsi lemak yang berlebihan pada usia remaja tidak dianjurkan
karena dapat meningkatkan kadar lemak dalam tubuh khususnya kadar
kolestrol darah yaitu 20-25% dari kalori total, sumber nya minyak dan
mentega.
e. Serat
Pada manusia usia remaja serat di perlukan untuk memungkinkan
proses buang air besar menjadi teratur dan menghindari penyakit. Serat
dapat memberikan rasa kenyang pada waktu yang lama.
f. Mineral
Mineral dibutuhkan remaja diperlukan dalam jumlah sedikit, sungguh
demikian peranannya sangat penting dalam berbaga porses
metabolisme dalam tubuh. Kebutuhan mineral usia remaja :
 Kalsium : 1000-1200 mg/hr (pria), 1000-1500mg/hr (wanita
 Zat besi : 13-19mg/hr untuk laki-laki dan 26mg/hr untuk
perempuan
 Na : 1200-1500mg/org/hr
 Air : 6-8 gls/org/hr
g. Vitamin
Vitamin dibutuhkan untuk mengatur berbagai proses metabolisme
dalam tubuh, mempertahankan fungsi berbagai jaringan serta
mempengaruh dalam pembentukan sel-sel baru. Kebutuhan vitamin
usia remaja:
 Vitamin A : 600mg/org/hr
 Vitamin B1 : 1,0-1,2mg/hr
 Vitamin B6 : 2,0-2,2mg/org/hr

9
 Vitamin B12 : 1,8-2,4 mcg/org/hr
 Vitamin C : 60-75 mg/hr
 Vitamin D : 15 mcg/hr
 Vitamin E : 11-15 mg/org/hr
h. Zat Besi
Kebutuhan zat besi pada remaja juga meningkat karena terjadinya
petumbuhan yang cepat. Kebutuhan besi pada remaja laki-laki
meningkat karena ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi
Hb. Setelah dewasa, kebutuhan besi akan menurun. Pada perempuan,
kebutuhan yang tinggi akan besi terutama disebabkan kehilangan zat
besi selama menstruasi. Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan
terhadap anemia besi dibandingkan laki-laki. Hal lain yang perlu
diingat adalah tingkat penyerapan zat gizi dari makanan umumnya
sangat rendah yaitu kurang dari 10%. Sumber besi dari hewani
mempunyai tingkat penyerapan zat gizi yang lebih tinggi dibandingkan
sumber nabati. Status besi dalam tubuh juga mempengaruhi efisiensi
penyerapan besi. Pada remaja dengan defisiensi besi maka penyerapan
besi akan lebih efisien dibandingkan yang tidak defisiensi besi.
Sumber protein nabati yang dapat meningkatkan penyerapan besi
adalah vitamin C dan sumber protein hewani tertentu (daging, ikan).
Zat yang dapat menghambat penyerapan zat besi yaitu cafein, tannin,
fitat, dan zinc. Angka kecukupan gizi besi untuk remaja perempuan
adalah 26mg/hr, sedangkan untuk laki-laki 15-19mg/hr. Makanan yang
banyak mengandung zat besi adalah hati, daging merah (sapi,
kambing, domba), daging putih (ayam, ikan), kacang-kacangan dan
sayuran hijau (Ningtyas, dkk 2020).
Menurut Fitriani, tingginya kebutuhan energi dan nutrien pada remaja
dikarenakan perubahan dan pertambahan berbagai dimensi tubuh (BB, TB) massa
tubuh serta komposisi tubuh sebagai berikut;
a. Tinggi Badan
 sekitar 15-20% tinggi badan dewasai dicapai pda masa remaja

10
 Percepatan tumbuh anak laki-laki terjadi lebih belakangan serta
puncak percepatan lebih tinggi dibanding anak perempuan.
Pertumbuhan linier dapat melambat bila kecukupan makanan dan
energi sangat kurang
b. Berat badan
 Sekitar 25-50% final berat badan ideal dewasa dicapai pada masa
remaja
 Waktu pencapaian dan jumlah penambahan berat badan sangat
dipengaruhi oleh asupan makanan dan energi
c. Komposisi tubuh
 Pada masa pra pubertas proporsi jaringan lemak dan otot maupun
massa tubuh tanpa lemak pada anak laki-laki dan perempuan sama
 Anak lelaki yang sedang tumbuhpesat, penambhana jaringan otot
lebih banyak daripada jaringan lemak secara proporsional,
demikian pula massa tubuh tanpa lemak dibanding anak
perempuan
 Jumlah jaringan lemak pada tubuh orang dewasa normal adalah
23% pada perempuan dan 15% pada laki-laki
 Sekitar 45% tambahan massa tulang terjadi pada masa remaja dan
pada akhir dekade kedua kehidupan 90% massa tulang tercapai
 Terjadi kegagalan penambahan massa tulang pada perempuan
dengan pubertas terlambat sehingga kepadatan tulang lebih rendah
pada masa dewasa
 Pemantauan pertumbuhan selama pubertas dapat menggunakan
indeks TB/U, BB/TB dan IMT/U (indeks massa tubuh menurut
umur).

11
12
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Remaja dan Dewasa
Banudi, (2013) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kebutuhan gizi remaja yaitu sebagai berikut;
a. Faktor Psikologis
Masa remaja adalah masa yang menuntut kebebasan, begitu juga dalam hal
memilih makanan. Beberapa kelompok remaja memakan suatu makanan
hanya untuk bisa diterima di kelompok tersebut.
b. Kebiasaan makan
Pada masa remaja sering timbul kebiasaan untuk mengonsumsi kudapan
yang berlebihan sehingga hampir keseluruhan dari jumlah konsumsinya
sehari-hari didapat dari kudapan yang hanya merupakan sumber
karbohidrat saja
c. Lingkungan sekolah
Jika kantin sekolah hanya menyediakan makanan-makanan yang
merupakan sumber karbohidrat saja, akan besar sekali pengaruh kantin ini
terhadap terjadinya kesalahan gizi remaja
d. Sosial budaya

13
Adanya pantanagn atau larangan terhadap beberapa makanan, masih sering
terjadi di masyarakat terutama untuk kaum remaja putri sehingga dapat
merugikan apabila justru makanan larangan tersebut adalah makanan yang
bergizi.
e. Pengaruh obat-obatan
Beberapa remaja sering menggunakan obat-obatan seperti heroin yang
dapat berpengaruh buruk terhadap nafsu makan serta lambung (kram). Hal
ini akan mengakibatkan pengaruh buruk pada keadaan gizi remaja
tersebut.

Sedangkan menurut Fitriani, ada beberapa faktor yang dapat


mempengaruhi kebutuhan gizi remaja yaitu diantaranya;

a. Faktor ekonomi
Meningkatnya taraf hidup masayrakat, pengaruh promosi melalui iklan,
serta kemudian informasi dapat menyebabkan perubaha gaya hidup serta
timbulnya kebutuhan psikogenik baru dikalangan masyarakat ekonomi
mennegah ke atas. Tingginya pendapatan yang tidak diimbangi dengan
pengetahuan gizi yang cukup akan menyebabkan seseorang menjadi
sangta konsumtif dalam pola makannya sehari-hari sehingga pemilihan
suatu bahan makanan lebih didasarkan pada pertimbangan selera makan
dibandingkan aspek gizi.
b. Faktor sosialbudaya
Pantangan dalam mengonsumsi jenis makanan tertentu dapat dipengaruhi
oleh faktor budaya/kepercayaa. Pantangan yang didasarioleh kepercayaan
pada umumnya mengandung perlambang nasihat yang dianggap baik ata
tidak baik yang lambat laun akan menjadi kebiasaan. Kebudayaan suatu
masyarakat mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruh
seseorang dalam memilih dan mengolah pangan yang akan dikonsumsi.
Budaya mempengaruhi seseorang dalam menentukan apa yang akan
dimakan, bagaimana pengolahan, persiapan dan penyajiannya serta untuk
siapa, dan dalam kondisi bagaimana pangan tersebut dikonsumsi

14
c. Agama
Pantangan yang didasari agama khususnya islam disebut haram dan
individu yang melanggar hukumnya berdosa. Konsep halal dan haram
sangat mempengaurhi pemilihan makanan yang akan dikonsumsi
d. Pendidikan
Salah satu contoh prinsip yang dimiliki seseorang dengan pendidikan
rendah biasanya adalah “yang penting menyenangkan” sehingga porsi
bahan makanan sumber karbohidrat lebih banyak dibandingkan dengan
kelompok bahan makanan lain. Sebaliknya kelompok orang dengan
pendidika tinggi memiliki kecenderungan memilih bahan makanan
sumberprotein dan akan berusahan menyimbangkan dengan kebutuhan
gizi lain.

Adapun menurut (Ningtyias, dkk 2020) faktor yang dapat mempengaruhi


kebutuhan gizi dewasa yaitu diantaranya sebagai berikut;

a. Usia
Semakin bertambah umur, kebutuhan zat gizi seseorang relatif lebih
rendah untuk tiap kilogram berat badannya.
b. Aktivitas
Kebutuhan zat gizi seseroang ditenttukan oleh aktiivtas yang dilakukan
sehari-hari. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan
oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Makin berat
aktivitas yang dilakukan, kebutuhan gizi makin tinggi terutama energi.
Misalnya seroang pria dewasa dengan pekerjaan ringan membutuhkan
energi sebesar 2800 kalori. Sedangkan bila pekerja berat
membutuhkan energi sebesar 3600 kalori.
c. Jenis kelamin
Kebutuhan zat gizi juga berbeda antara laki-laki dan perempuan
terutama pada usia deasa. Perbedaan ini terutama disebabkan oleh
komposisi tubuh dan jenis aktivitasnya.
d. Kondisi khusus (hamil dan menyusui)

15
Pada masa hamil dan menyusui kebutuha zat gizi meningkat karena
metabolisme tubuh meningkat, konsumsi makanan juga meningkat
untuk kebutuhan diri sendiri, bayi yang dikandung dan persiapan
produksi ASI.
e. Gaya hhidup
Gaya hidup seperti merokok, alkohol dapat mempengaruhi
peningkatan tekanan darah, rokok mempunyai efek samping buruk
terhadap jantung. Sedangkan alkohol hanya mengandung energi tapi
tidak mengandung zat gizi lainnya yang dapat menghambat proses
penyerapan zat gizi, kerusakan syaraf.
f. Konsumsi makanan
Konsumsi makanan seperti Fast Food dan Junk Food adalah makanan
dengan kandungan gizi yang terbatas. Makanan yang termasuk dalam
kategori ini adalah makanan yang mengandung garam, gula, lemak dan
kalori tinggi.
g. Stress
Stress dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu dan
jika stress sudah hilang maka tekanan darah akan kembali normal.
Peristiwa mendadak yang menyebabkan stress dapat meningkatkan
tekanan darah seseorang.
2.5 Pengaruh Status Gizi Terhadap Sistem Reproduksi Remaja
Gizi makanan bukan hanya diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan fisik, mental, serta kesehatan tetapi juga untuk fertilitas
(kesuburan). Senelum hamil, ibu perlu mempersiapkan diri dengan nutrisi
yang adekuat untuk meningkatkan fertilitas reproduksi. Kesuburan seseorang
selain dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan dan faktor usia juga
dipengaruhi oleh faktor gizi pasangan, faktor gizi ini mempunyai peran yang
sangat penting dalam mendukung kesuburan tersebut (Banudi, 2013).
Kekurangan nutrisi pada seseorang akan berdampak pada penurunan
fungsi reproduksi. Hal ini dapat diketahui apabila seseorang mengalami
anoreksia nervosa, akan terlihat perubahan hormonal tertentu yang ditandai

16
dengan penurunan berat badan yang mencolok, hal ini terjadi karena kadar
gonadotropin dalam serum dan urine menurun, disertai penurunan pola
sekresinya. Kejadian tersebut berhuungan dengan gangguan fungsi
hipotalamus (Banudi, 2013).
Pada wanita anoreksia, kadar hormon steroid mengalami perubahan yaitu
meningkatnya kadar testosteron serum dan penurunan sekresi 17-keto-steroid
dalam urine, diantaranya andosteron dan epiandrosteron dampaknya terjadi
perubahan siklus ovulasi. Jika anoreksia tidak terlalu berat, dapat diberikan
hormon GRH (gonadotropin relating hormone) karena hormon tersebut dapat
mengembalikan siklus mentruasi ke arah normal (Banudi, 2013).
Menarke adalah menstruasi yang pertama terjadi yang merupakan ciri khas
kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tida hamil. Status gizi remaja
wanita sangat mempengaruhi terjadinya menarke, baik dari faktor usia, adanya
keluhan menarke maupun lamanya menarke. Agar menarke tidak
menimbulkan keluhan, sebaiknya remaja wanita mengkonsumsi makanan
dengan gizi seimbang sehingga status gizinya baik. Status gizi dikatakan baik
jika nutrisi yang diperlukan baik protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan
vitamin dan air digunakan oleh tubuh sesuai dengan kebutuhan. Gizi kurang
atau terbatas selain akan mempengaruhi pertumbuhan dan fungsi organ tubuh
juga akan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini akan
berdampak pada gangguan menstruasi, tetapi akan membaik jika asupan
nutrisinya baik. Remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik
dengan mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat
menstruasi, terbukti pada saat menstruasi tersebut terutama pada fase luteal,
akan terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila ini diabaikan, dampaknya
akan terjadi keluhan yang menimbulkan ketidaknyamanan (Banudi, 2013).

17
BAB III

KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan penjelasan diatas mengenai gizi pada remaja maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa masa remaja adalah masa yang mana makanan
kesukaan sering menyebabkan terjadinya gizi buruk. Agar dapat mewujudkan gizi
seimbang remaja harus mengkonsumsi berbagai variasi makanan,
mempertahankan BB, menjaga pola hidup bersih dan tidak boleh melewatkan
sarapan. Kebutuhan gizi remaja dan dewasa akan semakin meningkat dengan
bertambahnya umur, pola aktivitas, kebiasaan makan, dan pendidikan. Pengaruh
status gizi terhadap sistem reproduksi pada remaja yang mana kekurangan nutrisi
pada seseorang akan berdampak pada penurunan fungsi reproduksi.
Oleh sebabnya, makanan remaja perlu diperhatikan dan dapat disesuaikan
dengan selera masa remaja tetapi dilengkapi dengan kebutuhan akan zat gizi
lainnya sehingga akan lebih menyempurnakan unsur-unsur gizi yang diperlukan.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini semoga dapat menjadikan bahan acuan bagi
pembaca selanjutnya serta dapat dijadikan sebagai kritikan agar lebih
menyempurnakan lagi mengenai pembahasan gizi remaja.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arisman, MB (2004).GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN: BUKU AJAR ILMU


GIZI. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Banudi, L (2013).GIZI KESEHATAN REPRODUKSI. Jakarta : Buku


Kedokteran EGC

Februhartanty, J (2016). GIZI DAN KESEHATAN REMAJA. Jakarta : SEAMEO


REFCON

Fitriani, A (2016). MODUL Gizi dalam Daur Kehidupan. Fakultas Ilmu


Kesehatan : Universitas Respati Yogyakarta

Ningtyias, dkk (2020). GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN. Jember : UPT


Percetakan dan Penerbitan Universitas Jember

Kemenkes RI (2019). REMAJA SEHAT ITU KEREN. Jakarta : KEMENKES RI

19
20

Anda mungkin juga menyukai