Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH GIZI REPRODUKSI

TENTANG “ GIZI SEIMBANG BAGI REMAJA DAN DEWASA “

DOSEN PENGAMPU : BAIQ IIN RUMINTANG SST.,M.Keb

DI SUSUN OLEH :

JASMIEN SURKOMALA PUTRI ( P07124121057 )

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIKKESEHATAN KEMENKES MATARAM
PRODI SARJANA TERAPANKEBIDANAN
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat rahmatnya kita dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “GIZI SEIMBANG BAGI REMAJA DAN DEWASA”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Gizi Reproduksi ”. Kami
menyadari banyak kekurangan dan hal-hal yang perlu ditambahkan pada tugas makalah ini.
Kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena itu kritik dan saran sangat
diharapkan dari para pembaca. Akhirnya penyusunnya mengucapkan terima kasih banyak
kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini dan besar harapan
penyusun, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan
tentang pembahasan pelayanan kebidanan di Indonesia.

Mataram, 12 Maret 2023


Hormat kami,

Jasmin Surkomala Putri


DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................

KATA PENGANTAR........................................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................................

BAB I ( PENDAHULUAN )...............................................................................................

A. LATAR BELAKANG..............................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................
C. TUJUAN...............................................................................................................

BAB II ( PEMBAHASAN ).................................................................................................

A. Prinsip gizi bagi anak remaja dan dewasa ...........................................................


B. Faktor - Faktor yang mempengaruhui kebutuhan gizi..........................................
C. Cara menghitung gizi............................................................................................
D. Penilaian status gizi..............................................................................................
E. Pengaruh status gizi terhadap sistem reproduksi.................................................
F. Masalah gizi pada anak remaja dan dewasa........................................................
G. Menyusun menu dan penegolahan makanan bagi remaja dan dewasa...............

BAB III ( PENUTUP ).......................................................................................................

A. KESIMPULAN......................................................................................................
B. SARAN.................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gizi seimbang merupakan susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Empat pilar gizi seimbang adalah
prinsip utama gizi seimbang yang terdiri dari empat pilar yaitu beragam pangan, aktivitas
fisik, kebersihan diri dan lingkungan, serta pemantauan berat badan.
Dalam pedoman gizi seimbang terdapat 10 pesan gizi seimbang yang terdiri dari :
1. syukuri dan nikmati anekaragam jenis makanan,
2. banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan,
3. konsumsi lauk-pauk berprotein tinggi,
4. konsumsi aneka ragam makanan pokok,
5. batasi konsumsi makanan manis, asin, dan berlemak,
6. biasakan sarapan pagi sebelum beraktivitas,
7. minum air putih yang cukup dan aman,
8. biasakan baca label pada kemasan makanan
9. biasakan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
10. berolahragalah secara teratur dan jaga berat badan normal (Permenkes, 2014).
Pesan nomor dua dari pedoman gizi seimbang adalah menganjurkan agar banyak
makan sayuran dan cukup makan buah-buahan setiap hari. Sayur dan buah merupakan
sumber vitamin, mineral, serat, dan antioksidan yang banyak dibutuhkan oleh tubuh
manusia. Manfaat sayur dan buah bagi tubuh manusia antara lain menyehatkan
pencernaan, menurunkan tekanan darah, menurunkan risiko penyakit jantung, menurunkan
risiko diabetes dan mencegah kegemukan.
Menurut World Health Organization (WHO, 2014) dalam Permenkes No 41 tahun 2014,

anjuran kecukupan konsumsi sayur dan buah untuk kelompok umur remaja adalah 400-600

gram/orang/hari, dengan minimal 400 gram/orang/hari (5 porsi/hari). Sekitar dua

pertiga dari jumlah anjuran konsumsi sayur dan buah adalah porsi sayur. Terdiri dari 250

gram sayur dan 150 gram buah. Apabila kelompok umur remaja dan dewasa mengonsumsi

sayur dan buah kurang dari 400 gram/orang/hari (batas minimal) maka termasuk kategori

“kurang” mengonsumsi sayur dan buah dan apabila mengonsumsi ≥ 400 gram/orang/hari

maka termasuk kategori “cukup” mengonsumsi sayur dan buah (Permenkes, 2014).

Untuk mengimplementasikan konsumsi sayur dan buah, pemerintah dalam hal ini
Kementrian Kesehatan mengeluarkan program Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat).
Germas merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara
bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan
kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat berfokus pada tiga aktivitas utama, yaitu: memeriksa kesehatan secara rutin,
melakukan aktivitas fisik, dan mengkonsumsi sayur dan buah (Kemenkes, 2017).
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018 menunjukkan 95,5% penduduk Indonesia usia lima
tahun keatas kurang mengonsumsi sayur dan buah dari 5 porsi dalam sehari dan mengalami
peningkatan dari tahun 2013 dengan prevalensi 93,5%. Hasil Riskesdas 2018 di Provinsi
Bali menyebutkan penduduk kurang mengonsumsi sayur dan buah sebesar 93,5%
(Riskesdas, 2018).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 23 Tahun 2014, remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun. Masa ini merupakan tahap tumbuh kembang
yang luar biasa secara fisiologis, psikologis, dan sosial. Usia remaja merupakan periode
rentan gizi karena berbagai sebab antara lain terjadi perubahan gaya hidup termasuk pola
konsumsi karena dipengaruhi oleh lingkungan teman sebaya agar dapat diterima dalam
sebuah kelompok. Remaja saat ini kebanyakan memilih jenis-jenis makanan siap santap
(fastfood) yang berasal dari negara barat seperti hot dog, pizza, hamburger, fried chicken
dan french fries sering dianggap sebagai lambang kehidupan modern oleh para remaja
dibandingkan mengonsumsi sayur dan buah. Pentingnya konsumsi sayur dan buah masih
kurang disadari oleh penduduk Indonesia khususnya pada remaja. Padahal, konsumsi
sayuran dan buah-buahan merupakan salah satu bagian penting dalam mewujudkan Gizi
Seimbang (Kemenkes, 2017).
B. Rumusan Masalah
Mahasiswa mampu memahami tentang :
1. Prinsip gizi bagi anak remaja dan dewasa
2. Faktor - Faktor yang mempengaruhui kebutuhan gizi
3. Cara menghitung gizi
4. Penilaian status gizi
5. Pengaruh status gizi terhadap sistem reproduksi
6. Masalah gizi pada anak remaja dan dewasa
7. Menyusun menu dan penegolahan makanan bagi remaja dan dewasa
C. Tujuan
Mahasiswa mampu menjelaskan tentang dan mampu menerapkan di kehidupan
sehari hari :
1. Prinsip gizi bagi anak remaja dan dewasa
2. Faktor - Faktor yang mempengaruhui kebutuhan gizi
3. Cara menghitung gizi
4. Penilaian status gizi
5. Pengaruh status gizi terhadap sistem reproduksi
6. Masalah gizi pada anak remaja dan dewasa
7. Menyusun menu dan penegolahan makanan bagi remaja dan dewasa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gizi Seimbang
Susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip
keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat
badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan normal untuk
mencegah masalah gizi.
B. Gizi Seimbang untuk remaja usia 10-19 tahun (Pra-pubertas dan Pubertas)
Kelompok ini adalah kelompok usia peralihan dari anak-anak menjadi remaja
muda sampai dewasa. Kondisi penting yang berpengaruh terhadap kebutuhan zat
gizi kelompok ini adalah pertumbuhan cepat memasuki usia pubertas, kebiasaan
jajan, menstruasi dan perhatian terhadap penampilan fisik citra tubuh (body image)
pada remaja puteri. Dengan demikian perhitungan terhadap kebutuhan zat gizi pada
kelompok ini harus memperhatikan kondisi-kondisi tersebut. Khusus pada remaja
puteri, perhatian harus lebih ditekankan terhadap persiapan mereka sebelum
menikah.
C. Gizi Seimbang untuk dewasa
Perilaku konsumsi pangan bergizi seimbang dapat terganggu oleh pola
kegiatan kelompok usia dewasa saat ini. Misalnya waktu kerja yang ketat, waktu di
rumah yang singkat, ibu bekerja diluar rumah, peningkatan risiko terpapar polusi dan
makanan tidak aman, ketersediaan berbagai makanan siap saji dan siap olah, dan
ketidaktahuan tentang gizi, yang menyebabkan kelompok usia ini cenderung
beraktivitas ringan atau santai (sedentary life), yang salah satu akibatnya adalah
konsumsi pangan yang tidak seimbang dan tidak higienis. Oleh karena itu, perhatian
terhadap perilaku Gizi Seimbang perlu ditingkatkan untuk mencapai pola hidup
sehat, aktif dan produktif.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi seseorang
1. Ukuran tubuh. Semakin besar ukuran tubuh maka semakin besar pula
kebutuhan kalorinya.
2. Usia. Anak-anak dan remaja butuh kalori lebih tinggi dibanding orang
dewasa atau tua karena digunakan untuk pertumbuhan.
3. Jenis kelamin. Laki –laki umumnya membutuhkan lebih banyak kalori karena
fisiologis laki-laki mempunyai lebih banyk otot dan juga lebih aktif.
4. Aktivitas pekerjaan yang dilakukan. Pekerja berat akan membutuhkan kalori
dan protein lebih besar dari pada mereka yang bekerja sedang maupun
ringan. Besarnya kebutuhan kalori tergantung banyaknya otot yang
dipergunakan untuk bekerja serta lamanya penggunaan otot-otot tersebut.
Selainitu protein yang diperlukan juga lebih tinggi dari normal karena harus
mengganti atau membentuk jaringan baru yang lebih banyak dari keadaan
biasa untuk mempertahankan agar tubuh dapat bekerja secara normal.
5. Kondisi tubuh tertentu. Pada orang yang baru sembuh dari sakit, wanita
hamil akan membutuhkan kalori dan zat gizi yang lebih banyak.
6. Kondisi lingkungan. Saat musim penghujan membutuhkan kalori lebih tinggi
dibandingkan saat musim panas. Dimana tambahan kalori pada tempat-
tempat dingin diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh
E. Cara Menghitung gizi.
1. Pengertian angka kecukupan gizi
Angka kecukupan gizi (AKG) adalah nilai yang menunjukkan
kebutuhan rata-rata zat gizi tertentu yang harus dipenuhi setiap hari bagi
hampir semua orang yang masih dalam kondisi sehat. Gizi yang harus
dicukupi adalah energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, air, vitamin, dan
mineral. Angka kecukupan , tergantung jenis kelamin, usia, tingkat aktivitas
fisik, hingga kondisi fisiologisnya. Namun, pemerintah sudah memetakan
rata-rata AKG bagi orang Indonesia lewat Peraturan Menteri Kesehatan
(Permenkes) RI Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang
Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia
2. Angka kecukupan gizi

Angka kecukupan gizi dibagi menjadi kebutuhan gizi makro dan kebutuhan
kebutuhan gizi mikro. Kebutuhan gizi makro mencakup kebutuhan protein, lemak,
dan karbohidrat kebutuhan kalori total Anda, 1 gram protein sama dengan 4
kalori. Kebutuhan protein yang diperlukan tubuh adalah 10-15 persen kebutuhan
kalori total Anda, 1 gram protein sama dengan 4 kalori Sementara untuk
kebutuhan lemak adalah 10-25 persen dari kebutuhan kalori total Anda, dengan
1 gram lemak sama dengan 9 kalori. Terakhir, kebutuhan karbohidrat adalah 60-
75 persen dari kebutuhan

kalori total Anda, dengan 1 gram karbohidrat sama dengan 4 kalori Di sisi
lain, kebutuhan gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam
jumlah kecil, contohnya fosfor, magnesium, kalsium, natrium, zat besi, kalium,
yodium, dan vitamin. Untuk menentukan jumlah kebutuhan kalori total per
hari, biasanya para ahli gizi menggunakan rumus Harris Benedict, yakni:
1. PRIA : 66 + (13,7 x berat badan ) + (5 x tinggi badan) – (6,8 x
usia)
2. WANITA : 65+ (9,6 x berat badan) + (1,8 x tinggi badan) – (4,7 x
usia).

Berat badan di atas dicantumkan dengan angka dalam kilogram (kg) dan tinggi badan diisii
dalam satuan centimeter (cm).

F. Menilai status gizi di bagi 2 yaitu


1. Menilai Status Gizi Langsung

Penilaian secara langsung ini merupakan suatu pengukuran terhadap unsur


penting pembentuk kesehatan melalui asupan gizi yang kurang dan infeksi.

Penilaian status gizi langsung ini juga dilakukan dengan beberapa cara lagi.
Di antaranya sebagai berikut.

 Antropometri, yakni cara menghitung status gizi melalui pengukuran dimensi


dan bentuk tubuh sesuai umurnya. Seperti pengukuran berat badan, tinggi
badan, lingkar atas dan lingkar perut. Pada orang dewasa, cara menilai status
gizi dengan antropometri dapat diukur melalui lingkar perut, lingkar pinggang,
serta indeks massa tubuh.
 Pemeriksaan klinis, yakni cara menghitung status gizi melalui perubahan
asupan gizi yang berkaitan dengan kekurangan atau kelebihan gizi. Pemeriksaan
klinis biasanya dilakukan mulai dari bagian mata hingga kaki.
 Pemeriksaan Laboratorium, yakni cara menghitung status gizi melalui cek lab
dan meliputi pemeriksaan darah, kadar albumin, pemeriksaan urine dan tinja,
pemeriksaan vitamin dan mineral yang dikonsumsi.
2. Menilai Tidak Langsung

Adapun penilaian secara tidak langsung yakni pengukuran status gizi berdasarkan
kurangnya ketersediaan makanan dan pola asuh anak yang buruk. Ditambah lagi dengan
pelayanan kesehatan dan lingkungan yang kurang mendukung.

Penilaian ini juga terbagi ke dalam beberapa cara, di antaranya yaitu sebagai berikut.

 Survei konsumsi makanan, dengan melihat jumlah dan jenis makanan yang


dikonsumsi baik itu oleh individu maupun keluarga.
 Data statistik yang menunjukkan angka kematian menurut umur tertentu,
penyebab kesakitan dan kematian, statistik pelayanan kesehatan, hingga angka
penyakit infeksi. Penilaian melalui data statistik ini dilakukan dengan data-data
yang berkaitan dengan kekurangan gizi.
 Faktor ekologi, yakni penilaian yang dilakukan dengan cara mengaitkan dengan
beberapa faktor lainnya. Seperti faktor genetik, fisik, dan lingkungan.

G. Pengaruh status gizi terhadap sistem reproduksi

Kesuburan adalah dapat bekerjanya organ-organ reproduksi secara optimal, baik pada
wanita maupun pria sehingga dapat melakukan fungsi fertilisasi dengan baik. Ada banyak
faktor yang memengaruhi kesuburan dan keberhasilan pembuahan sel telur oleh sperma,
serta tumbuh kembang janin agar lahir sebagai bayi yang normal dan sehat . Perilaku gizi
dan kesehatan merupakan faktor penting, pada prinsipnya, seseorang berperilaku makan
sehat jika aneka menu yang dikonsumsinya memberikan gizi seimbang. Makin banyak
ragam bahan makanan yang dimakan setiap hari, makin besar asupan gizi ke dalam tubuh.
Kesadaran untuk pola makan sehat itulah yang sampai kini belum dimiliki kebanyakan
wanita usia subur (WUS) berusia muda (remaja).

Reproduksi manusia membutuhkan zat gizi yang cukup. Asupan zat gizi harus
diperhatikan agar mencapai kematangan seksual. Gizi seimbang akan menentukan
kesehatan organ reproduksi. Berikut ini beberapa zat gizi yang berperan dalam kesehatan
reproduksi.

1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lemak
4. Vitamin A
5. Vitamin C
6. Vitamin E
7. Asam Folat
8. Kalsium
9. Zat Besi
10. Seng
11. Magnesium

H. Masalah gizi pada anak remaja dan dewasa

Menteri Kesehatan RI mengungkapkan beberapa masalah kesehatan yang dialami dan


mengancam masa depan remaja Indonesia. Paparan tersebut disampaikan oleh Plt. Dirjen
Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, dr. Pattiselano Robert Johan, MARS, di dalam
sebuah seminar kesehatan dan gizi remaja bertema di Jakarta yang dihadiri pula oleh Duta
Besar Kanada dan Duta Besar Australia serta Yayasan Mitra Pangan, Gizi dan Kesehatan
Indonesia (MPGKI), Selasa pagi (15/5). Seminar tersebut mengangkat tema “Edukasi dan
Kampanye Kesehatan dan Gizi Remaja Menuju Generasi Tinggi, Cerdas dan Berprestasi”.

1. Remaja Kurang Zat Besi (Anemia)


Salah satu masalah yang dihadapi remaja Indonesia adalah masalah
gizi mikronutrien, yakni sekitar 12% remaja laki-laki dan 23% remaja
perempuan mengalami anemia, yang sebagian besar diakibatkan kekurangan
zat besi (anemia defisiensi besi.Anemia di kalangan remaja perempuan lebih
tinggi dibanding remaja laki-laki. Anemia pada remaja berdampak buruk
terhadap penurunan imunitas, konsentrasi, prestasi belajar, kebugaran
remaja dan produktifitas.Selain itu, secara khusus anemia yang dialami
remaja putri akan berdampak lebih serius, mengingat mereka adalah para
calon ibu yang akan hamil dan melahirkan seorang bayi, sehingga
memperbesar risiko kematian ibu melahirkan, bayi lahir prematur dan berat
bayi lahir rendah (BBLR).Anemia dapat dihindari dengan konsumsi makanan
tinggi zat besi, asam folat, vitamin A, vitamin C dan zink, dan pemberian
tablet tambah darah (TTD). Pemerintah memiliki program rutin terkait
pendistribusian TTD bagi wanita usia subur (WUS), termasuk remaja dan ibu
hamil.
2. Remaja Harus Sadar Tinggi akan Badan
Remaja Indonesia banyak yang tidak menyadari bahwa mereka
memiliki tinggi badan yang pendek atau disebut stunting. Rata-rata tinggi
anak Indonesia lebih pendek dibandingkan dengan standar WHO, yaitu lebih
pendek 12,5cm pada laki-laki dan lebih pendek 9,8cm pada
perempuan.Stunting ini dapat menimbulkan dampak jangka pendek,
diantaranya penurunan fungsi kognitif, penurunan fungsi kekebalan tubuh,
dan gangguan sistem metabolism tubuh yang pada akhirnya dapat
menimbulkan risiko penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus, jantung
koroner, hipertensi, dan obesitas.Oleh karena itu, pencegahan dan
penanganan stunting menjadi salah satu prioritas nasional guna mewujudkan
cita-cita bersama yaitu menciptakan manusia Indonesia yang tinggi, sehat,
cerdas, dan berkualitas.
3. Remaja Kurus atau Kurang Energi Kronis (KEK)
Remaja yang kurus atau kurang energi kronis bisa disebabkan karena
kurang asupan zat gizi, baik karena alasan ekonomi maupun alasan
psikososial seperti misalnya penampilan.Kondisi remaja KEK meningkatkan
risiko berbagai penyakit infeksi dan gangguan hormonal yang berdampak
buruk di kesehatan.KEK sebenarnya dapat dicegah dengan mengonsumsi
makanan bergizi seimbang.
4. Kegemukan atau Obesitas
Pola makan remaja yang tergambar dari data Global School Health
Survey tahun 2015, antara lain: Tidak selalu sarapan (65,2%), sebagian
besar remaja kurang mengonsumsi serat sayur buah (93,6%) dan sering
mengkonsumsi makanan berpenyedap (75,7%). Selain itu, remaja juga
cenderung menerapkan pola sedentary life, sehingga kurang melakukan
aktifitas fisik (42,5%). Hal-hal ini meningkatkan risiko seseorang menjadi
gemuk, overweight, bahkan obesitas.Obesitas meningkatkan risiko penyakit
tidak menular seperti hipertensi, penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus,
kanker, osteoporosis dan lain-lain yang berimplikasi pada penurunan
produktifitas dan usia harapan hidup.Pada prinsipnya, sebenarnya obesitas
remaja dapat dicegah dengan mengatur pola dan porsi makan dan minum,
perbanyak konsumsi buah dan sayur, banyak melakukan aktivitas fisik,
hindari stres dan cukup tidur.Dalam paparannya, Menkes menegaskan
bahwa seluruh masyarakat perlu memahami pentingnya gizi untuk kesehatan
dalam setiap siklus kehidupan, karena gizi adalah investasi bangsa.
I. Menyusun menu dan penegolahan makanan bagi remaja dan dewasa

1. Pengertian dan Prinsip Penyusunan Menu


Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari yang terdiri dari berbagai ragam
bahan makanan yang berkualitas dalam jumlah dan prorposi yang sesuai sehingga
dapat memenuhi kebutuhan gizi sese guna pemeliharaan dan perbaikan sel tubuh dan
proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan secara optimal.
Menu adalah susunan makanan atau hidangan yang dimakan oleh seseorang untuk
sekali atau untuk sehari menurut waktu makan.
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam
jumlah dan proporsi yang sesuai.

Ada beberapa cara menyusun menu :


1. Identifikasi kebutuhan zat gizi dengan menggunakan tabel kebutuhan energi dan
data keinginan konsumen.
2. Tetapkan siklus menu
3. Siklus menu adalah adalah serangkaian menu yang disusun dalam berbagai item
dari hari ke hari setelah selang waktu tertentu menu akan terulang kembali.

Prinsip Penyusunan Menu B2SA :


1. Beragam
2. Bergizi
3. Seimbang
4. Aman

2. PENGENALAN DAFTAR KOMPOSISI BAHAN MAKANAN


a. Pengertian DKBM
Daftar komposisi bahan makanan (DKBM) adalah daftar yang memuat kadar gizi
pelbagai bahan makanan yang digunakan di Indonesia. Berisi kandungan bebagai
macam zat gizi dalam 100 gram berat bersih /berat yang dapat di makan.

Gambar 1. Daftar Komposisi Bahan Makanan


Sumber : Ilmu Gizi SMK-2

b. Kelebihan dan Kekurangan DKBM


a) Kelebihan
1. Untuk merencanakan hidangan makanan yang baik dan memenuhi
kecukupan gizi
2. Untuk menterjemahkan kecukupan gizi yang dianjurkan menjadi bahan
makanan
3. Dapat digunakan untuk menilai apakah konsumsi makanan sehari-hari telah
memenuhi kecukupan zat gizi baik perorangan, keluarga maupun
sekelompok besar orang.
4. Sebagai panduan untuk mengetahui satu bahan makanan berkadar zat gizi
tinggi atau rendah seperti daging sapi, mengandung protein lebih tinggi dari
pada daging ayam
5. Untuk merencanakan hidangan makanan yang baik dan memenuhi
kecukupan gizi
6. Untuk menterjemahkan kecukupan gizi yang dianjurkan menjadi bahan
makanan
7. Sebagai panduan untuk mengetahui satu bahan makanan berkadar zat gizi
tinggi atau rendah seperti daging sapi, mengandung protein lebih tinggi dari
pada daging ayam.

b) Kekurangan
1. Banyak bahan makanan di Indonesia belum tercantum pada DKBM
2. Bagian-bagian dari suatu bahan makanan tidak dibedakan kandungan zat
gizi. Contoh kangkung bagian batang dan daun tidak dibedakan kandungan
zat gizinya
3. Masih ada angka taksiran di dalam DKBM
4. Varitas dari suatu tanamaan tidak dibedakan kandungan zat gizinya.

c. Penggolongan Bahan Makanan pada DKBM


Penggolongan bahan makanan bertujuan agar mempermudah melihat kadar zat gizi.
Untuk penggolongan pada daftar komposisi bahan makanan digunakan
penggolongan bahan makanan secara Internasional yaitu:

Golongan Bahan Makanan


1 Serial (padi-padian), umbi dan hasil
olahannya
2 Kacang-kacangan, biji-bijian dan hasil
olahannya
3 Daging dan hasil olahannya
4 Telur
5 Ikan, Udang dan hasil olahannya
6 Sayuran-sayuran
7 Buah-buahan
8 Susu dan hasil olahannya
9 Lemak dan minyak
10 Serba-serbi

Tabel 1. Penggolongan Bahan Makanan pada DKBM

d. Cara Membaca dan Menggunakan DKBM


Contohnya saja kita akan menggunakan kentang sebanyak 1,5 kg dan akan
menghintung banyak kalorinya. Berikut adalah cara membaca dan menggunakan
DKBM :

Gambar 2. Cara Menghitung Zat Gizi Dengan DKBM

1. Kita lihat pada tabel DKBM berapa BDD dan kandungan zat gizi karbohidratnya.
Kentang memiliki BDD 85% dan dan kandungan zat gizi karbohidrat sebanyak 83
kal.
2. Setelah mengetahui berat kotor = 1,5kg , BDD 85% dan kandungan karbohidrat
83 kal.
Berat bersih = 1500 gr X 85% = 1275 gr
3. Selanjutnya, di hitung per 100 gr dan dengan kandungan gizi yang ditentukan di
atas.
Zat gizi yang di hitung = 1275 gr/100 X 83 gr = 1058 kal.

 Cara Penyusunan Menu Seimbang Berdasarkan Kebutuhan Gizi


Penyusunan menu seimbang dapat dikategorikan untuk bayi dan balita, remaja, dewasa,
lansia dan ibu hamil serta ibu menyusui. Berikut merupakan uraiannya :
1. Bayi dan balita
Pertumbuhan bayi dan balita dipengaruhi oleh pola asuh dan pola kesehatan. Pola
asuh yang dapat dilakukan dengan cara memberi makan sesuai porsi, memilih
bahan makanan yang sesuai untuk pertumbuhan bayi dan balita. Menu yang dapat di
konsumsi bayi dan balita umur 1 s.d 3 tahun berdasarkan jumlah kebutuhan
energinya terbagi dua yaitu :
1) Kebutuhan gizi ± 1300 kal
Kebutuhan Gizi Usia 1 s.d 3 Tahun
Bahan Makanan Berat (gram) Ukuran Rumah
Tangga
Nasi 250 1 gelas
Maizena 10 2 sdm
Biskuit 20 2 biji
Daging 50 2 potong kecil
Telur 50 1 butir
Tempe 50 2 potong
Sayuran 100 1 gelas
Pisang 100 2 buah
Susu bubuk 30 6 sdm
Minyak 20 2 sdm
Gula pasir 30 3 sdm

Tabel 2. Kebutuhan Gizi Bayi dan Balita Umur 1 s.d 3 Tahun ± 1300 kal

2) Kebutuhan gizi ± 1500 kal


Kebutuhan Gizi Usia 1 s.d 3 Tahun
Bahan Makanan Berat (gram) Ukuran Rumah
Tangga
Nasi 300 1 ½ gelas
Susu 400 2 gelas
Buah 200 2 buah
Daging 100 2 potong
Telur 50 1 butir
Tempe 50 2 potong
Sayuran 100 1 gelas
Pisang 100 2 buah
Kacang ijo 10 6 sdm
Minyak 10 2 sdm
Tabel 2. Kebutuhan Gizi Bayi dan Balita Umur 1 s.d 3 Tahun ± 1500 kal

Dalam menyusun menu pada bayi dan balita, dapat kita lihat tabel dibawah ini :
Waktu Menu
Bangun Tidur 1 gelas susu
Pagi Bubur Ikan Brokoli :
Beras
Brokoli
Ikan kakap
Tahu
Pukul 10
Buns Isi Orak-arik Saus Keju :
Dinner roll
Telur ayam
Keju
Terigu
Margarin
Susu
Siang Nasi + Chicken Drumstick :
Sayap ayam
Minyak

Pundi Tahu:
Tahu
Telur
Terigu

Sup Minestrone :
Wortel
Buncis
Kacang Polong
Daging ayam
Pukul 16:00 Buah Campur :
Pepaya
Melon
Stroberi
Anggur
Sore Nasi + Rollade Ikan Saus Tomat:
Ikan kakap
Telur
Terigu
Margarine

Saus tomat Tempe Goreng:


Tempe
Tepung panir
Telur
Minyak

Sup Oyong Misoa:


Oyong
Sebelum Tidur 1 gelas susu

Tabel 3. Menu Seimbang Untuk Bayi dan Balita


2. Remaja
Anak remaja membutuhkan asupan zat gizi yang cukup guna menunjang
perkembangnya di masa pubertas. Total kalori yang diperlukan remaja rentang usia
13-18 tahun adalah sekitar 2125-2675 kkal.
Waktu Menu
Pagi Nasi uduk (100-150 gram) :
Beras
Kacang
Bihun
Santan
Tahu

Telur ayam balado (50-100 gram):


Telur
Ayam
Cabe
Bawang Merah
Minyak Goreng

Sayur kol (30-100 gram)


Susu putih (100 ml)
Pukul 10.00 Buah
Makan Siang Nasi putih (125-250 gram)
Tumis brokoli dan wortel (30-100
gram) :
Brokoli
Wortel
Bawang Putih
Minyak goreng

Daging sapi lada hitam (50-75


gram) :
Daging sapi
Lada
Kecap manis
Kecap Wijen
Saus Tiram

Tempe (30-50 gram)


Pukul 16.00 Buah (berbeda dari cemilan
pertama)
Makan Malam Nasi putih (125-250 gram)
Dada ayam bakar tanpa kulit (75
gram)
Tumis buncis dan oncom (40-100
gram)
Susu putih (100 ml)

Tabel 4. Menu Seimbang Bagi Remaja


3. Dewasa

Gambar 2. Menu Seimbang Dewasa 1

Gambar 3. Menu Seimbang Dewasa 2


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari yang terdiri dari berbagai ragam bahan
makanan yang berkualitas dalam jumlah dan prorposi yang sesuai sehingga dapat
memenuhi kebutuhan gizi sese guna pemeliharaan dan perbaikan sel tubuh dan proses
kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Menu adalah susunan
makanan atau hidangan yang dimakan oleh seseorang untuk sekali atau untuk sehari
menurut waktu makan. Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam
makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai.
Prinsip Penyusunan Menu B2SA adalah Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman.

Daftar komposisi bahan makanan (DKBM) adalah daftar yang memuat kadar gizi
pelbagai bahan makanan yang digunakan di Indonesia. Berisi kandungan bebagai
macam zat gizi dalam 100 gram berat bersih /berat yang dapat di makan.

Penyusunan menu seimbang dapat dikategorikan untuk bayi dan balita, remaja, dewasa,
lansia dan ibu hamil serta ibu menyusui.
Beberapa faktor yang memengaruhi penyusunan menu adalah Keterangan tentang
konsumen, Sarana/Peralatan dan Pelayanan, Musim/Iklim dan Keadaan Pasar, dan
Kombinasi Makanan

B. SARAN
Dalam makalah ini masih banyak kekurangan sehingga saya membutuhkan kritik serta
saran dari dosen pengampu agar makalah ini dapat menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Nugraini, Septi. 2013. Ilmu Gizi 2. Jakarta: Kementrerian Pendidikan dan Kebudayaan
Fina Rahmatika. “Menu seimbang”.
Dalam www.academia.edu/24589317/menu_seimbang
dr. Damar Upahita. 2019. Dalam
https://hellosehat.com/parenting/nutrisi-anak/kebutuhan-gizi-remaja/

Anda mungkin juga menyukai