Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TENTANG
KONSEP DASAR GIZI SEIMBANG

Disusun Oleh:
NAMA : SASKIA ALESIYA SAFRINI
NPM : 192 60300 26
JURUSAN : DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TRI MANDIRI SAKTI


KOTA BENGKULU
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji
dan syukur bagi Allah Swt yang dengan ridho-Nya penulis dapatmenyelesaikan
makalah Gizi dan Teknologi Makanan ini dengan baik dan lancar.Dalam makalah
ini, penulis akan menguraikan tentang “ Konsep dasar Gizi Seimbang”.

Penulis mengucapkan terima kasih semua pihak yang telah membantudalam


penyusunan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini, penulis telah berusaha
semaksimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa makalah inimasih jauh dari
kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangunsemangat penulis dari
semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaanmakalah ini.Akhir kata, besar
harapan penulis semoga makalah ini dapat membantumenunjang perkembangan ilmu
pengetahuan serta memberikan manfaat yang berguna, amin.

Bengkulu, Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................


KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Gizi Seimbang ........................................................................................ 2
B. Pengertian Gizi Seimbang .................................................................................... 3
C. Pesan Dasar pedoman umum Gizi Seimbang ...................................................... 4
D. Angka Kecukupan gizi.......................................................................................... 10

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan ........................................................................................................... 15
2. Saran ..................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Masalah gizi tidak terlepas dari masalah makanan karena masalah gizi
timbul sebagai akibat kekurangan atau kelebihan kandungan zat gizi dalam
makanan. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang melebihi kecukupan gizi
menimbulkan masalah gizi lebih, dan jika kekurangan pun akan terkena berbagai
penyakit defisiensi gizi.  
Dengan meningkatnya taraf hidup sebagian masyarakat yang tinggal baik
di perkotaan maupun di pedesaan akan memberikan perubahan pada gaya hidup.
Pemilihan makanan yang cenderung menyukai makanan siap santap dimana
kandungan gizinya tidak seimbang dan tidak mencukupi Angka Kecukupan Gizi
(AKG).

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah :
1. Bagaimana konsep gizi seimbang ?
2. Apa yang dimaksud dengan gizi dan gizi seimbang ?
3. Bagaimana peran gizi dalam menciptakan masyarakat yang sehat ?

C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gizi dan gizi seimbang.
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep gizi seimbang.
3. Untuk mengetahui bagaimana peran gizi dalam menciptakan masyarakat
yang sehat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep gizi seimbang

Zat-zat gizi yang terdapat pada makanan yang dikonsumsi berfungsi untuk
kelangsungan semua proses biologis dalam tubuh. Ya, zat gizi dibutuhkan
untuk proses membangun dan memelihara organ tubuh manusia.

Di Indonesia sejak 1955 dikenalkan konsep pola makan “4 Sehat 5


Sempurna” agar masyarakat memahami pola makan yang benar. Akan tetapi,
menurut Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Soekirman, dalam
perkembangannya ternyata konsep ini sudah tak tepat. Pasalnya, sejak era
1990, muncul problem gizi di masyarakat, di antaranya kegemukan dan
obesitas.

Konsep lama menekankan pentingnya empat golongan makanan


berupa sumber kalori untuk tenaga, protein untuk pembangun, sayur dan buah
sumber vitamin dan mineral untuk pemeliharaan.

Nah, seiring perkembangan ilmu gizi, konsep ini sudah tak sesuai
dengan kondisi sebenarnya, karena kebutuhan manusia akan gizi berbeda-
beda tergantung berbagai faktor. Karena itulah, dikembangkan konsep atau
pola gizi seimbang.

Bahan makanan dalam konsep gizi seimbang terbagi atas tiga kelompok,
yaitu:

- Sumber energi/tenaga : Padi-padian, umbi-umbian, tepung-tepungan,


sagu, jagung, dan lain-lain.
- Sumber zat Pengatur : sayur dan buah-buahan
- Sumber zat pembangun : ikan, ayam, telur, daging, susu, kacang-
kacangan dan hasil olahannya seperti tempe, tahu, oncom,susu kedelai.
Pengaturan porsi/jumlah yang dikonsumsi disesuaikan dengan
golongan usia, aktivitas, jenis kelamin. Sebagai contoh panduan umum
untuk orang dewasa untuk makan dalam 1 hari :
Sumber tenaga : 3-5 piring nasi
Sumber zat pengatur : 1 ½ - 2 mangkok sayur, 2-3 potong buah.
Sumber zat pembangun : 2-3 potong lauk hewani , 3 potong lauk
nabati.
Selain itu, konsep gizi seimbang pun menetapkan tiga belas pesan
dasar sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari
yang seimbang dan aman. Tujuannya agar status gizi serta kesehatan
yang optimal dapat tercapai serta dipertahankan.
Nah, adapun 13 pesan dasar tersebut adalah:
1. Makanlah aneka ragam makanan
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan
energi
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari
kebutuhan energi
5. Gunakan garam beryodium
6. Makanlah makanan sumber zat besi
7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur enam bulan
8. Biasakan sarapan pagi
9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya
10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
11. Hindari minum minuman beralkohol
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
13. Baca label pada makanan yang dikemas.

B. Pengertian Gizi Seimbang
Gizi Seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu
sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam
jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan.
Menu seimbang yaitu menu yang terdiri dari beranekaragam makanan
dengan jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi
seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-
sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan
perkembangan.  Peranan berbagai kelompok bahan makanan tergambar
dalam piramida gizi seimbang yang berbentuk kerucut. Populer dengan istilah
“Tri Guna Makanan”.
a. Pertama, sumber zat tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta
tepung-tepungan yang digambarkan di dasar kerucut.
b. Kedua, sumber zat pengatur yaitu sayuran dan buah-buah digambarkan
bagian tengah kerucut.
c. Ketiga, sumber zat pembangun, yaitu kacang-kacangan,
makanan hewani dan hasil olahan, digambarkan bagian atas kerucut.
Sejarah gizi seimbang bermula pada tahun 1992 saat diselenggarakan
konggres gizi internasional di Roma. Konggres tersebut membahas
pentingnya gizi seimbang untuk menghasilkan kualitas SDM yang handal.
Hasilnya adalah rekomendasi untuk semua negara menyusun PUGS
(Pedoman Umum Gizi Seimbang).
Sebenarnya di Indonesia, pada tahun 1950 pernah diperkenalkan
pedoman 4 sehat 5 sempurna, yang kemudian setelah adanya konggres gizi
internasional di Roma dikembangkan PUGS pada tahun 1995. Slogan 4 sehat
5 sempurna merupakan bentuk implementasi PUGS dan terdapat
13 pesan dalam PUGS.

C. Pesan Dasar Pedoman Umum Gizi Seimbang


Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) memuat 13 dasar yang dapat
digunakan masyarakat luas sebagai pedoman praktis untuk mengatur
makanan sehari-hari yang seimbang dan aman guna mencapai dan
mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal. Ketiga belas pesan
dasar tersebut adalah sebagai berikut :

a) Makanlah Aneka Ragam Makanan


           Tidak ada satu jenis pun bahan makanan yang mengandung semua
zatgizi yang diperlukan untuk pertumbuhan danpemeliharaan tubuh serta
untuk perkembangan otak dan produktivitas kerja, kecuali Air Susu Ibu
(ASI) yang diciptakan sebagai makanan sempurnah bagi bayi sehat umur
0-6 bulan. Sesudah umur 6 bulan seseorang harus mengkonsumsi
beranekaragam makanan yang zat-zat gizinya saling melengkapi. 
            Kekurangan zat gizi tertentu dalam suatu jenis bahan makanan
dapat dilengkapi oleh zat gizi yang sama yang terdapat dalam bahan
makanan lain. Oleh sebab itu makanan yang beranekaragam akan
menjamin terpenuhinya kebutuhan zat energi/tenaga, zat pembangun, dan
zat pengatur seseorang.
b) Makanlah Makan yang Memenuhi Kecukupan Energi
Menu sehari-hari hendaknya cukup mengandung energi agar
seseorang dapat melakukan kegiatan sehari-hari, seperti bekerja, belajar,
berolahraga, dan berinteraksi. Kebutuhan energy dapat dipenuhi dengan
mengkonsumsi bahan makanan sumber karbohidrat, protein, dan lemak.
Cukup tidaknya konsumsi energi sehari-hari seseorang dapat dikdetahui
dari normal tidaknya berat badan. Bagi anak-anak dibawah 5 tahun
(balita), anak sekolah, remaja, ibu hamil, berat badan normal dapat
diketahui dari kartu menuju sehat (KMS) sedangkan bagi orang dewasa
dan usia lanjut dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IM,T)
Rumus IMT sebagai berikut :
            IMT =
Batas ambang IMT adalah sebagai berikut :
 Kurus : tingkat ringan IMT 17-18,4
tingkat berat IMT < 17,0
 Normal : IMT 18,5-25
 Gemuk : tingkat ringan IMT >25,0-27,0
tiikat berat IMT >27,0
Konsumsi energi melebihi kebutuhan secara berlanjut
menyebabkan kegemukan. Kegemukan merupakan faktor resiko berbagai
penyakit degeneratif ,seperti penyakit tekanan darah tinggi, jantung
koroner, dan diabetes melitus. Sebaliknya, konsumsi energi kurang dari
kebutuhan secara lanjut menyebabkan berat badan kurang atau kurus yang
dapat menyebabkan rendahnya produktivitas kerja, menurunnya
kemampuan belajar dan prestasi olah raga, serta berkurangnya kekebalan
tubuh terhadap penyakit infeksi.
c)  Makanlah Makanan Sumber Karbohidrat Setengah dari Kebutuhan
Sehari
Ada dua kelompok karbohidrat sederhana, yaitu karbohidrat
kompleks dan karbohidrat sederhana. Bahan makanan sumber karbohidrat
kompleks adalah padi-padian (beras, jagung, dan gandum), umbi-umbian
(ubi, singkong, dan talas), dan sagu. Sumber karbohidrat sederhana adalah
berbagai jenis gula, seperti gula pasir, gula enau, gula kelapa, dan gula
palma.
Sumber karbohidrat kompleks juga mengandung zat gizi selain
karbohidrat dalam jumlah berbeda-beda, seperti protein, lemak, mineral
dan vitamin. Sumber karbohidrat kompleks juga mengandung serat yang
diperlukan untuk melancarkan pergerakan usus dan buang air
besar. Sedangkan sumber karbohidrat sederhana hanya mengandung
karbohidrat, sehingga dinamakan juga sumber energi “kosong”.
d)  Batasilah Konsumsi Lemak dan Minyak sampai Seperempat dari
Kebutuhan Energi Sehari
Lemak dan minyak dalam makanan berguna untuk menghasilkan
energi dalam tubuh, membantu penyerapan dan pengangkutan vitamin-
vitamin A,D,E,dan K ,serta menambah lezatnya makanan.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan
konsumsi lemak dan minyak berasal dari minyak nabati, seperti minyak
kelapa, kelapa sawit, kacang kedelai, kacang tanah dan jagung karena
banyak mengandung asam lemak tidak jenuh jamak dan trigliserida rantai
menengah (medium chain triglyceride) yang berpengaruh baik terhadap
kesehatan. Proposrsi asam lemak jenuh dan asam lemak trans sebaiknya
masing-masing maksimal 88% dan 1% dari kebutuhan energi total. Di
antara lauk hewani, ikan paling sedikit mengandung lemak. Lemak ikan
terutama mengandung asam lemak tidak jenuh ganda.
Mengonsumsi lemak secara berlebihan bisa menyebabkan
kegemukan dan penyempitan pembuluh darah yang dapat menyebabkan
penyakit degenerative, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung
koroner dan stroke, serta diabetes mellitus.
e) Gunakan Garam Beryodium
Menggunakan garam beryodium dalam memasak dapat mencegah
timbulnya Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Gangguan
ini banyak terjadi pada daerah-daerah yang jauh dari laut dan
pegunungan,karena tanahnya kurang mengandung yodium yang
bersumber dari laut.
Yodium merupakan bagian dari hormon toksin yang antara lain
berperang mengontrol percepatan pelepasan energi dari zat gizi yang
menghasilkan energi, pemebentukan sel darah merah,serta fungsi otot dan
syaraf.menghambat kecerdasan otak anak serta pertumbuhan pada anak-
anak menyebabkan kekerdilan  ( kretinisme ) dan dungu. Disamping itu
terjadi bengkak pada kelenjar tiroid, berat badan kurang dan mudah lelah.
Umumnya akibat kekurangan yodium dinamakan “Gondok” dan karena
terdapat secara meluas di suatu daerah, dinamakan “Gondok Endemik”.
Mengkonsumsi garam secara berlebihan juga dapat menyebabkan
tekanan darah tinggi yang menimbulkan sakit jantung dan stroke.
Dianjurkan mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram atau kurang
lebih 1,5 sendok teh sehari.
f) Makanlah Makanan Sumber Besi
Kekurangan besi dapat menimbulkan Anemia Gizi Besi. Besi
diperlukan untuk pembentukan hemoglobin yang merupakan bagian dari
sel darah merah. Hemoglobin membawa oksigen dari paru-paru ke
seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari seluruh sel ke
paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Di samping itu besi berperan
dalam metabolisme energi. Besi juga merupakan bagian dari sel-sel otak
yang berperan dalam transmisi saraf.
Anemia Gizi Besi dapat menyebabkan rendahnya kemampuan
belajar dan produktivitas kerja, serta menurunnya antibodi
sehingga mudah terserang penyakit infeksi. Sumber besi adalah
hati, daging, ikan, kacang-kacangan, dan syuran daun hijau.
g) Berikan ASI Kepada Bayi Sampai Berumur 6 Bulan
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi. ASI
mengandung semua zat gizi dalam jumlah yang sesuai untuk proses
tumbuh kembang bayi. Pemberian ASI memungkinkan hubungan
kejiwaan yang erat antara ibu dan bayi. Disamping itu ASI mengandung
zat-zat anti kekebalan. ASI yang keluar pada hari pertama disebut
“kolostrum”. Kolostrum lebih kental dan kekuning-kuningan yang
mengandung zat anti kekebalan dan vitamin A yang
tinggi. ASI hendaknya merupakan makanan satu-satunya untuk bayi
hingga umur 6 bulan (ASI eksklusif).
h) Biasakan Makan Pagi
Manfaat makan pagi adalah untuk memelihara ketahanan fisik,
mempertahankan daya tahan tubuh, meningkatkan produktifitas kerja dan
meningkatkan konsentrasi belajar. Kebiasaan makan pagi, membantu
memenuhi kecukupan gizi sehari-hari. Sedangkan menurunnya kadar gula
darah. Susnan makanan pagi merupakan menu seimbang, yang terdiri atas
sumber energi, zat pembangun, dan zat pengatur resiko tidak
membiasakan makan pagi adalah gangguan kesehatan yang berupa

i) Minumlah Air Bersih yang Aman dan Cukup Jumlahnya


Air berfungsi sebgai zat pembangun dan zat pengatur, antara lain
sebagai pelarut dan alat angkut zat-zat gizi, katalisator sebagai reaksi
biologis dalam sel, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu, pelumas
sendi-sendi tubuh, dan sebagai peredam benturan. Rata-rata
seseorang membutuhkan 8 gelas atau 2 liter air sehari. Kehilangan air
terlalu banyak dapat menyebabkan dehidrasi atau kekeringan. Hal ini
merupakan resiko untuk menderita penyakit ginjal.
j) Lakukan Kegiatan Fisik dan Olahraga secara Teratur
Kegiatan fisik dan olahraga yang tidak seimbang dengan energi
yang dikonsumsi dapat menyebabkan kegemukan atau berat badan
berlebih, atau berat badan kurang atau kurusan. Biasakanlah melakukan
kegiatan fisik dan olahraga secara teratur dan sesuai dengan kebutuhan.
k) Hindarilah Minum Minuman Beralkohol
Mengkonsumsi minuman beralkohol dapat menyebabkan
ketagihan, mabuk, dan tidak mampu mengendalikan diri. Alkohol
mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat-zat gizi yang
lain. sebanyak 20% alkohol yang diminum dalam keadaan perut kosong
dapat mencapai sel otak dalam waktu satu menit, yang menyebabkan
eouforia pada seseorang setelah minum alkohol pada keadaan perut
kosong.
Kemampuan alkohol melarutkan lipid ayang terdapat dalam
membran sel memungkinkan dengan cepat masuk kedalam sel-sel tubuh
dan menghancurkan sel tersebut. Alkohol dapat merusak organ-organ
penting seperti hati dan otak, Alkohol dianggap racun atau toksin bagi
tubuh.
l) Makanlah Makanan yang Aman Bagi Kesehatan
Makanan yang aman bagi kesehatan adalah makanan yang tidak
tercemar, tidak mengandung mikroba dan bahan kimia berbahaya, serta
diolah dengan cara yang benar sehingga keadaan fisik dan gizinya tidak
rusak. Agar makanan aman dikonsumsi, makanan harus diperlakukan
secara benar, sejak bahan makanan ditanam tau diternakkan, disimpan,
ditransportasikan, dipasarkan, diolah, hingga siap santap. Dalam
pengelolahan, hendaknya tidak diguanakan bahan tambahan yang
berbahaya bagi kesehatan atau bersifat racun, seperti boraks dan formalin
yang sering digunakan sebagai bahan pengawet, serta rhodamin B
dan methanil yellow sebagai bahan pewarna merah dan kuning. Makanan
yang tidak aman dapat menimbulkan keracunan yang bias berakhir
dengan kematian.

m) Bacalah Label pada Makanan yang Dikemas


Peraturan perundang-undangan mnetapkan bahwa semua makanan
yang dikemas harus memiliki label yang memuat keterangan tentang
isi, jenis dan jumlah bahan yang digunakan, tanggal
kadaluarsa, komposisi zat gizi yang dinyatakan dalam jumlah dan sebagai
persen Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan ( AKG ) untuk tiap
takaran saji, serta keterangan penting lainnya seperti kehalalan produk.
Dengan demikian konsumen dapat mengetahui kandungan gizi dan
kelayakan makanan kemasan tersebut.
D. Angka Kecukupan Gizi
1.      Pengertian Angka Kecukupan Gizi
Angka kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG)
atau Recommended Dietary Allowances (RDA) adalah taraf konsumsi
zat-zat gizi esensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup
untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang sehat. Angka kecukupan
gizi berbeda dengan angka kebutuhan gizi (dietary requirements). Angka
kebutuhan gizi adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang dibutuhkan
seseorang untuk mempertahankan status gizi adekuat.
Angka kecukupan gizi (AKG) merupakan nilai yang menunjukkan
jumlah zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir
semua penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, dan kondisi
fisiologis, seperti kehamilan dan menyusui.

2.      Angka Kebutuhan Gizi yang Dianjurkan


AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk
masing-masing kelompok umur, gender, dan aktivitas fisik. Dalam
penggunaannya, bila kelompok penduduk yang dihadapi mempunyai rata-
rata berat badan yang berbeda dengan patokan yang digunakan, maka
perlu dilakukan penyesuaian. Bila berat badan kelompok penduduk
tersebut dinilai terlalu kurus, AKG dihitung berdasarkan berat badan
idealnya. Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan tidak
digunakan untuk perorangan.
            Angka kecukupan gizi yang dianjurkan digunakan untuk maksud-
maksud sebagai berikut:
a.       Merencanakan dan menyediakan suplai pangan untuk penduduk
atau kelompok penduduk. Untuk itu perlu diketahui pola pangan dan
distribusi penduduk. Karena AKG yang dianjurkan adalah angka
kecukupan pada tingkat faali, maka dalam merancang produksi
pangan perlu diperhitungkan kehilangan pangan yang terjadi pada tiap
tahap perlakuan pascapanen
b.      Menginterpretasikan data konsumsi makanan perorangan ataupun
kelompok. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa dalam penetapan
AKG digunakan patokan berat badan tertentu, misalnya pria dewasa
62 kg dan wanita dewasa 54 kg. Bila hasil survei menunjukan bahwa
rata-rata berat badan menyimpang dari patokan berat badan yang
digunakan, perlu dilakukan penyesuaian terhadap angka kecukupan.
Demikian pula penyelesaian angka kecukupan perlu dilakukan bila
nilai asam amino dan nilai kecernaan hidangan berbeda dengan nilai
yang digunakan dalam penetapan AKG yang dianjurkan. Penyesuaian
perlu juga dilakukan dalam hal kecukupan energi dan vitamin yang
berkaitan dengan penggunaan energi kelompok sebenarnya.
c.       Perencanaan pemberian makanan di industri, seperti rumah sakit,
sekolah, industri/perkantoran, asrama, panti asuhan, panti jompo dan
lembaga kemasyarakatan. Juga dalam hal ini perlu diperhatikan berat
badan rata-rata, aktivitas yang dilakukan dan untuk rumah sakit
kecukupan gizi untuk penyembuhan. Institusi yang tidak menyediakan
makanan lengkap sehari perlu memperhatikan proporsi AKG yang
perlu dipenuhi melalui penyediaan makanan.
d.      Menetapkan standar bantuan pangan, misalnya untuk keadaan
darurat: membantu para transmigrasi dan penduduk yang terkena
bencana alam serta memberi makanan tambahan untuk balita, anak
sekolah, dan ibu hamil. Pertimbangan yang dikemukakan pada butir 2
perlu diperhatikan.
e.       Menilai kecukupan persediaan pangan nasional
f.       Merencanakan program penyuluhan gizi.
g.      Mengembangkan produk pangan baru di industri.
h.      Menetapkan pedoman untuk keperluan labeling gizi pangan.
Biasanya dicantumkan proporsi AKG yang dapat dipenuhi oleh satu
porsi pangan tersebut.
Standar konsumsi gizi dapat dilihat dari komponen berikut :
a.       EAR (Estimated Average Requirement)

Rata-rata kecukupan zat gizi yang diperoleh dari rata-rata kebutuhan


gizi berdasarkan hasil penelitian terhadap sejumlah orang sehat. Rata-
rata kecukupan zat gizi ini bila diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari mencukupi kecukupan 50% populasi sehat.

b.      RDA (Recommended Dietary Allowance)

Angka kecukupan gizi yang bila diterapkan dalam kehidupan sehari-


hari akan memenuhi kebutuhan gizi 97.5% populasi sehat. RDA=
EAR+2SD.

c.       AI (Adequate Intake)

Angka yang menggambarkan kecukupan gizi berdasarkan asupan gizi


orang sehat. Digunakan bila belum cukup kajian kebutuhan atau
kecukupan zat gizi tertentu pada populasi tertentu.

d.      UL (Tolerable Upper Intake Level)

Angka tertinggi dari suatu anjuran kecukupan gizi yang bila


dikonsumsi dalam jumlah tersebut setiap hari tidsk menimbulkan efek
yang membahayakan kesehatan.

3.      Menentukan Kebutuhan Faali


Sedapat mungkin, AKG ditetapkan dengan terlebih dahulu
menerapkan kebutuhan faali rat-rata tubuh terhadap zat gizi yang sudah
diserap/distribusi. Nilai ini kemudian disesuaikan dengan faktor
kehilangan karena penyerapan tidak sempurna dan untuk menampung
variasi kebutuhan antar individu dan ketersediaan faali zat gizi antar
sumber bahan pangan. Dengan demikian, dalam AKG sudah dimasukkan
faktor keamanan untuk zat gizi, yang berkaitan dengan pengetahuan
tentang zat gizi bersangkutan, ketersediaan faalinya, dan variasi antar
penduduk.
            Kebutahan bayi dan anak merupakan kebutuhan zat gizi yang
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang memuaskan,
sedangkan untuk orang dewasa merupakan jumlah yang dibutuhkan untuk
memelihara berat badan normal dan mencegah deplesi zat gizi dari tubuh
yang diperkirakan melalui penelitian keseimbangan, serta pemeliharaan
konsentrasi normal zat gizi didalam darah dan jaringan tubuh. Untuk zat-
zat gizi tertentu, kebutuhan mungkin pula didasarkan atas jumlah yang
diperlukan baik untuk mencegah ketidakmampuan tubuh melakukan suatu
fungsi khusus, maupun untuk mencegah timbulnya tanda-tanda defisiensi
khusus, yaitu jumlah yang mingkin sanagat berbeda dengan kebutuhan
guna mempertahankan simpanan tubuh. Dengan demikian, penetapan
kebutuhan untuk setiap zat gizi berbeda sesuai kriteria yang dipilih.
            Langkah pertama dalam menyusun kecukupan gizi adalah
menetapkan kebutuhan faali rata-rata penduduk yang sehat dan mewakili
tiap golongan umur dan gender menurut kriteria yang telah diterapkan.
Untuk itu, perlu diketahui perbedaan-perbedaan didalam tiap golongan
yang memungkinkan perkiraan jumlah yang perlu ditambahkan pada
kebutuhan rata-rata untuk memenuhi kebutuhan sesungguhnya semua
orang sehat. Eksperimen demikian pada manusia sangat mahal dan perlu
waktu serta sering tidak dapat dilakukan karena alasan estis. Oleh sebab
itu, pemikiran kebutuhan dan variasinya sering dilakukan atas dasar
informasi yang terbatas.
            Bila kebutuhan penduduk mengikuti distribusi normal,
penambahan dua standar baru (SB) terhadap kebutuhan rata-rataakan
memenuhi kebutuhan sebagai besar (97,5%) populasi. Dengan
kemungkinan ada pengecualian tentang kebutuhan protein, hanya sedikit
bukti yang menunjukkan bahwa kebutuhan zat-zat gizi berdistribusi
normal. Oleh karena itu, tiap zat gizi diperlukan tersendiri guna
memperhitungkan perubahan didalam suatu populasi.
            Kecukupan untuk energi ditetapkan dengan cara berbeda dari pada
kecukupan untuk zat-zat gizi lain. AKG untuk energi mencerminkan rata-
rata kebutuhan tiap kelompok penduduk. Kebutuhan energi berbeda tiap
perorangan. Tambahan kecukupan untuk memenuhi variasi ini kurang
tepat, karena untuk jangka waktu lama kelebihan ini akan menimbulkan
obesitas pada seseorang yang mempunyai kebutuhan rata-rata.
            Angka kecukupan untuk protein dan zat-zat lain dinyatakan
sebagai taraf suapan terjamin (safe level of intake), yaitu rata-rata
kebutuhan +2,5 standar baku yang memenuhi atau melebihi kebutuhan
hampir semua individu (97,5%) dalam kelompok bersangkutan. Perkiraan
demikian, memperhitungkan perbedaan kebutuhan individu didalam
kelompok. Bila semua orang mengonsumsi protein atau zat-zat gizi lain
pada nilai yang sama atau sedikit lebih besardari konsumsi yang dianggap
aman, sedikit kemungkinan bahwa seseorang mengkonsumsi jumlah yang
tidak cukup. Jumlah yang sedikit lebih banyak ini tidak akan
menimbulkan akibat merugikan.

4.      Cara Memenuhi AKG


            Karena masih kurangnya pengetahuan, AKG belum dapat
ditetapkan untuk semua zat gizi yang sudah diketahui. Akan tetapi AKG
untuk zat-zat gizi yang sudah ditetapkan dapat dijadikan pedoman,
sehingga menu dapat bervariasi memenuhi AKG untuk zat-zat gizi
tersebut diharapkan cukup pula dalam zat-zat gizi lainnya. Oleh sebab itu,
dianjurkan agar menu sehari-hari terdiri atas bahan pangan bervariasi
yang diperoleh dari berbagai golongan bahan pangan (bukan dari
suplementasi atau fortifikasi), dan supaya diperhitungkan pula
kemungkinan kehilangan zat-zat gizi selama pengolahan makanan. Di
Indonesia pola menu seimbang tergambar dalam menu 4 Sehat 5
Sempurna dan Pedomam Umum Gizi Seimbang (PUGS). Dalam
menyusun menu, selain AKG perlu pula pertimbangan aspek
akseptabilitas makanan yang disajikan, karean sealain sebagai sumber zat-
zat gizi, makanan juga mempunyai nilai sosial dan emosional.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Gizi adalah suatu proses mekanisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
penyimpanan, metabolism dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ, serta menghasilkan energi.
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) memuat 13 dasar yang dapat
digunakan masyarakat luas sebagai pedoman praktis untuk mengatur
makanan sehari-hari yang seimbang dan aman guna mencapai dan
mempertahankan status gizi dan kesehatan yang optimal.  Angka kecukupan
gizi (AKG) merupakan nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi yang
diperlukan untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua penduduk
menurut kelompok umur, jenis kelamin, dan kondisi fisiologis, seperti
kehamilan dan menyusui.

B.     Saran
Demikian makalah ini kami buat sebagai tugas dari mata kuliah Dasar
Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat,  diharapkan makalah ini dapat menjadi
acuan pembuatan makalah tentang “Konsep Gizi Seimbang dan Angka
Kecukupan Gizi” selanjutnya dan makalah ini dapat mempermudah
mahasiswa ataupun lulusan Kesehatan Masyarakat untuk dapat memberikan
pemahaman mengenai konsep gizi seimbang kesehatan kepada masyarakat
agar angka kecukupan gizi dapat terpenuhi dan terhindar dari dampak
kekurangan maupun kelebihan gizi.
Hanya sebatas ini kemampuan yang dapat kami tuangkan dalam
makalah ini, kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini dikemudian hari.
Semoga makalah ini dapat berguna dan memberi manfaat bagi yang lain.
Atas perhatiannya saya ucapkan Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2001. “Prinsip Dasar Ilmu Gizi”. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Almatsier, Sunita. Dkk. 2011. “Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan”. Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Notoadmojo, Soekidjo. 2011. “Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni”. Jakarta :
Rineka Cipta.
Proverawati, Atikah dan Erna Kusuma Wati. 2011. ”Ilmu Gizi untuk Keperawatan
dan Gizi Kesehatan”. Yogyakarta : Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai