Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

KONSEP DASAR GIZI SEIMBANG

NAMA DOSEN PENGAMPU : ELISE PUTRI,


S.ST, M.Kes

Nama Kelompok :

1. Ayu Putri Marieta 211150981541035

2. Kristina Dewi Andrea 211150981541046

3. Monika Apriliany 2111509815411050

AKADEMI KEBIDANAN PANCA BHAKTI

PONTIANAK

2023
KATA PENGANTAR

Kami ucapkan puji syukur serta nikmat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat-Nya yang melimpah sehingga kami bisa dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul KONSEP GIZI SEIMBANG ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari ibu ELISE PUTRI, S.ST, M.Kes pada mata kuliah ASUHAN
KEBIDANAN KEHAMILAN. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang bagaimana diagnosa kehamilan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Elise Putri, S.ST, M.Kes selaku
dosen dari mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 23 Februari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

i
Halaman Judul Dan Cover
Kata Pengantar..........................................................................................................
Daftar Isi..................................................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................1
Bab II Pembahasan
2.1 Konsep Gizi Seimbang......................................................................................2
2.2 Pengertian Gizi Seimbang.................................................................................3
2.3 Pedoman Menu Gizi Seimbang.........................................................................4
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi ...................................................................9
Penyusunan Menu Seimbang...................................................................................9
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan......................................................................................................12
3.2 Saran................................................................................................................12
3.3 Daftar Pustaka.................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah gizi tidak terlepas dari masalah makanan karena masalah
gizi timbul sebagai akibat kekurangan atau kelebihan kandungan zat gizi
dalam makanan. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang melebihi
kecukupan gizi menimbulkan masalah gizi lebih, dan jika kekurangan pun
akan terkena berbagai penyakit defisiensi gizi.  
Dengan meningkatnya taraf hidup sebagian masyarakat yang tinggal
baik di perkotaan maupun di pedesaan akan memberikan perubahan pada
gaya hidup. Pemilihan makanan yang cenderung menyukai makanan siap
santap dimana kandungan gizinya tidak seimbang dan tidak mencukupi
Angka Kecukupan Gizi (AKG).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan
masalahnya adalah :
1. Bagaimana konsep gizi seimbang ?
2. Apa yang dimaksud dengan gizi dan gizi seimbang ?
3. Bagaimana peran gizi dalam menciptakan masyarakat yang sehat ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan
makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gizi dan gizi seimbang.
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep gizi seimbang.
3. Untuk mengetahui bagaimana peran gizi dalam menciptakan masyarakat
yang sehat

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep gizi seimbang


Zat-zat gizi yang terdapat pada makanan yang dikonsumsi berfungsi
untuk kelangsungan semua proses biologis dalam tubuh. Ya, zat gizi
dibutuhkan untuk proses membangun dan memelihara organ tubuh manusia.
Di Indonesia sejak 1955 dikenalkan konsep pola makan “4 Sehat 5
Sempurna” agar masyarakat memahami pola makan yang benar. Akan tetapi,
menurut Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Soekirman, dalam
perkembangannya ternyata konsep ini sudah tak tepat. Pasalnya, sejak era
1990, muncul problem gizi di masyarakat, di antaranya kegemukan dan
obesitas.
Konsep lama menekankan pentingnya empat golongan makanan
berupa sumber kalori untuk tenaga, protein untuk pembangun, sayur dan
buah sumber vitamin dan mineral untuk pemeliharaan.
Nah, seiring perkembangan ilmu gizi, konsep ini sudah tak sesuai
dengan kondisi sebenarnya, karena kebutuhan manusia akan gizi berbeda-
beda tergantung berbagai faktor. Karena itulah, dikembangkan konsep atau
pola gizi seimbang.
Bahan makanan dalam konsep gizi seimbang terbagi atas tiga
kelompok, yaitu:
 Sumber energi/tenaga : Padi-padian, umbi-umbian, tepung-tepungan,
sagu, jagung, dan lain-lain.
 Sumber zat Pengatur : sayur dan buah-buahan
 Sumber zat pembangun : ikan, ayam, telur, daging, susu, kacang-
kacangan dan hasil olahannya seperti tempe, tahu, oncom,susu
kedelai. Pengaturan porsi/jumlah yang dikonsumsi disesuaikan dengan
golongan usia, aktivitas, jenis kelamin. Sebagai contoh panduan umum
untuk orang dewasa untuk makan dalam 1 hari : Sumber tenaga : 3-5
piring nasi Sumber zat pengatur : 1 ½ - 2 mangkok sayur, 2-3 potong
buah. Sumber zat pembangun : 2-3 potong lauk hewani , 3 potong lauk
nabati.

2
Selain itu, konsep gizi seimbang pun menetapkan tiga belas pesan
dasar sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari
yang seimbang dan aman. Tujuannya agar status gizi serta kesehatan
yang optimal dapat tercapai serta dipertahankan.
Nah, adapun 13 pesan dasar tersebut adalah:
1. Makanlah aneka ragam makanan
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari
kebutuhan energi
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari
kebutuhan energi
5. Gunakan garam beryodium
6. Makanlah makanan sumber zat besi
7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur enam bulan
8. Biasakan sarapan pagi
9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya
10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
11. Hindari minum minuman beralkohol
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
13. Baca label pada makanan yang dikemas.

2.2 Pengertian Gizi Seimbang


Gizi Seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh
individu sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi
5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan
dan tidak kekurangan.
Menu seimbang yaitu menu yang terdiri dari
beranekaragam makanan dengan jumlah dan proporsi yang
sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna
pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan
serta pertumbuhan dan perkembangan.  Peranan berbagai
kelompok bahan makanan tergambar dalam piramida gizi
seimbang yang berbentuk kerucut. Populer dengan istilah “Tri
Guna Makanan”.

3
a. Pertama, sumber zat tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta
tepung-tepungan yang digambarkan di dasar kerucut.
b. Kedua, sumber zat pengatur yaitu sayuran dan buah-buah
digambarkan bagian tengah kerucut.
c. Ketiga, sumber zat pembangun, yaitu kacang-kacangan,
makanan hewani dan hasil olahan, digambarkan bagian atas kerucut.
Sejarah gizi seimbang bermula pada tahun 1992 saat
diselenggarakan konggres gizi internasional di Roma. Konggres
tersebut membahas pentingnya gizi seimbang untuk
menghasilkan kualitas SDM yang handal. Hasilnya adalah
rekomendasi untuk semua negara menyusun PUGS (Pedoman
Umum Gizi Seimbang).
Sebenarnya di Indonesia, pada tahun 1950 pernah
diperkenalkan pedoman 4 sehat 5 sempurna, yang kemudian
setelah adanya konggres gizi internasional di Roma
dikembangkan PUGS pada tahun 1995. Slogan 4 sehat 5
sempurna merupakan bentuk implementasi PUGS dan terdapat
13 pesan dalam PUGS.
2.3 Pedoman Menu Gizi Seimbang
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) memuat 13
dasar yang dapat digunakan masyarakat luas sebagai pedoman
praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang dan
aman guna mencapai dan mempertahankan status gizi dan
kesehatan yang optimal. Ketiga belas pesan dasar tersebut
adalah sebagai berikut :
a) Makanlah Aneka Ragam Makanan
Tidak ada satu jenis pun bahan makanan yang
mengandung semua zatgizi yang diperlukan untuk pertumbuhan
danpemeliharaan tubuh serta untuk perkembangan otak dan
produktivitas kerja, kecuali Air Susu Ibu (ASI) yang diciptakan
sebagai makanan sempurnah bagi bayi sehat umur 0-6 bulan.
Sesudah umur 6 bulan seseorang harus mengkonsumsi
beranekaragam makanan yang zat-zat gizinya saling
melengkapi. 

4
Kekurangan zat gizi tertentu dalam suatu jenis bahan
makanan dapat dilengkapi oleh zat gizi yang sama yang terdapat
dalam bahan makanan lain. Oleh sebab itu makanan yang
beranekaragam akan menjamin terpenuhinya kebutuhan zat
energi/tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur seseorang.
b) Makanlah Makan yang Memenuhi Kecukupan Energi
Menu sehari-hari hendaknya cukup mengandung energi
agar seseorang dapat melakukan kegiatan sehari-hari, seperti
bekerja, belajar, berolahraga, dan berinteraksi. Kebutuhan energy
dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi bahan makanan sumber
karbohidrat, protein, dan lemak. Cukup tidaknya konsumsi energi
sehari-hari seseorang dapat dikdetahui dari normal tidaknya berat
badan. Bagi anak-anak dibawah 5 tahun (balita), anak sekolah,
remaja, ibu hamil, berat badan normal dapat diketahui dari kartu
menuju sehat (KMS) sedangkan bagi orang dewasa dan usia
lanjut dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IM,T)
Rumus IMT sebagai berikut :
IMT =
Batas ambang IMT adalah sebagai berikut :
 Kurus : tingkat ringan IMT 17-18,4
tingkat berat IMT < 17,0
 Normal: IMT 18,5-25
 Gemuk : tingkat ringan IMT >25,0-27,0
tiikat berat IMT >27,0
Konsumsi energi melebihi kebutuhan secara berlanjut
menyebabkan kegemukan. Kegemukan merupakan faktor resiko
berbagai penyakit degeneratif ,seperti penyakit tekanan darah
tinggi, jantung koroner, dan diabetes melitus. Sebaliknya,
konsumsi energi kurang dari kebutuhan secara lanjut
menyebabkan berat badan kurang atau kurus yang dapat
menyebabkan rendahnya produktivitas kerja, menurunnya
kemampuan belajar dan prestasi olah raga, serta berkurangnya
kekebalan tubuh terhadap penyakit infeksi.

5
c)  Makanlah Makanan Sumber Karbohidrat Setengah dari Kebutuhan
Sehari
Ada dua kelompok karbohidrat sederhana, yaitu
karbohidrat kompleks dan karbohidrat sederhana. Bahan
makanan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-padian
(beras, jagung, dan gandum), umbi-umbian (ubi, singkong, dan
talas), dan sagu. Sumber karbohidrat sederhana adalah berbagai
jenis gula, seperti gula pasir, gula enau, gula kelapa, dan gula
palma.
Sumber karbohidrat kompleks juga mengandung zat gizi
selain karbohidrat dalam jumlah berbeda-beda, seperti
protein, lemak, mineral dan vitamin. Sumber karbohidrat
kompleks juga mengandung serat yang diperlukan untuk
melancarkan pergerakan usus dan buang air besar. Sedangkan
sumber karbohidrat sederhana hanya mengandung
karbohidrat, sehingga dinamakan juga sumber energi “kosong”.
d)  Batasilah Konsumsi Lemak dan Minyak sampai Seperempat dari
Kebutuhan Energi Sehari
Lemak dan minyak dalam makanan berguna untuk
menghasilkan energi dalam tubuh, membantu penyerapan dan
pengangkutan vitamin-vitamin A,D,E,dan K ,serta menambah
lezatnya makanan.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan konsumsi lemak dan
minyak berasal dari minyak nabati, seperti minyak kelapa, kelapa sawit, kacang
kedelai, kacang tanah dan jagung karena banyak mengandung asam lemak
tidak jenuh jamak dan trigliserida rantai menengah (medium chain
triglyceride) yang berpengaruh baik terhadap kesehatan. Proposrsi asam lemak
jenuh dan asam lemak trans sebaiknya masing-masing maksimal 88% dan 1%
dari kebutuhan energi total. Di antara lauk hewani, ikan paling sedikit
mengandung lemak. Lemak ikan terutama mengandung asam lemak tidak jenuh
ganda.
Mengonsumsi lemak secara berlebihan bisa menyebabkan kegemukan dan
penyempitan pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyakit degenerative,
seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner dan stroke, serta diabetes

6
mellitus.
e) Gunakan Garam Beryodium
Menggunakan garam beryodium dalam memasak dapat
mencegah timbulnya Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY). Gangguan ini banyak terjadi pada daerah-daerah yang
jauh dari laut dan pegunungan,karena tanahnya kurang
mengandung yodium yang bersumber dari laut.
Yodium merupakan bagian dari hormon toksin yang antara lain berperang
mengontrol percepatan pelepasan energi dari zat gizi yang menghasilkan energi,
pemebentukan sel darah merah,serta fungsi otot dan syaraf.menghambat
kecerdasan otak anak serta pertumbuhan pada anak-anak menyebabkan
kekerdilan  ( kretinisme ) dan dungu. Disamping itu terjadi bengkak pada kelenjar
tiroid, berat badan kurang dan mudah lelah. Umumnya akibat kekurangan
yodium dinamakan “Gondok” dan karena terdapat secara meluas di suatu
daerah, dinamakan “Gondok Endemik”.
Mengkonsumsi garam secara berlebihan juga dapat menyebabkan tekanan
darah tinggi yang menimbulkan sakit jantung dan stroke. Dianjurkan
mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram atau kurang lebih 1,5 sendok teh
sehari.
f) Makanlah Makanan Sumber Besi
Kekurangan besi dapat menimbulkan Anemia Gizi Besi.
Besi diperlukan untuk pembentukan hemoglobin yang merupakan
bagian dari sel darah merah. Hemoglobin membawa oksigen dari
paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa
karbondioksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan
dari tubuh. Di samping itu besi berperan dalam metabolisme
energi. Besi juga merupakan bagian dari sel-sel otak yang
berperan dalam transmisi saraf.
Anemia Gizi Besi dapat menyebabkan rendahnya kemampuan belajar dan
produktivitas kerja, serta menurunnya antibodi sehingga mudah terserang
penyakit infeksi. Sumber besi adalah hati, daging, ikan, kacang-kacangan, dan
syuran daun hijau.
g) Berikan ASI Kepada Bayi Sampai Berumur 6 Bulan
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk

7
bayi. ASI mengandung semua zat gizi dalam jumlah yang sesuai
untuk proses tumbuh kembang bayi.
Pemberian ASI memungkinkan hubungan kejiwaan yang erat
antara ibu dan bayi. Disamping itu ASI mengandung zat-zat anti
kekebalan. ASI yang keluar pada hari pertama disebut
“kolostrum”. Kolostrum lebih kental dan kekuning-kuningan yang
mengandung zat anti kekebalan dan vitamin A yang
tinggi. ASI hendaknya merupakan makanan satu-satunya untuk
bayi hingga umur 6 bulan (ASI eksklusif).
h) Biasakan Makan Pagi
Manfaat makan pagi adalah untuk memelihara ketahanan
fisik, mempertahankan daya tahan tubuh, meningkatkan
produktifitas kerja dan meningkatkan konsentrasi belajar.
Kebiasaan makan pagi, membantu memenuhi kecukupan gizi
sehari-hari. Sedangkan menurunnya kadar gula darah. Susnan
makanan pagi merupakan menu seimbang, yang terdiri atas
sumber energi, zat pembangun, dan zat pengatur resiko tidak
membiasakan makan pagi adalah gangguan kesehatan yang
berupa
i) Minumlah Air Bersih yang Aman dan Cukup Jumlahnya
Air berfungsi sebgai zat pembangun dan zat
pengatur, antara lain sebagai pelarut dan alat angkut zat-zat
gizi, katalisator sebagai reaksi biologis dalam sel, fasilitator
pertumbuhan, pengatur suhu, pelumas sendi-sendi tubuh, dan
sebagai peredam benturan. Rata-rata seseorang membutuhkan 8
gelas atau 2 liter air sehari. Kehilangan air terlalu banyak dapat
menyebabkan dehidrasi atau kekeringan. Hal ini merupakan
resiko untuk menderita penyakit ginjal.
j) Lakukan Kegiatan Fisik dan Olahraga secara Teratur
Kegiatan fisik dan olahraga yang tidak seimbang dengan
energi yang dikonsumsi dapat menyebabkan kegemukan atau
berat badan berlebih, atau berat badan kurang atau kurusan.
Biasakanlah melakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
dan sesuai dengan kebutuhan.

8
k) Hindarilah Minum Minuman Beralkohol
Mengkonsumsi minuman beralkohol dapat menyebabkan
ketagihan, mabuk, dan tidak mampu mengendalikan diri. Alkohol
mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat-zat gizi yang
lain. sebanyak 20% alkohol yang diminum dalam keadaan perut
kosong dapat mencapai sel otak dalam waktu satu menit, yang
menyebabkan eouforia pada seseorang setelah minum alkohol
pada keadaan perut kosong.
Kemampuan alkohol melarutkan lipid ayang terdapat dalam membran sel
memungkinkan dengan cepat masuk kedalam sel-sel tubuh dan menghancurkan
sel tersebut. Alkohol dapat merusak organ-organ penting seperti hati dan
otak, Alkohol dianggap racun atau toksin bagi tubuh.
l) Makanlah Makanan yang Aman Bagi Kesehatan
Makanan yang aman bagi kesehatan adalah makanan
yang tidak tercemar, tidak mengandung mikroba dan bahan kimia
berbahaya, serta diolah dengan cara yang benar sehingga
keadaan fisik dan gizinya tidak rusak. Agar makanan aman
dikonsumsi, makanan harus diperlakukan secara benar, sejak
bahan makanan ditanam tau diternakkan, disimpan,
ditransportasikan, dipasarkan, diolah, hingga siap santap. Dalam
pengelolahan, hendaknya tidak diguanakan bahan tambahan
yang berbahaya bagi kesehatan atau bersifat racun, seperti
boraks dan formalin yang sering digunakan sebagai bahan
pengawet, serta rhodamin B dan methanil yellow sebagai bahan
pewarna merah dan kuning. Makanan yang tidak aman dapat
menimbulkan keracunan yang bias berakhir dengan kematian.
m) Bacalah Label pada Makanan yang Dikemas
Peraturan perundang-undangan mnetapkan bahwa semua
makanan yang dikemas harus memiliki label yang memuat
keterangan tentang isi, jenis dan jumlah bahan yang
digunakan, tanggal kadaluarsa, komposisi zat gizi yang
dinyatakan dalam jumlah dan sebagai persen Angka Kecukupan
Gizi yang dianjurkan ( AKG ) untuk tiap takaran saji, serta
keterangan penting lainnya seperti kehalalan produk. Dengan

9
demikian konsumen dapat mengetahui kandungan gizi dan
kelayakan makanan kemasan tersebut.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Menu


Seimbang
1. Ekonomi (terjangkau dengan keuangan keluarga)
Keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah terkucupi
dibandingkan dengan keluarga status ekonomi rendah, hal ini akan
mempengaruhi kebutuhan akan informasi termasuk kebutuhan skunder. Jadi
dapat disimpulkan bahwa ekonomi dapat mempengaruhi penyusunan menu gizi
seimbang seseorang.
2. Sosial budaya (tidak bertentangan)
Hal-hal yang perlu diperlihatkan dalam pengaruh budaya antara lain sikap
terhadap makanan, penyebab penyakit, kelahiran anak, dan produksi pangan.
Dalam hal sikap terhadap makanan, masih terhadap pantangan, tahayul, tabu
dalam masyarakat yang menyebabkan konsumsi makanan menjadi rendah.
Kebiasaan makan tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai sosial budaya
masyarakat. Sementara kebiasaan makan sangat erat kaitannya dengan upaya
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
3. Kondisi kesehatan
Kebutuhan gizi setiap individu tidak selalu tetap, tetapi bervariasi sesuai
dengan kondisi kesehatan seseorang pada waktu tertentu. Stress fisik dan
stressor psikososial yang kerap terjadi pada lanjut usia juga mempengaruhi
kebutuhan gizi. Pada lanjut usia masa rehabilitas sesudah sakit memerlukan
penyesuain kebutuhan gizi.
4. Umur
Pada lanjut usia kebutuhan energi dan lemak menurun. Setelah usia 50
tahun, kebutuhan energi berkurang sebesar5% untuk setiap 10 tahun.
Kebutuhan protein, vitamin dan mineral tetap yang berfungsi sebagai regerasi sel
dan antioksidan untuk melindungi sel-sel tubuh dari radikal bebas yang dapat
merusak sel.
5. Berat badan
Kelibihan gizi dapat mengakibatkan pertumbuhan berlebihan (gemuk),
oleh sebab itu pertumbuhan sangat erat berkaitan dengan asupan energi dan

10
protein. Besarnya asupan lemak, asupan energi dan asupan protein berpengaruh
signifikan. Didukung juga oleh teori irianto 2007 menyatakan seseorang dengan
makan yang cukup dan nilai status gizinya cukup tinggi, jika kurang banyak
bekerja maka orang tersebut akan menjadi gemuk.
6. Aktivitas
Kecukupan zat gizi seseorang juga sangat tergantung dari aktivitas
sehari-hari : ringan, sedang, berat. Makin berat pekerjaan seseorang makin
besar zat gizi yang dibutuhkan. Lanjut usia dengan pekerjaan fisik yang berat
memerlukan zat gizi yang lebih banyak.
7. Kebiasaan makan (like or dislike).
Kebiasaan makan tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai sosial budaya
masyarakat. Sementara kebiasaan makan sangat erat kaitannya dengan upaya
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Banyak yang sering kali
memilih milih makanan, hanya memakan yang disukai tanpa melihat gizi yang
didapat dari makanan tersebut.
8. Ketersediaan pangan setempat.
Pada keluarga miskin, rendahnya asupan makanan akibat ketersedian
pangan yang tidak memadai berkaitan dengan kemampuan untuk menyediakan
pangan bergizi seimbang bagi seluruh anggota keluarga kurang cukupnya
pangan berkaitan dengan ekonomi dalam keluarga. Tidak tersedianya pangan
dalam keluarga yang terjadi terus menerus akan menyebabkan terjadinya
penyakit kurang gizi.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gizi adalah suatu proses mekanisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti,
absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolism dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) memuat 13
dasar yang dapat digunakan masyarakat luas sebagai pedoman
praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang dan
aman guna mencapai dan mempertahankan status gizi dan
kesehatan yang optimal.  Angka kecukupan gizi (AKG)
merupakan nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi yang
diperlukan untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua
penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, dan kondisi
fisiologis, seperti kehamilan dan menyusui
3.2 Saran
Demikian makalah ini kami buat sebagai tugas dari mata
kuliah Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat,  diharapkan
makalah ini dapat menjadi acuan pembuatan makalah tentang
“Konsep Gizi Seimbang dan Angka Kecukupan Gizi” selanjutnya
dan makalah ini dapat mempermudah mahasiswa ataupun
lulusan Kesehatan Masyarakat untuk dapat memberikan
pemahaman mengenai konsep gizi seimbang kesehatan kepada
masyarakat agar angka kecukupan gizi dapat terpenuhi dan
terhindar dari dampak kekurangan maupun kelebihan gizi.

12
Hanya sebatas ini kemampuan yang dapat kami tuangkan
dalam makalah ini, kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan
makalah ini dikemudian hari. Semoga makalah ini dapat berguna
dan memberi manfaat bagi yang lain. Atas perhatiannya saya
ucapkan Terima kasih.

13
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2001. “Prinsip Dasar Ilmu Gizi”. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
T.Tasnim, Sulfianti, Hasnidar, Puspita. 2020. “Gizi dan Kesehatan”.
KA Surjati, Pw Hapsari. 2021. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi penyusunan
menu seimbang”. Universitasbumigora.
Almatsier, Sunita. Dkk. 2011. “Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan”. Jakarta :
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Notoadmojo, Soekidjo. 2011. “Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni”. Jakarta :
Rineka Cipta.
Proverawati, Atikah dan Erna Kusuma Wati. 2011. ”Ilmu Gizi untuk
Keperawatan dan Gizi Kesehatan”. Yogyakarta : Nuha Medika.

14
Soal Kasus
1. Seorang bidan desa di wilayah tempat bekerjanya masih banyak dijumpai
kebiasaan pantang makan seperti ibu hamil tidak boleh makan-makanan yang
amis karena nantinya air kawahnya akan berbau amis. Apakah upaya yang harus
dilakukan bidan desa sesuai kasus di atas?
a. Menentang kebiasaan yang tidak benar tersebut
b. Melakukan pemantauan status gizi yang baik selama hamil
c. Memberikan makanan tambahan pada semua ibu hamil
d. Memberikan konseling gizi yang baik selama hamil
e. Menyarankan ibu hamil untuk hati-hati dalam memilih makanan
Jawabannya:D
Karena Dalam menjalankan perannya di masyarakat seringkali bidan dihadapkan
pada mitos – mitos yang berlaku di masyarakat. Bidan berperan untuk mengatasi
masalah ini dengan memberikan pendidikan kesehatan mengenai mitos – mitos
yang dapat merugikan kesehatan ibu dan bayi. Dalam kasus ini bidan perlu
melakukan konseling gizi yang baik selama hamil kepada perempuan hamil dan
masyarakat.
Refrensi : Sri Rosita & Rahmayani ., 2022, Pengetahuan Ibu Post Patrum
Tentang Pantangan Makan Dalam Budaya Madeung Dengan Penyembuh Luka
Perineum .Journal of Healthcare Technology and Medicine. Vol 8, No 2.
2. Bidan di sebuah desa di datangi oleh seorang perempuan usia 32 tahun
berprofesi sebagai kader mengatakan ada balita usia 5 tahun menderita gizi
buruk. Setelah dilakukan kunjungan rumah keluarga tersebut termasuk pada
keluarga dengan tingkat ekonomi menengah kebawah. Apakah upaya bidan
untuk mencegah kasus tersebut berulang kembali ?
a. Melatih para kader
b. Membuat poster dan leaflet pola nutrisi
c. Memberikan dana tambahan untuk masyarakat
d. Membuat rencana penyuluhan gizi tiap posyandu
e. Memberikan makanan bergizi pada setiap keluarga
Jawabannya:D
Karena Masalah gizi buruk tidak hanya disebabkan oleh faktor ekonomi, namun
juga disebabkan oleh faktor rendahnya pengetahuan akan sumber makanan
yang bernutrisi dan pengolahan makanan yang baik. Untuk itu diperlukan

15
pendidikan kesehatan mengenai sumber makanan lokal yang bergizi tinggi dan
dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan, cara pengolahan makanan yang
bersih dan sehat, serta pemantauan tumbuh kembang secara rutin.
Refrensi : Nurul Aini, Agnes Gonxa Mulia Hera, Alisya Isma Anindita, Keren &
Rizki Amalia ., 2022, Hubungan Rendahnya Tingkat Ekonomi Terhadap Risiko
Terjadinya Stunting .Journal Kesehatan Tambusai. Vol 3, No 2.
3. Anak F usia 3 tahun 10 bulan BB 16,2 kg TB 100 cm mempunyai kebiasan
makan utamaa tiga kali per hari , suka cemilan kering seperti biscuit, tidak suka
makan sayuran dan buah , minum susu 4-5 gelas per hari. Masalah gizi apakah
yang akan beresiko akan muncul pada balita tersebut:
a. Kurang kalsium dan vit D
b. Anemia
c. Obesitas
d. Karies gigi
Jawabannya:C
Karena Obesitas terjadi ketika kadar kalori masuk lebih banyak dari yang
dibutuhkan oleh tubuh. Hal tersebut menyebabkan energi menjadi berlebihan,
sehingga diubah menjadi cadangan dalam bentuk lemak. Selain itu, pengaruh
genetik, perilaku dan hormonal pada berat badan juga menjadi salah
satu penyebab obesitas.
Refrensi : Nurul Aini, Toto Sudargo & Felicia Rosyani ., 2019, Pola Makan dan
Obesitas.
4. Sekelompok ibu hamil berusia 22-35 tahun sedang mendapatkan penyuluhan
dari dinas Kesehatan tentang “pentingnya gizi bagi ibu hamil” karena gizi yang
optimal sejak awal kehamilan sangat diperlukan terutama untuk pembentukan
neural tube otak janin. Zat gizi apakah yang diperlukan untuk neural tube otak
janin?
a. Zat besi
b. Asam folat
c. Yodium
d. Natrium
Jawabannya: B
Karena asam folat diperlukan dalam membantu pembentukan sel-sel dan sistem
organ pada janin seperti otak dan sumsum tulang belakang, pembentukan sel

16
darah merah, serta untuk menjaga daya tahan tubuh.
Refrensi : AS Milah ., 2019, Nutrisi Ibu dan Anak : Gizi untuk Keluarga.
5. Pasien perempuan usia 45 tahun masuk rumah sakit dengan data kajian gizi
IMT pasien 29kg/m, tensi 110/80mmHg, Na 134mg/dl, pasien suka makan
makanan yang berlemak (gorengan dan santan) dengan pola makan 3-4 kali per
hari. Ahli gizi melakukan pengkajian data gizi. Apakah status gizi pasien dari
kasus tersebut?
a. Obesitas
b. Kurang
c. lebih
d. Normal
Jawabannya: A
Karena Obesitas terjadi ketika kadar kalori masuk lebih banyak dari yang
dibutuhkan oleh tubuh. Hal tersebut menyebabkan energi menjadi berlebihan,
sehingga diubah menjadi cadangan dalam bentuk lemak. Selain itu, pengaruh
genetik, perilaku dan hormonal pada berat badan juga menjadi salah
satu penyebab obesitas.
Refrensi : Nurul Aini, Toto Sudargo & Felicia Rosyani ., 2019, Pola Makan dan
Obesitas.
6. Tn A, 20 tahun dengan diagnosis medis DM tipe 1 dan mempunyai diagnosis
gizi perubahan data laboratorium (glukosa darah, HbA1c) yang disebabkan
karena gangguan fungsi endokrin ditandai oleh glukosa darah puasa 200mg/dl
dan HbA1c 8%. Ahli gizi melakukan monitoring dan evaluasi 1minggu
kemudiann. Tanda dan gejala apakah yang harus diperhatikan dan dicatat oleh
ahli gizi pada dokumen rekam medis TnA?
a. HbA1c
b. Tinggi badan
c. Aktivitas fisik
d. Riwayat keluarga
e. Glukosa darah puasa
Jawabannya: E
Karena Kadar gula darah puasa pada pasien dinilai normal jika masih di bawah 100
mg/dL, dan prediabetes jika kadarnya antara 100 hingga 125 mg/dL. Pasien dalam
kondisi DM tipe 2 jika kadar GDP di atas 126 mg/dL.2. Tes toleransi glukosa oral

17
(TTGO) 2 jam PP.
Refrensi : Fahrun Nur Rosyid, Supratman, Beti & Diah, ., 2020, Kadar Glukosa
Darah Puasa dan Dihubungkan dengan Kualitas Hidup pada Pasien Ulkus Kaki
Diabetik. Jurnal Keperawatan Slampari. Vol 3 No 2.
7. Hasil pemantauan pertumbuhan balita di suatu posyandu daerah miskin
menunjukan angka N/D bulanan, selalu di bawah 25% dengan D/S selalu di atas
80%. Pada uumunya Pendidikan ibu tidak tamat sekolah dasar. Kegiatan
penyuluhan gizi terkendala karena tidak ada kader yang mampu melakukan.
Kondisi ini sudah berlangsung selama lebih dari 2 tahun. Upaya apakah yang
seharusnya dilakukan untuk meningkatkan N/D di desa tersebut?
a. Menambah jumlah kader posyandu
b. Pemberian makanan tambahan kepada balita
c. Frekuensi pelaksanaan posyandu ditingkatkan
d. Demonstrasi pembuatan makanan balita oleh kader
e. Penyuluhan gizi untuk meningkatkan keterampilan kader
Jawabannya: B
Karena Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah kegiatan pemberian
makanan kepada balita dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu beserta
kegiatan pendukung lainnya dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan
pangan. Serta mengandung nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran.
Refrensi :Syukurianti Syahda & Ria Irena., 2021, Pemenuhan Makanan Balita Di
Desa Ranah Singkuang Kabupaten Kampar. Jurnal Pengabdian Masyarakat. Vol
2 No 2.
8. Seorang Anak laki-laki umur 15 bulan ditimbang di posyandu cempaka, berat
badan 7,4 kg Tinggi badan 74,1 cm, dengan ploting Z-score BB/U (-3 SD), TB/U
(-2SD) dan BB/TB (-3SD s.d -2SD), Apakah status gizi anak tersebut menurut
indeks BB/U ?
a. Baik
b. Buruk
c. Lebih
d. Gemuk
E. Kurang
Jawabannya: B
Karena Penilaian status gizi bayi berdasarkan BB/U, yaitu: Berat badan sangat

18
kurang: kurang dari -3 SD. Berat badan kurang: -3 SD sampai dengan kurang
dari -2 SD. Berat badan normal: -2 SD sampai dengan +1 SD.
Refrensi :Putri Yunita Pane, Anaria & Eveline Suryanti Aritonang., 2022,
Perbedaan Status Gizi pada Balita sebelum dan sesudah pandemic covid-19.
Jurnal Penelitian Perawat Profesional. Vol 4, No 1.
9. 200 balita disuatu desa menunjukan gejala kekurangan vitamin A dengan
banyaknya laporan anak balita pada menjelang malam (sore hari) anak
menunjukan gejala buta senja, petugas dengan peralatan dan sumberdaya yang
terbatas akan melalukan penapisan untuk memilih balita yang akan dirujuk ke
rumah sakit dengan melakukan tes adaptasi terang gelap dengan menggunakan
satu ruang yang gelap.
Metode penilaian status gizi (PSG) yang dilakukan petugas tersebut adalah?
a. Biofisik
b. Biokimia
c. Statistik vital
d. Faktor ekologi
e. Pemeriksaan klinis
Jawabannya: E
Karena pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis
memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil
pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Pemeriksaan fisik dan rekam
medis akan membantu dalam penegakan diagnosis dan perencanaan perawatan
pasien.
Refrensi: Djoko Santoso., 2020, Pemeriksaan Klikik Dasar.
10. Seorang anak balita perempuan umur 48 bulan, datang di klinik tumbuh kembang
puskesmas B, hasil deteksi ditemukan  penyimpangan pada perkembangan, berat badan
dibawah normal, hasil pemeriksaan laboratorium TSH di atas normal, FT4 turun, hasil
skor GAKY menunjukan angka diatas Diagnosa gizi balita tersebut adalah?
a. Euthyroid
b. Hypothyroid
c. Hyperthyroid
d. Hypothyroid Sub-klinis
e. Hyperthyroid Sub-klinis
Jawabannya: B

19
Karena Hypothyroid Kondisi ketika kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon
tiroid yang cukup. Kekurangan hormon tiroid pada hipotiroidisme bisa
mengganggu detak jantung, suhu tubuh, dan seluruh aspek metabolisme.
Hipotiroidisme paling umum terjadi pada wanita lebih tua. Gejala utama yaitu
kelelahan, sensitif terhadap dingin, sembelit, kulit kering, dan naiknya berat
badan tanpa alasan.
Refrensi :E Suryanti., 2022, BRONKOPNEUMONIA PADA BAYI USIA 5 BULAN
DENGAN KLINIS SINDROM DOWN DAN SUSPEK HIPOTIROID KONGENITAL
. Medical Jurnal Of Lampung University. Vol 9, No 2.

20

Anda mungkin juga menyukai