Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah gizi tidak terlepas dari masalah makanan karena masalah gizi timbul
sebagai akibat kekurangan atau kelebihan kandungan zat gizi dalam makanan. Kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang melebihi kecukupan gizi menimbulkan masalah gizi lebih,
dan jika kekurangan pun akan terkena berbagai penyakit defisiensi gizi. Dengan
meningkatnya taraf hidup sebagian masyarakat yang tinggal baik di perkotaan maupun di
pedesaan akan memberikan perubahan pada gaya hidup. Pemilihan makanan yang
cenderung menyukai makanan siap santap dimana kandungan gizinya tidak seimbang dan
tidak mencukupi Angka Kecukupan Gizi (AKG).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan gizi dan gizi seimbang ?
2. Bagaimana konsep gizi seimbang ?
3. Apa yang dimaksud dengan angka kecukupan gizi ?
4. Bagaimana peran gizi dalam menciptakan masyarakat yang sehat ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gizi dan gizi seimbang.
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep gizi seimbang.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan angka kecukupan gizi.
4. Untuk mengetahui bagaimana peran gizi dalam menciptakan masyarakat yang sehat.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN GIZI
1. Pengertian Gizi dan Makanan
Gizi adalah suatu proses mekanisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan,
metabolism dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan
energi.
Ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam
hubungannya dengan keseharan optimal. Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab
“ghidza” berarti makanan. Di satu sisi ilmu gizi berkaitan dengan makanan dan disisi
lain dengan tubuh manusia. Batasan klasik mengatakan bahwa ilmu gizi adalah ilmu
yang mempelajari nasib makanan sejak ditelan sampai diubah menjadi bagian tubuh
dan energi serta di eksekresikan sebagai sisa.
Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya,yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan,serta
mengatur proses-proses kehidupan.
Fungsi zat gizi di dalam tubuh adalah :
a. Memberi energi : Zat-zat gizi yang dapat memberikan enrgi adalah karbohidrat,
lemak,dan protein. Oksidasi zat-zat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan
tubuh untuk melakukan kegiatan atau aktivitas.
b. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh : Protein, mineral dan air adalah
bagian dari jaringan tubuh. Oleh karena itu diperlukan untuk membentuk sel-sel
baru,memelihara dan mengganti sel-sel yang rusak.
c. Mengatur proses tubuh : Protein, mineral, air dan vitamin diperlukan untuk
mengatur proses tubuh. Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel,
bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan
membentuk antibodi sebagai pangkal organisme yang bersifat infektif dan bahan-
bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh.

Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-
unsur/ikatan kimia yang dapat di ubah menjadi zat gizi oleh tubuh,yang berguna bila
dimasukkan ke dalam tubuh.

Empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia adalah:

a. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan atau perkembangan serta


mengganti jaringan tubuh yang rusak.
b. Memperoleh energy guna melakukan kegiatan sehari-hari.

2
c. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan
air,mineral,dancairan tubuh yang lain.
d. Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.

2. Pengertian Gizi Seimbang


Gizi Seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang
beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak
berlebihan dan tidak kekurangan.
Menu seimbang yaitu menu yang terdiri dari beranekaragam makanan dengan jumlah
dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna
pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan
dan perkembangan. Peranan berbagai kelompok bahan makanan tergambar dalam
piramida gizi seimbang yang berbentuk kerucut. Populer dengan istilah “Tri Guna
Makanan”.
a. Pertama, sumber zat tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepung-
tepungan yang digambarkan di dasar kerucut.
b. Kedua, sumber zat pengatur yaitu sayuran dan buah-buah digambarkan bagian
tengah kerucut.
c. Ketiga, sumber zat pembangun, yaitu kacang-kacangan, makanan hewani dan
hasil olahan, digambarkan bagian atas kerucut.

Sejarah gizi seimbang bermula pada tahun 1992 saat diselenggarakan konggres
gizi internasional di Roma. Konggres tersebut membahas pentingnya gizi seimbang
untuk menghasilkan kualitas SDM yang handal. Hasilnya adalah rekomendasi untuk
semua negara menyusun PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang).

Sebenarnya di Indonesia, pada tahun 1950 pernah diperkenalkan pedoman 4 sehat


5 sempurna, yang kemudian setelah adanya konggres gizi internasional di Roma
dikembangkan PUGS pada tahun 1995. Slogan 4 sehat 5 sempurna merupakan bentuk
implementasi PUGS dan terdapat 13 pesan dalam PUGS.

B. Pesan Dasar Pedoman Umum Gizi Seimbang


Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) memuat 13 dasar yang dapat digunakan
masyarakat luas sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang
seimbang dan aman guna mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang
optimal. Ketiga belas pesan dasar tersebut adalah sebagai berikut :
1. Makanlah Aneka Ragam Makanan
Tidak ada satu jenis pun bahan makanan yang mengandung semua zatgizi yang
diperlukan untuk pertumbuhan danpemeliharaan tubuh serta untuk perkembangan
otak dan produktivitas kerja, kecuali Air Susu Ibu (ASI) yang diciptakan sebagai
makanan sempurnah bagi bayi sehat umur 0-6 bulan. Sesudah umur 6 bulan

3
seseorang harus mengkonsumsi beranekaragam makanan yang zat-zat gizinya saling
melengkapi.
Kekurangan zat gizi tertentu dalam suatu jenis bahan makanan dapat dilengkapi
oleh zat gizi yang sama yang terdapat dalam bahan makanan lain. Oleh sebab itu
makanan yang beranekaragam akan menjamin terpenuhinya kebutuhan zat
energi/tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur seseorang.

2. Makanlah Makan yang Memenuhi Kecukupan Energi


Menu sehari-hari hendaknya cukup mengandung energi agar seseorang dapat
melakukan kegiatan sehari-hari, seperti bekerja, belajar, berolahraga, dan
berinteraksi. Kebutuhan energy dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi bahan
makanan sumber karbohidrat, protein, dan lemak. Cukup tidaknya konsumsi energi
sehari-hari seseorang dapat dikdetahui dari normal tidaknya berat badan. Bagi anak-
anak dibawah 5 tahun (balita), anak sekolah, remaja, ibu hamil, berat badan normal
dapat diketahui dari kartu menuju sehat (KMS) sedangkan bagi orang dewasa dan
usia lanjut dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IM,T)
Rumus IMT sebagai berikut :
IMT =
Batas ambang IMT adalah sebagai berikut :
 Kurus : tingkat ringan IMT 17-18,4
tingkat berat IMT < 17,0
 Normal : IMT 18,5-25
 Gemuk : tingkat ringan IMT >25,0-27,0
tingkat berat IMT >27,0

Konsumsi energi melebihi kebutuhan secara berlanjut menyebabkan


kegemukan. Kegemukan merupakan faktor resiko berbagai penyakit degeneratif
,seperti penyakit tekanan darah tinggi, jantung koroner, dan diabetes melitus.
Sebaliknya, konsumsi energi kurang dari kebutuhan secara lanjut menyebabkan berat
badan kurang atau kurus yang dapat menyebabkan rendahnya produktivitas kerja,
menurunnya kemampuan belajar dan prestasi olah raga, serta berkurangnya kekebalan
tubuh terhadap penyakit infeksi.

3. Makanlah Makanan Sumber Karbohidrat Setengah dari Kebutuhan Sehari


Ada dua kelompok karbohidrat sederhana, yaitu karbohidrat kompleks dan
karbohidrat sederhana. Bahan makanan sumber karbohidrat kompleks adalah padi-
padian (beras, jagung, dan gandum), umbi-umbian (ubi, singkong, dan talas), dan
sagu. Sumber karbohidrat sederhana adalah berbagai jenis gula, seperti gula pasir,
gula enau, gula kelapa, dan gula palma.
Sumber karbohidrat kompleks juga mengandung zat gizi selain karbohidrat dalam
jumlah berbeda-beda, seperti protein, lemak, mineral dan vitamin. Sumber

4
karbohidrat kompleks juga mengandung serat yang diperlukan untuk melancarkan
pergerakan usus dan buang air besar. Sedangkan sumber karbohidrat sederhana hanya
mengandung karbohidrat, sehingga dinamakan juga sumber energi “kosong”.

4. Batasilah Konsumsi Lemak dan Minyak sampai Seperempat dari Kebutuhan Energi
Sehari
Lemak dan minyak dalam makanan berguna untuk menghasilkan energi dalam
tubuh, membantu penyerapan dan pengangkutan vitamin-vitamin A,D,E,dan K ,serta
menambah lezatnya makanan.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan konsumsi lemak dan
minyak berasal dari minyak nabati, seperti minyak kelapa, kelapa sawit, kacang
kedelai, kacang tanah dan jagung karena banyak mengandung asam lemak tidak jenuh
jamak dan trigliserida rantai menengah (medium chain triglyceride) yang
berpengaruh baik terhadap kesehatan. Proposrsi asam lemak jenuh dan asam lemak
trans sebaiknya masing-masing maksimal 88% dan 1% dari kebutuhan energi total.
Di antara lauk hewani, ikan paling sedikit mengandung lemak. Lemak ikan terutama
mengandung asam lemak tidak jenuh ganda.
Mengonsumsi lemak secara berlebihan bisa menyebabkan kegemukan dan
penyempitan pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyakit degenerative,
seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner dan stroke, serta diabetes
mellitus.

5. Gunakan Garam Beryodium


Menggunakan garam beryodium dalam memasak dapat mencegah timbulnya
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Gangguan ini banyak terjadi pada
daerah-daerah yang jauh dari laut dan pegunungan,karena tanahnya kurang
mengandung yodium yang bersumber dari laut.
Yodium merupakan bagian dari hormon toksin yang antara lain berperang
mengontrol percepatan pelepasan energi dari zat gizi yang menghasilkan energi,
pemebentukan sel darah merah,serta fungsi otot dan syaraf.menghambat kecerdasan
otak anak serta pertumbuhan pada anak-anak menyebabkan kekerdilan ( kretinisme )
dan dungu. Disamping itu terjadi bengkak pada kelenjar tiroid, berat badan kurang
dan mudah lelah. Umumnya akibat kekurangan yodium dinamakan “Gondok” dan
karena terdapat secara meluas di suatu daerah, dinamakan “Gondok Endemik”.
Mengkonsumsi garam secara berlebihan juga dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi yang menimbulkan sakit jantung dan stroke. Dianjurkan mengkonsumsi garam
tidak lebih dari 6 gram atau kurang lebih 1,5 sendok teh sehari.

5
6. Makanlah Makanan Sumber Besi
Kekurangan besi dapat menimbulkan Anemia Gizi Besi. Besi diperlukan untuk
pembentukan hemoglobin yang merupakan bagian dari sel darah merah. Hemoglobin
membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa
karbondioksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh. Di
samping itu besi berperan dalam metabolisme energi. Besi juga merupakan bagian
dari sel-sel otak yang berperan dalam transmisi saraf.
Anemia Gizi Besi dapat menyebabkan rendahnya kemampuan belajar dan
produktivitas kerja, serta menurunnya antibodi sehingga mudah terserang penyakit
infeksi. Sumber besi adalah hati, daging, ikan, kacang-kacangan, dan syuran daun
hijau.

7. Berikan ASI Kepada Bayi Sampai Berumur 6 Bulan


Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi. ASI mengandung
semua zat gizi dalam jumlah yang sesuai untuk proses tumbuh kembang bayi.
Pemberian ASI memungkinkan hubungan kejiwaan yang erat antara ibu dan bayi.
Disamping itu ASI mengandung zat-zat anti kekebalan. ASI yang keluar pada hari
pertama disebut “kolostrum”. Kolostrum lebih kental dan kekuning-kuningan yang
mengandung zat anti kekebalan dan vitamin A yang tinggi. ASI hendaknya
merupakan makanan satu-satunya untuk bayi hingga umur 6 bulan (ASI eksklusif).

8. Biasakan Makan Pagi


Manfaat makan pagi adalah untuk memelihara ketahanan fisik, mempertahankan
daya tahan tubuh, meningkatkan produktifitas kerja dan meningkatkan konsentrasi
belajar. Kebiasaan makan pagi, membantu memenuhi kecukupan gizi sehari-hari.
Sedangkan resiko tidak membiasakan makan pagi adalah gangguan kesehatan yang
berupa menurunnya kadar gula darah. Susnan makanan pagi merupakan menu
seimbang, yang terdiri atas sumber energi, zat pembangun, dan zat pengatur

9. Minumlah Air Bersih yang Aman dan Cukup Jumlahnya


Air berfungsi sebgai zat pembangun dan zat pengatur, antara lain sebagai pelarut
dan alat angkut zat-zat gizi, katalisator sebagai reaksi biologis dalam sel, fasilitator
pertumbuhan, pengatur suhu, pelumas sendi-sendi tubuh, dan sebagai peredam
benturan. Rata-rata seseorang membutuhkan 8 gelas atau 2 liter air sehari. Kehilangan
air terlalu banyak dapat menyebabkan dehidrasi atau kekeringan. Hal ini merupakan
resiko untuk menderita penyakit ginjal.

10. Lakukan Kegiatan Fisik dan Olahraga secara Teratur


Kegiatan fisik dan olahraga yang tidak seimbang dengan energi yang dikonsumsi
dapat menyebabkan kegemukan atau berat badan berlebih, atau berat badan kurang

6
atau kurusan. Biasakanlah melakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur dan
sesuai dengan kebutuhan.

11. Hindarilah Minum Minuman Beralkohol


Mengkonsumsi minuman beralkohol dapat menyebabkan ketagihan, mabuk, dan
tidak mampu mengendalikan diri. Alkohol mengandung energi, tetapi tidak
mengandung zat-zat gizi yang lain. sebanyak 20% alkohol yang diminum dalam
keadaan perut kosong dapat mencapai sel otak dalam waktu satu menit, yang
menyebabkan eouforia pada seseorang setelah minum alkohol pada keadaan perut
kosong.
Kemampuan alkohol melarutkan lipid ayang terdapat dalam membran sel
memungkinkan dengan cepat masuk kedalam sel-sel tubuh dan menghancurkan sel
tersebut. Alkohol dapat merusak organ-organ penting seperti hati dan otak, Alkohol
dianggap racun atau toksin bagi tubuh.

12. Makanlah Makanan yang Aman Bagi Kesehatan


Makanan yang aman bagi kesehatan adalah makanan yang tidak tercemar, tidak
mengandung mikroba dan bahan kimia berbahaya, serta diolah dengan cara yang
benar sehingga keadaan fisik dan gizinya tidak rusak. Agar makanan aman
dikonsumsi, makanan harus diperlakukan secara benar, sejak bahan makanan ditanam
tau diternakkan, disimpan, ditransportasikan, dipasarkan, diolah, hingga siap santap.
Dalam pengelolahan, hendaknya tidak diguanakan bahan tambahan yang berbahaya
bagi kesehatan atau bersifat racun, seperti boraks dan formalin yang sering digunakan
sebagai bahan pengawet, serta rhodamin B dan methanil yellow sebagai bahan
pewarna merah dan kuning. Makanan yang tidak aman dapat menimbulkan keracunan
yang bias berakhir dengan kematian.

13. Bacalah Label pada Makanan yang Dikemas


Peraturan perundang-undangan mnetapkan bahwa semua makanan yang dikemas
harus memiliki label yang memuat keterangan tentang isi, jenis dan jumlah bahan
yang digunakan, tanggal kadaluarsa, komposisi zat gizi yang dinyatakan dalam
jumlah dan sebagai persen Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan ( AKG ) untuk
tiap takaran saji, serta keterangan penting lainnya seperti kehalalan produk. Dengan
demikian konsumen dapat mengetahui kandungan gizi dan kelayakan makanan
kemasan tersebut.

C. Angka Kecukupan Gizi


1. Pengertian Angka Kecukupan Gizi
Angka kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG) atau Recommended Dietary
Allowances (RDA) adalah taraf konsumsi zat-zat gizi esensial, yang berdasarkan

7
pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang
sehat. Angka kecukupan gizi berbeda dengan angka kebutuhan gizi (dietary
requirements). Angka kebutuhan gizi adalah banyaknya zat-zat gizi minimal yang
dibutuhkan seseorang untuk mempertahankan status gizi adekuat.
Angka kecukupan gizi (AKG) merupakan nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi
yang diperlukan untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua penduduk menurut
kelompok umur, jenis kelamin, dan kondisi fisiologis, seperti kehamilan dan
menyusui.

2. Angka Kebutuhan Gizi yang Dianjurkan


AKG yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing
kelompok umur, gender, dan aktivitas fisik. Dalam penggunaannya, bila kelompok
penduduk yang dihadapi mempunyai rata-rata berat badan yang berbeda dengan
patokan yang digunakan, maka perlu dilakukan penyesuaian. Bila berat badan
kelompok penduduk tersebut dinilai terlalu kurus, AKG dihitung berdasarkan berat
badan idealnya. Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan tidak digunakan
untuk perorangan.
Angka kecukupan gizi yang dianjurkan digunakan untuk maksud-maksud sebagai
berikut:
a. Merencanakan dan menyediakan suplai pangan untuk penduduk atau kelompok
penduduk. Untuk itu perlu diketahui pola pangan dan distribusi penduduk. Karena
AKG yang dianjurkan adalah angka kecukupan pada tingkat faali, maka dalam
merancang produksi pangan perlu diperhitungkan kehilangan pangan yang terjadi
pada tiap tahap perlakuan pascapanen
b. Menginterpretasikan data konsumsi makanan perorangan ataupun kelompok.
Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa dalam penetapan AKG digunakan
patokan berat badan tertentu, misalnya pria dewasa 62 kg dan wanita dewasa 54
kg. Bila hasil survei menunjukan bahwa rata-rata berat badan menyimpang dari
patokan berat badan yang digunakan, perlu dilakukan penyesuaian terhadap angka
kecukupan. Demikian pula penyelesaian angka kecukupan perlu dilakukan bila
nilai asam amino dan nilai kecernaan hidangan berbeda dengan nilai yang
digunakan dalam penetapan AKG yang dianjurkan. Penyesuaian perlu juga
dilakukan dalam hal kecukupan energi dan vitamin yang berkaitan dengan
penggunaan energi kelompok sebenarnya.
c. Perencanaan pemberian makanan di industri, seperti rumah sakit, sekolah,
industri/perkantoran, asrama, panti asuhan, panti jompo dan lembaga
kemasyarakatan. Juga dalam hal ini perlu diperhatikan berat badan rata-rata,
aktivitas yang dilakukan dan untuk rumah sakit kecukupan gizi untuk
penyembuhan. Institusi yang tidak menyediakan makanan lengkap sehari perlu
memperhatikan proporsi AKG yang perlu dipenuhi melalui penyediaan makanan.

8
d. Menetapkan standar bantuan pangan, misalnya untuk keadaan darurat: membantu
para transmigrasi dan penduduk yang terkena bencana alam serta memberi
makanan tambahan untuk balita, anak sekolah, dan ibu hamil. Pertimbangan yang
dikemukakan pada butir 2 perlu diperhatikan.
e. Menilai kecukupan persediaan pangan nasional
f. Merencanakan program penyuluhan gizi.
g. Mengembangkan produk pangan baru di industri.
h. Menetapkan pedoman untuk keperluan labeling gizi pangan. Biasanya
dicantumkan proporsi AKG yang dapat dipenuhi oleh satu porsi pangan tersebut.

Standar konsumsi gizi dapat dilihat dari komponen berikut :

a. EAR (Estimated Average Requirement)


Rata-rata kecukupan zat gizi yang diperoleh dari rata-rata kebutuhan gizi
berdasarkan hasil penelitian terhadap sejumlah orang sehat. Rata-rata kecukupan
zat gizi ini bila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mencukupi kecukupan
50% populasi sehat.
b. RDA (Recommended Dietary Allowance)
Angka kecukupan gizi yang bila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
akan memenuhi kebutuhan gizi 97.5% populasi sehat. RDA= EAR+2SD.
c. AI (Adequate Intake)
Angka yang menggambarkan kecukupan gizi berdasarkan asupan gizi
orang sehat. Digunakan bila belum cukup kajian kebutuhan atau kecukupan zat
gizi tertentu pada populasi tertentu.
d. UL (Tolerable Upper Intake Level)
Angka tertinggi dari suatu anjuran kecukupan gizi yang bila dikonsumsi
dalam jumlah tersebut setiap hari tidsk menimbulkan efek yang membahayakan
kesehatan.

3. Menentukan Kebutuhan Faali


Sedapat mungkin, AKG ditetapkan dengan terlebih dahulu menerapkan
kebutuhan faali rat-rata tubuh terhadap zat gizi yang sudah diserap/distribusi. Nilai ini
kemudian disesuaikan dengan faktor kehilangan karena penyerapan tidak sempurna
dan untuk menampung variasi kebutuhan antar individu dan ketersediaan faali zat gizi
antar sumber bahan pangan. Dengan demikian, dalam AKG sudah dimasukkan faktor
keamanan untuk zat gizi, yang berkaitan dengan pengetahuan tentang zat gizi
bersangkutan, ketersediaan faalinya, dan variasi antar penduduk.
Kebutahan bayi dan anak merupakan kebutuhan zat gizi yang memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan yang memuaskan, sedangkan untuk orang dewasa
merupakan jumlah yang dibutuhkan untuk memelihara berat badan normal dan
mencegah deplesi zat gizi dari tubuh yang diperkirakan melalui penelitian

9
keseimbangan, serta pemeliharaan konsentrasi normal zat gizi didalam darah dan
jaringan tubuh. Untuk zat-zat gizi tertentu, kebutuhan mungkin pula didasarkan atas
jumlah yang diperlukan baik untuk mencegah ketidakmampuan tubuh melakukan
suatu fungsi khusus, maupun untuk mencegah timbulnya tanda-tanda defisiensi
khusus, yaitu jumlah yang mingkin sanagat berbeda dengan kebutuhan guna
mempertahankan simpanan tubuh. Dengan demikian, penetapan kebutuhan untuk
setiap zat gizi berbeda sesuai kriteria yang dipilih.
Langkah pertama dalam menyusun kecukupan gizi adalah menetapkan kebutuhan
faali rata-rata penduduk yang sehat dan mewakili tiap golongan umur dan gender
menurut kriteria yang telah diterapkan. Untuk itu, perlu diketahui perbedaan-
perbedaan didalam tiap golongan yang memungkinkan perkiraan jumlah yang perlu
ditambahkan pada kebutuhan rata-rata untuk memenuhi kebutuhan sesungguhnya
semua orang sehat. Eksperimen demikian pada manusia sangat mahal dan perlu
waktu serta sering tidak dapat dilakukan karena alasan estis. Oleh sebab itu,
pemikiran kebutuhan dan variasinya sering dilakukan atas dasar informasi yang
terbatas.
Bila kebutuhan penduduk mengikuti distribusi normal, penambahan dua standar
baru (SB) terhadap kebutuhan rata-rataakan memenuhi kebutuhan sebagai besar
(97,5%) populasi. Dengan kemungkinan ada pengecualian tentang kebutuhan protein,
hanya sedikit bukti yang menunjukkan bahwa kebutuhan zat-zat gizi berdistribusi
normal. Oleh karena itu, tiap zat gizi diperlukan tersendiri guna memperhitungkan
perubahan didalam suatu populasi.
Kecukupan untuk energi ditetapkan dengan cara berbeda dari pada kecukupan
untuk zat-zat gizi lain. AKG untuk energi mencerminkan rata-rata kebutuhan tiap
kelompok penduduk. Kebutuhan energi berbeda tiap perorangan. Tambahan
kecukupan untuk memenuhi variasi ini kurang tepat, karena untuk jangka waktu lama
kelebihan ini akan menimbulkan obesitas pada seseorang yang mempunyai kebutuhan
rata-rata.
Angka kecukupan untuk protein dan zat-zat lain dinyatakan sebagai taraf suapan
terjamin (safe level of intake), yaitu rata-rata kebutuhan +2,5 standar baku yang
memenuhi atau melebihi kebutuhan hampir semua individu (97,5%) dalam kelompok
bersangkutan. Perkiraan demikian, memperhitungkan perbedaan kebutuhan individu
didalam kelompok. Bila semua orang mengonsumsi protein atau zat-zat gizi lain pada
nilai yang sama atau sedikit lebih besardari konsumsi yang dianggap aman, sedikit
kemungkinan bahwa seseorang mengkonsumsi jumlah yang tidak cukup. Jumlah
yang sedikit lebih banyak ini tidak akan menimbulkan akibat merugikan.

4. Cara Memenuhi AKG


Karena masih kurangnya pengetahuan, AKG belum dapat ditetapkan untuk semua
zat gizi yang sudah diketahui. Akan tetapi AKG untuk zat-zat gizi yang sudah

10
ditetapkan dapat dijadikan pedoman, sehingga menu dapat bervariasi memenuhi AKG
untuk zat-zat gizi tersebut diharapkan cukup pula dalam zat-zat gizi lainnya. Oleh
sebab itu, dianjurkan agar menu sehari-hari terdiri atas bahan pangan bervariasi yang
diperoleh dari berbagai golongan bahan pangan (bukan dari suplementasi atau
fortifikasi), dan supaya diperhitungkan pula kemungkinan kehilangan zat-zat gizi
selama pengolahan makanan. Di Indonesia pola menu seimbang tergambar dalam
menu 4 Sehat 5 Sempurna dan Pedomam Umum Gizi Seimbang (PUGS). Dalam
menyusun menu, selain AKG perlu pula pertimbangan aspek akseptabilitas makanan
yang disajikan, karean sealain sebagai sumber zat-zat gizi, makanan juga mempunyai
nilai sosial dan emosional.

5. Cara Mengukur Angka Kecukupan Gizi


Angka kecukupan gizi (AKG) setiap individu akan berbeda sesuai dengan kondisi
masing-masing. Untuk mengukur AKG bagi orang dewasa secara cepat, kebutuhan
kalori/energi dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Angka Kecukupan Gizi (AKG)


Jenis kelamin
Ringan Sedang Berat

Laki-laki 1,56 × BMR 1,76 × BMR 2,10 × BMR

Perempuan 1,55 × BMR 1,70 × BMR 2,00 × BMR

Prinsip untuk menentukan angka kecukupan energi didasarkan pada pengeluaran


energi dimana komponen Basal Metabolic Rate merupakan komponen utama. Nilai
BMR ditentukan oleh berat dan susunan tubuh serta umur dan jenis kelamin. Secara
sederhana nilai BMR dapat ditaksir dengan menggunakan rumus regresi linier sebagai
berikut.

Rumus untuk menaksirkan nilai BMR

Kelompok umur (tahun) BMR (kkal/hari)

Laki-laki Perempuan

0-3 60,9 BB+54 61,0 B +51

3-10 22,7 BB+495 22,5 B +499

10-18 17,5 BB+651 12,2 B +746

11
18-30 15,3 BB+679 14,7 B+496

30-60 11,6 BB+879 8,7 B+829

>60 13,5 BB+487 10,5 B+596

Keterangan :

BB = berat badan (dapat digunakan actual weight atau BB ideal/normal


tergantung tujuan)

Dengan komposisi makanan sehari 60% dari sumber karbohidrat, 20% dari
protein dan 20% dari lemak. Kecukupan protein yang dianjurkan adalah 0,8
gram/kgBB/hari. Konsumsi protein yang berlebih dapat membebani fungsi ginjal.
Pada kondisi tertentu, seperti gizi buruk atau masa penyembuhan konsumsi protein
dapat ditingkatkan antara 1,2 – 1,8 gram/kgBB/hari.

Dianjurkan memenuhi kebutuhan protein dari protein nabati dan hewani dengan
perbandingan 3:1. Widya Karya Pangan dan Gizi VI tahun 1998, menetapkan AKG
bagi orang dewasa secara nasional berdasarkan kebutuhan energi/kalori dari protein,
sebagai berikut:

Indikator tingkat Konsumsi tingkat Persediaan

Energi 2.150 K Kalori 2.500 K Kalori

Protein 46,2 gram 55 gram

(9 gram protein ikan, 6 gram protein hewani lain dan 40 gram protein nabati)

AKG diatas bila kita jabarkan menurut takaran konsumsi makanan sehari pada orang
dewasa umur 20-59 tahun, yaitu: nasi/pengganti 4-5 piring, lauk hewani 3-4 potong, lauk
nabati 2-4 potong, sayuran 1½-2 mangkok dan buah-buahan 2-3 potong. Dengan catatan
dalam keadaan berat badan ideal.

Berikut adalah prinsip menyusun menu seimbang :

a. Bahan makanan mempunyai tiga fungsi bagi seseorang, yaitu fungsi biologi, psikologi
dan sosial.
b. Makanan dapat dikelompokkan menjadi lima golongan, yaitu makanan pokok, lauk
pauk, sayur-sayuran, buah dan susu.
c. Pemilihan bahan makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : keadaan
psikologis, pendidikan, pendapatan, sosial budaya dan geografi.

12
d. Dalam memilih bahan makanan perlu memperhatikan jenis dan tanda kerusakan bahan
makanan serta ciri-ciri bahan makanan yang baik.
e. Pengertian menu seimbang adalah susunan hidangan berbagai macam makanan yang
mengandung energi dan zat gizi secara cukup, baik jenis maupun jumlahnya.
f. Manfaat yang diperoleh dari menyusun menu seimbang adalah kebutuhan zat gizi
dapat terpenuhi, dapat memilih bahan makanan yang baik, dan sesuai keadaan sosial,
ekonomi dan budaya, mengurangi kehilangan zat gizi selama penyiapan makanan,
serta mengurangi kebosanan akan menu makanan.
g. Dalam merencanakan menu seimbang perlu memperhatikan berbagai faktor,
yaitu: kecukupan zat gizi, pemilihan bahan makanan yang baik dan sesuai, serta
menyelenggarakan makanan.
h. Proses yang harus dilakukan dalam menyusun menu adalah menentukan kecukupan
gizi, menentukan hidangan, penentuan pemilihan bahan makanan, serta pengolahan
bahan makanan.

D. Gizi Seimbang Bagi Bayi


Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan
tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI.
Bayi harus mendapat makanan tambahan / pendamping ASI. Banyaknya ASI yang
dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu hamil /
menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal energi
tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu bayi mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100
cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi
memerlukan jumlah energi tersebut.
1. Angka Kecukupan Gizi Harian Bayi 0-6 Bulan
a. Kebutuhan zat gizi makro harian anak:
Energi: 550 kkal
Protein: 12 gram (gr)
Lemak 34 gr
Karbohidrat 58 gr
b. Kebutuhan zat gizi mikro harian anak:
1) Vitamin
Vitamin A: 375 mikrogram (mcg)
Vitamin D: 5 mcg
Vitamin E: 4 miligram (mg)
Vitamin K: 5 mcg
2) Mineral
Kalsium: 200 mg
Fosfor: 100 mg
Magnesium: 30 mg

13
Natrium: 120 mg
Kalium: 500 mg
c. Panduan makanan untuk bayi usia 0-6 bulan
Sebelum masuk ke usia balita, makanan sekaligus minuman yang baik
diberikan untuk memenuhi gizi anak usia 0-6 bulan adalah ASI. Ada berbagai
manfaat lain yang bisa diperoleh melalui pemberian ASI. Pertama, ASI biasanya
lebih mudah diserap dan dicerna oleh tubuh bayi ketimbang makanan dan
minuman lainnya.
Kedua, ASI bisa membantu mencegah risiko serangan berbagai penyakit,
sekaligus menurunkan tingkat kematian karena penyakit tersebut. Misalnya
penyakit infeksi seperti diare dan radang paru. Bahkan, pemberian ASI yang
optimal dapat mempercepat proses pemulihan ketika bayi terserang penyakit.
Menariknya lagi, ASI dapat mempererat hubungan emosional antara ibu
dan anak melalui interaksi psikologisnya. Terlebih lagi, kolostrum atau cairan ASI
berwarna bening kekuningan yang baru keluar pertama kali ternyata kaya akan
segudang nutrisi.
Mulai dari vitamin A, antibodi, hingga sel darah putih. Selanjutnya, ASI
akan bertansisi menjadi cairan ASI sesungguhnya dengan warna putih
susu. Berikut komposisi zat gizi yang terkandung di dalam ASI:
 Karbohidrat. Laktosa adalah jenis karbohidrat pada ASI yang dapat
menyumbang sekitar 42 persen total energi.
 Protein. ASI memiliki dua jenis protein, yakni whey sebanyak 60 persen
dan kasein sebanyak 40 persen.
 Lemak. ASI mengandung asam lemak esensial yaitu asam linoleat dan
asam alfa-linolenat. Keduanya merupakan zat pembangun senyawa AA
(arachidonic acid) dan DHA (docosahexaenoic acid). Asupan lemak akan
menyumbang sekitar 40-50 persen energi harian.
 Vitamin. Vitamin yang ada di dalam ASI mampu memenuhi semua
kebutuhan harian bayi. Termasuk vitamin larut lemak seperti A, D, E, dan
K, serta larut air seperti B dan C.
 Mineral. Berbagai mineral yang terkandung di dalam ASI di antaranya zat
besi, seng, kalsium, tembaga, mangan, fluor, kromium, selenium, dan
lainnya.
d. Cara memberikan ASI untuk bayi
Normalnya, bayi memperoleh ASI dengan cara menyusu langsung pada
payudara ibu. Namun sayangnya, tidak semua bayi dan ibu dapat melakukan hal
tersebut setiap waktu. Pada beberapa kasus, cara pemberian ASI bisa tidak
melalui payudara langsung, sehingga ASI harus diperah dan disimpan dengan
tepat.

14
Cara tersebut biasanya dilakukan oleh ibu menyusui yang bekerja, atau ibu
menyusui yang persediaan ASI-nya sudah harus dikeluarkan, tapi bayi belum
ingin menyusu. Alhasil, ibu menyusui tersebut akan memompa ASI-nya untuk
diberikan kepada bayinya saat sudah lapar.
Penting untuk diperhatikan, ASI yang sudah diperah tidak boleh disimpan
sembarangan.
e. Cara menyimpan ASI perah
1) ASI yang sudah diperah dimasukkan ke dalam wadah steril (botol atau
kantung khusus ASI), kemudian diberi label bertuliskan tanggal dan waktu
ASI diperah.
2) ASI perah disimpan ke dalam freezer atau lemari pendingin, tapi bukan
diletakkan di bagian pintu lemari pendingin.
Aturan suhu penyimpanan ASI sebagai berikut:
a) ASI perah segar bisa bertahan di dalam freezer bersuhu -17 derajat
Celcius, atau lebih rendah selama 6 bulan atau lebih.
b) ASI perah segar bisa bertahan di dalam freezer dan kulkas bersuhu rata-
rata -10 derajat Celcius dengan waktu yang berbeda. Jika terdiri atas 2
pintu, ASI segar akan awet selama 3-4 bulan. Namun untuk satu pintu,
ASI segar hanya awet selama 2 minggu.
c) ASI perah segar bisa bertahan di dalam kulkas atau lemari pendingin
bersuhu rata-rata 5-10 derajat Celcius, selama 5-8 hari.
d) ASI perah segar bisa bertahan di dalam suhu kamar (tanpa freezer atau
kulkas) bersuhu 27-28 derajat Celcius, selama 10 jam.
e) ASI beku yang keluar dari freezer tidak boleh dibekukan kembali.
Sementara jika ASI beku dikeluarkan dari kulkas bisa dibekukan kembali
selama 24 jam, dan di suhu kamar selama 1 jam.
3) Periksa suhu freezer dan kulkas sebanyak 3 kali sehari.
4) Pastikan ASI yang telah disimpan tetap dalam kondisi dingin selama
diperjalanan, bila diperah dalam jarak yang jauh. Misalnya dari rumah ke
kantor atau sebaliknya.
f. Cara mencairkan dan menghangatkan ASI perah
1) Pilih ASI perah dari yang disimpan paling awal terlebih dahulu.
2) Hindari mencairkan ASI perah pada suhu kamar. Sebagai gantinya, pindahkan
ASI perah beku di dalam kulkas (24 jam), letakkan di semangkuk air hangat,
atau membasahi wadah ASI perah dengan air dingin mengalir yang
dilanjutkan dengan air hangat.
3) Hindari mencairkan ASI perah beku pada microwave atau di dalam air yang
sangat panas. Pasalnya, suhu terlalu panas justru dapat merusak kandungan
gizi di dalamnya.

15
4) Kocok ASI yang sudah hangat dan mencair agar
lemak handmilk dan foremilk menyatu dengan baik.
5) Hindari membekukan kembali ASI perah yang sudah mencair.

2. Angka Kecukupan Gizi Bayi Usia 7-11 Bulan


a. Kebutuhan zat gizi makro harian anak:
Energi: 725 kkal
Protein: 18 gr
Lemak 36 gr
Karbohidrat 82 gr
Serat: 10 gr
Air: 800 mililiter (ml)

b. Kebutuhan zat gizi mikro harian anak:


1) Vitamin
Vitamin A: 400 mikrogram (mcg)
Vitamin D: 5 mcg
Vitamin E: 5 miligram (mg)
Vitamin K: 10 mcg
2) Mineral
Kalsium: 250 mg
Fosfor: 250 mg
Magnesium: 55 mg
Natrium: 200 mg
Kalium: 700 mg
Besi: 7 mg

E. Gizi Seimbang Pada Remaja


1) Kebutuhan Energi Remaja
Konsumsi energi yang berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi
pengeluaran energi seorang bila seseorang mempunyai ukuran dan koposisi tubuh
dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang dan yang
memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara sosial dan
ekonomi (Almatsier, 2002). Kebutuhan anak laki-laki dan perempuan berbeda. Anak
laki-laki banyak melakukan aktivitas fisik sehingga membutuhkan energi. Sedangkan,
perempuan mengalami haid sehingga banyak memerlukan protein dan zat gizi.
(RSCM, 2002).
Berdasarkan zat gizi yang ada di dalam makanan, maka dikelompokkan menjadi 3
kelompok yang sering disebut dengan Tri Guna makanan yaitu:

16
a. Sumber zat tenaga untuk melakukan berbagai aktivitas. Makanan yang
mengandung sumber zat tenaga adalah yang mengandung karbohidrat.
b. Sumber zat pembangun untuk pembentukan, pertumbuhan dan pemeliharaan.
Bahan makanan yang mengandung zat pembangun adalah protein, baik nabati
maupun hewani.
c. Sumber zat pengatur untuk mengatur penggunaan zat-zat gizi didalam tubuh.
Bahan yang mengandung zat pengatur adalah vitamin dan mineral. (Seri Ayah
Bunda, 2000)

Kekurangan energi akan menjadikan tubuh mengalami keseimbangan negatif.


Akibatnya berat badan kurang dari berat badan seharusnya (ideal). Bila terjadi pada
bayi dan anak-anak akan menghambat pertumbuhan dan pada orang dewasa
menyebabkan penurunan berat badan dan kerusakan jaringan tubuh (Almatsier,
2002).

Kelebihan energi akan diubah menjadi lemak tubuh. Ini berakibat terjadi berat
badan lebih atau kegemukan. Kegemukan biasanya disebabkan oleh kebanyakan
makan, dalam hal karbohidrat, lemak maupun protein, tetapi juga karena kurang
bergerak (Almatsier, 2002).

Tabel berikut ini memuat perkiraan kebutuhan berbagai zat gizi pada usia remaja.

Anjuran kecukupan gizi pada usia remaja (13-18 tahun)

Kebutuhan zat gizi


Jenis
Umur (thn) Berat (kg)
kelamin Energi (kal) Protein (gr) Vit. A (RE) Fe (mg)

13 – 15 45 2400 64 600 17
Laki-laki
16 – 19 56 2500 66 600 23

13 – 15 46 2100 62 500 19
Wanita
16 – 19 50 2000 51 500 25

Kebutuhan gizi remaja relatif besar, karena mereka masih mengalami pertumbuhan.
Selain itu, remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih banyak dibanding usia
lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih besar, yaitu:

1. Energi
Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan energi
remaja adalah aktivitas fisik, seperti olahraga yang diikuti baik dalam kegiatan di

17
sekolah maupun di luar sekolah. Remaja yang aktif dan banyak melakukan
olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar dibandingkan yang kurang
aktif.
Sejak lahir hingga usia 10 tahun, energi yang dibutuhkan relatif sama dan
tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Pada masa remaja terdapat
perbedaan kebutuhan energi untuk laki-laki dan perempuan karena perbedaan
komposisi tubuh dan kecepatan pertumbuhan.
Kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda perempuan
2000-1200 kkal sedangkan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari.
AKG energi ini dianjurkan sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat.
Makanan sumber karbohidrat adalah: beras, terigu dan hasil olahannya (mie,
spagetti, macaroni), umbi-umbian (ubi jalar, singkong), jagung, gula, dan lain-
lain.
2. Protein
Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses
pertumbuhan yang sedang terjadi dengan cepat. Pada awal masa remaja,
kebutuhan protein remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, karena
memasuki masa pertumbuhan cepat lebih dulu.
Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein laki-laki lebih tinggi
dibandingkan perempuan karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein
bagi remaja 1,5 – 2,0 gr/kg BB/hari. AKG protein remaja dan dewasa muda
adalah 48-62 gr per hari untuk perempuan dan 55-66 gr per hari untuk laki-laki.
Makanan sumber protein hewani bernilai biologis lebih tinggi
dibandingkan sumber protein nabati, karena komposisi asam amino esensial yang
lebih baik, dari segi kualitas maupun kuantitas. Berbagai sumber protein adalah:
daging merah (sapi, kerbau, kambing), daging putih (ayam, ikan, kelinci), susu
dan hasil olahannya (keju, mentega, yakult), kedele dan hasil olahannya (tempe,
tahu), kacang-kacangan, dan lain-lain.
3. Kalsium
Kebutuhan kalsium pada masa remaja relatif tinggi karena akselerasi
muscular, skeletal / kerangka dan perkembangan endokrin lebih besar
dibandingkan masa anak dan dewasa. Lebih dari 20 persen pertumbuhan tinggi
badan dan sekitar 50 persen massa tulang dewasa dicapai pada masa remaja. AKG
kalsium untuk remaja dan dewasa muda adalah 600-700 mg per hari untuk
perempuan dan 500-700 mg untuk laki-laki. Sumber kalsium yang paling baik
adalah susu dan hasil olahannya. Sumber kalsium lainnya ikan, kacang-kacangan,
sayuran hijau, dan lain-lain.

18
4. Zat Besi
Kebutuhan zat besi pada remaja juga meningkat karena terjadinya
pertumbuhan cepat. Kebutuhan zat besi pada remaja laki-laki meningkat karena
ekspansi volume darah dan peningkatan konsentrasi haemoglobin (Hb).
Setelah dewasa, kebutuhan zat besi menurun. Pada perempuan, kebutuhan
yang tinggi akan zat besi terutama disebabkan kehilangan zat besi selama
menstruasi. Hal ini mengakibatkan perempuan lebih rawan terhadap anemia zat
besi dibandingkan laki-laki.
Perempuan dengan konsumsi zat besi yang kurang atau mereka dengan
kehilangan zat besi yang meningkat, akan mengalami anemia gizi zat besi.
Sebaliknya defisiensi zat besi mungkin merupakan limiting faktor untuk
pertumbuhan pada masa remaja, mengakibatkan tingginya kebutuhan mereka
akan zat besi.
Hal lain yang perlu diingat, adalah bioavailability dari makanan umumnya
sangat rendah yaitu kurang dari 10 persen. Sumber zat besi dari hewani
mempunyai bioavailability yang lebih tinggi dibandingkan sumber nabati.
Status zat besi dalam tubuh juga mempengaruhi efisiensi penyerapan zat besi.
Pada remaja dengan defisiensi zat besi maka penyerapan zat besi akan lebih
efisien dibandingkan yang tidak defisiensi zat besi. Yang dapat meningkatkan
penyerapan zat besi dari sumber nabati adalah vitamin C serta sumber protein
hewani tertentu (daging dan ikan). Sedangkan zat yang dapat menghambat
penyerapan zat besi antara lain adalah cafein, tannin, fitat, zinc, dan lain-lain.
AKG besi untuk remaja dan dewasa muda perempuan 19-26 mg setiap hari,
sedangkan untuk laki-laki 13-23 mg per hari. Makanan yang banyak mengandung
zat besi adalah hati, daging merah (sapi, kambing, domba), daging putih (ayam,
ikan), kacang-kacangan, sayuran hijau.
5. Seng (Zinc)
Seng diperlukan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja,
terutama untuk remaja laki-laki. AKG seng adalah 15 mg per hari untuk remaja
dan dewasa muda perempuan dan laki-laki.
6. Vitamin
Kebutuhan vitamin juga meningkat selama masa remaja karena
pertumbuhan dan perkembangan cepat yang terjadi. Karena kebutuhan energi
meningkat, maka kebutuhan beberapa vitamin pun meningkat, antara lain yang
berperan dalam metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti vitamin B1, B2
dan Niacin. Untuk sintesa DNA dan RNA diperlukan vitamin B6, asam folat dan
vitamin B12, sedangkan untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D yang
cukup. Dan vitamin A, C dan E untuk pembentukan dan penggantian sel.

19
2) Cara menggunakan tabel angka kecukupan gizi
a) KEBUTUHAN ENERGI
Energi sangat dibutuhkan oleh remaja untuk mendukung aktifitas sehari-hari
serta dibutuhkan untuk proses matabolisme tubuh. Ada banyak cara yang bisa
anda gunakan untuk menghitung kebutuhan gizi remaja, antara lain :
1. Cara pertama : Menggunakan tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG)
Indonesia sudah memiliki table AKG yang terdiri atas kecukupan
beberapa zat gizi bagi orang Indonesia mulai umur bayi sampai lansia.
Berdasarkan table AKG, remaja memiliki kebutuhan energy sebesar :
Umur 10-12 tahun : 2050 kkal
Umur 13-15 tahun : 2400 kkal
Umur 16-18 tahun : 2600 kkal

2. Cara kedua : Menggunakan rumus berdasarkan berat badan


Salah satu cara untuk menghitung kecukupan energy remaja ialah dengan
menggunakan rumus berikut :
Remaja putri
Umur 10-12 tahun : 50-60 kkal/kg berat badan/hari
Umur 13-18 tahun : 40-50 kkal/kg berat badan/hari
Remaja putra
Umur 10-12 tahun : 55-60 kkal/kg berat badan/hari
Umur 13-18 tahun : 45-55 kkal/kg berat badan/hari

b) KEBUTUHAN PROTEIN
Protein tidak hanya digunakan untuk proses pertumbuhan pada remaja, akan
tetapi juga sebagai cadangan energy jika asupan energy terbatas atau kurang.
Kecukupan protein pada remaja bisa diketahui dengan dua cara yaitu sebagai
berikut :
1. Cara pertama : Menggunakan tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG)
Umur 10-11 tahun : 50 gr
Umur 13-15 tahun : 60 gr
Umur 16-18 tahun : 65 gr

2. Cara kedua : Menggunakan pedoman berikut


Umur 10-12 tahun : 40 gr/hari (putra) | 50 gr/hari (putri)
Umur 13-15 tahun : 60 gr/hari (putra) | 57 gr/hari (putri)
Umur 16-18 tahun : 65 gr/hari (putra) | 50 gr/hari (putri)

20
c) KEBUTUHAN LEMAK DAN KARBOHIDRAT
Kebutuhan lemak bagi remaja sebesar 25-30% dari kebutuhan kalori,
sedangkan untuk karbohidrat sekitar 55-70% dari kebututhan kalori. Misalnya
seorang remaja putri berusia 12 tahun. Jika ia memiliki kebutuhan energy sebesar
2050 kkal, dan anda mmeilih kebutuhan lemak sebesar 30% dan karbohidrat
sebesar 55%, maka kebutuhan lemak dan karbohidrat sebagai berikut :
Kebutuhan lemak : (0.30 x 2050 kkal)/9 = 68.3 gr
Kebutuhan karbohidrat : (0.55 x 2050 kkal)/4 = 281.9 gr

F. Gizi Seimbang Orang Dewasa


Kebutuhan gizi orang dewasa berbeda-beda bagi setiap orang. Kebutuhan zat-zat gizi
bergantung pada berbagai faktor yaitu umur, tinggi badan, berat badan, jenis kelamin, dan
aktivitas fisik. Oleh karena itu, dalam pemenuhan zat gizi harus disesuaikan dengan
kebutuhannya.
1. Kebutuhan energy
Kebutuhan energi pada usia dewasa menurun sesuai dengan bertambahnya usia,
ini dikarenakan menurunnya metabolisme basal dan berkurangnya aktivitas fisik.
Kebutuhan asupan energi akan menyebabkan kenaikan berat badan.Kebutuhan energi
berbeda-bebeeda bagi setiap orang. Anjuran kebutuhan energi ditetapkan dalam
Angka Kecukupan Gizi (AKG).
2. Kebutuhan karbohidrat
Konsumsi karbohidrat dianjurkan 50-60 persen dari total kebutuhan energi,
terutama dalam bentuk karbohidrat kompleks seperti yang terdapat dalam padia-
padian (beras, jagung, gandum dan hasil olahannya seperti roti) dan umbiumbian
(kentang, singkong dan ubi). Sedangkan untuk karbohidrat sederhana seperti gula
maksimum dikonsumsi 5 persen dari kebutuhan energi total atau paling banyak 4-5
sendok sehari (Almatsier dkk, 2013).
3. Kebutuhan protein
Konsumsi protein dianjurkan 15-30 persen atau dari kebutuhan total energi.
Kebutuhan konsumsi protein pada kelompok usia dewasa digunakan untuk
menggantikan protein yang hilang akibat rutinitas sehari-hari melalui urin, feses, kulit
dan rambut, serta untuk mengganti sel-sel yang rusak. Konsumsi protein yang terlalu
tinggi dapat meningkatkan hilangnya kalsium melalui urin, sehingga resiko menderita
osteoporosis bertambah. Asupan protein lebih dari 2 kali jumlah yang dianjurkan
dapat meningkatkan terjadinya penyakit jantung koroner terutama sebagai akibat dari
tingginya asupan lemak jenuh dan kolesterol yang terdapat dalam makanan hewani
Asupan lemak jenuh dianjurkan mengkonsumsi protein yang berasal dari makanan
nabati seperti tahu, tempe dan sebagainya (Almatsier dkk, 2013).

21
4. Kebutuhan lemak
Konsumsi lemak dianjurkan 25 persen dari total kebutuhan energi. Konsumsi
lemak pada usia dewasa dianjurkan mengkonsumsi daging tanpa lemak, ayam tanpa
kulit, ikan, susu tanpa lemak (skim) serta mengurangi santan dan goreng-gorengan
(Almatsier dkk, 2013).
5. Kebutuhan mineral
Angka kebutuhan mineral pada usia dewasa umumnya dapat dipenuhi apabila
makanan sehari-hari sesuai dengan Pesan Gizi Seimbang (PGS). Beberapa mineral
yang perlu diperhatikan yaitu garam natrium, besi dan kalsium. Garam natrium
terdapat dalam garam dapur (NaCl) dan monosodium glutamat (MSG). Konsumsi
garam natrium dibatasi hingga 6 g per hari ( 2400 mg per hari). Selain itu dianjurkan
untuk membatasi makanan yang diawetkan menggunakan garam seperti ikan asin,
ikan asap, makanan kaleng, serta acar begitupula dengan MSG. AKG besi pada
perempuan dewasa muda lebih tinggi dibandingkan dewasa setengah tua karena pada
usia tersebut perempuan kehilangan besi setiap bulan melalui menstruasi. Makanan
sumber zat besi yang dianjurkan adalah daging merah, hati, kuning telur, sayuran
hijau, serta kacang-kacangan dan hasil olahannya sepertu tahu dan tempe. Kalsium
penting untuk pembentukan tulang dan menjaga agar tulang tetap kuat. Asupan
kalsium yang cukup setiap hari dapat mencegah terjadinya osteoporosis dikemudian
hari. Makanan kaya kalsium yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah susu dan hasil
olahannya (Almatsier dkk, 2013).
6. Kebutuhan vitamin
Angka kebutuhan vitamin pada kelompok usia dewasa umumnya dapat dipenuhi
apabila makanan sehari-hari sesuai dengan Pesan Gizi Seimbang (PGS). Angka
Kecukupan Gizi (AKG) dianjurkan untuk digunakan sebagai standar guna mencapai
status gizi yang optimal. Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau Recommended Dietary
Allowances (DRA) merupakan kecukupan rata-rata zat gizi sehari bagi hampir semua
orang sehat (97,5 persen) menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh
aktifitas fisik, genetik dan keadaan fisiologis. AKG ini mencerminkan asupan rata-
rata sehari yang dikonsumsi oleh populasi dan bukan merupakan perorangan/individu
(Amelia, 2014).

Kecukupan gizi yang dianjurkan untuk orang dewasa perhari.

a. Energi (Kkal) Perempuan (20-45 thn) : 2.200 Laki-laki (20-45 thn) : 2.800
b. Protein(gr) Perempuan (20-45 thn) : 48Laki-laki (20-45 thn) : 55
c. Kalsium (mg) Perempuan (20-45tahun) : 600Laki-laki (20-45tahun) : 500
d. Besi (mg) Perempuan (20-45 tahun) : 26Laki-laki (20-45 tahun): 1,3
e. Vitamin A (RE) Perempuan (20-45 tahun) : 500Laki-laki (20-45tahun) : 700
f. Vitamin E (mg) Perempuan (20-45 tahun) : 8Laki-laki (20-45 tahun) : 10

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Gizi adalah suatu proses mekanisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolism
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) memuat 13 dasar yang dapat digunakan
masyarakat luas sebagai pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang
seimbang dan aman guna mencapai dan mempertahankan status gizi dan kesehatan yang
optimal. Angka kecukupan gizi (AKG) merupakan nilai yang menunjukkan jumlah zat
gizi yang diperlukan untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua penduduk menurut
kelompok umur, jenis kelamin, dan kondisi fisiologis, seperti kehamilan dan menyusui.

B. Saran
Demikian makalah ini kami buat sebagai tugas dari mata kuliah Dasar Ilmu Gizi
Kesehatan Masyarakat, diharapkan makalah ini dapat menjadi acuan pembuatan makalah
tentang “Konsep Gizi Seimbang dan Angka Kecukupan Gizi” selanjutnya untuk dapat
memberikan pemahaman mengenai konsep gizi seimbang kesehatan kepada masyarakat
agar angka kecukupan gizi dapat terpenuhi dan terhindar dari dampak kekurangan
maupun kelebihan gizi.
Hanya sebatas ini kemampuan yang dapat kami tuangkan dalam makalah ini,
kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan penulisan makalah ini dikemudian hari. Semoga makalah ini dapat
berguna dan memberi manfaat bagi yang lain.Terima kasih.

23
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2001. “Prinsip Dasar Ilmu Gizi”. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Almatsier, Sunita. Dkk. 2011. “Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan”. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.

Notoadmojo, Soekidjo. 2011. “Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni”. Jakarta : Rineka Cipta.

Proverawati, Atikah dan Erna Kusuma Wati. 2011. ”Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi
Kesehatan”. Yogyakarta : Nuha Medika.

24

Anda mungkin juga menyukai