Anda di halaman 1dari 7

A.

Pendahuluan
Pangan dan gizi, adalah sesuatu gabungan kata yang sulit dipisahkan, karena berbicara
gizi haruslah menyangkut pangan dan bahan makanan, dan ini tidak berarti bahwa bahan
pangan yang tidak bergizi menjadi menjadi tidak penting artinya. Peningkatan produksi
pangan haruslah dikaitkan dengan program kecukupan pangan dan gizi, bukan saja untuk
memenuhi kecukupan nasional tetapi juga bagi seluruh golongan rawan pangan dan gizi di
Indonesia. Masalah ini perlu mendapat perhatian dan diharapkan ada pemikiran mengenai
bagaimana cara pemerataan pangan dan gizi.
Perwujudan ketahanan pangan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah
bersama masyarakat, sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 68 Tahun 2002 tentang
Ketahanan Pangan, yang secara spesifik mengatur bahwa pemerintah menyelenggarakan
pengaturan, pembinaan, pengendalian dan pengawasan terhadap ketersediaan pangan yang
cukup, baik jumlah maupun mutunya, beragam, bergizi, berimbang, aman, merata dan
terjangkau oleh daya beli masyarakat. Di sisi lain masyarakat berperan dalam
menyelenggarakan produksi, penyediaan, perdagangan, dan distribusi sekaligus sebagai
konsumen.
Keragaman konsumsi pangan masyarakat Indonesia dengan indikator skor Pola Pangan
Harapan (PPH), menunjukkan bahwa skor mutu konsumsi pangan penduduk Indonesia
periode 2005 2009 terjadi fluktuasi. Hal ini diindikasikan terjadinya penurunan Skor PPH
dari 81,9 pada tahun 2008 menjadi 75,7 pada tahun 2009. Penurunan mutu konsumsi pangan
penduduk menunjukkan kurangnya kesadaran masyarakat akan pangan yang beragam,
bergizi, berimbang, dan aman. Kurangnya kesadaran masyarakat tersebut ditunjukkan oleh
dominasi konsumsi energi kelompok padi-padian sebesar 61,8 persen artinya masih lebih
besar 11,8 persen dari proporsi ideal sebesar 50 persen, diikuti dengan semakin
meningkatnya konsumsi terigu yang merupakan bahan pangan impor. Sementara itu,
konsumsi pangan yang lainnya masih belum memenuhi komposisi ideal yang dianjurkan.
Tercukupnya pangan merupakan faktor utama bagi kehidupan. Karena manusia tidak bisa
bertahan hidup jikalau sudah tidak ada makanan. Bukan hanya tercukupnya pangan saja,
tetapi gizi yang terkandung dalam pangan tersebut harus diperhatikan, agar orang yang
mengkonsumsinya dapat memperoleh kecukupan gizi yang semestinya .

B. Tinjauan Pustaka
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah
maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumi
manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang
digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau
minuman ( UU RI No. 7 th.1996 tentang Pangan ).
Gizi berasal dari bahasa arab Al Gizzai yang artinya makanan dan manfaat untuk
kesehatan. Al Gizzai juga dapat diartikan sari makanan yang bermanfaat untuk untuk
kesehatan. Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 6
kelompok zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air) dalam jumlah yang
cukup, tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan.
1. Fungsi Pangan
Fungsi pangan yang utama bagi manusia adalah untuk memenuhi kebutuhan zat-
zat gizi tubuh, sesuai dengan jenis kelamin, usia, aktivitas fisik, dan bobot tubuh. Fungsi
pangan yang demikian dikenal dengan istilah fungsi primer (primary function).Selain
memiliki fungsi primer, bahan pangan sebaiknya juga memenuhi fungsi sekunder
(secondary function), yaitu memiliki penampakan dan cita rasa yang baik. Seiring dengan
makin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, maka tuntutan
konsumen terhadap bahan pangan juga kian bergeser.
Bahan pangan yang kini mulai banyak diminati konsumen bukan saja yang
mempunyai komposisi gizi yang baik serta penampakan dan cita rasa yang menarik,
tetapi juga harus memiliki fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh. Fungsi yang demikian
dikenal sebagai fungsi tertier (tertiary function). Saat ini banyak dipopulerkan bahan
pangan yang mempunyai fungsi fisiologis tertentu di dalam tubuh, misalnya untuk
menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol, menurunkan kadar gula darah,
meningkatkan penyerapan kalsium, dan lain-lain. Dasar pertimbangan konsumen di
negara-negara maju dalam memilih bahan pangan, bukan hanya bertumpu pada
kandungan gizi dan kelezatannya, tetapi juga pengaruhnya terhadap kesehatan tubuhnya.
Saat ini pangan telah diandalkan sebagai pemelihara kesehatan dan kebugaran tubuh.
2. Fungsi Gizi
Ada enam macam zat gizi yang kita kenal yaitu : karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral dan air. Dalam tubuh, makanan yang kita makan akan diurai menjadi zat
gizi, zat gizi ini kemudian akan diserap oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya masing-
masing. Fungsi zat gizi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Zat penghasil energi atau tenaga
2. Zat pembangun dan pemelihara sel dan jaringan tubuh
3. Zat pengatur proses tubuh
Zat penghasil energi atau disebut juga zat tenaga adalah fungsi zat gizi yang
pertama. Zat gizi dalam makanan yang menjadi sumber energi disebut zat energi, yaitu
meliputi karbohidrat, lemak, dan protein. Zat gizi penghasil energi ini sebagian besar
dihasilkan oleh bahan makanan pokok yaitu seperti nasi, roti, kentang dsb.
Fungsi zat gizi yang kedua, yaitu sebagai zat pembangun dan pemelihara sel dan
jaringan tubuh atau disebut juga zat pembangun. Zat gizi yang berperan disini adalah
protein dan mineral. Protein dan mineral diperlukan untuk membangun sel-sel baru,
memelihara dan mengganti sel-sel yang telah rusak.
Jenis makanan penghasil zat pembangun adalah ikan, telur, susu, kacang-
kacangan dll. Manfaatnya untuk memperbaharui sel-sel tubuh yang rusak dan digantikan
dengan yang baru.
Fungsi zat gizi yang terakhir, yaitu sebagai pengatur proses dalam tubuh atau
disebut juga zat pengatur. Zat gizi yang berperan dalam proses pengaturan tubuh adalah
protein, vitamin, mineral dan air. Makanan penghasil zat pengatur ialah sayuran dan
buah-buahan. Nilai yang sangat penting dari bahan makanan atau zat makanan bagi
pertumbuhan dan perkembangan fisik serta perolehan energi guna melakukan kegiatan
sehari-hari seperti seperti yang dikemukakan di atas tergantung dari keadaan dan macam-
macam bahan makanannya. Namun demikian, apabila bahan-bahan makanan itu :
a. Tersaji dalam keadaan cukup higienis (tidak mengandung kuman-kuman penyakit,
tidak mengandung zat-zat toksin/racun yang dapat membahayakan kelangsungan
hidup seseorang):
b. Cukup mengandung kalori, protein (dengan memiliki ke sepuluh asam amino
esensial, cukup mengandung lemak, cukup mengandung vitamin dan mineral)
c. Dapat mudah tercerna oleh alat-alat pencernaan;
d. Pengolahan atau pemasakannnya desesuaikan dengan sifat fisis dan kimia dari
masing-masing bahan makanan
e. Dihidangkan dalam keadaan yang tepat dan baik, artinya dalam suhu yang tidak
terlalu tinggi atau terlalu rendah;
Maka nilainya bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik serta perolehan energi
guna melakukan kegiatan sehari-hari adalah cukup tinggi. Kenyataanya hal diatas sering
kurang diperhatikan sehingga tidak jarang kita akan berhadapan dengan manusia-manusia
atau bahkan kita akan merasakan sendiri :
a. Pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang kurang normal, banyak keluhan karena
berbagai penderitaan yang berkaitan dengan kesegaran fisik :
b. Kelesuan, tidak bergairah melakukan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain.
Kenyataan bahwa hingga sekarang banyak diantara penduduk Indonesia yang
enggan mengkonsumsi beberapa bahan makanan tertentu, baik karena pantangan turun
temurun yang salah diwariskan oleh leluhurnya, maupun karena gaya hidup mewah
sehari-hari yang di praktekkannya, padahal bahan makanan tersebut terkenal bergizi yang
telah dianjurkan oleh pemerintah. Makanan yang bergizi tidak selalu makanan yang
mahal, mewah bahkan dalam banyak bukti makanan yang dimiliki kurang bergizi. Bahan
makanan yang mudah diperoleh dan harganyapun cukup terjangkau oleh mereka yang
berpengasilan rendah banyak yang bergizi dan bahan-bahan makanan yang dimiliki perlu
mendapat perhatian untuk dikonsumsi dengan sebaik-baiknya. Selera dan gairah dan
memakannya tergantung dari kepandaian pengolahan dan ketepatan waktu penyajiannya.
Konsumsi Pangan dan Gizi
Konsumsi pangan merupakan banyaknya atau jumlah pangan, secara tunggal
maupun beragam, yang dikonsumsi seseorang atau sekelompok orang yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan sosiologis. Tujuan fisiologis adalah upaya
untuk memenuhi keinginan makan (rasa lapar) atau untuk memperoleh zat-zat gizi yang
diperlukan tubuh. Tujuan psikologis adalah untuk memenuhi kepuasan emosional atau
selera, sedangkan tujuan sosiologis adalah untuk memelihara hubungan manusia dalam
keluarga dan masyarakat (Sedioetama 1996).\
Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi yang
selanjutnya bertindak menyediakan energy bagi tubuh, mengatur proses metabolisme,
memperbaiki jaringan tubuh serta untuk pertumbuhan (Harper et al.1986).
Ditinjau dari kebutuhan rata-rata kalori dan protein penduduk Indonesia sebesar
2.100 Kalori dan 46 gram protein per jiwa per hari maka nampak bahwa rata-rata keperluan
kalori telah terpenuhi dan kebu-tuhan protein hampir tercapai. Akan tetapi pola konsumsi di
sementara daerah dan kelompok masyarakat masih menunjukkan kekurangan kalori dan
protein.
Pada umumnya sebagian besar dari pendapatan penduduk Indonesia masih
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Lagi pula sebagian besar penduduk
Indonesia terdiri dari petani-petani produsen pangan. Karena kedua hal itu maka setiap
perubahan harga pangan akan mempunyai pengaruh terhadap tingkat kesejahteraan ma-
syarakat. Gejolak harga pangan akan menimbulkan kerisauan pada sebagian besar
masyarakat, baik di kota maupun di pedesaan, dan peningkatan harga yang tidak terkendalikan
akan dapat menimbulkan gangguan terhadap kelancaran kegiatan pembangunan. Jadi
jelaslah bahwa pangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka usaha
tercapainya sasaran-sasaran pembangunan.
Usaha mencukupi kebutuhan pangan dan gizi memerlukan langkah-langkah yang
menyeluruh dan merupakan bagian dari kebulatan kebijaksanaan dan langkah pembangunan
nasional. Oleh karena itu penanganannya memerlukan usaha terpadu dari berbagai bidang
terutama bidang kesehatan, pertanian, industri, pendidikan, penerangan, perdagangan,
kependudukan dan lingkungan hidup.
Secara alami, komposisi zat gizi setiap jenis makanan memiliki keunggulan dan
kelemahan tertentu. Bebarapa makanan mengandung tinggi karbohidrat tetapi kurang
vitamin dan mineral. Sedangkan bebarapa makanan lain kaya vitamin C tetapi kurang
vitamin A. Apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beranekaragam, maka akan
timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk
hidup sehat dan produktif.
Setiap orang yang hidup peduli dengan pangan untuk menjaga kelangsungan
hidupnya. Pangan mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh unuk memperoleh energi
guna mempelihara kelangsungan proses-proses di dalam tubuh, untuk tumbuh dan
berkembang, serta untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Energi tersebut diperoleh dari
hasil pembakaran (oksidasi) karbohidrat, lemak dan protein di dalam tubuh, serta vitamin,air
dan mineral.
Keragaman Pangan
Sekarang pola konsumsi pangan masih sangat mengutamakan beras. Kenyataan ini
menunjukkan bahwa pola konsumsi pangan rakyat, dan dengan demikian keadaan
perekonomian sebagai keseluruhan, sangat tergantung pada satu jenis pangan. Pola
konsumsi pangan yang terlalu tergantung pada satu jenis pangan dapat menimbul kan
beberapa masalah. Pertama, keadaan pangan akan selalu rawan karena apabila terjadi
kekurangan dalam jenis pangan ini akan timbul kerisauan di dalam masyarakat. Lagi pula
dalam keadaan masih diperlukan impor, kemampuan negara untuk mencukupinya akan
sangat tergantung dari persediaan beras di sementara Negara pengekspor beras. Kedua, pola
konsumsi pangan yang mengutamakan satu jenis pangan tidak dapat menjamin keseimbangan
gizi yang memadai. Ini berarti bahwa untuk meningkatkan mutu gizi, pola konsumsi pangan
memerlukan penganekaragaman.
Berbagai jenis bahan pangan yang ada di alam, baik yang berasal dari tanaman yang
disebut dengan bahan pangan nabati maupun yang berasal dari hewan yang dikenal sebagai
bahan pangan hewani, ada yang kaya akan satu jenis zat gizi, sebaliknya ada pula yang
miskin akan zat gizi. Umumnya tidak ada satu bahan pangan yang lengkap mengandung
semua zat gizi dalam jumlah yang mencukupi keperluan tubuh, kecuali air susu ibu (ASI)
untuk bayi.
Zat-zat gizi menyediakan kebutuhan sel-sel tubuh yang beraneka-ragam. Sebagai mesin
hidup, sel memerlukan energi, bahan-bahan pembangun dan bahan-bahan untuk
memperbaiki atau mengganti bagian-bagian yang rusak. Setiap jenis sel mempunyai
kebutuhan yang berbeda. Sebagai contoh, sel-sel otot menghasilkan serat-serat otot dan oleh
karena itu memerlukan protein. Setelah mengejarkan tugasnya, sel akan rusak dan perlu
diganti; sebagai contoh, sel darah merah diganti setiap enam minggu.
Oleh karena itu, manusia memerlukan berbagai macam bahan pangan untuk menjamin agar
semua zat gizi yang diperlukan tubuh dapat terpenuhi dalam jumlah yang cukup.
Dengan mengkonsumsi makanan sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi
pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis
makanan lain sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang.
Keamanan Pangan
Keamanan pangan merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Kurangnya perhatian teradap hal ini, telah sering mengakibatkan tejadinya dampak berupa
penurunan kesehatan konsumennya, mulai dari keracunan makanan akibat tidak higienisnya
proses penyiapan dan penyajian sampai risiko munculnya penyakit kanker akibat
penggunaan bahan tambahan.
Beberapa masalah keamanan pangan meliputi beberapa hal diantaranya
1. Masih ditemukannya produk pangan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan
keamanan, misalnya penggunaan bahan tambahan yang dilarang, cemaran kimia
berbahaya, cemaran patogen, rnasa kadaluwarsa dan sebagainya.
2. Masih banyaknya tejadi kasus keracunan karena makanan yang sebagian besar belum
dilaporkan dan belum diidentifikasi penyebabnya.
3. Masih rendahnya pengetahuan, keterampilan dan tanggungjawab produsen pangan
tentang mutu dan keamanan pangan, terutama pada industri kecil atau industri
rumahtangga.
4. Masih rendahnya kepedulian konsumen tentang mutu dan keamanan pangan karena
terbatasnya.
5. Untuk itu, keamanan dari pangan yang akan dikonsumsi harus diperhatikan, supaya
tidak akan terjadi keracunan dalam tubuh yang mengakibatkan terhambatnya proses-
proses metabolisme yang bekerja di dalam tubuh.
Mutu Gizi
Pangan yang sebaiknya dikonsumsi oleh individu, keluarga dan masyarakat adalah
pangan yang dari segi kualitas fisik yang baik dan tidak tercemar oleh bahan-bahan kimia.
Kualitas pangan yang kurang baik di Indonesia dikarenakan organisasi-organisasi yang
terkait seperti BPOM dan MENKES tidak bekerja semestinya. Selain itu dimana dalam
pendistribusian pangan memakan waktu yang lama dan dari distributor 1 kedistributor yang
lain. Sehingga kualitas pangan menurun baik dari fisik (kesegaran pangan) maupun
kandungan gizi yang ada didalam pangan. Di lain sisi tingkat pendidikan dan kesadaran
masyarakat akan pentingnya kualitas pangan yang baik juga masih kurang. Padahal, kualitas
pangan tersebut sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia baik secara fisik dan
kecerdasan.
Konsumsi pangan individu
Setiap individu memerlukan proporsi asupan gizi yang bervariasi sesuai dengan berat
badan, tinggi badan dan aktivitas sehari-hari. Hanya tiga macam zat gizi yang berfungsi
sebagai sumber energy bagi tubuh, yaitu karbohidrat (pati, gula), protein dan lemak. Di
dalam tubuh, karbohidrat, lemak dan protein, akan dioksidasi dalam sel dengan bantuan
enzim, ko-enzim (misalnya vitamin) dan hormon. Prosesnya memerlukan oksigen dan hasil
yang diperoleh berupa karbon dioksida, air dan energi.
AKG adalah jumlah zat-zat gizi yang hendaknya dikonsumsi setiap hari untuk jangka
waktu tertentu sebagai bagian dari diet normal rata-rata orang sehat. Oleh sebab itu, perlu
dipertimbangkan setiap faktor yang berpengaruh terhadap absorbsi zat-zat gizi yang efisiensi
penggunaanya di dalam tubuh. Untuk sebagian zat gizi, sebagian dari kebutuhan mungkin
dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi suatu zat yang di dalam tubuh kemudian dapat diubah
menjadi zat gizi esensial.
Konsumsi pangan keluarga
Makanan keluarga adalah makanan yang dihidangkan dalam suatu keluarga dari hari ke
hari. Lengkap tidaknya susunan makanan keluarga ini banyak tergatung pada kemampua
keluarga itu sendiri untuk menyusun makanan, kemempuan untuk mendapatkan bahan-
bahan makanan yang diperlukan, adat kebiasaan, dan sedikit banyak pengetahuan dalam hal
menyusun makanannya.
Susunan makanan yang dihidangkan untuk keluarga dari hari ke hari lazimnya disebut
menu makanan. Jadi menu ialah kumpulan beberapa macam makanan atau masakan yang
disajikan untuk setiap kali makan. Menu yang sederhana hanya terdiri dari makanan pokok,
dan sedikit lauk pauk, misalnya nasi dengan sayur. Menu yang lengkap, akan terdiri dari:
nasi, sayur, sebagai pembantu untuk membasahi nasi yang umumnya dibuat dari sayuran,
kemudian lauk yang berupa ikan atau daging, serta buah-buahan pencuci mulut. Menu yang
disusun sedimikian itu sudah cukup memenuhi syarat. Ini adalah menu untuk sekali makan.
Menu untuk 1 hari, akan terdiri dari hidangan berupa makan pagi, makan siang, makan
malam, dan kadang-kadang kita makan juga makanan selingan. Menu sedemikian itu lazim
digunakan pada keluarga-keluarga di kota. Di pedesaan, biasanya keluarga-keluarga itu
hanya makan dua kali sehari, yaitu makan pagi dan makan sore. Perbedaan ini ada, karena
umuumnya petani-petani berangkat ke sawah, atau ke kebunnya, pagi-pagi sekali dan baru
kembali sore harinya.
Konsumsi pangan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang cukup dan baik mutunya. Pola
pengasuhan adalah kemampuan keluarga untuk menyediakan waktunya, perhatian dan
dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik,
mental, dan sosial, yang dalam kenyataannya pengaplikasian pemenuhan pangan masih
diutamakan untuk ayah, yang persepsinya dimana ayah itu sebagai pencari nafkah dalam
keluarga yang membutuhkan banyak energi/kalori. Persepsi yang demikian merupakan
persepsi yang keliru, dimana seharusnya yang paling diutamakan adalah kecukupan gizi
pada anak terutama balita, dikarenakan anak dan balita masih dalam proses pertumbuhan.
Konsumsi pangan masyarakat
Pemenuhan gizi yang cukup juga harus diperoleh seluruh masyarakat yang berekonomi
rendah, menengah sampai yang berekonomi tinggi. Karena dengan gizi yang cukup pada
masyarakat dapat meningkatkan produktivitas kerja yang berpengaruh terhadap
perekonomian Negara.

C. Kesimpulan
Dalam mengonsumsi makanan, yang pertama harus dilakukan memperhatikan kecukupan
gizi yang akan diterima dalam tubuh. Oleh karena itu, kita harus memperhatikan berbagai
hal yang berhubungan mengenai makanan tersebut, yaitu mutu gizi yang ada dalam
makanan, kondisi fisiknya, harga dari makanan tersebut, serta ketersediaan dan ketahanan
pangan.

D. Daftar Pustaka
Achadi, Endang, L.. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat (Edisi Revisi). PT RajaGrafindo
Persada : Jakarta
Nyoman, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran: Jakarta.
Azwar, Azrul, 2002. Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Jakarta

Anda mungkin juga menyukai