OLEH
KUPANG
2019
i
LEMBAR PERSETUJUAN
BRAWIJAYA SURABAYA
Tanggal
Oleh
ASMIRAH TALIB
2016113023
Mengesahkan
Hari/Tanggal:
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan Praktek
Kerja Lapangan (PKL) yang telah saya laksanakan di Rumah Sakit Tingkat III
Brawijaya. Laporan praktek kerja industri ini disusun sebagai bentuk
pertanggungjawaban tertulis dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Yang
telah dilaksanakan pada tanggal 18 februari 2019. Laporan ini juga ditunjukan
untuk memenuhi salah satu syarat.
Adapun penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan ini berdasarkan data-
data yang telah diperoleh selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan(PKL),
buku-buku pedoman, media elektronik, serta bimbingan dari para pembimbing.
Banyak hambatan yang saya lalui selama melaksanakan praktek kerja lapangan
maupun selama dalam penyusunan laporan kegiatan praktek kerja lapangan.
Namun dengan adanya dukungan dari beberapa pihak, saya dapat menyelesaikan
laporan ini dengan baik untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Letkol Ckm dr.Raden Indera, Sp.An.M. Kes Sebagai kepala RS. TK III
Brawijaya Surabaya.
2. PNS. Sri Hartini Amd. Gz Selaku kepala unit gizi.
3. PNS Andris selaku ka instaldik.
4. Ibu Miftahul Hidayah, Amd. Gz, yang telah membimbing saya dalam
pembuatan laporan ini.
5. Bapak Rudizon B. Doko Patty, SE, M. M. Kes Selaku ketua yayasan
STIKES NUSANTARA KUPANG.
6. Bapak Markus Kore,S.Kep, M.Si Selaku ketua STIKES NUSANTARA
KUPANG.
7. Ibu Agnes Rihi Leo,S.KM,M.Gizi.Selaku Ka Prodi.
8. Teman – teman seperjuangan GZN 16 1A yang selalu memberikan
motifasi dan dorongan untuk menyelesaikan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kegiatan Praktek
Kerja Lapangan ini masih banyak terdapat kekurangan. Dengan demikian saya
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan
laporan ini. Saya berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. LATAR BELAKAN.. .................................................................................1
B. ULASAN KASUS.......................................................................................2
1. Identitas Pasien ......................................................................................... 2
2. Data Subyektif .......................................................................................... 2
3. Data Obyektif ........................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5
A. HEMATOMESIS MELENA...........................................................................5
1. Pengertian ................................................................................................. 5
2. Manifestasi Klinik .................................................................................... 6
3. Klasifikasi Hematomesis Melena. ............................................................ 6
4. Patofisiologi.............................................................................................. 7
5. Etiologi ..................................................................................................... 8
6. Penatalaksanaan Diet Hematomesis Melena .......................................... 10
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 11
A. RENCANA ASUHAN GIZI......................................................................11
1. Analisis Masalah .................................................................................... 11
2. Daftar Masalah ....................................................................................... 11
B. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................15
1. Monitoring dan Evaluasi Pemeriksaan Antropometri ............................ 15
2. Monitoring dan Evaluasi Pemeriksaan Biokimia ................................... 15
3. Fisik Klinis ............................................................................................. 16
4. Hasil Monitoring dan Evaluasi Konsumsi Zat Energi dan Zat Gizi ....... 17
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 23
iv
A. KESIMPULAN.........................................................................................23
B. SARAN..................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24
LAMPIRAN .......................................................................................................... 25
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
masalah keperawatan kerusakan perfusi jaringan yang berakibat pada
terganggunya proses transpotasi oksigen ke dalam sel (Doenges, 2000).
B. ULASAN KASUS
1.Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 37 Tahun
Tanggal Lahir : Surabaya,3 Mei 1981
No. Rm : 08 - 74 – 33
Tanggal masuk : 17 – 02 – 2019
Diagnosa : Hemetemesis Melena
2. Data Subyektif
a) Riwayat Gizi
Dahulu
Dari hasil wawancara dengan pasien bahwa pola makan pasien :
1) Tidak ada alergi makan
2) Pola makan tidak teratur
3) Susunan menu makan tidak seimbang
4) Suka mengkonsumsi makanan berlemak
5) Sering mengkonsumsi minuman kemasan
6) Suka mengkomsumsi kafein
7) Sering merokok
Sekarang
Tabel 1. 1 Hasil Recall selama 3 hari
Asupan dari
Energi Zat Gizi Keb. Pasien Tk. Konsumsi
makanan
Energi ( kkal ) 320 1446 13% ( kurang)
Protein (gr) 38,3 72 72% (kurang)
Lemak (gr) 16,7 32 32% (kurang)
Karbohidrat (gr) 561 216.9
Keterangan :
2
Kriteria :
Lebih : >110%AKG
Normal : 80-110%AKG
Kurang : <80%AKG
Sumber : Klasifikasi Tingkat Konsumsi, (WNPG, 2004)
Tabel 1. 2 Distribusi makanan
b) Riwayat penyakit :
Dari hasil wawancara dengan pasien , pasien mengatakan sudah
megetahui riwayat penyakit Hemetemesis Melena.
c) Riwayat penyakit keluarga :
Orang tua pasien tidak memiliki riwayat Hemetemesis melena
d) Data sosial ekonomi :
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Status Perkawinan : Sudah menikah
Pekerjaan : Teknisi Kapal
3
Data Obyektif
a) Hasil Pemeriksaan Antropometri
BB = 62 Kg
TB = 159 cm
U = 37 tahun
BBI=TB2(m)x22,5
=(1,59)2x22,5
= 56,8 Kg
𝐵𝐵 62 𝐾𝑔
IMT = 𝑇𝐵2 = (1,59)2 = 24,5 ( Normal )
c) Data Klinis
Tabel 1. 4. Hasil Pemeriksaan Fisik Klinis
4
BABII
TINJAUAN PUSTAKA
A.HEMATOMESIS MELENA
1.PENGERTIAN
5
perdarahan, muntah berwarna merah terang. Bila darah tertahan dalam
lambung, akan berubah menjadi warna kopi karena kerja enzim pencernaan
(Smeltzer, dan G Bare,2002). Dapat diproduksi sebanyak 50 Ml dan dapat
berlangsung 5 hari setelah akhir perdarahan. Biasanya timbul dari perdarahan
Gastrointestinal atas (Linda, 2000).
2. MANIFESTASI KLINIS
1. Gelisah
2. Suhu badan mungkin meningkat
3. Nafsu makan berkurang atau tidak ada
4. Berak yang bercampur darah, lendir, lemak dan berbuih
5. Rasa sakit di perut
6. Rasa kembung
7. Tonus dan turgor kulit berkurang
8. Selaput lendir dan bibir kering
6
4. PATOFISIOLOGI
7
Sedangkan melena terjadi apabila darah terakumulasi dalam lambung dan
akhirnya memasuki traktus intestinal. Feses akan seperti ter. Feses ter dapat
dikeluarkan bila sedikitnya 60 ml darah telah memasuki traktus intestinal.
5. ETIOLOGI
8
1. Kelainan di esophagus
a. Varises esophagus
Penderita dengan hematemesis melena yang disebabkan pecahnya varises
esophagus, tidak pernah mengeluh rasa nyeri atau pedih di epigastrium.Pada
umumnya sifat perdarahan timbul spontan dan masif. Darah yang dimuntahkan
berwarna kehitam-hitaman dan tidak membeku karena sudah bercampur dengan
asam lambung.
b. Karsinoma esophagus
Karsinoma esophagus sering memberikan keluhan melena daripada
hematemesis.Disamping mengeluh disfagia, badan mengurus dan anemis, hanya
sesekali penderita muntah darah dan itupun tidak masif.
c. Sindroma Mallory – Weiss
Sebelum timbul hematemesis didahului muntah-muntah hebat yang pada
akhirnya baru timbul perdarahan misalnya pada peminum alkohol atau pada
hamil muda. Biasanya disebabkan oleh karena terlalu sering muntah - muntah
hebat dan terus - menerus.
d. Esofagitis dan tukak esophagus
Esophagus bila sampai menimbulkan perdarahan lebih sering intermiten
atau kronis dan biasanya ringan, sehingga lebih sering timbul melena daripada
hematemesis.Tukak di esophagus jarang sekali mengakibatkan perdarahan jika
dibandingkan dengan tukak lambung dan duodenum.
2. Kelainan di lambung
a. Gastritis erisova hemoragika
Hematemesis bersifat tidak masif dan timbul setelah penderita minum obat-
obatan yang menyebabkan iritasi lambung. Sebelum muntah penderita mengeluh
nyeri ulu hati.
b. Tukak lambung
Penderita mengalami dispepsi berupa mual, muntah , nyeri ulu hati dan
sebelum hematemesis didahului rasa nyeri atau pedih di epigastrium yang
berhubungan dengan makanan. Sifat hematemesis tidak begitu masif dan melena
lebih dominan dari hematemesis.
9
3. Kelainan darah : polisetimia vera, limfoma, leukemia, anemia, hemofili,
trombositopenia purpura.
4. Penyakit sistemik lainnya: uremik, dan lain-lain.
5. Pemakaian obat-obatan yang ulserogenik: golongan salisilat, kortikosteroid,
alkohol, dan lai-lain.
a. Gambaran Umum
Hematemesis melena keadaan muntah dan buang air besar berupa darah
akibat luka atau kerusakan pada saluran cerna.
b. Tujuan Diet
1. Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan istirahat pada
saluran cerna,mengurangi resiko perdarahan ulang,dan mencegah
aspirasi.
2. Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin.
c. Syarat Diet
1. Tidak merangsang saluran cerna
2. Tidak meninggalkan sisa.
3. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48
jam untuk memberikan istirahat pada lambung.
4. Diet diberikan jika perdarahan pada lambung atau duodenum sudah
tidak ada.
10
BABIII
PEMBAHASAN
2. Daftar Masalah
a) Daftar masalah
1. Perubahan nilai laboratorium yang berkaitan dengan zat gizi
khusus,yang ditandai Hb menurun yakni 8,6 gl/dl (NC.2.2)
2. Penurunan kebutuhan zat gizi (lemak) yang terkait riwayat Hepatitis
ditandai dengan SGOT 70 u/L dan SGPT 94 u/L meningkat(NI.5.4)
3. Makanan/minuman melalui oral yang berkaitan dengan penurunan
metabolisme pasien ditandai pasien mual (NI.2.2).
4. Penuruna kebutuhan gizi (Lemak) yang terkait kondisi patologi,yg
di tandai pasien diare (NI.5.4)
5. Pemahaman anjuran gizi yang terbatas yang berkaitan salah pola
makan yang di tandai pasein biasanya makan nasi 1-2x/hari lebih
sering mengkomsumsi mie pangsit dan minuman kemasan (NB.1.6)
6. Asupan dari enteral/parenteral tidak ade kuat Yang terkait pasien di
puasakan yang di tandai hasil recall
Cairan D5 @2x/hari
I. 50gr x 4 =200gr
II. 50gr x 4 =200gr
III. E : 288,3kkal
P : 38,3gr
L : 16,7gr
KH : 60gr
b) Masalah Medis
11
Pasien sekarang didiagnosa Pasien sekarang didiagnosa Hemetemesis
Melena.
c) Intervensi Gizi
1) Terapi Diet
Tujuan Diet
- Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan
istirahat pada saluran cerna,mengurangi risiko
pendarahan ulang,dan mencegah aspirasi.
- Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin.
Prinsip Diet
Makanan Cair jernih (MCJ)/Makanan
lunak(ML)/Makanan Biasa(MB)/Diet Sisa Rendah
I(DSR I)/Diet Sisa Rendah II(DSR II).
Syarat Diet
- Tidak merangsang saluran cerna.
- Tidak meninggalkan sisa.
- Pada fase akut dapat diberikan makanan parentral saja
selama 24-48 jam untuk memberi istirahat pada
lambung.
- Diet diberikan jika perdarahan pada lambung atau
duodenum sudah tidak ada
Jenis diet dan indikasi pemberian
Pasien di berikan cairan infus D5 yang mengandung Glukosa
25.0g dan RL. di hari ke empat di berikan bubur halus.
Diet diberikan dalam bentuk Makanan Cair Jernih,tiap 2-3
jam pasca perdarahan. Nilai gizi makanan ini sangat rendah ,
sehingga diberikan selama 1-2 hari saja.
Bahan makanan yang dianjurkan
Bahan makanan yang boleh diberikan antara lain sumber
karbohidrat beras bubur atau di tim, kentang di pure, makaroni,
di rebus, roti di panggang,biskuit, krekers,mi, bihun,tepung-
tepung di buat bubur, atau puding.
12
Sumber protein hewani yaitu daging sapi
empuk,hati,ikan,ayam digiling atau di cincang dan di rebus,
disemur, ditim, diceplok air dan di campur dalam makanan,
susu.
Sumber protein nabati yaitu tahu, tempe direbus ditim,
ditumis, kacang hijau direbus, dan dihaluskan.
Sayuran yang di perbolehkan yaitu sayuran yang tidak
banyak serat dan tidak menimbukan gas dimasak, bayam, bit,
labu siam, labu kuning, wortel, tomat di rebus, dan di tumis.
Buah-buahan yang di perbolehkan pepaya, pisang, jeruk
manis, sari buah, pir dan peach dalam kaleng.
Lemak yang di perbolehkan yaitu margarin dan mentega,
minyak untuk menumis dan santan encer.
Minuman yang boleh di komsumsi sirup dan teh.
Bumbu masakan yand diperbolehkan yaitu gula, garam,
vetsin, kencur, jahe, kunyit, terasi, loas, salam, sereh.
Bahan makanan yang tidak dianjurkan (dihidari/dibatasi)
Sumber Karbohidrat yang tidak boleh di komsumsi yaitu
beras ketan, beras tumbuk, roti whole wheat, jagung, ubi,
singkong, tales, cake, dodol, dan berbagai kue yang terlalu
manis dan berlemak tinggi.
Sumber protein hewani yang tidak di anjurkan daging, ikan,
ayam yang di awetkan, di goreng, daging babi, telur diceplok
atau di goreng.
Sayuran yang tidak di perbolehkan sayuran mentah,
sayuran berserat tinggi dan menimbulkan gas seperti daun
singkong, kacang panjang, kol, lobak, sawi, dan asparagus.
Buah-buahan yang di hindari buah yang tinggi serat
dan/atau dapat menimbulkan gas seperti jambu biji, nanas,
apel, kedondong, durian, nangkah, buah yang di keringkan.
Lemak yang tidak boleh di komsumsi lemak hewan dan
santan kental.
13
Minuman yang di hindari minuman yang mengandung soda
dan alkohol, kopi, ice, cream.
Bumbu yang tidak boleh di komsumsi lombok, bawang,
merica, cuka, dan sebagainya yang tajam.
2) Terapi Edukasi
Penyuluhan di berikan pada pasien dan keluarga tentang pola
makan yang baik dan benar serta di berikan leaflet dan daftar
bahan penukar.
Tujuan
Agar pasien dan keluarga pasien mengetahui dan mengerti
tentang pola makan yang baik dan benar dan makanan yang
boleh dan tidak boleh dikonsumsi
Materi
Makanan Cair Jernih (MCJ)
Sasaran
Pasien dan Keluarga
Metode
14
Wawancara
Tempat
Pavilium Tulip Rs tingkat III Brawijaya Surabaya.
Alat peraga
Leaflet Diet Hematemesis Melena
Target terapi
Pasien dan keluarga pasien mengerti dan mematuhi diet pasca
Hematemesis Melena.
d) Monitoring dan Evaluasi
e) Asupam Mineral (FI.6.2)
a) Total lemak (FI.5.1.1)
b) Gastrointestinal(Mual)(S.3.1.3)
c) Enternal dan Paranteral (FI.3)
d) Enternal dan paranternal (FI.3)
15
kemasan dan juga makanan berlemak, serta kurangnya pengetahuan dan
pemahaman tentang makanan dan gizi.
Dari hasil pengamatan yakni tanggal 18 Februari 2019 data biokimia pasien
tinggi melebihi batas normal, yakni SGOT 70 u/L dan SGPT 94 u/L yang
menandakan pasien mengalami gangguan fungsi hati dikarenakan SGOT dan
SGPT adalah enzim yang dihasilkan secara alami oleh tubuh dan berada pada
beberapa organ, seperti hati, jantung, ginjal, otot tubuh,hingga otak. Kedua jenis
enzim ini kerap di anggap sebagai enzim hati, sehingga jika kadarnya tinggi
dicurigai terdapat gangguan fungsi hati.
Hari pertama pemeriksaan keadaan pasien masih tidak stabil akibat asupan
makannya, pasien memiliki kebiasaan makan yang tidak teratur, susunan menu
makan yang tidak seimbang dan juga suka mengkomsumsi minuman kemasan.
3. Fisik Klinis
Tabel.3. 2 fisik klinis
16
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik klinis di atas, pada tg 18 februari
2019 TD pasien 100/70mmHg, sedangkan untuk umur dari usia 25 – 39 tahun
tekanan darah normalnya adalah 121/80mmHg sampai 123/83mmHg, maka
pasien dikatakan Hipotensi (Tekanan Darah Rendah).suhu badan pasien 36˚C
masih normal, Nadii Pasien 80x/menit masih normal, Pasien masih mengalami
mual, muntah dan diare.
4. Hasil Monitoring dan Evaluasi Konsumsi Zat Energi dan Zat Gizi
Recall 24 jam selama 3 hari dilakukan sehingga ada monitoring dan
evaluasi untuk konsumsi energi dan zat gizi. Monitoring dan evaluasi akan
dilakukan dalam bentuk recall.
a) Konsumsi Energi
Tabel.3. 3 Intake Energi Selama Rawat Inap
Keterangan:
𝐴𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛
% Asupan = x 100 %
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛
17
ENERGI
2500 2,227 2,227 2,227
2000
1500
1000
500 561
200 200
0
Hari I Hari II Hari III
18
lemak untuk kemudian disimpan sebagi cadangan energi di dalam
jaringan lemak. Kebutuhan karbohidrat normal adalah 60 – 75 % dari
kebutuhan energi total, atau sisa energi setelah dikurangi energi yang
berasal dari protein dan lemak. Selain jumlah, kebutuhan karbohidrat
b) Konsumsi Protein
Tabel.3. 4 Intake Protein Selama di Rawat Inap
PROTEIN
120 111.3 111.3 111.3
100
80
60
40 38.3
20
0 0
0
Hari I Hari II Hari III
Asupan(gr) Kebutuhan(gr)
19
Hari Ketiga asupan protein meningkat 38,3(34%) tetapi
masih dalam kategori kurang dari kebutuhan,karena pasien hanya
mengkomsumsi bubur halus dan abon sapi. Kebutuhan protein
normal adalah 10 – 15 % dari kebutuhan energi total, atau 0,8 – 1,0
g/kg BB. Kebutuhan protein minimal untuk mempertahankan
keseimbangan nitrogen adalah 0,4 – 0,5 g/kg BB.
c) Konsumsi Lemak
Tabel.3. 5 Intake Lemak Selama di Rawat Inap
Keterangan:
𝐴𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛
% Asupan = x 100 %
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛
LEMAK
60
49.4 49.4 49.4
50
40
30
20
16.7
10
0 0 0
Hari I Hari II Hari III
Asupan(gr) Kebutuhan(gr)
Pada hari kedua asupan Lemak pasien masih sama yaitu 0(0%)
karena pada hari kedua pasien masih menjalani puasa dan hanya
20
diberikan cairan infus D5 yang mengandung glukosa 25 gr dan RL .
Hari ketiga asupan lemak meningkat 16,7(33%) tetapi masih di
katakan kurang dari kebutuhan karena pasien hanya mengkomsumsi
bubur halus dan abon sapi yang hanya mengandung sedikit kandungan
zat gizi lemak. Sedangkan Lemak merupakan simpanan energy paling
utama didalam tubuh, disamping itu merupakan sumber zat gizi
esensial.
d) Konsumsi Karbohidrat
Keterangan :
𝐴𝑠𝑢𝑝𝑎𝑛
% Asupan = x 100 %
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛
21
KARBOHIDRAT
400
300
250
150 Kebutuhan(gr)
100
50 60
0
Hari I Hari II Hari III
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa Hari pertama, hasil asupan
makan pasien ialah 200 (59%) termasuk kategori kurang, karena
pasien mendapatkan advis dari dokter untuk dipuasakan dalam
mensterilkan lambung dan di berikan cairan D5 yang mengandung
glukosa 25,0 gr, serta cairan RL.
22
Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori.sebagian karbohidrat
didalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk
keperluan energi segera sebagian di simpan sebagai glikogen dalam hati
dan jaringan otot,dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian
disimpan sebagi cadangan energi di dalam jaringan lemak. Kebutuhan
karbohidrat normal adalah 60 – 75 % dari kebutuhan energi total, atau
sisa energi setelah dikurangi energi yang berasal dari protein dan lemak.
Selain jumlah, kebutuhan karbohidrat dalam keadaan sakit sering
dinyatakan dalam bentuk karbohidrat yang dianjurkan.
23
BABIV
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1 Berdasarkan hasil diagnosa pasien menderit Hematomesis melena
Dan diberikan Diet Makanan Cair jernih.
2 Berdasarkan hasil pengukuran antropometri nilai = 24,5 ( Normal )yang artinya status
gizi pasien dalam tingkat Normal.
3 Berdasarkan hasil pengamatan fisik dan klinis selama 3 hari, pasien sudah tidak
mengalami Mual,Muntah dan Diare.
4 Dari hasil intake makanan yang ada, keadaan pasien semakin membaik tetapi masih
dalam kategori defisit berat dan kurang dari kebutuhan sehari.
SARAN
1. Pasien mengikuti diet sesuai aturan yang dianjurkan yakni Diet diberikan dalam bentuk
Makanan Cair Jernih
2. Untuk mendukung keberhasilan diet dan kesembuhan pasien yang baik diperlukan
dukungan dari keluarga dan teman dekatnya untuk terus memotivasi pasien.
3. Mempertahankan berat badan normal.
4. Batasi makanan yang dapat memicu pengeluaran asam lambung berlebihan seperti
makanan pedas,asam,kafein,nikotin,alkohol dan makanan berlemak tinggi.
5. Pasien di anjurkan untuk menjaga pola makan dan jadwal makan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Almattier, S. (2006). Penuntun Diet. Jakarta: PT. Gramedia Pstaka Utama.
Bruner and Suddart, 2011. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta:
EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6. Jakarta: EGC
Dawney.2012. At A Glance Medicine, Jakarta, EMS
Doenges, Marilynn E.dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan & Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi III..EGC.Jakarta
Grace,Pierce A, neil R. Borley.2007.At a Glance Ilmu Bedah.edisi ketiga.Jakarta: Erlangga.
Mansjoer, Arief. 2000. Kapita Selekta kedokteranedisi III. Jakarta: Media Aesculapius
Nurarif H. Amin & Kusuma Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Kepera watan
BerdasarkanDiagnosa Medis & NANDA (North American Nursing Diagnosis Association)
NIC-NOC. Mediaction Publishing.
Smeltzer, S.C & Bare, B.G, 2002, Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2.EGC,
Noer, Sjaifoellah. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Astera, I W.M. & I D.N. Wibawa.Tata Laksana Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas :
dalam Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam. Jakarta :EGC. 1999 : 53 – 62
25
LAMPIRAN
26
27