Anda di halaman 1dari 48

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.

K
P1 A0 2 JAM POST SC DENGAN ANEMIA RINGAN DI
RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH SITI AMINAH
BUMIAYU TAHUN 2023

LAPORAN KASUS KETRAMPILAN DASAR KLINIK II

Di Susun oleh:

Kelompok II

1.Aulia Rohmita Maharani 2201261 2.Fera Tiara Sari


2201299 3.Dwi Hanin Ismawati 2201263 4.Naesa Mutia
Suroso 2201288 5.Solikhatun Hasanah
2201274

AKADEMI KEBIDANAN KH.PUTRA BREBES

PROGRAM STUDI DIPOMA III KEBIDANAN

Jl. Raya Benda Sirampog Brebes Jawa Tengah Telp (0289) 431 4010Email:
khputraalhikmah18@gmai.com
LEMBAR PENGESAHAN Laporan Kasus Ketrampilan Dasar
Klinik II

Penguji
1. Nama Penguji Lahan : Ummi Kultsum MA, A.Md. Keb
2. Nama Penguji Akademik : Himatul Khoeroh, S.ST.M.Kes

Mengetahui ;

Direktur Direktur
Akademi Kebidanan KH Putra Brebes RSUM Siti Aminah Bumiayu

dr.H. Ahmad Ridlo., Sp.OG., M, Kes dr. HM Chanifudin. MH.Kes


NIDN : 19724142201000205 NBM : 788.134

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah Nya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan Laporan
Kasus individu yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA
NY. K P1 A0 2 JAM POST SC DENGAN ANEMIA RINGAN DI RUMAH
SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH SITI AMINAH BUMIAYU TAHUN
2023 ”.
Laporan Kasus ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat Akademik untuk
menyelesaikan praktik Keterampilan Dasar Klinik (KDK) II Akademi Kebidanan
KH. Putra Brebes.

ii
Penyusunan Laporan Kasus individu ini tidak dapat terselesaikan tanpa
adanya bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
ijinkanlah penulis untuk menyampaikan banyak terimakasih atas segala jasa-jasa
dan peran penting kepada :

1. KH. Labib Shodiq Suhaimi, Selaku Ketua Yayasan Al Hikmah 1


2. dr. Ahmad Ridlo, Sp.OG., M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan
KH. Putra Brebes
3. dr. HM Chanifudin. MH.Kesselaku Direktur Rumah Sakit Umum
Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu Brebes
4. Diah Nur Aisyah, Amd, kep Selaku Kepala Instansi Rumah Sakit
Umum Siti Aminah Bumiayu
5. Umi Kultsum MA, Amd.Keb Selaku Kepala Ruang Kebidanan Rumah
Sakit Umum Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu Brebes
6. Himatul Khoeroh, S.ST.,M.Kes selaku Pembimbing Akademik
7. Ny. K selaku pasien
8. Untuk teman teman yang telah bekerja sama dalam Melaksanaan
Praktek Keterampilan Dasar Klinik (KDK) II ini.
Penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas kebaikan
semua pihak yang telah membantu.

Brebes, Juli 2023

penyusun

DAFTA

SINGK

ATAN

A : Assesment
AIDS : Acquired
Immunodeficiency Syndrome

BAB : Buang Air Besar

iii
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BBL : Bayi Baru Lahir
BKKBN : Badan Kependudukan
Dan Keluarga Berencana
0
C : Derajat Celcius
DM : Diabetes Mellitus
DO : Data Objektif
DS : Data Subyektif
HIV : human immunodeficiency
virus

JK : Jenis Kelamin
KEMENKES : kementrian kesehatan
LD : Lingkar Dada
LILA : Lingkar Lengan Atas
LK : Lingkar Kepala
N : Nadi
NO : Nomor
NY : Nyonya
P : Planning
PB : Panjang Badan
R : Respirasi
RI : Republik Indonesia
RM : Rekam Medik
RSUM : Rumah Sakit Umum
Muhammadiyah

S : Suhu
TBC : Tubercullocis
TFR : Total Fertility Rate
SPO2 : Saturasi Oksigen
TTV : Tanda-Tanda Vital

iv
TM : Tri Mester
UNICEF : United Nations
International Children’s Emergency Fund
WHO : World Health
Organiastion

WIB : Waktu Indonesia Barat

v
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2:1 Tabel riwayat kehamilan dan nifas
2. Tabel 2:2 Tabel pola kehidupan sehari-hari
DAFTAR SKEMA
1.Skema 1:1 pathway Anemia 2.Skema 1:2 kerangka teori nifas

1
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................... ii

KATA PENGANTAR ...................................................... iii

DAFTAR SINGKATAN ...................................................... iv

DAFTAR TABEL ...................................................... vi

DAFTAR SKEMA ...................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ...................................................... 4 B.Tujuan


...................................................... 6 C.Manfaat
...................................................... 6

BAB II TINJAUAN TEORI

A.KONSEP DASAR MASA NIFAS NORMAL .......................................... 8


B.PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS .............................................. 10
C.PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS .......................................... 14
D.KEBUTUHAN MASA NIFAS ...................................................... 15
E.TANDA BAHAYA MASA NIFAS ...................................................... 16
F.ANEMIA PADA IBU NIFAS ...................................................... 19
G.PATHWAY ...................................................... 23 H.KERANGKA TEORI
...................................................... 24

BAB III TINJAUAN KASUS

I.PENGUMPULAN DATA DASAR ..................................................... 25 II.


INTERPRETASI DATA DASAR ...................................................... 33
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL ..... 33
IV. IDENTIFIKASI KENUTUHAN YANG MEMERLUKAN PENANGANAN
SEGERA ...................................................... 33 V. MERENCANAKAN
ASUHAN YANG MENYELURUH ................ 34 VI. MELAKSANAKAN
PERENCANAAN ............................................. 34
VII. EVALUASI ...................................................... 35
BAB IV
PEMBAHASAN ...................................................... 37

2
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ...................................................... 39
B. SARAN ...................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Masa Nifas (Puerperium)merupakan masa dimulai 2 jam setelah
plasenta lahir sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Puerperium yaitu
dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan. Jadi, masa peurperium
merupakan masa setelah melahirkan bayi dan masa pulih kembali sampai
alatalat kandungan kembali seperti sebelum hamil (Rini& Kumala, 2017).
Sedangkan, Anemia postpartum merupakan keadaan dimana kadar Hb < 11
gr/dl 1 minggu postpartum dan Hb < 12 gr/dl 8 minggu postpartum
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).
Menurut (WHO, 2021). kejadian anemia pada ibu postpartum adalah
56%. India kematian akibat anemia mencapai 19%, dari kasus anemia pada ibu
postpartum 65%- 75%. Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) pada tahun 2020 menyebutkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2020 di
Indonesia kematian pada ibu postpartum dikarenakan anemia mencapai 30%
(Kemenkes RI, 2020).
Peningkatan angka kelahiran sama dengan angka peningkatan ibu nifas
terutama di provinsi Jawa Tengah, yang mana dengan angka peningkatan
sebanyak 9,89011. Kemudian banyaknya jumlah ibu nifas pada kabupaten
Brebes 30,024 yang mana data tersebut di sampaikan oleh BPS kabuoaten
Brebes.
Hasil Rakernas (2019) Dirjen Kesmas memaparkan bahwa angka
kematian ibu berkisar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Peningkatan jumlah
kejadian anemia dalam 24-48 jam postpartum di negara berkembang sebanyak
50-80% (Milman, 2011). Berdasarkan data Riskesdes (2018) anemia ibu hamil
sebanyak 48,9% disebabkan karena konsumsi tablet Fe<90 butir sebanyak
61,9% dan ≤90 butir sebanyak 38,1% ( Riskesdes, 2018).

4
Penyebab utama anemia pada pada ibu postpartum adalah kurang
memadainya asupan makanan sumber Fe, meningkatnya kebutuhan Fe saat
hamil dan menyusui (terkait dengan perubahan fisiologi), dan kehilangan
darah saat proses persalinan. Anemia yang disebabkan oleh ketiga faktor itu
terjadi secara cepat saat cadangan Fe pada tubuh ibu tidak mencukupi
peningkatan kebutuhan Fe. Wanita usia subur (WUS) adalah salah satu
kelompok resiko tinggi terpapar anemia karena apabila tidak memiliki asupan
atau cadangan Fe yang cukup terhadap kebutuhan dan kehilangan Fe
(Wahyuningsih, 2018). Perubahan pada ibu post partum dalam emosionalnya
juga mempengaruhi interaksi dengan bayinya dan bila produksi zat besi tidak
segera di kembalikan dengan pemberian zat besi dengan cukup maka ibu post
partum maka akan mengalami kekuranan zat besi dan mengalami anemia
secara terus menerus di tahap-tahap lain dari siklus reproduksi. Seperti
dikatakan dalam penelitian (Satriyandari, 2017).
Dampak anemia pada masa nifas merupakan terjadinya subvolusi uteri
yang dapat menimbulkan perdarahan postpartum, memudahkan infeksi
puerperium, pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae.
Anemia postpartum kemungkinan menjadi salah satu prediktor praktik
ASI tidak eksklusif. Pada ibu anemia postpartum pengeluaran ASI berkurang,
terjadinya dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan dan mudah
terjadi infeksi mamae. Pada masa nifas anemia bisa menyebabkan uterus
berkontraksi tidak efektif, hal ini dikarenakan darah tidak cukup untuk
memberikan oksigen ke rahim (Wahyuningsih, 2018). Anemia pada masa
nifas dapat mengakibatkan terjadinya subinvolusi uteri yang merupakan
penyebab salah satu timbulnya perdarahan post partum, memudahkan infeksi
puerperium, pengeluaran ASI berkurang (Prawirohardjo, 2014).
Hasil studi pendahuluan di Rumah Sakit Umum Siti Aminah Bumiayu
pada bulan januari – juni 2023 terdapat 816 ibu nifas di ruang Marwah dan 23
dari 816 ibu nifas mengalami anemia. Masalah anemia ringan pada Ny.K
P1A0, diperoleh data ibu mengeluh lemas, pusing dan kelelahan, ibu
mengkonsumsi tablet Fe ≤90 tablet selama hamil, dari hasil pemeriksaan fisik,
kulit ibu terlihat pucat, konjungtiva pucat, bibir kering dan pucat dan hasil
pemeriksaan haemoglobin 10.6 gr/dl.

5
Berdasarkan hasil pengkajian Ny. K mengalami masalah anemia ringan
yang perlu mendapatkan pelayanan kebidanan untuk mencegah terjadinya
komplikasi pada masa nifas. Sehingga penulis tertarik untuk memberikan
asuhan dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Pada Ny. K P2 A0
dengan Anemia Ringan di Rumah Sakit Umum Siti Aminah Bumiayu 2023”
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan pada NY.K dengan nifas post sc
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada NY.K dengan nifas post sc
b. Mengidentifikasi diagnosa kebidanan pada NY.K dengan nifas post sc
c. Menyusun intervensi kebidanan pada NY.K post sc
d. Merencanakan tindakan pada NY.K dengan nifas post sc
e. Melaksanakan rencana tindakan pada NY.K dengan nifas post sc
f. Melaksanakn evaluasi pada NY.K dengan nifas post sc
C. Manfaat
1. Untuk Rumah Sakit
Dapat digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan mutu pelayanan
rumah sakit Dalam pemberian asuhan kebidanan pada pasien dengan nifas
post sc.
2. Untuk Pendidikan
Dapat digunakan sebagai referensi institusi pendidikan untuk
meningkatkan mutu Pendidikannya di masa yang akan datang.
3. Untuk Mahasiswa AKBID KH PUTRA BREBES
Dapat digunakan sebagai masukan bagi mahasiswa untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku dalam upaya peningkatan
asuhan kebidanan pada pasien nifas post sc.

6
7
BAB II TINJAUAN TEORI A.Konsep Dasar Masa Nifas Normal
1.Pengertian
Masa Nifas (Puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara
keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan. Masa nifas atau post partum
disebut juga puerperium yang berasal dari bahasa latin yaitu dari kata
“puer” yang artinya bayi dan “parous” berarti melahirkan. Nifas yaitu
darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan atau setelah
melahirkan. Darah nifas yaitu darah yang tertahan tidak bisa keluar dari
rahim dikarenakan hamil darah yang keluar sebelum melahirkan disertai
tanda-tanda kelahiran, maka itu termasuk darah nifas juga (Vita, 2018).
Waktu masa nifas yang paling lama pada wanita umumnya adalah 40
hari, dimulai sejak melahirkan atau sebelum melahirkan (yang disertai
tanda-tanda kelahiran). Jika sudah selesai 40 hari akan tetapi darah tidak
behenti atau tetap keluar darah. Maka perhatikanlah bila keluarnya disaat
‘adah (kebiasaan) haid, maka itu darah haid. Tetapi jika darah keluar terus
menerus dan tidak dalam masa-masa haidnya dan darah itu terus menerus
mengalir, perlu diperiksakan ke bidan atau dokter (Anggraini, 2010).
Dari berbagai uraian yang menjelaskan tentang pengertian masa nifas,
dapat disimpulkan bahwa masa nifas adalah dimulai setelah persalinan
selesai dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil yang berlangsung selama 6 minggu (Wahyuningsih, 2018)
2.Tujuan Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas dan Menyusui
Menurut Rini & Kumala, (2017). Tujuan asuhan kebidanan nifas dan
menyusui sebagai berikut ;
a. Mendeteksi adanya perdarahan masa nifas Tujuan perawatan masa
nifas adalah untuk mendeteksi adanya kemungkinan perdarahan
postpartum, dan infeksi, penolong persalinan harus waspada, sekurang-
urangnya satu jam postpartum untuk mengatasi kemungkinan
terjadinya komplikasi persalinan. Umumnya wanita sangat lemah
setelah melahirkan, lebih-lebih bila partus berlangsung lama.

b. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya

8
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis harus
diberikan oleh penolong persalinan. Ibu dianjurkan untuk mnjaga
kebersihan badan, mengajarkan ibu bersalin bagaimana
membersihakan alat kelamin dengan sabun dan air.
c. Melaksanakan skrining secara komprehensif
Melaksanakan skrining yang komprehensif (menyeluruh) dimana bidan
harus melakukan manajemen asuhan kebidanan pada ibu masa nifas
secara sistematis yaitu mulai pengkajian, interpretasi data dan analisa
masalah, perencanaan, penatalaksanaan dan evaluasi. Sehingga dengan
asuhan kebidanan masa nifas dan menyusui dapat mendeteksi secara
dini penyulit maupun komplikasi yang terjadi pada ibu dan bayi.
d. Memberikan pendidikan kesehatan diri
Memberikan pelayanan kesehatan tentang perawatan diri, nutrisi, KB,
menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya, dan perawatan bayi
sehat. Ibu postpartum harus diberikan pendidikan pentingnya gizi
antara lain kebutuhan gizi ibu menyusui.
1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
2) Makan dengan diet gizi seimbang untuk mendapatkan protein,
mineral dan vitamin yang cukup.
3) Minum sedikitnya 3 liter per hari (anjurkan ibu untuk minum
sebelum menyusui).
e. Konseling tenang KB
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun
sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri
kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan keluarganya dengan
mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan tidak
diinginkan.
f. Untuk memulihkan kesehatan umum penderita, dengan jalan :
1) Menyediakan makanan yang memenuhi kebutuhan.
2) Menghilangkan terjadinya anemia.
3) Pencegahan terhadap infeksi dengan memperhatikan kebersihan
dan sterilisasi.

9
4) Pergerakan otot yang cukup agar tuas otot menjadi lebih baik,
peredaran darah lebih lancar dengan demikian otot akan
mengadakan metabolisme lebih cepat (Rini & Kumala,
3. Tahapan Tahapan Masa Nifas
Menurut Rini & Kumala (2017). Tahapan pada masa nifas sebagai berikut;
a.Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini
merupakan fase kritis, sering terjadi insiden perdarahan postpartum karena
atonia uteri. Oleh karena itu, bidan perlu melakukan pemantauan secara
kontinu, yang meliputi; kontraksi uterus, pengeluaran lokia, kandung
kemih, tekanan darah dan suhu.
b. Periode early postpartum (>24 jam-1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak
ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup
mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
c. Periode late postpartum (>1 minggu-6 minggu)
Pada periode ini bidan tetap melakukan asuhan dan pemeriksaan sehari-
hari serta konseling perencanaan KB (Rini & Kumala, 2017).
4. Kebijakan Program Pemerintah dalam Asuhan Masa Nifas
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai ibu dan
bayi baru lahir untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah-
masalah yang terjadi. Kunjungan dalam masa nifas antara : Perawatan ibu
nifas mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan minimal
4 kali kunjungan nifas yaitu :
a. Pertama : 6 jam – 2 hari setelah persalinan
b. Kedua : 3 – 7 hari setelah persalinan
c. Ketiga : 8 – 28 hari setelah persalinan
d. Keempat: 29 – 42 hari setelah persalinan (Buku Kesehatan Ibu dan Anak,
2020
B.Perubahan Fisiologi Masa Nifas (Maritalia, 2012)
Pada masa nifas organ reproduksi interna dan eksterna akan mengalami
perubahan seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan ini terjadi secara
berangsur-angsur dan berlangsung selama lebih kurang 3 bulan. Selain organ
reproduksi, beberapa perubahan fisiologi yang terjadi selama masa nifas, yaitu:

10
1. Uterus
Uterus merupakan organ reproduksi interna yang berongga dan
berotot, berbentuk seperti buah alpukat yang sedikit gepeng dan berukuran
sebesar telur ayam. Panjang uterus sekitar 7-8 cm, lebar sekitar 5-5,5 cm
dan tebal sekitar 2,5 cm. Perubahan yang terjadi pada dinding uterus
adalah timbulnya thrombosit, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi
plasenta. Jaringanjaringan di tempat implantasi plasenta akan mengalami
degenerasi dan kemudian terlepas. Tidak ada pembentukan jaringan parut
pada bekan tempat implantasi plasenta karena pelepasan jaringan ini
berlangsung lengkap
2. Serviks
Serviks merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya
menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim. Serviks
menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan keluarnya
janin dari uterus menuju saluran vagina pada saat persalinan. Setelah
kehamilan, serviks mengalami perubahan karena hormone estrogen.
Meningkatnya kadar hormone estrogen pada saat hamil dan disertai
dengan hipervaskularisasi mengakibatkan konsistensi serviks menjadi
lunak.
3. Vagina
Selama proses persalinan vagina mengalami peregangan yang sangat
besar, terutama pada saat melahirkan bayi. Beberapa hari pertama sesudah
proses tersebut, vagina tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3
minggu vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam
vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali.Karakteristik lochea
dalam masa nifas adalah sebagai berikut: a.Loche rubra/kruenta
Timbul pada hari 1-2 postpartum, terdiri dari darah segar bercampur
sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa verniks kaseosa,
lanugo dan mokonium.
b. Lochea sanguinolenta
Timbul pada hari ke 3 sampai dengan hari ke 7 pospartum,
karakteristik lochea sanguinolenta berupa darah bercampur lendir.
c. Lochea serosa

11
Merupakan cairan berwarna agak kuning, timbul setelah 1 minggu
postpartum.
d. Lochea alba
Timbul setelah 2 minggu postpartum dan hanya merupakan cairan
putih. Normalnya lochea agak berbau amis, kecuali bila terjadi infeksi
pada jalan lahir, baunya akan berubah menjadi berbau busuk. Bila
lochea berbau busuk segera ditangani agar ibu tidak mengalami infeksi
lanjut atau sepsis.
4. Vulva
Vulva mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi. Beberapa hari pertama sesudah proses
melahirkan vulva tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu
vulva akan kembali kepada keadaan tidak hamil dan labia menjadi lebih
menonjol
5. Payudara (Mammae)
Setelah proses persalinan selesai, pengaruh hormon estrogen dan
progesterone terhadap hipofisis mulai menghilang. Hipofisis mulai
mensekresi hormone kembali yang salah satu diantaranya adalah
lactogenic hormone atau hormone prolaktin. Pada proses laktasi terdapat
dua refleks yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran yang
timbul akibat perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.
6. Tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital merupakan tanda-tanda penting pada tubuh yang
dapat berubah bila tubuh mengalami gangguan atau masalah. Tanda-tanda
vital sering digunakan sebagai indikator bagi tubuh yang mengalami
gangguan atau masalah kesehatan adalah nadi, pernafasan, suhu, dan
tekanan darah. Tanda-tanda vital ini biasanya saling mempengaruhi satu
sama lain. Artinya, bila suhu tubuh meningkat, maka nadi dan pernafasan
juga akan meningkat, dan sebaliknya. Tanda-tanda vital yang berubah
selama masa nifas adalah: a.Suhu tubuh
Setelah proses persalinan, suhu tubuh dapat meningkat sekitar
0,50C dalam keadaan normal (36 ◦C – 37,50C) namun tidak lebih dari
380C. Hal ini disebabkan karena meningkatnya metabolisme tubuh
pada saat proses persalinan.
12
b. Nadi
Denyut nadi normal berkisar antara 60 – 80 kali per menit.
Pada saat proses persalinan denyut nadi akan mengalami peningkatan.
Pada masa nifas biasanya denyut nadi akan kembali normal.
c. Tekanan darah
Tekanan darah normal untuk systole berkisar antara 110 – 140
mmHg dan untuk diastole antara 60 – 80 mmHg. Setelah partus,
tekanan darah dapat sedikit lebih rendah dibandingkan pada saat hamil
karena terjadinya perdarahan pada proses persalinan.
d. Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal berkisar 18 – 24 kali per menit.
Pada saat partus frekuensi pernapasan akan meningkat karena
kebutuhan oksigen yang tinggi untuk tenaga ibu meneran atau
mengejan
7. Hormon
Pada wanita menyusui, kadar prolaktin tetap meningkat sampai Sekitar
enam minggu setelah melahirkan. Kadar prolaktin dalam darah ibu
Dipengaruhi oleh frekuensi menyusui, lama setiap kali menyusui dan
nutrisi Yang dikonsumsi ibu selama menyusui. Hormon prolaktin ini akan
menekan Sekresi Folikel Stimulating Hormon (FSH) sehingga mencegah
terjadinya Ovulasi. Oleh karena itu memberikan ASI pada bayi dapat
menjadi Alternative metode KB yang dikenal dengan MAL (Metode
Amenorhea Laktasi).
8. Sistem peredaran darah (Cardio Vascular)
Setelah janin dilahirkan, hubungan sirkulasi darah akan terputus
Sehingga volume darah ibu relative akan meningkat. Keadaan ini terjadi
Secara cepat dan mengakibatkan beban kerja jantung sedikit meningkat,
Biasanya terjadi sekitar 1 sampai 2 minggu setelah melahirkan.
9. Sistem pencernaan
Pada ibu yang melahirkan dengan operasi (sectio caesarea) Biasanya
membutuhkan waktu sekitar 1 – 3 hari agar fungsi saluran cerna Dan nafsu
makan dapat kembali normal. Ibu yang melahirkan secara Spontan
biasanya lebih cepat lapar karena mengeluarkan energi yang begitu banyak
pada saat proses melahirkan.
13
10. Sistem perkemihan
Dalam 12 jam pertama postpartum, ibu mulai membuang kelebihan
cairan yang tertimbun di jaringan selama hamil. Salah satu mekanisme
untuk mengurangi retensi cairan selama masa hamil ialah diaphoresis luas,
terutama pada malam hari, selama dua sampai tiga hari pertama
setelahmpertahankan agar persendian oksigen ke janin tetap terpenuhi.
11. Sistem integument
Perubahan kulit selama kehamilan berupa hiperpigmentasi pada Wajah
(cloasma gravidarum), leher, mammae, dinding perut dan beberapa Lipatan
sendi karena pengaruh hormone, akan menghilang selama masa Nifas.
12. Sistem musculoskeletal
Setelah proses persalinan selesai, dinding perut akan menjadi Longgar,
kendur dan melebar selama beberapa minggu atau bahkan Sampai
beberapa bulan akibat peregangan yang begitu lama selama hamil.
Ambulasi dini mobilisasi dan senam nifas sangat dianjurkan untuk
Mengatasi hal tersebut. Pada wanita yang asthenis terjadi diastasis dari
Otot-otot rectus abdominalis sehingga seolah-olah sebagian dari dinding
Perut digaris tengah hanya terdiri dari peritoneum, facial tipis dan kulit.
Tempat yang lemah ini menonjol kalau berdiri atau mengejan.
C. Perubahan Psikologis Masa Nifas
Perubahan psikologis sebenarnya sudah terjadi saat kehamilan. Menjelang
persalinan perasaan senang timbul karena akan berubah peran Menjadi seorang
ibu dan segera bertemu dengan bayi yang telah lama Dinanti-nantikan. Timbul
perasaan cemas karena khawatir terhadap calon Bayi yang akan
dilahirkan,apakah bayi akan lahir sempurna atau tidak.
Ada perasaan kehilangan sesuatu secara fisik sesudah melahirkan Akan
menjurus pada suatu reaksi perasaan sedih.Kemurungan dan Kesedihan dapat
semakin bertambah oleh karena ketidaknyamanan secara Fisik rasa letih
setelah proses persalinan,stress,kecemasan, adanya Ketegangan dalam
keluarga,kurang istirahat karena harus melayani Keluarga dan tamu yang
berkunjung untuk melihat bayi atau sikap petugas Yang tidak ramah.Minggu-
minggu pertama masa nifas merupakan masa rentan bagi Seorang ibu.
Pada saat yang sama, ibu (primi para) mungkin merasa Frustasi karena
tidak kompeten dalam merawat bayi dan tidak mampu Megontrol situasi.

14
Semua wanita akan mengalami perubahan ini, namun Penanganan yang
dilakukan dari setiap wanita tersebut akan diatasi Dengan cara yang berbeda.
Hal ini dipengaruhi oleh pola asuh dalam dimana wanita tersebut dibesarkan,
lingkungan, adat istiadat, Suku, bangsa, pendidikan serta pengalaman
tersendiri. Fase-Fase yang Akan Dialami Ibu Masa Nifas antara lain adalah
sebagai Berikut:
1) Fase Taking In
Merupakan fase ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama
Sampai hari kedua setelah melahirkan. Ibu memperhatikan dirinya sendiri
Sehingga cendrung pasif terhadap lingkungannya. Ketidak nyamanan yang
Dialami ibu lebih disebabkan karena proses persalinan yang baru saja
Dilaluinya. Rasa mules, nyeri pada jalan lahir, kurang tidur atau kelelahan
Merupakan hal yang sering dikeluhkan ibu.
2) Fase Taking Hold Merupakan fase yang berlangsung antara 3-10 hari
setelah melahirkan. Ibu Merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa
tanggung jawab Terhadap perawatan bayinya. Perasaan ibu lebih sensitive
sehingga mudah Tersinggung
3) Fase Leting Go
Merupakan fase menerima tnggung jawab akan peran barunya sebagai
Seorang ibu. Fase ini berlangsung 10 hari setelah persalinan. Ibu sudah
Menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya dan siap menjadi
Pelindung bagi bayinya. Perawatan ibu terhadap diri dan bayinya semakin
Meningkat. Rasa percaya diri akan peran barunya mulai tumbuh, lebih
Mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya.
D. Kebutuhan Masa Nifas
1) Nutrisi dan Cairan
Ibu nifas harus mengkonsumsi makanan yang mengandung zat-zat
yang Berguna bagi tubuh ibu pasca melahirkan dan untuk persiapan
produksi ASI bervariasi dan seimbang, terpenuhi kebutuhan karbohidrat,
protein, Besi, vitamin dan mineral untuk mengatasi anemia,serta cairan dan
serat Untuk memperlacar ekskresi. Ibu juga dianjurkan untuk minum setiap
kali Menyusui dan menjaga kebutuhan hidrasi sedikitnya 3 liter setiap hari.

15
2) Ambulasi
Pada ibu nifas post SC, terpasang infus dan kateter serta tanda- tanda
vital Berada pada batas normal. Ambulasi dilakukan sebaiknya secara
bertahapDiawali dengan gerakan miring kiri dan kanan di atas tempat tidur.
Ambulasi ini tidak mutlak, tergantung pada ada tidaknya komplikasi
Persalinan , nifas dan status kesehatan ibu sendiri.
3) Eliminasi
Memasuki masa nifas, ibu diharapkan untuk berkemih selama 6-8 jam
post Partum. Kebutuhan untuk defekasi biasanya timbul pada hari pertama
Sampai hari ketiga post partum. Kebutuhan ini dapat dipenuhi bila ibu
Mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat, cukup cairan dan
Melakukan ambulasi dengan baik dan benar.
4) Kebersihan Diri
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran. Pada masa nifas yang
Berlangsung kurang lebih 40 hari, kebersihan vagina dan luka operasi perlu
Mendapat perhatian lebih. Kebersihan vagina dan luka operasi yang tidak
Terjaga dengan baik dapat menyebakan infeksi.
5) Kebutuhan istirahat sangat dibutuhkan ibu beberapa jam setelah
Melahirkan. Proses persalinan yang lama dan melelahkan dapat membuat
Ibu frustasi bahkan depresi apabila kebutuhan istirahatnya tidak terpenuhi.
6) Seksual
Ibu nifas melakukan hubungan seksual kembali setelah 40 hari.
Batasan Waktu 6 minggu didasarkan atas pemikiran bahwa pada masa itu
semua Luka akibat persalinan, termasuk luka episiotomi dan bekas operasi
sectio Caesarea biasanya telah sembuh dengan baik.
7) Latihan Nifas
Pada masa nifas yang berlangsung selama 40 hari, ibu membutuhkan
Latihan-latihan tertentu yang dapat mempercepat proses involusi. Salah
Satu latihan yang dianjurkan adalah senam nifas. Senam nifas
merupakanlatihan yang tepat untuk memulihkan kondisi tubuh ibu dan
keadaan ibu secara fisiologis maupun psikologis (Saleha, 2013)

16
E. Tanda Bahaya Pada Masa Nifas
Tanda-tanda bahaya postpartum adalah suatu tanda yang abnormal
yang mengindikasikan adanya bahaya atau komplikasi yang dapat terjadi
selama masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa
menyebabkan kematian ibu. Tanda-tanda bahaya postpartum, adalah sebagai
berikut :
1. Perdarahan Postpartum
Perdarahan postpartum dapat dibedakan menjadi sebagai berikut.
a. Perdarahan postpartum primer (Early Postpartum Hemorrhage) adalah
perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak
lahir, atau perdarahan dengan volume seberapapun tetapi terjadi
perubahan keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital sudah
menunjukkan analisa adanya perdarahan. Penyebab utama adalah
atonia uteri, retensio placenta, sisa placenta dan robekan jalan lahir.
Terbanyak dalam 2 jam pertama.
b. Perdarahan postpartum sekunder (Late Postpartum Hemorrhage)
adalah perdarahan dengan konsep pengertian yang sama seperti
perdarahan postpartum primer namun terjadi setelah 24 jam
postpartum hingga masa nifas selesai. Perdarahan postpartum
sekunder yang terjadi setelah 24 jam, biasanya terjadi antara hari ke 5
sampai 15 postpartum. Penyebab utama adalah robekan jalan lahir dan
sisa placenta.
2. Infeksi Pada Masa Postpartum
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan,
Infeksi masa nifas masih merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas ibu. Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas.
Infeksi yang meluas kesaluran urinari, payudara, dan pasca pembedahan
merupakan salah satu penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum
infeksi berupa suhu badan panas, malaise, denyut nadi cepat. Gejala lokal
dapat berupa uterus lembek, kemerahan dan rasa nyeri pada payudara atau
adanya disuria.
3. Lochea yang berbau busuk (bau dari vagina)
Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam
masa nifas sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran

17
darah dan lender waktu menstruasi dan berbau anyir (cairan ini berasal
dari bekas melekatnya atau implantasi placenta).
4. Sub Involusi Uterus (Pengecilan uterus yang terganggu)
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana
berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg pada
6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu di
sebut sub involusi. Faktor penyebab sub involusi, antara lain: sisa
plasenta dalam uterus, endometritis, adanya mioma uteri. Pada keadaan
sub involusi, pemeriksaan bimanual di temukan uterus lebih besar dan
lebih lembek dari seharusnya, fundus masih tinggi, lochea banyak dan
berbau, dan tidak jarang terdapat pula perdarahan (wahyuningsih, 2018).
5. Nyeri Pada Perut dan Pelvis
Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat merupakan tanda dan gejala
komplikasi nifas seperti Peritonitis. Peritonitis adalah peradangan pada
peritonium, peritonitis umum dapat menyebabkan kematian 33% dari
seluruh kematian karena infeksi (wahyuningsih, 2018).
6. Pusing dan Lemas yang Berlebihan
Pusing dan lemas yang berlebihan sakit kepala, nyeri epigastrik, dan
penglihatan kabur menurut, pusing merupakan tanda-tanda bahaya pada
nifas. Pusing bisa disebabkan oleh tekanan darah tinggi (Sistol ≥140
mmHg dan distolnya ≥90 mmHg). Pusing yang berlebihan juga perlu
diwaspadai adanya keadaan preeklampsi/eklampsi postpartum, atau
keadaan hipertensi esensial. Pusing dan lemas yang berlebihan dapat juga
disebabkan oleh anemia bila kadar haemoglobin< 10 gr/dl lemas yang
berlebihan juga tanda-tanda bahaya dimana keadaan lemas dapat
disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori
sehingga ibu kelihatan pucat, tekanan darah rendah. Upaya
penatalaksanaan pada keadaan ini dengan cara sebagai berikut:
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
b. Makan dengan makanan seimbang untuk mendapatkan protein, mineral
dan vitamin yang cukup.
c. Minum sedikitnya 3 liter per hari.
d. Minum suplemen zat besi untuk menambah zat besi setidanya selama
40 hari pasca bersalin.
18
e. Minum suplemen kapsul vitamin A (200.000 IU), untuk meningkatkan
daya taan tubuh, mencegah infeksi, membantu pemulihan keadaan ibu
serta mentransmisi vitamin A kepada bayinya melalui proses
menyusui.
f. Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
Kurang istirahat akan mempengaruhi produksi ASI dan memperlambat
proses involusi uterus.
7. Suhu Tubuh Ibu > 38°C
Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit
meningkat antara 37,2°C-37,8°C oleh karena reabsorbsi proses perlukaan
dalam uterus. Hal ini adalah peristiwa fisiologis apabila tidak diserta
tandatanda infeksi yang lain. Namun apabila terjadi peningkatan melebihi
38°C berturut-turut selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi. Infeksi
nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genetalia
dalam masa nifas (Wahyuningsih, 2018).
8. Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas, dan Terasa Sakit.
Keadaan ini dapat disebabkan oleh payudara yang tidak disusu secara
adekuat, puting susu yang lecet, BH yang terlalu ketat, ibu dengan diet
yang kurang baik, kurang istirahat, serta anemia. Keadaan ini juga dapat
merupakan tanda dan gejala adanya komplikasi dan penyulit pada proses
laktasi, misalnya pembengkakan payudara, bendungan ASI, mastitis dan
abses payudara.
F. Anemia pada Ibu Nifas
1.Pengertian Anemia pada Ibu Nifas
Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin (Hb) yang
rendah dalam darah (WHO, 2015). Anemia adalah suatu konsentrasi
apabila hemoglobin <10,5 gr/dl atau penurunan kapasitas darah dalam
membawa oksigen, hal tersebut terjadi akibat penurunan Hb dalam darah,
Anemia post partum merupakan keadaan dimana kadar Hb < 11 gr/dl 1
minggu post partum dan Hb <12 gr/dl 8 minggu post partum (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2013).
Anemia pada ibu postpartum didefinisakan sebagai kadar hemoglobin
kurang dari 10gr/dl, hal ini merupakan masalah yang umum dalam bidang

19
obstetrik. Meskipun wanita hamil dengan kadar besi yang terjamin,
konsentrasi hemoglobin biasanya berkisar 11-12 gr/dl sebelum melahirkan.

Hal ini diperburuk dengan kehilangan darah saat melahirkan dan pada saat
masa nifas. Penelitian Bread, et al, 2005, mendapatkan ada hubungan yang
kuat antara status zat besi, tingkat depresi, dan pengetahuan ibu
postpartum. Penentuan anemia tidaknya seseorang menggunakan dasar
kadar Hb dalam darah. Dalam penentuan anemia terdapat bermacam-
macam pendapat yaitu: a.Derajat anemia berdasar kadar Hb Menurut
WHO adalah :
1) Ringan sekali : Hb 10 gr/dl- batas normal
2) Ringan : Hb 8 gr/dl-9,9 gr/dl
3) Sedang : Hb 6 gr/dl-7,9 gr/dl
4) Berat : Hb < 5 gr/dl
b.Derajat anemia menurut Depkes RI yaitu:
1) Tidak anemia : Hb ≤ 11 gr/dl
2) Anemia ringan : Hb 9-10 gr/dl
3) Anemia sedang : Hb 7-8 gr/dl
4) Anemia berat : Hb <7 gr/dl
2. Klasifikasi Anemia
Macam-macam anemia adalah sebagai berikut:
1) Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya
mineral fe. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya
unsur besi dengan makanan, karena gangguan absorbsi atau terpantau
banyaknya besi keluar dari tubuh, misalnya pada pendarahan.
2) Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan oleh defisiensi
asam folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12, anemia ini
sering ditemukan pada wanita yang jarang mengonsumsi sayuran hijau
segar atau makanan dengan protein hewani tinggi.
3) Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena
penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari
pembuatannya.

20
4) Anemia hipoplastik dan aplastik adalah anemia yang disebabkan
karena sumsum tulang belakang kurang mampu membuat sel-sel darah
yang baru.
3. Patofisiologi/Etiologi Anemia Pada Masa Nifas
Faktor yang mempengaruhi anemia pada masa nifas adalah persalinan
dengan perdarahan, ibu hamil dengan anemia, asupan nutrisi yang kurang,
serta penyakit virus dan bakteri. Anemia dalam masa nifas sebagian besar
merupakan kelanjutan dari anemia yang diderita saat kehamilan, yang
menyebabkan banyak keluhan bagi ibu dan mempengaruhi dalam aktivitas
sehari-hari maupun dalam merawat bayi. Penyebab utama anemia pada
pada ibu postpartum adalah kurang memadainya asupan makanan sumber
Fe, meningkatnya kebutuhan Fe saat hamil dan menyusui (terkait dengan
perubahan fisiologi), dan kehilangan darah saat proses persalinan. Anemia
yang disebabkan oleh ketiga faktor itu terjadi secara cepat saat cadangan
Fe pada tubuh ibu tidak mencukupi peningkatan kebutuhan Fe.
Wanita Usia Subur (WUS) adalah salah satu kelompok resiko tinggi
terpapar anemia karena apabila tidak memiliki asupan atau cadangan Fe
yang cukup terhadap kebutuhan dan kehilangan Fe. Dari kelompok WUS
tersebut yang paling tinggi beresiko menderita anemia adalah wanita
hamil, wanita nifas, dan wanita yang banyak kehilangan darah saat
menstruasi. Pada wanita yang mengalami menopause dengan defisiensi Fe,
yang menjadi penyebabnya adalah perdarahan gastrointestinal. Penyebab
tersering anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis
eritrosit, terutama besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya
merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan
genetik, dan penyakit kronik.
4. Tanda dan Gejala Anemia Pada Masa Nifas
Sindrom anemia terdiri dari rasa lemah, lesu, cepat lelah, telinga
mendenging, mata berkunang-kunang, kaki terasa dingin, dan sesak nafas.
Pada pemeriksaan seperti kasus anemia lainnya, ibu nifas tampak pucat
yang mudah dilihat pada konjungtiva yang berwarna pucat, mukosa mulut,
telapak tangan dan jaringan dibawah kuku. Gejala anemia pada ibu nifas
diantaranya adalah : a.Cepat lelah
b. Sering pusing

21
c. Mata berkunang-kunang
d. Lidah luka
e. Nafsu makan turun
f. Konsentrasi hilang
g. Nafas pendek
Sedangkan tanda- tanda anemia diantaranya yaitu :

a. Terjadinya peningkatan denyut jantung karena tubuh berusaha


memberi oksigen lebih banyak ke jaringan.
b. Adanya peningkatan kecepatan pernafasan karna tubuh berusaha
menyediakan lebih banyak oksigen pada darah.
c. Pusing akibat kurangnya darah keotak.
d. Terasa lelah karena meningkatnya oksigenasi berbagai organ termasuk
otot jantung dan rangka.
e. Kulit pucat karena berkurangnya oksigenasi.
f. Mual akibat penurunan aliran darah kesaluran cerna dan susunan saraf
pusat.
g. Penurunan kualitas rambut dan kulit.
5. Pengaruh Anemia pada Ibu Nifas
Pengaruh anemia pada masa nifas adalah terjadinya subvolusi uteri yang
dapat menimbulkan perdarahan postpartum, memudahkan infeksi
puerperium, pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae.
Anemia postpartum kemungkinan menjadi salah satu prediktor praktik ASI
tidak eksklusif. Pada ibu anemia postpartum pengeluaran ASI berkurang,
terjadinya dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan dan mudah
terjadi infeksi mamae. Pada masa nifas anemia bisa menyebabkan uterus
berkontraksi tidak efektif, hal ini dikarenakan darah tidak cukup untuk
memberikan oksigen ke rahim.
6. Penatalaksanaan Kasus Anemia pada Ibu Nifas
Penatalaksanaan anemia dalam nifas adalah sebagai berikut :
a. Lakukan pemeriksaan Hb postpartum sebaiknya 3-4 hari setelah bayi
lahir, kecuali ada indikasi lain yang memerlukan pemeriksaan Hb yang
lebih cepat, misalnya keadaan perdarahan atau patologis tertentu.

22
b. Anjurkan ibu makan yang mengandung tinggi protein dan zat besi,
seperti telur, ikan, dan sayuran hijau.
c. Pada keadaan anemia berlanjut, makaharus melakukan rujukan
maupun kolaborasi dengan dokter kemungkinan diperlukan tranfusi
apabila Hb < 7 gr/dl.

d. Memberikan tablet besi diminum setidaknya selama 40 hari setelah


persalinan. Kapsul vitamin A (200.000 IU) perlu diminum agar bisa
memberikan vitamin A melalui ASI kepada bayinya (Wahyuningsih,
2018)
9.PATHWAY
Skema 1:2 pathway nifas

23
F.Kerangka Teori
Skema 2:2 kerangka teori ibu nifas

24
Asuhan Nifas :

1. Pengertian Nifas
2. Tujuan Masa Nifas
3. Tahapan Masa Nifas 1. Kesehatan ibu
4. Tanda bahaya pada 2. Perubahan TFU
masa nifas ibu pada masa
5. Anemia Pada masa nifas nifas
3. Manejemen
asuhan nifas

25
BAB III TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS PADA NY. K 2 JAM


POST SC DENGAN ANEMIA RINGAN
DI RSU MUHAMMMADIYAH SITI AMINAH BUMIAYU TAHUN 2023

Tanggal Masuk : 25 Juni2023


Waktu : 07.00 WIB
Tempat : RSU MUHAMMADIAH SITI AMINAH BUMIAYU
Ruang : Marwah
I. PENGUMPULAN DATA DASAR
A.DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama ibu : Ny. K Nama suami : Tn. S
Umur : 24 th Umur : 27 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa: Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Dk.Karang jati 6/7 Alamat : Dk.Karang jati 6/7
Kaliwadas, bumiayu , Brebes Kaliwadas Bumiayu, Brebes
Tgl masuk : 24 Juni 2023
No.RM : 187281
2. Alasan datang : Ibu datang dari ruang operasi
3. Keluhan utama : Ibu mengatakan kaki belum bisa digerakan dan nyeri
luka operasi
4. Riwayat obstetric dan ginekologi

a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

26
Jenis Keadaan anak
Ke
Umur Persalinan Pertolongan Nifas Hidup Meninggal
persalinan
Kehamilan
Spt Tindk Op umur BBL umur jk sbb

1 38 minggu ✓ Dokter
Sp.OG

b. Riwayat kehamilan sekarang


• P1 A0
• ANC : TM I : 2 kali TM II : 3 kali TM III: 2
kali
• Riwayat Imunisasi TT: TT I : Sudah Dilakukan
TT II : Sudah dilakukan

• Keluahn TM I : Ibu mengatakan tidak nafsu makan


dan Mual muntah

Terapi yang diberikan : B6, Asam folat, Tablet Fe


Nasehat yang diberikan : menganjurkan Ibu untuk makan
sedikit tapi sering, menganjurkan
ibu untuk banyak istirahat yang
cukup
menganjurkan ibu minum tables fe
sebelum tidur untuk mengurangi
mual

• Keluhan TM II : Ibu mengatakan Tidak Ada


Keluhan
Terapi yang diberikan : Asam folat, Tablet Fe
Nasehat yang diberikan : menganjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup,
menganjurkan ibu untuk
memenuhi kebutuhan cairannya,
menganjurkan ibu untuk minum
vitamin dengan teratur
• Keluhan TM III : ibu mengatakan tidak ada

27
keluhan
Terapi yang diberikan : tablet fe, asam folat
Nasehat yang diberikan : menganjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup, minum
vitamin dengan teratur dan
banyak makan makanan yang
bergizi seperti sayuran dan buah
buahan

5. Riwayat persalinan sekarang


a. Waktu persalinan : 05.00 WIB
b. Jenis persalinan : SC
c. Penyulit persalinan : Tidak ada
d. Ketuban pecah jam : 05.04 WIB
❖ Warna : Jernih
❖ Bau : Khas Ketuban
e. Bayi lahir jam : 05.05 WIB
❖ BB Lahir : 2.900 gram
❖ JK : perempuan
❖ Cacat : Tidak Ada
6. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Penyakit yang pernah diderita
1)Penyakit Infeksi : Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit infeksi seperti TBC, gonore

2)Penyakit Keturunan : Ibu mengatakan tidak pernah menderita


penyakit keturunan seperti dm.
Hipertensi,

3)Penyakit yang dioperasi : Ibu mengatakan tidak pernah menderita


penyakit yang di op seperti tumor

4)Kecelakaan/ trauma : Ibu mengatakan tidak pernah menderita


kecelakaan atau trauma
5)Penyakit organic : Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit organik seperti gagal ginjal,
jantung

28
b. Riwayat kesehatan sekarang
1) Penyakit Infeksi : Ibu mengatakan tidak sedang menderita
penyakit infeksi seperti TBC
2) Penyakit Keturunan : Ibu mengatakan tidak sedang menderita
penyakit keturunan seperti dm hipertensi
3) Penyakit organic : Ibu mengatakan tidak sedang menderita
penyakit organic seperti gagal ginjal, jantung
c. Riwayat kesehatan keluarga
1) Penyakit Infeksi : Ibu mengatakan dalam keluarganya
tidak ada yang menderita penyakit
Infeksi seperti TBC
2) Penyakit Keturunan : Ibu mengatakan dalam keluarganya
tidak ada yang menderita penyakit
Keturunan seperti dm hipertensi
3) Penyakit yang dioperasi : Ibu mengatakan dalam keluarganya
tidak ada yang menderita penyakit yang di op seperti tumor
4) Penyakit organik : Ibu mengatakan dalam keluarganya
tidak ada yang menderita penyakit
organic seperti jantung
5) Riwayat Gamelly : Ibu mengatakan dalam keluarganya
tidak ada yang menderita penyakit gimelly atau bayi kembar
7. Pola kebiasaan sehari- hari
1) Kebiasaan
Pantang makan : Ibu mengatakan tidak ada
pantangan makanan
2) Minum obat terlarang : Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi obat
terlarang

3) Minum jamu : Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi


jamu
4) Merokok/ Miras : Ibu mengatakan tidak merokok/ miras
5)Memelihara Binatang : Ibu mengatakan tidak memelihara
binatang apapun di rumahnya 8.Riwayat obstetric
a. Riwayat haid

29
Menarche : 14 th flour albus : Tidak ada
Siklus/teratur : 28 hari/ teratur warna :-
Lama/jumlah : 7 hari/ 500cc bau :-
Dysmenorhea : hari pertama saja lama :-
HPHT : 28 September 2022 gatal :-
HPL : 5 Juli 2023 UK : 38+3 mg
b. Riwayat pengggunaan kontrasepsi
1) Jenis kontrsepsi : Ibu mengtakan belum pernah
menggunakan alat kontrasepsi
2) Lama :-
3) Keluhan :-
4) Alasan lepas :-
5) Rencana yang akan datang : Ibu mengatakan ingin
menggunakan kb suntik 3 bulan
6) Alasan : praktis, dan hasil dari
musyawrah dengan suami
9. Kebutuhan sehari-hari
a.Pola nutrisi Sebelum Nifas Sekarang
1) Makan : 3 kali/hari : 3 x/hari
2) Porsi : sedang : sedang
3) Jenis : Nasi, lauk pauk : Nasi, lauk pauk

4) Macam : bervariasi : Bervariasi


: tidak ada : tidak ada
5) Ganggua
: 7-8 gelas/ hari : 5-6 gelas/hari
6) Minum
: air putih : air putih
7) Jenis
: tidak ada : tidak ada

30
8) Gangguan
b. Pola eliminasi : 1-2 kali/ hari : Belum BAB
❖ BAB : kuning kecoklatan :-
❖ Warna : lembek :-
❖ Konsistensi : tidak ada :-

❖ Gangguan : 4-5 kali/hari : 3 kali sehari

❖ BAK : kekuningan kadang jernih : kekuningan kadang jernih


: tidak ada : tidak ada
❖ Warna
❖ Gangguan
: 2 jam : 1 jam
c. Pola istirahat
: 8 jam :-
❖ Siang
: tidak ada : tidak ada
❖ Malam
: ibu mengatakan semua : ibu mengatakan selama Nifas
❖ Gangguan
mengerjakan pekerjaan belum mengerjakan pekerjaan
d. Pola aktifitas
rumahnya sendiri rumah dan hanya fokus dengan
bayinya

: 2 kali/ hari : ibu mengatakan belum


d.Pola personal hygiene
mndi seleth melahirkan
❖ Mandi
hanya di seka saja :
: 3kali/ minggu belum keramas
: 2-3 kali/hri : 2-3 kali/ hari
❖ Keramas
: sehabis mandi dan jika kotor : inu mengatakan ia
❖ Gosok gigi
mengganti bajunya 2 kali
❖ Ganti baju
setelah melahirkan
: 2- 3kali/ minggu
: tidak ada :-
f. Pola seksual
: tidak ada

❖ Frekuensi
❖ Gangguan

10. Data psikologis

31
a.Status anak yang dikandung : Ibu mengatakan anak yang
dikandung adalah anak dari
perkawinan yang sah
b.Tanggapan Ibu atas kehamilannya : ibu mngatakan merasa senang atas
kehamilannya

c.Tanggapan suami dan keluarga : Ibu mengatakan suami dan


keluarga mendukung atas
kehamilannya

d.Kesiapan mental Ibu : Ibu mengatakan sudah siap dengan


kehamilannya pada usia sekarang

6.Data sosial ekonomi

a.Penghasilan per bulan : 3.000.000


b.Tanggung jawab perekonomian : Ibu mengatakan tanggung jawab
ekonomi oleh suami

c.Pengambilan keputusan keluarga : Ibu mengatakan pengambilan


keputusan keluarga oleh suami dan
ibunya

7.Data perkawinan
• Status perkawinan : sah
• Usia saat menikah : 22 Tahun
• Perkawinan ke :1

•Lama perkawinan : 1 Tahun 6 bulan


8. Data spiritual
Ibu mengatakan solat 5 waktu
9. Data sosial Budaya
Ibu mengatakan dalam lingkungannya pada saat 4 bulan kehamilan di
adakan mapati dan pada saat usia 7 bulan di adakan mitoni
10. Data pengetahuan Ibu
Ibu sudah mengetahui tentang bahaya masa nifas
Ibu sudah mengetahui tentang cara merawat bayi
B.DATA OBYEKTIF
1.Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran : Compos mentis

32
b. Keadaan umum : Lemas
c. Tanda vital
TD : 110/70 mmHg
N : 87 x/menit
RR : 21 x/menit
S : 36,6 0 C
SpO2 : 99 %
d.Status present
•Kepala – muka
- kepala : Moscecepal
- Rambut : Bersih tidak ada ketombe
- Muka : Bersih , normal dan simetris, tidak ada oedema
- Mata : Normal, simetris
- Konjungtiva : Anemis
- Sclera : tidak ikterik
- Hidung : Normal tidak ada pembengkakan polip, tidak ada
cuping hidung

- Mulut/gigi : pucat, dan carries gigi,


- Telinga : Simetris, normal tidak ada serumen
- Leher : Normal tidak ada kelenjar limfe
- Aksila : Normal tidak ada benjolan
- Dada : Normal tidak ada pembengkakan
- Bentuk : Simetris
- Mammae : Simetris tidak ada oedema, pembesaran normal
- Abdomen : Normal tidak ada oedema, terdapat luka jahitan
operasi

- Genitalia : Bersih,
- Anus : Bersih normal tidak ada hemorroid
- Ekstremitas : Normal kanan kiri tidak ada oedema
2.Pemeriksaan Obstetri

a.Muka : Bersih simetris


b.Mammae : Pembesaran mamae normal
Putting susu : Menonjol

33
Kolostrum/ ASI : Belum keluar
Kebersihan : Bersih dan terjaga
c.Abdomen : Bersih, tidak ada lineanigra, tidak ada
streachmark
Luka bekas operasi : Terdapat luka bekas operasi
TFU : 2 Jari Dibawah Pusat
Kontraksi : Keras
d.Genetalia : Bersih tidak ada luka jahitan
Vulva/ vagina : Bersih
Luka perineum : Tidak ada
Pvv : Dalam batas normal/200cc
Katerisasi : Terpasang kateter
3.Pemeriksaan penunjang
a.Pemeriksaan laboratorium :
1. Hb :10.6 dl/mg
2. Leukosit : 20020
3. Trombosit : 256000
4. Ht : 32.6
b.Pemeriksaan Rontgen : tidak dilakukan
c.USG : tidak dilakukan
II. INTERPRETASI DATA DASAR
1.Diagnosa ( nomenklatur)
Ny K umur 24 Tahun P1 A0 2 Jam post SC dengan Anemia
Data dasar : Data S : Ibu mengatakan lemas, pusing dan nyeri luka
operasi
Data O : K/U : Sedang
TD : 110/70 mmHg S. : 36.6 °C
N : 87x/menit
RR : 21x/menit
Spo2 : 99%
2. Masalah
Anemia ringan
Nyeri luka pasca operasi
3. Kebutuhan
- Pendidikan kesehatan tentang perawatan luka jahitan

34
- Pendidikan kesehatan tentang cara mengatasi asi yang belum keluar

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL


Terjadinya Anemia Sedang
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN YANG MEMERLUKAN
PENANGANAN SEGERA
Tidak ada
V. MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
( 25 juni 2023, 07.00 wib) Oleh Bidan)
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan dan keadaannya
2. Observasi K/U dan TTV
3. Beri ibu pendidikan kesehatan tentang cara merawat luka jahitan
4. Anjurkan ibu untuk makan dan minum jika tidak merasa mual dan pusing
5. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makan makanan yang mengandung zat
besi
6. Beri terapi penambah darah pada ibu
7. Ajarkan pada ibu cara pijat laktasi untuk memperlancar asi
8. Berikan terapi untuk memperlancar asi
9. Sarankan ibu untuk menyusui bayinya secara ondemand
10. Anjurkan ibu untuk mengimunisasi bayinya HB 0
11. Anjurkan ibu untuk tidak ada pantangan makanan
12. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi dan memenuhi
kebutuhan cairannya
13. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
14. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang
VI. MELAKSANAKAN PERENCANAAN
( 25 juni 2023, 07.30 wib) Oleh Bidan
1. Memberitahu ibu tentang keadaan ibu yaitu baik
2. Mengobservasi ttv dan k/u
K/U : Baik
TD : 110/70 mmHg. S. : 36,6 °C
N : 87x/menit
RR : 21x/menit
Spo2 : 99%

35
3. Memberitahu ibu tentang pendidikan kesehatan cara merawat luka jahitan
yaitu dengan cara menjaga kebersihan tangan ketika ingin membersihkan

luka jahitan, mengganti pembalut secata berkala, cebok dengan cara yang
benar yaitu dari depan kebelakang, memastikan area tersebut benar-benar
kering
4. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum ketika sudah tidak merasa
mual dan pusing dengan porsi sedikit
5. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet penambah darah dan makan
makanan yang mengandung zat besi seperti daging, hati sapi, tahu, tempe,
sayuran dan buah-buahan
6. Memberikan terapi penambah darah pada ibu yaitu etabion 2x1 tablet
sesudah makan, diminum dimalam hari sebelum tidur untuk mengurangi
rasa mual dengan air putih ataupun dengan air jeruk untuk memepercepat
penyerapannya
7. Mengajarkan pada ibu cara pijat laktasi untuk memperlancar asi yaitu
1) Cari posisi yang nyaman
2) Gerakan tangan secara maju dan mundur dengan lembut
3) Gerakan tangan keatas dan kebawah secara bergantian
4) Buat gerakan melingkar di sekitar puting susu sekitar 15-20 kali
5) Lakukan pijatan lembut dari bagian luar payudara
8. Memberikan terapi untuk memperlancar asi yaitu lactamor 2x1 tablet
9. Menyarankan ibu untuk menyusui bayinya secara ondemand yaitu dengan
terus menerus / selama 2 jam sekali
10. Menganjurkan ibu untuk mengimunisasikan bayinya HB 0 sebelum
bayinya berumur 7 hari di bidan atau puskesms terdekat
11. Menganjurkan ibu untuk tidak ada pantangan makanan yang bergizi
seimbang boleh dimakan yang bsnyak mengandung protein
12. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seperti telor, ayam ,
ikan, sayur, dan buah- buahan dan memenuhi kebutuhan cairannya dengan
minum minimal 8 gelas/hari air putih
13. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup minimal 8 jam/ hari atau bila
bayi tidur ibu ikut tidur
14. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi

36
VII. EVALUASI
( 25 juni 2023, 08.00 wib) Oleh Bidan
1. Ibu sudah mengetahui keadaanya
2. Observasi K/U dan TTV sudah dilakukan dan hasilnya baik
3. Ibu bersedia sudah mengetahui tentang cara merawat luka jahitan
4. Ibu sudah mengerti dan bersedia unuk makan minum ketita tidak mual
5. Ibu bersedia untuk makan makanan yang mengandung zat besi
6. Etabion sudah di berikan pada ibu 2x1 tablet dan ibu bersedia untuk
meminumnya
7. Ibu sudah mengerti dan paham cara pijat laktasi untuk memperlancar asi
dan bersedia untuk mempraktekannya
8. Terapi lactamor sudah diberikan pada ibu 2x1 untuk memperlancar asi dan
Ibu bersedia untuk meminumnya
9. Ibu bersedia untuk menyusui bayinya secara ondemand atau terus menerus
10. Ibu bersedia untuk mengimunisasi bayinya hb 0 sebelum umur 7hari
11. Ibu brsedia dam mengerti jika tidak ada pantangn makanan
12. Ibu bersedia untuk makan makanan yang bergizi dan memenui kebutuhan
cairannya
13. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi

37
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis menyajikan hasil pemeriksaan, permasalahan yang terjadi,
asuhan yang diberikan untuk menangani masalah yang terjadi dan membandingkan
kesesuaian antara teori dengan praktik yang terjadi pada Ny. K Di RSUM Siti Aminah
Bumiayu
Masa nifas Ny. K dengan anemia ringan . Pada 2 jam Post SC dilakukan
pemeriksaan Fisik dan pemeriksaan laboratorium hasilnya :
K/U : sedang TD : 110/70 mmHg N : 87x/menit
RR : 21x/menit Spo2 : 99% Hb : 10,6 g/dl
Pada pemeriksaan Hb dengan hasil 10,6 g/dl mengalami penurunan sebanyak
2g/dl , pemeriksaan laboratorium yang diperlukan adalah hemoglobin dan hematokrit.
Biasanya akan terdapat penurunan Hb 2%. Bila Hb dibawah 8gr% dipertimbangkan
untuk transfusi. ( wikenjosastro 2018)

Pada 6 jam post partum dilakukan pemeriksaan fisik, hasilnya keadaan ibu
baik, TTV normal, kontraksi baik, TFU 2 jari di bawah pusat, lochea rubra,
perdarahan 1 kali ganti softek , ibu sudah berkemih, bisa miring ke kanan dan kiri dan
sudah bisa duduk.

Ambulasi Pada hari pertama setelah pembedahan, pasien dengan bantuan


Perawatan dapat bangun dari tempat tidur sekurang-kurangnya 2 kali pada Hari kedua
pasien dapat berjalan dengan pertolongan.

Meningkatkan proses penyembuhan luka dan mengurangi rasa nyeri Dengan


cara merawat luka sdan memperbaiki asupan makanan tinggi Protein dan vitamin c,
Mempertahankan respirasi sempurna dengan latihan napas, tarik napas Dalam dengan
mulut terbuka, lalu tahan napas selama 3 detik,kemudian Hembuskan.
Mempertahankan eliminasi, dengan mempertahankan asupan dan output Serta
mencegah terjadinya retensi urine, Mempertahankan aktivitas dengan latihan yang
memperkuat otot sebelum Ambulatori, Mengurangi kecemasan dengan melakukan
komunikasi secara terapeutik (Mujahidah, 2017)

Setelah semua pemeriksaan data objektif dilakukan didapatkan Ny. A dalam


keadaan baik. Pada pemeriksaan yang dilakukan pada Ny. A KIE yang diberikan
yaitu Memberitahu ibu tentang pendidikan kesehatan cara merawat luka jahitan,
38
Menganjurkan ibu untuk makan dan minum ketika sudah tidak merasa mual dan
pusing dengan porsi sedikit, Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet penambah
darah dan makan makanan yang mengandung zat besi seperti daging, hati sapi, tahu,
tempe, sayuran dan buah-buahan, Memberikan terapi penambah darah pada ibu yaitu
etabion 2x1 tablet sesudah makan, Mengajarkan pada ibu cara pijat laktasi untuk
memperlancar asi Memberikan terapi untuk memperlancar asi yaitu lactamor 2x1
tablet, Menyarankan ibu untuk menyusui bayinya secara ondemand yaitu dengan terus
menerus / selama 2 jam sekali, Menganjurkan ibu untuk mengimunisasikan bayinya
HB 0 sebelum bayinya berumur 7 hari di bidan atau puskesms terdekat ,
Menganjurkan ibu untuk tidak ada pantangan makanan, Menganjurkan ibu untuk
makan makanan yang bergizi seperti telor, ayam , ikan, sayur, dan buah- buahan dan
memenuhi kebutuhan cairannya dengan minum minimal 8 gelas/hari air putih,
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup minimal 8 jam/ hari, Menganjurkan ibu
untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi

39
BAB V PENUTUP A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny.K P 1 A 0
Post Partum Dengan Anemia Ringan di Rumah Sakit Umum
Muhamadiyah Siti Aminah Bumiayu Maka dapat mengambil kesimpulan :
Hasil pengkajian diperoleh data ibu mengeluh lemas, pusing, dan
pemeriksaan fisik ibu dalam keadaan lemah, Hb 10,6 gr/dl, kojungtiva dan
bibir tampak pucat dari hasil pemeriksaan ibu mengalami anemia ringan.
Diagnosa kebidanan Ny K mengalami anemia ringan dengan Hb 10,6gr/dl.
Setelah ditegakkan diagnosa Ny.K P1 A0 nifas dengan anemia ringan,
maka rencana asuhan kebidanan yang sesuai dengan kebutuhan yaitu
dengan menganjurkan ibu makan dengan gizi seimang terutama yang
mengandung tinggi protein dan zat besi, seperti telur, ikan, dan sayuran,
menganjurkan ibu untu mengkonsumsi tablet tambah darah.
Asuhan pada ibu nifas anemia ringan pada Ny K dilaksanakan dari
tanggal 25 Juni – 27 Juni 2023 sesuai dengan rencana asuhan,
menganjurkan ibu untuk makan dengan gizi seimbang terutama yang
mengandung tinggi protein dan zat besi dan vitamin C, memberikan ibu
tablet Fe dan memantau jumlah tablet Fe yang sudah di konsumsi ibu.
Evaluasi pencapaian asuhan kebidanan yang dilakukan dari tanggal 25
Juni - 27 juni 2023 ibu sudah mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang terutama makanan yang mengandung tinggi protein dan zat besi
untuk menambah Hb, ibu juga sudah mengkonsumsi tablet tambah darah
yang sudah diberikan secara rutin, dan hasinya ibu mengalami peningkatan
hb sebanyak 11, 5g/dl Namun ibu dianjurkan untuk tetap mengkonsumsi
makanan yang dianjurkan dan meminum tablet Fe.
B.Saran
1. Bagi RSUM Siti Aminah Bumiayu
Diharapkan bidan tetap melaksanakan setiap pelayanan
kebidanan dengan baik dan selalu berpegang pada standar asuhan
kebidanan agar tercipta ibu yang sehat untuk generasi yang sehat juga.

2. Bagi Mahasiswa
Diharapkan semua mahasiswa dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan asuhan kebidanan

40
yang Profesional, dengan baik dan benar, mahasiswa lebih memahami
ilmu pengetahuan dan perkembangan ilmu pengetahuan yang up to
date.

41
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, & Riani. (2021). Penelitian Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jurnal Kebidanan, 17,
146–154.
Jayanti Ira. 2020. Evidence Based dalam Pratik Kebidanan. Sleman :CV Budi
Utama
Bappenas, 2015. RPJMN 2015-2019 dan Strategi Pembangunan Kesehatan dan
Gizi.Masyarakat. http://www.depkes.go.id/resources/download/rakerkesnas-2015/reg
Bartini, I. 2018. ANC Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal. Yogyakarta:Nuha
Medika.
Rahayu Sri. 2020. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Pengaruh Pemberian Tablet Besi
Pada Ibu Nifas Terhadap Anemia PostPartum di Wilyah Puskesmas
Pengadon. Stikes Uniska Kendal
Susiana Sali. 2019. Info Singkat Angka Kematian Ibu Dan Faktor Penyebab Dan
Upaya Penangannya. Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI. Vol. XI.
No.24/II/Puslit
2016b. Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Bidan
Indonesia. https://dinkesjatengprov.go.id/v2018/dokumen/Profil_Kesehatan_2021/
files/downloa ds/Profil%20Kesehatan%20Jateng%202021.pdf
Yuliani Endang. 2020. Hubungan Riwayat Anemia saat kehamilan dengan
kejadian Anemia Postpartum pada Ibu Nifas. Jurnal Kebidanan, Volume
12, Nomor 2

Anda mungkin juga menyukai