Anda di halaman 1dari 185

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

M G5P4A0
DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN NURMIATI S.Tr.Keb
TAHUN 2022

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Pendidikan Program Studi Diploma III Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

OLEH :

PUTRI SRIANTI
P00324019084

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES KENDARI
PRODI D-III KEBIDANAN
2022
i
ii
RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PENULIS

Nama : Putri Srianti

Tempat, tanggal lahir : Lamokula, 01 April 2001

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku / Bangsa : Tolaki / Indonesia

Alamat : Mata Lamokula, kec. Moramo Utara

B. PENDIDIKAN

1. SD Negeri 2 Amohola ( Tahun 2007-2013)

2. SMP Negeri 21 Konawe Selatan ( Tahun 2013-2016)

3. SMA Negeri 5 Konawe Selatan ( Tahun 2016-2019)

4. Poltekkes Kemenkes Kendari Prodi D-III Kebidanan masuk 2019


sampai sekarang.

iii
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur alhamdulilah penulis panjatkan kepada Allah

SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat

menyelesaikan Laporan Komprehensif ini. Sebagai salah satu memenuhi

syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan Diploma III Kebidanan di

Poltekkes Kemenkes Kendari, yang berjudul “Asuhan kebidanan

komprehensif pada Ny. M GVPIVA0 di Praktek Mandiri Bidan Nurmiati

Tahun 2022”.

Penulis menyadari kemampuan dan keterbatasan ilmu

pengetahuan yang penulis miliki, sehingga penyusunan laporan

Komprehensif ini jauh dari sempurna. Namun Laporan Komprehensif ini

diharapkan dapat memberi manfaat bagi kita semua. Oleh karena itu,

dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang

tiada terhingga serta penghargaan setinggi-tingginya kepada yang

terhormat :

1. Bapak Teguh Faturrahman,SKM,MPPM selaku Direktur Poltekkes

Kemenkes Kendari.

2. Ibu Arsulfa S.Si.T.M.Keb s selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Kendari.

3. Ibu Bidan nurmiati, S.Tr.Keb selaku Kepala PBM yang telah

memberikan izin dan bimbingan dalam menyelesaikan tugas akhir

ini.

iv
4. Ibu Sitti aisa,AM.Keb,S.Pd,M.Pd selaku pembimbing I dan ibu

Heyrani, S.Si.T, M.Kes selaku Pembimbing II Laporan Tugas Akhir

yang telah memberikan bimbingan sehingga laporan tugas akhir ini

dapat terselesaikan.

5. Ibu DR.Nurmiaty,S.Si.T,M.Kes selaku penguji I, Ibu

Farming,SST,M.Keb selaku penguji II dan Ibu Fitriyanti,SST,M.Keb

selaku Penguji III Laporan Tugas Akhir yang telah memberikan

masukan berupa kritik dan saran kepada penulis.

6. Seluruh dosen dan staf pengajar politeknik kesehatan kemenkes

kendari yang telah memotivasi dan memberikan ilmu pengetahuan

selama penulis mengikuti pendidikan.

7. Ny.”M” dan keluarga yang telah mengizinkan dan memberikan

kepercayaan kepada penyusun untuk mendampingi Ny.”M” selama

masa hamil hingga masa nifas.

8. Teristimewa kepada orang tua saya, Bapak Supardi dan Ibu Inti yang

telah memberikan dukungan moril dan materil serta kasih sayang

dan doa yang tulus kepada penulis sehingga Laporan Tugas Akhir ini

dapat terselesaikan dengan baik.

9. Kepada teman–teman seangkatan dan seperjuangan Nurlinsa, Amni

Haerulnisah, Ade Uznul Arways, Iis Shalihah yang telah memberikan

dukungan baik berupa motivasi, dorongan maupun kompetisi yang

sehat dalam penyusunan laporan tugas akhir ini dan selama Proses

Pendidikan.

v
10. Terimakasih kepada K-Pop Group ”Bangatan Sonyeondan” (Kim

Namjoon, Kim Seokjin, Min Yoongi, Jung Ho-Seok, Park Ji-min, Kim

Taehyung, Jeon Jung-Kook ) yang telah menemani penulis melalui

Lagu-lagunya selama Proses penulisan LTA, Dan K-Pop Group

“Seventeen” ( Choi Seuncheol,Yoon Jeonghan, Hong jisoo,Moon

Junhui, Kwon Soonyoung, Jeon Wonwoo, Lee jihoon, Seo

Myeongho, Kim Mingyu, Lee Seokmin, Boo Seungkwan, Choi

Hansol, Lee Chan) yang telah Menemani penulis melalui konten-

konten youtube yang Lucu dan Menarik disaat penulis lelah

mengerjakan LTA.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas

segala amal baik yang diberikan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini

berguna bagi semua pihak yang dimanfaatkan. Akhir kata saya ucapkan

terimakasih.

Kendari, juni 2022

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………

HALAMAN PERSETUJUAN….………………………………………. i

HALAMAN PENGESAHAN…………..…………………….…………. ii

RIWAYAT HIDUP…………………………………………………...…. iii

KATA PENGANTAR....................................................................... iv

DAFTAR ISI………………………………….…………………………. vii

ABSTRAK……………………………………..………………………… ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................... 1

B. Ruang Lingkup................................................................... 4

C. Tujuan................................................................................. 4

D. Manfaat .............................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar ................................................................... 6

B. AsuhanKebidananManajemen 7 Langkah varney 68

C. Pendokumentasian SOAP.................................................. 70

BAB III METODE LAPORAN KASUS

A. Jenis Laporan Kasus…...................................................... 72

B. Lokasi dan Waktu …........................................................... 72

vii
C. Subjek Laporan Kasus…................................................... 72

D. Instrumen Laporan Kasus…………………………………… 72

E. Teknik Pengumpulan Data….............................................. 73

F. Trianggulasi Data…............................................................ 74

BAB IV TINJAUAN KASUS

A. AsuhanKebidanan Pada Masa Kehamilan ………….…… 75

B. AsuhanKebidanan Pada Masa Persalinan ……………… 96

C. AsuhanKebidanan Pada Masa Nifas ………………...…… 126

D. AsuhanKebidanan Pada Bayi Baru Lahir……………… 138

E. Pembahasan…………………………………………..…….. 150

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………………………………………..…………. 161

B. Saran…………………………………………..……………… 162

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 164

LAMPIRAN

viii
ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. M GVPIVA0 DI PRAKTEK


MANDIRI BIDAN NURMIATI TAHUN 2022

Putri srianti1Sitti aisa2Heyrani3

Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. M GvPIvA0 umur 33 tahun


dilaksanakan mulai dari kehamilan,persalinan,nifas, dan bayi baru lahir di BPM
Nurmitai menggunakan manajemen asuhan kebidanan 7 langkah varney dan
pendokumentasian SOAP.
Asuhan kehamilan pada trimester III dilakukan kunjungan selama 2 kali
pada usia kehamilan 37 minggu 1 hari dan 40 minggu 3 hari dengan HPHT 28-
07-2021 dan TP 05-05-2022. Asuhan persalinan tanggal 1-05-2022 saat proses
persalinan ibu bersalin secara normal dengan APN 60 langkah, bayi lahir
spontan lbk langsung menangis kuat jenis kelamin , BBL: 3200 gram,PB 49 cm.
Asuhan masa nifas dilakukan saat 1 hari post partum dan 6 hari post partum.
Asuhan bayi baru lahir dilakukan pada 6 jam dan 6 hari setelah bayi lahir.
Hasil asuhan ini diperoleh diagnosis Ny.M, 33 tahun, GVPIVA0 usia
kehamilan 39 minggu 5 hari fisiologis.Persalinan dengan APN 60 langkah
fisiologis, bayi baru lahir spontan langsung menangis Apgar skor 8/9 normal
dilakukan IMD,pada pemeriksaan fisik tidak ada kelainan, involusi berjalan
normal dan ASI lancar.
Laporan studi kasus ini disimpulkan bahwa asuhan komprehensif pada
Ny.M GVPIVA0 umur 33 tahun mulai dari kehamilan, persalinan,nifas dan bayi
baru lahir mendapatkan hasil fisiologis , tidak ada ditemukan kelainan atau
komplikasi pada ibu maupun bayi.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan komprehensif.

__________________________________________________________
1. Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan
2. Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

merupakan salah satu indicator derajat kesehatan, Upaya penurunan

angka kematian ibu (AKI) melahirkan masih menjadi perhatian dunia

.Angka Kematian Ibu (AKI) diNegara berkembang pada tahun 2015

adalah 239 kematian ibu setiap 100.000 kelahiran hidup akibat

komplikasi kehamilan dan persalinan. Jumlah total kematian ibu

diperkirakan mencapai 303.000 kematian diseluruh dunia. Angka

Kematian Ibu (AKI) menurut Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 2017 tercatat sebesar 149 kematian ibu per

100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Sulawesi

Tenggara pada tahun 2017 tercatat sebesar 3 kematian bayi per 1.000

kelahiran hidup (Sumiasih, 2018).

Upaya yang dilakukan dalam penurunan AKI dan AKB salah

satunya adalah melalui Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K) yang menitik beratkan pada totalitas monitoring yang

menjadi salah satu upaya deteksi dini,menghindari resiko pada ibu

hamil serta menyediakan akses dan pelayanan kegawat daruratan

obstetricdan neonatal dasar dan pelayanan obstetricdan neonatal

komprehensif (INTAN SARI, 2021).

1
2

Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat

Kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan.

Namun banyak faktor yang dapat memicuresiko keadaan kehamilan itu

sendiri dan pada persalinan dapat mengalami hambatan yang

memperberat keadaan ibu dan bayinya, sehingga bayi yang dilahirkan

tidak dapat semaksimal mungkin. Walaupun sebagian proses

persalinan terfokus pada ibu tetapi karena proses tersebut merupakan

proses pengeluaran hasil kehamilan (bayi), maka penatalaksanaan

suatu persalinan dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang

dilahirkan juga dalamkondisi yang optimal (MEGA RAHAYU, 2017).

Bidan dapat di tempatkan diberbagai tatanan pelayanan

kesehatan, di Rumah Sakit, mendirikan Praktek sendiri, di Komunitas,

harus bekerja sesuai dgn wewenang dan ruang lingkup praktiknya

berdasarkan standar profesi kebidanan. Dalam manajemen asuhan

kebidanan, bidan memberikan asuhan secara holistik dan

komprehensif, mulai dari promotif, preventif, deteksi dini komplikasi

penyakit tidak menular mulai dari pelayanan ANC terintegrasi,

pelayanan persalinan normal, asuhan nifas, asuhan bayi baru lahir,

bayi, balita, sampai rujukan jika diperlukan dan kolaborasi dalam

intervensi lanjutan (Interprofessional Collaboration) (D. D. Anggraini et

al., 2020).

Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui

asuhan kebidanan kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan,


3

mulai dari kehamilan,persalinan,nifas, bayi baru lahir, keluarga

berencana, termasuk kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan

kesehatan masyarakat. Asuhan kebidanan yang diberikan yaitu secara

efektif, aman dan holistic terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan

menyusui, bayi baru lahir dan kesehatan reproduksi pada kondisi

normal. Pelayanan ini tentunya dilaksanakan berdasarkan standar

praktik kebidanan dan kode etik profesi (Rina Julianti & Keb, 2022).

Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan

yang diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, nifas

sampai pada bayi baru lahir. Asuhan kebidanan komprehensif

bertujuanuntukmengetahui hal- hal apa saja yang terjadi pada seorang

wanita semenjak hamil, bersalin, nifas sampai dengan bayi yang

dilahirkannya serta melatih dalam melakukan pengkajian, menegakkan

diagnosa secara tepat, antisipasi masalah yang mungkin terjadi,

menentukan tindakan segera, melakukan perencanaan dan tindakan

sesuai kebutuhan ibu, serta mampu melakukan evaluasi terhadap

tindakan yang telah dilakukan(Ajeng, 2020).

Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk menyusun

laporan “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. M GV PIV A0 di

PMB Nurmiati Tahun 2022”. Tempat Praktik Mandiri Bidan adalah

Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang diselenggarakan oleh Bidan

lulusan pendidikan profesi untuk memberikan pelayanan langsung

kepada klien. PMB Nurmiati merupakan salah satu tempat pelayanan


4

kesehatan di Kota Kendari yang memberikan pelayanan kebidanan

pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir.

B. Ruang Lingkup

Asuhan kebidanan komprehensif yang diberikan pada Ny. M

GVPIVA0 umur 33 tahun, pendidikan terakhir SMA, ibu rumah tangga,

Islam, suku Tolaki, alamat Lebo jaya . Adapun asuhan komprehensif

yang diberikan meliputi asuhan kebidanan kehamilan trimester III,

persalinan, nifas dan bayi baru lahir dengan menggunakan pendekatan

manajemen kebidanan 7 langkah varney dan pendokumentasian

dengan menggunakan SOAP yang dilaksanakan di PMB Nurmiati.

C. Tujuan

A. Tujuan umum

Mahasiswa mampu melakukan asuhan komprehensif dari masa

kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir pada Ny. M di

PMB Nurmiati dengan menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan dan pendokumentasian SOAP.

B. Tujuan khusus

a. Memberikan asuhan kehamilan trimester III pada Ny. M di

PMB Nurmiati dengan menggunakan pendekatan

manajemen kebidanan dan pendokumentasian SOAP.

b. Memberikan asuhan persalinan pada Ny. M di PMB Nurmiati

dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan

dan pendokumentasian SOAP.


5

c. Memberikan asuhan nifas pada Ny. M di PMB Nurmiati

dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan

dan pendokumentasian SOAP.

d. Memberikan asuhan pada bayi baru lahir pada Ny. M di PMB

Nurmiati dengan menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan dan pendokumentasian SOAP.

D. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Dapat menambah ilmu dan keterampilan dalam memberikan

asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru

lahir.

2. Bagi Tempat Pelayanan

Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan

dalam memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu

hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir di PMB Nurmiati.

3. Bagi Institusi

Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bacaan

atau sumber referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan

kebidanan khususnya asuhan kebidanan komprehensif.

4. Bagi Masyarakat

Menambah pengetahuan serta wawasan masyarakat tentang

kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir sesuai standart

yang harus di dapatkan oleh ibu dan bayi


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Definisi Kehamilan

Kehamilan merupakan proses alamiah untuk menjaga

kelangsungan peradaban manusia. Kehamilan baru bias terjadi jika

seorang wanita sudah mengalami pubertas yang ditandai dengan

terjadinya menstruasi (Lestari & Wigunantiningsih, 2018).

Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa

dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implementasi. Bila

dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal

akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9

bulan. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester

kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu

(minggu ke-13 hingga ke-27), dan dalam 13 minggu (minggu ke-28

hingga ke-40).(Hasna, 2022)

Tanda-Tanda Kehamilan

Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan

melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala

kehamilan (Sitepu, 2020)

6
7

1) Tanda Dugaan Kehamilan

a) Amenorea (berhentinya menstruasi)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi

pembentukan folikel degraaf dan ovulasi sehingga

menstruasi tidak terjadi, lamanya amenorea dapat

diinformasikan dengan memastikan hari pertama haid

terakhir (HPHT), dan digunakan untuk memperkirakan

usia kehamilan dan tafsiran persalinan.

b) Mual (nausea) dan Muntah (emesis)

Pengaruh esterogen dan progesterone terjadi

pengeluaran asam lambung yang berlebihan dan

menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada

pagi hari yang disebut morning sicknes. Dalam batas

tertentu hal ini masih fisiologis.

c) Kelelahan

Sering terjadi pada trimester pertama akibat penurunan

laju metabolisme basal pada kehamilan, yang akan

meningkat seiring pertambahan usia kehamilan akibat

aktivitas metabolisme hasil konsepsi.

d) Payudara tegang

Esterogen meningkatkan perkembangan system duktus

pada payudara, sedangkan progesterone menstimulasi


8

perkembangan sistem alveolar payudara. Bersama

somatomamotropin, hormon-hormon ini menimbulkan

pembesaran payudara, menimbulkan perasaan tegang

dan nyeri selama dua bulan pertama kehamilan,

pelebaran puting susu, serta pengeluaran kolostrum.

e) Sering miksi

Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih

cepat terasa penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi

yang sering terjadi pada triwulan pertama akibat

desakan uterus kekandung kemih. Pada akhir triwulan,

gejala ini akan timbul lagi akibat bagian terendah janin

mulai masuk kerongga panggul dan menekan kembali

kandung kemih.

f) Pigmentasi Kulit

Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12

minggu. Terjadi akibat pengaruh hormone kortikosteroid

plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.

Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut in:

1. Sekitar pipi: Cloasma gravidarum (penghitaman pada

daerah dahi, hidung, pipi, dan leher).

2. Sekitar leher tampak lebih hitam


9

3. Dinding perut: striae livide/gravidarum (terdapat pada

seorang primigravida, warnah membiru), striae nigra,

line alba menjadi hitam (linea grisae/nigra).

4. Sekitar payudara: hiperpigmentasi areola mammae

sehingga terbentuk areola sekunder. Pigmentasi

areola ini berbeda pada tiap wanita, ada merah muda

pada wanita kulit putih, coklat tua pada wanita kulit

coklat, dan hitam pada kulit hitam. Selain itu kelenjar

montgomeri menonjol dan pembuluh darah menifes

sekitar payudara.

5. Sekitar pantat dan paha atas: terdapat striae akibat

pembesaran bagian tersebut.

g) Konstipasi atau obstipasi

Pengaruh progesterone dapat menghambat peristaltik

usus (tonus ototmenurun) sehingga kesulitan untuk

BAB.

h) Varises

Pengaruh estrogen dan progesterone menyebabkan

pelebaran pembuluh darah terutama pada wanita yang

mempunyai bakat. Varises dapat terjadi disekitar

genitalia eksterna, kaki dan betis, Penampakan

pembuluh darah ini dapat hilang setelah persalinan.


10

2) Tanda kemungkinan hamil

Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologi

yang dapat diketahui pemeriksa dengan melakukan

pemeriksaan fisik kepada wanita hamil. Tanda kemungkinan

ini terdiri atas hal-hal berikut ini :

a) Pembesaran perut yang terjadi akibat pembesaran

uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat kehamilan.

b) Tanda hegar adalah konsistensi rahim menjadi lunak

dan dapat ditekannya isthimus uteri.

c) Tanda goodel adalah pelunakan serviks. Pada wanita

yang tidak hamil serviks seperti ujung hidung,

sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.

d) Tanda chandwick yaitu perubahan warna menjadi

keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk

juga porsio dan serviks.

e) Tanda piscaseck merupakan uterus mengalami

pembesaran kadang-kadang pembesaran tidak rata

tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya.

Hal ini menyebabkan uterus membesar kesalah satu

jurusan pembesaran tersebut.

f) Kontraksi braxton hicks, merupakan peregangan sel-

selotot uterus, akibat meningkatnya actomysindi dalam

otot uterus. Kontraksi ini tidak bermitrik, sporadis, tidak


11

nyeri, biasanya timbul pada kehamilan delapan minggu,

tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan abdominal

pada trimester ketiga. Kontraksi ini akan terus meningkat

frekuensinya, lamanya dan kekuatannya sampai

mendekati persalinan.

g) Teraba ball otement, yaitu ketukan yang mendadak

pada uterus meyebabkan janin bergerak dalam cairan

ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.

Hal ini harus ada pada pemeriksaan kehamilan karena

perabaan bagian seperti bentuk janin saja tidak cukup,

karena tidak menutup kemungkinan hal tersebut

merupakan myoma uteri.

h) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif.

Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya

human chorionic gonadotropin (HCG) yang diproduksi

oleh sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormon

direkreasi ini peredaran darah ibu (pada plasma darah),

dan diekskreasi pada urine ibu. Hormon ini dapat mulai

dideteksi pada 26 hari setelah konsepsi dan

meningkatkan dengan cepat pada hari ke 30-60. Tingkat

tertinggi pada hari 60-70 usiagestasi, kemudian

menurun pada hari 100- 130.


12

3) Tanda pasti hamil

Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung

keberadaan janin, yang dapat dilihat langsung oleh

pemeriksa. Tanda pasti kehamilan terdiri atas hal-hal berikut

ini:

a) Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh

pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada

usia kehamilan sekitar 20 minggu.

b) Denyut jantung janin dapat didengar pada usia 12

minggu dengan menggunakan alat fetal electro

cardiograf (misalnya dopler). Dengan stetoskop lenec,

DJJ baru dapat didengar pada usia kehamilan 18-20

minggu.

c) Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan

bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat

diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua

(trimester terakhir). Bagian janin dapat dilihat lebih

sempurna lagi menggunakan USG.

a. Perubahan Fisiologi Kehamilan

1. Sistem reproduksi

a) Uterus

Uterus selama kehamilan akan beradaptasi untuk

menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin,


13

plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus

mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk

bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan

pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa

minggu setelah persalinan. Pada perempuan tidak hamil

uterus mempunyai berat 70 gram dan kapasitas 10 ml

atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah

menjadi suatu organ yang mampu menampung janin,

plasenta, dan cairan amnion rata-rata pada akhir

kehamilan volume totalnya mencapai 5000 ml bahkan

dapat mencapai 20.000 ml atau lebih dengan rata-rata

1.100 g (Veneris & Pubis, 2021)

b) Ovarium

Ovarium Sejak usia kehamilan 16 minggu, fungsi

ovarium diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi

produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan,

ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi pembentukan

dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak

terjadi daur hormonal menstruasi(Veneris & Pubis,

2021).
14

c) Vagina/vulva

Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan

progesteron, warna merah kebiruan tanda (Xhadwick)

(Veneris & Pubis, 2021).

d) Payudara (mammae)

Pada ibu hamil trimester tiga, terkadang keluar

rembesan cairan berwarna kekuningan (kolostrum). Hal

ini tidak berbahaya dan merupakan pertanda bahwa

payudara sedang menyiapkan ASI untuk menyusui bayi

nantinya. Progesteron menyebabkan puting menjadi

lebih menonjol dan dapat digerakkan (Veneris & Pubis,

2021)

2. Sistem Perkemihan

Perubahan struktur ginjal selama kehamilan merupakan

akibat aktivitas hormonal (estrogen dan progesteron),

tekanan yang timbul akibat pembesaran uterus dan

peningkatan volume darah. Perubahan ini membuat pelvis

dan ureter mampu menampung urine dalam volume yang

lebih besar dan juga memperlambat laju aliran urine

sehingga menyebabkan seri ng berkemih (Veneris & Pubis,

2021).
15

3. Sistem Respirasi

Kebutuhan oksigen selama kehamilan meningkat 15-20%,

sistem respirasi selama kehamilan dapat mengakibatkan

peningkatan inspirasi dan ekspirasi dalam pernafasan, yang

secara langsung juga mempengaruhi suplai oksigen (O 2)

dan karbondioksida (CO2) pada janin(Veneris & Pubis, 2021)

4. Sistem Muskuloskeletal

Terjadi perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan

berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan

berubah secara mencolok. Kurva lumbosakrum normal harus

semakin melengkung dan di daerah servikodorsal harus

berbentuk kurvatura (fleksi anterior kepala berlebihan/seperti

menunduk) untuk mempertahankan keseimbangan, karena

pada wanita hamil pusat gravitasi bergeser ke depan,

sehingga struktur ligamentum dan otot tulang belakang

bagian tengah dan bawah mendapat tekanan berat(Veneris

& Pubis, 2021)

5. Sirkulasi Darah

Volume darah total dan volume darah plasma darah naik

pesat sejak akhir trimester pertama. Volume darah akan

bertambah banyak kira-kira 25% dengan puncaknya pada

kehamilan 32 minggu diikuti pertambahan curah jantung

yang meningkat sebanyak ± 30% (Veneris & Pubis, 2021)


16

6. Kulit

Perubahan warna kulit menjadi lebih gelap terjadi pada 90%

wanita hamil. Hal ini disebabkan karena beberapa efek

samping dari hormone yaitu peningkatan hormone

melanosit, selain itu hormonesterogen dan progestereone

juga berperan dalam perubahan warna kulit pada ibu hamil.

Hiperpigmentasi ini akan terlihat pada daerah areola

mammae, perineum, umbilikus, aksila dan pada paha bagian

dalam (Veneris & Pubis, 2021).

7. Peningkatan Berat Badan Selama Hamil

Peningkatan BB ibu selama hamil dapat dihitung

berdasarkan indeks masa tubuh (IMT) wanita sebelum hamil.

Indeks Masa Tubuh didefenisikan sebagai berat badan

dibagi tinggi badan yang dikuadratkan (kilogram/meter2).

Rekomendasi kisaran kenaikan berat badan total untuk

wanita hamil berdasarkan IMT sebelum hamil.

a) Rendah (IMT <19,8), maka kenaikan berat badan yang

dianjurkan pada masa hamil berkisar 12,5-18 kg.

b) Normal (IMT 19,8 hingga 26,0), maka kenaikan berat

badan yang dianjurkan pada masa hamil berkisar 11,5-16

kg.
17

c) Rendah (IMT >19,8 hingga 29,0), maka kenaikan berat

badan yang dianjurkan pada masa hamil berkisar 7,0-

11,5 kg (Veneris & Pubis, 2021)

b. Perubahan Psikologi Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu kondisi perubahan citra tubuh dan

peran dalam anggota keluarga. Ibu hamil biasanya menunjukan

perubahan psikologi dan emosional tertentu selama kehamilan

hal ini di pengaruhi oleh hormon dan juga kepribadian ibu

(Yuliani et al., 2021).

1. Trimester I

Trimester pertama sering dikatakan sebagai masa

penentuan untuk membuktikan bahwa wanita dalam

keadaan hamil. Pada saat inilah tugas psikologis pertama

sebagai calon ibu untuk dapat menerima kenyataan akan

kehamilannya. Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk

berkomunikasi secara terbuka dengansuami. Banyak

wanita merasa butuh dicintai, dan merasakan untuk

mencintai namun tanpa harus berhubungan seks. Libido

sangat dipengaruhi rasa lelah, rasa mual, pembesaran

payudara, keprihatinan, kekhawatiran, semua ini adalah

bagian yang normal dari proses kehamilan pada trimester

pertama (Yuliani et al., 2021).


18

2. Trimester II

Trimester kedua sering disebut sebagai periode pancaran

kesehatan saat ibu merasa sehat.Selama trimester ini

umumnya wanita sudah merasa baik dan terbebas dari

ketidak nyamanan kehamilan. Tubuh ibu sudah terbiasa

dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak

nyaman karena hamil sudah berkurang. Ibu sudah

menerima kehamilannya, dan mulai dapat menggunakan

energi dan pikirannya secara konstruktif (Yuliani et al.,

2021).

3. Trimester III

Trimester ketiga ini sering disebut sebagai periode

penantian. Periode ini wanita menanti kehadiran bayinya

sebagai bagian dari dirinya, dia menjadi tidak sabar untuk

melihat bayinya. Trimester tiga adalah waktu untuk

mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang

tua, seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi.

Sejumlah ketakutan terlihat pada trimester tiga. Wanita

mungkin khawatir terhadap hidupnya dan bayinya.

Sehubungan yang menjadi subjek asuhan pada LTA ini

adalah ibu hamil dengan usia kehamilan trimester III,

sehingga pada tinjauan teori akan dibahas konsep

kehamilan trimester ke III.(Yuliani et al., 2021)


19

2. Kehamilan Trimester III

Trimester ketiga adalah periode kehamilan bulan

terakhir/sepertiga masa kehamilan terakhir. Trimester ketiga

kehamilan dimulai pada minggu ke-27 sampai kehamilan dinilai

cukup bulan yaitu 38 sampai 40 minggu. Kehamilan Trimester

ketiga ini adalah masa dimana ketidaknyamanan fisik dan

gerakan janin sering mengganggu istirahat ibu seperti dispnea,

peningkatan urinasi, nyeri punggung, konstipasi dan varises

dialami oleh kebanyakan wanita hamil pada tahap ini(C. S.

Anggraini et al., 2021).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kehamilan

trimester III merupakan trimester akhir dari kehamilan yang

dimulai antara 28-40 minggu, pada trimester ini janin sedang

dalam tahap penyempurnaan dan semakin besar hingga

memenuhi rongga rahim, sehingga ibu semakin tidak sabar

menantikan kelahiran bayinya. Kehamilan dipengaruhi berbagai

hormon diantaranya estrogen, progesteron, hCG (human

chorionic gonodatropin), human chirionic matatomammotropin,

prolaktin, dan sebagainya. Human Chorionic Gonodatropin

adalah hormon aktif khusus yang berperan selama kehamilan,

berfluktuasi kadarnya selama masa kehamilan. Anatomi dan

fisiologi organ-oragan sistem reproduksi dan organ-organ sistem

tubuh lainnya pada wanita mengalami perubahan, dipengaruhi


20

terutama oleh perubahan hormon-hormon tersebut (Adistia,

2021).

a. Kebutuhan dasar ibu hamil

Menurut (Garcia, 2016) bahwa kebutuhan fisiologis ibu hamil

sebagai berikut :

1) Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah kebutuhan yang utama pada

manusia termasuk ibu hamil. Bebera pagangguan

pernafasan dapat terjadi saat hamil sehingga akan

mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu

yang akan berpengaruh pada bayinya yang

dikandung,untuk mencegah hal tersebut di atas dan

untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu

melakukan latihan nafas melalui senam hamil, tidur

dengan bantal yang lebih tinggi, kurangi atau hentikan

merokok, konsul kedokter bila ada kelainan atau

gangguan pernafasan seperti asma dan lain-lain.

2) Nutrisi

Pada trimester III, ibu hamil butuh bekal energi yang

memadai. Berikut ini sederet gizi yang sebaiknya lebih

diperhatikan pada kehamilan trimester III (Afika, 2017).


21

a) Kalori

Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar

70.000-80.000 kilo kalori (kkal), dengan pertambahan

berat badan sekitar 12,5 kg. Pertambahan kalori ini

terutama diperlukan pada 20 minggu terakhir.

Tambahan kalori yang diperlukan setiap hari adalah

sekitar 285-300 kkal. Tambahan kalori diperlukan

untuk pertumbuhan jaringan janin dan plasenta dan

menambah volume darah serta cairan amnion

(ketuban). Kalori juga berguna sebagai cadangan ibu

untuk keperluan melahirkan dan menyusui kebutuhan

kalori terdapat pada karbohidrat dan lemak.

Karbohidrat dapat diperoleh melalui padi-padian,

kentang, gula, kacang-kacangan, biji-bijian, susu.

Sementara lemak anda bias mengonsumsi mantega,

susu, telur, daging, alpukat dan minyak nabati.

b) Vitamin B6 (Piridoksin)

Vitamin ini dibutuhkan untuk menjalankan lebih dari

100 reaksi kimia di dalam tubuh yang melibatkan

enzim. Selain membantu metabolism asam amino,

karbohidrat, lemak, dan pembentukan sel darah

merah, juga berperan dalam pembentukan senyawa

kimia penghantar pesan antar selsaraf. Angka


22

kecukupan vitamin b6 bagi ibu hamil adalah sekitar 2,2

miligram perhari.

c) Yodium

Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk senya

watiroksin yang berperan mengontrol setiap

metabolism sel yang terbentuk. Bila kekurangan

senyawa ini maka proses perkembangan janin akan

terhambat. Angka yang ideal untuk konsumsi yodium

adalah 175 mikro gram perhari.

d) Tiamin (Vitamin B1), Riboflavin (B2), Niasin (B3)

Deretan vitamin ini akan membantu enzim untuk

mengatur metabolism system pernafasan dan energi.

Ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi tiamin sekitar

1,2 miligram perhari, riboflavin sekitar 1,2 miligram

perhari dan niasin 11 miligram perhari. Ketiga vitamin

ini dapat diperoleh pada keju, susu, kacang-kacangan,

hati dantelur.

e) Air

Air sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel baru,

mengatur suhu tubuh, mempertahankan volume darah

yang meningkat selama kehamilan. Air putih

dikonsumsi sebanyak 8 gelas perhari (Abeng & Fitriani

Kasim, 2021).
23

3) Personal hygiene

Kebersihan harus dijaga pada masa kehamilan untuk

mencegah terjadinya infeksi. Mandi dianjurkan sedikitnya 2

kali sehari karena ibu hamil cenderung mengeluarkan

banyak keringat.Menjaga kebersihan diri terutama pada

daerah lipatan kulit (ketiak, bawah payudara, daerah

genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan

dikeringkan. Kebersihan mulut dan gigi juga perlu

mendapat perhatian karena sering kali terjadi gigi

berlubang terutama pada ibu yang kekurangan kalsium.

4) Pakaian

Pakaian yang baik bagi wanita hamil adalah :Longgar,

nyaman, dan mudah dikenakan, bahan pakaian yang dapat

menyerap keringat, menggunakan bra yang dapat

menyokong payudara dan bersih, memakai sepatu hak

rendah.

5) Seksual

Wanita hamil tidak ada larangan untuk melakukan

hubungan seksual selama tidak menganggu kehamilan.

6) Istirahat/tidur yang cukup

Ibu hamil sebaiknya memiliki jam istirahat/tidur yang cukup.

Usahakan tidur siang ± 2 jam dan malam ± 8 jam. Posisi

tidur ibu hamil yang paling dianjurkan adalah tidur miring


24

kekiri, posisi ini berguna untuk mencegah varices, sesak

nafas, bengkak pada kaki, serta dapat memperlancar

sirkulasi darah yang penting buat pertumbuhan janin.

7) Eliminasi

Keluhan ibu yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan

dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering BAK.

Konstipasi terjadi karena hormone progesteron yang

mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya

otot usus. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan

adalah dengan mengonsumsi makanan tinggi serat dan

banyak minum air putih, terutama ketika lambung dalam

keadaan kosong. Meminum air putih hangat ketika perut

dalam keadaan kosong dapat merangsang gerak peristaltik

usus. Setelah terasa ada dorongan ingin BAB, segeralah

untuk buang air besar agar tidak terjadi konstipasi.

b. Tanda-tanda bahaya kehamilan

Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan dan diantisipasi

dalam kehamilan lanjut, adalah :

1) Pendarahan pervaginam

a) Plasenta previa

Gejala yang terpenting adalah perdarahan tanpa nyeri,

biasa terjadi secara tiba-tiba dan kapan saja. Bagian

terendah janin sangat tinggi karena plasenta terletak pada


25

bagian bawah rahim sehingga bagian terendah tidak

dapat mendekati pintu atas panggul. Pada plasenta

previa, ukuran panjang rahim berukuran lebih besar maka

pada plasenta previa lebih sering disertai kelainan letak.

b) Solusio plasenta

Darah dari tempat pelepasan keluar dari serviks dan

terjadilah perdarahan, kadang-kadang darah tidak keluar,

terkumpul di belakang plasenta. Solusio plasenta dengan

perdarahan tersembunyi menimbulkan tanda yang lebih

khas (rahim keras seperti papan) karena seluruh

perdarahan tertahan di dalam. Umumnya berbahaya

karena jumlah perdarahan yang keluar tidak sesuai

dengan jumlah darah pada rahim. Nyeri abdomen pada

saat dipegang,palpasi sulit dilakukan, fundus uteri makin

lama makin naik dan bunyi jantung biasanya tidak ada.

2) Sakit kepala yang hebat

Wanita hamil mengeluh nyeri kepala yang hebat. Sakit

kepala seringkali merupakan ketidak nyamanan yang normal

dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu

masalah serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak

hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit

kepala yang hebat ibu mungkin menemukan bahwa

penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala


26

yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari

preeklampsia.

3) Penglihatan kabur

Wanita hamil mengeluh penglihatan yang kabur. Karena

pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat

berubah dalam kehamilan. Perubahan ringan (minor) adalah

normal. Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang

mengancam adalah perubahan visual yang mendadak,

misalnya pandangan kabur dan berbayang. Perubahan

penglihatan ini mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan

mungkin menandakan preeklampsia.

4) Bengkak diwajah dan jari–jari

Hampir dari separuh ibu hamil akan mengalami bengkak

yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari

biasanya hilang setelah beristirahat dengan meninggikan

kaki. Bengkak biasanya menunjukkan adanya masalah

serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang

setelah istirahat dan disertai dengan keluhan fisik yang lain.

Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung

atau pre-eklampsia.

5) Keluar cairan pervaginam

Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester III.

Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses


27

persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat

terjadi pada kehamilan preterm (sebelum kehamilan 37

minggu) maupun pada kehamilan aterm. Normalnya selaput

ketuban pecah pada akhir kala I atau awal kala.

6) Gerakan janin tidak terasa

Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan

trimester III. Normalnya ibu mulai merasakan janin bayinya

lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah.

Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu berbari gatau

beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.

Gejala yang akan terjadi gerakan bayi kurang dari 3 kali

dalam periode 3 jam.

7) Nyeri perut yang hebat

Ibu mengeluh nyeri perut pada kehamilan trimester III. Nyeri

abdomen yang berhubungan dengan persalinan normal

adalah normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan

masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang

hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat. Hai ini

bias berarti apendisitis, aborsi, penyakit radang panggul,

persalinan preterm, grastitis, penyakit ata uinfeksilain.

8) Anemia

Anemia didefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah

merah atau penurunan jumlah sel konsentrasi hemoglobin di


28

dalam sirkulasi darah. Selama kehamilan, volume plasma

maternal meningkat secara bertahap sebanyak 50%, atau

meningkat sekitar 1200 ml pada saat kehamilan.

Peningkatan sel darah merah total adalah sekitar 25% atau

kira-kira 300 ml. Hemodilusi relative ini menyebabkaan

penurunan konsentrasi Hb yang mencapai titik terendah

pada trimester kedua kehamilan dan meningkat kembali

pada trimester ketiga. Anemia pada kehamilan adalah

anemia karena kekurangan zat besi, menurut WHO kejadian

anemia hamil berkisar antara 20 % sampai dengan 89 %

dengan menetapkan kadar Hb 11 gr % sebagai dasarnya.

Kadar Hb 9-10 gr % disebut anemia ringan. Kadar Hb 7-8 gr

% disebut anemia sedang. kadar Hb < 7 gr % disebut

anemia berat(Astuti & Ertiana, 2018).

3. Asuhan Antenatal Care

Asuhan antenatal care adalah upaya preventif program

pelayanan kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran maternal

dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin

selama kehamilan(Aisyah et al., 2015).

1. Tujuan Antenatal

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan

kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.


29

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental

dan social ibu dan bayi.

c. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau

komplikasi yang mungkin tenjadi selama hamil, termasuk

riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal

mungkin.

e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI Eksklusif.

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

2. Standar Pelayanan Asuhan Pada kehamilan

Menurut (Tyastuti et al., 2016). Pelayanan ANC minimal 10T,

sedang untuk daerah gondok dan endemik malaria menjadi 14T,

yakni :

1) Timbang berat badan tinggi badan

Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil

pengukuran <145 cm. Berat badan ditimbang setiap ibu

datang atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan BB dan

penurunan BB. Kenaikan BB ibu hamil normal rata-rata

antara 6,5 kg sampai 16 kg.


30

2) Tekanan darah

Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung. Deteksi

tekanan darah yang cenderung naik diwaspadai adanya

gejala hipertensi dan preeklampsia. Apabila turun dibawah

normal kita pikirkan kearah anemia. Tekanan darah normal

berkisar sytole/diastole: 110/80-140/90 mmHg bila melebihi

140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya preklamsi.

3) Pengukuran tinggi fundus uteri

Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan teknik Mc.Donald

adalah untuk menentukan umur kehamilan dan Taksiran

Berat Badan Janin, untuk menentukan umur kehamilan

berdasarkan minggu dan hasilnya bias dibandingkan dengan

hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan

kapan gerakan janin mulai dirasakan. Sedangkan, untuk

menentukan TBJ dapat menggunakan rumus : TBJ (taksiran

berat janin dalam gram) = (TFU-12) x 155 gram. Tinggi

Fundus Uteri yang normal harus sama dengan umur

kehamilan dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT.

4) Pemberian tablet tambah darah( Tabletzat besi (Fe))

Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil

yang meningkat seiring dengan pertumbuhan janin, maka ibu

hamil diharuskan untuk mengonsumsi tablet zat besi (Fe)

minimal sebanyak 60 tablet selama kehamilannya. Tablet zat


31

besi (Fe) yang diberikan mengandung FeSO4 320 mg (zat

besi 60 mg), dan asam folat 0,25 mg, dan diminum 1x1 pada

malam hari sebelum tidur untuk mengurangi efek samping

dari tablet Fe.

5) Pemberian imunisasi TT

Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera diberikan pada saat

seorang wanita hamil untuk melindungi dari tetanus

neonatorium. Efek samping TT yaitu nyeri,kemerah-merahan

dan bengkak untuk 1-2 hari penyuntikan.

Tabel 2.1 Pemberian Imunisasi TT


% MASA
IMUNISASI INTERVAL
PERLINDUNGAN PERLINDUNGAN
Pada kunjngan ANC
TT I 0% Tidakada
pertama
TT 2 4 minggusetelah TT1 80% 3 tahun
TT 3 6 bulansetelah TT2 95% 5 tahun
TT 4 1 tahunsetelah TT3 99% 10 tahun
25 tahun/
TT 5 1 tahunsetelah TT 4 99%
seumurhidup

6) Pemeriksaan Hb

Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang

pertama kali, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan.

Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi

anemia pada ibu hamil. Ibu hamil dinyatakan anemia apabila

kadar HB <11 gr%, maka harus diberikan suplemen 60 mg

Fe dan 0,5 mg Asam Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau

lebih.
32

7) Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL

Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratoty (VDRL)

pemeriksaan dilakukan pada saat ibu hamil datang pertama

kali diambil specimen darah vena kurang 2 cc, untuk

mengetahui adanya treponema pallidum/penyakit menular

seksual, antara lain syphilish apabila hasilnya positif maka

dilakukan pengobatan dan rujukan.

8) Pemeriksaan protein urine

Dilakukan untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu

hamil. Protein urine ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah

preeklamsia.

9) Pemeriksaan urine reduksi

Dilakukan pemeriksaan urine reduksihanya kepada ibu

dengan indikasi penyakit gula/DM atau riwayat penyakit gula

pada keluarga ibu dan suami.

10) Perawatan payudara

Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan

payudara yang ditunjukan kepada ibu hamil. Manfaat

perawatan payudara adalah :

a) Menjaga kebersihan payudara, terutama putting susu.

b) Mengencangkan serta memperbaiki bentuk puting susu

(pada puting susu terbenam).


33

c) Merangsang kelenjar-kelenjar susu sehingga produksi

ASI lancar.

d) Mempersiapkan ibu dalam laktasi.

e) Perawatan payudara dilakukan 2 kali sehari sebelum

mandi dan mulai pada kehamilan 6 bulan.

11) Senam ibu hamil

Senam hamil dapat dimulai pada usia kehamilan di atas 22

minggu. Senam pada ibu hamil sangat bermanfaat untuk

meningkatkan kesehatan fisik ibu hamil, memperlancar

peredaran darah, mengurangi keluhan kram atau pegal-

pegal, mempersiapankan pernafasan, aktifitas otot dan

panggul untuk mempersiapkan persalinan.

12) Pemberian obat malaria

Pemberian obat malaria diberikan khusus untuk pada ibu

hamil di daerah endemik malaria atau kepada ibu dengan

gejala khas malaria yaitu panas tinggi disertai menggigil dan

hasil asupan darah positif.

13) Pemberian kapsul minyak beryodium

Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan yodium

dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dimana tanah dan

air tidak mengandung unsure yodium. Akibat kekurangan

yodium dapat mengakibatkan gondok dan kretin yang

ditandai dengan: Gangguan fungsi mental, gangguan fungsi


34

pendengaran, gangguan pertumbuhan, gangguan kadar

hormon yang rendah.

14) Temuwicara/ konseling

Konseling adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka)

untuk menolong orang lain memperoleh pengertian yang

lebih baik mengenai dirinya dalam usahanya untuk

memahami dan mengatasi permasalahan yang sedang

dihadapinya.

a) Prinsip-prinsip konseling

Ada 5 prinsip pendekatan kemanusiaan, yaitu :

Keterbukaan, empati, dukungan, sikap dan respon

positif, setingkat atau sama derajat.

b) Tujuan konseling pada antenatal care

1) Membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan

sebagai upaya preventif terahadap hal-hal yang

tidak diinginkan.

2) Membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan

asuhan kehamilan, penolong persalinan yang

bersih dan aman atau tindakan klinik yang mungkin

diperlukan.(Sitti et al., 2018).


35

B. Persalinan

1. Definisi Persalinan

Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya

serviks dan janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan

kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi

pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun

janin (Kurniarum et al., 2016). Persalinan dan kelahiran

merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan merupakan

proses pengeluaran janin dan plasenta dari dalam rahim melalui

jalan lahir. Proses persalinan dimulai adanya dilatasi serviks

sampai pembukaan lengkap. Dilatasi terjadi akibat adanya

kontraksi uterus yang mula-mula kecil kemudian terus meningkat

sampai pembukaan serviks lengkap sehingga siap untuk

pengeluaran janin dari rahim ibu.(Kurniarum et al., 2016)

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil

konsepsi( janin dan uri) yang dapat hidup kedunia luar dari rahim

melalui jalan lahir atau jalan lain (Kurniarum et al., 2016). Adapun

menurut proses berlangsungnya persalinan dibedakan sebagi

berikut:

a. Persalinan spontan

Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri

atau persalinan melalui jalan lahir ibu tersebut.


36

b. Persalinan buatan

Bila persalinan dibuat dengan tenaga dari luar misalnya

ekstraksiforsep atau dilakukan operasi sectiocaesaria.

c. Persalinan anjuran

Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, tetapi baru

berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian

potocin, atau prostaglandin. (Kurniarum et al., 2016).

2. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan

a. Penurunan kadar progesteron

Pada saat 1-2 minggu sebelum persalinan dimulai terjadi

penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron

bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan

menyebabkan kekejangan pembuluh daarah sehingga timbul his

bila kadar progesterone menurun.(Kurniarum et al., 2016)

b. Teori Oxytocin

Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu,

timbul kontraksi otot-ototrahim.(Kurniarum et al., 2016).

c. Keregangan Otot-Otot

Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila

dindingnya tegang karena isinya bertabah maka timbul kontraksi

untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka

dengan majunya kehamilan makin tegang otot-otot rahim makin

rentan (Kurniarum et al., 2016).


37

3. Tahapan Persalinan

Perubahan perubahan fisiologis yang dialami ibu selama persalinan

dibagi dalam 4 kala yaitu:

a. Kala 1 (kala pembukaan)

Persalinan Kala I dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang

ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri

dengan pembukaan serviks lengkap (10 cm). Kala 1 untuk

primigravida berlangsung 12 jam, sedangkan multigravida sekitar

8 jam (Kurniarum et al., 2016). Persalinan kala 1 dibagi menjadi

duafase, yaitu:

1) Fase laten

Fase laten adalah dimana pembukaan serviks yang

berlangsung lambat dimulai sejak awal kontraksi yang

menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap

yaitu dari pembukaan 0-3 cm yang membutuhkan waktu 7-8

jam.

2) Fase aktif

Fase aktif adalah fase pembukaan yang lebih cepat yang

terbagi lagi menjadi beberapa fase berikut ini :

a) Fase akselerasi (faseper cepatan), yaitu fase pembukaan

dari pembukaan 3 cm sampai 4 cm yang dicapai dalam 2

jam.
38

b) Fase dilatasi maksimal, yaitu fase pembukaan dari

pembukaan 4 cm sampai 9 cm yang dicapai dalam 2 jam.

c) Fase deselerasi (kurangnya kecepatan) yaitu fase

pembukaan dari pembukaan 9 cm sampai 10 cm selama

2 jam (Kurniarum et al., 2016).

b. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)

Kala II adalah kala pegeluaran bayi, dimulai dari pembukaan

serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.

Pada kala ini uterus dengan kekuatan hisnya ditambah dengan

kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir. Proses ini

biasanya berlangsung 2 jam pada primi gravida dan 1 jam pada

multi gravida(Kurniarum et al., 2016).

c. Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)

Kala III dimulai sejak bayi lahir dan berakhirnya dengan lahirnya

plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses pada kala III

berlangsung 5-30 menit. Persalinan kala III disebut juga kala uri,

kala III merupakan periode waktu dimana penyusutan volume

rongga uterus setelah kelahiran bayi (Kurniarum et al., 2016).

d. Kala IV ( Kala Pengawasan)

Kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam setelah

plasenta lahir. Pada kala IV dilakukan observasi terhadap

perdarahan pasca persalinan, paling sering terjadi pada 2 jam

pertama. Observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :


39

a) Tingkat kesedaran pasien

b) Pemeriksaan tanda-tanda vital

c) Kontraksi uterus

d) Terjadi perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal bila

jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.(Kurniarum et al., 2016)

4. Tanda-Tanda Persalinan

Beberapa tanda-tanda dimulainya proses persalinan adalah sebagai

berikut :

1) Terjadi his persalinan

Sifat his persalinan adalah: pinggang terasa sakit dan menjalar

kedepan, sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatan

makin besar, makin beraktifitas (jalan) kekuatan akan makin

bertambah.

2) Pengeluaran lender bercampur darah

Lendir disekresi sebagai hasil proliferasi kelenjar lender servik

pada awal kehamilan. Lendir mulanya menyumbat leher rahim,

sumbatan yang tebal pada mulut rahim terlepas, sehingga

menyebabkan keluarnya lendir yang berwarna kemerahan

bercampur darah dan terdorong keluar oleh kontraksi yang

membuka mulut rahim yang menandakan bahwa mulut rahim

menjadi lunak dan membuka.


40

3) Keluarnya air-air ketuban

Selama Sembilan bulan masa gestasi bayi aman dan melayang

dalam cairan amnion. Ketuban mulai pecah sewaktu-waktu

sampai pada saat persalinan, keluarnya air-air dan jumlahnya

yang cukup banyak, berasal dari ketuban yang pecah akibat

kontraksi yang makin sering terjadi.

4) Pembukaan servik

Membukanya leher rahim sebagai respon terhadap kontraksi

yang berkembang yang tidak dirasakan oleh pasien tetapi dapat

diketahui dengan pemeriksaan dalam. (Kurniarum et al., 2016).

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

Persalinan dapat berjalan normal apabila ketiga factor yaitu power,

passage, passanger dapat bekerjasama dengan baik. Selain itu ada

dua faktor lain yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi

jalannya persalinan, yang terdiri dari psikologi dan penolong. Menurut

(Kurniarum et al., 2016) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

persalinan yaitu :

a. Power

Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin

keluar. Kekuatan yang mendorong janin keluar adalah his,

kontrak siotot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari

ligamen.
41

b. Passage (jalan lahir)

Passage adalah factor jalan lahir atau biasa disebut dengan

panggul ibu. Passage memiliki dua bagian yaitu bagian keras

dan bagian lunak.

c. Passenger ( Janin dan Plasenta)

Passenger atau isi kehamilan adalah berupa janin yang terdiri

dari ukuran-ukuran kepala janin, plasenta dan tali pusat dan air

ketuban.

d. Faktor Psikologi ibu

Keadaan psikologi ibu mempengaruhi proses persalinan.

6. Mekanisme Persalinan Normal

Mekanisme persalinan merupakan gerakan janin dalam

menyesuaikan ukuran dirinya dengan ukuran panggul saat kepala

melewati panggul. Adapun gerakan-gerakan janin dalam persalinan

sebagai berikut:

a. Engagement

Bila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul,

kepala dikatakan telah menancap (engaged) pada pintu atas

panggul.

b. Penurunan

Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati

panggul. Penurunan terjadi akibat tiga kekuatan yaitu tekanan

dari cairan amnion, tekanan langsung kontraksi fundus pada


42

janin, dan kontraksi diafragma serta otot-otot abdomen ibu pada

tahap kedua persalinan.

c. Fleksi

Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding

panggul, atau dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi

terjadi dan dagu didekatkan kearah dada janin.

d. Putaran paksi dalam

Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina

iskiadika. Setiap kali terjadi kontraksi kepala janin di arahkan

kebawah lengkung pubis, dan kepala hamper selalu berputar

saat mencapai otot panggul.

e. Ekstensi

Saat kepala janin mancapai perineum, kepala akan defleksi

kearah anterior oleh perineum. Mula-mula oksiput melewati

permukaan bawah simfisis pubis, kemudian kepala muncul

keluar akibat ekstensi.

f. Restitusi dan putaran paksi luar

Restitusi adalah gerakan berputar setelah kepala bayi lahir

hingga mencapai posisi yang sama dengan saat ia memasuki

pintu atas. Putaran paksi luar terjadi saat bahu engaged dan

turun dengan gerakan mirip dengan gerakan kepala.


43

g. Ekspulsi

Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat keatas tulang

pubis ibu dan badan bayi di keluarkan dengan gerakan fleksi

lateral kearah simfisis pubis(Kurniarum et al., 2016).

7. Partograf

a. Pengertian Partograf

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala

satu persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik.

Menurut (Nelli, 2018), Partograf adalah alat bantu yang

digunakan selama persalinan. Sedangkan(Mobiliu, 2012),

Partograf atau partogram adalah metode grafik untuk merekam

kejadian-kejadian pada perjalanan persalinan.

Pengisisan partograf dimulai pada fase aktif persalinan.

b. Cara pengisian partograf :

1) Informasi tentang ibu

Mencakup data mengenai : No regoster, nama, umur,

gravid, paritas, abortus, tanggal, jam kedatangan ibu serta

alamat ibu. Dicantumkan pula awal mula sakit perut dan

waktu terjadinya pecah ketuban.

2) Kondisi janin

a) Denyut jantung janin :Setiap satu kotak kecil

menunjukan waktu 30 menit. Pencatatan DJJ ialah

setiap 30 menit pada persalinan yang dianggap


44

normal, namun penambahan frekuensi pemeriksaan

DJJ dapat ditambah sesuai indikasi. Tandai DJJ

dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai

dengan angka denyut jantung janin. Kemudian

hubungkan titik tersebut pada titik berikutnya dengan

garis lurus. DDJ berkisar 100-180 kali/menit, ditandai

dengan garis tebal pada partograf. Waspadai kurang

dari 120 (bradikardi) dan diatas 120.

b) Warna dan adanya air ketuban: dinilai setiap kali

melakukan periksa dalam.

U : Selaput ketuban utuh.

J : Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih.

M : Ketuban sudah pecah dan air ketuban

bercampur Mekonium.

D : Ketuban sudah pecah dan air ketuban

bercampurDarah.

K : Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban

Yang mengalir (kering).

c) Molase (penyusupan tulang kepala janin).

Penyusupan adalah indikator penting mengenai seberapa

jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian

keras panggul ibu.Pencatatan penyusupan antar tulang

kepala janin berada tepat di bawah kolom air ketuban,


45

pemeriksaan ini dilakukan setiap 4 jam sekali. Pencatatan

penemuan menggunakan lambang-lambang berikut ini :

0 : Tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah

dapat dipalpasi

1 : Tulang kepala janin hanya saling bersentuhan

2 : Tulang kepala janin saling tumpang tindih, tetapi masih

dapat dipisahkan

3 : Tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat

dipisahkan

3) Kemajuan persalinan

Pada kolom berikutnya setelah pencatatan kondisi janin

merupakan kolom kemajuan persalinan yang terdiri dari

pembukaan serviks dan penurunan bagian terbawah janin .

a) Pembukaan serviks

Pada kolom besar kedua pada partograf adalah grafik

dimana pencatatan kemajuan dilatasi serviks ditandai

dengan tanda ‘X’. Angka 0-10 dapat terlihat di sebelah kiri

kolom. Angka tersebut masing-masing mewakili dilatasi

sebanyak 1 cm. Di sepanjang bawah grafik terdapat angka

0-24 yang menyatakan jam. Pada ibu yang datang saat

fase aktif, pencatatan dilatasi serviks ditandai pada garis

waspada. Jika persalinan berjalan dengan baik, maka


46

pencatatan titik “X” biasanya berada pada sebelah kiri

garis waspada diperiksa tiap 4 jam.

b) Penurunan bagian terbawah

Pada kolom yang mencatat penurunan bagian terbawah

janin angka 1-5 disesuaikan dengan metode perlimaan. di

catat dengan memberi tanda “O”. Di bagi menjadi 5

kategori mulai dari 5/5 hingga 0/5.

c) Garis waspada dan garis bertindak

Garis waspada dimulai pada pembukaan 4 cm dan

berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan

terjadi jika laju pembukaan 1 cm per jam. Jika pembukaan

serviks mengarah kesebelah kanan garis waspada maka

harus dipertimbangkan adanya penyulit.

Garis bertindak tertera sejajar dengan garis waspada,

dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 jalur ke sisi kanan. Jika

pembukaan serviks berada disebelah kanan garis

bertindak, maka tindakan untuk menyelesaikan persalinan

harus dilakukan.

4) Jam dan waktu

Terdapat kotak untuk mencatat waktu aktual saat pemeriksaan

dilakukan. Setiap kotak sedang menyatakan waktu 1 jam sejak

dimulainya fase aktif.


47

5) Kontraksi uterus

Dibawah laju waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan


tulisan ‘’kontraksi per 10 menit’’ disebelah luar kolom paling
kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit,
raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya
kontraksi dalam satuan detik. Pencatatan menggunakan
simbol sebagai berikut;

1. Tandai kotak dengan titik-titik untuk hasil kontraksi yang


berlangsung selama <20 detik.

2. Tandai kotak dengan garis-garis untuk hasil kontraksi yang


berlangsung selama 20-40 detik

3. Arsir penuh kotak untuk hasil kontraksi yang berlangsung


selama >40 detik.
6) Obat-obatan dan cairan yang diberikan

Oksitosin, jika tetesan (drips)oksitosin sudah dimulai, catat tiap

30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan

IV dan dalam satuan tetesan per menit. Obat-obatan lain dan

cairan IV, catat semua pemberian obat-obatan tambahan atau

cairan IV dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.

7) Kondisi ibu

Nadi dicatat tiap 30 menit, tekanan darah dicatat setiap 4 jam,

dan temperatur tubuh dicatat setiap 2 jam dalam kotak waktu

yang sesuai, volume urine, protein, aseton, ukur dan catat

jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam, jika

memungkinkan saat ibu berkemih, lakukan pemeriksaan

adanya aseton atau protein dalam urin (SRI RIZKI, 2022).


48

Berikut merupakan simbol khusus pada kolom partogram untuk


pemeriksaan kondisi ibu.

“∙”: Simbol pencatatan denyut nadi ibu

“∧”: Simbol pencatatan tekanan darah sistolik ibu

“∨”: Simbol pencatatan tekanan darah diastolik ibu

C. Masa Nifas

1. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas (puerperineum) dimulai setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti seperti keadaan

sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu

atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3

bulan(VINA, 2022). Masa nifas atau purperium adalah masa

pemulihan kembali, dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

sampai 42 hari dimana pada masa itu terjadi pemulihan keadaan alat

kandungan seperti pada saat sebelum terjadi kehamilan (Saputri,

2021).

2. Tahapan Masa Nifas

Tahapan masa merupakan suatu rangkaian setelah proses

persalinan dilalui oleh seseorang wanita. Beberapa tahapan masa

nifas yang harus dipahami oleh seorang bidan antara lain:

a) Puerperium dini

Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan-jalan.
49

b) Puerperium entermedial.

Yaitu kepulihan menyeluruh alat–alat genetalia yang lamanya 6–8

minggu.

c) Remote puerperium.

Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat

sempurna baik selama hamil atau sempurna berminggu-minggu,

berbulan-bulan, atau bertahun-tahun. (Fadhillah, 2021).

3. Perubahan Adaptasi/Fisiologis Masa Nifas

Terlepasnya plasenta dari dinding rahim menimbulkan perubahan

fisiologis pada jaringan otot dan jaringan ikat, karena disebabkan

menurunya kadar estrogen dan progesterone dalam tubuh,

perubahan-perubahan fisiologis fundus itu meliputi :

a) Perubahan sistem reproduksi

Segera setelah pengeluaran plasenta Uterus berangsur-angsur

menjadi kecil (involusio) sehingga akhirnya kembali seperti

sebelum hamil. Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat

uterus 1000 gr. Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2

jari bawah pusat dengan berat uterus 750 gr. Satu minggu

postpartum tinggi fundus uteri teraba pertengahan pusat simpisis

dengan berat uterus 500 gr. Dua minggu postpartum tinggi fundus

uteri tidak teraba diatas simpisis dengan berat uterus 350 gr.

Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan

berat uterus 50 gr (Metasari, 2021). Selain uterus, serviks juga


50

mengalami involusi bersamaan dengan uterus, hingga 6 minggu

setelah persalinan serviks menutup (Nurlaela, 2020).

Pada masa nifas dari jalan lahir ibu mengeluarkan cairan

mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari

dalam uterus (Lochia). Lochia berbau amis atau anyir dengan

volume yang berbeda-beda pada setiap wanita Pengeluaran lochia

berlangsung pada hari pertama setelah persalinan hingga 6

minggu setelah persalinan dan mengalami perubahan warna serta

jumlahnya karena proses involusi (Machfudloh et al., 2020).

Berdasarkan waktu dan warnanya pengeluaran lochia dibagi

menjadi 4 jenis:

1) lochia rubra

lochia ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga masa

postpartum, warnanya merah karena berisi darah segar dari

jaringan sisa-sisa plasenta.

2) lochia sanginolenta

Berwarna merah kecoklatan dan muncul dihari keempat

sampai hari ketujuh.

3) lochia serosa

lochia ini muncul pada hari ketujuh sampai hari keempat

belas dan berwarna kuning kecoklatan.


51

4) Lochea alba

Berwarna putih dan berlangsung 2 sampai 6 minggu

postpartum. (Nurlaela, 2020).

b) Perubahan Sistem Pencernaan

Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini

terjadi karena pada waktu melahirkan system pencernaan

mendapat tekanan menyebabkan kolon menjadi kosong, kurang

makan, dan laserasi jalan lahir(Pratfiawati & Nur KhayatI, 2022)

c) Perubahan Sistem Perkemihan

Peningkatan produksi urine postpartum normal terjadi dalam 24

jam setelah melahirkan sebagai respon terhadap penurunan

estrogen. Kemungkinan terdapat kontraksi otot kandung kemih

dan edema leher rahim sesudah bagian ini mengalami tekanan

kepala janin selama persalinan. Protein dapat muncul di dalam

urine akibat perubahan otolitik di dalam uterus (Mansyur, 2014)

d) Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Ligamen,fasia,dan diafragma pelvis yang meregang pada

waktupersalinan, setelah bayi lahir berangsur-angsur menjadi ciut

dan pulih kembali(Mansyur, 2014).

e) Perubahan Sistem Hematologi

Selama kelahiran dan masa postpartum terjadi kehilangan darah

sekitar 200-500 ml. Penurunan volume dan peningkatan sel darah

pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan


52

hemoglobin pada harike 3-7 postpartum dan akan kembali normal

dalam 4-5 minggu postpartum (Mansyur, 2014)

f) Perubahan Sistem Endokrin

Human Choirionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat

dan menetap sampai 10 % dalam 3 jam hingga hari ke-7

postpartum (Mansyur, 2014).

g) Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Setelah persalinan volume darah ibu relative akan bertambah.

Keadaan ini akan menimbulkan beban pada jantung, dapat

menimbulkan decompensation cordia pada penderita

vitumcordia(AHADIA, 2018).

h) Perubahan Tanda-tanda Vital

Perubahan tanda-tanda vital meliputi:

a. Suhu tubuh

Setelah melahirkan suhu badan naik sedikit (37,5°C-38°C)

sebagai dampak dari kerja keras waktu melahirkan, kehilangan

cairan yang berlebihan, dan kelelahan (KUSUMA, 2021)

b. Nadi

Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat dari

denyut nadi normal orang dewasa (60-80x/menit)

(WULANDARI, 2021).
53

c. Tekanan darah

Biasanya tidak berubah, kemungkinan bila tekanan darah tinggi

atau rendah karena terjadi kelainan seperti perdarahan dan

preeklamsia (WULANDARI, 2021)

d. Pernafasan

Frekuensi pernafasan normal orang dewasa adalah 16-24 kali

per menit. Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat

atau normal. Bila pernafasan pada masa post partum menjadi l

ebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok(AHADIA, 2018)

i) Perubahan Psikologis pada Masa Nifas

Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas yaitu :

1) Fase taking in yaitu periode ketergantungan, berlangsung dari

hari pertama sampai hari kedua melahirkan. Pada fase ini ibu

sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri.

Ketidaknyamanan fisik yang dialami ibu pada fase ini seperti

mules, nyeri pada jahitan, kurang tidur dan kelelahan

merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari.

2) Fase taking hold adalah periode yang berlangsung antara 3-10

hari setelah melahirkan. Pada fase ibu timbul rasa khawatir

akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam

merawat bayi. Ibu mempunyai perasaan sangat sensitif,

sehingga mudah tersinggung dan marah.


54

3) Fase letting go adalah periode menerima tanggung jawab akan

peran barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah

melahirkan. Terjadinya peningkatan akan perawatan diri dan

bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya sudah

meningkat pada fase ini. (Revianti, 2020).

j) Kebutuhan Dasar Masa Nifas

1) Nutrisi dan cairan

a. Kalori

Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan

jumlah asi yang dihasilkan dan lebih tinggi selama

menyusui dibanding pada saat hamil. Kandungan kalori asi

dengan nutrisi yang baik adalah 70 kal/100 ml dan

kebutuhan kalori yang diperlukan oleh ibu untuk

menghasilkan 100 ml asi adalah 80 kal. Makanan yang

dikonsumsi ini berguna untuk melakukan aktivitas,

metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksiasi,

dan sebagai asi itu sendiri. Nutrisi yang digunakan oleh ibu

menyusui pada 6 bulan pertama: 640-700 kal/hari dan 6

bulan kedua: 510 kal/hari. Dengan demikian ibu

membutuhkan asupan sebesar 2.300-2.700 kal/hari.

b. Protein

Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-

sel yang rusak atau mati, membentuk tubuh bayi,


55

perkembangan otak, dan produksi asi. Sumber protein,

protein hewani seperi: Telur, daging, ikan, udang, kerang,

susu dan keju. Protein nabati seperti: Tahu, tempe, dan

kacang-kacangan.

c. Cairan

Ibu menyusui dapat mengonsumsi cairan dalam bentuk air

putih, susu dan jus buah 2-3 liter perhari.

d. Zat besi

Diperoleh dari pil zat besi (fe) dari dokter untuk menambah

zat gizi setidaknya diminum selama 40 hari pasca

persalinan. Sumber: kuning telur, hati, daging, kerang, ikan,

kacang-kacangan dan sayuran hijau. Zat besi yang

digunakansebesar 0,3 mg/hari dikeluarkan dalam bentuk asi

dan jumlah yang dibutuhkan ibu adalah 1,1 gr/hari.

e. Vitamin A

Kapsul vitamin A (200.000 unit) sebanyak 2 kali yaitu pada

1 jam setelah melairkan dan 24 jam setelahnya agar dapat

memberikan vitamin A kepada bayi melaluiasi

(MARDIASIH, 2021).

2) Ambulansi

Karena sehabis bersalin, ibu harus beristirahat, tidur terlentang

selama ± 8 jam post partum. Kemudian boleh miring

kekiri/kanan untuk mencegah terjadinya trombisis dan


56

tromboemboli, pada hari kedua dibolehkan duduk, kemudian

diperbolehkan jalan-jalan(Safitri & Cahyanti, 2016).

3) Eliminasi

a. Miksi

Hendaknya BAK dapat dilakukan sendiri secepatnya.

Kadang-kadang mengalami sulit BAK karena springter

uretra tertekan oleh kepala janin dan selama persalinan

juga oleh karena adanya oedema kandung kemih yang

terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan

sulit kencing sebaiknya dilakukan kateterisasi.

b. Defekasi

BAB seharusnya dilakukan 3-4 hari post partum. Bila masih

sulit BAB dan terjadi obstipasi dapat diberikan obat

rangsangan per oral atau per rektal. Jika masih belum bias

dapat dilakukan klisma. (Hardianti et al., 2017).

4) Kebersihan diri (perineum)

Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi

dan meningkatkan perasaan yang nyaman pada ibu.

Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dengan cara

mandi yang teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian,

alas tempat tidur serta lingkungan dimana tempat ibu tinggal.

Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah

terjadinya infeksi, meningkatkan rasa nyaman, dan


57

mempercepat penyembuhan. Perawatan kebersihan pada

daerah genetalia ibu bersalin dengan normal lebih kompleks

dari pada ibu bersalin secara operasi karena akan

mempunyai luka episiotomi pada daerah perineum. Bidan

mengajarkan pada ibu bersalin bagaimana membersihkan

daerah kewanitaannya dengan sabun dan air. Bidan

mengajari untuk membersihkan daerah disekitar vulva

terlebih dahulu dari depan kebelakang, kemudian baru

membersihkan daerah disekitar anus. Sarankan ibu untuk

mencuci tangan menggunakan sabun dan air sebelum dan

sesudah membersihkan daerah kelaminnya(ASRI, 2021).

5) Laktasi

a) Pengertian laktasi

menyusui adalah periode bukti ekstragestasi dengan

payudara sebagai “plasenta eksternal” karena payudara

menggantikan fungsi plasenta tidak hanya dalam

menyediakan nutrisi untuk bayi,tetapi juga sangat penting

Dallam perkembangan anak-anak. dalam menyusui ada

timbal balik interaksi ibu dan bayi. (Nurmiaty & Saifuddin

Sirajuddin, 2016)

b) Manfaat menyusui

Manfaat menyusi bayi dapat dilindungi dari gastrointestinal

penyakit, otitis media, infeksi saluran pernafasan,


58

enterokolitis nekrotikans neonates. menyusui juga dapat

menurunkan resiko kanker pada wanita termasuk kanker

payudara dan ovarium.(Nurmiaty & Saifuddin Sirajuddin,

2016).

6) Istirahat

a. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup.

b. Sarankan kembali pada kegiatan rumah tangga secara

perlahan.

c. Sarankan untuk istirahat siang selagi bayi tidur.

d. Kurang istirahat dapat menyebabkan: Kurangnya suplai

ASI, memperlambat proses involusi, menyebabkan

depresi dan ketidak mampuan merawat bayi sendiri.

7) Seksual

a. Secara fisik aman, begitu darah merah berhenti dan ibu

dapat memasukkan satu atau dua jari dan terdapat pula

tradisi yang menunda hubungan suami istri sampai waktu

tertentu. Hal ini tergantung pasangan.

b. Begitu darah merah berhenti, boleh melakukan hubungan

suami istri.

c. Untuk kesehatan sebaiknya ibu mengikuti program KB.

d. Pada saat permulaan hubungan seksual perhatikan

jumlah waktu, penggunaan kontrasepsi (jika

menggunakan), dispareuni, kenikmatan dan kepuasan


59

wanita dan pasangan serta masih dalam hubungan

seksual.(ASRI, 2021).

8) Latihan/Senam Nifas

a. Sangat penting untuk mengembalikan otot-otot perut dan

panggul agar kembali normal.

b. Ibu akan lebih kuat dan otot perut juga menjadi kuat

sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung (ASRI,

2021).

D. Bayi Baru Lahir

1. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran

dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterine kekehidupan

ekstra uterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam

presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada

usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan

berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat

bawaan(FITRIANINGSIH, 2014).

1) Ciri-ciri Bayi Baru Lahir fisiologis

Lahir aterm antara 37-42 minggu, berat badan 2.500-4.000 gram,

panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-

35 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi jantung 120-160 x/menit,

pernapasan ± 40-60 x/menit, kulit kemerah-merahan dan licin

karena jaringan subkutan cukup, rambut lanugo tidak terlihat,


60

rambut kepala biasanya telah sempurna, kuku agak panjang dan

lemas, genitalia perempuan : Labia mayora sudah menutupi labia

minora , laki-laki : Testis sudah turun, skrotum sudah ada, refleksi

isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik, reflex moro atau

gerak memeluk jika di kagetkan sudah baik, reflexgrasp atau

menggenggam sudah baik, eliminasi baik, mekonium keluar dalam

24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecokelatan.(Maharani

et al., 2019).

2) Apgar Score

Apgar skor adalah suatu metode sederhana yang digunakan untuk

menilai keadaan umum bayi sesaat setelah kelahiran. Penilaian ini

perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak.

Yang dinilai adalah frekuensi jantung (Heart rate), usaha nafas

(respiratory effort), tonus otot (muscle tone), warna kulit (colour)

dan reaksi terhadap rangsang (respon to stimuli) yaitu dengan

memasukkam kateter kelubang hidung setelah jalan nafas

dibersihkan. Setiap penilaian diberi angka 0,1,2 dari hasil penilaian

tersebut dapat diketahui apakah bayi normal (vigorous baby= nilai

apgar 7-10), asfiksia ringan (nilai apgar 4-6), asfiksia berat (nilai

apgar 0-3) (Ulfiana et al., 2020).

3) Mekanisme Kehilangan Panas

Bayi Baru Lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara

berikut:
61

a) Evaporasi

Adalah jalan utama bayi kehilangan panas.Jika saat lahir tubuh

bayi tidak segera dikeringkan dapat terjadi kehilangan panas

akibat penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh

panas tubuh bayi sendiri. Kehilangan panas juga terjadi pada

bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera

dikeringkan dan diselimuti.

b) Konduksi

Adalah kehilangan panas tubuh bayi melalui kontak langsung

antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat

tidur,atau timbangan yang terperaturnya lebih rendah dari tubuh

bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme

konduksi apabila bayi di letakan di atas benda-benda tersebut.

c) Konveksi

Adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar

udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau

ditempatkan didalam ruangan yang dinginakan cepat mengalami

kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika ada aliran

udara dingin dari kipas angin, hembusan udara dingin melalui

ventilasi/pendingin ruangan.
62

d) Radiasi

Adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di

dekat benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari

suhu tubuh bayi.(Army, 2020).

4) Pengertian ASI

a) ASI

Air Susu Ibu adalah minuman yang dianjurkan untuk semua

neonatus, termasuk bayi prematur. Air Susu Ibu memiliki

manfaat nutrisi, imunologis, dan fisiologis dibandingkan dengan

susu formula,ASI Eksklusif adalah bayi hanya di beri ASI saja

tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu,

air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat,seperti

pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim.

(Yolanda et al., 2020). Pentingnya ASI ekslusif pada bayiusia 0-

6 bulan yaitu pada periode ini pemberian ASI ini saja sudah

dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, ASI merupakan makanan

terbaik dan terlengkap untuk bayi pada usiaini, menyusui pada

periode ini, sangat baik pada bayi dan ibu, karena dengan

menyusui akan terbina hubungan kasih saying antara ibu dan

anak, kontak fisik dan hisapan bayi akan tetap merangsang

Produksi ASI pada usia ini.


63

b) Manfaat Pemberian ASI

1. Bagi Bayi

Sebagai nutrisi, karena mengandung campuran yang tepat

dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi,

menurunkan morbiditas, meningkatkan jalinan kasih sayang,

meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung

antibody yang kuat untuk mencegah penyakit infeksi, dapat

mencegah obesitas, diare, infeksi saluran pernapasan,

asma diabetes, dan leukimia ASI mengoptimalkan

perkembangan motorik, intelektual dan emosi. (INTAN

SARI, 2021).

2. Bagi Ibu

Ibu yang menyusui bias menguras kalori lebih banyak,

maka akan lebih cepat pulih keberat badan sebelum hamil.

(dalam hal ini, ibu yang menyusui bayinya akan lebih cepat

pulih/turun berat badanya dari berat badan yang bertambah

semasa kehamilan), membantu ibu memulihkan diri dari

persalinanya, mengurangi kemungkinan terkena kanker

indung telur dan dengan pemberian ASI ekslusif jangka

lama, ibu dapat terhindar Carcinoma Mammae, aspek KB

dapat terjadi sekitar 98% bila ASI ekslusif

diberikan.(Yolanda et al., 2020).


64

3. Bagi Keluarga

a. Aspek Ekonomi: Air Susu Ibu tidak perlu dibeli, bayi

jarang sakit

b. Aspek Psikologi: Kelahiran lebih jarang, suasana

kejiwaan ibu, bayi dan keluarga lebih dekat.

c. Aspek kemudahan: menyusui sangat praktis, dapat

diberkan kapan saja. (Swastika, 2022).

c) Kunjungan Neonatus

1. Pada usia 6-48 jam kunjungan I, menjaga kehangatan bayi,

memastikan bayi menyusu sesering mungkin, memastikan

bayi sudah buang air besar (BAB) dan buang air kecil

(BAK), memastikan bayi cukup tidur, menjaga kebersihan

kulit bayi, perawatan tali pusat untuk mencegah infeksi,

mengamati tanda-tanda infeksi.

2. Pada usia 3-7 hari kunjungan II, mengingatkan ibu untuk

menjaga kehangatan bayinya, menanyakan pada ibu

apakah bayi menyusu kuat, menanyakan pada ibu apakah

BAB dan BAK bayi normal, menanyakan apakah bayi tidur

lelap atau rewel, menjaga kekeringan tali pusat,

menanyakan pada ibu apakah terdapat tanda-tanda infeksi.

3. Pada usia 8-28 hari kunjungan III, mengingatkan ibu untuk

menjaga kehangatan bayinya, menanyakan pada ibu

apakah bayi menyusu kuat, menganjurkan ibu untuk


65

menyusui asi saja tanpa makanan tambahan selama 6

bulan, bayi sudah mendapatkan imunisasi BCG, polio dan

hepatitis, mengingatkan ibu untuk menjaga pusat tetap

bersih dan kering, mengingatkan ibu untuk mengamati

tanda-tanda infeksi (Swastika, 2022).

d) Tanda Bahaya Yang Perlu Diperlukan Pada Bayi Baru Lahir.

Berikut berapa tanda yang perlu anda perhatikan dalam

mengenali tanda bahaya pada bayi baru lahir (neonatus):

a) Bayi tidak mau menyusu

Anda harus merasa curiga jika bayi anda tidak mau

menyusu. Seperti yang kita ketahui bersama, ASI adalah

makanan pokok bagi bayi, jika bayi tidak mau menyusu

maka asupan nutrisinya akan berkurang dan ini akan

berefek pada kondisi tubuhnya. Biasanya bayi tidak mau

menyusu ketika sudah dalam kondisi lemah, dan mungkin

justru dalam kondisi dehidrasi berat.

b) Kejang

Kejang pada bayi memang terkadang terjadi,yang perlu

anda perhatikan adalah bagaimana kondisi pemicu kejang.

Apakah kejang terjadi saat bayi demam. Jika ya

kemungkinan kejang dipicu dari demamnya, selalu

sediakan obat penurun panas sesuai dengan dosis anjuran

dokter. Jika bayi anda kejang namun tidak dalam kondisi


66

demam, maka curigai ada masalah lain. Perhatikan

freksuensi dan lamanya kejang, konsultasikan pada dokter.

c) Lemah

Jika bayi anda terlihat tidak seaktif biasanya, maka

waspadalah Jangan biarkan kondisi ini berlanjut. Kondisi

lemah bias dipicu dari diare, muntah yang berlebihan

ataupun infeksi berat.

d) Sesak Nafas

Frekuensi nafas bayi pada umumnya lebih cepat dari

manusia dewasa yaitu sekitar 30-60 kali per menit. Jika

bayi bernafas kurang dari 30 kali per menit atau lebih dari

60 kali per menit maka anda wajib waspada, Lihat dinding

dadanya, ada tarikan atau tidak.

e) Merintih

Bayi belum dapat mengungkapkan apa yang dirasakannya.

Ketika bayi kita merintih terus menerus kendati sudah diberi

ASI atau sudah dihapuk-hapuk, maka konsultasikan hal ini

pada dokter. Bisa jadi ada ketidak nyamanan lain yang bayi

rasakan.

f) Pusar Kemerahan

Tali pusat berwarna kemerahan menunjukkan adanya

tanda infeksi. Yang harus anda perhatikan saat merawat tali

pusat adalah jaga tali pusat bayi tetap kering dan bersih.
67

Bersihkan dengan air hangat dan biarkan kering. Betadin

dan alcohol boleh diberikan tapi tidak untuk dikompreskan.

Artinya hanya dioleskan saja saat sudah kering baru anda

tutup dengan kassa steril yang bias anda beli di apotik.

g) Demam atau Tubuh Merasa Dingin

Suhu normal bayi berkisar antara 36,5°C - 37,5°C. Jika

kurang atau lebih perhatikan kondisi sekitar bayi. Apakah

kondisi di sekitar membuat bayi anda kehilangan panas

tubuh seperti ruangan yang dingin atau pakaian yang

basah.

h) Mata Bernanah Banyak

Nanah yang berlebihan pada mata bayi menunjukkan

adanya infeksi yang berasal dari proses persalinan.

Bersihkan mata bayi dengan kapas dan air hangat lalu

konsultasikan pada dokter atau bidan.

i) Kulit Terlihat Kuning

Kuning pada bayi biasanya terjadi karena bayi kurang ASI.

Namun jika kuning pada bayi terjadi pada waktu 24 jam

setelah lahir atau 14 hari setelah lahir, kuning menjalar

hingga telapak tangan dan kaki bahkan tinja bayi berwarna

kuning maka anda harus mengkonsultasikan hal tersebut

pada dokter.
68

E. Manajemen Asuhan Kebidanan 7 Langkah Varney

Manajemen asuhan kebidanan 7 langkah varney merupakan

metode pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak yang khusus

dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat. Adapun proses penatalaksanaan

kebidanan menurut varney ada 7 langkah berikut :

1. Pengumpulan Data Dasar

langkah pertama adalah pengumpulan database lengkap untuk

evaluasi perempuan (ibu) atau bayi baru lahir. Database ini

mencangkup riwayat, pemeriksaan fisik dan panggul seperti yang

diindikasikan,peninjauan (review) grafik saat ini atau catatan rumah

sakit lama, dan peninjauan data laboratorium dan laporan studi

tambahan. (Sitti et al., 2018)

2. Interpretasi Data

Pada langkah ini interpretasi data menjadi masalah atau diagnosis

yang diidntifikasi secara khusus dan kebutuhan asuhan kesehatan.

kata-kata masalah dan diagnosis digunakan keduanya, karena

beberapa masalah tidak dapat didefinisikan sebagai diagnosis tetapi

memang perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan rencana

asuhan yang komprehensif. masalah sering dikaitkan dengan

bagaimana ibu tersebut mengalami fakta diagnosisnya ddan sering

diidentifikasi oleh focus bidan pada individu.


69

3. Identifikasi Masalah dan Diagnosa Potensial

Identifikasi masalah dan diagnosis potensial lain berdasarkan

serangkaian masalah atau diagnosis saat ini adalah masalah

antisipasi, pencegahan jika mungkin, menunggu dengan waspada

dan persiapan untuk segala kemungkinan. (Sitti et al., 2018)

4. Tindakan Segera Atau Kolabarasi

Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum

teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan

melakukan analisis data. Pada langkah ini, bidan menetapkan

kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan konsultasi,

kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.

Setelah itu mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau

dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan

anggota tim kesehatan lain yang sesuai dengan kondisi klien.

Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses

manajemen kebidanan yang terjadi dalam kondisi darurat. Kondisi

darurat dapat terjadi pada saat pengelolaan ibu hamil, ibu bersalin,

nifas dan bayi baru lahir.

5. Rencana Asuhan kebidanan

Pada langkah ini,menggemabangkan rencana asuhan

komprehensif-ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya,

merupakan perkembangan dari masalah saat ini dan diantisipasi dan

teridentipikasi atau diagnosis dan kebutuhan asuhan kesehatan, dan


70

juga melibatkan perolehan informasi tambahan yang hilang atau yang

di perlukan dari informasi untuk database. (Sitti et al., 2018)

6. Implementasi

Pada langkah ini dilakukan sepenuhnya oleh bidan atau sebagian

oleh ibu, orang tua, bidan, atau anggota tim asuhan kesehatan lainnya.

jika bidan tidak melakukannya sendiri, bidan tersebut bertanggung

jawab untuk memastikan hal itu memang dilakukan. dalam

pengaturan dimana bidan berkolaborasi dengan dokter dan

berkontribusi pada menejemen asuhan perempuan dengan komplikasi,

bidan dapat memikul tanggung jawab untuk pelaksanaan rencana

asuhan komprehensif kolaboratif. (Sitti et al., 2018)

7. Evaluasi

Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi efektivitas asuhan yang

diberikan, dengan mengkaji ulang secara tepat melalui proses

manajemen untuk setiap aspek asuhan yang tidak efektif. (Sitti et al.,

2018)

F. Pendokumentasian SOAP

Pendokumentasian SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana,

jelas, logis dan tertulis Seorang bidan hendaknya menggunakan SOAP

setiap kali bertemu dengan pasiennya. Selama masa antepartum,

seorang bidan dapat menuliskan satu catatan SOAP untuk setiap kali

kunjungan; sementara dalam masa intrapartum, seorang bidan boleh

menuliskan lebih dari satu catatan untuk satu pasien dalam satu hari.
71

Selain itu juga, seorang bidan harus melihat catatan-catatan SOAP

terdahulu bilamana ia merawat seorang klien untuk mengevaluasi

kondisinya yang sekarang (Insani et al., 2017).

Menurut (Sitti et al., 2018),Komponen SOAP dalam catatan

kebidanan terdiri atas :

1. Subjektif( S )

Menggambarkan pendokumentasian hasil dari inspeksi. Inspeksi

melibatkan indra penglihat,pengcium,dan pendengaran.

2. Objektif (O)

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan yang

merupakan fakta-fakta nyata yang didapat dari hasil

inspeksi,palpasi,auskultasi dan perkusi.

3. Assesment (A)

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis data dari bagian

subjektif dan objektif catatan SOAP.

a. Diagnosis/masalah

b. Antisipasi diagnosis/masalah potensial

4. Planning (P)

Menggambarkan pendokumentasian rencana sesuai standar

prosedur opertional (SOP) dan di dalamnya terdapat

tujuan,sasaran,dan tugas-tugas intervensi.


BAB III

METODE PENULISAN LAPORAN

A. Jenis Laporan

Jenis laporan kasus yang digunakan adalah deskriptif kualitatif

dengan pendekatan studikasus menggunakan manajemen tasuhan

kebidanan dengan metode 7 langkah Varney dan didokumentasikan

dalam bentuk SOAP. Penelitian memaparkan asuhan kebidanan

komprehensif dimulai sejak kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru

lahir dengan menganalisa dan memecahkan permasalahan pada

kasus dengan menerapkan manajemen asuhan kebidanan 7 langkah

Varney pada setiap asuhan dan pendokumentasian SOAP.

B. Waktu danTempat Laporan

Asuhan kebidanan komprehensif dilakukan pada tanggal 23 April

sampai dengan 8 mei 2022 di Praktik Mandiri Bidan (PMB)Nurmiati.

C. Subjek Laporan

Asuhan kebidanan komprehensif diberikan pada Ny.M G VPIVA0

sejak kehamilan Trimester III, persalinan, nifas dan bayi baru lahir di

PMB Nurmiati.

D. Instrumen

Instrumen penelitian berupa format pengkajian ibu hamil, ibu

bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir yang telah disediakan oleh

72
73

Institusi Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan, Buku

KIA serta buku catatan/register yang ada di PMB Nurmiati.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penyusunan studi ini menggunakan data primer dan data sekunder:

1. DataPrimer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data. Data primer diambil dari:

a. Wawancara

Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan

atau peneliti secara lisan dari seseorang respon dan atau

sasaran peneliti atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan

orang tersebut (face to face). Wawancara pada kasus ini

dilakukan pada pasien, keluarga, tenaga kesehatan dengan

menggunakan format asuhan kebidanan pada ibu hamil.

b. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara

mengamati subyek dan melakukan berbagai macam

pemeriksaan yang berhubungan dengan kasus yang akan

diambil. Observasi dapat berupa pemeriksaan umum,

pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pelaksanaan

observasi dilakukan dengan melakukan pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan laboratorium kepada ibu serta melihat


74

perkembangan asuhan yang telah diberikan dengan

menggunakan format asuhan kebidanan pada ibu hamil.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang

lain atau lewat dokumen. Dalam pengambilan kasus ini

menggunakan dokumentasi dari catatan rekam medis di PMB

Nurmiati dan Buku KIA ibu

F. Trianggulasi Data

1. Trianggulasi sumber, mengecek keabsahan data Ny.M dari

pencatatan/register yang terdapat di PMB Nurmiati buku KIA

Ny.M, informasi bidan yang bertugas di BPM. Mutzakir ter masuk

anggota keluarga (suami atau mertua).

2. Trianggulasi pengamat dilakukan dengan mengecek keabsahan

data Ny.M dengan melaporkan semua hasil pemeriksaan yang

telah dilakukan kepada bidan pendamping di BPM Nurmiati

sehingga informasi yang dikumpulkan jelas dan terpercaya.


BAB IV

TINJAUAN KASUS

A. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan

Kunjungan I Trimester III :Usia Kehamilan 37 Minggu 1 Hari

Tanggal Kunjungan : 13 April 2022

I. Identifikasi data dasar

a. Identitas Istri/Suami

Nama : Ny. M / Tn. M

Umur : 33 tahun / 34 tahun

Pendidikan : SMA / SMA

Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Agama : Islam / Islam

Suku : Tolaki / Melayu

Alamat : Lebo jaya

Lama Menikah: ±15 tahun

b. Data Biologis/Fisiologis

1. Alasan datang : Ibu mengatakan ingin memeriksakan

kehamilannya.

2. Keluhan utama : ibu tidak mempunyai keluhan

3. Riwayat Obstetri

a) Riwayat Kehamilan sekarang

1) Ibu mengatakan hamil kelima, melahirkan empat kali dan

tidak pernah keguguran.

75
76

2) Ibu mengatakan HPHT tanggal: 28 Juli 2021, TP tanggal:

05 mei 2022

3) Ibu mengatakan pergerakan janin mulai di rasakan sejak

umur kehamilan 16 minggu sampai sekarang dan

dominan pada daerah perut sebelah kiri.

4) Ibu mengatakan rajin memeriksakan kehamilannya sejak

umur kehamilan 12 minggu di posyandu.

5) Ibu mengatakan selama kehamilan sekarang

mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali. TT 1 pada

umur kehamilan 16 minggu dan TT 2 pada umur kehamilan

20 minggu.

6) Ibu hanya mengkonsumsi obat yang di berikan bidan yaitu

Fe, Kalsium Lactat dan Vit. B-com.

7) Ibu mengatakan tidak pernah mengalami nyeri perut dan

perdarahan pervaginam selama hamil.

b) Riwayat Haid

1) Menarche : 14 tahun

2) Siklus : 28-30 hari

3) Lamanya : 5-7 hari

4) Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/hari

5) Perlangsungan : Normal, tidak ada keluhan


77

c) Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Anak Tahun Tempat Komplikasi Bayi nifas


Ke partus UK persalinan Penolong
Bayi Ibu bb pb jk ASI Penyakit
I 2008 Aterm Rumah Dukun - - 3,800 51 L Iya -
II 2013 Aterm Rumah Dukun - - 3,500 49 L Iya -
III 2019 Aterm Pkm konda Bidan - - 3,300 47 P Iya -
IV 2020 Aterm Pbm Bidan - - 3,400 49 L iya -
Nurmiati
V 2022 Kehamilan Sekarang

4. Riwayat Ginekologi

Ibu mengatakan tidak ada riwayat operasi, penyakit neoplasma

(tumor), PMS, maupun infertilitas.

5. Riwayat KB

Ibu pernah menggunkan kontrasepsi suntik 3 bulan, selama

pemakaian tidak ada keluhan dengan lama pemakaian 3 bulan,

berhenti ber-KB karena ingin mempunyai anak.

6. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat penyakit yang lalu dan sekarang

Ibu megatakan tidak ada riwayat penyakit menular seperti

TBC,hepatitis,HIV.

Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti

asma,jantung,hipertensi dan diabetes.

b. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada riwayat penyakit menular maupun keturunan dalam

keluarga, baik dari pihak keluarga ibu maupun keluarga suami.


78

7. Pola Nutrisi

Kebiasaan sebelum hamil:

a. Frekuensi makan : 3x/hari

b. Frekuensi minum : 6 gelas/hari

c. Pantang makanan : Tidak ada

Selama hamil : tidak ada perubahan saat hamil

8. Pola eliminasi

Kebiasaan sebelum hamil

a. BAK

1) Frekuensi : 3-5/hari

2) Warna : Kuning jernih

3) Bau : Khas amoniak

4) Masalah : tidak ada

b. BAB

1) Frekuensi : 1x/hari

2) Konsistensi : Lunak

3) Masalah : Tidak ada

Kebiasaan selama hamil

a) BAK

1) Frekuensi : 5-7x/hari

2) Warna : Kuning jernih

3) Bau : Khas amoniak

4) Masalah : tidak ada


79

b) BAB

1) Frekuensi : 1-2x/hari

2) Konsistensi : Lunak

3) Masalah : Tidak ada

9. Pola Istirahat/Tidur

Kebiasaan sebelum hamil

a) Siang : ±1 jam (pada pukul : 13.00- 14.00 wita )

b) Malam : ± 8 jam (pada pukul : 21.00- 05.00 wita)

c) Masalah : tidak ada

Kebiasaan selama hamil

a) Siang : ±2 jam (pada pukul : 13.00- 15.00 wita )

b) Malam : ± 8 jam (pada pukul : 21.00- 05.00 wita)

c) Masalah : tidakada

10. Pola kebersihan diri ( personal hygiene )

a) Kebersihan rambut : keramas 3x seminggu menggunakan

shampoo

b) Kebersihan badan : mandi 2x sehari

c) Kebersihan gigi/mulut :sikat gigi setiap kali mandi dan

sebelum tidur malam menggunakan pasta gigi

d) Kebersihan kuku tangan/kaki : dipotong setiap kali panjang

e) Kebersihan genetalia/anus : dibersihkan setiap BAB/BAK

f) Kebersihan pakaian : diganti setiap kali kotor dan

sesudah mandi
80

Tidak ada perubahan pola kebersihan diri sebelum dan selama

Kehamilan.

c. Pengetahuan Ibu Hamil

Ibu mengerti mengenai pentingnya pemeriksaan kesehatan di fasilitas

kesehatan

d. Data Sosial

1. Dukungan suami : suami ibu sangat senang dan mendukung

Atas kehamilan ibu

2. Dukungan keluarga : keluarga sangat senang atas kehamilan

ibu

3. Masalah : tidak ada

e. Pemeriksaan

1. Pemeriksaan fisik umum

a) Keadaan umum ibu baik

b) Kesadaran composmentis

c) BB sebelum hamil: 55 kg

BB hamil: 66 kg

d) TB : 157 cm

e) LILA :25 cm

f) Tanda-tanda vital

TD : 120/90 mmHg

S : 36,50c

N : 80x/menit
81

P : 20x/menit

2. Pemeriksaan khusus

a) Rambut/kepala

Inspeksi :rambut hitam, pendek, tidak ada ketombe, kulit kepala

Nampak bersih

Palpasi : tidak ada massa/benjolan

b) Wajah

Inspeksi :ekspresi wajah tenang, tidak pucat, tidak ada cloasma

gravidarum

Palpasi : tidak ada oedema pada wajah

c) Mata

Inspeksi : simetris kiri dan kanan, sclera tidak ikterus dan

konjungtiva tidak anemis

d) Hidung

Inspeksi :lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada secret,

dan tidak ada polip

e) Mulut/gigi

Inspeksi :mukosa bibir lembab, tidak pucat, tidak ada caries, ada

gigi tanggal.

f) Telinga

Inspeksi :simetris kiri dan kanan, tidak ada secret, dan telinga

terbentuk sempurna.
82

g) Leher

Inspeksi :tidakterlihat adanya pembesaran kelenjar tiroid dan tidak

ada pelebaran vena jugularis

Palpasi : tidak teraba adanya pelebaran vena jugularis dan tidak

teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid, dan kelenjar getah

bening.

h) Payudara

Inspeksi : simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol, ada

hiperpigmentasi areola mammae

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, ada colostrum

jika ditekan.

i) Abdomen

Inspeksi : pembesaran perut sesuai umur kehamilan, ada linea

nigra dan striae albicans.

Palpasi :

1) Tonus otot perut tidak tegang.

2) Tidak ada nyeri tekan pada abdomen

3) Pemeriksaan Leopold

a) Leopold I : TFU 3 jari bawah procesus xyphoideus,

pada fundus teraba bokong (32 cm)

b) Leopold II : punggung kanan

c) Leopold III : presentase kepala


83

d) Leopold IV :kepala janin belum masuk PAP

(konvergen)

Lingkar Perut : 90 cm

4) TBJ :

Mc Donald : TBJ = (TFU-13) x 155 = 2,945 gram.

Jhonson : TBJ = (TFU-13)x 155 = 2,945 gr

5) Auskultasi : DJJ (+) terdengar jelas kuat dan teratur yaitu

136x/menit sisi kanan perut ibu.

j) Genetalia luar

Klien tidak bersedia dilakukan pemeriksaan genitalia luar

k) Anus

Klien tidak bersedia dilakukan pemeriksaan pada anus

l) Ekstremitas

1) Ekstremitas atas : simetris kiri dan kanan, warna kuku merah

muda, tidak ada oedema

2) Ekstremitas bawah :simetris kiri dan kanan, warna kuku merah

muda, tidak ada oedema

3) Reflex patella :Positif kiri dan kanan

f. Data Penunjang

Pemeriksaan laboratorium: HB: 14.3 gr%

II. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual

Gv Plv A0, umur kehamilan 37 minggu 7 hari, intra uterin, janin tunggal,
janin hidup, punggung kanan, presentase kepala, kepala belum masuk
PAP, keadaan ibu baik, keadaan janin baik.
84

1. Gv PIv A0

Dasar:

DS : Ibu mengatakan kehamilan sekarang adalah kehamilan yang

kelima, ibu sudah pernah melahirkan empat kali dan tidak

pernah keguguran.

DO : a. Tonus otot perut tidak tegang

b. Tampak linea nigra

c) Tampak striae albicans

Analisis dan Interpretasi:

a. Tonus otot perut tidak tegang/ longgar karena sudah pernah

meregang pada kehamilan yang lalu.

b. Linea alba pada dinding perut Nampak hitam, timbul sebagai

akibat peningkatan Melanophore Stimulating Hormone yang di

hasilkan oleh lobus anterior hipofisis

c. Striae albicans adalah garis-garis memanjang putih pada kulit

perut yang merupakan striae livide yang berubah dan terdapat

pada multigravida (Melati, 2020).

2. Umur kehamilan 37 Minggu 1 Hari

Dasar:

DS : Ibu mengatakan HPHT tanggal 28-07-2021

DO : a. Tanggal kunjungan 13-04-2022

b. TP: 5-05-2022
85

c. Palpasi Leopold I : TFU 3 jari bawah prosesusxifoideus (32

cm)

d. Palpasi Leopold IV: kepala belum masuk PAP

Analisis dan Interpretasi:

Dengan menggunakan rumus neagle, dari HPHT sampai dengan

tanggal kunjungan maka dapat diperoleh masa gestasi 37 minggu 1

hari (Usman, 2021).

HPHT : 28-07-2021

(07) = 4 hari: 4 hari

(08) = 31 hari: 4 minggu 3 hari

(09) = 30 hari: 4 minggu 2 hari

(10) = 31 hari: 4 minggu 3 hari

(11) = 30 hari: 4 minggu 2 hari

(12) = 31 hari: 4 minggu 3 hari

(01) = 31 hari: 4 minggu 3 hari

(02) = 28 hari: 4 minggu

(03) = 31 hari: 4 minggu 3 hari

(04) = 13 hari: 1 minggu 6 hari

Tanggal kunjungan 33 minggu 29 hari (4minggu 1 hari)

Umur Kehamilan = 37 minggu 1 hari.

3. Intra uterin

Dasar:

DS : Ibu tidak pernah mengalami nyeri perut selama hamil.


86

DO :

a. Tidak ada nyeri tekan pada abdome

b. Pembesaran sesuai usia kehamilan.

c. Pada palpasi Leopold I - Leopold IV, teraba jelas bagian-

bagian besar dan kecil janin.

Analisis dan Interpretesi :

Kehamilan intrau terine sejak hamil mudah dapat dipastikan, yaitu

perkembangan perut rahim sesuai umur kehamilan, janin teraba intra

uterin,tidak pernah terasa nyeri hebat pada perut dan pada saat palpasi

tidak ada nyeri tekan (Melati, 2020).

4. Janin Tunggal

Dasar:

DS : a. Ibu mengatakan tidak ada riwayat kehamilan gemeli dalam

keluarga.

b. Pergerakan janin hanya pada salah satu sisi perut ibu.

DO : a. Pembesaran sesuai umur kehamilan.

b. Pada palpasi abdomen teraba dua bagian besar janin yaitu

kepala dan bokong.

c. DJJ terdengar kuat dan jelas pada kuadran kanan bawah

perut ibu, hanya pada satu sisi.

Analisis dan Interpretesi

Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan, saat palpasi teraba

satu punggung, satu kepala, dan bagian kecil janin, DJJ terdengar
87

dominan hanya pada satu sisi dan ibu merasakan pergerakan janin

selalu hanya pada satu sisi menandakan janin tunggal. (Melati, 2020).

5. Janin Hidup

Dasar:

DS : Ibu merasakan pergerakan janin sejak umur kehamilan 16

Minggu hingga sekarang.

DO : a. DJJ (+), terdengar jelas, kuat dan teratur pada saat

auskultasi pada sisi kanan perut ibu.

b. Frekuensi : 136x/menit

Analisis dan Interpretasi:

Gerakan janin juga bermula pada usia kehamilan 12 minggu, tetapi

baru dapat dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan 16-20 minggu

karena di usia kehamilan tersebut, dinding uterus mulai menipis dan

gerakan janin menjadi lebih kuat.Jantung janin mulai berdenyut sejak

awal kehamilan minggu keempat setelah fertilisasi tetapi baru dirasakan

pada usia kehamilan 20 minggu bunyi jantung janin dapat dideteksi

dengan fetoskop (Melati, 2020).

6. Punggung kanan

Dasar:

DS : Ibu merasakan gerakan janin di perut sebelah kiri

DO : a. Leopold II : Punggung kanan

b. DJJ (+), terdengar jelas, kuat dan teratur pada saat

auskultasi pada sisi kanan perut ibu.


88

Analisis Dan Interpretasi

Pada palpasi Leopold II bagian kanan ibu teraba datar, panjang dan

keras seperti papan dan pada bagian kanan perut ibu teraba bagian-

bagian terkecil dari janin (Melati, 2020).

7. Presentase Kepala

Dasar:

DS :-

DO : a. Palpasi Leopold I : TFU 3 jari bawah prosesusxifoideus,

pada fundus teraba bulat, lunak dan tidak melenting yaitu

bokong.

b. Palpasi Leopold III : teraba keras, bundar dan melenting

yaitu kepala.

Analisis dan Interpretasi:

Terabanya lunak, bundar dan tidak melenting yaitu bokong pada fundus

saat leopold I dan apabila teraba keras, bundar dan melenting yaitu

kepala disegmen bawahrahim pada Leopold III menjadi indicator

diagnose bahwa presentase kepala (Intan Permata Sari & Resyana,

2020).

8. Kepala belum masuk PAP

Dasar:

DS :-

DO : Pada palpasi Leopold IV, jari-jari tangan masih dapat bertemu

(konvergen)
89

Analisis dan Interpretasi:

Saat palpasi Leopold IV, jika kedua tangan masih bertemu konvergen

menandakan Kepala belum masuk PAP (Romadona, 2019).

9. Keadaan umum Ibu Baik

Dasar:

DS : Ibu tidak sedang menderita/tidak pernah menderita penyakit

menular ataupun penyakit keturunan.

DO : a. kesadaran ibu composmentis

b. TTV dalam batas normal

TD : 120/90 mmHg

S : 36,50c

N : 80x/menit

P : 20x/menit

c. Wajah tidak pucat, tidak ada oedema pada wajah,

konjungtiva tidak anemis dan sclera tidak ikterus

Analisis dan Interpretasi:

Tanda – tanda vital dalam batas normal, tidak ada oedema pada

wajah, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus, ibu dapat

berkomunikasi dengan baik, menunjukkan keadaan umum ibu baik

(Usman, 2021).

10. Keadaan umum janin baik

Dasar:

DS : ibu mengatakan gerakan janin aktif dirasakan


90

DO : DJJ (+) 136x/menit terdengar jelas, kuat dan teratur

Analisis dan Interpretasi:

Dengan dirasakannya gerakan janin oleh ibu dan terdengarnya DJJ

melalui auskultasi dan hasilnya DJJ dalam batas normal menandakan

keadaan umum janin baik (Hilmiah, 2010).

III. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial

Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial.

IV. Tindakan Segera/Kolaborasi

Tidak ada data yang mendukung untuk dilakukannyatindakansegera/k

olaborasi.

V. Rencana Asuhan

A. Tujuan

1. Kehamilan berlangsung normal

2. Keadaan umum ibu dan janin baik

3. Mendeteksi dini adanya kemungkinan terjadi komplikasi.

B. Kriteria Keberhasilan

1. Pembesaran perut sesuai usia kehamilan saat ini usia kehamilan

ibu 37 minggu 1 hari.

2. Tidak ditemukan salah satu tanda bahaya / komplikasi kehamilan

3. TTV dalam batas normal yaitu:

- Keadaan Ibu :

TD : 110/70 – 130/90 mmHg

N : 60 – 90 x / menit
91

S : 36,5oC – 37,5 ° C

P : 16 – 24 x / menit

- Keadaan Janin :

DJJ : 120 – 160x / menit

C. Rencana Asuhan

1. Beritahu ibu tindakan yang akan dilakukan.

Rasional : agar ibu mengetahui tindakan yang akan dilakukan.

2. Beritahu hasil pemeriksaan keadaan umum dan tanda-tanda vital

Rasional: merupakan pemeriksaan kesehatan yang rutin dilakukan,

patokan untuk mengetahui keadaan umum ibu.

3. Berikan health education pada ibu tentang:

a. Istirahat/tidur

Rasional: istirahat yang cukup dapat menjaga stamina dengan

mengurangi beban kerja jantung yang mengalami peningkatan

karena kehamilan

b. Pola nutrisi

Rasional: untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dan cairan tubuh ibu.

4. Kenalkan pada ibu 10 tanda bahaya dalam kehamilan

Rasional: dengan mengenalkan kepada ibu tentang 10 tanda bahaya

dalam kehamilan ibu akan memudahkan kemungkinan yang akan

terjadi yang dapat mempengaruhi ibu dan janin.

5. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama kebersihan

genetalianya.
92

Rasional :kebersihan yang kurang di perhatikan dapat menyebabkan

kesehatan ibu terganggu terutama pada alat genetalianya.

6. Anjurkan ibu untuk senam hamil /olahraga ringan.

Rasional : untuk relaksasi otot-otot dasar panggul menjelang

persalinan.

7. Anjurkan kepada ibu untuk mengonsumsi obat yang diberikan

Rasional: agar dapat menunjang kesehatan ibu dan janin

8. Lakukan pendokumentasian pada buku KIA ibu

Rasional : sebagai bukti pertanggung jawaban atas tindakan yang

dilakukan pada pasien.

VI. Implementasi

Tanggal 13-04-2022 Pukul. 10.00 wita

1. Memberitahu ibu tindakan yang akan dilakukan pemeriksaan dari ujung

rambut sampai ujung kaki.

2. Memberitahu hasil pemeriksaan keadaan umum ibu dan TTV:

TD : 120/90 mmHg

S : 36,50c

N : 80x/menit

P : 20x/menit

3. Memberitahu ibu health education tentang:

a. Istirahat/tidur yang cukup

b. Pola nutrisi

4. Mengenalkan pada ibu 10 tanda bahaya dalam kehamilan:


93

a. Sakit kepala yang hebat

b. Penglihatan kabur

c. Nyeri epigastrium

d. Hipertensi

e. Oedema

f. Gerakan janin berkurang

g. Perdarahan pervaginam

h. Mual muntah berlebihan

i. Kejang

j. Demam tinggi atau menggigil.

5. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama kebersihan

genetalianya.

6. Menganjurkan ibu untuk senam hamil /olahraga ringan.

7. Menganjurkan pada ibu untuk mengonsumsi obat yang diberikan

8. Melakukan pendokumentasian pada buku KIA ibu

VII. Evaluasi

Tanggal 13-04-2022 pukul 10.30 wita

1. Ibu mengetahui tindakan yang akan dilakukan.

2. Ibu mengetahui hasil pemeriksan.

3. Ibu mengetahui dan mengerti dengan health education yang diberikan

4. Ibu mengerti mengenai tanda dan bahaya dalam kehamilan

5. Ibu bersedia melakukan anjuran bidan untuk menjaga kebersihan diri

terutama kebersihan genetalianya.


94

6. Ibu bersedia melakukan anjuran bidan untuk melakukan senam hamil

/olahraga ringan.

7. Ibu bersedia bersedia mengonsumsi obat yang diberikan

8. Telah dilakukan pendokumentasian.

Kunjungan II Trimester III : UsiaKehamilan 40 Minggu 3 hari

Tanggal Kunjungan : 29 April 2022

A. Subyektif (S) :

1. Ibu mengatakan kehamilan sekarang adalah kehamilan yang kelima,

ibu pernah melahirkan empat kali, dan tidak pernah keguguran.

2. Ibu mengatakan HPHT tanggal 28-07-2021

3. Ibu datang memeriksakan kehamilannya dan tidak ada keluhan yang

dirasakan ibu.

B. Obyektif (O):

1. Keadaan umum ibu dan janin baik

2. Kesadaran composmentis

3. TP : 5-05-2022

4. Pemeriksaan fisik umum

a. Kesadaran composmentis

b. Berat badan : 68 kg

c. TTV

TD :120 /80 mmHg

S :36,5 ºC

N :84x/menit
95

P :24x/menit

5. Pemeriksaan Fisik Khusus

Abdomen:

Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea alba dan striae

albicans

Palpasi : a. tidak ada nyeri tekan

b. Tonus ototperut tidak tegang

c. Leopold I : TFU pertengahan antara prosesus

xifoideus dan pusat (33 cm), pada fundus teraba bokong.

a. Leopold II : Punggung kanan

b. Leopold III : Presentase kepala

c. Leopold IV : kepala belum masuk PAP (konvergen)

d. Auskultasi : DJJ (+) 140x/menit terdengar jelas, kuat,

dan teratur dikuadran kanan bawah perut ibu

e. TFU :33cm,Lingkar Perut :91 cm,TBJ : 33x91= 3,003gram.

C. Assesment (A)

GvPIvA0, umur kehamilan 40 minggu 3 hari, intra uterine, janin tunggal,

janin hidup, punggung kanan, presentase kepala, kepala belum masuk

PAP, keadaan ibu baik, keadaan janin baik.

D. Planning (P):

1. Memberitahu ibu tindakan yang akan dilakukan

Hasil: ibu mengetahui tindakan yang diberikan

2. Memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan.


96

Hasil : Ibu mengerti penjelasan bidan

3. Memberikan health education pada ibu tentang mobilisasi dalam

bentuk jalan kaki pagi hari sekitar 10-15 menit untuk memudahkan

ibu dalam

proses persalinan, melancarkan sirkulasi darah, pengurangi

pembengkakan.

Hasil : ibu mengerti dengan health education yang diberikan bidan

4. Mengenalkan pada ibu tanda-tanda persalinan

a. Rasa sakit/mules diperut dan menjalar keperut bagian bawah sampai

kepinggang bagian belakang

b. Rasa sakit ini terjadi secara teratur dan semakin lama semakin

sering

c. Adanya pengeluaran lender campur darah dari vagina

Hasil :ibu mengerti dengan tanda-tanda persalinan yang diberikan

5. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan perlengkapan sebelum

persalinan seperti persiapan dana, pakaian bayi dan lain-lain

Hasil: ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan bidan

6. Melakukan pendokumentasian pada buku KIA ibu

Hasil : Telah dilakukan pendokumentasian

B. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan

Kala I Persalinan (Tanggal : 1 Mei 2022)

Tanggal Masuk PMB : 1 Mei 2022 Pukul 07.30 WITA

Tanggal Pengkajian : 1 Mei 2022 Pukul 07.30 WITA


97

I. Identifikasi Data Dasar

a. Data Biologis/Fisiologis

1. Keluhan utama : Ibu masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut

tembus belakang disertai pengeluaran lender campur darah sejak

pukul 04.30 WITA.

2. Riwayat keluhan utama

a. Mulai timbulnya : sejak tanggal 1-05-2022 pukul 04.30 WITA

b. Sifat keluhan : hilang timbul

c. Lokasi keluhan : nyeri pada daerah perut bagian bawah tembus

belakang

d. Faktor pencetus : adanya kontraksi uterus

e. Keluhan yang menyertai : tidak ada

f. Pengaruh keluhan terhadap aktivitas tubuh :istirahat ditempat

tidur, sambil menarik napas panjang dan mengelus-elus daerah

sekitar nyeri.

3. Pola Nutrisi :selama inpartu nafsu makan ibu menjadi berkurang

karena sakit yang dirasakan

4. Pola eliminasi: selama inpartu ibu mengatakan telah BAK lebih dari 3

kali dan belum BAB

5. Pola Istirahat/Tidur: selama inpartu kebutuhan istirahat dan tidur

terganggu karena sakit yang dirasakan.

6. Pola kebersihan diri (personal hygiene): Selama inpartu ibu belum

membersihkan dirinya sendiri


98

b. Pemeriksaan

1. Pemeriksaan fisik umum

a) Keadaan umum ibu baik

b) Kesadaran composmentis

c) Tanda-tanda vital

TD : 120/80 mmHg

S : 36,5 º c

N : 80 ×/ menit

P : 20 ×/ menit

2. Pemeriksaan khusus:

a) Rambut/kepala

Inspeksi :rambut hitam, pendek, tidak ada ketombe, kulit kepala

Nampak bersih

Palpasi :tidak ada massa/benjolan.

b) Wajah

Inspeksi :ekspresi wajah tenang, tidak pucat, tidak ada cloasma

gravidarum

Palpasi :tidak ada oedema.

c) Mata

Inspeksi :simetris kiri dan kanan, sclera tidak ikterus dan

konjungtiva tidak anemis

d) Hidung
99

Inspeksi :lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada secret,

dan tidak ada polip

e) Mulut/gigi

Inspeksi :mukosa bibir lembab, tidak pucat, tidak ada caries, ada

gigi tanggal

f) Telinga

Inspeksi :simetris kiri dan kanan, tidak ada secret, dan telinga

terbentuk sempurna

g) Leher

Inspeksi :tidakterlihat adanya pembesaran kelenjar tiroid dan tidak

ada pelebaran vena jugularis

Palpasi : tidak teraba adanya pelebaran vena jugularis dan tidak

teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid, dan kelenjar getah

bening.

h) Payudara

Inspeksi :simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, ada

hiperpigmentasi areola mammae

Palpasi :tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, ada colostrum

jika ditekan.

i) Abdomen

Inspeksi :pembesaran perut sesuai umur kehamilan 40 minggu 5

hari ada linea alba dan striae albican.

Palpasi :
100

1) Tonus otot perut tidak tegang.

2) Tidak ada nyeri tekan

3) Pemeriksaan Leopold

e) Leopold I : TFU pertengahan antara procesus

xyphodeus dan pusat

f) Leopold II : punggung kanan

g) Leopold III : presenta sekepala

h) Leopold IV : kepala janin sudah masuk PAP (divergen)

2/5

4) Auskultasi : DJJ (+) terdengar jelas kuat dan teratur yaitu

140x/menit.

5) TFU : 33 cm, Lingkar Perut: 91 cm, TBJ : (33-11)x 155 = 3.410

gram.

j) Genetalia luar

Inspeksi :Pengeluaran lendir bercampur darah,perineum

menonjol,tidak ada varises.

Palpasi :Tidak ada oedema dan pembesaran kelenjar bhartolini.

k) Pemeriksaan dalam

Pukul 07.40 WITA dengan indikasi untuk mengetahui kemajuan

persalinan

Dinding Vagina : Elastis

Portio : Tipis

Pembukaan : 8 cm
101

Ketuban : Masih Utuh (+)

Presentase : Kepala

Posisi : Ubun-Ubun Kecil kiri Depan

Molase : Tidak Ada

Penurunan Kepala : Hodge III

KesanPanggul : Normal

Pelepasan : Pengeluaran Lendir Campur Darah

1) Pada pukul 08.30 WITA dengan indikasi ketuban pecah dan ibu

meraskan dorongan untuk meneran.

Dinding vagina: elastic

Portio : tidak ada

Pembukaan : 10 cm

Ketuban : pecah spontan (jernih)

Presentasse : kepala

Posisi : ubun-ubun kecil depan

Molase : tidak ada

Penurunan kepala: hodge IV

Kesan panggul : normal

Pelepasan : pengeluaran lender.

l) Anus

Inspeksi : tidak ada hemoroid

Palpasi : tidak ada oedema

m) Ekstremitas
102

1) Ekstremitas atas :simetris kiri dan kanan, warna kuku merah

muda, tidak ada oedema.

2) Ekstremitas bawah :simetris kiri dan kanan, warna kuku

merah muda, tidak ada oedema.

c. Data Sosial

1. Dukungan suami : suami memenuhi kebutuhan istri dan

menemani ibu dalam menghadapi persalinannya.

2. Dukungan keluarga : keluarga sangat bahagia

d. Data Penunjang

Tidak di lakukan pemeriksaan darah ,urin, usg dan pemeriksaan lain.

II. Identifikasi Diagnosa /Masalah Aktual

GvPIvA0 umur kehamilan 40 minggu 5 hari, kehamilan intra uterin, janin

tunggal, janin hidup, punggung kanan,presentase kepala, bagian

terendah janin sudah masuk PAP (2/5), inpartu kala I fase aktif dengan

masalah nyeri perut tembus belakang disertai pengeluaran lendir

bercampur darah, keadaan umum ibu dan janin baik.

1. Gv PIv A0

Dasar

DS : Ibu mengatakan kehamilan sekarang adalah kehamilan yang

kelima, ibu sudah pernah melahirkan empat kali dan tidak

pernah keguguran.

DO : a. Tonus otot perut tidak tegang

b. Tampak linea alba


103

d) Tampak striae albicans

Analisis Dan Interpretasi

Tonus otot perut tidak tegang/ longgar karena sudah pernah meregang

pada kehamilan yang lalu. Linea alba pada dinding perut Nampak

hitam, timbul sebagai akibat peningkatan Melanophore Stimulating

Hormone yang di hasilkan oleh lobus anterior hipofisis. Striae albicans

adalah garis-garis memanjang putih pada kulit perut yang merupakan

striae livide yang berubah dan terdapat pada multigravida (Melati,

2020).

2. Umur kehamilan 40 Minggu 5 Hari

Dasar

DS : Ibu mengatakan HPHT tanggal 28-07-2021

DO : a. Tanggalpengkajian: 1-05-2021, TP 05-05-2022

b. Palpasi Leopold I : TFU pertengahan antara prosesus

xyfoideus dan pusat.

c. Palpasi Leopold IV: kepala sudah masuk PAP (2/5)

Analisis dan interprestasi

Dari tanggal haid terakhir yaitu 28-07-2021 dengan pengkajian yaitu

tanggal 1-05-2022 terhitung umur kehamilan 40 minggu 5 hari.(Melati,

2020).

3. Kehamilan Intra uterine

Dasar

DS : Ibu tidak pernah merasakan nyeri hebat selama hamil


104

DO : a. Pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan.

b. Tidak ada nyeri tekan pada daerah abdomen saat palpasi.

Analisis dan interprestasi:

Tidak ada nyeri tekan pada abdomen serta ibu tidak pernah merasakan

nyeri perut hebat selama hamil, menunjukkan bahwa janin tumbuh dan

berkembang didalam uterus tepatnya dicavum uteri (Intan Permata Sari

& Resyana, 2020).

4. Janin Tunggal

Dasar

Ds : a. Ibu mengatakan tidak ada riwayat kehamilan gemeli dalam

keluarga.

b. Pergerakan janin hanya pada salah satu sisi perut ibu.

Do : a. Pembesaran sesuai umur kehamilan.

b. Pada palpasi abdomen teraba dua bagian besar janin yaitu

kepala dan bokong.

c. DJJ terdengar kuat dan jelas pada kuadran kanan bawah

perut ibu, hanya pada satu sisi.

Analisis dan Interpretesi

Pada palpasi abdomen, teraba 3 bagian besar janin (bokong, punggung

dan kepala ) mengidentifikasikan bahwa janin tunggal (Nycen Sari,

2022).

5. Janin hidup

Dasar
105

DS : Ibu mengatakan pertama kali merasakan pergerakan janinnya

Sejak umur kehamilan 16 minggu sampai sekarang.

DO : a. DJJ (+), terdengar jelas, kuat. dan teratur pada saat

auskultasi pada sisi kanan perut ibu.

b. Frekuensi : 140x/menit

Analisis dan interprestasi

DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur dengan Doppler atau leneck dan

ibu merasakan janinnya bergerak, menunjukan janin hidup (Nycen Sari,

2022).

6. Punggung kanan

Dasar

DS : Ibu mengatakan pergerakan janin mulai dirasakan sejak umur

kehamilan 16 minggu sering, kuat sampai sekarang dan paling

sering di sisi kiri ibu.

DO : Leopold II pada bagian kanan perut ibu teraba keras, datar

seperti papan yaitu punggung dan pada bagian kanan perut

ibu teraba bagian-bagian terkecil janin (kaki dan tangan).

Analisis dan interprestasi:

Adanya bagian yang teraba keras, lebar dan datar seperti papan

menandakan punggung janin yang teraba pada satusisi perut ibu

sedangkan sisi lain teraba bagian kecil janin (Mulki et al., 2021).

7. Presentasi kepala

Dasar:
106

DS : -

DO : a. Palpasi Leopold I : TFU pertengahan antara prosesus

xyfoideus dan pusat, pada fundus teraba bulat,tidak keras

dan tidak melenting yaitu bokong

b. Palpasi Leopold III : teraba keras, bundar dan melenting

yaitu kepala.

Analisa dan interprestasi

Pada leopold I terabanya lunak, bundar dan tidak melenting yaitu

bokong pada fundus dan pada leopold III teraba keras, bundar dan

melenting yaitu kepala disegmen bawah rahim menjadi indicator

diagnose bahwa presentase kepala (Oktarina, 2015).

8. Bagian terendah janin sudah masuk PAP (2/5)

Dasar:

DS :-

DO : a. Pada palpasi Leopold IV, jari-jari tangan tidak dapat

bertemu (divergen)

b. Pada pemeriksaan dalam bagian terendah janin turun

setinggi spina ishiadika kiri dan kanan

Analisis dan Interpretasi:

a. Saat palpasi Leopold IV, jika kedua tangan divergen menandakan

kepala sudah masuk PAP.


107

b. Bagian terbawah janin turun 2/5 pada pemeriksaan dalam bagian

terbawah janin berada pada Hodge III yaitu setinggi spina ishiadika

kiri dan kanan(LESTARI, 2020).

9. Inpartu kala I FaseAktif

Dasar

DS : Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah tembus belakang

Disertai pengeluaran lender campur darah sejak jam 04.30

Wita

DO : a. Tampak pengeluaran lender campur darah pada Vulva

b. Kontraksi uterus 5x dalam 10 menit,durasi 45detik, kuat dan

teratur

c. Pemeriksaan dalam

1) Dinding Vagina : Elastis

2) Portio : Tipis

3) Pembukaan : 8cm

4) Ketuban : Masih Utuh (+)

5) Presentase : Kepala

6) Posisi : Ubun-Ubun Kecil Kiri Depan

7) Molase : Tidak Ada

8) PenurunanKepala : Hodge III

9) KesanPanggul : Normal

10) Pelepasan :Pengeluaran Lendir Campur

Darah
108

Analisis dan interprestasi

Saat plasenta sudah tua, terjadi insufisiensi sehingga kadar

progesterone menurun dan estrogen meningkat menyebabkan

kekejangan terjadi pada pembuluh darah sehingga timbul his.

Selama kehamilan, terjadi peningkatan kadar lender serviks lebih kental

dan saat serviks mulai tertarik dan menipis karena kontraksi lender

serviks akan keluar melalui vagina bercampur darah dan hormone

prostaglandin member pengaruh terhadap Benu-Benuang dan

melembutnya serviks uteri (Melati, 2020).

10. Keadaan ibu dan janin baik

Dasar

DS : Ibu telah merasakan pergerakan janin sejak umur kehamilan

16 minggu.

DO : a. Kesadaran ibu composmentis

b. Tanda – tanda vital ibu dalam batas normal :

TD : 120/80 mmHg

S : 36,5 º c

N : 80 ×/ menit

P : 20 ×/ menit

c. Tidak ada oedema pada wajah dan ekstremitas.

d. Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus.

e. DJJ (+), terdengar jelas dan kuat dengan frekuensi 140x/

menit.
109

Analisis dan interpretasi

Kesadaran ibu composmentis, TTV dalam batas normal, tidak ada

oedema pada wajah dan ekstremitas, konjungtiva tidak anemi, serta

sklera tidak ikterus menunjukkan keadaan ibu baik.

Janin dalam keadaan baik dimana detak jantungnya terdengar jelas

dan kuat serta frekuensinya dalam batas normal yaitu 120 – 160 x /

menit (WIDIASTUTI et al., 2016).

11. Masalah nyeri perut tembus belakang.

Dasar

DS : Ibu mengeluh perut nyeri bagian bawah tembus belakang

Sejak pukul 04.30 wita, sifatnya hilang timbul dan menggangu.

DO : a. Kontraksi uterus 5x dalam 10 menit,durasi 45detik,kuat

dan teratur

b. Tampak pengeluaran lendir bercampur darah.

Analisis dan interpretasi

Nyeri his disebabkan oleh anoxia dari sel–sel otot waktu kontraksi,

tekanan pada ganglion dalam serviks dan segmen bawah rahim oleh

serabut otot – otot yang berkontraksi atau regangan dari serviks karena

kontraksi atau regangan dan tarikan peritoneum waktu kontraksi.

Lendir yang bercampur darah ini berasal dari lender kanalis karena

serviks mulai membuka atau mendatar sedangkan darahnya berasal

dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada disekitar kanalis


110

servikalis pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks

membuka (Karlina, 2014).

III. Identifikasi Diagnosa /Masalah Potensial

Tidak ada data yang mendukung terjadinya masalah potensial.

IV. Evaluasi Perlunya Tindakan Segera / Kolaborasi

Tidak ada data yang mendukung perlunya tindakan segera atau

kolaborasi.

V. Rencana Asuhan

A. Tujuan

1. Ibu dapat beradaptasi terhadap nyeri akibat kontraksi uterus.

2. Ibu mendapat dukungan psikologis dari keluarga dan petugas.

3. Kala I dapat berlangsung normal.

4. Keadaan ibu dan janin baik.

B. Kriteria keberhasilan

1. Ibu bisa menerima nyeri yang dirasakan saat kontraksi

2. Ibu dapat menerima dukungan dari keluarga dan petugas.

3. Kala I berlangsung normal

4. Tanda – tanda vital ibu dan DJJ dalam batas normal :

Keadaan umum ibu :

TD : 110/70 – 130/90 mmHg

N : 60 – 90 x / menit

S : 36,5oC – 37,5 ° C

P : 16 – 24 x / menit
111

Keadaan janin:

DJJ : 120 – 160x / menit

C. Rencana asuhan

1. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu

Rasional : Agar ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang dilakukan

2. Beri informasi tentang nyeri kala I.

Rasional :Agar ibu mengerti bahwa nyeri yang dirasakan

disebabkan oleh kontraksi uterus.

3. Beri dukungan pada ibu.

Rasional :Dukungan yang baik dalam memberikan semangat dan

sikap optimis seorang ibu dalam menghadapi persalinan.

4. Anjurkan ibu untuk berjalan.

Rasional : agar mempermudah proses persalinan serta

mempercepat turunnya kepala

5. Anjurkan ibu untuk memilih posisi yang menguntungkan bagi janin

dengan tidur miring ke salah satu sisi secara bergantian.

Rasional :Tidur miring ke salah satu sisi secara bergantian dapat

meningkatkan oksigenasi janin karena tidur miring di salah satu

sisi mencegah penekanan vena kava inferior oleh uterus yang

berkontraksi.

6. Observasi kontraksi uterus ( his ) setiap 30 menit

Rasional :Untuk mengetahui kontraksi yang adekuat pada saat

ada his.
112

7. ObservasiTanda – tanda vital dan Detak Jantung Janin.

Rasional :Dengan mengobservasi TTV ibu dan keadaan janin

akan dapat membantu tindakan selanjutnya.

8. Beri ibu makan dan minum sebagai sumber kalori.

Rasional :Makan dan minum dapat mencegah dehidrasi dan

kelelahan serta member kekuatan saat mengedan dalam proses

persalinan.

9. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih.

Rasional :Agar kontraksi uterus tidak terganggu dengan kandung

kemih yang penuh.

10. Ajarkan pada ibu untuk mengedan yang baik dan benar saat ada

his.

Rasional :His dan proses mengedan yang baik dan benar

berguna untuk proses persalinan.

11. Persiapan alat pakai.

Rasional : Agar dalam melakukan suatu tindakan berjalan

dengan lancar karena semua alat telah disiapkan dengan baik

dan ergonomis.

12. Dokumentasi hasil pemantauan pada partograf.

Rasional :Dokumentasi dengan partograf dapat mempermudah

dalam mengambil keputusan klinik dan rencana asuhan

selanjutnya
113

13. Evaluasi perlangsungan kala I.

Rasional :Untuk mengetahui perlangsungan kala I apakah

normal atau tidak.

VI. Implementasi

Tanggal 1-05-2022

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.

2. Memberikan informasi tentang nyeri pada kala I.

3. Memberikan dukungan pada ibu.

4. Menganjurkan ibu untuk berjalan.

5. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang menguntungkan bagi

janin dengan tidur miring ke salah satu sisi secara bergantian.

6. Mengobservasi kontraksi uterus dan DJJ

jam Kontraksi Nadi DJJ

frekuensi Durasi

07.40 5x/10 45’45’45’45’45 80x/menit 140x/menit

menit

08.10 5x/10 45’45’45’45’45 80x/menit 145x/menit

menit

08.40 5x/10 50’50’50’50’50 84x/menit 140x/menit

menit
114

7. Mengobservasi Tanda – tanda vital

jam Tekanan Darah Suhu Pernafasan

07.40 120/80 mmHg 36,5c 20x/menit

8. Memantau kemajuan persalinan dengan vagina touche (VT) setiap 4

jam.

9. Memberi ibu makan dan minum sebagai sumber kalori.

10. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih.

11. Mengajarkan pada ibu untuk mengedan yang baik dan benar saat ada

his.

12. Persiapkan alat pakai

a. Dalam bak partus

1) 2 pasang handscone

2) 2 buah klem koher

3) 1 buah ½ koher

4) 1 buah gunting tali pusat

5) 2 buah pengikat tali pusat

6) Kasa secukupnya

b. Di luar bak partus

1) Nerbeken

2) Timbangan bayi

3) Tensi meter

4) Stetoscope
115

5) Leanec

6) Betadine

7) Celemek

8) Larutan clorin

9) Air DTT

10) Tempat sampah basah dan kering

11) Spuit 3 cc

c. Hecting set

1) 1 buah gunting

2) 1 buah nalfuder

3) 1 buah jarum hecting

4) Benang catgut

5) 1 buah pingset

6) Kapas secukupnya

7) Kasa secukupnya

d. Persiapan obat – obatan

1) Oxytocin 2 ampul

e. Persiapan pakaian ibu

1) Baju

2) Gurita

3) Duk / softeks

4) Pakaian dalam

5) Alas bokong
116

6) Waslap

f. Pakaian bayi

1) Handuk

2) Sarung

3) Baju bayi

4) Kaos tangan dan kaki

5) Loyor

13. Mendokumentasikan hasil tindakan pada partograf.

14. Mengevaluasi perlangsungan kala I normal 4 jam (04.30-08.30)

VII. Evaluasi

Tanggal 1-05-2022

1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang dilakukan bidan.

2. Ibu mengerti dengan informasi tentang nyeri kala I.

3. Ibu menyambut dukungan dari bidan.

4. Menganjurkan ibu untuk berjalan.

5. Ibu memilih posisi yang menguntungkan bagi janin yaitu miring ke kiri.

6. Hasil pemantauankontraksi 5x dalam 10 menit dengan durasi 45 detik

7. Tanda – tanda vital ibu dan DJJ dalam batas normal.

Keadaan Ibu:

TD: 120/80 mmHg

N :80x/menit

S :36,5

P :20x/menit
117

Keadaan Janin:

DJJ: 140x/menit

8. Ibu diberi makan dan minum

9. Kandung kemih ibu kosong

10. Ibu mengerti dengan cara mengedan yang baik dan benar saat ada

his.

11. Persiapan alat lengkap.

12. Kala I berlangsung normal selama 4 jam (Pukul 04.30-08.30 WITA)

Pukul 08.30 WITA dengan indikasi ketuban pecah dan ibu merasakan

dorongan untuk meneran.

13. Partograf terlampir.

KALA II PERSALINAN (Tanggal: 01-05-2022)

SUBJEKTIF (S)

Ibu mengatakan mules yang semakin sering dan kuat, ada rasa ingin

meneran seperti ingin BAB yang tidak bias ditahan setiap ada his.

OBJEKTIF (O)

1. Keadaan umum :Baik

a) Kesadaran :Composmentis

b) TTV

TD : 120/80 mmHg

N : 84×/ menit

S : 36,5 º c

P : 24 ×/ menit
118

c) Abdomen

His : 5x dalam 10 menit, lamanya 50 detik

DJJ : 144x/mnt, regular

5. Pemeriksaan dalam jam 08.30 WITA :

- Vulva/vagina : elastic

- Portio :tidak teraba

- Pembukaan : 10 cm

- Ketuban :pecahspontan (Jernih)

- posisi UUK :ubun-ubun kecil depan

- molase : tidak ada

- penurunan kepala :hodge IV

- kesan panggul : normal

- pelepasan : lender bercampur darah

6. Genitalia

Terlihat ada dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum

menonjol, vulva dan sfingter ani membuka.

ASSESMENT (A):

GvPIvA0 umur kehamilan40minggu 5 hari, Inpartu kala II, kehamilan intra

uterin, janin tunggal, janin hidup, punggung kanan, presentase kepala,

bagian terendah janin sudah masuk PAP, keadaan umum ibu dan janin

baik.
119

PLANNING (P):

1. Memberitahu pada keluarga hasil pemeriksaan, bahwa ibu akan segera

melahirkan.

Hasil :Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan

2. Memberikan dukungan kepada ibu dengan tetap menghadirkan

keluarganya.

Hasil :Ibu ditemani suaminya.

3. Mempersiapkan diri dengan memakai celemek, masker, mencuci

tangan.

Hasil :Obat dan alat sudah didekatkan.

4. Menjaga kebersihan ibu dengan segera membersihkan

lender dan darah dari jalan lahir.

Hasil : Darah dan lendertelah dibersihkan.

5. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi meneran yaitu setengah duduk,

ataujongkok.

Hasil :Ibumemilih posisi setengah duduk.

6. Mengajarkan ibu untuk meneran jika ada mules ibu tarik nafas panjang

dan meneran dengan menarik kaki sampai

menyentuh dada dan melihat keperut.

Hasil :Ibu mengerti dan bias melakukannya saat ada mules.

7. Memimpin persalinan pada saat adahis,ibu dipimpin meneran

dan dipuji,pada saat tidak adahis,ibu dipersilahkan

istirahat dan mengatur nafas,serta memberikan minum.


120

Hasil :Ibumau meneran saat dipimpin dan ibu mau minum.

8. Menganjurkan ibu untuk berdoa sesuai dengan keyakinannya.

Hasil :Ibumau berdoa dan dibantu keluarganya

9. Melakukan pertolongan persalinan

a.Pembukaanlengkap,ibu ingin meneran,penolong memasang handuk

diatas perut ibu dan memasang alas bokong pada bokong

ibu,ibu dipimpim meneran saat ada his dengan tangan merangkul

kedua lutut kearah dada dan menempelkan dagu kedada dengan

melihat keperut.

Hasil :Handuk dan alas bokong telah terpasang, dan ibu bias

meneran dengan baik.

b.Ibu dipimpin meneran setiap ada his dan memuji ibu, bila tidak ada

his anjurkan untuk istirahat dan minum.

Kepala makin maju dan tampak divulva, perineum meregang dan

menipis. Penolong memakai sarung tangan steril pada

kedua tangan. Kepala bayi ditahan dengan tangan kanan penolong

menahan perineum dengan menggunakan alas untuk mencegah

terjadinya robekan perineum,

tangan kiri penolong menahan belakang kepala bayi agar tidak

terlalu cepat defleksi.

c. Ibu dipimpin meneran, dan suboksiput berada dibawah sympisys,

maka lahirlah berturut-turut ubun-ubun, dahi, Benu Benua,

hidung,mulut,dagu dan seluruh kepala bayi. Pada saat kepala


121

bayi lahir,ibu diminta menarik nafasdan jangan meneran,

cek lilitan tali pusat (tidak terdapat lilitan), kemudian kepala

janin mengadakan putaran paksi luar searah punggung janin.

Penolong memegang kepala janin

secara biparietal dan menarik kepala

bayi kebawah untuk melahirkan bahu depan, lalu keatas

untuk melahirkan bahu belakang, badan disangga dan disusur

maka lahirlah seluruh badan bayi, menilai bayi dengan cepat,

warna kulit kemerahan, tonus otot baik, pernafasan baik. Bayi

langsung diletakan diatas perut ibu dan dikeringkan, tali pusat

dijepit dan dipotong,dan kain diganti dengan kain yang bersih dan ke

ring, bayi didekap dan dilakukan Inisiasi Menyusui Dini. Kala II

berjalan dengan lancar ditandai dengan lahirnya bayi pada pukul

08.40 WITA, jenis kelamin laki-laki.

10. Mengevaluasi perlangsungan kala II.

Hasil : Kala II normal berlangsung 10 menit (Pukul 08.30-08.40 WITA)

KALA III PERSALINAN (Tanggal: 1-05-2022)

SUBJEKTIF (S):

Ibu mengatakan lelah meneran dan masih merasa mules.

OBJEKTIF (O):

1. Bayi telah lahir pukul 08.40 WITA, dan tidak teraba adanya janin kedua

2. Keadaan ibu tampak kelelahan

3. Abdomen
122

TFU :Setinggi pusat

Kandung kemih :Kosong

4. Genitalia

Adanya tanda pelepasan plasenta seperti, semburan darah, tali pusat

memanjang, uterus membundar atau globuler.

ASSESMENT (A) :

PvA0, inpartu kala III, keadaan ibu dan bayi baik.

PLANNING (P):

1. Memberitahu kepada ibu tindakan yang akan dilakukan selanjutnya yait

u ibu akan disuntikan oksitosin serta memberitahu manfaatnya.

Hasil : Ibu mengizinkan

2. Menyuntikan oksitosin 10IU secara IM pada1/3 paha bagian atas paha

kanan bagian luar.

Hasil :Oksitosin telah disuntikan.

3. Melakukan penegangan tali pusat terkendali dengancara:

a. Memindahkan klem yang telah dijepit sewaktu persalinan kala

II pada tali pusat sekitar 5-6 cm dari vulva

b. Meletakan tangan yang lain pada abdomen ibu yang beralaskan kain

tepat diatas tulangpubis,gunakan tangan kiri untuk meraba kontraksi

uterus dan menahanuterus pada saat melakukan penegangan pada

tali pusat, berikan tekanan menahan yang berlawanan arah pada ba

gian bawah bodi uterus secara mendorong uterus kearah atas dan b
123

elakang(dorsocranial)dengan hati-hati saat

terjadi kontraksi yang kuat,untuk menghindari terjadinya inversion

uteri.

c.Tunggu hingga ada kontraksi uterus mungkin sekitar dua atau

tiga menit.

d. Pada saat kontraksi mulai (uterus menjadi bulat atau tali pusat mema

njang) tegangkan tali pusat kearah bawah dengan hati hati untuk

melahirkan plasenta.

e Setelah plasenta terlepas, menganjurkan ibu untuk meneran sehingg

a plasenta akan terdorong keintroitus vagina,lalu dipegang dengan

kedua tangan putar searahjarum jam.

f.Melakukan masase fundus segera setelah plasenta keluar untuk

mengecek kontraksi uterus, selama15 detik

g. Mengecek kelengkapan plasenta. Plasenta lahir pukul

08.50WITA,lahir lengkap tidak ada selaput yang tertinggal.

4. Mengevaluasi perlangsungan kala III.Hasil : Kala III berlangsung

normal selama 10 menit (Pukul 08.40-08.50 WITA).

KALA IV PERSALINAN(Tanggal:1-05-2022)

SUBJEKTIF (S):

Ibu mengatakan merasa lelah dan merasa senang dengan kelahiran

bayinya.

OBJEKTIF (O):

1. Keadaan umum :tampak lemas


124

2. Kesadaran :Composmentis

3. TTV

TD : 120/80 mmHg

N : 80 ×/ menit

S : 36,5º c

P : 24 ×/ menit

4.Plasenta lahir pukul 08.50 WITA, lahir lengkap tidak

ada selaput yang tertinggal.

5. Tidak terdapat laserasi

6. Perdarahan normal ±100 cc.

ASSESMENT (A) :

PvA0, Inpartu kala IV,keadaan ibu dan bayi baik

PLANNING (P) :

1. Melakukan pengecekan kembali kontraksi uterus.

Hasil :Kontrasi uterus baik teraba keras bundar

2. Mengajarkan kepada ibu cara menilai kontraksi yang baik dengan cara

meraba uterus yang keras dan bundar dan ibu dianjurkan untuk

segera memanggil bidan jik auterus lembek karena kemungkinan akan

terjadi perdarahan.

Hasil : Ibu maumelakukannya dan terlihat mengerti.

3. Memberikan rasa nyaman kepada ibu dengancara :membersihkan ibu

dan mengganti pakaian ibu dengan pakaian yang bersih dan kering.
125

4. Membereskan alatalat dan membuang barang barang yang sudah digu

nakan dan tidak dipakai

5. Membersihkan tempat dan merendam semua alat-alat dalam cairan

clorin 0,5% selama 10 menit yang kemudian dibersihkan, dibilas,

dikeringkan dan kemudian disterilkan kembali.

6. Penolong membersihkan diri dengan mencuci tangan di air yang

mengalir.

Hasil :Semua kegiatan telahdilakukan,dan ibu terlihat lebih nyaman

7. Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat

Hasil : ibu beristrahat ditempat tidur

8. Melakukan boundin gattachment/ kontak dini dengan membiarkan ibu d

anbayi dalam saturuangan,bayi dan ibuberada dalam saturuangan

Hasil : bayi diletakkan dalam satu ruangan dengan ibu

9. Menganjurkan ibu untuk ambulasi dini dengan cara melakukan gerakan

gerakan ringan seperti miring kiri atau miring

kanan dan bila ibu tidak pusing boleh turun

dari tempat tidur dan tidak menahan BAK atau BAB.

Hasil :ibu mengatakan akanmelakukannya

10. Menganjurkan kepada ibu untuk makan-

makanan yang disajikan dan meminta keluarga untuk membantu

memberikannya.

Hasil : Ibu mau makan


126

11. Melakukan observasi kala IV meliputi TD, nadi, suhu, TFU, kontraksi,

kandung kemih dan perdarahan.

Hasil :TD : 120/80 mmHg, N : 84x/menit, S : 36,50c, TFU 2 jari

dibawah pusat, kandung kemih kosong, pendarahan ± 100 cc.

12. Mendokumentasikan asuhan yang sudah dilakukan pada catatan SO

AP dan patograf.

Hasil : Telah diakukan pendokumentasian

13. Mengevaluasi perlangsungan kala III.

Hasil : Kala IV berlangsung normal selama 2 jam (Pukul 08.50-10.50

WITA).

C. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Kunjungan I Nifas :Tanggal 2 Mei 2022

I. Identifikasi Data Dasar

a. Data Biologis/Fisiologis

1. Keluhan utama :ibu tidak mempunyai keluhan

2. Riwayat PersalinanSekarang

a. Tempat persalinan : PMB Nurmiati

b. Ditolong oleh : Mahasiswa

1) Ibu

a) Jenis persalinan spontan dengan letak belakang kepala

(LBK)

b) Kala I sampai IV berlangsung normal

2) Bayi
127

a) Bayi lahir spontan tanggal 01-05-2022 jam 08:40WITA

b) Apgar score :8/9

c) BB :3200 gram

d) PB : 49 cm

e) LK : 34 cm

f) LD : 32 cm

g) LP : 31 cm

h) LILA : 12 cm

3. Pola Nutrisi pasca persalinan

a. Frekuensi makan : 3x sehari

b. Frekuensi minum : 6-8 gelas/ hari

4. Pola eliminasi pasca persalinan

a. BAK

Ibu berkemih 4 kali terhitung dari waktu persalinan sampai waktu

pengkajian

b. BAB

Ibu belum BAB sejak pasca persalinan sampai waktu pengkajian.

5. Pola Istirahat/Tidur Pasca persalinan :Ibu mengatakan sudah tidur

kurang lebih 2 jam setelah melahirkan.

6. Pola kebersihan diri (personal hygiene) pasca persalinan

a. Ibu belum mandi sama sekali

b. Ibu belum melakukan kebersihan pada mulut

c. Pakaian luar dan dalam diganti setiap saat


128

d. Tidak ada perubahan pada kebersihan kuku

b. Pengetahuan Ibu Nifas

Ibu mengatakan sudah mengerti tentang masa nifas.

c. Data Sosial

1. Dukungan suami : suami sangat senang dengan kehadiran

bayinya

2. Dukungan keluarga : keluarga sangat senang dengan kehadiran

bayi tersebut

d. Data Penunjang

Tidak dilakukan pemeriksaan data penunjang

e. Pemeriksaan

1. Pemeriksaan fisik umum

a) Keadaan umum ibu baik

b) Kesadaran composmentis

c) Tanda-tanda vital

TD : 120/70 mmHg

S : 36,50c

N : 80x/menit

P : 20x/menit

2. Pemeriksaan khusus

a) Rambut/kepala

Inspeksi :rambut hitam, pendek, tidak ada ketombe, kulit kepala

Nampak bersih
129

Palpasi :tidak ada massa/benjolan

b) Wajah

Inspeksi :ekspresi tampak meringis saat nyeri, tidak pucat, tidak

ada cloasma gravidarum

Palpasi :tidak ada oedema

c) Mata

Inspeksi :simetris kiri dan kanan, sclera tidak ikterus dan

konjungtiva tidak anemis

d) Hidung

Inspeksi :lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada secret,

dan tidak ada polip

e) Mulut/gigi

Inspeksi :mukosa bibir lembab, tidak pucat, tidak ada caries, tidak

ada gigi tanggal

f) Telinga

Inspeksi :simetris kiri dan kanan, tidak ada secret, dan telinga

terbentuk sempurna

g) Leher

Inspeksi :tidak terlihat adanya pembesaran kelenjar tiroid dan

tidak ada pelebaran vena jugularis

Palpasi :tidak teraba adanya pelebaran vena jugularis dan tidak

teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid, dan kelenjar getah

bening
130

h) Payudara

Inspeksi :simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, ada

hiperpigmentasi areola mammae

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, ada colostrum

jika ditekan.

i) Abdomen

Inspeksi :Tidak ada bekas luka operasi dan terdapat linea nigra

Palpasi : Tinggi fundus uterus 2 jari bawah pusat.

j) Genetalialuar

Tampak pengeluaran lochia rubra, tidak Nampak luka jahitan pada

perineum dan vagina tampak bersih.

k) Anus

Tidak ada hemoroid dan oedema

l) Ekstremitas

1) Ekstremitas atas :simetris kiri dan kanan, warna kuku merah

muda, tidak ada oedema

2) Ekstremitas bawah :simetris kiri dan kanan, warna kuku merah

muda, tidak ada oedema

II. Identifikasi Diagnosa/ Masalah Aktual

Pv A0, post partum hari pertama

1. P vA 0

Dasar

DS : a. Ibu mengatakan melahirkan tanggal 1-05-2022 pukul


131

08.40 WITA.

b. Ibu mengatakan melahirkan anak ke5 dan tidak pernah

keguguran.

c. Ibu mengatakan keadaan umum ibu baik.

DO : a. Tonus otot tampak kendor

b. Pada dinding perut tampak striae albicans

Analisis dan Interpestasi

Garis-garis memanjang atau serong pada kulit perut di sebut striae

gravidarum.Pada multigravida terdapat garis-garis putih agak

mengkilati alat parut (sikatrik) dari striae gravidarum pada kehamilan

yang lalu, striae yang putihini di sebut striae albicans (Dahniar,

2019).

2. Hari 1 post partum

Dasar

DS : a. Ibu mengatakan melahirkan tanggal 1-05-2022,

Pukul 08.40 WITA

b. Ibu mengatakan ini persalinan yang kelima

DO : a. Tanggal pengkajian 2-05-2022, pukul 09.00 wita

b. TFU 2 jari bawah pusat

c. Pengeluaran lochea rubra

d) Kontraksi uterus baik.

Analisis dan Interprestasi


132

Dari tanggal persalinan 1-05-2022 pukul 08.40WITA sampai dengan

tanggal pengkajian 2-05-2022 pukul 09.00WITA, terhitung 1 hari post

partum.Setelah janin lahir, fundus uteri kira-kira setinggi pusat,

segera setelah plasenta lahir, fundus uteri kira-kira setinggi 2 jari di

bawah pusat. Pada hari pertama dan kedua, lochea terdiri dari darah

segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desi dua, sisa-

sisa verniks kaseosa, lanugo dan meconium yang di sebut lochia

rubra (Dahniar, 2019).

III. Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial

Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial.

IV. Evaluasi Tindakan Segera / Kolaborasi

Tidak ada data yang mendukung untuk dilakukannya tindakan segera

/ kolaborasi.

V. Rencana Asuhan

a. Tujuan

1) Keadaan umum ibu baik

2) Masa nifas berlangung normal

3) Rasa nyeri dapat teratasi

b. Kriteria keberhasilan

1) Tanda – tanda vital dalam batas normal

TD : Sistolik 90 – 130 MmHg, Diastolik 90 – 70 MmHg.

N : 60 – 90 x/menit

S : 36,5 – 37,5 ºC
133

P : 18 – 24 x/menit

2) Involusio uterus berlangsung normal, kontraksi uterus baik


teraba keras dan bundar.

3) Ibu dapat beradaptasi dengan rasa nyeri.

c. Rencana tindakan

1) Beritahu dan jelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan.

Rasional : agar ibu merasa nyaman serta mengetahui dan mengerti

tentang tindakan yang akan dilakukan.

2) Observasi tanda-tanda vital ibu.

Rasional :untuk mengidentifikasi secara dini kesehatan ibu.

3) Jelaskan penyebab timbulnya nyeri dan cara mengatasi nyeri

Rasional : agar ibu mengetahui nyeri yang dirasakan saat ini adalah

hal fisiologis dan dapat mengatasi nyeri yang dirasakannya.

4) Observasi tinggi fundus uteri dan kontraksi.

Rasional :tinggi fundus uteri merupakan suatu indicator untuk

mengetahui kontraksi uterus agar bias mengantisipasi adanya

perdarahan akibat atonia uteri.

5) Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini.

Rasional : mobilisasi dini dapat memperlancar peredaran darah

dan mempercepat involusio uterus.

6) Berikan HE (Health Education) tentang makanan yang bergizi

seimbang.
134

Rasional :makanan yang bergizi seimbang diperlukan pada masa

post partum untuk membantu memulihkan kondisi ibu dan

meningkatkan produksi asi.

7) Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi obat-obatan dan vitamin yang

diberikan dokter/bidan sesuai aturan.

Rasional :dengan mengkonsumsi obat-obatan dan vitamin yang

diberikan dapat mengurangi keluhan dan mempercepat proses

penyembuhan.

8) Anjurkan ibu untuk memberikan ASI esklusif pada bayinya

Rasional :dengan menyusui bayinya secara eksklusif dapat

memberikan manfaat, seperti memberikan gizi terbaik untuk bayi,

meningkatkan kekebalan tubuh bayi, meningkatkan IQ pada bayi,

meningkatkan kasih saying antara ibu dan bayi.

9)Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama kebersihan

genetalianya.

Rasional : agar kebersihan ibu terjaga dan tidak terjadi infeksi

postpartum.

VI. Implementasi

Tanggal 2-05-2022 pukul : 09.00 WITA

1) Memberitahu dan jelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan

2) Mengobservasi tanda-tanda vital ibu

3) Menjelaskan penyebab rasa nyeri yang dialami ibu normal

disebabkan oleh uterus yang sedang berkontraksi agar tidak terjadi


135

perdarahan, dan menjelaskan cara mengatasi nyeri yang dirasakan

dengan tekhnik relaksasi.

4) Mengobservasi tinggi fundus uteri dan kontraksi

5) Menganjurkan ibu untuk mobilisai dini, diawali dengan miring kiri

dan kanan kemudian duduk diatas tempat tidur.

6) Memberikan HE tentang makanan yang bergizi seimbang.

7) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi obat-obatan dan vitamin

yang bidan sesuai aturan.

8) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI esklusif pada bayinya

9) Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama

kebersihan genetalianya.

VII. Evaluasi

Tanggal 2-05-2021 Pukul :09.30 WITA

1) Keadaan umum ibu baik.

2) Tanda – tanda vital dalam batas normal

TD : 120/70 MmHg

N : 80x/menit

P : 20x/menit

S : 36,5ºC

3) Ibu mengerti dan mengetahui penyebab nyeri yang dirasakan.

4) Proses involusi berlangsung normal TFU 2 Jari dibawah pusat dan

uterus berkontraksi dengan baik.


136

5) Ibu sudah melakukan mobilisasi dini yaitu berbaring miring kiri,

kanan dan duduk diatas tempat tidur.

6) Ibu mengkonsusmsi makanan yang bergizi seimbang.

7) Ibu mengkonsumsi obatdan vitamin yang diberikan bidan.

8) Ibu bersedia menyusui bayinya secara esklusif

9) Ibu menjaga kebersihan dirinya dan alat genetalianya.

2. Kunjungan Nifas II (Tanggal 8/05/2022)

a. Subyektif (S)

1) Ibu melahirkan tanggal 1-05-2022. Pukul 08.40 WITA.

2) Ibu mengatakan sudah melahirkan anak kelima dan tidak

pernah keguguran.

3) Ibu mengatakan senang merawat bayinya.

4) Ibu mengatakan sulit tidur dan beristirahat karena mengurus

bayinya.

b. Obyektif (O)

1) Keadaan umum ibu : baik

2) Kesadaran : composmentis

3) TTV ibu dalam batas normal

TD : 120/80 mmHg

S : 36,50c

N : 80x/menit

P : 20x/menit

4) TFU pertengahan pusat dan simfisis.


137

5) Tampak pengeluaran pervaginam lochea sanguinolenta.

c. Asesment (A)

PvA0, post partum hari keenam.

d. Planning (P)

Tanggal 8-05-2022 pukul 08.00 WITA.

1) Memberitahu dan jelaskan pada ibu tindakan yang akan

dilakukan.

Hasil :ibu mengerti dan mengetahui tindakan yang akan

dilakukan.

2) Mengobservasi tanda-tanda vital ibu.

Hasil :

TD : 120/80 MmHg

N : 80x/menit

P : 20x/menit

S : 36,5 ºC

3) Memastikan involusio uterus berjalan dengan normal.

Hasil :Involusio berlangsung normal, TFU pertengahan pusat

dan simfisis.

4) Menganjurkan ibu untuk tidur dan istirahat yang cukup,

dengan cara ibu tidur dan istirahat disaat bayi tidur.

Hasil : Ibu bersedia melakukan anjuran bidan.

5) Memberikan HE (health education) tentang makanan yang

bergizi seimbang agar memperlancar produksiasi.


138

Hasil :ibu mengkonsusmsi makanan yang bergizi seimban

6) Menganjurkan ibu untuk rajin membawa bayinya keposyandu.

Hasil :ibu bersedia membawa bayinya keposyandu.

7) Menganjurkan ibu untuk ber-KB setelah persalinan minimal

40 hari.

Hasil :ibu bersedia ber-KB setelah persalinan minimal 40 hari.

D. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

1. Kunjungan Neonatus I (2/05/2022)

l. Identifikasi Data Dasar

a. Identitas Bayi

Nama : Bayi Ny.”M”

Tanggal lahir : 1/05/2022, Pukul 08.40 WITA

Umur : 1 hari

Jenis kelamin : Laki-laki

Anak Ke : V (Lima)

b. Data Biologis

1) Keluhan utama :tidak ada keluhan

2) Riwayat kesehatan( masa kehamilan dan persalinan )

a) Jantung : tidak

b) Asfiksia : tidak

c) Sianosis : tidak

d) Kejang : tidak

e) Penyakit lain : tidak ada


139

f) Penilaian apgar score

Penilaian APGAR Skor.

Kriteria Menit Menit Menit


ke-1 ke-5 ke-10

Warna kulit 1 2 2

Frekuensi jantung 2 2 2

Refleks 2 2 2

Tonus otot 1 1 2

Frekuensi nafas 2 2 2

Jumlah 8 9 10

3) Pola nutrisi

a) Jenis minum : ASI

b) Frekuensi minum : disusui sesering mungkin

c) Waktu minum terakhir : 1 jam sebelum pemeriksaan

d) Pantangan : tidak ada

4) Pola eliminasi

BAK

a) Frekuensi : sejak saat lahir, bayi sudah BAK 1 kali

b) Warna : kekuning-kuningan

c) Bau : khas amoniak

d) Masalah :tidak ada

BAB

a) Frekuuensi : sejak saat lahir bayi sudah BAB 1 kali

b) Warna : kehitam-hitaman
140

c) Konsistensi : Lunak

d) Masalah : tidak ada

5) Pola tidur

Bayi tertidur setelah diberikan ASI dan bayi terbangun saat

bayi merasa haus/lapar dan saat popoknya basah.

c. Pengetahuan ibu

1) Ibu mengetahui pentingnya pemberian ASI

2) Ibu mengetahui cara menyusui

3) Ibu mengetahui cara perawatan bayi

d. Data Sosial

1) Ayah dan ibu sangat senang dengan kelahiran anak keliman

ya

2) Keluarga sangat senang dengan kelahiran bayi dan

mengharapkan bayi tumbuh sehat

e. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum bayi : Baik

2) Kesadaran : composmentis

3) Berat badan : 3200 gram

4) Panjang badan : 49 cm

5) LingkarKepala : 34 cm

6) Lingkar Dada : 32 cm

7) LingkarPerut : 31 cm

8) LILA : 12 cm
141

9) Tanda-tanda vital

N : 138x/menit

S : 37,00C

P : 40x/menit

10) Kepala

Rambut hitam,lurus,tidak ada benjolan,tidak ada caput

suksedenum,tidak ada cephal hematoma,tidak ada

hidrochepalus, dan keadaan ubun-ubun baik dan teraba

lunak.

11) Wajah

Wajah tampak kemerahan, tidak ada sianosis dan tidak

ada oedema.

12) Mata

Simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sclera

tidak ikterus,pengelihatan baik dan tidak ada komplikasi.

13) Hidung

Simetris kiri dan kanan, tidak ada polip, tidak ada epitaksis,

tidak ada pengeluaran secret, dan tidak ada komplikasi lain.

14) Mulut

Bibir tampak lembab, dan tidak pucat serta tidak ada

komplikasi lain.

15) Telinga
142

Simetris kiri dan kanan, daun telinga terbentuk sempurna,

tidak ada pengeluaran secret, dan pendengaran baik.

16) Leher

Tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.

17) Payudara

Simetris kiri dan kanan, putting susu datar, tidak ada

ekskresi dan tidak ada komplikasi lain.

18) Abdomen

Tonus otot perut baik, tali pusat masih basah, tidak terjadi

perdarahan dan infeksi pada tali pusat.

19) Genetalia luar

Jenis kelamin perempuan, genetalia terbentuk sempurna,

dan terdapat lubang uretra.

20) Anus

Terdapat lubang anus dan tidak ada komplikasi lain yang

menyertai.

21) Ekstremitas

Simetris kiri dan kanan, jari-jari tangan dan kaki lengkap,

kuku tangan dan kaki merah muda, tidak ada oedema

pada tangan dan kaki, gerakan aktif, dan tidak ada

masalah lain yang menyertai.

22) Kulit

Tidak ada tanda lahir dan warna kulit kemerah-merahan


143

23) Reflex

Refleks moro : baik

Refleks grapsing : baik

Refleks rooting : baik

Reflex babyn sky : baik

f. PemeriksaanPenunjang

Tidak dilakukan pemeriksaan darah, pemeriksaan urine, dan

pemeriksaan USG.

ll. Diagnosa Masalah Aktual

Bayi baru lahir normal cukup bulan, umur 1 hari, keadaan bayi baik.

1. Bayi baru lahir normal cukup bulan

Dasar

DS : Ibu mengatakan bayinya lahir normal

DO : Bayi lahir spontan, LBK, langsung menangis, Apgar

skor 8/9

Analisis dan interpretasi

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur

kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500

gram sampai 4000 gram. (Damanik, 2019).

2. Usia 1 Hari

Dasar

DS : ibu mengatakan bayinya lahir tanggal 1-05-2022,

Pukul 08.40 WITA


144

DO : tanggal pengkajian 2-05-2022, Pukul 08.00 WITA

Bayi lahir spontan, LBK, bayi langsung menangis kuat

Jenis kelamin Laki-laki

BBL : 3800 gram

PBL : 49 cm

Analisis dan interpretasi

Jarak antara bayi baru lahir dengan waktu pengkajian

menunjukan umur bayi pada saat dikaji (Armini et al., 2017).

3. Keadaan umum bayi baik

Dasar

DS :

DO :

a. Tidak ada kelainan pada pemeriksaan fisik

b. Tanda-tanda vital dalam batas normal

N : 138x/menit

P : 40x/menit

S : 37 ºc

Analisis dan interpretasi

Pada pemeriksaan fisik bayi tidak ditemukan kelainan dan

tanda-tanda vital dalam batas normal, menandakan keadaan

bayi baik. (Husodo & Wahyuni, 2015).


145

lll. Diagnosa Masalah Potensial

Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah

potensial

IV. Tindakan Segera / Kolaborasi

Tidak ada data yang mendukung untuk dilakukan tindakan

segera/kolaborasi.

V. Rencana Asuhan

a. Tujuan

1) Keadaan umum bayi baik

2) Tidak terjadi infeksi tali pusat

3) Tidakterjadihipotermi/hipertermi

4) Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi

b. Kriteria keberhasilan

1) Kesadaran composmentis, TTV dalam batas normal

N : 120-160x/menit

S : 36,5-37,50C

P : 30-60x / menit

2) Tidak terdapat tanda tanda infeksi tali pusat seperti :

a) Tali pusat kemerahan

b) Terjadi pembengkakan

c) Nyeri dan terasa panas

d) Terdapat jaringan yang mati

e) Keluar cairan nanah dan berbau


146

f) Suhu bayi dalam batas normal 36,5ºC – 37,5ºC

3) Bayi menyusu dengan baik.

c. Rencana Asuhan

1) Beritahu ibu hasil pemeriksaan dan keadaan bayinya baik.

Rasional : agar ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan

keadaan bayinya.

2) Observasi tanda-tanda vital bayi.

Rasional: pemantauan tanda-tanda vital bayi merupakan

patokan jika terjadi masalah pada kesehatan bayi.

3) Anjurkan pada ibu agar selalu menjaga kehangatan bayinya.

Rasional: untuk mencegah terjadinya hipotermi.

4) Beritahu pada ibu pentingnya ASI eksklusif pada bayi.

Rasional : agar ibu mengetahui dan memahami pentingnya

pemberian ASI eksklusif.

5) Anjurkan ibu mengganti popok bayinya setiap kali

basah/kotor.

Rasional :untuk menjaga kenyamanan bayi.

6) Berikan HE kepada ibu tentang cara perawatan tali pusat

dan tanda infeksi tali pusat.

Rasional : agar ibu mengetahui tanda-tanda infeksi tali pusat

dan untuk mencegah terjadinya infeksi tali pusat.


147

7) Beritahu ibu tanda bahaya pada bayi seperti :bayi tidak mau

menyusui, kejang neonatorum, sianosis, sesak nafas dan

hipotermi/hipertermi.

Rasional : agar ibu lebih waspada jika terjadi tanda bahaya

pada bayi.

8) Dokumentasikan tindakan

Rasional :sebagai bukti atas tindakan yang telah dilakukan.

VI. Implementasi

Tanggal 2/05/2022 Pukul 08:00 wita

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan keadaan bayinya baik.

2) Mengobservasi tanda-tanda vital bayi.

3) Menganjurkan pada ibu agar selalu menjaga kehangatan bayinya.

4) Memberitahu pada ibu pentingnya pemberian ASI eksklusif.

5) Menganjurkan ibu mengganti popok bayinya setiap kali

basah/kotor.

6) Memberikan HE kepada ibu tentang cara perawatan tali pusat

yaitu membungkus tali pusat dengan kassa dan menggantinya

tiap basah dan memberitahu tanda-tanda infeksi tali pusat seperti

tali pusat kemerahan,terjadi pembengkakan,nyeri dan terasa

panas,terdapat jaringan yang mati dan keluar cairan nanah dan

berbau.
148

7) Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi seperti :bayi tidak mau

menyusui, kejang neonatorum, sianosis, sesak nafas dan

hipotermi/hipertermi.

8) Mendokumentasikan tindakan.

VII. Evaluasi

Tanggal 2/05/2022 Pukul 08 : 30 wita

1) Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan keadaan bayinya baik.

2) TTV dalam batas normal

Nadi : 130x/menit

Pernafasan : 40x/menit

Suhu : 37,0 ºC

3) Bayi tetap hangat.

4) Ibu mengerti pentingnya asi eksklusif.

5) Ibu mengganti popok tiap kali basah/kotor.

6) Ibu mengerti tentang health education (HE) yang diberikan bidan

yaitu tentang perawat tali pusat dan tanda-tanda infeksi tali pusat.

7) Ibu mengerti tanda-tanda bahaya pada bayi.

8) Telah dilakukan pendokumentasian

2. Kunjunga Neonatus II ( 8/05/2022 )

a. Subjektif (S)

1) Ibu mengatakan bayi menyusu denganbaik.

2) Ibu mengatakan tali pusat bayinya sudah mengering.


149

b. Objektif (O)

1) Keadaan umum bayi : Baik

2) Kesadaran bayi : composmentis

3) Berat badan : 3200 gram

4) TTV dalam batas normal

N : 120x/menit

S : 370C

P : 60x/menit

5) Tali pusat sudah mengering

6) Bayi minum ASI

7) Bayi BAK 3 – 5 kali/hari

8) Bayi BAB 2 – 3 kali/hari

9) Pemeriksaan fisik normal, tidak ada kelainan

d. Assesment (A)

Bayi lahir normal, umur 7 hari, keadaan umum bayi baik.

d. Planning (P)

Tanggal 8/05/2022 Pukul :09.00 WITA

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan keadaan bayinya

baik.

Hasil :ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan

bahwa keadaan bayinya baik.

2) Mengobservasi tanda-tanda vital bayi

Hasil : N : 120x/menit
150

S : 37,ºC

P : 60x/menit

3) Menganjurkan pada ibu agar selalu menjaga kehangatan

bayinya dengan cara menyelimuti bayinya dengan kain

kering dan bersih.

Hasil : bayi tetap hangat.

4) Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan bayinya.

Hasil : Ibu selalu menjaga kebersihan bayinya.

5) Menganjurkan ibu untuk rajin menyusui bayinya.

Hasil :ibu menyusui bayinya setiap kali lapar/menangis.

6) Menganjurkan ibu membawa bayinya keposyandu untuk

mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

Hasil :ibu bersedia membawa bayinya keposyandu untuk

mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

7) Mendokumentasikan tindakan.

Hasil :telah dilakukan pendokumentasian.

E. Pembahasan

1. Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan

dari spermatozoa danovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi.Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

janin. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan,yaitu triwulan pertama

dimulai dari konsepsi sampai 3bulan, triwulan kedua dari bulan


151

keempat sampai 6bulan,triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9

bulan. Asuhan Antenatal (Antenatal Care) adalah pengawasan

sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam rahim.Asuan kebidanan pada masa

kehamilan sangat diperlukan karena pemeriksaan kehamilan

dapat mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil,

sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan

memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara

wajar (Nadia Putri Indrajaya et al., 2021).

Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny. M GVPIVA0, usia 33

tahun telah dilakukan pemeriksaan ANC sebanyak 2 kali pada

trimester III, dan Ny. M mengatakan rajin memeriksakan

kehamilannya tiap bulan di posyandu. Kunjungan kehamilan yang

dilakukan Ny. M dari awal kehamilan sampai menjelang

persalinan sudah memenuhi standart kunjungan kehamilan.

Keluarga Ny. M memberikan dukungan penuh kepada ibu dalam

melakukan pemeriksaan kehamilan.Hal ini sesuai dengan teori

menurut,Winkjosastro,H (2010) setiap ibu hamil memerlukan

sedikitnya empat kali kunjungan secara periode antenatal, yaitu

satu kali kunjungan pada trimester pertama (sebelum 14 minggu),

satu kali kunjungan pada trimester kedua (antara 14-28 minggu)

dan dua kali kunjungan pada trimester ketiga (antara 28 - 36

sesudah minggu ke 36).


152

a) Kunjungan Kehamilan I pada Trimester III

Kunjungan pertama trimester III yang dilakukan oleh Ny. M

pada tanggal 13 April 2022, ibu mengatakan tidak ada keluhan.

Setelah dilakukan pemeriksaan pada Ny. M didapatkan hasil

tanda-tanda vital normal, pemeriksaan fisik normal, hasil

Pemeriksaan darah/Hb:14,3gr%. Asuhan yang diberikan pada

Ny.M meliputi : Health education tentang Istirahat/tidur yang

cukup dan polanutrisi, mengenalkan pada ibu 10 tanda bahaya

dalam kehamilan (sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur,

nyeri epigastrium, hipertensi, oedema, gerakan janin berkurang,

perdarahan pervaginam, mual muntah berlebihan, kejang, demam

tinggi atau menggigil), menganjurkan ibu untuk menjaga

kebersihan diri terutama kebersihan genetalianya, menganjurkan

ibu untuk senam hamil /olahraga ringan, menganjurkan pada ibu

untuk mengonsumsi obat yang diberikan, dan melakukan

pendokumentasian pada buku KIA ibu.

b) Kunjungan Kehamilan ke 2 pada Trimester III

Pada kunjungankedua trimester III yang dilakukan tanggal 29

April 2022 hasilnya menunjukkan ibu sehat ditandai dengan hasil

TTV normal, Bayi sehat ditandai dengan DJJ (+), terdengar jelas

kuat dan teratur, hasil pemeriksaan fisik ibu normal. Adapun

asuhan yang diberikan menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi

makanan bergizi seimbang, istirahat yang cukup, menganjurkan


153

ibu untuk mengkonsumsi obat yang diberikan bidan/dokter, dan

mengajurkan ibu untuk rajin memeriksakan kehamilannya di

bidan/dokter.

2. Persalinan

Pada tanggal 1 Mei 2022 Pukul 07.30. WITA Ny. M datang ke

PMB Nurmiati. Ibu datang bersama keluarga mengatakan sakit

pada pinggang dan perut bagian bawah sejak pukul 04.30 WITA,

disertai pengeluaran lender bercampur darah dari kemaluan.

a. Kala I

Pemeriksaan dalam pertama dilakukan pada pukul 07.40

WITA dengan hasil dinding vagina elastis, porsio tipis,

pembukaan 8 cm, ketuban positif, presentasi kepala, UUK kiri

depan, penurunan kepala H-III tidak ada moulage, kesan panggul

normal, pengeluaran lendir dan darah. Pemeriksaan kedua

dilakukan pukul 08.30 WITA dengan indikasi ketuban kecah

dengan hasil dinding vagina elastis, porsio tidak teraba,

pembukaan 10 cm, ketuban negatif (pecah spontan dan jernih),

presentasi kepala, UUK di depan, penurunan kepala H-IV , tidak

ada moulage, kesan panggul normal, pengeluaran lendir dan

darah.Berdasarkan data yang diperoleh waktu yang diperlukan

Ny. M pada kala I sebanyak+ 4 jam.Sehingga dapat dikatakan

bahwa kala I persalinan pada Ny. M berlangsung normal (Pukul

04.30-08.30 WITA). Kemajuan persalinan normal karena dipantau


154

melalui partograf dan tidak melewati garis waspada. Faktor

pendukung dalam proses persalinan yaitu dengan adanya power,

passage, dan passage ketiga factor ini sangat mendukung

jalannya persalinan (PURBA & INDRIYANI, 2018).

b. Kala II

Setelah melihat tanda gejala kala dua yaitu ibu merasa

dorongan ingin meneran, ibu merasakan tekanan yang semakin

kuat pada rectum dan vagina, perineum menonjol, vulva dan

spingter ani membuka. Penolong lalu mempersiapkan alat dan

bahan untuk menolong persalinan. Selanjutnya penolong

melakukan pemeriksaan dalam dengan hasil : Vagina elastis,

portio tidak teraba, pembukaan lengkap 10cm, ketuban positif,

presentasi kepala, UUK depan, penurunan kepala H-IV tidak ada

molase, kesan panggul normal, pengeluaran lender campur

darah. Penolong lalu membuka sarung tangan dan

mendengarkan DJJ diakhir kontraksi setelah itu menyiapkan

posisi ibu dan mengajarkan ibu cara meneran yang baik dan

benar, lalu penolong meletakan alas bokong dan meletakan

handuk diatas perut ibu, setelah itu memeriksa kembali

kelengkapan alat dan bahan dan memakai sarung tangan.

Penolong lalu memimpin persalinan pukul 08.40 WITA bayi lahir

spontan, LBK ,langsung menangis, jenis kelamin Laki-laki. Segera

setelah itu lakukan penilaian pada bayi baru lahir, bayi menangis
155

kuat, kulit berwarna kemerahan, tonus otot aktif serta pernafasan

teratur.Bayi segera dikeringkan, penolong lalu memeriksa fundus

dan memastikan tidak ada bayi kedua.Penolong lalu menjepit tali

pusat menggunakan dua klem dan memotong diantara dua klem

tersebut lalu tali pusat. Setelah dilakukan IMD dengan cara bayi

diletakan tengkurap di dada ibu dan membiarkan bayi melakukan

kontak kulit.

Kala ll pada Ny.”M” berlangsung selama 10 menit dari

pembukaan lengkap pukul 08.30 WITA sampai bayi lahir pukul

08.40 WITA. Hal ini sesuai dengan teori kala ll berlangsung 1 – 2

jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Dalam hal ini

tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek. Kala II

berlangsung normal tanpa adanya komplikasi, asuhan yang

diberikan sudah sesuai dengan kewenangan bidan (Khasanah &

Priyanti, 2022).

c. Kala III

Segera setelah melakukan asuhan bayi baru lahir maka

asuhan yang diberikan pada kala III yaitu melakukan Manajemen

Asuhan Kala (MAK) III untuk meminimalkan kejadian komplikasi.

Asuhan yang diberikan yaitu memberikan suntik oksitosin 10 IU

IM 1 menit setelah bayi lahir, setalah itu melakukan penegangan

tali pusat terkendali (PTT). Kala III pada Ny.M berlangsung

normal selama 10 menit (Pukul 08.40-08.50 WITA), Setelah bayi


156

lahir penolong lalu melihat tanda pelepasan plasenta yaitu uterus

teraba globuler, tali pusat bertambah panjang, semburan darah

secera tiba-tiba. Lalu penolong melakukan penegangan tali pusat

terkendali (PTT), plasenta lahir lengkap pada jam 08.50 WITA

dengan jumlah kotiledon lengkap, selaput plasenta utuh.

Kala III dimulai setelah pengeluaran bayi sampai pengeluaran

plasenta, dalam waktu 5-10 menit seluruh plasenta terlepas.

Seluruh proses biasanya berlangsung 5 menit sampai 30 menit

setelah bayi lahir. Berdasarkan tinjauan kasus tidak terdapat

kesenjangan antara teori dengan kasus.Penyuntikan oksitosin

segera setelah persalinan sehingga kontraksi ibu cukup baik dan

mempercepat pelepasan plasenta.

d. Kala IV

Pengawasan Kala IV pada Ny. M berlangsung 2 jam dari pukul

08.50-10.50 WITA. Setelah bayi dan plasenta lahir, dilakukan

pengawasan kala IV pada ibu yaitu kontraksi, tinggi fundus uteri,

kandung kemih, laserasi jalan lahir, tanda-tanda vital, psikologis

ibu, dan keadaan bayi. Periksa nadi ibu dan kandung kemih pada

1 jam pertama setiap 15 menit sekali, 1 jam berikutnya setiap 30

menit sekali. Persalinan kala IV dimulai sejak plasenta lahir

sampai dengan 2 jam sesudahnya, ada pun hal-hal yang perlu

diperhatikan adalah kontraksi uterus sampai uterus kembali ke

bentuk normal (Rohani, 2013). Dari pemantauan tersebut


157

didapatkan bahwa keadaan ibu baik secara keseluruhan tanpa

ada penyulit.

3. Nifas

Kunjungan masa nifas pada Ny. M dilakukan sebanyak 2 kali,

yaitu pada hari pertama post partum dan 7 hari post partum.

a. Kunjungan Nifas

Kunjungan pertama tanggal 2 Mei 2022, keadaan ibu dan bayi

baik, tidak ada dijumpai penyulit, perdarahan ± 100 cc, lochea

rubra, kontraksi baik, kandung kemih kosong, dan sudah ada

sedikit pengeluaran colostrum. Nutrisi pada Ny. M sudah dipenuhi

dengan memberi ibu makan dan minum. Asuhan yang diberikan

pada ibu adalah menjelaskan penyebab mules yang dialami ibu

adalah hal yang normal disebabkan uterus yang sedang

berkontraksi agar tidak terjadi perdarahan, memeriksa tinggi

fundus uteri dan kontraksi uterus, menganjurkan ibu untuk

melakukan mobilisasi dini diawali dengan miring kiri dan kanan

lalu duduk diatas tempat tidur, memberikan HE (Healt Education)

tentang makanan bergizi seimbang, mengajurkan ibu untuk

menjaga kebersihan alat genetalianya dan mengkonsumsi obat

yang diberikan bidan.

Ambulasi dini pada ibu post partum harus dilakukan secepat

mungkin, ibu post partum sudah diperbolehkan bangun dari

tempat tidur dalam 24-48 jam, sebaiknya ibu sudah diperbolehkan


158

untuk mandi dan pergi kekamar mandi dengan dibantu setelah 1

atau 2 jam melahirkan (Hesti, 2018). Ibu postpartum dianjurkan

segera buang air kecil, agar tidak mengganggu proses involusi

uteri dan ibu merasa nyaman (Jannati, 2020).

Masa nifas atau puerperium adalah setelah kala IV sampai

dengan enam minggu berikutnya (pulihnya alat–alat kandungan

kembali seperti keadaan sebelum hamil), akan tetapi seluruh otot

genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan

dalam waktu 3 bulan.Masa ini merupakan periodekritis baik bagi

ibu maupun bayinya maka perlu diperhatikan (Mufida et al.,

2015).

b. Kunjungan Nifas 2

Kunjungan nifas yang kedua adalah 7 hari setelah persalinan

pada tanggal 8 Mei 2022, hasil pemeriksaan pada kunjungan ini

puting susu menonjol, ada pengeluaran ASI, TFU pertengahan

pusat dan simfisis, ada pengeluaran lochea sanguinolenta, warna

merah kekuningan dan berlendir, tidak ada luka perineum.

Asuhan pada masa nifas pada kunjungan kedua yaitu

mengobservasi tanda-tanda vital ibu, memastikan involusi uterus

berjalan dengan normal, tinggi fundus uteri pertengahan pusat

dengan symfisis, menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup,

memastikan ibu menyusui dengan benar serta tidak ada tanda-

tanda kesulitan menyusui, dan menganjurkan ibu untuk rajin


159

membawa bayinya keposyandu untuk mendapat imunisasi dasar

lengkap .

Berdasarkan asuhan dan pemantauan yang dilakukan oleh

penulis tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

kasus.Pengeluran ASI semakin lancer karena ibu menyusui

bayinya sesering mungkin, istirahat yang cukup dan keluarga

berusaha untuk memenuhi nutrisi ibu selama masa menyusui.

4. Bayi Baru Lahir

Bayi Ny. M lahir spontan tanggal 1 Mei 2022 pukul 08.40

WITA menangis kuat, LBK, jenis kelamin laki-laki, tidak ada cacat

congenital dengan berat badan 3200 gram, panjang badan 49

cm. Bayi dalam keadaan normal melakukan IMD selama 1 jam

dan dapat menyusu dengan baik dan telah diberikan salep mata,

mendapat suntikan Vit. K dan Hepatiti B.

a. Kunjungan Neonatus 1

Kunjungan pertama dilakukan pada tanggal 22 Maret 2021

pukul 09.30 WITA.Pada saat pemeriksaan tidak didapatkan

kelainan pada pemeriksaan fisik bayi, bayi sudah mendapatkan

suntikan Vit. K dan Hepatitis B. Asuhan yang diberikan adalah

mengobservasi tanda-tanda vital bayi, menganjurkan ibu untuk

selalu menjaga kehangatan dan kebersihan bayinya,

memberitahu ibu pentingnya pemberian asi eksklusif, dan

memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi baru lahir.


160

b. Kunjungan Neonatus 2

Kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 8 Mei 2022 yaitu 7

hari setelah bayi lahir. Hasil pemeriksaan tidak ada kelainan pada

pemeriksaan fisik, tidak dijumpai penyulit, tali pusat sudah

mengering, tidak ada tanda-tanda infeksi, bayi menyusu dengan

baikdan diberi ASI. Asuhan yang diberikan adalah

mengobservasi tanda-tanda vital bayi, menganjurkan ibu untuk

selalu menjaga kehangatan dan kebersihan bayinya,

memberitahu ibu menyusui bayinya sesering mungkin dan

menganjurkan pada ibu untuk rajin membawa bayinya

keposyandu.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan asuhan kebidanan secara komprehensif pada

Ny. “M” mulai dari masa hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan

di dapat kesimpulan sebagai berikut :

1. Kunjungan telah dilakukan pada Ny. “M” dengan dua kali

kunjungan pada kunjungan pertama dilakukan pada tanggal 13

April 2022 dan kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 29 april

2022 dan selama kehamilan ibu sudah 5 kali memeriksakan

kehamilannya di fasilitas pelayanan kesehatan dan sudah

memenuhi standar minimal kunjungan kehamilan, standar

asuhan yang sudah diterima oleh Ny. “M” sudah memenuhi

standar asuhan 10 T. Dalam melakukan asuhan pada Ny.”M”

tidak terdapat masalah.

2. Asuhan yang didapat Ny. “M” selama kala I sampai kala IV

sudah sesuai dengan standar asuhan persalinan. Persalinan

berlangsung dengan normal dimana pada Kala I terjadi selama

4 jam, Kala II berlangsung selama 10 menit, kala III berlangsung

selama 10menit, bayi lahir spontan,bergerak aktif, menangis

kuat, warna kulit kemerahan, IMD berhasil dan tidak dijumpai

penyulit ataupun komplikasi.

161
162

3. Kunjungan nifas pada Ny. “M” telah dilakukan sebanyak 2 kali

kunjungan pertama dilakukan secara home care dan kunjungan

kedua diberikan di PBM. Selama memberikan asuhan nifas

pada Ny.”H” tidak ditemui adanya penyulit dan komplikasi.

Keadaan umum ibu baik, proses involusi berjalan normal, ibu

sudah diajari cara perawatan payudara serta bayi tetap diberi

ASI eksklusif.

4. Asuhan pada BBL telah dilakukan sebanyak 2 kali yaitu

kunjungan hari 1 dan 7 hari. Selama memberikan asuhan, tidak

ditemukan penyulit ataupun komplikasi. Tali pusat terlepas pada

hari keempat dan tidak ditemui perdarahan atau tanda infeksi,

bayi tetap diberi ASI eksklusif dan bayi menyusu dengan kuat.

B. SARAN

1. Bagi Klien

Disarankan kepada ibu agar mau bekerja sama dengan tenaga

kesehatan, sehingga ibu dapat meningkatkan pengetahuan

seputar kehamilan, persalianan dan nifas. Klien juga diharapkan

dapat berpartisipasi aktif dalam melakukan kunjungan selama

kehamilan.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Disarankan kepada pimpinan Politeknik Kesehatan Kemenkes

Kendari khususnya jurusan Kebidanan untuk menyediakan

sumber referensi buku yang lebih up to date, tahun referensi


163

terbaru dan dengan penerbit yang lebih dipercaya di

perpustakaan untuk menunjang penyusunan LTA, sehingga

penyusunan LTA di tahun depan lebih berjalan baik dan tidak

kekurangan referensi lagi.

3. Praktek Mandiri Bidan (BPM)

Disarankan kepada tenaga kesehatan terutama bidan untuk

melakukan asuhan komprehensif/continuity of care agar dapat

mendeteksi dini adanya tanda bahaya/komplikasi, sehingga

dapat mengurangi AKI dan AKB.


164

DAFTAR PUSTAKA

Abeng, A. T., & Fitriani Kasim, S. K. M. (2021). Modul Praktikum Gizi Seimbang
Pada Ibu Hamil dan Menyusui: Jariah Publishing. Jariah Publishing
Intermedia.
Adistia, A. M. (2021). Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. D Usia 27
tahun G2P1Ab0 UK 39 minggu 1 hari janin T/H/I Dengan Riwayat SC Di
PMB Kab MALANG. ITSK RS dr. Soepraoen.
Afika, N. S. (2017). Hubungan Pengetahuan dengan Minat Ibu Hamil Trimester
III dalam Melakukan Pregnancy Massage (di Wilayah Kerja Puskesmas
Plandaan, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang). STIKes Insan
Cendekia Medika Jombang.
AHADIA, Q. H. (2018). ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. Y PIIA0
UMUR 36TAHUN POSTPARTUM HARI KE-6 DENGAN ANEMIA RINGAN
DAN KURANG ENERGI KRONIS DI PUSKESMAS BANGETAYU
SEMARANG. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Aisyah, R. D., Rusmariana, A., & Mujiati, D. (2015). Frekuensi Kunjungan ANC
(Antenatal Care) Pada Ibu Hamil Trimester III. Jurnal Ilmiah Kesehatan,
8(2).
Ajeng, D. R. (2020). HASIL LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN
KOMPREHENSIF PADA NY. N G6P32123 DENGAN USIA≥ 35 TAHUN
DAN MULTIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG REJO
KOTA BALIKPAPAN.
Anggraini, C. S., Dewi, N. R., & Ayubbana, S. (2021). LITERATUR REVIEW:
LATIHAN GYM BALL TERHADAP NYERI PUNGGUNG BAWAH IBU
HAMIL TRIMESTER III. Jurnal Cendikia Muda, 2(2), 168–172.
Anggraini, D. D., Sari, M. H. N., Ritonga, F., Yuliani, M., Wahyuni, W., Amalia,
R., Yuliani, D. R., Sitorus, S., Purba, D. H., & Sulfianti, S. (2020). Konsep
Kebidanan. Yayasan Kita Menulis.
Armini, N. W., Sriasih, N. G. K., Marhaeni, G. A., & SKM, M. (2017). Asuhan
Kebidanan Neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah. Penerbit Andi.
Army, I. (2020). Hubungan Inisiasi Menyusui Dini dengan Kenaikan Suhu Tubuh
Bayi Baru Lahir di Klinik Rumah Sehat Cinta Mama Kota Tebing Tinggi
Tahun 2017.
ASRI, N. P. N. (2021). ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN
PERAWATAN LUKA EPISIOTOMI DI TEMPAT PRAKTIK MANDIRI
BIDAN KECAMATAN TRIMURJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH.
Poltekkes Tanjungkarang.
Astuti, R. Y., & Ertiana, D. (2018). Anemia dalam Kehamilan. Pustaka Abadi.
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=6tisDwAAQBAJ&oi=fnd&
pg=PR5&dq=pdf+anemia+dalam+kehamilan&ots=A-f90GjR3-
&sig=nYj66sHNxFcdX2xAO9-
165

FEOo70YM&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
Dahniar, I. A. F. (2019). ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA
NY S MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KELUARGA BERENCANA DI
KLINIK FAUZIAH PULUNG PONOROGO. Universitas Muhammadiyah
Ponorogo.
Damanik, V. A. (2019). Hubungan Perawatan Tali Pusat dengan Lama Lepas Tali
Pusat Pada Bayi Baru Lahir di Klinik Tio Siringo-Ringo Medan. Journal of
Nursing Update, 1(1), 17–21.
Fadhillah, A. D. (2021). TA: Pengaruh senam nifas terhadap involusi uteri pada
ibu postpartum. Polikteknik Yakpermas Banyumas.
FITRIANINGSIH, Y. (2014). PENGARUH HYPNOBIRTHING TERHADAP
NILAI APGAR BAYI BARU LAHIR PADA PERSALINAN NORMAL
PRIMIPARA (di Kabupaten Cirebon Tahun 2013). Program Pascasarjana
Undip.
Garcia, A. (2016). PEMENUHAN GIZI SELAMA KEHAMILAN. Journal of
Holistic and Traditional Medicine, 1(02), 20–25.
Hardianti, Y., Supatmi, S. K., & Nur Hidayatul Ainiyah, S. (2017). ASUHAN
KEBIDANAN PADA Ny. S DENGAN KONSTIPASI DI BPM MAULINA
HASNIDA MM Kes SURABAYA. Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Hasna, S. N. (2022). ASUHAN PEMBERDAYAAN PADA IBU HAMIL NY. H 27
TAHUN G1P0A0 DALAM UPAYA PENCEGAHAN ANEMIA DI UPTD
PUSKESMAS PONED SEDONG KABUPATEN CIREBON TAHUN 2022.
Hesti, S. (2018). Asuhan Kebidanan Pada Ny.“NH” Pada Masa Nifas P2A0 di
Puskesmas Namo Trasi Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat Tahun
2018.
Hilmiah, H. (2010). Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny “R” Kehamilan 26-
28 Minggu dengan Plasenta Previatotalis Dirsia Siti Fatimah Makassar 19-
21 Juni 2010. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Husodo, S., & Wahyuni, T. (2015). Analisis Praktik Klinik Keperawatan
Penerapan Shallow Suction dan Chest Teraphi dengan Perubahan Tanda
Vital Bayi Asfiksia Neonaturum dengan Bayi TAA Di Ruang Neonatutum
Intensive Care Unit RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2015.
Insani, A. A., Nurdiyan, A., & Iryani, D. (2017). “Berpikir Kritis” Dasar Bidan
Dalam Manajemen Asuhan Kebidanan. Journal of Midwifery, 1(2), 21–30.
Intan Permata Sari, P., & Resyana, H. (2020). ASUHAN KEBIDANAN
KOMPREHENSIF PADA NY. D GIIPIA0 DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI
YUNI ASNA KOTA KENDARI. Poltekkes Kemenkes Kendari.
INTAN SARI, F. U. (2021). ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny’’S’’MASA
KEHAMILAN TRIMESTER III, PERSALINAN, NIFAS, NEONATUS, DAN
KB PASCASALIN DI PMB SITI ROHMANI, S. ST KABUPATEN MADIUN.
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA.
166

Jannati, D. (2020). Pengaruh Pemberian Teh Daun Kelor (Moringa Oleifera


Lamk) Terhadap Kenaikan Kadar Hb Pada Ibu Nifas di PMB Kartini
Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Poltekkes RS dr. Soepraoen.
Karlina, S. D. (2014). Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender secara
Inhalasi terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan Fisiologis pada
Primipara Inpartu Kala Satu Fase Aktif di BPM “Fetty Fathiyah” Kota
Mataram. Universitas Brawijaya.
Khasanah, N. A., & Priyanti, S. (2022). Studi Kasus Persalinan Presipitatus.
Jurnal Medika: Karya Ilmiah Kesehatan, 7(1), 8–14.
Kurniarum, A., SiT, S., Kurniarum, A., & SiT, S. (2016). Asuhan Kebidanan
Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Kementerian Kesehatan RI.
KUSUMA, N. D. (2021). ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU
POSTPARTUMDENGAN KONSTIPASI DITEMPAT PRAKTIK MANDIRI
BIDANARLINA TATYJAYA KOTABUMI LAMPUNG UTARA. Poltekkes
Tanjungkarang.
Lestari, A. D., & Wigunantiningsih, A. (2018). GAMBARAN KECEMASAN
PRIMIGRAVIDA PADA KEHAMILAN TRIMESTER III DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TASIKMADU. Jurnal Ilmiah Maternal, 2(3).
LESTARI, D. (2020). ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA
NY. S MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KELUARGA BERENCANA DI
PMB LILIS SULISTYOWATI, S. ST DESA KARANGAN. BALONG-
PONOROGO. Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Machfudloh, S. M., Chasanah, A. N., & Aspan, S. H. (2020). Pengaruh cupping
massage terhadap pengeluaran lochea post partum. Jurnal SMART
Kebidanan, 7(2), 114–119.
Maharani, A., Santoso, S., & Purnamaningrum, A. M. E. (2019). FAKTOR IBU
YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR
RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2017-
2018. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Mansyur, N. (2014). Buku ajar: Asuhan kebidanan masa nifas. Selaksa Media.
MARDIASIH, I. R. (2021). ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS
DENGANBENDUNGAN ASI DI TEMPAT PRAKTEK MANDIRI BIDAN E
SEPUTIH MATARAM LAMPUNG TENGAH. Poltekkes Tanjungkarang.
MEGA RAHAYU, I. (2017). ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE
PADA NY. E MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KELUARGA BERENCANA
DI BPM NY. LILIS SULISTYOWATI, S. ST. UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PONOROGO.
Melati, N. (2020). ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. I DI
PUSKESMAS MEKAR KOTA KENDARI. Poltekkes Kemenkes Kendari.
Metasari, A. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM
NORMAL DENGAN MASALAH KEPERAWATAN DEFISIENSI
167

PENGETAHUAN PADA PERAWATAN BAYI DI PMB Ny. YETI


KRISTIYANTI, S. ST PRINGSEWU TAHUN 2021. UMPRI.
Mobiliu, S. (2012). Hubungan Pengetahuan Bidan Dengan Penerapan Penggunaan
Partograf di Ruang Kebidanan RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango.
Jurnal Health and Sport, 5(03).
Mufida, L., Widyaningsih, T. D., & Maligan, J. M. (2015). Prinsip Dasar
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Untuk Bayi 6–24 Bulan:
Kajian Pustaka [In Press September 2015]. Jurnal Pangan Dan Agroindustri,
3(4).
Mulki, A. L., Nurvembrianti, I., & Khairunisa, D. (2021). ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. J DENGAN PERSALINAN PRESENTASI BOKONG DI
PRAKTIK MANDIRI BIDAN (PMB) MARSINI KARNI KECAMATAN
PONTIANAK TIMUR. Politeknik’Aisyiyah Pontianak.
Nadia Putri Indrajaya, N., Eva Sri Rahayu, E., Titi Nurhayati, T., & Maya Astuti,
M. (2021). ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL PADA NY. Y DENGAN
KETIDAKNYAMANAN FISIOLOGIS TRIMESTER III DI PRAKTIK
MANDIRI BIDAN J KOTA BOGOR. Politeknik Kesehatan Kemenkes
Bandung.
Nelli, E. (2018). Evaluasi Penggunaan Partograf Pada Bidan Praktek Swasta
(BPS) Di Kecamatan Limo, Cinere Dan Cipayung Kota Depok. JOURNAL
EDUCATIONAL OF NURSING (JEN), 1(1), 24–31.
Nurlaela, R. A. E. (2020). STUDI LITERATUR: PENGARUH PIJAT OKSITOSIN
DALAM MEMPERCEPAT INVOLUSI UTERUS PADA IBU POST
PARTUM.
Nurmiaty, A. A. A., & Saifuddin Sirajuddin, M. S. (2016). The Effect Of
Education Lactation On Breastfeeding Behavior Infant 0-6 Months In
Kendari Indonesia. Public Heal Indoenesia, 2(2), 19–29.
Nycen Sari, S. D. (2022). ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU
HAMIL NY. S UMUR 26 TAHUN DI PMB ANA PURWADI. AM. KEB. 05/02
DESA CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG.
Universitas Ngudi Waluyo.
Oktarina, M. (2015). Buku ajar asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir.
Deepublish.
Pratfiawati, N. F., & Nur KhayatI, Y. (2022). ASUHAN KEBIDANAN
KOMPREHENSIF PADA Ny. H UMUR 31 TAHUN DI PMB NURMAINI, S.
Tr. Keb DESA SENDANG RT 06 RW 01 KEC BRINGIN KAB SEMARANG.
Universitas Ngudi Waluyo.
PURBA, B. R., & INDRIYANI, E. (2018). ASUHAN KEBIDANAN MASA
HAMIL, BERSALIN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR, SAMPAI AKSEPTOR KB
PADA NY. D DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI RM KOTA
PEMATANGSIANTAR.
Revianti, I. D. (2020). ADAPTASI PSIKOLOGI (FASE TAKING-HOLD) PADA
168

IBU POST PARTUM DENGAN SECTIO CAESAREA: LITERATURE


REVIEW.
Rina Julianti, S. S. T., & Keb, M. (2022). PELAYANAN KEBIDANAN DI
MASA LALU, SEKARANG DAN MENDATANG. Ilmu Kebidanan
(Konsep, Teori Dan Isu), 19.
Romadona, Y. E. (2019). ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL FISIOLOGIS
PADA NY. LDI PMB ISNIWATI, STr. Keb DI TURI SARI TAHUN 2019.
STIKES Muhammadiyah Pringsewu.
Safitri, Y., & Cahyanti, R. D. (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan
Motivasi Terhadap Kemandirian Ibu Nifas Dalam Perawatan Diri Selama
Early Postpartum. Diponegoro University.
Saputri, Y. (2021). ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN
MELAKUKAN SENAM NIFAS OTARIA UNTUK MEMPERCEPAT PROSES
INVOLUSI UTERUS PADA NY. K. Poltekkes Tanjungkarang.
Sitepu, A. B. (2020). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Hipertensi Pada
kehamilan di Klinik Pratama ZR Romauli Tahun 2020. Elisabeth Health
Jurnal, 5(02), 145–150.
Sitti, A., Anggrita, S., Juli, O., Nurmiaty, & J.m, M. (2018). Panduan Penulisan
catatan soap dalam pendokumnetasian kebidanan ( harahap roito Juraida
(ed.)). medika nuha.
SRI RIZKI, S. R. (2022). ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.
B DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN ANDINA PRIMITASARI PALEMBANG
TAHUN 2022. STIK Bina Husada Palembang.
Sumiasih, S. (2018). trend Angka kematian Ibu (AKI) Dan Angka Kematian Bayi
(AKB) Di Propinsi Jawa Timur Tahun 2011-2015. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Media Husada, 7(1), 47–56.
Swastika, P. (2022). ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRITASI PADA
KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS, BBL DAN KB DENGAN
INTERVENSI JANTUNG PISANG DALAM MASA NIFAS UNTUK
PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI PUSKESMAS PAGARSIH TAHUN
2021.
Tyastuti, S., Wahyuningsih, H. P., SiT, S., Keb, M., Wahyuningsih, H. P., SiT, S.,
& Keb, M. (2016). Asuhan kebidanan kehamilan. Pusdik SDM Kesehatan,
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Ulfiana, E., Runjati, E. A., & Astuti, E. (2020). Pengaruh Terapi Murotal Ar-
Rahman Terhadap Lama Kala II dan Kesejahteraan Janin (APGAR Score).
Indonesian Journal of Midwifery (IJM), 3(2), 64–72.
Usman, M. (2021). ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. W DI
PRAKTIK MANDIRI BIDAN YUNI ASNA, S. Tr. Keb. KOTA KENDARI.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari.
Veneris, M., & Pubis, M. (2021). FISIOLOGI KEHAMILAN. Asuhan Kebidanan
169

Kehamilan, 1.
VINA, Y. (2022). ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. M MASA HAMIL,
BERSALIN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN KB DI PRAKTEK MANDIRI
BIDAN IS KOTA PEMATANGSIANTAR.
WIDIASTUTI, R., Hastuti, S., Wahyuningsih, H. P., & Keb, M. (2016). Asuhan
Kebidanan Berkesinambungan pada Ny. F Usia 31 Tahun dengan Anemia
Ringan di Puskesmas Ngampilan. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
WULANDARI, E. A. Y. U. (2021). PENERAPAN SENAM KEGEL DAN
RELAKSASINAFAS DALAM UNTUK MENGURANGI NYERI PERINEUM
PADA IBU POST PARTUM NY. R DI PMB DWI LESTARI, A. Md. Keb,
LAMPUNG SELATAN. Poltekkes Tanjungkarang.
Yolanda, D., Wahyutri, E., & Syukur, N. A. (2020). Pengaruh Pemberian Susu
Kedelai Terhadap Produksi Asi Pada Ibu Post Partum: Systematic Literature
Review.
Yuliani, D. R., Saragih, E., Astuti, A., Wahyuni, W., Ani, M., Muyassaroh, Y.,
Nardina, E. A., Dewi, R. K., Sulfianti, S., & Ismawati, I. (2021). Asuhan
Kehamilan. Yayasan Kita Menulis.
170

LAMPIRAN
171
172
173
174
175

Anda mungkin juga menyukai