Anda di halaman 1dari 186

LAPORAN KASUS PATOLOGI

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” UMUR 21


TAHUN G1 P0 A0 H0 HAMIL 37 MINGGU DENGAN KEKURANGAN
ENERGI KRONIK ( KEK ) DI PUSKESMAS MPUNDA TAHUN 2022

Oleh :

SITI AISYAH
NIM : 062401S17038

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN BUNDA BIMA TAHUN 2022
LAPORAN KASUS PATOLOGI
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “I” UMUR 21
TAHUN G1 P0 A0 H0 HAMIL 37 MINGGU DENGAN KEKURANGAN
ENERGI KRONIK ( KEK ) DI PUSKESMAS MPUNDA TAHUN 2022

Laporan kasus komprehensif ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Oleh :

SITI AISYAH
NIM : 062401S17038

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN


HARAPAN BUNDA BIMA TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Asslamualaikuwr.wb

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Laporan kasusNkomprehensif yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY “I” G1P0A0 DI PUSKESMAS MPUNDA” yang diajukan guna

memenuhi salah satu tugas pada Program Studi Diploma III Kebidanan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kasus komprehensif ini

tidak lepas dari dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Hj. Rini Hendari, S.Kep,Ns,M.Kes, Selaku Ketua Yayasan Harapan Bunda

Bima

2. Maya Febryanti,S.ST.M.Kes, Selaku Direktur Akademi Kebidanan

Harapan Bunda Bima.

3. Nur Islamyati, S.Tr.Keb, M.KM Selaku dosen penguji

4. Sri Astuti, SST, M.KM selaku prmbimbing yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan studi kasus ini.

5. Seluruh Bidan di Puskesmas Mpunda yang telah banyak membantu

penulis dalam menyelesaikan studi kasus ini.

6. Ny. I beserta keluarga yang memberikan kepercayaan dan bersedia

menjadi klien.

7. Seluruh Dosen Akademi Kebidanan Harapan Bunda Bima yang telah

membekali ilmu kepada penulis yang sangat bermanfaat.


8. Keluarga tercinta yang telah memberikan semua kasih sayangnya untuk

penulis yang tiada batasnya dan tanpa pamrih, semoga Allah SWT

memberikan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

9. Teman-teman seperjuangan yang senantiasa memberikan dukungan dan

semangat dalam menyusun Laporan Studi Kasus ini. Penulis menyadari

kasus komprehensif ini masih banyak kekurangan.Untuk itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penulisan

studi kasus selanjutnya. Semoga Laporan kasus komprehensif ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan penulis pada khususnya.

Bima, Agustus 2022

Penulis
DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………………………………. i

LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………. ii

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………….. iii

KATA PENGANTAR……………………………………………………... iv

DAFTAR ISI………………………………………………………………. vi

LAMPIRAN……………………………………………………………….. Viii

BAB I: PENDAHULUAN………………………………………………… 1

A. Latar Belakang…………………………………………………….. 1

B. Tujuan……………………………………………………………… 6

C. Waktu dan Tempat Pengambilan Kasus…………………………… 7

D. Gambaran Kasus…………………………………………………… 7

BAB II: TINJAUAN TEORI………………………………………………. 10

A. Kehamilan………………………………………………………….. 10

1. Pengertian Kehamilan……………………………………… 10

2. Antenatal Care……………………………………………... 10

3. Kekurangan Energi Kronik………………………………… 14

B. Persalinan…………………………………………………………… 19

1. Pengertian Persalinan……………………………………….. 19

2. Klasifikasi Persalinan………………………………………. 19

3. Kekurangan Energi Kronik pada Ibu Hamil……………….. 20

C. Nifas………………………………………………………………... 22

1. Pengertian Nifas……………………………………………. 22

2. Perubahan Psikologis Masa Nifas………………………….. 22

3. Asuhan Masa Nifas………………………………………. 23


4. Kekurangan Energi Kronik pada Masa Nifas……………. 23

D. Bayi/Neonatus……………………………………………………. 25

1. Pengertian Bayi Baru Lahir………………………………. 25

2. Pengertian Fisik pada Bayi……………………………….. 25

3. Asuhan Kebidanan pada Neonatus……………………….. 25

4. Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir……………………… 25

5. Berat Badan Lahir Bayi…………………………………… 27

E. KB………………………………………………………………… 32

1. Pengertian KB……………………………………………. 32

2. Macam-Macam Kontrasepsi……………………………… 32

F. Konsep Dasar 7 Langkah Varney dan SOAP……………………. 36

1. Asuhan Manajemen Menurut Varney……………………. 36

2. Asuhan dengan Menggunakan Metode SOAP…………… 39

BAB III: TINJAUAN KASUS…………………………………………… 41

BAB IV: PEMBAHASAN……………………………………………….. 147

A. Kehamilan………………………………………………………… 147

B. Persalinan…………………………………………………………. 150

C. Masa Nifas………………………………………………………... 154

D. Bayi Baru Lahir (BBL)…………………………………………… 160

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………. 160

A. Kesimpulan……………………………………………………….. 160

B. Saran……………………………………………………………… 161

LAMPIRAN……………………………………………………………… 163
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Permohonan Data

Lampiran 2 : Surat Balasan

Lampiran 3 : Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4 : Surat Persetujuan Menjadi Pasien

Lampiran 5 : Dokumentasi

Lampiran 6 : Lembar Konsultasi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Continuity of Care adalah pelayanan kebidanan melalui model

pelayanan berkelanjutan pada perempuan sepanjang masa kehamilan,

kelahiran serta post partum, karena semua perempuan beresiko terjadinya

komplikasi selama masa prenatal, natal dan post natal. Continuity of care

yang dilakukan oleh bidan pada umumnya berorientasi untuk

meningkatkan kesinambungan pelayanan dalam suatu periode (Ningsih,

2017). Asuhan Kebidanan yang Komprehensif dapat mengoptimalkan

deteksi resiko tinggi maternal dan neonatal (Nova, 2019). Kesehatan Ibu

dan Anak merupakan suatu program yang meliputi pelayanan dan

pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi

kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi

dan Balita, remaja, dan Lansia.

Persalinan merupakan proses fisiologis yang terjadi pada semua ibu

hamil. Proses yang fisiologis ini dapat berubah menjadi patologis bila

tidak sesuai dengan penatalaksaannya. Komplikasi dalam persalinan sering

muncul tiba-tiba dan ini harus diantisipasi untuk memastikan keselamatan

ibu dan janin. Kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir merupakan

suatu keadaan yang fisiologi, namun dalam prosesnya terdapat

kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi

bahkan dapat menyebabkan kematian, (Ummi, Dkk, 2017).


Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat

menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu Negara. Berdasarkan

pengamatan World Health Organization (WHO), AKI didunia pada tahun

2017 diperkirakan 295.000 wanita meninggal setelah kehamilan dan

persalinan. Mayoritas dari kematian ini (94%) terjadi di rangkaian sumber

daya rendah, dan sebagian besar bisa dicegah. Sedangkan Angka Kematian

Bayi (AKB) dunia pada tahun 2018 diperkirakan 2,5 juta (WHO, 2018).

Di Indonesia banyaknya masalah kesehatan membutuhkan

perhatian dari pemerintah. Pembuatan kebijakan merupakan salah satu

bentuk dari tanggung jawab pemerintah dalam mengatasi permasalahan di

bidang kesehatan tersebut. Salah satunya adalah masalah gizi yakni

masalah Kekurangan Energi Kronik pada ibu hamil (Muhamad, Liputo, &

Salahudin, 2017).

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia melaporkan proporsi

resiko kurang energi kronik pada ibu hamil pada tahun 2018 pada

kelompok umur ibu yang beresiko yaitu 15-19 tahun sebesar 33,5%, pada

usia reproduktif angka kejadian kekurangan energi kronik pada ibu hamil

yaitu 12,3% dan pada usia >35 tahun kejadian kekurangan energi kronik

8,5%. Dapat disimpulkan bahwa kejadian kekurangan energi kronik yang

paling beresiko pada ibu hamil di lihat dari segi umur adalah umur 15-19

tahun (Riskesdas, 2018).

Berdasarkan laporan dari Kabupaten/Kota, jumlah kasus kematian

ibu di Provinsi NTB selama tahun 2018 adalah 99 kasus, mengalami

peningkatan di bandingkan pada tahun 2017 dengan jumlah kematian ibu


85 kasus (Profil Kesehatan Provinsi NTB, 2018). Pada tahun 2018

kematian bayi di provinsi NTB yaitu 866, dari sebagian kasus kematian

jumlah tersebut 676 kematian atau 78,06% terjadi pada masa neonatal

dengan penyebab kematian terbesar disebabkan oleh Berat Bayi Lahir

Rendah (BBLR) dan Asfiksia, (Profil Kesehatan NTB, 2018).

Data kejadian KEK pada ibu hamil di provinsi NTB tahun 2018

sebanyak 20%. Berdasarkan umur kejadian KEK pada ibu hamil tahun

2018 yaitu umur 15 – 19 tahun sebanyak 33,5%, umur 20 – 24 tahun

sebanyak 23,3%, umur 25 – 29 tahun sebanyak 16,7%, umur 30 – 34 tahun

sebanyak 12,3%, umur 35 – 39 tahun sebanyak 8,5%, umur 40 – 44 tahun

sebanyak 6,5%, umur 45 – 49 tahun sebanyak 11,1%. (Riskesdas,2018).

Dinas Kesehatan Kota Bima menunjukkan jumlah Kematian Ibu

pada tahun 2018 sebanyak 122/100.000 kelahiran hidup, dan ditahun

2019 jumlah kematian ibu mengalami kenaikan sebanyak 184/100.000

kelahiran hidup, kemudian menurun kembali ditahun 2020 mencapai

90/100.000 dan kemudian kembali mengalami peningkatan di tahun 2021

sebanyak 192/100.000 kelahiran hidup, sedangkan jumlah Kematian Bayi

pada tahun 2018 sebanyak 7/1000 kelahiran hidup, kemudian mengalami

peningkatan ditahun 2020 sebanyak 9/1000 kelahiran hidup, kemudian

mengalami penurunan ditahun 2020 mencapai 4/1000 kelahiran hidup,

kemudian mengalami peningkatan lagi pada tahun 2021 sebanyak 6/1000

kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Kota Bima 2021).

Jumlah Kekurangan Energi Kronik (KEK) Kota Bima tahun 2018

sebanyak 365 ibu hamil, kemudian meningkat ditahun 2019 mencapai 401
ibu hamil, dan terjadi penurunan ditahun 2020 sebanyak 379 ibu hamil

kemudian terjadi penurunan lagi pada tahun 2021 sebanyak 371 ibu hamil

( Dinas Kesehatan Kota Bima, 2021).

Puskesmas Mpunda menunjukkan jumlah Kematian Ibu (AKI).

Pada tahun 2019 sebanyak 2 kelahiran hidup di puskesmas Mpunda , dan

Kematian Ibu pada tahun 2020 tidak ada kematian ibu, dan pada tahun

2021 sebanyak 3 kelahiran hidup. Sedangkan jumlah Kematian Bayi

(AKB) pada tahun 2019 sebanyak 2 kasus, kemudian ditahun 2020 tidak

ada kematian kelahiran hidup, dan pada tahun 2021 jumlah Kematian Bayi

sebanyak 3 kasus.

Jumlah Kekurangan Energi Kronik (KEK) Puskesmas Mpunda

tahun 2019 sebanyak 90 ibu hamil, kemudian menurun ditahun 2020

sebanyak 75 ibu hamil, dan terjadi penurunan lagi ditahun 2021 sebanyak

72 ibu hamil,( Puskesmas Paruga, 2021).

Perdarahan sebagai salah satu penyebab kematian obstetrik

disebabkan oleh kekurangan energi kronis. Kejadian KEK pada ibu hamil

dapat dideteksi dini dengan melakukan pengukuran lingkar lengan atas

(LILA). Indikasi ibu hamil menderita KEK dapat diketahui jika LILA

kurang dari 23,5CM. Akibat KEK suplai oksigen dan makanan ke janin

menjad i terhambat sehingga menyebabkan proses perkembangan janin

menjadi terhambat dan berakibat BBLR (Sondakh, Jenny J.S. 2017).

Dari data terakhir Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018

melaporkan tingginya pravalensi Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada

wanita subur (15-49 tahun) sebesar 14,5% dan pada wanita hamil (15-49
tahun) sebesar 17,3%. Perbandingan data riskesdes tahun 2013 dan juga

2018 juga menunjukan bahwa secara keseluruhan pravalensi KEK naik

untuk secara kelompok umur dan kondisi wanita (hamil dan tidak hamil)

(Fikawati, dkk, 2018).

KEK pada ibu hamil bisa disebabkan karena faktor karakteristik

ibu hamil yang terdiri dari usia, tinggi badan dan berat badan. Ibu hamil

yang menikah pada usia remaja cenderung beresiko untuk mengalami

KEK, menurut penelitian Mulyaningrum, menunjukkan bahwa ibu hamil

yang berumur kurang dari 20 tahun memiliki risiko KEK yang lebih

tinggi, bahkan ibu hamil yang umurnya terlalu muda dapat meningkatkan

risiko KEK secara bermakna (Energi et al.,2019).

Kekurangan energi kronis pada ibu hamil dapat menyebabkan

risiko terjadinya anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah

secara normal, terkena penyakit infeksi, dan menjadi penyebab tidak

langsung kematian ibu, sedangkan pengaruh kekurangan energi kronis

terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama,

persalinan prematur iminnen (PPI), pendarahan post partum, serta

peningkatan tindakan sectio caesaria.

Dampak dari ibu hamil yang KEK yaitu dapat menyebabkan

tergangunya kesehatan ibu atau punjanin yang dikandungnya.Ibu hamil

KEK akan mengalami keluhan seperti kelelahan terus-menerus, merasa

kesemutan, muka pucat. Sementara, janin yang tidak tumbuh maksimal

akan menyebabkan bayi yang dilahirkan mengalami berat badan lahir

rendah, perkembangan organ janin akan terganggu, kejadian tersebut akan


mempengaruhi pada kemampuan belajar, kemampuan kognitif, anak

cenderung berisiko mengalami kecacatan, serta dapat berisiko bayi yang

dilahirkan mati, hal yang bias terjadi pada janin yang dikandung oleh ibu

yang KEK diantarannya keguguran, (Kristiyanasari, 2016).

Upaya pencegahan KEK Peningkatan variasi dan jumlah makanan

juga dapat menjadi salah satu upaya pencegahan KEK. Kandungan zat gizi

pada setiap janin makanan berbeda-beda dan untuk memenuhi kebutuhan

sebagaian besar zat gizi diperlukan konsumsi makan yang beragam.selain

itu, karena kebutuhan energy dan zat gizi lainnya pada ibu hamil

meningkat makan jumlah konsumsi makanan mereka harus ditambah,

(Nurmadinisia R, 2018).

Berdasarkan latar belakang dan dilihat dari data di atas penulis

tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan pada “ Ny. “I” di Puskesmas

Mpunda Kota Bima tahun 2022.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny”I” Di puskesmas

Mpunda tahun 2022

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal pada

Ny.”I”,diwilayah kerja Puskesmas Mpunda Kelurahan Mpunda

Kota Bima tahun 2022.


b. Melakukan Asuhan Kebidanan Persalinan Normal pada Ny. “I” di

wilayah kerja Puskesmas Mpunda Kelurahan Mpunda Kota Bima

tahun 2022.

c. Melakukan Asuhan Kebidanan Nifas Normal pada Ny. “I” di

wilayah kerja Puskesmas Mpunda Kelurahan Mpunda Kota Bima

tahun 2022

d. Melakukan Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Normal di

wilayah kerja Puskesamas Mpunda Kelurahan Mpunda Kota Bima

tahun 2022

e. Melakukan Asuhan Kebidanan KeluargaBerencana (KB) pada Ny.

“I” di wilayah kerjaPuskesmas Mpunda Kelurahan Mpunda Kota

Bima tahun 2022

C. Waktu Dan Tempat Pengambilan Kasus.

1. K1 (UK 37 minggu) : pada tanggal 11 Januari 2022 pukul 15.50

wita bertempat dirumah pasien

2. K2 (UK 38 minggu) : pada tanggal 16 Januari 2022 pukul 09.02

wita bertempat dirumah pasien

3. K3 (UK 39 minggu) : pada tanggal 25 Januari 2022 pukul 08.54

wita bertempat dirumah pasien

4. Pertolongan persalinan dan penanganan bayi baru lahir bertempat

di ruang bersalin, pada tanggal 08 Februari 2022 jam 15.54wita

5. K1 6 jam masa nifas bertempat dirumah pasien pada tanggal 08

Februari 2022 pukul 23.45 wita


6. K2 6 hari masa nifas bertempat dirumah pasien pada tanggal 14

Februari 2022 pukul 08.30 wita

7. K3 14 hari masa nifas bertempat dirumah pasien pada tanggal 22

Februari 2022 pukul 09.00 wita

8. K4 42 hari masa nifas bertempat dirumah pasien pada tanggal 22

Maret 2022 pukul 15.12 wita

9. K1 neonatus umur 0 hari pada tanggal 08 Februari 2022 pukul

17.30 wita

10. K2 neonatus umur 6 hari pada tanggal 14 Februari 2022 pukul

08.30 wita bertempat dirumah pasien

11. K3 neonatus umur 14 hari pada tanggal 22 Februari 2022 pukul

09.00 wita bertempat dirumah pasien

12. K4 neonatus umur 42 hari pada tanggal 22 Maret 2022 pukul

15.12 wita bertempat rumah pasien

13. Kunjungan ibu ber KB (keluarga berencana) pada tanggal 22 Maret

2022 pukul 15.30 wita bertempat di Polindes Pena To’i

14. Tempat Pengambilan Kasus

- Lahan Praktek: Puskesmas Mpunda

- Rumah Pasien: Kelurahan Pena to’i RT.01/ RW 01 Kota Bima

D. Gambaran Kasus

Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny”I” umur 21 tahun

G1P0A0H0 dengan kekurangan energi kronik (KEK). Pemeriksaan

kehamilan dilakukan sebanyak 3x dimulai dari usia kehamilan (UK) 37

minggu sampai dengan usia kehamilan (UK) 40 minggu. Dari 3X


kunjungan diperoleh hasil pengukuran LILA pada pemeriksaan pertama

ibu mengalami kekurangan enrgi kronik (KEK) dengan hasil LILA 23 cm,

pada kunjungan kedua di lakukan pemeriksaan masih mengalami (KEK)

dengan hasil LILA 23 cm dan untuk kunjungan ketiga ibu tidak

mengalami KEK dengan hasil pemeriksaan LILA 23,5 cm.disetiap

kunjungan sudah di lakukan KIE dan pemberian makanan tambahan dan

dilakukan KIE lanjutan tentang mempersiapkan segala hal untuk ibu dan

bayi pada saat persalinan tiba.

Ny”I” bersalin pada tanggal 08-02-2022 tepatnya jam 18:00 WITA

pada UK 40 minggu, proses persalianan berjalan normal dengan hasil

pemantauan tiap kala yaitu kala I lamanya 10 jam, kala II 30 menit, kala

III 10 Menit, Kala IV 2 jam dan pada saat persalian ada laserasi pada jalan

lahir derajat 2 dan sudah di lakukan heacting. Selama persalinan ibu tidak

mengalami masalah. Ny”I” melahirkan bayi laki-laki dengan Berat Badan

3300 gram, Panjang Badan 49 cm, tanpa cacat bawaan.

Pemantauan masa nifas dilakukan sebanyak 3x dimulai sejak

tanggal 09-02-2022 jam 08:00 WITA dengan keadaan normal, kunjungan

nifas kedua pada tanggal 14-02-2022 jam 08:00 dan tidak ditemukan

masalah apapun pada Ny”I”, kunjungan nifas ketiga dilakukan pada

tanggal 22/02/2022 jam 09:00 dengan hasil pemantauan tidak ditemukan

masalah apapun pada ibu dan bayi dengan kenaikan BB bayi yaitu 5000

gram serta pada kunjungan ini ibu diberikan konseling lanjutan tentang

alat kontrasepsi yang sesuai dengan keinginan dan didapatkan hasil

kesepakantan Ny”I” dengan suaminya, mereka memilih untuk


mengunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan dikarenakan ibu mengatakan

ini adalah KB pertama dan merasa takut padakontarsepsi yang lain seperti

implant, IUD maupun Mantap dan ibu memilih KB suntik 3 bulan.

Kunjungan pada bayi dilakukan bersamaan dengan kunjungan

nifas. Tidak ditemukan kesenjangan masalah apapun pada kasus selama

masa nisaf berlangsung dengan teori begitupun dengan pemantauan bayi

pada Ny”I”. Pemantauan BBL dilakukan bersamaan dengan pemantauan

masa nifas, selama pemantauan bayi dalam keadaan normal dan tidak ada

keluhan apapun dari ibu terhadap kondisi bayi.


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Ibu hamil adalah seorang wanita yang sedang mengandung

yang dimulai dari konsepsi lahirnya janin. Kehamilan adalah waktu

transisi, yaitu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang

sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak

itu lahir (Rahmawati, 2020)

Kehamilan merupakan penyatuan dari spermatozoa dan ovum

dan dilanjutkan dengan nidasi. Bila dihitung dari saat fertilasi hingga

lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40

minggu atau 9 bulan menurut kelender internasional. Maka, dapat

disimpulkan bahwa kehamilan merupakan bertemunya sel telur dan

sperma di dalam atau diluar rahim dan berakhir dengan keluarnya bayi

dan plasenta melalui jalan lahir (Yulaikhah, 2019).

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi,

bila dihitung dari saat fertilitasi hingga lahirnya bayi, ehamilan normal

akan berlangsung dalam watu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan

menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,

dimana trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu, trimester


kedua 15 minggu ( minggu ke-13 hingga ke-27) dan trimester ketiga

13 minggu (minggu ke-28 hingga ke 40) (WHO, 2018)

2. Antenatal Care (ANC)

a. Pengertian

Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang

diberikan oleh perawat kepada wanita selama hamil, misalnya

dengan pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk

pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses

persalinan dan kelahiran supaya ibu siap menghadapi peran baru

sebagai orang tua (Wagiyo & putrono, 2017).

Menurut Depkes RI (Rukiah & Yulianti, 2017)

mendefinisikan bahwa pemeriksaan kehamilan merupakan

pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan

ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi

terhadap penyimpangan yang ditemukan. Pada hakikatnya

pemeriksaan kehamilan bersifat preventif care dan bertujuan

mencegah hal-hal yang tidak diinginkan bagi ibu dan janin

(Purwaningsih & Fatmawati 2018).

b. Tujuan Pemeriksaan Kehamilan Antenatal Care (ANC)

Tujuan pemeriksaan kehamilan menurut Kementrian Kesehatan

RI (2019) adalah :

1) Tujuan Umum
Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh

pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga mampu

menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan

selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.

2) Tujuan Khusus

Tujuan khusus ANC adalah menyediakan pelayanan

antenatal yang terpadu , komprehensif, serta berkualitas,

memberikan konseling kesehatan dan gizi ibu hamil,

konseling KB dan pemberian ASI, meminimalkan ”missed

opportunity” pada ibu hamil ntuk mendapatkan pelayanan

antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas ;

mendeteksi secara dini adanya kelainan atau penyakit

yang diderita ibu hamil ; dapat melakukan intervensi yang

tepat terhadap kelainan atau penyakit yang diderita ibu

hamil ; dapat melakukan intervensi yang tepat terhadap

kelainan atau penyakit sedini mungkn pada ibu hamil ;

dapat melakukan rujukan kusus ke fasilitas pelayanan

kesehatan sesuai dengan sistem rujukan yang sudah ada.

Selain itu pemeriksaan kehamilan atau antenatal care

juga dapat dijadikan sebagai ajang promosi kesehatan dan

pendidikabn tentang kehamilan, persalinan dan persiapan

menjadi orang tua (Simpon & Creehan, 2016 dalam Novita

2018).
c. Manfaat Pemeriksaan Kehamilan Antenatal Care (ANC)

Menurut Purwaningsih & Fatmawati (2018) mejelaskan bahwa

pemeriksaan antenatal juga memberikan manfaat terhadap ibu dan

janinnya, antara lain :

1) Bagi ibu

a) Mengurangi dan menegakkan secara dini

komplikasi kehamilan dan mengurangi penyulit

masa antepartum

b) Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan

jasmani dan rohani ibu hamil dalam menghadapi

proses persalinan

c) Dapat meningkatkan kesehatan ibu pasca persalinan

dan untuk dapat memberi ASI

d) Dapat melakukan proses persalinan secara aman.

2) Bagi janin

Sedangkan manfaat untuk janin adalah dapat

memelihara kesehatan ibu sehingga mengurangi kejadian

prematuritas, kelahiran mati dan berat bayi lahir rendah.

d. Jadwal Pemeriksaan Kunjungan Antenatal Care (ANC)

1) Pemeriksaan kehamilan Antenatal Care (ANC) sangatlah

dibutuhkan guna memantau kondisi kesehatan ibu dan

janinnya. Sehingga deperlukan pemeriksaan kehamilan

secra rutin. Menurut saifudin (Ai Yeyeh & Yulianti, 2014)


pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan dengan

ketentuan sebagai berikut : Minimal 1 kali pada trimester

ke-1 (kehamilan <14 minggu)

2) Minimal 1 kali pada trimester ke-2 (kehamilan 14-28

minggu)

3) Minimal 2 kali pada trimester ke-3 (kehamilan .28 minggu

sampai kelahiran.

3. Kekurangan Energi Kronik Pada Ibu Hamil

a. Pengertian KEK

Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan keadaan

dimana ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung

malnutrisi. (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan

kesehatan pada ibu sehingga kebutuhan ibu hamil akan zat gizi yang

semakin meningkat tidak terpenuhi (Depkes, 2018).

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan

malnutrisi atau keadaan patologis akibat kekurangan secara relatif

atau absolut satu atau lebih zat gizi (Supariasa, 2013). Kekurangan

Energi Kronis (KEK) adalah kekurangan energi yang memiliki

dampak buruk terhadap kesehatan ibu dan pertumbuhan

perkembangan janin. Ibu hamil dikategorikan KEK jika Lingkar

Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm (Muliarini, 2017).

Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah akibat dari suatu

keadaan akibat kekurangan energi atau ketidak seimbangan asupan


energi dalam waktu lama, sehingga tidak dapat di evaluasi dalam

waktu singkat (Supariasa, Bakrie, dan Fajar, 2019).

b. Penyebab Kekurangan Energi Kronis (KEK)

Penyebab utama terjadinya KEK pada ibu hamil yaitu sejak

sebelum hamil ibu sudah mengalami kekurangan energi, karena

kebutuhan orang hamil lebih tinggi dari ibu yang tidak dalam

keadaan hamil. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolism

energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat

selama hamil. Menurut Sediaoetama (2019), Penyebab dari KEK

dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Penyebab Langsung

Penyebab langsung terdiri dari asupan makanan atau

pola konsumsi dan infeksi.

2) Penyebab Tidak Langsung

a) Hambatan utilitas zat-zat gizi Hambatan utilitas zat-zat gizi

ialah hambatan penggunaan zat- zat gizi karena susunan

asam amino didalam ubuh tidak seimbang yang dapat

menyebabkan penurunan nafsu makan dan penurunan

konsumsi makan.

b) Hambatan absorbsi karena penyakit infeksi atau infeksi

cacing.

c) Ekonomi yang kurang.

d) Pendidikan umum dan pendidikan gizi kurang.


e) Produksi pangan yang kurang mencukupi kebutuhan.

f) Kondisi hygiene yang kurang baik.

g) Jumlah anak yang terlalu banyak.

h) Penghasilan rendah.

i) Perdagangan dan distribusi yang tidak lancar dan tidak

merata.

c. Dampak dari Kekurangan Energi Kronis (KEK) (Sarwono, 2017)

1) Terhadap Ibu Hamil

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan

komplikasi pada ibu antara lain: anemia, perdarahan, berat

badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit

infeksi.

2) Terhadap Persalianan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat

mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum

waktunya (premature), pendarahan setelah persalinan, serta

persalinan dengan operasi cenderung meningkat.

3) Terhadap Janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi

proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran,

abortus, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intrapartum,

dan lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

4) Terhadap Ibu Nifas


Gizi kurang pada ibu nifas dapat menyebabkan lamanya

proses involusi uteri, infeksi, produksi ASI tidak lancar dan

konstipasi.

d. Penatalaksanaan KEK

1) Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan-

makanan yang berpedoman umum gizi seimbang.

2) Hidup sehat dengan melakukan pengaturan diit yang benar dan

teratur selama kehamilan.

3) Istirahat cukup.

4) Diberi penyuluhan mengenai gizi seimbang yang diperlukan oleh

ibu hamil.

5) Peningkatan variasi dan jumlah makanan.

6) Mengurangi beban kerja pada ibu hamil.

7) Konsumsi vitamin B kompleks dan tablet Fe selama kehamilan.

8) Melakukan pemeriksaan rutin 1 bulan sekali dan ANC terpadu.

a) Pengukuran Antropometri Lingkar Lengan Atas (LILA)

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui

status gizi ibu hamil, antara lain memantau penambahan

berat badan selama kehamilan, pengukuran Lingkar Lengan

Atas (LILA). Ukuran LILA normal adalah 23,5 cm. Ibu

dengan ukuran LILA di bawah 23,5 cm menunjukkan

adanya kekurangan energi kronis (KEK). LILA telah

digunakan sebagai indikator terhadap resiko KEK untuk ibu


hamil di Indonesia karena tidak terdapat data berat badan

prahamil pada sebagian besar ibu hamil dan mengukur

kabar Hb untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita

anemia gizi (Ariyani, 2016). Persiapan pengukuran LILA

(Ariyani,2016) :

Sediakan pita LiLA sepanjang 33 cm dengan

ketelitian 0,1 cm atau meteran kain.

Pastikan pita LiLA tidak kusut, tidak terlipat-lipat

dan tidak rusak/sobek.

Jika lengan responden > 33 cm, gunakan meteran

kain.

Responden diminta berdiri dengan tegak (rileks),

tidak memegang apapun dan otot lengan tidak

tegang dan kencang.

Baju pada lengan kiri disingsingkan keatas sampai

pangkal bahu terlihat atau lengan bagian atas tidak

tertutup.

b) Cara melakukan pengukuran LILA (Ariyani,2016) :

Tentukan posisi pangkal bahu.

Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat

dengan telapak tangan ke arah perut.

Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan

ujung siku dengan menggunakan pita LILA atau


meteran (Lihat Gambar), dan beri tanda dengan

pulpen/spidol (sebelumnya dengan sopan minta izin

kepada responden). Bila menggunakan pita LILA

perhatikan titik nolnya.

Lingkarkan pita LILA sesuai tanda pulpen di

sekeliling lengan responden sesuai tanda (di

pertengahan antara pangkal bahu dan

siku).

Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita

LiLA.

Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat

atau longgar.

Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada

pita LILA (kearah angka yang lebih besar).

B. PERSALINAN

1. Pengertian Persalinan

Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin,

plasenta dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir (Rohani,

2017). Persalinan adalah proses pergerakan keluarnya janin, plasenta

dan membrandari dalam Rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal

dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus

dengan frekuensi, durasi, dan keuatan yang teratur sampai pembukaan

lengkap sehingga siap melahirkan janin dari ahim, (Rohani, 2017).


Persalinan adalah kejadian yang berakhir dengan pengeluaran

bayi yang cukup bulan atau kurang bulan disusul dengan pengeluaran

plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Sujiyatini,dkk, 2017).

Persalian suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

urin) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir

atau dengan lain. ( Sofian, 2018.)

2. Klasifikasi persalinan.

a. Persalinan dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir

disebut persalinan spontan.

b. Persalinan buatan yaitu apabila persalinan dengan bantuan tenaga

dari luar misalnya ekstraksi dengan forceps, atau dilakukan operasi

sesio sesarea.

c. Persalinan yang terjadi apabila bayi sudah cukup besar untuk dapat

hidup diluar, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga dapat

menimbulkan kesulitan dalam proses persalinan. Terkadang

persalinan tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung

setelah pecah ketuban, pemberian pitocin atau protaglandin disebut

persalinan anjuran.

3. Kekurangan Energi Kronik (KEK) terhadap persalinan.

Ibu bersalin dengan KEK adalah suatu keadaan dimana seorang

ibu bersalin mengalami kekurangan energi protein yang terjadi karena

konsumsi bahan pangan pokok yang tidak memenuhi kebutuhan


disertai hidangan yang tidak seimbang dan mengabsorbsian

metabolisme zat gizi yang terganggu.

Ibu bersalin yang KEK secara teori memiliki resiko lebih besar

untuk mengalami partus lama dibandingkan ibu bersalin tidak KEK.

(Kristiyanansari, 2017) ibu bersalin dengan KEK akan cenderung

kekurangan energi untuk melakukan his sehingga his lemah yang

dampak nya proses pengeluaran janin terhambat.

a. berdampak pada ibu antara lain:

1) Persalinan Sulit dan Lama. Hal ini disebabkan oleh kekuatan

ibu mengejan kurang karena kelelahan selama kala dua, rahim

ibu yang kekurangan gizi akan menyebabkan his lemah,

pendek, dan jarang dari normal sehingga persalinan menjadi

sulit dan lama (Manuaba, 2018).

2) Persalinan prematur atau kelahiran kurang bulan adalah istilah

yang digunakan untuk mendefinisikan neonatus yang

dilahirkan terlalu dini. Berat badan lahir rendah mengacu pada

kelahiran dengan 500-2500 gram dan berat lahir sangat rendah

pada kelahiran dengan berat 500- 1500 gram (Gant, dan

Cuningham, 2019).

3) Tindakan operasi dilakukan untuk menyelamatkan bayi dan ibu

(Manuaba, 2018).

4) Perdarahan. Adalah perdarahan yang terjadi 24 jam setelah

persalinan. Ada banyak penyebab perdarahan postpartum yaitu:


atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, dan robekan jalan

lahir.

b. Dampak pada bayi

Adapun dampak pada bayi dengan ibu hamil yang

mengalami Kekurangan Energi Kronik terhadap persalinan yaitu:

1) mempengaruhi proses pertumbuhan janin

2) bayi lahir mati

3) kematian neonatal

4) cacat bawaan

5) anemia pada bayi

6) asfiksia intra partum (mati dalam kandungan)

7) lahir dengan berat badan rendah (BBLR).

C. Nifas

1) Pengertian Nifas

Masa Nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,

plasenta, serta selaput yang di perlukan untuk memulihkan kembali organ

kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu

(Walyani & Purwoastuti, 2018.)

Masa Nifas (puerperium) adalah di mulai setelah plasenta lahir

dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil masa nifas berlangsung selama 6 minggu (Rohani,2017.)

Masa nifas atau post partum disebut juga puerpurium yang berasal

dari bahasa latin yaitu dari kata “puer” yang artinya bayi dan “parous”
berarti melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar dari Rahim karena sebab

melahirkan atau setelah melahirkan (Anggraeni, 2017).

2) Perubahan Psikilogi masa nifas

Perubahan Psikologi di bagi menjadi bagian yaitu

 Periode Taking In

Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada

umumnya pasif dan tergantung perhatiannya tertuju pada

kekhawatiran akan tubuhnya.

 Periode Taking Hold

Periode ini berlangsung pada 2-4 hari post partum. Ibu menjadi

perhatian pada kemapuannya menjadi orang tua yang sukses dan

mengingkatkan tanggung jawab terhadap bayinya.

 Periode Letting Go

Periode biasanya terjadi setelah ibu pulang kerumah. Periode ini

pun sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang di

berikan oleh keluarga. Depresi post partum umumnya terjadi pada

priode ini.

3) Asuhan Masa Nifas

Asuhan masa nifas adalah asuhan yang diberikan pada pasien/ibu hamil

mulai dari setelah melahirkan sampai dengan kembalinya tubuh seperti

sebelum hamil (Salehs,2015).

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.


b. Melaksanakan skrining secara komprehensif, deteksi dini

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi.

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan

diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi

serta perawatan bayi sehari-hari

d. Memberikan pelayanan keluarga berencana (KB)

e. Mendapatkan kesehatan emosi. Program dan Kebijakan Teknis

Pelayanan Nifas Menurut Kemenkes RI (2016) anjurkan ibu untuk

melakukan kontrol/kunjungan masa nifas setidaknya 4 kali yaitu:

1) Kunjungan 6-8 jam setelah persalinan

2) Kunjungan 6 hari setelah persalinan

3) Kunjungan 2 minggu setelah persalinan

4) Kunjungan 6 minggu setelah persalinan.

4) Kekurangan energi kronik pada masa nifas

a. Faktor yang mempengaruhi keadaan ibu nifas dengan Kekurangan

Energi Kronik (KEK), yaitu:

1) faktor ekonomi yang menentukan kualitas makanan, dengan

kata lain semakin tinggi penghasilan maka semakin baik

makanan yang diperoleh.

2) Faktor pendidikan merupakan unsur penting yang dapat

mempengaruhi keadaan gizinya karena jika tingkat

pendidikannya tinggi diharapkan informasi tentang gizi

menjadi lebih baik.


3) faktor kesehatan menyangkut status gizi pada ibu nifas dengan

Kekurangan Energi Kronik (KEK), berpengaruh terhadap

status kesehatan. Pada ibu nifas akan mengalami pusing,

lemah, letih lesu, dan menghambat proses kembalinya

kandungan dalam ukuran semula.

b. Dampak Pada masa nifas

1) Pada ibu

Perdarahan pervaginam atau perdarahan post partum adalah

kehilangan darah sebanyak 500 cc atau lebih dari trakus

genetalia setelah melahirkan. pendarahan setelah persalinan

pada ibu dengan KEK akan mengurangi produksi ASI

karena kekurangan nutrisi yang dibutuhkan ibu menyusui.

2) Pada janin

dapat mempengaruhi pertumbuhan bayi, bayi lahir mati,

kematian neonatal, cacat bawaan, asfiksi intra partum, lahir

dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (Prawirohardjo,

2018).

D. Bayi/Neonatus

1. Pengertian bayi baru lahir

Bayi baru lahir adalah bayi segera dilahirkan sampai dengan usia 4

minggu (Manuaba, 2019.) Bayi baru lahir merupakan individu yang

sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus
dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan-kehidupan intra uterin

kekehidupan ekstra uterin (Dewi, 2019).

Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan (0-28 hari),

dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam

Rahim menuju luar Rahim dan terjadi pemtangan organ hamper pada

semua system. Bayi hingga umur kurang satu bulan merupakan golongan

umur yang memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi dan berbagai

masalah kesehatan bias muncul, sehingga tampa penaganan yang tepat

bias beraibat fatal (Kemenkes RI, 2020).

Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir pada presentasi kepala

melalui vagina tampa memakai alat (Jamil et al, 2017). Kriteria bayi

normal adalah lahir dengan umur kehamilan genap 37 minggu sampai 42

minggu, dengan berat badan lahir 2500-4000 gram, panjang badan: 48-52

cm, lingkaran dada: 30-38 cm, nilai APGAR 7-10 dan tampa cacat bawaan

(Ribek et al, 2018).

2. Perubahan Fisik Pada Bayi

Adalah bentuk lingkar kepala bayi mengalami perubahan sejak

pertama dilahirkan. Kulit kepala, kelopak mata yang tampak memar,

hingga mata bayi yang terdapat bercak merah menjadi lebih bersih dan

normal.

3. Asuhan Kebidanan Pada Neonatus

Perawatan 1 jam pertama

Mempertahankan suhu tubuh dan mencegah hipotermia :


a. mengeringkan tubuh bayi segera setalah lahir.

Kondisi bayi lahir dengan tubuh basah karena air ketuban atau

aliran udara melalui jendela/pintu yang terbuka akan mempercepat

terjadinya penguapan yang akan mengakibatkan bayi lebih cepat

kehilangan suhu tubuh.

b. Untuk mencegah terjadinya hipotermia, bayi yang baru lahir harus

segera dikeringkan dan dibungkus dengan kain kering kemudian

diletakkan telungkup di atas dada ibu untuk mendapatkan

kehangatan dari dekapan ibu.

c. Menunda memandikan bayi sampai tubuh bayi stabil

Pada bayi cukup bulan dengan berat badan lebih dari 2.500 gram

dan menangis kuat bisa dimandikan +24 jam setelah kelahiran

dengan tetap menggunakan air hangat. Pada bayi berisiko yang

berat badannya kurang dari 2.500 gram/ keadaannya sangat lemah

sebaiknya jangan dimandikan sampai suhu tubuhnya stabil dan

mampu mengisap ASI dengan baik.

d. Menghindari kehilangan panas pada bayi baru lahir yaitu melalui

radiasi, evaporasi, konduksi dan konveksi (Dewi,2019).

4. Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir

Semua bayi baru lahir haru dinilai adanya tanda-tanda kegawatan

atau kelainan yang menunjukan suatu penyakit. Berikut penilaian bayi

baru lahir untuk tanda kegawatan :


a. Bayi bari lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau

beberapa tanda sebagai berikut :

1) Sesak napas

2) Frekuensi pernafasan 60 kali/ menit

3) Gerakan retraksi di dada

4) Malas minum susu

5) Panas atau suhu badan bayi rendah

6) Kurang aktif

7) Berat badan rendah ( 1.500-2500 gram ) dengan kesulitan

minum

a. Tanda-tanda bayi baru lahir sakit berat, apabila terdapat salah

satu atau lebih tanda-tanda berikut :

1) Sulit minum

2) Sianosis sentral

3) Perut kembung

4) Periode apneu

5) Kejang atau periode kejang-kejang kecil

6) Merintih

7) Perdarahan

8) Berat badan lahir <1.500 gram. ( Nurhayati, 2017)

5. Berat Badan Lahir Bayi

1. Definisi berat badan lahir bayi

Berat badan lahir bayi adalah berat bayi yang ditimbang dalam

satu jam setelah lahir, penimbangan ini perlu dilakukan untuk


mengetahui berat bayi lahir normal atau rendah. Berat badan lahir

normal didefinisikan sebagai semua berat bayi yang baru lahir ≥ 2500

gram (Sofha, dkk., 2015). Berat badan lahir bayi merupakan ukuran

antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi

baru lahir. Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi lahir

normal atau BBLR. Dikatakan berat lahir normal apabila berkisar

antara 2500-4000 gram, sedangkan dikatakan BBLR apabila berat bayi

lahir kurang dari 2500 gram. Pada masa bayi sampai dengan balita,

berat badan dapat digunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik

maupun status gizi (Supariasa, 2018).

2. Kategori berat badan lahir bayi

Sukmani (2016) mengkategorikan berat badan lahir bayi menjadi

3, yaitu:

a. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) dikategorikan berat rendah

karena dilahirkan < 2500 gram.

b. Berat bayi lahir normal dianggap normal karena saat lahir

mempunyai berat 2500-4000 gram.

c. Berat bayi lahir lebih dikategorikan lebih karena berat lahir > 4000

gram.

3. Cara mengukur berat badan lahir bayi

Cara mengukur berat badan bayi baru lahir menurut Supariasa

(2017), yaitu:
a. Pengukuran berat badan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang

menolong persalinan.

b. Letakkan timbangan bayi pada permukaan yang datar.

c. Sebelum penimbangan, pastikan timbangan berfungsi dengan baik,

yaitu jarum pada timbangan bayi menunjukkan angka 0.

d. Bayi ditimbang tanpa menggunakan pakaian apapun.

e. Pembacaan skala hanya dilakukan jika bayi diam.

f. Catat hasil pengukuran berat badan.

4. Faktor yang mempengaruhi berat badan lahir bayi

a. Ibu hamil dengan KEK Kekurangan energi kronis pada ibu

hamil dapat menimbulkan abortus, bayi lahir mati, kematian

neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intrapartum,

lahir dengan BBLR. Bila BBLR bayi mempunyai risiko

kematian, serta gangguan pertumbuhan dan perkembangan

anak (Stephanie dan Kartikasari, 2017). hubungan yang

signifikan antara status KEK pada ibu hamil dengan kejadian

BBLR, dapat diketahui juga bahwa ibu yang tergolong KEK

berisiko 6,6 kali lebih besar untuk mengalami BBLR.

b. Umur ibu

Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20-35

tahun. Pada kehamilan diusia kurang dari 20 tahun secara fisik

dan psikis masih kurang, misalnya dalam perhatian untuk

pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya.


Sedangkan pada usia lebih dari 35 tahun berkaitan dengan

kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai

penyakit yang sering menimpa diusia dini (Alfianti dan

Darmawati, 2017).

c. Jarak kehamilan

Jarak kehamilan merupakan faktor resiko ibu sebelum hamil

yang mempengaruhi kejadian pertumbuhan dan perkembangan

janin. Semakin kecil jarak antara dua kelahiran semakin besar

resiko melahirkan BBLR (Alfianti dan Darmawati, 2017).

d. Status ekonomi

Kurangnya pendapatan keluarga juga berpengaruh terhadap

pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan kehamilan yang

membutuhkan biaya membuat ibu dengan keadaan sosial

ekonomi yang rendah enggan untuk memeriksa kehamilan ke

pelayanan kesehatan sehingga berdampak terhadap kesehatan

ibu dan bayi (Alfianti dan Darmawati, 2017).

e. Paritas

Paritas dikategorikan menjadi tiga, yaitu primipara jika

melahirkan 1 kali, multipara jika melahirkan 2 sampai dengan 4

kali, dan grande multipara jika melahirkan lebih dari 4 kali

(Kamariyah dan Musyarofah, 2017). Ibu paritas >2

kemungkinan fungsi endometrium dan korpus uteri mengalami

kemunduran fungsi sehingga dapat mempengaruhi


pertumbuhan dan perkembangan janin serta rentan melahirkan

bayi dengan BBLR (Putri, dkk., 2017).

f. Prematur

Prematur adalah kelahiran yang terjadi sebelum minggu ke-37

kehamilan. Salah satu akibat dari kelahiran prematur adalah

terjadinya BBLR. kejadian BBLR dapat dipengaruhi oleh

kelahiran prematur(Mahayana, 2017)

g. Ibu anemia pada saat hamil

kejadian BBLR banyak dilahirkan pada ibu yang mempunyai

faktor risiko anemia (56,8%). Selama kehamilan terjadi anemia

relatif pada ibu, yaitu kejadian hemodilusi yang merupakan

penambahan volume plasma relatif lebih besar dari pada

volume sel darah merah. Jika terjadi penurunan kadar

hemoglobin hingga di bawah 11 gr% maka hal ini bukan

merupakan proses hemodilusi, namun lebih berhubungan

dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Salah satu

dampak dari anemia adalah melahirkan bayi dengan BBLR.

Anemia dapat mengakibatkan penurunan suplai oksigen ke

jaringan, hal ini akan menggangu pertumbuhan janin sehingga

akan memperkuat terjadinya BBLR (Mahayana,dkk., 2017).


h. Kelainan plasenta

Kelainan pada plasenta seperti luas permukaan yang tidak

sesuai, kelainan pertumbuhan, solusio plasenta, plasenta previa,

dan infark dapat mengganggu fungsinya dalam menyokong

kehidupan janin intrauterin. Hal ini akan menimbulkan dampak

buruk pada janin, salah satunya adalah BBLR (Mahayana,

dkk., 2017).

E. KB

1) Pengertian KB

Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur

jumlah anak dan jarak kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari

itu, Pemerintah mencanangkan program atau cara untuk mencegah

dan menunda kehamilan (Sulistyawati, 2017).

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengatur

banyaknya jumlah kelahiran sehingga ibu maupun bayinya dan

ayah serta keluarga yang bersangkutan tidak akan menimbulkan

kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut. Keluarga

berencana merupakan program pemerintah yang bertujuan

menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk.

Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan

menerima norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) yang

berorentasi pada pertumbuhan yang seimbang (Irianto, 2017).


Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepulihan

an peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

penegtahuan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,

peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga

kecil, bahagia dan sejahtera (Lucky, 2018).

2) Macam– macam Kontrasepsi

 Metode Kontrasepsi sederhana

Metode kontrasepsisederhana terdiri dari 2 yaitu metode

kontrasepsi sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi

dengan alat. Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain: Metode

Amenorhoe

Laktasi (MAL), Couitus Interuptus, Metode Kalender,

Metode Lendir Serviks, Metode Suhu Basal Badan, dan

Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir

servik. Sedangkan metode kontrasepsi sederhana dengan alat

yaitu kondom, diafragma, cup serviks dan spermisida

(Handayani,2018.)

 Metode Kontrasepsi Hormonal

Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi

menjadi 2 yaitu kombinasi (mengandung hormon progesteron

dan estrogen sintetik) dan yang hanya berisi progesteron saja.

Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan

suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi


progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant (Handayani,

2018).

a. Pil Progestin

Kerja utama POP dianggap menebalka nlendir serviks

sehingga mempersulit penetrasi sperma dan memodifikasi

endometrium sehingga menghalangi implantasi, selain itu

juga mempunyai efek yang beragam pada tuba uterina.

Manfaat dapat digunakan saat menyusui, perlindungan

terhadap PID, manfaat lain meliputi kemampuannya

melindungi dari resiko kanker endometrium dan ovaarium.

Kerugiannya meliputi perdarahan yang tidak teratur,

kadang kadang memanjang,oligomenorea, atau amenorea,

kista ovarium fungsional. Diminum setiap hari, tida kada

hari tanpa pil sehingga tablet diminum sepanjang periode.

(Myles,2016.)

b. Suntik Progestin

Metode suntikan progesteron bersifat ireversible

sehingga beragam efek samping meliputi ketidak nyaman

pada payudara,mual, muntah, depresi,atau perubahan

suasana hati. Efek utama yang sering terjadi adalah

menstruasi yang tidak teratur, peningkatan berat badan, dan

kemungkinan berhubungan dengan penurunan kepadatan

tulang. Suntikan KB tidak menganggu kelancaran air susu


ibu(ASI), suntikan KB ini juga mungkin dapat melindungi

ibu dari anemia (kurang darah, memberi perlindungan

terhadap radang panggul dan pengobatan kanker bagian

dalam rahim (Saifuddin,2017)

c. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)

Disetujui oleh FDA tahun 2006, Implanon (Organon,

Roseland NJ) merupakan implan subdermal satu batang

yang mengandung 68 mg progestin etonogestrel (ENG),

dan dilapisi ethylene vinilacetate. Implan ditempatkan di

permukaan medial lengan atas 6 sampai 8 cm dari siku pada

lekukan biseps dalam 5 hari awitan mentsruasi

(Cunningham, 2018). Progestin dilepaskan secara terus-

menerus untuk menekan ovulasi sebagai aksikontrasepti

fprimert, walaupun penebalan mukus serviks dan

atrofiendometrium menambah manfaatnya.

Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim (AKDR)

IUD merupakan kontrasepsi sangat efektif dan

berjangka panjang). Cara kerja alat kontrasepsi ini

antara lain menghambat kemampuan sperma untuk

masuk ke tuba falopi, mempengaruhi fertilisasi sebelum

ovum mencapai kavumuteri, mencegah sperma dan

ovum bertemu walaupun IUD membuat sperma sulit


masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan

mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi, dan

memungkinkan untuk mencegah implantasi telur

dalamu terus(Affandi,2019).

Menurut Affandi (2019) efek samping penggunaan

IUD antara lain perubahan siklus haid(umumnya pada 3

bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan),

haid lebih lama dan banyak, perdarahan (spotting) antar

menstruasi,saat haid lebih sakit,merasakan sakit hingga

kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan,

perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang

meungkinkan penyebab anemia dan perforasi dinding

uterus (sangat jarang apabila pemasanganya benar).

Metode Kontrasepsi Mantap

Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam

yaitu Metode Operatif Wanita (MOW) dan Metode

Operatif Pria (MOP). MOW sering dikenal dengant

ubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong

atau mengikat saluran tuba/tuba falopii sehingga

mencegah pertemuan antara ovum dan sperma.

Sedangkan MOP sering dikenal dengan nama

vasektomi, vasektomi yaitu memotong atau mengikat


saluran vas deferens sehingga cairan sperma tidak dapat

keluar atau ejakulasi (Affandi,2019).

F. Konsep dasar 7 Langkah Varney dan SOAP

1) Langkah 1 Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan

pengumpulan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi

keadaan klien secara lengkap seperti, riwayat kesehatan,

pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya, meninjau

catatan terbaru atau catatan selanjutnya, meninjau data

laboratorium dan membandingkannya dengan hasil study (Rukiah:

2017).

2) Langkah 2. Mengidentifikasi diagnosis atau masalah actual.

Mengidentifikasi data dengan cepat untuk mengidentifikasi

diagnosa atau masalah aktual dengan klien berdasarkan data dasar,

menguraikan bagaimana suatu data pada kasus diinterpretasikan

menjadi suatu diagnosa atau secara teori data apa yang mendukung

untuk timbulnya diagnosa tersebut. Masalah lebih sering

berhubungan dengan bagimana klien menguraikan keadaan yang ia

rasakan, sedangkan diagnosa lebih sering diidentifikasi oleh bidan

yang difokuskan pada apa yang di alami oleh klien(Rukiah 2017.)

3) Langkah 3. Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau

diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan


diagnosis yang telah di identifikasi, langkah ini membutuhkan

antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil

mengamati klien, bidan di harapkan dapat bersiap-siap bila

diagnosis atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.Adapun

Masalah potensial anemia pada ibu hamil dimasa kehamilan, dapat

mengakibatkan abortus, dapat menyebabkan persalinan prematur,

dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam

rahim erganggu(Bothamley 2016)

4) Langkah 4. Penetapan kebutuhann/ tindakan segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau

dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama

dengan aggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.

Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses

manejemen kebidanan. Jadi manejemen bukan hanya selama

asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga

selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus misalnya pada

waktu tersebut dalam persalinan (Jannah 2017.)

5) Langkah 5. Intervensi/ Perencanaan tindakan asuhan kebidanan.

Pada langkah ini dilakukan perencanaan yang menyeluruh,

ditentukan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan

kelanjutan manejemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah

diidentifikasi atau di antisipasi, pada langkah ini informasi atau

data dasar yang tidak lengkap dapat di lengkapi (Jannah 2017.)


6) Langkah 6. Implementasi/ pelaksanaan asuhan

Pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluruh

dilangkah lima harus dilaksanakan secara efesien. Perencanaan ini

bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh

bidan dan sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan

lainnya. Jika bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap memikul

tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya, memastikan

langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana. Dalam situasi

dimana bidan berkolaborasi denga dokter untuk menangani klien

yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam

manejemen asuhan bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap

terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut.

7) Langkah 7 evaluasi Pada langkah ini

Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah

diberikan meliputi kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar

telah terpenuhi sesuai denga kebutuhan sebagaimana telah

diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosis. Rencana tersebut

dapat di anggap efektif juka memang benar efektif dalam

pelaksanaanya. Adapun kemungkinan bahwa sebagian rencana

tersebut lebih efektif sedang sebagian belum efektif (Jannah 2017).

 Konsep Dasar SOAP

Dokumentasi asuhan menggunakan metode SOAP meliputi :


1. S (subyektif ) mencatat hasil anamnesis, baik auto

anamnesis maupun allo-anamnesis

2. O (Obyektif ) mencatat hasil pemeriksaan fisik,

pemeriksaan psikhologis dan pemeriksaan penunjang.

3. A (Analisis ) mencatat diagnosis dan atau masalah

kebidanan.

4. P (Penatalaksanaan ) mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang telah dilakukan baik tindakan segera,

tindakan antisipatif maupun tindakan komprehensif yang

dilakukan secara mandiri,kolaboratif maupun rujukan.

Dengabn metode ini, pencatatan dapat dilakukan secara

singkat dan lengkap, sehingga memudahkan bidan untuk

mengevaluasi asuhan berdasarkan SOAP.

 P4K

1. Pengetahuan Ibu Hamil dalam Pelaksanaan Program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

2. Menyiapka calon pendonor persiapan dalam menghadapi

kemungki-nan terjadinya komplikasi pada ibu hamil,

bersalin dan nifas termasuk perencanaan mengikuti metode

KB pascasalin, dengan menggunakan stiker P4K sebagai

media pencatatan sasaran dalam rangka meningkatkan

cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi

baru lahir (Depkes RI, 2019).


3. Peran informan pada pelaksanaan kegiatan P4K (Program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)

dalam menurunkan angka kematian ibu. Perilaku bidan dan

kader terkait dengan perannya, yangseharusnya dilakukan

dalam perencanaan persalinan yaitu bidan mempunyai

peran melakukan antenatal sesuai dengan standar dan

kewenangannya, merencanakan persalinan dengan

memberdayakan ibu hamil, suami dan keluarga dalam

menentukan perkiraan persalinan, penolong persalinan,

tempat persalinan, dana atau biaya persalinan,

transportasi/ambulan desa, metode KB setelah persalinan

dan sumbangan darah atau calon donor darah, dan

kunjungan rumah bila diperlukan (Mariani Putri, 2017).


BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PADA NY ”I” G1 P0 A0 H0 HAMIL 37 MINGGU
DI PUSKESMAS MPUNDA TAHUN 2022

I. PENGKAJIAN

Nama Mahasiswa : Siti Aisyah

Tempat Pengkajian : Rumah Pasien

Tanggal Pengkajian /Jam : 11 Januari 2022/Pukul : 15:50 WITA

A. DATA SUBYEKTIF

1. Identitas Pasien dan Penanggung Jawab

Nama Ibu : NY ”I” Nama Suami : TN ”S”

Umur : 21 Tahun Umur : 22 Tahun

Suku/Bangsa : Bima/Indonesia Suku/bangsa: Bima/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMK Pendidikan : SMU

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Satpam

Alamat : Pena To’i, Alamat : Pena To’i

RT 01/RW 01 RT 01/RW01
2. Alasan kunjungan

Ibu mengatakan ingin memeriksa kehamilannya

3. Keluhan utama:

ibu mengatakan sering merasa pusing sejak 2 hari yang lalu

4. Riwayat Menstruasi:

Menarche : 15 tahun

Siklus : Lancar ± 28 hari

Lama : 5-7 hari

Sifat darah : Encer, tidak bergumpal

Flour albus/keputihan : Ada sebelum dan sesudah haid

Dismenorhe : Kadang-kadang

5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu: tidak ada

Hamil Persalinan Komplikasi Nifas

ke
Tanggal Umur Jenis penolong BB ibu bayi Lakta Komplikasi

kehamilan persalinan lahir si


6. Riwayat kehamilan ini:

a. G1 P0 A0 H0

b. HPHT : 29-04-2021 HPL : 06-02-2022

c. UK 37 minggu

d. Kunjungan ANC : teratur, frekuensi 6 kali di Polindes Pena to’i

dan di Puskesmas Mpunda

e. Obat yang biasa dikonsumsi selama hamil: B com, Fe

f. Pergerakan Janin: ± 10 x/hari, pergerakan janin pertama kali

yang dirasakan pada usia kehamilan 5 bulan

g. Riwayat imunisasi Tetanus Toxoid: sebanyak 3 kali, yaitu:

TT 1 : waktu SD

TT 2 : catin

TT 3 : waktu usia kehamilan 26 minggu

h. Kecemasan: Tidak ada

i. Tanda-tanda bahaya: Tidak ada

j. Tanda-tanda persalinan: Tidak ada

k. Ibu mengatakan ingin mengetahui tentang: keadaan kehamilannya

dan kondisi janinnya

7. Riwayat penyakit yang pernah di derita sekarang/yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti

(PMS, TBC, Hepatitis), penyakit menurun seperti (DM, Hipertensi,

Asma), penyakit menahun seperti (Ginjal, jantung, paru-paru).


8. Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak pernah menderita penyakit

menular seperti (PMS, TBC, Hepatitis), penyakit menurun seperti

(DM, Hipertensi, Asma), penyakit menahun seperti (Ginjal, jantung,

paru-paru).

9. Riwayat KB : tidak ada

anak Mulai memakai Berhenti/ganti cara

ke
jenis Tangga Oleh Tempat Keluhan Tangga Oleh Tempa kelu alasan

kontra l /tahun l/tahun t han

sepsi

10. Riwayat Sosial Ekonomi dan Psikologi

a. Status Perkawinan: syah kawin1 kali

b. Lama nikah 1 tahun, menikah pertama pada umur 20 tahun

c. Kehamilan ini direncanakan

d. Perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan: ibu dan keluarga

merasa senang dengan kehamilan ini

e. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami dengan

mempertimbangkan pendapat ibu


f. Tempat dan petugas yang diinginkan untuk membantu

persalinan: polindes Panggi dan bidan

g. Tempat rujukan jika terjadi kompllikasi: RSUD Bima

h. Persiapan menjelang persalinan: ibu mengatakan sudah

melakukan persiapan persalinan di antaranya biaya, P4K

(Pendonor, Penolong, Pendamping, Perlengkapan pakaian ibu

dan bayi dan Kendaraan).

11. Activity Daily Living

a. Pola Nutrisi:

Makan (sebelum hamil) Makan (saat hamil)

Frekuensi : 3x/hari Frekuensi: 2 x/hari

Jenis : Nasi, ikan, sayur Jenis: Nasi, ikan

Porsi : 1 piring Porsi: 1/2 piring

Keluhan: Tidak ada Keluhan: Tidak ada

Minum (sebelum hamil) Minum (saat hamil)

Frekuensi : 5-6 x/hari Frekuensi: 7-8 x/hari

Jenis: Air putih Jenis: Air putih

Porsi : 1 gelas Porsi: 1 gelas

Keluhan: Tidak ada Keluhan: Tidak ada

b. Pola eliminasi (sebelum hamil)

BAB 1x/hari, konsistensi lunak, warna kuning, lendir/darah

BAK 4x/hari, konsistensi cair, warna jernih


Pola eliminasi (saat hamil)

BAB 1x/hari, konsistensi lunak, warna kuning, lendir/darah

BAK 6x/hari, konsistensi cair, warna jernih

c. Pola Aktivitas (sebelum hamil)

Pekerjaan sehari-hari: Ibu mengatakan melakukan pekerjaan

rumah seperti menyuci, memasak, menyapu dll.

Keluhan : tidak ada

Hubungan Sexual : 2 x/mgg

(saat hamil)

Pekerjaan sehari-hari: Ibu mengatakan masih bisa melakukan

pekerjaan rumah seperti biasa menyuci, memasak, menyapu dll

dan kadang-kadang di bantu oleh suami.

Keluhan : sakit pinggang

Hubungan Sexual : 1 x/mgg

d. Pola Istirahat (sebelum hamil) (saat hamil)

Tidur siang: ± 1jam Tidur siang : 1 jam

Tidur malam: 7-9 jam Tidur malam: 5-6 jam

Keluhan: Tidak ada Keluhan : susah tidur

e. Kebiasaan Hidup (sebelum hamil)

Merokok : Tidak pernah

Minum-minuman keras : Tidak pernah

Obat terlarang : Tidak pernah

Minum jamu : Tidak pernah


Kebiasaan Hidup (saat hamil)

Merokok : Tidak pernah

Minum-minuman keras : Tidak pernah

Obat terlarang : Tidak pernah

Minum jamu : Tidak pernah

f. Pola Personal Hygien (sebelum hamil)

Mandi : 2 x/hari

Keramas : 3 x/minggu

Gosok gigi : 2 x/hari

Ganti pakaian dalam : 2 x/hari

Ganti pakaian : 2 x/hari

Pola Personal Hygien (saat hamil)

Mandi : 2 x/hari

Keramas : 3 x/minggu

Gosok gigi : 2 x/hari

Ganti pakaian dalam : 3-4 x/hari

Ganti pakaian : 2 x/hari

B. Data Obyektif

1. KU : Lemas Tingkat Kesadaran: Composmentis

2. TTV

TD : 90/60 mmHg

N : 80 x/menit
S : 36,2 0C

RR : 20 x/menit

3. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan

TB : 155 cm

BB Sebelum hamil : 47 kg

BB Sekarang : 56 kg

Kenaikan BB Selama hamil : 9 kg

LILA : 23 cm

4. Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi

Kepala

 Rambut: Tidak rontok, warna hitam, tidak ada ketombe

 Muka: Tidak pucat Cloasma: tidak ada Odema: tdk ada

 Mata:Simetris Conjungtiva:tdk anemis Sclera:tdk ikterik

 Hidung: bersih Polip: tidak ada Palpebra: tidak ada

 Gigi dan Mulut : Bersih, tidak ada karies gigi

Leher

 Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada

 Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

Payudara

 Bentuk Simestri : Ya

 Puting susu : Menonjol

 Areola Mammae : Hitam


 Colostrum : Ada

Abdomen

 Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan

 Linea nigra : Ya

 Bekas luka/operasi : Tidak ada

Genetalia (tidak dilakukan pemeriksaan)

 Tanda chadwich :

 Varices :

 Odema :

 Pembesaran kelenjar bartholini :

 Pengeluaran pervaginam :

 Anus :

Ekstrimitas

 atas

 Odema : tidak ada

 Varises : tidak ada

 Pergerakan : aktif

 bawah

 Odema : tidak ada

 Varises : tidak ada

 Pergerakan : aktif

b. Palpasi

Payudara
 Ada nyeri tekan : Tidak ada

 Benjolan : Tidak ada

Abdomen

 TFU : 29 cm

 Leopold I : Pada bagian atas perut ibu teraba 1 bagian

lunak bulat dan tidak melenting (bokong).

 Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu teraba 1 bagian

keras memanjang seperti papan (punggung), pada bagian

kiri perut ibu teraba bagian kecil janin (ekstremitas).

 Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba 1

bagian bulat keras dan melenting (kepala) dan sudah

masuk PAP

 Leopold IV : 4/5 (Divergen)

 TBJ : 29 – 11 x 155 = 2.790 gram

 Kontraksi : tidak ada

 Vesika Urinaria: teraba kosong

c. Auskultasi

DJJ

Punctum maximum : bagian kanan bawah perut ibu

Frekuensi : 139 x/menit, teratur

d. Perkusi

Reflek patella : +/+


CVAT (Columna Vertebra Aria Tenders) : tidak dilakukan

5. Pemeriksaan panggul ( tidak dilakukan )

Distancia spinarum :-

Distancia kristarum :-

Baude logue :-

Lingkar panggul :-

6. Pemeriksaan dalam ( tidak dilakukan )

Atas indikasi : pukul: oleh:

Dinding vagina :-

Portio :-

Pembukaan serviks :-

Konsistensi :-

Ketuban :-

Presentasi fetus :-

Point Of Direction (POD) :-

Penurunan bagian terendah :-

7. Pemeriksaan penunjang

tanggal : 30- 12- 2021 Jenis Pemeriksaan :

HbsAg, HB, HIV, Golda

Hasil : HbsAg (-), HB 9,6 gr %/dl HIV (-), Golda (B)


II. INTERPRETASI DATA

a. Diagnosa Kebidanan:

Ny. ”I” umur 21 tahun G1P0A0H0, UK 37 minggu, tunggal, Hidup,

Intra Uteri, letak memanjang, presentasi kepala, kesan jalan lahir

normal, KU ibu dan janin baik dengan Kekurangan Energi Kronik

( KEK ).

Data Dasar:

D/S:

- Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertama

- Ibu mengatakan belum pernah keguguran

- Ibu mengatakan HPHT tanggal 29- 04- 2021

- Ibu mengatakan usia kehamilannya 9 bulan

- Ibu mengatakan gerakan janin 10x/hari

- Ibu mengatakan sering pusing sejak 2 hari yang lalu

- Ibu mengatakan kurang nafsu makan

D/O:

KU : Lemas tingkat kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 90/60 mmHg, N : 80x/menit, S : 36,2 °C, RR : 20 x/menit

BB : 56 kg, LILA: 23 cm

Pemeriksaan Leopold

- TFU 29 cm
- Leopold I: Pada bagian atas perut ibu teraba 1 bagian lunak bulat

dan tidak melenting (bokong).

- Leopold II: Pada bagian kanan perut ibu teraba 1 bagian keras

memanjang seperti papan (punggung), pada bagian kiri perut ibu

teraba bagian kecil janin (ekstremitas).

- Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba 1 bagian bulat

keras dan melenting (kepala) dan sudah masuk PAP

- Leopold IV : 4/5 (Divergen)

- Djj : 139 x/menit

- TBJ : 29 – 11 x 155 = 2.790 gram

- Kontraksi : tidak ada

- Vesika Urinaria :teraba kosong

b. Masalah

KEK

- Pola nutrisi yang tidak efisien (Nafsu makan kurang)

- Sering pusing di tandai dengan HB yang 9,6 gr% /dl

c. Kebutuhan

KIE:

- PMT

- Istrahat yang cukup

- Tablet tambah darah

- Perbanyak minum air putih


III. DIAGNOSA POTENSIAL/ MASALAH POTENSIAL

KEK : Anemia, perdarahan antepartum, keguguran, abortus, cacat

bawaan, asfiksia intrapartum, dan lahir dengan Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR).

IV. KEBUTUHAN SEGERA/TINDAKAN SEGERA

a. Mandiri

- PMT (biskuit ibu hamil)

- Tablet tambah darah

b. Kolaborasi

Tidak dilakukan

c. Merujuk

Tidak dilakukan

V. INTERVENSI ( 11-01-2022/ pukul 10:15 WITA)

1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan saat ini

2. Jelaskan pada ibu cara mengatasi pusing yang dirasakan

3. Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan TM III

4. Jelaskan pada ibu tentang pola nutrisi ibu hamil TM III

5. Anjurkan pada ibu untuk rutin meminum tablet Fe

6. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

7. Anjurkan pada ibu untuk melakukan persiapan persalinan

8. Beritahu ibu akan dilakukan kunjungan ulang


VI. IMPLEMENTASI ( 11-01-2022/ pukul 10:25 WITA )

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan saat ini bahwa

keadaan ibu dan janin baik dengan hasil TTV : Tekanan Darah: 90/60

mmHg, Nadi : 80 x/menit, Suhu : 36,2 ºC, Respirasi : 20 x/menit,

LILA: 23 cm dan pergerakan janin ±10, Denyut Jantung Janin : 139

x/menit

2. Menjelaskan pada ibu cara mengatasi pusing yang dirasakan seperti

istrahat yang cukup, rutin minum vitamin tablet tambah darah,

perbanyak minum air putih, makan makanan yang mengandung zat

besi seperti sayur-sayuran hijau,kacang-kacangan, daging, telur, tahu,

dan tempe.

3. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya trimester III seperti sakit

kepala yang hebat, pandangan kabur, gerakan janin berkurang,

bengkak pada tangan kaki dan wajah, perdarahan, KPD dan nyeri perut

yang hebat.

4. Menjelaskan pada ibu tentang pola nutrisi ibu hamil TM III yaitu

dengan mengonsumsi beberapa jenis makanan seperti buah buahan dan

sayuran setidaknya lika kali dalam sehari, karbohidrat seperti roti

gandum, sereal, kentang dan nasi, produk susu rendah lemak sebanyak

2-3 kali sehari untuk memenuhi kebutuhan kalsium, protein 2 kali


sehari seperti daging tampa lemak, ikan, telur, kacang-kacangan, biji-

bijian, kedelai dan tahu.

5. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi vitamin yang diberikan

sesuai jadwal seperti mengkonsumsi tablet Fe 2x/hari dikonsumsi

pada siang dan malam hari agar ibu tidak merasa mual dan diminum

dengan air hangat atau perasan jeruk, hindari minum dengan memakai

susu atau teh.

6. Menganjurkan pada ibu untuk istrahat yang cukup, jangan terlalu

bekerja yang berat-berat atau mengangkat barang yang terlalu berat.

7. Menganjurkan pada ibu untuk mempersiapkan perlengkapan

menjelang persalinan seperti pendamping persalinan, tabungan

persalinan, kartu jaminan kesehatan nasional, penolong persalinan,

golongan darah, dan program KB.

8. Memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan ulang pada tanggal 16-01-

2022 atau jika ada keluhan segera menghubungi bidan terdekat.

VII. EVALUASI( 11-01-2022/ pukul 10:45 WITA )

1. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan saat ini

2. Ibu mengerti tentang keluhan yang dirasakan saat ini

3. Ibu mengerti tentang tanda bahaya TM III

4. Ibu bersedia untuk mengkonsumsi Vitamin yang di anjurkan

5. Ibu mengerti tentang pola nutrisi ibu hamil TM III

6. Ibu bersedia untuk melakukan persiapan persalinan.


7. Ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan ulang atau sewaktu waktu jika

ada keluhan diperiksa kembali pada tanggal 16-01-2022 atau jika ada

keluhan segera menghubungi bidan terdekat.

CATATAN PERKEMBANGAN I

Tanggal/jam : 16 Januari 2022/ pukul 09.02 WITA

Tempat : Rumah pasien Ny. ”I”, RT 01/RW 01, Pena to’i

Kunjungan : Ke-2

Subyektif :

- Ibu mengatakan sudah tidak merasakan pusing

- Ibu mengatakan sakit pinggang

- Ibu mengatakan susah tidur

Obyektif :

1. KU : Baik Tingkat Kesadaran : Composmentis

- BB : 56 kg, LILA : 23 cm, UK: 38 minggu, HB: 11,5 gr%dl

2. TTV

TD : 100/70 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,6 ˚C

RR : 20 x/menit

3. Palpasi abdomen:

a. Leopold I : Teraba 1 bagian bulat, lunak dan tidak melenting (bokong)


b. Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu teraba 1 bagian keras

memanjang seperti papan (punggung), pada bagian kiri perut ibu

teraba bagian kecil janin (ekstremitas).

c. Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba 1 bagian bulat keras

dan melenting (kepala) dan sudah masuk PAP

d. Leopold IV : 4/5 (Divergen)

e. Kontraksi : Tidak ada

4. DJJ : 136 x/menit, teratur

5. TFU : 29 cm

6. TBJ : (29-11) x 155 = 2,790 gram

Assesment :

1. Diagnosa

Ny.”I” Umur 21 tahun G1P0A0H0 hamil 38 Minggu, tunggal, Hidup, Intra

Uteri, letak memanjang, presentasi kepala, keadaan umum ibu dan janin

normal.

2. Masalah

- Sakit pinggang

3. Kebutuhan

KIE:

- Melakukan Olahraga ringan dengan jalan -jalan santai

- Tidur dengan posisi yang nyaman

Planning ( Tanggal : 16 Januari 2022, pukul : 09.02 WITA)


1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan saat ini dengan TTV TD :

100/70 mmHg, N : 80 x/menit, S : 36,6 ˚C, RR : 21 x/menit. Leopol I: teraba

bokong, leopold II: punggung kanan (puka), leopold III: teraba kepala, leopold

IV: sudah masuk PAP. TFU: 29 cm, DJJ : 136 x/menit, teratur, TBJ: 2,790 gram.

Evaluasi : Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan saat ini

2. Mengingatkan kembali pada ibu tentang persiapan persalinan yaitu keluarga atau

suami mendampingi ibu dan menyiapkan surat-surat, persiapan pendonor,

persiapkan tabungan atau dana cadangan untuk biaya persalinan dan biaya

lainnya, kendaraan jika sewaktu-waktu diperlukan.

Evaluasi :Ibu mengatakan sudah mempersiapkan semua yang dibutuhkan pada

saat persalinan termasuk calon pendonor darah.

3. Menjelaskan pada tentang penyebab sakit pinggang yang dirasakan adalah hal

yang normal disebabkan karena perut ibu yang semakin membesar sehingga

menekan saraf, perubahan hormon yang menyebabkan ligamen dan sturktur-

struktur yang menempel dengan persendian di bagian panggul jadi meregang.

Evaluasi: ibu mengerti tentang penyebab sakit pinggang

4. Menjelaskan pada ibu tentang cara meredakan sakit pinggang yaitu dengan

melakukan olahraga ringan seperti berjalan-jalan santai, tidur dengan posisi yang

nyaman, menghindari berdiri terlalu lama, dan menghindari mengangkat barang

yang berat.

Evaluasi: ibu mengerti cara meredakan sakit pinggang

5. Mengingatkan kembali pada ibu tentang tanda-tanda persalinan seperti perut

mulas-mulas yang teratur, timbulnya semakin sering dan semakin lama dan

keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir atau keluar air dari jalan lahir.

Evaluasi :Ibu mengerti tentang tanda-tanda persalinan yang sudah dijelaskan


6. Mengingatkan kembali pada ibu tentang pola nutrisi ibu hamil TM III yaitu

dengan mengonsumsi beberapa jenis makanan seperti buah buahan dan sayuran

setidaknya lima kali dalam sehari, karbohidrat seperti roti gandum, sereal,

kentang dan nasi, produk susu rendah lemak sebanyak 2-3 kali sehari untuk

memenuhi kebutuhan kalsium, protein 2 kali sehari seperti daging tampa lemak,

ikan, telur, kacang-kacangan, biji-bijian, kedelai dan tahu.

Evaluasi: ibu mengerti tentang pola nutrisi pada ibu hamil TM III

7. Mengingatkan kembali pada ibu tentang tanda bahaya pada masa kehamilan

trimester III, seperti muntah terus dan tidak mau makan, demam tinggi,

menggingil dan keringat, bengkak pada kaki, tangan dan wajah, atau sakit kepala

disertai kejang. Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya,

perdarahan, keluar air dari jalan lahir, terasa sakit pada saat kencing atau keluar

keputihan atau gatal-gatal di daerah kemaluan, batuk lama lebih dari 2 minggu,

jantung berdebar-debar atau nyeri di dada, diare berulang, sulit tidur dan cemas

berlebihan.

Evaluasi : Ibu mengerti tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan

8. Mangingatkan kembali ibu untuk beristrahat yang cukup seperti tidur siang

selama 1-2 jam dan tidur malam selama 7-8 jam setiap harinya.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk istrahat yang cukup

9. Memberitahu pada ibu akan dilakukan kunjungan 1 minggu lagi yaitu pada

tanggal 25 Januari 2022 atau sewaktu-waktu jika ada keluhan.

Evaluasi : Ibu bersedia akan dilakukan kunjungan ulang pada tanggal 25 januari

2022.
CATATAN PERKEMBANGAN II

Tanggal/jam : 25 Januari 2022/ pukul 08.54 wita

Tempat : Rumah Ny. ”I”, RT 01/RW 01, Pena to’i

Kunjungan : Ke-3

Subyektif :

- Ibu mengatakan telah melakukan kunjungan hamil sebanyak 6 kali

- Ibu mengatakan nafsu makannya sudah bertambah

- Ibu mengatakan sudah mempersiapkan B (bidan), A (alat), K (keluarga), S

(surat), O (obat), K (kendaraan), U (uang), DA (darah).

- Ibu mengatakan ketidak nyamanan bagian pinggang

Obyektif :

1. KU : Baik Tingkat Kesadaran : Composmentis

2. BB : 57 kg, LILA: 23,5 cm

3. TTV

TD : 100/70 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,7 ˚C

RR : 20 x/menit
4. Palpasi abdomen :

a. TFU : 30 cm,

b. Leopold I : Teraba 1 bulat lunak dan tidak melenting (bokong)

c. Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu teraba 1 bagian keras

memanjang seperti papan (punggung), pada bagian kiri perut ibu

teraba bagian kecil janin (ekstremitas).

d. Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba 1 bagian bulat

keras dan melenting (kepala), sudah masuk PAP

e. Leopold IV : 4/5 (Divergen)

f. Kontraksi : Tidak ada

g. DJJ : 140 x/menit, teratur

h. TBJ : 30-11 x 155 = 2,945

Assesment :

1. Diagnosa

Ny. ”I” umur 21 tahun G1P0A0H0 hamil 39 Minggu, tunggal, Hidup, Intra

Uteri, Letak memanjang, Presentasi kepala, Keadaan umum ibu dan janin

baik, kesan jalan lahir normal.

2. Masalah

Ketidak nyamanan bagian pinggang

3. Kebutuhan

Menjelaskan pada ibu tentang ketidak nyamanan pada daerah pinggang ibu

yaitu karena penurunan kepala janin.

Planning (Tanggal 25 Januari 2022, pukul : 09.13 WITA)


1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan saat ini dengan TTV TD :

100/70 mmHg, N : 80 x/menit, S : 36,7 ˚C, RR : 22 x/menit, LILA: 23,5

cm. Letak janin dalam kandungan normal dan kepala janin sudah masuk

rongga panggul dengan DJJ: 140 x/menit, teratur

Evaluasi :Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan saat ini

2. Mengingatkan kembali pada ibu tentang persiapan persalinan yaitu

keluarga atau suami mendampingi ibu dan menyiapkan surat-surat,

persiapan pendonor, persiapkan tabungan atau dan cadangan untuk biaya

persalinan dan biaya lainnya, kendaraan jika sewaktu-waktu diperlukan

serta penolong persalinan yang diinginkan.

Evaluasi :Ibu mengatakan sudah mempersiapkan semua yang dibutuhkan

pada saat persalinan termasuk penolong persalinan yaitu bidan.

3. Menjelaskan pada tentang keluhan yang dirasakan adalah hal yang normal

disebabkan karena perut ibu yang semakin membesar, sakit pada

punggung, dan napas tersengal sehingga ibu tidak bisa tidur dengan

nyenyak dan susah untuk posisi yang nyaman pada saat tidur.

Evaluasi: ibu mengerti tentang penyebab sakit pinggang dan istrahat yang

cukup.

4. Mengingatkan kembali pada ibu tentang tanda-tanda persalinan seperti

perut mulas-mulas yang teratur, timbulnya semakin sering dan semakin

lama dan keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir atau keluar air

dari jalan lahir.


Evaluasi :Ibu mengerti tentang tanda-tanda persalinan yang sudah

dijelaskan

5. Mengingatkan kembali pada ibu tentang tanda bahaya pada masa

kehamilan trimester III, seperti muntah terus dan tidak mau makan,

demam tinggi, menggingil dan keringat, bengkak pada kaki, tangan dan

wajah, atau sakit kepala disertai kejang. Janin dirasakan kurang bergerak

dibandingkan sebelumnya, perdarahan, keluar air dari jalan lahir, terasa

sakit pada saat kencing atau keluar keputihan atau gatal-gatal di daerah

kemaluan, batuk lama lebih dari 2 minggu, jantung berdebar-debar atau

nyeri di dada, diare berulang, sulit tidur dan cemas berlebihan.

Evaluasi : Ibu mengerti tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan

6. Manganjurkan ibu untuk beristrahat yang cukup seperti tidur siang selama

1-2 jam dan tidur malam selama 7-8 jam setiap harinya.

Evaluasi : Ibu bersedia untuk istrahat yang cukup

7. Menganjurkan ibu dan suaminya untuk melakukan hubungan seksual

kerena melakukan hubungan seksual sebelum proses persalinan akan

membantu melumasi jalan lahir, sehingga akan mempermudah

pengeluaran bayi pada proses persalinan.

Evaluasi : Ibu dan suami bersedia melakukan hubungan seksual

8. Menganjurkan pada ibu dan keluarga untuk menghubungi tenaga

kesehatan atau bidan apabila terdapat tanda-tanda persalinan

Evaluasi : Ibu dan keluarga bersedia untuk menghubungi bidan


ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN

PADA NY. ”I” UMUR 21 TAHUN G1P0A0H0 HAMIL 40 MINGGU

DI PUSKESMAS MPUNDA KOTA BIMA

Nama Mahasiswa : Siti Aisyah

Tanggal/jam : 08 Februari 2022/ 15. 54 WITA

NO. Register :-

Tempat : Puskesmas Mpunda Kota Bima

Ruangan : Bersalin

I. PENGKAJIAN

A. DATA SUBYEKTIF

1. Identitas Ibu dan Penanggung Jawab

Nama Ibu : Ny”I” Nama Suami : Tn”S”

Umur : 21 tahun Umur : 22 tahun

Suku /Bangsa: Bima/Indonesia Suku/bangsa: Bima/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMK Pendidikan : SMU

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Satpam

Alamat : Pena To’i Alamat : Pena To’i


RT 01/RW01 RT01/RW01

2. Alasan masuk kamar bersalin :

Ibu mengatakan ingin melahirkan dan di bantu oleh bidan

3. Keluhan utama:

Ibu mengatakan hamil 9 bulan mengeluh sakit perut menjalar ke

pinggang pada tanggal 08 Februari 2022 jam 13:00 Wita Dan keluar

darah bercampur lendir pada jam 15:50 Wita.

4. Riwayat Menstruasi

Menarche : 15 tahun

Siklus : 28 hari

Lama : 5-7 hari

Sifat darah : Encer

Flour albus/keputihan : ada sebelum dan sesudah haid

Dismenorhe : kadang-kadang

5. Tanda-tanda persalinan

Kontraksi : ada sejak tanggal: 08-02-2022 pukul: 13:00 Wita

Frekuensi: 4-5x/10 menit

Lamanya: 45 detik kekuatan: kuat


Lokasi ketidak nyamanan: perut dan pinggang

6. Pengeluaran pervaginam

Darah lendir: ada , Jumlah: ±5 cc Warna: merah

7. Riwayat kehamilan sekarang:

G1P0A0H0

HPHT : 29-04-2021 HPL : 06-02-2022

UK : 40 minggu

ANC tidak teratur, frekuensi 6x, di: Polindes Pena To’i

Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : ±10x/hari

Riwayat Imunisasi : TT I: waktu SD, TT II: catin, TT III: waktu usia

kehamilan 26 minggu

Keluhan : Ibu mengatakan mual-mual pada awal-awal kehamilan

dan susah makan dan tidur

Obat yang dikonsumsi selama hamil: Tablet Fe, kalk, vitamin B

complex, vitamin B12

Tanda-tanda bahaya : Tidak ada

4. Riwayat penyakit yang pernah di derita sekarang/yang lalu

Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit apapun yang

dimiliki baik sekarang maupun yang lalu seperti penyakit menular

(Hepatitis, HIV, TBC) penyakit menahun (Jantung, Paru-paru,

ginjal) penyakit menahun (Hipertensi, DM, Asma).

5. Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak memiliki riwayat

penyakit apapun yang dimiliki baik sekarang maupun yang lalu

seperti penyakit menular (Hepatitis, HIV, TBC) penyakit

menahun (Jantung, Paru-paru, ginjal) penyakit menahun

(Hipertensi, DM, Asma).

6. Riwayat Sosial Ekonomi dan Psikologi

Status Perkawinan: Syah kawin 1 kali

Lama nikah 1 tahun, menikah pertama pada umur: 20 tahun

Kehamilan ini direncanakan

Perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan: Ibu Dan keluarga

merasa senang dengan kehamilan ini

Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah: suami

Tempat rujukan jika terjadi komplikasi : RSUD Bima

B. Data Obyektif

1. KU : Baik tingkat kesadaran: composmetis

2. TTV

TD : 110/80 MmHg

N : 80 x/ menit

S : 37 0C

RR : 20 x/ menit

3. Pengukran tinggi badan dan berat badan

TB : 155 cm

BB sebelum hamil : 47 kg
BB sekarang : 57 kg

Kenaikan BB saat hamil : 10 kg

LILA : 23,5 cm

4. Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi

1) Kepala

a) Rambut Tidak rontok, warna hitam, tidak ada ketombe

b) Muka : Simetris Cloasma : Ada Udema : Tidak ada

c) Mata: Simetris Conjungtiva: Tdk anemis Sclera: Tdk

ikterik

d) Hidung: Simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung

Polip: Tdk Ada Sekret : Tdk ada

e) Gigi dan Mulut : Bersih, tidak ada karies gigi dan

stomatitis

2) Leher

a) Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak Ada

b) Pembesaran vena jugularis : Tidak Ada

3) Payudara

a) Bentuk Simestri : Simetris

b) Puting susu : Menonjol

c) Areola Mammae : Hiperpigmentasi

d) Colostrum : Ada Abdomen

e) Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan


f) Linea nigra : Ada

g) Bekas luka/operasi : Tidak ada

4) Genetalia

a) Tanda chadwich : Tidak ada

b) Varices : Tidak ada

c) Odema : Tidak ada

d) Pembesaran Kelenjar Bartholini : Tidak ada

e) Pengeluaran Pervaginam : Ada

f) Bekas Luka/jahitan perinium : Tidak ada

g) Anus : Tidak hemoroid

5) Ekstermitas

a) Atas

o Odema : Tidak ada

o Pergerakan : Aktif

b) Bawah

o Odema : Tidak ada

o Varices : Tidak ada

o Pergerakan : aktif

b. Palpasi

1) Payudara

o Ada nyeri tekan : Tidak ada

o Benjolan : Tidak ada

o Colostrum : Ada
2) Abdomen

o TFU : 30 cm

o Leopold I : Pada bagian atas perut ibu teraba lunak,

tidak melenting,bulat (bokong)

o Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu teraba

bagian keras, memanjang, seperti papan yaitu

punggung, pada bagian kiri perut ibu teraba bagian

kecil janin (Ekstremitas)

o Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba

bagian keras, bulat, dan tidak melenting yaitu kepala

o Leopold IV : bagian terendah janin sudah masuk

PAP (divergen, 4/5)

o TBJ : 2.790 gram

o Kontraksi :5 x/10 mnt, lama 45 detik, kuat teratur

o Vesika urinaria : Kosong

c. Auskultasi

DJJ

o Punctum maximum : Pada bagian kanan bawah perut

ibu

o Frekuensi : 150 x/mnt, teratur

d. Perkusi

o Reflek patella : +/+

o CVAT : Tidak dilakukan


5. Pemeriksaan dalam

Atas indikasi, Ada rasa ingin BAB tanggal 08-02-2022 jam

16:00 wita oleh: bidan

o Dinding Vagina :Tidak ada kelainan

o Portio : Tipis 90%

o Pembukaan Servik : 9 cm

o Konsistensi : Lunak

o Ketuban : pecah

o Presentasi : Kepala

o POD : Ubun-ubun kecil kanan depan

o Penurunan Bagian Terendah : Hodge IV

o ada/ tidak bagian kecil janin : (Tidak teraba bagian kecil

atau tali pusat yang menyertai).

6. Pemeriksaan penunjang:

Tanggal : 08-02-2022 jenis pemeriksaan:

labolatorium

HbsAg

HB

Repid
Hasil : HbsAg (- ) negatif

HB (11,7) gr%/dl

Repid (-) negatif

II. INTERPRESTASI DATA

Diagnosa kebidanan:

Ny”I” umur 21 tahun G1P0A0H0 Aterm, janin tunggal, hidup, intra uteri,

letak memanjang, presentasi kepala, kesan jalan lahir normal.

Data Dasar:

DS

- Ibu mengatakan sakit perut menjalar ke pinggang

- Ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah sejak jam 15.00

wita

- Ibu mengatakan ini anak pertama

- Ibu mengatakan tidak pernah keguguran

DO

KU: Baik Tngkat kesadaran: Composmetis

TTV : TD: 110/80 MmHg, N: 80x/ menit, S: 37 0


C, RR:

20x/menit, LILA: 23,5 cm, TFU: 30 cm, DJJ: 150x/menit.

Leopold I : Pada bagian atas perut ibu teraba lunak, tidak melenting,

bulat (bokong)
Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu teraba bagian keras,

memanjang, seperti papan yaitu punggung, pada bagian kiri perut ibu

teraba bagian kecil janin (Ekstremitas)

Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba bagian keras, bulat,

dan tidak melenting yaitu kepala

Leopold IV : bagian terendah janin sudah masuk PAP (Divergen, 4/5)

DJJ : 150x/ menit

TBJ : 2.790 Gram

VT : 9 Cm

Kontraksi : 4 x/10 menit, lama 45 detik

Masalah : sakit perut menjalar ke pinggang

Kebutuhan : ajari ibu tehnik relaksasi

III. DIAGNOSA POTENSIAL/MASALAH POTENSIAL

Tidak ada

IV. KEBUTUHAN SEGERA/TINDAKAN SEGERA

a. Mandiri

Tidak ada

b. Kolaborasi

Tidak ada

c. Merujuk
Tidak ada

V. PLANNING ( Tgl :08-02-2022 pukul: 16:10 wita )

1. Melakukan pemeriksaan pada ibu dan memberitahu hasil

pemeriksaan pada ibu

2. Anjurkan ibu untuk mengatur posisi nyaman

3. Ajarkan ibu cara mengedan yang baik dan benar

4. Siapkan alat partus set, hecting set, alat uterotonika (oksitosin),

pakaian ibu dan bayi

5. Ajarkan ibu tehnik relaksasi

6. Beritahu suami dan keluarga untuk memberikan semangat dan

motivasi pada ibu

7. Atur posisi ibu senyaman mungkin

8. Anjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak ada his.

VI. IMPLEMENTASI ( Tgl: 08-02-2022 pukul: 16:15 wita)

1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan dan keadaan ibu TD :

110/80MmHg, N : 80 x/Menit, S : 37 ̊ C, RR : 20 x/Menit. VT: 9

cm

2. Menganjurkan ibu untuk mengatur posisi nyaman yaitu mengambil

posisi nyaman tidur miring kiri.

3. Mengajarkan ibu cara mengedan yang baik dan benar yaitu posisi

berbaring, kedua kaki di tekuk dan di buka lebar, tarik napas


tempelkan dagu ke dada, tarik napas dalam kemudian buang

sembari mendorong tubuh untuk mulai mengedan, jangan

mengedan bila tidak ada kontraksi.

4. Menyiapkan alat partus set, hecting set, alat uterotonika

(oksitosin), pakaian ibu dan bayi

5. Mengajarkan ibu tehnik relaksasi seperti menarik napas dari

hidung dan keluarkan dari mulut saat ada his.

6. Memberitahu suami dan keluarga untuk memberikan semangat dan

motivasi pada ibu agar ibu semangat menjalani proses persalinan.

7. Mengatur posisi ibu senyaman mungkin agar tetap dalam keadaan

nyaman dan tidak membahayakan janin.

8. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat tidak ada his

(kontraksi)

VII. EVALUASI (Tgl: 08-02-2022 pukul: 16: 25 wita)

1. Ibu sudah mengerti tentang keadaan sesuai hasil pemeriksaan.

2. Ibu tidur miring kearah kiri.

3. Ibu sudah mengerti tentang cara mengedan yang baik dan benar

4. Peralatan dan perlengkapan persalinan sudah disiapkan

5. Ibu dapat melakukan teknik relaksasi

6. Suami dan keluarga bersedia untuk memberikan semangat dan

motivasi pada ibu agar ibu semangat menjalani proses persalinan.

7. Ibu sudah dalam posisi nyaman

8. Ibu mau makan dan minum saat tidak ada his (kontraksi)
CATATAN PERKEMBANGAN

KALA II

Tgl 08-02-2022

Jam 17.00 Wita

Subyektif :

Ibu mengatakan perut terasa semakin mules hingga menjalar ke pinggang disertai

keluar air dari jalan lahir dan rasa ingin BAB.

Obyektif :

KU Ibu: Baik, Tingkat Kesadaran composmentis

TTV ; TD : 110/70 MmHg, N : 80 x/Menit, S : 37 ̊ C, RR : 20 x/Menit. VT : 10

cm, DJJ : 140 x/menit Kontraksi : 5x10’ lama 45’’, teratur

Assesment :

NY.”I” Umur 21 tahun P1A0H0 Inpartu Kala II

PLANNING
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala II

Evaluasi : Adanya dorongan kuat untuk meneran, ibu merasakan tekanan

yang semakin meningkat pada rektum dan vagina, perineum tampak

menonjol, vulva membuka.

2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan

Evaluasi : Alat, bahan dan obat-obatan sudah lengkap

3. Pakai celemek plastik

Evaluasi : Petugas sudah memakai celemek

4. Melepaskan semua perhiasan ditangan, cuci tangan dan keringkan.

Evaluasi: Tangan sudah di cuci dan dikeringkan

5. Pakai sarung tangan pada tangan yang akan digunakan untuk periksa

dalam

Evaluasi: Sarung tangan kanan sudah di pakai

6. Memasukan oksitosin kedalam spuit 3 cc lalu masukan kedalam partus set

Evaluasi: Oksitosin sudah dimasukan dan impan dalam partus set.

7. Membersihkan vulva dan perinium

Evaluasi: Vulva dan perinium sudah dibersihkan.

8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.

Evaluasi : Sudah dilakukan VT

9. Mendekontaminasikan sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5 %

Evaluasi: Sarung tangan sudah dikontaminasikan

10. Priksa denyut jantung janin (DJJ)

Evaluasi: DJJ sudah diperiksa dan hasilnya : 140x/menit


11. Memberitahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap, keadaan ibu

dan janin baik serta bantu ibu dalam mengambil posisi nyaman.

Evaluasi: Ibu mengerti dan bersedia mengambil posisi nyaman.

12. Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran.

Evaluasi : Keluarga bersedia membantu ibu dalam posisi meneran.

13. Laksanakan bimbingan meneran pada saay ibu merasa ada dorongan kuat

meneran.

Evaluasi: Bimbingan meneran sudah dilakukan.

14. Anjurkan ibu untuk berjalan jalan, berjongkok atau mengambil posisi yang

nyaman, jika ibu belum merasakan ada dorongan untuk meneran dalam 60

menit.

Evaluasi : Ibu sudah ada dorongan untuk meneran

15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut ibu, saat

kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.

Evaluasi : Handuk sudah diletakan di perut ibu

16. Letakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu

Evaluasi : Kain bersih 1/3 sudah diletakan dibawah bokong ibu

17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan

Evaluasi : Alat dan bahan sudah lengkap

18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

Evaluasi : sarung tangan pada kedua tangan sudah di pakai.

19. Setelah kepala bayi tampak dengan diameter 5-6 cm, membuka vulva

lindungi perinium dengan satu tangan dengan kain dan kering. Tangan
yang lain menahan kepala bayi untuk memposisiskan defleksi dan

membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran.

Evaluasi: Perinium sudah di lindungi.

20. Periksa kemungkinan Ada lilitan tali pusat

Evaluasi: Tidak terjadi lilitan tali pusat.

21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan

Evaluasi: Kepala bayi sudah melakukan putaran paksi luar.

22. Melindungi perineum dengan kedua tangan disaat kepala bayi sudah

membuka vulva dengan diameter 5-6 cm didepan vulva dan tangan yang

lain menekan kepala bayi agar tidak terjadi robekan dan membantu ibu

melahirkan kepala, memeriksa atau cek kepala ada lilitan tali pusat.

Evaluasi: Tidak ada lilitan tali pusat

23. Lindungi kepala bayi tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar

secara spontan.

Evaluasi: Kepala bayi sudah melakukan putaran paksi luar

24. Setelah kepala bayi melakukan putaran paksi luar pegang kepala bayi

dengan kedua tangan secara bipariental, arahkan ke bawah untuk

melahirkan bahu depan dan arahkan ke atas untuk melahirkan bahu

belakang. Tangan kiri untuk menyusuri pada lengan bayi, dada, dari

punggung, bokong sampai kedua kaki lahir.

Evaluasi: Lengan dan bahu bayi lahir, (bayi lahir spontan pukul 17:30

wita).
25. Melakukan penilaian pada bayi dengan cara tangan kiri berada di kedua

kaki dan tangan kanan untuk menilai (APGAR).

Evaluasi : Bayi sudah dilakukan penilaian (7-9)

26. Meletakan bayi diatas perut ibu dan keringkan dari muka, kepala, dan

bagian tubuh lainnya kecuali telapak tangan.

Evaluasi: Bayi sudah dikeringkan

27. Menjepit tali pusat kira-kira 3 cm dari perut bayi, urut tali pusat ke arah

distal, kemudian klem tali pusat.

Evaluasi: Tali pusat sudah dijepit

28. Potong tali pusat diantara kedua klem

Evaluasi: Tali pusat sudah dipotong

29. Mengganti handuk basah sdan membungkus bayi dengan kain kering

Evaluasi: Bayi sudah dibungkus atau digendong

30. Meletakan bayi pada perut ibu untuk melakukan IMD

Evaluasi : Bayi sudah melakukan IMD dan bayi sudah berhasil disusui

pada jam (17.45)

31. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi dikepala bayi

Evaluasi: Ibu dan bayi sudah disusui.


CATATAN PERKEMBANGAN

KALA III

Tgl 08-02-2022

Jam 17:45 Wita

Subyektif :

Ibu mengatakan bayinya sudah lahir dan perutnya masih terasa mules

Obyektif :

KU Ibu : Baik, Tingkat Kesadaran: Komposmentis

Bayi sudah lahir, terlihat tanda gejala kala III seperti semburan darah tiba-tiba,

tali pusat bertambah panjang dan uterus globuler (melunak).

Assesment :

Ny. “I” umur 21 tahun P1A0H0 , Kala III

PLANNING:

32. Periksa kembali uterus untuk memastikan ada tidaknya janin kedua

Evaluasi: Tidak ada janin kedua

33. Memberitahukan pada ibu bahwa dia akan disuntikkan oksitosin

tujuannnya untuk mempercepat pengeluaran plasenta dan mencegah

perdarahan.

Evaluasi: Sudah dilakukan penyuntikkan oksitosin


34. Dalam waktu satu menit setelah bayi lahir pindahkan klem berjarak 5-10

cm didepan vulva.

Evaluasi: Klem sudah dipindahkan

35. Meletakkan tangan diatas kain diatas perut ibu dan tangan lain melakukan

penegangan tali pusat.

Evaluasi: Sudah dilakukan penegangan tali pusat

36. Mendorong uterus secara dorsol kranial

Evaluasi: Sudah dilakukan dorsol kranial

37. Tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem berjarak 5-10 cm didepan

vulva, lahirkan plasenta

Evaluasi: Plasenta bertambah panjang dan segera lahir.

38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan ketukan

terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah

disediakan.

Evaluasi: Plasenta sudah dilahirkan secara schutzel lengkap Jam 18:00

wita.

39. Segera setelah plasenta lahir lakukan massase uteru sselama 15 detik,

letakkan telapak tangan difundus dan melakukan massase dengan lembut

hingga uterus berkontraksi.

Evaluasi: Sudah dilakukan masase uterus, TFU 2 jari bawah pusat.

40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan periksa

selaput ketuban lengkap dan utuh.


Evaluasi: Plasenta sudah diperiksa, hasilnya plasenta dan selaput ketuban

lengkap

41. Evaluasi kemungkinan adanya laserasi pada vagina dan perineum.

Evaluasi: Tidak ada laserasi

KALA IV

Tgl 08-02-2022

Jam 18:00 Wita

Subyektif :

Ibu mengatakan bayi dan plasenta sudah lahir dan ibu merasa senang dengan

kelahiran bayinya.

Obyektif:

KU ibu : Baik, Tingkat kesadaran : Komposmentis

Uterus teraba keras dan kandung kemih teraba kosong, tidak ada laserasi, TFU : 2

Jari bawah pusat TTV ; TD: 110/70 MmHg, N: 82 x/Menit, S: 37 ̊ C, RR: 20

x/Menit.Perdarahan : ±150 ML

Assesment :

Ny.”I”, Umur 21 tahun P1A0H0 , Kala IV

PLANNING:

42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak adsa kelainan

perdarahan.

Evaluasi: Kontraksi uterus baik dan fundus teraba keras

43. Lakukan IMD dan biarkan bayi tatap melakukan kontak kulit dada ibu

selama 1 jam.
Evaluasi: Bayi sudah dilakukan IMD dan kontak kulit antara ibu dan bayi.

44. Melakukan pemerikasaan fisik bayi baru lahir

Evaluasi: Sudah dilakukan pemeriksaan fisik BB : 3300 gram, PB : 48

cm, JK : laki-laki

45. Mengevaluasi jumlah perdarahan

Evaluasi: Perdarahan ±150 ml.

46. Melakukan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan.

Evaluasi: Sudah dipantau dan tidak ada perdarahan

47. Memeriksa nadi dan kandung kemih

Evaluasi: Nadi 82x/menit, kandung kemih teraba kosong

48. Menganjurkan pada ibu dan keluarga untuk melakukan massase dengan

cara tangan memutar searah jarum jam. Jika teraba keras beraarti

kontraksinya bagus, jika teraba lembek lakukan massase lagi tujuannya

untuk mencegah tarjadinya perdarahan.

Evaluasi: Ibu sudah melakukan massase sendiri

49. Membuang sampah kontaminasi pada tempat yang sesuai

Evaluasi: Semua sampah kontaminasi sudah dibuang pada tempatnya.

50. Membersihkan ibu dengan mengguanakan air DTT dan membantu ibu

mengganti pakaian.

Evaluasi: Ibu sudah dibersihkan dan sudah mengganti pakaian.

51. Memastikan ibu merasa nyaman dan menganjurkan kepada keluarga untuk

memberikan dukungan pada ibu dan membantu ibu untuk memberikan

ASI pada bayi.


Evaluasi: Ibu sudah merasa nyaman dan IMD dilakukan selama 1 jam.

52. Setelah dilakukan IMD suntik Vitamin K di paha kiri bayi dan beri salep

mata.

Evaluasi: Vitamin K dan salep mata tidak di berikan.

53. Setelah pemberian Vitamin K beri imunisasi HB 0 pada paha kanan.

Evaluasi: Imunisasi HB 0 sudah di berikan

54. Mendekontaminasikan tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5 % selam

10 menit.

Evaluasi: Tempat bersalin sudah dikontaminasikan.

55. Memastikan ibu merasa nyaman

Evaluasi: Ibu sudah merasa nyaman.

56. Mendekontaminasikan sarung tangan dengan larutan klorin 0,5 % selam

10 menit.

Evaluasi: Sarung tangan sudah didekontaminasi

57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan

larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.

Evaluasi: Sudah dilakukan dekontaminasi

58. Mencelupkan sarung tangan yang kotor kedalam larutan klorin 0,5 %

Evaluasi: Sarung tangan sudah didekontaminasi

59. Lepaskan sarung tangan dengan membalikkan bagian dalam keluar dan

merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

Evaluasi: sarung tangan sudah dilepas dan direndam ke dalam larutan

klorin
60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda vital dan

asuhan kala IV.

Evaluasi: Lembar partograf sudah diisi, sudah dilakukan pemeriksaan tanda-

tanda vital dan sudah dilakukan asuhan kala IV.

KONTRAKS
DJJ
TEKA VESIK I
BERA PEMERI
TGL/ K/U NAN NA SUH RESPI A FREK
PA LA LAM KSAAN
JAM DARA DI U RASI URINA UENS
LAM MA A DARAH
H RIA I
A

08/02/2 Baik 110/80 80x/ 37°C 22 Kosong 5x/10 45 150x/ Teratu VTØ 9
022 mmHg mnt x/mnt menit detik mnt r cm,
Jam eff.90%,
16:00 ket. (+),
Wita teraba
kepala,
UUK
Kadep,
kepala
hodge III,
tidak
teraba
bagian
kecil janin
yang
menyertai.

08/02/2 Baik 110/70 80x/ 37°C 23x/ Kosong 5x10’ 45 140 Teratu VT Ø 10
022 mmHg mnt mnt detik x/mnt r cm, eff.
Jam 100 %,
17:00 ket. (-),
Wita teraba
kepala ,
UUK
kadep,
kepala
hodge IV,
tidak
teraba
bagian
terkecil
janin atau
tali pusat
yang
menyertai.

LEMBAR OBSERVASI

PEMANTAUAN KALA IV

Jam Waktu Tekanan darah Nadi Suhu Tinggi Kontraks Kandung Darah

ke fundus i uterus kemih yang

uteri keluar

1. 18:00 110/70 MmHg 82x/menit 37 0C Sepusat Baik Kosong ± 15 cc

18:15 100/60 MmHg 82x/menit Sepusat Baik Kosong ± 10 cc

18:30 100/60 MmHg 82x/menit Sepusat Baik Kosong ± 7 cc

18:45 100/60 MmHg 80x/menit 2 jr pst Baik ± 10 cc ± 5 cc

2. 19:15 100/70 MmHg 80x/menit 36,70C 2 jr pst Baik Kosong ± 5 cc

19:45 100/70 MmHg 80x/menit 2 jr pst Baik Kosong ± 3 cc


ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS

PADA Ny.”I” P1A0H0, UMUR 21 TAHUN, 6 JAM POST PARTUM

DI PUSKESMAS MPUNDA TAHUN 2022

Nama Mahasiswa : Siti Aisyah

Tempat : Puskesmas Mpunda

Tanggal Masuk/Jam : 08-02-2022/23:45 Wita

NO.Register : -

Ruangan : Bersalin

I. PENGKAJIAN

A. Data Subyektif

1. Identitas Pasien dan Penanggung Jawab

Nama Ibu : NY”I” Nama Suami : TN”A”

Umur : 21 Tahun Umur : 22 Tahun

Suku /Bangsa: Bima/Indonesia Suku/bangsa: Bima/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Satpam

Alamat : Pena To’i Rt 01/ Alamat : Pena To’i


Rw01 Rt 01/Rw 01

2. Alasan datang:

Ibu mengatakan ingin mengetahui keadaannya

3. Keluhan utama:

Ibu mengatakan masih merasa mulas

4. Riwayat Menstruasi:

Menarche : 15 tahun

Siklus : lancar, ± 28 hari

Lama : 5-7 Hari

Sifat darah : Encer

Flour albus/keputihan : Ada sebelum dan sesudah haid

Dismenorhe : Ada

5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu:

Hamil Persalinan Komplikasi Nifas

ke
Tangga Umur Jenis penolong BB Ibu Bayi Laktasi Komplikasi

l kehamilan persalinan Lahir

1. 08-02- 40 minggu Normal Bidan 3300 - - Ya -

2022 gram
6. Riwayat persalinan ini:

Tanggal/jam persalinan : 08-02-2022/17:30 Wita

Tempat persalinan : Puskesmas Mpunda

Penolong persalinan : Bidan

Jenis persalinan : Spontan

Komplikasi persalinan : Tidak ada

Keadaan plasenta : Utuh

Tali pusat : ± 50 cm

Lama persalinan : Kala I: 1 jam Kala II : 40

menit

Kala III : 15 menit Kala IV : 2 jam

Jumlah perdarahan: Kala I : ± 10 cc Kala II: ± 15 cc Kala

III: ± 15 cc Kala IV: ± 25 cc

Bayi

BB: 3300 Gram PB: 48 cm

Cacat bawaan: tidak ada

Masa gestasi : 40 Minggu

7. Riwayat penyakit yang pernah di derita sekarang/yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti

(TBC, PMS, Hepatitis) penyakit menahun seperti ( jantung, paru-

paru,ginjal) dan penyakit menurun seperti (Asma, DM, Hipertesi)

8. Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarga tidak pernah menderita penyakit

menular seperti (TBC, PMS, Hepatitis) penyakit menahun seperti

(jantung,paru-paru,dan ginjal) dan penyakit menurun seperti

( asma,DM,dan hipertensi)

9. Riwayat Sosial Ekonomi dan Psikologi

Status Perkawinan: syah kawin : 1 kali

Lama nikah 1 tahun, menikah pertama pada umur : 20 tahun

Respon ibu dan keluarga terhadap kelahiran : Ibu

mengatakan sangat senang terhadap kelahiran bayinya

Perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan: Bahagia

Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah: Suami

Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan,

persalinan, dan nifas : tidak ada

Adaptasi psikososial selama masa nifas : Ibu mengatakan

senang dengan kehadiran bayinya

10. Activity Daily Living

a. Pola Nutrisi:

Makan ( sebelum nifas ) Makan ( saat nifas )

Frekuensi : 2-3x/hari Frekuensi :1 x/ setelah PP

Jenis:Nasi,lauk pauk dan sayur Jenis: Nasi, lauk pauk dan

sayur

Porsi : 1/2 piring Porsi : 1/2 piring


Keluhan/pantangan :tidak ada Keluhan/ pantangan :tidak

ada

Minum ( sebelum nifas ) Minum ( saat nifas )

Frekuensi: ± 6-7 x/hari Frekuensi : 2 x/ setelah PP

Jenis : Air putih Jenis : Air putih

Porsi :1 gelas Porsi : 1 gelas

Keluhan/pantangan:Tidak ada Keluhan/pantangan:Tidak ada

b. Pola eliminasi ( sebelum nifas )

BAB :± 2 x/hari, konsistensi :lunak, warna :kuning,lendir/darah

BAK : ± 6 x/hari, konsistensi : cair, warna : jernih

Pola eliminasi ( saat nifas )

BAB : Ibu mengatakan belum BAB selama 6 jam post partum,

konsistensi :tidak ada, warna :tidak ada, lendir/darah

BAK :1 x selama 6 jam post partum, konsistensi: cair , warna :

jernih.

c. Pola Aktivitas ( sebelum nifas )

Pekerjaan sehari-hari : Ibu mengatakan melakukan pekerjaan

rumah seperti memasak, mencuci baju piring, meyapu

mengepel di bantu oleh ibu

Keluhan : Tidak ada

Hubungan Sexual :2 x/mgg

Pola aktivitas ( saat nifas )


Pekerjaan sehari- hari : -

Keluhan : Ibu mengatakan masih merasakan mules

Hubungan sexual : -

d. Menyusui

Keluhan : -

e. Pola Istirahat ( sebelum nifas ) ( saat nifas )

Tidur siang: ± 1 jam Tidur siang : -

Tidur malam: 5-6 jam Tidur malam : -

Keluhan: susah tidur Keluhan : tidak ada

f. Mobilisasi ( sebelum nifas )

Ibu mengatakan sering olahraga seperti jalan-jalan di pagi hari

Mobilisasi ( saat nifas )

Ibu mengatakan sudah bisa miring kanan miring kiri dan sudah

bias berjalan dan BAK

g. Kebiasaan Hidup ( Sebelum nifas )

Merokok : Tidak pernah

Minum-minuman kera : Tdk pernah

Obat terlarang : Tidak pernah

Minum jamu : Tidak pernah

Kebiasaan Hidup ( Saat Nifas )

Merokok : Tidak pernah

Minum-minuman kera : Tdk pernah

Obat terlarang : Tidak pernah


Minum jamu : Tidak pernah

h. Pola Personal Hygien ( Sebelum nifas )

Mandi : 2 kali/hari

Keramas : 3 kali/mgg

Gosok gigi : 2 kali/hari

Ganti pakaian dalam : 3 kali/hari

Ganti pakaian : 2 kali/hari

Pola Personal Hygien ( Saat nifas )

Mandi :-

Keramas :-

Gosok gigi :-

Ganti pakaian dalam : 1 kali

Ganti pakaian : 1 kali

B. Data Obyektif

1. KU : Baik Tingkat Kesadaran: Composmetis

2. TTV

TD : 100/70 MmHg,

N : 80 x/Menit,

S : 36,7°C,

RR : 20 x/Menit.

3. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan

TB : 155 Cm

BB : 53 Kg
4. Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi

Kepala

Rambut Tidak rontok, warna hitam, tidak ada ketombe

Muka : Simetris Cloasma : Ada

Udema : Tidak ada Mata : Simetris

Conjungtiva:Tdk anemis Sclera: Tdk iterik

Hidung: Simetris Polip: Tdk Ada

Sekret : Tdk ada Gigi dan Mulut : Bersih, tidak

ada karies gigi dan stomatitis

Leher

Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada

Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

Payudara

Bentuk Simestri : Simetris

Puting susu : Menonjol

Areola Mammae : Hiperpementasi

Colostrum :Ada

Abdomen

Bekas luka/operasi : Tidak ada

Genetalia : Tidak dilakukan

Tanda chadwich

Varices
Odema

Pembesaran Kelenjar Bartholini: Tidak ada

Pengeluaran Pervaginam:ya Lochea: Rubra

Bau : Khas

Bekas Luka/jahitan perinium: Ada

Anus : Tidak hemoroid

Ekstermitas

• Atas

Odema : Tidak ada

Varises : Tidak ada

Pergerakan :Aktif

• Bawah

Odema : Tidak ada

Varices : Tidak ada

Pergerakan : Aktif

Kemerahan : Tidak ada

b. Palpasi

Payudara

Ada nyeri tekan : Tidak ada

Benjolan : Tidak ada

Colostrum : Ada
Abdomen

TFU : 2 jari dibawah pusat

Kontraksi uterus: Ada

VU : Kosong

c. Perkusi

Reflek patella : +/+

CVAT : Tidak dilakukan

5. Pemeriksaan penunjang Tidak dikakukan

Tgl : Jenis Pemeriksaan :

Hasil :

II. INTERPRESTASI DATA

a. Diagnosa Kebidanan:

P1A0H1, umur 21 tahun, Post Partum 6 jam.

Data Dasar:

DS

Ibu mengatakan bahwa ini merupakan anak yang pertama dan

belum pernah keguguran

Ibu mengatakan persalinanya normal

Ibu mengatakan terasa nyeri pada jalan lahir dan perutnya

masih terasa mulas

Ibu sudah melakukan masase sendiri

Ibu mengatakan sudah makan dan minum

Ibu mengatakan sudah bisa BAK sendiri di kamar mandi


DO

TTV: TD : 100/70 MmHg,

N : 80 x/Menit,

S : 36,7°C,

RR : 20 x/Menit.

Pengeluaran payudara:colostrum, tinggi fundus uteri 2 jari

dibawah pusat. pengeluaran pervaginam: lochea rubra

b. Masalah

Tidak ada

c. Kebutuhan

Tidak ada

III. DIAGNOSA POTENSIAL/ MASALAH POTENSIAL

Tidak ada

IV. KEBUTUHAN SEGERA

a. Mandiri

Tidak ada

b. Kolaborasi

Tidak ada

c. Merujuk

Tidak ada

V. PLANNING ( Tgl : 08-02-2022 Pukul: 23:55 WITA)

1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

2. Jelaskan pada ibu tentang keluhan yang dirasakan


3. Ajarkan pada ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus

4. Anjurkan pada ibu untuk melakukan mobilisasi dini

5. Anjurkan pada ibu untuk minum obat yang sudah diberikan setelah

makan

6. Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya masa nifas

7. Ajarkan ibu tekhnik menyusui yang baik dan benar

8. Anjurkan pada ibu untuk selalu melakukan persoanal hagyane dan

jika ada keluhan lakukan kunjungan ke tenaga kesehatan terdekat.

VI. IMPLEMENTASI (Tgl : 09-02-2022 Pukul : 00:05 Wita)

1. Melakukan dan menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu TTV ibu;

TD :100/60 MmHg, N : 80 x/Menit, S : 37°C, RR : 20 x/Menit.

2. Memberikan penjelasan pada ibu bahwa rasa mules yang dialami

ibu saat ini adalah normal.

3. Mengajari ibu dan keluarga cara melakukan massase uterus,

dengan cara meletakkan telapak tangan di atas perut kemudian

memijat/memutar searah jarum jam selama 15 detik.

4. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini, seperti miring

ke kiri atau ke kanan dan berjalan ke kamar mandi/WC secara

mandiri untuk membantu mempercepat proses involusi uteri.

5. Menganjurkan pada ibu minum obat yang sudah diberikan setelah

makan.

6. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya masa nifas seperti perdarahan

pervaginam penglihatan kabur, sakit kepala yang hebat, demam


lebih dari 2 hari, bengkak pada wajah, tangan, dan kaki,kejang,

murung dan menangis tampa sebab.

7. Mengajarkan ibu tekhnik menyusui yang baik dan benar :

Mengatur posisi bayi terhadap payudara ibu, Keluarkan sedikit ASI

dari putting susu, kemudian dioleskan pada putting susu dan

areola,Jelaskan pada ibu bagaimana teknik memegang bayinya

Empat hal pokok yakni :

a. Kepala dan badan bayi berada pada satu garis.

b. Muka bayi harus

c. menghadap ke payudara, sedangkan hidungnya kearah

putting susu.

d. Ibu harus memegang bayinya berdekatan dengan ibu.

e. Untuk BBL : ibu harus menopang badan bayi bagian

belakang, disamping kepala dan bahu. Payudara dipegang

dengan menggunakan ibu jari diatas, sedangkan jari yang

lainnya menopang bagian bawah payudara, serta

gunakanlah ibu jari untuk membentuk puting susu demikian

rupa sehingga mudah memasukkannya ke mulut bayi.

8. Menganjurkan pada ibu untuk selalu melakukan personal hagiane

yaitu dengan menjaga kebersiahan pada tubuh terutama pada

daerah kewanitaan dengan mengganti celana dalam (CD) sekitar 2-

3 x/hari, dan membersikan (cebokan) di daerah kewanitaan yang di

mulai dari depan ke belakang untuk mencegah terjadinya infeksi


pada vagina dan jika ada keluahan lakukan kunjungan pada tenaga

kesehatan terdekat

VII. EVALUASI (Tgl : 09-02-2022 Pukul: 00: 15 Wita)

1. Ibu mengerti tentang keadaannya

2. Ibu telah mengetahui bahwa nyeri atau mules yang dialami ini

adalah Normal

3. Ibu dan keluarga mengerti tentang massase uterus

4. Ibu sudah bisa miring kiri/kanan dan ibu sudah bisa berjalan ke

WC dengan sendirinya.

5. Ibu sudah makan dan minum obat yang diberikan

6. Ibu mengerti tetang tanda bahaya masa nifas

7. Ibu mengerti tentang tekhnik menyusui yang baik dan benar

8. Ibu bersedia untuk selalu melakukan personal hagiane dan bersedia

melakukan kunjungan pada tenaga kesehatan jika ada keluhan.


CATATAN PERKEMBANGAN NIFAS HARI KE 6- Hari

Tanggal : 14 Februari 2022

Jam : 08.30 WITA

Tempat : Rumah pasien, RT 01/RW01 Pena to’i

Subyektif :

- Ibu mengatakan sudah tidak merasakan mules

- Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan

- Ibu mengatakan ini adalah nifas yang ke enam hari

Obyektif

1. KU Ibu : Baik, Tingkat Kesadaran : Komposmentis

2. TTV : TD :110/80 mmHg, N : 82 x/menit, S : 37 ̊ C, RR : 20 x/menit

3. Muka : Tidak udema dan tidak pucat

4. TFU : Pertengahan pusat dan simpisis

5. Conjungtiva : Tidak Anemis

6. Payudara : Simetris, putting susu menonjol, tidak ada pembengkakan pada

payudara
Assesment

Ny. “I”, Umur 21 tahun, P1A0H0, Post Partum Ke-6 Hari

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Tidak ada

Planning (Tanggal, 14 Februari 2022, pukul 08:45 Wita)

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dalam

batas normal, dengan hasil pemeriksan TTV (TD : 110/80 mmHg, N : 82

x/menit, S : 37 ̊ C, RR : 20x/menit.

Evaluasi: Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan

2. Menjelaskan kembali pada ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas yaitu

perdarahan pada jalan lahir, keluar cairan yang berbau dari jalan lahir,

bengkak di wajah tangan dan kaki, sakit kepala dan kejang-kejang, demam

lebih dari 2 hari, payudara bengkak disertai rasa sakit, ibu terlihat sedih,

murung dan menangis tanpa sebab (tanda-tanda depresi).

Evaluasi: Ibu mengerti tentang tanda bahaya pada masa nifas

3. Menganjurkan pada ibu untuk menghubungi tenaga kesehatan jika ada

masalah.

Evaluasi: Ibu bersedia untuk menghubungi tenaga kesehatan jika ada

masalah
4. Menjelaskan pada ibu cara menjaga kebersihan daerah kemaluan yaitu

dengan membasuh dari arah depan ke belakang agar mencegah infeksi.

Evaluasi: Ibu mengerti cara membersihkan daerah kemaluan.

5. Menganjurkan ibu minum obat yang sudah diberikan setelah makan.

Evaluasi: Ibu sudah makan dan minum obat yang diberikan

6. Menjelaskan pada ibu untuk tetap memberikan ASI ekslusif pada Bayinya

semaksimal mungkin.

Evaluasi: Ibu mengerti tentang pemberian ASI ekslusif.

7. Menjelaskan pada ibu tentang nutrisi selama masa nifas, pada ibu nifas

memerlukan pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam meningkatkan

pemulihan kondisi yang baik setelah melahirkan, makanan yang di

konsumsi selama masa nifas yang mengandung tinggi protein dan rendah

lemak.

Evaluasi : Ibu mengerti tentang nutrisi selama masa nifas


CATATAN PERKEMBANGAN NIFAS HARI KE-14 HARI

Tanggal : 22 Februari 2022

Jam : 09:00 WITA

Tempat : Rumah pasien, RT 01/RW01 Pena to’i

Subyektif :

Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan

Obyektif :

- KU : Baik Tingkat Kesadaran : Komposmentis

- TTV : TD :110/70 mmHg, N : 80 x/menit, S : 36,5 ̊ C, RR : 20 x/menit

- Muka : Tidak udema dan tidak pucat

- Conjungtiva : Tidak anemis

- Payudara : Simetris, putting menonjol, tidak ada pembengkakan pada

payudara

- TFU : Tidak teraba lagi


- Lochea : Alba

Assessment :

Ny.”I” Umur 21 tahun P1A0H0, Post Partum Hari Ke-14 hari

Planning (Tanggal, 22 Februari 2022, pukul 09:10 Wita)

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dalam

batas normal, dengan hasil pemeriksan TTV (TD : 110/70 MmHg, N : 80

x/Menit, S : 36,5 ̊C, RR : 20 x/Menit.

Evaluasi: Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan

2. Menjelaskan kembali pada ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas yaitu

perdarahan pada jalan lahir, keluar cairan yang berbau dari jalan lahir,

bengkak di wajah tangan dan kaki, sakit kepala dan kejang-kejang, demam

lebih dari 2 hari, payudara bengkak disertai rasa sakit, ibu terlihat sedih,

murung dan menangis tanpa sebab (tanda-tanda depresi).

Evaluasi: Ibu mengerti tentang tanda bahaya pada masa nifas

3. Menjelaskan kembali pada ibu untuk menghubungi tenaga kesehatan jika

ada masalah.

Evaluasi: Ibu bersedia untuk menghubungi tenaga kesehatan jika ada

masalah

4. Menjelaskan kembali pada ibu cara menjaga kebersihan daerah kemaluan

yaitu dengan membasuh dari arah depan ke belakang agar mencegah

infeksi.

Evaluasi: Ibu mengerti cara membersihkan daerah kemaluan.


5. Menjelaskan kembali pada ibu minum obat yang sudah diberikan setelah

makan.

Evaluasi: Ibu sudah makan dan minum obat yang diberikan

6. Menjelaskan kembali pada ibu untuk tetap memberikan ASI ekslusif pada

Bayinya semaksimal mungkin.

Evaluasi: Ibu mengerti tentang pemberian ASI ekslusif.

7. Menjelaskan kembali pada ibu tentang nutrisi selama masa nifas, pada ibu

nifas

memerlukan pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam meningkatkan

pemulihan kondisi yang baik setelah melahirkan, makanan yang di

konsumsi selama masa nifas yang mengandung tinggi protein dan rendah

lemak.

Evaluasi : Ibu mengerti tentang nutrisi selama masa nifas


CATATAN PERKEMBANGAN NIFAS HARI KE-42 HARI

Tanggal : 22 Maret 2022

Jam : 15:12 WITA

Tempat : Rumah pasien, RT 01/RW01 Pena To’i

Subyektif :

Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan

Obyektif :

- KU : Baik Tingkat Kesadaran : Komposmentis

- TTV : TD :110/70 mmHg, N : 80 x/menit, S : 36,8 ̊ C, RR : 20

x/menit

- Muka : Tidak udema dan tidak pucat

- Conjungtiva : Tidak anemis


- Payudara : Simetris, putting menonjol, tidak ada pembengkakan

pada

payudara

- TFU : Tidak teraba lagi

- Lochea : Alba

Assessment :

Ny.”I” Umur 21 tahun P1A0H0, Post Partum Hari Ke-42

Planning (Tanggal, 22 Maret 2022, pukul 15:15 Wita)

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan

ibu dalam batas normal, dengan hasil pemeriksan TTV (TD :

110/70 MmHg, N : 80 x/Menit, S : 36,8 ̊C, RR : 20 x/Menit.

Evaluasi : Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan

2. Mengingatkan kembali ibu untuk memberikan ASI pada bayinya

tanpa memberikan makanan ataupun minuman pendamping

lainnya sampai bayi berusia 6 bulan.

Evaluasi: Ibu nampak memberikan ASI pada bayinya dan ibu

mengerti untuk tetap memberikan ASI sampai bayi berusia 6 bulan.

3. Menjelaskan kembali pada ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas

yaitu perdarahan pada jalan lahir, keluar cairan yang berbau dari
jalan lahir, bengkak di wajah tangan dan kaki, sakit kepala dan

kejang-kejang, demam lebih dari 2 hari, payudara bengkak disertai

rasa sakit, ibu terlihat sedih, murung dan menangis tanpa sebab

(tanda-tanda depresi).

Evaluasi: Ibu mengerti tentang tanda bahaya pada masa nifas

4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dengan cara tidur

disaat bayi sedang tidur.

Evaluasi: Ibu mengerti dan akan melakukannya

5. Menganjurkan pada ibu untuk selalu melakukan personal hagiane

yaitu dengan menjaga kebersiahan pada tubuh terutama pada

daerah kewanitaan dengan mengganti celana dalam (CD) sekitar 2-

3 x/hari, dan membasuh (cebokan) di daerah kewanitaan yang di

mulai dari depan ke belakang untuk mencegah terjadinya infeksi

pada vagina dan jika ada keluahan lakukan kunjungan pada tenaga

kesehatan terdekat.

Evaluasi: ibu bersedia melakukan personal hagiane

6. Menganjurkan pada ibu untuk mulai mendiskusikan metode KB

yang diinginkan bersama suami.

Evaluasi: Ibu bersedia untuk mendiskusikan metode KB yang

diinginkan bersama suaminya, dan ibu memilih KB 3 bulan.

7. Memberi konseling pada ibu tentang KB Suntik 3 bulan tentang

cara kerja, keuntungan, efek samping, dan jangka waktu

penggunaan, Cara kerja Kb Suntik yaitu dengan cara mengentalkan


lendir serviks untuk mencegah masuknya sperma ke dalam rahim,

keuntungan adalah bisa di gunakan untuk ibu yang sedang

menyusui dan tidak perlu mengkonsumsi setiap hari seperti

pil KB, efek sampingnya yaitu haid tidak teratur, peningkatan BB

sakit kepala,nyeri payudara, dan perubahan mood disuntikan setiap

3 bulan sekali.

Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan yang disampaikan.

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY”I” UMUR 0 HARI

DI PUSKESMAS MPUNDA TAHUN

Tanggal Pengkajian : 08 Februari 2022

Pukul : 17 : 30 WITA

I. PENGKAJIAN

A. Data Subyektif

1. Identitas Bayi dan Penanggung Jawab

Nama Bayi : Ny ‘’I’’ Nama Ayah : Tn ‘’A’’

Umur : 0 hari Umur : 22 Tahun

Tanggal/jam lahir : 08-02-2022/ Suku/bangsa: Bima/Indonesia


17:30 Wita Agama : Islam

Jenis kelamin : laki-laki Pendidikan : SMU

BB/ PB : 3300 gr/48 cm Pekerjaan : Satpam

Alamat : Pena To’i RT01/RW01

2. Riwayat kesehatan:

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Bayi lahir tanggal 08-02-2022 jam 17.30 wita, lahir spontan,

ditolong oleh Bidan, hidup, dengan BB : 3300 gr, PB: 48 cm, LK:

32 cm, LD: 30 cm, LILA: 12 cm.

b. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan sekarang dan lalu tidak pernah menderita

penyakit apapun seperti penyakit menular (PMS, TBC, Hepatitis),

penyakit menurun (Asma, DM, Hipertensi) dan penyakit

menahun (Jantung, Paru-paru, Ginjal).

c. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

Ibu mengatakan sekarang dan lalu di dalam keluarga tidak pernah

menderita penyakit apapun seperti penyakit menular (PMS, TBC,

Hepatitis), penyakit menurun (Asma, DM, Hipertensi) dan

penyakit menahun (Jantung, Paru-paru, Ginjal).

3. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu:

Hamil Persalinan Komplikasi Nifas


ke

Tanggal Umur Jenis Penolong BB Ibu Bayi Laktasi komplikasi

kehamilan persalinan lahir

1 08-02- 40 Normal Bidan 3300 - - Ya -

2022 minggu gram

4. Riwayat kehamilan Sekarang

ANC 6 x, Di Puskesmas 5 x dan dokter obgin 1 x, suntik TT 3 x, TT

1: waktu SD, TT 2: catin, TT 3: pada saat usia kehamilan 26 minggu,

Ada keluhan saat hamil, hamil 40 mgg, Hidup.

5. Riwayat persalinan Sekarang

Persalinan:

- Jenis persalinan : Spontan

- Penolong persalinan : Bidan

- Komplikasi:

Ibu : Tidak Janin : Tidak

Lama Persalianan Kala I : ± 1 jam

Kala II : ± 40 menit

Kala III : ± 15 Menit

Kala IV : 2 Jam
6. Status Sosial Ekonomi:

Ibu mengatakan sosial ekonominya menengah kebawah.

7. APGAR SCORE

Nilai APGAR 1-5 menit : 7 5-10 menit : 9

Tanda 0 1 2 Jumlah nilai


Menit Frekuensi jantung Tidak ada <100 >100 2
ke 1
Usaha bernapas Tidak ada Lambat tidak teratur Menangis kuat 1
Tonus otot Lumpuh Ekstemitas sedikit fleksi Gerakan aktif 1

Refleks Tidak Gerakan sedikit Menangis 2


bereaksi
Warna Biru/pucat Tubuh kemerahan Kemerahan kaki dan 1
tangan

Menit Frekuensi jantung Tidak ada <100 >100 2


ke 2
Usaha bernapas Tidak ada Lambat tidak teratur Menangis kuat 2
Tonus otot Lumpuh Ekstemitas sedikit fleksi Gerakan aktif 2
Refleks Tidak Gerakan sedikit Menangis 2
bereaksi
Warna Biru/pucat Tubuh kemerahan Kemerahan kaki dan 1
tangan

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

Ku : Baik Tingkat kesadaran : Composmetis

TTV (Tanda-tanda vital) :

Nadi : 136 x/menit

Suhu : 37 ͦ C
Pernafasan : 40 x/menit

BB : 3300 gr

PB : 48 cm

LK : 32 cm

LD : 30 cm

2. Pemeriksaan Fisik

a) Inspeksi

Kepala : Kulit kepala bersih, Ubun-ubun lunak

Rambut : Tidak

Kebersihan : Ya

Wajah : Tidak

Mata : Simetris

Sklera : Tidak Ikterik

Konjungtiva : Tidak Anemis

Hidung

Kebersihan : Ya

Telinga

Kebersihan : Ya

Mulut

Warna bibir : Merah

b) Palpasi

Dada

Simetris : Ya
Abdomen : Tidak terdapat pembesaran hati,

tidak terdapat pembesaran limfe.

Genetalia : Bersih, pada laki-laki (skotum sudah

turun),

Anus : Ada lubang

Ekstermitas : Simetris, bergerak aktif, jari-jari ada.

Reflek : Ada

Morrow : Ada

Rooting : Ada

Sucking : Ada

Tonick neck : Ada

Babinsky : Ada

ANTROPOMERTI:

BB : 3300 gr

PB : 48 cm

LD : 30 cm

LK : 32 cm

LILA : 12

8. Pola Eliminasi

BAB BAK

Frekuensi : 1 Frekuensi : 1

Warna : kuning Warna : Jernih


Bau : khas Bau : Khas

Mekonium : +

9. Pola Istirahat:

Ibu mengatakan bayi akan tidur setelah di susui

Pemeriksaan penunjang lain: Tidak ada

Teraphy: Tidak ada

II. INTERPRESTASI DATA

Diagnosa Kebidanan:

Bayi Ny”I”,P1A0, Umur 0 hari dengan bayi baru lahir normal

Dasar:

DS:

1) Ibu mengatakan ini adalah anak pertama

2) Ibu mengatakan belum pernah keguguran

3) Ibu mengatakan bayi lahir pada tanggal 08-02-2022 pukul 17: 30

wita.

DO: Ku : Baik Tingkat Kesadaran : Composmetis

TTV:

Nadi : 136x/menit

Suhu : 37ͦ C

Pernafasan : 40x/menit
BB : 3300 gr

PB : 48 cm

Masalah :Tidak ada

Kebutuhan :Tidak ada

III. DIAGNOSA POTENSIAL

Tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA

a) Mandiri

Tidak ada

b) Kolaborasi

Tidak ada

c) Merujuk

Tidak ada

V. INTERVENSI (Tgl: 08 Februari 2022 Pukul : 17 : 40 WITA)

1. Jelaskan pada ibu tentang keadaan bayi

2. Anjurkan pada ibu untuk memberikan ASI ekslusif

3. Jelaskan pada ibu tentang cara menjaga kehangatan bayi

4. Jelaskan pada ibu tentang perawatan tali pusat dan tanda-tanda

infeksi tali pusat.


5. Jelaskan pada ibu tehnik menyusui yang baik dan benar

6. Berikan salep mata pada bayi

7. Lakukan penyuntikkan vit. K 1 dan suntikkan imunisasi HB 0 pada

bayi

8. Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir

9. Anjurkan pada ibu untuk ketenaga kesehatan jika ada keluhan pada

bayi

10. Jelaskan pada ibu tentang pencegahan infeksi pada bayi

VI. IMPLEMENTASI (Tgl: 08 Februari 2022 Pukul : 17: 47 WITA)

1. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan bayi bahwa bayi dalam

kedaan normal dengan TTV : Nadi 140 x/menit, Suhu 37 ͦ C,

Pernafasan 40 x/menit, BB 3300 gr dan PB 48cm.

2. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI saja tanpa memberikan

makanan dan minuman tambahan apapun pada bayinya sampai

berumur 6 bulan.

3. Menjelaskan pada ibu cara menjaga kehangatan bayi yaitu

mandikan bayi setelah 6 jam dengan menggunakan air hangat, bayi

harus tetap berpakaian dan diselimuti setiap saat, memakaikan

pakaian kering dan lembut, ganti popok dan baju jika basah,

hindari bayi dari tempat dingin dan angin, pakaikan kaos kaki, kaos

tangan, topi, dan pakaian yang hangat pada saat tidak dalam

dekapan.
4. Jelaskan ibu cara perawatan tali pusat yaitu sebelum menyentuh

tali pusat bayi cuci tangan dengan sabun keringkan tangan dengan

handuk bersih atau tisu, tidak memberikan apapun pada tali pusat

bayi, jaga tali pusat tetap kering dan terbuka, bila tali pusat kotor

atau basah, cuci dengan air bersih/DTT dan sabun mandi kemudian

keringkan dengan kain bersih dan kering dan tanda-tanda infeksi

pada tali pusat yaitu demam, tali pusat kemerahan, tali pusat sudah

berbau dan bernanah.

5. Menjelaskan pada ibu teknik menyusui yang baik dan benar yaitu

ibu dalam posisi yang nyaman, kepala dan badan bayi berada

dalam garis lurus, wajah bayi menghadap payudara, hidung

berhadapan dengan putting, ibu harus memeluk bayi dekat dengan

badannya dan menyangga seluruh badan bayi, sebagian besar

areola (bagian hitam sekitar putting) masuk kedalam mulut bayi,

mulut bayi terbuka lebar, bibir bawah melengkung keluar, dagu

menyentuh payudara ibu.

6. Memberikan salep mata pada bayi untuk mencegah infeksi pada

mata bayi baru lahir.

7. Melakukan suntikkan Vit. K 1 mg pada paha kiri bayi dan

memberikan imunisasi HB0 (0,5 ml) pada paha kanan bayi.

8. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayinya

seperti : bayi susah bernafas atau sesak, suhu tubuh bayi terlalu

panas atau dingin, warna kulit bayi biru atau pucat, jika diberi asi
hisapan bayi lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah, pada

tali pusat terlihat bengkak, merah, keluar cairan bau busuk, dan

pernafasan bayi sulit, bayi tidak berkemih dalam waktu 24 jam dan

tinja berwarna hijau tua, berlendir, berdarah atau tinja terlalu encer

dan sering, aktivitas : menggigil atau nangis tidak biasa, sangat

mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang

halus, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.

9. Menganjurkan pada ibu untuk ketenaga kesehatan jika ada keluhan

10. Menjelaskan pada ibu tentang pencegahan infeksi pada bayi baru

lahir yaitu dengan melakukan imunisasi sesuai jadwal dan perawat tali

pusat dengan baik dan benar tampa memberikan obat

tradisoanal seperti kunyit, dan sebelum memegang bayi lakukan

cuci tangan dengan sabun lalu keringkan dengan handuk bersih.

VII. EVALUASI (Tgl: 08 Februari 2022 Pukul : 18:02 wita)

1. Ibu mengerti tentang keadaan bayi

2. Ibu bersedia untuk memberikan ASI saja pada bayinya

3. Ibu sudah mengerti cara menjaga kehangatan bayinya

4. Ibu sudah mengerti cara perawatan tali pusat bayinya

5. Ibu sudah mengerti tentang tehnik menyusui yang baik dan benar

6. Bayi sudah diberikan salep mata


7. Bayi sudah disuntik Vit. K pada paha kiri secara intra muskular.

Selang 1 jam bayi di suntik imunisasi HB0 pada paha kanan secara

Intra Muskular.

8. Ibu sudah mengerti tentang tanda-tanda bahaya BBL

9. Ibu bersedia melakukan kunjungan jika ada keluhan

10. Menjelaskan pada ibu tentang pencegahan infeksi pada bayi baru

lahir.

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY”I”

NEONATUS UMUR 6 HARI

Tanggal : 14 Februari 2022

Jam : 08 : 30 WITA

Tempat : Rumah pasien, Pena To’i Rt 01/Rw 01

Kunjungan : II

Subyektif :

- Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun tentang bayinya

- Ibu mengatakan bayinya bergerak aktif

- Ibu mengatakan bayinya menyusui dengan kuat

- Bayi sudah BAK 2x dalam sehari ini

- BAB 1x dalam sehari ini, warna hitam pekat dan lunak


Obyektif :

KU : Baik Tingkat Kesadaran : composmetis

TTV: Suhu : 36,5 ̊C, RR :42 x/menit, Denyut nadi : 140 x/menit, BB:

3500 gram, PB: 49 cm.

Assessment :

By.”I” Umur 6 hari, neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

dengan tali pusat sudah lepas pada pusar bayi

Planning (Tanggal 14 Februari 2022, Pukul 08: 35 WITA)

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan pada bayinya

saat ini bahwa keadaan bayinya dalam keadaan baik dan masih

dalam batas normal, dengan hasil pemeriksaan TTV ( S : 36,5

̊C, RR : 42 x/menit, Denyut nadi : 140 x/menit, BB:3500 gram,

PB: 49 cm).

Evaluasi: Ibu menegtahui keadaan bayinya.

2. Menjelaskan pada ibu tentang perawatan tali pusat bayi yaitu

dengan cara membalut tali pusat dengan kasa steril dan tali

pusat harus selalu dalam keadaan kering, serta mengingatkan

kembali pada ibu tentang cara merawat tali pusat sendiri yaitu

dengan cara, tidak membungkus atau mengoleskan cairan

atau bahan apapunn pada puntung tali pusat, lipat popok

dibawah puntung tali pusat, jika puntung tali pusat kotor

bersihkan dengan hati-hati menggunakan air DTT dan sabun

kemudian keringkan dengan kain bersih.


Evaluasi: Tali pusat bayi dalam keadaan kering dan tidak

berbau, dan ibu sudah mengerti cara merawat tali pusat.

3. Mengingatkan kembali tentang ASI Eksklusif, bahwa bayi

harus diberikan ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya

kecuali obat dan air putih, untuk menghindari terjadinya alergi

akibat makanan pendamping ASI yang belum cocok dengan

enzim dan system pencernaan bayi yang masih rentan.

Evaluasi: Ibu mengatakan memberi ASI saja (ASI eksklusif)

pada bayinya.

4. Mengingatkan kembali tentang tanda-tanda bahaya yang dapat

terjadi pada bayi baru lahir. Diantaranya bayi rewel, tali pusat

bau, bengkak dan bewarna merah, bayi kuning dan tidak mau

menyusu. Jika terjadi tanda- tanda tersebut, diharapkan ibu

menghubungi petugas kesehatan secepatnya.

Evaluasi: Ibu mengerti tentang tanda-tanda bahaya BBL.

5. Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayi dengan

cara, jangan membiarkan bayi bersentuhan langsung dengan

benda dingin, misalnya lantai, atau tangan yang dingin. Jangan

letakkan bayi dekat jendela atau kipas angin. Segera keringkan

bayi setelah mandi atau saat bayi basah, untuk mengurangi

penguapan dan menjaga lingkungan sekitar bayi tetap hangat.

Evaluasi: Ibu bersedia menjaga kehangatan bayinya.


6. Mengingatkan kembali pendidikan kesehatan imunisasi, bahwa

bayi ibu harus mendapatkan imunisasi lengkap. Imunisasi

pertama didapatkan pada saat bayi berusia sebelum 7 hari, yaitu

imunisasi HB 0, pada saat bayi berusia 1 bulan bayi akan di

imunisasi BCG dan Polio 1, pada usia 2 bulan bayi diimunisasi

DPT, HB, Hib 1, Polio 2, pada usia 3 bulan diberikan imunisasi

DPT, HB, Hib 2, Polio 3, pada usia bayi 4 bulan diberikan

imunisasi DPT, HB, Hib 3, Polio 4, pada usia bayi 9 bulan

dilakukan imunisasi campak. Program imunisasi bertujuan

untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat mencegah

penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh

penyakit yang sering berjangkit

Evaluasi: Ibu mengerti dan akan melakukan imunisasi

bayinya.

7. Memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan ulang

Evaluasi: Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang


ASUHAN KEBIDANAN PADA BY”I”

NEONATUS UMUR 14 HARI

Tanggal : 22 Februari 2022

Jam : 09 : 00 WITA

Tempat : Rumah pasien, Pena To’i RT01/RW01

Kunjungan : III

Subyektif :

- Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun tentang bayinya

- Ibu mengatakan bayinya bergerak aktif

- Ibu mengatakan bayinya menyusui dengan kuat

- Bayi sudah BAK 2x dalam sehari ini

- BAB 1x dalam sehari ini, warna hitam pekat dan lunak


Obyektif :

KU : Baik Tingkat Kesadaran : composmetis

TTV: Suhu : 37 ̊C, RR : 42 x/menit, Denyut nadi : 142 x/menit, BB:

3700 gram, PB: 50 cm.

Assessment :

By.”I” Umur 14 hari, neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

dengan tali pusat sudah lepas pada pusar bayi

Planning (Tanggal 22 Februari 2022, Pukul 09: 08 WITA)

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan pada bayinya

saat ini bahwa keadaan bayinya dalam keadaan baik dan masih

dalam batas normal, dengan hasil pemeriksaan TTV ( S : 37 ̊C,

RR : 42 x/menit, Denyut nadi : 142 x/menit, BB: 3700 gram,

PB: 50 cm).

Evaluasi: Ibu menegtahui keadaan bayinya.

2. Menjelaskan kembali pada ibu tentang perawatan tali pusat

bayi yaitu dengan cara membalut tali pusat dengan kasa steril

dan tali pusat harus selalu dalam keadaan kering, serta

mengingatkan kembali pada ibu tentang cara merawat tali pusat

sendiri yaitu dengan cara, tidak membungkus atau

mengoleskan cairan atau bahan apapunn pada puntung tali

pusat, lipat popok dibawah puntung tali pusat, jika puntung tali

pusat kotor bersihkan dengan hati-hati menggunakan air DTT

dan sabun kemudian keringkan dengan kain bersih.


Evaluasi: Tali pusat bayi dalam keadaan kering dan tidak

berbau, dan ibu sudah mengerti cara merawat tali pusat.

3. Mengingatkan kembali tentang ASI Eksklusif, bahwa bayi

harus diberikan ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya

kecuali obat dan air putih, untuk menghindari terjadinya alergi

akibat makanan pendamping ASI yang belum cocok dengan

enzim dan system pencernaan bayi yang masih rentan.

Evaluasi: Ibu mengatakan memberi ASI saja (ASI eksklusif)

pada bayinya.

4. Mengingatkan kembali tentang tanda-tanda bahaya yang dapat

terjadi pada bayi baru lahir. Diantaranya bayi rewel, tali pusat

bau, bengkak dan bewarna merah, bayi kuning dan tidak mau

menyusu. Jika terjadi tanda- tanda tersebut, diharapkan ibu

menghubungi petugas kesehatan secepatnya.

Evaluasi: Ibu mengerti tentang tanda-tanda bahaya BBL.

5. Mengingatkan kembali pada ibu untuk tetap menjaga

kehangatan bayi dengan cara, jangan membiarkan bayi

bersentuhan langsung dengan benda dingin, misalnya lantai,

atau tangan yang dingin. Jangan letakkan bayi dekat jendela

atau kipas angin. Segera keringkan bayi setelah mandi atau saat

bayi basah, untuk mengurangi penguapan dan menjaga

lingkungan sekitar bayi tetap hangat.

Evaluasi: Ibu bersedia menjaga kehangatan bayinya.


6. Mengingatkan kembali pendidikan kesehatan imunisasi, bahwa

bayi ibu harus mendapatkan imunisasi lengkap. Imunisasi

pertama didapatkan pada saat bayi berusia sebelum 7 hari, yaitu

imunisasi HB 0, pada saat bayi berusia 1 bulan bayi akan di

imunisasi BCG dan Polio 1, pada usia 2 bulan bayi diimunisasi

DPT, HB, Hib 1, Polio 2, pada usia 3 bulan diberikan imunisasi

DPT, HB, Hib 2, Polio 3, pada usia bayi 4 bulan diberikan

imunisasi DPT, HB, Hib 3, Polio 4, pada usia bayi 9 bulan

dilakukan imunisasi campak. Program imunisasi bertujuan

untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat mencegah

penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh

penyakit yang sering berjangkit

Evaluasi: Ibu mengerti dan akan melakukan imunisasi

bayinya.

7. Memberitahukan kembali pada ibu akan dilakukan kunjungan

ulang

Evaluasi: Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang


ASUHAN KEBIDANAN PADA BY”I”

NEONATUS UMUR 42 HARI

Tanggal : 22 Maret 2022

Jam : 15 : 12 WITA

Tempat : Rumah pasien, Pena To’i RT01/RW01

Kunjungan : IV

Subyektif :

- Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun tentang bayinya

- Ibu mengatakan bayinya bergerak aktif

- Ibu mengatakan bayinya menyusui dengan kuat

- Bayi sudah BAK 2x dalam sehari ini

- BAB 1x dalam sehari ini, warna hitam pekat dan lunak

Obyektif :
KU : Baik Tingkat Kesadaran : composmetis

TTV: Suhu : 36,7 ̊C, RR : 40 x/menit, Denyut nadi : 145 x/menit, BB:

4200 gram, PB: 52 cm.

Assessment :

By.”I” Umur 42 hari, neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

dengan tali pusat sudah lepas pada pusar bayi

Planning (Tanggal, 22 Maret 202, Pukul : 15:17 WITA)

1. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi dan memberitahu

kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

pada bayinya bahwa keadaan bayinya sehat.

Evaluasi: Ibu mengerti dan mengetahui keadaan bayinya

sekarang dengan hasil pemeriksaan yaitu TTV : N: 145

x/menit, S : 36,7 0C, RR: 40 x/menit, BB: 4200 gram, PB: 52

cm.

2. Menjelaskan kembali pada ibu tentang ASI eksklusif, bahwa

bayi baru lahir harus diberikan ASI saja selam 6 bulan pertama

kehidupannya kecuali obat dan air putih, untuk menghindari

terjadinya alergi akibat makanan pendamping ASI yang belum


cocok dengan enzim dan sistem pencernaan bayi

yang masih rentan.

Evaluasi: Ibu mengatakan memberi ASI saja (ASI eksklusif)

pada bayinya.

3. Menganjurkan pada ibu agar menjaga bayi agar tetap hangat

dan bersih dengan cara bayi selalu diselimuti terutama pada

bagian kepala, mengganti kain yang basah dan bungkus bayi

dengan kain yang bersih.

Evaluasi: Ibu bersedia menjaga kehangatan bayinya.

4. Mengingatkan kembali pada ibu tentang tanda-tanda bahaya

yang dapat terjadi pada bayi baru lahir. Diantaranya bayi rewel,

tali pusat bau, bengkak dan berwarna merah, bayi kuning dan

tidak mau menyusu. Jika terjadi tanda-tanda tersebut

diharapkan ibu menghubungi petugas kesehatan secepatnya.

Evaluasi: Ibu mengerti tentang tanda-tanda bahaya pada bayi

baru lahir

5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang kebutuhan nutrisi,

bahwa bayi tengah dalam masa dimana tidur lebih banyak

daripada beraktivitas, oleh karena itu, untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi bayi, ibu harus membangunkan dan

memberikan ASI kepada bayi setiap 2-3 jam.

Evaluasi: Ibu bersedia memenuhi nutrisi bayinya


6. Menjelaskan tentang kebutuhan istrahat pada bayi, bahwa bayi

memang dalam masa tidur, sehingga ibu tidak perlu khawatir.

Evaluasi: Ibu mengerti pola istrahat pada bayinya

7. Mengingatkan kembali pendidikan kesehatan imunisasi, bahwa

bayi ibu harus mendapatkan imunisasi lengkap. Imunisasi

pertama didapatkan pada saat bayi berusia sebelum 7 hari, yaitu

imunisasi HB 0, pada saat bayi berusia 2 bulan bayi

diimunisasi DPT, HB 1, Polio 2, Imunisasi DPT, pada usia 3

bulan diberikan imunisasi DPT, HB 2, Polio 3, pada usia bayi 4

bulan diberikan imunisasi DPT, HB 3, Polio 4 dan IPV, pada

usia bayi 9 bulan dilakukan imunisasi campak tujuan imunisasi

campak.

Evaluasi: Ibu mengerti dan mau melakukan imunisasi

8. Menganjurkan pada ibu untuk ketenaga kesehatan jika ada

keluhan

Evaluasi: Ibu bersedia untuk ketenaga kesehatan jika ada

keluhan.
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”I” UMUR 21 TAHUN

P1A0H0 CALON AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN

DI POLINDES PENA TO’I

Nama Mahasiswa : Siti Aisyah

Tempat Praktek : Polindes Pena To’i

Tanggal Masuk/Jam : 22 Maret 2022/15:30 Wita

I. PENGKAJIAN

A. Data Subyektif

1. Identitas Pasien dan Penanggung Jawab

Nama Ibu : Ny “I” Nama Suami : Tn”A”

Umur : 21 Tahun Umur : 22 Tahun


Suku /Bangsa: Bima/Indonesia Suku/bangsa : Bima/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMK Pendidikan : SMU

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Satpam

Alamat : Pena To’i Alamat : Pena To’i

RT01/RW01 RT01/RW01

Alasan datang

Ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan

2. Keluhan utama

Tidak Ada Keluhan

3. Riwayat Menstruasi

Menarche : 15 Tahun

Siklus menstruasi : Lancar, ± 28 Hari

Lama menstruasi : 5-7 Hari

Sifat darah : Encer

Flour albus/keputihan : Ada

Dismenorhe : Ada

4. Riwayat hamil, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu

Hamil Persalinan Komplikasi Nifas


ke
Tanggal Umur Jenis penolong BB Ibu Bayi Laktasi Komplikasi
kehamilan persalinan lahir

1 08-02- 40 minggu Normal Bidan 3300 - - Ya -


2022 gram

5. Riwayat penyakit yang pernah di derita sekarang/yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti

(TBC,PMS,Hepatitis) penyakit menahun seperti (Jantung,paru-

paru,ginjal) dan penyakit menurun seperti (Asma,DM,Hipertesi)

6. Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu mengatakan dalam keluargatidak pernah menderita penyakit

menular seperti (Tbc,Pms,Hepatitis) penyakit menahun seperti

(Jantung, paru- paru, dan ginjal) dan penyakit menurun seperti ( Asma,

DM, Dan Hipertensi)

7. Riwayat Sosial Ekonomi dan Psikologi

Status Perkawinan: Syah kawin 1 kali

Lama nikah 1 tahun, menikah pertama pada umur: 20 Tahun

Respon ibu dan suami terhadap pemakaian alat kontrasepsi : Ibu

dan suami merasa cocok dengan kontrasepsi

Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah Suami

8. Activity Daily Living

a. Pola Nutrisi:

Makan ( sebelum KB )

Frekuensi : 3 x/hari

Jenis : Nasi,ikan Sayur

Porsi : 1 Piring
Keluhan/pantangan : tidak ada

Minum ( sebelum KB )

Frekuensi : 8 x/hari

Jenis : Air Putih

Porsi : 1 Gelas

Keluhan/pantangan : Tdk ada

b. Pola eliminasi ( Sebelum KB )

BAB 1x/hari, konsistensi Lunak , warna kuning

BAK 5x/hari, konsistensi Cair , warna jernih

c. Pola Aktivitas ( Sebelum KB )

Pekerjaan sehari-hari : Ibu mengatak melakukan pekerjaan

sehari-hari seperti mencuci, menyapu, memasak di bantu oleh

ibu.

Keluhan : Tidak ada

Hubungan Sexual : -x/mgg

d. Pola Istirahat ( Sebelum KB )

Tidur siang : ± 1 jam

Tidur malam : ± 6 jam

Keluhan : Tidak ada

e. Personal Hygiene ( Sebelum KB )

Mandi : 2 x/hari
Ganti pakaian dan pakaian dalam :3 x/hari

f. Kebiasaan Hidup ( Sebelum KB )

Merokok : Tidak Pernah

Minum-minuman keras : Tidak Pernah

Obat terlarang : Tidak Pernah

Minum jamu : Tidak Pernah

g. Pola Personal Hygien ( Sebelum KB )

Mandi : 2x/hari

Keramas : 3x/mgg

Gosok gigi : 2x/hari

Ganti pakaian dalam : 3x/hari

Ganti pakaian : 2x/hari

B. Data Obyektif

1. KU : Baik Tingkat Kesadaran: Composmetis

TTV

TD :110/70 MmHg

N : 80 x/Menit

S : 36,5 0C

RR : 20.x/Menit

2. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan

TB :155 Cm

BB : 55 Kg

Kenaikan selama menggunakan alkon: - kg


3. Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi

Kepala

Muka :Simetris Mata :Simetris

Conjungtiva :Tdk anemis Sclera :Tdk Itrerik

Hidung :Simetris Polip : Tidak ada

Mulut/ bibir : Bersih

Leher

Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak Ada

Pembesaran vena jugularis : Tidak Ada

Payudara

Bentuk Simestri : Simetris

Benjolan abnormal : Tidak Ada

Abdomen

Inspeksi : Tidak Ada

Palpasi : Tidak ada

Ekstermitas

• Atas

Odema : Tidak ada

Varises : Tidak ada

• Bawah

Odema : Tidak ada

Varises: Tidak ada


Pergerakan : Aktif

Genetalia : Tidak dilakukan

Anus : Tidak dilakukan

Pemeriksaan penunjang: Tidak Dilakukan

II. INTERPRETASI DATA

a. Diagnosa Kebidanan:

Ny “I” 21 tahun P1A0H0 menyusui dengan calon akseptor Kb suntik 3

bulan.

Data Dasar:

DS

- Ibu mengatakan ini anak kedua

- Ibu mengatakan belum pernah keguguran

- Ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan

DO

1. KU: Baik Tingkat Kesadaran: composmestis

2. TTV:

TD :110/70 MmHg

N : 80 x/Menit

S : 36,5 0C

RR : 20.x/Menit

b. Masalah

Tidak Ada
c. Kebutuhan

Tidak Ada

III. DIAGNOSA POTENSIAL/MASALAH POTENSIAL

Tidak Ada

IV. KEBUTUHAN SEGERA/TINDAKAN SEGERA

a. Mandiri

Tidak dilakukan

b. Kolaborasi

Tidak dilakukan

c. Merujuk

Tidak dilakukan

V. PLANNING (Tgl: 22 Maret 2022 Pukul :15:35 Wita )

1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan.

2. Jelaskan pada ibu tentang cara kerja suntik 3 bulan

3. Jelaskan pada iu tentang keuntungan dan kerugian Kb suntik 3

bulan

4. Jelaskan pada ibu tentang kontraindikasi suntik 3 bulan

5. Jelaskan pada ibu tentang efek samping suntik 3 bulan

6. Anjurkan pada ibu untuk melakukan Kb suntik pada saat setelah 6

minggu persalinan

VI. IMPLEMENTASI (Tgl: 22 Maret 2022 Pukul :15:40 Wita)


1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam

keadaan normal dengan TTV: TD: 110/70mmHg, N: 80 x/menit, S:

36,5 0C, RR: 20 x/menit.

2. Menjelaskan pada ibu tentang cara kerja KB suntik 3 bulan yaitu

mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita,

mengentalkan lendir serviks sehingga mencegah sperma masuk

dalam rahim dan menipiskan endometrium

3. Menjelaskan pada ibu tentang keuntungan dan kerugian KB suntik

3 bulan yaitu:

a. Keuntungan

Sangat efektif dengan kegagalan kurang dari 1%, Tidak

mempengaruhi produksi ASI, Dapat digunakan oleh

perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause, Tidak

mengganggu hubungan seksual.

b. Kerugian

Gangguan haid, Perdarahan tidak teratur atau perdarahan

bercak (spotting)., Tidak haid sama sekali, Terlambatnya

kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

4. Menjelaskan pada ibu tentang kontraindikasi KB suntik 3 bulan

yaitu hamil atau dicurigai hamil, tidak dapat menerima terjadinya

gangguan haid, terutama amenorrhea, menderita kanker payudara

atau riwayat kanker payudara, diabetes mellitus


5. Menjelaskan pada ibu tentang efek samping KB suntik 3 bulan

yaitu amenorea (tidak terjadi perdarahan), perdarahan bercak

(spotting), meningkatnya atau menurunnya berat badan

6. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 3 bulan

lagi atau jika ada keluhan.

VII. EVALUASI ( Tgl: 22 Maret 2022 Pukul :15:45 Wita)

1. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan

2. Ibu sudah mengerti tentang cara kerja KB suntik 3 bulan

3. Ibu sudah mengerti tentang kelebihan dan kekurangan KB suntik 3

bulan

4. Ibu sudah menegrti tentang kontraindikasi KB suntik 3 bulan

5. Ibu sudah mengerti tentang efek samping KB suntik 3 bulan

6. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA (KB)

Tanggal : 28 Maret 2022

Jam : 09:00 Wita

Tempat : Rumah pasien, RT 01/RW01 Pena To’i

Subyektif :

- Ibu mengatakan sedang menyusui bayinya

- Ibu mengatakan melahirkan pada tanggal 23 Juni 2021

- Ibu mengatakan ingin menggunakan KB Suntik 3 bulan

Obyektif :
1. KU : Baik Tingkat Kesadaran: Composmentis

2. TTV : TD : 110/70 ,MmHg

N : 80 x/Menit

S : 36,5 0C

RR : 20 x/Menit

Assesment

Ny ”I” P1A0H0, Umur ibu 21 tahun.

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Tidak diberikan

Planning (Tanggal : 28 Maret 2022 , Pukul :09:10 Wita)

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan

kepada ibu saat ini yaitu TTV; TD : 110/70 MmHg, N : 80

x/Menit, S : 36,5 ̊ C, RR : 20 x/Menit dan keadaan umum

ibu baik.

Evaluasi: Ibu mengerti tentang keadaannya saat ini

2. Menanyakan pada ibu tentang alat kontrasepsi yang

diinginkan sebagai metode Keluarga berencana yang

digunakan setelah 6 bulan menyusui bayinya.


Evaluasi: Ibu mengatakan ingin menggunakan KB Suntik

3 bulan.

3. Memberi konseling pada ibu tentang KB Suntik 3 bulan

tentang cara kerja, keuntungan, efek samping, dan jangka

waktu penggunaan, Cara kerja Kb Suntik yaitu dengan cara

mengentalkan lendir serviks untuk mencegah masuknya

sperma ke dalam rahim, keuntungan adalah bisa di gunakan

untuk ibu yang sedang menyusui dan tidak perlu repot

untuk mengkonsumsi pil kontrasepsi setiap hari, efek

sampingnya yaitu haid tidak teratur, peningkatan BB sakit

kepala,nyeri payudara, dan perubahan mood disuntikan

setiap 3 bulan sekali.

Evaluasi: Ibu mengerti dengan penjelasan yang

disampaikan.

4. Memberikan konseling tentang cara menyusui/ pemberian

ASI secara benar agar bayi mendapat perlekatan sempurna

adalah dengan cara sebagai berikut :

a. Dada bayi menghadap ke dada ibu, dan dagu bayi

ke payudara ibu.

b. Punggung ibu harus lurus

c. Tubuh bayi lurus dan menghadap ibu.

d. Bayi menghisap payudara bukan hanya putting,

tetapi mulut bayi memenuhi areola ibu.


e. Letakkan bantal atau gulungan kain dibawah tubuh

bayi untuk memudahkan bayi menyusu.

Evaluasi: Ibu mengerti dan bisa melakukan anjuran

serta nasehat yang diberikan.

5. Memberikan konseling kebutuhan nutrisi pada ibu yaitu

menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi sayuran dan buah

yang mudah didapatkan terutama sayuran hijau seperti

bayam daun katuk untuk memperlancar ASI.

Evaluasi: Ibu mengerti tentang konseling yang dianjurkan.

6. Mengajurkan ibu untuk mengikuti protokol kesehatan covid

19 seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui

bayi dan selalu menggunakan masker setiap keluar rumah

dan menggunakan handsanitainzer

Evaluasi:Ibu bersedia mengikuti Protok kesehatan covid 19

BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Pembahasan merupakan langkah terakhir dari suatu pengamatan

yang bertujuan untuk mengetahui kesenjangan antara teori yang terdapat

pada BAB II dengan gambaran kasus nyata pada BAB III langkah serta

alasan mengapa kesenjangan dapat terjadi. Pembahasan akan

menggambarkan pada setiap langkah dalam proses asuhan kebidanan

sesuai dengan manajemen kebidanan dengan SOAP yaitu :

A. KEHAMILAN
Kunjungan ANC minimal 6 kali kunjungan ulang untuk

pemeriksaan selama kehamilan yaitu kunjungan dalam trimester I, 2 kali,

trimester II, 1 kali dan trimester III, 3 kali. (Kemenkes RI, 2020).

Kunjungan ANC minimal 6 kali kunjungan ulang untuk pemeriksaan

selama kehamilan yaitu dalam trimester pertama yaitu 2 kali, trimester

kedua 1 kali, dan trimester ketiga 3 kali (Profil Kesehatan Indonesia,

2018). Hasil temuan dilahan Ny. I telah melakukan kunjungan ANC pada

trimester satu sebanyak 2 kali, trimester dua sebanyak 1 kali dan pada

trimester tiga sebanyak 3 kali sehingga penulis tidak menemukan

kesenjangan antara teori dan praktik. Timbang berat badan dan ukur tinggi

badan, ukur tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), ukur

tinggi fundus uteri, tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin

(DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus

Toksoid (TT) bila diperlukan ,pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet

selama kehamilan, test laboratorium (rutin dan khusus), tatalaksana kasus

temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan, tekan pijat

payudara, tes VDRL,terapi yodium (endemic gondok), terapi malaria.

(Sinaga, 2019.)

Ibu hamil 37 minggu, saat anamnesa ibu mengatakan Sering

merasa pusing sejak 2 hari yang lalu, standar asuhan yang diberikan pada

Ny. I yaitu: TD : TD : 90/60 MmHg, N : 80 x/Menit, S : 36,2 0C, RR: 20

x/Menit, LILA :23 Cm dan di temukan ibu sedang mengalami kekurangan


energy kronik (KEK), TB: 155 cm, BB: 56 kg, TFU: 29 cm, Leopold I :

(bokong), Leopold II : Punggung kanan, Leopold III: (kepala), Leopold

IV: Bagian terendah janin sudah masuk PAP (divergen), Presentasi

Kepala, DJJ: 139 x/menit, obat yang dikonsumsi tablet Fe dan vit B

complex, Imunisasi tetanus texoid sudah dilakukan, Test laboratorium

sudah dilakukan. Diberikan pendidikan kesehatan tentang keluhan yang

dirasakan, penjelasan mengenai KEK yaitu dengan menjelaskan

pengertian, penyebab, dampak, dan cara mengatasi KEK, dan memberikan

pendidikan kesehatann mengenai perubahan fisiologis selama kehamilan

trimester III, gizi pada kehamilan dan persiapan persalinan, menghindari

pekerjaan yang berat. Pada langkah ini penulis tidak menemukan

kesenjangan antara teori dan praktek.

Ibu hamil 38 minggu, dan ingin kontrol kehamilan. Standar asuhan

yang diberikan pada Ny.“I” yaitu, TTV; TD : 100/70 MmHg, N : 80

x/Menit, S : 36,6 ˚C, RR : 20 x/Menit, LILA : 23 Cm Ibu sudah masih

mengalami KEK ,TB: 155 cm, BB: 56 cm, TFU: 29 cm, Leopold I :

(bokong), Leopold II : Punggung kanan, Leopold III: (kepala), Leopold

IV: Sudah masuk PAP, Presentasi Kepala, DJJ: 136 x/menit, obat yang

dikonsumsi tablet Fe, Imunisasi tetanus texoid sudah dilakukan, Test

laboratorium sudah dilakukan. Diberikan pendidikan kesehatan tentang

penjelasan mengenai KEK yaitu dengan menjelaskan pengertian,

penyebab, dampak, dan cara mengatasi KEK, tanda bahaya kehamilan

trimester III, asupan gizi pada kehamilan, cara mengomsumsi tablet Fe,
tanda-tanda persalinan dan persiapan menjelang persalinan. Pada langkah

ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

Ibu hamil 39 minggu, dan ingin kontrol kehamilan pada saat

anamnesa ibu mengatakan tidak nyaman pada bagian pinggang. Standar

asuhan yang diberikan pada Ny.”I” yaitu, TTV; TD : 100/70 MmHg, N :

80 x/Menit, S : 36,7 ˚C, RR : 20 x/Menit, BB : 57 kg LILA : 23,5 Cm, TB:

155 cm, TFU: 30 cm, Leopold I : (bokong), Leopold II : Punggung kanan,

Leopold III: (kepala dan sudah masuk PAP), Leopold IV: 4/5 bagian,

Presentasi Kepala, DJJ: 140 x/menit, obat yang dikonsumsi tablet Fe,

Imunisasi tetanus texoid sudah dilakukan, Test laboratorium sudah

dilakukan. Diberikan pendidikan kesehatan tentang keluhan yang

dirasakan, penjelasan mengenai KEK yaitu dengan menjelaskan

pengertian, penyebab, dampak, dan cara mengatasi KEK, tanda bahaya

kehamilan trimester III, asupan gizi pada kehamilan, cara mengomsumsi

tablet Fe, tanda-tanda persalinan dan persiapan menjelang persalinan. Pada

langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan

praktek.

B. PERSALINAN

Pada tanggal 08 Februari 2022 pukul 15:54 WITA, ibu datang ke

Puskesmas Mpunda, mengeluh sakit perut menjalar ke pinggang dan

keluar darah bercampur lender pada jam 15:50 WITA, Dan ibu masih

merasakan pergerakan janin.


Kala I Proses persalinan terdiri atas empat kala yaitu Kala I adalah

kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai

pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung

tidak begitu kuat sehingga pasien masih dapat berjalan-jalan. Lamanya

kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida

sekitar 8 jam. Berdasarkan kurva Friedman, diperhitungkan pembukaan

primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2cm/jam dengan

perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan.

Pada kala I, Ny.”I” datang dengan fase aktif dan telah dilakukan

hasil pemeriksaan sebagai berikut KU ibu baik, 110/80 MmHg, N : 80

x/Menit, S : 37 ˚ C, RR : 20 x/Menit. LILA : 23,5 cm TFU : 30 cm, His

5x/10 menit lamanya 45 detik, kuat, dan pemeriksaan dalam dilakukan

pada pukul 16.00 WITA dengan hasil pemeriksaan pembukaan 9 cm, Eff

90 %, ketuban (-), UUK kanan depan, penurunan bagian terendah Hodge

IV dan tidak ada bagian terkecil janin yang menyertai tali pusat. Dalam

kasus komprehensif kala I berlansung selama 1 jam.

Kala II persalinan disebut juga kala pengeluaran, dimulai dari

pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Mochtar (2018)

menjelaskan tanda dan gejalakala II adalah his semakin kuat, ibu

merasakan semakin meningkatnya tekanan pada rectum dan vaginanya,

perineum terlihat menonjol, vulva vagina dan sfingter ani terlihat

membuka dan peningkatan pengeluaran lendir darah. Proses ini berlansung

1-2 jam pada primigravida dan ½-1 jam pada multigravida (Rohani, 2017).
Pada Kala II, Ny.”I” telah menunjukkan adanya tanda gejala klinis seperti

his semakin kuat, ibu merasakan semakin meningkatnya tekanan pada

rectum dan vaginanya, perineum terlihat menonjol, vulva vagina dan

sfingter ani terlihat membuka pukul 17:30 WITA bayi lahir spontan dan

langsung dilakukan IMD selama 1 jam setelah bayi lahir. Pada saat

persalinan Ny.”I”, bidan menolong persalinan sesuai standar yaitu 60

langkah Asuhan Persalinan Normal.

Kala III persalinan adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran

plasenta.Seluruh proses berlansung selama 5-30 menit setelah bayi lahir.

Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100 –

200 cc (Kementrian Kesehatan, 2017). Kegiatan inisiasi menyusui

dilakukan 1 jam pertama setelah bayi lahir (Maryunani, 2015). Manajemen

aktif kala III yaitu pemberian oksitosin 10 IU IM, 1 menit

setelah bayi lahir, penegangan tali pusat terkendali, massase fundus (JNPJ-

KR, 2017). Manajemen aktif kala III pada Ny.”I” dilakukan penyuntikkan

oksitosin 10 IU 1 menit setelah bayi lahir kamudian melakukan

penegangan tali pusat terkendali dan massase uterus. Kala III berlansung

selama 10 menit, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, plasenta

dan selaput ketuban lahir lengkap dan kotiledon lengkap, perdarahan ±50

ml, tidak ada laserasi pada jalan lahir dan dilakukan manajemen aktif kala

III.

Kala IV persalinan adalah dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2

jam pertama postpartum dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam


pertama setelah lahir. Masa ini merupakan masa paling kritis untuk

mencegah kematian ibu disebabkan oleh perdarahan (Kumalasari, 2015).

Asuhan kala IV yaitu pastikan uterus berkontraksi yaitu normal TFU

akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah pusat,

mulai IMD (1 jam), menimbang bayi setelah menyusui, lanjut pemantauan

kontraksi, ajarkan keluarga masase, periksa TD, Nadi, dan kandung kemih,

pastikan bayi bernapas dengan baik, dekontaminasi semua peralatan dalam

larutan klorin, buang sampah ketempat yang sesuai, bersihkan ibu,

pastikan ibu merasa nyaman, dekontaminasi tempat tidur, dekontaminasi

sarung tangan, cuci tangan dan lengkapi partograf (Kementrian Kesehatan,

2017).

Kala IV adalah kala pengawasan selama 1-2 jam setelah bayi dan

plasenta lahir untuk mengamati keadaan ibu, terutama terhadap perdarahan

postpartum dan darah yang keluar harus ditakar sebaik-baiknya. Jumlah

perdarahan rata-rata yang dianggap normal 100-300 cc apabila perdarahan

lebih dari 500 cc dianggap sudah abnormal (Kumalasari, 2015). Pada Kala

IV, setelah 2 jam bayi lahir telah dilakukan penimbangan berat badan bayi

3300 gram, pengukuran panjang badan 48 cm, lingkar dada 30 cm, lingkar

kepala 32 cm, setelah lahir serta sudah dilakukan dekontaminasi alat dalam

larutan klorin, ibu sudah dirapikan dan ibu merasa nyaman, buang sampah

ketempat yang sesuai, dekontaminasi tempat tidur, dekontaminasi sarung

tangan, cuci tangan dan lengkapi partograf. Pemantauan kala IV pada

Ny.”I” normal, yaitu kontraksi baik, TFU 2 jari dibawah pusat, perdarahan
selama 2 jam ± 3cc, kandung kemih kosong dan ada laserasi jalan lahir

dengan derajat 1. Keadaan ibu dan bayi baik, tanda-tanda vital (TTV) ibu

dalam batas normal.

Berdasarkan teori Kala I Proses persalinan terdiri atas empat kala

yaitu Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan

nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan

berlangsung tidak begitu kuat sehingga pasien masih dapat berjalan-jalan.

Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan

multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurva Friedman, diperhitungkan

pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2cm/jam

dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat

diperkirakan. dimana pada kasus Ny.”I” primigravida mengatakan sakit

perut menjalar ke pinggang pada tanggal 08-02-2022 jam 13.00 wita dan

keluar lendir bercampur darah pada jam 15.50 wita, kemudian

pemeriksaan dalam pertama dilakukan pada pukul 16.00 wita dengan

pembukaan 9 cm dan pukul 17.00 wita Ny”I” merasakan sakit perut yang

terus menerus dan mengatakan seperti ingin BAB, kemudian dilakukan

pemeriksaan dalam kedua untuk memastikan pembukaan dan pembukaan

menjadi 10 cm serta terlihat tanda dan gejala kala II. Dalam hal ini penulis

menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek.

C. MASA NIFAS

Kunjungan selama masa nifas minimal 3 kali, kunjungan pertama 6

jam-3 hari setelah persalian, kunjungan nifas kedua 4-28 hari setelah
persalinan, kunjungan nifas ketiga 29-42 hari setalah persalian ( DepKes

RI, 2018).

Kunjungan selama masa nifas minimal 4 kali, kunjungan pertama 6

jam 2 hari setelah persalian, kunjungan nifas kedua 3-7 hari setelah

persalinan, kunjungan nifas ketiga 8-28 hari setalah persalian, kunjungan

nifas keempat 29-42 hari setelah persalianan.

Selama masa nifas lochea normal, Rubra berwarna merah terang

sampai dengan merah tua yang mengandung desidua cairan ini berupa

cairan yang bercampur darah, sisa-sisa selaput ketuban, berbau amis dan

terjadi pada hari ke 1-3 setelah persalinan, lochea sangunolenta berwarna

merah kuning berisi darah dan lendir pada hari ke 3-7 pacsa persalinan,

lochea serosa berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi pada hari ke 7-

14, lochea alba berwarna putih setelah 2 minggu, lochea purulenta terjadi

infeksi keluar cairan seperti nanah berbau busuk, lochiostasis pengeluaran

lochea tidak lancar, (Maryunani, dkk, 2015). KIE yang di berikan selama

masa nifas tentang tanda bahaya masa nifas dan nutrisi yang di butuh

selama masa nifas kebersihan genetalia, tanda-tanda bahaya masa nifas

seperti penglihatan mata kabur, sakit kepala yang hebat, demam dan

menggigil,nutrisi selama masa nifas, pada ibu nifas memerlukan

pemenuhan kebutuhan nutrisi dalammeningkatkan pemulihan kondisi yang

baik setelah melahirkan, makanan yang di konsumsi selama masa nifas

yang mengandung empat sehat lima sempurna diantaranya Ikan, telur,

daging, susu, air, nasi dan buah-buahan, menjaga kebersihan daerah


kemaluan yaitu dengan membasuh dari arah depan ke belakang agar

mencegah infeksi, dan tetap menyusui bayi Tidak terjadi pembengkakan

pada payudara ibu. Segera setelah lahir, penulis menganjurkan ibu untuk

memberikan melakukan IMD selama 1 jam dan ASI tanpa makanan atau

minuman tambahan apapun pada bayi.

Ibu nifas 6 Jam Post Partum saat anamnesa ibu mengatakan masih

merasa mulas, standar asuhan yang diberikan pada Ny”I” yaitu : TD :

100/70 MmHg, N : 80 x/Menit, S : 36,7°C, RR : 20 x/Menit, Pengeluaran

payudara:colostrum, tinggi fundus uteri 1 jari dibawah pusat. Pengeluaran

pervaginam : lochea rubra. Penulis menjelaskan tanda-tanda bahaya masa

nifas seperti penglihatan mata kabur, sakit kepala yang hebat, demam lebih

dari 2 hari. Menjelaskan pada ibu cara menjaga kebersihan daerah

kemaluan yaitu dengan membasuh dari arah depan ke belakang agar

mencegah infeksi, makanan yang di konsumsi selama masa nifas yang

mengandung empat sehat lima sempurna diantaranya Ikan, telur, daging,

susu, air, nasi dan buah buahan. Pada langkah ini penulis tidak

menemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

Ibu nifas 6 hari Post Partum saat anamnesa ibu mengatakan sudah

tidak terasakan mules. TTV : TD:110/80 MmHg, N : 82 x/menit, S : 36,5 ˚

C, RR : 20 x/menit, Muka : Tidak udema dan tidak pucat. Conjungtiva :

Tidak Anemis, payudara :Simetris, putting susu menonjol, tidak ada

pembengkakan pada payudara, TFU: pertengahan pusat dan simpisis,


Lochea : Sanguelenta. Pada langkah ini penulis tidak menemukan

kesenjangan antara teori dan praktek.

Ibu nifas 14 hari Post Partum saat anamnesa ibu mengatakan tidak

ada keluhan yang dirasakan TTV : TD :110/70 MmHg, N : 80 x/Menit,

S:36,5˚C, RR :20 x/Menit, Muka : Tidak udema dan tidak pucat.

Conjungtiva : Tidak Anemis, payudara :Simetris, putting susu menonjol,

tidak ada pembengkakan pada payudara, TFU: Tidak teraba, Lochea:

Alba, kandung kemih : kosong. Pada langkah ini penulis tidak menemukan

kesenjangan antara teori dan praktek.

Pada kunjungan nifas hari ke-42 Hari, Ny “I” saat anamnesa ibu

mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan TTV : TD :110/70 MmHg,

N : 80 x/Menit, S:36,8˚C, RR :20 x/Menit, Muka : Tidak udema dan tidak

pucat. Conjungtiva : Tidak Anemis, payudara :Simetris, putting susu

menonjol, tidak ada pembengkakan pada payudara, TFU: Tidak teraba

lagi, Lochea: Alba, kandung kemih : kosong. Pada langkah ini penulis

tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

Pada kunjungan nifas hari ke-42 hari, Ny.”I” memutuskan ingin

menggunakan kontrasepsi KB suntik 3 bulan. Metode kontrasepsi KB

suntik 3 bulan adalah cara kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama)

tetapi tetap reversibel (Susi dan Desmariyenti, 2020). Cara kerja suntikan

3 bulan diantaranya mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks

sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput

lendir Rahim tipis dan atrofi, menghambat transportasi gamet oleh tuba,
gangguan haid, Gangguan menstruasi merupakan istilah yang merujuk

pada kelainan dalam siklus mentruasi. Kelainan ini sangat bervariasi,

mulai dari pendarahan berlebihan, nyeri hebat saat menstruasi, kacaunya

siklus menstruasi, atau bahkan tidak haid sama sekali (Hadriani Irwan,

2020). Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori

dan praktek.

D. Bayi Baru Lahir (BBL)

Penulis melakukan pengkajian pada Bayi Baru Lahir, dimana bayi

lahir spontan langsung menangis dengan jenis kelamin laki-laki lalu

dilakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan tidak ditemukan masalah.

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital bayi dalam batas

normal. Kemudian melakukan pemeriksaan atropometri dan pemeriksaan

fisik secara lengkap terhadap bayi baru lahir dan didapatkan hasil berat

badan bayi 3300 gram, hal tersebut menunjukkan bahwa berat badan bayi

Ny “I” normal karena berat badan normal adalah 2500 gram, sesuai

dengan ciri-ciri bayi baru lahir normal menurut (Prawirohardjo, 2014).

Hasil pengukuran panjang badan (48 cm), pengukuran lingkar kepela (32

cm), pengukuran lingkar dada (30 cm), dan LILA: 12 cm. tidak ada cacat

bawaan, dan bayi sudah di berikan Vitamin K dan HB O serta salep mata.

Sesuai dengan teori, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata

dianjurkan untuk pencegahan penularan infeksi, (Kemenkes, 2017). Bayi

Ny“I” diberikan imunisasi HB 0 yang pertama kali pada 1/3 paha kanan

secara IM dengan dosis 0,5 cc. Dalam buku kesehatan ibu dan anak
(2016), yang menyatakan bahwa pemberian imunisasi HB-0 adalah saat

bayi berusia 0-7 hari dan berat badan diatas 2000 gram. Pernapasan

normal pada bayi baru lahir 40-60x/menit, detak jantung bayi yang baru

lahir berkisar antara 120-160x/menit, suhu normal pada bayi baru lahir

36,5 hingga 37 0C (Susan Klein dan Fiona Thomas, 2018). Pada langkah

ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

Kunjungan neonatus yang dilakukan sebanyak 3 kali. Kunjungan

pertama pada 6-48 jam setelah lahir, kunjungan kedua 3-7 hari setelah

lahir, kunjungan ketiga 8-28 hari setelah lahir (Kementerian Kesehatan RI,

2020).

Penulis melakukan pemeriksaan pada bayi umur 0 hari setelah

selesai proses persalinan denganTTV Nadi 136 x/menit,Suhu: 37 0C,

Pernafasan: 40x/menit, BB: 3300 gram, PB: 48 Cm, LK: 32 cm, LD: 30

cm, LILA: 12 cm dan bayi sudah di berikan Vitamin K dan Vitamin HB0

serta salep mata. Tidak di temukan tanda bahaya pada bayi Ny “I” seperti

sulit bernapas, atau napas lebih dari 60x/menit, suhu terlalu tinggi (>380C)

atau terlalu dingin (<360C), kulit bayi kuning,biru, pucat atau

memar,rewel, muntah, dan tanda- tanda infeksi tali pusat, bayi menyusui

dengan baik. Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan

antara teori dan praktek.

Penulis melakukan pemeriksaan pada bayi umur 6 hari TTV Nadi

140 x/menit,Suhu: 36,50C, Pernafasan: 42x/menit, BB: 3500 gram, PB: 49

Cm, bayi menyusui dengan baik. Pada langkah ini penulis tidak
menemukan kesenjangan antara teori dan praktek. Penulis melakukan

pemeriksaan pada bayi umur 14 hari TTV: Nadi: 142 x/menit,Suhu: 37 0C,

Pernafasan: 45x/menit, Denyut nadi 140x/menit BB: 3700gram, PB:50

Cm, bayi bergerak aktif, bayi menyusui dengan baik. Pada langkah ini

penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek. Penulis

melakukan pemeriksaan pada bayi umur 42 hari dengan TTV: Nadi: 145

x/menit, Suhu: 36,7 0C, Pernapasan: 40 x/menit, BB: 4200 gram PB: 52

cm, bayi bergerak aktif, dab bayi menyusui dengan baik. Pada langkah ini

penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penulis melakukan asuhan manajemen kebidanan

komprehensif dengan menggunakan metode 7 langkah varney dan SOAP

pada Ny “I”dengan KEK dari kehamilan, bersalin, nifas dan BBL dan

KB,dapat disimpulkan :

1. Penulis telah melakukan asuhan kebidanan terhadap ibu hamil

trimester III dan SOAP KEK pada Ny‟I‟ dengan KEK dari awal
kunjungan kehamilan sampai berakhir dengan masa nifas,antenatal

care sebanyak 6 kali dengan standar 14 T, dari hasil pengkajian dan

pemeriksaan kehamilan tidak ditemukan kelainan atau komplikasi pada

ibu dan bayi saat kehamilan.

2. Penulis telah melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin pada Ny

“I” usia gestasi 40 minggu saat persalinan tidak ditemukan penyulit.

Pada kala I, kala II, kala III dankala IV. Persalinan berjalan dengan

normal tanpa ada penyulit dan komplikasi yang menyertai

3. Penulis telah melakukan asuhan pada ibu nifas hingga 42 hari pada

Ny“I” dari 6 jam postpartum sampai 42 hari post partum, selama

pemantauan masa nifas,berlangsung dengan baik dan tidak ditemukan

tanda bahaya atau komplikasi.

4. Penulis telah melakukan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir

(BBL) hingga usia 42 hari yaitu pada bayi Ny “I” yang berjenis

kelamin Laki-Laki BB 3300 gram, PB 48 cm, LD 30 cm, LK 32 cm.

tidak ditemukan adanya cacat serta tanda bahaya. Bayi telah diberikan

salep mata dan suntikan Vit K 1Mg/0,5cc dan telah diberikan

imunisasi HB0 1 jam setelah pemberian Vit K dengan tujuan utuk

mencegah perdarahan pada otak bayi baru lahir dan mencegah

penyakit hepatitis pada bayi baru lahir pada saat pemantauan bayi

sampai 42 hari tidak ditemukan komplikasi atau tanda bahaya.


5. Penulis telah melaksanakan asuhan pada ibu ber KB dengan jenis KB

yag di pilih yaitu KB Sunti 3 bulan dan tanpa ada penyulit dan

komplikasi.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka penulis dapat memberikan

saran yaitu:

1. Penulis

Diharapkan lebih meningkatkan wawasan tentang ibu hamil

dengan KEK sehingga kehamilan dengan KEK dapat ditangani

dengan baik, dan apabila ditemukan kasus kehamilan KEK agar dapat

melakukan tindakan yang tepat sesuai kebutuhan pasien.

2. Institusi pendidikan

Diharapkan dapat lebih banyak menyediakan sumber informasi dan

referensi terkait ilmu asuhan kebidanan kehamilan pada ibu hamil

dengan KEK dan diharapkan agar para pengajar dapat meningkatkan

pengetahuan mengenai konsep dasar kehamilan dalam kehamilan dan

manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan KEK

(Kekurangan Energi Kronik).

3. Instansi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan agar meningkatkan mutu pelayanan sehingga cepat dan

tetap dalam menangani dan melakukan tindakan pada kasus

ibu hamil dengan KEK.


DAFTAR PUSTAKA

Ningsih. 2017. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:PT. Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Nova. (2019). Asuhan Kebidanan Kehamilan.

Ummi, Dkk, 2017. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta

: Salemba Medika

WHO. 2018. World Health Statistic 2018 Monitoring Health for the
SDGs,Sustainable Development Goals. France

Muhammad, Lipto, & Salahudin. (2017). Gambaran Pengetahuan Gizi Ibu

Hamil Trimester Pertama danPola Makan dalam pemenuhan Gizi.

www.

Riesdas. (2018). Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di

Republik Indonesia.https://pusdati.kemenkes.go.id

Profil kesehatan NTB (2018) kematian ibu diprovinsi NTB

Profil Kesehatan NTB. 2018

Profil Kesehatan Provinsi NTB. 2018

Dinas Kesehatan Kota Bima. 2021. Profil Kesehatan Kota Bima.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bima (2021) profil kesehatan

Profil Puskesmas Mpunda kabupaten bima Tahun 2021.

Sondakh, Jenny J.S. 2017. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi

Baru Lahir. Penerbit Erlangga

Fikawati, dkk,. 2018 Asuhan Kebidanan Pada Masa

Persalinan. Jakarta:Salemba Medika.

Energi et al. (2019) Keurangan Energi Kronik pada Ibu Hamil

Kristiyanasari. (2017) Keurangan Energi Kronik pada Ibu Hamil

Nurmadinisia RI. (2018). Modul

Edukasi GiziPencegahan dan Penanggulangan Kurang

Energi Kronik (Kek ).

Rahmawati. (2020) Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak

Balita. Jakarta : EGC.

Rulaikhah. 2019. Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi,


Balita, Dan Anak PraSekolah.Jakarta:

FakultasFakultas dan KesehatanUniversitas

Muhammadiyah Jakarta

Novita. (2018).Asuhan Kebidanan Kehamilan.

Jakarta:Fakultas

Kedokteran dan Kesehatan Universitas

Muhamadiah Jakarta.

Purwaningsih dan Fatmawati. (2018) Penyuluhan Tanda

bahaya

Kehamilan Serta Deteksi Bahaya Kehamilan Dan

Pengukuran Status Gizi Pada Ibu Hamil Dilingkungan

Rptra Bambu Petung Cipayung. Jurnal Pelayanan dan

Pengabdian Masyarakat (PAMAS)

Sarwono. (2017) Kehamilan Serta Deteksi Bahaya Kehamilan

Dan Pengukuran Status Gizi Pada Ibu Hamil Dilingkungan

Rptra Bambu Petung Cipayung.

Muliarini. (2018). Modul Edukasi GiziPencegahan dan

Penanggulangan Kurang Energi Kronik (Kek ).

Walyani, dkk. 2017. Kesehatan Reproduksi & Keluarga Berencana.

Yogyakarta :Pustaka Baru

Wagiyo, Ns, Putranto.2016. asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal &

bayibaru lahir fisiologis dan patologis. Yogyakata :CV.Andi


Sutanto, A. V. (2018). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui Teori

dalam PraktikKebidanan Profesional. Yogyakarta: Pustaka Baru

Press.

Susi Dn Desmariyenti, 2020. Keluarga Berencana. Jakarta

Sukarta, Asmah., Rusmawaty. 2019. Pengaruh posisi mengedan terhadap

lamakala II persalinan di Rumah Sakit X. Jurnal Kebidanan dan

Keperawatan.

Sinaga, Meiyana. (2019). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan

DenganPelaksanaan Program 14 T Di Puskesmas

HamparanPerak.JurnalMutiara

Nurjasmi, E, dkk (2016). Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta:

Kementrian Kesehatan Ri. Profil Kesehatan Indonesia 2017.

Jakarta:Kementrian Kesehatan Ri, 2016.JNPK-KR. 2017.

Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusui Dini.Jakarta:

Depkes RI.

Jitowiyono dkk. 2019.Keluarga Berencana (KB) Dalam Perspektif

Bidan.Yogyakarta : Pustaka BaruIrianto, Koes. (2014).

Pelayanan Keluarga Berencana. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Hasto Wardoyo, Angka Kematian Ibu Melahirkan”, diakses 29

November 2019.

Hadriani Irawan, 2020. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana.

Jakarta
Firdayanti. Unmeet Need For Family Planning (Kebutuhan

Keluarga Berencana yang Tidak Terpenuhi). Makassar: Alauddin

University Press. 2012. Jakarta:Fakultas Kedokteran dan

Kesehatan Universitas Muhamadiah Jakarta.

kabupaten bima Depkes RI. (2018). Kekurangan Energi Kronik

pada Ibu Hamil.

Armini, Ni Wayan. (2017). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi,

Balita dan AnakPrasekolah. Penerbit ANDI (AnggotaIKAPI),Edisi

ke-I:Yogyakarta

Affandi. 2015. Buku Panduan Pratis Pelayanan Kontrasepsi.

Jakarta: PT. BinaPustaka Sarwono Prawirohardjo


LAMPIRAN

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth

Calon Responden

Di Tempat-
Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Siti Aisyah

Nim : 062401S17038

Alamat : Piong Sanggar

Bermaksud melakukan asuhan kebidanan pada Ny “I” Dengan kehamilan

KEK yang meliputi asuhan kebidanan pada Ny “I” dengan kehamilan KEK dan

bersamaan dengan surat ini saya bermaksud ingin menjadikan Ny “I” sebagai

responden. Asuhan ini tidak akan berakibat buruk untuk Ny “I” atau keluarga.

Mahasiswa

( Siti Aisyah )

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Nama : Ny “ I”

Umur : 21 Tahun

Alamat : Pena To’i


Saya menyatakan bersedia menjadi responden yang dilakukan oleh

mahasiswa AKBID HARAPAN BUNDA BIMA yang bernama Siti Aisyah

dengan judul asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny “I” dengan judul “kehamilan

dengan KEK” saya menyadari bahwa asuhan ini tidak akan menimbulkan akibat

yang merugikan terhadap saya dan jawaban atau informasi yang saya berikan

ialah yang sebenarnya sesuai yang saya alami dan ketahui tanpa tekanan dari

pihak manapun.

Dengan pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya agar digunakan

sebagai mana mestinya.

Bima, 2022

Responden

(Ny “I”)

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai