Anda di halaman 1dari 23

TUGAS : KESEHATAN REPRODUKSI II

MAKALAH

PROGRAM DEPARTEMEN KESEHATAN DALAM KESEHATAN REPRODUKSI

(SAFE MOTHERHOOD & MPS)

KELOMPOK III

KIKI LISTI ANANDA (20.1302.020)

DEWY AMRIYATI AMRAN (20.1302.023)

ANDI ITA PERMATASARI (20.1302.028)

KELAS B 20

PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

MAKASSAR

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Program Departemen

Kesehatan Dalam Kesehatan Reproduksi (Safe Motherhood & MPS) ” dalam Mata Kuliah

Kesehatan Reproduksi II.

Dalam penulisan makalah ini penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak yang

berupa bimbingan, pengarahan maupun dukungan moral yang sangat membantu penyusun.

Untuk itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini penyusun berusaha untuk membuat yang terbaik,

akan tetapi dengan keterbatasan yang ada penyusun menyadari dalam makalah ini masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun, supaya makalah ini menjadi lebih baik. Semoga ini bermanfaat

khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.

Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI…...……………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang….……………….………………………………………… 4

B. Rumusan Masalah …………………………...……......…………………… 5

C. Tujuan Penulisan..…………………………...……......…………………… 5

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan tentang Safe Motherhood dalam Kesehatan Reproduksi………….. 6

B. Tinjauan tentang Making Pregnancy Safer (MPS) dalam Kesehatan

Reproduksi………………………………………………………………….. 14

C. Tinjauan tentang Hubungan Safe Motherhood dengan Making Pregnancy Safer

(MPS)…………………………………………………..………………….. 16

BAB III PEMBAHASAN

A. Safe Motherhood dalam Kesehatan Reproduksi .…………….………….. 18

B. Making Pregnancy Safer (MPS) dalam Kesehatan Reproduksi ..…….….. 18

C. Hubungan Safe Motherhood dengan Making Pregnancy Safer (MPS)…… 18

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………….………………………………… 22

B. Saran………………………………………………………………………… 22

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Safe Motherhood adalah upaya yang dilakukan untuk menekan angka kematian ibu.

Di Indonesia upaya Safe Motherhood diartikan sebagai upaya untuk kesejahteraan atau

keselamatan ibu. Gerakan yang digunakan untuk menyelamatkan wanita agar kehamilan

dan persalinanya berjalan dengan sehat, aman dan mendapatkan bayi yang sehat. Safe

Motherhood merupakan upaya global untuk mencegah atau menurunkan kematian ibu

dengan slogan Making Pregnancy Safer (MPS).

Program Making Pregnancy Safer (MPS) atau Gerakan Nasional Kehamilan yang

Aman, yang merupakan strategi sector kesehatan secara terfokus. Dalam rangka

mempercepat keberhasilan program Making Pregnancy Safer (MPS) yaitu upaya

menurunkan angka kematian menjadi 125 per 100.000 kelahitran hidup pada tahun 2010

di satu pihak dan upaya peningkatan kemandirian masyarakat miskin dilain pihak, serta

memperhatikan pula kemampuan pemerintah yang sangat terbatas, maka pemberdayaan

masyarakat merupakan prioritas utama untuk percepat proses ini.

Sekitar 25-50% kematian perempuan usia subur disebabkan oleh hal yang berkaitan

dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan menjadi penyebab utama mortalitas

perempuan pada masa puncak produksinya. World Health Organization (WHO)

memperkirakan setiap tahun 210 juta kehamilan diseluruh dunia. Dari jumlah ini 20 juta

perempuan mengalami kesakitan sebagai akibat kehamilan.

Maka dari itu Departemen Kesehatan (Depkes) melakukan program-program

mengenai Safe Motherhood & Making Pregnancy Safer (MPS) dalam Kesehatan

Reproduksi yang dapat menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI).


B. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tinjauan Safe Motherhood dalam Kesehatan Reproduksi?

2. Bagaimana tinjauan Making Pregnancy Safer (MPS) dalam Kesehatan Reproduksi!

3. Bagaimana tinjauan Hubungan Safe Motherhood dengan Making Pregnancy Safer

(MPS)?

C. Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui & memahami mengenai Tinjauan Safe Motherhood dalam

Kesehatan Reproduksi.

2. Dapat mengetahui & memahami mengenai Tinjauan Making Pregnancy Safer (MPS)

dalam Kesehatan Reproduksi.

3. Dapat mengetahui & memahami Tinjauan Hubungan Safe Motherhood dengan

Making Pregnancy Safer (MPS).


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Safe Motherhood dalam Kesehatan Reproduksi

1. Pengertian Safe Motherhood

Safe Motherhood adalah usaha-usaha yang dilakukan agar seluruh perempuan

menerima perawatan yang mereka butuhkan selama hamil dan bersalin.

Safe Motherhood dicanangkan di Nairobi Kenya 1987 dan memiliki empat pilar

yaitu:

a. Keluarga Berencana untuk menjamin tiap individu dan pasangannya memiliki

informasi dan pelayanan untuk merencanakan saat, jumlah, dan jarak kehamilan.

b. Pelayanan Antenatal untuk mencegah komplikasi dan menjamin bahwa komplikasi

dalam persalinan dapat terdeteksi secara dini serta ditangani secara benar.

c. Persalianan Aman untuk menjamin bahwa semua tenaga kesehatan mempunyai

pengetahuan, keterampilan, dan peralatan untuk melaksanakan persalinan yang bersih,

aman dan menyediakan pelayanan pasca persalinan kepada ibu dan bayi baru lahir.

d. Pelayanan Obstetrik Neonatal Esensial/Emergensi untuk menjamin tersedianya

pelayanan esensial pada kehamilan risiko tinggi dengan gawat-obstetrik/GO,

pelayanan emergensi untuk gawat-darurat-obstetrik/GDO dan komplikasi persalianan

pada setiap ibu yang membutuhkannya.

Keempat pilar tersebut harus disediakan melalui pelayanan kesehatan primer yang

bertumpu pada pondasi keadilan (equity) bagi seluruh kaum perempuan. Safe

Motherhood merupakan upaya global untuk mencegah/menurunkan kematian ibu dengan

slogan ‘Making Pregnancy Safer’(MPS).


2. Penyebab Kematian Ibu

Menurut the International Classification of Diseases and Related Health Problems,

Tenth Revision, 1992 (ICD-10) WHO mendefinisikan kematian ibu sebagai

“kematian wanita hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, tanpa memandang lama

dan tempat terjadinya kehamilan yang disebabkan oleh atau dipicu oleh kehamilannya

atau penanganan kehamilannya, tetapi bukan karena kecelakaan”. Menurut pengertian

ini penyebab kematian ibu dapat dibagi menjadi penyebab langsung maupun tak

langsung.

Penyebab kematian langsung yaitu setiap komplikasi persalinan disetiap fase

kehamilan (kehamilan, persalinan dan pasca persalinan), akibat tindakan, kesalahan

pengobatan atau dari kesalahan yang terjadi disetiap rangkaian kejadian diatas.

Contohnya seperti perdarahan, pre-eklamsia/eklamsia, akibat komplikasi anestesi atau

bedah kaisar, perdarahan, sepsis, kelahiran prematur akibat hipertensi, lahir mati, dan

komplikasi akibat aborsi yang tidak aman menjadi penyebab langsung yang

berkontribusi pada 80% kematian.

Penyebab kematian tak langsung yaitu akibat penyakit lain yang telah ada

sebelumnya atau berkembang selama kehamilan dan yang tidak berhubungan dengan

penyebab langsung tetapi dipicu secara fisiologis oleh kehamilan. Contohnya seperti

kematian akibat penyakit ginjal atau jantung.

Menurut data yang dikeluarkan oleh UNFPA, WHO, UNICEF dan Bank Dunia

menunjukkan bahwa satu wanita meninggal dunia tiap menitnya akibat masalah

kehamilan. Rasio kematian ibu (jumlah kematian tiap 100,000 kelahiran hidup) telah

menurun secara global pada laju kurang dari 1%. Jumlah kematian wanita hamil atau

akibat persalinan secara keseluruhan juga menunjukkan penurunan yang cukup berarti
antara tahun 1990-2005. pada tahun 2005, 536,000 wanita hamil meninggal dunia

dibandingkan dengan tahun 1990 yang sebanyak 576,000. Berdasarkan Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003, angka kematian ibu (AKI) di

Indonesia masih berada pada angka 307 per 100.000 kelahiran hidup atau setiap jam

terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal dunia karena berbagai sebab. Demikian pula

angka kematian bayi (AKB), khususnya angka kematian bayi baru lahir (neonatal)

masih berada pada kisaran 20 per 1.000 kelahiran hidup. Keadaan ini menempatkan

upaya kesehatan ibu dan bayi baru lahir menjadi upaya prioritas dalam bidang

kesehatan. Hasil survey kesehatan rumahtangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan

angka kematian ibu sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup dengan penyebab utama

adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia.

3. Upaya Menurunkan AKI

Upaya yang Dilakukan untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu.

Kematian ibu hamil dilatarbelakangi oleh:

a. Persalinan yang ditolong dukun

b. Persalinan yang dilakukan dirumah, bila terjadi komplikasi dan

memerlukan rujukan, akan membutuhkan waktu cukup lama.

c. Derajat kesehatan ibu sebelum dan saat hamil masih rendah yaitu 50%

menderita anemia, 30% berisiko kurang energi kronis, sekitar 65% berada

dalam keadaan 4 Terlalu.

d. Status perempuan masih rendah sehingga terlambat untuk mengambil

keputusan ditingkat keluarga untuk mencari pertolongan.


Sekitar 90% kematian ibu disebabkan oleh pendarahan, toksemia gravidarum, infeksi,

partus lama dan komplikasi abortus. Kematian ini paling banyak terjadi pada masa sekitar

persalinan yang sebenarnya dapat dicegah.

Sesungguhnya tragedi kematian ibu tidak perlu terjadi karena lebih dari 80%

kematian ibu sebenarnya dapat dicegah melalui kegiatan yang efektif, semisal pemeriksaan

kehamilan, pemberian gizi yang memadai dan lain-lain. Karenanya upaya penurunan AKI

serta peningkatan derajat kesehatan ibu tetap merupakan prioritas utama dalam pembangunan

kesehatan menuju tercapainya Indonesia Sehat 2010.

Melihat kondisi itu semua, disusunlah suatu gerakan yang disebut dengan Safe

Motherhood. Gerakan ini pertama kali dicanangkan pada International Conference on Safe

Motherhood, Nairobi, 1987. Program ini sendiri telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun

1988 dengan melibatkan secara aktif berbagai sector pemerintah dan non-pemerintah,

masyarakat, serta dukungan dari berbagai badan internasional.

4. Empat Pilar Safe Motherhood

Penjelasan dari Empat Pilar Safe Motherhood adalah sebagai berikut:

a. Keluarga berencana

KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1997), maksud daripada ini adalah: "Gerakan untuk

membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran”. Dengan

kata lain KB adalah perencanaan jumlah keluarga. Pembatasan bisa dilakukan dengan

penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran

seperti kondom, spiral, IUD dan sebagainya. Jumlah anak dalam sebuah keluarga


yang dianggap ideal adalah dua. Gerakan ini mulai dicanangkan pada tahun akhir

1970'an.

Tujuan Program KB:

1. Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan

sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturankelahiran anak, agar

diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya.

2. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan,

peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan

kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan

taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan

KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi,

dananak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

KB dapat menurunkan angka kematian ibu karena dapat merencanakan waktu yang

tepat untuk hamil, mengatur jarak kehamilan, menentukan jumlah anak. Sehingga tidak ada

kehamilan yang tidak diinginkan, “4 terlalu”, yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering

hamil, dan terlalu banyak anak.Konseling dan pelayanan keluarga berencana harus tersedia

untuk semua pasangan dan individu. Dengan demikian, pelayanan keluarga berencana harus

menyediakan informasi dan konseling yang lengkap dan juga pilihan metode kontrasepsi
yang memadai, termasuk kontrasepsi darurat. Pelayanan ini harus merupakan bagian dari

program komprehensif pelayanan kesehatan reproduksi. Program keluarga berencana

memiliki peranan dalam menurunkan risiko kematian ibu melalui pencegahan kehamilan,

penundaan usia kehamilan, dan menjarangkan kehamilan.

b. Pelayanan Antenatal

Pelayanan antenatal sangat penting untuk mendeteksi lebih dini komplikasi

kehamilan. Selain itu, juga menjadi sarana edukasi bagi perempuan tentang kehamilan.

Komponen penting pelayanan antenatal meliputi:

a. Skrining dan pengobatan anemia, malaria, dan penyakit menular seksual.

b. Deteksi dan penanganan komplikasi seperti kelainan letak, hipertensi, edema, dan pre-

eklampsia.

c. Penyuluhan tentang komplikasi yang potensial, serta kapan dan bagaimana cara

memperoleh pelayanan rujukan.

Dalam masa kehamilan:

1. Petugas kesehatan harus memeri pendidikan pada ibu hamil tentang cara menjaga diri

agar tetap sehat dalam masa tersebut.

2. Membantu wanita hamil serta keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran bayi.

Meningkatkan kesadaran mereka tentang kemungkinan adanya risiko tinggi atau

terjadinya komplikasi dalam kehamilan/ persalinan dan cara mengenali komplikasi tersebut
secara dini. Petugas kesehatan diharapkan mampu mengindentifikasi dan melakukan

penanganan risiko tinggi/komplikasi secara dini serta meningkatkan status kesehatan wanita

hamil.

c. Persalinan yang bersih dan aman

Focus asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta mencagah

terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan pergeseran paradigma dari menunggu

terjadinya dan kemudian menangani komplikasi , menjadi pencegahan komplikasi.

Persalinan bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama dan pasca persalinan

terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir.

Persalinan yang bersih dan aman memiliki tujuan memastikan setiap penolong

kelahiran/persalinan mempunyai kemampuan, ketrampilan, dan alat untuk memberikan

pertolongan yang bersih dan aman, serta memberikan pelayanan nifas pada ibu dan

bayi.

Dalam persalinan:

1. Wanita harus ditolong oleh tenaga kesehatan profesional yang memahami cara

menolong persalinan secara bersih dan aman

2. Tenaga kesehatan juga harus mampu mengenali secara dini gejala dan tanda

komplikasi persalinan serta mampu melakukan penatalaksanaan dasar terhadap

gejala dan tanda tersebut.

3. Tenaga kesehatan harus siap untuk melakukan rujukan kom

plikasi persalinan yang tidak dapat diatasi ke tingkat pelayanan

yang lebih mampu.


4. Sebagian besar komplikasi obstetri yang berkaitan dengan kematian ibu tidak dapat

dicegah dan diramalkan, tetapi dapat ditangani bila ada pelayanan yang memadai.

Kebanyakan pelayanan obstetri esensial dapat diberikan pada tingkat pelayanan dasar

oleh bidan atau dokter umum. Akan tetapi, bila komplikasi yang dialami ibu tidak dapat

ditangani di tingkat pelayanan dasar, maka bidan atau dokter harus segera merujuk

dengan terlebih dahulu melakukan pertolongan pertama. Dengan memperluas berbagai

pelayanan kesehatan ibu sampai ke tingkat masyarakat dengan jalur efektif ke fasilitas

rujukan, keadaan tersebut memastikan bahwa setiap wanita yang mengalami komplikasi

obstetri mendapat pelayanan gawat darurat secara cepat dan tepat waktu.

d. Pelayanan obstetri esensial

Memastikan bahwa tempat pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan obstetri

untuk risiko tinggi dan komplikasi tersedia bagi ibu hamil yang membutuhkan.

Pelayanan obstetri esensial bagi ibu yang mengalami kehamilan risiko tinggi atau

komplikasi diupayakan agar berada dalam jangkauan setiap ibu hamil. Pelayanan obstetri

esensial meliputi kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan ‘untuk melakukan tindakan

dalam mengatasi risiko tinggi dan komplikasi kehamilan/persalinan.Pelayanan obstetri

esensial pada hakekatnya adalah tersedianya pelayanan secara terus menerus dalam waktu 24

jam untuk bedah cesar, pengobatan penting (anestesi, antibiotik, dan cairan infus), transfusi

darah, pengeluaran plasenta secara manual, dan aspirasi vakum untuk abortus inkomplet.

Tanpa peran serta masyarakat, mustahil pelayanan obstetri esensial dapat menjamin

tercapainya keselamatan ibu. Oleh karena itu, diperlukan strategi berbasis masyarakat yang

meliputi:
o Melibatkan anggota masyarakat, khususnya wanita dan pelaksanaan pelayanan

setempat, dalam upaya memperbaiki kesehatan ibu.

o Bekerjasama dengan masyarakat, wanita, keluarga, dan dukun untuk

mengubah sikap terhadap keterlambatan mendapat pertolongan.

o Menyediakan pendidikan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang

komplikasi obstetri serta kapan dan dimana mencari pertolongan.

5. Peranan Puskesmas

Adapun Peranan Puskesmas yaitu:

Puskesmas telah dikenal masyarakat sebagai tempat memperoleh layanan kesehatan

secara umum yang murah, sederhana, dan mudah terjangkau terutama bagi kalangan kurang

mampu. Sejak pertama kali dicetuskan, puskesmas ditargetkan menjadi unit pelaksana teknis

pelayanan tingkat pertama/terdepan dalam sistem kesehatan nasional. Maka dari itu,

puskesmas juga menjadi salah satu mata rantai pelayanan kesehatan dalam upaya

menurunkan angka kematian ibu melalui program-programnya yang mengacu pada empat

pilar Safe Motherhood. Dalam pilar pelayanan obstetri esensial, puskesmas menekankan

kebijakan berupa:

a. Memberikan pelayanan kesehatan untuk semua macam penyakit obstetri

b. Khusus untuk obstetri harus mampu melakukan Pelayanan obstetri esensial darurat

(PONED) seperti:

 melakukan pertolongan persalinan sungsang

 melakukan pertolongan persalinan vakum ekstraksi


 melakukan plasenta manual

 memasang infus dan memberikan obat parenteral

 meneruskan sistem rujukan bila fasilitas tidak memadai.

B. Tinjauan tentang Making Pregnancy Safer (MPS) dalam Kesehatan Reproduksi

1. Pengertian MPS

Making Pregnancy Safer (MPS) merupakan strategi sektor kesehatan yang ditujukan

untuk mengatasi masalah kesehatan dan kesakitan ibu dan bayi.

Strategi MPS merupakan tonggak sejarah yang menandai komitmen baru untuk

memastikan hak ibu dan bayinya. Strategi MPS disusun berdasarkan pengetahuan

epidemiologi yang didapat sejak pencanangan Prakarsa Safe Motherhood di Nairobi tahun

1987. Strategi ini disusun berdasarkan konsensus yang dicapai pada International Conference

on Population and Development (ICPD-Cairo, 1994), Konferensi Dunia ke-IV tentang

Wanita (Beijing, 1995) dan pernyataan bersama WHO/UNFPA/UNICEF/World Bank. MPS

menyerukan kepada seluruh pihak terkait, seperti pemerintah, masyarakat dan organisasi

international.

2. Peran Making Pregnancy Safer (MPS)

Pesan Kunci MPS Kompleksnya masalah kematian ibu memerlukan strategi kesehatan

yang memastikan bahwa:

a. Setiap persalinan harus diinginkan.

b. Setiap persalinan dilayani tenaga kesehatan terlatih.

c. Setiap komplikasi memperoleh pertolongan.


3. Tujuan Making Pregnancy Safer (MPS)

Tujuan MPS Menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia.

Strategi kegiatan yang akan dilakukan melalui kemitraan dengan pemerintah dan mitranya:

a. Meningkatkan kapasitas pemerintah.

b. Menyusun atau memperbaharui kebijaksanaan dan standar nasional pelayanan kebidanan

untuk Kesehatan lbu Anak, KB, termasuk pelayanan pasca abortus, pelayanan aborsi bila

dilegalkan) dan menyusun kombinasi perundangan untuk mendukung kebijaksanaan dan

standar ini.

c. Membangun sistem yang menjamin pelaksanaan standar ini dengan baik.

d. Meningkatkan akses kepada pelayanan kesehatan ibu-anak dan pelayanan KB yang

efektif dengan memacu investasi sektor pemerintah dan swasta serta mengembangkan

pengaturan alternatif (seperti melalui kontrak) untuk memaksimumkan kontribusi pihak

swasta pada tujuan nasional.

e. Mendorong pelayanan di tingkat keluarga dan masyarakat yang mendukung kesehatan ibu

anak dan KB.

f. Meningkatkan sistem untuk monitoring pelayanan kesehatan ibu dan anak.

g. Menempatkan Safe Motherhood sebagai prioritas dalam agenda pembangunan kesehatan

nasional dan internasional

C. Tinjauan Hubungan Safe Motherhood dengan Making Pregnancy Safer (MPS)

1. Hubungan Safe Motherhood dengan Making Pregnancy Safer (MPS)

Sebagai komponen penting dari Safe Motherhood nilai tambah Making Pregnancy Safer

terletak pada fokus pada sektor kesehatan. Meskipun tujuan Safe Motherhood dan MPS sama,

MPS memiliki fokus yang lebih kuat yang dibangun atas dasar sistem kesehatan yang
mantap, untuk menjamin pelaksanaan intervensi yang cost-effective dan berdasarkan bukti,

yang bertujuan untuk menanggulangi penyebab utama kematian ibu dan kematian bayi baru

lahir.

Tujuannya adalah menanggulangi penyebab utama kesakitan dan kematian ibu dan bayi

baru lahir. Perhatian khusus difokuskan pula pada kegiatan-kegiatan berbasis masyarakat

yang diperlukan untuk menjamin agar wanita dan bayi baru lahirnya mempunyai akses

terhadap pelayanan yang diperlukan, dan mau menggunakannya, jika dibutuhkan, dengan

penekanan khusus pada penolong persalinan yang terampil dan penyediaan pelayanan dan

berkelanjutan.

Indonesia yang telah menjadi anggota WHO sejak tahun 1950 telah melakukan suatu

bentuk kerjasama dengan organisasi internasional yang bernaung di bawah PBB tersebut,

yang bergerak dalam bidang kesehatan dunia untuk menangani permasalahan AKI ini. Dalam

kerjasama ini pemerintah Indonesia khususnya Departemen Kesehatan (Depkes) sangat

berperan penting karena dalam pelaksanaan program MPS ini, Depkes mengadopsi langkah

strategi yang dicanangkan oleh WHO dan menjalankan dengan maksimal untuk

mensukseskan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2015.

2. Strategi Utama Departemen Kesehatan

Empat strategi utama ini yang merupakan strategi yang diadopsi langsung oleh Depkes

dari empat strategi MPS global:

 Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan berkualitas yang cost-effective dan

berdasarkan bukti-bukti.

 Membangun kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas program, lintas sektor dan

kemitraan lainnya untuk melakukan advokasi guna memaksimalkan sumberdaya yang

tersedia serta meningkatkan koordinasi perencanaan dan kegiatan MPS.


 Mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan

mereka untuk menjamin perilaku sehat dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan

bayi baru lahir.

 Mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjamin penyediaan dan pemanfaatan

pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Safe Motherhood dalam Kesehatan Reproduksi

Konsep safe motherhood  sendiri mencakup serangkaian upaya, praktik, protokol, dan


panduan pemberian pelayanan yang didesain untuk memastikan perempuan menerima
layanan ginekologis, layanan keluarga berencana, serta layanan prenatal, delivery,
dan postpartum  yang berkualitas, dengan tujuan untuk menjamin kondisi kesehatan sang ibu,
janin, dan anak agar tetap optimal pada saat kehamilan, persalinan, dan pasca-melahirkan
(USAID, 2005). 
Mengacu pada modul yang disusun oleh The Health Policy Project (2003), konsep safe
motherhood sendiri memiliki enam pilar utama, yaitu:
1. Keluarga Berencana – Memastikan bahwa baik individu maupun pasangan memiliki
akses terhadap informasi, dan layanan keluarga berencana untuk merencanakan waktu,
jumlah, dan jarak kehamilan.
2. Perawatan Antenatal – Menyediakan vitamin, imunisasi, dan memantau faktor-
faktor risiko yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan; serta memastikan bahwa
segala bentuk komplikasi dapat terdeteksi secara dini, dan ditangani dengan baik.
3. Perawatan Persalinan – Memastikan bahwa tenaga kesehatan yang terlibat dalam
proses persalinan memiliki pengetahuan, kemampuan, dan alat-alat kesehatan untuk
mendukung persalinan yang aman; serta menjamin ketersediaan perawatan darurat bagi
perempuan yang membutuhkan, terkait kasus-kasus kehamilan berisiko dan komplikasi
kehamilan.
4. Perawatan Postnatal – Memastikan bahwa perawatan pasca-persalinan diberikan
kepada ibu dan bayi, seperti bantuan terkait cara menyusui, layanan keluarga berencana,
serta mengamati tanda-tanda bahaya yang terlihat pada ibu dan anak.
5. Perawatan Post-aborsi – Mencegah terjadinya komplikasi, memastikan bahwa
komplikasi aborsi terdeteksi sejak dini dan ditangani dengan baik, membahas tentang
permasalahan kesehatan reproduksi lain yang dialami oleh pasien, serta memberikan
layanan keluarga berencana jika dibutuhkan.
6. Kontrol Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV dan AIDS – mendeteksi, mencegah,
dan mengendalikan penularan IMS, HIV dan AIDS kepada bayi; menghitung risiko
infeksi di masa yang akan datang; menyediakan fasilitas konseling dan tes IMS, HIV dan
AIDS untuk mendorong upaya pencegahan; dan – jika memungkinkan – memperluas
upaya kontrol pada kasus-kasus transmisi IMS, HIV dan AIDS dari ibu ke bayinya.

The Safe Motherhood Initiative inilah yang kemudian digunakan sebagai basis Program
Gerakan Sayang Ibu, atau yang biasa disebut sebagai Program GSI. Program Gerakan Sayang
Ibu merupakan sebuah “gerakan” untuk mengembangkan kualitas perempuan – utamanya
melalui percepatan penurunan angka kematian ibu – yang dilaksanakan bersama-sama oleh
pemerintah dan masyarakat (Syafrudin dalam Priyadi dkk, 2011). Tujuan utama dari Program
GSI adalah peningkatan kesadaran masyarakat, yang kemudian berdampak pada keterlibatan
mereka secara aktif dalam program-program penurunan AKI; seperti menghimpun dana
bantuan persalinan melalui Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), pemetaan ibu hamil dan
penugasan donor darah pendamping, serta penyediaan ambulan desa (Syafrudin dalam
Priyadi dkk, 2011). Berbeda dengan The Safe Motherhood Initiative  yang terkesan sangat
struktural, program GSI justru menekankan keterlibatan masyarakat sipil dalam upaya-upaya
untuk menurunkan AKI.

B. Making Pregnancy Safer (MPS) dalam Kesehatan Reproduksi


Making Pregnancy Safer (MPS) meminta perhatian pemerintah dan masyarakat di
setiap negara untuk:
1. Menempatkan Safe Motherhood sebagai prioritas utama dalam rencana Pembangunan
Nasional dan Internasional.
2. Menyusun acuan nasional dan standar pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
3. Mengembangkan sistem yang menjamin pelaksanaan standar yang telah disusun yaitu
Upaya Safe Motherhood.
4. Memperbaiki akses pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, KB, aborsi legal,
baik publik maupun swasta.
5. Meningkatkan upaya kesehatan promotif dalam kesehatan maternal dan neonatal serta
pengendalian feritilas pada tingkat keluarga dan lingkungan.
6. Memperbaiki sistem monitoring pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.

C. Hubungan Safe Motherhood dengan Making Pregnancy Safer (MPS)

Upaya safe Motherhood adalah yang mempengaruhi adalah Hak Asasi Manusia,
Pemberdayaan Perempuan, Sektor Kesehatan, Pendidikan & social ekonomi. Strategi
sector kesehatan yang ditujukan mengatasi masalah kesehatan akibat kematian dan
kesakitan ibu dan bayi atau Making Pregnancy Safer (MPS) yang memiliki sasaran
yaitu:
1. Persalinan oleh tenaga kesehatan
2. Penanggulangan komplikasi
3. Pencegahan kehamilan tak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.
Adapun strateginya seperti :
1. Meningkatkan cakupan dan kualitas Pelayanan Kebidanan
2. Pemberdayaan Keluarga dan Perempuan
3. Pemberdayaan Masyarakat.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dalam Pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai beikut:

1. Safe Motherhood adalah usaha-usaha yang dilakukan agar seluruh perempuan

menerima perawatan yang mereka butuhkan selama hamil dan bersalin.


2. Making Pregnancy Safer (MPS) merupakan strategi sektor kesehatan yang

ditujukan untuk mengatasi masalah kembar kesehatan dan kesakitan ibu dan

bayi.

3. Hubungan Antara Safe Motherhood dengan Making Pregnancy Safer (MPS)

yaitu melalui Tujuannya adalah menanggulangi penyebab utama kesakitan dan

kematian ibu dan bayi baru lahir.

B. Saran

Terkait dengan kesimpulan, kami penulis menyarankan beberapa hal untuk

diperhatikan seperti berikut ini :

1. Kami mengharapkan pembaca dapat mengerti dan memahami tentang Safe

motherhood dalam Kesehatan Reproduksi.

2. Kami mengharapkan pembaca dapat mengerti dan memahami tentang Making

Pregnancy Safer (MPS) dalam Kesehatan Reproduksi.

3. Kami mengharapkan pembaca dapat mengerti dan memahami tentang

Hubungan Antara Safe Motherhood dengan Making Pregnancy Safer (MPS).

DAFTAR PUSTAKA

Dikutip dari: http://warungbidan.blogspot.com/2016/11/konsep-dasar-mps-making-


pregnancy-safer.html

Dikutip dari: http://syfanms.blogspot.com/2018/05/makalah-kesehatan-reproduksi-safe.html

Dikutip dari: file:///C:/Users/USER_/Downloads/Kespro-dan-KB-Komprehensif(1).pdf

Dikutip dari: https://core.ac.uk/download/pdf/11706961.pdf


Dikutip dari: https://media.neliti.com/media/publications/22362-ID-kajian-pemberdayaan-
masyarakat-dalam-rangka-making-pregnancy-safer-di-daerah-mis.pdf

Dikutip dari: http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/141/jtptunimus-gdl-dhinanoorf-7033-2-


2.babi.pdf

Anda mungkin juga menyukai