MAKALAH
KELOMPOK III
KELAS B 20
MAKASSAR
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Program Departemen
Kesehatan Dalam Kesehatan Reproduksi (Safe Motherhood & MPS) ” dalam Mata Kuliah
Dalam penulisan makalah ini penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak yang
berupa bimbingan, pengarahan maupun dukungan moral yang sangat membantu penyusun.
Untuk itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
Dalam penyusunan makalah ini penyusun berusaha untuk membuat yang terbaik,
akan tetapi dengan keterbatasan yang ada penyusun menyadari dalam makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun, supaya makalah ini menjadi lebih baik. Semoga ini bermanfaat
Desember 2020
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang….……………….………………………………………… 4
C. Tujuan Penulisan..…………………………...……......…………………… 5
Reproduksi………………………………………………………………….. 14
(MPS)…………………………………………………..………………….. 16
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………….………………………………… 22
B. Saran………………………………………………………………………… 22
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Safe Motherhood adalah upaya yang dilakukan untuk menekan angka kematian ibu.
Di Indonesia upaya Safe Motherhood diartikan sebagai upaya untuk kesejahteraan atau
keselamatan ibu. Gerakan yang digunakan untuk menyelamatkan wanita agar kehamilan
dan persalinanya berjalan dengan sehat, aman dan mendapatkan bayi yang sehat. Safe
Motherhood merupakan upaya global untuk mencegah atau menurunkan kematian ibu
Program Making Pregnancy Safer (MPS) atau Gerakan Nasional Kehamilan yang
Aman, yang merupakan strategi sector kesehatan secara terfokus. Dalam rangka
menurunkan angka kematian menjadi 125 per 100.000 kelahitran hidup pada tahun 2010
di satu pihak dan upaya peningkatan kemandirian masyarakat miskin dilain pihak, serta
Sekitar 25-50% kematian perempuan usia subur disebabkan oleh hal yang berkaitan
memperkirakan setiap tahun 210 juta kehamilan diseluruh dunia. Dari jumlah ini 20 juta
mengenai Safe Motherhood & Making Pregnancy Safer (MPS) dalam Kesehatan
(MPS)?
C. Tujuan Penulisan
Kesehatan Reproduksi.
2. Dapat mengetahui & memahami mengenai Tinjauan Making Pregnancy Safer (MPS)
TINJAUAN TEORI
Safe Motherhood dicanangkan di Nairobi Kenya 1987 dan memiliki empat pilar
yaitu:
informasi dan pelayanan untuk merencanakan saat, jumlah, dan jarak kehamilan.
dalam persalinan dapat terdeteksi secara dini serta ditangani secara benar.
aman dan menyediakan pelayanan pasca persalinan kepada ibu dan bayi baru lahir.
Keempat pilar tersebut harus disediakan melalui pelayanan kesehatan primer yang
bertumpu pada pondasi keadilan (equity) bagi seluruh kaum perempuan. Safe
“kematian wanita hamil atau dalam 42 hari setelah persalinan, tanpa memandang lama
dan tempat terjadinya kehamilan yang disebabkan oleh atau dipicu oleh kehamilannya
ini penyebab kematian ibu dapat dibagi menjadi penyebab langsung maupun tak
langsung.
pengobatan atau dari kesalahan yang terjadi disetiap rangkaian kejadian diatas.
bedah kaisar, perdarahan, sepsis, kelahiran prematur akibat hipertensi, lahir mati, dan
komplikasi akibat aborsi yang tidak aman menjadi penyebab langsung yang
Penyebab kematian tak langsung yaitu akibat penyakit lain yang telah ada
sebelumnya atau berkembang selama kehamilan dan yang tidak berhubungan dengan
penyebab langsung tetapi dipicu secara fisiologis oleh kehamilan. Contohnya seperti
Menurut data yang dikeluarkan oleh UNFPA, WHO, UNICEF dan Bank Dunia
menunjukkan bahwa satu wanita meninggal dunia tiap menitnya akibat masalah
kehamilan. Rasio kematian ibu (jumlah kematian tiap 100,000 kelahiran hidup) telah
menurun secara global pada laju kurang dari 1%. Jumlah kematian wanita hamil atau
akibat persalinan secara keseluruhan juga menunjukkan penurunan yang cukup berarti
antara tahun 1990-2005. pada tahun 2005, 536,000 wanita hamil meninggal dunia
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003, angka kematian ibu (AKI) di
Indonesia masih berada pada angka 307 per 100.000 kelahiran hidup atau setiap jam
terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal dunia karena berbagai sebab. Demikian pula
angka kematian bayi (AKB), khususnya angka kematian bayi baru lahir (neonatal)
masih berada pada kisaran 20 per 1.000 kelahiran hidup. Keadaan ini menempatkan
upaya kesehatan ibu dan bayi baru lahir menjadi upaya prioritas dalam bidang
angka kematian ibu sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup dengan penyebab utama
c. Derajat kesehatan ibu sebelum dan saat hamil masih rendah yaitu 50%
menderita anemia, 30% berisiko kurang energi kronis, sekitar 65% berada
partus lama dan komplikasi abortus. Kematian ini paling banyak terjadi pada masa sekitar
Sesungguhnya tragedi kematian ibu tidak perlu terjadi karena lebih dari 80%
kematian ibu sebenarnya dapat dicegah melalui kegiatan yang efektif, semisal pemeriksaan
kehamilan, pemberian gizi yang memadai dan lain-lain. Karenanya upaya penurunan AKI
serta peningkatan derajat kesehatan ibu tetap merupakan prioritas utama dalam pembangunan
Melihat kondisi itu semua, disusunlah suatu gerakan yang disebut dengan Safe
Motherhood, Nairobi, 1987. Program ini sendiri telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun
1988 dengan melibatkan secara aktif berbagai sector pemerintah dan non-pemerintah,
a. Keluarga berencana
1970'an.
Tujuan Program KB:
hidupnya.
taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan
KB dapat menurunkan angka kematian ibu karena dapat merencanakan waktu yang
tepat untuk hamil, mengatur jarak kehamilan, menentukan jumlah anak. Sehingga tidak ada
kehamilan yang tidak diinginkan, “4 terlalu”, yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering
hamil, dan terlalu banyak anak.Konseling dan pelayanan keluarga berencana harus tersedia
untuk semua pasangan dan individu. Dengan demikian, pelayanan keluarga berencana harus
menyediakan informasi dan konseling yang lengkap dan juga pilihan metode kontrasepsi
yang memadai, termasuk kontrasepsi darurat. Pelayanan ini harus merupakan bagian dari
memiliki peranan dalam menurunkan risiko kematian ibu melalui pencegahan kehamilan,
b. Pelayanan Antenatal
kehamilan. Selain itu, juga menjadi sarana edukasi bagi perempuan tentang kehamilan.
b. Deteksi dan penanganan komplikasi seperti kelainan letak, hipertensi, edema, dan pre-
eklampsia.
c. Penyuluhan tentang komplikasi yang potensial, serta kapan dan bagaimana cara
1. Petugas kesehatan harus memeri pendidikan pada ibu hamil tentang cara menjaga diri
terjadinya komplikasi dalam kehamilan/ persalinan dan cara mengenali komplikasi tersebut
secara dini. Petugas kesehatan diharapkan mampu mengindentifikasi dan melakukan
penanganan risiko tinggi/komplikasi secara dini serta meningkatkan status kesehatan wanita
hamil.
Focus asuhan persalinan normal adalah persalinan bersih dan aman serta mencagah
Persalinan bersih dan aman serta pencegahan komplikasi selama dan pasca persalinan
terbukti mampu mengurangi kesakitan atau kematian ibu dan bayi baru lahir.
Persalinan yang bersih dan aman memiliki tujuan memastikan setiap penolong
pertolongan yang bersih dan aman, serta memberikan pelayanan nifas pada ibu dan
bayi.
Dalam persalinan:
1. Wanita harus ditolong oleh tenaga kesehatan profesional yang memahami cara
2. Tenaga kesehatan juga harus mampu mengenali secara dini gejala dan tanda
dicegah dan diramalkan, tetapi dapat ditangani bila ada pelayanan yang memadai.
Kebanyakan pelayanan obstetri esensial dapat diberikan pada tingkat pelayanan dasar
oleh bidan atau dokter umum. Akan tetapi, bila komplikasi yang dialami ibu tidak dapat
ditangani di tingkat pelayanan dasar, maka bidan atau dokter harus segera merujuk
pelayanan kesehatan ibu sampai ke tingkat masyarakat dengan jalur efektif ke fasilitas
rujukan, keadaan tersebut memastikan bahwa setiap wanita yang mengalami komplikasi
obstetri mendapat pelayanan gawat darurat secara cepat dan tepat waktu.
untuk risiko tinggi dan komplikasi tersedia bagi ibu hamil yang membutuhkan.
komplikasi diupayakan agar berada dalam jangkauan setiap ibu hamil. Pelayanan obstetri
esensial pada hakekatnya adalah tersedianya pelayanan secara terus menerus dalam waktu 24
jam untuk bedah cesar, pengobatan penting (anestesi, antibiotik, dan cairan infus), transfusi
darah, pengeluaran plasenta secara manual, dan aspirasi vakum untuk abortus inkomplet.
Tanpa peran serta masyarakat, mustahil pelayanan obstetri esensial dapat menjamin
tercapainya keselamatan ibu. Oleh karena itu, diperlukan strategi berbasis masyarakat yang
meliputi:
o Melibatkan anggota masyarakat, khususnya wanita dan pelaksanaan pelayanan
5. Peranan Puskesmas
secara umum yang murah, sederhana, dan mudah terjangkau terutama bagi kalangan kurang
mampu. Sejak pertama kali dicetuskan, puskesmas ditargetkan menjadi unit pelaksana teknis
pelayanan tingkat pertama/terdepan dalam sistem kesehatan nasional. Maka dari itu,
puskesmas juga menjadi salah satu mata rantai pelayanan kesehatan dalam upaya
menurunkan angka kematian ibu melalui program-programnya yang mengacu pada empat
pilar Safe Motherhood. Dalam pilar pelayanan obstetri esensial, puskesmas menekankan
kebijakan berupa:
b. Khusus untuk obstetri harus mampu melakukan Pelayanan obstetri esensial darurat
(PONED) seperti:
1. Pengertian MPS
Making Pregnancy Safer (MPS) merupakan strategi sektor kesehatan yang ditujukan
Strategi MPS merupakan tonggak sejarah yang menandai komitmen baru untuk
memastikan hak ibu dan bayinya. Strategi MPS disusun berdasarkan pengetahuan
epidemiologi yang didapat sejak pencanangan Prakarsa Safe Motherhood di Nairobi tahun
1987. Strategi ini disusun berdasarkan konsensus yang dicapai pada International Conference
menyerukan kepada seluruh pihak terkait, seperti pemerintah, masyarakat dan organisasi
international.
Pesan Kunci MPS Kompleksnya masalah kematian ibu memerlukan strategi kesehatan
Tujuan MPS Menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir di Indonesia.
Strategi kegiatan yang akan dilakukan melalui kemitraan dengan pemerintah dan mitranya:
untuk Kesehatan lbu Anak, KB, termasuk pelayanan pasca abortus, pelayanan aborsi bila
standar ini.
efektif dengan memacu investasi sektor pemerintah dan swasta serta mengembangkan
e. Mendorong pelayanan di tingkat keluarga dan masyarakat yang mendukung kesehatan ibu
Sebagai komponen penting dari Safe Motherhood nilai tambah Making Pregnancy Safer
terletak pada fokus pada sektor kesehatan. Meskipun tujuan Safe Motherhood dan MPS sama,
MPS memiliki fokus yang lebih kuat yang dibangun atas dasar sistem kesehatan yang
mantap, untuk menjamin pelaksanaan intervensi yang cost-effective dan berdasarkan bukti,
yang bertujuan untuk menanggulangi penyebab utama kematian ibu dan kematian bayi baru
lahir.
Tujuannya adalah menanggulangi penyebab utama kesakitan dan kematian ibu dan bayi
baru lahir. Perhatian khusus difokuskan pula pada kegiatan-kegiatan berbasis masyarakat
yang diperlukan untuk menjamin agar wanita dan bayi baru lahirnya mempunyai akses
terhadap pelayanan yang diperlukan, dan mau menggunakannya, jika dibutuhkan, dengan
penekanan khusus pada penolong persalinan yang terampil dan penyediaan pelayanan dan
berkelanjutan.
Indonesia yang telah menjadi anggota WHO sejak tahun 1950 telah melakukan suatu
bentuk kerjasama dengan organisasi internasional yang bernaung di bawah PBB tersebut,
yang bergerak dalam bidang kesehatan dunia untuk menangani permasalahan AKI ini. Dalam
berperan penting karena dalam pelaksanaan program MPS ini, Depkes mengadopsi langkah
strategi yang dicanangkan oleh WHO dan menjalankan dengan maksimal untuk
Empat strategi utama ini yang merupakan strategi yang diadopsi langsung oleh Depkes
berdasarkan bukti-bukti.
Membangun kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas program, lintas sektor dan
mereka untuk menjamin perilaku sehat dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan
BAB III
PEMBAHASAN
The Safe Motherhood Initiative inilah yang kemudian digunakan sebagai basis Program
Gerakan Sayang Ibu, atau yang biasa disebut sebagai Program GSI. Program Gerakan Sayang
Ibu merupakan sebuah “gerakan” untuk mengembangkan kualitas perempuan – utamanya
melalui percepatan penurunan angka kematian ibu – yang dilaksanakan bersama-sama oleh
pemerintah dan masyarakat (Syafrudin dalam Priyadi dkk, 2011). Tujuan utama dari Program
GSI adalah peningkatan kesadaran masyarakat, yang kemudian berdampak pada keterlibatan
mereka secara aktif dalam program-program penurunan AKI; seperti menghimpun dana
bantuan persalinan melalui Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), pemetaan ibu hamil dan
penugasan donor darah pendamping, serta penyediaan ambulan desa (Syafrudin dalam
Priyadi dkk, 2011). Berbeda dengan The Safe Motherhood Initiative yang terkesan sangat
struktural, program GSI justru menekankan keterlibatan masyarakat sipil dalam upaya-upaya
untuk menurunkan AKI.
Upaya safe Motherhood adalah yang mempengaruhi adalah Hak Asasi Manusia,
Pemberdayaan Perempuan, Sektor Kesehatan, Pendidikan & social ekonomi. Strategi
sector kesehatan yang ditujukan mengatasi masalah kesehatan akibat kematian dan
kesakitan ibu dan bayi atau Making Pregnancy Safer (MPS) yang memiliki sasaran
yaitu:
1. Persalinan oleh tenaga kesehatan
2. Penanggulangan komplikasi
3. Pencegahan kehamilan tak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran.
Adapun strateginya seperti :
1. Meningkatkan cakupan dan kualitas Pelayanan Kebidanan
2. Pemberdayaan Keluarga dan Perempuan
3. Pemberdayaan Masyarakat.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
ditujukan untuk mengatasi masalah kembar kesehatan dan kesakitan ibu dan
bayi.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA