Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK III

MATA KULIAH COC


(COMMUNITY OF CARE)

DOSEN PEMBIMBING
FARIDA HARIYANI , M.KEB

KELAS : ALIH JENJANG KEBIDANAN PPU

TENTANG
CASE LOAD MIDWIFERY

ANGGOTA KELOMPOK III :


1. INDAH LARASWATI
2. LENI WAHYUNI
3. NURUL YATIMAH
4. SUPRAPTI
5. SUJIYANTI
6. SITI AZIZAH
7. UMMUL FATIHATUZ ZUHRIYAH

POLTEKKES KEMENKES KALTIM

TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “CASE LOAD MIDWIFERY”.
 Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi Kesempurnaan
makalah ini
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita, Aamiin .

PPU, 10 September 2020

KELOMPOK 3
                                     
                                

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar ……………………………………………………………………i


Daftar Isi ………………………………………………………………………….ii
Bab I. Pendahuluaa
Latar belakang…………………………………………………………………….4-6
Bab II. Pembahasan
Caseload midwifery ….…………………………………………………………7-8
Bab III. Penutup
Kesimpulan dan saran ……………………………………………………………9
Daftar pustaka …………………………………………………………………….10

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asuhan Continuity of Care (COC) merupakan asuhan secara berkesinambungan
dari hamil sampai dengan Keluarga Berencana (KB) sebagai upaya penurunan AKI &
AKB. Kematian ibu dan bayi merupakan ukuran terpenting dalam menilai indikator
keberhasilan pelayananan kesehatan di Indonesia, namun pada kenyataannya ada juga
persalinan yang mengalami komplikasi sehingga mengakibatkan kematian ibu dan bayi
(Maryuani, 2011;105). Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama
kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab
yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan
disebabkan oleh kecelakaan atau cedera (WHO, 2014). Angka kematian Bayi (AKB)
adalah angka probabilitas untuk meninggal di umur antara lahir dan 1 tahun dalam 1000
kelahiran hidup.
Menurut World Health Organization (WHO) di dunia pada tahun 2016 Angka
Kematian Ibu (AKI) sebesar 527.000 jiwa. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di
dunia sebesar 10.000.000 jiwa (WHO, 2016). Di Indonesia pada bulan Januari sampai
September 2016 Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 401 per 100.000 jiwa. berdasarkan
hasil Sementara Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2016 Angka Kematian
Bayi (AKB) di Indonesia mencapai 26 per 1000 kelahiran hidup.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bersifat menyeluruh dan bermutu kepada ibu dan bayi dalam lingkup kebidanan yaitu
melakukan asuhan kebidanan secara berkesinambungan (continuity of care). Hal ini
merupakan rencana strategis menteri kesehatan dari salah satu prioritas pembangunan
kesehatan pada tahun 2010-2014 adalah peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan
Keluarga Berencana (KB) (Kemenkes, 2010).
Pelayanan kesehatan pada ibu hamil yaitu mengikuti program antenatal care
(ANC) terpadu. Pelayanan antenatal yang berkualitas dan sesuai standar terdiri dari :1)
Timbang berat badan, 2) Ukur lingkar lengan atas (LILA), 3) Ukur tekanan darah, 4)
Ukur tinggi fundus uteri, 5) Hitung denyut jantung janin (DJJ), 6) Tentukan presentasi
janin, 7) Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT), 8) Beri tablet tambah darah (tablet Fe 1
tablet sehari minimal 90 tablet. Setiap tablet mengandung FeSO4320 mg (zat besi 60 mg)
asam folat 500 mg), 9) Periksa Laboratorium rutin/khusus, 10) Tatalaksana/ penanganan
kasus, 11) KIE Efektif (Kemenkes RI, 2009).
Pada ibu bersalin yaitu dengan pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang terlatih dan profesional, fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan
penanganan persalinan sesuai standar asuhan kebidanan (60 langkan APN) (Ambarwati,
2011:107). Pada masa nifas yaitu pelayanan pada ibu nifas sesuai standart sekurang-
kurangnya 4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan yaitu 7 kunjungan nifas pada 6-8 jam

4
pasca salin, kunjungan nifas pada hari ke 6 pasca salin, kunjungan nifas pada hari ke 14
pasca salin dan kunjungan nifas pada minggu ke 6 pasca salin, untuk mencegah,
mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi (Sarwono, 2010:23-24).
Pelayanan kesehatan neonatus dengan melakukan kunjungan neonatus lengkap yaitu
kunjungan neonatus 1 kali pada usia 0-48 jam, kunjungan neonatus pada hari ke 3-7 dan
kunjunganneonatus pada hari ke 8-28. Pelayanan pertama yang diberikan pada kunjungan
neonatus adalah pemeriksaan sesuai standart Manajemen Terbatu Bayi Muda (MTBM)
dan konseling perawatan bayi baru lahir termasik ASI eksklusif dan perawatan tali pusat.
Pelayanan kesehatan pada ibu nifas dan neonatus juga mencakup pemberian komunikasi,
Informasi dan Edukasi (KIE) kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir termasuk keluarga
berencana pascasalin (Kemenkes RI, 2013).
Keluarga Berencana postpartum adalah melakukan tindakan Keluarga Berencana
ketika wanita baru melahirkan gugur kandungan di rumah sakit, atau memberi pengarah
agar memilih KB efektif (melakukan sterilisasi wanita atau pria, menggunakan AKDR,
menerima KB hormonal dalam bentuk kb suntik dan susuk). Mereka akan terlindungi
dari hamil karena telah menggunakan KB efektif (Manuaba,2010:637).Asuhan yang
berkelanjutan berkaitan dengan kualitas dan fasilitas tenaga kesehatan. Selama trimester
III, kehamilan dan melahirkan sampai enam minggu pertama postpartum. Penyediaan 8
pelayanan yang aman, fasilitasi pilihan dan kelahiran, dan untuk menyedikan perawatan
komprehensif untuk ibu dan bayi baru lahir selama periode postpartum (Estiningtyas dkk,
2013:32).
Asuhan kebidanan secara continuity of care (COC) diberikan pada ibu, dengan
memberikan asuhan secara langsung pada ibu hamil TM III (34-36 minggu), ibu bersalin,
nifas, bayi baru lahir (BBL) dan pemilihan alat kontrasepsi.Pembatasan Masalah
berdasarkan ruang lingkup asuhan kebidanan, sasaran pelayanan kebidanan.
Menurut kami model pelayanan kebidanan yang sesuai dengan filosofi asuhan
kebidanan yang dapat diterapkan di Indonesia yaitu Case-load Midwifery Model. Case-
load Midwifery merupakan  model pelayanan dimana asuhan yang dilakukan bidan
masuk ke dalam kemitraan profesional dengan wanita hamil. Hal ini memungkinkan
untuk kesetaraan, tanggung jawab bersama, pilihan informasi, pemberdayaan, negosiasi
individu dan pemenuhan diri untuk kedua wanita dan bidan. Perawatan
tersebut berpusat pada wanita, kehamilan dan kelahiran dipandang sebagai normal dan
sehat peristiwa kehidupan dan kelangsungan perawatan dipastikan dengan memiliki satu
bidan utama sebagai pengasuh utama (Queensland Perawat Industrial Award, 2006;
Davis-Floyd, Barclay, Daviss & Tritten, 2009).
Case-load Midwifery model menawarkan kontinuitas hubungan yang lebih besar,
dengan memastikan bahwa perempuan menerima pelayanan ante, perawatan intra dan
postnatal mereka dari satu bidan atau pasangan prakteknya. Berdasarkan Evaluasi One-
to-One praktek kebidanan di Inggris menunjukkan bahwa kontinuitas pemberi asuhan
bisa meningkatkan kepuasan perempuan, memberikan bidan kepuasan kerja yang lebih
besar, meningkatkan otonomi mereka, dan mengurangi tingkat intervensi. Perawatan dari
bidan dikenal, atau sekelompok kecil bidan, memungkinkan perempuan untuk

5
mengembangkan hubungan dengan penyedia layanan mereka. Wanita yang memiliki
bidan yang sama merawat mereka selama kehamilan, persalinan, kelahiran dan pasca
kelahiran memiliki kesempatan untuk membangun hubungan saling percaya yang
meningkatkan kepercayaan diri mereka baik pasien maupun bidan. Perawatan dari bidan
dikenal sering disebut sebagai perawatan berkesinambungan  (Continuity Of Care).
Model pelayanan Case-load Midwifery ini dapat diterapkan dengan terlebih
dahulu menyamakan standar bidan-bidan di Indonesia, yang saat ini sudah mulai di
galakkan pemerintah dan orgaisasi profesi dengan adanya Uji Kompetensi Bidan.
Kemudian pembuatan standar jumlah pasien yang ditangani dalam kurun waktu tertentu
misalnya 1 bulan 1 kelompok bidan melakukan pelayanan hanya 6 pasien seperti yang
dilakukan di Australia. Untuk pelaksaanan Pelayananan Case-load ini perlu adanya
dukungan dari Organisasi IBI. Dimana IBI sebagai fasilitator bidan dalam melakukan
pelayanan terhadap pasien. Sehingga jumlah pasien per kelompok bidan sesuai dengan
standar yang telah disepakati atau ditetapkan. Sekelompok bidan melakukan pelayanan
pada 6 pasien secara kompeherensif yang meliputi seluruh standar pelayanan kebidanan.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Case Load Midwifery

Continuity model of midwifery care adalah model pelayanan kebidanan dimana seorang bidan
bertugas untuk menangani wanita dari kehamilan, bersalin dan nifas yang mana bertujuan untuk
menjalin hubungan dan rasa saling percaya antara bidan dan pasien sehingga mampu
memberikan kepuasan kepada pasien .

Case load midwifery adalah asuhan kebidanan pada wanita dengan sekelompok bidan yang
sama dalam menangani seorang pasien dari awal kehamilan sampai enam minggu setelah
kelahiran.

1) Kelebihan :
a.   meningkatkan hubungan saling percaya antara bidan dan pasien yang akan
memungkinkan pembentukan hubungan therapeutic.
b.  Cenderung mengutamakan kepuasan pasien
c.   Mampu menggambarkan asuhan yang diberikan secara berkelanjutan
d.  Biaya yang dikeluarkan lebih ringan (cost efectivenes)
e.   Asuhan kebidanan yang diterapkan berfokus kepada pasien (women center)
f.   Perawatan yang diberikan dapat dilakukan dirumah pasien maupun di klinik bidan

2) Kelemahan :
a. Pengulangan pertanyaan dan informasi pada pasien (kerja shif-shifan)
b. Asuhan yang sudah diberikan tidak bisa di follow up karena berbeda orang yang
memberikan asuhan.
c.   Menggunakan banyak waktu
d. Kurang komunikatif
e.   Setiap tenaga kesehatan dituntut untuk bisa memberikan semua pelayanan, baik
kehamilan, persalinan dan nifas.
3) Tantangan:
a. Untuk mencapai kepuasan pasien maka diperlukan komunikasi, kepercayaan,
keterlibatan, leadership oleh bidan
b.  Harus ada kerja sama dengan lembaga terkait untuk pelayanan yang komprehensif
kepada pasien
c.  Bidan dipersyaratkan untuk memahami seluruh kompetensi dalam kebidanan
Upaya yang harus dilakukan:
a.  Komitmen dari setiap bidan yang memberikan asuhan dengan model continuity of care
b. Menjalin kerja sama dengan tenaga kesehatan yang lain dan instansi terkait seperti
bidan melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG yang memiliki ijin dan MOU,
Laboratorium, RS dll
7
c.  Memelihara dan Meningkatkan pengetahuan serta keterampilan bidan dengan cara
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, seminar, pelatihan

Standar care : pelayanan yang diberikan berdasarkan prosedur atau kewenangan dan
sudah menjadi ketetapan (SOP) atau bidan yang bekerja dirumah sakit yang
mengganggap bahwa kehamilan, persalinan dan nifas adalah proses yang perlu dilakukan
intervensi.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari hasil penulisan makalah ini kita dapat memahami apa yang dimaksud dengan
continuity model of midwifery care : model pelayanan kebidanan dimana seorang bidan bertugas
untuk menangani wanita dari kehamilan, bersalin dan nifas yang mana bertujuan untuk menjalin
hubungan dan rasa saling percaya antara bidan dan pasien sehingga mampu memberikan
kepuasan kepada pasien

Salah satunya adalahCase Load..Case load adalah: asuhan kebidanan pada wanita dengan
sekelompok bidan yang sama dalam menangani seorang pasien dari awal kehamilan sampai
enam minggu setelah kelahiran.

3.2 SARAN

Sebagai bahan belajar untuk mahasiswi dalam pengetahuan tentang praktek konsep COC
terutama case load kebidanan yang didapati di perkuliahan. Dan juga bisa menjadi bahan
pembelajaran dan acuan untuk dapat menjadi bidan yang selalu berpegangan teguh  dalam
filosofi dan asuhan kebidanan yang komprehensif.

9
DAFTAR PUSTAKA

Camelia Hanifah Amelina, 2010. Hubungan Antara Kepuasan Konsumen dan Kualitas
Pelayanan dengan Loyalitas. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Queensland Perawat Industrial Award, 2006; Davis-Floyd, Barclay, Daviss & Tritten, 2009
Sally K Tracy. 2014. Caseload midwifery compared to standard or private obstetric care for
first time mothers in a public teaching hospital in Australia: a cross sectional study of
cost and birth outcomes. BMC Pregnancy&Childbirth

10

Anda mungkin juga menyukai