OLEH:
Oleh:
Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab Stase,
LEMBAR PENGESAHAN
i
Laporan Praktik Klinik Kebidanan dengan judul:
Oleh:
Telah dipresentasikan pada tanggal … bulan Juni tahun 2022 di hadapan tim
penguji Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju.
Menyetujui,
Penguji I, Penguji II,
( ) ( )
Mengetahui,
Koordinator
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Dosen Penanggung Jawab Stase,
Program Profesi,
( ) ( )
ii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, penyusunan Laporan Kelompok Praktik Manajemen
Pelayanan Kebidanan Berbasis Fasilitas Pelayanan ini dapat diselesaikan. Laporan
kegiatan ini merupakan hasil analisis SWOT mengenai pelayanan kebidanan di
Bidan , S.Tr.Keb. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat dirumuskan solusi
alternatif yang dapat diimplementasikan untuk demi perbaikan upaya kesehatan di
PMB tersebut. Penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. H. A Jacub Chatib, Selaku Ketua Yayasan Universitas Indonesia Maju.
2. Prof. Dr. Dr. dr. M. Hafizurrachman, MPH., SH, sebagai Pembina Yayasan
Universitas Indonesia Maju.
3. Dr. Astrid Novita, SKM., M.KM selaku Rektor Universitas Indonesia Maju.
4. Sulsadi, S.ST., M. Biomed selaku Wakil I Rektor Universitas Indonesia
Maju.
5. Dr. Rindu, SKM., M.Kes selaku Wakil II Rektor Universitas Indonesia Maju.
6. Hidayani, AM.Keb., SKM., M.KM selaku Dekan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
7. Hedi Hardiana, S.Kep., M.Kes selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju.
8. Fanni Hanifa, S.ST., M.Keb selaku Koordinator Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Universitas Indonesia Maju.
9. Ernita Prima, S.ST., M.Kes sebagai dosen pembimbing laporan ini yang
senantiasa mendampingi penulis, serta berkenan untuk memberikan
pengarahan serta dukungan dalam membimbing penyusunan laporan ini.
10. ......... sebagai dosen penguji yang senantiasa memberikan masukan serta
arahan dalam penyusunan laporan ini.
11. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Departemen Kebidanan Universitas Indonesia Maju yang telah memberikan
iii
ilmu pengetahuan, mengarahkan dan membimbing penulis selama mengikuti
proses pendidikan.
Atas bantuan yang telah diberikan, mudah-mudahan Allah SWT
membalasnya dengan kebaikan yang berlipat ganda. Aamiin.Kami menyadari
bahwa dalam penulisan laporan ini tentu banyak terdapat kekurangan. Maka dari
itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan demi kebaikan di
masa yang akan datang. Akhirnya hanya kepada Allah segala sesuatu
dikembalikan. Mudah-mudahan penulisan laporan ini menjadi sumbangsih yang
bermanfaat khususnya bagi kami selaku tim penyusun.
Penulis
iv
v
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
D. Ruang Lingkup
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) umumnya terjadi akibat komplikasi pada saat
kehamilan dan persalinan. Sekitar 75% dari total kasus kematian ibu adalah perdarahan,
infeksi, hipertensi dalam kehamilan dan komplikasi persalinan. Menurut World Health
Organization (WHO) tahun 2017 AKI di dunia mencapai 295.000 jiwa, di Asia Tenggara
mencapai 58.000 jiwa. Indonesia menepati peringkat ke-2 se Asia Tenggara dengan
jumlah AKI terbanyak (WHO, 2019).
Pembangunan berkelanjutan yaitu Sustainable Development Goals (SDGs) yang
telah disahkan pada September 2015 berisi 17 tujuan dan 169 target, terdapat 17 tujuan
SDGs diantaranya tujuan ke-3 yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong
kesejahteraan bagi semua orang di segala usia dengan salah satu target mengurangi angka
kematian ibu secara global sebesar 70/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030 (WHO,
2017).
Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia masih merupakan masalah besar bagi
bangsa Indonesia. Setiap hari 830 ibu di dunia meninggal akibat penyakit atau komplikasi
terkait kehamilan dan persalinan. Jumlah kematian ibu di Indonesia terus menunjukkan
tren penurunan selama beberapa tahun terakhir. Penurunan jumlah absolut kematian ibu
dari 4.999 ibu pada tahun 2015 menjadi 4.912 kasus pada tahun 2016 dan ditahun 2017
sebanyak 1.721 kasus (Kemenkes RI, 2017)
Angka kematian ibu merupakan jumlah kematian ibu selama kehamilan, persalinan
dan nifas yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu dalam menjaga
kesehatannya. Angka kematian ibu di Indonesia yaitu tahun 2018 sebanyak 2.012 kasus
dan pada tahun 2019 sebanyak 1.689 kasus. Angka kematian bayi merupakan jumlah
kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup.
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) jumlah kasus
kematian bayi pada tahun 2018 sebanyak 401.000 dan pada tahun 2019 sebanyak 287.000
(Kemenkes RI, 2019).
Penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah akibat perdarahan sebanyak
25%, infeksi sebanyak 14%, hipertensi dalam kehamilan sebanyak 13%, komplikasi
aborsi yang tidak aman sebanyak 13% dan persalinan yang lama sebanyak 7%, apabila
1
dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN dan negara-negara maju maka anhgka
kematian ibu di Indonesia sekitar 3-6 kali lebih besar dari negara ASEAN dan lebih dari
50 kali angka kematian ibu di negara maju (Kemenkes RI, 2017).
Berdasarkan data SDKI pada tahun 2017 angka kematian ibu mencapai
305/100000 kelahiran hidup dengan jumlah kasus sebesar 14.623 kasus. Penyebab
terbanyak kematian ibu di sebabkan oleh preeklampsi dan perdarahan. Angka kematian
bayi tercatat sebanyak 24/1000 kelahiran hidup dengan jumlah kasus sebanyak 151.200
kasus. Penyebab terbanyak kematian bayi disebabkan oleh bayi berat lahir rendah
(BBLR) dan asfiksia (SDKI, 2017).
Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2020 kasus
kematian ibu sebanyak 416 jiwa, jumlah kasus kematian ini hampir sama dengan tahun
2019 yaitu sebanyak 417 jiwa. Sedangkan Kabupaten Garut pada tahun 2021 menduduki
rangking tertinggi penyumbang kasus kematian ibu di Jawa Barat sebanyak 112 kasus
dan sebanyak 225 kasus kematian bayi (Dinkes Jabar, 2021). Puskesmas Cempaka
merupakan salah satu puskesmas dari 67 puskesmas di Kabupaten Garut. Berdasarkan
laporan bulanan pada tahun 2021 terdapat 1 kasus kematian ibu yang disebabkan oleh
hipertensi dan sebanyak 5 kasus kematian bayi dengan kasus BBLR dan asfiksia
(Puskesmas Cempaka, 2021).
Management asuhan kebidanan merupakan suatu proses pemecahan
masalah dalam kasus kebidanan yang dilakukan secara sistematis. Sebagai
seorang profesi bidan harus memanfaatkan kompetensinya, sumber daya pikirnya
untuk berfikir kritis agar menegakkan suatu diagnosa kebidanan yang tepat
sehingga tercapai pengambilan keputusan dan menghasilkan asuhan yang
bermutu. Kajian ini bertujuan untuk menganilis salah satu kemampuan yang
dimiliki seorang profesi bidan yaitu berfikir kritis. Salah satu kajiannya adalah
analisis SWOT sehingga profesi bidan memberikan pelayanan kebidanan yang
berkualitas sesuai aturan dan wewenang profesi bidan. Dengan pelayanan
kebidanan yang berkualitas diharapkan dapat menurunkan AKI dan AKB
Dalam peraturan materi kesehatan tentang izin dan penyelenggraaan praktek
bidan no.28. tahun 2017 bab 1 pasal 1 praktek kebidanan adalah kegiatan
pemberian pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam bentuk asuhan kebidanan.
Praktek mandiri bidan adalah tempat pelaksanaan rangkaian kegiatan pelayanan
2
kebidanan yang dilakukan oleh bidan secara perorangan. Sementara fasilitas
pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/ tempat yang di gunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif,
maupun rehabilitative yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan
atau masyaratkat (Kemenkes 2017).
Pelayanan kebidanan adalah integral dari system pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (terigistrasi) yang dapat dilakukan secara
mandiri, kolaborasi atau rujukan. Pelayanan kebidanan merupkan bagian yang
integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan
keluarga, sesuai dengan kewenangan dalam rangka tercapainya keluarga kecil
bahagia dan sejahtera. Praktek Mandiri Bidan (PMB) Hj. Rani Kusmirani SST.,
SKM., M.Kes adalah instansi yang bergerak pada bidang pelayanan kesehatan
yang berperan sebagai tempat fasislitas kesehatan untuk menekan angka kematian
Ibu (AKI) dan angka kematian Bayi (AKB) dan menolong masyarakat di segala
kalangan. Serta membuka lapangan pekerjaan bagi tenaga medis khsusnya bidan.
PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes memberikan pelayanan kepada ibu
hamil, bersalin, nifas, KB dan bayi balita. Saat ini di praktek mandiri bidan
(PMB) Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes tercatat sebagai jejaring
puskesmas Cempaka dan tidak ada kejadian kasus kematian ibu dan bayi.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu mengelola pelayanan kebidanan di PMB Hj. Rani Kusmirani SST.,
SKM., M.Kes tahun 2022
2. Tujuan khusus
a. Mampu mengelola pelayanan kebidanan di PMB Hj. Rani Kusmirani
SST., SKM., M.Kes pada lingkup tanggung jawabnya.
b. Melakukan analisis SWOT.
c. Mampu membuat keputusan secara tepat dalam pelayanan kebidanan
berdasarkan pemikiran logis, kritis, inovatif sesuai dengan kode etik
kebidanan.
3
d. Mampu membuat usulan SOP (Standar Operasional Prosedur) sesuai
dengan manajemen pengelolaan pelayanan kebidanan di PMB Hj. Rani
Kusmirani SST., SKM., M.Kes
e. Mampu membuat permodelan manajemen kebidana di PMB Hj. Rani
Kusmirani SST., SKM., M.Kes
C. Manfaat
Dari hasil kegiatan kebidanan praktik manajemen pengelolaan pelayanan
kebidanan berbasis fasilitas pelayanan di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM.,
M.Kes dapat di pertimbangkan untuk diterapkan di PMB Hj. Rani Kusmirani
SST., SKM., M.Kes sehingga lebih optimal dan dapat memberikan pelayanan
yang prima.
D. Ruang Lingkup
Laporan praktik klinik kebidanan praktik manajemen pengelolaan pelayanan
kebidanan berbasis fasilitas pelayanan di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM.,
M.Kes ini menyajikan gambaran umum pelaksanaan dan pengelolaan manajemen
pelayanan kebidanan Praktik Manajemen Pengelolaan Pelayanan Kebidanan
Berbasis Fasilitas Pelayanan di Perum Cempaka Blok. 8 Jalan Gatot Subroto No.
53 Desa Suci Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut. Praktik stase 6 ini
dilakukan pada bulan Juni 2022 untuk menerapkan keterampilan kita sebagai
seorang bidan dalam melakukan pengelolaan pelayanan kebidanan, menganalisis
sehingga dapat membuat keputusan secara tepat dalam pengelolaan pelayanan
kebidanan di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes serta dapat
merumuskan SOP (Standar Operasional Prosedur) dalam pelayanan manajemen
kebidanan di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes
4
BAB II
GAMBARAN UMUM TEMPAT PRAKTIK
5
B. Letak Geografis
Praktik Mandiri Bidan (PMB) Bidan Hj. Rani Kusmirani SST., SKM.,
M.Kes ini beralamat Perum Cempaka Blok. 8 Jalan Gatot Subroto No. 53 Desa
Suci Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut. Berdasarkan letak geografis,
PMB ini terletak di posisi yang strategis karena dikelilingi oleh lingkungan
pemukiman warga yang padat penduduk. Yang di mana PMB Hj. Rani Kusmirani
SST., SKM., M.Kes ini berdekatan dengan 3 Rumah sakit yaitu RS. Nur Hayati,
RS, Annisa Queen, RS Guntur dan dekat dengan jarak Puskesmas yaitu sebanyak
500 meter dan terdapat PMB lain yang juga berdekatan. Jarak dari PMB ke RS
dan puskesmas bisa di akses dengan Grab atau mobil bidan Hj. Rani Kusmirani
SST., SKM., M.Kes. Lokasi :
6
C. Struktur Organisasi
Praktik Mandiri Bidan (PMB) ini dijalankan oleh 2 orang bidan yaitu Bidan
Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes dan Asisten Bidan yaitu Bidan Jumiati
Penanggung jawab
dr. Resa Shahana Ulfa
KIA BERSALIN
Bidan Pelaksana
Hj. Rani Kusmirani SST., SKM.,
M.Kes
Asisten
Jumiati AMd.Keb
7
E. Jadwal Pelayanan Kebidanan
Untuk jadwal Pelayanan di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes
yaitu hari Senin sampai Minggu jam 06.00 - 07.00 WIB sedangkan untuk
persalinan 24 jam.
F. Ruang Pelayanan
Terdiri dari ruang tunggu, ruang periksa, ruang VK, ruang nifas, ruang bayi,
ruang PI, ruang KB, ruang resusitasi bayi, dan kamar mandi
Ruang Tunggu
8
Ruang VK
9
Ruang Nifas
10
Ruang Bayi
11
Ruang Pemeriksaan KIA
Ruang PI
12
BAB III
ANALISIS SWOT PELAYANAN KEBIDANAN DI PMB
BIDAN HJ. RANI KUSMIRANI SST., SKM., M.KES
13
A. Analisis SWOT Manajemen Pengelolaan Pertolongan, kehamilan,
persalinan, nifas, bayi, kb di Tempat Praktik
1. Manajemen Kehamilan di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes
Tabel 3.1
Identifikasi Faktor Internal Evaluasi dan rekomendasi
Pengelolaan Manajemen Pelayanan Kehamilan Di PMB Hj. Rani Kusmirani
SST., SKM., M.Kes Tahun 2022
14
2. Bekerjasama dengan RS swasta
untuk Tindakan kegawat
daruratan kehamilan
3. Terdapat SOP dalam pelayanan
kebidanan
4. Pencatatan dan Pelaporan : Pencatatan dan Pelaporan :
1. Melakukan pencatatan dan 1.Tidak adanya no antrian pasien
pelaporan harian, bulanan,
tahunan dan dilaporkan ke
puskesmas
2. Memiliki semua kelengkapan
administrasi seperti lembar
informed consent, RM,
registrasi, buku KIA, buku
kohort dan rujukan
3. Sistem pencatatan sudah
mengunakan komputerisasi
Sumber : Hasil Analisa Faktor Internal
Tabel 3.2
Identifikasi Faktor Eksternal Evaluasi dan Rekomendasi
Pengelolaan Manajemen Pelayanan Kehamilan Di PMB
Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes
Tahun 2022
15
terapeutik dan memberikan pemeriksaan ANC
konseling yang jelas dan mudah 3. Tidak ada daftar harga
dipahami pelayanan
3. Memiliki visi dan misi klinik
yaitu memberikan pelayanan
kebidanan untuk menurunkan
angka kematian ibu dan bayi
4. Pencatatan dan Pelaporan : Pencatatan dan Pelaporan :
1. Pencatatan dan pelaporan 1. Resiko kehilangan data
harian, mingguan, bulanan dan pelayanan pasien akibat virus
tahunan akan mempermudah komputer
kerja bidan untuk melakukan
evaluasi kinerja
2. Jadwal kunjungan ulang tertulis
di buku KIA pasien dan tercatat
dalam komputer di Klinik
Sumber : Hasil Analisa Faktor Eksternal
Tabel 3.3
Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Kehamilan
16
orang, dan 1 bidan sedang
menjalani pendidikan profesi
kebidanan.
9. Usia produktif dengan rentang
0.03 4 0.12
usia 25-50 tahun
10. Masa kerja bidan sudah 30 tahun
0.05 5 0.25
dalam membuka Klinik
11. Memiliki tenaga dokter umum 0.05 5 0.25
12. Bekerja sama dengan PMB,
Puskesmas, klinik, RS tipe C 0.05 5 0.25
untuk melakukan rujukan
13. Bekerjasama dengan RS swasta
untuk Tindakan kegawat 0.05 5 0.25
daruratan kehamilan
14. Terdapat SOP dalam pelayanan
0.05 5 0.25
kebidanan
15. Melakukan pencatatan dan
pelaporan harian, bulanan,
0.03 4 0.12
tahunan dan dilaporkan ke
puskesmas
16. Memiliki semua kelengkapan
administrasi seperti lembar
informed consent, RM registrasi, 0.03 4 0.12
buku KIA, buku kohort dan
rujukan
17. Sistem pencatatan sudah
0.03 3 0.09
mengunakan komputerisasi
18. Belum ada fasilitas kelas ibu
0.05 4 0.2
hamil
19. Tidak bekerjasama dengan BPJS 0.05 5 0.25
20. Tidak memiliki alat USG 0.05 5 0.25
21. Selama pandemi bidan belum
Weanesses mengikuti pelatihan 2 tahun 0.02 3 0.06
(Kelemahan kebelakang.
) 22. Asisten bidan lulusan D3
0.02 3 0.06
kebidanan
23. Tidak melakukan Head to toe
0.02 4 0.08
pada pasien
24. Tidak ada kegiatan senam hamil 0.02 3 0.06
25. Tidak adanya no antrian pasien 0.02 3 0.06
Total 1.00 4.54
Tabel 3.4
Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)
17
Manajemen Pelayanan Kehamilan
18
15. Pelayanan kebidanan kehamilan
0.04 3 0.12
tidak terjadwal
16. Tidak ada home visite untuk
0.04 3 0.12
pemeriksaan ANC
17. Tidak ada daftar harga pelayanan 0.04 3 0.12
18. Resiko kehilangan data
pelayanan pasien akibat virus 0.03 2 0.06
computer
Total 1.00 4.16
Tabel 3.5
Identifikasi Faktor Internal Evaluasi dan Rekomendasi
Pengelolaan Manajemen Pelayanan Persalinan di
PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes
Tahun 2022
No Strength (Kekuatan) Weanesses (Kelemahan)
1. Sarana dan Prasarana : 1. Satu ruang bersalin melewati
1. Terdapat 2 ruang bersalin ruang periksa hamil terlebih
dengan 2 tempat tidur, Alat dahulu
persalinan lengkap dengan meja
resusitasi.
2. APD lengkap sesuai dengan
kebutuhan dimasa pandemi
3. Tersedia tempat sampah yang
dibedakan berdasarkan jenis
sampahnya, yakni sampah
infeksius dan non infeksius
4. Terdapat wastafel untuk cuci
tangan di tempat praktek
5. Mempunyai ruang tunggu
pasien, ruangan persalinan,
ruang PI ruang bayi dan mobil
pribadi untuk merujuk pasien
6. Terdapat kamar mandi pasien
yang terpisah dengan ruang
bersalin
2. Sumber Daya Manusia : 1. Asisten bidan tidak
1. Bidan memiliki STR dan SIP mempunyai pengalaman kerja
yang aktif diluar PMB atau klinik dan rs.
2. Bidan sudah lulus D4 1 orang
dan dan bidan D3 1 orang.
3. Usia produktif dengan rentang
usia 25-50 tahun
19
4. Masa kerja bidan sudah 30
tahun dalam membuka klinik
5. Bidan dan asisten bidan sudah
pernah mengikuti webinar
pelayanan persalinan di era
pandemic
6. Memiliki tenaga dokter umum
3. Manajemen Pelayanan Kebidanan 1. Tidak ada Dokter obsgyn di
1. Pertolongan persalinan di PMB
lakukan secara tim
2. Bekerjasama dengan dokter
umum
3. Bekerjasama dengan RS
rujukan, puskesmas,PMB dan
klinik
4. Mempunyai SOP pelayanan
kebidanan persalinan
4. Pencatatan dan Pelaporan : 1. Pencatatan patograf masih
1. Sudah melakukan pencatatan menggunakan manual
dan pelaporan harian, mingguan, 2. Resiko kehilangan data
bulanan dan tahunan untuk pelayanan pasien akibat virus
mempermudah kerja bidan komputer
dalam melakukan evaluasi
pasien bersalin
2. Memiliki kelengkapan
administrasi seperti lembar
informed consent 100 lembar,
partograf 100 lembar dan
rujukan 100 lembar
3. Bidan mempunyai kantong
persalinan
4. Menggunakan komputerisasi
Tabel 3.6
20
Identifikasi Faktor Eksternal Evaluasi dan Rekomendasi
Pengelolaan Manajemen Pelayanan Persalinan di
PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes
Tahun 2022
Tabel 3.7
21
Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Persalinan
22
pelayanan kebidanan
persalinan
17. Sudah melakukan pencatatan
dan pelaporan harian,
mingguan, bulanan dan
0.04 3 0.12
tahunan untuk mempermudah
kerja bidan dalam melakukan
evaluasi pasien bersalin
18. Memiliki kelengkapan
administrasi seperti lembar
informed consent 100 lembar, 0.04 3 0.12
partograf 100 lembar dan
rujukan 100 lembar
19. Bidan mempunyai kantong
0.03 3 0.09
persalinan
20. Menggunakan komputerisasi 0.02 3 0.06
Weanesses 21. Satu ruang bersalin melewati
(Kelemahan) ruang periksa hamil terlebih 0.02 3 0.06
dahulu
22. Asisten bidan tidak
mempunyai pengalaman kerja 0.02 3 0.06
diluar PMB atau klinik dan rs.
23. Tidak ada Dokter obsgyn di
0.03 3 0.09
PMB
24. Pencatatan patograf masih
menggunakan manual 0.02 3 0.06
Tabel 3.8
23
Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Persalinan
24
mengikuti pelatihan APN
terbaru
13. Adanya persalinan dengan
0.07 5 0.35
BPJS
14. Resiko kehilangan data
pendokumentasian pada
0.06 3 0.18
computer bila tidak disimpan
dalam plasdist.
Total 1.00 4.15
Tabel 3.10
Identifikasi Faktor Internal Evaluasi dan Rekomendasi Pengelolaan
Manajemen Pelayanan Nifas Di PMB Hj. Rani Kusmirani
SST., SKM., M.Kes
Tahun 2022
25
3. Manajemen Pelayanan Kebidanan: Manajemen Pelayanan Kebidanan:
1. Rawat gabung 1. Tidak melakukan pemeriksaan
2. Dapat menerapkan ASI sejak head to toe pada pasien
dini kunjungan nifas
3. Ada SOP alur pelayanan nifas
4. Jam nifas 6 jam aman boleh
pulang kecuali sudah jam
malam
5. Melakukan kolaborasi dengan
dokter obgyn bila ada
kegawatan
6. Melakukan pencegahan infeksi
setiap tindakan
7. Bekerjasama dengan RS
Rujukan, puskesmas, PMB dan
klinik
4. Pencatatan dan Pelaporan : Pencatatan dan Pelaporan :
1. Terdapat laporan harian, 1. Resiko kehilangan,
bulanan, dan tahunan pada pendokumentasian pada
pasien masa nifas komputerisasi untuk pasien
2. Memiliki kelengkapan nifas
administrasi, informed consent,
RM, rujukan, registrasi
3. Menggunakan komputerisasi
Tabel 3.11
Identifikasi Faktor Eksternal Evaluasi dan rekomendasi Pengelolaan
26
Manajemen Pelayanan Nifas Di PMB Hj. Rani Kusmirani
SST., SKM., M.Kes Tahun 2022
Tabel 3.13
Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Nifas
Ratin
Faktor Strategik Internal Bobot Nilai
g
Strength 1. Alat yang ada lengkap 0.05 5 0,25
(Kekuatan)
2. Ruang nifas rawat gabung dengan
0.05 5 0,25
bayi
3. Memiliki toilet pribadi untuk
0.05 5 0,25
pasien
4. Pelayanan bersalin nifas dilakukan
0.05 5 0,25
24 jam
5. Memiliki ruang tunggu dan 3
0.05 5 0,25
tempat tidur untuk nifas
6. APD legkap sesuai dengan
0.05 5 0,25
kebutuhan masa pandemi
7. Tersedia tempat sampah yang 0.05 5 0,25
dibedakan berdasarkan jenis
sampahnya, yakni sampah
infeksius dan non infeksius
27
8. Menyediakann pembalut untuk ibu
0.03 4 0,12
nifas
9. Bidan memililiki STR dan SIP
0.05 5 0,25
yang aktif
10. 1 bidan melakukan kunjungan
0.03 4 0,12
nifas
11. Masa kerja bidan sudah lebih dari
0.05 5 0,25
30 tahun
12. Rawat gabung 0.03 5 0,15
13. Dapat menerapkan ASI sejak dini 0.03 4 0,12
14. Ada SOP alur pelayanan nifas 0.05 4 0,2
15. Jam nifas 6 jam aman boleh pulang
0.03 4 0,12
kecuali sudah jam malam
16. Melakukan kolaborasi dengan
0.05 5 0,25
dokter obgyn bila ada kegawatan
17. Melakukan pencegahan infeksi
0.05 5 0,25
setiap tindakan
18. Bekerjasama dengan RS Rujukan,
0.05 5 0,25
puskesmas, PMB dan klinik
19. Terdapat laporan harian, bulanan,
dan tahunan pada pasien masa 0.03 3 0,09
nifas
20. Memiliki kelengkapan
administrasi, informed consent, 0.03 3 0,09
RM, rujukan, registrasi
21. Menggunakan komputerisasi 0.02 2 0,04
22. Ruang nifas hanya ada 3 ruangan 0.03 4 0,12
23. Asisten bidan masih berpendidikan
0.03 3 0,09
D3
24. Tidak melakukan pemeriksaan
head to toe pada pasien kunjungan 0.03 4 0,12
nifas
25. Resiko kehilangan,
pendokumentasian pada 0.03 3 0,09
komputerisasi untuk pasien nifas
Total 1.00 4.47
Tabel 3.12
Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Nifas
28
Faktor Strategik Eksternal Bobot Rating Nilai
Opportunity 1. Lokasi yang strategis 0.13 5 0.65
(Peluang) 2. SDM sudah sesuai dengan UU
0.13 5 0.65
kebidanan
3. Menerima pelayanan nifas
0.13 5 0.65
secara berkala
4. memiliki pelayanan kunjungan
0.13 5 0.65
nifas dan via phone/wa
5. Memanfaatkan teknologi
0.1 3 0.3
dalam melakukan pencatatan
Thereats 6. Dekat dengan posyandu,
0.1 4 0.4
(Ancaman) puskesmas PMB dan RS
7. STR bidan masih setara D3
0.1 4 0.4
belum di afgrade
8. Masih banyak pasien yang
0.1 4 0.4
berkunjung ke bidan desa
9. Resiko kehilangan,
pendokumentasian pada
0.08 3 0.24
komputerisasi untuk pasien
nifas
Total 1 4.34
29
1. Bidan memiliki SIP yang aktif 1. Asisten bidan belum mengikuti
2. Bidan dan Asisten bidan pelatihan CTU
memiliki STR aktif
3. Tenaga pelaksana pelayanan
KB sudah lulus D3 kebidanan
4. Bidan dengan Usia produktif
50 tahun dan asisten bidan 25
tahun .
5. Masa kerja bidan sudah 30
tahun
3. Pelayanan Kebidanan Pelayanan Kebidanan
1. Bekerja sama dengan RS 1. Tidak melayani pemasangan
rujukan, Puskesmas PMB dan KB Implan
klinik
2. Ada SOP pelayanan untuk
semua jenis KB
4. Pencatatan dan pelaporan Pencatatan dan Pelaporan
1. Melakukan Pencatatan lengkap 1. Resiko kehilangan, robek,
harian, bulanan dan tahunan basah pada buku
KB dan dilaporkan ke pendokumentasian KB yang
puskesmas diberikan pada pasien
2. Memiliki kelengkapan
administrasi seperti Rekam
Medis, Imformed Consent,
Rujukan dan Registrasi,
Kohort KB, kartu KB.
Sumber : Hasil Analisa Faktor Internal
Tabel 3.17
Identifikasi Faktor Eksternal Evaluasi dan rekomendasi
Pengelolaan Manajemen Pelayanan Keluarga Berencana
30
No Opportunity (Peluang) Threats (Ancaman)
1. Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana
1. Lokasi yang strategis sehingga 1. Lokasi dekat dengan pelayanan
memudahkan masyarakat untuk kesehatan lain
mengakses PMB ini 2. Pelayanan Kesehatan yang
2. Lokasi berada dipinggir jalan bekerjasama dengan BPJS
Tabel 3.18
Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan KB
Faktor Strategik Internal Bobot Rating Nilai
Strength 1. Alat yang tersedia untuk tindakan
(Kekuatan) 0.08 5 0.4
KB
2. APD lengkap sesuai dengan
0.08 5 0.4
kebutuhan di masa pandemi
3. Tersedia tempat sampah yang
dibedakan berdasarkan jenis
0.08 5 0.4
sampahnya, yakni sampah
infeksius dan noninfeksius
4. Fasilitas diruangan lengkap ada
meja kursi, bed pemeriksaan dan 0.08 5 0.4
troli dll
5. Ada pelayanan suntik KB gratis 0.07 4 0.28
setiap hari jumat
31
7. Bidan dan Asisten bidan memiliki
5 0.35
STR aktif 0.07
8. Tenaga pelaksana pelayanan KB
3 0.09
sudah lulus D3 kebidanan 0.03
9. Bidan dengan Usia produktif 50
3 0.09
tahun dan asisten bidan 25 tahun . 0.03
Tabel 3.19
Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan KB
Ratin
Faktor Strategik Eksternal Bobot Nilai
g
32
Opportunity 1. Lokasi yang strategis sehingga
(Peluang) memudahkan masyarakat untuk 0.12 5 0.6
mengakses PMB ini
2. Lokasi berada dipinggir jalan 0.12 5 0.6
3. Adanya UU No.4 tahun 2019
tentang kebidanan sesuai dengan
0.12 4 0.48
kebutuhan SDM yang akan
datang
4. Bisa membuka pelayanan KB
0.12 5 0.6
jangka panjang seperti implant
5. Memanfaatkan teknologi dalam
melakukan pencatatan dan 0.08 3 0.24
pelaporan
Threats 6. Lokasi dekat dengan pelayanan
0.09 4 0.36
(Ancaman) kesehatan lain
7. Pelayanan Kesehatan yang
0.09 4 0.36
bekerjasama dengan BPJS
8. Bidan yang sudah membuka
0.09 4 0.36
pelayanan KB secara lengkap
9. Bersaing dengan PMB sekitar
karena melayani KB jangka 0.09 5 0.45
panjang dan safari KB
10. Pelayanan kesehatan lain yang
telah menggunakan pencatatan
0.08 3 0.24
dan pelaporan secara online atau
tekhnologi.
Total 1 4.29
33
No Strength (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)
Tabel 3.18
Identifikasi Faktor Eksternal Evaluasi Dan Rekomendasi Pengelolaan
Manajemen Pelayanan Imunisasi Bayi
34
1. Lokasi yang strategis sehingga 1. Lokasi dekat dengan
memudahkan masyarakat untuk pelayanan kesehatan lain
mengakses PMB 2. Pelayanan Kesehatan yang
2. Lokasi berada dipinggir jalan bekerjasama dengan BPJS
2. Sumber Daya Manusia : Sumber Daya Manusia :
1. Adanya UU No.4 tahun 2019 1. Bidan desa yang melakukan
tentang kebidanan sesuai dengan posyandu
kebutuhan SDM yang akan
datang
3. Pelayanan Kebidanan Pelayanan Kebidanan
1. Melakukan promosi pelayanan 1. Bersaing dengan PMB, bidan
imunisasi secara online dan desa, pkm, klinik, RS sekitar
Pendaftaran bisa secara online
4. Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dan Pelaporan
1. Memanfaatkan teknologi dalam 1. Pelayanan kesehatan lain yang
melakukan pencatatan dan telah menggunakan pencatatan
pelaporan dan pelaporan secara online
atau tekhnologi.
Sumber : Hasil Analisa Faktor Eksternal
Tabel 3.19
Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Imunisasi
35
8. Bidan dengan Usia produktif
50 tahun dan asisten bidan 25 0.05 3 0.15
tahun .
9. Masa kerja bidan sudah 30
0.07 5 0.35
tahun
10. Bekerja sama dengan RS
rujukan, Puskesmas PMB dan 0.06 5 0.3
klinik
11. Ada SOP pelayanan untuk
0.05 4 0.2
semua jenis vaksin
12. Melakukan Pencatatan lengkap
harian, bulanan dan tahunan
0.04 3 0.12
imunisasi dan dilaporkan ke
puskesmas
13. Memiliki kelengkapan
administrasi seperti Rekam
Medis, Imformed Consent, 0.05 3 0.15
Rujukan dan Registrasi, kartu
imunisasi/buku KIA
Weaknesses 14. Belum bekerja sama dengan
0.05 4 0.2
(Kelemahan) BPJS
15. Asisten belum ada pengalaman
0.04 3 0.12
kerja di tempat pelayanan lain
16. Pasien berkunjung tidak sesuai
0.07 5 0.35
jadwal imunisasi
17. Resiko kehilangan, robek,
basah pada buku KIA/
0.04 3 0.12
pendokumentasian imunisasi
yang diberikan pada pasien
Total 1 4.34
Tabel 3.20
Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary)
Manajemen Pelayanan Imunisasi
36
Faktor Strategik Eksternal Bobot Rating Nilai
Opportunity 1. Lokasi yang strategis sehingga
(Peluang) memudahkan masyarakat 0.12 5 0.6
untuk mengakses PMB
2. Lokasi berada dipinggir jalan 0.12 5 0.6
3. Adanya UU No.4 tahun 2019
tentang kebidanan sesuai
0.12 5 0.6
dengan kebutuhan SDM yang
akan datang
4. Melakukan promosi pelayanan
imunisasi secara online dan 0.1 4 0.4
Pendaftaran bisa secara online
5. Memanfaatkan teknologi
dalam melakukan pencatatan 0.08 3 0.24
dan pelaporan
Threats 6. Lokasi dekat dengan pelayanan
0.08 4 0.32
(Ancaman) kesehatan lain
7. Pelayanan Kesehatan yang
0.1 3 0.3
bekerjasama dengan BPJS
8. Bidan desa yang melakukan
0.1 4 0.4
posyandu
9. Bersaing dengan PMB, bidan
0.09 4 0.36
desa, pkm, klinik, RS sekitar
10. Pelayanan kesehatan lain yang
telah menggunakan pencatatan
0.09 3 0.27
dan pelaporan secara online
atau tekhnologi.
Total 1 4.09
37
Berdasarkan hasil perhitungan pada matriks IFAS dan EFAS, di peroleh
titik koordinat diagram SWOT ( 1,11 ; 0,65 ) sehingga posisi pelayanan
Kebidanan Kehamilan Di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes
Tahun 2021 berada pada kuadran I sebagaimana terlihat pada gambar 1. Hal
tersebut berarti strategi yang perlu dilakukan adalah strategi bertumbuh.
Gambar 3.1
Posisi manajemen pelayanan Kehamilan berdasarkan Analisis SWOT
38
dengan standar. Fasilitas yang tersedia ada ruang tunggu dan di ruang
pemeriksaan cukup lengkap yaitu bed pasien, meja instrument, meja
tulis, kursi dan komputer, APD level 2 lengkap sesuai dengan kebutuhan
dimasa pandemi dan tersedianya tempat sampah yang dibedakan
berdasarkan jenis sampahnya, yakni sampah infeksius dan noninfeksius,
sampah tajam dan tempat linen kotor dan mobil pibadi yang di gunakan
untuk merujuk pasien.
Upaya pengendalian dan pencegahan infeksi di ruang pemeriksaan
kehamilan ini difasilitasi dengan tersedianya ruang khusus untuk
pencegahan infeksi dan 1 wastafel. Namun PMB Hj. Rani Kusmirani
SST., SKM., M.Kes tidak bekerja sama dengan BPJS. Akan tetapi PMB
Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes tidak memfasilitasi pelayanan
senam hamil. Strategi pertumbuhan yang dapat diimplementasikan
berkaitan dengan sarana dan prasarana di PMB Hj. Rani Kusmirani SST.,
SKM., M.Kes dikarenakan belum terlaksananya pelayanan senam hamil.
Diharapkan untuk menggunakan fasilitas secara efektif dan efisien agar
dapat terlaksananya pelayanan senam hamil. Banyaknya tempat
pelayanan kesehatan lain seperti posyandu, PMB, Klinik, RS dan
puskesmas yang berdekatan dengan PMB Hj. Rani Kusmirani SST.,
SKM., M.Kes juga fasilitas pelayanan kesehatan lain yang bekerja sama
dengan BPJS sehingga pilihan masyarakat lebih beragam, sehingga ini
menjadi kelemahan dan ancaman PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM.,
M.Kes. Untuk menyiasati agar pasien BPJS dapat tetap dilayani perlu
adanya kerjasamanya dari klinik dengan pihak BPJS.
b. Sumber Daya Manusia
Petugas kesehatan di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes
menempuh pendididkan minimal sesuai dengan standar yaitu tenaga
pelaksana pelayanan kebidanan sudah lulus D4 dan sedang menempuh
sekolah profesi kebidanan. Bidan memiliki surat izin praktik bidan
(SIPB) yang aktif, menurut peraturan Menkes RI nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 tentang izin penyelenggaraan praktik bidan
39
pasal ayat 1 setiap bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan
wajib memiliki SIKB. Bidan dan asisten bidan memiliki STR yang aktif,
dan usia bidan masih termasuk kategori usia produktif yaitu 26 dan 38
tahun dan mempunyai pengalaman kerja 15 tahun, Hal ini sangat
berkaitan dengan kekuatan dan kemampuan petugas dalam memberikan
pelayanan yang berkualitas kepada pasien.
c. Pelayanan Kebidanan
PMB memiliki kelebihan yaitu bekerjasama dengan puskesmas,
klinik, r stipe c untuk melakukan rujukan. Hal tersebut sangat diperlukan
untuk mempermudah dalam pelayanan gawat darurat pasien kebidanan
sesuai SOP yang tersedia. Pada umumnya, pelayanan kebidanan
kehamilan yang diberikan diruang pemeriksaan kehamilan di PMB Hj.
Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes sudah baik karena dilakukan oleh
tenaga yang terampil. Belum tersedianya pelayanan USG yang dilakukan
oleh dokter obgyn. PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes.
Petugas kesehatan di ruang pemeriksaan kehamilan tidak melakukan
pemeriksaan fisik secara head to toe pada pasien untuk mengkaji kondisi
pasien secara lengkap dan sistematis, sehingga asuhan kebidanan yang
dilakukan hanya yang intinya saja yaitu pemeriksaan BB, TD, dan
leopold serta DJJ. Akan tetapi bidan melakukan komunikasi terapeutik
dan meluangkan waktu lebih lama untuk memberikan konseling yang
lebih jelas dan mudah dipahami pada pasien. PMB Hj. Rani Kusmirani
SST., SKM., M.Kes tidak diadakan fasilitas/pelayanan senam hamil, ini
menjadi ancaman jika pelayanan kesehatan lain yang berdekatan dengan
klinik mempunyai pelayanan senam hamil.
40
kegiatan demi perbaikan asuhan kebidanan yang diberikan dengan
menggunakan pencatatan dan pelaporan secara komputerisasi,
Penjadwalan untuk kunjungan ulang dilakukan setiap kunjungan ibu
hamil dan tertulis di buku KIA, agar kunjungan ibu hamil lebih
terjadwal.
Sekalipun telah terlaksana dengan baik, terdapat beberapa poin yang
belum terlaksana di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes
berupa tidak adanya nomer antrian pasien, sehingga pasien menumpuk
dan tidak ada social distancing sesuai dengan prokes covid 19.
Diharapkan untuk kedepan nya dapat dibuat nomer antrian sesuai dengan
kedatangan dan janji temu sescara on line.
Tabel 3.21
Hasil Matriks SWOT Manajemen Pelayanan Kehamilan
di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes
FAKTOR STRENGTHS (S) WEAKNESSES(W)
STRATEGI INTERNAL
1. Memiliki alat yang 1. Belum ada fasilitas
lengkap untuk kelas ibu hamil
pemeriksaan kehamilan. 2. Tidak bekerjasama
2. APD lengkap sesuai dengan BPJS
dengan kebutuhan 3. Belum memiliki alat
dimasa pandemi USG
3. Tersedia tempat sampah 4. Selama pandemi bidan
yang dibedakan belum mengikuti
berdasarkan jenis pelatihan 2 tahun
sampahnya, yakni kebelakang.
sampah infeksius dan 5. Asisten bidan lulusan
non infeksius D3 kebidanan
4. Fasilitas di ruang 6. Tidak melakukan Head
pemeriksaan lengkap to toe pada pasien
seperti tempat tidur 7. Tidak ada kegiatan
pasien, meja instrument, senam hamil
computer, kursi, meja 8. Tidak adanya no
tulis antrian pasien
5. Mempunyai mobil
pribadi yang di gunakan
untuk merujuk pasien
6. Bidan memiliki SIP yang
aktif
7. Bidan dan asisten bidan
memiliki STR yang aktif
8. Bidan sudah lulus
sekolah DIV bidan
sebanyak 1 orang, dan
lulus sekolah D3 bidan
41
sebanyak 1 orang, dan 1
bidan sedang menjalani
pendidikan profesi
kebidanan.
9. Usia produktif dengan
rentang usia 25-50 tahun
10. Masa kerja bidan sudah
30 tahun dalam
membuka Klinik
11. Memiliki tenaga dokter
umum
12. Bekerja sama dengan
PMB, Puskesmas, klinik,
RS tipe C untuk
melakukan rujukan
13. Bekerjasama dengan RS
swasta untuk Tindakan
kegawat daruratan
kehamilan
14. Terdapat SOP dalam
pelayanan kebidanan
15. Melakukan pencatatan
dan pelaporan harian,
bulanan, tahunan dan
dilaporkan ke puskesmas
16. Memiliki semua
kelengkapan administrasi
seperti lembar informed
consent, RM, registrasi,
buku KIA, buku kohort
dan rujukan
17. Sistem pencatatan sudah
mengunakan
komputerisasi
FAKTOR
STRATEGI EKSTERNAL
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
42
pelatihan gentle birth dan saat menempuh 4. Mengadakan pelayanan
baby spa. pendidikan untuk gentle birth dan baby
6. Tidak ada angka kematian diterapkan dalam praktik spa
ibu yang tercatat di klinik sehari-hari.
7. Bidan melakukan 4. Mengembangkan system
komunikasi terapeutik pencatatan dan pelaporan
dan memberikan secara digital
konseling yang jelas dan
mudah dipahami
8. Memiliki visi dan misi
klinik yaitu memberikan
pelayanan kebidanan
untuk menurunkan angka
kematian ibu dan bayi
9. Pencatatan dan pelaporan
harian, mingguan,
bulanan dan tahunan akan
mempermudah kerja
bidan untuk melakukan
evaluasi kinerja
10. Jadwal kunjungan ulang
tertulis di buku KIA
pasien dan tercatat dalam
komputer di Klinik
THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
43
2. Analisis Isu Strategis Pelayanan Kebidanan Persalinan di PMB Hj. Rani
Kusmirani SST., SKM., M.Kes
Berdasarkan hasil perhitungan pada matriks IFAS dan EFAS, diperoleh
titik koordinat diagram SWOT (0,07 ; 1,21) sehingga posisi Pelayanan
Kebidanan Persalinan di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes,
S.Tr.Keb berada pada kuadran I sebagaimana terlihat pada gambar 1. Hal
tersebut berarti strategi yang perlu dilakukan adalah strategi bertumbuh.
Gambar 3.2
Posisi manajemen pelayanan Persalinan berdasarkan Analisis SWOT
44
a. Sarana danPrasarana
Di PMB mempunyai ruang tunggu dan alat persalinan yang
digunakan di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes sudah
lengkap sesuai dengan standar yaitu terdapat 2 bed bersalin, 5 partus set,
5 heacting set, 1 meja instrumen, 1 meja resusitasi lengkap. APD
lengkap sesuai dengan kebutuhan dimasa pandemi (level 2) dan
tersedianya tempat sampah yang dibedakan berdasarkan jenis
sampahnya yakni sampah infeksius dan non infeksius, Upaya
pengendalian dan pencegahan infeksi di ruangan bersalin ini difasilitasi
dengan tersedianya ruang khusus untuk pencegahan infeksi dan 1
wastafel. Strategi pertumbuhan yang dapat diimplementasikan berkaitan
dengan sarana dan prasarana di PMB yaitu ruang bersalin dengan
fasilitas bed bersalin hanya 2, untuk mengantisipasi pasien bersalin
yang banyak dan datang secara bersamaan bed bersalin sebaiknya bisa
ditambahkan serta meningkatkan dan mengembangkan pelayanan
persalinan dengan cara memaksimalkan sarana prasarana dengan
menggunakan APD lengkap sesuai tingkat serta delivery chamber.
Banyaknya fasilitas pelayanan kesehatan yang bekerjasama dengan
BPJS sehingga pilihan masyarakat lebih beragam dan ruang bersalin
harus melewati ruang nifas terlebih dahulu, sehingga ini menjadi
kelemahan dan ancaman di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM.,
M.Kes
b. Sumber Daya Manusia
Petugas kesehatan di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes
telah menempuh pendidikan minimal sesuai dengan standar yaitu tenaga
pelaksana pelayanan kebidanan sudah lulus D4 dan saat ini sedang
menjalani kuliah profesi bidan, sesuai dengan kebutuhan SDM yang
akan datang, hal ini sesuai dengan adanya UU No. 4 Tahun 2019
tentang kebidanan, Praktik Mandiri Bidan hanya diperuntukan bagi
bidan berpendidikan profesi, sedangkan bidan dengan kualifikasi
diploma hanya dapat menjalankan praktik di fasilitas kesehatan, bidan
45
memiliki STR yang aktif, memiliki SIPB, bidan sudah mengikuti
pelatihan APN dan usia asisten bidan masih termasuk kategori usia
produktif yaitu 25 tahun dan 38 tahun. Hal ini sangat berkaitan dengan
kekuatan dan kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas kepada pasien, masa kerja bidan sudah 15
tahun dalam membuka klinik sehingga pengalaman bidan sudah cukup
dalam melakukan pelayanan kebidanan dan sudah memiliki
kepercayaan dari masyarakat setempat. Namun asisten bidan belum
mempunyai pengalaman kerja di luar PMB sehingga masih harus perlu
dibimbing supaya tumbuh kepercayaan pasien. Dan ancaman nya yaitu
tempat PMB berdekatan dengan PMB lian yang menerima pelayanan
BPJS dan persalinan dengan harga yang lebih rendah.
c. Pelayanan Kebidanan
Pada umumnya, pelayanan kebidanan persalinan yang diberikan di
ruang bersalin di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes sudah
baik karena dilakukan oleh tenaga yang terampil. Pelayanan kebidanan
bersalin atau pertolongan persalinan dilakukan secara tim yaitu berdua
oleh bidan, dan jika ditemukan kegawatdaruratan bidan melakukan
kolaborasi dengan dokter Obgyn. PMB juga bekerjasama dengan RS
rujukan, puskesmas, PMB dan klinik. Akan tetapi tidak ada dokter
obgin dan dokter jaga di PMB sehingga diperlukan rujukan ketika
menangani persalinan dengan kegawat daruratan.
d. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan di ruang bersalin telah dilakukan dengan
baik. Melakukan pencatatan dan pelaporan dalam setiap harian, bulanan
dan tahunan dan sudah menggunakan pencatatan dan pelaporan secara
komputerisasi untuk mempermudah bidan untuk melakukan evaluasi
kegiatan demi perbaikan asuhan kebidanan yang diberikan dan PMB ini
memiliki kelengkapan administrasi seperti, lembar informed consent,
rujukan, registrasi, partograf dan memiliki kantong persalinan sehingga
bidan dapat memfollow up ibu hamil yang akan bersalin dengan mudah.
46
Namun pencatatan dan pelaporan secara komputerisasi memiliki resiko
kehilangan data pelayanan pasien akibat virus computer bila tidak
disimpan dalam plas dist. Sekalipun telah terlaksana dengan baik,
terdapat beberapa poin dalam hal pencatatan dan pelaporan di ruang
bersalin yang perlu di perhatikan, yakni pada pelaksanaan
pendokumentasian bidan diharapkan teliti agar tidak terjadi kesalahan
kesalahan pencatatan yang tidak sesuai dengan diagnosa pasien.
Tabel 3.21
Hasil Matriks SWOT Manajemen Pelayanan Persalinan
di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes
47
membuka klinik
11. Bidan dan asisten bidan
sudah pernah mengikuti
webinar pelayanan
persalinan di era
pandemic
12. Memiliki tenaga dokter
umum
13. Pertolongan persalinan di
lakukan secara tim
14. Bekerjasama dengan
dokter umum
15. Bekerjasama dengan RS
rujukan,
puskesmas,PMB dan
klinik
16. Mempunyai SOP
pelayanan kebidanan
persalinan
17. Sudah melakukan
pencatatan dan pelaporan
harian, mingguan,
bulanan dan tahunan
untuk mempermudah
kerja bidan dalam
melakukan evaluasi
pasien bersalin
18. Memiliki kelengkapan
administrasi seperti
lembar informed consent
100 lembar, partograf
100 lembar dan rujukan
100 lembar
19. Bidan mempunyai
kantong persalinan
20. Menggunakan
komputerisasi
FAKTOR
STRATEGI EKSTERNAL
48
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
49
plasdist.s memaksimalkan sarana dan teliti
prasarana dengan 4. Mengikuti pelatihan APN
menggunakan APD
lengkap sesuai tingkat
serta delivery chamber
3. Melakukan kerjasama
dengan BPJS
4. Melakukan kerjasama
atau pendampingan
kepada dukun yang
masih melakukan
pertolongan persalinan
5. Memanfaatkan
teknologi dalam
melakukan pencatatan
dan pelaporan
50
Gambar 3.3
Posisi manajemen pelayanan Nifas berdasarkan Analisis SWOT
51
sehingga masih harus melakukan Pendidikan kejenjang selanjutnya. dan
juga STR bidan masih berpendidikan D3 sehingga harus di afgrade
sesuai dengan pendidikannya.
c. Pelayanan Kebidanan
Pada umumnya, pelayanan kebidanan nifas yang diberikan di ruang
nifas di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes sudah baik karena
dilakukan oleh tenaga yang terampil. Pelayanan kebidanan nifas berupa
rawat gabung dan ASI sejak dini sehingga hal ini dapat meningkatkan
kedekatan ibu dan bayi. Pelayanan nifas sudah sesuai dengan SOP yang
tersedia di PMB dan juga melakukan kolaborasi dengan dr obgin serta
bekerjasama dengan pelayanan kesehatan rujukan apabila terdapat
kegawat daruratan. bila 6 jam setelah lahir pasien aman dan tidak ada
keluhan maka pasien diperbolehkan untuk pulang dan menganjurkan
kunjungan nifas secara berkala atau via telpon.
d. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan di ruang nifas telah dilakukan dengan
baik. Melakukan pencatatan dan pelaporan dalam setiap harian, bulanan
dan tahunan dan sudah menggunakan pencatatan dan pelaporan secara
komputerisasi untuk mempermudah bidan untuk melakukan evaluasi
kegiatan demi perbaikan asuhan kebidanan yang diberikan dan PMB ini
memiliki kelengkapan administrasi seperti, lembar RM, informed
consent, rujukan, registrasi, Namun pencatatan dan pelaporan secara
komputerisasi memiliki resiko kehilangan data pelayanan pasien akibat
virus computer bila tidak disimpan dalam plas dist. Sekalipun telah
terlaksana dengan baik, terdapat beberapa poin dalam hal pencatatan
dan pelaporan di ruang bersalin yang perlu di perhatikan, yakni pada
pelaksanaan pendokumentasian bidan diharapkan teliti agar tidak terjadi
kesalahan kesalahan pencatatan yang tidak sesuai dengan diagnosa
pasien.
Tabel 3.21
Hasil Matriks SWOT Manajemen Pelayanan Nifas
di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes
52
STRENGTHS (S) WEAKNESSES(W)
FAKTOR
STRATEGI INTERNAL 1. Alat yang ada lengkap 1. Ruang nifas hanya ada 3
2. Ruang nifas rawat gabung ruangan
dengan bayi 2. Asisten bidan masih
3. Memiliki toilet pribadi berpendidikan D3
untuk pasien 3. Tidak melakukan
4. Pelayanan bersalin nifas pemeriksaan head to toe
dilakukan 24 jam pada pasien kunjungan
5. Memiliki ruang tunggu nifas
dan 3 tempat tidur untuk 4. Resiko kehilangan,
nifas pendokumentasian pada
6. APD legkap sesuai komputerisasi untuk
dengan kebutuhan masa pasien nifas
pandemi
7. Tersedia tempat sampah
yang dibedakan
berdasarkan jenis
sampahnya, yakni sampah
infeksius dan non
infeksius
8. Menyediakann pembalut
untuk ibu nifas
9. Bidan memililiki STR dan
SIP yang aktif
10. 1 bidan melakukan
kunjungan nifas
11. Masa kerja bidan sudah
lebih dari 30 tahun
12. Rawat gabung
13. Dapat menerapkan ASI
sejak dini
14. Ada SOP alur pelayanan
nifas
15. Jam nifas 6 jam aman
boleh pulang kecuali
sudah jam malam
16. Melakukan kolaborasi
dengan dokter obgyn bila
ada kegawatan
17. Melakukan pencegahan
infeksi setiap tindakan
18. Bekerjasama dengan RS
Rujukan, puskesmas,
PMB dan klinik
19. Terdapat laporan harian,
bulanan, dan tahunan pada
pasien masa nifas
20. Memiliki kelengkapan
administrasi, informed
consent, RM, rujukan,
registrasi
21. Menggunakan
komputerisasi
53
FAKTOR
STRATEGI EKSTERNAL
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
54
Gambar 3.4
Posisi manajemen pelayanan KB berdasarkan Analisis SWOT
55
dengan ruangan lain untuk meningkatkan dan mengembangkan
pelayanan KB dengan cara memaksimalkan sarana prasarana supaya
pasen merasa aman dan nyaman.
Seringnya di Fasilitas lainyaitu Puskesmas melaksanakan
pelayanan safari KB secara gratis sehingga masyarakat lebih memilih
pelayanan di Puskesmas, sehingga ini menjadi kelemahan dan ancaman
di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes Untuk menyiasati agar
pasien dapat tetap dilayani perlu adanya kerjasama dari PMB dengan
pihak Puskesmas.
b. Sumber Daya Manusia
Petugas kesehatan di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes
telah menempuh pendidikan minimal sesuai dengan standar yaitu tenaga
pelaksana pelayanan kebidanan sudah lulus D4 dan saat ini sedang
menjalani kuliah profesi bidan, sesuai dengan kebutuhan SDM yang
akan datang, hal ini sesuai dengan adanya UU No. 4 Tahun 2019
tentang kebidanan, Praktik Mandiri Bidan hanya diperuntukan bagi
bidan berpendidikan profesi, sedangkan bidan dengan kualifikasi
diploma hanya dapat menjalankan praktik di fasilitas kesehatan, bidan
memiliki STR yang aktif, memiliki SIPB, dan usia asisten bidan masih
termasuk kategori usia produktif yaitu 25 tahun dan 38 tahun Hal ini
sangat berkaitan dengan kekuatan dan kemampuan petugas dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada pasien, masa
kerja bidan sudah 15 tahun dalam membuka klinik sehingga
pengalaman bidan sudah cukup dalam melakukan pelayanan kebidanan
dan sudah memiliki kepercayaan dari masyarakat setempat. Bidan
belum mengikuti pelatihan CTU dan juga bidan belum melakukan
pelayanan KB secara lengkap.
c. Pelayanan Kebidanan
Pada umumnya, pelayanan kebidanan KB yang diberikan di ruang
KB di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes sudah baik karena
dilakukan oleh tenaga yang terampil. Pelayanan KB atau Keluarga
56
Berencana dilakukan oleh tenaga yang kompeten, dan jika ditemukan
komplikasi atau efek samping yang berat bidan melakukan kolaborasi
dengan dokter Obgyn. PMB juga bekerjasama dengan RS rujukan,
puskesmas, PMB dan klinik. Bidan sudah melakukan pelayanan KB
sesuai dengan SOP yang berlaku. Akan tetapi bidan tidak melayani
pemasangan KB IUD serta PMB bersaing dengan pelayanan kesehatan
yang melayani KB jangka panjang yang lebih lengkap.
d. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan di ruang KB telah dilakukan dengan baik.
Melakukan pencatatan dan pelaporan dalam setiap harian, bulanan dan
tahunan dan masih menggunakan pencatatan dan pelaporan
komputerisasi untuk mempermudah bidan untuk melakukan evaluasi
kegiatan demi perbaikan asuhan kebidanan yang diberikan dan PMB ini
memiliki. kelengkapan administrasi seperti Rekam Medis, lembar
informed consent, registrasi, kohort KB dan kartu KB sehingga bidan
dapat memfollow up kunjungan peserta KB selanjutnya. Namun
pencatatan dan pelaporan secara komputerisasi memiliki resiko
kehilangan data karena virus apabila tidak disimpan dalam plas dist.
Sekalipun telah terlaksana dengan baik, terdapat beberapa poin
dalam hal pencatatan dan pelaporan di ruang Kb yang perlu di
perhatikan, yakni pada pelaksanaan pendokumentasian bidan
diharapkan teliti agar tidak terjadi kesalahan pencatatan yang tidak
sesuai dengan kunujungan pasen berikutnya.
Strategi pertumbuhan yang dapat diimplementasikan berkaitan
dengan pencatatan dan pelaporan yaitu memanfaatkan teknologi dalam
melakukan pencatatan dan pelaporan.
Tabel 3.21
Hasil Matriks SWOT Manajemen Pelayanan KB di PMB
Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes
57
2. APD lengkap sesuai 2. Asisten bidan belum
dengan kebutuhan di mengikuti pelatihan CTU
masa pandemi 3. Tidak melayani pemasangan
3. Tersedia tempat KB Implan
sampah yang dibedakan 4. Resiko kehilangan, robek,
berdasarkan jenis basah pada buku
sampahnya, yakni pendokumentasian KB yang
sampah infeksius dan diberikan pada pasien
noninfeksius
4. Fasilitas diruangan
lengkap ada meja kursi,
bed pemeriksaan dan
troli dll
5. Ada pelayanan suntik
KB gratis setiap hari
jumat
6. Bidan memiliki SIP
yang aktif
7. Bidan dan Asisten
bidan memiliki STR
aktif
8. Tenaga pelaksana
pelayanan KB sudah
lulus D3 kebidanan
9. Bidan dengan Usia
produktif 50 tahun dan
asisten bidan 25 tahun .
10.Masa kerja bidan sudah
30 tahun
11.Bekerja sama dengan
RS rujukan, Puskesmas
PMB dan klinik
12.Ada SOP pelayanan
untuk semua jenis KB
13.Melakukan Pencatatan
lengkap harian, bulanan
dan tahunan KB dan
dilaporkan ke
puskesmas
14.Memiliki kelengkapan
administrasi seperti
Rekam Medis,
Imformed Consent,
Rujukan dan Registrasi,
Kohort KB, kartu KB.
FAKTOR
STRATEGI KSTERNAL
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
58
sehingga memudahkan kekuatan untuk mengisi kelemahan untuk menangkap
masyarakat untuk peluang. peluang.
mengakses PMB ini
2. Lokasi berada dipinggir 1. Bidan dapat membuat 1. Bekerjasama dengan
jalan ruangan Khusus KB BPJS
3. Adanya UU No.4 tahun 2. Membuka pelayanan 2. Mengikuti pelatihan-
2019 tentang kebidanan KB yang lebih lengkap pelatihan KB dan
sesuai dengan 3. Menjadwalkan seminar- seminar
kebutuhan SDM yang pelayanan KB dengan 3. Pendokumentasian pada
akan datang baik dan benar pasien bisa dilakukan
4. Bisa membuka 4. Bekerjasama dengan secara digital agar
pelayanan KB jangka BPJS terhindar dari kartu
panjang seperti implant robek/hilang.
5. Memanfaatkan
teknologi dalam
melakukan pencatatan
dan pelaporan
THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
59
Posisi Pelayanan Kebidanan KB di PMB Hj. Rani Kusmirani SST.,
SKM., M.Kes berdasarkan Analisis SWOT Penerapan stratergi bertumbuh
adalah dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki secara
optimal. Beberapa alternatif yang dapat ditempuh di antaranya sebagai
berikut.
a. Sarana danPrasarana
Di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes, alat dan vaksin
imunisasi yang digunakan sudah lengkap sesuai dengan standar ( 1
kulkas vaksin, 1 bed pasen, 1 meja instrumen ) APD lengkap sesuai
dengan kebutuhan dimasa pandemi (level 2) dan tersedianya tempat
sampah yang dibedakan berdasarkan jenis sampahnya yakni sampah
infeksius dan noninfeksius, sampah tajam. Upaya pengendalian dan
pencegahan infeksi di ruangan imunisasi ini difasilitasi dengan
tersedianya ruang khusus untuk pencegahan infeksi dan 1 wastafel.
Namun PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes ini tidak dapat
menerima dan melayani pasien BPJS. Strategi pertumbuhan yang dapat
diimplementasikan berkaitan dengan sarana dan prasarana di PMB yaitu
60
ruang imunisasi dengan fasilitas yang lengkap untuk mengantisipasi
pasien imunisasi yang banyak dan datang secara tidak teratur waktunya
sebaiknya bisa dijadwalkan hari untuk pelayanan imunisasi agar
pelayanan imunisasi bisa diberikan sesuai standar. Banyaknya fasilitas
pelayanan kesehatan seperti puskesmas, polindes dan posyandu yang
memberikan biaya lebih murah sehingga pilihan masyarakat lebih
beragam, sehingga ini menjadi kelemahan dan ancaman di PMB Hj.
Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes Untuk menyiasati agar dapat tetap
melayani pasen imunisasi perlu adanya kerjasama dan pendekatan dari
PMB dengan pihak masyarakat dan kader kesehatan.
b. Sumber Daya Manusia
Petugas kesehatan di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM.,
M.Kes telah menempuh pendidikan minimal sesuai dengan standar yaitu
tenaga pelaksana pelayanan kebidanan sudah lulus D4 dan saat ini
sedang menjalani kuliah profesi bidan, sesuai dengan kebutuhan SDM
yang akan datang, hal ini sesuai dengan adanya UU No. 4 Tahun 2019
tentang kebidanan, Praktik Mandiri Bidan hanya diperuntukan bagi
bidan berpendidikan profesi, sedangkan bidan dengan kualifikasi
diploma hanya dapat menjalankan praktik di fasilitas kesehatan, bidan
memiliki STR yang aktif, memiliki SIPB, bidan sudah mengikuti
pelatihan vaksinasi dan seminar-seminar tentang pemberian imunisasi
pada bayi dan usia asisten bidan masih termasuk kategori usia produktif
yaitu 25 tahun dan 38 tahun. Hal ini sangat berkaitan dengan kekuatan
dan kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas kepada pasien, masa kerja bidan sudah 15 tahun dalam
membuka klinik sehingga pengalaman bidan sudah cukup dalam
melakukan pelayanan kebidanan dan sudah memiliki kepercayaan dari
masyarakat setempat.
c. Pelayanan Kebidanan
62
3. Tersedia tempat sampah 3. Pasien berkunjung tidak
yang dibedakan berdasarkan sesuai jadwal imunisasi
jenis sampahnya, yakni 4. Resiko kehilangan, robek,
sampah infeksius dan basah pada buku KIA/
noninfeksius pendokumentasian
4. Fasilitas diruangan lengkap imunisasi yang diberikan
ada meja kursi, bed pada pasien
pemeriksaan dan troli dll
5. Bidan memiliki SIP yang
aktif
6. Bidan dan Asisten bidan
memiliki STR aktif
7. Tenaga pelaksana pelayanan
imunisasi ada 2 bidan
8. Bidan dengan Usia produktif
50 tahun dan asisten bidan
25 tahun .
9. Masa kerja bidan sudah 30
tahun
10. Bekerja sama dengan RS
rujukan, Puskesmas PMB
dan klinik
11. Ada SOP pelayanan untuk
semua jenis vaksin
12. Melakukan Pencatatan
lengkap harian, bulanan dan
tahunan imunisasi dan
dilaporkan ke puskesmas
13. Memiliki kelengkapan
administrasi seperti Rekam
Medis, Imformed Consent,
Rujukan dan Registrasi,
kartu imunisasi/buku KIA
FAKTOR
STRATEGI EKSTERNAL
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
63
1. Lokasi dekat dengan Strategi memanfaatkan kekuatan Strategi meminimalkan
pelayanan kesehatan lain untuk menghindari kelemahan untuk
2. Pelayanan Kesehatan ancaman. menghindari ancaman
yang bekerjasama dengan
BPJS 1. Melakukan promosi 1. Bekerjasama dengan
3. Bidan desa yang imunisasi melalui digital BPJS
melakukan posyandu 2. Melakukan pelayanan 2. Melakukan pelayanan
4. Bersaing dengan PMB, imunisasi sesuai SOP imunisasi dengan harga
bidan desa, pkm, klinik, 3. Memnimalisir terjadinya yang lebih murah
RS sekitar KIPI setelah imunisasi 3. memanfaatkan teknologi
5. Pelayanan kesehatan lain dalam melakukan
yang telah menggunakan pencatatan dan pelaporan.
pencatatan dan pelaporan
secara online atau
tekhnologi.
64
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manajemen pelayanan kebidanan di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM.,
M.Kes sudah cukup baik. Dimana pelayanan kehamilan, bersalin, nifas, KB
( Keluarga berencana ), imunisasi dari hasil analisis swot berada pada kuadran
pertumbuhan yang lebih dominan ke arah peluang dan kekuatan.
Analaisis swot mengenai manajemen pelayanan kebidanan telah dilakukan
dan mendapatkan hasil yang cukup memuaskan namun ada beberapa ancaman dan
kekurangan yang terdapat di beberapa aspek seperti tempat yang berdekatan
dengan fasilitas kesehatan lainnya, Belum bekerjasama dengan BPJS, belum
melaksanakan pelayanan tambahan secara maksimal seperti kelas ibu hamil dan
pelayanan komplementer lainnya. Dari hasil analisis tersebut maka kami
merumuskan rekomendasi strategi operasional yang berkaitan dengan pelayanan
kebidanan yaitu mengaupdate evidence base praktik terkini asuhan kebidanan
yang diterapkan di PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes, salah satunya
mengadakan kelas ibu hamil dan senam hamil, menyediakan video senam hamil,
pada persalinan menambah bed bersalin, pada nifas mengikuti pelatihan senam
nifas, menyediakan ruangan khusus senam nifas, pada KB membuat ruangan
khusus KB dan melakukan penjaringan pada wus yang belum memakai KB.
memanfaatkan teknologi tepat guna untuk melakukan pencatatan dan pelaporan
pelayanan kebidanan di PMB.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, peneliti menyarankan:
Bagi PMB Hj. Rani Kusmirani SST., SKM., M.Kes. diharapkan dapat menjadi
bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan di Praktik Mandiri Bidan :
1. Meningkatkan pelayanan kebidanan salah satunya dengan memberikan
pelayanan yang berkwalitas sesuai dengan kebutuhan pelayanan pasien.
2. Memberikan pelayanan yang intergrasi dengan fasilitas kesehatan lainnya
yang lebih tinggi jenjangnya (Pelayanan obgin, usg, Puskesmas dan Rumah
65
sakit)
3. Bekerjasama dengan BPJS untuk memberikan pelayanan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA
66