Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN REFLEKSI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA WUS NN I USIA 23 TAHUN DENGAN


PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS TOXOID DI UPTD PUSKESMAS
WANAYASA KABUPATEN PURWAKARTA
TAHUN 2023

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan Pada Stase Pra Nikah dan Pra Konsepsi
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan STIKes Medistra Indonesia

Disusun Oleh ;

NAMA : DIANA MEIDIYANI


NPM : 231560511020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES MEDISTRA INDONESIA
TA. 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN

Tanggal Ujian SCREENSHOOT FOTO UJIAN

Mahasiswa
Nama : Diana Meidiyani
NPM : 231560511031

Dosen Penguji
Nama : Dewi Rostianingsih, S.ST, M.Kes
NIDN: 0328067703

2
YAYASAN MEDISTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MEDISTRA
INDONESIA
PROGRAM STUDI PROFES NERS-PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1)
PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN – PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1)
PROGRAM STUDI FARMASI (S1)-PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D3)
Jl.Cut Mutia Raya No. 88A-Kel.Sepanjang Jaya – Bekasi Telp.(021) 82431375-77 Fax (021)
82431374
Web. http://stikesmedistra-indonesia.ac.id Email: stikesmedistraindonesia1@gmail.com

LAPORAN REFLEKSI KASUS KEBIDANAN

Nama : Diana Meidiyani

NPM : 231560511020

Stase : Pra Nikah & Pra Konsepsi

Pembimbing : Dewi Rostianingsih, SST., M.Kes

A. Kronologis Penemuan Kasus

Pada hari Senin, 22 Mei 2023 pada saat shif pagi di ruang Poli Kesehatan

Ibu dan Anak (KIA) Puskesmas Wanayasa saya bertemu dengan pasien Nn I

Usia 23 tahun mengatakan ingin meminta surat keterangan kesehatan dan

imunisasi tetanus toxoid untuk syarat pernikahan. Nn. I berencana menikah

dengan pasangannya bulan depan, Nn I dan pasangannya belum cukup

informasi mengenai persiapan pra nikah. Asuhan kebidanan pada Nn. I

dilakukan Pemeriksaan Antropometri, tanda-tanda vital, dan pemeriksaan fisik

dengan hasil yang normal. Asuhan kebidanan pada Nn. I usia 23 tahun dengan

Memberitahu hasil pemeriksaan kepada Nn. I bahwa keadaan Nn. I dalam

keadaan sehat. Memberitahu mengenai persiapan pranikah mulai dari persiapan

fisik, status gizi, pemeriksaan darah rutin, dan lainnya. Memberitahu persiapan

gizi dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang, minum tablet

1
tambah darah (TTD) yang mengandung zat besi dan asam folat. Memberitahu

untuk menjaga kesehatan organ reproduksi untuk kedua pasangan. Melakukan

skrining status imunisasi Tetanus Toxoid (TT) sebagai pencegahan dan

perlindungan diri yang aman terhadap penyakit tetanus dengan pemberian 5

dosis imunisasi Tetanus sehingga akan memiliki kekebalan seumur hidup untuk

melindungi ibu dan bayi dari penyakit tetanus. Melakukan penyuntikan

Imunisasi Tetanus Toxoid 1 di lengan kiri dosis 0,5 cc dan memberitahu efek

sampingnya. Memberitahu jadwal pemberian imunisasi selanjutnya yaitu

dianjurkan untuk melakukan suntik TT2 4 minggu setelah TT1. Memberikan

kartu calon pengantin dan surat kesehatan. Mendokumentasikan tindakan yang

sudah dilakukan.

B. Alasan Pemilihan Kasus

Penulis tertarik dengan kasus ini karena pemberian Imunisasi Tetanus

Toxoid merupakan salah satu program pemerintah yang belum terlaksana

dengan baik. Pemberian imunisasi ini diberikan untuk menekan angka kejadian

Tetanus pada wanita dan bayi dan masih banyak calon pengantin yang belum

mengetahui pentingnya pemberian Imunisasi ini sehingga pengetahuan tentang

Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) perlu ditingkatkan.

C. Evaluasi dari Kasus yang Diangkat

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang

secara aktif terhadap suatu penyakit. Imunisasi tetanus toksoid adalah proses

untuk membangun kekebalan sebagai pencegahan terhadap infeksi tetanus.

(Mulyani,S.N & Rinawati.M, 2013) dalam (Suhartatik and Mato 2018).

2
Infeksi tetanus merupakan salah satu penyebab kematian ibu dan kematian

bayi (Sari, S. N. 2017; Lestari, 2020). Program khusus bagi calon

pengantin perempuan yang digalakkan oleh pemerintah bekerjasama dengan

Kementerian Agama yaitu pemberian imunisasi TT. Kegiatan ini

bertujuan untuk menjamin atau melindungi calon ibu terhadap infeksi tetanus.

pemberian imunisasi TT pada calon pengantin juga dapat meningkatkan daya

tahan tubuh untuk mempersiapkan kehamilan guna melindungi janin hingga

mampu menurunkan angka resiko terkena tetanus neonatorum (Kementerian

Kesehatan RI, 2017) dalam (Santy, 2022).

Cakupan imunisasi Td pada status Td1 sampai Td5 pada wanita

usia subur tahun 2019 masih sangat rendah yaitu kurang dari 10%

jumlah seluruh WUS. Cakupan Td5 sebesar 8,02% dengan cakupan

tertinggi di Provinsi Jawa Timur sebesar 51,61% (Kementerian Kesehatan

RI, 2020). Angka ini menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya

imunisasi TT bagi wanita usia subur masih sangat kurang.Rendahnya

cakupan imunisasi TT calon pengantin disebabkan ketidaktahuan calon

pengantin tentang program imunisasi TT secara jelas.

Upaya untuk meningkatkan cakupan dengan pemberian konseling sebagai

proses dua arah bertujuan untuk menanamkan dan meningkatkan pengetahuan

sebagai tahap awal dalam proses perubahan perilaku (Nurhidayah, A. 2020;

Iriantika, K. A., & Margawati, A. 2017). Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Santy, 2022) di KUA Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh

Besar yaitu erdapat pengaruh pemberian konseling pada calon pengantin wanita

3
terhadap pengetahuan tentang imunisasi TT juga sejalan dengan penelitian

(Suhartatik and Mato 2018) bahwa dari hasil penelitian menunjukkan ada

hubungan antara pengetahuan dengan imunisasi tetanus toksoid pada wanita

usia subur dengan nilai p=0,002 <α=0,05.

Menurut (Adyani et al. 2023) yang mempengaruhi pengetahuan calon

pengantin dalam mempersiapkan pernikahan diantaranya adalah faktor

pendidikan yaitu dengan pemberian materi pada calon pengantin sebelum

menikah, paparan informasi atau media massa dapat mempersiapkan calon

pengantin dalam mempersiapkan pernikahan, penyuluhan kesehatan reproduksi

pada calon pengantin dapat mendeteksi masalah kesehatan reproduksi pada

calon pengantin. Selain itu kurangnya pengetahuan calon pengantin dalam

mempersiapkan pernikahan merupakan faktor yang penting sebelum menikah

untuk mencapai penikahan yang harmonis.

D. Diagnosis

Setelah dilakukan anamnesa, pemeriksaan fisik didapatkan diagnosa Nn. I

usia 23 tahun dengan Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT).

E. Analisa Mahasiswa terhadap Kasus

Analisa yang saya lakukan terhadap Nn. I usia 23 tahun dengan Pemberian

Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) secara keseluruhan sudah sesuai dengan teori.

Catin di rencanakan untuk melakukan Imunisasi Tetanus Toxoid sampai tuntas.

Pemberian informasi mengenai persiapan pra nikah perlu ditingkatkan agar

calon pengantin dapat mempersiapkan pernikahan yang sehat sehingga secara

tidak langsung dapat membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

4
F. Daftar Pustaka

Adyani, Kartika, Catur Leny Wulandari, Erika Varahika Isnaningsihna, and

Riska. 2023. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Calon

Pengantin Dalam Kesiapan Menikah.” Syntax Health Sains 4: 109–19.

Santy, Putri. 2022. “Pengaruh Konseling Imunisasi TT Terhadap Pengetahuan

Calon Pengantin (Catin).” Malahayati Nursing Journal 4 (5): 1151–58.

https://doi.org/10.33024/mnj.v4i5.6345.

Suhartatik, Suhartatik, and Rusni Mato. 2018. “Faktor Yang Berhubungan

Dengan Imunisasi Tetanus Toksoid Pada Wanita Usia Subur Di

Puskesmas Mandai Kabupaten Maros.” Media Keperawatan: Politeknik

Kesehatan Makassar 9 (1): 1. https://doi.org/10.32382/jmk.v9i1.107.

Anda mungkin juga menyukai