Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS INDIVIDU

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI PADA BY. F


UMUR 9 BULAN DENGAN IMUNISASI CAMPAK
DI UPTD PUSKESMAS SEKONGKANG

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Klinik Asuhan Kebidanan
Program Studi Profesi Bidan

Disusun oleh:
Nama : MASRAYA
NIM : 2022E2E006

PRODI PENDIDIAKN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

1
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI PADA BY. F


UMUR 9 BULAN IMUNISASI CAMPAK
DI PUSKESMAS SEKONGKANG

Disusun oleh:

Nama : MASRAYA
NIM : 2022E2E006

Telah memenuhi Persyaratan dan Disetujui


Tanggal……………………….

Menyetujui,

Pembimbing Lahan Pembimbing Pendidikan

(SANDRINILTA, S.ST) (RIZKIA AMILIA, S.ST.,M.Keb)


NIP : 198808312019022001 NIDN : 0823118802

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Individu yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi di Poli MTBS
UPTD Puskesmas Sekongkang” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi
persyaratan ketuntasan praktik klinik Asuhan Kebidanan Pada Bayi dengan
Imunisasi Campak Program Studi Profesi Bidan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Mataram. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Asuhan Kebidanan dengan menggunakan SOAP dan
Asuhan Bayi dengan Imunisasi Campak di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
Terlebih dahulu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Ibu Apt, Nurul Qiyam, S. Farm, M. Farm, K.Lin, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Mataram.
2. Ibu Aulia Amini, S.ST, M. Keb, selaku Ka. Prodi Pendidikan Profesi Bidan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Mataram.
3. Ibu Rizkia Amilia, S.ST, M. Keb, selaku Dosen Pembimbing Pendidikan yang
telah memberikan bimbingan dan masukkan dalam penyusunan laporan ini.
4. Ibu Ernawati, S.Farm, selaku Kepala UPTD Puskesmas Sekongkang yang
telah memfasilitasi selama Praktik Klinik KDPK.
5. Ibu Sandrinilta, S.ST, selaku Pembimbing Lahan yang telah memberikan
masukkan dan mendampingi selama praktik klinik
6. Suami dan anak-anak terkasih atas segala do’a, support dan pengertiannya
selama menyelesaikan Pendidikan profesi ini.
7. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini.

iii
Kemudian penulis menyadari laporan yang penulis buat ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran membangun kami perlukan demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi institusi
pendidikan dan instansi Kesehatan khususnya Puskesmas serta Mahasiswa Profesi
bidan.

Sekongkang, 21 Pebruari 2023

Masraya

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………... i


LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………... ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………… iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………… v
BAB I PENDAHULUAN …………………………………. 1
A. Latar belakang …………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………. 2
C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus ………………………………… 2
D. Manfaat ………………………………………………………… 2
BAB II TINJAUAN TEORI ………………………………… 4
A. Pengertian ………………………………………………………….. 4
B. Asuhan Kebidanan ………………………………………………...... 9
C. Manajemen Asuhan Kebidanan Dengan SOAP …………………... 10
BAB III TINJAUAN KASUS …………………………………. 12
A. DATA SUBYEKTIF ………………………………………….... .... 12
B. DATA OBYEKTIF ……………………………………………….. 15
C. ANALISA DATA ……………………………………………… 15
D. PENATALAKSANAAN ………………………………………… 15
BAB IV PEMBAHASAN …………………………………… 16
BAB V PENUTUP …………………………………………... 17
A. Kesimpulan ……………………………………………………….. 17
B. Saran ……………………………………………………………… 17
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 18

v
vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa bayi adalah saat bayi berumur satu bulan sampai dua belas
bulan. Masa bayi dimulai dari usia 0–12 bulan ditandai dengan pertumbuhan
dan perkembangan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam
kebutuhan gizi (Anwar, 2011). Bayi merupakan manusia yang baru lahir
sampai umur 12 bulan, namun tidak ada batasan yang pasti. Menurut
psikologi, bayi adalah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran
hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada
orang dewasa. (Marmi dan Rahardjo, 2015).
Indonesia ikut andil pembangunan kesehatan dalam rangka
merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs). Salah
satunya adalah Agenda ke 4 MDGs (Menurunkan angka kematian anak) yang
ditargetkan sampai dengan tahun 2015, yaitu mengurangi angka kematian
bayi dan balita sebesar dua per tiga dari tahun 1990 yaitu sebesar 20 per 1000
kelahiran hidup (Kementrian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional,
2011). Upaya membaiknya tingkat kesehatan anak dipengaruhi oleh
meningkatnya cakupan pelayanan yang diterima sejak anak berada dalam
kandungan melalui: pelayanan pemeriksaan kehamilan yang berkualitas,
persalinan oleh tenaga kesehatan utamanya di fasilitas kesehatan, pelayanan
neonatal (melalui kunjungan neonatal), cakupan imunisasi, penanganan
neonatal, bayi dan balita sakit sesuai standar baik di fasilitas kesehatan dasar
dan fasilitas kesehatan rujukan dan meningkatnya pengetahuan keluarga dan
masyarakat akan perawatan pada masa kehamilan, pada masa neonatal, bayi
dan balita, serta deteksi dini penyakit dan care seeking behavior ke fasilitas
kesehatan (Bappenas, 2011). Imunisasi merupakan investasi kesehatan yang
efektif dengan berupa upaya pencegahan terhadap penyakit infeksi yang dapat
menyebabkan kematian dan kecacatan (Ranuh, dkk. 2011).
Program imunisasi dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1956.
Kementerian Kesehatan melaksanakan Program Pengembangan Imunisasi
(PPI) pada anak dalam upaya menurunkan kejadian penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I), yaitu tuberkulosis, difteri, pertusis, campak,
polio, tetanus serta hepatitis B. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 1611/MENKES/SK/XI/2005, program pengembangan imunisasi
mencakup satu kali HB-0, satu kali imunisasi BCG, tiga kali imunisasi DPT-
HB, empat kali imunisasi polio, dan satu kali imunisasi campak. Imunisasi
BCG diberikan pada bayi umur kurang dari tiga bulan; imunisasi polio pada

1
bayi baru lahir, dan tiga dosis berikutnya diberikan dengan jarak paling cepat
empat minggu; imunisasi DPT-HB pada bayi umur dua bulan, tiga bulan
empat bulan dengan interval minimal empat minggu; dan imunisasi campak
paling dini umur sembilan bulan (Riskesda, 2013). PPI merupakan program
pemerintah guna mencapai komitmen Internasional, yaitu Universal Child
Immunization (UCI). Program UCI secara nasional dapat dicapai tahun 1990,
yaitu cakupan DPT 3, Polio 3, dan Campak minimal 80% sebelum umur 1
tahun. Sedangkan untuk DPT 1, Polio 1, dan BCG minimal mencakup 90%
(Ranuh dkk, 2011). Adapun jumlah cakupan Imunisasi Campak pada UPTD
Puskesmas sekongkang tahun 2022 yaitu
B. Rumusan Masalah
“Apakah Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal di lahan praktek sama
dengan teori yang ada?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Kebidanan Nifas Normal secara
benar dan tepat sesuai dengan langkah-langkah dan dokumentasi SOAP
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subyektif pada Bayi F
di UPTD Puskesmas Sekongkang.
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data obyektif pada Bayi F
di UPTD Puskesmas Sekongkang.
c. Mahasiswa mampu melakukan Analisa data pada Bayi F di UPTD
Puskesmas Sekongkang.
d. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan pada Bayi F di UPTD
Puskesmas Sekongkang.
e. Manfaat
1. Bagi Pasien
Mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan yang bermutu sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan dan evidence based.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan pengalaman nyata
dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi
3. Bagi Puskesmas
Tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan dapat memberikan asuhan kebidanan
bayi yang tepat dan sesuai kebutuhan, sehingga mampu meningkatkan mutu
pelayanan Puskesmas melalui kepuasan keluarga pasien.

2
4. Bagi Institusi
Institusi diharapkan memperbanyak referensi terkait Asuhan kebidanan pada
Bayi sebagai acuan bagi mahasiswa untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
1. Bayi
a. Pengertian Bayi
Masa bayi adalah saat bayi berumur satu bulan sampai dua belas
bulan. Masa bayi dimulai dari usia 0–12 bulan ditandai dengan
pertumbuhan dan perkembangan fisik yang cepat disertai dengan
perubahan dalam kebutuhan gizi (Anwar, 2011).
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan,
namun tidak ada batasan yang pasti. Menurut psikologi, bayi adalah
periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau
24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang
dewasa. (Marmi dan Rahardjo, 2015).
Tahapan pertumbuhan pada masa bayi dibagi menjadi masa
neonatus dengan usia 0-28 hari dan masa pasca neonatus dengan usia
29 hari-12 bulan (Nursalam, 2013).
Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan,
pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung dan
terjadi pertumbuhan serabutserabut syarat dan cabang-cabangnya,
sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah
dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini akan saling
mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar
berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi. Pada masa balita,
perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran
sosial, emosional dan imosional dan intelegensia berjalan sangat cepat
dan merupakan landasan perkembangan berikutnya (Marmi dan
Rahardjo, 2015).
b. Kebutuhan dasar tumbuh kembang bayi
Menurut Nursalam, 2013 kebutuhan dasar tumbuh kembang bayi
dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1) Asuh (Kebutuhan fisik – Biomedis)
Kebutuhan asuh meliputi :
a) Nutrisi yang adekuat dan seimbang
b) Perawatan kesehatan dasar Untuk mencapai kesehatan dasar
yang optimal, perlu beberapa upaya misalnya imunisasi,
kontrol ke Puskesmas atau Posyandu secara berkala, perawatan
bila sakit.

4
c) Pakaian
d) Perumahan
e) Higiene diri dan lingkungan
f) Kesegaran jasmani
2) Asih (Kebutuhan emosi dan kasih sayang)
Kebutuhan asih meliputi :
1) Kasih sayang orang tua
2) Rasa aman
3) Harga diri
4) Dukungan/dorongan
5) Mandiri
6) Rasa memiliki
3) Asah (Kebutuhan stimulasi)
Stimulasi adalah adanya perangsangan dari dunia luar berupa
latihan atau bermain. Pemberian stimulus sudah dapat dilakukan
sejak masa prenatal, kemudian lahir dengan cara menyusui bayi
pada ibunya sedini mungkin. Asah merupakan kebutuhan untuk
perkembangan mental psikososial anak yang dapat dilakukan
dengan pendidikan dan pelatihan.
2. Imunisasi Pada Bayi
a. Pengertian imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.
Imunisasi adalah memasukkan kuman penyakit yang sudah dimatikan
ke dalam tubuh anak dengan cara suntikan atau diminum, dengan
maksud agar terjadi kekebalan terhadap jenis penyakit tertentu pada
tubuh (A.S. Wahab, 2012).
Imunisasi adalah pemberian satu atau lebih antigen yang
infeksius pada seorang individu untuk merangsang sistem imun dan
memproduksi antibodi yang akan mencegah infeksi (Schwartz, 2014).
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan kepada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat
antibodi untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2018).
b. Tujuan imunisasi
Tujuan imunisasi terutama untuk memberikan perlindungan
terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Menurut
Permenkes RI (2017), program imunisasi di Indonesia memiliki tujuan
umum untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian
akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
Sedangkan, tujuan khusus dari imunisasi ini diantaranya, tercapainya

5
cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) pada bayi sesuai target
RPJMN (target tahun 2019 yaitu 93%), tercapainya Universal Child
Immunization/UCI (prosentase minimal 80% bayi yang mendapat IDL
disuatu desa/kelurahan) di seluruh desa/kelurahan, dan tercapainya
reduksi, eliminasi, dan eradikasi penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi.
Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan
menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat
(populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia
seperti pada imunisasi cacar (Ranu, dkk 2011)
Memberikan kekebalan terhadap penyakit yang tepat dapat
dicegah dengan imunisasi yaotu polio, campak, difteri, pertussis,
tetanus, TBC dan hepatitis B. (Depkes, 2013).
c. Manfaat imunisasi
Menurut Marimbi, (2010) manfaat imunisasi adalah :
1) Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan
kemungkinan cacat atau kematian
2) Memperbaiki derajat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat
dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara.
Menurut Proverawati (2010), Manfaat imunisasi tidak hanya
dirasakan oleh pemerintah dengan menurunkan angka kesakitan
dan kematian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,
tetapi dapat dirasakan oleh :
a) Anak, yaitu mencegah penderitaan yang disebabkan oleh
penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian.
b) Keluarga, yaitu menghilangkan kecemasan dan biaya
pengobatan bila anak sakit, mendorong pembentukan keluarga
apabila orangtua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa
kanak-kanak yang nyaman
c) Negara, yaitu memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan
bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan
negara.
d. Syarat pemberian imunisasi
Paling utama adalah anak yang akan mendapat imunisasi
harus dalamkondisi sehat. Sebab pada prinsipnya imunisasi itu
merupakan pemberian virus dengan memasukkan virus, bakteri,
atau bagian dari bakteri ke dalam tubuh dan kemudian
menimbulkan antibody (Hanum, 2010).

6
e. Jenis-jenis Imunisasi
Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa, agar tidak
menimbulkan efek - efek yang merugikan. Menurut Proverawati
& Andhini, 2010 Imunisasi ada 2 macam yaitu:
1) Imunisasi aktif merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang
telah dilemahkan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh
berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap
antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat
mengenali dan merersponnya. Contoh imunisasi aktif adalah
imunisasi polio atau campak.
2) Imunisasi pasif merupakan suatu proses peningkatan kekebalan
tubuh dengan cara pemberian zat imunoglobulin yaitu zat yang
dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari
plasma manusia (kekebalan yang di dapat bayi dari ibu melalui
plasenta) atau binatang (bisa ular) yang digunakan untuk
mengatasi mikroba yang sudah masuk dalam tubuh yang
terinfeksi. Contoh imunisasi pasif adalah penyuntikan ATS
(Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka
kecelakaan.
f. Jenis Imunisasi Dasar Bayi
Imunisasi dasar adalah imunisasi yang di wajibkan oleh
pemerintah yaitu meliputi Hepatitis B, Bacille Calmetee Guerin
(BCG), Campak, polio dan Vaksin Pentavalen (DPT-HB-HiB).
Imunisasi dasar lengkap adalah program imunisasi yang
dicanangkan pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan
bayi di Indonesia. Imunisasi ini diberikan mulai dari bayi baru
lahir (hepatitis B) sampai berumur 9 bulan (campak). Program
imunisasi yang diwajibkan pemerintah untuk memberikan
imunisasi dasar lengkap yaitu Hepatitis B 1 kali pemberian, BCG
1 kali pemberian,DPT/HB/HiB (pentavalen) 3 kali pemberian
dengan interval 4 minggu, polio 4 kali pemberian dengan interval
4 minggu dan campak 1 kali pemberian. Selain imunisasi yang di
wajibkan ada imunisasi yang di anjurkan pemerintah yaitu HiB
(Hemophilus Influenza Type B), MMR (Measles,mumps, rubella),
Tifoid, Hepatitis A, Varicella, jadi sifatnya tidak wajib (Hayati &
Novita, 2014).
g. Jadwal imunisasi Dasar
Jadwal pemberian imunisasi dasar untuk bayi usia 0-11
bulan terdiri dari pemberian imunisasi HB 0, BCG, DPT-HB-Hib,

7
Polio, dan MR dengan masing-masing interval waktu tertentu.
Pemberian imunisasi dasar lanjutan pada batita terdiri dari
imunisasi DPT-HBHib booster pada usia 18 bulan dan MR
booster pada usia 24 bulan (Kemenkes, 2017).
Kementerian kesehatan (Kemenkes) mengubah konsep
imunisasi dasar lengkap menjadi imunisasi rutin lengkap.
Imunisasi rutin lengkap itu terdiri dari imunisasi dasar dan
imunisasi lanjutan. Imunisasi dasar saja tidak cukup, diperlukan
imunisasi lanjutan untuk mempertahankan tingkat kekebalan yang
optimal (Kemenkes,2018).

Jadwal imunisasi menurut IDAI 2020

3. Imunisasi Campak
1. Pengertian imunisasi campak
Vaksin campak merupakan virus campak yang dilemahkan dengan fungsi
memberikan kekebalan aktif terhadap campak. Imunisasi campak
bertujuan untuk mencegah penyakit campak karena penyakit ini sangat
menular dan sering menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) (Novitasari,
2015).
2. Cara pemberian dan dosis

8
Pemberian vaksin campak sebanyak satu kali pada usia anak 9-11 bulan
dengan dosis 0,5 cc. Sebelum disuntikkan vaksin campak dilarutkan dalam
cairan pelarut steril sebanyak 5 ml kemudian disuntikkan di lengan kiri
atas secara subkutan (Novitasari, 2015).
3. Kontraindikasi
Gangguan imun pada anak perlu diperhatikan. Anak-anak dengan
imunodefisiensi (Imun lemah) atau individu dengan gangguan imun akibat
leukimia dan lymphoma merupakan kontraindikasi pemberian vaksin
campak (Depkes RI, 2017).
4. Efek samping
Hingga 15 % pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan
selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah divaksinasi. Walaupun
dilaporkan ada beberapa variasi temuan, efek samping vaksin campak
hidup (tunggal atau gabungan) umumnya adalah ringan dan terbatas untuk
anak-anak yang rentan (Pratiwi, 2011).
5. Perencanaan
Menurut Depkes 2013, perencanaan asuhan pada balita dengan imunisasi
campak adalah menyiapkan alat vaksin campak, beritahu ibu tentang
keadaan anaknya, jelaskan pada ibu pentingnya imunisasi campak, siapkan
alat vaksin campak, suntikkan vaksin campak pada balita secara SC pada
lengan kiri atas, berikan vaksin campak dengan dosis 0,5 ml, paracetamol
syrup 120ml untuk mengatasi demam pada anak, anjurkan ibu untuk tetap
menjaga kesehatan dan gizi anak serta anjurkan ibu untuk datang ke
tenaga kesehatan apabila ada keluhan.

B. Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah aktivitas atau intervensi yang dilaksanakan
oleh bidan kepada klien, yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan,
khususnya dalam KIA atau KB. Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi,
kegiatan dan tanggungjawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien
yang mempunyai kebutuhan dan/atau masalah kebidanan meliputi masa
kehamilan, persalinan, nifas, bayi dan keluarga berencana termasuk kesehatan
reproduksi perempuan serta pelayanan kesehatan masyarakat (Surtinah, 2019).
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pendokumentasian adalah suatu
pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap keadaan yang dilihat dalam
pelaksanaan asuhan kebidanan. Pendokumentasian atau catatan manajemen
kebidanan dapat diterapkan dengan metode SOAP. Dalam metode SOAP, S
adalah data subjektif, O adalah data objektif, A adalah analis/assessment dan

9
P adalah planning. SOAP merupakan catatan yang sederhana, jelas, logis dan
singkat.
Standar Asuhan Kebidanan Menurut Kepmenkes RI No
938/Menkes/2007 Standar asuhan kebidanan adalah acuan proses
pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai
dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat
kebidanan, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan,
implementasi, evaluasi, dan pencatatan asuhan kebidanan. Standar I:
Pengkajian Pernyataan standar: Bidan mengumpulkan semua informasi yang
akurat, relevan, dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien.
C. Managemen Asuhan Kebidanan Dengan SOAP
1. Data Subyektif (S)
Data subjektif berhubungan dengan masalah dari sudut pandang
klien. Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat
sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan
langsung dengan diagnosis (Handayani, 2017).
2. Data Obyektif (O)
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang
jujur, hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium.
Catatan medik dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat
dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data penunjang. Data ini akan
memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan dengan
diagnosis (Handayani, 2017).
3. Analisa (A)
Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis dan
intrepretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan
klien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan
informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses
pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Di dalam analisis menuntut
bidan untuk sering melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam
rangka mengikuti perkembangan klien. Analisis yang tepat dan akurat
mengikuti perkembangan data klien akan menjamin cepat diketahuinya
perubahan pada klien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/tindakan
yang tepat. Analisis data adalah melakukan intrepretasi data yang telah
dikumpulkan, mencakup diagnosis, masalah kebidanan, dan kebutuhan.
4. Penatalaksanaan (P)
Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,

10
tindakan segera, tindakan secara komprehensif; penyuluhan, dukungan,
kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan. Tujuan penatalaksanaan
untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan
mempertahankan kesejahteraanya.

11
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI F


UMUR 9 BULAN DENGAN IMUNISASI CAMPAK
DI UPTD PUSKESMAS SEKONGKANG

Tanggal pengkajian : 21 Pebruari 2023


Tempat pengkajian : puskesmas Sekongkang

A. Subyektif
a. Identitas Anak
Nama : By. F
Umur : 9 Bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke- : 2
b. Identitas Orangtua
Ibu Suami

Nama : Ny. S Tn. F


Umur : 30 Tahun 30 Tahun
Suku / Bangsa : Samawa/Indonesia Samawa/Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : D3 S1
Pekerjaan : PNS
c. Keluhan Utama : ibu mengatakan anaknya ingin di imunisasi campak
d. Data Kesehatan
1) Riwayat Persalinan :
a) Tanggal / Jam persalinan : 09 Mei 2022 / 08.10 WITA
b) Jenis persalinan : SC
c) Lama persalinan : 30 menit
Kala I : menit Kala III : 20 menit
Kala II : menit Kala IV : 10 menit
d) Anak lahir seluruhnya jam : 08.10 Wita
2) Riwayat Kesehatan yang Lalu
a) Penyakit yang lalu : ibu mengatakan anaknya tidak pernah
menderita penyakit apapun.
b) Riwayat Perawatan

12
Pernah dirawat di: -
Penyakit : -
c) Riwayat Operasi
Pernah dioperasi di: -
Penyakit : -
3) Riwayat Kesehatan Keluarga (Ayah, ibu, adik, paman, bibi) yang pernah
menderita sakit
(-) Kanker (-) Penyakit Hati (-) Hipertensi
(-) Diabetes Melitus (-) Penyakit Ginjal (-) Penyakit Jiwa
(-) Kelainan Bawaan (-) Hamil Kembar (-) TBC
(-) Epilepsi (-) Alergi : -
4) Riwayat Imunisasi
No Jenis imunisasi Kategor Tanggal Tempat Keterangan
KMS/Orang tua
1. HB 0 09-5-22 RSIA
2. BCG 09-6-22 Pkm
1. Polio 1 09-6-22 Pkm
2. Polio 2 08-7-22 Pkm
3. DPT 1-HB-Hib 1 08-7-22 Pkm
4. PCV 1 08-7-22 Pkm
5. Polio 3 09-8-22 Pkm
6. DPT 2-HB-Hib 2 09-8-22 Pkm
7. PCV 2 09-8-22 Pkm
8. Polio 4 09-9-22 Pkm
9. DPT 3-HB-Hib 3 09-9-22 Pkm
10. IPV 09-9-22 Pkm
11. Campak 21-2-22 Pkm

Kategori : lengkap/belum lengkap/tidak lengkap/tidak pernah


5) Riwayat Kunjungan ke Posyandu
a) Ya , Frekuensi : Teratur/tidak teratur
b) Tidak pernah, alasan
6) Kepemilikan KMS : (pilihan jawaban dilingkari salah satu)
a) Ya:
 Terisi lengkap (√)
 Tidak terisi lengkap
 Tidak terisi
b) Tidak, alasannya
 Hilang, tetapi memiliki kartu cadangan

13
 Hilang, tidak punya kartu cadangan
 Merasa tidak perlu
 Tidak diberi petugas
7) Riwayat Pemberian vitamin A
a) Ya, pada usia:
 < 6 bulan
 ≥ 6 bulan (√)
b) Tidak, alasannya:
 Tidak pernah diberikan
 Belum cukup umur
 Tidak ada manfaatnya
8) Keadaan gizi menurut KMS (cek KMS, dan dilingkari jawabannya)
a) Diatas GM (√)
b) GM
c) BGM
d) Tidak Tahu
e. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1) Nutrisi : Ibu mengatakan bayi makan nasi, sayur 3-4 x sehari, minum
air putih, dan masih ASI.
Keluhan : tdk ada
2) Pola Istirahat
Tidur siang : Ibu mengatakan bayinya tidur siang 2-3 jam
Tidur malam : Ibu mengatakan bayinya tidur malam 10-11 jam
3) Eliminasi
BAK : ibu mengatakan bayinya BAK 4-6 x/hr
BAB : ibu mengatakan bayinya BAB 1x/sehari
4) Personal Hygiene
Mandi : 2x pagi dan sore
Ganti pakaian : 2-3 x perhari
f. Bayi diberikan ASI
 Ya, sejak kapan : pertama lahir
 Rencana pemberian……….
 Tidak, alasannya……………
g. Bayi diberikan MP- ASI
1) Ya (√)
2) Usia
a) ≥ 6 bulan
b) < 6 bulan

14
3) Tidak, alasannya

B. Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : baik
2) Tanda-tanda Vital: HR : 100x / menit
RR : 40x / menit
T : 36,5 °C
3) BB sekarang / PB : 8200 gram /70 cm
b. Pemeriksaan Fisik Khusus
1) Kulit : kemerahan
2) Kepala : Mesochepal, tidak ada benjolan
3) Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
4) Mulut : Simetris, tidak ada labioscisis dan labiopalatoscisis.
5) Perut : normal
6) Ekstermitas : Simetris, jumlah jemari lengkap tangan dan kaki,tidak
odema, tidak ada kelainan, pergerakan aktif.
7) Genetalia : tidak ada kelainan
C. Analisa :
By. F umur 9 bulan dengan Imunisasi Campak
D. Penatalaksanaan
Tanggal : 21 Pebruari 2023
Waktu : 09.10 WITA
1. Memberitahu ibu bahwa keadaan bayinya sehat, hasil pemeriksaan
normal dan bayi boleh dilakukan imunisasi campak
2. Memberitahu ibu tentang imunisasi campak merupakan virus campak
yang dilemahkan dengan fungsi memberikan kekebalan aktif terhadap
campak. Imunisasi campak bertujuan untuk mencegah penyakit campak,
dosis vaksin campak yaitu 0,5 ml diberikan pada lengan sebelah kiri.
Efek samping imunisasi campak demam ringan dan kemerahan/nyeri
selama 3 hari.
3. Melakukan informed consent kepada ibu pemberian imunisasi campak
dan ibu bersedia anaknya di imunisasi campak.
4. Menyuntikkan imunisasi campak pada lengan atas sebelah kiri dengan
dosis 0,5 ml.
5. Memberikan terapi paracetamol dengan dosis 3x1.
6. Memberitahu ibu jadwal imunisasi dasar sudah lengkap dan untuk
imunisasi dasar lanjutan yaitu nanti pada usia anak 12 bulan yaitu
imunisasi PCV 3.

15
BAB IV
PEMBAHASAN

Menurut Novitasari (2015), Vaksin campak merupakan virus campak


yang dilemahkan dengan fungsi memberikan kekebalan aktif terhadap
campak. Imunisasi campak bertujuan untuk mencegah penyakit campak
karena penyakit ini sangat menular dan sering menyebabkan Kejadian Luar
Biasa. Pemberian vaksin campak sebanyak satu kali pada usia anak 9-11
bulan dengan dosis 0,5 cc. Sebelum disuntikkan vaksin campak dilarutkan
dalam cairan pelarut steril sebanyak 5 ml kemudian disuntikkan di lengan
kiri atas secara subkutan.
Menurut Kemenkes (2017), Jadwal pemberian imunisasi dasar untuk
bayi usia 0-11 bulan terdiri dari pemberian imunisasi HB 0, BCG, DPT-HB-
Hib, Polio, dan MR dengan masing-masing interval waktu tertentu.
Pemberian imunisasi dasar lanjutan pada batita terdiri dari imunisasi DPT-
HB-Hib booster pada usia 18 bulan dan MR booster pada usia 24 bulan .
Pada penatalaksanaan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
dan hal yang paling utama adalah anak yang akan mendapat imunisasi harus
dalam kondisi sehat. Sebab pada prinsipnya imunisasi itu merupakan
pemberian virus dengan memasukkan virus, bakteri, atau bagian dari bakteri
ke dalam tubuh dan kemudian menimbulkan antibody.

16
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan

1. Mahasiswa telah mampu melakukan pengkajian data subyektif pada By


Ny. S di Puskesmas Sekongkang.
2. Mahasiswa telah mampu malakukan pengkajian data obyektif pada By
Ny. S di Puskesmas Sekongkang.
3. Mahasiswa telah mampu melakukan analisa pada By Ny. S Puskesmas
Sekongkang.
4. Mahasiswa telah mampu melakukan penatalaksanaan pada By Ny. S
Puskesmas Sekongkang.
B. Saran
1. Bagi pasien
Pasien mendapatkan perawatan sesuai evidence based dan dapat
mempraktikkan untuk asuhan kebidanan pada bayi selanjutnya nanti.
2. Bagi tenaga kesehatan
Bidan sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan
pelayanan sesuai dengan asuhan kebidanan pada bayi sesuai dengan
standar yang ada.
3. Mahasiswa sebaiknya memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan klien,
seperti memberikan pendidikan kesehatan secara lengkap.
4. Bagi institusi
Dapat dijadikan bahan referensi dalam melakukan asuhan kebidanan
selanjutnya yang berhubungan dengan bayi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, N. 2012. Asuhan keperawatan anak dan balita. Jakarta : Salemba

Depkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI.

Proverawati, A. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha Offset.

Ranuh, I.G.N. 2011. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta: Badan Penerbit


Ikatan Dokter Indonesia

Novitasari, Y.D. 2015. Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi
usia 0-12 bulan di Posyandu Kencana Sendangrejo Grobongan. [Karya Tulis
Ilmiah]. Surakarta : StiKes Kusuma Husada.

Pratiwi, L.N. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi


dasar balita umur 12-23 bulan di Indonesia tahun 2010. [skripsi]. Fakultas
Kesehatan Masyarakat : Universitas Indonesia

Istriyati, E. 2011.Faktor- factor yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi


Dasar Pada Bayi di Desa Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga.
http://lib.unnes.ac.id/

18

Anda mungkin juga menyukai