Disusun oleh:
Nama : MASRAYA
NIM : 2022E2E006
1
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusun oleh:
Nama : MASRAYA
NIM : 2022E2E006
Menyetujui,
ii
KATA PENGANTAR
iii
Kemudian penulis menyadari laporan yang penulis buat ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran membangun kami perlukan demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi institusi
pendidikan dan instansi Kesehatan khususnya Puskesmas serta Mahasiswa Profesi
bidan.
Masraya
iv
DAFTAR ISI
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa bayi adalah saat bayi berumur satu bulan sampai dua belas
bulan. Masa bayi dimulai dari usia 0–12 bulan ditandai dengan pertumbuhan
dan perkembangan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam
kebutuhan gizi (Anwar, 2011). Bayi merupakan manusia yang baru lahir
sampai umur 12 bulan, namun tidak ada batasan yang pasti. Menurut
psikologi, bayi adalah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran
hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada
orang dewasa. (Marmi dan Rahardjo, 2015).
Indonesia ikut andil pembangunan kesehatan dalam rangka
merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs). Salah
satunya adalah Agenda ke 4 MDGs (Menurunkan angka kematian anak) yang
ditargetkan sampai dengan tahun 2015, yaitu mengurangi angka kematian
bayi dan balita sebesar dua per tiga dari tahun 1990 yaitu sebesar 20 per 1000
kelahiran hidup (Kementrian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional,
2011). Upaya membaiknya tingkat kesehatan anak dipengaruhi oleh
meningkatnya cakupan pelayanan yang diterima sejak anak berada dalam
kandungan melalui: pelayanan pemeriksaan kehamilan yang berkualitas,
persalinan oleh tenaga kesehatan utamanya di fasilitas kesehatan, pelayanan
neonatal (melalui kunjungan neonatal), cakupan imunisasi, penanganan
neonatal, bayi dan balita sakit sesuai standar baik di fasilitas kesehatan dasar
dan fasilitas kesehatan rujukan dan meningkatnya pengetahuan keluarga dan
masyarakat akan perawatan pada masa kehamilan, pada masa neonatal, bayi
dan balita, serta deteksi dini penyakit dan care seeking behavior ke fasilitas
kesehatan (Bappenas, 2011). Imunisasi merupakan investasi kesehatan yang
efektif dengan berupa upaya pencegahan terhadap penyakit infeksi yang dapat
menyebabkan kematian dan kecacatan (Ranuh, dkk. 2011).
Program imunisasi dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1956.
Kementerian Kesehatan melaksanakan Program Pengembangan Imunisasi
(PPI) pada anak dalam upaya menurunkan kejadian penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I), yaitu tuberkulosis, difteri, pertusis, campak,
polio, tetanus serta hepatitis B. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor 1611/MENKES/SK/XI/2005, program pengembangan imunisasi
mencakup satu kali HB-0, satu kali imunisasi BCG, tiga kali imunisasi DPT-
HB, empat kali imunisasi polio, dan satu kali imunisasi campak. Imunisasi
BCG diberikan pada bayi umur kurang dari tiga bulan; imunisasi polio pada
1
bayi baru lahir, dan tiga dosis berikutnya diberikan dengan jarak paling cepat
empat minggu; imunisasi DPT-HB pada bayi umur dua bulan, tiga bulan
empat bulan dengan interval minimal empat minggu; dan imunisasi campak
paling dini umur sembilan bulan (Riskesda, 2013). PPI merupakan program
pemerintah guna mencapai komitmen Internasional, yaitu Universal Child
Immunization (UCI). Program UCI secara nasional dapat dicapai tahun 1990,
yaitu cakupan DPT 3, Polio 3, dan Campak minimal 80% sebelum umur 1
tahun. Sedangkan untuk DPT 1, Polio 1, dan BCG minimal mencakup 90%
(Ranuh dkk, 2011). Adapun jumlah cakupan Imunisasi Campak pada UPTD
Puskesmas sekongkang tahun 2022 yaitu
B. Rumusan Masalah
“Apakah Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal di lahan praktek sama
dengan teori yang ada?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan Asuhan Kebidanan Nifas Normal secara
benar dan tepat sesuai dengan langkah-langkah dan dokumentasi SOAP
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subyektif pada Bayi F
di UPTD Puskesmas Sekongkang.
b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data obyektif pada Bayi F
di UPTD Puskesmas Sekongkang.
c. Mahasiswa mampu melakukan Analisa data pada Bayi F di UPTD
Puskesmas Sekongkang.
d. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan pada Bayi F di UPTD
Puskesmas Sekongkang.
e. Manfaat
1. Bagi Pasien
Mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan yang bermutu sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan dan evidence based.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan pengalaman nyata
dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi
3. Bagi Puskesmas
Tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan dapat memberikan asuhan kebidanan
bayi yang tepat dan sesuai kebutuhan, sehingga mampu meningkatkan mutu
pelayanan Puskesmas melalui kepuasan keluarga pasien.
2
4. Bagi Institusi
Institusi diharapkan memperbanyak referensi terkait Asuhan kebidanan pada
Bayi sebagai acuan bagi mahasiswa untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
1. Bayi
a. Pengertian Bayi
Masa bayi adalah saat bayi berumur satu bulan sampai dua belas
bulan. Masa bayi dimulai dari usia 0–12 bulan ditandai dengan
pertumbuhan dan perkembangan fisik yang cepat disertai dengan
perubahan dalam kebutuhan gizi (Anwar, 2011).
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan,
namun tidak ada batasan yang pasti. Menurut psikologi, bayi adalah
periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau
24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang
dewasa. (Marmi dan Rahardjo, 2015).
Tahapan pertumbuhan pada masa bayi dibagi menjadi masa
neonatus dengan usia 0-28 hari dan masa pasca neonatus dengan usia
29 hari-12 bulan (Nursalam, 2013).
Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama kehidupan,
pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung dan
terjadi pertumbuhan serabutserabut syarat dan cabang-cabangnya,
sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah
dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini akan saling
mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar
berjalan, mengenal huruf, hingga bersosialisasi. Pada masa balita,
perkembangan kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran
sosial, emosional dan imosional dan intelegensia berjalan sangat cepat
dan merupakan landasan perkembangan berikutnya (Marmi dan
Rahardjo, 2015).
b. Kebutuhan dasar tumbuh kembang bayi
Menurut Nursalam, 2013 kebutuhan dasar tumbuh kembang bayi
dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1) Asuh (Kebutuhan fisik – Biomedis)
Kebutuhan asuh meliputi :
a) Nutrisi yang adekuat dan seimbang
b) Perawatan kesehatan dasar Untuk mencapai kesehatan dasar
yang optimal, perlu beberapa upaya misalnya imunisasi,
kontrol ke Puskesmas atau Posyandu secara berkala, perawatan
bila sakit.
4
c) Pakaian
d) Perumahan
e) Higiene diri dan lingkungan
f) Kesegaran jasmani
2) Asih (Kebutuhan emosi dan kasih sayang)
Kebutuhan asih meliputi :
1) Kasih sayang orang tua
2) Rasa aman
3) Harga diri
4) Dukungan/dorongan
5) Mandiri
6) Rasa memiliki
3) Asah (Kebutuhan stimulasi)
Stimulasi adalah adanya perangsangan dari dunia luar berupa
latihan atau bermain. Pemberian stimulus sudah dapat dilakukan
sejak masa prenatal, kemudian lahir dengan cara menyusui bayi
pada ibunya sedini mungkin. Asah merupakan kebutuhan untuk
perkembangan mental psikososial anak yang dapat dilakukan
dengan pendidikan dan pelatihan.
2. Imunisasi Pada Bayi
a. Pengertian imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.
Imunisasi adalah memasukkan kuman penyakit yang sudah dimatikan
ke dalam tubuh anak dengan cara suntikan atau diminum, dengan
maksud agar terjadi kekebalan terhadap jenis penyakit tertentu pada
tubuh (A.S. Wahab, 2012).
Imunisasi adalah pemberian satu atau lebih antigen yang
infeksius pada seorang individu untuk merangsang sistem imun dan
memproduksi antibodi yang akan mencegah infeksi (Schwartz, 2014).
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan kepada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat
antibodi untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2018).
b. Tujuan imunisasi
Tujuan imunisasi terutama untuk memberikan perlindungan
terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Menurut
Permenkes RI (2017), program imunisasi di Indonesia memiliki tujuan
umum untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian
akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
Sedangkan, tujuan khusus dari imunisasi ini diantaranya, tercapainya
5
cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) pada bayi sesuai target
RPJMN (target tahun 2019 yaitu 93%), tercapainya Universal Child
Immunization/UCI (prosentase minimal 80% bayi yang mendapat IDL
disuatu desa/kelurahan) di seluruh desa/kelurahan, dan tercapainya
reduksi, eliminasi, dan eradikasi penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi.
Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan
menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat
(populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia
seperti pada imunisasi cacar (Ranu, dkk 2011)
Memberikan kekebalan terhadap penyakit yang tepat dapat
dicegah dengan imunisasi yaotu polio, campak, difteri, pertussis,
tetanus, TBC dan hepatitis B. (Depkes, 2013).
c. Manfaat imunisasi
Menurut Marimbi, (2010) manfaat imunisasi adalah :
1) Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan
kemungkinan cacat atau kematian
2) Memperbaiki derajat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat
dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara.
Menurut Proverawati (2010), Manfaat imunisasi tidak hanya
dirasakan oleh pemerintah dengan menurunkan angka kesakitan
dan kematian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,
tetapi dapat dirasakan oleh :
a) Anak, yaitu mencegah penderitaan yang disebabkan oleh
penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian.
b) Keluarga, yaitu menghilangkan kecemasan dan biaya
pengobatan bila anak sakit, mendorong pembentukan keluarga
apabila orangtua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa
kanak-kanak yang nyaman
c) Negara, yaitu memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan
bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan
negara.
d. Syarat pemberian imunisasi
Paling utama adalah anak yang akan mendapat imunisasi
harus dalamkondisi sehat. Sebab pada prinsipnya imunisasi itu
merupakan pemberian virus dengan memasukkan virus, bakteri,
atau bagian dari bakteri ke dalam tubuh dan kemudian
menimbulkan antibody (Hanum, 2010).
6
e. Jenis-jenis Imunisasi
Imunisasi telah dipersiapkan sedemikian rupa, agar tidak
menimbulkan efek - efek yang merugikan. Menurut Proverawati
& Andhini, 2010 Imunisasi ada 2 macam yaitu:
1) Imunisasi aktif merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang
telah dilemahkan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh
berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap
antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat
mengenali dan merersponnya. Contoh imunisasi aktif adalah
imunisasi polio atau campak.
2) Imunisasi pasif merupakan suatu proses peningkatan kekebalan
tubuh dengan cara pemberian zat imunoglobulin yaitu zat yang
dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari
plasma manusia (kekebalan yang di dapat bayi dari ibu melalui
plasenta) atau binatang (bisa ular) yang digunakan untuk
mengatasi mikroba yang sudah masuk dalam tubuh yang
terinfeksi. Contoh imunisasi pasif adalah penyuntikan ATS
(Anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka
kecelakaan.
f. Jenis Imunisasi Dasar Bayi
Imunisasi dasar adalah imunisasi yang di wajibkan oleh
pemerintah yaitu meliputi Hepatitis B, Bacille Calmetee Guerin
(BCG), Campak, polio dan Vaksin Pentavalen (DPT-HB-HiB).
Imunisasi dasar lengkap adalah program imunisasi yang
dicanangkan pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan
bayi di Indonesia. Imunisasi ini diberikan mulai dari bayi baru
lahir (hepatitis B) sampai berumur 9 bulan (campak). Program
imunisasi yang diwajibkan pemerintah untuk memberikan
imunisasi dasar lengkap yaitu Hepatitis B 1 kali pemberian, BCG
1 kali pemberian,DPT/HB/HiB (pentavalen) 3 kali pemberian
dengan interval 4 minggu, polio 4 kali pemberian dengan interval
4 minggu dan campak 1 kali pemberian. Selain imunisasi yang di
wajibkan ada imunisasi yang di anjurkan pemerintah yaitu HiB
(Hemophilus Influenza Type B), MMR (Measles,mumps, rubella),
Tifoid, Hepatitis A, Varicella, jadi sifatnya tidak wajib (Hayati &
Novita, 2014).
g. Jadwal imunisasi Dasar
Jadwal pemberian imunisasi dasar untuk bayi usia 0-11
bulan terdiri dari pemberian imunisasi HB 0, BCG, DPT-HB-Hib,
7
Polio, dan MR dengan masing-masing interval waktu tertentu.
Pemberian imunisasi dasar lanjutan pada batita terdiri dari
imunisasi DPT-HBHib booster pada usia 18 bulan dan MR
booster pada usia 24 bulan (Kemenkes, 2017).
Kementerian kesehatan (Kemenkes) mengubah konsep
imunisasi dasar lengkap menjadi imunisasi rutin lengkap.
Imunisasi rutin lengkap itu terdiri dari imunisasi dasar dan
imunisasi lanjutan. Imunisasi dasar saja tidak cukup, diperlukan
imunisasi lanjutan untuk mempertahankan tingkat kekebalan yang
optimal (Kemenkes,2018).
3. Imunisasi Campak
1. Pengertian imunisasi campak
Vaksin campak merupakan virus campak yang dilemahkan dengan fungsi
memberikan kekebalan aktif terhadap campak. Imunisasi campak
bertujuan untuk mencegah penyakit campak karena penyakit ini sangat
menular dan sering menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) (Novitasari,
2015).
2. Cara pemberian dan dosis
8
Pemberian vaksin campak sebanyak satu kali pada usia anak 9-11 bulan
dengan dosis 0,5 cc. Sebelum disuntikkan vaksin campak dilarutkan dalam
cairan pelarut steril sebanyak 5 ml kemudian disuntikkan di lengan kiri
atas secara subkutan (Novitasari, 2015).
3. Kontraindikasi
Gangguan imun pada anak perlu diperhatikan. Anak-anak dengan
imunodefisiensi (Imun lemah) atau individu dengan gangguan imun akibat
leukimia dan lymphoma merupakan kontraindikasi pemberian vaksin
campak (Depkes RI, 2017).
4. Efek samping
Hingga 15 % pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan
selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah divaksinasi. Walaupun
dilaporkan ada beberapa variasi temuan, efek samping vaksin campak
hidup (tunggal atau gabungan) umumnya adalah ringan dan terbatas untuk
anak-anak yang rentan (Pratiwi, 2011).
5. Perencanaan
Menurut Depkes 2013, perencanaan asuhan pada balita dengan imunisasi
campak adalah menyiapkan alat vaksin campak, beritahu ibu tentang
keadaan anaknya, jelaskan pada ibu pentingnya imunisasi campak, siapkan
alat vaksin campak, suntikkan vaksin campak pada balita secara SC pada
lengan kiri atas, berikan vaksin campak dengan dosis 0,5 ml, paracetamol
syrup 120ml untuk mengatasi demam pada anak, anjurkan ibu untuk tetap
menjaga kesehatan dan gizi anak serta anjurkan ibu untuk datang ke
tenaga kesehatan apabila ada keluhan.
B. Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah aktivitas atau intervensi yang dilaksanakan
oleh bidan kepada klien, yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan,
khususnya dalam KIA atau KB. Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi,
kegiatan dan tanggungjawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien
yang mempunyai kebutuhan dan/atau masalah kebidanan meliputi masa
kehamilan, persalinan, nifas, bayi dan keluarga berencana termasuk kesehatan
reproduksi perempuan serta pelayanan kesehatan masyarakat (Surtinah, 2019).
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pendokumentasian adalah suatu
pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap keadaan yang dilihat dalam
pelaksanaan asuhan kebidanan. Pendokumentasian atau catatan manajemen
kebidanan dapat diterapkan dengan metode SOAP. Dalam metode SOAP, S
adalah data subjektif, O adalah data objektif, A adalah analis/assessment dan
9
P adalah planning. SOAP merupakan catatan yang sederhana, jelas, logis dan
singkat.
Standar Asuhan Kebidanan Menurut Kepmenkes RI No
938/Menkes/2007 Standar asuhan kebidanan adalah acuan proses
pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai
dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat
kebidanan, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan,
implementasi, evaluasi, dan pencatatan asuhan kebidanan. Standar I:
Pengkajian Pernyataan standar: Bidan mengumpulkan semua informasi yang
akurat, relevan, dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien.
C. Managemen Asuhan Kebidanan Dengan SOAP
1. Data Subyektif (S)
Data subjektif berhubungan dengan masalah dari sudut pandang
klien. Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat
sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan
langsung dengan diagnosis (Handayani, 2017).
2. Data Obyektif (O)
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang
jujur, hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium.
Catatan medik dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat
dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data penunjang. Data ini akan
memberikan bukti gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan dengan
diagnosis (Handayani, 2017).
3. Analisa (A)
Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis dan
intrepretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan
klien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan
informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses
pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Di dalam analisis menuntut
bidan untuk sering melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam
rangka mengikuti perkembangan klien. Analisis yang tepat dan akurat
mengikuti perkembangan data klien akan menjamin cepat diketahuinya
perubahan pada klien, dapat terus diikuti dan diambil keputusan/tindakan
yang tepat. Analisis data adalah melakukan intrepretasi data yang telah
dikumpulkan, mencakup diagnosis, masalah kebidanan, dan kebutuhan.
4. Penatalaksanaan (P)
Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,
10
tindakan segera, tindakan secara komprehensif; penyuluhan, dukungan,
kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan. Tujuan penatalaksanaan
untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan
mempertahankan kesejahteraanya.
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Subyektif
a. Identitas Anak
Nama : By. F
Umur : 9 Bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke- : 2
b. Identitas Orangtua
Ibu Suami
12
Pernah dirawat di: -
Penyakit : -
c) Riwayat Operasi
Pernah dioperasi di: -
Penyakit : -
3) Riwayat Kesehatan Keluarga (Ayah, ibu, adik, paman, bibi) yang pernah
menderita sakit
(-) Kanker (-) Penyakit Hati (-) Hipertensi
(-) Diabetes Melitus (-) Penyakit Ginjal (-) Penyakit Jiwa
(-) Kelainan Bawaan (-) Hamil Kembar (-) TBC
(-) Epilepsi (-) Alergi : -
4) Riwayat Imunisasi
No Jenis imunisasi Kategor Tanggal Tempat Keterangan
KMS/Orang tua
1. HB 0 09-5-22 RSIA
2. BCG 09-6-22 Pkm
1. Polio 1 09-6-22 Pkm
2. Polio 2 08-7-22 Pkm
3. DPT 1-HB-Hib 1 08-7-22 Pkm
4. PCV 1 08-7-22 Pkm
5. Polio 3 09-8-22 Pkm
6. DPT 2-HB-Hib 2 09-8-22 Pkm
7. PCV 2 09-8-22 Pkm
8. Polio 4 09-9-22 Pkm
9. DPT 3-HB-Hib 3 09-9-22 Pkm
10. IPV 09-9-22 Pkm
11. Campak 21-2-22 Pkm
13
Hilang, tidak punya kartu cadangan
Merasa tidak perlu
Tidak diberi petugas
7) Riwayat Pemberian vitamin A
a) Ya, pada usia:
< 6 bulan
≥ 6 bulan (√)
b) Tidak, alasannya:
Tidak pernah diberikan
Belum cukup umur
Tidak ada manfaatnya
8) Keadaan gizi menurut KMS (cek KMS, dan dilingkari jawabannya)
a) Diatas GM (√)
b) GM
c) BGM
d) Tidak Tahu
e. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1) Nutrisi : Ibu mengatakan bayi makan nasi, sayur 3-4 x sehari, minum
air putih, dan masih ASI.
Keluhan : tdk ada
2) Pola Istirahat
Tidur siang : Ibu mengatakan bayinya tidur siang 2-3 jam
Tidur malam : Ibu mengatakan bayinya tidur malam 10-11 jam
3) Eliminasi
BAK : ibu mengatakan bayinya BAK 4-6 x/hr
BAB : ibu mengatakan bayinya BAB 1x/sehari
4) Personal Hygiene
Mandi : 2x pagi dan sore
Ganti pakaian : 2-3 x perhari
f. Bayi diberikan ASI
Ya, sejak kapan : pertama lahir
Rencana pemberian……….
Tidak, alasannya……………
g. Bayi diberikan MP- ASI
1) Ya (√)
2) Usia
a) ≥ 6 bulan
b) < 6 bulan
14
3) Tidak, alasannya
B. Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan Umum : baik
2) Tanda-tanda Vital: HR : 100x / menit
RR : 40x / menit
T : 36,5 °C
3) BB sekarang / PB : 8200 gram /70 cm
b. Pemeriksaan Fisik Khusus
1) Kulit : kemerahan
2) Kepala : Mesochepal, tidak ada benjolan
3) Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
4) Mulut : Simetris, tidak ada labioscisis dan labiopalatoscisis.
5) Perut : normal
6) Ekstermitas : Simetris, jumlah jemari lengkap tangan dan kaki,tidak
odema, tidak ada kelainan, pergerakan aktif.
7) Genetalia : tidak ada kelainan
C. Analisa :
By. F umur 9 bulan dengan Imunisasi Campak
D. Penatalaksanaan
Tanggal : 21 Pebruari 2023
Waktu : 09.10 WITA
1. Memberitahu ibu bahwa keadaan bayinya sehat, hasil pemeriksaan
normal dan bayi boleh dilakukan imunisasi campak
2. Memberitahu ibu tentang imunisasi campak merupakan virus campak
yang dilemahkan dengan fungsi memberikan kekebalan aktif terhadap
campak. Imunisasi campak bertujuan untuk mencegah penyakit campak,
dosis vaksin campak yaitu 0,5 ml diberikan pada lengan sebelah kiri.
Efek samping imunisasi campak demam ringan dan kemerahan/nyeri
selama 3 hari.
3. Melakukan informed consent kepada ibu pemberian imunisasi campak
dan ibu bersedia anaknya di imunisasi campak.
4. Menyuntikkan imunisasi campak pada lengan atas sebelah kiri dengan
dosis 0,5 ml.
5. Memberikan terapi paracetamol dengan dosis 3x1.
6. Memberitahu ibu jadwal imunisasi dasar sudah lengkap dan untuk
imunisasi dasar lanjutan yaitu nanti pada usia anak 12 bulan yaitu
imunisasi PCV 3.
15
BAB IV
PEMBAHASAN
16
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
Novitasari, Y.D. 2015. Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi
usia 0-12 bulan di Posyandu Kencana Sendangrejo Grobongan. [Karya Tulis
Ilmiah]. Surakarta : StiKes Kusuma Husada.
18