Dosen Pembimbing:
Herinawati, M.Keb
Oleh :
Neli Hartati
PO.71242210012
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus Mata Kuliah Praktik
Asuhan Kebidanan Komprehensif pada KB dan Kespro Ny. F Akseptor KB Implan.
Penulisanan laporan ini dalam rangka menerapkan tugas mata kuliah
praktik klinik kebidanan komprehensif stase KB dan Kespro yang merupakan salah
satu mata kuliah atau kurikulum yang harus dilalui dalam proses pendidikan profesi
kebidanan. Penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Hj. Suryani, S.Pd, M.PH selaku Kepala Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Jambi
2. Lia Artika Sari, M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Poltekkes
Kemenkes Jambi
3. Herinawati, M.Keb selaku Dosen Pembimbing Institusi
4. Herni Ningsih, S.ST sebagai Pembimbing Lahan di PMB Herni Ningsih, S.ST.
5. Kakak-kakak bidan dan perawat serta rekan-rekan yang telah memberi
banyak masukan dalam laporan ini yang telah memberikan masukan dan
pengarahan kepada penulis sehingga laporan ini diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan dengan demikian penulis sangan mengharapkan petunjuk dan saran
serta kritik dari dosen pembimbing. Akhir kata semoga hasil laporan ini
memberikan manfaat yang berguna bagi yang membutuhkannya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 3
D. Manfaat ................................................................................................. 4
BAB IV PEMBAHASAN
Analisis Kasus dengan kajian teori jurnal/EBM .......................................... 33
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 42
B. Saran ..................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penduduk sekitar 255 juta jiwa atau sekitar 3,5% dari keseluruhan jumlah penduduk
dunia, di susul oleh negara Filipina memiliki sekitar 102,5 juta jumlah penduduk.
Serta negara terpadat ke tiga adalah negara Vietnam dengan 90,7 juta jiwa (Safrina
2012).
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada catur
biru dan lingkaran emas dan mengarahkan pada pelayanan Metode Kontrasepsi
Efektif Terpilih (MKET) yang meliputi AKDR, susuk KB, dan Kontap (Manuaba,
2018).
Usia subur seorang wanita biasanya antara 15-49 tahun, oleh karena itu untuk
KB Aktif pada profil kesehatan 2013, jumlah PUS di seluruh Indonesia mencapai
44.738.378 orang dengan jumlah peserta KB Baru 8.647.024 orang (19,33%), dan
1
2
(MOW) 3,53%, Medis Operatif Pria (MOP) 0,68%, Implan 8,26%, Kondom 2,50%,
Suntik 47,19%, Pil 26,81% (Depkes RI, 2013). Hasil survey peserta KB aktif di
Indonesia Tahun 2015 menunjukan kontrasepsi suntik masih menjadi pilihan utama
pada Pasangan Usia Subur (PUS) dengan presentase sebanyak (53,80%), di susul
oleh kontrasepsi pil (28,30%), 2 implant (21,99%), IUD ( 6,79%), MOW (5,59 %),
mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dengan
salah satu program untuk menurunkan AKI dan menekan angka pertumbuhan
MDGS 2015, yakni 110 per 100.000 kelahiran hidup, maka AKI saat ini masih perlu
diturunkan lagi.
Berdasarkan data yang didapat pada tahun 2021 jumlah penduduk di wilayah
kerja PMB Herni Ningsih, S.ST adalah 9.747 jiwa dengan jumlah PUS 6.652 jiwa,
dengan akseptor aktif 4.395 jiwa dan jumlah peserta akseptor KB baru adalah 1.715
(36,3%), pil 702 (40,9%), implant 151 (8,8 %), kondom 192 (11,2 %), IUD 7
(0,4%), MOW 0, MOP 40 (2.3%) (Laporan PMB Herni Ningsih, S.ST, 2021).
Implan Pada Ny. F di PMB Herni Ningsih, S.ST Kabupaten Muaro Jambi Tahun
2022”.
2
3
B. Rumusan Masalah
Tahun 2022.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tahun 2022.
Tahun 2022.
3
4
2022.
Implan di PMB Herni Ningsih, S.ST Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2022.
Implan di PMB Herni Ningsih, S.ST Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2022.
D. Manfaat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti „mencegah‟ atau
„melawan‟ dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang
dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan.
Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan
antara sel telur yang matang dengan sperma tersebut (Pinem,2018).
Kontrasepsi terbagi atas dua yaitu secara alami dan bantuan
alat. Kontrasepsi alami merupakan metode kontrasepsi tanpa menggunakan
bantuan alat apapun, caranya adalah dengan tidak melakukan hubungan
seksual pada masa subur, cara ini lebih dikenal dengan metode kalender.
Kelebihannya adalah memperkecil kemungkinan terjadinya efek samping
karena tidak menggunakan alat sedangkan kelemahannya adalah kurang
efektif karena kadar perhitungan masa subur bisa meleset dan tidak akurat
(Wikojoastro, 2013).
B. Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi Implant
1. Pengertian Kontrasepsi Implant
Implant Adalah alat kontrasepsi yang mengandung hormon
levonorgestel yang dibungkus dalam kapsul silastik-silikon dan di susukan
di bawah kulit, setiap kapsul mengandung 36 mg levonorgetel yang akan
dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80 mg. (Firdayanti, 2012:87).
Implant atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi
yang berbentuk batang dengan panjang sekitar 4 cm yang didalamnya
terdapat hormon progesteron, implan ini kemudian dimasukkan kedalam kulit
dibagian lengan atas. Hormon tersebut kemudian akan dilepaskan secara
perlahan dan impalnt ini dapat efektif sebagai alat kontrasepsi selama 3
tahun. (Purwoastuti dan Walyani, 2015:203).
Implant adalah alat kontasepsi yang disusupkan di bawah kulit,
biasanya di pasang dilengan atas. Cara kerjanya sama dengan pil, implant
mengandung lenovogestrel. Keuntungan dari metode implan ini antra lain
tahan sampai 5 tahun, kesubukan akan kembali segera setelah pengangkatan.
Efektifitas sangat tinggi, angka kegagalan 1-3 %. (Padila,2014:201).
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
1) Persiapan
a) Langkah 1
Pastikan klien telah mencuci dan membilas lengan atas hingga
bersih. Periksa kembali tidak ada sisa sabun karena dapat
menurunkan efektivitas antiseptik tertentu.
b) Langkah 2
Lapisi tempat penyangga lengan atau meja samping dengan kain
bersih. c) Langkah 3
Persilahkan klien berbaring dan lengan atas yang telah
disiapkan, ditempatkan diatas meja penyangga, lengan atas
o o
membentuk sudut 30 terhadap bahu dan sendi siku 90 untuk
memudahkan petugas melakukan pemasangan
d) Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm (3 inci) diatas
lipat siku dan reka posisi kapsul di bawah kulit (subdermal).
e) Langkah 5
Siapkan tempat peralatan dan bahan serta buka bungkus steril
tanpa menyentuh peralatan yang ada didalamnya. Untuk implan 2 plus,
kapsul sudah berada di dalam trokar.
f) Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan steril indoplant dengan menarik
kedua lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul ke dalam
mangkok steril. Untuk impalnt 2 plus, kapsul sudah berada di dalam
trokar.
2) Tindakan Sebelum Pemasangan
a) Langkah 1
Cuci tangan dengan sabun dan air, keringkan dengan kain
bersih b) Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DTT (ganti sarung tangan untuk setiap klien
guna mencegah kontaminasi silang).
11
12
c) Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai, hitung kapsul
untuk memastikan jumlahnya sudah 2.
d) Langkah 4
Persiapkan tempat insisi dengan mengoleskan larutan antiseptik.
Hapus antiseprik yang berlebihan bila larutan ini mengaburkan tanda
yang sudah dibuat sebelumnya.
e) Langkah 5
Fokuskan area pemasangan dengan menempatkan kain penutup (doek) atau
kertas steril berlubang. Letakkan kain steril dibawah lengan atas.
f) Langkah 6
Setelah memastikan (dari anamnesa) tidak ada riwayat alergi terhadap
obat anastesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anastesi (lidocaine 1%,
tanpa epinefrin). Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit
selama memasang dua kapsul implan-2.
g) Langkah 7
Lakukan anastesi lokal: intrakutan dan subdermal. Hal ini akan
membuat kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya dan dorong
jarum untuk menyuntikkan anestesi pada kedua jalur kapsul (masing-
masing 1 ml) membentuk huruf V.
1) Pemasangan kapsul
Sebelum membuat insisi, pastikan efek anastesi telah berlangsung
dan sensasi nyeri hilang.
a) Langkah 1
o
Pegang skalpel dengan sudut 45 buat insisi dangkal hanya
untuk sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang
panjang atau dalam.
b) Langkah 2
Trokar harus di pegang dengan ujung yang tajam menghadap
keatas. Tanda 1 dekat kapsul menunjukkan batas masuknya trokar
sebelum memasukkan setiap kapsul. Tanda 2 dekat ujung
menunjukkan batas pencabutan trokar setekah memasang setiap
kapsul.
12
13
c) Langkah 3
Dengan trokar di mana posisi angka (impaln-2) dan panah (impant-
2 plus) menghadap ke atas masukkan ujung trokar pada luka
o
insisi dengan posisi 45 (saat memasukkan ujung trokar)
o
kemudian turunkan menjadi 30 saat memasuki lapisan subdermal
dan sejajar permukaan kulit saat mendorong hingga tanda 1 (3-
5 mm dari pangkal trokar).
d) Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit, angkat trokar ke
atas, sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan
dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus
selalu terlihat mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya
trokar akan lancar bila berada tepat dibawah kulit.
e) Langkah 5
Saat trokar masuk sampai tanda (1), cabut pendorong dari
trokar (implan-2). Untuk implan-2 plus, justru pendorong
dimasukkan (posisi panah disebelah atas) setelah tanda 1
o
tercapai dan diputar 180 searah jarum jam hingga terbebas dari
tahanan karena ujung pendorong memasuki alur kapsul yang ada
didalam saluran trokar.
f) Langkah 6
Masukkan kapsul pertama kedalam trokar. Gunakan pinset
atau klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan kedalam
trokar. Untuk mencegah kapsul jatuh pada waktu dimasukkan
kedalam trokar, letakkan satu tangan di bawah kapsul untuk
menangkap bila kapsul tersebut jatuh. Langkah ini tidak di
lakukan pada impalan-2 plus karena kapsul sudah ada didalam
trokar. Dorong kapsul sampai seluruhnya masuk kedalam
trokar dan masukkan kembali pendorong.
g) Langkah 7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung
trokar sampai terasa ada tahanan (jika setengah bagian pendorong
masuk ke dalam trokar). Untuk implan-2 plus, setelah pendorong
masuk jalur kapsul maka dorong kapsul hingga terasa ada tahanan.
13
14
h) Langkah 8
Tahan pendorong ditempatya kemudian tarik trokar
dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk mendekati pangkal
pendorong sampai tanda 2 muncul diluka insisi dan pangkalnya
menyentuh pegangan pendorong. Untuk implan-2 plus, pangkal
trokar tidak akan mencapai pangkal pendorong (tertahan di
tengah) karena terhalang oleh ujung pendorong yang belum
memperoleh akses ke kapsul kedua.
i) Langkah 9
Saat pangkal trokar menyentuh pegangan pendorong, tanda (2)
harus terlihat ditepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari
trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul
dengan jari untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya
dari trokar.
j) Langkah 10
n) Langkah 14
Pastikan ujung dari kedua kapsul harus cukup jauh dari luka
insisi (sekitar 5 mm). Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu dekat
dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang
kembali ditempat yang tepat.
o) Langkah 15
3) Perawatan klien
2) Jaga luka insisi tetap kering dan bersih selama paling sedikit 48 jam. Luka
16
17
insisi dapat mengalami infeksi bila basah saat mandi atau mencuci pakaian
3) Jangan mambuka pembalut tekan selama 48 jam dan biarkan band aid
ditempatnya sampai luka insisi sembuh (umunya 3-5 hari).
4) Klien dapat segera bekerja secara rutin. Hindari benturan atau luka
didaerah tersebut atau menambahkan tekanan.
2) Bila terjadi abses (dengan atau tanpa ekspulsi kapsul), cabut semua
kapsul. (Prawirohardjo, 2012:PK-18-28).
17
18
dan diakui kebenarannya serta situasi dan kondisi tindakan harus dianalisa
secara teoritis.
a. Data subjektif
b. Data Objektif
c. Assesmen/Diagnosa
d. Planning/Perencanaan
19
20
1. Pengertian
20
21
21
22
23
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA (KB)
A BIODATA
Nama klien/Ibu : Ny. F Nama suami : Tn. A
1.
Umur : 31 Tahun Umur : 36
Agama : Islam Agama Tahn :
Pendidikan : Pendidikan Islam
Pekerjaan SMU : Pekerjaan : SMU
Alamat IRT Alamat : Swasta
No. Telp/HP : RT. 10 Sekernan No. Telp/HP : RT. 10 Sekernan
:- : -
2 1
2 Jumlah anak hidup : Umur anak - - 3 5
Perempuan Laki-laki Tahun Bulan Hari
kecil
B Penapisan
Anamnese :
1. Haid terakhir - - - - - - 2. Siklus : √ teratur
Tanggal Bulan Tahun
3. Hamil/diduga hamill : - Ya Tidak 4. Jumlah P3A0
5. Menyusui ya - Tidak
6. Riwayat Penyakit sebelumnya : Ya Tdk
Sakit Kuning
Perdarahan pervaginam yang tidak :
Diketahui sebabnya
Keputihan yang lama :
Tumor
Payudara :
Uterus
Ovarium
24
25
PEMERIKSAAN :
1. Keadaan Umum : Baik 2. Berat Badan : 57 Kg
3. Tekanan Darah : 120/70 mmHg 4. Conjunctiva pucat merah muda
25
26
D
NAMA : Ny. F NO. RM : PERENCANAAN RUANG :
UMURTANGGALNOSA/
: 31 Tahun/ D KELAS : NAMA &
IAG TANGGAL : 23 Mei 2022
Pkl. MASALAH PERENCANAAN PARAF
Diagnosis/masalah : Akseptor KB Implant
23 Mei 2022/ Ibu Post partum 35 hari 1) Lakukan informed consent pada ibu
TANGGAL /
10.30 Wib CATATANLAKSANAANNAMA
dan ingin menggunakan PE keluarga/suami dan bantu ibu menentukan &
Pkl. PARA F
Alkon Impant alat kontrasepsi yg akan digunakan dengan
menggunakan aplikasi KLOP KB
2) Lakukan pemeriksaan fisik pada ibu
3) Berikan kesempatan pada klien untuk
mengemukakan masalahnya
4) Jelaskan tentang implant (definisi, cara
kerja, idikasi dan kontraindikasi, efek
samping, keuntungan dan kekurangan
implan)
5) Lakukan tekhnik pemasangan implant yang
baik dan benar sesuai standar yang berlaku
6) Lakukan konseling pasca pemasangan
tentang perawatan luka insisi dirumah
dan kapan kunjungan ulang klien tersebut
7) Anjurkan kepada ibu agar datang kapan
saja apabila ada masalah atau gangguan
kesehatan setelah pemasangan implant
8) Dokumentasikan semua asuhan yang
diberikan
26
23 Mei 2022/ 1) Memberikan konseling pada ibu pasca persalinan dengan
10.30 Wib
menggunakan media alat bantu,KLOP KB ,informed consent
p ada ib u dan s u ami dan b antu ib u u ntu k men et ukan p emil ihan 27
Alkon
2) Menjelaskan kepada ibu tentang efek samping yang bisa timbul
dari pemakaian KB Implant
a. Gangguan haid
b. Perubahan berat badan
3) Menjelaskan kelebihan dan kekurangan pemakaian KB
Implant a. Kelebihan
1. Sangat efektif.
2. Pencegahan kehamilan jangka panjang.
3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri.
4. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI(
b. Kekurangan
1. Sering ditemukan gangguan haid seperti: siklus
haid memendek atau memanjang,
perdarahan yang banyak atau
sedikit, perdarahan tidak teratur atau perdarahan
bercak (spotting), tidak haid sama sekali.
2. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu .
3. Pemasangan memerlukan tidakan insisi pada kulit.
4. Permasalahan berat badan merupakan efek samping
tersering.
5. Tidak menjamin terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B virus atau infeksi virus HIV.
6. Menimbulkan jaringan parut bekas luka insisi.
4) Memberikan kesempatan pada klien untuk
mengemukakan masalahnya. Ibu saat ini sedang menyusui
dan ibu ingin menggunakan KB dalam jangka waktu yang
lama, salah satunya yaitu KB implan dan ibu ingin tahu tentang
KB implant.
5) Menjelaskan tentang implant (definisi, cara kerja, indikasi,
kontraindikasi, efek samping, serta keuntungan dan kerugian).
Implant atau susuk kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi yang
berbentuk batang dengan panjang sekitar 4 cm yang didalamnya
terdapat hormon progesteron, implan ini kemudian dimasukkan
kedalam kulit dibagian lengan atas. Hormon tersebut kemudian
akan dilepaskan secara perlahan dan impalnt ini dapat efektif
sebagai alat kontrasepsi selama 3 tahun. Keuntungan kontrasepsi
implant yaitu daya guna tinggi , perlindungan jangka panjang
sampai 5 tahun, pengambilan tingkat kesuburan yang cepat
setelah pencabutan implan, tidak memerlukan pemeriksaan
dalam, bebas dari pengguna ekstrogen,
27 tidak mengganggu
hubungan saat senggama, tidak mengganggu produksi ASI, dan
menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.
Efek samping kontrasepsi implant yaitu Amenorea (tidak haid),
28
28
29
29
BAB IV
PEMBAHASAN
Yang akan dijelaskan pada bab ini akan di bahas tentang antara teori dan
hasil tinjauan kasus pada pelakasanna Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu
dengan Akseptor Baru KB implant yang telah dilaksanakan di PMB Herni
Ningsih, S.ST, pada tanggal 23 Mei 2022.
30
31
Pada kasus Ny. F Data awal yang dikumpulkan mulai dari data
subjektif dan data objektif. Data subjektif antara lain identitas istri dan
suami, keluhan utama, riwayat menstruasi, riwayat kehamilan, persalinan
dan nifas yang lalu riwayat KB, riwayat kesehatan, dan pola kebiasaan
sehari-hari, seperti nutrisi, eliminasi, pola istirahat, personal hygiene,
aktivitas, dan data psikososial, ekonomi dan spiritual.
Data subjektif yang didapatkan menanyakan identitas klien yaitu
nama Ny F berumur 31 tahun sebagai ibu rumah tangga, pendidikan
terakhir klien SMA, ibu mempunyai tiga orang anak jenis kelamin kelamin
laki-laki 2 orang dan jenis kelamin perempuan 1 orang, anak terakhir ibu
berumur 35 hari. Ibu ingin memakai KB implant pertama kalinya, ibu
tidak pernah disminorea setiap masa haid. Ibu sekarang masih menyusui
anaknya, dan ibu telah
melahirkan anak ketiga pada tanggal 18 April 2022 di PMB Herni Ningsih,
S.ST.Tidak ada riwayat kesehatan seperti hipertensi, tidak ada riwayat
diabetes militus, kanker payudara, penyakit jantung, dan tidak ada
riwayat alergi makanan dan obat-obatan, dan suami setuju apabila
istrinya menggunakan KB implant untuk menjarangkan kehamilannya.
Data objektif diperoleh dari pemeriksaan yang telah dilakukan
oleh petugas kesehatan. Pemerikasaan yang dilakukan pada Ny. F yaitu
keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, berat badan sekarang 58
kg, tinggi badan 150 cm, pemerikasaan tanda-tanda vital dalam batas
o
normal yaitu tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 78x/menit, suhu 36.8 c,
dan pernapasan 22x/menit. Pemeriksaan fisik pada wajah tidak
ditemukan oedema, tidak pucat, konjungtiva merah muda, sclera tidak
ikterus, dada simestris kiri dan kanan, putting susu menonjol, ASI ada,
tidak ada benjolan, radang dan luka pada payudara.
Tidak ada luka bekas operasi pada abdomen, uterus tidak teraba
lagi, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kecatatan, tidak terdapat
oedema dan varices, genitalia tampak pengeluaran lochea alba, tidak
ada tanda-tanda infeksi dan tampak luka jahitan yang sudah kering.
Dapat disimpulkan bahwa pada kasus Ny. F yang dikumpulkan dari
hasil pengkajian yaitu ibu ingin memakai KB implant pertama kali
untuk menjarangkan kehamilannya dalam jangka panjang, dengan umur ibu
31 tahun merupakan usia reproduksi, ibu telah mempuyai anak 3 dan anak
terakhir ibu
32
33
berumur 35 hari dan masih dalam masa nifas, serta menyusui anaknya,
tidak ada riwayat kesehatan seperti hipertensi, dan tekanan darah ibu
dalam batas normal yaitu 120/70 mmHg, tidak ada riwayat diabetes
militus, kanker payudara, penyakit jantung, Dengan demikian apa yang
dijelaskan pada konsep dasar yang ditemukan pada studi kasus secara
garis besar tidak ada kesenjangan.
B. Langkah II Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual
Masalah aktual merupakan identifikasi diagnosa kebidanan dan
masalah interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan
(Nurhayati dkk, 2012). Dalam langkah ini data diinterpretasikan menjadi
diagnosa kebidanan dan masalah, keduanya digunakan karena beberapa
masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi
membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam rencana asuhan
terhadap klien.
Menurut Purwoastuti & Walyani (2015: 182), KB adalah suatu usaha
pasangan suami istri untuk mengatur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan dan KB implant ini merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk
batang dengan panjang kira- kira 4 cm, dan KB implant ini dimasukkan
kedalam kulit dibagian lengan atas dan efektif selama 3 tahun. Pada
anamnesa Ny. F menyatakan ingin memakai KB implant pertama kali
untuk menjarakkan kehamilannya
Melakukan informed concent untuk persetujuan yang di berikan oleh
klien dan keluarga atas infirmasi dan penjelasan mengenai tindakan
medis yang akan dilakukan terhadap klien dan setiap tindakan medis yang
berisiko harus persetujuan tertulis ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan klien dalam keadaan sadar dan sehat (Purwoastuti &
Walyani, 2015: 189).
Menurut Yuhedi & Kurniawati (2015: 105-106) Kontrasepsi implant
yaitu, wanita usia reproduksi, wanita nulipara atau yang sudah mempunyai
anak atau yang belum mempunyai anak, wanita yang menghendaki
kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi, wanita
setelah keguguran dan setelah melahirkan, yang menyusui atau yang tidak
menyusui, wanita yang tidak menginginkan anak lagi tetapi menolak untuk
sterilisasi, wanita dengan tekanan darah kurang dari 180/110 mmhg, dan
wanita yang sering lupa meminum pil kontrasepsi.
Sedangkan kontraindikasi penggunaan kontrasepsi implant yaitu wanita
33
34
o
80x/menit, suhu 36,6 c, pernapasan 20x/menit, pemeriksaan fisik
terfokus yang dilakukan yaitu tampak luka insisi pada lengan
sudah kering, plaster/band aid sudah terlepas, sudah tidak tampak lagi
kemerahan pada lengan kiri bekas pemasangan implant dan tidak ada
nyeri tekan.
Rencana asuhan yang diberikan pada ibu yaitu menjelaskan pada
ibu tentang efek samping, penjelasan tentang efek samping tersebut
agar ibu bisa menerima dan mengetahui jika mengalami efek samping
tersebut.
Menurut Yuhedi dan Kurniawati (2013: 115) Efek samping kontrasepsi
implant
a. Amenorea
Melakukan pemeriksaan kehamilan untuk memastikan apakah
klien hamil atau tidak. Apabila klien tidak hamill, tidak perlu
penanganan khusus. Apabila terjadi kehamilan dan ingin
melanjutkan kehamilan, cabut implant. Rujuk klien jika di duga terjadi
kehamilan ektopik.
Hasil penelitian Rowland (2014) yang berjudul Contraceptive
implants: current perspectives menyatakan bahwa salah satu efek
samping penggunaan alat kontrasepsi implan adalah masalah pada
menstruasi seperti amenore.
b. Perdarahan bercak (spooting) ringan
Tidak perlu tindakan apapun jika tidak ada masalah dan klien tidak
hamil. Apabila klien tetap mengeluh permasalahan ini dan
ingin tetap menggunakan implant, berikan pil kombinasi 1 siklus
atau ibu profen 3x800 mg selama 5 hari, jelaskan bahwa akan terjadi
perdarahan kembali setelah pil kombinasi habis. Apabila terjadi
perdarahan yang lebih banyak dari biasa. Beri 2 tablet pil kombinasi
selama 3-7 hari kemudian lanjutkan dengan 1 siklus pil kombinasi
Berdasarkan hasil penelitian Edith Weisberg (2013) tentang A three-
year comparative study of continuation rates, bleeding patterns
and satisfaction in Australian women using a subdermal
contraceptive implant or progestogen releasing-intrauterine system
menyatakan bahwa pendarahan/bercak yang sering terjadi lebih
banyak terjadi pada tahun pertama pada pengguna implan.
37
38
40
41
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. F di PMB
Herni Ningsih, S.ST dengan menggunakan manajemen menurut Varney, maka
penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Telah dilaksanakan perumusan untuk menganalisan dan
menginterpretasikan data untuk menegakkan diagnosa atau masalah aktual
pada Ny. F dengan akseptor baru KB implant di PMB Herni Ningsih, S.ST.
2. Telah di laksanakan perumusan untuk menganalisan dan
menginterpretasikan data untuk menegakkan diagnosa atau masalah potensial
pada Ny. F dengan akseptor baru KB implant di PMB Herni Ningsih, S.ST.
3. Telah dilaksanakan identifikasi perlunya tindakan segera atau kolaborasi
pada Ny. F dengan akseptor baru KB implant di PMB Herni Ningsih, S.ST.
4. Menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny. F dengan
akseptor baru KB implant di PMB Herni Ningsih, S.ST berdasarkan
diagnosa masalah aktual dan masalah potensial.
5. Telah dilaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny. F dengan
akseptor baru KB implant di PMB Herni Ningsih, S.ST dengan hasil semua
tindakan dapat dilakukan secara menyeluruh tanpa adanya hambatan
6. Telah dilakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan pada Ny. F dengan akseptor
baru KB implant di PMB Herni Ningsih, S.ST.
7. Telah di lakukan pendokumentasian semua hasil temuan dan tindakan
asuhan pada Ny. F dengan akseptor baru KB implant di PMB Herni Ningsih,
S.ST.
B. Saran
1. Bagi Puskesmas PMB Herni Ningsih, S.ST
Diharap dapat meningkatkan manajemen asuhan kebidanan terhadap
Akseptor KB Implan.
2. Bagi Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan
Diharapkan dapat menambah wawasan khususnya mahasiswa kebidanan
dan mahir dalam melaksanakan asuhan kebidanan Akseptor KB Implan.
41
42
DAFTAR PUSTAKA
42