A 21 TAHUN DENGAN
ANEMIA DAN KEBUTUHAN IMMUNISASI TT
DI UPTD PUSKESMAS TODANAN KABUPATEN BLORA
Disusun oleh :
1. SITI ARYANI NIM: P1337424820256
2. PITRIN EKO WAHYUNI NIM: P1337424820228
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan seminar kasus
yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pranikah Pada Nn. A 21 Tahun dengan Anemia di
UPTD Puskesmas Todanan ” dengan lancar dan tepat waktu.
Penyusun menyadari dalam penyusunan seminar kasus ini masih jauh dari
sempurna karena kurangnya pengalaman, pengetahuan, dan terbatasnya referensi
yang saya dapatkan. Oleh karena itu, penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya
atas kesalahan maupun kekurangan yang terdapat dalam laporan kasus ini. Penyusun
akan menerima dengan senang hati masukan-masukan, kritik serta saran yang
membangun untuk penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penyusun berharap semoga laporan seminar kasus ini bermanfaat,
menambah wawasan, dan dapat digunakan sebagai pembelajaran bagi kita semua
terutama bagi penyusun.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pranikah berasal dari 2 kata yaitu “pra” dan “ nikah”,“pra” berarti awalan
yang bermakna sebelum. Arti kata “nikah” dalam Kamus Besa rBahasa
Indonesia di persamakan artinya dengan “kawin”. Masa sebelum adanya
perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk bersuami istri dengan resmi
menurut undang-undang perkawinan agama maupun pemerintah. Konseling
pranikah yakni suatu proses pemberiaan bantuan oleh seorangyang
profesional terhadap pasangan calon suami istri sebelum melangsungkan
pernikahan dan memberikan bekal serta petunjuknya sehingga dapat mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat ( Purwadarmita, 2016).
Menurut BP4 (Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian
Perkawinan) mengatakan bahwa perkawinan dalam Islam ialah suatau akad
atau perjanjian yang mengikat antara laki-laki dan perempuan untuk
menghalalkan hubungan biologis antara kedua belah pihak dengan sukarela
berdasarkan dengan Syariat Islam. Islam memandang dan menjadikan
perkawinan itu sebagai basis suatu masyarakat yang baik dan teratur, sebab
perkawinan tidak hanya dipertalikan oleh ikatan lahir saja, melainkan juga
dengan ikatan bathin.
Masa pranikah merupakan masa yang tepat untuk melakukan persiapan
yang matang baik secara fisik, psikis dan sosial. Program pemeriksaan
kesehatan dan penyuluhan reproduksi pada calon pengantin merupakan salah
satu usaha untuk membentuk kualitas kesehatan dalam keluarga. Dalam upaya
mengurangi AKI, Pemerintah mengadakan kursus calon pengantin (suscatin).
Suscatin memberikan pendidikan kesehatan reproduksi bagi catin untuk
mempersiapkan kehamilan. Hasil penelitian oleh Dilla Fitriana S tahun 2019,
menunjukkan bahwa catin yang mengikuti suscatin memiliki pengetahuan dan
sikap yang lebih baik daripada yang tidak mengikuti suscatin. Peningkatan
pengetahuan dan sikap tentang kesehatan reproduksi bisa dilakukan dengan
kerjasama dan koordinasi lintas sektor sehingga pemberian materi kespro bisa
lebih menyeluruh ke semua catin.
Kementerian Agama berinisiatif melaksanakan program suscatin sesuai
dengan Peraturan yang dikeluarkan oleh Direktur Jendral Bimbingan
Masyarakat Islam Departemen Agama tentang Kursus Calon Pengantin No.
DJ.II/491 Tahun 2009 dan disempurnakan dengan dikeluarkan Peraturan
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam No. DJ.II/542 tahun 2013
tentang Pedoman Penyelenggaraan Kursus Pra Nikah. Untuk itu kualitas
sebuah perkawinan sangat ditentukan oleh kesiapan dan kematangan kedua
calon pasangan suami isteri dalam menyongsong kehidupan berumah tangga
agar dapat membentuk keluarga harmonis sesuai dengan cita-cita
berumahtangga.
Banyak hal yang menjadi penyebab keluarga tidak bahagia permasalahan
itu muncul bukan hanya setelah dilakukan perkawinan tetapi bisa jadi
permasalahan itu muncul sejak awal sebelum perkawinan dilakukan yakni
kesalahan dalam memilih calon suami atau istri, ekonomi keluarga yang
kurang mencukupi, perbedaan watak, ketidak puasan dalam berhubungan
seksual, kejenuhan dalam rutinitas, adanyawanita idaman lain (WIL) atau pria
idaman lain (PIL) dan lain sebagainya.
Jika salah satu dari pasangan suami istri kurang siap dalam menangani
masalah yang mereka hadapi, serta kurang pahamnya mereka tentang hak dan
kewajiban sebagai pasangan suami istri, maka permasalahan-permasalahan
diatas akan menjadi sebuah masalah besar dalam keluarga yang akan
menghancurkan keharmonisan keluarga. Oleh karena itu, perlu adanya profesi
penolong yaitu profesi konseling pranikah, dengan adanya konseling pranikah
diharapkan individu dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap dirinya
sendiri maupun dengan lingkungannya ( Sulistiyarini,2014).
Wanita yang siap menikah seharusnya siap juga mengalami proses
kehamilan, untuk itu beberapa persiapan harus dilakukan guna mendapatkan
keturunan yang sehat, karena masa golden period adalah 1000 hari pertama
kehidupan, maka sebelum hamil pun harus benar-benar disiapkan, terutama
gizi calon ibu. Gagal tumbuh pada periode 1000 hari pertama kehidupan,
selain akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik, juga akan
menyebabkan gangguan metabolik, khususnya gangguan metabolism lemak,
protein dan karbohidrat yang pada akhirnya dapat memicu munculnya
penyakit tidak menular seperti obesitas, diabetes dan penyakit jantung koroner
pada usia dewasa.
2. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan Pranikah kepada Nn. A Usia 21 Tahun di
Wilayah Puskesmas Todanan?
3. Tujuan
Tujuan khusus dari penulisan ini adalah:
a. Melakukan pengkajian secara subjektif kepada Nn. A Usia 21 Tahun di
Wilayah Puskesmas Todanan
b. Melakukan pengkajian secara objektif kepada Nn. A Usia 21 Tahun di
Wilayah Puskesmas Todanan
c. Melakukan Analisa sesuai dengan kasus kepada Nn. A Usia 21 Tahun di
Wilayah Puskesmas Todanan
d. Melakukan penatalaksanaan asuhan sesuai dengan kasus kepada Nn. A
Usia 21 Tahun di Wilayah Puskesmas Todanan
4. Manfaat
1. Pasien
Pasien dapat merasa puas, aman dan nyaman dengan pelayanan bermutu
dan berkualitas
2. Penulis
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pranikah dengan kebutuhan
imunisasi tetanus toxoid dan perencaaan kehamilan secara langsung dan
dapat mengaplikasikan teori-teori yang selama ini dipelajari di pendidikan
3. Bidan
Untuk meningkatkan kualitas asuhan kebidanan pranikah dengan
kebutuhan imunisasi tetanus toxoid dan perencaaan kehamilan dan
Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) yang sesuai dengan kebutuhan ibu
berdasarkan evidence base practice.
4. Institusi
Dapat digunakan sebagai studi kepustakaan dan untuk mengevaluasi
sejauh mana mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan pranikah
dengan kebutuhan imunisasi tetanus toxoid dan perencaaan kehamilan
BAB II
TINJAUAN TEORI
b. Filosofi Pernikahan
Akad/janji nikah yang diucapkan atas nama Tuhan Yang Maha
Esa yang merupakan awal dari kesepakatan bagi calon pengantin untuk
saling memberi kesepakatan bagi calon pengantin untuk saling memberi
ketenangan (sakinah) dengan mengembangkan hubungan atas dasar saling
cinta dan kasih (mawadah wa rahmah). Penyebutan nama Tuhan Yang
Maha Esa dalam akad/janji pernikahan berarti bahwa disamping saling
bertanggung jawab antara satu dengan yang lain, suami isteri juga
bertanggung jawab pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala yang
dilakukan dalam peran dan fungsi mereka sebagai suami isteri
(Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Filosofi pernikahan dalam pandangan Islam, pernikahan adalah
suatu ikatan yang kokoh dan lembaga yang disucikan dalam masyarakat
Islam, sebagai wadah untuk menentramkan jiwa, tempat berteduh yang
tenang dan damai. Hukum pernikahan ialah ibadah. Tujuan dan manfaat
pernikahan yaitu :
1) Sakinah
Sakinah merupakan tujuan atau manfaat suatu pernikahan yang
darinya akan tumbuh saling mendekat dan melunaknya qalbu.
2) Memelihara diri (‘iffah)
3) Memiliki keturunan (Estiwara, 2018).
c. Informasi Pra Nikah
Pendidikan pranikah berpengaruh terhadap kesiapan dalam
menghadapi kehamilan pertama pada calon pengantin putri. Oleh karena
itu calon pengantin diberikan informasi seperti berikut :
1) Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan yang
menunjukkan kondisi kesehatan fisik, mental, dan sosial seseorang
dihubungkan dengan fungsi dan proses reproduksinya termasuk di
dalamnya tidak memiliki penyakit atau kelainan yang mempengaruhi
kegiatan reproduksi tersebut. Masalah kesehatan reproduksi dapat
terjadi sepanjang siklus hidup manusia, misalnya kehamilan remaja,
aborsi tidak aman, komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas, serta
penyakit menular seksual (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Perempuan lebih rentan dalam menghadapi risiko kesehatan
reproduksi, seperti kehamilan, melahirkan, aborsi yang tidak aman,
dan pemakaian alat kontrasepsi. Karena struktur alat reproduksinya,
perempuan lebih rentan secara sosial maupun fisik terhadap
penularan IMS, termasuk HIV-AIDS. Laki-laki juga mempunyai
masalah kesehatan reproduksi, khususnya yang berkaitan dengan
IMS termasuk HIV-AIDS. Karena itu dalam menyusun strategi untuk
memperbaiki kesehatan reproduksi harus diperhitungkan pula
kebutuhan, kepedulian, dan tanggung jawab laki-laki. Walaupun
korban kekerasan adalah perempuan dan laki-laki, perempuan pada
dasarnya lebih rentan terhadap kekerasan atau perlakuan kasar, yang
pada dasarnya bersumber pada subordinasi perempuan terhadap laki-
laki atau hubungan gender yang tidak setara (Kementerian Kesehatan
RI, 2018).
2) Hak Reproduksi dan Seksual
Kedua calon pengantin mempunyai kebebasan, hak dan
tanggung jawab yang sama dalam memutuskan kapan akan
mempunyai anak, berapa jumlah anak, dan jarak kelahiran. Hak
repoduksi dan seksual. Informasi ini meliputi penyait menuar seksual
dan pencegahannya agar perempuan dan lai – lai terlindungi dari
infeksi menular seksual (IMS) dan infeksi saluran reproduksi (ISR)
yang dapat berakibat buruk terhadap kesehatan reproduksi dan
seksual bagi laki – laki, perempuan, dan keturunannya, memahami
upaya pencegahan dan penularannya serta efek samping obat –
obatan, alat, dan tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi
masalah kesehatan reproduksi dan seksual (Kementerian Kesehatan
RI, 2018).
Informasi yang diterima harus bisa membuat calon pengantin
mengerti tentang informasi yang diberikan sehingga dapat membuat
keputusan tanpa terpaksa. Calon pengantin juga berhak untuk
memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau, dapat
diterima, sesuai dengan pilihan tanpa paksaan. Pihak perempuan
berhak mendapat pelayanan kesehatan yang dibutuhkan yang
memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan,
persalinan, dan nifas, serta memperoleh bayi yang sehat. Hubungan
suami istri harus didasari penghargaan terhadap pasangan masing-
masing dan dilakukan dalam kondisi yang diinginkan bersama tanpa
unsur pemaksaan, ancaman dan kekerasan (Kementerian Kesehatan
RI, 2018)
3) Organ Reproduksi
a) Organ Reproduksi Perempuan
Gambar 2.1 Organ Reproduksi Perempuan
(1) Ovarium (Indung Telur)
Organ yang terletak di kiri dan kanan rahim di ujung
saluran telur (fimbrae/umbai-umbai) dan terletak di rongga
pinggul. Indung telur berfungsi mengeluarkan sel telur
(ovum), sebulan sekali indung telur kiri dan kanan secara
bergiliran mengeluarkan sel telur. Sel telur adalah sel yang
dihasilkan oleh indung telur yang dapat dibuahi oleh sperma
sehingga terjadi konsepsi (pembuahan). Bila tidak dibuahi,
sel telur akan ikut keluar bersama darah saat menstruasi.
(2) Tuba Fallopii (Saluran Telur)
Saluran di kiri dan kanan rahim yang berfungsi untuk
mengantar ovum dari indung telur menuju rahim
(3) Fimbrae (umbai-umbai)
Berfungsi untuk menangkap sel telur yang dikeluarkan
indung telur.
(4) Uterus (rahim)
Merupakan tempat janin berkembang, bentuknya seperti
buah pir dan berat normalnya antara 30-50 gram. Pada saat
tidak hamil, besar rahim kurang lebih sebesar telur ayam
kampung, dindingnya tediri dari:
(a) Lapisan parametrium merupakan lapisan paling luar dan
yang berhubungan dengan rongga perut.
(b) Lapisan myometrium merupakan lapisan yang berfungsi
mendorong bayi keluar pada proses persalinan
(kontraksi)
(c) Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim
tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi.
Lapisan ini terdiri dari lapisan kelenjar yang berisi
pembuluh darah
(5) Serviks (leher rahim)
Bagian rahim yang berbatasan dengan vagina. Pada saat
persalinan tiba, leher rahin membuka sehingga bayi dapat
keluar.
(6)Vagina (liang senggama)
Merupakan sebuah saluran berbentuk silinder dengan
diameter depan ± 6,5 cm dan dinding belakang ± 9 cm yang
bersifat elastis dengan berlipat lipat. Fungsinya sebagai
tempat penis berada saat bersanggama, tempat keluarnya
menstruasi dan bayi.
(7) Klitoris (kelentit)
Merupakan organ kecil yang paling peka rangsangan
dibanding dengan bagian-bagian alat kelamin perempuan
yang lain. Klitoris banyak mengandung pembuluh darah dan
syaraf.
(8) Labia (bibir kemaluan)
Terdiri dari dua bibir, yaitu bibir besar(labia mayor)
dan bibir kecil (labia minor).
(9) Perineum
Merupakan jaringan di antara vagina dan anus, yang
memisahkan rongga panggul atas dengan rongga panggul
bawah. Perineum berperan penting dalam berkemih, buang
air besar, hubungan seksual dan melahirkan
b) Organ Reproduksi Laki-laki
e. Persiapan Pranikah
1) Persiapan Fisik
Dalam rangka mempersiapkan kesehatannya sebelum menikah,
catin perlu menjalani beberapa prosedur pemeriksaan, antara lain :
a) Tanda-tanda vital : suhu, nadi, frekuensi nafas, tekanan darah
b) Pemeriksaan status gizi :
Berat badan
Tinggi badan
Lingkar lengan atas (LiLA)
Tanda – tanda anemia
c) Pemeriksaan Darah rutin : Hb, Golongan Darah dan Rhesus
d) Pemeriksaan urin rutin
e) Pemeriksaan lain atas indikasi : gula darah, IMS, HIV,
Malaria, thalasemia, hepatitis B, TORCH (Toksoplasmosis,
Rubella, Citomegalovirus dan Herpes simpleks)
2) Persiapan gizi
Status gizi catin perempuan perlu diketahui dalam rangka
persiapan kehamilan.
a) Status gizi dapat ditentukan dengan pengukuran Indek Massa
Tubuh (IMT). Untuk catin perempuan ditambah dengan
pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
b) IMT merupakan proporsi standar berat badan (BB) terhadap
tinggi badan (TB). Jika seseorang termasuk kategori :
(1) IMT < 17,0 : keadaan orang tersebut disebut sangat kurus
dengan kekurangan berat badan tingkat berat atau KEK
tingkat berat.
(2) IMT 17,0 - <18,5 : keadaan orang tersebut disebut kurus
dengan kekurangan berat badan tingkat ringan atau KEK
tingkat ringan.
c) Pengukuran LiLA bertujuan untuk mengetahui adanya risiko
Kurang Energi Kronik (KEK). Ambang batas LiLA pada
WUS dengan KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila LilA
kurang dari 23,5 cm artinya catin perempuan mengalami
KEK.
Cara menghitung IMT :
Keterangan :
BB : Berat Badan (kg)
TB : Tinggi Badan (m)
4) Persalinan
a) Konsep Dasar Persalinan
Dalam Kurniarum (2016) persalinan sering diartikan
serangkaian kejadian pengeluaran bayi yang sudah cukup
bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin
dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu
sendiri). Ada beberapa pengertian persalinan, yaitu sebagai
berikut :
(1) Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang
memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada
ibu untuk dapat melahirkan janinnya melaui jalan lahir
(Moore, 2001).
(2) Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita
melahirkan bayi yang diawali dengan kontraksi uterus
yang teratur dan memuncak pada saat pengeluaran bayi
sampai dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya
dimana proses persalinan ini akan berlangsung selama 12
sampai 14 jam (Mayles, 1996).
(3) Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
yang dapat hidup dari dalam uterus ke dunia luar
(Prawirohardjo, 2002).
(4) Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37–42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2002).
b) Macam – macam persalinan
(1) Persalinan spontan
Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu
sendirim melalui jalan lahir ibu tersebut.
(2) Persalinan buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar
misalnya ekstraksi forceps, atau dilakukan operasi Sectio
Caesaria.
(3) Persalinan anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi
baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian
pitocin atau prostaglandin.
c) Persalinan berdasarkan umur kehamilan
(1) Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22
minggu atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gr.
(2) Partus immaturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28
minggu atau bayi dengan berat badan antara 500 gram
dan 999 gram.
(3) Partus prematurus
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37
minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 gram
dan 2499 gram.
(4) Partus maturus atau a’terme
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42
minggu atau bayi dengan berat badan 2500 gram atau
lebih.
(5) Partus postmaturus atau serotinus
Pengeluaran buah kehamilan setelah kehamilan 42
minggu.
d) Sebab – sebab mulainya persalinan
Sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas.
Agaknya banyak faktor yang memegang peranan dan
bekerjasama sehingga terjadi persalinan. Beberapa teori yang
dikemukakan adalah: penurunan kadar progesteron, teori
oxitosin, keregangan otot-otot, pengaruh janin, dan teori
prostaglandin. Beberapa teori yang menyebabkan mulainya
persalinan adalah sebagai berikut :
(1) Penurunan Kadar Progesteron
Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim,
sebaliknya estrogen meninggikan kerentanan otot rahim.
Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar
progesteron dan estrogen dalam darah, tetapi pada akhir
kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28
minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, dan
pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.
Produksi progesterone mengalami penurunan, sehingga
otot rahim lebih sensitive terhadap oxitosin. Akibatnya otot
rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat
penurunan progesterone tertentu.
(4) Klamidia
Gejala klamidia menurut Kemenkes RI (2018) adalah
b) Saling setia
Masing-masing setia pada pasangan dan tidak melakukan
hubungan seksual dengan orang lain.
c) Kondom
Gunakan kondom secara benar setiap kali berhubungan seksual
apabila salah satu pasangan ada yang menderita HIV positif
atau status HIV pasangan belum diketahui.
Langkah 1 :
(a) Mulai dengan melihat payudara anda di cermin dengan
posisi kedua lengan di samping tubuh. Kemudian angkat
kedua tangan ke atas dan perhatikan apakah ada perubahan
pada payudara.
(b) Anda harus melihat : Perubahan payudara dari ukuran,
bentuk dan warna kulit atau ada kerutan pada kulit (kulit
jeruk) atau ada cekungan/ada tarikan kulit ke dalam.
(c) Jika anda melihat perubahan berikut ini, segera anda ke
dokter untuk berkonsultasi :
Perubahan ukuran dan bentuk payudara.
Kulit payudara mengeras, mengelupas, mengkerut
seperti kulit jeruk, atau terdapat cekungan seperti
lesung pipi.
Perubahan pada putting, seperti putting tertarik ke
dalam atau keluar cairan dari putting.
Benjolan/kelainan lainnya dari payudara.
Kemerahan, nyeri, ruam-ruam, atau bengkak.
Langkah 2 :
Letakkan kedua tangan di pinggang sambil menekan
agar otot dada berkontraksi dan perhatikan apakah terjadi
perubahan pada payudara. Kemudian bungkukkan badan
untuk melihat apakah kedua payudara menggantung
seimbang.
Langkah 3 :
Kemudian, dilakukan perabaan payudara. Pemeriksaan
ini dapat dilakukan sambil berdiri atau berbaring, bila dalam
keadaan berbaring sebaiknya letakkan sebuah bantal di bawah
pundak sisi payudara yang akan diperiksa.
Langkah 4 :
Angkat salah satu lengan ke atas dan tekuk siku
sehingga tangan memegang bagian atas punggung/kepala,
kemudian dengan menggunakan permukaan jari tangan yang
lain raba dan tekan payudara dengan gerakan melingkar
dimulai dari bagian luar yaitu tepi payudara sampai ke bagian
dalam yaitu putting, selanjutnya cubit areola putting apakah
keluar cairan atau tidak, cermati seluruh bagian payudara kiri
hingga ke daerah ketiak, ulangi gerakkan yang sama pada
payudara kanan.
Langkah 5 :
Dalam posisi berbaring tekuk salah satu siku sehingga
tangan menyentuh kepala belakang. Kemudian dengan tangan
yang lain rasakan apakah terdapat benjolan atau penebalan.
Pastikan untuk memeriksa daerah yang berada di antara
payudara, dari atas sampai bawah, kiri kanan, dan tulang
pundak.
J. Anemia Pada Saat Pranikah
Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Sayyidatun Nisa
(2019) Klasifkasi anemia adalah sebagai berikut:
1. Anemia Gizi Besi
Anemia defisiensi besi atau anemia gizi besi (Fe) adalah
anemia yang terjadi karena kurangnya zat gizi besi dalam darah.
banyak ditemui pada anamnesa antara lain: cepat lelah, sering pusing,
2. Anemia Megaloblastik
17 g/dl. Batasan kadar Hb normal untuk wanita usia 16–35 tahun adalah
12 gr/dl
f) Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui
kemungkinan pengaruh lingkungan kerjan pasien terhadap
kehamilan yang dapat merusak janin, dan persalinan prematur
(Walyani, 2015).
g) Alamat
Dikaji untuk mengetahui keadaan lingkungan dan tempat
tinggal klien, sehingga lebih memudahkan pada saat akan
bersalin sert mengetahui jarak rumah dengan tempat pelayanan
kesehatan (Walyani, 2015).
h) Alasan Datang
Ditanyakan untuk mengetahui alasan datang ke bidan/ klinik,
apakah untuk memeriksakan keadannya atau untuk
memeriksakan keluhan lain yang disampaikan dengan kata –
katanya sendiri (Hani, Ummu, 2011)
i) Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien
datang ke ke fasilitas kesehatan (Sulistyawati, 2011).
j) Riwayat Obstetri
(1) Menarch : Dikaji untuk mengetahui kapan pertama kali
pasien menstruasi. Umumnya menarche terjadi pada usia 12-
13 tahun (Sulistyawati, 2011).
(2) Siklus : Siklus merupakan jarak antara menstruasi yang
dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam hitungan hari.
Dikaji teratur atau tidaknya setiap bulan. Biasanya sekitar
23-32 hari (Sulistyawati, 2011).
(3) Lamanya : Menurut Walyani (2015) lamanya haid yang
normal adalah kurang lebih 7 hari. Apabila sudah mencapai
15 hari berarti sudah abnormal dan kemungkinan adanya
gangguan ataupun penyakit yang mempengaruhi.
(4) Nyeri haid : Nyeri haid perlu ditanyakan untuk mengetahui
apakah klien menderita atau tidak di tiap haid.Nyeri haid
juga menjadi tanda kontraksi uterus klien begitu hebat
sehingga menimbulkan nyeri haid (Walyani 2015).
(5) Banyaknya : Dikaji untuk mengetahui berapa banyak darah
yang keluar saat menstruasi. Menurut Walyani (2015)
normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut dalam sehari.Apabila
darahnya terlalu berlebihan,itu berarti telah menunjukan
gejala kelainan banyaknya darah haid.
k) Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan merupakan identifikasi keluhan sekarang,
penyakit umum yang pernah diderita, serta penyakit yang
dialami dahulu (Marmi, 2011)
l) Riwayat Imunisasi
Pemberian imunisasi TT pada wanita harus didahului dengan
skrining untuk mengetahui jumlah dosis dan status imunisasi TT
yang telah diperoleh selama hidupnya (Kemenkes RI, 2013).
m) Rencana KB
Untuk mengetahui rencana pemakaian kontrasepsi, apakah
akan menunda kehamilan atau tidak (Mandriwati, 2011).
n) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari – Hari
(1) Pola Nutrisi
Beberapa hasil yang perlu ditanyakan pada pasien
berkaitan dengan pola makan adalah menu, frekuensi,
jumlah per hari dan pantangan (Sulistyawati, 2011).
(2) Pola Eliminasi
BAB dan BAK seperti frekuensi perhari, warnanya, ada
masalah selama BAB/BAK atau tidak (Walyani, 2015).
(3) Personal Hygiene
Untuk mengetahui kebersihan diri pasien. Dianjurkan
untuk mandi minimal 2 kali sehari, ganti baju minimal 1
kali, ganti celana dalam minimal 2 kali sehari, berkeramas
lebih sering dan menjaga kebersihan kuku (Sulistyawati,
2011).
(4) Pola Istirahat Tidur
Untuk mengetahui kecukupan istirahat pasien. Istirahat
sangat diperlukan calon pengantin. Lama tidur siang hari
normalnya 1 – 2 jam, malam hari yang normal adalah 6-8
jam (Sulistyawati, 2011).
(5) Pola Aktivitas dan Olahraga
Mengkaji aktivitas sehari-hari pasien untuk gambaran
tentang seberapa berat aktivitas pasien, (Sulistyawati,2011).
(6) Kebiasaan yang Merugikan Kesehatan
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu memiliki
kebiasaan seperti minum jamu, merokok, minum-minuman
keras, dan obat terlarang dan kebiasaan lainnya (Walyani,
2015).
o) Riwayat Psikososial Spiritual
(1) Persiapan Acara Pernikahan
(2) Persiapan Membina Rumah Tangga
Kursus pra nikah merupakan upaya pemerintah dalam
menekan tingginya angka perceraian, kekerasan dalam rumah
tangga dan problem keluarga lainnya. Tata cara pelaksanaan
dan materi yang akan disampaikan dalam kursus pra nikah
telah diatur dalam Peraturan Dirjen Bimas Islam No.
DJ.491/11 tahun 2009 tentang Kursus Calon Pengantin yang
kemudian disempurnakan dengan Peraturan Dirjen Bimas
Islam No. DJ.II/542 tahun 2013 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kursus Pra Nikah.
(3) Persiapan Psikologis
(4) Persiapan Spiritual
(5) Identitas Karakter
(6) Tingkat Pengetahuan
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan
pasien dan pasangan mengenai persiapan pernikahan yang
akan dilakukan.
A. PENGKAJIAN
Tanggal : 04-02-2021
Waktu : 09.30
Tempat : Ruang KIA
B. BIODATA
Nama :Nn A Nama pasangan : Tn A
Umur :21 th Umur :28 TH
Suku bangsa :Jawa Suku bangsa :Jawa
Agama :Islam Agama :Islam
Pendidikan :SMA Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Dringo 5/1 Alamat: : Dringo 2/1
C. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang
Klien mengatakan ingin suntik TT catin
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan terkadang mudah lelah
3. Riwayat Obstetri
Menarch : 11 tahun Siklus : teratur, 28 hari
Lamanya : 5-7 hr Nyeri haid :tidak
Banyaknya : ganti pembalut 3-4 kali/hari, penuh
HPHT : 16 Januari 2021
4. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita : klien mengatakan
tidak sakit atau tidak sedang menderita penyakit menular maupun kronis
seperti DM, jantung, hipertensi, asma, TBC dan hepatitis.
b. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) : klien
mengatkan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti
TBC, Hepatitis dan penyakit turunan seperti DM, Jantung, HT, Asma.
5. Riwayat Immunisasi : Pernah
Jenis Tanggal Keluhan Tempat
Imunisasi Pelaksanaan Pemberian
TT1 Tahun 2006 t.a.k SD
TT2 Tahun 2009 t.a.k SD
TT 3 - - -
TT 4 - - -
TT 5
6. Rencana KB
Klien dan pasangan berencana ingin langsung punya anak setelah menikah
7. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
a. Pola Nutrisi
1) Makan
Frekuensi makan pokok : 3 x perhari
Komposisi :
Nasi : 3 x @ 1 piring sedang
Lauk : 3x @ 1 potong sedang jenisnya daging, ikan,
telur,tahu, tempe
Sayuran : 1-2 x @ 1 mangkuk kecil sayur
jenis sayuran : bayam, kangkung, kacang panjang.
Buah : 3 x / seminggu;
jenis : pisang, pepaya, jeruk
Camilan : 1 x sehari;
Jenis: gorengan, kue-kue, kacang, chiki.
Pantangan :tidak ada
Alasan -
2) Minum
Jumlah total 8-10 gelas perhari; jenis air putih, teh, kopi.
b. Pola Eliminasi
1) Buang Air Kecil
Frekuensi perhari : 2-4 x warna Jernih
Keluhan/masalah : tak ada
2) Buang Air Besar
Frekuensi perhari : 1 x perhari; warna kuning
konsistensi lembek
Keluhan/masalah : tak ada
c. Pola Persnoal Hygiene
Mandi 2 x sehari
Keramas 2-3x seminggu
Gosok gigi 2 x sehari
Ganti pakaian 2 x sehari; celana dalam 3-5 x sehari
d. Pola Istirahat/ Tidur
Tidur malam 7-8 jam
Tidur siang : hanya saat hari libur 1-2 jam
Keluhan/masalah : tak ada
e. Aktivitas Fisik dan Olahraga
Aktivitas fisik (beban pekerjaan) : klien bekerja di took rumahnya
sendiri.
Olah raga : kadang –kadang ,jenisnya aerobic
f. Kebiasaan yang Merugikan Kesehatan
Merokok : tidak
Minuman beralkohol : tidak
Obat-obatan : tidak
Jamu : tidak
Sex bebas : tidak
8. Riwayat Psikososial Spiritual
a. Persiapan Acara Pernikahan
Syarat pendaftaran pernikahan: klien dan calon sudah melengkapi
Penyesuaian cuti Kerja: klien dan pasangan sudah merencanakan dan
mengatur
Tanggal – tanggal penting terkait pernikahan : mengikuti adat di
keluarga dan sudah mendapatkan hari baik
b. Persiapan Membina Rumah Tangga
Persiapan fisik/kesehatan( medical chek up, vaksin): belum pernah
Persiapan Psikososial :
Perbedaan latar belakang budaya keluarga: klien dan calon pasangan
sama sama suku jawa sehingga tidak ada perbedaan
c. Persiapan Psikologis
Pengetahuan catin terhadap sifat pasangannya: klien dan pasangan
sudah saling memahami
Cara berkomunikasi dengan pasangan: klien dan calon berkomunikasi
menggunakan bahasa daerah
Mekanisme koping Cara mengatasi masalah: dengan berdiskusi
d. Persiapan Spiritual
Cara catin melakukan ibadah beserta pasangannya dengan cara agama
Islam
e. Identifikasi Karakter
Harapan /keinginan kebutuhan antar pasangan: saling setia sampai
maut memisahkan
Teknik manajemen konflik dengan berdiskusi
Menanyakan kebiasaan catin; klien dan calon pasangan saling
mengerti kebiasaan masing-masing.
f. Pernikahan ini diharapkan oleh klien, pasangan, dan keluarga
g. Respon & dukungan keluarga terhadap pernikahan ini
Kedua keluarga mendukung pernikahaan ini
h. Rencana setelah menikah klien dan calon akan tinggal dirumah orangtua
calon pengantin wanita
i. Pengambil keputusan utama pernikahan dalam keluarga secara bersama
j. Orang terdekat klien adalah calon pasangan, orang tua, saudara kandung.
k. Tingkat Pengetahuan
1) Hal – Hal yang Sudah Diketahui
Pasien mengetahui imunisasi TT sebagai syarat untuk menikah
2) Hal – Hal yang Belum Diketahui
Pasien belum mengetahui manfaat imunisasi TT dan jadwal imunisasi
TT
3) Hal – Hal yang Ingin Diketahui
Pasien mengatakan ingin mengetahui manfaat imunisasi TT dan jadwal
imunisasi TT
D. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tekanan Darah : 120/80 mmHg
4) Suhu /T : 36,7 ⁰C
5) Nadi : 82 kali/menit
6) RR : 23 kali/menit
7) BB : 55 Kg
8) TB : 156 Cm
9) LILA : 25 Cm
b. Status Present
Kepala : simetris, rambut bersih
Muka : tidak oedem
Mata : simetris, konjuntiva tampak anemis, sklera tidak
icterik
Hidung : simetris, tidak ada polip
Mulut : bersih,tidak ada stomatitis
Telinga : pendengaran baik, tidak ada serumen
Leher : tidak ada pemebesaran kelenjar getah bening, tidak
ada massa
Ketiak : tidak ada pembesrana kel getah bening
Dada : nafas normal, tidak ada whezing.
Abdomen : tidak ada massa, tidak kembung
Genetalia : tidak ada oedem,
Punggung : normal, tidak skoliosis
Anus : tak ada hemoroid
Ekstremitas Atas :tidak oedem
Ekstremitas Bawah : tidak oedem
c. Status Obsterti
Muka : tidak pucat
Mammae : tidak ada colostrum, tidak ada benjolan pada payudara
Abdomen : tidak ada pembesarab abdomen
Genetalia : tidak ada fluor Albus
2. Pemeriksaan penunjang
HB : 10,5 gr%
E. ANALISA
Nn A usia 21 th, catin dengan anemia dengan kebutuhan immunisasi TT calon
pengantin
F. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 04-02-2021 Jam : 10.00 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa kondisi klien dan pasangan dalam
keadaan sehat secara umum. Namun hasil pemeriksaan laboratorium dalam
batas normal kecuali Hb klien tergolong anemia sedang yaitu 10,5 gr %
sedangkan nilai normal bagi perempuan tidak hamil adalah 12 gr % - 16 gr%.
Dan menjelaskan bahwa keluhan yang dirasakan dikarenakan kadar Hb yang
dibawah normal.
Hasil : klien dan pasangan memahami penjelasan bidan
2. Menganjurkan ibu agar mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi
untuk menaikkan kadar Hb, diantaranya sayuran hijau terutama bayam, serta
konsumsi kacang hijau, guna untuk peningkatan kadar hemoglobin. Kacang
hijau dapat berperan dalam pembentukan sel darah merah dan mencegah
anemia karena kandungan fitokimia dalam kacang hijau sangat lengkap
sehingga dapat membantu proses hematopoiesis. Kacang hijau juga memiliki
kandungan vitamin dan mineral. Mineral seperti kalsium, fosfor, besi, natrium
dan kalium banyak terdapat pada kacang hijau
Hasil : klien mengerti penjelasan yang diberikan dan akan mengkonsumsi
sayuran hijau serta kacang hijau.
3. Menganjurkan klien agar mengkonsumsi tablet tambah darah yang di berikan
secara teratur 1 tablet sehari ( setara 182 mb besi fumarat + asam folat
400mcg) dan di minum dengan air jeruk agar penyerapan fe lebih optimal
serta menganjurkan klien agar mengkonsumsi makanan terutama protein
hewani agar kebutuhan zat besi(fe) dapat terpenuhi, Fe adalah mikro elemen
esensial bagi tubuh untuk pembentukan hemoglobin (Hb).hemoglobin
berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh sehingga
apabila hb rendah klien dapat mengalami gejala lemah, letih, lesu, loyo dan
apalagi klien berencana segera memiliki anak setelah menikah apabila kondisi
ini tidak di perbaiki maka berakibat janin IUFD, BBLR sedangkan ibu
potensial mengalami abortus dan perdarahan
Hasil: klien memahami penjelasan yang diberikan dan bersedia minum tablet
tambah darah sesuai ajuran.
3. Menjelaskan pada klien dan pasangan tentang immunisasi TT yaitu
bermanfaat untuk mencegah penyakit tetanus neonaturum yang disebabkan
bakteri clostridium tetani yang dapat masuk melalui luka dan berkembang
walau tanpa udara dengan gejala seperti kekakuan otot dan saraf atau
kejang.pada neonatus gejala mulut mencucut, tidak bisa menyusui. ibu hamil
rentan mengalani luka saat proses persalinan sedangkan bayi lewat luka tali
pusat sehingga potensial mengalami tetanus. TT diberikan sebanyak 5 kali
dengan masa perlidungan yang berbeda. Dengan mendapat immunisasi TT
secara lengkap 5 kali dapat memproteksi penyakit tetanus selama masa
subur/ seumur hidup.
Hasil : klien memahami penjelasan yang diberikan.
4. Memberikan immunisasi TT dengan dosis 0,5 ml di lengan atas pada otot
deltoideus secara intar muskular dan mejelaskan reaksi yang dapat timbul
adalah nyeri dan bengkak pada bekas suntikan, cara mengatasinya adalah
memberikan kompres hangat.
Hasil : klien telah di suntik vaksin Td 0,5 cc pada lengan kiri secara IM dan
klien paham dengan penjelasan bidan
5. Memberikan penkes tentang kehamilan. Kehamilan yang ideal adalah
kehamilan yang direncanakan, diinginkan dan dijaga perkembangannya
secara baik. Usia reproduksi sehat adalah usia 20-35 tahun. Klien berada di
usia reproduksi sehat sehingga bisa langsung merencanakan kehamilan
Hasil : klien dan pasangan mengerti penjelasan yang diberikan bidan
6. Menganjurkan klien dan pasangan untuk mengikuti suscatin yang akan
dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2021.
Hasil : Klien dan pasangan bersedia mengikuti suscatin
7. Menganjurkan klien agar kembali lagi ke puskesmas untuk mendapat
imunisasi TT4 1 tahun lagi yaitu tgl 04 Februari 2022.
Hasil: klien bersedia bersedia kembali 1 tahun lagi untuk mendapatkan
imunisasi lanjutan.
8. Menganjurkan klien untuk kontrol kembali 1 bulan lagi tepatnya tgl 2 Maret
2021 untuk pemeriksaan kembali kadar Hb.
Hasil : Klien bersedia untuk kontrol 1 bulan lagi.
9. Melakukan dokumentasi asuhan
Hasil : telah didokumentasikan
CATATAN PERKEMBANGAN 1
Tanggal : 8 Februari 2021
Pukul : 10.00 WIB
S : Ny. A mengatakan sudah rajin mengkonsumsi sayuran hijau terutama
bayam dan kacang hijau. Klien ingin mengetahui masa subur agar
segera hamil setelah menikah nanti.
O : 1. Pemeriksaan umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmetis
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/ menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,6oC
2. Status Present
Muka: tidak pucat, tidak odema, simetris
Mata: Konjungtiva merah muda dan anemis
Mammae:simetris, tidak ada benjolan
Abdomen:tidak ada luka bekas operasi, tidak ada massa
Genetalia: tidak ada benjolan, tidak ada keputihan
CATATAN PERKEMBANGAN II
BAB IV
PEMBAHASAN
3. Memberitahu klien hasil pemeriksaan bahwa secara umum kondisi klien dalam
keadaan baik
Hasil : klien mengerti dengan penjelasan bidan
4. Menganjurkan klien untuk tetap mengkonsumsi sayuran hijau dan kacang hijau
untuk meningkatkan kadar Hb.
Hasil : Klien bersedia mengikuti anjuran bidan
5. Menjelasan kembali tentang gizi pranikah yaitu klien tetap makan dengan gizi
seimbang, cukup karbohidrat (nasi, jagung, kentang, ubi), cukup protein (ikan, telur,
daging , tahu dan tempe), cukup lemak (minyak,susu, keju) dan cukup viatmin serta
mineral (sayur dan buah). Klien juga disarankan agar tetap mengkonsumsi asam
folat dan zat besi yang keduanya sudah terkandung dalam TTD yang telah diberikan
pada pertemuan sebelumnya. Asam folat berguna untuk mencegah bayi lahir dengan
cacat otak dan zat besi berguna untuk mencegah anemia. Asam folat dan zat besi
dikonsumsi minimal 4 bulan sebelum kehamilan
Hasil : klien bersedia mengkonsumsi makanan bergizi dan TTD
6. Memberi penkes pada klien perhitungan masa subur. Puncak masa subur biasanya
terjadi pada 13 hari setelah hari pertama haid dan biasanya terjadi kurang lebih 3
hari sebelum dan sesudah masa puncak tersebut. Namun untuk lebih tepatnya klien
dianjurkan untuk mencatat siklus menstruasi selama 6 kali berturut-turut. Dan jika
haid teratur (30 hari) maka masa subur adalah hari ke-13 hingga hari ke-17 dalam
siklus haid dihitung hari ke-1 adalah hari pertama menstruasi. Jika siklus
menstruasi tidak teratur maka dihitung dengan cara jumlah hari terpendek dalam 6
kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur.
Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini
menentukan hari terakhir masa subur
Hasil : klien mengerti dengan penjelasan yang diberikan bidan
7. Mengingatkan klien agar tetap mengonsumsi tablet tambah darah yang di berikan
dengan dosis 1 tablet per hari
Hasil: klien bersedia melakukan sesuai anjuran.
8. Mengingatkan klien untuk periksa lagi ke Puskesmas tanggal 2 Maret 2021 untuk
dilakukan pemeriksaan kadar Hb.
Hasil : Klien bersedia
9. Melakukan dokumentasian
Hasil: Telah dilakukan
Pada evaluasi kunjungan saat ini, didapatkan data : Nn. A Klien mengatakan
kondisinya sehat dan tidak ada keluhan
Data obyektif yang didapat dari Nn. A adalah keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, TD 110/70 mmHg, nadi 84 x/menit, respirasi 22 x/menit, suhu
36,8°C, berat badan 56.5 kg
Langkah kedua yaitu perumusan diagnosa. Diagnosa diambil dari data yang
dikumpulkan pada langkah pengkajian. Diagnosa pada kasus ini adalah Nn. A usia 21
tahun calon pengatin dengan Anemia Ringan.
Pada langkah antisipasi masalah potensial, dalam kasus ini ditemukan adanya
masalah dengan lingkar lengan dibawah 10.5 gr %
1) Memberitahu klien hasil pemeriksaan bahwa secara umum kondisi klien dalam
keadaan baik
Hasil : klien mengerti dengan penjelasan bidan
2) Menganjurkan klien untuk tetap mengkonsumsi sayuran hijau dan kacang hijau
untuk meningkatkan kadar Hb.
Hasil : Klien bersedia mengikuti anjuran bidan
3) Menjelasan kembali tentang gizi pranikah yaitu klien tetap makan dengan gizi
seimbang, cukup karbohidrat (nasi, jagung, kentang, ubi), cukup protein (ikan,
telur, daging , tahu dan tempe), cukup lemak (minyak,susu, keju) dan cukup
viatmin serta mineral (sayur dan buah). Klien juga disarankan agar tetap
mengkonsumsi asam folat dan zat besi yang keduanya sudah terkandung dalam
TTD yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Asam folat berguna untuk
mencegah bayi lahir dengan cacat otak dan zat besi berguna untuk mencegah
anemia. Asam folat dan zat besi dikonsumsi minimal 4 bulan sebelum kehamilan
Hasil : klien bersedia mengkonsumsi makanan bergizi dan TTD
4) Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu mengenai pemeriksaan SADARI,
manfaat melakukan pemeriksaan dan cara melakukan pemeriksaan
Hasil : Klie paham dan mengerti mengenai pemeriksaan SADARI serta ibu dapat
melakukan kembali langkah-langkah pemeriksaan
6) Mengingatkan klien agar tetap mengonsumsi tablet tambah darah yang di berikan
dengan dosis 1 tablet per hari
Hasil: klien bersedia melakukan sesuai anjuran.
7) Mengingatkan klien untuk periksa lagi ke Puskesmas tanggal 2 Maret 2021 untuk
dilakukan pemeriksaan kadar Hb.
Hasil : Klien bersedia
9) Melakukan pendokumentasian
Hasil: telah dilakukan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil dari anamesa data sujektif pada Nn.A umur 21 tahun
ingin mendapatkan imunisasi Tetanus Toxoid untuk persiapan pranikah
dan merencanakan kehamilan setelah menikah
2. Berdasarkan hasil pemeriksaan objektif bahwa Nn.A umur 21 tahun dalam
keadaan sehat, TD : 120/80 mmhg, Suhu: 36,7 oC, BB: 55 KG, TB: 156
cm, LILA : 25 cm, Hb : 10,5 gr/dL
3. Berdasarkan hasil analisa bahwa Nn.A umur 21 tahun dengan Anemia
dengan kebutuhan imunisasi Tetanus Toxoid dan konseling persiapan
kehamilan.
4. Penatalaksanaan yang tepat pada Nn. A umur 21 tahun yaitu memberikan:
a. Memberikan Imunisasi
Tetanus Toxoid
b. Menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi
c. Menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi obat tambah darah
1x1/hari
d. Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien mengenai persiapan
kehamilan
B. Saran
1. Pasien
Diharapkan pasien untuk melakukan aktivitas fisik yang sehat dan
menjaga pola makan yang sehat dan bernutrisi.
2. Penulis
Diharapkan penulis dapat meningkatkan pengetahuan untuk memberikan
asuhan kebidanan pada pasangan calon pengantin dengan kebutuhan
imunisasi tokcoid perencanaan kehamilan
3. Bidan
Diharapkan akan berkoordinasi dengan rekan sejawat khususnya bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien agar pasien tau apa saja
yang harus diperhatikan, khususnya pada pasangan calon pengantin
dengan kebutuhan imunisasi tokcoid perencanaan kehamilan. Mampu
memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan keluhan pasien berdasarka
evidence based
4. Institusi
Diharapka institusi Kebidanan dapat mefasilitasi perpustakaan dengan
memperbanyak buku terbitan dan jurnal terbaru dalam bidang kesehatan
khususnya seputar asuhan kebidanan prakonsepsi pada pasangan calon
pengantin dengan kebutuhan imunisasi tokcoid perencanaan kehamilan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A., & Rohani, A. (2012). Bimbingan Dan Konseling di Sekolah (4th ed.).
Jakarta: Renifka Cipta
Anggraeni, A. C. (2012) Asuhan Gizi, Nutritional Care Process. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Astuti, H. P. (2012) Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta:
Rohima Press.
Bramanuditya, A. (2018) ‘Hubungan Antara Pernikahan Usia Muda Dengan Kejadian
Kanker Serviks di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta’.
Estiwara, E. M. (2018) Fikih Kedokteran Kontemporer. Jakarta Timur: Pustaka Al-
Kautsar.
Handayani, S. R. & T. S. M. (2017) Dokumentasi Kebidanan. Jakarta Selatan:
BPPSDMK Kemenkes RI.
Hani,Ummi, D. (2011) Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Malang:
Edward Tanujaya.
Kemenkes RI (2013) Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI (2018) Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon
Pengantin. Kementrian Kesehatan RI.
Kurniarum, A. (2016) Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta
Selatan: Pusdik SDM Kesehatan BPPSDMK.
Lalipun. (2015). Psikologis Konseling Edisi Keempat. Malang. Universitas
Muhammadiyah Malang.
Mandriwati, G. . (2011) Asuhan Kebidanan Antenatal : Penuntun Belajar Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Marni (2011) Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Menkes RI (2014) Permenkes Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi
Seimbang, Applied Microbiology and Biotechnology. doi:
10.1016/j.bbapap.2013.06.007.
Nisa, S. (2017). ''Hubungan Status Sosioekonomi Dan Status Gizi dengan Kejadian
Anemia pada Wanita Usia Subur Prakonsepsi di Kecamatan Terbanggi Besar
Kabupaten Lampung Tengan''.