Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEBIDANAN

PRANIKAH
PADA NN. G UMUR 21 TAHUN
 DI PUSKESMAS TODANAN Oleh :
Siti Aryani

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN JURUSAN


KEBIDANAN KEBIDANAN
P O L I K T E K N I K K E S E H ATA N K E M E N K E S S E M A R A N G
TA H U N 2 0 2 1 / 2 0 2 2
LATAR BELAKANG
Hal ini tentu saja dapat menimbulkan dampak
Calon pengantin merupakan kelompok sasaran negatif seperti adanya resiko penularan
yang strategis dalam upaya peningkatan penyakit, komplikasi kehamilan, kecatatan
kesehatan masa sebelum hamil. Menjelang bahkan kematian ibu dan bayi. Pemberian
pernikahan, banyak calon pengantin yang tidak komunikasi informasi dan edukasi tentang
mempunyai cukup pengetahuan dan informasi kesehatan reproduksi kepada calon pengatin
tentang kesehatan reproduksi dalam sangat diperlukan untuk memastikan setiap
berkeluarga, sehingga setelah menikah calon pengantin mempunyai pengetahuan yang
kehamilan sering tidak direncanakan dengan cukup dalam merencanakan kehamilan dan
baik serta tidak di dukung oleh status mempersiapkan keluarga yang sehat (kemenkes
kesehatan yang optimal RI, 2018).
Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan Pranikah pada Nn. G
Usia 21 Tahun di Wilayah Puskesmas Todanan?
TUJUAN
a. Melakukan pengkajian secara subjektif kepada Nn. G Usia 21 Tahun di
Wilayah Puskesmas Todanan

b. Melakukan pengkajian secara objektif kepada Nn. G Usia 21 Tahun di


Wilayah Puskesmas Todanan

c. Melakukan Analisa sesuai dengan kasus kepada Nn. G Usia 21 Tahun di


Wilayah Puskesmas Todanan

d. Melakukan penatalaksanaan asuhan sesuai dengan kasus kepada Nn. G


Usia 21 Tahun di Wilayah Puskesmas Todanan
MANFAAT

PASIEN PENULIS
menambah wawasan dan pengetahuan Menambah referensi dalam asuhan
pasien kebidanan pada kasus Pranikah

BIDAN INSTITUSI
Menambah sumber pengetahuan dan strategi
bagi tenaga pelayanan khususnya bidan, Menambah referensi dalam meningkatkan
untuk memberikan asuhan kebidanan pada pengetahuan mahasiswa
kasus Pranikah
 
BAB II
TINJAUAN TEORI
• Akad/ janji nikah yang di ucapkan atas nama Tuhan Yang
Maha Esa yang merupakan awal dari Kesepakatan bagi
calon pengantin untuk saling memberikan ketenangan
Pengertian (sakinah) dengan mengembangkan hubungan atas dasar
saling cinta dan kasih (mawaddah wa rahmah).
Pranikah Pernikahan berarti bahwa disamping saling bertanggung
jawab antara satu dengan yang lain, suami istri juga
bertanggungjawab pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
peran sebagai suami dan istri (Kemenkes RI, 2018

1. Menjamin kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi


yang sehat dan berkualitas
Tujuan 2. Mengurangi angka kesakitan dan angka kematian ibu dan bayi
Pranikah baru lahir
3. Menjamin tercapainya kualitas hidup dan pemenuhan hak-hak
reproduksi
4. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
ibu dan bayi baru lahir yang bermutu, aman, dan bermanfaat sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
PERSIAPAN
PERNIKAHAN
A. Persiapan Fisik C. Status Imunisasi TT

• Pemeriksaan status Pencegahan dan perlindungan


kesehatan: diri yang aman terhadap
B. Persiapan Gizi
• Pemeriksaan Tanda- penyakit tetanus dilakukan
tanda vital dengan pemberian 5 dosis
Peningkatan status gizi calon
• PemeriksaanDarah imunisasi TT untuk mencapai
pengantin terutama
• Pemeriksaan Urin: kekebalan penuh.
perempuan melalui
Urin Rutin d. Menjaga Kebersihan Organ
penanggulangan KEK
Genetalia
(Kekurangan Energi Kronis)
dan anemia gizi besi serta
defisiensi asam folat.
Informasi Tentang Kehamilan, Penundaan Kehamilan,
Persalinan dan Pasca Salin

A. Kehamilan B. Tanda-tanda C. Proses Kehamilan


kehamilan
Kehamilan • Sel telur yang matang dibuahi oleh
merupakan masa 1. Tes kehamilan sperma dalam saluran telur (tuba fallopi)
yang dimulai dari positif (+) • Sel telur yang telah dibuahi sperma
konsepsi sampai 2. Tidak mendapat (embrio) menempel di lapisan dalam
lahirnya janin. menstruasi dinding rahim
Lamanya hamil 3. Timbul rasa mual, • Dalam 120 hari pertama, embrio
normal adalah 280 muntah-muntah dan berkembang mengikuti tahapan
hari (40 minggu atau pusing terutama kehidupan sel (hayati)
9 bulan 7 hari). pada pagi hari • Memasuki usia kehamilan lebih lanjut,
4.Tidak ada nafsu embrio berkembang mengikuti tahapan
makan kehidupan insani menjadi janin/ bayi
• Kehamilan umumnya berakhir dengan
persalinan setelah 280 hari ( 9 bulan 10
hari).
Informasi Tentang Kehamilan, Penundaan Kehamilan, Persalinan dan Pasca Salin
Bagian 2

E. Penundaan
D. Nutrisi Makanan F. Tanda Bahaya G. Kesehatan Jiwa
Kehamilan
Ibu Hamil Kehamilan Ibu Hamil

• • Muntah terus dan


Makanan ibu hamil Modern jangka Ibu yang hamil akan
pendek : pil, tidak mau makan
harus diperhatikan • Demam tinggi sehat secara mental
kondom
• • Bengkak pada kaki,
karena selain untuk Modern jangka jika suami,
panjang : AKBK / tangan dan wajah
kebutuhan ibu juga Implan dan atau sakit kepala orangtua, ipar dan
IUDAKDR disertai kejang
dibutuhkan untuk • gerakan Janin keluarganya
• Alamiah :
perkembangan pengukuran suhu dirasakan kurang mendukungnya.
• Pendarahan pada
janin. basal dan penilaian
lendir hamil muda dan
hamil tua
• Air ketuban keluar
sebelum waktunya
INFORMASI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

A. Gejala Infeksi Menular Seksual


B. Jenis IMS

• Keluar cairan dari vagina, penis atau anus yang berbeda dari
• GO dan Klamidia
biasanya.
• Kondiloma
• Rasa perih atau nyeri atau panas pada saat kencing
akuminata
• Ada luka terbuka/basah di sekitar kemaluan atau sekitar mulut.
(Jengger Ayam)
• Ada semacam tumbuhan seperti jengger ayam/kutil di sekitar
dan Herpes
kemaluan.
genitalis
• Terjadi pembengkakan pada lipatan paha.
• Sifilis
• Pada pria, terdapat bengkak dan nyeri pada kantung pelir/kantung
• HIV
zakar.
• Keluar darah setelah berhubungan seks dan demam.
Informasi tentang Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara

a. Kanker Leher Rahim


1. beberapa penyebab yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker leher rahim, antara
lain :
■ Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia muda.
■ Berganti-ganti pasangan seksual.
■ Merokok. Persalinan, infeksi, dan iritasi menahun pada leher rahim dapat menjadi pemicu
kanker leher rahim.
2. Tanda-tanda Kanker Leher Rahim
Pada fase prakanker, sering tidak ada gejala atau tanda-tanda yang khas.
3. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
Deteksi dini kanker leher rahim dapat dilakukan dengan Papsmear dan Tes IVA (Inspeksi
Visual dengan Asetat)
b. SADARI (Periksa Payudara Sendiri)
SADARI merupakan cara deteksi dini akan adanya benjolan atau perubahan pada payudara
dibandingkan dengan keadaan sebelumnya oleh karena itu SADARI dianjurkan dilakukan
sebulan sekali setelah selesai haid
■ Langkah-langkah melakukan SADARI

a.Bercermin dengan kedua


tangan di pinggang
b.Angkat kedua tangan cermati setiap perubahan pada
payudara
c.Pencet puting, perhatikan cairan yang keluar
d.Pijatlah payudara sambil berbaring
e.Pijatlah payudara saat mandil
Informasi tentang Gangguan dalam Kehidupan Seksual Suami Istri
a. Gangguan Seksual pada Perempuan
■ Gangguan dorongan seksual,Gangguan.
■ Tidak bisa atau sulit untuk mencapai orgasme saat berhubungan seksual.
■ Rasa sakit atau tidak nyaman di kelamin dan sekitarnya setiap kali berhubungan seksual..
b. Ganggian Seksual pada Laki-laki
■ Disfungsi ereksi, misalnya karena menderita diabetes melitus.
■ Gangguan ejakulasi, yaitu ejakulasi dini atau justru ejakulasi yang terhambat.
■ Gangguan orgasme, yaitu tidak bisa merasakan orgasme.
c. Mencegah Gangguan Seksual
■ Selalu ingat bahwa kehidupan seksual adalah milik bersama dan dibina bersama pasangan.
■ Bersikap dan bicaralah secara terbuka apa adanya.
■ Jaga kesehatan tubuh dan jiwa.
■ Hindari gaya hidup tak sehat
8. Mitos pada Perkawinan

■ Mitos adalah sesuatu yang belum tentu benar tetapi sudah dianggap benar oleh masyarakat.
Biasanya mitos didapat secara turun temurun baik secara langsung maupun lewat catatan sejarah.
Umumnya mitos-mitos tersebut sudah berakar dan hidup subur di masyarakat. Perlu dipikirkan
bahwa mitos-mitos terkadang timbul karena ketakutan dan rasa ketidaknyamanan. Terutama
dalam sebuah perkawinan, mitos tidak selalu harus dipercaya dan harus diuji kebenarannya.
B. Tinjauan Teori Asuhan Pranikah

1. Pengertian Asuhan Kebidanan


Asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang di gunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikirandan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan keterampilan
dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien
Asuhan kebidanan terdiri dari tujuh langkah yang berurutan, yang di mulai dengan pengumpulan data
dasar dan berakhir dengan evaluasi. Tujuh langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap dan
bisa di aplikasikan dalam suatu situasi (Verney,2012).
2. Tahapan Asuhan Kebidanan
Menurut Varney (2012), langkah-langkah manajemen kebidanan tersebut sebagai berikut:
a. Langkah I (Pengumpulan Data Dasar)
b. Langkah II (Interpretasi Data Dasar)
c. Langkah III (Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial dan Mengantisipasi
Penanganannya)
d. Langkah IV (Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera)
e. Langkah V (Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh)
f. Langkah VI (Pelaksanaan Langsung Asuhan Efisien dan Aman)
g. Langkah VII (Mengevaluasi Hasil Tindakan)
3. Pendokumentasian Manajemen Asuhan Kebidanan

a. Data Subyektif (S)

Data subjektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney


langkah pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui anamnesis.
Diantaranya: Nama Klien dan Pasangan, Umur, Agama, Suku Bangsa, Pendidikan, Pekerjaan,
Alamat, Alasan Datang, Keluhan Utama, Riwayat Obstetri, Riwayat Kesehatan, Riwayat
Imunisasi Rencana KB, Pola pemenuhan sehari hari, Riwayat Psikosial

b. Data Obyektif (O)

Data objektif merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney


pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui observasi yang jujur dari
pemeriksaan fisik pasien,pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik lain.
Diantaranya: Pemeriksaan Umum, Kesadaran, Tekanan Darah, Nadi, Respirasi Berat badan,
Tinggi badan, LILA
c. Perumusan Analisa diagnosis dan masalah
Analisa merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Varney langkah kedua, ketiga dan keempat,
meliputi diagnosis/masalah kebidanan, diagnosis/masalah potensial dan kebutuhan segera yang harus diidentifikasi
menurut kewenangan bidan melalui tindakan mandiri, tindakan kolaborasi dan tindakan merujuk klien .
d. Penatalaksanaan
Rencana asuhan dibuat sesuai dengan masalah yang ditemukan dalam pengkajian, meliputi:
a) Jelaskan hasil pemeriksaan
b) Berikan KIE tentang kesehatan reproduksi, persiapan pernikahan, dan persiapan kehamilan sesuai panduan konseling
calon pengantin yang telah ditentukan oleh Kemenkes
c) Meningkatkan pengetahuan pasangan tentang kesehatan reproduksi dan prakonsepsi.
d) Anjuran untuk banyak mengkonsumsi makanan atau suplemen asam folat untuk pranikah.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH


BAB IV PEMBAHASAN

A. Data Subyektif
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan kepada klien, data subyektif didapatkan Nn. G
Umur 21 tahun mengatakan bahwa dirinya sehat tidak mengalami keluhan apapun. Pada
pengkajian ini Nn. G umur 21 tahun masih tergolong usia reproduktif sehat. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Nn. G dan Sdr. I sudah memenuhi persyaratan aman dalam pernikahan.
Selain usia, dalam data subyektif pada riwayat psikososial didapatkan bahwa keduanya ingin
langsung memiliki anak dan tidak ingin menunda kehamilan, hal ini tidak dipermasalahkan
karena sesuai dengan teori bahwa seorang wanita usia 20-35 sudah memiliki organ reproduksi
yang matang dan siap untuk terjadi kehamilan. sesuai dengan teori Saifudin (2010) yaitu wanita
dengan usia reproduktif sehat adalah antara usia 20 sampai 35 tahun. Pada langkah ini tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus.
B. Data Obyektif

Berdasarkan data obyektif yaitu pada pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum seperti
mengecek tanda – tanda vital dan pemeriksaan fisik. Didapatkan data obyektif sdebagai berikut :
Keadaan umum : Baik, kesadaran : composmentis, TD: 100/70 mmHg, HR : 81 x/ menit, RR : 24x/
menit, Temp : 37 C, BB : 48 kg, TB : 160 cm, LILA: 23,7 cm, IMT: 18,75. Apabila LILA <23,5 atau
IMT <18,5 kg/m2, artinya wanita tersebut memiliki resiko KEK atau gizi kurang dan dapat beresik
melahir berat bayi lahir rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan
pertumbuhan, dan perkembangan anak (Suparisa, dkk, 2014).
C. Analisa
Berdasarkan analisa pada Nn. G usia 21 tahun dengan kebutuhan
imunisasi tetanus tocxoid. Hal itu dilakukan dalam upaya pencegahan dan
perlindungan terhadap penyakit tetanus. Sehingga diharapkan akan memiliki
kekebalan seumur hidup untuk melindungi ibu dan bayi terhadap penyakit
tetanus. Apabila status imunisasi TT belum mencapai TT5 saat pemberian
imunisasi dasar lanjutan, maka pemberian imunisasi TT dilakukan saat yang
bersangkutan menjadi calon pengantin (Kemenkes, 2017)
D. Penatalaksanaan

Berdasarkan penatalaksanaan yang diberikan pada Nn. G usia 21 tahun pada tanggal
6 Februari 2021, Riwayat terakhir imunisasi Nn. G adalah TT2, saat ini klien telah
mendapatkan imunisasi TT 3 yang masa perlindungannya 5 tahun, klien dapat
melakukan suntik TT 4 setahun kemudian atau pada saat klien hamil. Selain itu
menganjurkan Nn.G mengkonsumsi asam folat dan tablet tambah darah sejak sebelum
kehamilan 1x1 per hari, serta menjelaskan kepada klien jenis-jenis makanan yang banyak
mengandung asam folat dan zat besi.
Lanjutan…..

Berdasarkan Implementasi kunjungan pertama pada tanggal 6 Februari 2021,


Nn. G diberikan pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) peting dilakukan pada remaja. Sesuai dengan penelitian (Wulansah dan
waluyo, 2019) bahwa pemeriksaan payudara sendiri perlu dilakukan oleh remaja putri
merupakan salah satu upaya mendeteksi dini adanya kanker payudara. Remaja putri
perlu memahami tentang kanker payudara dan praktik pemeriksaan payudara sendiri
agar mereka memahami perkembangan dan perubahan payudara secara lebih dini dan
benar, serta memahami perubahan fisik dan psikisnya.
Lanjutan…..

Implementasi kunjungan kedua pada tanggal 11 Februari 2021, Nn. G


diberikan pendidikan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi yang merupakan
salah satu proritas utama bagi pasangan pranikah. Pada Nn. G diberikan konseling
mengenai kesehatan reproduksi yang baik untuk ganti pakaian dalam minimal 2 kali
sehari. Tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat dan berbahan non sintetik.
Membersihkan organ reproduksi luar dari depan kebelakang dengan menggunakan air
bersih dan dikeringkan menggunakan handuk atau tisu. Menggunakan pembalut
ketika menstruasi dan diganti paling lama setiap 4 jam sekali atau setelah buang air.
4. Penatalaksanaan yang tepat pada Nn. G umur 21 tahun yaitu memberikan:
a. Memberikan Imunisasi Tetanus Toxoid.
b. Menganjurkan klien melakukan diet sehat
c. Memberikan Pendidikan kesehatan tentang nutrisi pranikah.
d. Memberikan Pendidikan kesehatan tentang persiapan kehamilan
e. Memberikan pendidikan kesehatan tentang manfaat tablet tambah darah untuk
persiapan kehamilan.
f. Menganjurkan klien periksa ke bidan apabila ada keluhan
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil dari anamesa data sujektif pada Nn.G umur 21 tahun ingin mendapatkan
suntik Tetanus Toxoid untuk persiapan pranikah dan konseling persiapan kehamilan
2. Berdasarkan hasil pemeriksaan objektif bahwa Nn.G umur 21 tahun dalam keadaan sehat,
termasuk kategori usia reproduktif.
3. Berdasarkan hasil analisa bahwa Nn.G umur 21 tahun dengan kebutuhan imunisasi Tetanus
Toxoid dan konseling persiapan kehamilan.
Saran
1.Bagi Pasien
Bagi calon pengantin hendaknya mengikuti kegiatan penyuluhan pra nikah yang ada didesa yang di adakan oleh BP-4 (Badan
Penasehatan Pembinaan dan pelestarian Perkawinan) karena dengan mengikuti bimbingan pranikah maka calon pengantin akan
mendapatkan pengetahuan tentang pernikahan, agar dapat membanguan keluarga yang sehat dan berkualita

2. Bagi Penulis
Penulis harus menambah dan meningkatkan pengetahuan serta menerapkan teori persiapan pra nikah

3. Bagi Profesi

Meningkatkan komunikasi dengan masyarakat sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih optimal kepada

masyarakat. Memberikan asuhan sesuai dengan wewenang dan kode etik bidan serta dalam melakukan pendokumentasian

petugas kesehatan harus lebih teliti dan cermat .

4. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan institusi pendidikan dapat meningkatkan mutu dan kualitas serta perkembangan sesuai prosedur dalam

memberikan asuhan dan dalam pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan dalam memecahkan suatu masalah
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon and

TERIMA KASIH
infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai