Disusun oleh :
Konny Permata Sari
Nim : 213001080179
LAPORAN LENGKAP
ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI
PADA Nn. N DENGAN KONSELING PRANIKAH
DI PUSKESMAS SEKANCING
TAHUN 2022
Bdn. Lismawati,S.Keb.,M.Kes
NIK : 1021038703
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN LENGKAP
ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI
PADA Nn. N DENGAN KONSELING PRANIKAH PRANIKAH
DI RS MERANGIN MEDICAL CENTRE
TAHUN 2022
Mengetahui
CI Akademik
Bdn. Lismawati,S.Keb.,M.Kes
NIK : 1021038703
Disetujui,
Ka. Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Stase Asuhan Kebidanan
Pranikah dan Prakonsepsi dengan judul “Asuhan kebidanan Pranikah dan Prakonsepsi pada
Nn.N dengan Konseling Pranikah Di Puskesmas Sekancing”. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Seno Aji, S.Pd., M.Eng, Prac, selaku Rektor Universitas Adiwangsa Jambi yang
sudah memfasilitasi dan memberi dedikasinya untuk pendidikan profesi Bidan.
2. Ibu Bdn. Subang Aini, S.Keb, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kesehatan dan Farmasi
Universitas Adiwangsa Jambi yang sudah membantu dalam kelancaran pendidikan profesi
bidan ini.
3. Ibu Bdn. Devi Arista S.Keb.,M.Kes, selaku Ketua Program Studi profesi Bidan di
Universitas Adiwangsa Jambi yang sudah memberikan arahan untuk tercapainya
penatalaksanaan ini.
4. Ibu Bdn.Lismawati, S.Keb, M.Kes, selaku pembimbing CI Akademik yang telah
memberikan saran dan bimbingan dalam pengerjaan Laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritikan dan saran penulis harapkan sebagai bahan untuk perbaikan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan................................................................................................3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB V PENUTUP....................................................................................................................32
A. Kesimpulan...........................................................................................................32
B. Saran.......................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
wanita akan menjalani proses konsepsi. Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum
kehamilan. Wanita usia subur (WUS) sebagai calon ibu merupakan kelompok rawan
seorang generasi penerus ditentukan oleh kondisi ibunya dari sebelum hamil dan
selama kehamilan. Wanita usia 20 – 35 merupakan usia yang paling tepat dalam
mencegah terjadinya masalah gizi terutama kekurangan energi kronik. Status gizi
akan lebih baik jika dilakukan sebelum hamil. Syarat gizi sempurna pada masa
prakonsepsi merupakan kunci kelahiran bayi normal dan sehat (Susilowati dkk.
2016).
Kondisi nutrisi yang kurang baik bagi ibu hamil akan menjadi penyebab
kesakitan dan kematian yaitu anemia dan kurang energi kronis (KEK). Ibu hamil
yang mengalami anemia dapat mengalami kejang sampai kematian jika kekurangan
zat besi. KEK masih merupakan masalah gizi utama yang sering menimpa WUS.
Seseorang dapat dikatakan KEK apabila hasildari pengukuran lingkar lengan atas
(LILA) di bawah 23,5 cm. Dampak dari wanita pranikah yang menderita KEK antara
lain dapat mengakibatkan terjadinya anemia, kematian pada ibu pada saat melahirkan,
bayi berat lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur, bayi lahir cacat hingga
Dampak yang serius juga dialami oleh janin dan bayi yang dilahirkan dari ibu
hamil yang kekurangan nutrisi. Masalah yang terjadi antara lain gangguan
pertumbuhan di dalam uterus, bayi dengan BBLR dan bayi lahir prematur (Reeder,
Sharon, Martin, & Griffin, 2011). Jika Ibu hamil dalam kondisi kekurangan asam
folat, maka beresiko melahirkan bayi dengan Neural Tube Defects (NTDs). Selain itu
bayi bisa mengalami kretinisme atau retardasi mental jika ibu hamil dalam kondisi
kekurangan yodium (Badriah, 2011; Gardiner et al., 2008; Reeder, Sharon, Martin, &
Griffin, 2011).
KH dan untuk angka kematian bayi adalah 33.278 jiwa (SDKI, 2015). Berdasarkan
data Riskesdas tahun 2013, proporsi WUS yang mengalami KEK pada usia 20-24
tahun adalah sebanyak 30,6%, pada usia 25- 29 tahun sebanyak 19,3% dan usia 30-34
prevalensi di Jawa Tengah berdasarkan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah
pada tahun 2020 yaitu sebanyak 39.823 jiwa (BPS Jawa Tengah, 2021).
kembang janin dan kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan serta keselamatan selama
gizi bagi wanita pranikah disebabkan karena gizi yang baik akan menunjang fungsi
optimal alat-alat reproduksi seperti lancarnya proses pematangan telur, produksi sel
telur dengan kualitas baik, dan proses pembuahan yang sempurna. Gizi yang baik
juga dapat berperan penting dalam penyediaan cadangan gizi untuk tumbuh-kembang
janin. Bagi calon ibu, gizi yang cukup dan seimbang akan mempengaruhi kondisi
kesehatan secara menyeluruh pada masa konsepsi dan kehamilan serta akan dapat
memutuskan mata rantai masalah kekurangan gizi pada masa kehamilan (Susilowati
dkk. 2016).
berhubungan dengan gizi. Oleh karena itu perlu dilakukan penanganan salah satunya
Islam Departemen Agama Republik Indonesia Nomor DJ.II/491 tahun 2009 tentang
Perkawinan Nomor 1 tahun 1974, keluarga sakinah, rumah tangga ideal dan
kerukunan berumah tangga bagi calon pengantin. Namun sayangnya jarang sekali
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
1. Tujuan Umum
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan melakukan
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian studi kasus pada konseling pranikah dan prakonsepsi pada Ny.
A adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada pasien secara komprehensif dalam ko
nseling pranikah dan prakonsepsi pada caten Nn.N dengan KIE mempersiapkan kehamila
n sehat
b. Mahasiswa mampu melakukan interpretasi data pada pasien secara komprehensif dalam k
onseling pranikah dan prakonsepsi pada caten Nn.N dengan KIE mempersiapkan kehami
lan sehat
c. Mahasiwa mampu melakukan diagnose potensial pada pasien secara komprehensif dalam
konseling pranikah dan prakonsepsi pada caten Nn.N dengan KIE mempersiapkan keham
ilan sehat
alam konseling pranikah dan prakonsepsi pada caten Nn.N dengan KIE mempersiapkan
kehamilan sehat
e. Mahasiwa mampu memutuskan pemberian rencana tindakan pada pasien secara komprehe
nsif dalam konseling pranikah dan prakonsepsi pada caten Nn.N dengan KIE mempersia
f. Mahasiwa mampu melakukan tindakan asuhan kebidanan secara menyeluruh pada pasien s
ecara komprehensif dalam konseling pranikah dan prakonsepsi pada caten Nn.N dengan
g. Mahasiwa mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan yang telah diberikan pada pasien s
ecara komprehensif dalam konseling pranikah dan prakonsepsi pada caten Nn.N dengan
belum mempunyai ikatan, baik secara hukum Agama ataupun Negara dan pasangan
melengkapi data-data yang diperlukan untuk pernikahan CATIN atau Calon Pengantin
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan istilah yang digunakan pada
wanita usia subur yang mempunyai kondisi sehat sebelum hamil agar dapat
melahirkan bayi yang normal dan sehat serta Calon Pengantin laki-laki yang akan
Calon Pengantin adalah terdiri dari dua kata yaitu calon dan pengantin, yang
memiliki arti sebagai berikut, “Calon adalah orang yang akan menjadi pengantin”.
Jadi calon pengantin adalah seorang laki-laki dan seorang perempuan yang ingin atau
berkehendak untuk melaksanakan pernikahan. Dengan kata lain calon pengantin ini
adalah peserta yang akan mengikuti bimbingan pranikah yang diadakan oleh Kantor
Urusan Agama sebelum calon pengantin ini akan melangsungkan akad nikah
(Fatmawati, 2016)
Menurut Kemenkes RI (2018), Fisik dan mental yang sehat merupakan pondasi
awal keluarga dalam mewujudkan generasi yang berkualitas, oleh karena itu
pasangan calon pengantin harus terbebaskan dari penyakit yang dapat mempengaruhi
kesehatan janin dan tumbuh kembang anak. Terdapat beberapa penyakit yang perlu
a. HIV-AIDS
melemahkan sistem pertahanan tubuh untuk melawan infeksi sehingga tubuh mudah
tertular penyakit (Kemenkes RI, 2013). Pencegahan dan penanganan Infeksi Menular
Seksual dan HIV/AIDS bagi calon pengantin sangat penting, baik bagi calon pengantin
perempuan maupun laki-laki, mengingat calon pengantin merupakan salah satu populasi
rentan terhadap penularan penyakit tersebut. Perilaku calon pengantin yang berisiko
tinggi terhadap Infeksi Menular Seksual dan HIV/AIDS antara lain penyalahgunaan
narkoba, penggunaan jarum suntik bersama, seks tidak aman, tato dan tindik
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab AIDS. Virus ini
termasuk RNA virus genus Lentivirus golongan Retrovirus family Retroviridae. Spesies
HIV-1 dan HIV-2 merupakan penyebab infeksi HIV pada manusia. AIDS adalah
infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang yang lain melalui kontak seksual.
Semua teknik hubungan seksual baik lewat vagina, dubur atau mulut baik berlawanan
jenis kelamin maupun dengan sesama jenis kelamin bisa menjadi sarana penularan
penyakit kelamin. Kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular
Infeksi Menular Seksual adalah kelompok remaja sampai dewasa muda sekitar usia (15-
24 tahun). Penyakit yang tergolong infeksi menular seksual adalah sebagai berikut :
1) IMS yang disebabkan bakteri, yaitu: Gonore, infeksi genital non spesifik, Sifilis,
disebabkan virus, yaitu: Herpes genetalis, Kondiloma Akuminata, Infeksi HIV, dan
Kandidiosis genitalis
c. Hepatitis B
berdiameter 40-42 nm (Juspar, 2017). Virus tersebut penyebab terjadinya radang hati
akut atau kronis bila berlanju menjadi sirosis hati atau kanker hati (Mustofa &
Kurniawaty, 2013).
adalah kontak lensi atau sekret dengan penderita hepatitis B, tranfusi darah dan belum
atau melalui hubungan seksual, iatrogenik dan penggunaan jarum suntik bersama
(Juffrie et al, 2010 dalam Winata, 2017). Penanda seseorang teridentifikasi terinfeksi
Hepatitis B adalah melalui saliva, air mata, cairan seminal, serebrospinal, asites dan air
d. Malaria
Menurut Saputra (2011) malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh
Plasmodium yang sering ditemukan di kawasan Tropika yang apabila penyakit ini
diabaikan dapat menjadi serius yaitu berdampak kematian. Malaria adalah penyakit
yang dapat bersifat akut maupun kronik yang disebabkan oleh Protozoa Genus
Plasmodium dengan gejala demam, Anemia dan Splenomegali (Kemenkes RI, 2013).
Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dampak dari
penyakit tersebut adalah kematian terutama pada kelompok resiko tinggi yaitu bayi,
anak balita, ibu hamil dan pada umur dewasa dan secara tidak langsung malaria dapat
Coccidiidae. Cara penularannya yaitu dari gigitan nyamuk Anopheles yang sedang
menyedot darah dan mengeluarkan cairan berupa Plasmodium kedalam darah manusia
dan terinfeksi lalu menjadi sakit. Secara tidak alamiah penularan penyakit malaria ada 3
yaitu malaria bawaan terjadi pada bayi yang baru lahir akibat dari ibu yang menderita
malaria hal tersebut terjadi melalui tali pusat atau Plasenta. Secara mekanik terjadi
e. Penyakit Genetik
1) Penyakit genetik disebabkan oleh kelainan gen yang diturunkan saat terjadinya
2) Bila salah satu calon pengantin menderita penyakit genetik maka memungkin
pernikahan diperlukan apabila salah satu dari calon pengantin atau garis
untuk memastikan status kesehatan dari kedua calon mempelai laki-laki dan perempuan
yang hendak menikah. Hal ini diperuntukan untuk mendeteksi dini adanya penyakit
menular, menahun dan kesuburan maupun kesehatan jiwa seseorang. Pemeriksaan ini
dan penyakit yang diturunkan secara genetik (laporan klinik prodia, 2012).
keehatan agar dapat merencanakan dan mempersiapkan kehamilan yang sehat dan aman.
Pemeriksaan kesehatan yang diperlukan oleh calon pengantin berpedoman pada buku saku
a. Pemeriksaan Fisik
Menurut Surussin dan Moh. Muhsin (2014) pertumbuhan jasmani dalam fase kehidupan
manusia akan mengalami perkembangan yang sangat signifikan ketika memasuki usia remaja,
karena pada usia remaja sudah mulai tumbuh dan berfungsi organ reproduksinya. Pertumbuhan
fisik akan semakin kuat saat mengakhiri usia remaja, demikian pula dengan fungsi organ
reproduksi akan berjalan dengan baik saat berakhir usia remaja dan semakin matang ketika
Menurut ilmu kesehatan, fase terbaik untuk melahirkan adalah usia 20-30 tahun. Pemeriksaan
fisik termasuk status gizi yang diperlukan oleh catin antara lain adalah :
melalui pengukuran dan pemeriksaan (denyut nadi, frekuensi nafas, suhu tubuh dan seluruh
tubuh).
2) Pemeriksaan status gizi, dilakukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi status gizi dan
deteksi awal anemia, melaluipengukuran atau pemeriksaan (berat badan, tinggi badan, LILA
yaitu sebagai berikut (Gula darah, HIV, IMS (Sifilis), Hepatitis, TORCH, Malaria
(daerah endemis), Talasemia dan pemeriksaan lain sesuai indikasi). Penyakit genetik,
(kencing manis), Hipertensi (tekanan darah tinggi), kelainan jantung, dan sebagainya.
HIV/AIDS. Vaksinasi, Hal ini dilakukan untuk kekebalan terhadap virus Rubella.
Infeksi Rubella pada kehamilan dapat menimbulkan kelainan pada janin seperti kepala
kecil, tuli, kelainan jantung dan bahkan kematian. Perlu pula pemeriksaan virus
Herpes karena dapat menyebabkan cacat janin dan kelahiran prematur (Kemenkes RI,
2013)
penyakit kencing manis (Diabetes Melitus) dan juga penyakit penyakit metabolik tertentu.
Ibu hamil yang menderita Diabetes tidak terkontrol dapat mengalami beberapa masalah
ketuban), meningkatkan resiko kelahiran prematur, serta Macrosomia (bayi menerima kadar
glukosa yang tinggi dari Ibu saat kehamilan sehingga janin tumbuh sangat besar).
Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2 jam setelah es toleransi Glukosa Oral
Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan keluhan klasik atau
Hepatitis B merupakan infeksi menular serius yang terjadi pada hati disebabkan
oleh virus hepatitis B. Hepatitis B bisa menjadi kronis setelah beberapa bulan seja
terinfeksi pertama kali (Kemenkes RI, 2013). Pemeriksaan ini bertujuan untuk
pravaksinasi dan memantau Clearence Virus. Selain itu pemeriksaan ini juga bermanfaat
jika ditemukan salah satu pasangan menderita Hepatitis B maka dapat diambil langkah
kemungkinan ada atau tidaknya infeksi penyakit Herpes, Klamidia, Gonorea, Hepatitis
dan Sifilis pada calon pasangan, sehingga bisa dengan segera menentukan terapi yang
lebih tepat jika dinyatakan terjangkit penyakit tersebut.Selain itu pemeriksaan ini juga
berguna untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit yang bisa mempengaruhi
kesehatan ibu hamil maupun janinnya (Fatmawati, 2016). Untuk menegaskan diagnosa
perlu dilakukan tes yang bersifat lebih spesifik yaitu dengan tes TPHA (Treponema
f. Pemeriksaan TORCH
TORCH adalah singkatan dari Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes
Simpleks. Keempat penyakit tersebut merupakan infeksi yang bisa menular dari ibu
hamil terhadap janin yang dikandungnya. Jika seorang ibu hamil menularkan infeksi
tersebut ke janinnya, maka hal fatal bahkan risiko cacat lahir bisa terjadi pada kesehatan
Sejak tahun 1986 sudah ditetapkan oleh pemerintah tentang aturan resmi untuk
Imunisasi Tetanus Toxsoid (TT). Pemberian Tetanus Toxsoid calon pengantin ditekankan
hasil dari pelaksanaan bimbingan dan pelayanan Imunisasi Tetanus Toxsoid calon
pengantin sesuai dengan pedoman pelaksanaan. Peraturan tersebut masih berjalan sampai
Tetanus Toxsoid dan menunjukkan surat/kartu bukti imunisasi TT1 sebagai administrasi
pernikahan yang bisa dilakukan di pelayanan kesehatan terdekat Puskesmas atau Rumah
mencegah dan melindungi diri terhadap penyakit tetanus, sehingga akan memiliki
kekebalan seumur hidup untuk melindungi ibu dan bayi terhadap penyakit tetanus. Setiap
perempuan usia subur (15-49 tahun) diharapkan sudah mendapatkan 5 kali Imunisasi
Tetanus Toxsoid lengkap, jika status Imunisasi Tetanus Toxsoid belum lengkap, maka
Tabel 2.1
Status Imunisasi Tetanus Toxsoid Pada Calon Pengantin
Pemberian Interval (Selang waktu Tahapan Masa
Imunisasi Pemberian Minimal) Perlindungan
TT I Langkah awal
pembentukan kekebalan
tubuh terhadap penyakit
tetanus
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun
TT 5 1 tahun setelah TT4 >25 tahun
Sumber : Permenkes Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
Imunisasi
Rumah sakit (pemeriksaan laboratorium dengan kondisi tertentu atas rujukan dari
Rumah sakit (pemeriksaan laboratorium dengan kondisi tertentu atas rujukan dari
5) Pendidikan
Tanyakan tingkat pendidikan tertinggi klien. Mengetahui
pendidikan klien berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga
bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya (Walyani, 2015).
6) Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk
mengetahui kemungkinan pengaruh lingkungan kerjan pasien
terhadap kehamilan yang dapat merusak janin, dan persalinan
prematur (Walyani, 2015).
7) Alamat
Dikaji untuk mengetahui keadaan lingkungan dan tempat
tinggal klien, sehingga lebih memudahkan pada saat akan
bersalin sert mengetahui jarak rumah dengan tempat pelayanan
kesehatan (Walyani, 2015).
8) Alasan Datang
Ditanyakan untuk mengetahui alasan datang ke bidan/
klinik, apakah untuk memeriksakan keadannya atau untuk
memeriksakan keluhan lain yang disampaikan dengan kata –
katanya sendiri (Hani, dkk, 2010).
9) Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien
datang ke ke fasilitas kesehatan (Sulistyawati, 2009).
10) Riwayat Obstetri
a) Menarch :
Dikaji untuk mengetahui kapan pertama kali pasien
menstruasi. Umumnya menarche terjadi pada usia 12-13
tahun (Sulistyawati, 2009).
b) Siklus :
Siklus merupakan jarak antara menstruasi yang
dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam hitungan hari.
Dikaji teratur atau tidaknya setiap bulan. Biasanya sekitar
23-32 hari (Sulistyawati, 2009).
c) Lamanya :
Menurut Walyani (2015) lamanya haid yang normal
adalah kurang lebih 7 hari. Apabila sudah mencapai 15 hari
berarti sudah abnormal dan kemungkinan adanya gangguan
ataupun penyakit yang mempengaruhi (Sulistyawati, 2009).
d) Nyeri haid :
Nyeri haid perlu ditanyakan untuk mengetahui
apakah klien menderita atau tidak di tiap haid.Nyeri haid
juga menjadi tanda kontroksi uterus klien begitu hebat
sehingga menimbulkan nyeri haid (Walyani 2015).
e) Banyaknya :
Dikaji untuk mengetahui berapa banyak darah yang
keluar saat Menurut Walyani (2015; h. 114) normalnya
yaitu 2 kali ganti pembalut dalam sehari.Apabila darahnya
terlalu berlebihan,itu berarti telah menunjukan gejala
kelainan banyaknya darah haid (Walyani 2015).
11) Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan merupakan identifikasi keluhan
sekarang, penyakit umum yang pernah diderita, serta penyakit
yang dialami dahulu (Marmi, 2011)
12) Riwayat Imunisasi
Pemberian imunisasi TT pada wanita harus didahului
dengan skrining untuk mengetahui jumlah dosis dan status
imunisasi TT yang telah diperoleh selama hidupnya (Kemenkes
RI, 2013; h. 29 - 30). Berikut ini jadwal pemberian imunisasi
yang sudah pernah mendapatkan imunisasi TT.
TINJAUAN KASUS
NIM : 213001080179
I. Identitas Pasien
Data Subjektif
Catin Wanita Catin Laki-laki
Nama : Nn. N Nama : Tn. S
Umur : 25 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku :Jawa Suku : Melayu
Pendidikan : DIII Pendidikan : DIII
Pekerjaan : Honorer Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ds. Sekancing Alamat : Ds. Kungkai
No.Telp : 082189652290 No.Telp : 085396090518
1. Alasan datang
Ingin melakukan KIE pranikah
2. Keluhan Utama
Tidak ada
3. Riwayat Obstetri
G0P0A0
4. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun Siklus : Tidak teratur
Lamanya : 7 hari Nyeri haid : Iya
Banyaknya : 4 kali ganti pembalut di awal menstruasi
5. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit / kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Pasien mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita
penyakit seperti hipertensi, jantung, paru-paru, asma, diabetes, TBC, HIV,
hepatitis.
b. Riwayat penyakit dalam keluarga (menular/keturunan) :
Pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit menular/keturunan seperti hipertensi, jantung, paru-paru, asma,
diabetes, TBC, hepatitis.
5. Rencana KB
Pasien mengatakan tidak ingin menunda kehamilan.
6. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
c. Pola Nutrisi
Makan
1) Makanan pokok : 3 x per hari @ 1 piring sedang
Jenisnya : nasi
2) Lauk : 3 x perhari @ 1 potong sedang
Jenisnya : ikan, ayam, telur, tempe
3) Sayuran : 3 x @ 1 mangkuk
sayuran Jenisnya : oseng-oseng, sop
4) Buah : 3 x per minggu
Jenisnya : jeruk, pisang, pepaya
5) Camilan : 2 x per hari
Jenisnya : biskuit, kripik
6) Pantangan : tidak ada pantangan makanan apapun
Minum
1) Jumlah total : 8-10 gelas per hari
Jenisnya : air putih, teh, susu
d. Pola Eliminasi
1) BAK
Frekuensi sehari : 5-6 x per hari
Warna : kekuningan
Keluhan/masalah : tidak ada keluhan
2) BAB
Frekuensi sehari : 1 x per hari
Warna : kecoklatan
Keluhan/masalah : tidak ada keluhan
e. Pola Personal Hygiene
Mandi : 2 x per hari
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan umum :
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Tekanan darah : 110/70 mmHg
d. Suhu : 36,6o C
e. Nadi : 88 x/mt
f. RR : 22 x/mt
g. BB : 41 kg
h. TB : 153 cm
i. LLA : 24 cm
b. Status Present
a. Kepala : Bersih, tidak ada lesi
VI. Pelaksanaan
Tanggal 19-09-2022 Pukul: 11.10 wib
1. Memberikan penjelasan kepada pasien bahwa dari hasil pemeriksaan yang
sudah dilakukan
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36,6o C Nadi : 88 x/mnt
RR : 22 x/mnt BB : 41 kg
TB : 153 cm LLA : 24 cm
VII. Evaluasi
Tanggal 19-09-2022 Pukul: 11.30 wib
Pasangan Usia Subur Nn.N dan Tn.S memahami semua penjelasan tentang
pemeriksaan kesehatan catin dan berjanji akan mengikuti saran yang telah
diberikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/j_consilia/article/view/19981
Pada bab ini akan diuraikan tentang kesenjangan yang terjadi antara tinjauan
Pustaka dan studi kasus dalam proses asuhan. Pembahasan ini disusun berdasarkan teori
dari asuhan nyata dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh
Langkah Varney yaitu: pengumpulan data dasar, merumuskan diagnosis atau masalah
aktual, merumuskan diagnosis atau masalah potensial, melaksanakan tindakan segera atau
Berdasarkan pengkajian data subyektif diperoleh bahwa Nn. N berusia 25 tahun dan
Tn. S berusia 27 tahun. Menurut BKKBN (2017), umur ideal yang matang secara
biologis dan psikologis adalah 20 – 25 tahun bagi wanita dan umur 25 – 30 tahun
bagi pria. Dan umur Nn.N sudah memasuki umur ideal yang matang secara biologis
dan umur Tn. S termasuk usia yang sudah matang. Sehingga sehingga disarankan
untuk rencana kehamilan agar tidak terjadi komplikasi pada Nn.N dan janin
siklus haid 27 – 33 hari teratur tiap bulan, lama sekitar 4 – 5 hari, ada nyeri haid 1 –
2 hari tapi tidak mengganggu aktivitas, dan nada nyeri pinggang dan mood swing 1-
2 hari sebelum menstruasi. Siklus menstruasi pada wanita normal berkisar antara
21-32 hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus menstruasi 28 hari (Proverawati
& Misaroh, 2009). Sedangkan untuk lama menstruasi normalnya berlangsung 3-7
hari (Ramaiah, 2006), sementara itu menurut Proverawati dan Misaroh (2009) lama
mestruasi berlangsung selama 3-5 hari dan ada juga yang 7-8 hari. Dengan
demikian tidak ada gangguan pada Nn.N terkait menstruasi. Bila ditemukan
gangguan menstruasi, baik siklus, lama menstruasi, nyeri haid berlebihan, maka
Pada data objektif, Nn. U memiliki IMT 19,53 kg/m2 dan Lila 24 cm yang
termasuk dalam kategori normal. IMT normal ialah 18,5 – 25 kg/m2 (Depkes,
2011). Sedangkan, ambang batas LLA WUS dengan risiko KEK di Indonesia
adalah 23,5 cm. Apabila LLA < 23,5 cm atau IMT < 18,5 kg/m2 , artinya wanita
tersebut mempunyai risiko KEK atau gizi kurang, dan diperkirakan akan
melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR), BBLR mempunyai risiko kematian,
2014). Jika IMT > 30 kg/m2 , dapat meningkatkan komplikasi pada kehamilan
Dalam tahapan pengkajian, penulis tidak mendapat hambatan. Hal ini karena
respon kooperatif klien yang dapat menerima kehadiran penulis saat pengumpulan
data sampai tindakan yang diberikan. klien menunjukkan sikap terbuka dan
menerima anjuran serta saran yang diberikan oleh penulis maupun tenaga medis
Pengantin Nn. N dan Tn.S dengan pemeriksaan kesehatan pranikah. Masalah yang
Dengan demikian secara garis besar tidak ada kesenjangan dengan diagnosis
karena tidak ada kasus kegawat daruratan pada keduanya yang memerlukan
tindakan segera
Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh
bidan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien merupakan bagian
dan kadar gula tinggi, mengurangi makanan cepat saji, mencegah stress berlebihan,
Status nutrisi pada wanita pranikah perlu dikaji karena berhubungan dengan
tujuan yang sesuai kebutuhan calon pengantin. Rencana asuhan kebidanan yang
F. Pelaksanaan
Pada langkah pelaksanaan ini telah dilakukan dan dikerjakan sesuai dengan
rencana asuhan yang telah dibuat yaitu dengan menjelaskan dampak buruk
catin menjaga pola makan dengan makan makanan bergizi seimbang dan
hidup untuk melindungi ibu dan bayi terhadap penyakit tetanus. Pemberian
imunisasi tetanus toxoid (TT) dilakukan untuk mencapai status T5 hasil pemberian
wanita usia subur memiliki kekebalan penuh. Dalam hal status imunisasi belum
mencapai status T5 saat pemberian imunisasi dasar dan lanjutan, maka pemberian
imunisasi tetanus toxoid dapat dilakukan saat yang bersangkutan menjadi calon
makanan tinggi asam folat seperti sayur hijau, susu mengandung asam folat, sera
mengkonsumsi makanan kaya zat besi seperti hati, daging sapi, sayuran hijau
darah janin, cukup asam folat mengurangi risiko bayi lahir dengan cacat sistem
saraf sebanyak 70%. Jika seorang perempuan memiliki kadar asam folat yang
cukup setidaknya 1 bulan sebelum dan selama kehamilan, maka dapat membantu
mencegah kecacatan pada otak dan tulang belakang bayi (BKKBN, 2014).
baik dan tidak menemukan hambatan yang berarti karna adanya kerja sama dan
penerimaan yang baik dari klien dan keluarga yang kooperatif serta sarana dan
hambatan yang berarti karena seluruh tindakan yang dilakukan sudah berorientasi
G. Evaluasi
Evaluasi pada calon pengantin Nn.N dan Tn.S memahami semua penjelasan
tentang persiapan dan perencanaan kehamilan dan berjanji akan mengikuti saran
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Telah terlaksananya pengkajian pada Nn.N usia 25 tahun catin wanita dengan
KIE pranikah di Puskesmas Sekancing
2. Telah teridentifikasi diagnosa/masalah kebidanan berdasarkan data subyektif
dan data obyektif pada Nn.N usia 25 tahun catin wanita dengan KIE pranikah
di Puskesmas Sekancing
3. Telah terlaksana tindakan untuk memberikan asuhan pranikah pada Nn.N
usia 25 tahun catin wanita dengan KIE pranikah di Puskesmas Sekancing
4. Telah terlaksana evaluasi/hasil dalam memberikan asuhan pranikah pada
Nn.N usia 25 tahun catin wanita dengan KIE pranikah di Puskesmas
Sekancing
5. Telah terlaksana pendokumentasian asuhan pranikah pada Nn.N usia 25 tahun
catin wanita dengan KIE pranikah di Puskesmas Sekancing
B. Saran
1. Bagi Pembaca
Diharapkan laporan kasus ini dapat dijadikan referensi dalam pemberian
layanan atau pembuatan laporan asuhan pra nikah pada calon pengantin
dengan anemia.
2. Bagi Penulis
Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai informasi dan referensi
dalam melakukan pembelajaran baik secara teori maupun praktik pada asuhan
pra nikah pada calon pengantin.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. Jakarta : Kementerian Kesehatan.
Kementerian Kesehatan RI (2015) Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon
Pengantin. Jakarta.
Kostania, G., Ahmad, A. L. and Yunita, S. (2020) ‘Pengembangan Booklet
Pranikah Sebagai Media Informasi Dalam Pelayanan Kesehatan Untuk
Calon Pengantin’, Jurnal Kebidanan Indonesia, 11(2), p. 01. doi:
10.36419/jkebin.v11i2.367.
Lestari, dr. K. (2020) Mengenal Berbagai Persiapan Tak Boleh Dilewatkan,
website : https://www.sehatq.com/artikel/persiapan-sebelum-menikah-tak-
hanya-dari-sisi-finansial.
Manuaba, 1998. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Arcan.
Mandriwati. 2008. Penuntun Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta:
EGC.
Marmi. 2011. Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Munawaroh, L. (2019) ‘Kesehatan Tes Sebagai Syarat Pra Nikah (Studi UU
Pernikahan di Kuwait)’, YUDISIA : Jurnal Pemikiran Hukum dan
Hukum Islam, 10(1). doi: 10.21043/yudisia.v10i1.4684.
Padila. 2014. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Nuha Medika
Purwoastuti, Th Endang dan Walyani, Elisabeth Siwi. 2015. Panduan Materi
kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press
BERITA ACARA
UJIAN BEDSITE TEACHING
Pada Senin 19 September 2022 telah dilaksanakan Ujian Bedsite Teaching Stase Asuhan
Kebidanan Pranikah dan Prakonsepsi, oleh
NILAI
Dibawah Sesuai Diatas
NO NILAI
Harapan Harapan Harapan
(0-69) (70-79) (80-100)
1 Anamnesis
2 Pemeriksaan
3 Keterampilan Komunikasi
4 Keputusan Klinis
5 Profesionalisme
6 Pengorganisasian/Efisiensi
7 Keseluruhan Penanganan Pasien
TOTAL N1 N2 N3
Nilai : N1+N2+N3 =
7
DOKUMENTASI
1.
2.