NIM : P1337424820049
TA. 2020/2021
1. Tinjauan Teori Medis
a. Filosofi Pernikahan
Pernikahan merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan
manusia, dimana manusia memulai kehidupan pada jenjang dan peran
baru yaitu perempuan sebagai istri dan laki-laki sebagai suami. Akad
nikah dapat dimaknai sebagai janji kepada Tuhan pada pasangan untuk
menjalin kesepakatan hidup berpasangan dengan saling memberi
ketenangan dan dilandasi oleh saling cinta dan kasih.(Kementerian
Kesehatan, 2015)
Hal ini merupakan landasan bagi terbentuknya suatu keluarga.
Keluarga merupakan suatu kelompok individu yang ada hubungannya,
hidup bersama dan bekerja sama di dalam satu unit. Kehidupan dalam
kelompok tersebut bukan secara kebetulan, tetapi diikat oleh hubungan
darah atau perkawinan. (Oktarina, et al., 2015)
b. Informasi Pranikah
1) Kesehatan Reproduksi
Berbagai fenomena yang terjadi di Indonesia, agaknya masih
timbul pro kontra di masyarakat, lantaran adanya anggapan bahwa
membicarakan seks adalah hal yang tabu dan pendidikan seks akan
mendorong remaja untuk berhubungan seks. Namun hal ini merupakan
bagian dari fondasi dalam membangun pernikahan yang sehat baik
secara fisik maupun psikis. (Miswanto, 2014)
Kesehatan reproduksi merupakan suatu hak asasi manusia
yang, seperti semua hak asasi manusia lainnya. Guna mewujudkan hak
tersebut, wanita yang terkena dampak harus memiliki akses ke
informasi dan layanan kesehatan reproduksi komprehensif sehingga
mereka bebas membuat pilihan berdasarkan informasi terkait
kesehatan serta kesejahteraan mereka. Kesehatan reproduksi adalah
keadaan yang menunjukkan kondisi kesehatan fisik, mental, dan sosial
seseorang dihubungkan dengan fungsi dan proses reproduksinya
termasuk di dalamnya tidak memiliki penyakit atau kelainan yang
mempengaruhi kegiatan reproduksi tersebut. Masalah kesehatan
reproduksi dapat terjadi sepanjang siklus hidup manusia, misalnya
masalah pergaulan bebas pada remaja, kehamilan remaja, aborsi yang
tidak aman, kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi.
Perempuan lebih rentan dalam menghadapi risiko kesehatan
reproduksi, seperti kehamilan, melahirkan, aborsi yang tidak aman,
dan pemakaian alat kontrasepsi. Karena struktur alat reproduksinya,
perempuan lebih rentan secara sosial maupun fisik terhadap penularan
IMS, termasuk HIV-AIDS.
2) Hak Reproduksi dan Seksual
Hak-hak reproduksi Konferensi internasional kependudukan
dan pembangunan, disepakati hal-hal reproduksi yang bertujuan untuk
mewujudkan kesehatan bagi individu secara utuh, baik kesehatan
rohani dan jasmani, meliputi:
a) Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi
b) Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi
c) Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi
d) Hak dilindungi dan kematian karena kehamilan
e) Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kehamilan.
f) Hak atas kebebasan dan keamanan yang berkaitan dengan
kehidupan reproduksinya
g) Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk
perlindungan dari pelecehan, perkosaan, kekerasan, penyiksaan
seksual
h) Hak mendapatkan manfaat kemajuan ilmu penetahuan yang
berkaitan dengan kesehatan reproduksi
i) Hak atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya
j) Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga
k) Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam
berkeluarga dan kehidupan kesehatan reproduksi
l) Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik
yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi (Rachel Dwi
Wilujeng, 2013)
Fikawati, Sandra, Syafiq, A., & Karima, K. (2015). Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Miswanto. (2014). Pentingnya Pendidikan dan Seksualitas pada Remaja. Jurnal Studi
Pemuda, 3(2), 111–122.
Oktarina, L. P., Wijaya, M., & Demartoto, A. (2015). Pemaknaan perkawinan: Studi
kasus pada perempuan lajang yang bekerja di Kecamatan Bulukerto Kabupaten
Wonogiri. Analisa Sosiologi, 4(1), 75–90.
Ronnenberg, A. G., Wang, X., Xing, H., Chen, C., Chen, D., Guang, W., … Xu, X.
(2003). Low Preconception Body Mass Index Is Associated with Birth Outcome
in a Prospective Cohort of Chinese Women. Journal of Nutrition, 133(11),
3449–3455. https://doi.org/10.1093/jn/133.11.3449
Setyowati, Y. D., Krisnatuti, D., & Hastuti, D. (2017). Pengaruh Kesiapan Menjadi
Orang Tua dan Pola Asuh Psikososial Terhadap Perkembangan Sosial Anak.
Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen, 10(2), 95–106.
https://doi.org/10.24156/jikk.2017.10.2.95
Susilowati, & Kuspriyanto. (2016). Gizi dalam Daur Kehidupan. Bandung: Refika
Aditama.
Yulistiana Evayanti. (2015). Hubungan Pengetahuan Ibu dan Kunjungan Suami pada
Ibu Hamil Terhadap Keteraturan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di
Puskesmas Wates Lampung Tengah Tahun 2014. Journal Kebidanan, 1(2), 81–
90.