Disusun Oleh :
LESTARI
P1337424820203
2020/ 2021
ASUHAN KEBIDANAN PRA NIKAH
PADA Nn. NK UMUR 23 TAHUN
A. PENGKAJIAN
Tanggal : 05-2-2021
Waktu : 08.00
Tempat : Puskesmas Wiradesa, Kab. Pekalongan
B. BIODATA
Nama : Nn. NK Nama pasangan : Tn. NA
Umur : 21 tahun Umur : 23 tahun
Suku bangsa : Jawa/Indonesia Suku bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : karyawan Pekerjaan : karyawan
Alamat : Waru Lor RT 1/1 Alamat: : Pekalongan
C. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang
Klien ingin suntik TT calon pengantin
2. Keluhan Utama
Tidak ada
3. Riwayat Obstetri
Menarche : 15 tahun Siklus : 28 hari
Lamanya : 7 hari Nyeri haid : tidak
Banyaknya : ganti pembalut 2-3 kali/hari
4. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Klien mengatakan pernah mengalami appendicitis dan sudah di operasi 1 tahun lalu.
Namun saat ini klien tidak sakit atau tidak sedang menderita penyakit menular
maupun kronis.
b. Riwayat penyakit dalam keluarga (menular maupun keturunan) :
Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti
batuk lama (TBC), sakit kuning (hepatitis) dan penyakit keturunan seperti kencing
manis (Diabetes Mellitus), jantung, tekanan darah tinggi (hipertensi), asma.
c. Persiapan Psikologis
1) Pengetahuan catin terhadap sifat pasangannya: klien dan pasangan sudah saling
memahami
2) Cara berkomunikasi dengan pasangan : klien dan calon berkomunikasi
menggunakan bahasa Jawa
3) Mekanisme koping cara mengatasi masalah : dengan berdiskusi
d. Persiapan Spiritual
Cara catin melakukan ibadah beserta pasangannya dengan cara agama Islam
e. Identifikasi Karakter
1) Harapan/keinginan kebutuhan antar pasangan : saling setia sampai maut
memisahkan.
2) Teknik manajemen konflik : dengan berdiskusi
3) Menanyakan kebiasaan catin : klien dan calon pasangan saling mengerti kebiasaan
masing-masing.
f. Pernikahan ini diharapkan oleh Nona, pasangan, dan keluarga.
g. Respon & dukungan keluarga terhadap pernikahan ini :
Kedua keluarga mendukung pernikahan ini.
h. Rencana setelah menikah tinggal serumah dengan : keluarga calon suami
i. Pengambil keputusan utama pernikahan dalam keluarga : calon suami.
j. Orang terdekat klien adalah calon suami, orang tua, saudara kandung.
k. Tingkat Pengetahuan
1) Hal-hal yang sudah diketahui terkait gizi :
Makanan yang harus dikonsumsi sehari-hari.
2) Hal-hal yang belum diketahui dalam persiapan pra nikah :
Imunisasi pra nikah.
3) Hal-hal yang ingin diketahui : imunisasi TT.
D. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : compos mentis
3) Tekanan Darah : 120/80 mmHg
4) Suhu : 36,6 ⁰C
5) Nadi : 80 kali/menit
6) RR : 20 kali/menit
7) BB : 55 kg
8) TB : 150 cm
9) LILA : 26 cm
b. Status Present
Kepala : simetris, rambut bersih
Muka : tidak oedem
Mata : konjuntiva tidak anemis, sklera tidak icterus
Hidung : tidak ada polip, tidak ada benjolan, tidak ada serumen
Mulut : bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada peradangan
Telinga : pendengaran baik, tidak ada serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada
massa
Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Dada : nafas normal, tidak ada whezing.
Abdomen : tidak ada massa, tidak kembung
Genetalia : bersih
Punggung : normal, tidak skoliosis
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas Atas : tidak oedem
Ekstremitas Bawah : tidak oedem
c. Status Obsterti
Muka : tidak pucat
Mammae : tidak ada kelainan seperti kulit berkerut, tidak ada cairan
Abdomen : tidak teraba massa
Genetalia : tidak ada fluor albus
2. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Darah Rutin
1) HB : 12 gr%
2) Golongan darah :B
3) Rhesus : positif
b. Pemeriksaan Darah yang Dianjurkan
1) Gula Darah Sewaktu (GDS) : tidak
2) Thalasemia : tidak
3) TORCH (TOksoplasmosis, Rubella, Citomegalovirus dan Herpes simpleks)
: tidak
c. Pemeriksaan Urin
Plano Tets : negatif
d. Pemeriksaan serologi
HbsAg : non reaktif
HIV : non reaktif
Sifilis : non reaktif
E. ANALISA
Nn.NK umur 21 tahun, calon pengantin dengan kebutuhan imunisasi TT
F. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 05-2-2021 Jam : 09.30
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa kondisi klien dalam keadaan sehat.
Hasil : klien dan pasangan sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan pada klien tentang imunisasi TT yaitu bermanfaat untuk mencegah penyakit
tetanus neonaturum yang disebabkan bakteri clostridium tetani yang dapat masuk melalui
luka dan berkembang walau tanpa udara dengan gejala seperti kekakuan otot dan saraf
atau kejang pada neonatus gejala mulut mencucu, tidak bisa menyusu. TT diberikan
sebanyak 5 kali dengan masa perlidungan yang berbeda. Dengan mendapat imunisasi TT
secara lengkap 5 kali dapat memproteksi penyakit tetanus selama masa subur/seumur
hidup.
Hasil : klien bisa memahami penjelasan bidan.
3. Memberikan imunisasi TT dengan dosis 0,5 ml di lengan kiri atas pada otot deltoideus
secara intra muskular dan menjelaskan reaksi yang dapat timbul adalah nyeri dan
bengkak pada bekas suntikan, cara mengatasinya adalah memberikan kompres hangat.
Hasil : klien paham dengan penjelasan bidan.
4. Menganjurkan klien agar kembali lagi ke Puskesmas untuk mendapat TT 2 pada tanggal
05 Maret 2021 untuk mendapatkan perlindungan selama 3 tahun.
Hasil: klien bersedia melakukan imunisasi TT 2 sesuai saran bidan.
No. RM :
PUSKESMAS : Wiradesa, Kab. Pekalongan NAMA : Nn. NK
Pembahasan dalam laporan ini dimaksudkan untuk membandingkan antara teori yang ada
dengan praktek dalam asuhan kebidanan. Dalam pembahasan ini, penulis akan menganalisa
antara asuhan kebidanan yang diberikan pada Nn. NK umur 21 tahun dengan kebutuhan
imunisasi TT calon pengantin pada asuhan pranikah dengan teori yang ada.
A. Pengkajian
1. Data Subyektif
Pada kasus ini, didapatkan anamnesa Nn. NK, umur 21 tahun, agama Islam,
suku/bangsa: Jawa/Indonesia, pendidikan: SMA, pekerjaan karyawan, alamat: Pekuncen-
Wiradesa. Hal ini sesuai dengan Puspitasari (2014) yang menyebutkan bahwa nama pasien
perlu dikaji untuk menciptakan kepercayaan antara pemberi asuhan dengan pasien dan
membedakan jika ada kesamaan nama dengan pasien yang lain; umur dikaji untuk
mengetahui adanya resiko yang berhubungan dengan umur, karena jika umur pasien
kurang dari 16 tahun termasuk dalam pernikahan usia dini, dalam hal ini Nn. NK berusia
21 tahun, maka usia tersebut tidak termasuk kategori usia dini dalam pernikahan.
2. Data Objektif
Pada kasus ini, didapatkan hasil yaitu keadaan umum baik, kesadaran compos
mentis, TD: 120/80 mmHg, N: 80 x/menit, S: 36,6 °C, RR: 20 x/menit, BB: 50 kg, TB :
150 cm, LILA : 26 cm, pemeriksaan status present dari kepala sampai kaki dalam keadaan
normal dan tidak ada kelainan. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil yaitu
Hb 12 gr%, HbsAg non reaktif, HIV non reaktif, sifilis non reaktif.
Ukuran LILA klien 26 cm, yang berarti klien tidak termasuk kategori Kekurangan
Energi Kronis (KEK). Sedangkan ukuran LILA normal adalah 23,5 cm. Apabila kurang
dari 23,5 cm, artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK, dan diperkirakan akan
melahirkan bayi dengan BBLR (Supariasa 2012). Nilai batas normal kadar Hb menurut
World Health Organization 2001 yaitu untuk umur 5-11 tahun < 11,5 g/dL, umur 12-14
tahun ≤ 12,0 g/dL sedangkan diatas 15 tahun untuk perempuan > 12,0 g/dL dan laki-laki >
13,0 g/dL. Hb klien 12 gr% yang berarti tidak anemia.
B. Analisa
Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi
(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. (Handayani & Mulyani 2017). Analisa pada
kasus ini adalah Nn. NK, umur 21 tahun, calon pengantin dengan kebutuhan imunisasi TT.
Hal ini sesuai dengan data subyektif yang menyatakan bahwa klien bernama Nn. NK,
berumur 21 tahun, alasan datang untuk imunisasi Catin
C. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang
sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif;
penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan (Handayani & Mulyani
2017). Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 05 fEBRUARI 2021 pukul
08.00 WIB di Puskesmas Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, penatalaksanaan yang diberikan
kepada Nn. NK yaitu:
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa kondisi klien dalam
keadaan sehat secara umum.
Hasil : klien sudah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Menjelaskan pada klien tentang imunisasi TT yaitu bermanfaat
untuk mencegah penyakit tetanus neonaturum yang disebabkan bakteri clostridium tetani
yang dapat masuk melalui luka dan berkembang walau tanpa udara dengan gejala seperti
kekakuan otot dan saraf atau kejang pada neonatus gejala mulut mencucu, tidak bisa
menyusu. TT diberikan sebanyak 5 kali dengan masa perlidungan yang berbeda. Dengan
mendapat imunisasi TT secara lengkap 5 kali dapat memproteksi penyakit tetanus selama
masa subur/seumur hidup.
Hasil : klien bisa memahami penjelasan bidan.
Imunisasi Td untuk WUS (Wanita Usia Subur) termasuk ibu hamil dan Catin (Calon
Pengantin), merupakan imunisasi lanjutan yang terdiri dari imunisasi terhadap penyakit
Tetanus dan Difteri. Catin perempuan perlu mendapat imunisasi Tetanus agar memiliki
kekebalan sehingga bila hamil dan melahirkan, ibu dan bayi akan terlindungi dari penyakit
Tetanus (Kemenkes RI 2018)
Menurut Yunica (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Antara
Pengetahuan dan Umur dengan Kelengkapan Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada Ibu
Hamil di Desa Sungai Dua Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin Tahun 2014
menyebutkan bahwa penyakit infeksi dan Tetanus Neonatorum sebenarnya dapat dicegah
dengan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) yang lengkap pada wanita usia subur (WUS) dan
wanita hamil. Seorang wanita yang sudah di imunisasi TT lengkap dengan interval 4-6
minggu diharapkan mempunyai kekebalan terhadap tetanus selama 3 tahun.
3. Memberikan imunisasi TT dengan dosis 0,5 ml di lengan kiri atas
pada otot deltoideus secara intra muskular dan menjelaskan reaksi yang dapat timbul
adalah nyeri dan bengkak pada bekas suntikan, cara mengatasinya adalah memberikan
kompres hangat.
Hasil : klien paham dengan penjelasan bidan.
Menurut penelitian Ndede (2015), respon nyeri sesudah diberikan kompres hangat
lebih rendah dibandingkan dengan respon nyeri sesudah penyuntikkan tanpa pemberian
kompres hangat, dan kompres hangat memberi pengaruh dalam menurunkan respon nyeri
pada saat imunisasi.
4. Menganjurkan klien agar kembali lagi ke Puskesmas untuk
mendapat TT 2 pada tanggal 05 Maret 2021 untuk mendapatkan perlindungan selama 3
tahun.
Hasil: klien bersedia melakukan imunisasi TT 2 sesuai saran bidan.
Hal ini sesuai dengan (Kemenkes RI 2018) TT2 diberikan dengan interval minimal
pemberian 4 minggu setelah T1.