Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pra konsepsi terdiri dari dua kata yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti
sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma sehingga
terjadi pembuahan. Jadi prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel
sel sprema dengan ovum atau pembuahan atau sebelum hamil. Periode
prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum
konsepsi,tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sprema
matur yaitu sekitar 100 hari sebelum terjadi konsepsi. (Amelia, 2017).
Pasangan usia subur (PUS) adalah pasangan suami istri dengan usia
istri berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun atau usia istri berumur
kurang dari 15tahun dan sudah haid atau usia istri berumur lebih dari 50
tahun tetapi masih haid (BKKBN,2013). Pada pasangan suami istri usia
subur yang baru menikah atau ingin mendapatkan anak,kehamilan
merupakan saat-saat yang paling di tunggu. Hal itu disebut juga tahapan pra
konsepsi atau pra kehamilan.
Pelayanan kesehatan prakonsepsi merupakan strategi untuk
memperbaiki status kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu dan
anak. Hal ini karena status kesehatan wanita sebelum konsepsi
mempengaruhi proses selama kehamilan dan anak yang dilahirkannya
(Paridah dkk, 2014). Pelayanan kesehatan sebelum hamil adalah setiap
kegiatan yang ditujukan pada perempuan sejak saat remaja hingga saat
sebelum hamil dalam rangka menyiapkan perempuan menjadi hamil sehat
(Kemenkes, 2014).
Berdasarkan data BKKBN tahun 2018, mengungkapkan angka
kehamilan di kalangan remaja Indonesia cukup tinggi yakni 48 dari 1000
remaja, salah satu penyebab terjadinya kehamilan di usia remaja karena
masih banyak pernikahan usia dini. Data BPS merilis angka persentase
pernikahan dini di tanah air meningkat menjadi 15,66 % pada 2018,
dibanding tahun sebelumnya 14,18 %, dari catatan BPS Provinsi Jawa

1
2

Timur sebanyak 20,93 %, di Kabupaten Lamongan terdapat 8.000 pasangan,


berdasarkan data di BPM Insulami Lamongan tahun 2018 terdapat 16
pasang catin yang berusia masih remaja.
Berdasarkan data diatas pernikahan dini masih sangat tinggi, sehingga
di perlukan konseling pra nikah dan pra kehamilan kepada calon pengantin
untuk menghindari kehamilan remaja. Kehamilan di usia dini dapat
menganggu proses kehamilan dan persalinan sehingga dapat dideteksi
secara dini untuk menghindari risiko-risiko tersebut dibutuhkan upaya
preventif yaitu konseling prakonsepsi. Untuk itulah konseling pra nikah dan
intervensi harus diberikan sebelum pra konsepsi dan pra kehamilan.
(Cunningham, 2012).

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui penatalaksanaan pada catin Nn. M dengan
memberikan asuhan kebidan pra konsepsi dan pra nikah melalui
skrening dan konseling.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Dapat melaksanakan pengkajian dan analisa data pada catin Nn.
M dengan konseling pra nikah dan pra konsepsi di BPM Insulami
Lamongan.
2. Dapat mengobservasi asuhan yang diberikan pada catin Nn. M
dengan konseling pra nikah dan pra konsepsi di BPM Insulami
Lamongan.
3. Dapat mendokuntasikan semua temuan dan tindakan dalam
asuhan kebidanan menggunakan pendekatan SOAP yang telah di
lakukan pada catin Nn. M dengan konseling pra nikah dan pra
konsepsi di BPM Insulami Lamongan.

1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat praktis
Sebagai salah satu syarat dalam menyelesai tugas asuhan
3

kebidanan stase I di program profesi bidan STIKES Husada


Jombang.
1.3.2 Manfaat ilmiah
Dari hasil pendokumentasian Asuhan kebidanan ini dapat
menjadi sumber informasi dan memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan dan bahan acuan bagi penyusunan ASKEB selanjutnya
1.3.3 Manfaat bagi institusi
Sebagai bahan acuan yang diharapkan dapat bermanfaat
terutama dalam bidang pengembangan institusi
1.3.4 Manfaat bagi penyusun
Merupakan pengalaman yang berharga karena dapat
meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang skrening dan
konseling pra nikah dan pra konsepsi pada catin.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Pra Nikah


2.2.1 Persiapan Pra Nikah
1. Persiapan fisik : Pemeriksaan status kesehatan
Tanda - tanda vital (suhu, nadi, frekuensi nafas, tekanan darah).
2. Pemeriksaan Darah rutin
Hb, Trombosit, Leukosit. Berupa pemeriksaan laju endap darah
untuk mengetahui kesehatan individu secara umum dengan
memeriksa komponen darah untuk mendeteksi anemia,leukemia,
reaksi inflamasi dan infeksi.
3. Pemeriksaan Darah yang dianjurkan
1) Golongan darah dan rhesus
Selain untuk kepentingan tranfusi darah dan untuk kecocokan
rhesus. Seorang wanita dengan rhesus negatif hamil dari laki-
laki dengan rhesus positif dan mengandung anak dengan rhesus
positif, maka secara alami ibu akan menghasilkan antibodi yang
menyerang darah janinnya dan menyebabkan sel darah merah
janin rusak dan janin mengalami anemia, kerusakan otak dan
jantung (Saputro, 2012).
2) Gula darah sewaktu
Untuk mendiagnosis diabetes mellitus yang dapat diturunkan
kepada janin. Ibu hamil dengan DM tidak terkontrol dapat
menyebabkan janin tidak sempurna/ cacat, hipertensi,
hidramnion, premature, dan makrosomi. (Saputro, 2012).
3) Thalasemia
Untuk mendiagnosis thalassemia. Apabila pasangan pembawa
sifat thalassemia minor menikah berlaku hukum Mendel, maka
berpeluang memiliki 25% anak sehat, 50% pembawa sifat, dan
25% thalassemia mayor. Peluang ini terjadi pada setiap
konsepsi, karenanya bisa saja dalam satu keluarga semua

4
5

anaknya merupakan pengidap thalassemia mayor, atau tampak


sehat tetapi bisa berpeluang mengidap thalassemia minor. Pasien
Thallasemia mayor membutuhkan tranfusi darah seumur hidup
yang menyebabkan penumpukan besi di berbagai organ yang
mengakibatkan kematian (IDAI, 2016).
4) Hepatitis B dan C
HBsAg positif bisa ditularkan ke pasangan melalui darah/ luka
dan kepada janin yang dikandung. Dampaknya bagi janin adalah
cacat dan kematian pada janin. (Saputro, 2012).
5) TORCH (Toksoplasmosis, Rubella, Citomegalovirus, dan
Herpes simpleks)
Infeksi torch mengakibatkan keguguran, bayi lahir premature,
dan dapat menyebabkan kelainan pada janin (Saputro, 2012).
4. Pemeriksaan Urin
Urin rutin. Untuk mengetahui kondisi kelainan ginjal atau saluran
kemih, penyakit metabolik atau sistemik pada pasangan. Penyakit
ISK pada kehamilan berisiko bayi premature, BBLR dan kematian
saat persalinan. (Saputro, 2012).
2.2.2 Persiapan Gizi
Peningkatan status gizi calon pengantin terutama perempuan melalui
penanggulangan KEK, anemia zat besi, dan defisiensi asam folat.
2.2.3 Status Imunisasi TT (Tetanus Toxoid)
Pemberian 5 dosis imunisasi TT (Tetanus Toxoid)
Tabel 2.1 Status Imunisasi TT (Tetanus Toxoid)
Status Imunisasi Interval Minimal pemberian Masa Perlindungan
T1 Kontak pertama TT 1 0
T2 1 bulan setelah TT 1 3 tahun
T3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
T4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun
T5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun
Sumber : Permenkes RI No 12 tahun 2017
2.2.4 Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi
1) Mengganti pakaian dalam minimal 2 kali sehari.
2) Menggunakan pembalut setiap menstruasi dan menggantinya setiap
6

4 jam atau setelah buang air.


3) Bagi perempuan yang sering keputihan berbau dan berwarna, harap
memeriksakan diri ke petugas kesehatan.
4) Bagi laki- laki dianjurkan untuk disunat. (Kemenkes RI, 2015).
2.2 Konsep Dasar Pra Konsepsi
2.2.1 Definisi
Prakonsepsi merupakan masa sebelum terjadinya pembuahan
atau masa sebelum hamil. Wanita prakonsepsi merupakan wanita yang
siap menjadi ibu serta dapat memperhatikan kesehatan dirinya
(Amelia, 2017).
2.2.2 Etiologi
1. Penilaian faktor resiko
Tujuan utama penilaian faktor resiko adalah mendapatkan riwayat
kesehatan reproduksi secara menyeluruh, pertanyaan meliputi :
1) Usia
Seiring dengan peningkatan usia ibu, resiko
infertilitas,aneuploidy janin, keguguran,diabetes gestasional,pre
eklamsia dan lahir mati juga meningkat, wanita harus menyadari
resiko ini dan sebaiknya jangan menunda kehamilan sampai usia
30 an.
2) Riwayat pekerjaan
3) Riwayat umum
Keinginan dan rencana untuk hamil,siklus menstruasi,obat-
obatan yang sedang dipakai
4) Riwayat ginekologi
5) Riwayat obstetric buruk
Pernah abortus, pernah hamil diluarkandungan, perdarahan
dalam kehamilan
6) Imunisasi yang pernah di dapat
7) Penyakit keturunan
DM, hipertensi, HIV, epilepsi
8) Penyakit kronis yang pernah di derita
7

DM, hipertensi, obesitas


9) Obat-obatan yang pernah di konsumsi
2. Tujuan Asuhan Prakonsepsi
2) Mengidentifikasi penyakit medis.
3) Mengkaji kesiapan psikologis, keuangan dan pencapaian tujuan
hidup.
4) Memberi kesempatan bagi seorang wanita dan pasangannya
untuk membuat keputusan berkenaan masa subur ( Varney,
2007).
5) Memberi pelayanan kesehatan sebelum hamil dilakukan untuk
mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan
persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang
sehat.
6) Memberi edukasi bagi perempuan dan laki – laki prakonsepsi
tentang bahaya lingkungan seperti alkohol, rokok, dan berbagai
zat beracun. Selain itu pengetahuan mengenai gizi seimbang,
suplemen, vitamin dan yang paling penting adalah informasi
mengenai fungsi asam folat diberikan dalam edukasi ini
(Kawareng, 2014).
2.2.3 Tanda dan Gejala
Tanda-tanda dan gejala-gejala umum dari prakehamilan meliputi :
1) Terlambat haid
2) Payudara terasa nyeri ketika disentuh
3) Kelelahan
4) Areola di daerah payudara menjadi gelap
5) Mual muntah
6) Sering buang air kecil
7) Perubahan penciuman dan rasa di lidah
8) Sembelit

2.2.4 Pathway
8

Gambar 2.1 Diagram alur penatalaksanaan Asuhan pada Pra Konsepsi

Catin

Pemeriksaan dan deteksi faktor resiko catin

Pemeriksaan TTV, pemeriksaan laborat,


pemeriksaan gizi, pemeriksaan gigi

Konseling pra nikah


Konseling prakehamilan
Konseling kontrasepsi

Sumber : Standar Operasional Prosedur pada Catin di Puskesmas


Turi, (2019)

2.2.5 Dampak
Ada beberapa hal yang mempengaruhi pra konsepsi dan pra
kehamilan, yaitu meliputi:
1. Bertambahnya usia seorang wanita kesuburan mulai menurun pada
pertengahan usia 30an
2. Berat badan sangat kurang atau sangat berlebihan memperngaruhi
tingkat kesuburan
3. Endometriosis
4. Fibroid rahim
2.2.6 Penatalaksanaan
Pelayanan kesehatan pada masa prakonsepsi dilakukan untuk
mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan, persalinan,
serta mendapatkan bayi yang sehat. Pelayanan ini dilakukan kepada
remaja, calon pengantin, dan pasangan usia subur. Menurut
Permenkes RI nomor 97 tahun 2014, pelayanan tersebut meliputi :
2. Pemeriksaan fisik
9

Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan tanda vital dan


pemeriksaan status gizi untuk menanggulangi masalah kurang
energi kronik (KEK) dan pemeriksaan status anemia.
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan darah rutin,
pemeriksaan darah yang dianjurkan, pemeriksaan penyakit menular
seksual, pemeriksan urin rutin, dan pemeriksaan penunjang lainnya.
4. Pemberian imunisasi
Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) untuk mencapai T5 agar
wanita subur memiliki kekebalan penuh terhadap tetanus ( kaku
otot dan nyeri yang disebabkan Clostridium tetani) (Nisa dan Armi,
2013)
5. Suplementasi gizi
Pemberian edukasi gizi seimbang dan tablet tambah darah.
6. Konsultasi kesehatan
Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai kesehatan
reproduksi, gizi, dan lain- lain.
7. Pelayanan kesehatan lainnya
2.3 Konsep Asuhan Kebidanan pada Pra Nikah dan Pra Konsepsi
2.3.1 Pengumpulan Data
Bidan mengumpulkan data yang akurat dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi pasien. Terdiri dari:
Tanggal pengkajian :
Tempat :
Pengkaji :
1. Data Subyektif
1) Identitas Ibu
Umur : Kehamilan dan kelahiran yang risikonya paling
rendah adalah pada usia 20-35 tahun (Affandi
dkk, 2011).
Pendidikan : Pengetahuan seseorang didapatkan dari
pendidikan formal dan informal seperti
10

pendidikan atau promosi kesehatan. Semakin


tinggi pendidikan, akan semakin mudah
seseorang memahami penyuluhan yang didapat
(Notoatmodjo, 2010).
Pekerjaan : Mempengaruhi kondisi perkonomian
keluarga/tingkat sosial ekonomi, yang dapat
berdampak pada kasus kesehatan ibu. Beberapa
pekerjaan tertentu yang dicurigai menjadi faktor
risiko penularan horizontal penyakit melalui
hubungan seksual (Ambarwati, 2010).
2) Identitas Suami
Umur : Disarankan pria untuk memiliki anak pada usia
kurang dari 40 tahun, karena di atas usia tersebut
motilitas, konsentrasi, volume seminal, dan
fragmentai DNA telah mengami penurunan
kualitas sehingga meningkatkan risiko kecacatan
janin (Harris, 2011)
3) Keluhan Utama / Alasan Kunjungan
Penundaan kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi
4) Riwayat Menstruasi
Siklus : berhubungan dengan rencana apabila program
langsung atau menunda kehamilan
Lamanya : lamanya menstruasi menjadi salah satu
perhitungan dalam menentukan masa subur, hal
ini berkaitan dengan program menunda
kehamilan.
HPHT : untuk membantu program penundaan kehamilan,
untuk pemasangan metode kontrasepsi dan
memastikan ibu tidak dalam keadaan hamil
Fluor Albus : tidak ada fluor albus yang berbau dan berwarna
kekuningan dapat menandakan bahwa tidak
terdapat penyakit menular seksual selain dengan
11

pemeriksaan laboratorium.
5) Riwayat Kesehatan Klien
Penyakit yang pernah diderita, Misalnya penyakit diabetes
(kontrol glukosa dini untuk mencegah kelainan). Status
vaksinasi seperti vaksin TT, Hepatitis B dan HIV.
6) Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat gangguan kongenital, seperti fenilketonuria, defek tuba
neural, dan gangguan kromosom (Sinclair, 2009)
7) Pola Fungsional Kesehatan
Merokok, Minuman keras, Ketergantungan obat memiliki
dampak pada kesuburan dan kesehatan kehamilan jika tidak
menunda kehamilan.
8) Data Psikososial
Dengan prikososial yang baik dan dukungan keluarga maka ibu
dapat mempersiapkan diri untuk prakonsepsi, dikaji pula
rencana kehamilan yaitu terkait dengan rencana penundaan
kehamilan dengan kebutuhan kontrasepsi.
2. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Fisik
a. Antropometri
Berat badan, Tinggi badan (>145cm), LILA (>23.5cm) dalam
keadaan ideal atau normal. Berat badan dan tinggi badan
ideal dapat dikaitkan dengan IMT ibu.

Tabel 2.2 Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT)


Klasifikasi Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan < 17,0
tingkat berat
Kekurangan berat badan 17,0 – 18,4
tingkat ringan
Normal Sesuai dengan berat badan 18,5 – 25,0
12

Gemuk Kelebihan berat badan 25,1 – 27,0


tingkat ringan
Kelebihan berat badan > 27,0
tingkat berat
Sumber : DepKes RI, (2011)
b. Tanda-tanda vital dalam batas normal
2) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan hematologi untuk memastikan kesehatan ibu
2.3.2 Identifikasi Masalah / Diagnosa
Pada langkah ini Bidan menganalisa data dasar yang diperoleh pada
langkah pertama, menginterpretasikan secara logis sehingga dapat
dirumuskan diagnosa dan masalah.
Diagnosa : Wanita Usia Subur usia...... tahun
Laki laki sehat usia…… tahun
Masalah : Penundaan kehamilan
2.3.3 Antisipasi Masalah Potensial
Bidan mengantisipasi masalah potensial berdasarkan diagnosa
masalah yang sudah diidentifikasi.
2.3.4 Mengidentifikasi Kebutuhan Segera
Mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh Bidan atau dokter
sesuai dengan kondisi klien untuk menyelamatkan jiwa.
2.3.5 Intervensi / Menyusun Rencana Asuhan
Pada langkah ini asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya. Rencana asuhan yang dapat diberikan pada
kasus prakonsepsi dengan penundaan kehamilan adalah sebagai
berikut:
1. Jelaskan hasil pemeriksaan bahwa saat ini dalam keadaan baik dan
sehat.
2. Lakukan konseling mengenai prakonsepsi.
3. Lakukan konseling tentang macam-macam metode untuk menunda
kehamilan dengan kontasepsi, kegunaan, dan efek sampingnya.
4. Melakukan pendokumentasian
2.3.6 Pelaksanaan Rencana Asuhan / Implementasi
Pelaksanaan tidakan dalam asuhan kebidanan dilaksanakan
13

berdasarkan rencana tindakan yang telah ditetapkan untuk mencapai


tujuan yang diharapkan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan ini bidan melakukan secara mandiri dan
kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain.
2.3.7 Evaluasi
Catatan Perkembangan dituliskan dalam pendokumentasian dalam
bentuk SOAP berupa evaluasi rencana dan tindakan yang telah
dilakukan.

BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal : 18 – 01 – 2020 Pukul : 09.00 WIB


Tempat : BPM Insulami Lamongan
14

Oleh : Eki Agis Nurti


RM : 0062420

3.1 DATA SUBJEKTIF


1. Identitas
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. A
Umur : 20 tahun Umur : 21 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Karang Pilang Lamongan
2. Alasan kunjungan
Pemeriksaan pranikah dan konseling prakonsepsi untuk menunda
kehamilan karena usia masih muda dan ingin fokus karier.
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : Usia 13 tahun
Siklus : Teratur
Lama : 8 hari
HPHT : 5-12-2019
Dismenorhea : tidak
Flour albus : jernih, tidak berbau dan tidak gatal
4. Riwayat imunisasi
Pasien mengatakan saat bayi selalu di imunisasi oleh ibunya sesuai
jadwal dan mengikuti semua imunisasi saat di bangku SD.

5. Riwayat Kesehatan Klien


Catin wanita:
14
Tidak pernah operasi, tidak ada alergi, tidak ada riwayat nyeri perut
(diluar siklus menstruasi), tidak sedang/pernah menderita penyakit
menular (TBC, hepatitis B, HIV), menurun (DM, kanker, hipertensi,
asma), menahun (paru, jantung, ginjal, liver)
15

Catin pria:
Tidak pernah operasi, tidak ada alergi, tidak sedang/pernah menderita
penyakit menular (TBC, hepatitis B, HIV), menurun (DM, kanker,
hipertensi, asma), menahun (paru, jantung, ginjal, liver)
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Catin Wanita : tidak ada keluarga yang sedang atau pernah menderita
penyakit kanker, hipertensi, DM, hepatitis, TBC, dan alergi obat ataupun
makanan, ataupun penyakit genetic seperti thalasemia, hemophilia,
syndrome down, buta warna.
Catin Pria : tidak ada keluarga yang sedang atau pernah menderita
penyakit hepatitis, TBC, dan alergi makanan dan obat ataupun penyakit
genetic seperti thalasemia, hemophilia, syndrome down, buta warna,.
7. Pola Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Catin Wanita : tidak ada
Catin Pria : tidak ada
8. Pola Fungsional Kesehatan
a. Nutrisi
Catin wanita: Makan 2-3 kali sehari dengan menu makanan satu
porsi nasi 1 centong, lauk pauk (daging 1 potong/ ikan 1 potong/
tahu tempe 2 potong) dan sayur terkadang makan buah. Minum air
putih 8-9 gelas sehari.
Catin pria: Makan 3 kali sehari dengan menu makanan satu porsi
nasi1 centong, lauk pauk (daging 1 potong/ ikan 1 potong/ tahu
tempe 2 potong) dan sayur serta jarang makan buah. Minum air putih
7-8 gelas sehari.

b. Eliminasi
Catin wanita: BAB rutin 1x sehari, BAK 5-6 kali/hari, tidak ada
keluhan atau penyulit
Catin pria: BAB rutin 1x sehari, BAK 4-5 kali/hari, tidak ada
keluhan atau penyulit
c. Personal hygiene
16

Catin wanita: Mandi 2x sehari, ganti celana dalam 2x sehari atau


jika sudah terasa basah, ganti pembalut 3-4x sehari saat menstruasi
atau jika sudah penuh.
Catin pria:Mandi 2x sehari, ganti celana dalam 2x sehari
d. Aktivitas
Catin wanita: Klien bekerja sebagai karyawan swasta
Catin pria: Klien bekerja sebagai wiraswasta sehingga aktif
beraktifitas fisik
e. Istirahat
Catin wanita: Tidur malam sekitar 6-7 jam, tidur siang 1 -2 jam.
Catin pria: Tidur malam sekitar 7-8 jam sehari, jarang tidur siang
f. Kebiasaan
Catin wanita: tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol,
narkoba, dan tidak minum jamu-jamuan.
Catin Pria : tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, narkoba,
g. Riwayat Pernikahan
1) Catin Wanita : pernikahan yang pertama
2) Catin Pria : pernikahan yang pertama
h. Riwayat Psikososial Budaya
Pasangan akan menikah pada 28 Januari 2019. Keluarga dari dua
belah pihak mendukung pernikahan. Kedua calon pengantin
mengatakan sudah siap secara mental untuk menikah. Tidak ada
budaya tertentu yang berhubungan dengan pernikahan. Pasangan ini
ingin menunda kehamilan karena usia masih muda.

3.2 DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Umum
1) Pemeriksaan Umum
Catin Wanita Catin Pria
a. Keadaan Umum : baik Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran : composmentis Kesadaran :compos
17

mentis
c. Antropometri :
BB : 45 kg BB : 60 kg
TB : 151 cm TB : 165 cm
IMT : 19,73 IMT : 22,04
LILA : 22 cm
d. Tanda-tanda Vital
TD : 120/70 mmHg TD :120/80 mmHg
N : 80 x/menit N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit RR : 21 x/menit
2) Pemeriksaan Fisik
(1) Catin Wanita
a. Bentuk tubuh : Normal
b. Kepala : Wajah tidak pucat, tidak ada kelainan yang
bekenaan dengan genetik yang tampak pada
wajah seperti sindrom down.
c. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
d. Mulut : Tidak ada syanosis, stomatitis, tonsilitis,
faringitis, dan tidak ada karies gigi
e. Ekstremitas : Tidak oedema, tidak ada varises
(2) Catin Laki-laki
a. Bentuk tubuh : Normal
a. Kepala : Wajah tidak pucat, tidak ada kelainan yang
bekenaan dengan genetik yang tampak
pada wajah seperti sindrom down.
b. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
c. Mulut : Tidak ada syanosis, stomatitis, tonsilitis,
faringitis, dan tidak ada karies gigi
d. Ekstremitas : tidak oedema tidak ada varises
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 18-01-2020
Catin Wanita
1) Golongan Darah :O
2) Rhesus : (+)
3) HB : 11 g/dL
18

4) PP Test : Negatif
5) HIV : Non Reaktif (-)
6) IMS : Non Reaktif (-)
7) HbSAg : Non Reaktif (-)
Catin Laki-laki
1) Golongan Darah :O
2) Rhesus : (+)
3) HB : 12,7 g/dL
4) HIV : Non Reaktif (-)
5) IMS : Non Reaktif (-)
6) HbSAg : Non Reaktif (-)

3.3 ANALISA DATA


Pasangan catin dengan pemeriksaan pranikah dan konseling pra konsepsi
untuk menunda kehamilan.
Data Subjektif :
Pasien datang sendiri pada tanggal 18 Januari 2020, jam 09.30 WIB dan
mengatakan ingin melakukan pemeriksaan catin pranikah dan konseling pra
konsepsi untuk menunda kehamilan.

3.4 PENATALAKSANAAN
Tanggal : 18 Januari 2020 Jam : 09.45 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan laborat dan status gizi catin
Kedua catin mengerti dengan penjelasan yang diberikan
2. Memberikan konseling pra pernikahan pada catin perempuan dan laki- laki
tentang
1) Tujuan pernikahan
2) Hak reproduksi dan seksual
3) Persiapan pranikah
4) Tindak kekerasan yang dapat menganggu pernikahan
5) Bentuk ketidak setaraan gender dalam rumah tangga
6) Pengenalan organ reproduksi wanita dan laki-laki
19

7) Cara menentukan masa subur dan program KB.


8) Kehamilan dan Persalinan
9) Penyakit menular seksual
Kedua catin mengerti dan memahami apa yang telah di sampaikan oleh
bidan dan kedua catin dapat menjawab pertanyaan yang diberikan bidan.
3. Menganjurkan pasangan wanita untuk menghindari masa subur saat
berhubungan seksual dengan cara mengajarkan menghitung masa
suburnya diantara sebelum dan sesudah menstruasi dengan mengurangi 11
pada siklus terpanjang dan mengurangi 18 pada siklus terpendek, diketahui
masa subur calon pengantin wanita yaitu pada hari ke 10 – hari ke 19.
Kedua catin mengerti dan memahami penjelasan yang di sampaikan
sehingga saat di minta menghitung masa suburnya catin wanita dapat
menyampaikan dengan benar.
4. Memfasilitasi pendampingan 1000 hari kehidupan kepada calon pengantin
wanita, calon pengantin setuju dan menandatangai lembar kesepakatan.
Kedua catin bersedia menandatangani lembar kesepakatan
5. Menfasislitasi surat keterangan sehat, surat telah diberikan kepada ibu dan
calon suami.
Memberikan surat catin untuk di memenuhi persyaratan di KUA dan catin
menerima denganbaik
6. Menganjurkan kedua catin untuk memeriksakan kesehatan apabila ada
keluhan, kedua catin bersedia.
Kedua catin bersedia untuk datang kontrol bila ada keluhan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada Asuhan Kebidanan yang dilakukan kepada Nn. S, didapat data


melalui anamnesa bahwa klien berusia 20 tahun dan calon suami Tn. A berusia 21
tahun. Menurut BKKBN (2014), klien termasuk pasangan usia subur karena
berada pada usia 15- 49 tahun.
Pasangan suami istri ini memiliki rencana menunda kehamilan karena usia
masih muda dan ingin fokus dengan karier. Konseling prakonsepsi dilakukan
20

dengan penghitungan masa subur serta pemilihan kontrasepsi. Siklus mentruasi


klien termasuk kategori normal, dimana setiap bulannya klien mengalami
mentruasi.
Masa subur klien berada pada sekitar 14 hari sebelum menstruasi
berikutnya. Status TT sudah TT5. Pada data objektif, diperoleh hasil pemeriksaan
fisik normal. Pemeriksaan antropometri normal. Klien juga memiliki hasil lab Hb
normal, HIV non reaktif dan Sifilis non reaktif. Dengan hasil tersebut,
mengindikasikan klien sehat dan siap untuk menjalani masa prakonsepsi.
Berdasarkan hasil anamnesa pada Ny. M dan Tn. R, didapatkan bahwa
Pasangan catin pranikah dengan menunda kehamilan. Alasan klien menunda
kehamilan adalah umur catin masih muda dan ingin fokus karier dulu.
Penatalaksanaan yang diberikan berupa konseling nutrisi, masa subur,
kontrasepsi, serta psikologi. Klien menginginkan penundaan kehamilan, sehingga
diberikan pilihan untuk penggunaan metode kalender . Klien sudah dapat
menentukan pilihan untuk menggunakan metode kalender dengan menentukan
masa subur. Keputusan tersebut didukung oleh tenaga kesehatan karena klien
merasa cocok dengan kontrasepsi tersebut dan sesuai rencana penundaan
kehamilan klien adalah sekitar 1 tahun, sehingga tidak diperlukan metode
kontrasepsi jangka panjang.

20
21

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari studi kasus pada Nn. S dan Tn. A pasangan catin dengan pemeriksaan
pranikah dan konseling pra konsepsi untuk menunda kehamilan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari pengkajian yang dilakukan pada Nn. S dan Tn. A diperoleh data
subjektif yaitu pasangan catin ingin melakukan pemeriksaan pranikah dan
konseling pra konsepsi untuk menunda kehamilan karena usia masih muda
dan ingin focus karier.
2. Status imunisasi catin Nn. S sudah lengkap
3. Dari hasil pemeriksaan laboratorium pasangan catin di dapatakan hasil
normal atau tidak ada masalah
4. Rencana tindakan pada kasus Nn. S dan Tn. A disusun berdasarkan masalah
yang didapatkan.
5. Tindakan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan klien.
6. Evaluasi asuhan kebidanan kasus Nn. S dan Tn. A sudah dapat dilakukan.
7. Hasil asuhan kebidanan Nn. S dan Tn. A dengan pemeriksaan pranikah dan
konseling prakonsepsi untuk menunda kehamilan di BPM Insulami
Lamongan pada tanggan 26 Desember 2019 didokumentasikan dalam
bentuk SOAP.

5.2 Saran
Sebagai seorang petugas kesehatan khususnya bidan diharapkan dapat juga
memberikan konseling pada pasangan catin sesuai dengan keluhan dan kebutuhan
pasien, sehingga dapat segera mengambil keputusan klinis dalam penanganan
selanjutnya. Bidan harus memberikan asuhan sesuai dengan kewenangannya.

21
22

DAFTAR PUSTAKA

Jones lewcilnya Derek, 1997. Kesehatan Wanita. Jakarta : Gaya favorit

Kartono kartini, 1992. Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa. Bandung :
CV Mandar Maju.

Kartono kartini, 1997. Konseling Pra Perkawinan. Bandung : CV Mandar Maju.

Yanti.Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Yokyakarta: Pustaka Rihama; 2011

Kementrian Kesehatan. Lembar Balik Kesehatan dan Seksual Bagi Calon


Pengantin. Jakarta; 2014

Sulistyawati A. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba


Medika; 2011.

Anda mungkin juga menyukai