Disusun oleh
NIM : 223001080002
LAPORAN LENGKAP
Disetujui,
CI Akademik
NIM : 223001080002
Disetujui,
CI Akademik
Mengetahui,
Devi Arista, S.ST.,Bdn.,M.Kes
NIK. 1010300715008
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Stase Asuhan kebidanan
dengan stase pranikah dan prakonsepsi pada Nn “W” dengan merencanakan kehamilan yang
sehat dengan imunisasi TT
. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Seno Aji, S.Pd., M.Eng, Prac, selaku Rektor Universitas Adiwangsa Jambi yang
sudah memfasilitasi dan memberi dedikasinya untuk pendidikan profesi Bidan.
2. Ibu Bdn. Subang Aini Nst, SKM, M.Kes, selaku dekan Fakultas Kesehatan dan Farmasi
Universitas Adiwangsa Jambi, sekaligus selaku pembimbing CI Akademik yang sudah
membantu dalam kelancaran pendidikan profesi bidan ini, dan juga telah memberikan
saran dan bimbingan dalam mengerjakan Laporan ini.
3. Ibu Bdn. Devi Arista S.Keb.,M.Kes, selaku Ketua Program Studi profesi Bidan di
Universitas Adiwangsa Jambi yang sudah memberikan arahan untuk tercapainya
penatalaksanaan ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritikan dan saran penulis harapkan sebagai bahan untuk perbaikan.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………………..…… I
Kata pengantar…………………………………………………………………………….IV
Daftar Isi…………………………………………………………………………………….V
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………….6
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………8
C. Tujuan………………………………………………………………………………..8
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………….43
B. Saran ……………………………………………………………………………………..43
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………44
DOKUMENTASI…………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Derajat kesehatan di Indonesia masih menunjukkan keadaan yang kurang. Hal ini
dibuktikan dengan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) maupun Angka Kematian Bayi
(AKB). Sebagaimana yang disebutkan oleh World Health Organization (WHO) bahwa AKI
masih sangat tinggi. Sekitar 295.000 wanita hamil maupun bersalin meninggal pada tahun
2017 (WHO, 2017).
Jumlah kematian ibu menurut profil kesehatan Indonesia tahun 2018- 2019 ialah dari
angka 4.226 menjadi 4.221 kematian ibu. Dari hasil laporan tahun 2019 yang mengakibatkan
kematian pada ibu paling banyak ialah perdarahan yaitu 1.280 kasus, tekanan darah tinggi
dalam kehamilan sebesar 1.066 kasus, dan infeksi yaitu 207 kasus laporan per provinsi.
Meskipun mengalami penurunan, namun hal tersebut masih jauh dari target. Jika dibanding
dengan sebagian negara di ASEAN, AKI di Indonesia masih cukup besar dimana mayoritas
sebanyak 40-60 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH). Dari data Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 dapat dilihat bahwa AKB sebanyak 24 per 1.000
KH (Profil Kesehatan Indonesia, 2019)
Salah satu yang menyebabkan AKI maupun AKB di Indonesia ialah infeksi tetanus.
Proses persalinan yang tidak steril maupun luka ibu hamil sebelum melahirkan dapat
menyebabkan infeksi yang bisa berujung pada kematian. Sebagai usaha untuk mengurangi
infeksi tetanus, maka diadakan program imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk Wanita Usia
Subur (WUS) serta ibu hamil (Profil Kesehatan Indonesia, 2019).
6
aturan dari pemerintah dan wajib dipenuhi ialah imunisasi TT. Menikah memerlukan
persiapan, diantara persiapan yang dibutuhkan ialah kesehatan fisik. Diantara persiapan pada
calon pengantin wanita mengenai administrasi ialah surat keterangan bebas Tetanus Toksoid.
Surat keterangan yang diberikan dipergunakan demi melengkapi berkas di KUA (Kementrian
Kesehatan RI, 2015)
Surat yang diberikan oleh petugas kesehatan merupakan peraturan pemerintah mulai
tahun 1986. Sekalipun vaksin TT sudah didapatkan saat kecil, wanita yang akan menikah
harus mendapatkan vaksin TT kembali. Imunisasi TT sangatlah penting, sebab tetanus dahulu
merupakan momok yang cukup besar dimana menyebabkan kematian bayi di Indonesia
(Kementrian Kesehatan RI, 2015).
Calon pengantin merupakan pasangan dua insan yang belum memiliki ikatan, baik secara
agama maupun hukum negara dimana keduanya dalam proses ke arah pernikahan. Calon
pengantin wajib melakukan pemenuhan syarat yang diperlukan untuk keperluan pernikahan
(Ernawati, 2012).
Vaksin tetanus adalah toksin kuman tetanus yang sudah dilemahkan serta dimurnikan
(Anggrita, 2015). Imunisasi TT bagi calon pengantin wanita bertujuan untuk memberikan
kekebalan kepada calon ibu, agar apabila saat pemotongan tali pusat pada bayi yang
terkontaminasi basil tetanus, akan terhindar dari tetanus neonatorum (Wiradharma, 2012).
Pada perempuan yang menikah, vaksinasi tetanus bermanfaat untuk menambah kekebalan
tubuh terhadap infeksi tetanus. Kekebalan tersebut nantinya akan diwariskan kepada bayi,
sehingga bayi dapat terlindungi dari infeksi tetanus tatkala persalinan. Vaksin TT sangat
penting untuk dilakukan, sebab vaksin ini juga berfungsi sebagai perlindungan dari infeksi
tetanus tatkala kali pertama melakukan hubungan suami istri (Budiman, 2014). Di Indonesia,
secara umum cakupan imunisasi TT mulai dari TT1 hingga TT5 pada WUS pada 2019 belum
tergolong cukup, yakni tidak lebih dari 10% dari jumlah WUS. Untuk cakupan TT5 yaitu
sebanyak 8,02% dimana tertinggi berada di Provinsi Jawa Timur yakni sebanyak 51,61%.
Adapun yang terendah ialah Sumatera Utara sebanyak 0,002% (Profil Kesehatan Indonesia,
2019)
7
Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 2019 cakupan imunisasi TT
mengalami penurunan bila dibanding tahun 2018. Pada tahun 2018 TT1 sebanyak 211, TT2
165, TT3 6.589, TT4 2.898, dan TT5 sebanyak 5.124. Sedangkan untuk cakupan Imunisasti
TT pada tahun 2019 ialah TT1 55, TT2 27, TT3 1.879, TT4 1.193, dan TT5 3.494. (Dinas
Kesehatan DIY, 2019)
Di Kabupaten Bantul, cakupan imunisasi TT pada tahun 2018 ialah TT1 45, TT2 31, TT3
2.212, TT4 1.075, dan TT5 1.259. Sedangkan untuk cakupan Imunisasti TT pada tahun 2019
ialah TT1 24, TT2 11, TT3 1.161, TT4 713, dan TT5 1.470. Dari data tersebut dapat dilihat
bahwa angka imunisasi TT tahun 2019 mengalami penurunan dari tahun 2018. (Profil
Kesehatan Kabupaten Bantul, 2020)
Rendahnya cakupan imunisasi TT pada catin disebabkan beberapa faktor. Ada tujuh hal
yang turut mempengaruhi, yakni pendidikan, pekerjaan, usia, minat, pengalaman, budaya
sekitar, serta informasi. Pengetahuan dapat mempengaruhi sikap maupun praktek individu
dalam memelihara maupun meningkatkan kesehatan (Mubarak 2012). Dalam penelitian
Anatea, Mekonnen, dan Dachew (2018) menyebutkan bahwa pengetahuan baik dari
pendidikan, paparan media, maupun layanan tindak lanjut ANC merupakan prediktor yang
signifikan dari pemanfaatan imunisasi TT.
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil penerapan asuhan kebidanan pada stase pranikah dan prakonsepsi
pada Nn. W bagaimana dengan pengetahuan perencanaan kehamilan yang sehat dengan
imunisasi tt di BPM Dian Putri tahun 2022.
C. Tujuan
Mengetahui hasil penerapan asuhan kebidanan pada stase pranikah dan prakonsepsi
pada Nn. W bagaimana dengan pengetahuan perencanaan kehamilan yang sehat dengan
imunisasi tt di BPM Dian Putri tahun 2022.
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
Yang membuat pernikahan bahagia bukan tingkat kecocokan seseorang dengan pasangan,
tetapi seberapa besar kemampuan dan kesediaan sescorang untuk mengatasi ketidakcocokan.
Ketidakjelasan antara yang ideal (apa seharusnya) dan yang aktual (apa adanya) memang
tidak pernah berujung.
10
Indahnya pernikahan justru dikala menemukan suami atau isteri yang dapat menjadi
teman dalam pencarian spiritual, mitra membangun hidup dan pelipur meskipun dia
mempunyai kelemahan. Untuk mengatisipasi hal ini, harus ada semacam konseling
pernikahan atau konseling pranikah (Wilis S, 2009).
Secara khusus, tujuan pmberian layanan konseling pranikah ialah untuk membantu
individu mempersiapkan diri menuju pernikahan yang meliputi aspek Memiliki komitmen
yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt, baik
dalam kehidupan pribadi, keluarga, teman dan masyrakat
Memiliki akhlakul karimah sebagai calon ibu dan calon ayah danmelaksanakan serta
memelihara hak dan kewajibannya masing-masing. Memiliki pemahaman tentang irama
kehidupan yang bersifat fluktuatifantara yang menyenangkan (anugerah) dengan yang tidak
(musibah) serta mampu meresponnya dengan sikap positif sesuai dengan syariat islam.
Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang
terkait dengan keunggulan maupun kelemahan baik fisik maupun psikis.Memiliki sikap
positif atau respect terhadap diri sendiri dan pasangan maupun orang lain. Memiliki
Kemampuan untuk mengambil keputusan secara etektit
Menurut kamus umum bahasa Indonesia, cinta adalah rasa sangat suka ataupun rasa
sangat kasih atau sangat tertarik hati. Cinta merupakan salah satu syarat untuk melanjutkan
kejenjang pernikahan. Karena sebahagian orang mengatakan bahwa cinta adalah anugerah
yang harus dijaga eksistensinya.
Menurut Sarlito. W.Sarwono cinta memiliki 3 unsur yaitu keterikatan, keintiman, dan
kemesraan. Yang dimaksud dengan keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama
11
dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia.
Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa
antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi.
Komitmen dapat diartikan sebagai janji, dimana janji yang dimaksud ialah janji akan
kekuatan cinta. Dengan adanya janji dalam menjalin hubungan proses pranikah yang tidak
mendapatkan kekuatan yang kuat maka akan bisa menjadi terwujud demi tercapainya
pernikahan.
Macam-macam komitmen:
a) Komitmen mendekat, yaitu ketika seseorang berkomitmen karena perasaan bahwa dengan
terus melanjtukan hubungan maka hidup akan lebih bahagia. Jadi, seseorang tersebut
berkomitmen karena mendapatkan hal-hal positif dari hubungan cinta yang dijalani. Contoh
pernyataan komitmen mendekat ialah "saya merasa bahagia dan saya ingin terus bersamanya.
"Saya merasa sangat terikat pada pasangan saya.
12
tipe komitmen menghindar seperti ini pada umumnya memiliki kepuasaan hidup yang
rendah.
2. Konflik Pribadi
Pada proses pengenalan masalah pranikah terungkap 6 (enam) persoalan Sebelum menikah,
yaitu:
a) Ekonomi
Masalah yang terkait dengan persoalan ekonomi juga yaitu pasangan yang belum bekerja
tetapi sudah ingin menikah. Pasangan yang belum mempunyai pekerjaan seringkali menjadi
persoalan ketika ingin melangsungkan pernikahan. Ada rasa kekhawatiran tidak bisa
menghidupi keluarga selama pernikahan.
Pergaulan pasangan yang tidak terkontrol seringkali mengakibatkan hamil di luar nikah
(kehamilan yang tidak diinginkan). Persoalan muncul ketika laki-laki tersbut tidak
bertanggung jawab, salah satu pasangannya masıh sekolah dan persoalan-persoalan lain yang
mengikutinya.
d) Terlambat menikah
Jodoh adalah rahasia Allah. Tidak semua orang mudah mendapatkan pasangan atau
karena terlalu sibuk bekerja atau menempuh pendidikan sehingga melupakan pernikahan.
Usa-us1a yang mestinya menikah terlewat begitu saja sehingga mengalami kesulitan mencari
pasangan ketika usia sudak semakin bertambah.
e) Status palsu
Masalah yang sering muncul pranikah yang lain adalah adanya status palsu, mengaku
perjaka ternayat punya anak enam atau masih terikat pernikahan dengan perempuan lain.
13
Persoalan ini berpotensi mengakibatkan banyaknya praktik pernikahan pologami dan
pernikahan iri.
Masalah ini mengakibatkan adanya pernikahan dini, tidak mengetahui organ reproduksi
diri sendiri, hak-hak seksual pasangan, kesehatan reproduksi pasangan, tidak mengetahui alat
kontraseps1, masa subur dan persoalan kesehatan reproduksi lainnya
Perkawinan bukan saja merupakan sebuah sistem hidup yang diatur oleh Negara tetapi
Juga merupakan sistem kehidupan yang syarat dengan tuntutan agama. Karenanya setiap kali
muncul permasalahan dalam perkawinan yang dijalani, segala upaya pemecahan masalah
selalu diupayakan terselesaikannya masalah sekarang ini dan mendapatkan kebaikan pula dari
sisi tuntunan agama.
Keluarga bahagia dan kekal merupakan tujuan dari sebuah perkawinan. Untuk mencapai
itu semua landasan cinta dan kasih sayang dari orang orang yang membentuk didalamnya
menjadi sangat penting. Karenanya proses bimbingan konseling pranikah juga harus tetap
berpegang teguh pada asas ini.
Komunikasi menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan keluarga. Banyaknya
masalah yang muncul sering kali karena komunikasi yang terjalin antara anggota keluarga
tidak harmonis. Karenanya dalam melakukan komunikasi dalam musyawarah antar kedua
belah pihak harus dilakukan sehingga segala masalah dapat teratas
Segala permasalahan dalam rumah tangga pada dasarnya dicari penyelesainnya dengan
baik. Kuncinya adalah usaha dari suami isteri untuk terus mencari jalan keluar dan berpasrah
diri kepada Allah. Konselor dapat membantu pasangan untuk tetap tegar dan berusaha
mencari solusi terbaik dari setiap masalah yang ada.
14
E. Aspek yang perlu diasesmen
Aspek yang perlu diasesmen dan dipahami konselor jika melakukan konseling pranikah
yaitu sebagai berikut:
1. Riwayat Perkenalan
Konselor perlu mengetahui riwayat perkenalan pasangan pranikah, mulai dari perkenalan
(seberapa lama perkealan berlangsung), bagaimana mereka mengetahui satu sama lain.
Misalnya mengenai pembicaraan tentang nilai, tujuan, dan harapan terhadap hubungan
pranikah.
Kesetaraan latar belakang lebih baik dalam penyesuaian pernikahan dari pada latar
belakang yang berbeda. Konselor perlu mengungkapkan latar belakang pendidikan, budaya
keluarga, status sosial ekonominya, dan perbedaan agama, serta adat istiadat keluarganya.
Sikap keluarga terhadap rencana pernikahan, termasuk bagaimana sikap mertua dan sanak
keluarga terhadap keluarga nantinya. Sikap keluarga penting untuk mempersiapkan pasangan
dalam menyikapi masing-masing keluarga calon pasangannya.
Meliputi umah yang akan ditempati, sistem keuangan keluarga yang hendak disusun dan
apa yang dipersiapkan menjelang pernikahan.
Faktor psikologis dan kepribadian yang perlu diasesmen adalah sikap mereka terhadap
peran seks dan bagaimana yang hendak dijalankan dikeluarga nanti, bagaimana peran mereka
terhadap dirinya (self image body-image), dan usaha apa yang akan dilakukan untuk
keperluan keluarga nanti.
6. Sifat Prokreatif
Menyangkut sikap mereka terhadap hubungan seksual dan sikapnya jika memiliki anak.
Bagaimana rencana mengasuh anaknya kelak.
15
7. Kesehatan dan Kondisi fisik
b) Tahap keterlibatan (the joining). adalah tahap keterlibatan bersama klien. Pada tahap ini
konselor mulai menerima klien secara isyarat (nonverbal) maupun secara verbal, meretleksi
perasaan, melakukan klarifikasi dan sebagainya.
c) Tahap menyatakan masalah, yaitu menetapkan masalah yang dihadapı oleh pasangan.
Maka, masalahnya harus jelas, siapa yang bermasalah, apa indikasinya, apa yang telah terjadi
dan sebagainya.
d) Tahap interaksi, yaitu konselor menetapkan pola interaksi untuk penyelesaian masalah.
Pada tahap ini anggota keluarga mendapatkan informasi yang diperlukan untuk memahami
masal ahnya dan konselor dapat melatih anggota keluarga berinteraksi dengan cara-cara yang
dapat diikuti (pelan, sederhana, detail dan jelas) dalam kehidupan mereka.
e) Tahap konferensi, yaitu tahap untuk meramalkan keakuratan hipotesis dan memformulasi
langkah-langkah pemecahan. Pada tahap ini konselor mendesain langsung atau memberi
pekerjaan rumah untuk melakukan atau menerapkan pengubahan ketidak berfungsinya
perkawinan.
f) Tahap penentuan tujuan, tahap yang dicapai klien telah mencapai perilaku normal, telah
memperbaiki cara berkomunikasi, telah menaikkan self-esteem dan membuat keluarga lebih
kohesif.
g)Tahap akhir dan penutup, merupakan kegiatan mengakhiri hubungan konseling setelah
tujuannya tercapai
16
E. Persiapan Pra Nikah
Hal yang perlu dipersiapkan adalah memperjelas visi pernikahan. Untuk apa kita
menikah. Visi yang jelas dan juga sama antara calon suami dan isteri diharapkan akan
melanggengkan pernikahan. Banyak orang yang menikah hanya karena cinta, atau mengikuti
tradisi masyarakat. Bisa juga karena malu karena sudah cukup umur tetapi masih belum juga
menuju pelaminan. Alasan-alasan seperti ini tidak memiliki akar yang jelas. Bisa Juga
menjadi sangat rapuh ketika memasuki bahtera rumah tangga, dan akhirnya hancur ketika
badai rumah tangga datang menerjang.
Pernikahan adalah kehidupan baru yang sangat jauh berbeda darimasa-masa sebelumnya.
Dalam pernikahan berkumpul dua pribadi yang berbeda yang berasal dari keluarga yang
memiliki kebiasaan yang berbeda. Didalamnya terbuka semua sifat-sifat asli masing-masing.
Mempersiapkan diri untuk berlapang dada menghadapi segala kekurangan pasangan adalah
hal yang mutlak diperlukan. Begitu juga cara-cara mengkomunikasikan pikiran dan perasan
kila dengan baik kepada pasangan Juga perlu diperhatikan, agar emosi negatif tidak
mewarnai rumah tangga kita. Di dalam pernikahan juga diperlukan rasa tanggung jawab
untukuntuk memenuhi hak dan kewajiban masing-masing. Sehingga setiap anggota keluarga
tidak hanya menuntut hak-haknya saja, tetapi berusahauntuk lebih dulu memenuhi
kewajibannya.Pemikahan merupakan perwujudan dari tim kehidupan kita untukmencapai
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Olelh karena itu kerja sama,saling mendukung dalam
segala hal sangat diperlukan. Termasuk dalampendidikan anak. Penikahan juga merupakan
sarana untuk terus menerus belajar tentang kehidupan. Ketika memasuki dunia perkawinan
seseorang belajar untuk menjadi bagian dari tim kehidupan. Ketika memiliki
anakseseorangbelajar untuk mendidik anak dengan cara yang baik. Tidakjarang juga orang
tua perlu memaksa diri untuk merubah kebiasaan-kebiasaan buruknya agar tidak ditiru oleh
anak. Ketika anak-anakmenjelang dewasa orang tua belajar untuk menjadikan anak-
anaknyasebagai teman, secbagai bagian dari tim kehidupan yang aktifmenggerakkan roda
kehidupan, dan seterusnya.
17
3. Persiapan Ruhiyyah' spiritual.
Menikah itu ibadah, oleh karena itu seluruh proses yang dilalui dalam pernikahan itu
harus dengan nuansa ibadah. Proses sebelummenikah sampai pernikahan itu sendiri juga
setelah menikah tidak bolehjauh dari nuansa penghambaan diri kepada Allah. Sebelum
menikahpeningkatan kualitas diri dan kualitas ibadah mutlak diperlukan. Berdoakepada Allah
untuk mendapatkan Suami yang sholih dan anak-anak yangakan menjadi penyejuk
mata.Bergaul dengan orang-orang yang sholih yang dapat menjaga dirikita juga perlu
dilakukan. Membaca buku-buku tentang keutamaanpernikahan juga perlu dilakukan untuk
menguatkan niat kita dalammenikah. Ketika pinangan datang, ibadah semakin dikencangkan.
Terusmemohon kepada Allah untuk mendapatkan yang terbaik sebagaipasangan kita. Saat
in1, perlu juga kita membersihkan hati agar niat ibadahdalam pernikahan ini tidak
menyimpang. Juga menjaga kesucian hubungankita dengan calon suami sampai datangnya
waktu pernikahan sangatdiperlukan, agar tidak terjatuh dalam godaan setan. Masa-masa
antarameminang dan pernikahan ini sebaiknya dipersingkat agar kebersıhan niatdan
hubungan kedua insan bisa terjaga.
4. Persiapan Fisik
Yang terakhir yang tidak kalah penting dalah mempersiapkantubuh kita untuk memasuki
dunia pernikahan. Hal ini penting karenamerupakan bagian dari kunci kebahagiaan dalam
berumah tangga. Halhal yang harus di persiapkan yaitu
18
pemeriksaan darah adalah untukmengetahui apakah calon ibu mengidap virus-virus
yanggmembahayakan kehamilan, seperti; toksoplasma, cytomegalo ataurubela.
b. Pemeriksaan urinalsis lengkap. untuk memantau fungsiginjal dan penyakit lain yang
berhubungan dengan ginjalatau saluran kemih, pemeriksaan golongan darah dan rhesusyang
akan berguna bagi calon janin.Mengetahui Rhesus kedua calon mempelai
seringkalımerupakan hal yang diabaikan, padahal hal tersebut adalahhal yang penting.
Kebanyakan bangsa Asia memilikipositil, sedangkan bangsa Eropa rata-rata
negati.Terkadang. pasangan suami-isteri tidak tahu Rhesus darahpasangan masing-masing.
Padaha, jika Rhesusnyabersilangan, bisa mempengaruhi kualitas keturunan. Jikaseorang
perempuan (Rhesus negatif) menikah dengan laki-laki (Rhesus positif), bayi pertamanya
memilikikemungkinan untuk ber-Rhesus negatif atau positif. Jikabayi mempunyai Rhesus
negatif, tidak ada masalah. Tetapi,jika ia ber-Rhesus positif, masalah mungkin timbul
padakehamilan berikutnya. Bila ternyata kehamilan yang keduamerupakan janin yang ber-
Rhesus positil, kehamilan iniberbahaya. Karena antibodi antirhesus dari ibu dapatmemasuki
sel darah merah janin. Sebaliknya, tidak masalahjika si perempuan ber-Rhesus positif dan si
pria negatif. Karena itu sangat penting untuk mengetahui Rhesus kedua calon
mempela.Hepatitis HBsAg, Anti HBsAg
a. Rontgen Paru-Paru
19
c. Melakukan vaksinasi
Ada tiga vaksinasi yang perlu dilakukan oleh ibu untukmelindungi Janinnya selama
kehamilan dan menjalani prosespersalinan, yaitu; vaksinasi MMR (Measles, Mumps,
Rubella),Vaksinasi Anti Tetanus T.T. sebaiknya dilakukan dua bulansebelumnya ( untuk yg
wanita )dan vaksin Hepatitis B dilakukan 2bulan sebelumnya.
2. Tkan
Ahli nutriSi Amy Shapiro juga menyarankan para calonpengantin untuk mengonsumsi
makanan yang kaya akanomega-3 seperti salmon, walnut, dan biji chia karena bisamenurukan
rasa cemas dan mencegah pembengkakan padatubuh yang disebabkan oleh stres. Untuk
sarapan pagi,sebaiknya menyantap makanan dengan kandungan protein dankarbohidrat yang
seimbang seperti omelet sayuran, atauoatmeal dengan walnut.
Sementara itu, pakar nutrisi Sara Vance menganjurkan paracalon pengantin untuk
menyantap makanan dengan antioksidantinggi seperti blueberry, stroberi, brokoli, dan
bayam. Makananini baik dikonsumsi dengan makanan yang kaya probiotikkarena bisa
meningkatkan sistem pencernaan, mencegah tubuhmengalami pembengkakan serta membuat
suasana hati lebihbaik.
20
4. Minum Teh Hijau
Saat dilanda stres, banyak orang yang mencari junk foodsebagai pelampiasannya karena
mudah didapat,. Makanan danminumanyangmanis bisa menjadi 'bumerang'
karenameningkatkan kadar gula darah di dalam tubuh yang dapatmembuat pengantin semakin
stres karena makanan manismembuat suasana hati dan fungsi otak semakin tidak stabil.
Hubungan suami istri yang melibatkan aspek kejiwaan .oleh karena itusebuah pernikahan
harus sehat .
1) Dapat mengurangi stress,karena orang yang sudah menikahmemiliki kadar kortisol atau
hormone stress yang lebih rendahdibandingkan dengan orang yang belum menikah .
21
5. Pemberian ASI
6.ImunSası
Imunisasi yang diberikan adalah imunisasi tetanus toksoid (TT), yang diberikan menjelang
hari perkaWinan
7. Keluarga berencana
Dalam pernikahan dua manusia dua pribadi akan dipersatukan oleh satuikatan yang
diabadikan melalui pernikahan. Persiapan-persiapan yangdiperlukan bagi calon pengantin
adalah sebagai berikut:
a) Persiapan fisik
b)Sehat
c)Umur
d) Istirahat
e) persiapan mental
f)nilai-nilai agama
g)cinta kasih
i) keluarga harmonis
k) persiapan ekonomi
l)sejalan dengan tuntutan kebutuhan yang semakin hari semakin besar, maka diharapkan
calon suami telah mempunyai pekerjaan tetap agar dapat menafkahi seluruh anggota
keluarga.
22
B. Konsep Dasar Imunisasi TT
Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit
dengan cara memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan
kedalam tubuh.1 Dengan melakukan imunisasi kuman atau produk kuman yang sudah
dimasukkan diharapkan bisa menjadi hal yang bisa melemahkan dan melawan kuman
maupun bibit penyakit yang masuk kedalam tubuh.
Sebenarnya dalam tubuh telah dilengkapi system pertahanan (imun) tubuh dari serangan
penyakit, yang tegantung pada vitalitas tubuh itu sendiri. Jika vitalitas tubuh dalam keadaan
baik, maka tubuh akan bertahan terhadap penyakit begitu juga sebaliknya, jika vitalitas tubuh
kurang baik maka pertahanan tubuh akan lemah. Sesungguhnya manusia tidak perlu
mengubah vitalitas tubuh agar menjadi lebih baik dengan menggunakan berbagai jenis
vaksin, ketika keadaan imun didalam tubuh tetap dalam keadaan baik.
Terkait dengan halal haramnya, Jurnalis Uddin mansinyalir 99% dokter yang ada di
Indonesia tidak mengetahui hukum dari vaksin itu apakah halal atau haram yang telah
beredar, karena masalah halal-haram ini memang tidak diajarkan pada mereka. Sementara
kata Khofifah Ali bin Abi Tholib, manusia memiliki naluri untuk mengikuti arus atau trend
yang sedang terjadi, dan tidak memiliki pendirian sendiri. Disamping itu, manusia biasanya
mendasarkan pemikirannya pada dugaan, reka-reka, atau kira-kira (dzhan).
Sebagian masyarakat memilih ikhtiar-ikhtiar selain vaksinasi untuk mengantisipasi serangan
penyakit fisik, dengan menjaga kesehatan, mengkonsumsi makanan halal dan thoyyib (baik),
makan teratur, istirahat cukup, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, banyak berdo’a dan
bertawakal sepenuhnya kepada Sang Maha Pencipta, seperti prinsip pencegahan lebih baik
dari pengobatan.
23
2. Suntik Tetanus Toksoid
Kata tetanus diambil dari Bahasa Yunani, yaitu tetanus dari teinenin yang berarti memegang.
Penyakit ini adalah penyakit infeksi yang terjadi ketika spasme otot tonik dan hiperrefleksia
menyebabkan trismus (lockja), spasme otot umum, melengkungnya punggung (opistotonus),
spasme glottal, kejang, dan paralisis pernapasan.3 Tetanus yang juga dikenal dengan lokjaw
merupakan penyakit yang disebabkan tetanospasmin (sejenis neurooksin yang diproduksi
oleh Clostridium tetani) yang menginfeksi system urat saraf dan otot sehingga saraf dan otot
mejadi kaku. Tetanus adalah penyakit system saraf yang disebabkan oleh tetanospasin
(neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani).4 Tetanus adalah penyakit yang dapat
terjadi pada bayi baru lahir (tetanus neonatorum) maupun pada anak atau orang dewasa.
Kuman tetanus banyak terdapat dalam usus kuda. Pada bayi baru lahir infeksi tetanus terjadi
melalui tali pusar yang dipotong dengan alat yang tidak bersih (tidak steril) atau pusar yang
dibubuhi obat tradisional atau bahan ramuan yang tercemar kuman tetanus. Pada anak dan
orang dewasa infeksi tetanus terjadi melalui luka tusuk yang dalam atau yang kotor.5 Oleh
karena itu untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi pemerintah mengharuskan bagi
calon pengantin wanita melakukan suntik Tetanus Toksoid (TT) pada saat sebelum menikah
dan menempatkan bidan di tengah-tengah masyarakat khususnya di daerah pedesaan. Peran
bidan dalam sistem kesehatan nasional diharapkan bidan mampu meningkatkan pengetahuan
kesehatan masyarakat terutama ibu hamil.6
3. Bahan-Bahan Vaksin Tetanus Toksoid
Vaksin toksoid dibuat dari bahan toksin bakteri tindakan vaksin dapat merangsang
pembuatan antibody, contok penyakit tetanus dan difteri. Vaksin tetanus jika digunakan
secara benar dapat meminimalkan tubuh untuk terjangkit penyakit tetanus.
Dalam imunisasi tetanus ini dikenal dengan dua jenis imunisasi sebagai pencegahannya,
yaitu imunisasai aktif dan imunisasi pasif. Vaksin yang digunakan dalam imunisasi aktif ialah
toksoid tetanus, yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan.
Ada 3 macam kemasan vaksin tetanus, yaitu bentuk kemasan tunggal, kombinasi dengan
vaksin Difteria (Vaksin DT), dan pertusis (DPT).
Vaksin untuk imunisasi pasif dikenal dengan nama ATS (Anti Tetanus Serum). Serum anti
tetanus ini diperoleh dengan pengolahan serum yang berasal dari kuda yang telah mendapat
imunisasi aktif tetanus. Serum kuda yang telah diolah itu mengandung banyak zat anti
tetanus. 8 Jenis vaksin ini dapat dipakai untuk pencegahan (imunisasi pasif), maupun
pengobatan.
24
Kematian masih tinggi terutama pada golongan neonates, karena imunisasi belum merata
disamping perawatan luka yang jauh dari memuaskan. Penyebab tetanus yaitu bakteri
Clostridium-tetani yang hidup di taman,kotoran sapi, dan saluran pencernaan hewan dan
manusia. Penyakit ini juga dikenal rahang terkunci, karena gejala utamanya adalah otot-otot,
terutama otot rahang menjadi kaku dan terkunci.9 Secara ringkas tetanus dibagi menjadi 3
tingkat:
a. Tetanus berat, tubuh kaku dan sering kejang spontan, tanpa rangsangan
b. Tetanus sedang, tubuh kaku, tanpa kejang spontan dan hanya kejang bila dirangsang.
c. Tetanus ringan, kekakuan yang tampak jelas hanya trismus, tanpa kejang rangsang.
Vaksin Tetanus Toksoid merupakan vaksin yang terbuat dari toksin (racun) yang dihasilkan
oleh bakteri Clostridium Tetanus 1 yang kemudian telah dilemahkan sehingga tidak
berbahaya bagi manusia. Clostridium tetani adalah bakteri gram positif berbentuk batang,
bersifat anaerob dan dapat menghasilkan spora dengan bentuk drumstick. Bakteri ini sensitif
terhadap suhu panas dan tidak bisa hidup dalam lingkungan beroksigen. Sebaliknya, spora
tetanus sangat tahan panas dan kebal terhadap beberapa antiseptik. Banyak terdapat pada
kotoran dan debu jalan, usus dan tinja kuda, domba, anjing dan kucing.
Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka dan dalam suasana anaerob, kemudian
menghasilkani toksin (tetanospasmin) yang akan masuk ke dalam sirkulasi darah. Toksin
tetanus kemudian menempel pada reseptor di sistem saraf. Gejala utama penyakit ini timbul
akibat toksin tetanus mempengaruhi pelepasan neurotransmiter, yang berakibat
penghambatan sistem inhibisi. Akibatnya terjadi kontraksi dan spastisitas otot yang tidak
terkontrol, kejang dan gangguan saraf otonom. Perawatan luka merupakan pencegahan
utama terjadinya tetanus di samping imunisasi pasif dan aktif.
Vaksin Tetanus Toksoid mengandung antiagen sebagai bahan utama. Antigen adalah
organisme atau bagian dari organisme penyebab penyakit. Ketika antigen tersebut
dimasukkan ke dalam tubuh, maka tubuh membentuk respon imun dengan menghasilkan
protein-protein yang disebut antibodi yang spesifik melawan antigen tersebut. Protein ini
berikatan dengan antigen sehingga merusak dan membunuh antigen tersebut.
Di samping itu, tubuh juga melakukan melakukan respon imun dengan menghasilkan sel
memori. Sel-sel ini berada di aliran darah, terkadang hingga seumur hidup manusia tersebut
siap melakukan respon imun protektif yang sangat cepat bilamana ada antigen yang sama
seperti sebelumnya yang masuk ke dalam tubuh. Respon kekebalan tubuh yang sangat cepat
ini menyebabkan infeksi yang sedianya muncul, tidak terbentuk. Kondisi demikian dikatakan
imun (kebal) terhadap infeksi tertentu. Langkah awal pembuatan vaksin Tetanus Toksoid
25
adalah mengisolasi atau membuat organisme atau bagian dari organisme. Hal ini dapat
dilakukan dalam beberapa cara15 :
a. Membunuh organisme dengan menggunakan formalin. Disebut inactivated atau killed
vaccine. Formalin (CH2O) merupakan suatu campuran organik yang dikenal dengan nama
aldehid, membeku pada suhu 92 derajad celcius dan mendidih pada suhu 300 derajad celcius.
Formaldehied dihasilkan dari reaksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan
hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formalin terdapat dalam bentuk gas, larutan, dan
padatan. Bentuk larutan formalin inilah yang kemudian dimanfaatkan untuk membunuh
antigen atau bagian dari organisme penyebab penyakit pada tubuh.
b. Untuk menghindari efek yang tidak diinginkan, di dalam vaksin Tetanus Toksoid
ditambahkan alumunium phosphate dan aluminium hidroksida dengan kadar 30 mg tiap mili
liter yang berguna untuk penebal sistem imun. Vaksin yang terbuat dari toksin ini sering
menghasilkan respon imun yang rendah levelnya. Oleh karena itu, didalamnya ditambahkan
bahan ajuvan yang dapat meningkatkan respon imun. Vaksin Tetanus sering dikombinasikan
dengan vaksin Pertusis.
c. Bahan lain yang diperlukan adalah Merthiolate. Bertujuan sebagai preservasi dengan
kadar 0.1mili gram di setiap mili liter vaksin Tetanus Toksidan. Merthiolate adalah bahan
yang berisi merkuri yang sering digunaakn untuk membunuh kuman dan jamur, juga sebagai
preservasi di beberapa produk, termasuk vaksin.
d. Selain Merthiolate terdapat pula zat Thimerosal yang ada pada vaksin Tetanus Toksidan.
Thimerosal adalah suatu bahan merkuri yang digunakan sebagai pengawet dalam berbagai
macam vaksin seperti diphteri, tetanus, dan hepatitis untuk mencegah kontaminasi dari
bakteri ataupun organisme lainnya, terutama untuk vaksin yang digunakan secara berulang
atau split dose/multidose. Merkuri yang terdapat dalam Thimerosal (ethyl merkuri) berbeda
dengan metil merkuri yang diasosiasikan sebagai material yang bereaksi toxic pada manusia.
Dikarenakan sangat terbatasnya informasi mengenai toksisitas dari ethyl merkuri ini tidak
berbeda dengan metil merkuri.
4. SOP Penyuntikan Tetanus Toksoid
a. Komunikasi.
b. Persiapan Alat.
1) Bak injeksi steril
2) Kapas suntim dalam tempatnya
3) spuit injeksi 3 cc
4) Vaksin Tetanus Toksoid dalam thermos es
26
5) Tempat sampah kering
6) Larutan klorin 0,5 %
7) Bengkok.
c. Persiapan Lingkungan.
1) Jendela dan pintu ditutup.
d. Persiapan Pasien.
1) Jelaskan kepada pasien tujuan dan tindakan yang akan diberikan
2) Pasien duduk dengan rileks.
e. Langkah-Langkah.
1) penolong mencuci tangan.
2) penolong membuka penutup flakon vaksin TT.
3) penolong mengambil spuit dan membuka dari bungkusnya.
4) memasukkan udara ke tabung spuit.
5) menusukkan jarum ke tutup flakon untuk mengambil vaksin TT dengan cara memasukkan
udara yang ada dalam tabung spuit terlebih dahulu.
6) menghisap vaksin TT sesuai kebutuhan (0,5 cc).
7) mencabut jarum spuit dari tutup flakon.
8) mengeluarkan udara dari dalam tabung spuit.
9) bersihkan area penyuntikan dengan kapas DTT.
10) melakukan penyuntikan pada lengan atas kiri ± 2-3 jari dari pangkal lengan atas dengan
sudut 450 dan lubang jarum menghadap atas.
11) mencabut jarum dari tempat suntikan.
12) mengusap bekas suntikan dengan kapas DTT (tidak boleh dimassase).
13) merapikan alat-alat dan cuci tangan.
5. Usaha Pencegahan Penyakit Tetanus
a. Perawatan luka terutama pada luka tusuk, luka yang kotor, atau luka yang tercemar dengan
spora tetanus.
b. Pemberian DTPP/ DTP/ Tetanus Torsoid (tergantung dari umur).
c. Pencegahan dengan pemberian ATS. Efektif hanya pada luka baru (kurang dari 6 jam),
sebaiknya dilanjutkan dengan imunisasi aktif.
d. Imunisasi aktif pada ibu yang mengandung (pada trimester III). Kebersihan pada waktu
partus persalinan, terutama waktu memotong tali pusar dan perawatan tali pusa
27
BAB III
TINJAUAN KASUS
Nomor MR :-
Pengkajian tanggal : 08 Januari 2022 Jam : 13.20 Wib Oleh : Dian Putri
I. PENGKAJIAN DATA
A. Identitas
Umur 25 27
Gol. Darah - -
Jenis dan - -
28
No. Jamninan - -
B. Riwayat Menstruasi
A. Riwayat Obstetri
Jenis BB Bayi
No Kehamilan Ke Kelainan Keterangan
Persalinan Lahir/PJ
C. Riwayat Kesehatan
1, Riwayat Hipertensi
Tidak ada Tidak ada
2, Riwayat Gula darah
Tidak ada Tidak ada
3, Riwayat Asma
Tidak ada Tidak ada
4, Riwayat Jantung
Tidak ada Tidak ada
5, TBC Tidak ada Tidak ada
29
6, Hepatitis B
Tidak ada Tidak ada
7, Malaria
Tidak ada Tidak ada
8, Kanker Payudara
Tidak ada Tidak ada
9, Kanker Servix
Tidak ada Tidak ada
10, Anemia
Tidak ada Tidak ada
11, TORCH
Tidak ada Tidak ada
12, Lainnya
Riwayat Genetik
Riwayat IMS
16, Gonorea
Tidak ada Tidak ada
17, Sifilis
Tidak ada Tidak ada
18, Herpes Genetalia
Tidak ada Tidak ada
19, Clamidia
Tidak ada Tidak ada
20, Condiloma
Tidak ada Tidak ada
21, HIV/AIDS
Tidak ada Tidak ada
Riwayat Penyakit Yang Terkait dengan Kesehatan
24, Tiroid
Tidak ada Tidak ada
25, Systemic lupus Tidak ada Tidak ada
30
erythematosus
C. Personal Hygiene
minimal
iya iya
setelah sarapan dan sebelum tidur
31
3, Bersihkan payudara dan daerah
iya tidak
kemaluan
32
G. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
7, IMT 18
a. HB -
b. Golongan darah -
c. Plano test -
e. lainnya -
2. Pemeriksaan Fisik
33
b. Mata
Sklera : putih
Kebersihan :bersih
c. Hidung
Kebersihan : bersih
d. Mulut
e. Telinga
Kebersihan : bersih
f. Leher
g. Dada
Simetris/tidak : simetris
Nyeri : tidak
34
Kebersihan puting : bersih
h. Perut
Inspeksi :
Bentuk : simetrsis
Kebersihan : bersih
k. Genitalia
Kebersihan : bersih
i. Anus
Kebersihan :bersih
3. Pemeriksaan Penunjang
b. Lain-lain : .....................................................................
35
7 LANGKAH VARNEY
a. Diagnosa Kebidanan
Data Dasar :
36
DS :
DO :
- Kesadaran composmentis
- Bb 58 kg
- TB 158 cm
- Lila 28
- Imt 18
Tidak didapatkan masalah dari hasil pengkajian terhadap catin wanita dan pria karena mereka
ingin konselingkan perencanaan untuk kehamilan yang sehat dengan imunisasi tt.
Tidak ada
V. RENCANA TINDAKAN
- jelaskan hasil pemeriksaan pada calon pengantin bahwa secara umum baik
- jelaskan tentang imunisasi TT dan berikan imunisasi dilengan kiri secara intramuskuler
- berikan terapi Fe
37
VI. IMPLEMENTASI
- Menjelaskan hasil pemeriksaan pada kedua calon pengantin bahwa secara umum
keadaan mereka baik. Ttv dalam batas normal dan kedua catin mengerti dengan
- Menganjurkan kepada catin agar tetap engkonsusmsi pola hidup yang sehat dan
seimbang
- Memberikan terapi FE
- Menganjurkan kepada catin untuk memeriksakan kesehatan jika terjadi keluhan atau
masalah
VII. EVALUASI
38
- Pasien mengerti te tang Fe dan manfaatnya
CI Akademik
Peserta Praktik
(....................................)
(....................................)
BAB IV
PEMBAHASAN
Imunisasi merupakan salah satu upaya preventif untuk mencegah penyakit melalui
pemberian kekebalan tubuh yang dilaksanakan secara terusmenerus, menyeluruh, dan
dilaksanakan sesuai standar sehingga mampumemberikan perlindungan kesehatan dan
memutus mata rantai penularan.
39
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalansebagai upaya
pencegahan terhadap infeksi tetanus.Tetanus neonaturum adalah penyakit karena kuman
Clostridium tetaniyang dapat menyebabkan kematian bayi baru lahir, yang dapat
dicegahdengan pemberian imunisasi Tetanus Toksoid pada WUS. Menurut Notoatmojo
(2003) menyebutkan bahwa seseorang yang mempunyaiinformasi lebih banyak akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas,sedangkan salah satu partisipasi dalam pemberian
imunisasi TT dipengaruhioleh pengetahuan. Menurut Ranuh (2001) tujuan imunisasi TT
adalahmerangsang sistem imunologi untuk membentuk antibodi spesifik sehinggamelindungi
tubuh dari serangan penyakit TT.
40
responden yang bersikap negatif mempunyai risiko 5,897 kalilebih besar tidak melakukan TT
dibandingkan dengan responden yang bersikap positif Adnya kesesuaian terhadap temuan
kasus dengan kajian teori, dan jurnal- jurnal yang didapatkan bahwa imunisasi Tetanus
Toksoid adalah untuk melindungi bayi baru lahir dari Tetanus neonotorum, melindungi ibu
terhadapkemungkinan tetanus apabila terluka, pencegahan penyakit pada ibu hamildan bayi
kebal terhadap kuman tetanus, serta untuk mengeliminasi penyakittetanus pada bayi baru
lahir, sehingga salah satu cara yang bisa mengubahfaktor prespsi actin dengan Imunisasi TT
dari segi pengetahuan dan pendidikan yaitu denganAlat mengukur tingkat pengetahuan WUS
tentangimunisasi TT dengan menggunakan kuesioner guna mengukur pengetahuan
WUStentang pengertian imunisasi, tujuan pemberian imunisasi, sasaran imunisasi, jadwal
pemberian imunisasi, cara pemberian imunisasi dan efek samping dari pemberian imunisasi.
Variabel yang digunakan adalah tingkat pengetahuan WUStentang imunisasi TT menurut
(Susanti et al., 2018)Berdasarkan Nilai mean Penelitian ini merupakan penelitian analitik
dengan desaincros sectional . Lokasi penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pematang
Kandis,Menggunakan data primer dengan wawancara panduan kuesioner dilaksanakan
bulanAgustus, Sampel penelitian sebanyak 45 orang.Dari hasil penelitian dari (Sitinjak,
2017) di wilayah kerja puskesmas kandis dapatdilihat bahwa mayoritas berpengetahuan
kurang 24 responden (53,3%). mayoritas berpendidikan SD 14 orang (30,4%), berpresepsi
negatif 28 orang (62,2%).dan dari hasiltabulasi silang dapat dilihat bahwa mayoritas
berpengetahuan kurang dan tidak 24 responden.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil telaah jurnal pada catin dengan persiapan pranikah mengungkapkan
bahwa ada pengaruh KIE terhadap persiapan pra nikah pada catin, dimana persiapaan pra
41
nkah merupakan salah satu hal yang paling penting untuk dipersiapkan menuju pernikahan
baik secara jasmani maupun rohani dimana persiapan pra nikah itu meliputi: kesiapan gizi,
imunisasi tt, oersiapan kehamilan persalinan, nifas kontrasepsi, sehingga catin dapat hidup
dengan keluarga yang sehat serta sejahtera.
B. B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Kemala Sari, Intan.2015. Makanan Yang Sebaiknya Dikonsumsi Satu Minggu Sebelum
https:/wolipop.detik.com/health-and-dict/d-3043805/makanan-yang-sebaiknya-dikonsumsi-
satu-minggu-scbelum-menikah Di akses 5 Desember 2019 Menikah.
42
Nella,Shinta.2016.PromosiKesehatanPraNikah.
http://shintanclla.blogspot.com/2016/05/v-behaviorurldefaultvmlo 31.html
BERITA ACARA
UJIAN BEDSITE TEACHING
43
Pada 24 Desember 2022 telah dilaksanakan Ujian Bedsite Teaching Stase asuhan
Kebidanan kehamilan, oleh :
NIM : 223001080002
PENILAIANSTASEASUHANKEBIDANANKEHAMILAN
OBJECTIVE STRUCTURED LONG EXAMINATION RECORD (OSLER)
PROGRAMSTUDI PENDIDIKANPROFESIBIDAN
FAKULTASILMUKESEHATANUNIVERSITASADIWANGSAJAMBI
44
NIM : 223001080002
Penguji harus menilai 10 hal berikut ini, memberikan nilai total sebelum mendiskusikan
dengan penguji lainnya.
Nilai NilaiAngka
Lulus 70-100
TidakLulus <69
AspekyangDinilai Nilai
Kejelasan/Alur
Proses komunikasi (alur mengikuti riwayat, pemeriksaan, manajemen)
Sistematika
Fakta yang penting digali
Sistematika
Teknik (termasuk sikap pada pasien)
Fakta yang mungkin muncul
Pemeriksaan secara logic dan urut
Manajemen
Kemampuan klinik (identifikasi masalah / kemampuan menyelesaikan masalah)
Komentar:
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
DOKUMENTASI
45
LEMBAR BIMBINGAN
PRAKTIK KLINIK PROFESI BIDAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
46
TAHUN AKADEMIK 2022-2023
1.
2.
3.
Diketahui,
Kaprodi Pendidikan Profesi Bidan
47
48
49
50
51
52
53
54