ANITA TRIPSILOWATI
NIM :
KEDIRI
2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PEMBERIAN OBAT SECARA INTRA
MUSCULAR (IM) DI POLI RS MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI
Mahasiswa
ANITA T
Mengetahui,
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
INDONESIA
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
Akhirnya kami berharap laporan ini dapat meningkatkan mutu pelayanan dan
STRADA INDONESIA
PENULIS
LAPORAN PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
cara dimasukkan langsung kedalam otot (muskulus). Pemberian obat dengan cara ini
dilakukan pada bagian tubuh yang berotot besar, agar tidak ada kemungkinan untuk
menusuk saraf, misalnya pada bokong dan kaki bagian atas atau pada lengan bagian atas.
Pemberian obat seperti ini memungkinkan obat akan dilepas secara berkala dalam bentuk
depot obat.
Jaringan intramuskular terbentuk dari otot yang bergaris yang mempunyai banyak
vaskularisasi aliran darah tergantung dari posisi otot ditempat penyuntikan.( Tjay, T.H.
2010)
2. Mekanisme fisiologis
Obat masuk kedalam tubuh beberapa saat setelah di injeksikan, obat akan masuk ke
dalam tubuh melalui pembuluh darah, mengikuti aliran darah, disana obat akan di absorbsi
oleh tubuh, Setelah di absorbsi partikel obat yang telah terabsorbsi akan di edarkan oleh
darah ke seluruh tubuh lainnya, namun disini belum memberikan efek karena belum tepat
pada organ target sesuai dengan fungsi obat itu sebagai apa, entah sebagai analgesik,
seluruh tubuh, karena obat belum memberikan efek , obat akan di metabolisme oleh hati, di
hati ini obat akan dipisahkan berbagai komponenenya, partikel obat yang dibutuhkan oleh
organ target akan di edarkan ke organ target tersebut untuk memberikan efek sesuai dengan
masalah ( penyakit ) yang akan diatasi , sedangkan bagian partikel yang tidak dibutuhkan
tubuh akan di ekskresikan oleh tubuh baik melalui keringat, urine, dan lain sebagainya.
Tujuan pemberian obat secara intramuskular yaitu agar obat diabsrorbsi tubuh dengan
cepat.
Indikasi pemberian obat secara intramuskular biasa dilakukan pada pasien yang tidak
sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberika obat secara
oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, benjolan tulang, otot atau saraf besar
dibawahnya. Pemeberian obat secara intramuskular harus dilakukan atas perintah dokter.
Kontra indikasi dalam pemberian obat secara intramuskular yaitu : infeksi, lesi kulit,
1. Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien untuk berbaring
2. Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau telentang
dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi. Area ini paling
banyak dipilih untuk injeksi muscular karena pada area ini tidak terdapat pembuluh
3. Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut
diputar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul fleksi dan
4. Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk atau
a. Tempat injeksi
c. Spuit dan jarum suntik sesuai dengan ukuran. Untuk orang dewasa panjangnnya 2,5-3
d. Kapas alcohol
h. Nierbekken
i. Handscoon 1 pasang
a. Mencuci tangan
c. Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosisnya. Setelah itu letakkan
e. Desinfekasi dengan kapas alkohol pada tempat yang akan dilakukan injeksi.
f. Lakukan penyuntikan:
Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien untuk berbaring
Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau
telentang dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi.
Area ini paling banyak dipilih untuk injeksi muscular karena pada area ini tidak
Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan
lutut diputar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul fleksi
Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk atau
spuit maka tekanlah spuit hingga obat masuk secara berlahan-lahanhingga habis.
i. Setelsh selesai tarik spuit dan tekan sambil dimasase penyuntikan dengan kapas
10. Prosedur Pelaksanaan Pemberian Obat Secara IM (Intra Muskuler) dan Penyuluhan
Pasien
Penyuluhan pasien,memungkinkan pasien untuk minum obat dengan aman dan efektif.
a. Tahap PraInteraksi
2. Mencuci tangan
b. Tahap Orientasi
c. Tahap Kerja
d. Tahap Terminasi
3. Membereskan alat-alat
4. Berpamitan engan klien
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan kebidanan (Ratna Ambarwati, Eni. 2011)
DAFTAR PUSTAKA
4. Analisis/Interpretasi Data
Ny. B P2002 Ab0 dengan pemenuhan kebutuhan pemberian obat injeksi KB 1 bulan secara
IM.
5. Penatalaksanaan
Tanggal 20 Oktober 2021, jam 08.15 WIB
1. Melakukan komunikasi terapeutik kepada pasien dengan baik
e/ Komunikasi terapeutik telah dilakukan
2. Menginformasikan hasil pemeriksaan
TTV : TD :120/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,7 °C
RR : 22 x/menit
e/ Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
3. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk pemberian obat KB 1 bulan secara IM
a. Spuit 3 cc
b. 1 vial cycloflem
c. Kapas alkohol
e/ Peralatan sudah disiapkan
4. Melakukan prosedur penyuntikan
a. Kocok vial berisi larutan
b. Menyedot obat KB (cycloflem,) kedalam spuit 3 cc, bebas gelembung udara
c. Melakukan desinfeksi lokasi penyuntikan 1/3 SIAS (spinaniaca, anterior, superior,
dan ocygis)
d. Menyuntikkan Obat KB (cycloflem) secara IM
e/ Penyuntikan KB 1 bulan scara IM telah dilakukan
5. Merapikan alat habis pakai dan membuang spuit ke dalam savety box dan vial kosong ke
dalam sampah
e/ Alat bekas pakai telah dibuang ke tempatnya.
6. Mencatat tanggal kembali pada buku akseptor KB dan kartu askeptor KB
e/ Telah dilakukan pendokumentasian
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan suntik ulang tanggal 10 November 2021
e/ Ibu bersedia melakukan suntik ulang tanggal 10 November 2021