Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEBIDANAN SOAP

PEMBERIAN OBAT SECARA INTRA MUSCULAR (IM)


DI POLI RS MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI

ANITA TRIPSILOWATI
NIM :

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA

KEDIRI

2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PEMBERIAN OBAT SECARA INTRA
MUSCULAR (IM) DI POLI RS MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI

Disetujui oleh pembimbing penyusunan Asuhan pada :


Hari/tanggal : 23 mei 2021

KEDIRI, 23 mei 2021

Mahasiswa

ANITA T

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

(Bd. Fitri Puspita M. S.ST)


(Bd. Putri Eka S, SST.,M.Kes )
NIDN :
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat

dan bimbingan-Nya, sehingga dapat tersusun Laporan “Asuhan Kebidanan Pada

Stase KDPK” di lingkungan Prodi Pendidikan Profesi Bidan IIK STRADA

INDONESIA

Laporan Asuhan Kebidanan yang diwajibkan bagi mahasiswa Prodi Pendidikan

Profesi Bidan IIK STRADA INDONESIA Kediri yang akan menyelesaikan

pendidikan Profesi. Dengan laporan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa

pembimbing serta petugas kesehatan dalam pemberian Asuhan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

penyusunan Laporan Asuhan KDPK ini.

Akhirnya kami berharap laporan ini dapat meningkatkan mutu pelayanan dan

dapat dipertanggungjawabkan secara akademik, sehingga dapat menambah

khasanah perpustakaan di lingkungan Prodi Pendidikan Profesi Bidan IIK

STRADA INDONESIA

KEDIRI,23 MEI 2021

PENULIS
LAPORAN PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Pemberian Obat Secara Intramuskular

Pengertian pemberian obat secara intramuskular adalah pemberian obat/cairan dengan

cara dimasukkan langsung kedalam otot (muskulus). Pemberian obat dengan cara ini

dilakukan pada bagian tubuh yang berotot besar, agar tidak ada kemungkinan untuk

menusuk saraf, misalnya pada bokong dan kaki bagian atas atau pada lengan bagian atas.

Pemberian obat seperti ini memungkinkan obat akan dilepas secara berkala dalam bentuk

depot obat.

Jaringan intramuskular terbentuk dari otot yang bergaris yang mempunyai banyak

vaskularisasi aliran darah tergantung dari posisi otot ditempat penyuntikan.( Tjay, T.H.

2010)

2. Mekanisme fisiologis

Obat masuk kedalam tubuh beberapa saat  setelah di injeksikan, obat akan masuk ke

dalam tubuh melalui pembuluh darah, mengikuti aliran darah, disana obat akan di absorbsi

oleh tubuh,  Setelah di absorbsi partikel obat yang telah terabsorbsi akan di edarkan oleh

darah ke seluruh tubuh lainnya, namun disini belum memberikan efek karena belum tepat

pada organ target sesuai dengan fungsi obat itu sebagai apa, entah sebagai analgesik,

antipiretik, antiemesis, dan lain sebagainya. Selanjutnya setelah obat di distribusikan ke

seluruh tubuh, karena obat belum memberikan efek , obat akan di metabolisme oleh hati, di

hati ini obat akan dipisahkan berbagai komponenenya, partikel obat yang dibutuhkan oleh

organ target akan di edarkan ke organ target tersebut untuk memberikan efek sesuai dengan
masalah ( penyakit ) yang akan diatasi , sedangkan bagian partikel yang tidak dibutuhkan

tubuh akan di ekskresikan oleh tubuh baik melalui keringat, urine, dan lain sebagainya.

(Tjay, T.H. 2010)

3. Tujuan pemberian obat secara intramuskular

Tujuan pemberian obat secara intramuskular yaitu agar obat diabsrorbsi tubuh dengan

cepat.

4. Indikasi dalam pemberian obat secara intramuscular

Indikasi pemberian obat secara intramuskular biasa dilakukan pada pasien yang tidak

sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberika obat secara

oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, benjolan tulang, otot atau saraf besar

dibawahnya. Pemeberian obat secara intramuskular harus dilakukan atas perintah dokter.

(Potter, Perry. Ganiswara. 2015)

5. Kontra indikasi dalam pemberian obat secara intramuscular

Kontra indikasi dalam pemberian obat secara intramuskular yaitu : infeksi, lesi kulit,

jaringan parut, benjolan tulang, otot atau saraf besar dibawahnya.

6. Daerah penyuntikan dalam pemberian obat secara intramuscular

1. Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien untuk berbaring

telentang dengan lutut sedikit fleksi.

2. Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau telentang

dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi. Area ini paling
banyak dipilih untuk injeksi muscular karena pada area ini tidak terdapat pembuluh

darah dan saraf besar.

3. Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut

diputar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul fleksi dan

diletakkan di depan tungkai bawah.

4. Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk atau

berbaring mendatar lengan atas fleksi.

7. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Obat Secara  IM

a. Tempat injeksi

b. Jenis spuit dan jarum yang digunakan

c. Kondisi atau penyakit klien

d. Obat yang tepat dan benar

e. Dosis yang diberikan harus tepat

f. Pasien yang tepat

g. Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar

8. Alat dan Bahan Dalam Pemberian Obat Secara Intramuskular

a. Daftar buku obat/catatan dan jadwal pemberian obat

b. Obat yang dibutuhkan (obat dalam tempatnya)

c. Spuit dan jarum suntik sesuai dengan ukuran. Untuk orang dewasa panjangnnya 2,5-3

cm dan untuk anak-anak panjangnya 1,25-2,5 cm.

d. Kapas alcohol

e. Cairan pelarut/aquabidest steril

f. Bak instrument/ bak injeksi


g. Gergaji ampul (bila diperlukan)

h. Nierbekken

i. Handscoon 1 pasang

9. Prosedur Kerja Pemberian Obat Secara Intramuskular

a. Mencuci tangan

b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

c. Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosisnya. Setelah itu letakkan

dalam bak injeksi.

d. Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan (perhatikan lokasi penyuntikan)

e. Desinfekasi dengan kapas alkohol pada tempat yang akan dilakukan injeksi.

f. Lakukan penyuntikan:

 Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien untuk berbaring

telentang dengan lutut sedikit fleksi.

 Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring, tengkurap atau

telentang dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi.

Area ini paling banyak dipilih untuk injeksi muscular karena pada area ini tidak

terdapat pembuluh darah dan saraf besar.

 Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan

lutut diputar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul fleksi

dan diletakkan di depan tungkai bawah.

 Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk atau

berbaring mendatar lengan atas fleksi.

g. Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus (900).


h. Setelah jarum masuk lakukan inspirasi spuit,bila tidak ada darah yang tertarik dalam

spuit maka tekanlah spuit hingga obat masuk secara berlahan-lahanhingga habis.

i. Setelsh selesai tarik spuit dan tekan sambil dimasase penyuntikan dengan kapas

alcohol,kemudian spuit yang telah di gunakan letakkan dalam bengkok.

j. Catat reaksi pemberian jumlah dosis dan waktu pemberian

k. Cuci tangan (Uliyah, Musrifatul dkk. 2010)

10. Prosedur Pelaksanaan Pemberian Obat Secara IM (Intra Muskuler) dan Penyuluhan

Pasien

Penyuluhan pasien,memungkinkan pasien untuk minum obat dengan aman dan efektif.

a. Tahap PraInteraksi

1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada

2. Mencuci tangan

3. Menyiapkan obat dengan benar

4. Menempatkan alat di dekat klien dengan benar

b. Tahap Orientasi

1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik

2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien

3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

c. Tahap Kerja

d. Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi tindakan

2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

3. Membereskan alat-alat
4. Berpamitan engan klien

5. Mencuci tangan

6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan kebidanan (Ratna Ambarwati, Eni. 2011)
DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 1. Jakarta : Salemba Medika


Saifuddin, A.B. 2016. Buku Panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi, Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka sarwono Prawirohardjo.
Varney, Hellen (et.all). 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4,Volume 1. Jakarta : EGC
Wikipedia, 2021. Keluarga _ Berencana. https://id.wikipedia. org/wiki/Keluarga_Berencana.
html diakses pada tanggal 18 November jam 08.00 WIB
ASUHAN KEBIDANAN SOAP
PEMBERIAN OBAT MELALUI INJEKSI INTRA MUSCULAR (IM)
PADA IBU DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN
DI POLI RS MUHAMMADIYAH

Tempat : Poli RSIA Muhammadiyah Kota Kediri


Tanggal / Waktu : Rabu, 20 Mei 2021
Pengkaji : Anita Tripsilowati
Jam : 08.00 WIB
1. Identitas Istri / Suami
     Nama : Ny “AN” / Tn “DR”
     Umur : 28 tahun /35 tahun
    Agama  : Islam / Islam
     Pendidikan  : SMA / SMA
Suku : Jawa / Madura
     Pekerjaan   : IRT / Wiraswasta
     Alamat : Jln PKO Panglima Sudirman Kanigaran
2. Data Subyektif
Ibu mengatakan ingin melakukan Kb suntik Ulang 1 bulan.
3. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum ibu : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Berat badan sebelum/sesudah : 54 kg
d. Tinggi badan : 150 cm
e. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 ×/menit
Suhu : 36,7 °C
Pernapasan : 22 ×/menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Wajah : Tidak anemis, tidak ada odema
b. Mata : Sklera putih, conjungtiva merah muda
c. Payudara : Simetris, bersih, puting menonjol, tidak ada benjolan,
tidak ada nyeri tekan, tidak keluar cairan dari kedua payudara.
d. Abdomen : Tidak ada massa, tanda infeksi tidak ada
e. Genetalia : Tidak ada varises
f. Ektremitas Atas : Simetris, tidak odem
g. Ektremitas bawah : Simetris, tidak odem, tidak ada varises

4. Analisis/Interpretasi Data
Ny. B P2002 Ab0 dengan pemenuhan kebutuhan pemberian obat injeksi KB 1 bulan secara
IM.
5. Penatalaksanaan
Tanggal 20 Oktober 2021, jam 08.15 WIB
1. Melakukan komunikasi terapeutik kepada pasien dengan baik
e/ Komunikasi terapeutik telah dilakukan
2. Menginformasikan hasil pemeriksaan
TTV : TD :120/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,7 °C
RR : 22 x/menit
e/ Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
3. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk pemberian obat KB 1 bulan secara IM
a. Spuit 3 cc
b. 1 vial cycloflem
c. Kapas alkohol
e/ Peralatan sudah disiapkan
4. Melakukan prosedur penyuntikan
a. Kocok vial berisi larutan
b. Menyedot obat KB (cycloflem,) kedalam spuit 3 cc, bebas gelembung udara
c. Melakukan desinfeksi lokasi penyuntikan 1/3 SIAS (spinaniaca, anterior, superior,
dan ocygis)
d. Menyuntikkan Obat KB (cycloflem) secara IM
e/ Penyuntikan KB 1 bulan scara IM telah dilakukan
5. Merapikan alat habis pakai dan membuang spuit ke dalam savety box dan vial kosong ke
dalam sampah
e/ Alat bekas pakai telah dibuang ke tempatnya.
6. Mencatat tanggal kembali pada buku akseptor KB dan kartu askeptor KB
e/ Telah dilakukan pendokumentasian
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan suntik ulang tanggal 10 November 2021
e/ Ibu bersedia melakukan suntik ulang tanggal 10 November 2021

Anda mungkin juga menyukai