Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TUGAS PRAKTIK PRA PROFESI (KDPK)


PRAKTIK PROFESI BIDAN

“INJEKSI INTRAKUTAN (IC) PADA BAYI “M” DENGAN


IMUNISASI BCG di PMB Bdn. TRI MULYATI, SST., SKM., M.Kes”

Disusun Oleh :
KOMARIYAH
NPM: 210502197116

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BHAKTI PERTIWI INDONESIA
PROFESI BIDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas praktek pra profesi (KDPK)
yang berjudul “Injeksi Intrakutan (IC) Pada Bayi “M” Dengan Imunisasi BCG di PMB Bdn.
Tri Mulyati, SST., SKM., M.Kes.
Dalam penyusunan tugas ini tentunya melibatkan berbagai pihak yang secara
langsung maupun tidak langsung turut membantu dalam terselesaikannya tugas praktek pra
profesi (KDPK) ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:

1. Ibu Widi Sagita, SST., M.Kes selaku pembimbing akademik Program Studi Profesi Bidan
STIKes Bhakti Pertiwi Indonesia.
2. Bdn. Tri Mulyati, SST., SKM., M.Kes selaku pembimbing lahan (CI)
3. Semua pihak yang ikut membantu dalam proses penyusunan Asuhan Kebidanan ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk
meningkatkan kualitas makalah tugas pra profesi (KDPK) ini.

Bogor, 06 November 2021

Komariyah
DAFTAR ISI

COVER MAKALAH ………………………………………………………. i


KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................ 2
C. Ruang Lingkup........................................................................... 2
D. Tujuan dan Manfaat................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Obat Parenteral......................................................... 3
B. Pengertian injeksi IC (intracutan).............................................. 3
C. Tujuan injeksi IC (intracutan).................................................... 3
D. Lokasi injeksi IC (intracutan)..................................................... 5
E. Indikasi injeksi IC (intracutan)................................................... 5
F. Kontraindikasi injeksi IC (intracutan)........................................ 5
G. Cara injeksi IC (intracutan)........................................................ 7
H. Prinsip pemberian obat............................................................... 7
I. Pengertian Imunisasi BCG......................................................... 9
J. Bentuk Sediaan vaksin BCG...................................................... 9
K. Cara Pemberian vaksin BCG..................................................... 9
L. Cara Penyuntikan vaksin BCG................................................... 9
M. Cara Penyimpanan vaksin BCG................................................. 10
N. Kontraindikasi Vaksin BCG...................................................... 10
O. Efek Samping Vaksin BCG....................................................... 13

BAB III TINJAUAN KASUS


S: Data Subjektif.............................................................................. 18
O: Data Objektif............................................................................... 18
A: Assesment................................................................................... 19
P: Planning....................................................................................... 19
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................ 21
B. Saran…………………………………………………………... 20

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 21
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu tugas terpenting seorang bidan adalah memberikan obat yang aman
dan akurat kepada klien. Obat merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang
memiliki masalah. Obat bekerja menghasilkan efek terapeutik yang bermanfaat.
Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat
menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang
berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang
sebenarnya.
Salah satu bentuk sediaan steril adalah injeksi. Injeksi adalah sediaan steril berupa
larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan
terlebih dahulu sebelum digunakan yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke
dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Dimasukkan ke dalam tubuh dengan
menggunakan alat suntik.
Suatu sediaan parenteral harus steril karena sediaan diinjeksikan atau disuntikkan
melalui kulit atau membran mukosa ke dalam kompartemen tubuh yang paling dalam.
Sediaan parenteral memasuki pertahanan tubuh yang memiliki efesiensi tinggi yaitu kulit
dan membran mukosa sehingga sediaan parenteral harus bebas dari kontaminasi mikroba
dan bahan-bahan beracun dan juga harus memiliki kemurnian yang dapat diterima.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Obat Parenteral

2. Untuk mengetahui tujuan dari Pemberian Obat secara intrakutan

3. Untuk mengetahui Indikasi Pemberian Obat secara intrakutan

4. Untuk mengetahui Kontra Indikasi Pemberian Obat secara intrakutan


5. Untuk mengetahui Apa saja hal-hal yang perlu dicatat setelah Pemberian Obat
secara intrakutan

6. Untuk mengetahui tentang imunisasi BCG

C. Ruang Lingkup
Studi kasus ini mengenai injeksi intrakutan (IC) pada Bayi M dengan imunisasi
BCG yang dilakukan di PMB Bdn. Tri Mulyati, SST., SKM., M.Kes. dilakukan pada
tanggal 05 november 2021 pukul 09.00 WIB.

D. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan
a. Tujuan umum
Melaksanakan praktek praprofesi (KDPK) pada hal ini melakukan injeksi
intrakutan (IC) pada bayi M dengan imunisasi BCG sesuai dengan SOAP.
b. Tujuan khusus
1) Mampu melakukan keterampilan dasar praktik kebidanan mengenai injeksi
intrakutan pada bayi M dengan imunisasi BCG yang di dukung kemampuan
berpikir kritis, rasionalisasi klinis, dan reflektif.
2) Mampu melakukan manajemen pengelolaan pencegahan infeksi, pasien safety
dan upaya bantuan dasar hidup.
3) Mampu menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang
keahliannya secara mandiri.
4) Menguasai teori aplikasi ketrampilan dasar praktik kebidanan mengenai
injeksi Intrakutan (IC)

2. Manfaat
a. Bagi bidan
Diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi profesi bidan dalam upaya
meningkatkan keterampilan dasar praktik kebidanan dalam hal melakukan injeksi
intrakutan (IC) pada bayi dengan imunisasi BCG.
b. Bagi institusi
Dapat menjadi suatu perbandingan dalam menerapkan teori tentang keterampilan
dasar praktek kebidanan mengenai injeksi intrakutan pada bayi dengan imunisasi
BCG.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Obat Parenteral


Pemberian obat parenteral merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan
menyuntikkan obat ke jaringan tubuh. Pemberian obat kepada klien ada beberapa cara,
yaitu melalui rute oral, parenteral, rektal, vagina, kulit, mata, telinga dan hidung.
Pemberian obat secara parenteral adalah  pemberian obat selain melalui saluran
pencernaan. Pemberian obat parenteral ada empat cara yaitu, intracutan (IC), subcutan
(SC atau SQ), intramuscular (IM), dan intravena (IV). Pemberian obat secara parenteral
lebih cepat diserap dibandingkan dengan obat oral tetapi tidak dapat diambil kembali
setelah diinjeksikan.Oleh karena itu perawat harus menyiapkan dan memberikan obat
tersebut secara hati-hati dan akurat. Namun karena injeksi merupakan prosedur invasif,
teknik aseptik harus digunakan untuk meminimalkan resiko injeksi. Tujuan dari
pemberian obat secara parenteral adalah mencegah penyakit dengan jalan memberikan
kekebalan atau imunisasi (misalnya memberikan suntikan vaksin DPT, ATS, BCG, dan
lain-lain), mempercepat reaksi obat dalam tubuh untuk mempercepat proses
penyembuhan, melaksanakan uji coba obat, dan melaksanakan tindakan diagnostik.
Indikasi pemberian obat secara parenteral adalah kepada klien yang memerlukan obat
dengan reaksi cepat, klien yang tidak dapat diberi obat melalui mulut, dan klien dengan
penyakit tertentu yang harus mendapat pengobatan dengan cara suntik, misalnya
Streptomicin atau Insulin.

B. Pengertian injeksi IC (intracutan)


Memberikan obat melalui suntikan intracutan dan intrademal adalah suatu
tindakan membantu proses penyembuhan melalui suntikan kedalam jaringan kulit atau
indra dermis. Istilah intradermal (ID) berasal dari kata “ intra” yang berarti lipis dan
“dermis “ yang berarti sensitif, lapisan pembuluh darah dalam kulit ketika sisi
anatominya mempunyai derajat pembuluh darah tinggi pembuluh darah betul-betul kecil,
makanya penyerapan dari injeksi disini lambat dan dibatasi dengan efek sistemik yang
dapat dibandingkan karena absorsinya terbatas, maka penggunaannya biasa untuk aksi
lokal dalam kulit untuk obat yang sensitif atau untuk menentukan sensitifitas terhadap
organisme. Injeksi intracutan dimasukan langsung ke lapisan epidermis tepat dibawah
startumkorneum. Umumnya berupa larutan atau suspensi dalam air volume yang
disuntikan sedikitnya ( 0,1-0,2ml) digunakan untuk tujuan diagnosa. (Alimul, 2006)

C. Tujuan injeksi IC(intracutan)


a. Agar obat dapat menyebar dan diserap secara perlahan-lahan
b. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai program pengobatan dokter
c. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari pemberian obat
d. Membantu menentukan diagnosaterhadappenyakit tertentu misalnya (tuberculin test)
e. Menghindarkan pasin dari efek alergi obat (dengan skin test)
f. Digunakan untuk test tuberculin atau test alergi terhadap obat-obatan
g. Pemberian vaksinasi.

D. Lokasi Injeksi IC
a. Dilengan bawah : bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan siku atau 2/3 dari
pergelangan tangan pada kulit yang sehat, jauh dari PD.
b. Di lengan atas : 3 jari di bawah sendi bahu, di tengah daerah muskulus deltoideus.
c. Dada bagian atas
d. Punggung bagian atas di bawah scapula

E. Indikasi injeksi IC(intracutan)


a. Pasien yang membutuhkan test alergi ( mantoux test )
b. Pasien yang akan melakukan vaksinasi
c. Mengalihkan diagnosa penyakit
d. Sebelum memasukkan obat
e. Pasien yang tidak sadar

F. Kontraindikasi injeksi IC(intracutan)


a. Pasien yang mengalami infeksi pada kulit
b. Pasien dengan kulit terluka
c. Pasien yang sudah dilakukan skin test
d. Pasien yang alergi

G. Cara Injeksi IC
Yaitu dengan cara posisi mata jarum keatas tusukan ke permukaan kulit bentuk
sudut 15-20º, masukan obat perlahan hingga timbul gelembung, cabut jarum, beri
lingkaran pada area tusukan.

Persiapan Alat Dan Bahan


a. Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat
b. Obat daam tempatnya
c. Spuit 1 cc/spuit insuin/sesuai kebutuhan
d. Kapas akohol dalam tempatnya
e. Cairan pelarut
f. Bak steril diapisi kasa steril (tempat spuit)
g. Jarum sesuai kebutuhan
h. Perlak dan alas dan nierbeken/bengkok
i. Handschoen

H. Prinsip Pemberian obat


Untuk pemberian obat perenteral ini, pemberian obat harus sesuai dengan prinsip 6 benar:
1. Benar Klien : Periksa nama klien, nomer RM, ruang, nama dokter yang meresepkan
pada catatan pemberian obat, catatan pemberian obat, kartu obat dan gelang identitas
pasien.
2. Benar Obat: Memastikan bahwa obat generik sesuai dengan nama dagang obat, klien
tidak alergi pada kandungan obat yang didapat. memeriksa label obat dengan catatan
pemberian obat.
3. Benar Dosis : Memastikan dosis yang diberikan sesuai dengan rentang pemberian
dosis untuk cara pemberian tersebut, berat badan dan umur klien; periksa dosis pada
label obat untuk membandingkan dengan dosis yang tercatat pada catatan pemberian
obat; lakukan penghitungan dosis secara akurat.
4. Benar Waktu : periksa waktu pemberian obat sesuai dengan waktu yang tertera pada
catatan pemberian obat (misalnya obat yang diberikan 2 kali sehari, maka pada
catatan pemberian obat akan tertera waktu pemberian jam 6 pagi, dan 6 sore).
5. Benar Cara : memeriksa label obat untuk memastikan bahwa obat tersebut dapat
diberikan sesuai cara yang diinstruksikan, dan periksa cara pemberian pada catatan
pemberian obat.
6. Benar Pendokumentasian: Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu
pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi/respon klien terhadap obat yang diberikan)

I. Pengertian Imunisasi BCG


Vaksin BCG atau bacille calmette guerin adalah vaksin untuk mencegah penyakit
tuberkulosis (TB), termasuk meningitis TB, TB paru, dan TB milier, dan TB milier pada
anak. Vaksin BCG berasal dari bakteri Mycobacterium bovis yang dilemahkan. Selain
itu, vaksin BCG dapat digunakan untuk terapi imunologi pada kanker kandung kemih.
Vaksin BCG telah direkomendasikan oleh WHO untuk digunakan di banyak negara yang
memiliki prevalensi TB tinggi, termasuk TB paru, limfadenitis, milier, atau meningitis.
Di Indonesia, vaksin BCG masuk dalam program pengendalian TB Nasional, dan masuk
dalam jadwal imunisasi anak wajib rekomendasi ikatan dokter anak Indonesia (IDAI)
tahun 2020. Vaksin BCG disuntikkan 1 kali intrakutan, sesegera mungkin setelah bayi
lahir atau sebelum bayi berusia 1 bulan. Jika bayi telah berusia >2 bulan maka vaksin
BCG diberikan bila uji tuberkulin negatif.
Vaksin BCG yang diberikan pada bayi baru lahir memiliki efek proteksi yang
baik terhadap penyakit TB pada anak. Berbeda pada orang dewasa, efektivitas vaksin
akan berkurang dengan bertambahnya usia. Bukti perlindungan vaksin BCG bervariasi,
di mana hanya memiliki ketahanan sekitar 15 tahun di Inggris, 30−40 tahun di Norwegia,
dan 50−60 tahun di Alaska.
Di era pandemi saat ini, vaksin BCG dikaitkan dengan mortalitas COVID-19
(corona virus disease-19). Dari data yang ada, disimpulkan bahwa tingkat kematian
COVID-19 lebih tinggi di negara-negara yang tidak divaksinasi BCG, sedangkan di
negara-negara dengan program imunisasi BCG memiliki tingkat kematian yang relatif
lebih rendah. Vaksin BCG diketahui dapat menginduksi kekebalan terlatih, salah satunya
kekebalan anti-virus karena dapat merangsang produksi sitokin pro-inflamasi, IL-6
(interleukin), TNF-α (tumor natural factor), IFN-γ (interferon), dan IL-1β.
Formulasi vaksin BCG (bacille calmette guerin) tersedia dalam bentuk beku
kering. Vaksin BCG berisi strain Mycobacterium bovis yang dilemahkan, dan dikenal
dengan sebutan strain Tice. Sediaan vaksin BCG berisi strain Tice dikembangkan oleh
Pasteur Institute, sedangkan di Indonesia dibuat oleh PT Biofarma.

J. Bentuk Sediaan vaksin BCG


Vaksin BCG yang ada di Indonesia tersedia dalam bentuk beku kering di dalam
ampul, yang dibuat oleh PT Biofarma. Setiap ampul vaksin BCG mengandung:
 Bacille calmette guerin hidup 1,5 mg setengah kering (1m5−6 juta culturable
particle)
 Zat tambahan monosodium glutamate 7,5 mg

Tersedia cairan pelarut (diluent) 1 mL dengan formula sebagai berikut:


 Natrium chloride 8,5−9 mg
 Water for injection hingga 1 mL

K. Cara Pemberian vaksin BCG


Sebelum digunakan, vaksin BCG dilarutkan dengan cairan pelarut atau diluent, di
mana cairan pelarut yang digunakan harus yang disediakan oleh PT Biofarma karena
pelarut jenis lain dapat merusak vaksin.
Cara Pelarutan
1. Tambahkan seluruh isi ampul diluent 1 mL ke dalam ampul berisi bubuk BCG
2. Goyang ampul perlahan hingga seluruh bubuk terlarut
3. Inspeksi vaksin yang telah dilarutkan, jika tampak benda asing maka vaksin harus
dibuang
4. Gunakan vaksin dalam waktu 3 jam setelah dilarutkan, jika lebih maka sisanya harus
dibuang

L. Cara Penyuntikan vaksin BCG


Injeksi vaksin BCG untuk pencegahan penyakit TB dilakukan secara intrakutan, yaitu:
1. Gunakan jenis syringe tertentu untuk pengambilan dosis yang tepat
2. Ambil larutan vaksin sebanyak 0,05 mL untuk bayi usia <1 tahun, atau 0,1 mL untuk
anak usia 1−18 tahun
3. Sebelum dan sesudah penyuntikan jangan usap area dengan cairan antiseptik, seperti
alcohol
4. Suntikan vaksin intrakutan (IC) hingga timbul bula putih
5. Akan terasa tahanan saat akan menyuntik larutan vaksin, jika tahanan tidak terasa
cukup maka jarum terlalu dalam, sehingga jarum harus ditarik sedikit sebelum
menyuntikkan semua larutan vaksin
6. Penyuntikan 0,05 mL cairan vaksin akan menimbulkan bula +3 mm, sedangkan 0,1
mL akan menimbulkan bula +7 mm

M. Cara Penyimpanan vaksin BCG


Vaksin BCG beku kering disimpan di dalam kulkas dengan suhu 2−8 °C, dan
bisa lebih stabil jika di simpan pada suhu -20°C. Sedangkan diluent tidak boleh
dibekukan, simpan pada suhu 2−8 °C. Vaksin harus terlindung dari sinar matahari
langsung karena rentan rusak oleh ultraviolet, dan dan tidak boleh digunakan jika masa
berlaku vaksin telah habis.

N. Kontraindikasi Vaksin BCG


Adanya penyakit kulit yang berat atau menahun, seperti eksim, furunkulosis, dan
sebagainya. Mereka yang sedang menderita penyakit TBC.

O. Efek Samping Vaksin BCG


Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti demam. 1
– 2 minggu kemudian akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat suntikan yang
berubah menjadi pustula, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan,
akan sembuh secara spontan dan akan meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang terjadi
pembesaran kelenjar regional di ketiak dan atau leher, terasa padat, tidak sakit dan tidak
menimbulkan demam. Reaksi ini normal, tidak memerlukan pengobatan dan akan
menghilang dengan sendirinya.
BAB III
KASUS

Tanggal Pengkajian : 05 November 2021


Jam : 09.00 WIB
S: Data Subjektif
 Ibu mengatakan bahwa ia datang untuk mengimunisasi anaknya (imunisasi
BCG).
 Ibu mengatakan saat ini bayi nya dalam keadaan sehat

O: Data Objektif
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TB : 54 cm
BB : 4000 gr
Lika : 34 cm
TTV : Suhu : 36,6 0C
Nadi : 98 x/menit
Rr : 42x/menit

A: Assasement
Diagnosa: Bayi sehat usia 1 bulan dengan imunisasi BCG

P: PLANNING
1. Memberi salam dan melakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan bayi.
Pendekatan telah dilakukan, suasana menjadi lebih cair.
2. Berikan informasi tentang imunisasi BCG (Pengertian vaksin BCG yaitu Vaksin
BCG berasal dari bakteri Mycobacterium bovis yang dilemahkan, Manfaatny
yaitu untuk mencegah penyakit TBC, efek samping vaksin BCG, efek samping
yang mungkin terjadi setelah penyuntikan. (akan timbul ulkus atau bisul 1-2
minggu setelah penyuntikan dan tidak perlu di obati dengan apapun, karna akan
sembuh dengan sendirinya). Ibu dapat mengerti tentang imunisasi BCG
3. Melakukan Inform consent. Inform consent sudah dilakukan. Ibu menyetujui bayi
nya untuk dilakukan imunisasi BCG.
4. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu ( N: 98 Rr: 42, S: 36,6, BB: 4000 gr,
PB: 54, LK: 34 cm). Ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan pada bayi
nya, bahwa bayi nya dalam keadaan sehat.
5. Memberitahukan kepada ibu area mana yang akan di suntik pada bayi nya dan
bagaimana cara penyuntikannya seperti berikut:
 Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan suntik imunisasi
BCG, alat – alat sudah didekatkan dan siap untuk di gunakan
 Mendekatkan alat- alat yang mudah dijangkau
 Mengatur posisi pasien sesuai dengan cara pemberian obatnya(IC)
 Cuci tangan 6 langkah,pakai sabun pada air mengalir dan keringkan dengan
tissue
 Kenakan sarung tangan
 Tentukan lokasi injeksi dengan membebaskan penghalang,lakukan desinfeksi
area yang akan disuntik dengan kapas DTT secara sirculair +5cm
 Regangkan permukaan kulit pada lokasi yang akan disuntik dengan tangan
kiri dan tangan kanan memegang spuit
 Masukan obat perlahan,cabut Posisikan mata jarum keatas,tusukan
kepermukaan kulit,bentuk sudut 15-20 derajat , masukan obat perlahan
hingga timbul gelembung, cabut jarum.
 Atur posisi klien seperti semula sambil observasi reaksi obat atau efek dari
obat tersebut
 Memasukan spuit bekas kedalam safety box
 Merapikan alat
 Membuka sarung tangan dan rendam dalam bak larutan0,5%,cuci tangan
pakai sabun pada air mengalir dan keringkan dengan tissue
Ibu mengerti dan paham tentang area dan cara penyuntikan.
6. Mendokumentasikan tindakan pada buku KMS dan kohort bayi (mengisi KMS
dan Kohort bayi sesuai imusisasi dan pemeriksaan yang telah dilakukan)
Pendokumentasian sudah dilakukan.
7. Memberitahukan rencana imunisasi selanjutnya ( beritahu ibu untuk datang
Kembali bulan depan Tanggal 5 desember 2021 untuk imunisasi DPT1 dan Polio
2) Ibu mengerti dan akan datang untuk imunisasi selanjutnya.
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi dengan imunisasi BCG,


membandingkan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus yang ada. Pada pengajian
terdapat kesenjangan yaitu pengkajian tidak dilakukan secara lengkap karena terbatasnya
waktu.

Pada interpretasi data antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus yang ada tidak
terdapat kesenjangan dan diagnosa yang didapatkan yaitu bayi sehat dengan imunisasi BCG.
Pada intervensi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus yang ada tidak terdapat
kesenjangan. Dan intervensi yang diberikan yaitu melakukan pendekatan terapeutik pada ibu
dan bayi, memberikan informasi tentang vaksin BCG, mempersiapkan alat dan pasien,
mencuci tangan, melakukan tindakan pemberian imunisasi BCG, membereskan alat dan
pasien, mencuci tangan, mendokumentasikan tindakan pada buku KMS dan kohort bayi serta
memberitahukan pada ibu rencana imunisasi berikutnya.

Pada implementasi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus tidak terdapat
kesenjangan dan semua yang direncanakan dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan klien
karena klien dan keluarga kooperatif pada saat dilakukan imunisasi dan diberikan konseling.
Pada evaluasi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan.
Evaluasi yang didaptkan yaitu bayi sudah mendapatkan imunisasi BCG.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemberian obat parenteral merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan
menyuntikkan obat ke jaringan tubuh. Pemberian obat kepada klien ada beberapa cara,
yaitu melalui rute oral, parenteral, rektal, vagina, kulit, mata, telinga dan hidung.
Pemberian obat secara parenteral adalah  pemberian obat selain melalui saluran
pencernaan. Pemberian obat parenteral ada empat cara yaitu, intracutan (IC), subcutan
(SC atau SQ), intramuscular (IM), dan intravena (IV). Indikasi untuk injeksi intracutan
yaitu pasien yang membutuhkan test alergi, pasien yang akan melakukan vaksinasi,
menegakkan diagnose penyakit, dan dilakukan sebelum memasukan obat.
Kontraindikasinya ialah pasien yang mengalami infeksi pada kulit, pasien dengan kulit
terluka dan pasien yang sudah dilakukan skin test.Keuntungan injeksi intracutan yaitu
suplai darah sedikit, sehingga absorbs lambat bias mengetahui adanya alergi terhadap
obat tertentu dan memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam
pemberian obat. Sedangkan, kerugiannya yaitu tuntutan sterilitas sangat ketat,
memerlukan petugas terlatih yang berwenang untuk melakukan injeksi dan adanya resiko
toksisitas jaringan dan akan terasasakit saat penyuntikan. Prinsipnya sebelum
memberikan obat, harus dilakukan dengan prinsip 6 benar. Sedangkan Vaksin BCG atau
bacille calmette guerin adalah vaksin untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TB),
termasuk meningitis TB, TB paru, dan TB milier, dan TB milier pada anak. Vaksin BCG
disuntikkan 1 kali intrakutan, sesegera mungkin setelah bayi lahir atau sebelum bayi
berusia 1 bulan. Jika bayi telah berusia >2 bulan maka vaksin BCG diberikan bila uji
tuberkulin negatif.

B. Saran
1. Bagi Bidan
 Diharapkan bagi tenaga kesehatan agar dapat melakukan suntikan IC sesuai
dengan Prosedur.
 Diharapkan memperhatikan aseptic dan septic.

2. Bagi Ibu
 Ibu diharapkan melakukan 5 dasar imunisasi lengkap pada bayi nya.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz.H. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia 1. Jakarta: Salemba

Medika Widyatun, D. (2012). Pemberian Obat Melalui Intracutan .Yogyakarta: Salemba


Medika.

Direktorat Jendral PP Dan PL DEPKES. 2006. Pedoman Pelaksanaan Pekan Imunisasi


Nasional Thun 2006. Jawa Timur : DEPKES

FK UI. 1985. Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta : Infomedika

Manjoer, Arief. 2002. Kapita Selekta Kedoteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius

http://diasmutiarab.blogspot.co.id/2017/04/injeksi-ic.html

http://dhitaalfan.blogspot.co.id/2017/04/injeksi-intracutan_10.html

CDC. Vaccines. Tuberculosis. 2016. https://www.cdc.gov/tb/topic/basics/vaccines.htm

WHO. BCG vaccine. 2021. https://www.who.int/teams/health-product-policy-


and-standards/standards-and-specifications/vaccines-quality/bcg

Faust L, Schreiber Y, Bocking N. A systematic review of BCG vaccination policies among


high-risk groups in low TB-burden countries: implications for vaccination strategy in
Canadian indigenous communities. BMC Public Health , 2019;19:1504
Larsen ES, Joensen UN, Poulsen AM, Golleti D, Johansen IS. Bacillus Calmette–Guerin
immunotherapy for bladder cancer: a review of immunological aspects, clinical
effects and BCG infections. APMIS, 2019;128:92-103

Green DB, et al. Complications of Intravesical BCG Immunotherapy for Bladder Cancer.
RadioGraphics 2019; 39:80-94

Soedjatmiko, Sitaresmi MN, Hadinegoro SRS, Kartasasmita CB, et al. Jadwal Imunisasi
Anak Umur 0 – 18 tahun Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Tahun 2020.
Satgas Imunisasi IDAI. Sari Pediatri 2020;22(4):252-60.

Koneru G, Batiha GES, Algammal AM, Mabrok M, Magdy S, Sayed S, AbuElmagd ME,
Elnemr R, Saad MM, Abd Ellah NH, Hosni A, Muhammad K, Hetta HF. BCG
Vaccine-Induced Trained Immunity and COVID-19: Protective or Bystander?. Infect
Drug Resist. 2021;14:1169-1184

https://doi.org/10.2147/IDR.S300162

PIONAS. Vaksin BCG


http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-14-produk-imunologis-dan-vaksin/144-vaksin-dan-
antisera/vaksin-bcg

Anda mungkin juga menyukai