Disusun Oleh :
KOMARIYAH
NPM: 210502197116
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas praktek pra profesi (KDPK)
yang berjudul “Injeksi Intrakutan (IC) Pada Bayi “J” Dengan Imunisasi BCG di PMB Bdn.
Tri Mulyati, SST., SKM., M.Kes.
Dalam penyusunan tugas ini tentunya melibatkan berbagai pihak yang secara
langsung maupun tidak langsung turut membantu dalam terselesaikannya tugas praktek pra
profesi (KDPK) ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Widi Sagita, SST., M.Kes selaku pembimbing akademik Program Studi Profesi Bidan
STIKes Bhakti Pertiwi Indonesia.
2. Bdn. Tri Mulyati, SST., SKM., M.Kes selaku pembimbing lahan (CI)
3. Semua pihak yang ikut membantu dalam proses penyusunan Asuhan Kebidanan ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk
meningkatkan kualitas makalah tugas pra profesi (KDPK) ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3.Tujuan
1.3.1 Untuk menjelaskan definisi injeksi IC (Intracutan)
1.3.2 Untuk menjelaskan tujuan injeksi IC (Intracutan)
1.3.3 Untuk menjelaskan indikasi dan kontraindikasi injeksi IC (Intracutan)
1.3.4 Untuk menjelaskan cara pemberian injeksi IC (Intracutan)
1.3.5 Untuk menjelaskan keuntungan dan kerugian injeksi IC (Intracutan)
1.4. Manfaat
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas praktik pra profesi
KDPK serta untuk menambah pengetahuan dan pemahaman mahasiswa tentang injeksi
intrakutan.
BAB II
PEMBAHASAN
Bentuk Sediaan
Vaksin BCG yang ada di Indonesia tersedia dalam bentuk beku kering di dalam ampul, yang
dibuat oleh PT Biofarma. Setiap ampul vaksin BCG mengandung:
Bacille calmette guerin hidup 1,5 mg setengah kering (1m5−6 juta culturable particle)
Zat tambahan monosodium glutamate 7,5 mg
Cara Pemberian
Sebelum digunakan, vaksin BCG dilarutkan dengan cairan pelarut atau diluent, di mana
cairan pelarut yang digunakan harus yang disediakan oleh PT Biofarma karena pelarut jenis
lain dapat merusak vaksin.
Cara Pelarutan
1. Tambahkan seluruh isi ampul diluent 1 mL ke dalam ampul berisi bubuk BCG
2. Goyang ampul perlahan hingga seluruh bubuk terlarut
3. Inspeksi vaksin yang telah dilarutkan, jika tampak benda asing maka vaksin harus
dibuang
4. Gunakan vaksin dalam waktu 3 jam setelah dilarutkan, jika lebih maka sisanya harus
dibuang
Cara Penyuntikan
Injeksi vaksin BCG untuk pencegahan penyakit TB dilakukan secara intrakutan, yaitu:
1. Gunakan jenis syringe tertentu untuk pengambilan dosis yang tepat
2. Ambil larutan vaksin sebanyak 0,05 mL untuk bayi usia <1 tahun, atau 0,1 mL untuk
anak usia 1−18 tahun
3. Sebelum dan sesudah penyuntikan jangan usap area dengan cairan antiseptik, seperti
alcohol
4. Suntikan vaksin intrakutan hingga timbul bula putih
5. Akan terasa tahanan saat akan menyuntik larutan vaksin, jika tahanan tidak terasa
cukup maka jarum terlalu dalam, sehingga jarum harus ditarik sedikit sebelum
menyuntikkan semua larutan vaksin
6. Penyuntikan 0,05 mL cairan vaksin akan menimbulkan bula +3 mm, sedangkan 0,1
mL akan menimbulkan bula +7 mm
Cara Penyimpanan
Vaksin BCG beku kering disimpan di dalam kulkas dengan suhu 2−8 °C, dan bisa lebih stabil
jika di simpan pada suhu -20°C. Sedangkan diluent tidak boleh dibekukan, simpan pada suhu
2−8 °C. Vaksin harus terlindung dari sinar matahari langsung karena rentan rusak oleh
ultraviolet, dan dan tidak boleh digunakan jika masa berlaku vaksin telah habis.
Kontraindikasi
Adanya penyakit kulit yang berat atau menahun, seperti eksim, furunkulosis, dan
sebagainya. Mereka yang sedang menderita penyakit TBC.
Efek Samping
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti demam. 1 – 2
minggu kemudian akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat suntikan yang berubah
menjadi pustula, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan, akan sembuh
secara spontan dan akan meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang terjadi pembesaran
kelenjar regional di ketiak dan atau leher, terasa padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan
demam. Reaksi ini normal, tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan
sendirinya.
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 05 November 2021
Jam : 09.00 WIB
1. Data Subjektif
1. Biodata
Nama : By. Jehan Nama Ibu : Ny. Dewi
Umur : 30 hari Umur : 27 tahun
No. Reg : 201 Agama : Islam
Agama : Islam Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jatijajar Rt. 003 Rw. 003 Kota Depok
2. Alasan datang
Ibu mengatakan bahwa ia datang untuk mengimunisasi anaknya (imunisasi
BCG).
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan bayinya pernah sakit pilek tapi sembuh dengan sendirinya
4. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan bahwa bayinya sehat dan tidak menderita apapun.
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas
1. Kehamilan
Kehamilan berjalan normal tanpa ada masalah atau komplikasi. Selama
hamil melakukan ANC sebanyak 6 kali di BPS, tidak ada keluhan. Selama
hamil ibu mendapatkan penyuluhan tentang gizi, pentingnya ANC rutin
serta mendapatkan terapi tablet Fe, Vit B complex, Vit C, Kalk.
2. Persalinan
Umur kehamilan cukup bulan, jenis persalinan SC di RS, jenis kelamin
perempuan, BBL: 3000 gr, PB : 50 cm.
3. Nifas (Neonatus)
Bayi diberi ASI, tidak ada masalah pada masa nifas
6. Riwayat Imunisasi
Bayi sudah mendapatkan imunisasi HB0 dan polio
7. Riwayat Psikososial
- Bayi diasuh oleh kedua orang tuanya.
- Bayi mau digendong orang lain selain orang tuanya dan tidak rewel.
2. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TB : 54 cm
BB : 4000 gr
Lika : 34 cm
Suhu : 36,6 0C
b. Pemeriksaan Khusus
1. Inspeksi
Rambut : rambut hitam, bersih, tidak ada kaput, UUB sudah menutup,
tidak ada kelainan konginetal
Muka : tidak pucat, tidak odema
Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus.
Hidung : simetris, Bersih, tidak ada sekret, tidak ada pernapasan cuping
hidung
Telinga : simetris, tidak ada serumen
Mulut : bibir lembab, tidak sianosis, lidah bersih, tidak ada stomatitis
Dada : simetris, tidak ada tarikan dinding dada
Perut : normal, tidak kembung
Genetalia : tidak ada kelainan, bersih, tidak ada kemerahan atau iritasi
Ekstremitas : Atas simetris, jumlah jari lengkap, pergerakan
aktif
Bawah simetris, jumlah jari lengkap, pergerakan
Aktif
2. Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena
jugularis
Abdomen : tidak kembung, tidak ada nyeri tekan
3. Perkusi
Perut kembung tidak ada
4. Auskultasi
Bising usus normal, ronchi tidak ada, wheezhing tidak ada
A: Assasement
Bayi sehat dengan imunisasi BCG
PLANNING
1. Memberi salam dan melakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan bayi.
Pendekatan telah dilakukan, suasana menjadi lebih cair.
2. Berikan informasi tentang imunisasi BCG (Pengertian vaksin BCG, Manfaat,
efek samping vaksin BCG) Ibu dapat mengerti tentang imunisasi BCG
3. Melakukan Inform consent. Inform consent sudah dilakukan.
4. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu ( N: 100 Rr: 40, S: 36,6, BB: 4000
gr, PB: 54, LK: 34 cm). Ibu mengetahui hasil pemeriksaan pada bayi nya.
5. Mempersiapkan alat dan pasien ( Vaksin BCG+pelarut, spuit 3cc, Spuit 1 cc,
kassa, kapas DTT dan Kasur atau alas untuk menidurkan bayi). Alat telah
disiapkan dan bayi sudah di posisikan dengan baik.
6. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan. ( mencuci tangan 7 langkah dengan
baik dan benar). Cuci tangan dan memakai sarung tangan telah dilakukan.
7. Melakukan tindakan pemberian/penyuntikan imunisasi BCG secara intrakutan
(IC). Melakukan desinfektan dengan kapas DDT pada area tangan bagian atas
dan Menyuntikan IC dengan cara 15-20 derajat dari permukaan kulit) Vaksin
BCG telah disuntikan.
3.1. Kesimpulan
Memberikan obat melalui suntikan intracutan atau intradermal adalah suatu
tindakan membantu proses penyembuhan melalui suntikan kedalam jaringan kulit atau
intradermis. Injeksi intracutan dimasukkan langsung kelapisan epidermis tepat dibawah
startum korneum. Umumnya berupa larutan atau suspensi dalam air volume yang
disuntikan sedikit (0,1-0,2 ml) digunakan untuk tujuan diagnosa. Indikasi untuk injeksi
intracutan yaitu pasien yang membutuhkan test alergi, pasien yang akan melakukan
vaksinasi, menegakkan diagnose penyakit, dan dilakukan sebelum memasukan obat.
Kontraindikasinya ialah pasien yang mengalami infeksi pada kulit, pasien dengan kulit
terluka dan pasien yang sudah dilakukan skin test.Keuntungan injeksi intracutan yaitu
suplai darah sedikit, sehingga absorbs lambat bias mengetahui adanya alergi terhadap
obat tertentu dan memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan dalam
pemberian obat. Sedangkan, kerugiannya yaitu tuntutan sterilitas sangat ketat,
memerlukan petugas terlatih yang berwenang untuk melakukan injeksi dan adanya resiko
toksisitas jaringan dan akan terasasakit saat penyuntikan. Prinsipnya sebelum
memberikan obat, perawat harus mengetahui diagnose medis pasien, indikasi pemberian
obat, dan efek samping obat, dengan prinsip 10 benar, setelah dilakukan injeksi, juga
tidak boleh dilakukan pemijatan pada area yang telah diinjeksi karena akan
mempengaruhi hasil test. Sebelum dilakukan prosedur injeksi, terlebih dahulu dilakukan
persiapan alat, persiapan pasien, dan persiapan lingkungan. Setelah Tindakan perawat
juga harus melakukan dokumentasi, mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu
pelaksanaan, hasil tindakan, reaksi/respon klien terhadap obat perawat yang melakukan)
pada catatan keperawatan.
3.2. Saran
Pada saat melakukan injeksi intracutan, hendaknya terjalin hubungan terapeutik
antara perawat dan pasien, karena biasanya pasien berubah menjadi cemas ketika akan
dilakukan injeksi. Kerjasama antara perawat dan pasien juga sangat dibutuhkan. Hal ini
bertujuan agar tindakan yang dilakukan lancar dan mendapat hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Manjoer, Arief. 2002. Kapita Selekta Kedoteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
http://diasmutiarab.blogspot.co.id/2017/04/injeksi-ic.html
http://dhitaalfan.blogspot.co.id/2017/04/injeksi-intracutan_10.html
CDC. Vaccines. Tuberculosis. 2016. https://www.cdc.gov/tb/topic/basics/vaccines.htm
Larsen ES, Joensen UN, Poulsen AM, Golleti D, Johansen IS. Bacillus Calmette–Guerin
immunotherapy for bladder cancer: a review of immunological aspects, clinical effects and
BCG infections. APMIS, 2019;128:92-103
Green DB, et al. Complications of Intravesical BCG Immunotherapy for Bladder Cancer.
RadioGraphics 2019; 39:80-94
Soedjatmiko, Sitaresmi MN, Hadinegoro SRS, Kartasasmita CB, et al. Jadwal Imunisasi
Anak Umur 0 – 18 tahun Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Tahun 2020. Satgas
Imunisasi IDAI. Sari Pediatri 2020;22(4):252-60.
Koneru G, Batiha GES, Algammal AM, Mabrok M, Magdy S, Sayed S, AbuElmagd ME,
Elnemr R, Saad MM, Abd Ellah NH, Hosni A, Muhammad K, Hetta HF. BCG Vaccine-
Induced Trained Immunity and COVID-19: Protective or Bystander?. Infect Drug Resist.
2021;14:1169-1184
https://doi.org/10.2147/IDR.S300162