A USIA 17 TAHUN
DENGAN DIARE DI KLINIK ROSA KARTIKA TAHUN 2021
Disusun oleh
KELOMPOK II
Evi Ulansari
Misrati
Lita ANggraini
Yuyun Wahyuni Mk
i
KATA PENGANTAR
Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
“Pemasangan Infus terhadap pasien Nn. A Usia 17 tahun dengan Diare di Klinik
kepada :
Nasional.
Universitas Nasional
ii
Dasar Kebidanan ini masih jauh dari sempurna. Pada kesempatan ini penulis
penulis khususnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul..............................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................2
1.3 Manfaat..................................................................................................2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
BAB III
TINJAUAN KASUS....................................................................................16
BAB IV
PEMBAHASAN..........................................................................................22
BAB V
PENUTUP....................................................................................................23
5.1 Kesimpulan............................................................................................23
5.2 Saran.......................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
yang banyak dalam waktu yang lama dengan cara menggunakan infus set
dari terapi infus dapat sebagai jalur pemberian obat, pemberian cairan,
Infus terhadap pasien Nn. A Usia 17 tahun dengan Diare di Klinik Rosa
1
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1.3 Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Terapi intravena adalah terapi medis yang dilakukan secara invasif dengan
infus set.
3
3. Indikasi Pemasangan Infus
berat, pra dan pasca bedah, sebelum transfusi darah, pasien yang tidak bisa
atau tidak boleh makan dan minum melalui mulut, pasien yang
4. Kontraindikasi
b. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan
(Yuda, 2010)
5. Tipe-tipe Cairan
4
keseimbangan di intrasel dan ekstrasel, sel-sel tersebut akan
h). Albumin 25
5
6. Resiko Pemasangan Infus
b. Hematom
Tanda-tanda: tenderness, memar.
c. Infiltrasi
6
7. Pemilihan Vena
c. Pilih vena yang cukup besar untuk memungkinkan aliran darah yang
adekuat
direncanakan
7
8. Vena yang perlu di hindari
h. Vena yang terletak di bawah vena yang terjadi flebitis dan infiltrasi
c. Bengkok
d. Tiang infus
e. Handscoon
f. Torniquet
g. Kapas alkohol
h. Infus set
i. Cairan infus
j. Abbocath
k. Jam tangan
l. Plester /hipafik
8
10. Prosedur Pemasangan Infus
c. Memasang sampiran
d. Mencuci tangan
dibawah bilik drip dan menutup klem yang ada pada saluran infus
setengahnya.
menggenggam tangannya
9
n. Melihat apakah darah terlihat pada pipa abbocath, memasukkan
plastik abbocath masuk semua dalam vena, dan jarum keluar semua
plester
pendokumentasian,.
10
2.2 Konsep Dasar Diare
1. Pengertian Diare
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan
dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau
frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 14
terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan bentuk tinja yang encer
air besar dengan bertambahnya frekuensi yang lebih dari biasanya 3 kali sehari
2. Klasifikasi Diare
tanpa dehidrasi
11
b. Diare Kronis Diare yang berlangsung lebih dari 2 minggu
3. Etiologi
Astrovirus.
4. Manifestasi Klinis
2. Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas
3. Kram abdominal.
4. Demam.
12
5. Mual dan muntah.
6. Anoreksia.
7. Lemah.
8. Pucat.
4. Komplikasi
perubahan elektrokardiogram ).
2. Hipokalsemia
4. Hiponatremi.
5. Syok hipovalemik.
6. Asidosis
7. Dehidrasi
13
Tabel 2.1 Klasifikasi Diare Berdasarkan tabel Derajat Dehidrasi
5. Penatalaksanaan
1. Mencegah dehidrasi.
2. Mengobati dehidrasi.
Penatalaksanaan diare
tidak segera diatasi dapat membawa bahaya. Bagi penderita diare ringan
14
diberikan oralit, tetapi bila dehidrasi berat maka perlu dibantu dengan
15
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Data Subjektif
1. Identitas Pasien
Nama : Nn A
Umur : 15 tahun
Suku : Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
2. Keluhan Utama
Keluarga pasien mengatakan 3 hari ini pasien BAB ± 10 kali sehari, BAB
cair, merasa lemas, badan terasa hangat, tidak mau makan, muntah sudah 3
kali
3. Riwayat kesehatan
16
4. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien mengatakan saat ini keluarga tidak ada yang menderita
diare.
5. Pola Eliminasi
6. Pola Nutrisi
Keluarga pasien mengatakan pasien merasa mual dan muntah± 3 kali, dan
7. Pola Istirahat
8. Pola Aktifitas
17
c. Abdomen
Terdengar bising usus meteorismus, bising usus 30 x/menit
d. Integumen
Keadaan kulit (turgor kulit) buruk, akral teraba hangat
e. Anus
Terasa nyeri iritasi
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Pemeriksaan Nilai Satuan Normal
Hemoglobin 9,2 gr/dl 10,5-12,5
Hematokrit 30% 35,0-43,0
Leukosit 12000/mm3 5000-10000
Trombosit 200000/mm3 150000-400000
Eritrosit 43Jt/mm3 40-5,5
a. Diagnosa
berat.
b. Data Subjektif
18
Pasein mengatakan tidak mau makan karena mual setiap makan
c. Data Objektif
rendah
KOLABORASI
akibat diare.
lain nya
19
c. Anjurkan keluarga untuk memberikan banyak minum untuk
berlebihan.
integritas jaringan.
peroral
VII. EVALUASI
Kesadaran : Composmentis
Vital Sign
Nadi : 78x/m
RR : 22x/m
Suhu : 36,8 C̊
20
b. Keluarga pasien mengatakan pasien minum air putih ±8 gelas
merasa mual.
BAB IV
PEMBAHASAN
21
Dari kasus tersebut, kekurangan volume cairan adalah penurunan cairan
(Wilkinson & Ahern 2012). Sesuai dengan batasan karakteristik gejala yang
turgor kulit, suhu tubuh meningkat, (Wilkinson & Ahern 2012). Kurang volume
cairan terjadi akibat adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap sehingga
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus, kehilangan air dan elektrolit
(Ngastiyah 2014). Gejala yang muncul pada klien yaitu mukosa bibir kering,
turgor kulit menurun, membran mukosa kering, keadaan lemah, bab ±10 kali
untuk mengobati dehidrasi hal ini sesuai dengan teori (Muttaqin, 2010), bagi
penderita diare ringan diberikan oralit, tetapi bila dehidrasi berat maka perlu
dibantu dengan cairan intravena atau infus (Muttaqin, 2010). Pada penanganan
kasus tersebut pada tanggal 28 Maret 2021 telah di berikan cairan RL dengan
BAB V
PENUTUP
22
A. KESIMPULAN
terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan bentuk tinja yang
encer atau cair. (Ngastiyah, 2014). Hal pertama yang harus diperhatikan
membawa bahaya. Bagi penderita diare ringan diberikan oralit, tetapi bila
dehidrasi berat maka perlu dibantu dengan cairan intravena atau infus
1. Mencegah dehidrasi
2. Mengobati dehidrasi
B. SARAN
Semoga makalah ini berguna bagi penulis, profei bidan dan lahan
praktik.
DAFTAR PUSTAKA
23
Alexander, M., Corrigan, A., Gorski, L. (2010). Infusion Nursing : An Evidence
24