S 32 TAHUN
DENGAN PRE SYOK, SISA PLASENTA DAN ANEMIA
BERAT DI RSUD SAYANG CIANJUR
Disusun oleh
Rika
Mustika
Nim : P17324215013
Disusun oleh
Rika
Mustika
NIM : P17324215013
Disusun oleh
RIK t itIlISTIMt
hlM : P17324215013
Mcngctahui,
Kctua Program Siudi Kebidanan Bo#or
Politer 11 Kesehaian Kemenkes Bandung
A. IDENTITAS PRIBADI
Nama lengkap : Rika Mustika
Jenis Kelamis : Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir : Sukabumi, 18 Oktober 1996
Golongan Darah : AB
Agama : Islam
Nama Ayah : Eman Sulaeman
Nama Ibu : Lilis Maryani
Alamat : Kp. Caringin Rt 04/ RW05 Desa Jayanti
Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten
Sukabumi
No. Telepon 085831950531
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
TK Tunas Bhakti Tahun 2002-2003
SDN 01 Palabuhanratu Tahun 2003-2009
SMPN 01 Pelabuhanratu Tahun 2009-2012
SMAN 01 Palabuhanratu Tahun 2012-2015
Diploma III Poltekkes Kemenkes Bandug Tahun 2015-2018
Prodi Kebidanan Bogor
v
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN BANDUNG BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
LAPORAN TUGAS AKHIR 2018
Rika Mustika
Nim : P17324215013
Asuhan kebidanan Post Natal pada Ny. S 32 tahun dengan Pre Syok, Sisa
Plasenta dan Anemia Berat di RSUD Sayang Cianjur
xi, 6 bab, 63 halaman, 9 lampiran, 3 tabel
ABSTRAK
Kepustakaan : 26(2005-2017)
Kata Kunci : Sisa Plasenta, Asuhan Kebidanan, Post partum
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan, kasih sayang, rahmat dan karunia Nya sehingga
penyusunan pendokumentasian asuhan kebidanan ini dapat terselesaikan.
Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan alam nabi
Muhammad SAW, yang memberi petunjuk ilmu sebagai perantara agar manusia
bisa hidup bahagia dunia dan akhirat. Laporan ini di susun dalam rangka sebagai
salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III Kebidanan.
Adapun judul laporan tugas akhir ini adalah “Asuhan Kebidanan Post Natal pada
Ny. S dengan Sisa Plasenta dan Anemia Berat di RSUD Sayang Cianjur ”.
Penulis menyadari banyak pihak yang telah memberikan dukungan baik
secara langsung maupun tidak langsung. Atas dukungan yang diberikan, penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Ir. H. R. Osman Syarief M.KM selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Bandung
2. Hj. Ns. Enung Harni S, S.Kp, MKM selaku Ketua Prodi Kebidanan Bogor
3. dr. Hj. Ratu Tri Yuli Herawati, M.KM selaku Direktur RSUD Sayang
Cianjur beserta seluruh staf yang telah memberi izin untuk melakukan
pengambilan kasus asuhan kebidanan post natal untuk bahan Karya Tulis
Ilmiah ini
4. Bd. Rohani. SST selaku kepala ruangan nifas RSUD Sayang Cianjur, yang
senantiasa memberikan bimbingan selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini
5. Dedes Fitria, M.Keb selaku dosen pembimbing dan wali tingkat Jalur
Umum Tingkat III A yang telah banyak membantu memberikan arahan,
masukan, dan nasehat-nasehat dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Kedua orang tua yang selalu mendoakan dan membimbing setiap
langkahku, dengan semangat dan keyakinan memberikan dukungan.
vii
7. Ny. S dan keluarga yang telah bekerja sama dengan baik dan bersedia
memberikan informasi untuk penyusunan kasus ini.
8. Seluruh pihak yang turut andil memberikan masukan, saran maupun kritik
dalam pembuatan pendokumentasian ini.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih perlu bimbingan,
sehingga penulis mengharapkan kritik saran yang membangun guna
menyempurnaan penulisan selanjutnya.
Semoga laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khusunya dan pembaca pada umumya.
Rika Mustika
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIATISEME..................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................v
ABSTRAK.......................................................................................................vi
KATA PENGANTAR.....................................................................................vii
DAFTAR ISI...................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................x
DAFTAR TABEL...........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.........................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................3
C. Tujuan.....................................................................................3
D. Manfaat Kegiatan Asuhan Kebidanan....................................4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Masa Nifas......................................................5
B. Konsep Dasar Perdarahan Post Partum..................................11
C. Konsep Dasar Sisa Plasenta....................................................14
D. Konsep Dasar Syok.................................................................25
E. Konsep Dasar Anemia............................................................28
BAB III METODOLOGI STUDI KASUS
A. Metode....................................................................................32
B. Teknik Pengumpulan data......................................................33
BAB IV HASIL KEGIATAN ASUHAN KEBIDANAN POSTPARTUM
A. Data Subjektif.........................................................................35
B. Data Objektif...........................................................................37
C. Analisa....................................................................................38
D. Penatalaksanaan......................................................................39
BAB V PEMBAHASAN
A. Data Subjektif.........................................................................52
B. Data Objektif...........................................................................53
C. Analisa....................................................................................56
D. Penatalaksanaan......................................................................56
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.............................................................................62
B. Saran.......................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-
LAMPIRAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan
layanan kesehatan di suatu Negara. AKI berguna untuk mengetahui tingkat
kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan pelayanan kesehatan ibu,
kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk
ibu hamil, ibu melahirkan dan nifas. Angka kematian ibu di Indonesia
relative tinggi di bandingkan dengan Negara-negara lain Association of South
East Asia Nations(ASEAN) 1
AKI adalah jumlah angka kematian ibu selama masa kehamilan,
persalinan dan nifas yang di sebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas
atau pengelolaannya tetapi bukan karena kecelakaan atau terjatuh disetiap
100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data Survey Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) pada tahun 2015 baik AKI menunjukan penurunan Angka
Kematian Ibu 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Menurut Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2016 AKI di provinsi
Jawabarat mengalami penurunan. Pada tahun 2016 lalu kasus kematian ibu
sebanyak 780 per 100.000 kelahiran hidup . Dibandingkan pada tahun 2015
sebanyak 823 kasus kematian ibu. 2
Penyebab kematian ibu yang paling utama adalah perdarahan sekitar 60-
70 %, dibanding sebab-sebab lain seperti preeklamsi dan Eklamsia 10-20%,
infeksi 20-30 %, termasuk partus terlantar dan penyebab lain seperti emboli
air ketuban.3
Peristiwa perdarahan yang dimaksud adalah perdarahan postpartum,
perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi
setelah persalinan. Perdarahan postpartum dibagi menjadi dua jenis yaitu
1
2
TINJAUAN TEORI
A. Masa nifas
1. Definisi
Masa Nifas merupakan masa setelah melahirkan bayi dan plasenta
sampai 6 minggu atau 40 hari. Masa nifas ini sangat penting bagi seorang
wanita karena merupakan masa pemulihan untuk mengembalikan alau
kandungan serta fisik ibu ke kondisi sebelum hamil.8
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan sampai
selesai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil.lama masa nifas
yaitu 6-8 minggu. masa nifas ini mulai sejak 1jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu setelah itu.9
Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula, masa
nifas berlangsung kira-kira 6 minggu. 10
Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa masa nifas
merupkakan masa yang dimulai dari keluarnya plasenta hingga alat
kandungan kembali seperti semula kira-kira 6 minggu.
2. Tujuan masa nifas
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologisnya
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif
c. Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi
pada ibu dan bayinya
d. Memberikan pendidikan kesehatan, tentang perawatan imunisasi da
perawatan bayi sehat.
5
6
Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uterus dan berat uterus menurut Masa Involusi
Menghalangi kontraksi uterus sehingga uterus tidak dapat berkontraksi secara efeksif
Faktor
Faktor
presdiposisi
etiologi : : his kurang baik
Tindakan plasenta yang salah sehingga menyebabkan lingkaran kontriksi pada bagian bawah uter
Tindakan 1 Tindakan 1
Pemenuhan Pemenuhan Antibiotik Tindakan 3 Pemenuhan cairan
cairan
METODOLOGI
A. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini, penulis menggunakan metode laporan kasus, yaitu dengan cara
meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal
denga memusatkan diri secara intensif terhadap suatu objek tertentu dan
mempelajarinya sebagai suatu kasus.
Pendekatan dilakukan untuk menginterprestasikan data adalah
menggunakan manajemen kebidanan yang merupakan proses pemecahan
masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran
dna tindakan berdsarakn teori ilmiah melalui penemuan. Keterampilan dalam
rangkaian atau tahapan logis untuk pengambilan suatu keputusan yang
berfokus pada klien.
Metode pendokumentasian yang digunakan adalah menggunakan metode
SOAP ( Subjektif, Objektif, Analisa dan Penatalaksanaan). Metode ini
membantu mengungkapkan suatu kasus atau kejadian berdasarkan teori yang
ditetapkan pada keadaan yang sebenarnya.
Pendokumentasian SOAP terdiri dari :
1. S ( Subjektif)
Menggambarkan pendokumentasian yang datanya berhasil dipeeroleh dari
hasil anamnesa ( wawancara)
2. O (Objektif)
Menggambarkan pendokumentasian yang diperoleh dari hasil pemeriksaan
fisik klien, hasil laboratorium dan hasil USG
3. A (Analisa)
Menggambarkan suatu identifikasi dari hasil data subjektif dan objektif
yang didapat. Pengkajian ini yang akan menetapkan diagnose pasti dari
kasus sisa plasenta yang telah dikaji berdasarkan data subjektif dan
objektif, sehingga dapat penanganan lebih lanjut.
32
33
4. P (Penatalaksanaan)
Menggambarkan pendokumentasian tindakan yang diberikan kepada klien
sesuai dengan analisa. Rencanan asuhan yang dibuat pada kasus persalinan
dengan sisa plasenta di rumah sakit harus sesuai dengan PROTAP Rumah
sakit dan advice dari dokter.
B. Teknik pengumpulan data
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam melakukan
pengkajian kasus pada Laporan Tugas AKhir ini diantaranya :
1. Wawancara
Wawancara adalah usaha pengumpulan informasi dengan mengajukan
sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula atau
sebagai alat pengumpulan data. Proses pengumpulan data ini dilaksanakan
dengan cara melakukan Tanya jawab dengan pasien, keluarga pasien,
bidan, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya yang terlibat dalam kasus ini
yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.
2. Pemeriksaan ( fisik dan laboratorium)
Pemeriksaan fisik dilakukan melalui pemeriksaan pandang ( inspeksi),
pemeriksaan raba ( palpasi). Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut
sampai ujung kaki, yang dalam pelaksanaanya dilakukan secara sistematis
atau berurutan. Pemeriksaan penunjang ini meliputi pemeriksaan
laboratorium dan USG.
3. Observasi
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan
dan pencatatan secara cermat dan sistematik yang dilaksanakan baik secara
langsung maupun tidak langsung yang ditujukan terhadap kondisi, reaksi,
dan tingkah laku pasien yang ditangkap oleh panca indera. Pada Laporan
tugas akhir ini, penulis melakukan observasi berupa keadaan umum, tanda-
tanda vital, involusi uterus, kontraksi uterus, dan perdarahan.
4. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu cara pengumpulan data melalui penginggalan
tertulis dengan mencari informasi dan mempelajari status denga mencatat
data yang ada dan sudah terdokumntasi dengan kasus terangkum dalam
catatan medis pasien. Data yang sudah terdokumentasi ini diperoleh dari
status klien dan rekam medic.
BAB IV
TINJAUAN KASUS
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas klien
Istri Suami
Nama : N.Suryani Tn.D
Umur : 32 tahun 37 tahun
Suku : Sunda Sunda
Pendidikan :SD SD
Agama : Islam Islam
Pekerjaan : IRT Petani
Alamat : Sindang Barang
2. Keluhan utama
Keluarga mengatakan pasien tampak lemas sejak pukul 09.00 WIB dan
keluar banyak darah sejak 2 jam pasca melahirkan ari-ari, keluarga
mengatakan pasien sudah mengganti pempers 5 kali ± pengeluaran darah
±500 cc.
3. Alasan Masuk Rumah sakit
Ibu datang rujukan dari Puskesmas Cianjur kota dengan diagnose sisa
plasenta. Ibu mengeluh lemas dan pusing dan terdapat pengeluaran darah ±
500 cc. di puskesmas sudah dilakukan tindakan infus pada lengan kiri dan
pemasangan Dower kateter..
4. Riwayat masuk Rumah Sakit
Pasien tiba di RSUD Sayang Cianjur pukul 20.00 WIB, dengan Keadaan
umum lemah, kesadaran Somnolen. Di ruang IGD sudah dilakukan
35
36
pemeriksaan fisik muka pucat, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi lemah,
portio tebal lunak pembukaan 1-2 cm, tindakan pemasangan infus dilengan
kanan dengan drip 20 unit oksitosin, sudah dilakukan eksplorasi, dilakukan
pemberian oksigen 6 L/menit dan memberikan posisi trendelenburg, dan
pada pukul 20.00 WIB sesuai dengan advice dokter dilakukan pemberian
Cefotaxime 2x1 mg , metronidazole 2x 500 mg melalu infus, dan metergin
1 ml melalui IV. Dilakukan pemeriksaan Lab lengkap dengan hasil HB 5,9
gr %.
5. Riwayat kehamilan persalinan nifas
Ini merupakan anak ketiga dan ibu belum pernah keguguran, tidak ada
penyulit selama hamil terdapat penyulit saat melahirkan. Ibu tidak pernah
melakukan pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan dan ibu tidak
mengkonsumsi tablet penambah darah. Ibu hanya melakukan pemeriksaan
kehamilan ke paraji. Ibu telah melahirkan di rumah di tolong oleh paraji
pada tanggal 12 februari 2018, bayi lahir spontan pukul 04.00 WIB. Bayi
lahir spontan menangis kuat bergerak aktif kulit kemerahan, berat badan
3000 gram dan panjang 48 cm. setelah bayi lahir selama 2 jam plasenta
tetap tidak lahir dilakukan rujukan oleh paraji ke Puskesmas pada pukul
06.00 WIB. Ibu tiba di Puskesmas pukul 08.00 WIB. Di puskesmas telah
dilakukan pemasangan infus untuk memperbaiki keadaan ibu dan
dilakukan manual untuk melepaskan plasenta pada pukul 08.00 WIB.
setelah plasenta lahir terjadi perdarahan secara terus menerus
menghabiskan 5 permfers ± 500 cc. dilakukan rujukan oleh bidan ke
RSUD Sayang atas indikasi sisa plasenta
6. Riwayat kehamilan dan persalinan lalu
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengeluh pusing dan masih terdapat pengeluaran darah sedikit. Ibu sudah
makan pukul 08.00 WIB dengan 1 porsi nasi ayam tahu. Ibu sudah minum 2
gelas air putih dan 1 gelas teh manis.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 82 kali/ menit
Suhu : 36,5 ° C
Pernafasan : 22 x/menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Mata
Konjungtiva pucat, sclera putih.
b. Bibir
Tampak Pucat
c. Abdomen
TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi kuat . Kandung kemih kosong
d. Ekstremitas
Pada lengan kanan dan kiri terpasang infus RL dengan 40 tpm. Kaki
dan tangan tidak ada oedema.
e. Genetalia
Tampak pengeluaran darah berwarna merah segar ± 50 cc. terpasang
Dower Chateter urin ± 500 cc
C. ANALISA
P3A0 Post Partum 1 hari dengan sisa plasenta dan anemia berat
D. PENATALAKSANAAN
08.10 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa masih terdapat
pengeluaran darah
08.11 WIB Melakukan observasi keadaan umum, TTV, kontraksi,
perdarahan→ hasil Keadaan umum baik, TTV normal,
kontraksi baik
08.14 WIB Membersihkan badan ibu dengan cara mengelap badan ibu dan
melakukan vulva hygiene
08.20 WIB Memberitahu ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi seperti
susu, telor, Ati ayam dan sayuran hijau untuk memperbaiki
keadaan umum ibu → ibu mengerti
08.21 WIB Mengajarkan ibu cara mengecek kontraksi dan mengajarkan
masase fundus uteri → ibu mengerti
08.22 WIB Melakukan Transfusi labu ke 2 dengan tetesan 15 tpm pukul
11.30 WIB selesai pukul 20.00 WIB diganti oleh cairan NACL.
08.25 WIB Menghitung Pengeluaran urine→ pengeluaran urin ± 500 cc
08.27 WIB Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan therapy
1. Metronidazole melalui infus 2x500 mg
1. Cefotaxime 2x1 (IV)
2. Pospargin 2x1 melalui IV
Rencana USG apabila kadar HB > 8 gr % setelah pemberian
labu ke 3
Rencana memberikan labu ke 3 pukul 05.00 WIB
Rencana melakukan pemeriksaan Lab ulang setelah pemberian
Labu ke 3
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ tanggal pengkaji : Rabu/ 14 februari 2018
Waktu pengkaji : 13.00 WIB
Tempat pengkaji : Ruang Delima
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan perdarahan sedikit keluar dari kemaluan, ibu sudah tidak
merasakan pusing . Ibu sudah makan pukul 12.00 dengan 1 porsi nasi dan
telur dan sayur. Ibu sudah minum 3 gelas air putih dan 1 gelas susu. Ibu sudah
BAB pukul 07.00 WIB.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 86 kali/menit
Suhu : 36,5° C
Pernafasan : 21 kali/menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Mata
Konjungtiva merah muda, sclera putih
b. Bibir
Berwarna merah muda, tidak pucat
c. Payudara
Bentuk simetris, putting mononjol, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
masa atau benjolan. Payudara kanan teraba bengkak dan penuh
d. Abdomen
TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik, teraba keras .
e. Ekstremitas
Ekstremitas tidak pucat. Pada lengan kiri dan lengan kanan terpasang
infus RL dengan 20 tpm.
f. Genetalia
Tampak pengeluaran darah merah segar ± 30 cc. Terpasang Dower
Chateter
3. Pemeriksaan penunjang
a. USG → terdapat sisa plasenta
b. Pemeriksaan LAB → HB 11 gr % setelah diberikan labu ke 3 selesai
pada pukul 11.00 WIB dilakukan pemeriksaan LAB
C. ANALISA
P3A0 Post Partum 2 hari dengan sisa plasenta
D. PENATALAKSANAAN
13.05 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa terdapat sisa plasenta
yang tertinggal → ibu mengerti
13.06 WIB Memberitahu tanda bahaya nifas diantaranya mengalami
perdarahan terjadi yang berkepanjangan dan jika tidak di
tangani akan menyebabkan kematian ibu mengerti → ibu
mengerti
13.08 WIB Memberitahu ibu tindakan yang akan dilakukan yaitu
tindakan kuretase untuk megeluarkan sisa plasenta → ibu
mengerti
13.10 WIB Melakukan informed consent untuk tindakan kuretase → Ibu
dan Suami setuju atas tindakan yang akan dilakukan yaitu
tindakan kuretase
13.11 WIB Memberitahu ibu jadwal kuretase pada tangga 15 februari
2018 pagi pukul 10.00 WIB dan Memberitahu ibu untuk
berpuasa mulai pukul 22.00 WIB
13.12 WIB Memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap tenang dan
sabar
13.13 WIB Melakukan dan mengajarkan Breastcare pada ibu dan
mengajarkan ibu memerah ASI
13. 20WIB Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan therapy pukul
20.0 WIB
a. Metronidazole melalui infus 2x500 mg
b. Cefotaxime 2x1 mg melalui IV
c. Pospargin 2x1 mL melalui IV
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal pengkaji : Kamis/ 15 Februari 2018
Waktu pengkaji : 08.00 WIB
Tempat Pengkaji : Ruang Delima
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan masih ada pengeluaran darah sedikit. Ibu masih berpuasa
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 82x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,5
2. Pemeriksaan fisik
a. Mata
Konjungtiva merah muda, sclera putih
b. Bibir
Tidak pucat
c. Abdomen
TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi kuat teraba keras
d. Ekstremitas
Ektremitas tidak pucat, terpasang infus RL di lengan kiri dan kanan
dengan 20 tpm
e. Genetalia
terdapat pengeluaran darah sedikit. Terpasang dower Chateter urine ±
400 cc.
C. ANALISA
P3A0 Post partum 4 hari dengan sisa plasenta
D. PENATALAKSANAAN
08.10 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa kadar HB ibu sudah
kembali normal yaitu 11 gr %
08.11 WIB Mengingatkan ibu untuk tetap berpuasa → ibu mengerti
08.12 WIB Membersihkan badan ibu dengan cara mengelap badan ibu
dan melakukan vulva hygine
08.20 WIB Memberitahu ibu untuk mempersiapkan tindakan kuretase
08.22 WIB Memberikan dukungan pada ibu untuk tetap tenang
menghadapi proses kuretase
08.23 WIB Memberikan dukungan emosional kepada ibu
08.24 WIB Menghitung pengeluaran urine→ pengeluaran urine 600 cc
09.30 WIB Mengantarkan ibu ke ruangan operasi pukul Membantu ibu
mengganti baju ibu dengan baju khas operasi
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal pengkaji : Kamis/ 16 Februari 2018
Waktu pengkaji : 14.30 WIB
Tempat pengkaji : Ruang Delima
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu masih merasa lemas dan pusing. darah yang keluar sedikit. Telah
dilakukan tindakan operasi kuretase pada pukul 14.30 WIB dengan hasil
bersih
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik
b. Keasadaran : composmentis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 83x/ menit
Pernafasan : 21x/menit
Suhu : 36,6 ºC
2. Pemeriksaan fisik
a. Mata
Konjuntiva merah muda, sclera putih
b. Bibir
Tidak pucat
c. Payudara
Payudara kiri tampak bengkak dan penuh
d. Abdomen
TFU 3 jari di bawah pusat, kontaksi baik tebara keras dan bundar
globuler, kandung kemih kosong
e. Ekstremitas
terpasang infus RL pada lengan kanan dan kiri dengan tetesan 20 tpm
f. Genetalia
tampak pengeluaran lokea sanguilenta berwarna merah kecoklatan ±
10 cc. terpasang dower chateter urin ± 200 cc
C. ANALISA
P3A0 post kuretase
D. PENATALAKSANAAN
15.05 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan pada keluarga bahwa tindakan
kuretase telah selesai dilakukan dengan hasil bersih
15.05 WIB Memberitahu pada keluarga bahwa ibu harus tetap puasa
sampai sadar
15.10 WIB Memberitahu keluarga untuk tetap mendampingi ibu
15.10 WIB Melakukan up infus pada lengan kiri ibu
15.13 WIB Mengganti cairan infus RL 20 tpm pada lengan kanan ibu dan
cairan habis dalam waktu 8 jam
15.15 WIB Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan therapy
a. Cefotaxime 2x1 mg (IV)
b. Bledstop 2x1 (Oral)
c. Kaltrofen 2x1 (Supositoria)
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ tanggal pengkaji : Jumat/ 17 Februari 2018
Tempat pengkaji : Ruang Delima
Waktu pengkaji : 08.00 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan merasa lebih baik, tidak pusing dan sudah bisa duduk di
tempat tidur dan sudah bisa ke kamar mandi sendiri, darah yang keluar sedikit.
Ibu sudah makan 1 porsi nasi tahu tempe dan sayur. Ibu minum 1 gelas air
putih. Ibu sudah BAB dan BAK pada pukul 06.00 WIB. Ibu merasakan
payudara terasa bengkak sebelah kiri.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
Pernafasan : 21 kali/ menit
Suhu : 36,5
2. Pemeriksan fisik
a. Mata
Konjungtiva merah muda, sclera putih
b. Bibir
Tidak pucat
c. Payudara
Bentuk simetris, putting menonjol, terdapat pengeluaran ASi, tidak
ada massa/ benjolan, payudara kiri tampak penuh.
d. Abdomen
TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi kuat teraba kerasa dan bundar
( globuler) kandung kemih kosong
e. Genetalia
Tampak pengeluaran lokea Sanguilenta berwarna merah kecoklatan ±
10 cc. Terpasang dower Chateter ± 200 cc
C. ANALISA
P3A0 Post Partum 4 hari dengan keadaan baik
D. PENATALAKSANAAN
08.10 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
bahwa keadaan ibu sudah mulai membaik
08.11 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
bahwa keadaan ibu sudah mulai membaik
08.13 WIB Memberitahu ibu untuk minum teh manis
08.13 WIB Memberitahu ibu untuk beraktifitas ringan seperti berjalan
08.14 WIB Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama
daerah genetalia.
08.15 WIB Memberitahu cara membersihkan kemaluan yang benar
dengan cara membersihkan dari arah kemaluan ke arah anus
dengan menggunakan sabun dan mencuci tangan setelah
membersihkan kemaluan. Memberitahu ibu cara perawatan
luka yang benar.
08.17 WIB Melakukan breastcare pada ibu dan memerah ASI ibu.
08. 25 WIB Mengajarkan ibu gerakan senam nifas
08.30 WIB Menghitung pengeluaran urine → pengeluaran urine 600 cc
08.30 WIB Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy pukul
08.30 WIB
a. Cefotaxime 2x1 melalui IV
b. Bledstop 2x1 melalui Oral
c. Kaltrofen 2x1 melalui supositoria
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ tanggal pengkajian : Jumat/ 16 Februari 2018
Tempat pengkaji : Ruang Delima
Waktu pengkaji : 14.00 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan sudah tidak merasa pusing dan kondisi ibu sudah lebih baik.
Sudah tidak ada pengeluaran darah dari vagina ibu. Ibu sudah dapat
melakukan perawatan payudara, ibu mengerti cara membersihkan kemaluan
dengan benar.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Keasadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi :80 kali/menit
Pernafasan : 21kali/menit
Suhu :36,5ºC
2. Pemeriksaan fisik
a. Mata
konjungtiva merah muda, sclera putih
b. Bibir
Berwarna merah muda, tidak pucat
c. Abdomen
TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi baik, teraba globuler. Kandung
kemih kosong
d. Ekstremitas
Terpasang infus di lengan kiri dan kanan dengan 20 tpm
e. Genetalia
terdapat pengeluaran lokea sanguilenta ± 5 cc berwarna merah
kecoklatan dan berbau khas lokea . Terpasang dower Chateter urin ±
500 cc
C. ANALISA
P3A0 Post Partum 5 hari dengan keadaan baik
D. PENATALAKSANAAN
14.10 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik
14.10 WIB Memberitahu ibu untuk tidak pantang makanan
14.12 WIB Mengajarkan ibu mengenai personal hygiene
14.15 WIB Memberitahu tanda bahaya nifas seperti perdarahan lewat
jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir, demam lebih
dari 2 hari, payudara bengkak, puting lecet, bengkak di muka
, tangan atau kaki mungkin dengan sakit kepala dan kejang-
kejang.
14.20 WIB Mengajarkan ibu perawatan payudara dengan cara kompres
kedua payudara dengan air hangat dan air dingin selama 1
menit, setelah itu kompres ptung menggunakan baby oil
selama 1 menit, selatah putting di kompres lalu bersihkan
menggunakan kapas. Dilakukan 1 hari sekali
14.30 WIB Melepaskan Dower Chateter karena sudah 5 hari terpasang
Dower Chateter. Jika terlalu lama terpasang Dower Chateter
akan mengakibatkan terjadinya infeksi → DC sudah terlepas
14.40 WIB Melepaskan infus RL pukul 14.40 WIB
14.43 WIB Menganjurkan kepada ibu untuk tetap rutin minum obat yang
diresepkan oleh dokter
a. Cefotaxime 2x1 melalui IV
b. Bledstop 2x1 melaui Oral
c. Kaltrofen 2x1 melalui supositoria
Berdasarkan advice dokter ibu diperbolehkan pulangg karena
kondisi ibu sudah baik.
14.45 WIB Memberitahu ibu kunjungan ulang tanggal 22 Februari 2018
BAB V
PEMBAHASAN
A. DATA SUBJEKTIF
Dari data berdasarkan hasil pengkajian NY.S 32 tahun datang rujukan
dari puskasemas karena terdapat perdarahan setelah dilakukan manual.
Keluarga mengatakan ibu melakukan proses persalinan yang di tolong oleh
tenaga non kesehatan, ibu melahirkan senin tanggal 12 februari 2018 pukul
04.00 WIB tetapi setelah 2 jam bayi lahir plasenta tetap tidak lahir
akhirnya dilakukan rujukan oleh paraji ke puskesmas, dan di puskesmas
dilakukan manual oleh bidan pukul 08.30 WIB tetapi setelah dilakukan
manual terjadi perdarahan yang berkepanjangan yang mengakibatkan
keadaan ibu lemah, pusing, lemas, nafas cepat. Akhirnya dilakukan
rujukan oleh bidan ke RSUD Sayang Cianjur.
Data Subjektif yang menunjang diagnose didapatkan dari keluhan
utama ibu saat masuk RSUD sayang Cianjur yaitu keluarga mengatakan
pasien mengalami perdarahan banyak ± 500 cc habis 5 pempers saat
setelah plasenta lahir dan pasien mengeluh pusing,lemas, berkeringat
dingin, nafas cepat. Hal ini sesuai dengan teori yaitu Perdarahan post
partum adalah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi setelah
persalinan.4 Kondisi dalam persalinan menyebabkan kesulitan untuk
menentukan jumlah perdarahan yang terjadi, maka batasan jumlah
perdarahan disebutkan sebagai perdarahan yang lebih dari normal yang
telah menyebabkan perubahan tanda vital, antara lain pasien mengeluh,
lemah, limbung, berkeringat dingin, menggigil, hiperpnea terjadi
perdarahan karena sisa plasenta. keluarga mengatakan ibu merasa lemas
dan pusing.
Ini adalah kehamilan ke 3 dan keluarga mengatakan proses persalinan
di tolong oleh paraji hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
menyebutkan penyebab dari sisa plasena yaitu penolong persalinan oleh
52
53
tenaga non kesehatan yang tidak terlatih. Karena penolong persalinan oleh
non tenaga kesehatan sehingga ibu tidak mendapatkan suntik oksitosin
untuk membantu kontraksi dan menyebabkan retensio plasenta.18
Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun yang menyebabkan sisa plasenta
hal ini sesuai dengan teori bahwa jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
dapat menyebabkan sisa plasenta karena keadaan organ reproduksi ibu
belum pulih kembali. Sementara membutuhkan waktu 2-4 tahun untuk
memulihkan tubuh ibu kembali. jika ibu mengalami kehamilan yang
berturut-turut selama 2 tahun pada saat persalinan akan mengakibatkan
uterus tidak berkontraksi dengan baik sehingga plasenta lahir tidak
lengkap dan terjadi perdarahan akibat sisa plasenta.20
Pada kasus ini pasien mengalami terlambat dalam melakukan rujukan
karena membutuhkan waktu 7 jam untuk ke RSUD Sayang Cianjur,
sehingga mengalami pengeluaran darah yang banyak. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian yang mengatakan bahwa Banyak penyebab tidak
langsung yang bisa menyebabkan kematian ibu misalnya adalah tiga
terlambat.19
B. DATA OBJEKTIF
Berdasarkan hasil pengkajian dan pemeriksaan fisik yang dilakukan
kepada Ny. S 32 tahun didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg,
penurunan tekanan darah hal ini disebakan karena Penurunan jumlah darah
yang sangat banyak juga akan mengakibatkan penurunan tekanan darah
sehingga nadi korban menjadi lemah dan halus.
Didapatkan pemeriksaan Nadi 110 kali permenit, hal ini sesuai dengan
teori bahwa tanda-tanda syok terjadi peningkatan denyut nadi diakibatkan
adanya kekuarangan pasokan darah dari jantung, Maka respon pertama
yang diberikan system sirkulasi meningkatkan kecepatan pemompaan oleh
jantung , tujuannya untuk mempertahankan perfusi jaringan sehingga
otomatis fekuensi nadi akan bertambah cepat.Pada pemeriksaan
Pada pemeriksaan Pernafasan didapatkan 28 kali/menit, Ketika
keadaan syok terjadi pernafasan yang cepat hal ini disebakan karena organ
tubuh akan merespon dengan mengirimkan sinyal ke otak bahwa oksigen
yang diperoleh tubuh berkurang. Dan otak dengan segera merespon dan
memerintahkan paru-paru untuk bekerja semakin cepat dalam
memproduksi oksigen, semakin darah keluar banyak maka oksigen dalam
tubuh akan berkurang sehingga pernafasan menjadi lebih cepat.
Didapatkan pemeriksaan Suhu 35,5ºC kulit menjadi pucat dan dingin
hal ini disebabkan karena tubuh kita memiliki system pertahanan sendiri,
dalam keadaan darurat peredaran darah akan menuju alat tubuh yang
penting seperti jantung dan otak. Hal ini akan menimbulkan pada suhu dan
warna kulit yaitu akan menjadi dingin dan pucat Teori mengatakan tanda-
tanda vital pasien dengan sisa plasenta dapat ditemui adanya keadaan
umum lemah, peningkatan denyut nadi, tekanan darah menurun,
pernafasan cepat sampai dengan penurunan kesadaran.4
Dari pemeriksaan fisik diperoleh data mata konjungtiva pucat, sclera
putih, berdasarkan teori ciri-ciri anemia yaitu konjungtive pucat, bibir
pucat dimana ibu mengalami anemia. Pada saat palpasi ekstremitas teraba
dingin akibat kekurangan darah banyak mengakibatkan oksigen dalam
tubuh berkurang. Menurut teori tanda-tanda anemia yaitu lesu
lemah,sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang, gejala lebih
lanjut kelopak mata, bibir, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.
Pada pemeriksaan abdomen diperoleh TFU 2 jari di bawah pusat
keadaan ini sesuai dengan teori post partum 15 jam TFU 2 jari di bawah
pusat tetapi palpasi uterus teraba lembek, hal ini tidak sesuai dengan teori
yang mengatakan 15 jam post partum kontraksi teraba keras sehingga jika
uterus lembek mengakibatkan daya motalitas uterus berkurang sehingga
terjadi perdarahan.8 Kontraksi lemah diakibatkan karena uterus yang tidak
berontraksi dan tidak diterapkannya manajemen aktif kala III karena pada
pasien ini bersalin di paraji dan tidak mendapat suntik oksitosin sebagai
langkah awal untuk mencegah perdarahan. Disini factor penolong yang
mempengaruhi perdarahan post partum yang di tolong oleh tenaga non
kesehatan.
Pada ekstremitas terdapat infus yang terpasang dilengan kiri dan
kanan yang sudah di drip oksitosin 2 ampul dan pospargin1 ampul. Drip
oksitosin di berikan untuk merangsang kontraksi uterus sehingga uterus
dapat berkontraksi dan tidak terjadi perdarahan. Hal ini sesuai dengan
protap bahwa pasien dengan sisa plasenta diberikan 20 unit oksitosin
untuk merangsang kontraksi.24
Pada pemeriksaan Genetalia Vulva dan vagina tidak ada kelainan.
Tampak pengeluaran darah aktif yang mengalir berwarna merah segar dari
vagina ± 500 cc. Hal ini sesuai dengan teori menyebutkan bahwa
perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan pervaginam yang melebihi
500 ml setelah bersalin, dan termasuk dalam kategori perdarahan post
partum primer karena terjadi dalam 15 jam setelah persalinan, hal ini
sesuai dengan teori yaitu perdarahan pasca partum dapat dikategorikan
sebagai primer karena terjadi dalam 24 jam pertama.4
Dengan terjadinya pengeluaran yang banyak pasien mengalami
penurunan kadar Hb yaitu 5,9 gr % dan pasien mengalami anemia berat.
Hal ini sesuai dengan teori Anemia adalah penyakit kurang darah yang
ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit)
lebih rendah dibandingkan normal. Dengan kriteri anemia berat yaitu bila
kadar HB > 7 gr %.27
Pemeriksaan HB juga dilakukan dapat diperoleh HB 5,9 gr %.
Pemeriksaan HB dilakukan untuk menentukan jumlah haemoglobin darah
dalam tubuh karena berhubunngan dengan kejadian syok hipovolemik
dapat ditangani dengan menaikan kadar HB berupa transfuse darah .
Pemerian obat cefotaxime pada kasus disini yaitu untuk menghentikan
pertumbuhan bakteri, pemberian metergin pada kasus untuk mengentikan
perdarahan, dan pemberian metronidazole untuk menghentikan
petumbuhan bakteri.
Dower chateter dilakukan untuk memantau pengeluaran cairan dan
pemasukan cairan in take diperoleh dari pemasangan infus. Maka
dilakukan pemasangan dower chateter. Hal ini sesuai dengan teori yang
mengatakan jika pada kasus perdarahan post partum dilakukan
pemasangan kateter untuk memantau volume urine dibandingkan dengan
jumlah cairan yang masuk dalam tubuh. Dampak pemasangan dower
kateter yaitu terjadi infeksi saluran kemih.
C. ANALISA
Ny.S Usia 32 tahun P3A0 dengan sisa plasenta. Analisa tersebut
ditegakkan atas dasar pemeriksaan dari mulai data subjektif hingga
objektif.Berdasarkan pengkajian data subjektif didapatkan keluhan ibu
pengeluaran darah banyak, lemah, pusing, pernafasan cepat. dan dari data
objektif di dapatkan Tekanan darah 90/60 mmHg, Nadi 110 kali permenit,
suhu 35,5 º C, TFU 2 jari di bawah pusat kontraksi lemah konsistensi
lembek perdarahan banyak, dan sudah dilakukan manual di puskemas
dengan hasil plasenta dalam keadaan tercabik-cabik.pada hari pertama
tidak dilakukan USG tetapi setelah perbaikan keadaan umum ibu
dilakukan USG pada hari ke 3 hasil USG menunjukan terdapat sisa
plasenta maka penulis dapat merumuskan diagnose kebidanan yaitu Ny.s
32 tahun dengan sisa plasenta.
D. PENATALAKSANAAN
Berdasarkan hasil pengkajian subjektif, objektif dan ditegakkan
analisa, maka disusunlah penatalaksanaan asuhan yang sesuai dengan
kebutuhan ibu. Penatalaksanaan di puskesmas ibu diberikan infus RL dan
oksigen untuk menangani syok. Sesuai dengan teori menurut buku saku
pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan bila dijumpai
adanya syok maka segera diberikan cairan infuse kristaloid, control
perdarahan dan pemberian O2. Dengan pemberian infus dapat mengatasi
kedaan umum ibu karena pengeluaran darah dari tubuh ibu sehingga
kekurangan oksigen, pengeluaran darah yang banyak ini dapat
menyebabkan asidosis respiratory maka penulis memberikan oksigen 6 L
disertai dengan pemberian infus. Hal ini sesuai dengan teori mengenai
penanganan syok yaitu berika oksigen dengan kecepatan 6-8 L/menit,
berikan cairan intravena misalnya Nacl atau Ringer Laktat, berikan
transfuse darah dan pemeriksaan laboratorium.
Sesampainya di IGD ibu ditangani dengan pemberian RL + drif
oksitosin 2 ampul + pospargin 1 ampul, dan dipasang sesuai dengan teori
untuk penatalaksanaan sisa plasenta yaitu dilakukan pemasangan infus dan
pemberian uterotonika untuk mempertahankan keadaan umum ibu dan
merangsang kontraksi uterus dan mengosongkan kandung kemih. Penulis
mengatakan karena pasien di tolong oleh paraji sehingga tidak
mendapatkan suntik oksitosin dan menyebabkan uterus teraba lembek
maka untuk mengatasinya diberikan drip 2 ampul oksitosin untuk
merangsang kontraksi.
Setelah itu ibu dipindahkan keruang nifas untuk perawatan
selanjutnya, penatalaksanaan yang dilakukan pertama kali di ruang nifas
adalah mengatur posisi ibu dengan posisi trendelenburg posisi
trendelenburg ini dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarah lebih
banyak, supaya darah tidak mengalir ke tempat yang lebih rendah, karena
dalam posisi ini posisi kaki lebih tinggi dari pada kepala. Penulis
mengatakan dengan memberikan posisi trendelenburg ini pasien merasa
nyaman sehingga tidak terjadi pengeluaran darah yang banyak karena
dalam posisi ini kaki lebih tinggi dari kepala sehingga tidak ada gaya
gravitasi.
Selanjutnya melakukan pemasangan oksigen karena Banyaknya cairan
tubuh yang keluar mengakibatkan pasien akan mengalami asidosis
respiratory dimana darah akan lebih cepat pekat karena sehingga
kebutuhan oksigen berkurang secara cepat maka diakukan pemberian
oksigen . Karena jumlah cairan tidak sesuai dengan pemasukan cairan di
tubuh ibu sehingga kuku mengalami kebiruan karena bercampur dengan
karbondioksida. Penulis mengatakan pengeluaran darah dari tubuh ibu
yang banyak mengakibatkan pernafasan ibu menjadi lebih cepat karena
dalam darah mengandung oksigen karena ibu mengeluarkan darah banyak
sehingga ibu kekurangan oksigen dan ibu membutuhkan oksigen lebih
banyak.
Selanjutnya mengatur tetesan infusan 60 tpm pada lengan kiri untuk
mengatasi kekurangan cairan pada tubuh ibu, memberikan ibu teh manis
hangat untuk mengatasi keadaan umum ibu, penulis mengatakn dengan
pemberikan teh manis hangat ibu menjadi lebih segar dan memberikan
tenaga untuk ibu. melakukan pemantauan Tanda-tanda vital, perdarahan,
kontraksi setiap 1 jam.
Kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu cek darah lengkap
untuk menunjukkan penurunan Hb. Pemeriksaan USG untuk menentukan
adanya jaringan plasenta yang tertahan. Menurut teori pemeriksaan USG
ini dilakukan untuk memastikan sisa plasenta yang tertinggal. Didapatkan
hasil Hb 5,9 gr/dl. Setelah mengetahui hasil dari pemeriksaan penunjang
yaitu masih terdapat sisa plasenta di dalam uterus dan ibu mengalami
anemia berat.
Pemberian transfuse 1 labu akan menaikan kadar HB 1 gr/dl. Pada
kasus ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan pada pemberian labu
harus segera diberikan untuk memperbaiki keadaan umum ibu. Berhubung
HB ibu 5,9 gr/dl untuk mengembalikan HB >8 gr/dl maka membutuhkan
transfuse 3 labu PRC. Teori mengatakan pada pemberian 3 labu darah
dapat diberikan 1 hari atau dalam waktu 24 jam untuk memperbaiki
keadaan umum ibu tetapi pada kasus ini tidak diberikan transfuse darah
dengan segera tetapi diberikan 3 labu darah PRC selama 3 hari. Menurut
teori syarat dilakukan kuretase yaitu kadar HB > 8 gr/dl pada pasien ini
HB 5,9 gr/dl sehingga membutuhkan 3 labu untuk melakukan kuretase.
Proses kuretase dapat dilakukan segera setelah keadaan umum ibu
baik. Tetapi pada kasus ini ibu dapat melakukan kuretase pada hari ke 4.
Ini bertentangan dengan teori bahwa proses kuretase dapat dilakukan
segera setelah keadaan umum ibu baik dan HB> 8 gr/dl sehingga tidak
terjadi terlambat mendapat pertolongan. Hal ini disebabkan karena dalam
pemberian transfuse darah tidak diberikan dengan segera dan mengundur
proses kuretase.
Kuretase dilakukan karena terdapat sisa plasenta yang melekat sangat
kuat, plasenta yang melekat ini disebut dengan plasenta akreta dimana
akreta menempel sampai lapisan meiometrium menembus desi dua basalis.
Dengan keadaan plasenta yang menempel sangat kuat akan sukar untuk
dilepaskan karena adhesi yang kuat antara plasenta dan uterus atau disebut
juga dengan retensio plasenta.
Setelah dilakukan kuretase maka perlu diberikan antibiotic untuk
mencegah infeksi karena adanya perlukaan pada Rahim. Disinilah peran
bidan sebagai tenaga kesehatan yang bertugas untuk meningkatan ilmu
pengetahun sehingga tidak terjadi kasus komplikasi pada saat hamil,
bersalin dan nifas. Peran bidan pada kasus ini dimana bidan melakukan
pengawasan yang ketat yang berupa melakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital yaitu tekanan darah, nadi pernafasan, dan suhu. Melakukan
penghitungan cairan, melakukan pematauan kontraksi dan perdarahan,
melakukan pemantauan keadaan umum ibu, dan persiapan pra kuretase
Untuk evakuasi sisa plasenta pada kasus dilakukan kuretase, tidak
sesuai dengan teori dan protap di RSUD Sayang Cianjur untuk kasus sisa
plasenta dilakukan tindakan kuretase hari ke 2/3 .Pada kasus Ny.S dengan
sisa plasenta dilakukan kuretase hari ke 4 karena terlambatnya pemberian
transfuse darah untuk memperbaiki keadaan umum ibu sehingga dilakukan
kuretase hari ke 4. Lakukan pengeluaran plasenta secara digital atau
kuretase bila ada sisa plasenta. Melakukan evakuasi sisa plasenta dengan
dilatasi dan kuretase.
Setelah dilakukan tindakan kuretase ibu mengatakan tidak merasakan
pusing dan lemas, keadaan ibu terlihat segar.. Pada pemeriksaan mata
konjungtiva merah muda sclera putih karena anemia ibu sudah ditangani
dengan pemberian transfuse darah 3 labu. Pada pemeriksaan abdomen
uterus teraba 3 jari di bawah pusat dan teraba keras. Dan sudah tidak
terdapat pengeluaran darah. Menurut advice dokter ibu di perbolehkan
pulang karena kondisi ibu sudah baik.
E. Faktor Pendukung
1. Klien dan keluarga sangat kooperatif dan terbuka sehingga
memudahkan penulis menggali permasalahan serta memberikan
asuhan.
2. Adanya kerjasama yang baik antara dokter, petugas RSUD Sayang
cianjur dan mahasiswa dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada
Ny.S
3. Adanya sarana dan prasarana yang memadai.
F. Faktor Penghambat
1. Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga tentang pemeriksaan
kehamilan, persalinan dan nifas di tenaga kesehatan.
2. Ketidaksesuain Penatalaksanaan sisa plasenta yang membutuhkan
waktu yang lama. Pada kasus sisa plasenta di RSUD Sayang Cianjur
terjadi penundaan Dilatasi Kuretase karena terlalu lama dalam
pemberian Transfusi darah 3 labu yang menghabiskan waktu 3 hari
sehingga terjadi penundaan dilatasi kuretase.
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. S, 32 tahun P3A0
dengan perdarahan post partum karena sisa plasenta maka dapat
disimpulkan asuhan sebagai berikut :
1. Data subjektif pada Ny. S adalah klien mengatakan melahirkan anak
ketiga pada tanggal 12 februari 2018, tidak pernah keguguran.
Mengeluh pusing, lemas, dan terdapat pengeluaran darah dari jalan
lahir sejak ari-ari lahir. Dari riwayat kehamilan ibu mengatakan hamil
9 bulan, bersalin di paraji terdapat penyulit saat kala III, plasenta tidak
dapat lahir setelah 2 jam dan dilakukan manual di puskesmas oleh
bidan
2. Data objektif pada Ny. S didapatkan dari pemriksaan fisik: wajah
tampak pucat, konjungtiva pucat, fundus uteri setinggi pusat,
kontraksi uterus lembek, terdapat pengeluaran darah ± 500 cc, tidak
terdapat luka jahitan, ekstremitas atas tidak oedema, pada tangan kiri
dan kanan terpasangan infus RL 40 tpm, pada ekstremitas bawah tidak
ada oedema ujung jari tampak pucat. Pemeriksaan penunjung pada
tanggal 12 februari 2018 yaitu pemeriksaan laboratorium didapatkan
Hemoglobin 5,9 gram % serta pemeriksaan USG pada tanggal 14
februari 2018 dengan hasil terdapat sisa jaringan plassenta
3. Analisa yang di tegakkan adalah Ny.S 32 tahun P3A0 dengan sisa
plasenta
4. Penatalaksanaan yang dilakukan adalah melakukan upaya penanganan
pada perdarahn post partum primer, memberikan penjelasan mengenai
sisa plasenta yang tertinggal didalam Rahim ibu, melakukan observasi
keadaan umum, tanda-tanda vital, melakukan observasi kontraksi
61
62
B. SARAN
1. Untuk klien dan keluarga
Agar klien dan keluarga tetap melaksanakan anjuran, terutama
menyangkut melakukan pemeriksaan kehamilan dan persalinan
berikutnya di tenaga kesehatan yang terlatih.
Penulis menyarankan agar pasien dan keluarga mencari informasi
tentang kehamilan, persalinan dan nifas melalui petugas kesehatan,
media elektronik, buku-buku. Dengan didapatkannya informasi
makantidak akan terulang lagi kejadian yang pernah dialami ibu
2. Untuk rumah sakit
Diharapkan kepada RSUD Sayang Cianjur melakukan revisi terhadap
penatalaksanaan waktu dalam penanganan sisa plasenta. Karena dalam
penatalaksanaan sisa plasenta cukup dengan keadaan umum baik dan
HB> 8 gr/dl dapat segera dilakukan tindakan dilatase kuretase. Penulis
menyarankan agar dalam penatalaksanaan sisa plasenta dalam
melakukan transfuse darah tidak perlu membutuhkan waktu yang lama
sehingga kasus dengan sisa plasenta dapat segera tertangani dan
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu.
3. Bagi profesi
Bagi profesi khusunya bidan hendaknya dapat mempertahankan
pelayanan kesehatan yang sudah baik dan tidak cepat puas dengan
pelayanan yang sudah baik, agar dapat lebih menggali informasi dan
meningkatakan lagi pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan
dengan perdarahan post partum sehingga memberikan pelayanan pada
kasus perdarahan post partum dengan lebih baik dan lebih berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Lembar Observasi
Prosedur :
a. Persiapan alat
1. Standard infus
2. Transfusi set
3. Cairan NaCl
4. Darah yang akan diberikan
5. Kapas alcohol
6. Gunting
7. Pengalas
8. Bengkok
b. Persiapan
pasien
1. Memberikan pengertian pada pasien
2. Pasien sudah terpasang infus
c. Pelaksanaan
1. Mencuci tangan
2. Alat-alat didekatkan
3. Meneliti keadaan dan suhunya sesuai tubuh normal
4. Cek silang label darah dengan formulir permintaan, nama
pasien, golongan darah dan tempat tidur.
5. Memasang infus cairan NaCl 0,9 % sesuai dengan prosedur infus
6. Memindahkan selang transfuse pada kantong darah
7. Menghitung jumlah transfuse sesuai dengan kebutuhan
8. Memperhatikan rekasi pasien
9. Mencatat waktu pemberian transfuse darah dan jumlah tetesan
di status pasien
10. Alat dibereskan
11. Mencuci tangan
Lampiran 4
Prosedur :
a. Persiapan
1. Tensimeter
2. Thermometer
3. Vulva hygiene
b. Kriteria pelaksanaan
1. Beri penjelasan pada pasien dan petugas mencuci tangan
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital ( Tekanan Darah, Nadi, Suhu, Respirasi)
3. Pemeriksaan payudara, periksa ASI
4. Pemeriksaan abdomen ( TFU, Kontraksi)
5. Pemeriksaan ekstremitas ( edema, varises, dll)
6. Pemeriksaan perkemihan
7. Pemeriksaan genetalia
8. Setelah selesai pasien dirapihkan keposisinya semula dan diatur kembali
SATUAN ACARA PENYULUHAN
NUTRISI IBU NIFAS
F. Evaluasi
Dengan memberikan pertanyaan:
1. Jelaskan pengertian nutrisi masa nifas
2. Apa saja manfaat nutrisi masa nifas ?
3. Apa saja jenis makanan yang baik untuk masa nifas ?
MATERI
NUTRISI MASA NIFAS
Catatan:
C. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
D. Media dan Alat
Leaflet
E. Kegiatan Penyuluhan
Tahap/ Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
No
Waktu
1 Pembukaan a. Memberi salam pembuka a. Menjawab salam
(2 menit) b. Memberi kesempatan kepada ibu untuk b. Menjelaskan
menjelaskan yang telah diketahui oleh ibu yang ibu ketahui
2 Isi a. Menjelaskan tentang pengertian perawatan
(6 menit) payudara.
b. Menjelaskan tentang tujuan perawatan a. Mendengarkan
payudara. b. Demonstrasi
c. Menjelaskan tentang prinsip perawatan langsung pada
payudara. ibu
d. Memberitahu alat yang harus diperlukan
untuk perawatan payudara.
e. Menjelaskan cara dalam perawatan
payudara
f. Melakukan perawatan payudara/ breastcare
pada bendungan ASI
3 Penutup a. Melakukan evaluasi a. Menjawab
(3 menit) b. Merangkum hasil penyuluhan b. Mendengar
c. Salam penutup c. Menjawab
salam
F. Evaluasi
1. Ibu dapat menyebutkan 3 dari 5 tujuan perawatan payudara post natal.
2. Ibu dapat menyebutkan alat-alat apa saja yang dapat digunakan untuk
perawatan payudara post natal
3. Ibu menjelaskan kembali tentang cara perawatan payudara post natal dan
melakukan demonstrasi
G. Materi
Terlampir
H. Daftar Pustaka
Siti Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Suherni dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. 2010. Jakarta: Depkes
MATERI PENYULUHAN
BREAST CARE POSTNATAL
(PERAWATAN PAYUDARA SETELAH MELAHIRKAN)
A. PENGERTIAN
Breast Care (Perawatan Payudara) adalah pemeliharaan payudara
sehingga produksi ASI lancer dan menghindari kesulitan dalam menyusui.
Breast Care juga merupakan penanganan dari masalah payudara bengkak.
Pembengkakan payudara terjadi karena ASI tidak disusui dengan
adekuat diantaranya dapat diakibatkan karena putting susu ibu yang
tenggelam yang membuat bayi sulit untuk menyusu, sehingga sisa ASI
terkumpul pada duktus yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan.
Pembengkakan payudara ini sering terjadi pada hari ketiga atau keempat
sesudah melahirkan. Statis pada pembuluh darah dan limfe akan
mengakibatkan meningkatnya tekanan intrakaudal, yang akan memengaruhi
segmen pada payudara, sehingga tekanan seluruh payudara meningkat.
Akibatnya, payudara sering terasa penuh, tegang, serta nyeri. Kemudian
diikuti oleh penurunan produksi ASI dan penurunan let down. Penggunaan
bra yang ketat juga dapat menyebabkan segmental engorgement, demikian
pula putting yang tidak bersih dapat menyebabkaan sumbatan pada duktus.
Payudara yang mengalami pembengkakan tersebut sangat sulit disusui
oleh bayi, karena talang payudara lebih menonjol, putting lebih datar dan sulit
diisap oleh bayi, kulit pada payudara Nampak lebih mengkilap, ibu merasa
demam, dan payudara terasa nyeri. Oleh karena itu, sebelum disusukan pada
bayi, ASI harus diperas dengan tangan atau pompa terlebih dahulu agar
payudara lebih lunak, sehingga bayi lebih mudah menyusu.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada payudara bengkak adalah
sebagai berikut:
1. Massase payudara (Breast Care) dan ASI diperas dengan tangan
atau pompa sebelum menyusui
2. Kompres dingin untuk mengurangi statis pembuluh darah vena dan
mengurangi rasa nyeri. Bisa dilakukan selang-seling dengan
kompres panas untuk melancarkan pembuluh darah.
3. Menyusui lebih serinng dan lebih lama pada payudara yang
terkena untuk melancarkan aliran ASI dan menurunkan tegangan
payudara.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
pembengkakan pada payudara adalah sebagai berikut:
1. Apabila memungkinkan, susukan bayi segera setelah lahir
2. Susukan bayi tanpa jadwal
3. Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa, bila produksi ASI
melebihi kebutuhan bayi.
4. Melakukan perawatan pascapersalinan secara teratur.
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah memperoleh penyuluhan, diharapkan ibu nifas dapat memahami
tentang kebersihan dan perawatan diri pada ibu nifas, sehingga dapat
mempersiapkan diri dengan baik.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang perawatan diri (personal hygiene)
pada ibu nifas, diharapkan ibu-ibu dapat :
a. Menjelaskan perawatan diri pada masa nifas.
b. Menjelaskan manfaat perawatan diri pada masa nifas.
c. Menjelaskan teknik perawatan diri sendiri secara mandiri pada masa
nifas.
B. Metode
Diskusi
C. Media
Buku KIA
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan
No Tahapan/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu
1. Pembukaan/ 1 Menyampaikan tujuan Ibu menyetujui
menit mengenai pendidikan diadakan pendidikan
kesehatan kesehatan
2. Penyampaian Menjelaskan pengertian Mendengarkan dan
Materi/ 5 menit personal hygiene menyimak
Menjelaskan manfaat
perawatan diri pada masa
nifas.
Menjelaskan teknik
perawatan masa nifas
3. Penutup/ 1 Memberi kesempatan Mengajukan
menit kepada ibu untuk pertanyaan
menyebutkan tanda
bahaya nifas
F. Evaluasi
1. Apa yang dimaksud perawatan diri pada masa nifas?
2. Apa tujuan dari perawatan diri pada masa nifas?
G. Referensi
Saleha, Sitti.2009. Asuhan kebidanan pada Masa Nifas.Makasar : Salemba
Medika
Hidayat, A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp dan Musrifatul Uliyah,
S.Kp.2004.Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta : EGC
MATERI
PERSONAL HYGIENE PADA IBU NIFAS
Perawatan perineum :
1. Ganti pembalut wanita yang bersih setiap 4-6 jam. Posisikan pembalut
dengan baik sehingga tidak bergeser
2. Lepaskan pembalut dari arah depan ke belakang untuk menghindari
penyebaran bakteri dari anus ke vagina
3. Alirkan dan bilas dengan air hangat / cairan antiseptic pada area perineum
setelah defekasi. Keringkan dengan kain pembalut atau handuk dengan
cara ditepuk-tepuk, dan dari arah depan ke belakang
4. Jangan dipegang sampai area tersebut pulih
5. Rasa gatal pada area sekitar jahitan adalah normal dan merupakan tanda
penyembuhan. Namun untuk meredakan rasa tidak enak atasi dengan
mandi berendam air hangat
6. Berbaring miring, hindari berdiri atau duduk lama untuuk mengurangi
tekanan pada darah tersebut
Lakukan latihan kegel sesering mungkin guna merangsang peredaran darah di
sekitar perineum. Dengan demikian, akan mempercepat penyembuhan dan
memperbaiki fungsi otot-otot. Tidak perlu terkejut bila tidak merasakan apa pun
saat pertama kali berlatih karena area tersebut akan kebal setelah persalinan dan
pulih secara bertahap dalam beberapa minggu.
Lampiran 8
F. Evaluasi
Dengan mengajukan pertanyaan :
1. Jelaskan pengertian tanda bahaya nifas
2. Apa saja macam-macam tanda bahaya nifas ?
3. Apa saja upaya mencegah dan mengatasi tanda bahaya nifas ?
MATERI
TANDA-TANDA BAHAYA NIFAS
A. Pengertian
Masa nifas adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alt-alat kandungan seperti sebelum hamil yang berlangsung selama 6
minggu. Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian
ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas
terjadipada 24 jam pertama setelah persalinan, di antaranya disebabkan oleh
adanya komplikasi masa nifas. Komplikasi masa nifas adalah keadaan abnormal
pada masa nifas yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat
genetalia pada waktu persalinan dan nifas. Selama ini perdarahan pasca
persalinan merupakan penyebab kematian ibu, namun dengan meningkatnya
persediaan darah dan sistem rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjol
sebagai penyebab kematian mordibitas ibu.
B. Tanda-tanda bahaya nifas
Tanda-tanda bahaya nifas adalah tanda bahaya yang diperlihatkan oleh ibu
setelah melahirkan, yang dapat menyebabkan komplikasi dan diwajibkan ibu
untuk segera dibawa oleh keluarga atau orang yang mengetahui kejadian itu ke
petugas kesehatan terdekat seperti ke bidan, perawat, dokter, Puskesmas, dan
Rumah Sakit.
Tanda-tanda bahaya ibu nifas yaitu :
1. Perdarahan per vaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin didefinisikan
sebagai peradrahan pascapersalinan.Perdarahan banyak dan terus-menerus
biasanya terjadi dalam minggu kedua sesduah persalinan. Perubahan darah ibu
nifas atau lockhea yaitu :
a. Merah kehitaman ( hari ke 1-3 )
b. Putih kemerahan ( hari ke 3-7 )
c. Kuning kecoklatan ( hari ke 7-14 )
d. Putih ( lebih dari 14 hari )
2. Demam. Suhu meningkat lebih dari 38oC dalam 10 hari pertama setelah
persalinan.
3. Cairan vagina yang berbau busuk.
4. Kelelahan yang berlebih.
5. Nyeri pada payudara, bengkak payudara dan puting susu yang pecah-pecah.
6. Nyeri atau panas ketika buang air kecil atau urin tidak keluar dengan lancar.
7. Sembelit atau hemoroid. Pencegahannya banyak makan buah-buahan yang
banyak mengandung serat seperti pepaya dan minum air yang banyak. Bila
ibu tetap tidak dapat buang air besar selma 3 hari. Maka segera bawa ibu ke
petugas kesehatan terdekat seperti bidan, perawat, dokter, Puskesmas, dan
Rumah Sakit.
8. Sakit kepala terus-menerus.
9. Bengkak pada wajah dan tangan.
10. Nyeri pada abdomen.
11. Produksi ASI kurang karena kesukaran dalam menyusui.
12. Kesedihan.
13. Merasa kurang mampu merawat bayi.
14. Rabun senja
C. Penanganan
1. Jagalah kebersihan alat kelamin.
2. Nutrisi ditingkatkan.
3. Segera rujuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengangan
Lampiran 9
I. TUJUAN
A. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan proses penyuluhan Kesehatan selama ±30 Menit,
diharapkan ibu-ibu mampu mengerti,memahami dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
III. METODE
1. Ceramah
1
2. Diskusi
3. Dan tanya jawab
IV. MEDIA
1. Handout/leafflett
V. KEGIATAN
2
KB (Keluarga Berencana)
1. Pengertian
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan
jarak antara kelahiran anak. Untuk menghindari kehamilan yang
bersifat sementara digunakan kontrasepsi sedangkan untuk
menghindari kehamilan yang sifatnya menetap bisa dilakukan
sterilisasi. KB ada dua macam yaitu KB Alami dan KB Buatan.
2. Tujuan
Tujuan umum
a. Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan social ekonomi
suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
b. Mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar
bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian
kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia.
Tujuan khusus
a. Pengaturan kelahiran
b. Pendewasaan usia perkawinan
c. Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga
d. Mencegah kehamilan karena alasan pribadi
e. Menjarangkan kehamilan
f. Membatasi jumlah anak
3. Manfaat
Manfaat KB Bagi Ibu
a. Perbaikan kesehatan
b. Peningkatan kesehatan
c. Waktu yang cukup untuk mengasuh anak
d. Waktu yang cukup untuk istirahat
e. Menikmati waktu luang
3
f. Dapat melakukan kegiatan lain
indikasi
Kontraindikasi
a. Hamil atau di duga hamil
b. Riwayat kangker payudara
c. Diabetes militus
d. Penderita penyakit hati
e. Kelainan jiwa (psikis, neurosis)
f. Kelainan kardiovaskuler
4
b. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
c. Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
e. Tidak mengganggu kegiatan senggama.
f. Tidak mengganggu ASI.
g. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
h. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
VI. KESIMPULAN
Kb adalah usaha untuk mengontrol jumlah atau jarak antara
kelahiran anak. Kb implan adalah alat kontasepsi yang di pasang di bawah
kulit lengan kiri bagian atas. Bertujuan untuk mengatur kelahiran,
membatasi jumlah anak, dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
VII. SARAN
Setelah melakukan penyuluhan ibu-ibu diharapkan mampu
menerapkan dan memilih alat kontrasepsi yang baik bagi ibu.
VIII. EVALUASI
5
Daftar Pustaka
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan &Kelurga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
http:/Academia edu.com/- kb
6
Lampiran 10
C. Metode
1. Ceramah dan tanya jawab
2. Demonstrasi
3. Evaluasi
F. Evaluasi
1. Jelaskan tujuan senam nifas?
2. Lakukan langkah-langkah senam nifas?
G. Materi
Terlampir
H. Daftar Pustaka
Suherni dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya
Siti Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika
MATERI PENYULUHAN
SENAM NIFAS
A. Pengertian
Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejal hari pertama
melahirkan, terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan untuk
mempercepat pemulihan keadaan ibu.
B. Tujuan
Tujuan dilakukannya senam nifas pada ibu setelah melahirkan adalah :
1. Membantu mempercepat pemulihan keadaan ibu.
2. Mempercepat proses involusi dan pemulihan fungsi alat-alat kandungan.
3. Membantu memulihkan kekuatan dan kelancaran otot-otot panggul,
perut dan perineum terutama otot yang berkaitan dengan kehamilan dan
persalinan.
4. Memperlancar pengeluaran lochea.
5. Membantu mengurangi rasa sakit pada otot-otot setelah melahirkan.
6. Merelaksasikan otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan
persalinan.
7. Meminimalisir timbulnya kelainan dan komplikasi nifas, misalnya
emboli, thrombosis dan lain-lain.