Oleh:
NIMAS NIMANGSARI
NIM.12242024
Oleh:
NIMAS NIMANGSARI
NIM.12242024
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
Tanjungkarang.
Kesehatan Tanjungkarang.
3. Septi Widiyanti, S.Pd., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kebidanan Metro
v
7. Dwi Sri Isnawati, A.Md.Keb. yang telah memberikan kesempatan untuk
Tengah.
9. Kedua orang tuaku yang sangat aku cintai Suparmin dan Sofiyah, kedua
kakakku Budi Santoso dan Joko Susilo, kakak iparku Juwariyah dan Sarina,
dukungan dan doa yang selalu diberikan sehingga LTA ini selesai pada
waktunya.
10. Rekan seangkatan dan pihak-pihak yang terkait dan banyak membantu dalam
ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala
amal baik yang telah diberikan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna bagi
Penulis
vi
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN METRO
Laporan Tugas Akhir, Juni 2015
Nimas Nimangsari
Asuhan Kebidanan Berkelanjutan terhadap Ny.T di BPM Dwi Sri Isnawati,
Mojopahit, Punggur, Lampung Tengah
xvii + 181 halaman, 19 tabel dan 8 lampiran
RINGKASAN
vii
kooperatif, dan heating perineum telah dilakukan. Pada kunjungan nifas berikutnya ibu
sudah bisa istirahat dengan cukup dengan cara tidur ketika bayinya tidur dan bergantian
menjaga bayinya dengan suami/keluarga. Pada kunjungan KB penulis melakukan
penyuntikan KB suntik 3 bulanan sesuai dengan keinginan ibu dan suami.
Berdasarkan asuhan kebidanan berkelanjutan yang telah dilakukan terhadap Ny.T
dapat disimpulkan bahwa secara menyeluruh kondisi yang dialami oleh Ny.T adalah
fisiologis, tetapi pada persalinan dilakukan tindakan episiotomi karena adanya indikasi
perineum kaku dan pucat. Saran yang diberikan agar asuhan kebidanan berkelanjutan
dapat terlaksana secara optimal yaitu agar BPM melengkapi alat untuk pemeriksaan
protein urin dan glukosa urin, waktu pelaksanaan asuhan kebidananan berkelanjutan
sebaiknya diperpanjang agar asuhan yang diberikan bisa lebih optimal, untuk Program
Studi Kebidanan Metro agar melengkapi koleksi buku-buku kebidanan terutama yang up
to date dengan ilmu kebidanan terbaru agar mempermudah mahasiswa dalam melakukan
peyusunan laporan tugas akhir.
viii
DAFTAR ISI
Halaman :
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Kehamilan .................................................................................... 8
1. Pengertian ............................................................................... 8
2. Tanda Gejala ........................................................................... 8
3. Perubahan Fisiologi pada Ibu Hamil ...................................... 11
4. Keluhan Kehamilan pada Trimester III ................................... 16
5. Asuhan Kebidanan pada Trimester III ................................... 21
6. Kebutuhan Kesehatan Ibu ....................................................... 22
7. Pengkajian pada Kehamilan .................................................... 35
ix
8. Diagnosa Kehamilan ............................................................... 38
9. Perencanaan pada Asuhan Kebidanan Kehamilan ................. 38
10. Pelaksanaan pada Pemeriksaan Kehamilan ............................ 39
11. Evaluasi pada Pemeriksaan Kehamilan................................... 41
B. Persalinan ...................................................................................... 42
1. Pengertian Persalinan ............................................................. 42
2. Tanda dan Gejala Persalinan .................................................. 42
3. Perubahan Fisiologi Maternal Selama Persalinan .................. 44
4. Empat Kala dalam Persalinan ................................................ 46
5. Lima Benang Merah ................................................................ 47
6. Faktor Esensial Persalinan ...................................................... 50
7. Kebutuhan Kesehatan Ibu Selama Persalinan ......................... 52
8. Pengkajian pada Persalinan .................................................... 52
9. Diagnosa pada Persalinan........................................................ 56
10. Perencanaan Asuhan Persalinan .............................................. 57
11. Pelaksanaan Pertolongan Persalinan Menggunakan Metode 58
Langkah Asuhan Persalinan Normal ....................................... 62
12. Evaluasi pada Persalinan ........................................................ 87
C. Nifas ............................................................................................. 88
1. Pengertian .............................................................................. 88
2. Tujuan Asuhan Masa Nifas .................................................. 88
3. Tanda Gejala Nifas Normal .................................................. 88
4. Perubahan Fisiologis dan Anatomis Puerperium .................. 89
5. Kebutuhan Kesehatan Ibu dalam Masa Nifas ....................... 93
6. Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas ...................................... 98
7. Pengkajian .............................................................................. 100
8. Diagnosa ................................................................................. 100
9. Perencanaan pada Asuhan Kebidanan pada Nifas Normal ... 100
10. Pelaksanaan Kunjungan Nifas................................................ 101
11. Evaluasi pada Masa Nifas ..................................................... 102
D. Keluarga Berencana ...................................................................... 103
1. Pengertian KB ....................................................................... 103
x
2. Tujuan Program KB ............................................................... 103
3. Kebutuhan Kesehatan Ibu ...................................................... 104
4. Rencana Kelengkapan Keluarga ............................................ 104
5. Jenis-jenis Alat Kontrasepsi ................................................... 104
BAB IV PEMBAHASAN
xi
C. Nifas ............................................................................................ 177
D. Keluarga Berencana .................................................................... 178
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Rekomendasi Kisaran Kenaikan Berat Badan Total untuk Wanita Hamil
Berdasarkan BMI Sebelum Hamil ...................................................... 15
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 7 Partograf
xiv
DAFTAR SINGKATAN
KB : Keluarga Berencana
IV : Intra Vena
IM : Intra Muscular
Syndrome
IU : Internasional Unit
AC : Air Conditioner
xv
PTT : Penegangan Tali Pusat Terkendali
KR : Kesehatan Reproduksi
LH : Luteinizing Hormone
TT : Tetanus Toxoid
TD : Tekanan Darah
RR : Respiration Rate
PX : Processus Xiphoideus
HB : Hemoglobin
TP : Tafsiran Persalinan
xvi
UUK : Ubun - Ubun Kecil
BB : Berat Badan
TB : Tinggi Badan
KN 1 : Kunjungan Neonatus 1
K1 : Kunjungan Kehamilan 1
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak
menjadi masalah. Sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah ibu
antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu
hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Ibu hamil sebaiknya
memantau kondisinya dan janinnya selama kehamilan dan diharapkan ibu hamil
dapat bersalin di fasilitas kesehatan agar ibu dan bayi dapat sehat, selamat dan
terpantau kondisinya sampai masa nifas serta ibu bisa mendapatkan penjelasan
tentang KB sehingga ibu dapat segera memutuskan KB yang sesuai untuk dirinya
Di Indonesia sendiri masih banyak adat budaya dan kebiasaan yang salah
pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan KB seperti periksa hamil jika hamil
minum jamu-jamuan, tidak membatasi jumlah anak, urut saat hamil, jarak
saja mempunyai dampak buruk untuk ibu dan janin seperti tidak terpantaunya
1
2
Angka kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
indikator untuk menilai kesejahteraan ibu dan bayi tetapi pada tahun 2012 AKI di
32/1000 kelahiran hidup. Dapat dilihat angka tersebut mengalami kenaikan yang
cukup tinggi dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu AKI di Indonesia adalah
228/100.000 kelahiran hidup dan AKB adalah 32/1000 kelahiran hidup. Hal ini
tentu bertentangan dengan target MDGs tahun 2015 yaitu yang akan menurunkan
AKI hingga 102/100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 23/1000 kelahiran
hidup.(SDKI, 2012).
laporan dari Kabupaten terdapat 179 kasus dimana kasus kematian terbesar (59,
78%) terjadi pada saat persalinan dan 70, 95% terjadi pada usia 20-34 tahun.
Lampung Tengah sebanyak 2 kasus untuk usia <20 tahun, 8 kasus untuk usia 20-
34 tahun, dan 7 kasus untuk ibu dengan usia >35 tahun. Penyebabnya yang
terbesar adalah karena eklampsia yaitu sebanyak 59, 33%, perdarahan 40, 23%,
infeksi 2%, dan lain lain sebanyak 75, 42%.(Dinas Kesehatan Kabupaten
Pada tahun 2014 tidak ada kasus kematian ibu untuk wilayah puskesmas
Punggur, untuk kasus kematian bayi dan balita terdapat 11 kasus, 9 kasus
kematian bayi kelompok usia 0-7 bulan dan 2 kasus kematian balita. Kematian
3
bayi baru lahir semuanya ditolong oleh tenaga kesehatan. Kematian bayi paling
konginetal sebanyak 4 kasus, dan 3 kasus untuk BBLR. (Laporan unit KIA
penduduk 41.275 jiwa, yang terdiri dari 864 bayi, 3.765 balita, 1.478 anak
prasekolah, 10.328 wanita usia subur, 951 ibu hamil, 190 ibu hamil dengan
risiko tinggi, 908 ibu bersalin, 2.641 usia lanjut. Untuk Desa Mojopahit sendiri
jumlah penduduknya 3.864 jiwa, yang terdiri dari 79 bayi, 345 balita, 136 anak
prasekolah, 947 wanita usia subur, 87 ibu hamil, 17 ibu hamil dengan risiko
tinggi, 83 ibu bersalin, dan 242 usia lanjut. (Laporan unit KIA Puskesmas
masyarakatnya dalam bidang kesehatan, tetapi pada tahun 2014 tetap ada
beberapa cakupan yang belum mencapai SPM yaitu sebagai berikut cakupan K4
yaitu 985 jiwa dengan cakupan 81, 1% dari SPM 90%, cakupan ibu hamil risiko
tinggi yang ditangani yaitu 61 jiwa dengan cakupan 11, 15% dari SPM 100%,
cakupan neonatus risiko tinggi yang ditangani yaitu 42 jiwa dengan cakupan 41,
37% dari SPM 100%, Cakupan ibu nifas yang mendapatkan vitamin A pada
tahun 2014 yaitu 78, 5% dari SPM 90 %, Cakupan ibu hamil dengan KEK yaitu
0, 6% dari SPM 10%, Cakupan ASI eksklusif yaitu 28, 7% dari SPM 80%,
Cakupan imunisasi TT1 pada ibu hamil yaitu 86% dari SPM 90%. Cakupan
peserta KB untuk wilayah Punggur yaitu terdiri dari 1844 suntik dengan cakupan
27, 3%, 1640 pil dengan cakupan 24, 3%, 513 IUD dengan cakupan 7, 6%,
4
cakupan 33, 5%, serta 49 kondom dengan cakupan 0, 7%.(Laporan unit KIA
kecamatan Punggur cakupan K4, ibu hamil dengan risiko tinggi yang ditangani,
ibu nifas yang mendapatkan vitamin A, imunisasi TT1 pada ibu hamil, ibu hamil
dengan KEK, ASI eksklusif dan neonatus dengan risiko tinggi yang ditangani
masyarakat serta pengaruh adat dan kebiasaan yang ada dimasyarakat sehingga
secara rutin, kunjungan nifas dan posyandu sebagai upaya dalam pemantauan
berkelanjutan terhadap Ny.T dari hamil, bersalin, nifas sampai KB. Dengan
tujuan agar ibu hamil dapat terpantau kondisinya sehingga dapat mendeteksi dini
persalinan yang bersih dan aman dan keluarga berencana sesuia dengan empat
B. Pembatasan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
manajemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
D. Ruang Lingkup
a. Sasaran
b. Tempat
dan KB terhadap Ny.T dilaksanakan di BPM Dwi Sri Isnawati, Amd.Keb Desa
c. Waktu
E. Manfaat
yang bersih dan aman, pemantauan masa nifas dengan kunjungan nifas dan
pelayanan KB.
3. Bagi Klien/Pasien
pelayanan kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Pengertian
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai
2006: 89).
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan perumbuhan zigot, nidasi
2. Tanda Gejala
Graaf dan Ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir dengan
lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut
8
9
morning sickness. Dalam batas yang fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat
3) Ngidam
iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini
5) Payudara Tegang
deposit lemak, air dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang.
Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
6) Sering Miksi
dan sering miksi. Pada triwulan kedua gejala ini sudah menghilang.
8) Pigmentasi Kulit
dinding perut (striae lividae, striae nigra, linea alba makin hitam), dan sekitar
9) Epulis
Hipertrofi gusi yang disebut epulis, dapat terjadi bila ibu hamil.
pembuluh darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis, dan
ballottement.
a. Uterus
Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram
akan mengalami hiperplasia dan hipertrofi, sehingga menjadi 1000 gram saat
akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertropi menjadi lebih
besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.
panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat
besarnya rahim dan usia kehamilan penting untuk diketahui karena kemungkinan
tidak sama. Bentuk rahim yang tidak sama disebut tanda Piskaseck.
b. Vagina
Chadwicks).
12
c. Ovarium
yang sempurna pada umur 16 minggu .Hal ini terjadi karena kemampuan vili
d. Payudara
somatomamotrofin.
retroplasenter.
1) Volume darah, volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah
sekitar 20%.
2) Sel darah, sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat
yang disertai anemia fisiologis. Jumlah sel darah putih meningkat hingga
mencapai 10.000/ml.
3) Sistem respirasi, pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk
dapat memenuhi kebutuhan O2. Ibu hamil akan bernapas lebih dalam sekitar
a) Hipersalivasi
c) Terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari, yang disebut
morning sickness.
hiperemesis gravidarum.
menyebabkan obstipasi.
5) Traktus urinarius, karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala
bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih.
14
5 sampai 3 cm dan berat plasenta 500 g. tali pusat yang menghubungkan plasenta
panjangnya 25-60 cm. Tali pusat terpendek yang terpendek yang pernah
sempurna pada minggu ke-16. Jumlah likuor amnii (air ketuban) sekitar 1000 ml
konsepsi (janin, plasenta, dan cairan amniotik), dan hipertrofi beberapa jaringan
adalah 12,5 kg, 9 kg diperoleh pada 20 minggu terakhir. Berat badan yang optimal
ini berkaitan dengan risiko komplikasi terendah selama kehamilan dan persalinan
serta berat badan bayi lahir rendah rendah. (Preticia et al, 1996).
edema, laju metabolik, asupan diet, muntah atau diare, merokok, jumlah cairan
Peningkatan berat badan yang tepat bagi setiap ibu hamil, saat ini didasarkan pada
perbandingan antar berat badan dengan tinggi badan ibu. Secara umum,
pertumbuhan optimal bayi yang belum lahir terjadi jika terjadi jika ibu yang
yang lebih banyak, dan pada ibu yang memiliki BMI tinggi (>27) peningkatan
berat badannya lebih sedikit daripada ibu yang memasuki kehamilan dengan berat
badan sehat (BMI antara 20 dan 25)(Healt Canada, 1999). Rata-rata peningkatan
Gain During Pregnancy berpendapat bahwa berat badan selama kehamilan dapat
dihitung berdasarkan indeks massa tubuh (IMB, atau “berat badan untuk tinggi
badan) wanita sebelum hamil. BMI didefinisikan sebagai berat badan dibagi tinggi
kenaikan berat badan total untuk wanita hamil berdasarkan BMI sebelum hamil
Tabel 1
Rekomendasi Kisaran Kenaikan Berat Badan Total Untuk Wanita Hamil
Berdasarkan BMI Sebelum Hamil
periode ini sebagian besar wanita hamil dalam keadaan cemas yang nyata. Hal
a. Pertambahan ukuran uterus akibat dari perkembangan janin dan plasenta serta
a. Sering berkemih
oleh uterus yang semakin membesar dan menyebabkan kapasitas kandung kemih
adalah dengan cara menjelaskan pada ibu bahwa sering berkemih merupakan hal
normal akibat dari perubahan yang terjadi selama kehamilan, menganjurkan ibu
mengurangi asupan cairan 2 jam sebelum tidur agar istirahat ibu tidak terganggu.
17
1) Varises
vena melemah dan menyebabkan hambatan pada aliran pembuluh darah balik dan
Progesterone dan estrogen sehingga aliran darah balik menuju jantung melemah
dan vena dipaksa bekerja lebih keras untuk dapat memompa darah. Karenanya,
varises vena banyak terjadi pada tungkai, vulva atau rectum. Selain perubahan
yang terjadi pada vena, penekanan uterus yang membesar selama kehamilan pada
vena panggul saat duduk atau berdiri dan penekanan pada vena kava superior saat
berbaring dapat menjadi pencetus terjadinya varises. Selain itu pada kehamilan
Riwayat keluarga, frekuensi berdiri terlalu lama dan usia menjadi faktor
2) Wasir
Wasir atau hemoroid sering didahului dengan konstipasi. Oleh karena itu,
menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar. Selain itu, pembesaran
uterus secara umum secara umum mengakibatkan peningkatan tekanan pada vena
yang lebih dari biasanya. Akibatnya, ketika massa dari rectum akan dikeluarkan
18
tekanan lebih besar sehingga terjadilah hemoroid. Penekanan dapat terjadi pada
vena bagian dalam (internal hemoroid) ataupun bagian luar (eksternal hemoroid)
rectum.
c. Sesak Nafas
Sesak nafas pada ibu hamil disebabkan oleh meningkatnya usaha bernafas
Bengkak atau oedema adalah penumpukan atau retensi cairan pada daerah
pada kaki biasa dikeluhkan pada usia kehamilan diatas 34 minggu. Hal ini
dan tidur. Hindari duduk dengan posisi kaki menggantung karena akan
bengkak. Pada saat tidur posisikan kaki sedikit tinggi sehingga cairan
adanya sandaran.
19
peningkatan sirkulasi.
pembengkakan.
Kram pada kaki disebabkan oleh adanya gangguan aliran atau sirkulasi
darah pada pembuluh darah panggul yang disebabakan oleh tertekannya pembuluh
tersebut oleh uterus yang semakin membesar pada kehamilan lanjut. Kram juga
Gangguan tidur yang dialami ibu hamil terutama pada trimester III
janin aktif.
malam hari), terbangun dimalam hari dan mengganggu tidur yang nyenyak.
untuk mandi dengan air hangat, minum air hangat, contohnya susu sebelum tidur
Secara normal nyeri peru bagian bawah disebabkan oleh muntah yang
berlebihan dan konstipasi yang dialami oleh sebagian besar ibu dalam
kehamilannya. Nyeri ligamentum, torsi uterus yang parah dan adanya kontraksi
Braxton-hicks juga terkait dengan keluhan ibu terkait dengan nyeri perut bagian
bawah.
g. Heartburn
Perasaan panas pada perut atau heartburn atau pirosis sebagai rasa
terjadinya relaksasi otot polos, sehingga terjadi penurunan irama dan pergerakan
h. Kontraksi Braxton-Hicks
Pada trimester akhir, kontraksi dapat sering terjadi setiap 10-20 menit dan
kontraksi ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan menjadi penyebab
Menurut Farid Husin (2014), dasar dalam pemantauan pada trimester III
j. Deteksi dini komplikasi yang terjadi pada trimester III dan melakukan
l. Persiapan laktasi
m. Persiapan persalinan
Adanya aktivitas yang dilakukan setiap hari otomatis ibu hamil akan
sering merasa lelah daripada sebelum waktu hamil. Ini salah satunya disebabkan
oleh faktor beban dari berat janin yang semakin terasa oleh sang ibu. Oleh karena
itu pengaturan aktivitas yang tidak terlalu berlebihan sangatlah perlu diterapkan
Banyak wanita menjadi lebih mudah letih atau tertidur lebih lama dalam
keletihannya. Salah satunya adalah dengan cara beristirahat atau tidur sebentar di
siang hari. Untuk memperoleh relaksasi sempurna, ada beberapa syarat yang
5) Apabila saat itu menyilaukan atau gaduh, tutuplah mata dengan sapu tangan
Waktu terbaik untuk melakukan istirahat adalah setiap hari setelah makan
siang, pada awal istirahat sore, serta malam sewaktu mau tidur. Ada beberapa
posisi relaksasi yang dapat dilakukan selama dalam keadaan istirahat atau selama
proses persalinan:
23
Ketiga posisi tersebut diatas dapat dipergunakan selama his dan pada saat
itu ibu harus dapat mengonsentrasikan diri pada irama pernapasan atau pada
b. Senam Hamil
Senam hamil merupakan terapi latihan gerakan untuk menjaga stamina dan
kebugaran ibu selama kehamilan dan mempersiapkan ibu secara fisik maupun
pelaksanaan senam pada ibu hamil yang aman dikenal dengan istilah FITT, yaitu:
2) Intensity (I), diukur dengan melihat denyut jantung ibu disesuaikan dengan
umur. Intensitas ini bisa juga diobservasi melalui “talk test”. Jika ibu
diturunkan.
3) Time (T), durasi senam hamil dimulai dari 15 menit, kemudian dinaikkan 2
menit.
4) Tipe (T), pemilihan jenis gerakan harus berisiko minimal dan tidak
1) Perdarahan Vagina
masa awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit atau
spotting di sekitar waktu pertama terlambat haid. Hal ini karena terjadinya
pertanda dari Serviks yang rapuh (erosi), mungkin normal atau disebabkan oleh
infeksi.
terganggu.
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit
kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat adalah salah satu
tiba hilang/kabur, bengkak/oedema pada kaki dan muka serta nyeri pada
epigastrium.
bersifat:
plasenta dari dinding rahim. Ini sangat berbahaya dan mengancam jiwa
ibu.
d) Nyeri yang berdenyut-denyut disekitar bulan ke-7 atau 8 bisa berarti akan
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-
6.Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur
gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam
periode 3 jam. Biasanya diukur dalam waktu selama 12 jam yaitu sebanyak 10
kali.
e) Lidah kering.
7) Demam
Demam tinggi terutama yang diikuti dengan tubuh menggigil, rasa sakit
seluruh tubuh, sangat pusing biasanya disebabkan oleh malaria. Menurut Nurul
janin.
retensio plasenta.
8) Anemia
c) Mata berkunang-kunang.
d) Napas pendek.
e) Nadi meningkat.
f) Pingsan.
9) Kejang
Kejang pada ibu hamil merupakan gejala lanjut dari preeklampsi. (Jannah,
N, 2012: 183-191)
d. Pemeliharaan Payudara
perhatian yang seksam. Dengan pakaian dalam (bra) yang longgar, maka
tetap bersih. Puting susu perlu ditari tarik sehingga menonjol dan memudahkan
memberi ASI. Puting susu yang terlalu masuk dikeluarkan dengan jalan operasi
mengeluarkan puting susu yang datar atau masuk kedalam (retracted nipple).
Tabel 2
Teknik Perawatan Payudara Pranatal
yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap
ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energi kronis disini
maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung
30
lama (beberapa bulan/tahun) dimana LILA kurang dari 23, 5 cm. Ibu hamil
dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai
untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan.
Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali
kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari
mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala,
atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul
mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet
zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama.
tidak hanya untuk mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga
darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada trimester pertama dan
dalam kandungan.
c) Pemeriksaan protein dalam urin Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu
trimester kedua, dan sekali pada trimester ketiga (terutama pada akhir
trimester ketiga).
risiko tinggi dan ibu hamil yang diduga Sifilis. Pemeriksaaan Sifilis
tinggi kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani
sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak
b) Perilaku hidup bersih dan sehat Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga
setelah sarapan dan sebelum tidur serta melakukan olah raga ringan.
perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan berbau
e) Mengenal tanda-tanda bahaya ini penting agar ibu hamil segera mencari
dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk proses
tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil
f) Gejala penyakit menular dan tidak menular. Setiap ibu hamil harus tahu
(risiko tinggi). Konseling HIV menjadi salah satu komponen standar dari
pelayanan kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil diberikan penjelasan tentang
Apabila ibu hamil tersebut HIV positif maka dicegah agar tidak terjadi
penularan HIV dari ibu ke janin, namun sebaliknya apabila ibu hamil
tersebut HIV negatif maka diberikan bimbingan untuk tetap HIV negatif
h) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif Setiap ibu hamil
lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting untuk
pemeriksaan.
36
Tabel 3
Anamnesis pada Antenatal Care
Tabel 4
Pemeriksaan Antenatal Care
Pemeriksaan
Fisik Umum Pemeriksaan Dalam Laboratorium
Luar
Kunjungan pertama : Pada setiap Pada kunjungan Kunjungan
1. Tekanan darah kunjungan : pertama: pertama :
2. Suhu badan 1. Mengukur 1. Pemeriksaan Darah :
3. Nadi tinggi fundus vulva/perinium 1. Hemoglobin
4. Pernafasan uteri untuk: 2. Glukosa
5. Berat badan 2. Palpasi untuk a. Varises 3. VDRL
6. Tinggi badan menentukan b. Kondiloma
7. Muka: Edema, pucat letak janin c. Edema Urin :
8. Mulut&gigi : (atau lebih 28 d. Hemoroid 1. Warna, bau,
kebersihan, karies, minggu) e. Kelainan lain kejernihan
tonsil, paru 3. Auskultasi 2. Protein
9. Tiroid/gondok detak jantung 2. Pemeriksaan 3. Glukosa
10. Tulang janin dengan speculum 4. Nitrit/LEA
belakang/punggung : untuk menilaii:
Skoliosis a. Serviks
11. Payudara : puting b. Tanda-tanda
susu, tumor infeksi
12. Abdomen: bekas c. Cairan dari ostium
operasi uteri
13. Ekstremitas: Edema,
varises, reflek patella 3. Pemeriksaan
14. Costovertebral angle untuk menilai:
tenderness (CVAT) a. Serviks*
15. Kulit: b. Uterus*
kebersihan/penyakit c. Adneksa*
kulit d. Bartholini
e. Skena
Kunjungan berikut : f. Uretra
1. Tekanan darah
2. Berat badan * Bila usia
3. Edema kehamilan <12
4. Masalah dari minggu
kunjungan pertama
Sumber: Prawirohardjo, S. 2006: 92-93.
38
8. Diagnosa Kehamilan
Tabel 5
Diagnosa Kehamilan
Kategori Gambaran
1. Kehamilan normal. 1. Ibu sehat, tidak ada riwayat obstetri buruk
ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan
pemeriksaan fisik dan laboratorium normal.
2. Kehamilan dengan masalah 2. Seperti masalah keluarga atau psikososial,
khusus. kekerasan dalam rumah tangga dan kebutuhan
finansial.
3. Kehamilan dengan masalah 3. Seperti hipertensi, anemia berat, preeklamsi,
kesehatan yang membutuhkan pertumbuhan janin terhambat, infeksi saluran
rujukan untuk konsultasi dan atau kemih, penyakit kelamin dan kondisi lain-lain
kerjasama penanganannya. yang dapat memburuk selama kehamilan.
4. Kehamilan dengan kondisi 4. Seperti perdarahan, eklampsi, ketuban pecah
kegawatdaruratan yang dini, atau kondisi-kondisi kegawatdaruratan lain
membutuhkan rujukan segera. pada ibu dan bayi.
Sumber: Prawirohardjo, S, 2006: 94.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi segala hal yang
sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang terkait,
tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi untuk klien tersebut. Pedoman
antisipasi ini mencakup perkiraan tentang hal yang akan terjadi berikutnya yaitu:
apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah bidan perlu merujuk klien
bila ada sejumlah masalah terkait sosial, ekonomi, kultural, atau psikologis.
Dengan kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal
berkaitan dengan semua aspek asuhan kesehatan dan sudah disetujui oleh kedua
belah pihak, yaitu bidan dan klien, agar dapat dilaksanakan secara efektif.
Rencana asuhan kebidanan yang saya akan berikan terhadap Ny. T G1P0A0
dengan memperhatikan bahwa Ny.T hamil anak pertama dan belum mempunyai
Tabel 6
Pelaksanaan Pemeriksaan Antenatal Care
Kategori Gambaran
Kehamilan Normal 1. Anamnesis dan pemeriksaan lengkap pada kunjungan antenal
awal.
a. Lihat bagian penilaian.
2. Memantau kemajuan kehamilan pada kunjungan berikutnya.
a. Tekanan darah – di bawah 140/90.
b. Bertambahnya berat badan minimal 8 kg selama kehamilan.
c. Edema hanya pada ekstermitas.
d. Tinggi fundus – cm atau menggunakan jari-jari tangan
dapat disamakan dengan usia kehamilan.
e. Detak jantung janin 120 sampai 160 detak per menit.
f. Gerakan janin dan setelah 18-20 minggu hingga
melahirkan.
3. Memberikan zat besi.
4. Memberikan imunisasi TT.
5. Memberikan konseling.
a. Gizi : peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori
per hari, mengkonsumsi makanan yang mengandung
protein, zat besi, minum cukup cairan (menu seimbang)
b. Latihan : normal tidak berlebihan, istirahat jika lelah.
c. Perubahan fisiologis : tambah berat badan, perubahan pada
payudara, tenaga yang bisa menurun, mual selama
triwulan pertama, rasa panas, atau farises, hubungan
suami istri, boleh dilanjutkan selama kehamilan (dianjurkan
memakai kondom) Memberitahukan kepada ibu kapan
kembali untuk pemantauan lanjutan kehamilan.
40
Kategori Gambaran
d. Menasehati ibu untuk mencari pertolongan segera jika ia
mendapati tanda-tanda bahaya berikut:
1) Perdarahan per vaginam.
2) Sakit kepala lebih dari biasanya.
3) Gangguan penglihatan.
4) Pembengkakan pada wajah/tangan
5) Nyeri abdomen (epigastrik)
6) Janin tidak bergerak sebanyak biasanya.
Kategori Gambaran
c. Rencana pendanaan untuk transpor dan perawatan di
tempat persalinan yang aman.
d. Persiapan asuhan anak jika dibutuhkan selama persalinan.
Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek asuhan
yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang menguntungkan atau
mengkaji ulang keefektifan asuhan yang sudah diberikan. Ini meliputi evaluasi
B. Persalinan
1. Pengertian
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servik, dan janin turun
dalam jalan lahir. kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong
yangterjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik
memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai
upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal
mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat
1) Terjadi Lightening
uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan oleh
rotundum, gaya berat janin dimana kepala kearah bawah. Masuknya kepala bayi
ke pintu atas panggul dirasakan ibu hamil sebagai terasa ringan dibagian atas,
rasa sesaknya berkurang, dibagian bawah terasa sesak, terjadi kesulitan saat
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton-Hicks. Kontraksi ini
sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering, sebagai his
b. Tanda Persalinan
His persalinan mempunyai ciri khas pinggang terasa nyeri yang menjalar
kedepan, sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatnnya makin besar,
kanalis servikalis lepas. Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.
3) Pengeluaran Cairan.
Tabel 7
Perubahan Fisiologis Maternal selama Persalinan
a. Kala I
Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Proses ini terbagi dalam 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm
dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat
b. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini
c. Kala III
d. Kala IV
Ada lima aspek dasar atau lima benang merah, yang penting dan saling
terkait asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut melekat
pada setiap persalinan, baik normal maupun patologis. Lima benang merah
tersebut adalah:
a. Keputusan Klinik
terjadi/dihadapi
mengatasi masalah.
masalah.
suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Banyak hasil
menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan dan diberi dukungan selama
persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik mengenai proses
persalinan dan asuhan yang akan mereka terima, mereka akan mendapatkan hasil
rasa aman dan hasil yang lebih baik. Disebutkan pula bahwa hal tersebut pula
48
dapat mengurangi terjadinya persalinan dengan vakum, cunam, dan seksio sesar,
c. Pencegahan Infeksi
berikan kepada ibu dan bayi baru lahir serta harus di laksanakan secara rutin pada
saat menolong persalinan dan kelahiran. Saat memberikan asuhan dasar selama
hepatitis, HIV/AIDS
a) Cuci tangan
sepatu tertutup)
secara benar
d. Pendokumentasian
bayi. Catat semua asuhan yang telah di berikan kepada ibu dan bayi, jika asuhan
yang telah di berikan tidak di catat maka maka dapat di anggap bahwa tidak prnah
di lakukan asuhan yang di maksud. Pencatatan adalah bagian penting dari proses
data yang telah dikumpulkan dan dapat lebih efektif dalam merumuskan suatu
diagnosis serta membuat rencana asuhan atau perawatan bagi ibu atau bayi nya.
e. Rujukan
menyelamatkan jiwa ibu dan bayi baru lahir. Meskipun sebagian besar ibu
masalah selama proses persalinan dan kelahiran sehingga perlu dirujuk ke fasilitas
rujukan terdekat yang mampu untuk melayani kegawatdaruratan obstetri dan bayi
baru lahir.
di perlukandalam perjalanan
3) K : (Keluarga) Beritahu ibu dan keluarga mengenai ibu dan janin, suami
atau keluarga yang lain harus menemani ibu dan bayi ke tempat
rujukan
perjalanan
a. Penumpang
Karena plasenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai
b. Jalan Lahir
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar
panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak,
tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus
berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena
itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai.
c. Kekuatan
mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus. Kontraksi uterus involunter, yang
d. Posisi Ibu
tegak member sejumlah keuntungan. Mengubah posisi membuat rasa letih hilang,
memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi (Melzack, dkk, 1991). Posisi
e. Respons Psikologis
merupakan petunjuk yang berharga tentang jenis dukungan yang ia akan perlukan.
Faktor-faktor yang perlu dikaji mencakup hal-hal berikut seperti interaksi verbal,
Pada saat persalinan ibu membutuhkan dukungan dari suami dan keluarga
baik fisik maupun psikologi, pertolongan persalinan yang bersih dan aman
setiap 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta dan 30 menit pada
2 dosis vitamin A 200.000 IU dalam selang waktu 24 jam pada ibu pasca bersalin
untuk memperbaiki kadar vitamin A pada ASI dan mencegah terjadinya lecet
puting susu. Selain itu suplementasi vitamin A akan meningkatkan daya tahan
tubuh ibu terhadap infeksi perlukaan atau laserasi akibat proses persalinan.
a. Kala I
Tabel 8
Pengkajian Kala I
b. Kala II
Sekarang ibu telah berada pada pembukaan lengkap dan siap untuk
b) Janin yaitu penurunan presentasi janin dan kembali normalnya detak jantung
c) Kondisi ibu
Tabel 9
Power, Passage dan Passanger
c. Kala III
b) Menilai apakah bayi baru lahir dalam keadaan stabil jika tidak
d. Kala IV
Tabel 10
Pengkajian Pada Persalinan Kala IV
Periksa Deskripsi
Fundus Rasakan apakah fundus berkontraksi kuat dan berada di atau di
bawah umbilikus. Periksa fundus :
1. Setiap 15 menit pada jam pertama setelah persalinan
2. Setiap 30 menit pada jam pertama setelah persalinan
3. Masase fundud jika perlu untuk menimbulkan kontraksi
Plasenta Periksa kelengkapan untuk memastikan tidak ada bagian-bagian
yang tersisa dalam uterus
Tabel 11
Diagnosis Persalinan Kala I
Kategori Keterangan
Sudah dalam persalinan (inpartu) Ada tanda-tanda persalinan :
Pembukaan Serviks> 3 cm
His adekuat (teratur, minimal 2 X dalam 10 menit
selama 40 detik)
Lendir darah dari vagina
Kemajuan persalinan normal Kemajuan berjalan sesuai dalam patograf
Tabel 12
Diagnosis Persalinan Kala II
Kategori Keterangan
Kala dua berjalan dengan baik Ada kemajuan pnurunan kepala bayi
Tabel 13
Diagnosis Persalinan Kala III
Kategori Deskripsi
Kehamilan dengan Persalinan sepontan melalui vagina pada bayi tunggal cukup bulan
janin normal tunggal
Janin normal 1. Tidak ada tanda-tanda kesulitan pernafasan
2. Apgar lebih dari 7 pada menit ke 5
3. Tanda-tanda vital setabil
4. Berat badan >2500 gram
Bayi dengan penyulit Lihat bayi dengan penyulit seperti : berat badan kurang, asfiksia ,
afgar rendah, cacat lahir pada kaki.
Tabel 14
Diagnosis Persalinan Kala IV
Kategori Deskripsi
Involusi normal 1. Tonus – uterus tetap berkontraksi
2. Posisi –fundus uteri di atau bawah umbilikus
3. Perdarahan-tidak berlebihan
4. Cairan-tidak berbau
Kala IV dengan penyulit 1. Sub-involusi-uterus tidak keras posisi sdiatas
umbilikus
2. Perdarahan-atonia, laserasi, bagian plasenta
tertinggal/membran/yang lain.
Sumber: Prawirohardjo, S, 2006: 120.
3) Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his dengan cara ibu
tirai dan tidak menghadirkan orang lain tanpa pengetahuan ibu dan
seizin ibu.
pemeriksaan.
kipas angin/AC.
mencegah dehidrasi.
b. Asuhan Kala II
janin.
9) Begitu kepala bayi lahir, usap mulut dan hidung bayi dengan kasa
11) Segera setelah lahir, periksa keadaaan bayi, letakkan di perut ibu,
Setelah bayi kering, selimuti bayi dengan handuk baru yang bersih
dan hangat.
12) Minta ibu memegang bayinya. Tali pusat di klem di dua tempat,
ergometrin 0, 2 mg IM.
kedua.
penuh.
d. Asuhan Kala IV
robekan, yaitu:
Diperlukan penjahitan.
sfingter ani.
114-115)
62
vulva ke perineum.
meminta
63
l. ibu untuk meneran saat ada His apabila ibu sudah merasa ingin
untuk meneran (pada saat ada His, bantu ibu dalam posisi setengah
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam
60 menit.
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
p. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.
s. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm,
secara spontan.
biparental.
lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan
64
muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan
w. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk
bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)
z. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh
perut ibu.
aa. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus.
berkontraksi baik.
cc. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM
dd. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira
3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal dan jepit
ee. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
ff. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi
gg. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di
kepala bayi.
hh. Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
ii. Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas
dengan arah sejajar, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan
dorso-kranial).
mm. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri
palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba
keras).
nn. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan
perdarahan.
qq. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
kiri anterolateral.
pervaginam.
kontraksi.
ww. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
dengan baik.
dekontaminasi.
sesuai.
sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian
Tabel 15
Penanganan Persalinan Kala I
Tabel 16
Penanganan Persalinan Kala II
c. Episiotomi
1) Pengertian Episiotomi
a) Gawat janin.
kemajuan persalinan.
3) Jenis-jenis Episiotomi
a) Episiotomi Median
memisahkan dua sisi otot perineum bulbokavernosus dan otot tranversus perinea
71
superfisialis. Kedua sisi otot transversus perinea profunda juga dapat dipisahkan,
b) Episiotomi Mediolateral
kecuali arah potongan dan letak gunting untuk memotong. Tidak penting apakan
episiotomi mediolateral dipotong kearah kiri atau kanan. Lebih mudah bagi
kiri, begitu juga sebaliknya. Episiotomi mediolateral dipotong pada celah yang
ke tuberositas iskiadika pada sisi yang sama sfingter ani eksterna, arahkan
potongan cukup jauh kearah lateral untuk menghindari sfingter dan akan lebih
baik tinggalkan kira-kira 1 cm otot levator ani di antara insisi dan sfingter untuk
diperbaiki. Juga berhati-hati untuk tidak memulai potongan pada aspek lateral
fourchette atau mengarahkan potongan terlalu jauh ke sisi lateral sebagai upaya
superfisialis dan profunda, dan ke dalam otot pubokoksigeus (levator ani). Berapa
lebih banyak daripada yang tersedia antara fourchette posterior dan sfingter ani
eksterna.
72
Berikan anastesi local secara dini agar obat tersebut memiliki cukup
tindakan yang menimbulkan rasa sakit dan menggunakan anastesi lokal adalah
(1) Jelaskan kepada ibu apa yang akan anda lakukan dan bantu dia untuk merasa
rileks.
(2) Hisap 10 ml larutan lidokain 1% tanpa epinefrin ke dalam tabung suntik steril
bagian cairan garam fisiologis atau air distilasi steril, sebagai contoh larutkan
(3) Pastikan bahwa tabung suntik memiliki jarum ukuran 22 dan panjang 4 cm
(4) Letakkan dua jari kedalam vagina diantara kepala bayi dan perineum
(5) Masukkan jarum ditengah fourchette dan arahkan jarum sepanjang tempat
(6) Aspirasi (tarik batang penghisap) untuk memastikan bahwa jarum tidak berada
di dalam pembuluh darah. Jika darah masuk kedalam tabung suntik, jangan
suntikan lidokain, tarik jarum tersebut keluar. Ubah posisi jarum dan
tusukkan kembali.
Alasan : ibu bisa mengalami kejang dan bisa terjadi kematian jika lidokain
(8) Tarik jarum bila sudah kembali ke titik asal jarum suntik ditusukkan. Kulit
(1) Tunda tindakan episiotomi sampai perineum menipis dan pucat, dan 3-4 cm
(2) Masukkan dua jari kedalam vagina di antara kepala bayi dan perineum. Kedua
jari agak direnggangkan dan berikan sedikit tekanan lembut kea rah luar pada
perineum.
Alasan : hal ini akan melindungi kepala bayi dari gunting dan meratakan
(3) Gunakan gunting tajam disinfeksi tingkat tinggi atau steril, tempatkan gunting
menghindari sfingter.
(4) Gunting perineum sekitar 3-4 cm dengan arah mediolateral menggunakan satu
atau dua guntingan yang mantap. Hindari menggunting jaringan sedikit demi
74
sedikit karena akan menimbulkan tepi yang tidak rata sehingga akan
(6) Jika kepala bayi belum juga lahir, lakukan tekanan pada luka episiotomi
dengan dilapsi kain atau kasa disinfeksi tingkat tinggi atau steril di antara
(7) Kendalikan kelahiran kepala, bahu dan badan bayi untuk mencegah perluasan
episiotomi.
(8) Setelah bayi dan plasenta lahir, periksa dengan hati-hati apakah episiotomi,
Tabel 17
Penanganan Persalinan Kala III
Langkah-Langkah
Deskripsi dan Keterangan
Inti
Jepit dan gunting tali pusat Dengan penjepitan tali pusat dini akan memulai proses pelepasan plasenta
sedini mungkin
Memberikan oksitosin Oksitosin merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan
plasenta
1. Oksitosin 10 U IM dapat diberikan ketika kelahiran bahu depan bayi
jika petugas lebih dari satu dan pasti hanya ada bayi tunggal
2. Oksitosin dapat diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran bayi jika
hanya ada seorang petugas dan hanya bayi tunggal
3. Oksitosin 10 U IM dapat diulangi setelah 15 menit jika plasenta masih
belum lahir
4. Jika oksitosin tidak tersedia , rangsang puting payudara ibu atau
berikan ASI pada bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah
Melakukan penanganan PTT mempercepat kelahiran plasenta begitu sudah terlepas:
tali pusat terkendali atau 1. Satu tangan diletakkan pada korpus uteri diatas simpisis pubis. Selama
PTT kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan dengan gerakan dorso
kranial- kearah belakang dan kearah kepala ibu.
2. Tangan yang satu memegang tali pusat dekat pembukaan vagina dan
melakukan tarikan tali pusat yang terus-menerus dalam tegangan yang
sama dengan tangan ke uterus selama kontraksi
3. PTT dilakukan hanya selama uterus berkontraksi. Tangan pada uterus
merasakan kontraksi , ibu dapat juga memberitahu petugas ketika ia
merasakan kontraksi. Ketika uterus tidak sedang berkontraksi , tangan
75
Langkah-Langkah
Deskripsi dan Keterangan
Inti
petugas dapat tetap berada pada uterus, tetapi bukan melakukan PTT ,
ulangi langkah-langakahPTT pada setiap kontraksi sampai plasenta
terlepas. Begitu plasenta terlepas , keluarkan dari jalan lahir dengan
menggerakkan tangan atau klem pada tali pusat mendekati plasenta,
keluarkan plasenta dengan gerakan kebawah dan ke atas sesuai jalan
lahir. Kedua tangan dapat memegang plasenta dan perlahan memutar
plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban.
Masase fundus Segera setelah plasenta dan selaputnya dilahirkan, masase fundus agar
menimbulkan kontrksi. Hal ini dapat mengurangi pengeluaran darah dan
mencegah perdarahan postpartum. Jika uterus tidak berkontraksi kuat selama
10-15 detik atau jika perdarahan hebat terjadi , mulailah melakukan
kompresi bimanual. Jika atonia uteri tidak teratasi dalam waktu 1-2 menit,
ikuti protokol untuk perdarahan postpartum.
Sumber: Prawirohardjo, S, 2006: 116-117.
mungkin dan secara eksklusif. Segera setelah bayi lahir dan tali
diperlukan.
dan efektif
(7) Bayi tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama
(8) Menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut
BBL
(10) Kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik selama
perdarahan pascapersalinan
produksi ASI
pascapersalinan lainnya
kurang nyaman
menyusu
c) Meningkatkan kecerdasan.
napas.
lahir.
Tabel 18
Urutan Perilaku Bayi Saat Menyusu Pertama Kali
(4) Bila tidak perlu diresusitasi, keringkan tubuh bayi mulai dari
pusat diklem.
berbau sama
(7) Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
hangat.
b) Lakukan kontak kulit dengan kulit selama paling sedikit satu jam
(2) Kemudian selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan
ibu paling sedikit satu jam. Mintalah ibu untuk memeluk dan
menyusu
menyusu
menyusu
(3) Menunda semua asuhan bayi baru lahir normal lainnya hingga
K1.
(6) Jika bayi belum melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 1
jam, posisikan bayi lebih dekat dengan putting ibu dan biarkan
(7) Jika bayi masih belum melakukan inisiasi menyusu dini dalam
(8) Kenakan pakaian pada bayi atau tetap diselimuti untuk menjaga
beberapa hari pertama. Bila suatu saat kaki bayi terasa dingin
(10) Lalu tempatkan ibu dan bayi di ruangan yang sama. Letakkan
131)
82
Tabel 19
Penanganan Persalinan Kala IV
Ikat tali pusat Jika petugas sendirian dan sedang melakukan manajemen aktif
kala III persalinan, maka tali pusat di klem , dan gunting dan
berikan oksitosin. Segera setelah plasenta dan selaputnya lahir,
lakukan masase fundus agar berkontraksi , baru tali pusat
diikat dan klem di lepas
Pemeriksaat tali pusat dan Periksa fundus 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30
masase menit pada jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus
sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi otot uterus
akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan
perdarahan. Hal ini dapat mengurangi kehilangan darah dan
mencegah perdarahan postpartum.
Nutrisi dan hidrasi Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi.
Tawarkan ibu makanan dan minuman yang disukainya.
Bersihkan ibu Bersihkan perinium ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih
dan kering
Istirahat Biarkan ibu beristirahat-ia telah bekerja keras melahirkan
bayinya. Bantu ibu posisi yang nyaman.
Peringatkan hubungan ibu Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan
dan bayi ibu dan bayi , sebagai permulaan menyusui dengan bayinya.
Memulai menyusui Bayi sngat siap segera setelah kelahiran. Hal ini sangat tepat
untuk memberikan ASI . menyusui juga membantu uterus
berkontraksi
Menolong ibu kekamar mandi Jika ibu perlu kekamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu
dibantu dan selamat karna ibu masih dalam keadaan lemah
atau pusing setelah persalinan. Pastikan ibu sudah buang air
kecil setelah 3 jam postpartum
Mengajari ibu dan anggota Ajari ibu atau anggota keluarga tentanag:
keluarga 1. Bagaimanan memeriksa fundus dan menimbulkan
kontraksi
2. Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi
Sumber: Prawirohardjo, S, 2006: 120-121
1) Derajat 1
perineum, tidak perlu dijahit jika tidak ada perdarahan dan aposisi luka baik.
83
2) Derajat 2
3) Derajat 3
perineum, otot perineum, dan otot sfingter ani. Penolong asuhan persalian
4) Derajat 4
perineum, otot perineum, otot sfingter ani dan dinding depan rektum. Penolong
asuhan persalian normal (APN) tidak dibekali keterampilan untuk reparasi laserasi
2008: 115)
kembali jaringan tubuh (mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak
perlu (memastikan hemostatis). Ingat bahwa setiap kali jarum masuk jaringan
tubuh, jaringan akan terluka dan menjadi tempat yang potensial untuk timbulnya
infeksi. Oleh sebab itu pada saat menjahit laserasi atau episiotomi gunakan
benang yang cukup panjang dan gunakan sesedikit mungkin jahitan umtuk
lurus terhadap perineum. Hal ini memengaruhi penjahitan dalam dua cara, yaitu:
banyak daripada aspek lateral. Oleh karena itu, berhati-hati ketika melakukan
jahitan pada setengah bagian medial luka untuk mengamankan jaringan yang
2) Menjahit dari sisi ke sisi insisi harus dilakukan sesuai dengan sudut insisi
(pada sudut miring) dan tidak dilakukan langsung menyilang seolah-olah tepat
terhadap sudut garis tengah yang tegak lurus. Menjahit miring difasilitasi
dengan memegang alat pemegang jarum yang pararel dengan pinggiran insisi.
lateral daripada sisi medial. Oleh karena itu, harus behati-hati ketika
lebih banyak jaringan pada tusukan lateral dan setengah bagian jahitan dan
mengetahui bahwa interval di antara jahitan pada aspek medial baris jahitan
benang akan lebih dekat bersama-sama daripada interval antara jahitan pada
dalam terputus-putus.
rectum.
k) Angkat tampon
setiap ibu yang bersalin, tanpa menghiraukan apakah persalinan tersebur normal
U : selaput utuh
J : selaput pecah
a) O: sutura terpisah
4) Pembukaan mulut rahim (serviks) di nilai setiap 4 jam dan di berikan tanda
silang (x).
5) Penurunan : mengacu pada bagian kepala (di bagi 5 bagian) yang teraba pada
pemeriksaan abdomen / luar di atas simfisis pubic. Catat dengan lingkaran (O)
pada setiap pemeriksaan dalam. Pada posisi O/5 sinsiput (S) atau paruh atas
6) Waktu : menyatakan berapa jam waktu yang telah di jalani sesudah pasien di
terima
hitungan detik
87
11) Nadi catatlah setiap 30 – 60 menit dan tandai dengan sebuah titik besar
12) Tekanan darah cacatlah setiap 4 jam dan tandai dengan anak panah
Jika temuan – temuan melintas kearah kanan dari garis waspada, petugas
kesehatan harus melakukan penilaian terhadap kondisi ibu dan janin dan segera
Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek asuhan
yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang menguntungkan atau
mengkaji ulang keefektifan asuhan yang sudah diberikan. Ini meliputi evaluasi
C. Nifas
1. Pengertian
Pasca partum adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun pada
bayinya.
122)
a. Uterus
penurunan ukuran berat serta perubahan pada lokasi uterus juga di tandai dengan
Uterus, segera setelah pelahiran bayi, plasenta dan selaput janin, bertanya
sekitar 1000 gram. Berat uterus menurun sekitar 500 gram pada akhir minggu
pertama pascapartum dan kembali pada berat yang biasanya pada saat tidak
b. Lokia
Lokia adalah istilah utnuk sekret dari uterus yang keluar melalui vagina
lokia pertama yang mulai keluar segera setelah pelahiran dan terus berlanjut
selama dua atau tiga hari hari pertama pasca partum.lokia rubra terutama
2) Lochea Sanguinolenta
3) Lochea Serosa
Lochea serosa mulai terjadi sebagai bentuk yang lebih pucat dari lokia
rubra, serosa, dam merah muda.Lokia ini Muncul pada hari ke 7 sampai hari ke
4) Lochea Alba/Putih
Lokhea alba mulai terjadi sekitar hari kesepuluh pascapartum dan hilang
sekitar periode dua hingga empat minggu. Pada beberapa wanita, lokia ini tetap
ada pada saat pemeriksaan pasca partum. Warna lokia alba putih krem dan
beberapa derajat edema dan memar. Dan celah pada introitus.Setelah satu hinga
dua hari pertama pasca partum, tonus otot vagina kembali, celah vagina tidak
lebar dan vagina tidak lagi edema, sekarang vagina menjadi berdinding lunak,
d. Payudara
berespon terhadap menstimulasi bayi yang disusui akan terus melepaskan hormon
1) Tekanan Darah
sementara tekanan darah sistolik dan diastolik, yang kembali secara spontan ke
2) Suhu
Suhu maternal kembali normal dari suhu yang sedikit meningkat selama
3) Nadi
persalinan, dan nyeri akut atau persisten dapat memengaruhi proses ini. Apa bila
denyut nadi di atas 100 selama puerperium, hal tersebut abnormal dan mungkin
4) Pernapasan
partum. Napas pendek, cepat, atau perubahan lain memerlukan evaluasi adanya
Pelvis renalis dan ureter, yang memegang dan di latasi selama kehamilan,
kembali normal pada akhir minggu keempat pasca partum.Segera segerah setelah
secara periodik.
waktu melahirkan. Penurunan ini mewakili gabungan berat bayi, plasenta dan
7) Perubahan Gastrointestinal
perlukaan atau karena ia kurang pengetahuan dan takut akan merobek atau
8) Dinding Abdomen
9) Perubahan Hematologi
atau lebih selama persalinan, dilanjutkan dengan peningkatan SDP selama dua
lebih lanjut hungga 25.000 atau 30.000 tanpa patologis jika wanita mengalami
93
persalinan lama. Akan tetapi, dugaan infeksi harus di pastikan jika peningktan
a. Early Ambulation
mungkin berjalan sekarang tidak angap perlu lagi menahan penderita terletang di
perbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam post partum.
b. Diet
Diet harus sangat mendapat perhatian dalam masa nifas karena makanan
yang baik mempercepat penyembuhan ibu, lagi pula makanan ibu sangat
c. Suhu
Harus di awasi terutama dalam minggu pertama dari masa nifas karena
d. Miksi
belum dapat kencing belum melebihi 100 cc, maka di lakukan kateterisasi.
e. Defekasi
Jika penderita hari ketiga belum juga buang air besar, maka di beri clysma
f. Puting Susu
karena kerusakan puting susu merupakan porte d’entree dan dapat menimbulkan
mastitis.
Ibu yang tidak menyusukan anaknya, haidnya datang lebih cepatdari ibu
persalinan; pada ibu golongan kedua haid seringkali tidak datang selama ia
menyusukan anaknya, tetapai kebanyakan haid lagi pada bulan ke-4. (Obstetri
h. Senam Nifas
dan menguatkan otot-otot punggung, otot dasar panggul dan otot perut.
Pada saat hamil, otot perut dan sekitar rahim, serta vagina telah teregang
otot-otot tersebut. Hal ini untuk mencegah terjadinya nyeri punggung di kemudian
hari dan terjadinya kelemahan pada otot panggul sehingga dapat mengakibatkan
ibu tidak bisa menahan BAK. Gerakan senam nifas ini dilakukan dari gerakan
yang paling sederhana hingga yang tersulit. Sebaiknya dilakukan secara bertahap
Menurut Vivian Nanny Lia Dewi (2011), senam nifas dilakukan sejak hari
i. ASI Eksklusif
ASI eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi
sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat
diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
dianjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang
bulan mengatakan bahwa ASI eksklusif dapat menurunkan risiko kematian akibat
infeksi saluran napas akut dan diare. WHO dan UNICEF merekomendasikan
kepada para ibu, bila memungkinkan ASI eksklusif diberikan sampai 6 bulan
2) ASI eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan
atau minuman.
96
3) ASI diberikan secara on demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari setiap
malam.
kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Hal penting
dalam posisi meyusui adalah ibu merasa nyaman dan rileks. Terdapat berbagai
macam posisi menyusui. Menurut Vivian Nanny Lia Dewi (2011), cara menyusui
yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, atau berbaring.
1) Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan di
2) Ibu harus mencari posisi nyaman, biasanya duduk tegak di tempat tidur/kursi.
3) Lengan ibu menopang kepala, leher, dan seluruh badan bayi (kepala dan
tubuh berada dalam garis lurus), muka bayi menghadap ke payudara ibu,
hidung bayi didepan putting susu ibu. Posisi bayi harus sedemikian rupa
sehingga perut bayi menghadap perut ibu. Bayi seharusnya berbaring miring
mengamati bayi yang siap menyusu: membuka mulut, bergerak mencari, dan
97
menoleh. Bayi harus berada dekat dengan payudara ibu. Ibu tidak harus
bayi terbuka lebar kemudian mengarahkan mulut bayi ke putting susu ibu
hingga bibir bayi dapat menangkap putting susu tersebut. Ibu memegang
payudara dengan satu tangan dengan cara meletakkan empat jari di bawah
payudara dan ibu jari diatas payudara. Ibu jari dan telunjuk harus membentuk
huruf “C”. semua jari ibu tidak boleh terlalu dekat dengan areola.
6) Pastikan bahwa sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi. Dagu rapat
ke payudara ibu dan hidungnya menyentuh bagian atas payudara. Bibir bawah
7) Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi,
jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi harus lurus,
hadapkan bayi ke dada ibu sehingga hidung bayi berhadapan dengan putig
susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyentuh bibir bayi ke putting
8) Jika bayi sudah selesai menyusui, ibu mengeluarkan putting dari mulut bayi
dengan cara memasukkan jari kelingking ibu di antara mulut bayi dan
payudara ibu.
a. Fase Taking In
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu, focus perhatian ibu
terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan berulang kali
waktu yang cukup merupakan dukungan yang tidak ternilai bagi ibu. Kehadiran
suami dan keluarga sangat diperlukan pada fase ini. Petugas kesehatan dapat
menganjurkan kepada suami dan keluarga untuk memberikan dukungan moril dan
menyediakan waktu untuk mendengarkan semua yang disampaikan oleh ibu agar
Gangguan psikologis yang mungkin dirasakan ibu pada fase ini adalah
sebagai berikut :
misalnya rasa mules akibat dari kontraksi rahim, payudara bengkak, akibat
4) Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat bayinya dan
cenderung melihat saja tanpa memnbantu. Ibu akan merasa tidak nyaman
karena sebenarnya hal tersebut bukan hanya tanggung jawab ibu saja, tetapi
Fase taking hold adalah fase/periode yang berlangsung antara 3-10 hari
setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya
dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Ibu memiliki perasaan yang
sangat sensitive sehingga mudah tersinggung dan gampang marah sehingga kita
Pada fase ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini merupakan
kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri
dan bayinya sehingga timbul percaya diri. Tugas sebagai tenaga kesehatan adalah
misalnya dengan mengajarkan cara merawat bayinya, cara menyusui yang benar,
kesehatan yang diperlukan ibu seperti gizi, istirahat, kebersihan diri, dan lain-lain.
c. Fase Letting Go
barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat
menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya, serta kepercayaan dirinya sudah
meningkat. Pendidikan kesehatan yang kita berikan pada fase sebelumnya akan
100
sangat berguna bagi ibu. Ibu lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan
bayinya.
Dukungan dari suami dan keluarga masih sangat diperlukan ibu. Suami
dan keluarga dapat membantu merawat bayi, mengerjakan urusan rumah tangga
sehingga ibu tidak terlalu terbebani. Ibu memerlukan istirahat yang cukup
sehingga mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk dapat merawat bayinya.
7. Pengkajian
8. Diagnosa
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi segala hal yang
sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang terkait,
tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi untuk klien tersebut. Pedoman
antisipasi ini mencakup perkiraan tentang hal yang akan terjadi berikutnya yaitu:
apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah bidan perlu merujuk klien
bila ada sejumlah masalah terkait sosial, ekonomi, kultural, atau psikologis.
Dengan kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal
berkaitan dengan semua aspek asuhan kesehatan dan sudah disetujui oleh kedua
101
belah pihak, yaitu bidan dan klien, agar dapat dilaksanakan secara efektif.
Rencana asuhan kebidanan yang saya akan berikan terhadap Ny. T P 1A0
nifas di lakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, dan untuk
antonia uteri
menerus berlanjut.
dilahirkannya.
c) Jika petugas kesehatan menolong persalinan ibu dan bayi yang baru
stabil.
102
4) Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tanda-tanda adanya
penyulit.
pada bayi.
setelah persalinan.
(Prawirahardjo, S: 2006)
Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek asuhan
yang tidak efektif untuk mengetahui faktor mana yang menguntungkan atau
mengkaji ulang keefektifan asuhan yang sudah diberikan. Ini meliputi evaluasi
D. Keluarga Berencana
1. Pengertian KB
kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. (Anggraini, Yetti, dkk:
2011: 47).
2. Tujuan Program KB
dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran
anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya.
b. Keluarga sehat
c. Keluarga berpendidikan
d. Keluarga sejahtera
e. Keluarga berketahanan
kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa untuk mengurangi angka kelahiran
serta untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa, mendapatkan pelayanan
kematian ibu, bayi dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
interuptus, pantang berkala) dan metode efektif dengan hormonal (pil KB:
setiap bulan; susuk KB setiap lima tahun), mekanis dengan alat kontrasepsi
darurat.
a. KB Metode Sederhana
berkala, senggama terputus, dan spermisid. Metode sederhana akan lebih efektif
1) Kondom
kedalam vagina sehingga spermatozoa tidak mungkin masuk ke dalam rahim dan
seterusnya.Kegagalan kondom terjadi bila karet kondom bocor atau robek, dan
menarik penis setelah lemah sehingga sebagian sperma tidak dapat masuk vagina.
2) Pantang Berkala
Syarat utama metode pantang berkala adalah siklus menstruasi teratur dan
kerjasama dengan suami harus baik.Dengan siklus menstruasi yang terartur dapat
melakukan hubungan seks. Masa subur wanita dapat dihitung dengan melakukan
(2) Masa subur dapat diperhitungkan, yaitu menstruasi hari pertama ditambah
12 yang merupakan hari pertama minggu subur akhir minggu subur adalah
derajat Celcius pada hari ke-12 sampai ke-13 menstruasi, ketika ovulasi terjadi
pada hari ke-14. Setelah menstruasi suhu akan naik lebih dari suhu basal sehingga
sistem pantang berkala adalah pengukuran suhu basal merepotkan dan tidak
akurat, hanya dapat digunakan oleh mereka yang terdidik dan hanya berguna
c) Senggama Terputus
kepuasan kedua belah pihak, kegagalan hamil sekitar 30 sampai 35% karena
kemaluan, semen yang tertumpah diluar sebagian dapat masuk ke genetalia, dan
d) Spermisida
seperti foam tablet, krem atau pasta, supositoria, dan jeli. Kekurangan
(4) Kejadian hamil tinggi sekitar 30 sampai 35% karena pemasangan tidak
b. KB Metode Efektif
1) Kontrasepsi Hormonal
berikut:
(1) Keutungan
(2) Kerugian :
(c) Penyulit ringan (berat badan bertambah, rambut rontok, tumbuh akne,
(2) Pil sekuensial, pil ini mengandung komponen yang disesuaikan dengan
(3) Progesteron, pil ini hanya mengandung Progesterone dan digunakan ibu
postpartum.
(4) After morning pil, pil ini digunakan segera setelah hubungan seksual.
ovum.
pascamenstruasi
mendapatkan menstruasi
menghentikan suntikan KB
(1) Profil
(b) Aman
(e) Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI
111
(2) Jenis
yaitu :
intramuskuler.
penetrasi sperma
(4) Efektivitas
(5) Keuntungan
(h) Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai perimenopause
(6) Keterbatasan
(a) Sering ditemukan gangguan haid seperti siklus haid yang memendek
tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting) dan tidak haid sama
sekali.
(b) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus
(h) Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
tulang (densitas)
tinggi
(g) Perokok
(i) Menggunakan obat untuk epilepsy (fenitoin dan barbiturat) atau obat
tuberkulosis (rifampisin)
(m) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh
(a) Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000
kelahiran)
(a) Setiap saat selama siklus haid, asal Ibu tersebut tidak hamil
(c) Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat,
asalkan saja Ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan
(d) Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti
(e) Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin
saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu
haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke-7 haid, ibu
seksual.
pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid,
atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid, asal saja
(h) Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan
pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil,
seksual.
dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari.
12 minggu.
(b) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi
menghangatkannya.
c. Kontrasepsi Mekanis
Mekanisme kerja AKDR belum diketahui secara pasti, tetapi cara kerjanya
bersifat lokal. Sebagai bukti dapat dijumpai kehamilan dengan AKDR in situ,
AKDR dalam keadaan kolaps membuat suasana pada fundus uteri menjadi normal
dan siap menerima konsepsi. Mekanisme kerja local AKDR sebagai berikut :
melaksanakan konsepsi.
TAHUN 2015
A. Kehamilan
1. Kunjungan Kehamilan 1
a. Pengkajian Kehamilan
1) Identitas
2) Anamnesa
kehamilannya.
119
120
b) Keluhan Utama
dengan hasil positif. Ibu merasakan pergerakan janin pertama kali pada
Oedema : tidak
121
sedang dengan menu nasi, lauk pauk (telur, ikan, tempe tahu) dan
Ibu mengatakan tidur 6-7 jam per hari, ibu sehari-hari bekerja
sebagai IRT.
Ibu mengatakan tidur 5-6 jam per hari, ibu sudah mengurangi
(7) Imunisasi TT
4 bulan yaitu pada tanggal 20-10-2014 dan TT2 pada tanggal 18-11-
2014
sebelumnya.
kotor.
b. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Umum
d) Tanda-tanda vital :
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 36,9o C
Nadi : 82 x / menit
RR : 20x menit
f) Berat badan :
(3) Kenaikan BB : 15 kg
𝐵𝐵 43 𝑘𝑔 43
(4) IMT : (𝑇𝐵)2
= (1,53 𝑚)2 = = 18,36
2,3409
124
12,5-18 kg
g) Ukuran LILA : 24 cm
2) PemeriksaanFisik
rontok
d) Gigi dan mulut : tidak ada kelainan bentuk pada mulut, tidak
lengkap.
kotoran.
f) Leher :
bekas operasi.
ekstremitas.
masuk PAP
i) Genetalia eksterna :
j) Ekstermitas
k) Pemeriksaan panggul :
Distansia spinarum : 24 cm
Distansia cristarum : 27 cm
Conj. Eksterna : 18 cm
Lingkar Panggul : 84 cm
l) Hasil Perhitungan
Mc Donald : 30 cm
TBJ : (TFU-12)x155
: (30-12)x155
: 2790 gram
3) Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 11 gr%
c. Analisa Data
1) Diagnosa
kepala.
Dasar :
b) HPHT : 22 – 06 – 2014
c) TP : 29 – 03 – 2015
d) DJJ terdengar jelas pada satu tempat 45 0 dibawah pusat sebelah kiri
Mc Donald : 30 cm
2) Masalah
perawatan payudara
3) Kebutuhan
b) Senam Hamil
c) Perawatan payudara
d) Personal Hygiene
f) Tanda-tanda persalinan
g) Persiapan persalinan
Tidak ada
Tidak ada
d. Penatalaksanaan (P)
Menjelaskan pada ibu tentang kondisi ibu saat ini bahwa kehamilan ibu
suhu : 36,9 0C, TFU: 30 cm (1/2 px-pusat), DJJ (+) terdengar dibawah
Ibu mengerti kondisinya dan janinnya saat ini, bahwa ia dan janinnya
III (hamil tua) yaitu sering berkemih, varises dan wasir, sesak nafas,
bengkak dan kram pada kaki, gangguan tidur dan mudah lelah, nyeri perut
129
ketidaknyamanan yang normal yang dialami oleh ibu hamil TM III (hamil
- Mengurangi asupan cairan 2 jam sebelum tidur agar istirahat ibu tidak
terganggu.
Mengajarkan ibu untuk melakukan senam hamil terutama untuk ibu hamil
banyak manfaat yaitu agar puting susu bersih, elastis, dan tidak datar/
masuk kedalam, sehingga setelah bayi lahir, bayi dapat menyusui dengan
a) Kompres puting susu sampai bagian areola mamae dengan kapas yang
telah dibasahi dengan baby oil/minyak kelapa steril selama 2-3 menit.
b) Olesi ibu jari dan jari telunjuk dengan baby oil/minyak kelapa steril.
c) Karena puting susu normal, letakkan ibu jari dan jari telunjuk di sekitar
d) Mengeluarkan colostrum
kehamilan yaitu:
c) Perdarahan
e) Bengkak di kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala disertai kejang
yang sering danteratur, keluar endir bercampur darah dan akan segera
disebutkan.
persalinan
memadai
yang berat dan melelahkan seperti mengangkat galon, air dalam ember
Ibu akan beistirahan dengan cukup dan tidak akan melakukan aktifitas
10) Jelaskan dan lakukan informed consent dengan ibu bahwa ibu telah
bersedia untuk menjadi pasien LTA mulai dari hamil, bersalin, nifas
sampai KB.
telah bersedia untuk menjadi pasien LTA dari mulai hamil, bersalin,
Ibu mengerti dan bersedia menjadi pasien untuk LTA mulai dari hamil,
11) Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang terutama jika ada
keluhan.
2. Catatan Perkembangan I
S:
a. Ibu mengatakan sudah melakukan senam hamil dirumah, tetapi belum bisa
sebelum mandi
c. Ibu mengatakan keluhan sering berkemih masih ada tapi tidak mengganggu
tidur malamnya
d. Ibu mengatakan belum pernah periksa protein urine dan glukosa urine
O:
a. Pemeriksaan umum
Kesadaran : Composmentis
BB : 60 kg
Kenaikan BB : 17 kg
Tanda-tanda vital :
TD : 120/80 mmHg
Pols : 82 x/mnt
RR : 20 x/mnt
Temp : 36,80C
134
b. Pemeriksaan Fisik
4) Abdomen :
Palpasi :
Leopold II : Pu-ki
TFU : 32 cm
DJJ : 137x/menit
5) Ekstremitas bawah : tidak ada oedema, tidak ada varises dan tidak ada
c. Pemeriksaan penunjang
A:
a. Diagnosa :
G1P0A0 hamil 37 minggu 3 hari, janin tunggal, hidup, intra uterin, presentasi
kepala.
135
b. Dasar :
3) TP : 29 Maret 2015
4) DJJ terdengar jelas pada satu tempat 45 0 dibawah pusat sebelah kiri
Mc Donald : 32 cm
c. Masalah
Tidak ada
d. Kebutuhan:
payudara..
P:
Menjelaskan pada ibu tentang kondisi ibu saat ini bahwa kehamilan ibu
kiri, frekuensi 137 x/menit, kepala konvergen, Protein urine (-), Glukosa urine
b. Evaluasi gerakan senam hamil yang sudah dilakukan oleh ibu di rumah.
Ibu sudah bisa melakukan gerakan duduk bersila, latihan otot tungkai, dan
mandi dengan cara mengompres payudara ibu dengan kapas wajah yang
telah diberi baby oil selama 3 menit kemudian mengangkat kotorannya secara
perlahan kemudian memutar puting susu ibu dengan ibu jari dan jari telunjuk.
2. Catatan Perkembangan II
S:
b. Ibu mengatakan sudah bisa melakukan senam hamil dan sudah bisa melakukan
O:
a. Pemeriksaan umum
Kesadaran : Composmentis
BB : 61 kg
Kenaikan BB : 18 kg
Tanda-tanda vital :
TD : 120/80 mmHg
Pols : 80 x/mnt
RR : 21 x/mnt
Temp : 370C
b. Pemeriksaan Fisik
1) Mata
2) Leher
3) Dada
sudah keluar
4) Abdomen :
Palpasi :
138
Leopold II : Pu-ki
TFU : 34 cm
TBJ : (34-11)x155
: 3565 gram
DJJ : 133x/menit
5) Ekstremitas bawah
Tidak ada oedema, tidak ada varises dan tidak ada kemerahan pada kaki
A:
a. Diagnosa :
G1P0A0 hamil 38 minggu 3 hari, janin tunggal, hidup, intra uterin, presentasi
kepala.
b. Dasar :
3) TP : 29 Maret 2015
4) DJJ terdengar jelas pada satu tempat 45 0 dibawah pusat sebelah kiri
Mc Donald : 34 cm
c. Masalah
Tidak ada
d. Kebutuhan:
persiapan persalinan
P:
Menjelaskan pada ibu tentang kondisi ibu saat ini bahwa kehamilan ibu
sebelah kiri, frekuensi 133 x/menit, kepala divergen, kondisi ibu dan janin
transportasi saat bersalin,donor darah, perlengkapan ibu dan bayi dan ibu
Mengevaluasi gerakan senam hamil yang sudah dilakukan oleh ibu dengan
d. Jelaskan pada ibu bahwa keluhan perut kenceng-kenceng yang dialami oleh
ibu adalah his palsu dan menjelaskan kembali pada ibu tentang tanda-tanda
persalinan
adalah his palsu yang normal terjadi mendekasi persalinan dan menjelaskan
kembali pada ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu perut yang terasa mulas
Ibu sudah mengerti bahwa keluhan perut kenceng yang dialaminya adalah hal
yang normal menjelang persalinan dan ibu sudah mengerti tentang tanda-
e. Anjurkan pada ibu untuk kunjungan ulang terutama bila ada keluhan atau jika
Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang terutama jika ada keluhan dan akan
B. Persalinan
1) Keluhan utama
2) Tanda-tanda persalinan
Ibu makan setengah porsi sedang terakhir jam 17.00 WIB dan minum
5) Buang air besar terakhir pukul 11.30 WIB & Buang Air Kecil terakhir
persalinannya
1) Pemeriksaan Fisik
3) Kesadaran : Composmentis
5) Tanda-tanda vital
6) Pemeriksaan Leopold
a) Leopold I
b) Leopold II
Perut ibu sebelah kiri lebar, datar dan memberikan tahanan yang
c) Leopold III
d) Leopold IV
Kepala divergen.
7) Auskultasi
DJJ terdengar pada daerah 45° bawah pusat sebelah kiri dengan
WIB
b) Penipisan : 100%
c) Pembukaan serviks : 10 cm
dapat dipalpasi)
h) Penurunan : 2/5
1) Diagnosa
Dasar:
b) Ibu mengatakan mulas dan nyeri perut bagian bawah, lendir yang
2) Masalah
Tidak ada
d. Penatalaksanaan (P)
Keluarga mengerti isi dari Informed consent sudah diberikan dan ditanda-
2) Menjelaskan kondisi ibu saat ini, bahwa saat ini ibu memasuki proses
menyakinkan ibu bahwa ibu tidak sendiri dan persalinan akan berjalan
lancar, serta mengajarkan teknik relaksasi pada ibu dengan cara menarik
5) Mengajarkan ibu cara meneran yang baik dengan cara menarik nafas
panjang lewat hidung dan perlahan keluarkan lewat mulut. kedua tangan
merangkul paha, mata dibuka dan mulut ditutup, kepala diangkat, melihat
ke perut lalu mengejan sekuatnya seperti BAB keras, dan tidak bersuara
saat mengejan dan mengatur posisi ibu senyaman mungkin seperti tidur
miring, setengah duduk, jongkok dan mengurangi rasa nyeri dengan cara
minum agar ibu mendapat tambahan tenaga untuk persalinan diantara his.
membuka.
S:
c. Ibu mengatakan rasa sakit bertambah sering dan lama dari perut bagian bawah
menjalar ke pinggang.
O:
a. Tanda-tanda Vital
b. Kontraksi uterus 5x dalam 10 menit intensitas kuat dan teratur lamanya >40
detik.
e. Hasil Pemeriksaan Dalam Pukul 19.25 WIB, portio tidak teraba, penipisan
terpisah dan sutura dapat dipalpasi), penurunan 2/5 di Hodge III+, bagian yang
f. Inspeksi
A:
a. Diagnosa
Dasar :
147
menonjol.
4) Hasil Pemeriksaan Dalam Pukul 19.25 WIB, portio tidak teraba, penipisan
terpisah dan sutura dapat dipalpasi), penurunan 2/5 di Hodge III+, bagian
P:
memakai APD
Partus set, heating set, resusitasi bayi dan pakaian bayi telah disiapkan dan
f. Membantu ibu mengatur posisi saat meneran, meminta ibu untuk mengangkat
kedua paha menggunakan kedua tangan yang berada dilipatan paha, meminta
menempel ke dada, dan apabila ibu merasa dorongan yang kuat dan perut
Ibu dapat memperagakan posisi meneran yang ibu inginkan, serta cara
h. Setelah terlihat perineum kaku dan pucat maka penulis menjelaskan pada ibu
kepala bayi keluar masuk vulva 3-4 cm, alat kelamin ibu kaku dan terlihat
jalan lahir.
Aspirasi, jika tidak ada darah suntikan anastesi sambil menarik jarum keluar.
sementara tangan kiri menahan kepala agar tidak terjadi defleksi maksimal
Menolong kelahiran bahu dan seluruh badan bayi dengan teknik sanggah susur
pergerakan aktif,
n. Mengeringkan bayi dengan handuk yang telah diletakkan diatas perut ibu dan
menggantinya dengan kain yang kering dengan bayi tetap diatas perut ibu
Bayi masih berada diatas perut ibu dengan kain bersih dan kering
S:
O:
a. Bayi lahir spontan pervaginam tanggal 28 Maret 2015 pukul 20.35 WIB,
b. Tanda-tanda vital
150
d. Palpasi dilakukan dengan hasil uterus teraba bulat dan keras, TFU sepusat
g. Perdarahan ± 45 cc
A:
Dasar :
P:
oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral dengan tujuan
Ibu bersedia dan ibu telah disuntik pada pukul 20.36 WIB
151
c. Melakukan pemotong tali pusat, dengan cara mengklem tali pusat 2-3 cm dari
umbilikus, kemudian urut tali pusat ke arah bawah dan klem kembali 1 cm
dari klem pertama, kemudian potong tali pusat, pastikan untuk melindungi
perut bayi dari pemotongan tali pusat, ikat dengan benang DTT, lalu lepas
klem.
Pemotongan tali pusat dilakukan pada pukul 20.37 WIB, serta tali pusat
d. Melakukan IMD, setelah tali pusat dipotong dan diikat. Letakkan bayi
tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di dada
ibu. Kepala bayi harus berada di antara payudara ibu, tetapi lebih rendah dari
puting. Kemudian selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di
kepala bayi. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit satu jam. Mintalah ibu untuk memeluk dan membelai bayinya.
kanan yaitu meregangkan tali pusat sejajar dengan lantai sedangkan tangan
kiri melakukan tekanan dorso kranial pada fundus uteri ibu hingga plasenta
lahir seluruhnya pukul 20.45 WIB, setelah itu langsung melakukan masase
derajat 2.
152
S:
Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya dan Ibu mengatakan perutnya
O:
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
d. Kontraksi baik
A:
a. Diagnosa
Dasar :
P:
b. Melakukan evaluasi keadaan umum ibu, kondisi ibu baik dan merasa lega atas
kelahiran bayinya
eliminasi setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam
Tekanan Nadi
Jam Waktu Suhu Tinggi Fundus Kontraksi Kandung Perdara-
Darah (x per
Ke (WIB) (oC) Uteri Uterus Kemih han
(mmHg) menit)
1 20. 45 110/80 88 36,6 3 jari dibawah Baik 50 cc 40 cc
pusat
21.00 110.80 88 3 jari dibawah Baik Kosong 40 cc
pusat
21.15 120/80 88 3 jari dibawah Baik Kosong 35 cc
pusat
4) Diameter plasenta : 18 cm
5) Insersi : Sentralis
f. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang kontraksi uterus yang baik terasa
keras serta beri tahu bidan segera jika uterus terasa lembek, ibu dan
telapak tangan pada perut ibu kemudian gerakkan memutar 360 0 dengan
h. Setelah 20 menit IMD dilakukan dan tidak berhasil karena keluarga dan pasien
salep mata untuk mencegah infeksi pada mata, dan berikan injeksi vitamin K1
defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL. Salep mata dan
paha kanan antero lateral. Bayi sudah disuntik Hep B dipaha kanan antero
lateral.
BB : 3700 gram, PB : 50 cm, LK: 34 cm, LD: 34 cm, LILA : 11 cm, jenis
k. Anjurkan ibu untuk istirahat baring dan ibu sudah nyaman tidur berbaring
C. Nifas
3) Ibu mengatakan telah makan beberapa suap nasi, sayur dan lauk
1) Diagnosa
Nifas 6 jam
Dasar
WIB
2) Masalah
Tidak ada
3) Kebutuhan
a) Early ambulation
c) Kebutuhan nutrisi
157
d) ASI eksklusif
g) Personal Hygiene
d. Penatalaksanaan (P)
baik.
dapat duduk maka anjurkan ibu untuk belajar berdiri apabila ibu
mandi).
dengan satu tangan dengan posisi kepala bayi pada siku ibu,
10-15 menit.
Ibu sudah bisa melakukan teknik menyusui yang benar sesuai yang
telah diajarkan.
dan bayinya.
pisang, pepaya, jeruk, apel, dan lain-lain, dan minum susu untuk
ibu menyusui agar ASI ibu lancar dan kebutuhan nutrisi ibu dan
ibu menyusui.
menginginkannya.
mengajarkan pada ibu cara memandikan bayi dan meminta ibu untuk
mandi rendam, memberi kasa steril pada tali pusat bayi, mengganti
pakaian bayi apabila BAK atau BAB, serta tidak memakaikan bedak
betadin pada luka jahitan serta mengganti celana dalam dan pembalut
jika lembab.
berbau busuk, sakit kepala dan tanda bahaya pada bayi seperti tali pusat
berbau busuk, demam tinggi, warna kulit kebiruan, bayi tidak mau
10) Menjelaskan cara minum obat-obatan yang diberikan kepada ibu seperti
vit.A dosis 200.000 iµ yang bulat besar yang berwarna merah diminum
kadar darah setelah melahirkan dan obat amoxcilin 3x1 sehari untuk
161
untuk perawatan luka serta untuk perawatan tali pusat pada bayi.
S:
b. Ibu mengatakan pengeluaran ASI lancar dan bayinya menyusu dengan baik
c. Ibu mengatakan sudah mulai terbiasa untuk melakukan perawatan bayi sehari-
hari sendiri
e. Ibu mengatakan tidak pernah tidur siang dan kurang tidur pada malam hari
162
O:
81x/mnt, Temp 36,60C, tidak ada pembengkakan dan kemerahan pada payudara,
ASI keluar dengan lancar, kontraksi uterus baik, TFU ½ simfisis pusat,
luka jahitan sudah kering, tidak ada edema, tidak ada varises, tidak ada
A:
a. Diagnosa
Nifas 6 hari
Dasar:
b. Masalah
Tidak ada
163
c. Kebutuhan
1) Kebutuhan istirahat
2) Senam Nifas
3) Personal Hygiene
P:
Memberitahu ibu bahwa kondisinya saat ini baik, kesadaran compos mentis,
hasil pemeriksaan tanda-tanda vital:TD: 120/80 mmHg, Pols: 81x/ menit, RR:
20x/menit, Suhu: 36,6°C, bayi menyusu dengan baik, kontraksi baik, TFU ½
b. Anjurkan ibu untuk istirahat dengan cukup dan untuk bergantian menjaga
Ibu bersedia untuk beristirahat jika bayinya tidur dan bergantian menjaga
Mengajarkan ibu melakukan senam nifas yang terdiri dari latihan kegel,
perut, latihan untuk merapatkan otot perut, latihan untuk mengecangkan alas
Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene pada seluruh tubuh ibu
terutama alat kelaminnya yaitu dengan mandi minimal 2 kali sehari ganti
pakaian 2 kali sehari serta mengganti celana dalamnya apabila terasa lembab,
mencuci alat kelaminnya sesudah BAK dan BAB serta mengganti kasa
S:
baik
d. Ibu mengatakan sudah bisa tidur siang 1 jam saat bayinya tidur dan
O:
Temp 36,70C, tidak ada pembengkakan dan kemerahan pada payudara, ASI
keluar dengan lancar, TFU tidak teraba, diastasi rekti ½, pengeluaran lokhea
serosa yaitu berwarna kuning kecoklatan, tidak ada edema, tidak ada varises dan
A:
a. Diagnosa
Nifas 2 minggu
Dasar:
b. Masalah
Tidak ada
166
c. Kebutuhan
P:
Memberitahu ibu bahwa kondisinya saat ini baik. Keadaan umum baik, TD:
120/80 mmHg, Pols: 85x/ menit, RR: 21x/menit, Suhu: 36,7°C, kontraksi
baik, TFU sudah tidak teraba, diastasi rekti ½ , lokhea serosa tidak berbau,
Ibu sudah bisa melakukan beberapa gerakan dalam senam nifas tetapi
Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene pada seluruh tubuh ibu
x/mnt, Temp 36,50C, tidak ada pembengkakan dan kemerahan pada payudara,
ASI keluar dengan lancar, TFU tidak teraba, pengeluaran lokhea alba yaitu
berwarna putih, tidak ada odema, tidak ada varises dan kemerahan pada
135x/menit.
168
1) Diagnosa
Nifas 6 minggu
Dasar:
dirinya
2) Masalah
Tidak ada
3) Kebutuhan
d. Penatalaksanaan (P)
Menjelaskan bahwa kondisi ibu saat ini dalam keadaan baik, TD:
tidak teraba.
2) Evaluasi senam nifas yang sudah dilakukan ibu dirumah dan beritahu
pada ibu macam-macam KB yang cocok untuk ibu pada masa nifas
dan efek sampingnya terutama yang cocok untuk ibu masa nifas, yang
haid sejak masa nifas selesai, umur bayi kurang dari 6 bulan, metode
yang kedua yaitu pil progestin (mini pil), metode ini cocok untuk ibu
menyusui yang ingin memakai pil KB, efek samping utamanya yaitu
yang ketiga adalah suntikan progestin metode ini cocok untuk masa
spotting, dll. yang kelima yaitu AKDR, efektif selama 10 tahun, efek
sampingnya yaitu perubahan siklus haid, haid lebih lama, spotting, dll.
170
D. KB
b) Riwayat haid
Menarche : 12 tahun
c) Data Psikologis
a. Diagnosa
b. Dasar :
1) Ds:
2) Do:
Temp : 36,80C
b) PP test (-)
c. Masalah
Tidak ada
d. Kebutuhan
4. Penatalaksanaan (P)
Menjelaskan bahwa kondisi ibu saat ini dalam keadaan baik, TD: 120/80
b. Menjelaskan pada ibu tentang efek samping dari ber-KB seperti badan
gemuk, tidak haid, dan sering pusing, namun itu normal karena itu
c. Menjelaskan pada ibu jika terjadi haid tidak lancar cara mengatasinya
yaitu dengan :
172
lain. Jika ya, lakukan penyuntikan DMPA pada otot gluteus secara IM
Ibu yakin memilih KB suntik 3 bulanan dan atas izin suami. Penyuntikan
e. Memberitahu ibu untuk kembali yaitu pada tanggal suntik kembali pada
tanggal 02 Agustus 2015 atau sewaktu-waktu jika ada keluhan dan bila
minggu
Ibu akan kembali pada waktu yang telah ditentukan yaitu pada tanggal
02 agustus 2015.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan antara konsep
of care) yang telah diberikan terhadap Ny.T di BPS Dwi Sri Isnawati,Mojopahit,
kebidanan menurut Helen Varney mulai dari pengkajian sampai evaluasi. Asuhan
kebidanan berkelanjutan ini dilakukan mulai dari tanggal 18 Februari 2015 sampai
KB.
A. Kehamilan
oleh penulis adalah dengan menganjurkan ibu untuk mengatasinya dengan cara
mengurangi asupan cairan 2 jam sebelum tidur hal ini sesuai dengan teori menurut
Farid Husin (2014) asuhan kebidanan yang dapat dilakukan dalam menangani
keluhan sering berkemih adalah dengan cara menjelaskan pada ibu bahwa sering
berkemih merupakan hal normal akibat dari perubahan yang terjadi selama
agar istirahat ibu tidak terganggu. Evaluasi dilakukan pada kunjungan kedua dan
diperoleh bahwa keluhan sering berkemih yang dialami oleh ibu sudah berkurang
173
174
hamil agar stamina ibu terjaga hal ini sesuai dengan teori menurut Farid Husin
(2014) senam hamil merupakan terapi latihan gerakan untuk menjaga stamina dan
kebugaran ibu selama kehamilan dan mempersiapkan ibu secara fisik maupun
cara perawatan payudara agar payudara ibu bersih serta elastis sehingga ibu dapat
menyusui bayinya dengan nyaman hal ini sesuai dengan teori menurut Manuaba
mengeluarkan puting susu yang datar atau masuk kedalam (retracted nipple).
dengan baik dan ibu mengatakan kadang menerapkannya pada kegiatan sehari-
hari seperti duduk bersila saat menonton TV dan ibu sudah melakukan perawatan
terhadap Ny.T diperoleh bahwa penulis baru bisa melakukan pemeriksaan protein
urin dan glukosa urin pada kunjungan kedua karena tidak tersedianya alat
protein urin dan glukosa urin tidak rutin dilakukan sebelumnya. Tes PMS dan
merupakan daerah endemis PMS, tidak tersedianya alat, dan tidak ditemukan
175
indikasi adanya PMS pada ibu. Tes malaria dan pemberian terapi yodium tidak
malaria dan gondok, tidak tersedianya alat pemeriksaan, dan tidak ditemukan
standar yang terdiri dari timbang berat badan, ukur LILA, ukur TD, ukur TFU,
hitung DJJ, tentukan presentasi janin, beri imunisasi tetanus toksoid (TT), beri
tablet tambah darah (tablet Fe), periksa laboratorium (pemeriksaan HB, protein
urin, glukosa urin, PMS, VDRL, malaria, gula darah, dan golongan darah),
daerah endemis gondok). Pemeriksaan protein urin dan glukosa urin pada Ny.T
dilakukan pada kunjungan kedua dirumah Ny.T yaitu pada tanggal 11 maret 2015
dan diperoleh bahwa protein urine (-) dan glukosa urin (-), setelah mengetahui
hasil pemeriksaan Ny.T merasa lega karena ia dan janinnya dalam keadaan sehat
dan normal.
B. Persalinan
Ny. T pada tanggal 28 maret 2015, pukul 19.25 WIB diperoleh bahwa pembukaan
lengkap (10 cm), pada inspeksi diperoleh bahwa perineum terlihat kaku dan pucat,
pada saat ibu meneran terlihat kepala keluar masuk vulva 3-4 cm. Berdasarkan
data ini menunjukkan indikasi untuk dilakukan episiotomi hal ini sesuai dengan
ekstraksi forceps, ekstraksi vakum), perineum kaku dan pendek, jaringan parut
tindakan episiotomi kearah mediolateral hal ini sesuai dengan teori menurut Diane
melebarkan pintu vulva selama pelahiran yang dapat dilakukan dengan cara
bayi lahir.
Pada pukul 20.37 WIB penulis meletakkan bayi diatas dada ibu dibawah
puting susu untuk melakukan IMD, setelah tali pusat dipotong dan diikat
penatalaksanaan ini sesuai dengan teori menurut Utami Roesli (2013) IMD adalah
proses menyusu segera yang dilakukan dalam satu jam pertama setelah bayi lahir.
Satu jam pertama kelahiran bayi adalah saat paling penting, karena di masa satu
jam pertama ini terjadi fase kehidupan yang mempengaruhi proses menyusui.
Pada pukul 20.57 WIB bayi dan ibu sudah dipindahkan ke ruangan pasien karena
keluarga sudah banyak yang berdatangan untuk melihat bayi dan pasien meminta
pada ibu tentang ASI Eksklusif agar bayi tetap bisa mendapatkan ASI eksklusif
walaupun IMD tidak berhasil dilakukan. ASI eksklusif (menurut WHO) adalah
pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun
makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pemberian ASI
177
pada bukti ilmiah tentang manfaas ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga, maupun
Negara. Setelah ibu diberikan KIE tentang ASI eksklusif, ibu berjanji akan
C. Nifas
data bahwa pada hari ketujuh masa nifas ibu mengeluh kurang istirahat. Ibu
mengatakan tidak pernah tidur siang dan pada malam hari kurang tidur karena
bayinya rewel, kemudian penulis melakukan KIE tentang kebutuhan istirahat pada
ibu.
perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur, kurang
istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal yaitu mengurangi jumlah
dan dirinya sendiri hal tersebut diatas sesuai dengan teori menurut Prawirohardjo
(2008). Satu minggu setelah diberikan penyuluhan tentang kebutuhan istirahat ibu
sudah mulai tidur siang dan bergantian menjaga bayinya dengan suami/keluarga,
sehingga kebutuhan istirahat ibu dapat terpenuhi hal ini sesuai dengan teori
menurut Vivian Nanny Lia Dewi (2011) ibu memasuki fase letting go yaitu ibu
memerlukan istirahat yang cukup sehingga mendapatkan kondisi fisik yang bagus
D. KB
diperoleh hasil bahwa tidak ada kesenjangan antara teori kebidanan dengan
suntik progestin ini cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI
sesuai dengan teori menurut Affandi (2011) perempuan yang dapat menggunakan
melakukan penyuntikan secara IM pada bokong ibu, aspirasi, ternyata tidak ada
injeksi KB suntik 3 bulan Ny.T merasa lega dan tidak khawatir akan hamil lagi
dalam waktu dekat ini, karena Ny.T ingin memberi jarak antara kehamilan
A. Simpulan
manajemen kebidanan menurut Helen Varney yang dilakukan di BPS Dwi Sri
ibu hamil normal dengan keluhan yang fisiologis pada trimester III yaitu
standar 11T, dan dilakukan sesuai dengan kontrak kegiatan yang telah di
yang dijalani oleh Ny.T normal tetapi pada kala II dilakukan tindakan
dilakukan IMD segera setelah bayi lahir dan tali pusat telah dipotong serta
bahwa masa nifas ibu normal dengan keluhan kurang tidur, tidak ditemukan
179
180
B. Saran
dilengkapi dengan alat pemeriksaan protein urin dan glukosa urin yang
sebelumnya tidak ada agar dapat mendeteksi dan menangani komplikasi sedini
lengkap tetapi untuk buku-buku terbaru dengan teori-teori terbaru masih sulit
3. Bagi Klien/Pasien
tenaga kesehatan agar ibu dan bayi dapat terus terpantau kondisinya.
181
lebih baik dari yang sudah dilakukan oleh penulis saat ini, inovasi-inovasi dalam
pasien.
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. 2015. BKKBN Gandeng IBI dan IDI demi Capai Target MDGs 2015.
www.jdih.net/web-bppkb/berita/269/bkkbn-gandeng-ibi-dan-idi (Diakses
tanggal 28 Februari 2015)
Fraser, Diane M., dkk. 2009. Buku Ajar Bidan Edisi 14.Jakarta:EGC
Husin,Farid, dkk., (ed). 2014. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta : Sagung
Seto
Jannah, Nurul .2012. Buku ajar asuhan kebidanan kehamilan. Yogyakarta : ANDI
Saifuddin, Abdul Bari ., dkk (ed). 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
TAHUN 2015
gunung sugih kabupaten lampung tengah, sebagai pihak yang akan diberi
asuhan berkelanjutan.
Pihak yang akan diberi asuhan berkelanjutan memberi izin kepada pihak yang
berkelanjutan dari hamil, bersalin, nifas dan KB dalam rangka menyusun Laporan
ASUHAN HARI/TANGGAL
YANG KUNJUNGAN KEGIATAN
DIBERIKAN KUNJUNGAN
1. Melakukan pemantauan
kala I dengan partograf
yaitu kondisi ibu, kondisi
janin dan kemajuan
persalinan.
2. Menganjurkan ibu untuk
memilih posisi meneran
dengan setengah duduk.
Salah satu keuntungan
posisi setengah duduk
adalah suplai oksigen dari
ibu ke janin dapat
berlangsung secara
maksimal.
3. Memberikan asuhan
sayang ibu:
a. Memberikan ibu
makan/minum di
antara kontraksi yang
bertujuan untuk
membantu mencegah
gangguan
gastrointestinal.
b. Memberikan ibu
masase ringan pada
punggung bagian
bawah untuk
mengurangi rasa nyeri
yang ibu alami.
4. Melakukan
penatalaksanaan IMD
dengan meletakkan bayi
diatas dada ibu selama 1
jam pertama kelahiran
yang bertujuan untuk
menghangatkan tubuh
bayi.
NIFAS 1 Melakukan asuhan pada 6-8
jam masa nifas:
1. Mengobservasi tanda-
tanda vital, kontraksi
uterus, dan jumlah
pendarahan.
2. Mendeteksi dan merawat
penyebab lain
perdarahan.
3. Memberikan konseling
pada ibu tentang:
a. Teknik menyusui yang
benar.
b. Pentingnya ASI
eksklusif 0-6 bulan
pertama tanpa MP-
ASI.
c. Menjaga bayi agar
tetap hangat.
a. Tanda-tanda bahaya
pada ibu dalam masa
nifas dan bayi.
2 Melakukan asuhan
kebidanan pada hari ke-6
masa nifas:
1. Melakukan pemeriksaan
fisik pada ibu nifas, yaitu:
a. Keadaan putting susu
bersih/tidak dan
pengeluaran ASI
lancar/tidak.
b. Evaluasi involusi
uterus, kontraksi
uterus dan tinggi
fundus uteri.
c. Evaluasi pengeluaran
pervaginam (lochea)
dan jika terdapat luka
laserasi periksa
keadaan luka laserasi
dan penjahitan
kering/belum.
2. Menilai adanya tanda-
tanda demam, infeksi
atau perdarahan
abnormal.
3. Memastikan ibu
mendapatkan cukup
nutrisi, cairan dan
istirahat.
4. Memastikan ibu
menyusui dengan baik
dan memperlihatkan
tanda-tanda penyulit.
5. Memberikan konseling
pada ibu tentang:
a. Perawatan payudara
pada masa nifas.
b. Perawatan bayi sehari-
hari seperti personal
hygiene, perawatan tali
pusat, dll.
3 Melakukan asuhan
kebidanan pada minggu ke-2
masa nifas:
1. Mengevaluasi involusi
uterus berjalan normal,
uterus berkontraksi,
fundus dibawah
umbilikus dan tidak ada
perdarahan.
2. Menilai adanya tanda-
tanda demam, infeksi
atau perdarahan
abnormal.
3. Memastikan ibu
mendapatkan cukup
nutrisi, cairan dan
istirahat.
4. Memastikan ibu
menyusui dengan baik
dan memperlihatkan
tanda-tanda penyulit.
5. Memberikan konseling
KB secara dini.
1 1. Memastikan ibu untuk
menjadi akseptor KB
sesuai dengan keinginan
ibu.
2. Menjadwalkan untuk ibu
mulai menggunakan KB.
SENAM HAMIL
NO GERAKAN KETERANGAN
A. LATIHAN PENDAHULUAN
1. Duduk bersila
* Sebanyak mungkin ibu hamil
melakukan pekerjaan rumah dengan
dududk bersila
J. LATIHAN MENCEGAH
SUNGSANG
1. Merangkak kedua tangan sejajar dengan
bahu, dan kedua lutut sejajar dengan
panggul agak dilebarkan. Letakkan
kepala diantara kedua tangan, menoleh
kekiri/kekanan. Letakkan siku diatas
kasur lalu jauhkan siku sejauh mungkin
kesamping kanan dan kiri sehingga dada
menyentuh kasur.
* Untuk mencegah letak sungsang 1x
sehari 15 detik
* Untuk letak sungsang 2x sehari 15-
20 detik
No Pelaksanaan
1. 1. PENCEGAHAN INFEKSI
SEBELUM TINDAKAN
A PELAKSANAAN
NO GERAKAN KETERANGAN
A. SENAM SIRKULASI
2.
C. SENAM ABDOMEN