Anda di halaman 1dari 220

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU HAMIL NY.

“M”

SEJAK USIA KEHAMILAN 33 MINGGU HINGGA 6 MINGGU POST PARTUM

DI PMB ”E” KABUPATEN PANDEGLANG

TAHUN 2020

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun Oleh:

TIARA AMELIA AGUSTINA

NIM. P27902117041

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANTEN

JURUSAN KEBIDANAN RANGKASBITUNG

2020
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU HAMIL NY. “M”

SEJAK USIA KEHAMILAN 33 MINGGU HINGGA 6 MINGGU POST PARTUM

DI PMB ”E” KABUPATEN PANDEGLANG

TAHUN 2020

LAPORAN TUGAS AKHIR

Usulan Laporan Tugas Akhir ntuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan

Pendidikan Diploma III Kebidanan Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Banten

Disusun Oleh:

TIARA AMELIA AGUSTINA

NIM. P27902117041

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANTEN

JURUSAN KEBIDANAN RANGKASBITUNG

2020
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa
Laporan Tugas Akhir dengan Judul:

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU HAMIL NY. “M”


SEJAK USIA KEHAMILAN 33 MINGGU HINGGA 6 MINGGU POST
PARTUM
DI KLINIK ”E” KABUPATEN PANDEGLANG
PERIODE JANUARI SAMPAI DENGAN MEI 2020

Disusun Oleh:

TIARA AMELIA AGUSTINA


NIM. P27902117041

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan


Pada sidang akhir Laporan Tugas Akhir

Rangkasbitung, Sabtu 02 Mei 2020


Pembimbing I Pembimbing II

Hani Sutianingsih, M.Keb Eniyati, SKM, M.Kes


NIP. 198012092002122001 NIP. 196704141989032006

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan Rangkasbitung

Hj. Darti Rumiatum, M.Keb


NIP. 197411021993022001
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “M” SEJAK USIA


KEHAMILAN 33 MINGGU HINGGA 6 MINGGU POST PARTUM
DI KLINIK “E” KABUPATEN PANDEGLANG
PERIODE JANUARI SAMPAI DENGAN MEI 2020

Disusun Oleh:

TIARA AMELIA AGUSTINA


NIM. P27902117041

Telah Diujikan Pada Tanggal, Sabtu 06 Mei 2020


Susunan Penguji:
Pembimbing I Pembimbing II Pembimbing III

Hani Sutianingsih, M.Keb Eniyati, SKM, M,Kes Rery Kurniawati, M. Kes


NIP. 198012092002122001 NIP. 196704141989032006 NIP. 198008282002122002

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan Rangkasbitung

Hj. Darti Rumiatum, M.Keb


NIP. 197411021993022001

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
JURUSAN KEBIDANAN RANGKASBITUNG
LAPORAN TUGAS AKHIR
TIARA AMELIA AGUSTINA
NIM P27902117041
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “M” SEJAK USIA
KEHAMILAN 33 MINGGU HINGGA 6 MINGGU POST PARTUM
DI PMB “E” KABUPATEN PANDEGLANG
PERIODE JANUARI SAMPAI DENGAN MEI 2020
ABSTRAK

Jumlah kematian ibu di Indonesia pada tahun 2016 (4.912 kasus) dan di tahun
2017 (4.167 kasus), sementara jumlah kematian bayi tahun 2016 (32.007 kasus)
dan di tahun 2017 (10.294 kasus). Bidan sebagai pemberi asuhan kebidanan
memiliki posisi strategis untuk berperan dalam upaya percepatan penurunan angka
kematian ibu dan bayi karena itu bidan harus memiliki kualifikasi yang tinggi
dalam pemberian asuhan kepada wanita disepanjang siklus kehidupan. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Tujuan studi kasus ini
untuk memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan sampai 6
minggu post partum dengan pendokumentasian SOAP.
Pada studi kasus ini peneliti memberikan asuhan secara komprehensif pada
ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir di PMB Prima Husada “E”
Kabupaten Pandeglang. Waktu penelitian dimulai dari bulan November sampai
Februari 2020. Subjek pada penelitian ini Ny. “M” umur kehamilan 33 minggu.
Kunjungan ANC dilakukan 3 kali ibu berada dalam kondisi fisiologis. Masa
nifas dilakukan kunjungan 3 kali dan involusi uterus berjalan normal. Ibu menjadi
akseptor KB suntik 3 bulan dikunjungan 6 minggu. Bayi lahir spontan, bugar, BB
2900 gram dan PB 48 cm. Pada kunjungan 6 jam sudah mendapatkan imunisasi
HB-0, kunjungan 6 minggu didapatkan bayi sudah diimunisasi BCG dan Polio 1.
Setelah dilakukan pengkajian asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny
“M” semua proses dari antenatal, intranatal dan postnatal semua telah diberikan
dan berjalan dengan baik serta normal tanpa adanya tanda-tanda infeksi maupun
komplikasi.
Simpulan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. “M”
adalah ibu dan bayi tidak mengalami komplikasi. Maka dari itu ibu hamil
hendaknya diberikan asuhan kebidanan yang komprehensif sesuai dengan standar
agar dapat menurunkan AKI dan AKB.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, komprehensif


Referensi : 38 (2010-2019)
LEMBAR PERSEMBAHAN

Kumpulan kata-kata bermakna yang terangkai menjadi satu karya indah dalam

Laporan Tingkat Akhir ku ini dipersembahkan:


Teruntuk Sang Pencipta

Puji dan syukur ku panjatkan kehadirat-Mu atas segala nikmat dan karunia-

Mulah hamba dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir hamba ini.

Sesungguhnya hamba hanylah manusia biasa yang tidak dapat melakukan apapun

atas kehendak dan seizing-Mu. Akan tetapi atas rahmat dan kebesaran-Mu hamba

dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini dengan baik dan mudah-mudahan

menjadikan hamba sebagai bidan yang kompteten dan mamah dan dapat

bermafaat untuk bangsa ini. Untuk mencapai akhir perjalanan ini hamba

berterimakasih pada mu ya Allah, karena perjalanan ini adalah suatu anugerah

yang besar dalam hidup hamba ini.

Teruntuk Ibu dan Bapak

Mah, pak terimakasih atas semua yang telah kau berikan pada ku sampai saat ini

yang tak bisa aku gantikan oleh apapun. Telah beribu-ribu rupiah yang telah kau

berikan pada ku dalam menyelesaikan pendidikan ini. Tak jarang aku harus

bertengkar dalam hal ini tentang masalah sepele dan tak jarang pula aku harus

bernada tinggi, mah pak maafkan aku yang selalu memaksa untuk memenuhi

kebutuan ku selama ini. Mamah dan bapak adalah orang terhebat yang aku punya,

karena mereka tidak mau anaknya kesusahan dalam hal apapun. Mah, pak

terimakasih telah memberikan pelajaran hidup yang sangat berharga dalam

perjalanan hidup ini. Terimakash mah, pak kau tak pernah bosan mendengarkan

segala keluh kesah dalam menjalankan kehidupanku. Mamah, bapak terimakasih

atas semua perjuangan yang telah kau berikan kepadaku sampai saat ini. I LOVE

YOU.

Teruntuk Keluargaku
Teruntuk keluarga besarku khususnya nenek ku terimakasih selalu membantu dan

mendoakaan ku dalam proses menyelesaikan pendidikan ini. Nenek terimakasih

telah menjadi terkabulnya doaku sampai saat ini, telah menjadikan doa-doaku

terijabah selain dari doa ibu dan bapak ku. Terimakasih nenek telah menjadi

tempat keluh kesahku.

Teruntuk Para Pejuang Pulang

Terimaksih kawan kalian telah menemaniku selama 3 tahun dalam perjalanan

kisah klasik selama di kampus tercinta. Terimakasih selalu ada disaat susah

maupun senang, mendengarkan curhatan ku walau sebenarnya kita merasakan hal

sama juga, nangis bareng, cerita tentang semua kehidupan mu sampai cerita

tentang doi haha. Ingat masa ini selalu sampai kapan pun dan tetap jaga

kehangatan ini kawan, aku sayang kalian Ina, Dian, Tikah, Ucu, Rusmiati semua

diriku yang sebenarnya ada disaat bersama kalian.

Teruntuk Kelompok KOMPREku

Terimakasih telah mengajarkanku memhamami arti kehidupan yang sebenarnya.

Terimkasih telah mengajarkan kedewasaan, maaf aku tak bias menjadi ketua yang

baik haha. Semoga apa yang telah terjadi dalam kelompok kita menjadikan

pelajaran dimasa yang akan dating, SUKSES kawan Shofira, Siska, Seli, Ina,

Manu, Tikah.

Teruntuk Angkatan 2017-2020

Teruntuk teman-teman seperjuanganku yang telah merasakan pahit manisnya

perjuangan selama 3 tahun ini. Selamat untuk teman-temanku semua kita sebentar
lagi akan mendapatkan gelar Amd.Keb, gelar ini merupakan tahap akhir dari

perjuangan kita kawan. Terimakasih telah memberi warna didalam perjuangan ini

sukses selalu untuk kita semua. Semoga kebersamaan ini takkan pernah hilang

kawan.

Teruntuk Tetehku

Teh Marya terimakasih telah menemani perjuanganku selama 3 tahun ini dari

awal sampai akhir, teteh selalu kasih support aku dengerin keluh kesah aku.

Terimaksih teh telah memberikan pencerahan dikala aku bingung dalam

menjalankan perjuangan ini, sukses selalu ya teh. Mudah-mudahan cerita kita ini

akan selalu terjaga kehangatannya sampai kapanpun.

Satu lagi teteh mentorku terimaksih telah mendengarkan keluh kesah ku disaat

aku bingung mau ungkapkan semuanya tentang perjuangan ini karena aku tau

teteh juga pernah merasakannya juga dan tau bagaimana aku harus apa sampai

akhirnya aku bias melewatinya sampai diakhir perjalananku. Terimaksih teh 


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunianya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul

“Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ibu Hamil Ny “M” Sejak Usia

Kehamilan 33 Minggu Hingga Post Partum 6 Minggu Di PMB “E”

Kabupaten Pandeglang Tahun 2020”.

Tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir ini dalam rangka memenuhi salah

satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III di Jurusan Kebidanan

Rangkasbitung Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten.

Penulis menyadari laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna

mengingat kemampuan yang dimiliki penulis. Sehingga penulis mengharapkan

kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk

penyempurnaan laporan tugas akhir ini. Penulis menyampaikan ucapan

terimakasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu, khususnya

kepada :

1. Ibu Hj. Een Sukaedah, SKM, M.Kes Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Banten.

2. Ibu Hj. Darti Rumiatun, M.Keb Ketua Jurusan Kebidanan Rangkasbitung

Politeknik Kesehatan Kemenkes Banten.

3. Ibu Hani Sutianingsih, M.Keb selaku pembimbing I Laporan Tugas Akhir

yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga

Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.

ix
4. Ibu bidan Eniyati, SKM, M.Kes pembimbing II Laporan Tingkat Akhir

yang telah memfasilitasi dalam pelaksanaan asuhan kebidanan

komprehensif pada Ny. “M”.

5. Ibu Yayah Rokayah, M.Kes selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan dukungan dan semangat selama penyusunan sehingga

Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.

6. Segenap dosen beserta staf Jurusan Kebidanan Rangkasbitung yang turut

membimbing dan memberikan semangat selama penyusunan Laporan

Tingkat Akhir ini.

7. Orang tua, kakak, adik-adik tercinta serta keluarga yang selalu

memberikan motivasi baik moril maupun materil, sehingga penyusunan

Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan

8. Rekan-rekan seperjuangan, Mahasiswi Jurusan Kebidanan Rangkasbitung

yang telah memberikan semangat dan bantuannya.

9. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa memberikan

rahmat dan lindungan-Nya kepada kita, serta memberikan bimbingan dalam setiap

gerak langkah kehidupan kita, dan berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini

bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi pembaca dan umumnya untuk dunia

pendidikan dalam bidang kesehatan, Aamiin ya robbal’aalamiin.

Pandeglang, 16 April 2020


Penulis

Tiara Amelia Agustina

x
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK

LEMBAR PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR...........................................................................................ix

DAFTAR ISI..........................................................................................................xi

DAFTAR TABEL...............................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Tujuan...........................................................................................................4

1.3 Manfaat.........................................................................................................5

BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................6

2.1 Asuhan Kebidanan Komprehensif................................................................6

2.2 Asuhan Kebidanan pada Kehamilan............................................................6

2.3 Asuhan Kebidanan pada Persalinan...........................................................21

2.4 Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas........................................................35

2.5 Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru lahir...................................................41

2.6 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana....................................................51

2.7 Dokumentasi Kebidanan............................................................................56

BAB III METODELOGI.....................................................................................59

3.1 Metode........................................................................................................59

3.2 Subjek.........................................................................................................60

xi
3.3 Cara Kerja dan Teknik Pelaksanaan...........................................................60

3.4 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan.................................................................61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................62

4.1 Hasil...........................................................................................................62

4.2 Pembahasan................................................................................................91

BAB V SIMPULAN DAN SARAN...................................................................129

5.1 Simpulan..................................................................................................129

5.2 Saran........................................................................................................132

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Imunisasi Tetanus Toxoid

Tabel 2 Informasi Kunjungan Antenatal

Tabel 3 TFU Terhadap Kehamilan

Tabel 4 Taksiran Berat Badan Janin

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Formulir Persetujuan ANC

Lampiran II : Formulir Persetujuan Pasien (Informed Consent)

Lampiran III : Lembar Bimbingan Komprehensif

Lampiran IV : Daftar Absensi Asuhan Komprehensif

Lampiran V : Lembar Konsultasi Studi Kasus

Lampiran VI : Dokumentasi Asuhan Kebidanan

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi saat ini

masih menjadi prioritas program kesehatan di Indonesia. Seorang bidan

memiliki tanggung jawab besar dalam pemberian asuhan kebidanan karena

berkaitan langsung dengan keselamatan hidup seorang ibu dan bayi yang

dilahirkan, maka dari itu bidan harus kompeten dalam memberikan

pemberian asuhan kepada ibu dan bayi karena dapat mengurangi angka

kematian ibu dan bayi di Indonesia.

Menurut (Kemenkes, 2019) Terjadi penurunan kematian ibu

selama periode 1991-2015 dari 390 menjadi 305 per 100.000 kelahiran

hidup, sedangkan untuk angka kematian anak yang didapat dari Hasil

Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017

menunjukkan Angka Kematian Neonatal (AKN) sebesar 15 per 1.000

kelahiran hidup, Angka Kematian Balita (AKB) 24 per 1.000 kelahiran

hidup, dan Angka Kematian Balita (AKABA) 32 per 1.000 kelahiran

hidup. Akan tetapi angka tersebut belum mencapai target Sustainable

Development Goals (SDGs) yang tertulis pada goals 3 pada tahun 2030

yaitu mengurangi AKI hingga di bawah 70 per 100.000 KH serta

mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan

menurunkan Angka Kematian Neonatal hingga 12 per 1.000 KH dan

Angka Kematian Balita 25 per 1.000 KH (Ermalena, 2017).

1
2

Berdasarkan data tersebut secara umum, penyebab kematian ibu

antara lain disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan, perdarahan, dan

infeksi. Adapun kematian bayi diantaranya disebabkan oleh gangguan

pernapasan, BBLR, dan kelainan bawaan (Amelia, 2017).

Sedangkan menurut (Pritasari, 2018) jumlah kematian Ibu pada

tahun 2016 sebanyak (4.912 kasus), adapun jumlah dan penyebabnya

berdasarkan data laporan rutin provinsi yaitu lain-lain (29,7%),

perdarahan (29,2%), serta hipertensi (25,8%) dan tahun 2017 sebanyak

(4.167 kasus). Adapun berdasarkan jumlah dan penyebabnya yang terjadi

ditahun 2017 diantaranya lain-lain (30,2%), perdarahan (27,1%), dan

hipertensi (22,1%), sementara jumlah kematian bayi pada tahun 2016

sebanyak (32.009 kasus) dan tahun 2017 sebanyak (23.972 kasus).

Berdasarkan data dari Provinsi Banten tahun 2018, jumlah kasus

kematian ibu di Provinsi Banten mencapai 329 kasus, sedangkan jumlah

kematian neonatal mencapai 822 kasus (Profil Dinkes Provinsi Banten,

2018). Menurut dinas kesehatan Kabupaten Pandeglang tahun 2018, kasus

kematian ibu di Kabupaten Pandeglang mencapai 40 kasus, sedangkan

kematian bayi baru lahir (neonatal) mencapai 156 kasus (Profil Dinkes

Kabupaten Pandeglang, 2018).

Berdasarkan data tersebut penyebab terbesar kematian ibu yang

terjadi pada proses persalinan disebabkan oleh perdarahan. Bidan sebagai

tenaga kesehatan yang berkontribusi untuk menurunkan angka kematian

ibu harus dapat mengurangi kasus tersebut. Oleh karena itu, untuk
3

menurunkan angka kematian ibu upaya yang dilakukan oleh bidan yaitu

dengan cara meningkatkan pelayanan pada Antenatal.

Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang

dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih untuk ibu selama masa

kehamilannya dan Antenatal Care juga dapat mengurangi angka

kesakitan dan kematian ibu dan bayi, karena Antenatal Care meliputi

identifikasi risiko, manajemen kehamilan dan pendidikan kesehatan

(WHO, 2016), selain itu upaya yang dapat dilakukan bidan untuk

menurunkan angka kematian ibu yang sebagian besar berhubungan dengan

kehamilan dan persalinan adalah dengan melakukan asuhan kebidan

komprehensif kepada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir

(Saifuddin, 2014).

Asuhan kebidanan komprehensif merupakan proses berkelanjutan

yang dimulai pada kontak pertama antara petugas kesehatan dengan ibu

hamil dan secara optimal berakhir pada pemeriksaan enam minggu setelah

persalinan. Pada setiap kunjungan antenatal ini petugas kesehatan

mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui

anamnesis dan pemeriksaan fisik, untuk mendapatkan diagnosa, serta ada

tidaknya masalah atau komplikasi (Saifuddin, 2014).

Bidan sebagai tenaga kesehatan professional yang memiliki

peranan penting dalam mengelola asuhan kebidanan komprehensif pada

ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk mengambil

kasus di Klinik “E” Kabupaten Pandeglang untuk diajukan sebagai


4

Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif

Pada Ny. “M” Sejak Umur Kehamilan 33 Minggu Sampai Dengan 6

Minggu Postpartum di Klinik “E” Kabupaten Pandeglang Tahun

2020” melalui pendekatan manajemen dan pendokumentasian dengan

metode SOAP.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. “M” mulai

dari kehamilan sampai 6 minggu post partum dengan pendekatan

manajemen kebidanan dan pendokumentasian dengan metode SOAP.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis Ny. “M”

2. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin fisiologis Ny. “M”

3. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis Ny. “M”

4. Melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir fisiologis Ny.

“M”

5. Mendokumentasikan asuhan yang telah diberikan dengan metode

SOAP pada masa kehamilan, persalinan, nifas, BBL dan KB

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Penulis
Mendapatkan pengalaman dalam melakukan asuhan kebidanan

komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir

pada penyusunan laporan tugas akhir dalam bentuk studi kasus secara

nyata sehingga dapat menerapkan ilmu yang dipelajari selama perkuliahan

khususnya mengenai kesehatan ibu dan anak.


5

1.3.2 Bagi Klien


Dengan dilakukannya manajemen asuhan kebidanan yang

komprehensif maka diharapkan klien mendapatkan pelayanan

komprehensif yang optimal sejak masa kehamilan, persalinan, nifas, dan

bayi baru lahir serta klien memperoleh pengetahuan sehingga dapat

mencegah masalah yang tidak diinginkan pada klien.

1.3.3 Bagi Klinik


Sebagai bahan masukan bagi lahan praktik dalam melakukan

pelayanan asuhana kebidanan kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru

lahir sehingga klinik dapat meningkatkan mutu pelayanan dan sarana

sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.

1.3.4 Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai bahan pembelajaran dan penilaian hasil belajar mahasiswa

kebidanan dalam melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif, serta

sebagai bahan pendokumentasian institudi dan bahan perbandingan untuk

studi kasus selanjutnya dan dapat dijadikan sebagai sumber pustaka.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Asuhan Kebidanan Komprehensif


Asuhan kebidanan komprehensif adalah manajemen kebidanan

mulai dari ibu hamil, bersalin, sampai bayi baru lahir sehingga persalinan

dapat berlangsung dengan aman dan bayi yang dilahirkan selamat dan

sehat sampai masa nifas. Petugas kesehatan melakukan pengumpulan dan

analisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesa, pemeriksaan fisik,

dan laboratorium untuk mendapatkan diagnose kehamilan serta masalah

atau komplikasi apabila ada (Lapau, 2015).

2.2 Asuhan Kebidanan pada Kehamilan


Asuhan kebidanan kehamilan merupakan pelayanan yang diberikan

pada ibu hamil untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu dan

mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau bermasalah (Rukiah, Ai

Yeyeh, Lia Y, Maemunah, 2010).

2.2.1 Pengertian Kehamilan


Kehamilan adalah serangkaian peristiwa yang terjadi saat terjadinya

proses pembuahan sel telur oleh sel sperma, kemudian berkembang

menjadi janin. Proses kehamilan ini lamanya berkisar antara 37 hingga 42

minggu yang dihitung sejak hari pertama haid terakhir (Riksani, 2013).

Proses kehamilan berlangsung dalam tiga trimester yaitu trimester

pertama dimulai dari konsepsi hingga 14 minggu, trimester kedua dimulai

dari 14 hingga 28 minggu dan trimester ketida dimulai dari 28 hingga 40

minggu (Pantiawati, 2017).

6
7

Kunjungan ANC (Antenatan Care) sebaiknya dilakukan minimal 4

kali selama kehamilan yaitu 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada

trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga (Pantiawati, 2017).

2.2.2 Tujuan Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

Tujuan utama ANC (Antenatal Care) adalah menurunkan/ mencegah

kesakitan dan kematian maternal dan perinatal (Pantiawati, 2017) .

Menurut (Maharani, 2017) Tujuan khusus ANC adalah:

1. Memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi

2. Memantau kesehatan fisik, mental dan sosial bagi ibu hamil

3. Memantau secara dini ketidaknormalan dan adanya komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil. Ketidaknormalan dan

komplikasi tersebut mencakup riwayat penyakit umum,

kebidanan, dan pembedahan

4. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan

5. Mengurangi trauma dan mempersiapkan persalinan dengan

selamat bagi ibu dan bayinya.

6. Mempersiapkan ibu agar semasa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI ekslusif.

7. Mempersiapkan peranan ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.

2.2.3 Standar Pemeriksaan Antenatal Care

Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus

memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar (10T) yang terdiri

dari :
8

1. Timbang berat badan ukur tinggi badan : Pengukuran tinggi badan

dilakukan saat pertama kali, bila tinggi badan < 145 cm, maka

faktorresiko paggul sempit, kemungkinan sulit melahirkan secara

norma (Kemenkes RI, 2016) dan sejak bulan ke-4 pertambahan BB

paling sedikit 1 kg/bulan.

2. Pengukuran tekanan darah yaitu tekanan darah normal 120/80

mmHg. Bila tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90

mmHg, ada faktor resiko hipertensi (tekanan darah tinggi) dalam

kehamilan (Kementrian Kesehatan RI, 2016). Hipertensi yang

timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai proteinuria disebut

dengan preeklamsia (Saifuddin, 2014).

3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). Pengukuran ini

dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di trimester I

untuk diskrining ibu hamil beresiko KEK (Kekurangan Energi

Kronis) dan dapat melahirkan dengan BBLR dengan LILA <23.5

cm (Saifuddin, 2010). Pengukuran dilakukan pada lengan yang

tidak dominan digunakan karena tangan yang lebih dominan

digunakan cenderung lebih besar (Mandriwati, 2016).

4. Pengukuran tinggi fundus uteri, pengukuran ini dilakukan setiap

kunjungan antenatal untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai

umur kehamilan (Saifuddin, 2010). Berdasarkan pengukuran

dengan menggunakan pengukuran dapat ditemukan bahwa pada

umur kehamilan 28 minggu tinggi fundus uteri 25 cm, umur

kehamilan 32 minggu tinggi fundus uteri 27 cm dan umur


9

kehamilan 36-40 mimggu tinggi fundus uteri 30 cm (Manuaba,

2010)

5. Penentuan letak janin (presentasi janin) dan penghitungan denyut

jantung janin yaitu apabila pada trimester III bagian bawah janin

bukan kepala dan belum masuk panggul, kemungkingkanan

terdapat kelainan letak. Bila denyut jantung janin < 120 x/menit

atau > 160x/menit menunjukkan ada tanda gawat janin lalu segera

rujuk. (Kementrian Kesehatan RI, 2016).

6. Skrining imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus toksoid

(TT) bila diperlukan. Imunisasi diberikan sekurang-kurangnya 2

kali dengan interval minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya

ibu pernah mendapat TT 2 kali pada kehamilan yang lalu atau pada

calon pengantin. Maka TT cukup diberikan 1 kali saja/ TT booster

(Saifuddin, 2014).

Tabel 2.1 Imunisasi Tetanus Toksoid

Selang Waktu %
Pemberian Masa
Pemberian Perlindung
Imunisasi Perlindungan
Minimal an

Pada kunjungan
T1 - -
antenatal pertama

4 minggu setelah
T2 3 tahun 80
TT1

T3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95

T4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99

25 tahun
T5 1 tahun setelah TT4 99
/seumur hidup

(Sumber: Saifuddin. 2014.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo)
10

7. Pemberian tablet tambah darah yaitu ibu hamil minimal harus

mendapatkan 90 tablet tambah. Untuk mencegah anemia seorang

wanita sebaiknya mengkonsumsi 60 mg zat besi dan 1 mg asam

folat setiap hari. Jika sudah menderita anemia, sebaiknya

mengkonsumsi 2 tablet besi dan 1 asam folat per hari. Tablet

tambah darah ini sebaiknya diminum pada malam hari karena

menyebabkan mual, konstipasi dan perubahan warna feses. Zat

besi penting untuk mengkompensasi peningkatan volume darah

yang terjadi selama kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan

serta perkembangan janin yang adekuat (Hani, 2011).

8. Periksa laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan rutin adalah

pemeriksaan yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu

golongan darah, protein urin, dan pemeriksaan spesifik daerah

endemis atau epidemic (malaria, IMS, HIV, dan lain-lain).

Sementara pemeriksaan laboratorium khusus adalah pemeriksaan

laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang

melakukan kunjungan antenatal (Saifuddin, 2014). Tujuan

dilakukannya pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil untuk

mengetahui kadar darah ibu atau Haemoglobin agar tidak terjadi

anemia. Anemia dalam kehamilan ialah kondisi dimana kadar

Hemoglobin dibawah 11 gr/dl pada trimester 1 dan 3, atau kadar

dibawah 10,5 gr/dl pada trimester 2 (Saifuddin, 2010).

9. Tatalaksana kasus yakni setiap kelainan yang ditemukan pada ibu

hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan


11

bidan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani di rujuk sesuai

dengan sistem rujukan (Saifuddin, 2014)

10. Temu wicara. Temu wicara dilakukan pada setiap kunjungan

antenatal yaitu kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat,

asupan gizi seimbang, IMD dan pemberian ASI eksklusif, peran

suami/keluarga dalam masa kehamilan (IBI, 2016).

2.2.4 Kunjungan Selama Kehamilan

Pada setiap kali kunjungan antenatal tersebut, perlu didapatkan

informasi yang sangat penting. Garis-garis besarnya dapat dijelaskan pada

tabel di bawah ini.

Tabel 2.2 Informasi Kunjungan Antenatal

Kunjungan Waktu Informasi Penting


Trimester Sebelum minggu 1. Membangun hubungan saling
pertama percaya antara petugas
ke-14 kesehatan dan ibu hamil.
2. Mendeteksi masalah dan
menanganinya,
3. Melakukan tindakan
pencegahan seperti tetanus
neonatorum, anemia
kekurangan zat besi,
penggunaan praktik tradisional
yang merugikan.
4. Memulai persiapan kelahiran
bayi dan kesiapan untuk
menghadapi komplikasi.
5. Mendorong perilaku yang
sehat (gizi, kebersihan,
istirahat dan lain-lain)
Trimester Sebelum minggu Sama seperti di atas, ditambah
kewaspadaan khusus mengenai
kedua ke-28 preeclampsia (Tanya ibu tentang
gejala-gejala preeclampsia, pantau
tekanan darah, evaluasi oedema,
periksa untuk mengetahui
proteinuria).
12

Trimester Antara minggu 28-Sama seperti di atas, ditambah


palpasi abdominal untuk
ketiga 36 mengetahui apakah ada kehamilan
ganda.
Trimester Setelah 36 minggu Sama seperti di atas, ditambah
deteksi letak bayi yang tidak
ketiga normal, atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran di rumah
sakit.
(Sumber: Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo)
Menurut (Maharani, 2017) pemeriksaan kehamilan secara lengkap

dapat dilakukan dengan:

a. Pemeriksaan kehamilan setiap bulan sampai kehamilan 28

minggu.

b. Pemeriksaan kehamilan setiap dua minggu sampai umur

kehamilan 32 minggu.

c. Pemeriksaan kehamilan setiap satu minggu setelah umur

kehamilan 32 minggu dan apabila terdapat keluhan segera

datang ke tempat fasilitas kesehatan.

2.2.5 Menentukan Usia Kehamilan

Usia kehamilan ibu dapat ditentukan dengan berbagai cara. Berikut ini

uraian berbagai cara yang dapat dilakukan untuk menghitung usia

kehamilan (Pantiawati, 2017).

1. Menggunakan rumus Naegele

Rumus ini untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL). Cara

menghitungnya yaitu tanggal pertama menstruasi terakhir ditambah 7,

bulan ditambah 9 atau dikurang 3,tahun ditambah 1 atau tidak.

Contoh: seorang ibu hamil dengan HPHT 14-08-2019 dan diperiksa


13

pada tanggal 11-02-2019, maka untuk menghitung umur kehamilan

caranya sebagai berikut:

Minggu Hari

14-08-2019 2 3

September 4 2

Oktober 4 3

November 4 2

Desember 4 3

Januari 4 3

11-02-2019 1 4

23 20

Jadi, umur kehamilannya adalah 25 minggu 6 hari atau 25-26

minggu. HPL nya 21-05-2020. Bila anda mempunyai kalender obstetrik

maka usia kehamilam dan HPL dapat dilihat ditabel kalender tersebut.

2. Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri

Perkiraan dengan TFU ini merupakan perkiraan yang harus

diketahui oleh bidan. Perkiraan dengan TFU akan lebih tepat pada

kehamilan pertama, tetapi kurang tepat pada kehamilannya berikutnya.

Tabel 2.3 Perkiraan TFU terhadap umur kehamilan


14

Tinggi Fundus Uteri Umur Kehamilan


1/3 di atas simfisis atau 3 jari di 12 minggu
atas simfisis
½ simfisis – pusat 16 minggu
2/3 di atas simfisis atau 3 jari di 20 minggu
bawah pusat
Setinggi pusat 24 minggu
1/3 di atas pusat atau 3 jari di atas 28 minggu
pusat
½ pusat – procesus xipoideus 32 minggu
Setinggi procesus xipoideus 36 minggu
(Sumber: Hani, dkk. 2011. Buku Asuhan Kebidanan Pada
Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika)

3. Gerakan Janin

Gerakan janin pertama biasanya dirasakan pada umur kehamilan

18 minggu pada (primigravida) atau pada umur 16 minggu pada

(multigravida) (Pantiawati, 2017).

4. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

Menghitung usia kehamilan dengan menggunakan USG dilakukan

dengan berkolaborasi bersama spesialis Obstetri dan Ginekologi.

2.2.6 Taksiran Berat Badan Janin

Menurut Mochtar (2011) untuk menentukan TBJ ini dapat

menggunakan rumus dari Johnson Thusak didasarkan pada TFU yaitu

(TFU – n ) x 155 adalah taksiran berat janin dalam gram. Yang dapat

dibuat variasi berdasarkan turunnya bagian terendah pada panggul yaitu

sebagai berikut :

Tabel 2.4 Taksiran Berat Badan Janin


15

Bagian Terendah Pengukuran


Hodge I (Bagian terbesar kepala
(TFU - 13) x 155 gr
belum masuk PAP)
Hodge II (Bagian terbesar kepala
(TFU - 12) x 155 gr
berada di atas spina ishiadika)
Hodge III (Bagian terbesar kepala
(TFU - 11) x 155 gr
berada di bawah spina ishiadika)
(Sumber: Hani, dkk. 2011. Buku Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan
Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika)

2.2.7 Denyut Jantung Janin

Frekuensi denyut jantung janin rata-rata sekitar 140 denyut per menit

(dpm) dengan variasi normal 20 dpm di atas atau di bawah nilai rata-rata.

Jadi, nilai normal denyut jantung janin antara 120-160 dpm. (Safuddin,

2014).

2.2.8 Kebutuhan Nutrisi pada Ibu Hamil

1. Asam Folat

Menurut konsep evidence based asam folat dapat menurunkan

risiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida, baik pada ibu

hamil normal maupun beresiko. Asam folat juga berguna untuk

membantu produksi sel darah merah, dan pertumbuhan plasenta. Dosis

pemberian asam folat untuk pencegahan adalah 400 mikrogram atau

0,4 Miligram, sedangkan untuk kelompok dengan factor resiko adalah

4 mg/hari (Pantiawati, 2017).

2. Kalori (Energi)

Saat hamil kebutuhan energi meningkat, energi ini digunakan

untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta, pembuluh darah dan

jaringan baru. Ibu memerlukam 80.000 tambahan kalori pada


16

kehamilan berarti ibu membutuhkan 300 tambahan kalori setiap

harinya. (Mandriwati, 2016).

3. Protein

Menurut (Mandriwati, 2016) Protein diperlukan untuk

pertumbuhan jaringan ibu dan janin. Asupan yang dianjurkan yaitu 60

gr perhari. Sumber protein tersebut diperoleh dari tumbuh-tumbuhan

(kacang-kacangan) atau hewani (ikan, ayam, telur). Defisiensi protein

dapat menyebabkan kelahiran premature, anemia, dan edema.

4. Kalsium

Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 500 mg sehari dan

mengonsumsi makanan dan minum yang mengandung vitamin D guna

mempercepat penyerapan kalsium didalam tubuh. Kalsium dibutuhkan

untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan

rangka. Sumber kalsium diperoleh dari susu, keju, yogurt. Defisiensi

kalsium menyebabkan riketsia pada bayi dan osteomalasia pada ibu

(Saifuddin, 2014).

5. Zat besi

Zat besi, untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal,

diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mg/hari.

Zat besi yang diberikan dapat berupa ferrous gluconate, ferrous

furnarate, atau ferrous sulphate. Kekurangan zat besi pada ibu hamil

dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi (Prawirohardjo, 2014).

Untuk dosis pencegahan anemia selama kehamilan baiknya ibu

mengkonsumsi 1 tablet Fe (60 mg)/ hari (Tarwoto, 2013). Kompenen


17

(bahan) yang memengaruhi pembentukan darah adalah protein,

glukosa, lemak, Vitamin B12, B6, asam folat, dan vitamin C (Manuaba,

2014). Faktor yang dapat menghambat penyerapan zat besi adalah

adanya kebiasaan mengkonsumsi kopi dan teh secara bersamaan pada

waktu makan (Tarwoto, 2013).

2.2.9 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

1. Personal Hygiene

Kebersihan harus dijaga selama hamil. Mandi dianjurkan

sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk

mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebershian diri terutama

lipatan kulit (ketiak, buah dada, dan daerah genitalia) dengan cara

dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut

perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi

berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium. Rasa mual

selama masa hamil dapat mengakibatkan perburukan hygiene mulut

dan dapat menimbulkan karies gigi (Kuswanti, 2014).

2. Pakaian

Pemakaian pakaian dan kelengkapannya yang kurang tepat

akan mengakibatkan beberapa ketidaknyamanan yang akan

mengganggu fisik dan psikologis ibu. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pakaian ibu hamil adalah dengan kriteria yaitu

pakaian harus longgar dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah

perut, bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap, memakai bra


18

yang menyokong payudara, dan pakaian dalam yang selalu bersih

(Kuswanti, 2014).

3. Eliminasi BAB/BAK

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil yang berkaitan

dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kemih.

Konstipasi terjadi karena adanya hormon progesteron yang

mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus.

Selain itu, pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya

konstipasi. Tidakan pencegahan yang dilakukan adalah

mengkonsumsi makanan berserat tinggi dan minum air putih.

Meminum air putih hangat dalam keadaan kosong dapat merangsang

gerak peristaltik usus. Jika ibu sudah mengalami hasrat ingin BAB,

maka segeralah buang air besar agar tidak konstipasi. Sering buang

air kecil merupakan keluhan yang umum dialami ibu hamil. Hal ini

adalah kondisi yang fisiologis. Ini terjadi karena pembesaran uterus

yang mendesak kandung kemih sehingga kapasitasnya berkurang

(Kuswanti, 2014).

4. Waktu istirahat

Istirahat yang cukup tidur malam paling sedikit 6-7 jam dan

usahakan siangnya tidur/berbaring 1-2 jam. Posisi tidur sebaiknya

miring ke kiri (Kemenkes, 2016). Jika ibu berbaring terlentang akan

mengakibatkan berkurangnya aliran darah dari ibu ke plasenta,

sehingga menyebabkan defisiensi atau kekurangan asupan oksigen

pada janin (Adriaansz, 2014). Dan bila bebaring dengan posisi


19

terlentang, uterus hamil yang besar secara terus menerus menekan

sistem vena yang mengakibatkan darah dari badan bagian bawah

sehingga pengisian jantung berkurang dan curah jantuh menurun hal

ini menyebabkan hipotensi.

5. Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi

Persiapan persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat

oleh ibu, anggota keluarga dan bidan. Dengan adanya persiapan

persalinan diharapkan agar ibu dan bayi dapat tertangani dengan baik

(Saifuddin, 2014). Persiapan persalinan diantaranya yaitu membuat

rencana persalinan (memilih tempat persalinan, memilih tenaga

terlatih, bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut,

bagaimana transportasi ke tempat persalinan, siapa yang akan

menemani pada saat persalinan), membuat rencana untuk

pengambilan keputusan (seperti siapa pembuat keputusan utama

dalam keluarga, siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat

keputusan utama tidak ada), mempersiapkan transportasi jika terjadi

kegawatdaruratan (dimana ibu akan bersalin jika terjadi

kegawatdaruratan, bagaimana cara mendapatkan dana jika terjadi

kegawatdaruratan, mempersiapkan donor darah), mempersiapkan

tabungan, mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan

seperti perlengkapan ibu, perlengkapan bayi (Roumauli, 2011).


20

2.2.10 Tanda Bahaya Kehamilan

1. Perdarahan Pervaginam

Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal yaitu, merah

segar, dan disertai rasa nyeri. Pada kehamilan lanjut terdapat 2 jenis

perdarahan pervaginam:

a. Plasenta Previa

Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi rendah

sehingga menutupi sebagian/ seluruh ostium uteri internum.

Biasanya pada kasus ini perdarahan yang terjadi tanpa disertai rasa

nyeri dan darah yang keluar merah segar (Pantiawati, 2017).

b. Solutio Plasenta

Solution plasenta adalah lepasnya plasenta sebelum

waktunya. Normalnya plasenta lepas ketika bayi sudah lahir. Pada

kasus ini perdarahan yang terjadi disertai rasa nyeri dan darah yang

keluar berwarna hitam (Pantiawati, 2017).

2. Sakit Kepala yang Hebat

Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah adalah sakit kepala

yang menetap dan tidak hilang dengan istirahat, karena sakit kepala

yang hebat dalam kehamilan merupakan gejala dari preeklampsia

(Pantiawati, 2017).

3. Bengkak di wajah, kaki dan tangan

Bengkak yang menunjukkan suatu masalah jika muncul di wajah,

kaki dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan sakit kepala

(Pantiawati, 2017).
21

4. Keluar Cairan Pervaginam

Dikatakan suatu masalah apabila, air ketuban pecah sebelum

proses persalinan berlangsung (Ketuban Pecah Dini), pecahnya selaput

ketuban pada kehamilan preterm (sebelum kehamilan 37 minggu)

(Pantiawati, 2017).

5. Gerakan Janin Tidak Terasa

Menunjukkan suatu masalah apabila ibu tidak merasakan gerakan

janin sesudah kehamilan trimester 3. Normalnya ibu hamil mulai

merasakan gerakan janinnya pada umur kehamilan 18-20 minggu

(Pantiawati, 2017).

6. Nyeri Abdomen yang Hebat

Nyeri abdomen yang menunjukkan masalah yaitu yang hebat,

menetap dan tidak hilang setelah istirahat. Hal tersebut bisa terjadi

kehamilan ektopik, solution plasenta dan infeksi saluran kencing

(Pantiawati, 2017).

2.3 Asuhan Kebidanan Pada Persalinan

2.3.1 Pengertian Persalinan

Persalinan merupakan sebuah proses pengeluaran hasil konsepsi

atau janin dan uri untuk hidup ke dunia luar rahim. Persalinan merupakan

proses yang melibatkan bayi, plasenta, dan selaput ketuban untuk keluar

dari rahim ibu (Maharani, 2017).


22

2.3.2 Tanda-tanda Persalinan

1. Timbulnya kontraksi uterus Biasa juga disebut dengan his persalinan

yaitu his pembukaan yang mempunyai sifat sebagai berikut:

a. Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan.

b. Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan.

c. Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan

kekuatannya makin besar.

d. Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi.

Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks

(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit). Kontraksi yang terjadi

dapat menyebabkan pendataran, penipisan dan pembukaan serviks

(Kurniarum, 2106)

2. Bloody Show (Lendir disertai darah dari jalan lahir)

Dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis

keluar disertai dengan sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini

disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen

bawah rahim hingga beberapa capillair darah terputus (Kurniarum,

2016)

3. Pengeluaran cairan

Pada beberapa kasus persalinan akan menjadi pecah ketuban.

Sebagian besar, keadaan ini terjadi menjelang pembukaan lengkap.

Setelah adanya pecah ketuban, diharapkan proses persalinan akan

berlangsung kurang dari 24 jam (Kurniarum, 2016)


23

2.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Proses Persalinan

1. Passenger (janin)

Janin mempengaruhi proses persalinan, dimana bagian yang paling

besar, keras dari janin adalah kepala janin, posisi yang besar kepala

dapat mempengaruhi jalan persalinan. Kepala ini pula yang paling

banyak mengalami cedera pada persalinan, sehingga dapat

membahayakan hidup dan kehidupan janin kelak tidak hidup

sempurna, cacat dan akhirnya meninggal, biasanya apabila kepala

janin sudah lahir, maka bagian-bagian lain akan menyusul kemudian

(Manuaba, 2012).

2. Passage (jalan lahir)

Dua variable yang mempengaruhi berlangsungnya persalinan yaitu

sikap (derajat fleksi atau ekstensi kepala) serta ukuran janin. Ketika

kepala janin berada dalam keadaan fleksi optimal, maka diameter

kepala terkecil (diameter suboksipitobregmatikus 9,5 cm) akan masuk

ke pintu atas panggul. Letak, presentasi, posisi, dan stase janin dapat

ditentukan pada pemeriksaan klinis. Berat janin dapat diperkirakan

secara klinis atau dengan menggunakan USG (Manuaba, 2012).

3. Power (tenaga atau kekuatan)

Tenaga yang mempengaruhi proses persalinan adalah tenaga ibu

mengedan dan kekuatan yang mendorong janin keluar adalah his atau

kontraksi uterus. Aktivitas uterus ditandai oleh frekuensi, amplitudo

serta durasi kontraksi (Manuaba, 2012).


24

2.3.4 Tahapan Persalinan

Terdapat beberapa tahap dalam proses persalinan. Tahapan tersebut

terdiri dari kala 1 (Kala pembukaan), kala 2 (Proses pengeluaran janin),

kala 3 (Pelepasan Plasenta) dan kala 4 (Pemantauan selama 2 jam)

(Maharani, 2017).

1. Kala I (Kala Pembukaan)

Kala I dimulai dari saat persalinan mulai (pembukaan nol) sampai

pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi menjadi 2 fase, yaitu:

a. Fase Laten : berlangsung selama 8 jam, serviks membuka sampai 3

cm (Sondakh, 2013).

b. Fase Aktif : berlangsung selama 7 jam, serviks membuka dari 4 cm

sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering, dibagi menjadi tiga

fase:

a) Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi

4 cm (Sondakh, 2013).

b) Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan

berlangsung sangat cepat yaitu 4 cm menjadi 9 cm (Sondakh,

2013).

c) Fase deselerasi: pembukaan menjadi lambat sekali, dalam 2

jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap (Sondakh, 2013).

Proses tersebut terjadi pada primigravida. Tetapi pada multigravida

punterjadi demikian, tapi fase laten, fase aktif, dan fase deselarasi terjadi

lebih pendek. Pada primigravida kala 1 berlangsung ±12 jam, sedangkan

multigravida ± 8 jam ( Sondakh, 2013).


25

Asuhan kala 1 persalinan yang dapat dilakukan adalah:

1. Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami,

dan keluarga pasien atau teman dekat, dukungan yang dapat diberikan

seperti mengusap keringat, menemani atau membimbing jalan-jalan

(mobilisasi), memberikan minum, merubah posisi dan sebagainya,

memijat atau menggosok pinggang (Saifuddin, 2010).

2. Mengatur aktifitas dan posisi ibu. Ibu diperbolehkan melakukan

aktifitas sesuai dengan kesanggupannya. Tetapi bila ibu ingin di

tempat tidur sebaiknya dianjurkan tidur miring ke kiri, dan tidak

dianjurkan untuk tidur terlentang karena jika ibu berbaring terlentang,

berat uterus dan isinya (janin, cairan ketuban, plasenta, dll) akan

menekan vena cava inferior, hal ini dapat mengakibatkan

berkurangnya aliran darah dari ibu ke plasenta, sehingga menyebabkan

hipoksia atau defisiensi oksigen pada janin (Saifuddin, 2010).

3. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his dengan cara ibu diminta

untuk menarik nafas panjang ,tahan napas sebentar, kemudian

dilepaskan dengan meniup sewaktu ada his (Saifuddin, 2010).

4. Menjaga privasi ibu antara lain dengan menggunakan penutup atau

tirai dan tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan ibu dan

tanpa seizin pasien/ibu (Saifuddin, 2010).

5. Menjelaskan kemajuan persalinan, perubahan yang terjadi pada tubuh

ibu, serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil pemeriksaan

(Saifuddin, 2010).
26

6. Menjaga kebersihan diri dengan membolehkan ibu untuk mandi dan

menganjurkan ibu untuk membasuh sekitar kemaluannya seusai buang

air kecil/ besar (Saifuddin, 2010).

7. Mengatasi rasa panas biasanya ibu bersalin merasa panas dan banyak

keringat. Hal tersebut dapat diatasi dengan menggunakan kipas angina

atau Air Conditioner (AC) dalam kamar, menggunakan kipas biasa,

dan menganjurkan ibu untuk mandi (Saifuddin, 2010).

8. Massase. Jika ibu suka, lakukan pijatan pada punggung atau

mengusap perut dengan lembut untuk merileksasikan tubuh ibu saat

terjadi his dan untuk mengurangi rasa nyeri (Saifuddin, 2010).

9. Menganjurkan ibu agar makan dan minum untuk memenuhi

kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi (Saifuddin, 2010).

10. Mempertahankan kandung kemih tetap kosong dengan menyarankan

ibu untuk berkemih sesering mungkin. Karena kandung kemih yang

penuh dapat menghalangi turunnya bagian terbawah janin kedalam

rongga panggul (Saifuddin, 2010).

11. Memberikan support pada ibu dan keluarga (Saifuddin, 2010).

12. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan pada saat persalinan

(Saifuddin, 2010).

13. Melakukan pemantauan DJJ, kontraksi, Nadi, dan pembukaan serviks,

penurunan bagian terbawah janin, TD, suhu, produksi urine setiap 4

jam sekali (Saifuddin, 2010).


27

2. Kala II (Pengeluaran Janin)

Kala dua persalinan dimulai dari pembukaan lengkap serviks (10

cm), dilanjutkan dengan upaya mendorong bayi keluar dari jalan lahir dan

berakhir dengan lahirnya bayi (Wiknjosastro, 2014). Umumnya

berlangsung dua jam pada primi dan satu jam pada multi. Kala II

ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan

pembukaan lengkap atau kepala janin tampak 5-6 cm di depan vulva

(Saifuddin, 2010).

Tanda Gejala Kala II persalinan adalah:

1. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan semakin meningkatnya

kontraksi (Wiknjosastro, 2014).

2. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum/vaginanya

(Wiknjosastro, 2014).

3. Perineum menonjol (Wiknjosastro, 2014).

4. Vulva dan Sfingter Ani membuka (Wiknjosastro, 2014).

5. Meningkatnya pengeluaran lender campur darah (Wiknkosastro,

2014).

Asuhan Kala II yang dapat dilakukan adalah:

1. Menganjurkan suami dan keluarga untuk memberikan dukungan

psikologis kepada ibu (Saifuddin, 2010).

2. Salah satu persiapan penting bagi penolong adalah memastikan

penerapan prinsip dan Pencegahan Infeksi (PI) yang dianjurkan,

termasuk mencuci tangan, memakai sarung tangan dan perlengkapan

pelindung diri, persiapan tempat persalinan, peralatan dan bahan dan


28

penyiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi (Saifuddin,

2010).

3. Mengatur posisi ibu saat bersalin seperti, posisi duduk atau setengah

duduk, jongkok, merangkak atau berbaring miring ke kiri (Saifuddin,

2010).

4. Menjaga kandung kemih agar tetap kosong (Saifuddin, 2010).

5. Memberikan nutrisi pada ibu yang adekuat (Saifuddin, 2010).

6. Menganjurkan ibu meneran pada saat ada his dan beritahu ibu tidak

menahan nafas saat meneran, kemudian meminta ibu berhenti

meneran dan beristirahat diantara kontraksi tetapi minta ibu untuk

relaksasi (Saifuddin, 2010).

7. Memantau DJJ setiap selesai meneran atau setiap 5 sampai 10 menit

(Saifuddin, 2010).

8. Menolong persalinan dengan langkah APN (lahirkan bayi secara

berturut-turut mulai dari ubun-ubun kecil, dahi, mata, hidung, mulut,

dagu dan lahirlah seluruh kepala bayi) (Saifuddin, 2010).

9. Keringkan bayi dengan menggunakan handuk sambil melakukan

rangsang taktil pada tubuh bayi dengan kain atau selimut diatas perut

ibu (Saifuddin, 2010).

10. Melakukan inisiasi menyusu dini yang bermanfaat untuk ibu dan

bayi. Melakukan inisiasi menyusu dini dapat mengatur suhu tubuh

bayi karena skin to skin pada kulit ibu, memperkuat refleks hisap

bayi, merangsang produksi ASI dan meningkatkan hubungan batin

antara ibu dan bayi (Saifuddin, 2010).


29

3. Kala III (Pengeluaran Plasenta)

Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir

dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Biasanya Berlangsung tidak

lebih dari 30 menit. Pada kala ini dilakukan Penegangan Tali pusat

Terkendali (PTT) dilanjutkan dengan pemberian oksitosin untuk kontraksi

uterus dan mengurangi perdarahan (Kurniarum, 2016). Proses lepasnya

plasenta dapat dinilai melalui tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu:

a. Perubahan ukuran dan bentuk (uterus globuler atau bundar dan

tali pusat memanjang).

b. Semburan darah tiba tiba.

Manajemen Aktif Kala III (Kurniarum, 2016):

1. Palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi yang kedua. Jika

ada maka tunggu sampai bayi kedua lahir.

2. Suntikkan oksitosin 10 IU secara Intramuscular di 1/3 Anterolateral

paha kanan atas bagian luar segera setelah bayi lahir, untuk

merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan

plasenta.

3. Pindahkan klem 5-6 cm di depan vulva.

4. Letakkan tangan kiri di atas simpisis untuk menahan uterus, tangan

kanan memegang klem tali pusat untuk melakukan peregangan tali

pusat terkendali.

5. Apabila sudah ada kontraksi, tangan kiri Dorso Kranial dan tangan

kanan regangkan tali pusat dan lihat tanda-tanda pelepasan plasenta.


30

6. Pindahkan klem jika tali pusat semakin panjang, regangkan sesuai

jalan lahir.

7. Apabila plasenta sudah terlihat di Introitus vagina maka putar

plasenta sesuai arah jarum jam dan putar selaput plasenta secara

terpilin.

8. Segera setelah plasenta dan selaputnya dilahirkan, masase fundus

agar menimbulkan kontraksi. Hal ini dapat mengurangi pengeluaran

darah dan mencegah perdarahan postpartum.

9. Letakkan plasenta di piring plasenta kemudian periksa kelengkapan

plasenta.

4. Kala IV (Pengawasan/Pemulihan)

Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah

persalinan. Pada masa ini adala waktu yang paling kritis bagi ibu dan bayi.

Selama proses ini dilakukan pemantaun pada Masa 1 jam setelah plasenta

lahir pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta,

30 menit pada jam kedua setelah (Kurniarum, 2016).

Pemantauan kala IV tersebut diantaranya:

1. Kontraksi rahim: baik atau tidaknya diketahui dengan pemeriksaan

palpasi. Jika perlu dilakukan massase dan berikan uterotonika

seperti methergin, atau ermetrin, dan oksitosin.

2. Perdarahan: ada atau tidak, banyak atau biasa. Perdarahan dianggap

normal tidak melebihi 400-500 cc.

3. Kandung kemih: harus kosong, jika penuh ibu dianjurkan untuk

berkemih, jika tidak bisa lakukan kateter.


31

4. Luka-luka: jahitannya baik atau tidak, ada perdarahan atau tidak.

5. Keadaan umum ibu, tekanan darah, nadi, pernapasan, dan masalah

lain.

6. Membiarkan ibu dan bayi untuk meningkatkan hubungan ibu dan

bayi sebagai permulaan dengan menyusui bayinya.

Asuhan kala IV yang dapat dilakukan adalah (Saifuddin, 2010):

1. Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30

menit selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat, masase terus

hingga terasa keras. Apabila uterus berkontraksi otot uterus akan

menjepit pembuluh darah untuk meghentikan perdarahan. Hal ini

dapat mengurangi kehilangan darah dan mencegah perdarahan

pasca persalinan.

2. Anjurkan ibu untuk minum untuk mencegah dehidrasi. Tawarkan

ibu makanan dan minuman yang disukainya.

3. Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan

kering.

4. Biarkan ibu beristirahat dan bantu ibu dalam posisi nyaman.

5. Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu

dan bayi, sebagai permulaan menyusui bayinya.

6. Bayi sangat siap segera setelah kelahiran untuk memulai diberikan

ASI. Hal ini juga membantu uterus berkontraksi.

7. Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam postpartum.

8. Ajarkan ibu dan keluarga untuk massase kontraksi uterus.


32

9. Melakukan observasi kala IV setiap 15 menit pada 1 jam pertama

dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua setelah persalin.

2.3.5 Partograf

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan persalinan dan

informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan utama dari

penggunaan partograf adalah untuk mencatat hasil observasi dan kemajuan

persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam,

mendeteksi apakah proses persalinan berjalan normal, dengan demikian

juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama,

data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi kondisi ibu dan

kondisi bayi (Wiknjosastro, 2014). Partograf sebaiknya dibuat untuk setiap

ibu yang bersalin, tanpa menghiraukan apakah persalinan tersebut normal

atau dengan komplikasi. (W Wiknjosastro, 2014).

1. Mencatat temuan pada partograf

a. Informasi tentang ibu: lengkapi bagian atas partograf saat memulai

asuhan persalinan, perhatikan waktu kedatangan, catat waktu

pecahnya ketuban.

b. Denyut Jantung Janin: nilai dan catat denyut jantung janin setiap

30 menit (lebih sering bila jika ada tanda-tanda gawat janin).

c. Air ketuban, nilai air kondisi ketuban setiap kali melakukan periksa

dalam dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat

temuan dalam kotak dan gunakan lambang :

U: Selaput utuh

J : Selaput sudah pecah, air ketuban jernih


33

M: Air ketuban bercampur mekonium

D: Air ketuban bercampur darah

K: Selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak mengalir

lagi (kering)

d. Penyusupan (molase) tulang kepala janin, merupakan indikator

penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri

terhadap panggul ibu. Catat temuan dalam kotak dan gunakan

lambang :

1 : Sutura terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi

2 : Sutura saling bersentuhan

3 : Sutura tumpang tindih tetapi dapat dipisahkan

4 : Sutura tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan

e. Pembukaan serviks, catat pembukaan serviks setiap 4 jam dan

diberu tanda silang (x)

f. Penurunan bagian terbawah janin, penurunan kepala (perlimaan)

menunjukkan seberapa jauh bagian terbawah janin telah memasuki

rongga panggul, catat dengan lingkaran (O)

g. Garis waspada dan garis bertindak, pembukaan serviks mengarah

ke sebelah kanan garis waspada, maka harus dipertimbangkan

adanya penyulit lalu pertimbangkan perlunya intervensi. Garis

bertindak tertera sejajar dengan garis waspada jika pembukaan

serviks sudah melewati garis bertindak perlu dilakukan tindakan

untuk menyelesaikan persalinan. Sebaiknya, ibu sudah berada di


34

tempat rujukan sebeleum garis bertindak terlampaui (Wiknjosastro,

2014)

h. Waktu, menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah

pasien diterima

i. Jam, catat jam sesungguhnya

j. Kontraksi, catat setiap setengah jam selama sepuluh menit dan

lama tiap-tiap kontraksi dihitung dengan detik. Kurang dari 20

detik beri titik-titik di kotak, anatara 20-40 detik beri garis-garis di

kotak, lebih dari 40 detik isi penuh kotakOksitosin, jika memakai

oksitosin catatlah banyaknya oksitosin per volume cairan infus dan

dalam tetesan per menit.

k. Obat yang diberikan, catat semua obat yang diberikan

l. Nadi, dicatati setiap 30 menit dan ditandai dengan sebuah titik.

m. Tekanan darah, catat setiap 4 jam dan ditandai dengan anak panah

n. Suhu badan, catat setiap 2 jam

o. Volume urine, protein dan aseton, catat sedikitnya setiap 2 jam.

Jika memungkinan, setiap kali ibu berkemih, lakukan pemeriksaan

aseton dan protein dalam urine. (Wiknjosastro, 2014)

p. Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat

hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran bayi,

serta tindakan-tindakan sejak kala I hingga kala IV dan bayi baru

lahir (Wiknjosastro, 2014).


35

2.4 Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

2.4.1 Pengertian Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta

sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil, secara normal masa

nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Walyani, 2017).

Kunjungan masa nifas dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada waktu

6 jam, 6 hari dan 6 minggu yang bertujuan untuk menilai keadaan ibu dan

bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah -

masalah yang terjadi (Saifuddin, 2010).

2.4.6 Tujuan Asuhan Masa Nifas

Tujuan asuhan masa nifas adalah menjaga kesehatan ibu dan bayinya,

baik fisik maupun psikologi, melaksanakan skrining secara komperhensif,

deteki dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu

maupun bayinya, memberikan pendidikan kesehatan pada ibu berkaitan

dengan: gizi, menyusui, pemberian imunisasi pada bayinya, perawatan bayi

sehat dan KB, memberikan pelayanan KB (Maritalia, 2017).

2.4.3 Kunjungan Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Ada beberapa hal yang harus dilakukan pada asuhan masa nifas tergantung

dari kondisi ibu sesuai dengan tahapan perkembangan:

1. Kunjungan Pertama

Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. Mendeteksi

dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut.

Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga

bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.


36

Pemberian ASI awal. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru

lahir. Mencegah hipotermi pada bayi. Petugas mendampingi ibu dan bayi

baru lahir 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi

dalam keadaan stabil (Saifuddin, 2010).

2. Kunjungan Kedua

Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal, uterus

berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri dibawah umbilicus, tidak

ada perdarahan abnormal. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi

dan perdarahan. Memastikan ibu untuk istirahat cukup. Memastikan ibu

mendapatkan makanan yang bergizi dan cukup cairan. Memastikan ibu

menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan

menyusui. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir

(Saifuddin, 2010).

3. Kunjungan Ketiga

Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu dan bayi

alami. Memberikan konseling untuk KB secara dini. Menganjurkan atau

mengajak ibu membawa bayinya ke posyandu atau ke puskesmas untuk

penimbangan dan imunisasi. (Yanti, 2014).

2.4.4 Tanda Bahaya Masa Nifas

Segera bawa ibu nifas ke fasilitas kesehatan (Puskesmas dan

Rumah Sakit) bila ditemukan tanda bahaya berikut ini (Maritalia, 2017)

perdarahan lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkak

di wajah, tangan dan kaki atau sait kepala dan kejang-kejang, demam lebih
37

dari 2 hari, payudara bengkak, merah disertai rasa sakit, ibu terlihat sedih,

murung dan menangis tanpa sebab (depresi).

2.4.5 Perubahan Fisiologis Masa Nifas

1. Perubahan sistem reproduksi

Uterus, ukuran uterus mengecil kembali (setelah 2 hari pasca

persalinan, setinggi sekitar umbilicus, setelah 2 minggu masuk

panggul, setelah 4 minggu kembali pada ukuran sebelum hamil)

(Suherni, 2010). Involusi uterus merupakan suatu porses kembalinya

uterus ke keadaan sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses

ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot

polos uterus (Ambarwati, 2010).

2. Lochea

Lochea adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan

vagina selama masa nifas. Lochea mempunyai bau amis, meskipun

tidak terlalu menyengat dan volumnya berbeda pada setiap wanita.

Pengeluaran lochea dapat dibagi menjadi lochea rubra, sanguilenta,

serosa dan alba. Perbedaan masing-masing lochea dapat dilihat sebagai

berikut (Rukiyah, 2011).

a. Lochea rubra : ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,

sel-sel desidua yakni selaput lendir rahim dalam keadaan hamil,

vernix caseosa yakni palit bayi, zat seperti salep terdiri atas palit

atau semacam noda dan sel-sel epitel yang menyelimuti kulit

janin, lanugo yakni bulu halus pad anak yang baru lahir, dan

meconium yakni isi usus janin cukup bulan yang terdiri atas getah
38

kelenjar usus dan air ketuban, berwarna hijau kehitaman, selama 2

hari pasca persalinan.

b. Lochea sanguienta : warnanya merah kuning berisi darah dan

lender. Ini terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan

c. Lochea serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah

lagi pada hari ke 7-14 pasca persalinan

d. Lochea alba : cairan putih yang terjadi pada hari setelah 2 minggu

e. Lochea purulenta : ini karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti

nanah berbau busuk

Umumnya jumlah lochea lebih sedikit bila wanita postpartum

dalam posisi berbaring daripada berdiri. Hal ini terjadi akibat

pembuangan bersatu di vagina bagian atas saat wanita dalam posisi

berbaring dan kemudian akan mengalir keluar saat berdiri. Total

jumlah rata-rata pengeluaran lochea sekitar 240 hingga 270 ml

(Rukiyah, 2011).

2.4.6 Kebutuhan Masa Nifas

1. Gizi

Makan dengan gizi seimbang, cukup karbohidrat, protein, lemak,

vitamin dan mineral. Mengonsumsi makan tambahan, nutrisi 800

kalori/hari pada 6 bulan pertama, 6 bulan selanjutnya 500 kalori dan

tahun kedua 400 kalori. Jadi jumlah kalori tersebut adalah tambahan

dari kebutuhan kalori perharinya. Asupan cairan 3 liter/hari, 2 liter

didapat dari air minum dan 1 liter dari cairan yang ada pada kuah
39

sayur, buah dan makanan yang lain. Mengonsumsi tablet besi 1 tablet

tiap hari selama 40 hari (Saiffudin, 2014).

2. Kebersihan diri

Menganjurkan ibu membersihkan seluruh tubuh dam

membersihkan daerah kelamin dengan air. Pastikan membersihkan

daerah vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang kemudian

membersihkan daerah sekitar anus, menyarankan ibu mengganti

pembalut atau kain pembalut 2 kali sehari, menyarankan ibu mencuci

tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan

daerah kelamin, menghindari menyentuh daerah luka episiotomi atau

laserasi (Saifuddin, 2014).

3. Ambulasi

Ambulasi dini adalah mobilisasi segera setelah ibu melahirkan

dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya (Yanti,

2014). Penelitian membuktikan bahwa ambulasi dini bisa mencegah

terjadinya sumbatan pada aliran darah. Tersumbatnya aliran darah bisa

menyebabkan terjadinya thrombosis vena dalam dan bisa

menyebabkan infeksi pada pembuluh darah.

Pada persalinan normal, biasanya ibu diperbolehkan untuk ke

kamar mandi, satu atau dua jam setelah melahirkan.

4. Eliminasi BAB dan BAK

Buang air kecil (BAK) dalam 6 jam ibu nifas harus sudah bisa

BAK spontan, kebanyakan ibu bisa berkemih spontan dalam waktu 8

jam. Urine dalam jumlah yang banyak akan diproduksi dalam waktu
40

12-36 jam setelah melahirkan. Ureter yang berdilatasi akan kembali

normal dalam waktu 6 minggu. Buang air besar (BAB) biasanya

tertunda selama 2-3 hari, karena edema persalinan, diet cairan, obat-

obatan analgetik, dan perineum yang sangat sakit. Bila lebih dari 3 hari

belum BAB bisa diberikan obat laksantia. Ambulasi secara dini dan

teratur akan membantu dalam regulasi BAB. Asupan cairan yang

adekuat dan diet tinggi serat sangat dianjurkan (Maritalia, 2017).

5. Perawatan Payudara

Ibu menyusui harus menjaga payudaranya untuk tetap bersih dan

kering, menggunakan bra yang menyokong payudara, apabila puting

susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting

susu setiap kali selesai menyusui, kemudian apabila lecetnya sangat

berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan

diminumkan dengan menggunakan sendok. Selain itu, untuk

menghilangkan rasa nyeri dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4-6

jam (Walyani, 2015).

6. Pemberian Terapi

Memberikan vitamin A 2x1 200.000 IU, pemberian Vitamin A

200.000 IU direkomendasikan 2 dosis dalam selang waktu 24 jam pada

ibu pascabersalin untuk memperbaiki kadar vitamin A pada ASI dan

mencegah terjadinya lecet putting susu, selain itu akan meningkatkan

daya tahan tubuh ibu terhadap infeksi (Saifuddin, 2014 ).


41

Tablet Fe 60 mg 1x1 untuk menambah zat gizi setidaknya selama

40 hari pasca bersalin untuk menstabilkan kadar Hb setelah melahirkan

(Saifuddin, 2014).

2.5 Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

2.5.1 Pengertian Bayi Baru Lahir

Neonatus adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai

dengan usia 28 hari. BBL normal dengan usia cukup bulan akan

menunjukkan kulit kemerahan, langsung menangis kuat, tonus otot baik

dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat. Bayi dengan

berat lahir cukup adalah dengan berat antara 2500 sampai dengan 4000

gram, panjang badan 48-52 cm, lingkar kepala 33-35 cm, lingkar dada 30-

38 cm. Asuhan segera bayi baru lahir normal merupakan asuhan segera

setelah bayi lahir selama jam pertama setelah kelahiran (Pantiawati,

2017).

2.5.2 Asuhan Segera pada Bayi Baru Lahir

Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberik;an

pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar

bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha pernapasan spontan dengan

sedikit bantuan atau gangguan (Saifuddin, 2014).

Penilaian bayi baru lahir normal adalah bayi cukup bulan, air

ketuban jernih, bayi menangis atau bernapas dan tonus otot bayi baik atau

bayi aktif bergerak. Asuhan bayi baru lahir yaitu :

1. Menjaga kehangatan bayi (Kemenkes, 2012).

2. Isap lendir dari mulut dan hidung (Kemenkes, 2012).


42

3. Mengeringkan bayi (Kemenkes, 2012).

4. Pemantauan tanda bahaya pada bayi (Kemenkes, 2012).

5. Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa dibubuhi apapun, kira-kira 2

menit setelah bayi lahir untuk memberi waktu tali pusat mengalirkan

darah (dengan demikian juga zat besi) kepada bayi (Kemenkes,

2012).

6. Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (Kemenkes, 2012).

7. Memberikan suntikan vitamin K1 1mg di intramuskuar, di paha kiri

anterolateral setelah IMD. Menyuntikkan vitamin K1 merupakan

asuhan bayi baru lahir untuk mengurangi resiko kematian bayi akibat

pedarahan karena defisiensi vitamin K (Saifuddin, 2014).

8. Memberikan salep mata antibiotika pada kedua mata. Pemberian obat

mata tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata

karena klamidia (penyakit menular seksual) (Saifuddin, 2014).

9. Pemeriksaan fisik (Kemenkes, 2012).

10. Memberikan imunisasi Hepatitis B 0.5 mL intramuscular, di paha

kanan anterolateral, kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K

(Kemenkes, 2012). Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk

mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan

ibu-bayi (Kemenkes, 2012). Vaksin hepatitis B merupakan vaksin

virus recombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat non-

infecious berasal dari HBsAg. Dosis pemberian yaitu 0.5 ml atau 1

buah HB PID secara intramuskuar, sebaiknya dianterolateral paha

kanan. Dosis pertama diberikan usia 0-7 hari. Efek sampingnya yaitu
43

reaksi local seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengakan disekitar

tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya

hilang setelah 2 hari (Kemenkes, 2013).

2.5.3 Asuhan Pada Bayi Baru Lahir 6 Jam, 6 Hari dan 6 Minggu

1. Asuhan kebidanan pada BBL 6 jam

Pada BBL 6 jam dilakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui

sedini mugkin jika terdapat kelainan pada bayi. Kemudian

memnadikan bayi, tunggu minimal enam jam setelah lahir. Sebelum

memandikan bayi pastikan bahwa suhu bayi stabil (suhu aksila 36,50 C

– 37,50 C), tunda untuk memandikan bayi yang sedang sedang

mengalami masalah pernapasan, sebelum bayi dimandikan, pastikan

ruang mandinya hangat dan tidak ada tiupan angin, mandikan bayi

secara cepat dengan air bersih dan hangat, segera keringkan bayi

dengan menggunakan handuk bersih dan kering, kemudian selimuti

tubuh bayi secara longgar, bayi diletakkan bersentuhan kulit dengan

ibu dan selimuti dengan baik, usahakan ibu dan bayi dirawat pada satu

tempat (rawat gabung) dan anjurkan ibu untuk menyusui bayinya.

Selanjutnya pemberian imunisasi hepatitis B yang bermanfaat untuk

mencegah infeksi hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan

ibu-bayi. Imunisasi Hepatitis B pertama diberikan 1-2 jam setelah

pemberian Vitamin K1, pada saat bayi baru berumur 2 jam. Lakukan

pencatatan dan anjurkan ibu untuk kembali ke fasilitas kesehatan atau

posyandu, untuk mendapatkan imunisasi berikutnya sesuai jadwal

pemberian imunisasi (Wiknjosastro, 2014).


44

2. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir 6 hari

Asuhan pada bayi melanjutkan asuhan sebelumnya. Pada

kunjungan ini, dilak;;ukan pemantuan perkembangan keadaan bayi

selain dilakukan pemeriksaan. Riwayat yang ditanyakan tentang bayi

tentang bayi kepada ibu antara lain: (Astuti, dkk, 2015).

a. Pemberian ASI. Mengkaji berapa kali bayi disusui dalam sehari,

dan berapa kali bayi disusui pada malam hari.

b. Tidur. Mengkaji berapa lama bayi tidur. Bidan perlu menjelaskan

bahwa merupakan suatu hal yang normal bila bayi banyak tidur

pada 2 minggu pertama.

c. Buang air kecil. Mengkaji frekuensi buang air kecil dalam sehari

penuh.

d. Buang air besar. Mengkaji warna, frekuensi, dan konsistensi.

e. Tali pusat. Mengkaji apakah ada tanda infeksi (bengkak, merah,

keluar cairan, dan berbau).

f. Gejala abnormal. Mengkaji adanya demam, kejang-kejang serta

tidak mau menyusu.

Sebelum dilakukan pemeriksaan, bidan perlu menjelaskan kepada

ibu tentang pemeriksaan apa saja yang akan dilakukan. Pada saat

pemeriksaan, perlu dilakukan komunikasi dengan ibu dan bayi.

Sebelum memulai pemeriksaan tangan dicuci dengan air dan sabun,

dan tangan dicuci kembali setelah selesai melakukan pemeriksaan,

kemudian tangan dikeringkan dengan handuk bersih. Tindakan-


45

tindakan asuhan yang dapat dilakukan bidan meliputi: (Astuti, dkk,

2015).

a) Higiene. Mengajarkan tentang cara memelihara higiene, yaitu

memandikan bayi, mencuci daerah genetalia setelah bayi BAK

dan BAB, mengeringkannya serta bagaiman mengganti popok

dengan popok baru yang bersih dan kering.

b) Menyusui. Mengajarkan bagaiman menyusui bayi secara

eksklusif.

c) Posisi bayi. Mengajarkan bagaimana posisi bayi saat tidur:

yaitu membaringkan bayi pada sisi tubuhnya atau

punggungnya tanpa bantal, dan bayi tidur pada suhu ruangan

dengan udara segar.

d) Tali pusat. Tali pusat dibersihkan dengan air bersih dan sabun,

kemudian dikeringkan dengana handuk bersih setiap hari atau

bila basah terkena urin atau bayi buang air besar.

e) Ikterus. Bila dalam 2 hari, atau mata, tubuh, telapak kaki, dan

tangan bayi menjadi kuning, maka bayi harus segera dibawa ke

rumah sakit.

f) Imunisasi. Pada minggu pertama, dilakukan imunisasi

Hepatititis B.

g) Tanda bahaya. Tanda bahaya ini meliputi bayi kuning, muntah

atau diare, infeksi tali pusat, tidak buang air kecil beberapa kali

dalam sehari (kurang dari 6 kali), kegagaglan menyusu yang

terjadi secara berkala, serta demam dengan suhu > 37,50 C.


46

3. Asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir 6 minggu

Asuhan kebidanan yang dilakukan pada kunjungan neonatal enam

minggu adalah mempertahankan suhu tubuh bayi baru lahir, pemberian

imunisasi dasar yaitu imunisasi BCG dan polio 1. Menganjurkan ibu

untuk melanjutkan imunisasi sesuai waktunya di unit kesehatan

setempat (posyandu) untuk ditimbang dan imunisasi (Rukiyah, 2013).

2.5.4 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir

Jika ditemukan 1 (satu) atau lebih tanda bahaya di bawah ini, bayi

segera dibawa ke fasilitas kesehatan. Tanda bahaya bayi baru lahir yaitu:

tidak mau menyusu, kejang-kejang, lemah, sesak nafas (lebih besar ata

sama dengan 60 kali/ menit), tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam;

bayi merintih atau menangis terus-menerus, tali pusat kemerahan dinding

perut, berbau atau bernanah, demam >37,50 C, mata bayi bernanah, diare/

buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari; kulit dan mata bayi kuning,

tinja bayi saat buang air besar berwarna pucat (Kemenkes RI, 2016).

2.5.5 Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Inisiasi Menyusus; Dini (IMD) adalah segera meletakan bayi di

dada ibu (ada kontak kulit ibu dan kulit bayi sekurang-kurangnya 1 jam

untuk memberikan kesempatan kepada bayi menyusu segera mungkin.

Keuntungan IMD bagi ibu, merangsang produksi oksitosin yang

berfungsi untuk menstimulasi kontraksi uterus dan menurunkan resiko

pendarahan pasca persalinan, merangsang pengeluaran kolostrum dan

meningkatkan produksi ASI, ibu menjadi lebih tenang, fasilitas kelahiran

plasenta dan pengalihan rasa nyeri dari berbagaiprosedur pasca persalinan


47

lainnya. Merangsang produksi prolaktin yang berfungsi untuk

meningkatkan produksi ASI, membantu ibu mengatasi stress terhadap

berbagai rasa kurang nyaman, memberi efek relaksasi pada ibu setelah bayi

selesai menyusu dan menunda ovulasi.

Keuntungan bagi bayi makan sdengan kualitas dan kuantitas

optimal. Mendapat kolostrum segera, disesuaikan dengan kebutuhan bayi.

Segera memberikan kekebalan pasif pada bayi.

Kolostrum adalah imunisasi alami pertama bagi bayi.

meningkatkan kecerdasan, membantu bayi mengkoordinasikan

kemampuan hisap, telan dan nafas. Meningkatkan jalinan kasih saying

antara ibu dan bayi, mencegah kehilangan panas (Marmi, 2012).

2.5.6 Pelepasan Tali Pusat

Tali pusat akan terlepas sendiri setelah mengalami proses nekrosis

menjadi kering pada hari ke 6 sampai ke 8 (Pantiawati, 2017).

2.5.7 Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam

minggu pertama secara bermakna mengurangi insiden infeksi pada

neonatus. Jelly wharton yang membentuk jaringan nekrotik dapat

berkolonisasi dengan organisme patogen, kemudian menyebar dan

menyebabkan infeksi kulit dan infeksi sistemik pada bayi. Yang terpenting

dalam perawatan tali pusat ialah menjaga agar tali pusat tetap bersih dan

kering. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum merawat tali

pusat. Bersihkan dengan lembut kulit di sekitar tali pusat dengan kapas

basah, kemudian bungkus dengan longgar/ tidak terlalu rapat dengan kasa
48

bersih/ steril. Popok atau celana bayi diikat di bawah tali pusat, tidak

menutupi tali pusat untuk menghindari kontak feses dan urin. Hindari

penggunaan kancing, koin atau uang logam untuk membalut tekan tali

pusat (Saifuddin, 2014).

2.5.8 Rawat Gabung

Rawat gabung adalah satu cara perawatan antara ibu dan bayi yang

baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam

sebuah ruang selama 24 jam penuh. Manfaat kontak dini antara ibu dan

bayi yang telah dibina sejak dari kamar bersalin adalah ibu dan bayi akan

terjalin proses lekat (bounding), hal ini sangat mempengaruhi

perkembangan psikologis bayi selanjutnya. Kehangatan tubuh ibu

merupakan stimulasi mental yang mutlak diperlukan oleh bayi. Rasa aman,

terlindungi, dan percaya pada orang lain (basic trust) merupakan dasar

terbentuknya rasa percaya diri pada bayi. Ibu akan merasa bangga karena

dapat memberikan yang terbaik bagi bayinya.

Dilakukannya rawat gabung akan memudahkan ibu menyusui

bayinya kapan saja bayi menginginkan. Dengan demikian, ASI juga akan

cepat keluar, bayi dapat disusui dengan frekuensi yang lebih sering dan

menimbulkan refleks prolaktin yang memacu proses produksi ASI dan

refleks oksitosin yang membantu pengeluaran ASI dan mempercepat

involusi Rahim.
49

2.5.9 Imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara memproduksi imunitas aktif buatan

untuk melindungi diri melawan penyakit tertentu dengan memasukkan

suatu zat ke dalam tubuh melalui penyuntikkan atau secara oral. Manfaat

imunisasi bagi anak dapat mencegah penyakit cacat dan kematian.

Sedangkan manfaat bagi keluarga adalah dapat menghilangkan kecemasan

dan mencegah biaya pengobatan yang tinggi bila anak sakit (Rukiyah,

2013).

1. Hepatitis B

Imunisasi Hepatitis B diberikan sedini mungkin setelah lahir dan

selanjutnya dapat diberikan nkembali pada sat bersamaan dengan

imunisasi DPT sebanyak 3 kali. Pemberian imunisasi hepatitis B pada

bayi baru lahir harus berdasarkan apakah ibu mengandung virus

hepatitis B aktif atau tidak pada saat melahirkan (Rukiyah, 2013).

2. BCG (Bacille Calmette Guerin)

Imunisasi BCG berguna untuk mencegah penyakit tuberkulosis

berat. Imunisasi ini sebaiknya diberikan sebelum bayi berusia 2-3

bulan. Dosis untuk bayi kurang setahun adalah 0,05 ml dan anak 0,10

ml. disuntikkan secara intradermal di bawah lengan kanan atas.

Suntikan BCG akan meninggalkan jaringan parut pada bekas suntikan

(Rukiyah, 2013).

3. DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)

Imunisasi DPT untuk mencegah bayi dari tiga penyakit, yaitu

difteri, pertusis, dan tetanus. Difteri disebabkan bakteri


50

Corynebacteriumdiphtheriae yang sangat menular. Batuk rejan yang

juga; dikenal Pertusis atau batuk 100 hari, disebabkan bakteri

Bondetella pertussis. Tetanus merupakan penyakit infeksi mendadak

yang disebabkan toksin dari clostridium tetani, bakteri yang terdapat di

tanah atau kotoran binatang dan manusia. Imunisasi DPT dasar

diberikan 3 kali sejak anak umur dua bulan dengan interval 4-6

minggu. DPT 1 diberikan umur 2-4 bulan, DPT 2 umur 3-5 bulan, dan

DPT 3 umur 4-6 bulan. Imunisasi DPT pada bayi tiga kali (3 dosis)

akan memberikan imunitas satu sampai 3 tahun (Rukiyah, 2013).

4. Polio

Vaksin polio diberikan sebanyak 4 kali pemberian dengan cara

pemberian vaksin diberikan 2 tetes per oral pada usia bayi 1,2,3,4

bulan. Pada usia bayi 1 bulan vaksin polio diberikan bersamaan dengan

pemberian vaksin BCG, pada usia 2,3,4 bulan vaksin polio diberikan

bersamaan dengan vaksin DPT-Hb-Hib (Depkes RI, 2013).

5. Campak

Vaksin campak diberikan dalam satu dosisi 0,5 ml pada usia 9

bulan (Rukiyah, 2013).

2.5.10 Kenaikan Berat Badan Bayi

Pada masa neonatal terjadi adaptasi terhadap lingkungan,

perubahan sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh.

Saat lahir, berat badan normal dari bayi yang sehat berkisar anata 3000-

3500 gram, tinggi badan sekitar 50 cm, dan berat otak sekitar 350 gram.

Selama sepuluh hari pertama biasanya terdapat penurunan berat badan


51

sekitar sepuluh persen dari berat badan lahir, kemudian berat badan bayi

akan berangsur-angsur mengalami kenaikan (Ambarwati, 2015).

Pada bayi umur 1-12 bulan, partumbuhan dan perkembangan

terjadi secara cepat. Pada umur 5 bulan, berat badan anak sudah 2 kali lipat

berat badan lahir, sementara pada umur 1 tahun, beratnya sudah menjadi 3

kali lipat. Sedangkan untuk panjang badan, pada umur 1 tahun sudah

menjadi satu setengah kali panjang badan saat lahir (Ambarwati, 2015).

2.6 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana

2.6.1 Pengertian Keluarga Berencana

Menurut (BKKBN, 2015) keluarga berencana adalah upaya untuk

mewujudkan keluarga yang berkualitas melalui promosi, perlindungan,

dan bantuan dalam mewujudkan hak-hak reproduksi serta

penyelenggaraan pelayanan, pengaturan dan dukungan yang diperlukan

untuk membentuk keluarga dengan usia pernikahan yang ideal, mengatur

jumlah jarak, usia ideal melahirkan anak, dan mengatur kehamilan.

KB pasca persalinan adalah pemanfaatan atau pengunaan alat

kontrasepsi langsung sesudah melahirkan sampai 6 minggu atau 42 hari

sesudah melahirkan. Prinsip dalam pemilihan metode kontrasepsi yang

digunakan tidak mengganggu produksi ASI. (Kemenkes, 2015)

2.4.3 Kontrasepsi Untuk Ibu Menyusui

1. Metode Amenore Laktasi

Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang

mengandalkan pemberian ASI secara ekslusif, artinya hanya diberikan

ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apapun. MAL dapat


52

dipakai sebagai kontrasepsi bila menyusui secara penuh, lebih efektif

bila pemberian ASI lebih dari delapan kali sehari, belum haid dan

umur bayi kurang dari enam bulan (Affandi, 2013).

Keuntungan kontrasepsi MAL yaitu memiliki efektifitas tinggi,

efektif, tidak mengganggu senggama, tidak ada efek samping sistemik,

tidak perlu pengawasan medis, tidak perlu obat atau alat, dan tanpa

biaya. Sedangkan keuntungan nonkontrasepsi yaitu bayi mendapat

kekebalan pasif, sumber asupan gizi yang sempurna untuk tumbuh

kembang bayi dan terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi

dari air, susu lain atau formula, atau alat minum yang dipakai. Ibu

mengurangi pendarahan pasca salin, mengurangi resiko anemia,

meningkatkan hubungan psikologi ibu dan bayi (Affandi, 2013).

Keterbatasan kontrasepsi MAL yaitu perlu perlu persiapan sejak

perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca

persalinan, mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial,

efektvitas yang tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai

dengan enam bulan (Affandi, 2013).

2. Kondom

Keuntungan dari penggunaan kondom adalah efektivitas bila

digunakan dengan benar, tidak mengganggu ASI, murah dan mudah

didapat, mencegah penyakit menular seksual (BKKBN, 2011).

Keterbatasan dalam penggunaan kondom adalah efektivitas tidak

terlalu tinggi, agak mengganggu hubungan seksual, bisa terjadi alergi

bahan kondom. (BKKBN, 2011).


53

3. Mini Pil

Mini pil adalah pil kontrasepsi yang mengandung progestin saja,

tanpa estrogen, keuntungan dari mini pil adalah efektif bila digunakan

dengan benar, tidak mengganggu hubungan seksual, tidak

mempengaruhi ASI, nyaman dan mudah digunakan, sedikit efek

samping, dapat dihentikan setiap saat (Anggraini, 2012).

Kerugian dari mini pil adalah menyebabkan perubahan dalam pola

perdarahan haid, sedikit pertambahan dan pengurangan berat badan

bisa terjadi, harus diminum pada waktu yang sama setiap hari,

kebiasaan lupa akan menyebabkan kegagalan metoda, pasokan ulang

harus selalu tersedia (BKKBN, 2011).

Selain keuntungan dan kerugian, mini pil juga memiliki beberapa

efek samping yang sering ditemukan yaitu amenorea dan perdarahan

tidak teratur atau spotting. (Saifuddin, 2010)

4. KB Suntik

KB Suntik Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntik yang hanya

mengandung progestin yaitu Depo medroksiprogestin (DMPA)

mengandung 150 gr DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara

disuntik intra muskuler ke arah bokong dan Depo noretisteronenantat

(Depo noristerat) yang mengandung 200 mg noretisteronenantat

(BKKBN, 2011).

Cara kerja KB suntik 3 bulan yaitu mencegah ovulasi,

mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan


54

penetrasi sperma. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi,

menghambat transportasi gamet oleh tuba (Saifuddin, 2010).

Keuntungan KB suntik 3 bulan yaitu efektif, tidak mengandung

estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung

dan gangguan pembukan darah, tidak mengganggu produksi ASI,

dapat digunakan oleh perempuan > 35 tahun sampai perimenopause,

membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik,

menurunkan kejadian penyakit jinak payudara, mencegah beberapa

penyakit radang panggul dan menurunkan krisis anemia bulan sabit

(sickle cell) (Saifuddin, 2010).

Kerugian yang ditimbulkan oleh KB suntik 3 bulan yaitu sangat

bergantung pada pelayanan kesehatan, siklus haid yang memendek

atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan

tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting), tidak haid sama sekali,

pertambahan berat badan, tidak menjamin perlindungan terhadap IMS,

terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian penggunaan.

Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan

tulang, menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido,

sakit kepala, gugup, jerawat (Sulistyawati, 2012).

5. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau IUD

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau IUD adalah alat

kontrasepsi yang sangat disarankan untuk ibu menyusui, selain tidak

mempengaruhi produksi ASI, efeknya terbatas pada rahim saja.

Umumnya pengguna IUD akan mengalami sedikit rasa mulas dan


55

nyeri pada perut bagian bawah, kadang-kadang mengalami spotting

(bercak darah), lendir vagina akan lebih banyak (keputihan) dan

terkadang mengalami erosi portio atau luka di vagina karena gesekan

benang IUD. Efek samping ini tidak selalu ada, karena banyak

akseptor IUD yang tidak mengeluhkannya. (Manuaba, 2010)

6. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) atau Implant

Salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat

dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan

atas (BKKBN, 2011). Implant ada beberapa jenis yaitu norplant (lama

kerjanya 5 tahun), implanon (lama kerjanya 3 tahun) dan jadena serta

indoplant (lama kerjanya 3 tahun).

Implant memiliki beberapa keuntungan yaitu daya guna tinggi,

perlindungan jangka panjang, pengembalian tingkat kesuburan yang

cepat setelah pencabutan, tidak memerlukan pemeriksaan dalam, bebas

dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu aktivitas seksual, tidak

mengganggu produksi ASI, dapat dicabut sesuai kebutuhan

(Sulistyawati, 2012).

Kerugian dari implant adalah menimbulkan gangguan menstruasi,

berat badan bertambah, ketegangan payudara, liang senggama terasa

kering, terkadang menimbulang acne (Handayani, 2010).

Selain memiliki kerugian, implant juga memiliki beberapa efek

samping yaitu amenore, spotting ringan, pertambahan atau kehilangan

berat badan (perubahan nafsu makan), ekspulsi, infeksi pada daerah

insersi (Handayani, 2010).


56

2.7 Metode Pendokumentasian

2.7.1 Pengertian Dokumentasi

Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan dan

pelaporan yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan catatan perawatan

yang berguna untuk kepentingan klien, bidan dan tim kesehatan dalam

memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akuran

dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab bidan. Dokumentasi

dalam asuhan kebidanan merupakan suatu pencatatan yang lengkap dan

akurat terhadap keadaan/ kejadian yang dilihat dalam pelaksanaan asuhan

kebidanan (proses asuhan kebidanan) (Sudarti, dkk, 2011).

2.7.2 Metode Pendokumentasian

Pendokumentasian atau catatan manajemen kebidanan dapat

diterapkan dengan metode SOAP. Uraian dari metode SOAP adalah:

S : data subyektif

O : data obyektif

A : analysis/ assasment

P : planning

Urain di atas merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis

dan singkat. Prinsip dari metode SOAP ini merupakan proses

pemikiran penatalaksanaan manajemen kebidanan.

1. (S) = DATA SUBYEKTIF, menurut Helen Varney langkah pertama

adalah pengkajian data, terutama data yang diperoleh melalui anamnesis.

Data subyektif ini berhubungan denga masalah dari sudut pandang

pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang


57

dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan

langsung dengan diagnosis.

Data subyektif ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan

disusun.pada pasien yang bisu, dibagian data dibelakang huruf “S”,

diberi tanda huruf “O” atau “X”. tanda ini akan menjelaskan bahwa

pasien adalah penderita tuna wicara.

2. (O) = DATA OBYEKTIF, merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut Helen Varney pertama yaitu pengkajian data terutama

data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan

fisik pasien, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik lain.

Catatan medik dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat

dimasukkan dalam data obyektif ini. Data ini aka memberikan bukti gejala

klinis pasien fakta yang berhubungan dengan diagnostiik.

3. (A) = ANALYSIS ATAU ASSASMENT, merupakan pendokumentasian

hasil analysis dan interpretasi (kesimpulan) dari data subyektif dan

obyektif. Dalam pendokumentasian manajemen kebidanan, karena

keadaan pasien yang setiap saat bias mengalami perubahan, dan akan

ditemukan informasi baru dalam data subyektif maupun data obyektif,

maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Hal ini juga

menuntut bidan untuk sering melakukan analysis data yang dinamis

tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan pasien. Analysis yang

tepat dan akurat akan menjamin cepat diketahuinya perubahan pada

pasien, sehingga dapat diambil keputusan atau tindakan yang tepat.


58

Analysis atau assasment merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan menut Helen Varney langkah kedua, ketiga dan keempat

sehingga mencakup hal-hal berikut ini diagnosis/ maslaah kebidanan,

diagnosis/ maslah potensial serta perlunya mengidentifikasi kebutuhan

tindakan segera harus diidentifikasi menurut kewenangan bidan, meliputi

tindakan mendiri, tindakan kolaborasi dan tindakan merujuk klien.

4. (P) = PLANNING atau perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat

ini dan yang akandatang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil

analisis dan interpretasi data. Rencana asuhan ini bertujuan untuk

mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan

mempertahankan kesejahteraannya. Rencana asuhan ini harus bisa

mencapai kriteria tujuan yang ingin dicapai dalam batas waktu tertentu.

Tindakan yang akan dilaksanakan harus mampu membantu pasien

mencapai kemajuan dan harus seusai dengan hasil kolaborasi tenaga

kesehatan lain, antara lain dokter.

Pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh pasien, kecuali bila

tindakan tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan pasien

(Sudarti, dkk, 2011).


BAB III

METODELOGI

3.1 Metode

Laporan tugas akhir ini menggunakan metode penelitian dengan

studi kasus yang dilakukan pada kasus kehamilan di PMB “E” kabupaten

Pandeglang. Metode studi kasus adalah suatu metode untuk memahami

individu yang dilakukan secara integrative dan komprehensif agar

diperoleh pemahaman yang mendalam tentang individu tersebut beserta

masalah yang dihadapinya dengan tujuan masalahnya dapat terselesaikan

dan memperoleh perkembangan diri yang baik (Rahardjo, 2011). Studi

kasus ini adalah analisis deskriptif dan eksploratif dari seseorang,

kelompok atau peristiwa. Adapun kriteria objek studi kasus dalam

penelitian ini adalah:

1. Usia kehamilan 32-35 minggu

2. Kehamilan pertama hingga keempat

3. HPHT yang ditentukan 5-11 April 2019 dan HPL yang ditentukan

12-18 Januari 2020

4. Memiliki kartu jaminan kesehatan (BPJS)

Berdasarkan kriteria tersebut ditentukan Ny. “M” sebagai objek

studi kasus. Penyusunan laporan studi kasus ini dalam bentuk deskriptif

dengan kasus ibu hamil fisiologis sampai dengan 6 minggu postpartum

59
60

3.2 Subjek

Subjek metode studi kasus yang digunakan merupakan seorang ibu

hamil dengan kriteria yang telah ditentukan. Subjek metode studi kasus ini

adalah Ny. M umur 33 tahun, agama islam, suku sunda, lulusan SMA,

seorang ibu rumah tangga, menikah 1 kali, lama pernikahan sekarang 8

tahun dengan Tn. A umur 27 tahun, agama islam, suku sunda, lulusan

SMU, bekerja sebagai buruh. Alamat Ny. M Kd. Simbut.

Kehamilan ini merupakan kehamilan ketiga dan tidak pernah

mengalami keguguran. Haid pertama haid terakhir (HPHT) kehamilan ini

tanggal 05 April 2019 dan taksiran persalinan (TP) 12 Januari 2020.

3.3 Cara Kerja dan Teknik Pelaksanaan (Pengumpulan Data)

3.3.1 Cara Kerja

Cara kerja yang dilakukan dengan melakukan asuhan kehamilan,

asuhan persalinan, asuhan masa nifas, dan asuhan bayi baru lahir. Asuhan

tersebut dilaksanan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, yaitu

melakukan pemeriksaan kehamilan pada kehamilan Trimester 3 sebanyak

3 kali meliputi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berupa

pemeriksaan laboratorium dan USG, menolong persalinan, melakukan

kunjungan post partum 3 kali kunjungan 6 jam, 6 hari dan 6 minggu.

3.3.2 Teknik Pelaksanaan (Pengumpulan Data)

Metode studi kasus ini menggunakan sumber data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui pemeriksaan yang telah dilakukan

terhadap subjek studi kasus, wawancara, observasi dan pemeriksaan

penunjang. Sedangkan data sekunder didapatkan dari hasil pemeriksaan


61

sebelumnya yang tertulis dalam buku KIA sebelum dilakukan studi kasus

ini.

Wawancara dilakukan sebelum dilakukan pemeriksaan sekaligus

untuk mendapatkan persetujuan kepada subjek yang akan dijadikan bahan

studi kasus ini hingga laporan tugas akhir ini selesai. Setelah mendapatkan

data dari hasil wawancara, dilakukan pemeriksaan seperti yang telah

ditetapkan.

Pemeriksaan yang dilakukan diantaranya pemeriksaan kehamilan

sebanyak 3 kali, dilakukan penolongan persalinan terhadap subjek studi

kasus, lalu melakukan asuhan bayi baru lahir, dan post partum 3 kali

kunjungan yaitu 6 jam, 6 hari, dan 6 minggu.

3.4 Tempat dan Waktu

Penyususnan laporan studi kasus ini dilakukan selama pemeriksaan

di PMB “E” Kabupaten Pandeglang mulai tanggal 17 November 2019

sampai dengan 29 Februari 2020.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Ny. “M” umur 33 tahun, agama islam, pendidikan tertinggi SLTA,

bekerja sebagai IRT. Suami bernama Tn. “S” umur 33 tahun, agama

islam, pendidikan tertinggi SD dan bekerja sebagai buruh. Alamat rumah

di Kampung Sumbut Kecamatan Banjar Kabupaten Pandeglang. Nomor

telepon yang dapat dihubungi yaitu 083815660278. Pernikahan ini

merupakan pernikahan yang pertama dengan lama pernikahan 8 tahun.

Kehamilan ini merupakan kehamilan yang ketiga dan belum pernah

keguguran. Riwayat anak pertama lahir pada tanggal 27 Januari 2009,

persalinan ditolong oleh Paraji, umur kehamilan 40 minggu, jenis kelamin

laki-laki, berat badan lahir 3000 gram dan keadaan sekarang hidup.

Riwayat anak kedua lahir tanggal 30 Mei 2014, persalinan ditolong oleh

Paraji, umur kehamilan 39 minggu, jenis kelamin laki-laki, berat badan

lahir 2500 gram dan keadaan sekarang hidup.

4.1.1 Masa Kehamilan

4.1.1.1 Trimester 1 ( 0-12 Minggu )

Dari data sekunder yang didapatkan dalam buku KIA pada

trimester I ibu memeriksakan kehamilannya yang pertama di PMB “E”

pada tanggal 25 Mei 2019, dari hasil dokumentasi kebidanan diperoleh

data umur kehamilan 8 minggu, ibu mengeluh mual dan pusing, Hari

Pertama Haid Terakhir (HPHT) 05 April 2019,

62
63

Taksiran Persalinan (TP) tanggal 12 Januari 2020, ini kehamilan yang

ketiga dan belum pernah keguguran. Tekanan Darah (TD): 110/70 mmHg,

Berat Badan (BB): 38 kg, LILA: 24 cm, teraba ballottement, kaki dan

tangan tidak bengkak. Pemeriksaan PP test dan hasilnya positif. Ibu

diberikan tablet Fe 60 mg 1x1. Nasihat yang disampaikan bahwa ibu

positif hamil, dianjurkan untuk mulai menjaga kehamilannya, dan

disampaikan mengenai penanganan mual yaitu makan sedikit tapi sering.

4.1.1.2 Trimester II ( 12-28 Minggu)

Pada trimester II ibu melakukan 2 kali pemerikasaan kehamilan.

Pemeriksaan kehamilan yang kedua di PMB “E” pada tanggal 02

September 2019. Dari dokumentasi kebidanan diperoleh data usia

kehamilan 22 minggu, ibu mengatakan janin mulai terasa berdenyut dan

ada pergerakan janin. TD : 110/80 mmHg, BB: 40 kg, TFU: 16 cm, DJJ:

138x/menit, tangan dan kaki tidak bengkak. Ibu memenuhi kebutuhan

gizi dengan pola makan 3 kali sehari. Pemeriksaan laboratorium tidak

dilakukan. Ibu diberikan tablet Fe 60 mg 1x1 sehari dan kalsium 500 mg

1x1 sehari. Nasihat yang disampaikan ibu harus banyak mengonsumsi

makanan yang bergizi dan pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan.

Pada tanggal 10 Oktober 2019 dilakukan pemeriksaan kehamilan

kedua pada trimester II di PMB “E” dengan umur kehamilan 26 minggu.

Pada pemeriksaan ini ibu mengatakan tidak ada keluhan, gerakan janin

sangat aktif, TD: 110/70 mmHg, BB: 42 Kg. Dari hasil palpasi janin

presentasi kepala tunggal hidup, DJJ: 140 x/m. kaki dan tangan ibu tidak

bengkak. Ibu diberikan tablet Fe 60 mg 1x1 sehari dan kalsium 500 mg


64

1x1 sehari. Nasihat yang diberikan pad ibu yaitu harus banyak

mengkonsumsi makanan yang bergizi dan pengetahuan tentang tanda

bahaya kehamilan.

4.1.1.3 Trimester III ( 28-40 Minggu )

Pada trimester III ibu melakukan 2 kali pemeriksaan kehamilan di

PMB. Dari dokumentasi diperoleh data pada tanggal 20 November 2019

dilakukan pemeriksaan kehamilan dengan umur kehamilan 33 minggu, ibu

mengatakan tidak ada keluhan, TD: 120/80 mmHg, BB: 42 Kg, TFU: 29

cm, presentasi kepala, detak jantung janin 145 x/menit. Pada tanggal 20

Desember 2019 dilakukan pemeriksaan kehamilan dengan umur

kehamilan 37 minggu, ibu mengatakan tidak ada keluhan, TD: 110/80

mmHg, BB: 44 Kg, TFU: 30 cm , presentasi kepala, detak jantung janin

148 x/menit, pemeriksaan penunjang: USG (bayi tunggal hidup, presentasi

kepala, jenis kelamin kemungkinan laki-laki, letak plasenta difundus, air

ketuban cukup), pemeriksaan Hb (Hb: 12, 3 gr %). Ibu diberikan tablet Fe

60 mg 1x1 sehari dan kalsium 500 mg 1x1 sehari. Nasihat yang diberikan

kepada ibu tentang persiapan persalinan, macam-macam alat kontrasepsi

dan pengetahuan tentang ASI ekslusif.

4.1.1.4 Kunjungan ANC Pertama pada Trimester III

Pada hari Rabu tanggal 20 November 2019 pukul 09:00 WIB,

penulis melakukan pemeriksaan kehamilan pada Ny. “M” sebagai klien

dalam asuhan komprehensif yang dilakukan di PMB “E” pada usia

kehamilan ibu 33 minggu.


65

Sebelumnya penulis melakukan persetujuan terhadap pasien yang akan

dijadikan klien dalam asuhan kebidanan komprehensif ini. Dari hasil

anamnesa didapatkan data: pada pemeriksaan ibu mengatakan tidak ada

keluhan. Riwayat perkawinan: pernikahan 1 kali status perkawinan sah

dan menikah pertama pada umur 25 tahun lama pernikahan sekarang 8

tahun. Ibu mengatakan ini kehamilan anak ketiganya dan tidak pernah

keguguran. Pada riwayat kehamilan sekarang didapatkan data Hari

Pertama Haid Terakhir (HPHT) tanggal 05 April 2019. Riwayat anak

pertama lahir pada tanggal 27 Januari 2009 di Rumah ditolong oleh Paraji

dengan usia kehamilan 40 minggu serta tidak ada komplikasi pada ibu

maupun bayi pada saat bersalin, jenis kelamin laki-laki, BB lahir 3000

gram, keadaan sekarang hidup. Anak kedua lahir pada tanggal 03 Mei

2014 di Rumah ditolong oleh paraji dengan usia kehamilan 39 minggu

serta tidak ada komplikasi pada ibu maupun bayi pada saat bersalin, jenis

kelamin laki-laki, BB 2500 gram, keadaan sekarang hidup. Ibu

mengatakan kedua anaknya mengerti bahwa ibunya sedang mengandung

adik barunya, anaknya sering dibawa pada saat memeriksakan kehamilan.

Pola nutrisi : ibu makan 3x sehari dengan menu nasi, lauk, sayur, dan

buah. Pola eliminasi, BAK ± 7 kali sehari warna kuning jernih, BAB

lancar 2 kali sehari, konsistensi lunak, tidak ada keluhan saat BAK

ataupun BAB. Pola istirahat ibu jarang tidur siang dan tidur malam mulai

pukul 21.00-05.00 WIB, lamanya ± 8 jam. Ibu mengaku melakukan

hubungan seksual 1 kali dalam seminggu dan tidak ada keluhan. Ibu

mengatakan sudah mendapatkan imunisasi TT sebanyak 4x yaitu, 1 kali


66

pada saat imunisasi catin, 1 kali pada saat kehamilan anak pertama, 1 kali

pada saat kehamilan anak kedua, 1 kali pada saat kehamilan saat ini,

sehingga status TT nya menjadi TT4.

Riwayat kontrasepsi, ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi KB

suntik 3 bulan selama 1 tahun dari tahun 2018 sampai tahun 2019, tidak

ada keluhan.

Riwayat Kesehatan ibu dan keluarga : ibu dan keluarga tidak

memiliki riwayat penyakit sistemik seperti hipertensi, jantung dan DM.

Perilaku/Kebiasaan Kesehatan ibu: ibu tidak merokok, tidak

mengkonsumsi alkohol, jamu dan obat apapun kecuali obat yang di

anjurkan oleh bidan atau dokter.

Riwayat kehamilan sekarang, pada trimester I ibu mengeluh mual

dan pusing, pada trimester II ibu tidak ada keluhan, dan pada trimester III

ibu tidak ada keluhan. Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya ke

bidan secara rutin. Pergerakan janin pertama kali dirasakan pada usia

kehamilan 18 minggu dan pergerakan janin selama 24 jam lebih dari 10

kali.

Kehamilan ini direncanakan dan mendapat respon baik dari

keluarga, hubungan dengan suami dan keluarga baik, rencana bersalin di

Klinik, pembuat keputusan suami dan keluarga. Ketaatan ibu dalam

beribadah baik, ibu selalu shalat 5 waktu dan ibu berdoa untuk kelancaran

kehamilan dan persalinan. Penghasilan keluarga tidak menentu.

Dilakukan pemeriksaan fisik dengan hasil pemeriksaan keadaan

umum ibu baik, kesadaran composmentis. Berat badan 42 kg dari berat


67

badan sebelum hamil 35 kg, tinggi badan 148 cm, LILA 24 cm. Tanda-

tanda vital tekanan darah 120/80 mmHg, denyut nadi 80 x/menit,

pernafasan 20 x/menit, suhu tubuh 36,5°C, jadi taksiran persalinan (TP)

tanggal 12 Januari 2020. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara

inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. Hasil pemeriksaan pada daerah

kepala terlihat kulit kepala bersih, tidak ada benjolan, tidak ada ketombe.

Muka tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum. Mata simetris,

konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik. Hidung simetris bersih, tidak

ada polip, septum ditengah. Pada telinga simetris, bersih. Pada mulut

bersih, tidak ada stomatitis, dan tidak ada caries. Pada leher tidak ada

pembengkakan kelenjar getah bening dan kelenjar tyroid. Pada payudara

tampak simetris, tidak ada benjolan, areola hyperpigmentasi, puting susu

menonjol, dan colostrum (+/+).

Hasil pemeriksaan kebidanan inspeksi pada abdomen tidak ada

bekas luka operasi, terdapat linea nigra dan tidak ada striae gravidarum.

Hasil palpasi pada abdomen leopold I teraba bulat, lunak, tidak melenting

(bokong), leopold II di fundus teraba tahanan memanjang seperti papan di

sebelah kiri, dan teraba bagian-bagian kecil di sebelah kanan, leopold III

teraba bulat, keras, melenting (kepala), leopold IV bagian terendah janin

belum masuk pintu atas panggul (Konvergen), TFU 29 cm, TBBJ (29-

13x155) = 2,480 gram. Hasil auskultasi DJJ positif frekuensi 145 x/menit

teratur, satu tempat, punctum maksimum sebelah kiri bawah pusat.


68

Pada pemeriksaan genitalia hasil inspeksi vulva vagina tidak ada

oedema, tidak ada varises. Hasil palpasi tidak ada pembengkakan pada

kelenjar bartholini dan skene. Anus tidak ada hemoroid.

Pada ekstremitas tidak ada oedema, tidak ada varises, dan refleks

patella kanan dan kiri positif. Pada punggung tidak ada nyeri ketuk di

daerah costavetebra angle tenderness (CVAT).

Dari hasil pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan laboratorium,

didapat hasil kadar Haemoglobin (Hb) 11,5 g/dl, protein urine negatif, dan

reduksi urine negatif, HbsAg negatif, HIV negatif.

Berdasarkan pengkajian data dan pemeriksaan fisik di atas

diperoleh diagnosis Ny. “M” umur 33 tahun G3P20 hamil 33 minggu janin

tunggal hidup presentasi kepala intra uterin.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan adalah melakukan

informed consent. Memberitahukan usia kehamilan ibu saat ini yaitu 33

minggu. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam

keadaan baik. Menjelaskan tentang gizi seimbang bagi ibu hamil dan

menganjurkan ibu untuk memakan makanan yang bergizi seperti nasi,

sayuran, lauk pauk dan buah. Menjelaskan tentang tanda bahaya

kehamilan yaitu, sakit kepala yang hebat dan menetap, pandangan kabur,

mual muntah berlebihan dan tidak mau makan, bengkak pada muka tangan

dan kaki, nyeri ulu hati, berkurangnya gerakan janin, demam tinggi,

ketuban pecah sebelum waktunya dan perdarahan pervaginam.

Menganjurkan ibu untuk datang ke fasilitas kesehatan jika telah terdapat

salah satu tanda tersebut.


69

Menjelaskan tentang istirahat yang cukup yaitu tidur malam paling

sedikit 6-7 jam dan usahakan siangnya tidur/berbaring 1-2 jam, posisi tidur

sebaiknya miring ke kiri, karena jika ibu berbaring terlentang akan

mengakibatkan berkurangnya aliran darah dari ibu ke plasenta, sehingga

menyebabkan defisiensi atau kekurangan asupan oksigen pada janin.

Memberikan tablet Fe dosis 60 mg 1x1 sehari dan mengonsumsi

makanan dan minuman yang mengandung vitamin C guna mempercepat

penyerapan Fe dalam tubuh dan mengajarkan cara meminumnya yaitu

menggunakan air putih atau air jeruk dan tidak diminum dengan air teh,

susu atau kopi karena akan mengganggu penyerapan Fe oleh tubuh serta

menganjurkan untuk mengonsumsi tablet Fe pada malam hari sebelum

tidur untuk mengurangi rasa mual.

Memberikan tablet kalsium dosis 500 mg 1x1 sehari dan

mengonsumsi makanan dan minum yang mengandung vitamin D guna

mempercepat penyerapan kalsium di dalam tubuh, karena kalsium

dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama untuk pengembangan otot

dan rangka.

Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu

kemudian pada tanggal 06 Desember 2019, atau segera hubungi bidan bila

ada keluhan sebelum tanggal yang ditetapkan.

Hasil evaluasi didapatkan hasil keadaan ibu dan janin baik, ibu

mengerti dengan penjelasan yang diberikan bidan dan akan melaksanakan

anjuran yang telah disampaikan bidan. Ibu bersedia melakukan kunjungan


70

ulang pada tanggal 21 Januari 2019 dan akan menghubungi bidan bila ada

keluhan sebelum tanggal yang telah ditetapkan.

4.1.1.5 Kunjungan ANC Kedua pada Trimester III

Sesuai dengan kesepakatan, Ny. “M” datang kembali ingin

melakukan kunjungan ulang pada hari Jumat tanggal 06 Desember 2019

pukul 10.00 WIB. Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada pemeriksaan

kedua ini. Hasil pemeriksaan fisik diperoleh data keadaan umum baik,

kesadaran composmentis. Tanda-tanda vital tekanan darah 110/70 mmHg,

denyut nadi 85 x/menit, pernafasan 22x/ menit, suhu tubuh 36,5°C, berat

badan 44 kg. Wajah tidak ada oedema, tidak ada closma gravidarum.

Mata simetris konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik. Mulut bersih,

tidak ada stomatitis, dan tida karies. Leher tidak ada pembengkakan

kelenjar getah bening dan tyroid. Payudara simetris, tidak ada benjolan,

puting susu menonjol, areola hiperpigmentasi, belum ada pengeluaran

colostrum (+/+).

Hasil pemeriksaan kebidanan inspeksi, tidak ada bekas luka operasi,

terdapat linea nigra, tidak ada striae gravidarum. Hasil palpasi pada

abdomen leopold I teraba bagian bulat, lunak dan tidak melenting

(bokong), leopold II teraba teraba bagian-bagian terkecil di sebelah kiri

dan teraba tahanan memanjang seperti papan disebelah kanan, leopold III

teraba bagian bulat, keras, melenting (kepala), leopold IV bagian terendah

janin sudah masuk pintu atas panggul (Divergen) 4/5, TFU 30 cm TBBJ

(30-12x155) = 2,790 gram. Hasil auskultasi, DJJ positif frekuensi 148

x/menit, teratur, satu tempat, punctum maksimum sebelah kanan bawah


71

pusat. Pada pemeriksaan ekstremitas tidak ada oedema, tidak ada varises,

dan refleks patella kanan dan kiri positif.

Berdasarkan pengkajian data dan pemeriksaan fisik di atas diperoleh

diagnosis Ny. “M” umur 33 tahun G3P20 hamil 35 minggu janin tunggal

hidup presentasi kepala intra uterin.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan adalah melakukan informed

consent dan memberitahukan hasil pemeriksaan.

Memberikan penyuluhan tentang persiapan persalinan seperti:

penolong persalinan, pendamping persalinan, fasilitas tempat persalinan,

calon donor darah, transportasi dan biaya.

Memberikan tablet Fe dosis 60 mg 1x1 sehari dan memberikan tablet

kalsium dosis 500 mg 1x1 sehari serta cara meminumnya.

Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu

kemudian pada tanggal 20 Desember 2019, atau segera hubungi bidan

bila ada keluhan sebelum tanggal yang ditetapkan.

Hasil evaluasi keadaan ibu dan janin baik, ibu mengerti dengan

penjelasan yang diberikan bidan dan mau melaksanakan anjuran yang

telah disampaikan bidan. Ibu telah memutuskan akan melahirkan di rumah

bidan dan ditolong bidan, serta ibu bersedia melakukan kunjungan ulang

pada tanggal 20 Desember 2019 dan akan menghubungi bidan bila ada

keluhan sebelum tanggal yang telah ditetapkan.

4.1.1.6 Kunjungan ANC Ketiga pada Trimester III

Sesuai dengan kesepakatan, Ny. “M” datang kembali ingin melakukan

kunjungan ulang pada hari Jumat tanggal 20 Desember 2019 pukul 09.30
72

WIB. Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Hasil pemeriksaan fisik

diperoleh data keadaan umum baik, kesadaran composmentis. Tanda-tanda

vital tekanan darah 110/80 mmHg, denyut nadi 82 x/menit, pernafasan

20x/ menit, suhu tubuh 37,5°C, berat badan 44 kg. Wajah tidak ada

oedema, tidak ada closma gravidarum. Mata simetris, konjungtiva tidak

pucat, sklera tidak ikterik. Mulut bersih, tidak ada stomatitis dan tidak ada

karies. Leher tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan kelenjar

tyroid. Payudara simetris, tidak ada benjolan, puting susu menonjol, areola

hiperpigmentasi, belum ada pengeluaran colostrum (+/+).

Hasil pemeriksaan kebidanan inspeksi, tidak ada bekas luka

operasi, tidak ada linea nigra, tidak ada striae gravidarum. Hasil palpasi

pada abdomen leopold I teraba bagian bulat, lunak dan tidak melenting

(bokong), leopold II teraba teraba bagian-bagian terkecil di sebelah kiri

dan teraba tahanan memanjang seperti papan di sebelah kanan, leopold III

teraba bagian bulat, keras, melenting (kepala), leopold IV bagian terendah

janin sudah masuk pintu atas panggul (Divergen) 3/5. TFU 30 cm, TBBJ

(30-11x155) = 2,945 gram. Hasil auskultasi DJJ positif, frekuensi 148

x/menit, teratur, satu tempat, punctum maksimum sebelah kanan bawah

pusat.

Pada pemeriksaan ekstremitas tidak ada oedema, tidak ada varises,

dan refleks patella kanan dan kiri positif. Pada pemeriksaan ketiga ini

dilakukan pengecekan ulang laboratorium Hb: 12, 3 gr%, protein urine

negatif (-) dan glukosa urine negatif (-).


73

Berdasarkan pengkajian data dan pemeriksaan fisik di atas

diperoleh diagnosis Ny. “M” umur 33 tahun G3P20 hamil 37 minggu 3

hari janin tunggal hidup presentasi kepala intra uterin.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan adalah melakukan

informed consent. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa ibu dan

janin dalam keadaan baik.

Melakukan konseling pada ibu tentang macam-macam alat

kontrasepsi seperti: metode sederhana yaitu MAL dan kondom. Metode

modern seperti pil, suntik, implant,dan IUD. Serta metode permanen

operatif yaitu vasektomi dan tubektomi.

Menjelaskan tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yaitu apa itu

IMD, keuntungan IMD bagi ibu dan bayi, manfaat ASI. Memberikan

tablet Fe dosis 60 mg 1x1 sehari dan memberikan tablet kalsium dosis

500 mg 1x1 sehari serta cara meminumnya.

Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu

kemudian pada tanggal 27 Desember 2019 atau jika ada keluhan.

Hasil evaluasi keadaan ibu baik, ibu mengerti tentang apa yang

dijelaskan bidan dan mau melakukan anjuran bidan yaitu melakukan

kunjungan ulang 1 minggu kemudian atau bila ada keluhan.

4.1.2 Masa Persalinan (Intranatal)

4.1.2.1 Kala I

Ibu datang ke PMB “E” diantar keluarga pada hari Rabu tanggal 25

Desember 2019 pukul 01.00 WIB dengan keluhan mulas-mulas sejak


74

pukul 12.00 WIB dan sudah keluar lendir bercampur darah, namun

belum keluar air-air.

Hasil pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran composmentis.

Tanda-tanda vital, tekanan darah 110/80 mmHg, denyut nadi 82

x/menit, pernafasan 21 x/menit, suhu tubuh 37,50 C. Mata konjungtiva

tidak pucat, sklera tidak ikterik. Payudara areola hyperpigmentasi,

putting susu menonjol, terdapat pengeluaran kolostrum (+/+).

Hasil pemeriksaan kebidanan inspeksi, tidak ada bekas luka

operasi, tidak ada striae gravidarum, terdapat linea nigra. Hasil palpasi

pada abdomen leopold I di fundus teraba bagian bulat, lunak dan tidak

melenting (bokong), leopold II teraba tahanan memajang seperti papan

di sebelah kiri dan teraba bagian-bagian kecil di sebelah kanan, leopold

III teraba bagian bulat, keras dan melenting (kepala), dan leopold IV

bagian terendah (kepala) sudah masuk PAP (Divergen) penurunan

kepala 3/5, TFU : 30 cm, TBBJ: (30-11) x155 = 2.945 gram. Hasil

auskultasi DJJ : 141x/menit, teratur, satu tempat, punctum maksimum

sebelah kiri bawah pusat, His : 3x dalam 10 menit lamanya 44 detik.

Pemeriksaan genitalia tidak ada oedema dan varises, tidak ada

pembengkakan kelenjar bartholini dan scene. Dilakukan pemeriksaan

dalam di dapatkan vulva vagina tidak ada kelainan, tidak ada tumor

jalan lahir, portio tipis lunak, pembukaan 7 cm, ketuban utuh,

presentasi kepala, ubun ubun kecil kiri depan, penurunan kepala Hodge

III, dan tidak ada molase.


75

Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan didapatkan diagnosa

bahwa Ny. “M” umur 33 tahun G3P2A0 hamil 38 minggu inpartu kala I

fase aktif janin tunggal hidup presentasi kepala intra uterin.

Penatalaksanaan yang dilakukan adalah melakukan informed

consent. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga

bahwa keadaan ibu dan janin baik, ibu memasuki proses persalinan

dengan pembukaan 7 cm. Menghadirkan pendamping sesuai keinginan

ibu dan memberikan dukungan mental pada ibu. Menganjurkan ibu

untuk tidur miring kiri agar aliran oksigen pada bayi tidak terganggu.

Mengajarkan ibu teknik relaksasi yaitu menarik nafas panjang dari

hidung dan dikeluarkan secara perlahan melalui mulut ketika ada his

dan menjaga privasi ibu.

Menganjurkan ibu untuk memenuhi nutrisi dan kebutuhan cairan

dengan cara memberi minum berupa air putih atau teh manis hangat

untuk memenuhi kebutuhan energy dan mencegah dehidrasi.

Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK agar kandung kemih

tetap kosong. Menyiapkan partus set, hecting set, obat uterotonika, serta

perlengkapan ibu dan bayi. Mengobservasi keadaan umum, TTV, his,

DJJ dan kemajuan persalinan. Mencatat hasil observasi kedalam

partograf.

Didapatkan evaluasi ibu dalam keadaan normal dan pembukaan

serviks 7 cm. ibu memutuskan didampingi oleh kakaknya.


76

4.1.2.2 Kala II

Pukul 01.30 WIB Ibu mengatakan mulasnya semakin sering, kuat

dan teratur, terasa keluar air-air serta ada dorongan ingin meneran

seperti buang air besar. Dilakukan pemeriksaan fisik, keadaan umum

baik, kesadaran composmentis. Hasil pemeriksaan auskultasi pada

abdomen DJJ 148x/menit, teratur, punctum maksimum sebelah kiri

bawah pusat, His : 5x dalam 10 menit dengan frekuensi 55 detik.

Terdapat tanda gejala kala II dorongan kuat ingin meneran, tekanan

pada anus, perineum menonjol, vulva dan anus membuka. Dilakukan

pemeriksaan dalam didapatkan hasil vulva/vagina tidak ada kelainan,

tidak ada tumor jalan lahir, portio tidak teraba, pembukaan 10 cm,

ketuban (-) pecah spontan pada pukul 01.30 WIB, presentasi kepala,

ubun-ubun kecil kiri depan, penurunan kepala Hodge IV, tidak ada

molase.

Dari hasil pemeriksaan didapatkan diagnosa Ny. “M” umur 33

tahun G3P2A0 hamil 38 minggu inpartu kala II janin tunggal hidup

presentasi kepala tunggal hidup inta uterin.

Penatalaksanaan yang dilakukan adalah memberitahukan hasil

pemeriksan bahwa kondisi ibu dan janin dalam keadaan baik dan ibu

sedang dalam proses persalinan dengan pembukaan 10 cm.

Memberikan dukungan mental kepada ibu dalam menghadapi proses

persalinan. Mencuci tangan dan memakai alat perlindungan diri seperti

pelindung kepala dan mata, masker, handschoen, apron dan sepatu

tertutup. Memposisikan ibu dalam posisi litotomi. Menganjurkan ibu


77

untuk memenuhi nutrisi dan kebutuhan cairan dengan cara memberi

minum berupa air putih atau teh manis hangat untuk memenuhi

kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi. Mengajarkan ibu cara

meneran yang baik yaitu dagu menempel ke dada, pandangan ibu

kearah perut, gigi bertemu gigi lalu meneran sekuat mungkin saat ada

his tanpa mengeluarkan suara. Memimpin ibu untuk meneran pada saat

ada his dan teknik relaksasi pada saat tidak ada his. Memantau DJJ

setiap selesai kontraksi. Menolong persalinan dengan langkah APN

(Asuhan Persalinan Normal). Mengeringkan bayi dengan

menggunakan handuk sambil melakukan rangsangan taktil pada tubuh

bayi dengan kain atau selimut di atas perut ibu. Melakukan inisiasi

menyusu dini (IMD).

Pukul 01.45 WIB bayi lahir spontan, bugar, tangisan kuat,

pergerakan aktif, warna kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki, tidak

ada cacat bawaan, anus berlubang dan IMD berhasil dilakukan dalam

waktu 30 menit.

4.1.2.3 Kala III

Pukul 01.46 WIB ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas.

Dari hasil pemeriksaan fisik diperoleh bahwa keadaan umum ibu baik,

kesadaran composmentis. Abdomen TFU setinggi pusat, uterus

globuler, tidak ada janin kedua, kontraksi uterus baik, kandung kemih

kosong. Pada genitalia terdapat tali pusat di depan vulva dan terlihat

semburan darah dari jalan lahir, perdarahan ± 100 cc. Dari hasil
78

pemeriksaan didapatkan diagnosa Ny. “M” umur 33 tahun P3A0 partus

kala III.

Penatalaksanaan yang dilakukan adalah memberitahukan hasil

pemeriksaan bahwa plasenta akan segera dilahirkan. Memeriksa

fundus uteri untuk memastikan janin tunggal. Memberitahu bahwa ibu

akan di suntik. Menyuntikkan oksitosin 10 IU 1 cc secara IM di 1/3

paha kanan atas bagian luar. Melakukan peregangan tali pusat

terkendali dengan melihat 3 tanda pelepasan plasenta yaitu uterus

globuler, tali pusat memanjang dan terlihat semburan darah. Klem

dipindahkan 5-10 cm di depan vulva, tangan kiri berada di atas simfisis

untuk melakukan dorso kranial dan tangan kanan meregangkan tali

pusat. Melahirkan plasenta dengan Teknik brand and Andrew.

Melakukan masase fundus uteri selama 15 detik. Memeriksa

kelengkapan plasenta. Memeriksa adanya laserasi perineum.

Didapatkan evaluasi pukul 01.55 WIB plasenta lahir spontan,

selaput dan kotiledon lengkap, ketebalan plasenta 3 cm, diameter

plasenta 15 cm, insersi tali pusat sentralis, panjang tali pusat 52 cm,

berat plasenta 450 gram, tidak ada kelainan plasenta bilobata, tidak

terdapat laserasi dan perdarahan ±100 cc.

4.1.2.4 Kala IV

Pada pukul 02.10 WIB ibu mengatakan senang atas kelahiran

anaknya dan ibu masih merasakan mulas dan lelah. Dari hasil

pemeriksaan fisik, keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis.

Tanda-tanda vital, tekanan darah 110/70 mmHg, denyut nadi


79

85x/menit, pernapasan 21 x/m, suhu tubuh 37,0 0C. Pada mata

konjungtiva tidak pucat. Abdomen kontraksi uterus baik, TFU 2 jari di

bawah pusat, kandung kemih kosong. Pada genitalia tidak terdapat

laserasi. Dan perdarahan ±100 cc.

Dari hasil pemeriksaan di atas didapatkan diagnosa Ny. “M” umur

33 tahun P3A0 partus kala IV.

Penatalaksanaan yang dilakukan adalah melakukan informed

consent. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayi dalam

keadaan sehat. Menganjurkan ibu untuk rileks. Membersihkan dan

merapikan ibu dengan kain bersih dan kering. Membersihkan dan

merapikan alat dengan merendam alat ke klorin selama 10 menit lalu

cuci dengan sabun dan bilas dengan air mengalir. Menganjurkan ibu

untuk memenuhi nutrisi dan kebutuhan cairan dengan cara memberi

minum berupa air putih atau teh manis hangat untuk memenuhi

kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi. Mengajarkan ibu dan

keluarga untuk masase fundus uteri untuk mencegah perdarahan.

Menganjurkan ibu untuk istirahat dan tidak menahan BAB dan BAK.

Melakukan observasi kala IV yaitu keadaan umum ibu, TTV,

kontraksi, TFU, kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit pada

jam pertama dan 30 menit pada jam kedua. Mencatat hasil observasi

kala IV pada partograf.

Didapatkan evaluasi tanggal 5 Februari 2019 pukul 02.30 WIB

keadaan umum ibu baik, TD: 110/70 mmHg, N: 85x/m, S: 37,0 0C, R :
80

22x/m, kontraksi baik, TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih

kosong, jumlah perdarahan ±100 cc, ibu dan bayi rawat gabung.

4.1.3 Masa Nifas (Postnatal)

4.1.3.1 Post Partum 6 Jam

Pada hari Rabu tanggal 25 Desember 2019 pukul 08.00 WIB, ibu

mengatakan telah melahirkan anak ketiganya secara normal 6 jam yang

lalu, ibu sudah bisa turun dari tempat tidur, sudah BAK, ibu mengatakan

ASI sudah keluar dan bayi sudah disusui, ibu sudah makan dan minum,

tidak ada pantangan makanan.

Dari hasil pemeriksaan fisik di dapatkan, keadaan umum baik,

kesadaran composmentis. Tanda-tanda vital, tekanan darah 110/70

mmHg, denyut nadi 85x/menit, pernapasan 21x/menit, suhu tubuh

37,00C. Muka tidak pucat dan tidak ada oedema. Mata konjungtiva tidak

pucat, sklera tidak ikterik. Leher tidak ada pembengkakan kelenjar getah

bening dan tyroid. Payudara simetris, tidak ada benjolan, areola

hiperpigmentasi, puting susu menonjol, dan colostrum sudah keluar.

Abdomen kontraksi baik, TFU 2 jari di bawah pusat, kandung kemih

kosong. Pemeriksaan genitalia tidak terdapat laserasi pada perineum,

perdarahan ±50 cc. Ekstermitas tidak oedema dan tidak ada varises.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan didapatkan diagnosa Ny.

“M” umur 33 tahun P3A0 post partum 6 jam.

Penatalaksanaan yang dilakukan adalah melakukan informed

consent. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayi dalam

keadaan baik. Menjelaskan kepada ibu tentang gizi seimbang untuk ibu
81

nifas seperti yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin, lemak dan

minum 8 gelas perhari untuk memperbanyak produksi ASI dan

menganjurkan ibu untuk tidak memantang makanan apapun.

Memberitahukan tanda bahaya nifas yaitu demam tinggi (>37,50

C), perdarahan pervaginam berlebihan, secret vagina berbau, nyeri perut

berat, kelelahan atau sesak, bengkak di bagian betis atau kaki, tangan dan

wajah, sakit kepala atau pandangan kabur, nyeri peyudara, pembengkakan

payudara, luka perdarahan puting, tidak bisa buang air besar selama tiga

hari atau rasa sakit pada saat buang air kecil dan menganjurkan ibu segera

ke fasilitas kesehatan apabila terdapat salah satu dari tanda tersebut.

Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin.

Menjelaskan kepada ibu tentang teknik menyusui dan perawatan

payudara yang benar agar proses menyusui lancar tidak ada kendala.

Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga personal hygine dengan

mengganti pembalut saat terasa sudah penuh.

Memberikan ibu obat vitamin A 200.000 IU (2 dosis) segera

setelah bayi lahir dan menjelaskan cara meminumnya bahwa kapsul yang

kedua diminum dalam selang waktu 24 jam setelah kapsul yang pertama

diberikan. Memberikan tablet Fe 60 mg 1x1 sehari, Amoxicillin 500 mg

3x1 sehari, Paracetamol 500 mg 3x1 sehari. Menganjurkan ibu datang

kembali 6 hari kemudian yaitu pada tanggal 31 Desember 2019 atau bila

ada keluhan.
82

Pada pukul 08.15 WIB, didapatkan evaluasi keadaan umum ibu

baik, ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan dan akan melakukan

anjuran bidan yaitu kunjungan ulang 6 hari kemudian.

4.1.3.2 Post Partum 6 Hari

Pada hari Selasa, tanggal 31 Desember 2019 pukul 13:00 WIB. Ibu

mengatakan sudak tidak ada pengeluaran darah atau cairan dari vagina.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan, diperoleh

keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis. Tanda-tanda vital,

tekanan darah 100/80 mmHg, denyut nadi 85x/menit, pernapasan

21x/menit, suhu tubuh 37,0oC. Muka tidak pucat dan tidak ada oedema.

Mata konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik. Leher tidak ada

pembengkakan kelenjar getah bening dan tyroid. Payudara simetris, tidak

ada benjolan, areola hiperpigmentasi, putting susu menonjol, ASI sudah

keluar.

Hasil pemeriksaan kebidanan abdomen TFU pertengahan simfisis-

pusat, kandung kemih kosong. Pemeriksaan genitalia vulva vagina tidak

ada kelainan, Pengeluaran lochea sanguinolenta. Pada ekstermitas tidak

ada oedema dan varises.

Dari pemeriksaan yang dilakukan didapatkan diagnosa Ny. “M”

umur 33 tahun P3A0 nifas 6 hari.

Penatalaksanaan yang dilakukan adalah melakukan informed

consent. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan

menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygine. Memberitahu ibu

untuk tetap menyusui bayinya agar tidak terjadi pembengkakan pada


83

payudara dan bayi tetap mendapatkan nutrisi. Menjelaskan kembali gizi

seimbang untuk ibu nifas seperti yang mengandung karbohidrat, protein,

vitamin, lemak dan minum 8 gelas perhari untuk memperbanyak produksi

ASI dan menganjurkan ibu untuk tidak memantang makanan apapun.

Memeriksa kemungkinan adanya tanda-tanda bahaya pada masa

nifas yaitu kontraksi uterus yang lemah karena akan menyebabkan

peradarahan, infeksi pada payudara ditandai dengan pembengkakan pada

payudara, putting susu lecet dan menganjurkan ibu segera ke fasilitas

kesehatan apabila terdapat salah satu dari tanda tersebut.

Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi dengan

cara jangan membiarkan bayi bersentuhan langsung dengan benda dingin

misalnya lantai, jangan ketakkan bayi dekat jendela atau kipas angin,

segera keringkan bayi setelah mandi atau saat basah, dan tetap menjaga

lingkungan sekitar bayi agar tetap hangat. Mengingatkan kembali kepada

ibu tentang KB dan imunisasi bayi satu bulan yaitu BCG dan polio 1.

Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan

menyusui bayinya pada payudara kanan-kiri secara bergantian.

Memberikan tablet Fe 60 mg 1x1 sehari. Menganjurkan ibu untuk

melakukan kunjungan ulang 6 minggu kemudian pada tanggal 05

Februari 2020 atau bila ada keluhan segera datang ke bidan.

Pada pukul 13.15 WIB, didapatkan evaluasi keadaan umum ibu

baik, luka jahitan ibu sudah bagus. Ibu mengerti dengan penjelasan yang

diberikan oleh bidan dan bersedia untuk melakukan kunjungan ulang

pada 6 minggu kemudian.


84

4.1.3.3 Post Partum 6 Minggu

Pada tanggal 05 Februari 2020 pukul 13.00 WIB dilakukan

kunjungan nifas yang ketiga, ibu mengatakan tidak ada keluhan. Ibu

mengatakan hanya memberi bayinya ASI dan tidak memberi susu

formula maupun makanan lainnya. Ibu mengatakan ingin menggunakan

alat kontrasepsi yaitu KB Suntik.

Hasil pemeriksaan keadaan umum ibu baik, kesadaran compos

mentis, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 85 x/menit, pernapasan 21

x/menit, suhu 37,00C. Pada bagian muka tidak pucat dan tidak ada

oedema. Mata konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik. Leher tidak

ada pembengkakan kelenjar getah bening dan tyroid. Payudara simetris,

kedua puting susu menonjol tidak ada lesi dan pengeluaran ASI banyak,

pada abdomen TFU tidak teraba, pada genetalia vulva vagina tidak ada

kelainan, tidak ada oedeme, sudah tidak ada pengeluaran lochea.

Ekstremitas tidak ada oedema dan varises.

Hasil pemeriksaan didapatkan analisa Ny. ”M” umur 33 Tahun

P3A0 post partum 6 minggu.

Penatalaksanaan yang dilakukan pada Ny. “A” adalah melakukan

informed consent, menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam

kondisi baik, memastikan ibu untuk menyusui bayinya secara ekslusif dan

on demand, melakukan konseling mengenai alat kontrasepsi (KB) yang

ibu pilih, yaitu KB suntik 3 bulan, menyuntikkan obat KB suntik 3 bulan

yaitu depo progestin asetat secara IM di daerah bokong, mencatat dan


85

menulis tanggal kunjungan ulang 3 bulan, menganjurkan ibu untuk

suntik ulang 3 bulan kemudian pada tanggal 06 Mei 2020 ke bidan.

Pada pukul 13.15 WIB dari hasil evaluasi didapatkan keadaan

umum ibu baik. Ibu sudah disuntik KB 3 bulan. Ibu mengerti dengan

penjelasan yang diberikan dan akan melakukan kunjungan ulang suntik

KB 3 bulan pada tanggal 06 Mei 2020.

4.1.4 Bayi Baru Lahir (Neonatal)

4.1.4.1 Bayi Baru Lahir 1 Jam

Bayi lahir pada hari Rabu tanggal 25 Desember 2019 pukul 01.45

WIB, segera setelah bayi lahir dilakukan pemeriksaan pada bayi baru

lahir dengan hasil bayi lahir spontan, langsung menangis, warna kulit

kemerahan, pergerakan aktif, jenis kelamin laki-laki, terdapat anus, tidak

ada kelainan atau cacat bawaan dengan usia gestasi 38 minggu.

Berdasarkan pemeriksaan di atas didapatkan diagnosa bahwa

Neonatus Ny. “M” umur 1 jam sesuai masa kehamilan.

Penatalaksanaan yang diberikan adalah melakukan informed

consent kepada ibu. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan

keluarga. Meletakan bayi di atas perut ibu secara melintang.

Mengeringkan dan menghangatkan bayi dengan kain kering agar tidak

terjadi hipotermi. Melakukan pemotongan tali pusat selama 2 menit

setelah bayi lahir dengan cara menjepit tali pusat terlebih dahulu denga

menggunakan klem berjarak 3 cm dari pusar bayi dan 2 cm dari jarak

klem pertama, kemudian tali pusat di potong agar menyalurkan zat besi

yang terkandung dalam darah dari plasenta ke bayi untuk mencegah


86

anemia. Melakukan IMD selama 30 menit, lalu angkat bayi ke atas

tempat yang datar serta tetap menjaga kehangatan bayi.

Memberikan Vitamin K1 1 mg dengan dosis 0,5 ml pada paha kiri

anterolateral secara IM. Memberikan salep mata tetrasiklin 1% pada bayi,

melakukan perawatan bayi baru lahir normal.

Pada pukul 02.00 WIB, dilakukan evaluasi yaitu keadaan umum

bayi baik, kehangatan tubuh bayi terjaga dan bayi sudah mendapatkan

suntikan vitamin K1 dan salep mata tetrasiklin 1% serta IMD berhasil,

dalam waktu 30 menit dan bayi berhasil mencapai puting ibu.

4.1.4.2 Bayi Baru Lahir 6 jam

Pada hari Rabu tanggal 25 Desember 2019 pukul 08.00 WIB

dilakukan pemeriksaan pada bayi baru lahir Ny. “M” umur 6 jam.

Didapatkan hasil keadaan umum baik, tangisan kuat, warna kulit

kemerahan dan pergerkan aktif. Tanda- tanda vital HR: 148x/ mnt, RR:

46x/ mnt, S: 36,50C. Berat badan 2900 gram, panjang badan 48 cm,

lingkar kepala 30 cm, lingkar dada 31 cm. Kepala tidak ada caput

succedaneum dan cephal haematom. Muka tidak oedema. Mata simetris,

sklera tidak ikterik. Telinga simetris, bersih, daun telinga terbentuk.

Hidung bersih, tidak ada pernapasan cuping hidung, terdapat 2 lubang dan

septum berada ditengah. Pada mulut tidak ada labioskizis, tidak ada

palatoskizis, dan tidak ada labiopalatoskizis. Dada simetris, tidak ada

retraksi dinding dada, puting susu sudah terbentuk, bunyi jantung normal.

Abdomen tidak ada benjolan, tidak ada perdarahan tali pusat. Ekstremitas

simetris, tidak ada sindaktili, polidaktili atau brakidaktili. Genitalia testis


87

sudah turun, ada lubang uretra, terdapat anus. Punggung tidak ada spina

bifida. Reflex moro (+), reflex rooting (+), reflex sucking (+), reflex

swallowing (+), reflex grashping (+/+), reflex babynski (+/+).

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, dapat ditegakkan

diagnosa Neonatus Ny. “M” umur 6 jam cukup bulan sesuai masa

kehamilan.

Asuhan kebidanan yang diberikan adalah melakukan informed

consent kepada ibu, memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan

keluarga. Menyuntikan imunisasi Hb0 0.5cc secara IM di anterolateral

paha kanan bayi. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering

mungkin dan menyusui di payudara kanan-kiri secara bergantian.

Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir yaitu tidak

mau menyusu, kejang, bergerak hanya jika dirangsang, napas terlalu cepat

atau terlalu lambat {normal 40-60 x/m}, ada tarikan dinding dada kedalam

yang sangat kuat, merintih, teraba demam >37.5 derajat celcius, teraba

dingin <36 derajat celcius, nanah yang banyak dimata, pusat kemerahan

meluas kedinding perut, diare, dan tampak kuning pada telapak tangan dan

kaki.

Mengajarkan ibu tentang perawatan tali pusat yang baik dan aman

yaitu cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan, bungkus

talipusat dengan kassa steril dan jangan mengoleskan cairan atau bahan

apapun ke tali pusat dan pastikan tali pusat harus tetap kering dan bersih

sampai sisa talipusat mengering dan melepas sendiri. Memberitahukan

tanda-tanda infeksi tali pusat yaitu kemerahan pada kulit sekitar talipusat,
88

tampak nanah atau berbau, atau terdapat perdarahan tali pusat, serta

melakukan rawat gabung. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan

ulang 6 hari kemudian pada tanggal 05 Februari 2020.

Pada pukul 08.15 WIB, dilakukan evaluasi keadaan umum bayi

baik, bayi menghisap kuat, ibu mengerti dan mau melakukan anjuran yang

diberikan oleh bidan.

4.1.4.3 Bayi Baru Lahir 6 Hari

Pada hari Selasa tanggal 31 Desember 2019 pukul 13:00 WIB Ibu

mengatakan bayinya menghisap dengan kuat saat menyusu dan tali

pusatnya sudah puput pada hari ke lima.

Hasil pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran composmentis,

tanda- tanda vital, HR 142x/mnt, R 49x/ mnt, suhu 36,9 oC, BB 2900 gram,

PB 48 cm, LK 30 cm, LD 31 cm. Kepala tidak ada caput succadenum,

tidak ada cepal hematom. Mata simetris, sklera tidak ikterik. Mulut tidak

ada labioskizis, tidak ada palatoskizis dan labiopalatoskizis. Abdomen

tidak ada benjolan, tali pusat sudah puput, tidak ada pus. Genitalia bersih,

tidak ada tanda infeksi.

Dari hasil pemeriksaan didapatkan analisa neonatus Ny. “M” umur

6 hari cukup bulan sesuai masa kehamilan.

Asuhan yang diberikan yaitu melakukan informed consent kepada

ibu. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa berat badan

bayi tidak bertambah dari berat badan saat lahir. Mengkonfirmasi pada ibu

tentang pemberian ASI ekslusif.


89

Memeriksa kemungkinan adanya tanda-tanda bahaya pada bayi

baru lahir yaitu tidak mau menyusu, kejang, bergerak hanya jika

dirangsang, napas terlalu cepat atau terlalu lambat {normal 40-60 x/m},

ada tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat, merintih, teraba

demam > 37.5 derajat celcius, teraba dingin <36 derajat celcius, nanah

yang banyak dimata, pusar kemerahan meluas kedinding perut, diare, dan

tampak kuning pada telapakk tangan dan kaki. Menganjurkan ibu untuk

membawa bayinya untuk melakukan kunjungan 6 minggu pada tanggal 05

Februari 2020.

Pada pukul 13.15 WIB, didapatkan hasil evaluasi bayi dalam

keadaan baik, tali pusat sudah puput. Ibu mengerti atas apa yang dijelaskan

oleh bidan dan akan melakukan anjuran bidan serta akan membawa

bayinya untuk melakukan kunjungan ulang 6 minggu kemudian.

4.1.4.4 Bayi Baru Lahir 6 Minggu

Pada hari tanggal 5 Februari 2020 Pukul 13.00 WIB dilakukan

pemeriksaan neonatal, ibu mengatakan bayinya dalam keadaan baik dan

sehat, ibu mengatakan bayinya menyusu dengan kuat, ibu mengatakan

bayinya tidak ada keluhan, BAK dan BAB lancar, ibu mengatakan bayinya

sudah mendapatkan imunisasi BCG dan Polio 1 di Klinik pada tanggal 31

Januari 2020.

Hasil pemeriksaan keadaan umum ibu baik, kesadaran compos

mentis, nadi 120 x/menit, respirasi 49 x/menit, suhu 36,9 0C. Antropometri

berat badan 3800 gr, panjang badan 56 cm, lingkar kepala 36 cm, lingkar

dada 37 cm. Pemeriksaan pada bagian kepala tidak ada caput succadeneum
90

dan cephalhematoma, mata konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik,

telinga dan hidung tidak ada kelainan, mulut bersih dan tidak ada oral

trush, abdomen agak cembung, tali pusat sudah lepas bersih dan kering

dan tidak ada kemerahan, ekstremitas tidak ada kelainan, genitalia bersih,

tidak ada diaper rush dan refleks hisap baik.

Hasil pemeriksaan didapatkan analisa By. Ny. “M” usia 6 minggu.

Penatalaksanaan yang dilakukan adalah melakukan informed

consent, menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan baik

dan sehat, serta terdapat kenaikan berat badan dari saat lahir 2900 gram

mencapai berat badan 3800 gram sehingga terdapat peningkatan berat

badan sebesar 800 gram. Memberikan konseling tentang manfaat

imunisasi BCG bertujuan melindungi anak terhadap penyakit TBC.

Memberikan konseling efek samping BCG yaitu setelah 2 bulan akan

terjadi pembengkakan kecil yang akan menjadi luka merah ditempat

penyuntikkan, jangan dibiarkan obat apapun dan biarkan luka terbuka.

Memberikan konseling tentang manfaat imunisasi polio yaitu imunisasi

polio bertujuan melindungi anak terhadap penyakit polio. Memberikan

konseling efek samping polio yaitu kemung kinan menyebabkan diare

apabila kemungkinan vaksin tidak bekerja dengan baik karena ada

gangguan penyerapan oleh usus akibat diare berat. Memberikan imunisasi

BCG secara Intracutan dan Polio I sebanyak 2 tetes secara oral..

Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif selama 6

bulan dan tidak memberikan makanan apapun kepada bayinya.

Menganjurkan ibu untuk melanjutkan imunisasi DPT-Hb_Hib dan polio 2


91

sesui waktunya. Menganjurkan ibu kunjungan ulang apabila terdapat

keluhan.

Pada pukul 13.15 WIB, dilakukan evaluasi keadaan bayi baik, ibu

mengerti atas apa yang telah dijelaskan oleh bidan dan akan membawa

bayinya ke posyandu 1 bulan kemudian untuk di imunisasi DPT 1 dan

Polio2.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan studi kasus yang telah dilakukan penulis dengan

memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. “M” sejak umur

kehamilan 33 minggu sampai 6 minggu post partum yang dilakukan di

PMB “E” Kabupaten Pandeglang pada tanggal 17 November 2019 sampai

dengan 29 Februari 2020, penulis membuat pembahasan yang

menggabungkan teori dengan kasus yang dialami oleh Ny. “M”.

4.2.1 Antenatal Care

Pada kasus Ny.“M” didapatkan anamnesa bahwa ibu

memeriksakan kehamilannya 1 kali pada trimester I, 2 kali pada trimester

II, 2 kali pada trimester III, hal ini sesuai dengan teori Pantiawati (2017)

bahwa kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan minimal 4 kali selama

kehamilan yaitu 1 kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester

kedua dan dua kali pada trimester ketiga. Hal ini memberikan peluang

kepada petugas kesehatan untuk mengenali secara dini berbagai penyulit

atau gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu hamil. Tujuan

dilakukannya ANC adalah untuk membangun hubungan saling percaya

antara petugas dengan klien.


92

4.2.1.1 Antenatal Care (ANC) Pertama pada Trimester III

Kunjungan ANC pertama yang dilakukan oleh peneliti didapatkan

data sekunder hasil pengkajian pada buku KIA, Pergerakan janin pertama

kali dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan 18 minggu hal ini sesuai

dengan pernyataan Pantiawati (2017) yang menyatakan bahwa pada

multigravida mulai merasakan gerakan janin pada usia kehamilan 16

minggu-18 minggu.

Pada kehamilan sekarang didapatkan data Hari Pertama Haid

Terakhir (HPHT) tanggal 05 April 2019, jadi Taksiran Persalinan tanggal

12 Januari 2020. Taksiran Persalinan ini dapat dihitung dengan

menggunakan Rumus Naegle. Cara menghitung nya yaitu tanggal pertama

menstruasi terakhir ditambah 7, bulan ditambah 9 atau dikurangi 3,

ditambah 1 atau tidak hal ini sesuai dengan yang dikemukanan oleh

Pantiawati (2017). Dalam menentukan usia kehamilan dapat menggunakan

cara manual menggunakan HPHT yaitu sebagai berikut :

HPHT : 05 April 2019

05 April 2019 (25 hari) : 3 minggu 4 hari

Mei 2019 (31 hari) : 4 minggu 3 hari

Juni 2019 (30 hari) : 4 minggu 2 hari

Juli 2019 (31 hari) : 4 minggu 3 hari

Agustus 2019 (31 hari) : 4 minggu 3 hari

September 2019 (30 hari) : 4 minggu 2 hari

Oktober 2019 (31 hari) : 4 minggu 3 hari

20 November 2019 : 2 minggu 6 hari


93

Total : 29 minggu + 26 hari (3 minggu 5 hari)

Berdasarkan penghitungan manual usia kehamilan ibu adalah 32

Minggu 5 Hari yang dibulatkan menjadi 33 minggu. Dalam

menentukan usia kehamilan ini sesuai seperti yang dikemukakan oleh

Pantiawati (2017).

Pada pemeriksaan fisik penulis melakukan pengukuran tinggi

badan yang dilakukan cukup satu kali dan berat badan setiap kali

periksa, didapatkan hasil TB: 148 cm dan BB: 40 Kg. Dari hasil

pengukuran tinggi badan tersebut disimpulkan bahwa ibu tidak

memiliki faktor resiko panggul sempit yang memungkin ibu sulit

untuk melahirkan normal, sesuai Panduan Kesehatan Ibu dan Anak

Kemenkes RI (2016) dan sejak bulan ke 4 pertambahan berat badan

ibu paling sedikit 1 Kg/ Bulan dan tidak naik secara tiba-tiba lebih dari

2 kg dalam satu bulan hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Evawany

(2010). Hasil pengukuran tekanan darah didapatkan tekanan darah ibu

normal yaitu 120/80 mmHg, dari hasil tekanan darah tersebut tidak ada

faktor resiko hipertensi (tekanan darah tinggi) dalam kehamilan, sesuai

dengan Panduan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI (2016) yaitu

bila tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg, ada

faktor resiko hipertensi dalam kehamilan. Sesuai pernyataan

Mandriwati (2016) Pengukuran Lingkar Lengan Atas pada ibu

dilakukan pada lengan yang tidak aktif yaitu pada lengan kiri sehingga

didapatkan hasil Lingkar Lengan Atas ibu adalah 24 cm sehingga

status gizi ibu dinyatakan tidak kurang dan menurut pernyataan


94

Saifuddin (2010) dikatakan KEK (Kekurangan Energi Kronik) bila gizi

ibu >23,5 cm.

Pada pemeriksaan fisik didaerah abdomen didapatkan hasil palpasi

pada abdomen yaitu leopold I didapatkan hasil TFU yaitu 29 cm dan

bagian janin yang terletak di fundus yang didapatkan dari hasil palpasi

adalah bokong, leopold II teraba punggung kiri, leopold III teraba

kepala masih bisa digoyangkan, leopold IV bagian terendah janin

belum masuk pintu atas panggul atau konvergen.

Pada hasil pemeriksaan TFU pada leopold I didapatkan TFU ibu

adalah 29 cm. Dalam menentukan Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ)

dapat memggunakan rumus dari Johnson Thusak seperti yang

dikemukakan oleh Mochtar (2011) dan Hani (2011) yang dimana

rumus ini hanya berlaku untuk janin presentasi kepala, yaitu (TFU-n) x

155 adalah taksiran berat janin dalam gram. Dengan keterangan n = 13

(bagian terbesar kepala belum masuk PAP atau berada di HI), n = 12

(bagian terbesar kepala berada diatas spina ishiadika atau berada di

HII) dan n = 11 (bagian terbesar kepala berada dibawah spina ishiadika

atau berada di HIII). Sehingga dari pemeriksaan TFU ibu didapatkan

TBBJ : (29 – 13) x 155 = 2480 gram hal ini sesuai dengan teori

Sholihah (2016) yang menyatakan bahwa pada minggu ke 33 berat

janin sudah lebih dari 2000 gram. Dilakukan pemeriksaan auskultasi

pada abdomen dan hasil yang didapatkan DJJ positif frekuensi 145 kali

permenit teratur, satu tempat, punctum maksimum sebelah kanan

bawah pusat. Menurut teori Saifuddin (2014) frekuensi denyut jantung


95

janin rata-rata sekitar 140 denyut per menit (dpm) dengan variasi

normal 20 dpm di atas atau di bawah nilai rata-rata. Jadi, nilai normal

denyut jantung janin antara 120-160 dpm. Selanjutkan dilakukan

pemeriksaan penunjang tes laboratorium yang dilakukan yaitu berupa

kadar Haemoglobin (Hb), reduksi urin, dan protein urin. Dilakukannya

tes laboratorium ini juga dilakukan untuk memenuhi standar pelayanan

antenatal atau asuhan standar minimal yang dalam penerapannya

terdiri dari “10T” dan tes laboratorium adalah salah satunya. Pasien

Ny. “M” dilakukan pemeriksaan laboratorium berupa Hb, reduksi urin,

dan protein urin. Tes laboratorium ini dilakukan untuk memenuhi

standar pelayanan antenatal atau asuhan standar minimal yang dalam

penerapannya terdiri dari “10T” dan termasuk tes laboratorium. Dari

hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 11,5 gr%. Dari

pemeriksaan ini menunjukkan bahwa ibu tidak mengalami anemia

pada kehamilan dan sesuai dengan teori (Saifuddin, 2010) bahwa

anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar Hb di bawah

11 gr% pada trimester III. Hasil pemeriksaan penunjang lainnya yang

didapatkan adalah bahwa hasil pemeriksaan protein ibu negative

karena urine ibu jernih dan tidak keruh, ini menunjukkan ibu tidak

mengalami preeklampsia dalam kehamilan, hal ini diperkuat oleh

pernyataan Saifuddin (2014) bahwa preeklampsia adalah hipertensi

yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria

selain itu didukung dengan hasil pemeriksaan fisik pada ekstremitas

yang menyatakan hasil tidak ada oedema, dimana oedema bisa


96

menunjukkan masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak

hilang setelah istirahat. Hal tersebut merupakan pertanda dari

preeklamsia seperti yang dikemukakan oleh Pantiawati (2017).

Adapun penatalaksanaan yang dilakukan pada ANC I adalah

melakukan informed consent. Berdasarkan pernyataan Saifuddin

(2014) bahwa persetujuan tindakan medis atau informed consent

adalah persetujuan dari pasien terhadap tindakan medik yang akan

dilakukan terhadap dirinya. Jenis informed consent yang dipakai

adalah informed consent tertulis. Setelah dilakukan informed consent

Ny. “M” bersedia menerima asuhan yang akan diberikan kepadanya.

Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan ibu dan

janin sehat dan umur kehamilan 33 minggu dan taksiran persalinan ibu

pada tanggal 12 Januari 2020. Hal ini sesuai dengan rumus Neagle.

Melakukan pemberian konseling kesehatan bagi ibu hamil yaitu

memberikan konseling tentang gizi seimbnag. Pemberian konseling ini

merupakan upaya untuk menjaga agar kehamilan tetap sehat dan

berkualitas. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Saifuddin

(2014).

Memberitahu ibu tentang tanda bahaya kehamilan seperti yang

dikemukakan oleh Pantiawati (2017) yaitu perdarahan pervaginam,

sakit kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak di wajah dan di

tangan, keluar cairan pervaginam, gerak janin tidak terasa dan nyeri

perut yang hebat. Menganjurkan ibu untuk segera datang ke fasilitas

kesehatan bila terdapat keluhan dan tanda bahaya seperti yang


97

dijelaskan dalam Panduan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI

(2015).

Memberikan tablet Fe 60 mg dengan dosis 1x1 sesuai yang

dikemukakan oleh Tarwoto (2013) bahwa untuk mencegah anemia

seorang wanita sebaiknya mengkonsumsi 60 mg zat besi, serta

memberitahu cara meminumnya yaitu dengan menggunakan air putih

atau air jeruk untuk mempercepat proses penyerapan dan jangan

minum dengan air teh, susu dan kopi.

Melakukan pemberian kalsium 500 mg dengan dosis 1x1 dan

mengonsumsi makanan dan minum yang mengandung vitamin D guna

mempercepat penyerapan kalsium didalam tubuh, hal ini sesuai dengan

teori Prawirohardjo (2014) yang menyatakan bahwa kebutuhan

kalsium ibu hamil adalah 500 mg sehari. Tablet kalsium diberikan

pada ibu untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot

dan rangka. Sumber kalsium diperoleh dari susu, keju, yogurt.

Defisiensi kalsium menyebabkan Riketsia pada bayi dan Osteomalasia

pada ibu. Cara meminum kalsium yaitu pada hari yang sama dan

diminum pada waktu yang berbeda dengan tablet Fe, hal ini sesuai

dengan pernyataan Purnasari, G (2016) yaitu tablet kalsium

dikonsumsi terpisah dari suplemen zat besi karena akan muncul

ketidakefektivan pada absorpsi kalsium dan zat besi jika dikonsumsi

bersamaan.

Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang sesuai dengan pernyataan

Saifuddin (2014) yang menyatakan bahwa kunjungan antenatal


98

sebaiknya dilakukan secara berkala dan teratur karena hal ini dapat

memberikan peluang yang lebih besar bagi petugas kesehatan untuk

mengenali secara dini gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu hamil.

Selain itu, sebagai upaya memberdayakan ibu hamil dan keluarganya

tentang proses kehamilan dan masalahnya melalui penyuluhan atau

konseling dapat berjalan efektif apabila tersedia cukup waktu untuk

melaksanakan pendidikan kesehatan.

4.2.1.2 Kunjungan ANC Kedua pada Trimester III

Pada kunjungan ANC kedua pada hari Jumat tanggal 06 Desember

2019 pukul 10.00 WIB. Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Dari hasil

pemeriksaan didapatkan BB ibu bertambah menjadi 44 kg sehingga

didapatkan penambahan BB dalam 2 minggu ini mengalami kenaikan

yaitu 2 kg. Kenaikan berat badan ini sesuai seperti yang dijelaskan

dalam Panduan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI (2016) bahwa

sejak bulan ke 4 pertambahan berat badan ibu paling sedikit 1 Kg/

Bulan dan tidak naik secara tiba-tiba lebih dari 2 kg dalam satu bulan.

Hasil pengukuran tekanan darah didapatkan tekanan darah ibu normal

yaitu 110/70 mmHg, dari hasil tekanan darah tersebut tidak ada faktor

resiko hipertensi (tekanan darah tinggi) dalam kehamilan.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan TFU pada leopold I didapatkan

TFU ibu adalah 30 cm. Hal ini sesuai dengan teori Manuaba (2010)

yang menyatakan bahwa berdasarkan pengukuran dengan

menggunakan pengukuran dapat ditemukan bahwa pada umur

kehamilan 28 minggu tinggi fundus uteri 25 cm, umur kehamilan 32


99

minggu tinggi fundus uteri 27 cm dan umur kehamilan 36 mimggu

tinggi fundus uteri 30 cm.

Dilakukan pemeriksaan auskultasi pada ibu, yaitu disebalah kanan

bawah pusat terdapat DJJ dengan frekuensi 148 x/m, teratur. Hasil

tersebut sesuai dengan teori Saifuddin (2014) bahwa frekuensi denyut

jantung janin rata-rata sekitar 140 denyut per menit (dpm) dengan

variasi normal 20 dpm di atas atau di bawah nilai rata-rata. Jadi, nilai

normal denyut jantung janin antara 120-160 dpm.

Penatalaksanaan yang diberikan adalah melakukan informed

consent. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan ibu

dan janin sehat dan umur kehamilan 35 minggu didapatkan dengan

menggunakan penghitungan HPHT secara manual.

Memberikan penyuluhan mengenai persiapan persalinan yaitu

membuat rencana persalinan (memilih tempat persalinan, bagaimana

transportasi ke tempat persalinan, siapa yang akan menemani pada saat

persalinan), membuat rencana untuk pengambilan keputusan (seperti

siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga, siapa yang akan

membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada),

mempersiapkan transportasi jika terjadi kegawatdaruratan (dimana ibu

akan bersalin jika terjadi kegawatdaruratan, bagaimana cara

mendapatkan dana jika terjadi kegawatdaruratan, mempersiapkan

donor darah), mempersiapkan tabungan, mempersiapkan peralatan

yang diperlukan untuk persalinan seperti perlengkapan ibu,

perlengkapan bayi. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Romauli


100

(2011) dan menurut Saifuddin (2014) tujuan persiapan persalinan agar

ibu dan bayi dapat tertangani dengan baik.

Memberikan tablet Fe 60 mg dengan dosis 1x1 sesuai yang

dikemukakan oleh Hani (2011) bahwa untuk mencegah anemia

seorang wanita sebaiknya mengkonsumsi 60 mg zat besi, serta

memberitahu cara meminumnya yaitu dengan menggunakan air putih

atau air jeruk untuk mempercepat proses penyerapan dan jangan

minum dengan air teh, susu dan kopi.

Melakukan pemberian kalsium 500 mg dengan dosis 1x1 sesuai

yang dikemukakan oleh Saifuddin (2014) yang menyatakan bahwa

kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 500 gram per hari dan menurut

Gustirini, R (2019) menyatakan bahwa selama kehamilan, janin

membutuhkan sejumlah besar kalsium untuk perkembangan dan

pemberian kalsium selama kehamilan dapat mencegah kejadian

preeklampsia. Preeklampsia dikaitkan sebagai faktor penyebab hingga

12% pertumbuhan janin terhambat dan 19% kelahiran premature yang

dapat meningkatkan risiko komplikasi neonatal termasuk sindrom

gangguan nafas, hipoglikemia, kejang, perdarahan intra karnial dalam

jangka panjang dapat meningkatkan risiko keterlambatan

perkembangan saraf pada anak, obesitas, dan penyakit kardiovaskuler

di kemudian hari. Pernyataan tersebut dikuatkan oleh teori Sholihah

(2016) yaitu pada uisa kehamilan 35 minggu fungsi paru-paru bayi

umumnya sudah matang dimana paru-paru sangat penting untuk

menentukan kemampuan janin bertahan hidup. Janin menyimpan


101

kalsium sebanyak 28.2 g kalsium dan 80% dari jumlah tersebut

diperoleh pada trimester ketiga.

Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang atau segera dating ke

fasilitas kesehatan jika ada keluhan sesuai dengan yang dikemukakan

oleh Saifuddin (2014) yang menyatakan bahwa kunjungan antenatal

sebaiknya dilakukan secara berkala dan teratur karena hal ini dapat

memberikan peluang yang lebih besar bagi petugas kesehatan untuk

mengenali secara dini gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu hamil.

Selain itu, sebagai upaya memberdayakan ibu hamil dan keluarganya

tentang proses kehamilan dan masalahnya melalui penyuluhan atau

konseling dapat berjalan efektif apabila tersedia cukup waktu untuk

melaksanakan pendidikan kesehatan.

4.2.1.3 Kunjungan ANC Ketiga pada Trimester III

Pada kunjungan ANC ketiga pada hari Jumat tanggal 20 Desember

2019 pukul 09.30 WIB. Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Dari hasil

pemeriksaan didapatkan BB ibu bertambah menjadi 44 kg. Kenaikan

berat badan ini sesuai seperti yang dijelaskan dalam Panduan Kesehatan

Ibu dan Anak Kemenkes RI (2016) dan sejak bulan ke 4 pertambahan

berat badan ibu paling sedikit 1 Kg/ Bulan dan tidak naik secara tiba-

tiba lebih dari 2 kg dalam satu bulan. Hasil pengukuran tekanan darah

didapatkan tekanan darah ibu normal yaitu 110/80 mmHg.

Pada hasil pemeriksaan TFU pada leopold I didapatkan TFU ibu

adalah 30 cm. Berdasarkan teori Manuaba (2010) yang manyatakan

bahwa pada umuk kehamilan 36-40 minggu tinggi fundus uteri 30-
102

36cm, maka berkaitan dengan teori tersebut hasil yang didapatkan

berdasarkan pemeriksaan sesuai bahwa umur kehamilan 37 minggu

dengan tinggi fundus uteri 30 cm. Dilakukan pemeriksaan auskultasi

pada ibu, yaitu disebalah kanan bawah pusat terdapat DJJ dengan

frekuensi 148 x/m, teratur.

Dari hasil pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan laboratorium,

di dapat hasil kadar Haemoglobin 12,3 gr% Hal ini menunjukkan

bahwa ibu tidak mengalami anemia pada kehamilan dan sesuai dengan

teori (Saifuddin, 2010) bahwa anemia dalam kehamilan ialah kondisi

ibu dengan kadar Hb di bawah 11 gr% pada trimester III.

Penatalaksanaan yang diberikan adalah melakukan informed

consent. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan ibu

dan janin sehat dan umur kehamilan 37 minggu didapatkan dengan

menggunakan penghitungan HPHT secara manual.

Melakukan KIE kepada ibu tentang macam- macam alat

kontrasepsi sesuai teori Affandi (2014) yaitu metode merakyat yaitu

MAL dan senggama terputus. Metode sederhana yaitu kondom. Metode

modern seperti pil, suntik 1 dan 3 bulan, implant, IUD. Serta metode

permanen operatif yaitu vasektomi dan tubektomi.

Menjelaskan tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yaitu definisi

Inisiasi Menyusu Dini (IMD), keuntungan IMD bagi ibu dan bayi, serta

manfaat ASI. Menurut teori yang dijelaskan oleh Marmi (2012) Inisiasi

Menyusu Dini (IMD) adalah segera meletakan bayi di dada ibu (ada

kontak kulit ibu dan kulit bayi sekurang-kurangnya 1 jam untuk


103

memberikan kesempatan kepada bayi menyusu segera mungkin).

Keuntungan IMD bagi ibu menurut teori Marmi (2012) salah satunya

yaitu merangsang produksi oksitosin yang berfungsi untuk

menstimulasi kontraksi uterus dan menurunkan resiko pendarahan

pasca persalinan, merangsang pengeluaran kolostrum dan produksi ASI,

dan ibu menjadi lebih tenang. Keuntungan bagi bayi meurut teori

Marmi (2012) yaitu makanan dengan kualitas dan kualitas optimal,

segera memberikan kekebalan pasif pada bayi, kolostrum adalah

imunisasi alami pertama bagi bayi meningkatkan kecerdasan,

membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan hisap, telan dan nafas,

meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi, mencegah

kehilangan panas.

Memberikan tablet Fe 60 mg dengan dosis 1x1 sesuai yang

dikemukakan oleh Hani (2011) bahwa untuk mencegah anemia seorang

wanita sebaiknya mengkonsumsi 60 mg zat besi, serta memberitahu

cara meminumnya yaitu dengan menggunakan air putih atau air jeruk

untuk mempercepat proses penyerapan dan melakukan pemberian

kalsium 500 mg dengan dosis 1x1 sesuai yang dikemukakan oleh

Saifuddin (2014) yang menyatakan bahwa kebutuhan kalsium ibu hamil

adalah 500 gram per hari.

Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan yaitu 1 minggu

kemudian atau bila ada keluhan segera datang ke fasilitas kesehatan.


104

4.2.2 Intranatal Care

4.2.2.1 Asuhan Kebidanan Persalinan Kala I

Pada hari Rabu tanggal 25 Desember 2019 pukul 01.00 WIB ibu

datang ke PMB “E”, sudah merasakan mulas sejak pukul 12.00 WIB,

sudah merasa keluar lendir bercampur darah dan belum keluar air-air.

Mulas yang dirasakan semakin lama semakin sering, hal ini sesuai dengan

penjelasan Kurniarum (2016) dimana mulas-mulas yang teratur serta

semakin lama semakin sering dan keluar lendir bercampur darah

merupakan salah satu tanda-tanda persalinan.

Hasil palpasi pada abdomen didapatkan leopold I teraba bokong,

leopold II disebalah kiri teraba punggung, leopold III teraba kepala,

leopold IV divergen, 3/5. TFU: 30 cm, TBBJ: (30-11) x 155 = 2945 gr,

His: 3 x 10’/44”.

Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian perinatal

dilakukan pemantauan kesejahteraan janin yang bertujuan untuk

mendeteksi adanya gangguan yang berkaitan dengan hipoksia janin.

Dalam pemantauan kesejahteraan janin penulis menggunakan Doppler,

hasil auskultasi ini didapatkan DJJ (+), frekuensi 141 x/menit dan teratur,

punctum maksimum bawah pusat sebelah kiri. Dari hasil pemeriksaan

tersebut frekuensi DJJ dalam batas normal yaitu berkisar antara 120-160

dpm hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Saifuddin (2014).

Pada pemeriksaan dalam didapatkan hasil tidak ada tumor jalan

lahir, portio tipis lunak, selaput ketuban utuh, pembukaan serviks 7 cm,
105

presentasi belakang kepala, ubun-ubun kecil kiri depan, tidak ada molase,

penurunan kepala H III.

Adapun diagnosa Ny. “M” umur 33 tahun G3P2A0 hamil 38

minggu inpartu kala I fase aktif janin presentasi kepala tunggal hidup intra

uterine. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Wiknjosastro

(2014) bahwa fase aktif pada kala I persalinan yaitu dari pembukaan 4 cm

hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan

kecepatan rata-rata 1 cm perjam (primigravida) atau 1 cm hingga 2 cm per

jam (multipara).

Penatalaksanaan yang dapat diberikan yaitu melakukan informed

consent. Berdasarkan pernyataan Saifuddin (2014) bahwa persetujuan

tindakan medis atau informed consent adalah persetujuan dari pasien

terhadap tindakan medik yang akan dilakukan terhadap dirinya.

Menjelaskan hasil pemeriksaan serta memberitahu bahwa ibu dan

janin baik. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Saifuddin (2010)

dimana menjelaskan kemajuan persalinan, perubahan yang terjadi dalam

tubuh, prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil pemeriksaan merupakan

asuhan persalinan pada kala 1.

Memberi dukungan mental kepada ibu dan menganjurkan keluarga

untuk mendampingi ibu. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh

Saifuddin (2010) dimana hal tersebut merupakan asuhan persalinan kala 1

yang dapat dilakukan oleh bidan. Dengan menganjurkan keluarga

mendampingi ibu dapat memberikan semangat kepada ibu karena ibu

merasa didukung, dukungan yang dapat diberikan keluarga seperti


106

mengusap keringat, menemani, memberikan minum, merubah posisi,

memijat atau menggosok pinggang.

Menganjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri karena menurut teori

Saifuddin (2010) tidak dianjurkan untuk tidur terlentang karena jika ibu

berbaring terlentang, berat uterus dan isinya (janin, cairan ketuban,

plasenta, dll) akan menekan vena cava inferior, hal ini dapat

mengakibatkan berkurangnya aliran darah dari ibu ke plasenta, sehingga

menyebabkan hipoksia atau defisiensi oksigen pada janin.

Mengajarkan kepada ibu tekhnik relaksasi persalinan dengan cara

membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his dengan cara ibu diminta

untuk menarik nafas panjang, kemudian dilepaskan dengan meniup

sewaktu ada his Saifuddin (2010). Dengan melakukan tekhnik relaksasi

saat ada his bertujuan untuk mencegah resiko asfiksia pada bayi akibat

masukan oksigen melalui plasenta (Saifuddin, 2014).

Menganjurkan kepada ibu untuk tidak menahan keinginan BAK

dan BAB, berdasarkan pernyataan Saifuddin (2010) kandung kemih yang

penuh berpotensi memperlambat penurunan kepala ke dalam rongga

panggul.

Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan rehidrasi

ibu karena asupan yang cukup selama persalinan akan memberi lebih

banyak energi dan mencegah dehidrasi Saifuddin (2010). Menyiapkan alat

dan bahan yang diperlukan dan siap pakai pada saat persalinan merupakan

asuhan kala 1 yang dapat dilakukan oleh bidan (Saifuddin, 2010).


107

Melakukan observasi TTV, His, DJJ dan kemajuan persalinan

dengan menggunakan partograf. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan

Saifuddin (2010) yaitu lakukan pemantauan TTV, His, pembukaan

serviks, penurunan bagian terbawah janin. Agar dapat mengetahui dan

kondisi ibu serta janin bisa terpantau dengan baik. Penggunaan partograf

dalam hal ini menurut Saifuddin (2010) tentunya memiliki tujuan yaitu

untuk mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai

pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam, mendeteksi apakah proses

persalinan berjalan secara normal, dengan demikian dapat mendeteksi

secara dini kemungkinan terjadinya partus lama, dan merupakan data

pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu dan janin.

Frekuensi minimal penilaian dan intervensi dalam persalinan normal fase

aktif yaitu mengobservasi tekanan darah setiap 4 jam, suhu setiap 2 jam,

nadi setiap 30 menit, DJJ setiap 30 menit, kontraksi setiap 30 menit,

pembukaan serviks dan penurunan kepala setiap 4 jam.

4.2.2.2 Asuhan Kebidanan Persalinan Kala II

Pada hari Rabu tanggal 25 Desember 2019 pukul 01.30 WIB, Ibu

mengatakan mulasnya semakin sering dan kuat, dan keluar air yang

banyak dari jalan lahirnya serta ibu mengeluh ingin meneran seperti ingin

BAB. Pada pemeriksaan anogenital didapatkan V/V tidak ada kelainan,

tidak ada oedema, tampak tekanan pada anus dan perineum menonjol,

anus tidak haemoroid. Saat pemeriksaan dalam didapatkan portio tidak

teraba, pembukaan lengkap, ketuban jernih, teraba ubun-ubun kecil kiri

depan, tidak ada molase, penurunan kepala H IV.


108

Dilakukan pemeriksaan dalam dan didapatkan hasil vulva dan

vagina tidak ada kelainan, tidak ada tumor jalan lahir, portio tidak teraba,

pembukaan 10 cm, ketuban negative pecah spontan pada pukul 13:40

WIB, ubun ubun kecil kanan depan, penurunan kepala Hodge IV, tidak

ada molase.

Dapat ditegakkan diagnose Ny. “M” umur 33 tahun G3P2A0 hamil

38 minggu inpartu kala II janin tunggal hidup presentasi kepala intra

uterin. Hal ini sesuai dengan teori Saifuddin (2014) yang mengatakan

bahwa persalinan kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai

lahirnya bayi, umumnya berlangsung dua jam pada primi dan satu jam

pada multi, serta kala II di tegakkan dengan melakukan pemeriksaan

dalam untuk memastikan pembukaan lengkap atau kepala janin tampak 5-

6 cm di depan vulva. Dari hasil pemeriksaan didapatkan pembukaan 7 cm

sampai dengan lengkap 30 menit, akan tetapi menurut Mutoharoh S,

Kusumastuti, Eni Indrayani (2010) mengatakan bahwa fase deselarasi dari

pembukaan 9 sampai lengkap pada multipara selama 1 jam sedangkan

pada primipara selama 2 jam pada fase-fase tersebut dijumpai pada

primigravida. Tetapi pada multigravida pun terjadi demikian, tetapi fase

laten, fase aktif, dan fase deselarasi terjadi lebih pendek. Maka dari

pernyataan tersebut pada kasus Ny “M” ini sesuai dengan teori bahwa

fase dilatasi maksimal pada multigravida akan terjadi lebih pendek. Kedua

kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi Penatalaksanaan

yang dilakukan adalah memberitahukan hasil pemeriksan bahwa kondisi

ibu dan janin dalam keadaan baik dan ibu sedang dalam proses persalinan
109

dengan pembukaan 10 cm, karena menurut teori Saifuddin (2010)

persalinan dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai lahirnya bayi.

Memberikan dukungan mental kepada ibu dalam menghadapi

proses persalinan. Karena menurut Saifuddin (2010) kehadiran seseorang

membuat ibu merasa nyaman, menawarkan minum, mengipasi dan

memijat ibu.

Memakai alat perlindungan diri seperti pelindung kepala dan mata,

masker, handschoen, apron dan sepatu tertutup. Hal tersebut sesuai teori

Saifuddin (2010) yang mengatakan bahwa salah satu persiapan penting

bagi penolong adalah memastikan penerapan prinsip dan pencegahan

infeksi (PI) yang dianjurkan, termasuk mencuci tangan, memakai sarung

tangan dan perlengkapan pelindung pribadi seperti sarung tangan,

perlengkapan pelindung diri, persiapan tempat persalinan, peralatan dan

bahan dan penyiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi, serta

membantu ibu memilih posisi yang nyaman .

Menganjurkan ibu untuk memenuhi nutrisi dan kebutuhan cairan

dengan cara memberi minum berupa air putih atau teh manis hangat.

Karena menurut teori Saifuddin (2010) hal tersebut diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi.

Memimpin meneran yang efektif sesuai teori Saifuddin (2010)

yang menyatakan bahwa memimpin ibu meneran pada saat ada his dan

beritahu ibu tidak menahan nafas saat meneran, kemudian meminta ibu

berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi tetapi minta ibu

relaksasi.
110

Memantau DJJ setiap selesai kontraksi. Karena menurut teori

Saifuddin (2010) Memantau DJJ setiap selesai meneran untuk memastikan

janin tidak mengalami bradikardi (<120), selama mengedan yang lama

akan terjadi pengurangan aliran darah dan oksigen ke janin.

Asuhan yang diberikan selanjutnya sesuai teori Saifuddin (2010)

yaitu menolong persalinan dengan langkah APN. Mengeringkan bayi

dengan menggunakan handuk sambil melakukan rangsangan taktil pada

tubuh bayi dengan kain atau selimut di atas perut ibu. Melakukan inisiasi

menyusu dini (IMD).

Pukul 01.45 WIB bayi lahir spontan, bugar, tangisan kuat,

pergerakan aktif, warna kulit kemerahan, jenis kelamin perempuan, tidak

ada cacat bawaan, anus berlubang dan IMD berhasil dilakukan dalam

waktu 30 menit. Lama kala II adalah 30 menit. Akan tetapi kisaran normal

dalam teori Sondakh (2013) bahwa lamanya kala II untuk primigravida 30

menit-120 menit dan multigravida 30 menit-60 menit.

4.2.2.3 Asuhan Kebidanan Persalinan Kala III

Pukul 01.46 WIB ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas.

Dari hasil pemeriksaan terlihat tanda-tanda pelepasan plasenta yang

dinyatakan dalam teori Kurniarum (2016) yaitu uterus globuler, tali pusat

memanjang dan adanya semburan darah.

Maka ditegakkan diagnose Ny. “M” umur 33 tahun P3A0 partus

kala III. Menurut teori Sondakh (2013) kala III persalinan dimulai segera

setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta, yang berlangsung

tidak lebih dari 30 menit.


111

Penatalaksanaan yang dilakukan adalah memberitahukan hasil

pemeriksaan bahwa plasenta akan segera dilahirkan. Karena terlihatnya

tanda pelepasan plasenta menurut teori Kurniarum (2016) dapat di

perkirakan dengan melihat tanda-tanda pelepasan plasenta, yaitu: uterus

globuler, tali pusat memanjang, dan semburan darah.

Menyuntikan Oksitosin 10 IU 1 cc, namun sebelumnya memeriksa

fundus uteri untuk memastikan janin tunggal, hal ini sesuai dengan teori

Kurniarum (2016) bahwa oksitosin menyebabkan uterus berkontraksi kuat

dan dapat menyebabkan hipoksia berat pada bayi kedua atau rupture uteri,

oksitosin juga mempercepat pelepasan plasenta dan mengurangi

kehilangan darah.

Memberitahu bahwa ibu akan di suntik. Sesuai teori Kurniarum

(2016) menyuntikkan oksitosin 10 IU 1 cc secara intramuscular di 1/3

anterolateral paha kanan atas bagian luar segera setelah bayi lahir, untuk

merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan

plasenta. Setelah itu lakukan peregangan tali pusat terkendali dengan

melihat 3 tanda pelepasan plasenta yang dijelaskan Kurniarum (2016)

yaitu uterus globuler, tali pusat memanjang dan terlihat semburan darah.

Setelah itu asuhan yang diberikan menurut Kurniarum (2016) pindahkan

klem 5-6 cm di depan vulva. Letakkan tangan kiri di atas simpisis untuk

menahan uterus, tangan kanan memegang klem tali pusat untuk melakukan

peregangan tali pusat terkendali. Apabila sudah ada kontraksi tangan kiri

dorso kranial dan tangan kanan regangkan tali pusat dan lihat tanda-tanda

pelepasan plasenta. Pindahkan klem jika tali pusat semakin panjang,


112

regangkan sesuai jalan lahir. Apabila plasenta sudah terlihat di introitus

vagina makan putar plasenta sesuai arah jarum jam dan putar selaput

plasenta secara terpilin. Segera setelah plasenta dan selaputnya dilahirkan,

masase fundus agar menimbulkan kontraksi. Hal ini dapat mengurangi

pengeluaran darah dan mencegah perdarahan postpartum. Letakkan

plasenta di piring plasenta kemudian periksa kelengkapan plasenta.

Didapatkan evaluasi pukul 01.55 WIB plasenta lahir spontan,

selaput dan kotiledon lengkap, ketebalan plasenta 3 cm, diameter plasenta

15 cm, insersi tali pusat sentralis, panjang tali pusat 52 cm, berat plasenta

450 gram, tidak ada kelainan plasenta, tidak terdapat laserasi, banyaknya

perdarahan ±100 cc. Kala III pada Ny. “M” berlangsung selama 10 menit.

Ini sesuai dengan teori Sondakh (2013) kala III persalinan dimulai segera

setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih

dari 30 menit.

4.2.2.4 Asuhan Kebidanan Persalinan Kala IV

Pada pukul 02.10 WIB ibu mengatakan senang atas kelahiran

anaknya dan ibu masih merasakan mulas dan lelah. Ibu dalam

pengawasan kala IV. Berdasarkan teori Kurniarum (2016) bahwa

persalinan kala IV di mulai dari saat lahirnya plasenta sampai dua jam

postpartum, kala ini terutama bertujuan untuk melakukan observasi karena

perdarahan postpartum paling sering terjadi pada dua jam pertama.

Pada kala IV dilakukan pemeriksaan pada abdomen kontraksi

uterus baik, TFU 2 jari di bawah pusat, sesuai teori Kurniarum (2016)
113

umumnya pada kala IV tinggi fundus 2 jari dibawah pusat, kandung kemih

kosong.

Pada genitalia tidak terdapat laserasi. Dan banyaknya perdarahan

±100 cc, menurut teori Kurniarum (2016) hal ini dikatakan normal, karena

rata-rata jumlah perdarahan bisa mencapai 100-300 cc dan dikatakan tidak

normal berkisar 400-500 cc. Maka ditegakkan diagnose Ny. “M” umur 33

tahun P3A0 partus kala IV.

Penatalaksanaan yang dilakukan di kala IV adalah melakukan

informed consent. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa ibu dan bayi

dalam keadaan sehat.

Membersihkan dan merapikan ibu dengan kain bersih dan kering.

Membersihkan dan merapikan alat dengan merendam alat ke klorin selama

10 menit lalu cuci dengan sabun dan bilas dengan air mengalir.

Menganjurkan ibu untuk memenuhi nutrisi dan kebutuhan cairan

dengan cara memberi minum berupa air putih atau teh manis hangat,

menurut teori Saifuddin (2010) hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan

energi dan mencegah dehidrasi setelah melahirkan.

Mengajarkan ibu dan keluarga untuk masase fundus uteri untuk

mencegah perdarahan, karena bila uterus berkontraksi otot uterus akan

menjepit pembuluh darah untuk meghentikan perdarahan. Sesuai teori

Saifuddin (2010) hal ini dapat mengurangi kehilangan darah dan

mencegah perdarahan pasca persalinan.

Menganjurkan ibu untuk istirahat dan tidak menahan BAB dan

BAK karena menurut teori bahwa dalam 6 jam ibu nifas harus sudah bisa
114

BAK spontan, kebanyakan ibu bisa berkemih spontan dalam waktu 8 jam

Saifuddin (2010). Melakukan observasi kala IV menurut teori Saifuddin

(2010) yaitu keadaan umum ibu, TTV, kontraksi, TFU, kandung kemih

dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada jam

kedua Mencatat hasil observasi kala IV pada partograf.

4.2.1 Postnatal Care

Pada Postnatal Care dilakukan kunjungan sebanyak 3 kali yaitu

pada 6 jam postpartum, 6 hari postpartum dan 6 minggu postpartum. Hal

ini sesuai dengan teori Saifuddin (2010) bahwa kunjungan masa nifas

dilakukan sebanyak 3 kali yaitu pada waktu 6 jam, 6 hari dan 6 minggu

yang bertujuan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir, dan untuk

mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.

4.2.3.1 Post Partum 6 Jam

Pada kunjungan 6 jam tanggal 25 Desember 2019 pukul 08.00

WIB. Ibu mengatakan masih merasa mulas, ibu sudah bisa duduk dan

berjalan serta sudah bisa BAK ke kamar mandi. Pada abdomen, TFU: 2

jari di bawah pusat (Hal ini sudah sesuai seperti yang dikemukakan oleh

Ambarwati (2010) yang menyatakan bahwa dalam keadaan fisiologis

tinggi fundus uteri akan berada sekitar 2 jari dibawah pusat setelah

plasenta lahir), kontraksi uterus baik, tidak ada nyeri tekan, tidak ada

diastasis recti, kandung kemih kosong. Pemeriksaan genitalia tidak

terdapat laserasi pada perineum, pengeluaran darah Lochea Rubra hal ini

sesuai dengan yang dikemukakan oleh Rukiyah (2011) yang menyatakan

bahwa Lochea rubra, muncul pada hari 1-3 hari pasca persalinan, berwarna
115

merah kehitaman mengandung darah dan sisa-sisa selaput ketuban,

jaringan dari desidua, verniks caseosa, lanugo, dan mekonium. Jumlah

pengeluaran darah ±50 cc.

Hasil pemeriksaan didapatkan analisa Ny. “M” umur 33 tahun

P3A0 post partum 6 jam.

Asuhan yang dilakukan memberitahukan ibu penyebab keluhan

yang dirasakan adalah hal normal, rasa mulas diakibatkan kontraksi uterus

untuk mencegah perdarahan. Hal ini sesuai dengan teori Ambarawati

(2010) yaitu involusi uterus nerupakan suatu proses kembalinya uterus ke

keadaan sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai

segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus.

Asuhan selanjutnya yaitu menjelaskan kepada ibu tentang gizi

seimbang untuk ibu nifas seperti yang mengandung karbohidrat, protein,

vitamin, lemak dan minum 8 gelas perhari untuk memperbanyak produksi

ASI dan menganjurkan ibu untuk tidak memantang makanan apapun.

Menurut teori Saifuddin (2014) dijelaskan bahwa tindakan yang baik

untuk asuhan masa nifas normal pada ibu menyusui yaitu mengonsumsi

makan tambahan nutrisi 800 kalori/hari pada 6 bulan pertama, 6 bulan

selanjutnya 500 kalori dan tahun kedua 400 kalori. Jadi jumlah kalori

tersebut adalah tambahan dari kebutuhan kalori perharinya. Asupan cairan

3 liter/hari, 2 liter didapat dari air minum dan 1 liter dari cairan yang ada

pada kuah sayur, buah dan makanan yang lain.

Memberitahukan tanda bahaya nifas menurut teori Maritalia (2017)

yaitu perdarahan lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir,
116

bengkak di wajah, tangan dan kaki atau sait kepala dan kejang-kejang,

demam lebih dari 2 hari, payudara bengkak, merah disertai rasa sakit, ibu

terlihat sedih, murung dan menangis tanpa sebab (depresi).

Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga personal hygine sesuai

dengan teori Saifuddin (2014) bahwa menjaga personal hygine dengan

mengganti pembalut saat terasa sudah penuh.

Memberikan terapi Amoxcillin 3 x 500 mg dan paracetamol 3 x

500 mg. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Saifuddin (2014) bahwa

ibu dapat diberikan analgetik untuk mengurangi rasa nyeri sehingga ibu

dapat beristirahat.

Memberikan tablet Fe 1 x 60 mg. Hal ini untuk menstabilkan kadar

Hb ibu setelah melahirkan dan sesuai dengan yang dikemukakan oleh

Saifuddin (2014) bahwa table Fe harus diminum setidaknya selama 40 hari

pasca bersalin. Serta mengingatkan kembali untuk meminum Vitamin A

200.000 IU 1 kapsul yang diminum 24 jam setelah persalinan. Hal ini

sesuai dengan yang dikemukakan oleh Saifuddin (2014) yang menyatakan

bahwa kapsul Vitamin A diminum sebanyak dua kali yaitu pada saat 1 jam

setelah melahirkan dan 24 jam setelahnya agar dapat memberikan vitamin

A kepada bayi melalui ASI.

Menganjurkan ibu datang kembali 6 hari kemudian atau bila ada

keluhan. Hal tersebut sesuai dengan teori Saifuddin (2010) bahwa

kunjungan pertama pada 6 jam setelah persalinan, kunjungan kedua 6 hari

setelah persalinan, kunjungan ketiga 6 minggu setelah persalinan.


117

4.2.3.2 Post Partum 6 Hari

Pada hari Selasa tanggal 31 Desember 2019 pukul 13:00 WIB Ibu

mengaku sudak tidak ada pengeluaran darah atau cairan dari vagina.

Pemeriksaan genitalia vulva bersih, tidak ada kelainan, pengeluaran

lochea sanguilenta. Hal ini sesuai dengan teori Rukiyah (2011) bahwa

Lochea sanguienta ini terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan.

Hasil pemeriksaan didapatkan analisa Ny. “M” umur 33 tahun

P3A0 post partum 6 hari.

Berdasarkan data di atas asuhan yang dilakukan adalah

menganjurkan ibu untuk selalu menjaga personal hygine sesuai dengan

teori Saifuddin (2014) bahwa menjaga personal hygine dengan mengganti

pembalut saat terasa sudah penuh.

Memberitahu ibu untuk tetap menyusui bayinya agar tidak terjadi

pembengkakan pada payudara dan bayi tetap mendapatkan nutrisi atau

selama bayi menginginkannya Sesuai dengan teori Prawirohardjo (2014)

ASI eksklusif ini diberikan untuk melindungi bayinya dari berbagai

penyakit infeksi dan bisa mempengaruhi hubungan batin antara ibu dan

anak serta perkembangan jiwa anak.

Menjelaskan kembali gizi seimbang untuk ibu nifas seperti yang

mengandung karbohidrat, protein, vitamin, lemak dan minum 8 gelas

perhari untuk memperbanyak produksi ASI dan menganjurkan ibu untuk

tidak memantang makanan apapun. Menurut teori Saifuddin (2014)

dijelaskan bahwa tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada

ibu menyusui yaitu mengonsumsi makan tambahan nutrisi 800 kalori/hari


118

pada 6 bulan pertama, 6 bulan selanjutnya 500 kalori dan tahun kedua 400

kalori. Jadi jumlah kalori tersebut adalah tambahan dari kebutuhan kalori

perharinya. Asupan cairan 3 liter/hari, 2 liter didapat dari air minum dan 1

liter dari cairan yang ada pada kuah sayur, buah dan makanan yang lain.

Memeriksa kemungkinan adanya tanda bahaya nifas menurut teori

Maritalia (2017) yaitu perdarahan lewat jalan lahir, keluar cairan berbau

dari jalan lahir, bengkak di wajah, tangan dan kaki atau sakit kepala dan

kejang-kejang, demam lebih dari 2 hari, payudara bengkak, merah disertai

rasa sakit, ibu terlihat sedih, murung dan menangis tanpa sebab (depresi).

Mengingatkan kembali pada ibu tentang KB dan imunisasi bayi

satu bulan. Hal ini sesuai dengan teori dari Maritalia (2017) bahwa tujuan

asuhan masa nifas memberikan pendidikan kesehatan pada ibu berkaitan

dengan gizi, teknik menyusui, pemberian imunisasi pada bayi, dan KB.

Memberikan tablet Fe 60 mg 1x1 sehari. Hal ini sesuai teori

Saifuddin (2010) tablet Fe harus diminum untuk menambah zat gizi

setidaknya selama 40 hari pasca bersalin untuk menstabilkan kadar Hb

setelah melahirkan.

Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 6 minggu

kemudian atau bila ada keluhan segera datang ke bidan.

Didapatkan evaluasi keadaan umum ibu baik, luka jahitan ibu

sudah bagus. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan

dan bersedia untuk melakukan kunjungan ulang pada 6 minggu kemudian.

Hal tersebut sesuai dengan teori Saifuddin (2010) bahwa kunjungan


119

pertama pada 6 jam setelah persalinan, kunjungan kedua 6 hari setelah

persalinan, kunjungan ketiga 6 minggu setelah persalinan.

4.2.3.3 Post Partum 6 Minggu

Pada tanggal 05 Februari 2020 pukul 13.00 WIB dilakukan

kunjungan nifas. Ibu mengatakan tidak ada keluhan, ibu mengatakan

hanya memberi bayinya ASI dan tidak memberi susu formula maupun

makanan lainnya, ibu mengatakan ingin menggunakan kontrasepsi KB

suntik 3 bulan. Hasil pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran

composmentis, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 85 x/menit, pernapasan

21 x/menit, suhu 370 C. Mata konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik,

pada payudara kedua puting susu menonjol tidak ada lesi, pengeluaran

ASI banyak, tidak ada benjolan, pada abdomen TFU tidak teraba sesuai

dengan yang dikemukakan oleh Ambarwati (2010), yaitu tinggi fundus

uteri setelah 12 hari postpartum tidak dapat diraba lagi. Pada anogenital

terdapat lochea alba, sesuai dengan pernyataan Rukiyah (2011) yang

menyatakan bahwa lochea alba muncul sejak hari ke 14 atau sejak 2-6

minggu pasca persalinan, berwarna putih mengandung leukosit, selaput

lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.

Hasil pemeriksaan didapatkan analisa Ny. “M” umur 33 tahun

P3A0 post partum 6 minggu.

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada Ny.”M” adalah

melakukan informed consent, memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa

ibu dalam kondisi baik, memastikan ibu untuk menyusui bayinya secara

ekslusif dan on demand sesuai pernyataan Maritalia (2017) yaitu


120

menganjurkan ibu untuk memberikan ASI saja kepada bayinya selama 6

bulan tanpa memberi makanan tambahan apapun. Serta pemberian ASI

sebaiknya sesering mungkin tidak dijadwal. Menyusui yang dijadwal akan

berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada

rangsangan produksi berikutnya.

Melakukan konseling mengenai alat kontrasepsi (KB) yang ibu

pilih, yaitu KB suntik 3 bulan dan ibu dapat menggunkan alat kontrasepsi

tersebut dari hasil pemeriksaan seperti TD: 110/80 mmHg, umur: 33

tahun, ASI ekslusif dan tidak ada benjolan pada payudara, ekstremitas

tidak ada varises. Hal tersebut sesuai dengan teori Saifuddin (2010) yang

menyatakan bahwa keuntungan dari KB suntik 3 bulan yaitu efektif, tidak

mengandung estrogen sehingga tidak berdampak terhadap penyakit

jantung dan gangguan pembekuan darah, tidak mengganggu produksi ASI,

dapat digunakan oleh perempuan yang berusia lebih dari 35 tahun sampai

perimenopause, membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan

ektopik, dan menurunkan kejadian penyakit jinak payudara. menyiapkan

alat dan bahan untuk melakukan KB suntik 3 bulan, menyuntikkan obat

KB suntik 3 bulan yaitu depo progestin asetat secara IM di daerah bokong,

mencatat dan menulis tanggal kunjungan ulang 3 bulan kemudian di buku

registrasi dan kartu KB pasien. Menganjurkan ibu untuk suntik ulang 3

bulan kemudian pada tanggal 06 Mei 2020 . Pemilihan KB suntik 3 bulan

tentunya tidak cocok untuk ibu yang telah memiliki 3 orang anak yang

sebaiknya ibu menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang seperti

AKBK dan AKDR. Namun, semua keputusan bergantung kepada


121

keputusan klien dan ibu telah memilih KB suntik 3 bulan. KB suntik 3

bulan ini cocok untuk ibu menyusui karena mengandung hormon

progesteron yang tidak mempengaruhi produksi ASI. Hal ini sesuai

dengan yang dikemukakan oleh Saifuddin (2010).

4.2.4 Asuhan Kebidanan Neonatus

4.2.4.1 Bayi Baru Lahir Segera

Pada hari Rabu tanggal 25 Desember 2019 Pukul 01.45 WIB

didapatkan bayi lahir spontan, menangis kuat, warna kulit kemerahan,

pergerakan aktif, jenis kelamin laki-laki, anus (+), tidak ada kelainan masa

gestasi 38 minggu. Hal ini sesuai dengan teori Pantiawati (2017) bahwa

bayi baru lahir normal akan menunjukkan kulit kemerahan menangis kuat

tonut otot kuat dan tidak ada kelainan pada usia kehamilan 37 minggu

sampai dengan 42 minggu. Sehingga dapat ditegakkan diagnose neonatus

Ny. “M” umur 1 jam cukup bulan sesuai masa kehamilan.

Penatalaksanaan yang diberikan adalah Menjelaskan hasil

pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan baik. Menjaga kehangatan bayi.

Menurut Kemenkes RI (2012), Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang

tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak dikeringkan.

Memberikan asuhan pada bayi baru lahir yaitu pencegahan infeksi,

melakukan penilaian pada bayi baru lahir yaitu bayi menangis atau

bernapas dan tonus otot bayi baik atau bayi aktif bergerak, menjaga

kehangatan bayi keringkan bayi dengan kain kering agar tidak terjadi

hipotermi. Melakukan pemotongan tali pusat selama 2 menit setelah bayi


122

lahir sesuai dengan teori Kemenkes RI (2012) agar menyalurkan zat besi

yang terkandung dalam darah dari plasenta ke bayi.

Melakukan IMD selama 30 menit, menurut teori Asturi, dkk

(2014) menjelaskan IMD pada menit-menit pertama, bayi menunjukkan

kemampuan yang menakjubkan. Ketika diletakkan di atas perut atau dada

ibunya, perlahan bayi dapat merangkak ke arah puting susu ibu dan

menyusu sendiri. Setiap bayi mempunyai kemampuan untuk menemukan

payudara ibunya dan mengambil minum pertamanya dengan

kemampuannya sendiri. Bau air ketuban yang masih menempel di tangan

bayi sama dengan bau cairan ASI. Bau inilah yang membimbing bayi

merangkak, menghentakkan kepala ke dada ibu, sampai akhirnya

menemukan payudara, menjilat puting susu ibu, kemudian membuka

mulutnya lebar-lebar dan mulai menyusu. Pada saat inilah bayi

mendapatkan kolostrum, yaitu cairan ASI pertama yang keluar dari

payudara ibu. Inisiasi menyusu dini dapat memunculkan refleks bayi untuk

menyusu dan berperan penting dalam menyusui ASI eksklusif. Bayi tidak

akan kedinginan, karena bila bayi kedinginan, suhu dada ibu akan

meningkat hangat sampai 2 derajat; dan bila bayi kepanasan, secara

otomatis suhu dada ibu menuru sampai 1 derajat.

Asuhan yang selanjutnya menyuntikkan Vit K1 1 mg dengan dosis

0,5 ml secara IM di 1/3 anterolateral paha kiri setelah IMD. Menurut teori

(Saifuddin, 2014) dijelaskan bahwa menyuntikkan vitamin K1 merupakan

asuhan bayi baru lahir untuk mengurangi resiko kematian bayi akibat

pedarahan karena defisiensi vitamin K. Memberikan salep mata tetrasiklin


123

1 % pada mata kiri dan kanan. Hal ini sesuai dengan teori (Saifuddin,

2014) yang menyatakan bahwa pemberian obat mata tetrasiklin 1%

dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit

menular seksual).

Didapatkan evaluasi pukul 02.00 WIB keadaan umum bayi baik,

bayi sudah mendapatkan suntik vitamin K dan salep mata serta IMD

berhasil dalam waktu 30 menit dan bayi berhasil menyusu sendiri.

4.2.4.2 Bayi Baru Lahir 6 Jam

Pada hari Rabu 25 Desember 2019 pukul 08.00 WIB dilakukan

pemeriksaan pada bayi baru lahir Ny. “M” umur 6 jam.

Didapatkan hasil pemeriksaan fisik berat badan 2900 gram,

panjang badan 48 cm, lingkar kepala 30 cm, lingkar dada 31 cm, hal ini

sesuai dengan teori Pantiawati (2017) bahwa bayi dengan berat lahir cukup

adalah dengan berat badan 2500 sampai dengan 4000 gram, panjang badan

sekitar 48-52 cm, lingkar kepala 30-35 cm dan lingkar dada 30-38 cm.

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, dapat ditegakkan

diagnosa Neonatus Ny. “M” umur 6 jam cukup bulan sesuai masa

kehamilan.

Asuhan kebidanan yang diberikan sesuai teori Wiknjosastro (2014)

yaitu menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya.

Menyuntikan imunisasi HB0 0.5cc secara IM di anterolateral paha

kanan bayi, karena sesuai teori Wiknjosastro (2014) bahwa pemberian

imunisasi hepatitis B yang bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B

terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi.


124

Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir

sesuai teori Kemenkes RI (2016) yaitu tidak mau menyusu, kejang,

bergerak hanya jika dirangsang, napas terlalu cepat atau terlalu lambat

{normal 40-60 x/m}, ada tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat,

merintih, teraba demam >37.5 derajat celcius, teraba dingin <36 derajat

celcius, nanah yang banyak dimata, pusar kemerahan meluas kedinding

perut, diare, dan tampak kuning pada telapak tangan dan kaki.

Asuhan lain yang diberikan yaitu mengajarkan ibu tentang

perawatan tali pusat yang baik dan aman, sesuai dengan teori Saifuddin

(2014) dijelaskan bahwa perawatan tali pusat bertujuan untuk mencegah

infeksi. Merawat tali pusat berarti menjaga agar tali pusat tersebut tetap

bersih, tidak terkena cairan kencing maupun kotoran bayi. Bila tali pusat

terkena kotoran, bersihkan tali pusat dan sekitarnya menggunakan kasa

steril basah, kemudian ikat kassa menggunakan kassa baru yang steril dan

jangan terlalu kencang. Pemakaian popok bayi yang benar berada dibawah

tali pusat dan tidak bertumpang tindih. Hal ini bertujuan untuk

menghindari feses dan air kencing bayi masuk ke daerah tali pusat.

Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur dan

sebagainya pada tali pusat, karena akan menyebabkan infeksi dan tetanus

yang dapat berakhir dengan kematian bayi. Serta memberitahukan tanda-

tanda infeksi tali pusat yaitu kemerahan pada kulit sekitar talipusat,

tampak nanah atau berbau, atau terdapat perdarahan tali pusat.

Setelah itu melakukan rawat gabung, sesuai dengan teori dijelaskan

oleh Saifuddin (2014) Rawat gabung adalah satu cara perawatan antara ibu
125

dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan

bersama dalam sebuah ruang selama 24 jam penuh. Dilakukannya rawat

gabung akan memudahkan ibu menyusui bayinya kapan saja bayi

menginginkan. Dengan demikian, ASI juga akan cepat keluar.

Dilakukannya rawat gabung, bayi dapat disusui dengan frekuensi yang

lebih sering dan menimbulkan refleks prolaktin yang memacu proses

produksi ASI dan refleks oksitosin yang membantu pengeluaran ASI dan

mempercepat involusi rahim.

Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan 6 hari kemudian

atau jika bayi terdapat tanda bahaya

4.2.4.3 Bayi Baru Lahir 6 Hari

Pada hari Rabu tanggal 05 Februari 2020 pukul 13:00 WIB Ibu

mengatakan bayinya menghisap dengan kuat saat menyusu dan tali

pusatnya sudah puput pada hari ke lima. Hal ini sesuai dengan teori

Pantiawati (2017) bahwa tali pusat akan terlepas sendiri setelah mengalami

nekrosis menjadi kering pada hari ke 6 sampai hari ke 8.

Dilakukan penimbangan berat badan, dan didapatkan berat badan

saat ini 2900 gram. Bayi Ny. “M” lahir dengan berat badan 2900 gram,

pada usia 6 hari berat badan bayi 2900 gram, sehingga tidak ada kenaikan

berat badan. Hal ini dibuktikan dengan teori Ambarawati (2015) bahwa

selama sepuluh hari pertama biasanya terdapat penurunan berat badan

sekitar sepuluh persen dari berat badan lahir, kemudian berat badan bayi

akan berangsur-angsur mengalami kenaikan, Sehingga berat badan bayi

Ny. “M” masih dalam batas normal.


126

Asuhan yang diberikan yaitu memastikan pada ibu apakah bayinya

mendapatkan ASI eksklusif tanpa diberikan pendamping ASI dan Ibu

melakukan ASI eksklusif kepada bayinya. Sebab menurut teori

Wiknjosastro (2014) bahwa ibu harus mulai menyusui segera setelah bayi

lahir tanpa memberikan makanan atau minuman lain kepada bayi.

Memeriksa kemungkinan adanya tanda-tanda bahaya pada bayi

baru lahir yaitu tidak mau menyusui, demam, tali pusat kemerahan dan

bayi tampak kuning, hal ini sesuai dengan teori Astuti (2015) yang

menjelaskan asuhan yang diberikan pada neonatus 6 hari yaitu dengan

memeriksa tanda bahaya bayi baru lahir seperti demam tinggi, infeksi pada

tali pusat, bayi tidak mau menyusui dan bayi tampak kuning pada kaki dan

tangan.

Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya bila terdapat keluhan

atau tanda bahaya.

Pada pukul 13.15 WIB bayi dalam keadaan baik, tali pusat sudah

puput. Ibu mengerti atas apa yang dijelaskan dan akan mengikuti anjuran

bidan.

4.2.4.4 Bayi Baru Lahir 6 Minggu

Ibu datang bersama bayinya untuk melakukan kunjungan ulang 6

minggu, pada tanggal 05 Februari 2020 pukul 13.00 WIB. Ibu mengatan

bayinya dalam keadaan baik dan sehat, menyusu sangat kuat, BAB dan

BAK lancar, serta tidak ada keluhan. Ibu mengatakan bayinya sudah

mendapatkan imunisasi BCG dan Polio 1 di Klinik pada tanggal 31


127

Januari 2020. Dilakukan pemeriksaan dan didapatkan hasil BB 3800

gram.

Menurut teori Rukiyah (2013) kenaikan berat badan anak pada

tahun pertama kehidupan, kalau anak mendapat gizi yang baik berat badan

bisa meningkat berkisar antara : 700-1,000 gram pada triwulan pertama.

Dan kenaikan berat badan bayi Ny.”M” normal, berat badan dari saat lahir

2900 gram hingga 6 minggu mencapai 3800 gram. Sehingga bayi Ny. ”S”

mengalami kenaikan berat badan sebanyak 700 gram selama 6 minggu

dari berat badan lahir.

Asuhan yang diberikan memberikan konseling kepada ibu tentang

manfaat imunisasi BCG menurut teori Rukiyah (2013) adalah untuk

melindungi anak terhadap penyakit TBC. Memberikan konseling efek

samping BCG menurut Rukiyah (2013) yaitu setelah 2 bulan akan terjadi

pembengkakan kecil yang akan menjadi luka merah ditempat

penyuntikkan, jangan diberikan obat apapun dan biarkan luka terbuka.

Memberikan konseling tentang manfaat imunisasi polio menurut

Rukiyah (2013) yaitu bertujuan melindungi anak terhadap penyakit polio.

Memberikan konseling efek samping polio menurut Rukiyah (2013) yaitu

kemungkinan menyebabkan diare apabila kemungkinan vaksin tidak

bekerja dengan baik karena ada gangguan penyerapan oleh usus akibat

diare berat.

Memberikan imunisasi BCG secara Intracutan dan Polio I

sebanyak 2 tetes secara oral. Dalam teori Rukiyah (2013) dosis pemberian

vaksin BCG untuk bayi kurang setahun adalah 0,05 ml dan anak 0,10 ml.
128

disuntikkan secara intracutan di bawah lengan kanan atas. Suntikan BCG

akan meninggalkan jaringan parut pada bekas suntikan. Untuk imunisasi

dasar (3 kali pemberian) vaksin diberikan 2 tetes per oral dengan interval

tidak kurang dari dua minggu.

Menganjurkan ibu untuk melanjutkan imunisasi DPT-HB-Hib dan

campak sesuai waktunya. Karena berdasarkan teori Rukiyah (2013) bahwa

imunisasi DPT dasar diberikan 3 kali sejak anak umur dua bulan dengan

interval 4-6 minggu. DPT 1 diberikan umur 2-4 bulan, DPT 2 umur 3-5

bulan, dan DPT 3 umur 4-6 bulan. Imunisasi DPT pada bayi tiga kali (3

dosis) akan memberikan imunitas satu sampai 3 tahun.

Pada pukul 13.15 WIB didapatkan Keadaan bayi baik, ibu

mengerti atas apa yang telah dijelaskan oleh bidan dan akan membawa

bayinya ke Klinik 1 bulan kemudian atau jika ada keluhan


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Setelah dilakukan pengkajian asuhan kebidanan secara komprehensif

pada Ny “M” sesuai dengan kebutuhan pasien melalui upaya pendekatan

manajemen kebidanan sejak hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir

yang dilakukan di PMB “E” Pandeglang. Dapat disimpulkan bahwa semua

proses dari antenatal, intranatal dan postnatal semua telah diberikan dan

berjalan dengan baik serta normal tanpa adanya tanda-tanda infeksi

maupun komplikasi.

5.1.1 Asuhan Kebidanan pada Kehamilan

Pada kasus Ny. “M” dalam masa kehamilan dilakukan pengkajian

mulai dari trimester III dengan kunjungan ANC sebanyak 3 kali. Pada

kunjungan ANC I ibu tidak memiliki keluhan. Dilakukan anamnesa dan

cek laboratorium didapatkan kadar Hb ibu 11,5 gr%, protein negatif,

glukosa urine negatif, kondisi ibu dalam keadaan normal. Pada

pemeriksaan ANC II ibu mengatakan tidak ada keluhan dan ibu serta bayi

dalam keadaan sehat. Pada pemeriksaan ANC III ibu mengatakan tidak

ada keluhan dan dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu Hb: 12,3 gr%,

pritein urine negatif dan glukosa urine negative, kondisi ibu dan bayi

dalam keadaan normal.

129
130

5.1.2 Asuhan Kebidanan pada Persalinan

Pada proses persalinan Ny. “M” berlangsung dengan lancar dan

aman ditolong oleh bidan penatalaksanaannya secara Asuhan Persalinan

Normal. Pada kala I sesuai dengan pertograf tidak melewati garis waspada

berlangsung selama 30 menit. Pada kala II berlangsung selama 15 menit.

Kala III berlangsung selama 10 menit dengan melakukan manajemen aktif

kala III dan perdarahan normal. Pada kala IV tidak terdapat laserasi dan

perdarahan dalam batas normal. Dilakukan observasi TTV, TFU,

kontraksi, kandung kemih dan perdarahan selama 2 jam, setiap 15 menit

pada jam pertama setelah kelahiran plasenta dan setiap 30 menit pada jam

kedua setelah persalinan.

5.1.3 Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas

Masa Nifas Ny. ”M” dipantau sebanyak tiga kali pemeriksaan yaitu

6 jam, 6 hari, dan 6 minggu post partum dan berjalan dengan normal.

Pada masa nifas 6 jam ibu mengatakan perutnya masih terasa

mules dan ibu merasa lelah karena proses persalinan. Penatalaksanaan

yang diberikan adalah menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup tetapi

tidak pasif. Ibu harus tetap melakukan mobilisasi serta memberikan ASI

kepada bayinya secara on demand. Ny. “M” sudah mengerti setelah

mendapat penjelasannya.

Pada kunjungan nifas 6 hari tidak ada keluhan yang dirasakan dan

ibu mengatatakan sudah tidak ada pengeluaran darah atau cairan dari

vagina.
131

Pada kunjungan nifas 6 minggu Ny. “M” menjadi akseptor KB

Suntik 3 Bulan dan bayinya sudah mendapatkan imunisasi.

5.1.4 Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

Keadaan bayi baru lahir normal dan tidak terdapat kelainan.

Asuhan segera pada bayi baru lahir yang diberikan antara lain

mengeringkan badan bayi dan tetap menjaga kehangatan, memotong dan

mengikat tali pusat, melakukan Inisiasi Menyusu Dini dan kontak kulit

bayi dengan kulit ibu serta diberikan salep mata chloramphenicol dan

menyuntikkan vitamin K1 1 mg dengan dosis 0,5 ml secara IM di paha

sebelah kiri anterolateral. Pada kunjungan 6 jam bayi diberikan imunisasi

Hb 0.

Pada kunjungan 6 hari berat badan bayi Ny. “M” tidak naik dari

berat badan lahir dan tali pusat belum lepas. Pertumbuhan bayi Ny. “M”

berjalan normal.

Pada kunjungan 6 minggu terjadi kenaikan berat badan 900 gram

dari berat badan lahir 2900 gram sekarang menjadi 3800 gram.

Pertumbuhan dan perkembangan bayi berjalan normal. Pada kunjungan

ini, menganjurkan ibu untuk terus memberikan ASI ekslusif sampai usia 6

bulan tanpa memberikan makanan tambahan selain ASI dan membawa

bayinya setiap bulan ke Posyandu untuk mengetahui perkembangan dan

pertumbuhan bayinya serta mendapatkan imunisasi lanjutan.

5.1.5 Dokumentasi

Pendokumentasian hasil studi kaus pad Ny. “M” saat hamil,

bersalin, nifas dan bayi baru lahir ini dibentuk dalam metode SOAP.
132

SOAP merupakan catatan-catatan, yang bersifat sederhana, jelas, singkat

dan logis.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Penulis

Mendapatkan pengalaman dalam melakukan asuhan kebidanan

komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, serta bayi baru lahir pada

penyusunan laporan tugas akhir dalam bentuk studi kasus secara nyata

sehingga dapat menerapkan ilmu yang di pelajari selama perkuliahan baik

di masyarakat maupun keluarga, khususnya kesehatan ibu dan anak.

5.2.2 Bagi Klien

Dengan dilakukannya asuhan kebidanan komprehensif maka

diharapkan ibu dan bayi mendapatkan pelayanan yang komprehensif

secara optimal. Serta menganjurkan suami dan keluarga membantu

mengingatkan ibu meminum tablet Fe dan membantu melakukan

perawatabn bayi serta ibu dapat menerapkan menyusui ASI secara ekslusif

tanpa memberikan tambahan makanan dan minuman apapun.

5.2.3 Bagi Lahan Praktik

Diharapkan dapat mempertahankan bahkan terus memberikan

pelayanan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan yang berkualitas

dengan cara meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana laboratorium

dan menambah media penyuluhan seperti leaflet dan brosur serta

konseling guna menunjang asuhan kebidanan komprehensif kepada ibu

hamil, bersalin, nifas, dan bayi agar dapat mendeteksi sedini mungkin

komplikasi yang akan terjadi sehingga dapat ditangani lebih dini secara
133

tepat agar dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian pada ibu

maupun bayi.

5.2.4 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan studi kasus ini terus dilakukan dan ditingkatkan dalam

upaya peningkatan pemahaman tentang asuhan kebidanan dan diharapkan

untuk institusi melengkapi referensi buku yang dapat diajukan sebagai

bahan Laporan Tugas Akhir agar dapat mengetahui tentang perubahan

ilmu kebidanan terkini.


DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Sylvi Wafda Nur. 2017. Asuhan Kebidanan Kasus Kompleks


Maternal dan Neonatal. Yogyakarta: PUSTAKA BARU PRESS

Ambarwati. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika

Astuti, Sri, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta:
Erlangga

Aritonang, Evawany. 2010. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. Bogor: IPB


PRESS)

Andriaansz, George. 2014. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT. Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

Arma, dkk. 2015. Buku Ajar Obstetri Fisiology. Yogyakarta: Deepblish

Ermalena. 2017. Indikator Kesehatan SDGs Di Indonesia. Jakarta:


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Gustirini, R. 2019. Suplementasi Kalsium pada Ibu Hamil untuk


Mengurangi Preeklampsia dinegara Berkembang. Jurnal
Kebidanan, 8 (2), 151-160

IBI. 2016. Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta: PPIBI

Hani, Ummi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis.


Jakarta : Salemba Medika

Kemenkes RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia

. 2012. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial.


Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

. 2019. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018.


Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Kurniarum, Ari. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru


Lahir. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Lapau, Buchari. 2015. Metodologi Penelitan Kebidanan: Panduan
Penulisan Protokol dan Laporan Hasil Penelitian. Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia

Maharani, Y.D. 2017. Buku Pintar Kebidanan dan Keperawatan.


Yogyakarta: Briliant Books

Manuaba, Ida.A.C, dkk. 2014. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan


KB. Jakarta: EGC

. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.


Jakarta:
EGC

Marliandiani, Yefi. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas
dan Menyusui. Jakarta : Salemba Medika

Marmi. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah.
Jakarta: Pustaka Belajar

Mutoharoh, S, Kusumastuti, Eni Indrayani. 2010. Efektivitas Birth Ball


Selama Kehamilan terhadap Lama Persalinan. Yogyakarta:
Leutikaprio

Pantiawati, I dan Saryono. 2017. Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan).


Yogyakarta: Medical Book

Pritasari, Kirana. 2018. Peran Rumah Sakit dalam Rangka Menurunkan


AKI dan AKB. Jakarta: Direktur Jendral Kesehatan Masyarakat

Purnasari, G, Dodik Briawan, Cesilia.M.D. 2016. Kepatuhan Konsumsi


Suplemen Kalsium serta Hubungannya dengan Tingkat Kecukupan
Kalsium pada Ibu Hamil di Kabupaten Jember. Jurnal Kesehatan
Reproduksi, 7 (2), 83-93

Riksani, R. 2013. 203 Tanya Jawab Seputar Kehamilan (A. M. dan A. L.


S, ed). Jakarta: Dunia Sehat

Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar Asuhan kebidanan. Yogyakarta: Nuha


Medika
Rukiyah, Ai Yeyeh, Lia Y, Maemunah, Lilik S. (2010). Asuhan
Kebidanan 1 Kehamilan. Jakarta: TIM

. 2013. Asuhan Kebidanan I Kehamilan. Jakarta:


Trans Info Media

Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

. 2014. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

Lutfiatus, Sholihah. 2016. Panduan Lengkap Hamil Sehat. Yogyakarta:


DIVA PRESS

Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir. Jakarta: Erlangga

Sudarti. 2011. Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha


Medika

Tarwoto. 2013. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil Konsep dan
penatalaksanaan. Jakarta: Trans Info Media

Wiknjosastro, Gulardi H. 2014. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta:


JNPK-KR

WHO. 2016. WHO Recommendations On Antenatal Care For A Positive


Pregnancy Experience. Switzerland: Word Health Organization

Walyani, Elisabeth Siwi. 2015. Konsep Dan Asuhan Kebidanan Maternal


Dan Neonatali. Yogyakarta: PUSTAKABARUPRESS

Yanti, Damai. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Refika


Aditama
L

N
Lampiran I

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

FORMULIR PERSETUJUAN ANC

NAMA : TIARA AMELIA AGUSTINA


NIM : P27902117041
JUDUL KASUS : ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “M”
SEJAK UMUR KEHAMILAN 33 MINGGU SAMPAI
DENGAN 6 MINGGU POSTPARTUM DI PMB “E”
KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2020

No
. KRITERIA KLIEN YA TIDAK
1. Usia kehamilan 32-35 minggu √
Hari Pertama Haid Terakhir 05 April s.d 11
2.
April 2020 √
Taksiran Persalinan (TP) 12 Januari s.d 18
4.
Januari 2020 √

Pandeglang, 18 November 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Hani Sutianingsih, M.Keb Eniyati, SKM, M.Kes


NIP.198012092002122001 NIP.19670414199032006
Lampiran II

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN


ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ANC I

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ny. Muflihah

Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)

Alamat & nomor telepon : Kd. Simbut, 083111651816

Telah memperoleh penjelasan mengenai tujuan dilakukannya tindakan: Asuhan


Kebidanan Kehamilan (ANC I) dan saya bersedia/menyetujui tindakan yang akan
dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan

Pandeglang, 20 November 2019


Mahasiswa Yang memberikan pernyataan

Tiara Amelia Agustina Ny. Muflihah

LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN


Lampiran II

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


ANC II

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ny. Muflihah

Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)

Alamat & nomor telepon : Kd. Simbut, 083111651816

Telah memperoleh penjelasan mengenai tujuan dilakukannya tindakan: Asuhan


Kebidanan Kehamilan (ANC II) dan saya bersedia/menyetujui tindakan yang akan
dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan

Pandeglang, 06 Desember 2019


Mahasiswa Yang memberikan pernyataan

Tiara Amelia Agustina Ny. Muflihah

LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN


Lampiran II

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


ANC III

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ny. Muflihah

Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)

Alamat & nomor telepon : Kd. Simbut, 083111651816

Telah memperoleh penjelasan mengenai tujuan dilakukannya tindakan: Asuhan


Kebidanan Kehamilan (ANC III) dan saya bersedia/menyetujui tindakan yang
akan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan

Pandeglang, 20 Desember 2019


Mahasiswa Yang memberikan pernyataan

Tiara Amelia Agustina Ny. Muflihah

LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN


Lampiran II

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


INC

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ny. Muflihah

Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)

Alamat & nomor telepon : Kd. Simbut, 083111651816

Telah memperoleh penjelasan mengenai tujuan dilakukannya tindakan Persalinan


(INC) dan saya bersedia/menyetujui tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan

Pandeglang, 25 Desember 2019


Mahasiswa Yang memberikan pernyataan

Tiara Amelia Agustina Ny. Muflihah

LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN


Lampiran II

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


KUNJUNGAN NIFAS DAN BBL 6 JAM

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ny. Muflihah

Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)

Alamat & nomor telepon : Kd. Simbut, 083111651816

Telah memperoleh penjelasan mengenai tujuan dilakukannya tindakan


Pemeriksaan Kunjungan Nifas dan BBL 6 jam dan saya bersedia/menyetujui
tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan

Pandeglang, 25 Desember 2019


Mahasiswa Yang memberikan pernyataan

Tiara Amelia Agustina Ny. Muflihah

LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN


Lampiran II

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


KUNJUNGAN NIFAS DAN BBL 6 HARI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ny. Muflihah

Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)

Alamat & nomor telepon : Kd. Simbut, 083111651816

Telah memperoleh penjelasan mengenai tujuan dilakukannya tindakan


Pemeriksaan Kunjungan Nifas dan BBL 6 hari dan saya bersedia/menyetujui
tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan

Pandeglang, 31 Desember 2019


Mahasiswa Yang memberikan pernyataan

Tiara Amelia Agustina Ny. Muflihah

LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN


Lampiran II

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


KUNJUNGAN NIFAS DAN BBL 6 MINGGU

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ny. Muflihah

Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)

Alamat & nomor telepon : Kd. Simbut, 083111651816

Telah memperoleh penjelasan mengenai tujuan dilakukannya tindakan


Pemeriksaan Kunjungan Nifas dan BBL 6 minggu dan saya bersedia/menyetujui
tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan

Pandeglang, 05 Februari 2020


Mahasiswa Yang memberikan
pernyataan

Tiara Amelia Agustina Ny. Muflihah


Lampiran III

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

JADWAL BIMBINGAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


MAHASISWA JALUR UMUM SEMESTER VI
JURUSAN KEBIDANAN RANGKASBITUNG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

NAMA MAHASISWA : Tiara Amelia Agustina


NIM : P27902117041
KELAS : Jalur Umum/III A
PEMBIMBING I : Hani Sutianingsih, M.Keb

Paraf
No Tanggal Kegiatan
Mahasiswa Pembimbing
1. 18 November 2019 Persetujuan Pasien
2. 20 November 2019 Kunjungan Antenatal I

3. 06 Desember 2020 Kunjungan Antenatal II


4. 20 Desember 2019 Kunjungan Antenatal III

Mengetahui Koordinator
Ketua jurusan Laporan Tugas Akhir

Hj.Darti Rumiatun, M.Keb Ismiyati, M. Keb


NIP. 197411021993022001 NIP.198701202010122001
Lampiran III

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

DAFTAR HADIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


“ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “M” SEJAK
KEHAMILAN 33 MINGGU SAMPAI 6 MINGGU POST PARTUM DI
PMB “E” KABUPATEN PANDEGLANG”
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

NAMA MAHASISWA : Tiara Amelia Agustina


NIM : P27902117041
KELAS : Jalur Umum/III A
PEMBIMBING I : Hani Sutianingsih, M.Keb
Paraf
No Tanggal Kegiatan
Mahasiswa Pembimbing
1. 18 November 2019 Persetujuan Pasien
2. 20 November 2019 Kunjungan Antenatal I

3. 06 Desember 2019 Kunjungan Antenatal II


4. 20 Desember 2019 Kunjungan Antenatal III

5. 25 Desember 2019 Asuhan Intranatal


Kunjungan Nifas dan
6. 25 Desember 2019
BBL 6 jam
Kunjungan Nifas dan
7. 31 Desember 2019
BBL 6 hari
Kunjungan Nifas dan
8 05 Februari 2020
BBL 6 minggu

Mengetahui Koordinator
Ketua jurusan Laporan Tugas Akhir

Hj. Darti Rumiatun, M.Keb Ismiyati, M. Keb


NIP. 197411021993022001 NIP.198701202010122001
Lampiran IV

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

DAFTAR HADIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


“ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “M” SEJAK
KEHAMILAN 33 MINGGU SAMPAI DENGAN 6 MINGGU POST
PARTUM DI PMB “E” KABUPATEN PANDEGLANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

NamaPembimbing I : Hani Sutianingsih, M.Keb


Nama Mahasiswa : Tiara Amelia Agustina
NIM : P27902117041
Kegiatan : - Persetujuan Pasien
- Kunjungan ANC I
- Kunjungan ANC II
- Kunjungan ANC III
- Kunjungan Intranatal
- Kunjungan nifas dan BBL 6 jam
- Kunjungan nifas dan BBL 6 hari
- Kunjungan nifas dan BBL 6 minggu
Paraf Paraf
No Hari/Tanggal Kegiatan
Mahasiswa Pembimbing
1. 18 November 2019 Persetujuan Pasien
2. 20 November 2019 Kunjungan ANC I
3. 06 Desember 2019 Kunjungan ANC II
4. 20 Desember 2019 Kunjungan ANC III
5. 25 Desember 2019 Kunjungan Intranatal
Kunjungan Nifas dan
6. 25 Desember 2019
BBL 6 Jam
Kunjungan Nifas dan
7. 31 Desember 2019
BBL 6 Hari
Kunjungan Nifas dan
8. 05 Februari 2020
BBL 6 Minggu

Mengetahui Koordinator
Ketua Jurusan Laporan Tugas Akhir

Hj. Darti Rumiatun, M.Keb Ismiyati, M.Keb


NIP. 197411021993022001 NIP.198701202010122001
Lampiran IV

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

DAFTAR ABSENSI STUDI KASUS


JURUSAN KEBIDANAN RANGKASBITUNG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

NamaPembimbing I : Hani Sutianingsih, M.Keb


Kegiatan : - Persetujuan Pasien
- Kunjungan ANC I
- Kunjungan ANC II
- Kunjungan ANC III

Jam Paraf Paraf


No Hari/Tanggal Nama Mahasiswa
(WIB) Mahasiswa Pembimbing

1. 18 November 2019 10.00 Tiara Amelia Agustina

2. 20 November 2019 13.00 Tiara Amelia Agustina

3. 06 Desember 2019 13.00 Tiara Amelia Agustina

4. 20 Desember 2019 13.30 Tiara Amelia Agustina

Mengetahui Koordinator
Ketua Jurusan Laporan Tugas Akhir

Hj. Darti Rumiatun, M.Keb Ismiyati, M.Keb


NIP. 197411021993022001 NIP.198701202010122001
Lampiran V

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

LEMBAR KONSULTASI LAPORAN TUGAS AKHIR


“ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “M” SEJAK
KEHAMILAN 33 MINGGU SAMPAI 6 MINGGU POST PARTUM DI
PMB “E” KABUPATEN PANDEGLANG”
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

Nama : Tiara Amelia Agustina


NIM : P27902117041
Kelas : Jalur Umum/III A
Pembimbing 1 : Hani Sutianingsih, M. Keb
Rekomendasi Paraf
No Tanggal Materi Konsultasi
Pembimbing Pembimbing
LAMPIRAN SOAP Revisi
1. 30 Desember 2019
BAB I Revisi
LAMPIRAN SOAP ACC
2. 13 Februari 2020
BAB II dan BAB III Revisi
3. 15 Februari 2020 LAMPIRAN SOAP INC ACC
4. 17 Februari 2020 LAMPIRAN SOAP PNC Revisi
5. 18 Februari 2020 LAMPIRAN SOAP PNC ACC
6. 10 April 2020 BAB IV ACC
BAB IV Revisi
7. 12 April 2020 BAB V Revisi
ABSTRAK Revisi
BAB IV
8. 15 April 2020 ACC
BAB V
9. 16 April 2020 ABSTRAK ACC
10. 16 April 2020 KATA PENGANTAR ACC
11. 17 April 2020 DAFTAR PUSTAKA Revisi dan ACC
12. 20 April 2020 PPT ACC

Mengetahui Koordinator
Ketua Jurusan Laporan Tugas Akhir

Hj. Darti Rumiatun, M.Keb Ismiyati, M.Keb


NIP. 197411021993022001 NIP.198701202010122001
Lampiran V

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

LEMBAR KONSULTASI STUDI KASUS


MAHASISWA JALUR UMUM TINGKAT III SEMESTER VI
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

Nama : Tiara Amelia Agustina


NIM : P27902117041
Kelas : Jalur Umum/III A
Pembimbing II : Eniyati, SKM, M.Kes
Rekomendasi Paraf
No Tanggal Materi Konsultasi
Pembimbing Pembimbing
LAMPIRAN SOAP Revisi
1. 30 Desember 2019
BAB I Revisi
LAMPIRAN SOAP ACC
2. 05 Januari 2020
BAB 1 ACC
LAMPIRAN SOAP ACC
3. 15 Februari 2020
BAB II dan BAB III Revisi
4. 18 Februari 2020 LAMPIRAN SOAP INC ACC
5. 20 Februari 2020 LAMPIRAN SOAP PNC Revisi
6. 21 Februari 2020 LAMPIRAN SOAP PNC ACC
7. 23 April 2020 BAB IV Revisi
BAB IV Revisi
8. 18 April 2020 BAB V Revisi
ABSTRAK Revisi
BAB IV
9. 20 April 2020 ACC
BAB V
10. 22 April 2020 ABSTRAK ACC
11. 23 April 2020 KATA PENGANTAR ACC
12. 25 April 2020 DAFTAR PUSTAKA Revisi dan ACC
13. 27 April 2020 PPT ACC

Mengetahui Koordinator
Ketua Jurusan Laporan Tugas Akhir
Lampiran V

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

Hj. Darti Rumiatun, M.Keb Ismiyati, M.Keb


NIP. 197411021993022001 NIP.198701202010122001
Lampiran VI

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU HAMIL NY. “M”

DI PMB “E” PANDEGLANG

ANC 1

Nama : Ny. M Alamat: Kd. Simbut

Umur : 33 Tahun

Hari/Tanggal/Pukul Catatan Perkembangan


Rabu, 20 November 2019 S: - Ibu mengatakan ingin memeriksakan
09.00 WIB
kehamilannya, ini kehamilan yang

ketiga dan belum pernah keguguran.

- HPHT : 05-04-2019

- Ibu mengatakan saat ini tidak

memiliki keluhan pada

kehamilannya.

- Riwayat Penyakit: Tidak memiliki

riwayat penyakit yang pernah

diderita, ibu tidak memiliki riwayat

penyakit keluarga hipertensi dan

diabetes.

- Riwayat Perkawinan: Pernikahan 1

kali status perkawinan sah dan

menikah pertama pada umur 25

tahun.

- Riwayat kehamilan sebelumnya: Ibu


Lampiran VI

pertama kali partus pada tanggal 27-

01-2009 di Paraji, BB lahir 3000

gram dengan umur kehamilan 40

minggu tidak ada penyulit apapun

kondisi bayi baik, Ibu partus anak ke

2 pada tanggal 03-05-2014 di Paraji,

BB lahir 2500 gram dengan umur

kehamilan 39 minggu tidak ada

penyulit apapum kondisi bayi baik.

- Riwayat KB: Ibu menggunakan alat

kontrasepsi suntik 3 bulan.

- Pola Nutrisi: Ibu makan 3 kali sehari

dengan porsi yang sedang dan menu

yang sering dimakan yaitu nasi,

sayur-sayuran, tempe, tahu, lauk-

pauk dan terkadang ayam serta

minum air putih lebih dari 8

gelas/hari. Tidak mengkonsumsi

alkohol, kopi, dan obat-obatan

tradisional dan jamu-jamuan.

- Pola Istirahat: Ibu jarang sekali tidur

siang, tidur malam lamanya + 8

jam.

- Pola Eliminasi: BAB lancar 2 kali


Lampiran VI

sehari, konsistensi lunak tidak ada

masalah, BAK + 7 kali sehari warna

kuning jernih.

- Gerakan janin: Ibu merasakan

gerakan janin pada usia kehamilan

18 minggu dan pergerakan janin

dalam 24 jam terakhir yaitu > 10

kali.

- Ibu mengaku sudah mendapatkan

imunisasi TT 4 kali

- Ibu jarang melakukan hubungan

seksual karena dalam kondisi hamil

O: - TP: 12-01-2020

- KU: Baik Kesadaran : CM

- TTV : TD : 120/80 mmHg N :

80 /m

R : 20 x/m S : 36,50C

- BB sebelum hamil: 35 kg

- BB sekarang: 42 kg LILA : 24 cm

- TB: 148 cm

- Kepala: Bersih, rambut hitam, tidak

rontok, tidak ada ketombe

- Wajah: Tidak ada chloasma

gravidarum, tidak ada oedeme


Lampiran VI

- Mata: Simetris, palpebra tidak

oedeme, konjungtiva tidak pucat,

sklera tidak ikterik, refleks pupil +/+

- Telinga: sejajar dengan mata, bersih

tidak ada kotoran

- Hidung: Septum nasalis ditengah,

bersih, tidak ada polip

- Mulut: Bersih, tidak ada stomatitis,

tidak ada karies.

- Leher: tidak ada pembengkakan

kelenjar getah bening dan kelenjar

tiroid

- Payudara: Simetris, areola

hiperpigmentasi, tidak ada oedeme,

tidak ada benjolan, pengeluaran ASI

+/+

- Abdomen: Tidak ada luka bekas

operasi, tidak terdapat striae

gravidarum, terdapat linea nigra

LI : Bokong LII : Punggung kiri

LIII : Kepala LIV : belum masuk

PAP

TFU : 29 cm

TBBJ : (29-13) x 155 = 2.480gr.


Lampiran VI

Auskultasi: DJJ (+), 145x/menit,

teratur

- Genitalia: Bersih, tidak ada kelainan,

tidak ada varises, tidak ada

pembengkakan, tidak ada nyeri

tekan pada kelenjar bartholini dan

scene

- Ekstremitas: Simetris, tidak ada

oedeme, tidak ada varises, refleks

patella +/+

- Pinggang: Nyeri ketuk CVAT (-/-)

- Pemeriksaan Penunjang: Hb 11,5 gr

%, protein urine (-), glukosa urine (-)

A: Ny. A umur 33 tahun G3P2A0 hamil 33

minggu janin presentasi kepala tunggal

hidup intra uterine


P: - Melakukan informed consent

- Memberitahukan hasil pemeriksaan

bahwa keadaan ibu dan bayi sehat

- Memberikan penyuluhan tentang

gizi seimbang bagi ibu hamil dan

menganjurkan ibu untuk memakan

makanan yang bergizi seperti nasi,

sayur, lauk pauk dan buah

- Memberitahu ibu mengenai tanda


Lampiran VI

bahaya kehamilan dan

menganjurkan ibu untuk segera

dating ke fasilitas kesehatan apabila

terdapat salah satu tanda bahaya

- Menganjurkan ibu untuk istirahat

yang cukup

- Memberikan tablet Fe dengan dosis

60 mg diminum 1x1 dan kalsium

dengan dosisi 500 mg 1x1 dan

menjelaskan cara meminumnya

- Memberikan Asam folat 0,4 mg 1x1

- Memberitahu ibu untuk melakukan

kunjungan kedua yaitu 2 minggu

kemudian

Pukul 10.00 WIB Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah

diberikan oleh bidan dan ibu mau mengikuti

anjuran yang telah diberikan oleh bida


TTD
Tiara Amelia Agustina
Lampiran VI

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU HAMIL NY. “M”

DI PMB “E” KABUPATAN PANDEGLANG

ANC II

Nama : Ny. M Alamat: Kd. Simbut

Umur : 33 Tahun

Hari/Tanggal/Pukul Catatan Perkembangan


Jumat, 06 Desember 2019 S: - Ibu mengatakan tidak ada keluhan
10.00 WIB
- Ibu mengatakan sudah meminum

obat yang diberikan secara teratur

O: - KU : Baik Kesadaran : CM

- TTV :

TD : 110/70 mmHg N : 85 /m

R : 22 x/m S : 36,50C

- BB: 44 kg

- LILA : 24 cm TB : 148 cm

- Wajah: Tidak ada chloasma

gravidarum, tidak ada oedeme

- Mata: Simetris, palpebra tidak

oedeme, konjungtiva tidak pucat,

sklera tidak ikterik, refleks pupil +/+

- Mulut: Bersih, tidak ada stomatitis,

tidak ada karies.

- Leher: tidak ada pembengkakan


Lampiran VI

kelenjar getah bening

- Payudara: Simetris, areola

hiperpigmentasi, tidak ada oedeme,

tidak ada benjolan, pengeluaran ASI

+/+

- Abdomen: Tidak ada luka bekas

operasi, tidak terdapat striae

gravidarum, terdapat linea nigra

LI : Teraba Bokong

LII : Punggung kanan

LIII : Teraba Kepala

LIV : Sudah masuk PAP divergen

Penurunan kepala 4/5

TFU : 30 cm

TBBJ : (30-12) x 155 = 2.790gr.

Auskultasi: DJJ (+), 148x/menit,

teratur

- Ekstremitas: Simetris, tidak ada

oedeme, tidak ada varises, refleks

patella +/+

A: Ny. A umur 33 tahun G3P2A0 hamil 35

minggu janin presentasi kepala tunggal

hidup intra uterine


P: - Melakukan informed consent

- Memberitahukan hasil pemeriksaan


Lampiran VI

bahwa keadaan ibu dan bayi sehat

- Memberikan penyuluhan tentang

persiapan persalinan seperti:

penolong persalinan, pendamping

persalinan, fasilitas tempat

persalinan, calon donor darah,

transportasi, dan biaya

- Memberikan tablet Fe dengan dosis

60 mg diminum 1x1 dan kalsium

dengan dosisi 500 mg 1x1 dan

menjelaskan cara meminumnya

- Menganjurkan ibu untuk segera

datang ke fasilitas kesehatan apabila

terdapat salah satu tanda bahaya

- Memberitahu ibu untuk melakukan

kunjungan kedua yaitu 2 minggu

kemudian

Pukul 11.00 WIB Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah

diberikan oleh bidan dan ibu mau mengikuti

anjuran yang telah diberikan oleh bidan


TTD

Tiara Amelia Agustina

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU HAMIL NY. “M”


Lampiran VI

DI PMB “E” KABUPATAN PANDEGLANG

ANC III

Nama : Ny. M Alamat: Kd. Simbut

Umur : 33 Tahun

Hari/Tanggal/Pukul Catatan Perkembangan


Jumat, 20 Desember 2019 S: - Ibu mengatakan tidak ada keluhan
09.30 WIB
- Ibu mengatakan sudah meminum

obat yang diberikan secara teratur

O: - KU : Baik Kesadaran : CM

- TTV :

TD : 110/80 mmHg N : 82 /m

R : 20 x/m S : 37,50C

- BB: 44 kg

- LILA : 24 cm TB : 148 cm

- Wajah: Tidak ada chloasma

gravidarum, tidak ada oedeme

- Mata: Simetris, palpebra tidak

oedeme, konjungtiva tidak pucat,

sklera tidak ikterik, refleks pupil +/+

- Mulut: Bersih, tidak ada stomatitis,

tidak ada karies.

- Leher: tidak ada pembengkakan

kelenjar getah bening

- Payudara: Simetris, areola


Lampiran VI

hiperpigmentasi, tidak ada oedeme,

tidak ada benjolan, pengeluaran ASI

+/+

- Abdomen: Tidak ada luka bekas

operasi, tidak terdapat striae

gravidarum, terdapat linea nigra

LI : Teraba Bokong

LII : Punggung kanan

LIII : Teraba Kepala

LIV : Sudah masuk PAP divergen

Penurunan kepala 3/5

TFU : 30 cm

TBBJ : (30-11) x 155 = 2.945gr.

Auskultasi: DJJ (+), 148x/menit,

teratur

- Ekstremitas: Simetris, tidak ada

oedeme, tidak ada varises, refleks

patella +/+

- Pemeriksaan Penunjang: Hb 12,3 gr

Protein urine (-), Glukosa urine (-)

A: Ny. A umur 33 tahun G3P2A0 hamil 37

minggu janin presentasi kepala tunggal

hidup intra uterine


P: - Melakukan informed consent
Lampiran VI

- Memberitahukan hasil pemeriksaan

bahwa keadaan ibu dan bayi sehat

- Melakukan KIE kepada ibu tentang

macam- macam alat kontrasepsi

seperti metode sederhana yaitu MAL

dan kondom. Metode modern seperti

pil, suntik 1 dan 3 bulan, implant,

IUD. Serta metode permanen

operatif yaitu vasektomi dan

tubektomi.

- Menjelaskan tentang Inisiasi

Menyusu Dini (IMD) yaitu apa itu

IMD, keuntungan IMD bagi ibu dan

bayi, dan manfaat ASI

- Menjelaskan tentang ASI Ekslusif

yaitu apa itu ASI Ekslusif dan kapan

saja bayi menyusui

- Memberikan tablet Fe dengan dosis

60 mg diminum 1x1 dan kalsium

dengan dosisi 500 mg 1x1 dan

menjelaskan cara meminumnya

- Memberitahu ibu untuk melakukan

kunjungan ulang yaitu 1 minggu

kemudian atau bila ada keluhan


Lampiran VI

segara dating ke fasilitas kesehatan

Pukul 10.15 WIB Ibu mengerti dengan penjelasan yang telah

diberikan oleh bidan dan ibu mau mengikuti

anjuran yang telah diberikan oleh bidan

TTD

Tiara Amelia Agustina

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU BERSALIN NY. M KALA I FASE AKTIF

DI PMB “E” KABUPATEN PANDEGLANG

Nama Ibu: Ny. M Nama Suami: Tn. S

Umur : 33 Tahun Alamat: Kd. Simbut


Lampiran VI

Hari/Tanggal/Pukul Catatan Perkembangan


Rabu, 25 Desember 2019 S: - Ibu datang ke klinik “E” diantar
Pukul: 01.00 WIB
keluarga mengeluh mulas-mulas

sejak pukul 12:00 WIB, sudah keluar

lendir bercampur darah, dan belum

keluar air-air

O: - KU : Baik Kesadaran : CM

- TTV :

TD : 110/80 mmHg N : 82 x/m

R: 21 x/m S: 37,50C

- Mata: Konjungtiva tidak pucat,

sklera tidak ikterik

- Payudara: Areola hyperpigmentasi,

puting susu menonjol, colostrum (+/

+)

- Abdomen: Tidak ada bekas luka

operasi, tidak ada striae gravidarum,

terdapat linea nigra

Leopold I: Teraba (bokong)

Leopold II: Teraba (Puki), Kanan:

teraba bagian kecil janin

(Ekstremitas)

Leopold III: Teraba (Kepala)

Leopold IV: Divergen 3/5 bagian

TFU: 30 cm
Lampiran VI

TBJ : (30-11) x 155 = 2.945gram

- DJJ: (+) teratur, frekuensi 141x/m,

teratur, punctum maksimum sebelah

kiri bawah pusat

- His: 3x/10’/44”

- Genitalia: Tidak ada oedem dan

varises, tidak ada pembengkakan

kelanjar barthoini dan scene

VT : vulva/vagina tidak ada

kelainan, tidak ada tumor jalan lahir,

portio tipis lunak, pembukaan 7 cm,

selaput ketuban (+), presentasi

kepala, ubun-ubun kecil kiri depan,

penurunan kepala Hodge III, tidak

ada molase

A: Ny. M umur 33 tahun G3P2A0 hamil 38

minggu inpartu kala 1 fase aktif janin

presentasi kepala tunggal hidup intra uterine


P: - Melakukan informed concent

- Memberitahukan hasil pemeriksaan

kepada ibu dan keluarga bahwa

keadaan ibu dan janin baik, ibu

memasuki proses persalinan dengan

pembukaan 7 cm

- Menghadirkan pendamping sesuai


Lampiran VI

keinginan ibu dan memberikan

dukungan mental pada ibu

- Menganjurkan ibu untuk tidur

miring kiri agar aliran oksigen pada

bayi tidak terganggu

- Mengajarkan ibu teknik relaksasi

yaitu menarik nafas panjang dari

hidung dan dikeluarkan secara

perlahan melalui mulut ketika ada

his. Dan menjaga privasi ibu

- Menganjurkan ibu untuk memenuhi

nutrisi dan kebutuhan cairan dengan

cara memberi minum berupa air

putih atau teh manis hangat untuk

memenuhi kebutuhan energi dan

mencegah dehidrasi

- Menganjurkan ibu untuk tidak

menahan BAK dan BAB agar

kepala bayi tidak ada yang

menghalangi

- Menyiapkan partus set, hecting set,

obat uterotonika, serta perlengkapan

ibu dan bayi

- Mengobservasi keadaan umum,


Lampiran VI

TTV, his, DJJ dan kemajuan

persalinan

- Mencatat hasil observasi kedalam

partograf.

Pukul: 01.15 WIB - Didapatkan evaluasi ibu dalam

keadaan normal dan pembukaan

serviks 7 cm. ibu memutuskan

didampingi oleh kakaknya.

TTD

Tiara Amelia Agustina


Lampiran VI
Lampiran VI

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU BERSALIN NY. M KALA II

DI PMB “E” KABUPATEN PANDEGLANG

Nama Ibu: Ny. M Nama Suami: Tn. S

Umur : 33 Tahun Alamat: Kd. Simbut

Hari/Tanggal/Pukul Catatan Perkembangan


Rabu, 25 Desember 2019 S: - Ibu mengatakan mulasnya semakin
Pukul: 01.30 WIB
sering, kuat dan teratur, serta ada

dorongan ingin meneran seperti


Lampiran VI

buang air besar.

O: - KU : Baik Kesadaran : CM

- TTV :

TD : 110/80 mmHg N : 85 x/m

R: 19 x/m S: 370C

- DJJ: (+) teratur, frekuensi 148x/m,

teratur, punctum maksimum sebelah

kiri bawah pusat

- His: 4x/10’/55”

- Tanda gejala kala II : dorongan kuat

ingin meneran, tekanan pada anus,

perineum menonjol, vulva dan anus

membuka

- VT: vulva/vagina tidak ada kelainan,

tidak ada tumor jalan lahir, portio

tidak teraba, pembukaan 10cm,

ketuban (-) pecah spontan,

presentasi kepala, ubun-ubun kecil

kiri depan, penurunan kepala Hodge

IV, tidak ada molase

A: Ny. M umur 33 tahun G3P2A0 hamil 38

minggu inpartu kala II janin presentasi

kepala tunggal hidup intra uterine


P: - Memberitahukan hasil pemeriksan

bahwa kondisi ibu dan janin dalam


Lampiran VI

keadaan baik dan ibu sedang dalam

proses persalinan dengan

pembukaan 10 cm

- Memberikan dukungan mental

kepada ibu dalam menghadapi

proses persalinan

- Mencuci tangan dan memakai alat

perlindungan diri seperti pelindung

kepala dan mata, masker,

handschoon, apron dan sepatu

tertutup

- Membantu ibu memilih posisi yang

nyaman untuk proses melahirkan

- Menjaga kandung kemih agar tetap

kosong

- Menganjurkan ibu untuk memenuhi

nutrisi dan kebutuhan cairan dengan

cara memberi minum berupa air

putih atau teh manis hangat untuk

memenuhi kebutuhan energi dan

mencegah dehidrasi

- Memimpin ibu untuk meneran pada

saat ada his dan teknik relaksasi

pada saat tidak ada his


Lampiran VI

- Memantau DJJ pada saat selesai

kontraksi

- Menolong persalinan dengan

langkah APN (Asuhan Persalinan

Normal)

- Mengeringkan bayi dengan

menggunakan handuk sambil

melakukan rangsangan taktil pada

tubuh bayi dengan kain atau selimut

di atas perut ibu

- Melakukan inisiasi menyusu dini

(IMD)

Pukul: 01.45 WIB Bayi lahir spontan, bugar, tangisan kuat,

pergerakan aktif, warna kulit kemerahan,

jenis kelamin laki-laki BB 2900gr PB 48 cm

LK 30 cm LD 31 cm, tidak ada cacat

bawaan, anus berlubang dan IMD berhasil

dilakukan dalam waktu 30 menit

TTD

Tiara Amelia Agustina


Lampiran VI

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU BERSALIN NY. M KALA III

DI PMB “E” KABUPATEN PANDEGLANG

Nama Ibu: Ny. M Nama Suami: Tn. S

Umur : 33 Tahun Alamat: Kd. Simbut

Hari/Tanggal/Pukul Catatan Perkembangan


Rabu, 25 Desember 2019 S: - Ibu mengatakan perutnya masih
Pukul: 01.46 WIB
terasa mulas

O: - KU : Baik Kesadaran : CM

- Abdomen: TFU setinggi pusat,

uterus globuler, tidak ada janin


Lampiran VI

kedua, kontraksi uterus baik,

kandung kemih kosong.

- Genitalia: Terdapat tali pusat di

depan vulva, terlihat semburan darah

dari jalan lahir, perdarahan ±100 cc

A: Ny. M umur 33 tahun P3A0 partus kala III


P: - Memberitahukan hasil pemeriksaan

bahwa plasenta akan segera

dilahirkan

- Memastikan fundus uteri untuk

memastikan janin tunggal

- Memberitahu bahwa ibu akan

disuntik

- Menyuntikkan oksitosin 10 IU 1 cc

secara IM di 1/3 paha kanan atas

bagian luar

- Melakukan peregangan tali pusat

terkendali dengan melihat 3 tanda

pelepasan plasenta yaitu uterus

globuler, tali pusat memanjang,

terlihat semburan darah. Klem

dipindahkan 5-10 cm di depan vulva,

tangan kiri berada di atas simfisis

untuk melakukan dorsi kranial dan

tangan kanan memegang tali pusat


Lampiran VI

- Melahirkan plasenta dengan Teknik

brand and andrew

- Melakukan masase fundus uteri

selama 15 detik

- Memeriksa kelengkapan plasenta

- Memeriksa adanya laserasi perineum

Pukul: 01. 55 WIB Plasenta lahir spontan, selaput dan kotiledon

lengkap, ketebalan plasenta 3 cm, diameter

plasenta 15 cm, insersi tali pusat sentralis,

panjang tali pusat 52 cm, berat plasenta 450

gram, tidak ada kelainan plasenta bilobata,

tidak ada laserasi pada mukosa vagina,

perdarahan ±100 cc

TTD

Tiara Amelia Agustina


Lampiran VI

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU BERSALIN NY. M KALA IV

DI PMB “E” KABUPATEN PANDEGLANG

Nama Ibu: Ny. M Nama Suami: Tn. S

Umur : 33 Tahun Alamat: Kd. Simbut

Hari/Tanggal/Pukul Catatan Perkembangan


Rabu, 25 Desember 2019 S: - Ibu merasa senang atas kelahiran
Pukul: 02.10 WIB
anaknya dan ibu masih merasakan

mulas dan lelah.

O: - KU : Baik Kesadaran : CM

- TTV :

TD : 110/70 mmHg N : 85 x/m


Lampiran VI

R: 21 x/m S: 370C

- Mata: Konjungtiva tidak pucat

- Abdomen: kontraksi uterus baik,

TFU 2 jari dibawa pusat, kandung

kemih kosong

- Genitalia : Tidak terdapat laserasi

pada mukosa vagina, perdarahan

±100cc

A: Ny. M umur 33 tahun P3A0 partus kala IV


P: - Melakukan informed concent

- Menjelaskan hasil pemeriksaan

bahwa ibu dan bayi dalam keadaan

sehat

- Menganjurkan ibu untuk rileks

- Membersihkan dan merapikan ibu

dengan kain bersih dan kering

- Membersihkan dan merapikan alat

dengan merendam alat ke klorin

selama 10 menit lalu cuci dengan

sabun dan bilas dengan air mengalir

- Menganjurkan ibu untuk memenuhi

nutrisi dan kebutuhan cairan dengan

cara memberi minum berupa air

putih atau teh manis hangat untuk

memenuhi kebutuhan energi dan


Lampiran VI

mencegah dehidrasi

- Mengajarkan ibu masase fundus

uteri sendiri

- Mengajarkan ibu dan keluarga untuk

masase fundus uteri untuk mencegah

perdarahan

- Menganjurkan ibu untuk istirahat

dan tidak menahan BAK/BAB

- Melakukan observasi kala IV yaitu

Keadaan umum, TTV, kontraksi,

TFU, kandung kemih dan

perdarahan setiap 15 menit pada jam

pertama dan 30 menit pada jam

kedua

- Mencatat hasil observasi kala IV

pada partograf

Pukul: 02.30 WIB Keadaan umum ibu baik, TD : 110/70

mmHg, N : 85x/m, S: 37oC, R: 22x/m,

kontraksi baik, TFU 2 jari dibawah pusat,

kandung kemih kosong, jumlah perdarahan

±100 cc, ibu dan bayi rawat gabung

TTD

Tiara Amelia Agustina


Lampiran VI

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU NIFAS 6 JAM

DI PMB “E” KABUPATEN PANDEGLANG

Nama Ibu: Ny. M Nama Suami: Tn. S

Umur : 33 Tahun Alamat: Kd. Simbut

Hari/Tanggal/Pukul Catatan Perkembangan


Rabu, 25 Desember 2019 S: - Ibu sudah bisa duduk dan berjalan
Pukul: 08.00 WIB
serta sudah bisa BAK ke kemar

mandi

O: - KU : Baik Kesadaran : CM

- TTV :

TD : 110/70 mmHg N : 85 x/m

R: 21 x/m S: 370C

- Muka: Tidak pucat dan tidak ada


Lampiran VI

oedema

- Mata: Konjungtiva tidak pucat,

sclera tidak ikterik

- Leher: Tidak ada pembengkakan

kelenjar getah bening dan tiroid

- Payudara: Simetris, tidak ada

benjolan, areola hyperpigmentasi,

puting susu menonjol, colostrum (+/

+)

- Abdomen: TFU 2 jari dibawah

pusat, kontraksi baik, kandung

kemih kosong

- Genitalia: Tidak terdapat laserasi

pada perineum, perdarahan ± 50cc

- Ekstremitas : tidak oedema dan tidak

ada varises

A: Ny. M umur 33 tahun P3A0 Post Partum 6

jam
P: - Melakukan informed concent

- Memberitahukan hasil pemeriksaan

bahwa ibu dan bayi dalam keadaan

baik

- Memberitahukan ibu penyebab

keluhan yang dirasakan adalah hal

normal, rasa mulas diakibatkan


Lampiran VI

kontraksi uterus untuk mencegah

perdarahan

- Melakukan KIE kepada ibu tentang

gizi seimbang untuk ibu nifas seperti

yang mengandung karbohidrat,

protein, vitamin, lemak dan minum 8

gelas perhari untuk memperbanyak

produksi ASI dan menganjurkan ibu

untuk tidak memantang makanan

apapun

- Melakukan KIE tentang tanda

bahaya nifas yaitu demam tinggi

(>37,50C), perdarahan pervaginam

berlebihan, secret vagina berbau,

nyeri perut berat, kelelahan atau

sesak, bengkak di bagian betis atau

kaki, tangan dan wajah, sakit kepala

atau pandangan kabur, nyeri

peyudara, pembengkakan payudara,

luka perdarahan puting, tidak bisa

buang air besar selama tiga hari atau

rasa sakit pada saat buang air kecil.

Menganjurkan ibu segar ke fasilitas

kesehatan apabila terdapat salah satu


Lampiran VI

dari tanda tersebut

- Menganjurkan ibu untuk menyusui

bayinya sesering mungkin

- Melakukan KIE tentang teknik

menyusui dan perawatan payudara

yang benar agar proses menyusui

lancar tidak ada kendala

- Menganjurkan ibu untuk selalu

menjaga personal hygine dengan

mengganti pembalut saat terasa

sudah penuh

- Memberikan ibu terapi obat vitamin

A 200.000 IU (2 dosis) segera

setelah bayi lahir dan menjelaskan

cara meminum kapsul yang kedua

yaitu diminum dalam selang waktu

24 jam setelah kapsul yang pertama

diberikan. Memberikan tablet Fe 60

mg 1x1 sehari, amoxicillin 500 mg

3x1 sehari, paracetamol 500 mg 3x1

sehari

- Menganjurkan ibu datang kembali 6

hari kemudian atau bila ada keluhan

Pukul: 08.15 WIB Keadaan umum ibu baik, ibu mengerti

TTD
Lampiran VI

tentang penjelasan yang diberikan dan akan

melakukan anjuran bidan

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU NIFAS 6 HARI

DI PMB “E” KABUPATEN PANDEGLANG

Nama Ibu: Ny. M Nama Suami: Tn. S

Umur : 33 Tahun Alamat: Kd. Simbut

Hari/Tanggal/Pukul Catatan Perkembangan


Selasa, 31 Desember 2019 S: - Ibu mengaku sudah tidak ada
Pukul: 13.00 WIB
pengeluaran darah atau cairan dari

vagina

O: - KU : Baik Kesadaran : CM

- TTV :

TD : 100/80 mmHg N : 85 x/m

R: 21 x/m S: 370C

- Muka: Tidak pucat dan tidak ada

oedema

- Mata: Konjungtiva tidak pucat,


Lampiran VI

sclera tidak ikterik

- Leher: Tidak ada pembengkakan

kelenjar getah bening dan tyroid

- Payudar: Simetris, tidak ada

benjolan, areola hyperpigmentasi,

putting susu menonjol, ASI sudah

keluar

- Abdomen: TFU pertengahan

simpisis-pusat, kandung kemih

kosong

- Genitalia: Vulva vagina tidak ada

kelainan, pengeluaran darah Lochea

Sanguilenta

- Ekstremitas: Tidak ada oedema dan

tidak ada varises

A: Ny. M umur 33 tahun P3A0 Post Partum 6

hari
P: - Melakukan informed concent

- Memberitahukan hasil pemeriksaan

kepada ibu dan menganjurkan ibu

untuk tetap menjaga personal hygine

- Memberitahu ibu untuk tetap

menyusui bayinya agar tidak terjadi

pembengkakan pada payudara dan


Lampiran VI

bayi tetap mendapatkan nutrisi

- Menjelaskan kembali gizi seimbang

untuk ibu nifas seperti yang

mengandung karbohidrat, protein,

vitamin, lemak dan minum 8 gelas

perhari untuk memperbanyak

produksi ASI dan menganjurkan ibu

untuk tidak memantang makanan

apapun

- Memeriksa kemungkinan adanya

tanda-tanda bahaya pada masa nifas

yaitu kontraksi uterus yang lemah

karena akan menyebabkan

peradarahan, infeksi pada payudara

ditandai dengan pembengkakan pada

payudara, putting susu lecet, panas

kemerahan atau keluar darah dari

putting susu.

- Menganjurkan ibu untuk tetap

menjaga kehangatan bayi dengan

cara jangan membiarkan bayi

bersentuhan langsung dengan benda

dingin misalnya lantai, jangan

ketakkan bayi dekat jendela atau


Lampiran VI

kipas angin, segera keringkan bayi

setelah mandi atau saat basah, dan

tetap menjaga lingkungan sekitar

bayi agar tetap hangat.

- Mengingatkan kembali pada ibu

tentang KB dan imunisasi bayi satu

bulan yaitu BCG dan polio 1

- Menganjurkan ibu untuk menyusui

bayinya sesering mungkin dan

menyusui bayinya pada payudara

kanan-kiri secara bergantian

- Memberikan tablet Fe 60 mg 1x1

sehari

- Menganjurkan ibu untuk melakukan

kunjungan ulang atau bila ada

keluhan segera datang ke bidan

Pukul: 13.15 WIB Keadaan umum ibu baik. Ibu mengerti

dengan penjelasan yang diberikan oleh

bidan dan bersedia untuk melakukan

kunjungan ulang

TTD

Tiara Amelia Agustina


Lampiran VI

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU NIFAS 6 MINGGU

DI PMB “E” KABUPATEN PANDEGLANG

Nama Ibu: Ny. M Nama Suami: Tn. S

Umur : 33 Tahun Alamat: Kd. Simbut

Hari/Tanggal/Pukul Catatan Perkembangan


Rabu, 05 Februari 2020 S: - Ibu mengatakan keadaan nya saat ini
Pukul: 13.00 WIB
sehat dan tidak ada keluhan

- Ibu mengatakan hanya memberi

bayinya ASI dan tidak memberi susu

formula maupun makanan lainnya

- Ibu mengatakan ingin menggunakan

KB Suntik

O: - KU : Baik Kesadaran : CM

- TTV :

TD : 110/80 mmHg N : 85 x/m

R: 21 x/m S: 370C
Lampiran VI

- Muka: Tidak pucat dan tidak ada

oedema

- Mata: Konjungtiva tidak pucat,

sclera tidak ikterik

- Leher: Tidak ada pembengkakan

kelenjar getah bening dan tyroid

- Payudara: Simetris, tidak ada

benjolan, areola hyperpigmentasi,

putting susu menonjol tidak ada lesi,

pengeluaran ASI banyak

- Abdomen: TFU tidak teraba,

kandung kemih kosong

- Genitalia: Vulva vagina tidak ada

kelainan, sudah tidak ada

pengeluaran lochea

- Ekstremitas: Tidak ada oedema dan

tidak ada varises

A: Ny. M umur 33 tahun P3A0 Post Partum 6

Minggu
P: - Melakukan informed concent

- Menjelaskan hasil pemeriksaan

bahwa ibu dalam kondisi baik

- Memastikan ibu untuk menyusui

bayinya secara ekslusif dan on


Lampiran VI

demand

- Melakukan konseling mengenai alat

kontrasepsi (KB) yang ibu pilih,

yaitu KB suntik 3 bulan

- Menjelaskan keuntungan KB suntik

3 bulan yaitu tidak mempengaruhi

pengeluara ASI

- Menjelaskan efek samping KB

suntik 3 bulan yaitu menyebabkan

mual dan pusing, berat badan sedikit

naik, payudara nyeri, tidak

mendapat haid pada bulan-bulan

pertama

- Melakukan penyuntikan KB suntik 3

bulan depo progestin 3cc secara IM

di 1/3 antara SIAS dan os. Coxygis.

- Menganjurkan ibu untuk kunjungan

ulang jadwal KB pada tanggal 06

Mei 2020.

Pukul: 13.15 WIB Keadaan ibu baik, ibu telah disuntik KB 3

bulan. Ibu mengerti tentang penjelasan yang

diberikan bidan dan akan melakukan

kunjungan ulang suntik KB 3 bulan pada

tanggal 06 Mei 2020.


Lampiran VI

TTD

Tiara Amelia Agustina

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI BARU LAHIR SEGERA

DI PMB “E” KABUPATEN PANDEGLANG

Nama: Neonatus Ny. M

Umur: 1 Jam

Hari/Tanggal/Pukul Catatan Perkembangan


Rabu, 25 Desember 2019 S: -
Pukul: 01.45 WIB
O: - Bayi lahir spontan, langsung

menangis, warna kulit kemerahan,

pergerakan aktif, jenis kelamin laki-

laki, anus (+), tidak ada kelainan

atau cacat bawaan dengan usia

gestasi 38 minggu.

A: Neonatus Ny. M umur 1 jam cukup bulan

sesuai masa kehamilan


P: - Melakukan informed consent kepada

ibu

- Memberitahukan hasil pemeriksaan

kepada ibu dan keluarga


Lampiran VI

- Mengeringkan dan menghangatkan

bayi secepat mungkin dengan kain

kering agar tidak terjadi hipotermi.

- Melakukan pemotongan tali pusat

selama 2 menit setelah bayi lahir

dengan cara menjepit tali pusat

terlebih dahulu denga menggunakan

klem berjarak 3 cm dari pusar bayi

dan 2 cm dari jarak klem pertama,

kemudian tali pusat di potong dan

diikat agar menyalurkan zat besi

yang terkandung dalam darah dari

plasenta ke bayi untuk mencegah

anemia, menjaga kehangatan bayi

- Melakukan IMD selama 30 menit,

lalu angkat bayi ke atas tempat yang

datar serta tetap menjaga kehangatan

bayi

- Memberikan Vitamin K1 1 mg

dengan dosis 0,5 ml pada paha kiri

anterolateral secara IM, memberikan

salep mata chlorampenicol pada

bayi, melakukan perawatan bayi

baru lahir normal.


Lampiran VI

Pukul: 02.00 WIB Dilakukan evaluasi yaitu keadaan umum

bayi baik, kehangatan tubuh bayi terjaga

dan bayi sudah mendapatkan suntikan

vitamin K1 dan salep mata chlorampenicol

serta IMD berhasil dalam waktu 30 menit

dan bayi berhasil mencapai putting ibu.

TTD

Tiara Amelia Agustina


Lampiran VI

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI BARU 6 JAM

DI PMB “E” KABUPATEN PANDEGLANG

Nama: Neonatus Ny. M

Umur: 6 Jam

Hari/Tanggal/Pukul Catatan Perkembangan


Rabu, 25 Desember 2019 S: -
Pukul: 08.00 WIB
O: - K/U : baik, tangisan kuat, warna

kulit kemerahan dan pergerakan

aktif

- HR : 148x/m RR: 46x/m

S: 36,5o C

- Antropometri : BB : 2900 gram

LK : 30 cm PB : 48 cm LD : 31 cm

- Kepala: Tidak ada caput

succadenum, tidak ada cepal

hematom

- Muka: Tidak ada oedema

- Mata: Simetris, sklera tidak ikterik

- Telinga: Simetris, bersih, daun


Lampiran VI

telinga terbentuk

- Hidung: Bersih, tidak ada

pernapasan cuping hidung, terdapat

2 lubang hidung dan septum berada

di tengah

- Mulut: Tidak ada labioskizis, tidak

ada palatoskizis dan tidak ada

labiopalatoskizis

- Dada: Simetris, tidak ada retraksi

dinding dada, putting susu sudah

terbentuk, bunyi jantung normal

- Abdomen: Tidak ada benjolan, tidak

ada perdarahan tali pusat

- Ekstremitas: Simetris, tidak ada

sindaktil dan polidaktili atau

brakidaktili

- Genitalia: Skrotum sudah turun, ada

lubang uretra, anus (+)

- Punggung: Tidak ada spina bifida

- Reflek: Rooting (+), Sucking (+),

Grasping (+), Swallowing (+), Moro

(+), Babynsky (+)

A: Neonatus Ny. M umur 6 jam cukup bulan

sesuai masa kehamilan


P: - Melakukan informed consent kepada
Lampiran VI

ibu

- Memberitahukan hasil pemeriksaan

fisik pada ibu dan keluarga

- Menganjurkan ibu untuk menyusui

bayinya sesering mungkin

- Menjelaskan kepada ibu tentang

tanda bahaya bayi baru lahir yaitu

tidak mau menyusu, kejang,

bergerak hanya jika dirangsang,

napas terlalu cepat atau terlalu

lambat {normal 40-60 x/m}, ada

tarikan dinding dada kedalam yang

sangat kuat, merintih, teraba demam

>37.5 derajat celcius, teraba dingin <

360C, pusar kemerahan meluas ke

dinding perut, diare, dan tampak

kuning pada telapak tangan dan kaki

- Mengajarkan ibu tentang perawatan

tali pusat yang baik dan aman yaitu

cuci tangan sebelum dan sesudah

melakukan perawatan, bungkus tali

pusat dengan kassa steril dan jangan

mengoleskan cairan atau bahan

apapun ke tali pusat dan pastikan tali


Lampiran VI

pusat harus tetap kering dan bersih

sampai sisa talipusat mengering dan

melepas sendiri

- Memberitahukan tanda-tanda infeksi

tali pusat yaitu kemerahan pada kulit

sekitar tali pusat, tampak nanah atau

berbau, atau terdapat perdarahan tali

pusat.

- Melakukan rawat gabung

- Menganjurkan ibu untuk melakukan

kunjungan ulang 6 hari atau jika bayi

terdapat tanda bahaya

Pukul: 08.15 WIB Dilakukan evaluasi keadaan umum bayi

baik, bayi menghisap kuat, ibu mengerti dan

mau melakukan anjuran yang diberikan oleh

bidan.
TTD

Tiara Amelia Agustina


Lampiran VI

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI USIA 6 HARI

DI PMB “E” KABUPATEN PANDEGLANG

Nama: Neonatus Ny. M

Umur: 6 Hari

Hari/Tanggal/Pukul Catatan Perkembangan


Rabu, 05 Februari 2020 S: - Ibu mengatakan bayinya menghisap
Pukul: 13.00 WIB
dengan kuat saat menyusu dan tali

pusarnya sudah puput pada hari ke

lima

O: - K/U:baik Kesadaran: Composmentis

- TTV: HR : 142x/m R : 49x/m

S: 36,9oC

- Antropometri : BB : 2900 gram

LK : 30 cm PB: 48 cm LD: 31 cm

- Kepala: Tidak ada caput

succadenum, tidak ada

cepalhematom

- Mata: Simetris, sklera tidak ikterik

- Mulut: Tidak ada oral trush

- Abdomen: Tidak ada benjolan, tali

pusat sudah puput bersih dan kering,


Lampiran VI

tidak ada pus

- Genitalia: Bersih, tidak ada tanda

infeksi, tidak ada diaper rush

A: Bayi Ny. “M” umur 6 hari


P: - Melakukan informed consent kepada

ibu

- Memberitahukan hasil pemeriksaan

kepada ibu bahwa berat badan bayi

tidak bertambah dari berat badan

saat lahir

- Mengkonfirmasi pada ibu tentang

pemberian ASI ekslusif

- Memeriksa kemungkinan adanya

tanda-tanda bahaya pada bayi baru

lahir yaitu tidak mau menyusu,

kejang, bergerak hanya jika

dirangsang, napas terlalu cepat atau

terlalu lambat (normal 40-60 x/m),

ada tarikan dinding dada kedalam

yang sangat kuat, merintih, teraba

demam > 37.5 derajat celcius, teraba

dingin <36 derajat celcius, nanah

yang banyak dimata, pusar

kemerahan meluas kedinding perut,

diare, dan tampak kuning pada


Lampiran VI

telapakk tangan dan kaki

- Menganjurkan ibu untuk membawa

bayinya untuk melakukan kunjungan

6 minggu

Pukul: 13.15 WIB Bayi dalam keadaan baik, tali pusat sudah

puput. Ibu mengerti atas apa yang dijelaskan

oleh bidan dan akan melakukan anjuran

bidan serta akan membawa bayinya untuk

melakukan kunjungan ulang atau jika

terdapat tanda bahaya

TTD

Tiara Amelia Agustina


Lampiran VI

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI USIA 6 MINGGU

DI KLINIK “E” KABUPATEN PANDEGLANG

Nama: Neonatus Ny. M

Umur: 6 Minggu

Hari/Tanggal/Pukul Catatan Perkembangan


Rabu, 05 Februari 2020 S: - Ibu mengatakan bayinya dalam
Pukul: 13.00 WIB
keadaan baik dan sehat

- Ibu mengatakan bayinya menyusu

dengan kuat

- Ibu mengatakan bayinya tidak ada

keluhan, BAK dan BAB lancar

- Ibu mengatakan bayinya sudah

mendapatkan imunisasi BCG dan

Polio 1 di Klinik pada tanggal 31

Januari 2020

O: - K/U:baik Kesadaran: Composmentis

- TTV: HR : 138x/m R : 49x/m

S: 36,9oC

- Antropometri : BB : 3800 gram

LK : 30 cm PB: 48 cm LD:

31 cm

- Kepala: Tidak ada caput

succadenum, tidak ada


Lampiran VI

cepalhematom

- Mata: Simetris, sklera tidak ikterik

- Mulut: Tidak ada oral trush

- Abdomen: Tidak ada benjolan, tali

pusat sudah puput bersih dan kering,

tidak ada pus

- Ekstremitas: Simetris, tidak ada

sindaktil dan polidaktil atau

brakidaktili

- Genitalia: Bersih, tidak ada tanda

infeksi, tidak ada diaper rush

- Refleks hisap baik

A: Bayi Ny. M umur 6 minggu


P: - Melakukan informed consent kepada

ibu

- Memberitahukan hasil pemeriksaan

kepada ibu bahwa bayi dalam

keadaan baik serta ada peningkatan

berat badan dari saat lahir 2900

Gram mencapai berat badan 3800

gram sehingga terdapat peningkatan

berat badan sebesar 800 gram

- Memberikan konseling tentang

manfaat imunisasi BCG bertujuan

melindungi anak terhadap penyakit


Lampiran VI

TBC

- Memberikan konseling efek

samping BCG yaitu setelah 2 bulan

akan terjadi pembengkakan kecil

yang akan menjadi luka merah

ditempat penyuntikkan.

- Memberikan konseling tentang

manfaat imunisasi polio yaitu

imunisasi polio bertujuan

melindungi anak terhadap penyakit

polio

- Memberikan konseling efek

samping polio yaitu kemungkinan

menyebabkan diare apabila

kemungkinan vaksin tidak bekerja

dengan baik karena ada gangguan

penyerapan oleh usus akibat diare

berat

- Memberikan imunisasi BCG secara

Intracutan dan Polio I sebanyak 2

tetes secara oral

- Menganjurkan ibu untuk menyusui

bayinya secara eksklusif selama 6

bulan dan tidak memberikan


Lampiran VI

makanan apapun kepada bayinya

- Menganjurkan ibu untuk

melanjutkan imunisasi DPT-HB-Hib

dan polio 2 sesuai waktunya

- Menganjurkan ibu kunjungan ulang

apabila terdapat keluhan

Pukul: 13.15 WIB Keadaan bayi baik, ibu mengerti atas apa

yang telah dijelaskan oleh bidan dan akan

membawa bayinya ke Klinik 1 bulan

kemudian untuk di imunisasi DPT-HB-Hib

dan Polio2

TTD

Tiara Amelia Agustina


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Tiara Amelia Agustina

Tempat Tanggal Lahir : Pandeglang, 20 Agustina 1999

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak ke : Pertama dari empat bersaudara

Agama : Islam

Alamat : Kp. Cikeutar Rt/Rw: 003/003 Ds. Cipicung

Kec. Cikedal Kab. Pandeglang-Banten

Riwayat Pendidikan

Tahun 2005 : TK RA-LATAFRIQ

Tahun 2011 : Lulus SD Negeri Purwaraja 1

Tahun 2014 : Lulus MTS MA Pusat Menes

Tahun 2017 : Lulus SMA Negeri 1 Pandeglang

Tahun 2017 – 2020 : Terdaftar sebagai Mahasiswa Politeknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan Banten

Jurusan Kebidanan Rangkasbitung

Anda mungkin juga menyukai