Anda di halaman 1dari 250

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

“D”
SEJAK KEHAMILAN 33 MINGGU SAMPAI DENGAN 6
MINGGU MASA NIFAS DI PUSKESMAS “K” KABUPATEN
LEBAK PERIODE DESEMBER 2020 SAMPAI DENGAN
MARET 2021

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun Oleh:

MAYANG FAJAR DWIWANA


NIM. P27902118068

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANTEN


JURUSAN KEBIDANAN RANGKASBITUNG
2021
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “D” SEJAK
KEHAMILAN 33 MINGGU SAMPAI DENGAN 6 MINGGU MASA
NIFAS DI PUSKESMAS “K” KABUPATEN LEBAK PERIODE
DESEMBER 2020 SAMPAI DENGAN MARET 2021

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk menempuh Ujian Laporan Tugas Akhir dan untuk memenuhi
salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III Kebidanan
Jurusan Kebidanan Rangkasbitung

Disusun Oleh:

MAYANG FAJAR DWIWANA


NIM. P27902118068

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANTEN


JURUSAN KEBIDANAN RANGKASBITUNG
2021
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. “D” SEJAK USIA


KEHAMILAN 33 MINGGU SAMPAI DENGAN 6 MINGGU MASA NIFAS
DI PUSKESMAS “K” KABUPATEN LEBAK PERIODE DESEMBER 2020
SAMPAI DENGAN MARET 2021

Disusun Oleh:
MAYANG FAJAR DWIWANA
NIM. P 27902118068

Telah diujikan pada tanggal 03 Mei 2021


Susunan Dewan Penguji:
Penguji I Penguji II Penguji III

Nani Yuningsih, M.Tr.Keb Ismiyati, M.Keb Yeni Fujiani, S.ST


NIP. 197608072006042004 NIP. 198701202010122001 NIP. 196907181990032006

Mengetahui,
Ketua Jurusan

Hj. Yayah Rokayah, SKM, M.Kes


NIP. 197104041990032001
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
JURUSAN KEBIDANAN RANGKASBITUNG

LAPORAN TUGAS AKHIR


MAYANG FAJAR DWIWANA
NIM P27902118068

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. ”D” SEJAK


KEHAMILAN 33 MINGGU SAMPAI DENGAN 6 MINGGU MASA NIFAS
DI PUSKESMAS “K” KABUPATEN LEBAK PERIODE DESEMBER 2020
SAMPAI DENGAN MARET 2021
V + 167 Halaman + V Lampiran

ABSTRAK

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten, pada tahun 2020
jumlah kematian ibu di Kabupaten Lebak sebanyak 43 kasus, sedangkan jumlah
kematian bayi sebanyak 346 kasus. Adanya asuhan kebidanan komprehensif
merupakan suatu upaya yang memiliki kontribusi dalam pelayanan kebidanan.
Asuhan kebidanan komprehensif ini dilakukan dalam bentuk studi kasus
dengan Ny. ”D” sebagai objek. Pada ANC I dengan keluhan pusing apabila terlalu
capek, diberikan KIE tentang kebutuhan istirahat ibu dan menghindari keletihan.
Pada ANC II dan III, sudah tidak ada keluhan, diberikan tablet Fe dan Kalsium.
Persalinan berjalan normal dengan pertolongan menggunakan teknik APN. Masa
nifas berjalan normal dan dilakukan pemeriksaan pada 6 jam, 2 hari, 7 hari, 4
minggu dan 6 minggu. Bayi lahir spontan dan normal, dilakukan pemeriksaan
segera setelah bayi lahir sampai bayi berusia 6 minggu.
Diharapkan ibu dapat menerapkan informasi kesehatan yang telah
diperoleh dan melaksanakan secara mandiri seperti perawatan bayi sehari-hari dan
pemberian ASI yang maksimal. Untuk fasilitas kesehatan diharapkan penerapan
asuhan kebidanan secara komprehensif dan meningkatkan sarana prasarana untuk
mendukung pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berkualitas.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Komprehensif


Referensi : 90 (2009-2020)
LEMBAR PERSEMBAHAN

Syukurku pada Allah SWT, nikmatmu yang tiada bertepi sampai saat ini.

Umurku, sehatku, rizkiku dan beribu kebahagiaan yang selalu kau beri.

Coretan tinta pada lembaran kertas yang tebal ini kupersembahkan untuk
diriku sendiri. Terimakasih aku, telah berjuang sampai pada titik ini. Langkah
demi langkah sudah kau lalui. Rasa lelah bahkan sakit yang dirasakan semoga
kelak menjadi saksi perjuanganmu saat ini. Tidak sedikit air mata yang menetes
dipipi. Tidak sedikit lisan yang telah menggores hati. Nikmati prosesnya, kelak
kau akan menuai hasil sesuai dengan apa yang kau lalui.

Pah, mah terimakasih telah merawat dan membesarkanku hingga saat ini.
Terimakasih atas segala kerja kerasmu selama ini. Maafin ayang jika belum bisa
menjadi anak yang diharapkan oleh papah dan mamah. Kini sampailah
perjuanganmu menemui kabar gembira, perjuangan dan kerja keras kalian tidak
sia-sia. Pah, mah, menangislah dengan bahagia, sekarang kalian menyaksikan
putri kecilmu berdiri gagah dengan toganya.

Calon imamku, terimakasih telah mensupport langkah demi langkah yang


ku lalui. Tahap demi tahap yang ku lewati. Terimakasih telah sabar menemaniku
hingga saat ini.

Teruntuk teman-teman seperjuangan, terimakasih atas pelajaran yang


kudapatkan dari kalian. Kebersamaan yang entah bisa ditemui diluar sana atau
tidak. Kesabaran yang telah menemani selama kuliah disini. Serta kedewasaan
dalam setiap batu loncatan yang menghampiri kita. Maaf belum bisa menjadi
ketua angkatan yang baik seperti yang kalian harapkan. Semoga kelak kita slalu
dimudahkan dalam menemukan jalan kehidupan berikutnya.

Teruntuk teman-teman BEM bidan. Anggun, Cheryl, Ani, dan Intan.


Terimakasih atas 2 periode yang kita lalui. Keringat yang bercucuran, langkah
kaki yang ditapakkan, bahkan materi dan tenaga yang dikeluarkan selama 2
periode ini bisa menjadi saksi bisu kita di masa depan nanti. Dan proses tersebut
dapat menjadikan kita insan yang lebih baik lagi, lagi dan lagi.
Teruntuk teman-teman Asterku, terimakasih untuk 2 tahun bersama di
asrama. Maaf apabila banyak perbuatan maupun ucapan yang kulontarkan
sehingga tidak mengenakan hati kalian.

Teruntuk Hifatul Janah Haeriyah, sahabat seperjuanganku. Terimakasih


telah hadir dalam kehidupan ini. Canda, tawa, sedih dan tangis yang kita lalui
telah menjadi kenangan. Maafin aku kalau suka diemin kamu tiba-tiba hihihi.
Jangan bosan untuk terus menjadi temanku. Jangan malu untuk melakukan hal-hal
konyol bersamaku. Semoga silaturahmi persahabatan kita akan terus terjalin
hingga maut memisahkan kelak.

Teruntuk Nabila Neti, Ani, Arti dan Eka. Makasih sudah selalu menerima
tamu seperti aku di kostan kalian. Makasih sudah memberikan tempat ternyaman
untuk aku mengerjakan dan menyusun LTA ini. Maaf jika selalu ngerepotin. Maaf
jika selalu nyusahin. Semoga kelak kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT.
aamiin
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT ataas segala limpahan

rahmat, ridho serta nikmat berupa kesehatan dan kekuatan, sehingga Penulis dapat

menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan

Komprehensif pada Ibu Hamil Ny “D” Sejak Kehamilan 33 Minggu Sampai

dengan 6 Minggu Masa Nifas di Puskesmas “K” Kabupaten Lebak Tahun

2021 (Periode Desember 2020 Sampai dengan Maret 2021)”.

Adapun tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah dalam rangka

memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III di

Jurusan Kebidanan Rangkasbitung Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

Banten.

Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini, tentunya tidak terlepas dari

dukungan dan juga masukan – masukan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Khayan, SKM, M. Kes selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan Banten

2. Ibu Hj. Yayah Rokayah, M. Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Rangkasbitung Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Banten yang

telah memberikan pengarahan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat

diselesaikan.

3. Ibu Nani Yuningsih, M. Tr. Keb selaku Pembimbing I Laporan Tugas

Akhir yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga

Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

i
4. Ibu Hj. Yeni Fujiani, S.ST selaku pembimbing II Laporan Tugas Akhir

yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga Laporan

Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dan telah memfasilitasi dalam

pelaksanaan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny “D”.

5. Seluruh Dosen beserta Staf Jurusan Kebidanan Rangkasbitung yang turut

membimbing dan memberikan semangat selama penyusunan Laporan

Tugas Akhir ini.

6. Kedua orang tua serta keluarga yang selalu memberikan motivasi baik

moril maupun materil, sehingga penyusunan Laporan Tugas Akhir ini

dapat diselesaikan.

7. Teman-teman kompre yang telah menemani, mensupport serta membantu

satu sama lain yang begitu luar biasa dan semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

penulisan Laporan Tugas Akhir ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan

juga saran yang membangun agar kedepannya penulis dapat terus memperbaiki

penulisan Laporan Tugas Akhir ini. Penulis juga berharap semoga Laporan

Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya untuk pembaca

dan umumnya untuk dunia Pendidikan dalam bidan Kesehatan.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK

LEMBAR PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

DAFTAR TABEL..................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi

DAFTAR SINGKATAN......................................................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................ix

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Tujuan Penelitian............................................................................................5

1.2.1 Tujuan Umum..........................................................................................5

1.2.2 Tujuan Khusus.........................................................................................5

1.3 Manfaat.........................................................................................................5

1.3.1 Bagi Penulis.............................................................................................5

1.3.2 Bagi Klien................................................................................................5

1.3.3 Bagi Lahan Praktik..................................................................................6

1.3.4 Bagi Pendidikan.......................................................................................6

BAB II.....................................................................................................................7

KAJIAN PUSTAKA..............................................................................................7

iii
2.1 Asuhan Kebidanan Komprehensif..................................................................7

2.2 Asuhan Kebidanan Kehamilan.......................................................................7

2.3 Asuhan Kebidanan Persalinan......................................................................45

2.4 Asuhan Kebidanan Nifas..............................................................................59

2.5 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir............................................................77

BAB III..................................................................................................................96

METODELOGI...................................................................................................96

3.1 Desain...........................................................................................................96

3.2 Tempat dan Waktu.......................................................................................96

3.3 Subjek...........................................................................................................96

3.4 Teknik Pelaksanaan......................................................................................96

3.5 Instrumen......................................................................................................97

3.6 Alat dan Bahan.............................................................................................97

3.7 Sumber..........................................................................................................98

BAB IV..................................................................................................................99

HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................99

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian........................................................................99

4.2 Hasil..............................................................................................................99

4.3 Pembahasan................................................................................................126

BAB V..................................................................................................................164

SIMPULAN DAN SARAN................................................................................164

5.1 Simpulan.....................................................................................................164

5.2 Saran...........................................................................................................166

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

iv
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Imunisasi Tetanus Toksoid (TT), halaman 12.

Tabel 2.2 : Penambahan ukuran TFU, halaman 15.

Tabel 2.3 : Perkiraan TFU terhadap umur kehamilan (menggunakan jari),

halaman 22.

Tabel 2.4 : Perkiraan TFU terhadap umur kehamilan (Cm), halaman 22.

Tabel 2.5 : TFU pada kehamilan trimester III menurut Mc. Donald, halaman

23.

Tabel 2.6 : Standar Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Per Trimester

Sesuai Kategori IMT Sebelum Hamil, halaman 24.

Tabel 2.7 : Perubahan uterus pada masa nifas, halaman 61.

Tabel 2.8 : Kenaikan Berat Badan Minimal berdasarkan umur pada bayi laki-

laki, halaman 84.

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Pemeriksaan Leopold I, halaman 26.

Gambar 2.2 : Pemeriksaan Leopold II, halaman 27.

Gambar 2.3 : Pemeriksaan Leopold III, halaman 28.

Gambar 2.4 : Pemeriksaan Leopold IV, halaman 29.

vii
DAFTAR SINGKATAN

AKB : Angka Kematian Bayi

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

AKI : Angka Kematian Ibu

ANC : Antenatal Care

APN : Asuhan Persalinan Normal

ASI : Air Susu Ibu

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

BBL : Bayi Baru Lahir

BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah

BCG : Bacillus Calmette Guerin

DJJ : Denyut Jantung Janin

Hb : Hemoglobin

HIV : Human Immunodeficiency Virus

HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir

HPL : Hari Perkiraan Lahir

IMD : Inissiasi Menyusu Dini

IMR : Infant Mortality Rate

IMS : Infeksi Menular Seksual

IMT : Indeks Masa Tubuh

KB : Keluarga Berencana

KBM : Kenaikan Berat Badan Minimal

KEK : Kurang Energi Kronis

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

KIE : Komunikasi Informasi dan Edukasi

viii
LILA : Lingkar Lengan Atas

LTA : Laporan Tugas Akhir

MMR : Maternal Mortality Rate

PAP : Pintu Atas Panggul

PKM : Pusat Kesehatan Masyarakat

PNC : PostNatal Care

TBJ : Taksiran Berat Janin

TFU : Tinggi Fundus Uteri

TP : Taksiran Persalinan

TT : Tetanus Toksoid

TTD : Tablet Tambah Darah

TTV : Tanda-Tanda Vital

UK : Usia Kehamilan

WUS : Wanita Usia Subur

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Formulir Persetujuan Anc

Lampiran ii : Lembar Persetujuan Tindakan (Informed Consent)

Lampiran iii : Lembar Konsultasi Asuhan Kebidanan Komprehensif

Lampiran iv : Daftar Hadir Asuhan Kebidanan Komprehensif

Lampiran v : Dokumentasi Asuhan Kebidanan (SOAP)

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di

dunia masih terbilang tinggi, menurut data World Health Organization

(WHO) pada tahun 2017, ada sekitar 810 ibu di dunia meninggal setiap

harinya akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Sebagian besar

terjadi dalam pengaturan sumber daya yang rendah, dan sebagian besar

dapat dicegah (WHO, 2019).

Tingginya angka kematian ibu di beberapa daerah dunia

mencerminkan ketidakadilan dalam akses pelayanan kesehatan, dan

menyoroti kesenjangan antara kaya dan miskin. Hampir semua kematian

ibu (94%) terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah ke

bawah, dan hampir dua pertiga (65%) terjadi di Wilayah Afrika (WHO,

2019).

Umumnya ukuran yang dipakai untuk menilai baik pelayanan

kebidanan (maternity care) dalam suatu negara atau daerah adalah

kematian maternal (maternal mortality). Kematian maternal ialah

kematian seorang wanita hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya

kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan

yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Angka kematian maternal

adalah angka jumlah kematian maternal diperhitungkan terhadap 1000

atau 100.000 kelahiran hidup (Prawihardjo, 2012).

7
2

Angka Kematian Ibu atau Maternal Mortality Rate (MMR) adalah

kematian wanita pada saat hamil, yakni kematian yang disebabkan karena

kehamilannya atau pengelolaannya, bukan karena sebab lain (seperti

kecelakaan, terjatuh dan lain – lain) per 100.000 kelahiran hidup (Yuhedi,

2018).

Angka Kematian Bayi atau Infant Mortality Rate (IMR) adalah

jumlah kematian yang terjadi dalam rentang periode setelah bayi lahir

hingga bayi berusia tepat satu tahun per 1.000 kelahiran hidup (Yuhedi,

2018).

Berdasarkan data dalam Profil Kesehatan Indonesia 2019, jumlah

kematian ibu mencapai 4.221 kasus dengan berbagai penyebab diantaranya

perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, infeksi, gangguan sistem

peredaran darah, gangguan metabolik dan lain-lain. Adapun jumlah

kematian bayi di Indonesia pda tahun 2019 mencapai 26.395 kasus dengan

berbagai penyebab diantaranya BBLR, asfiksia, tetanus neonatorum,

sepsis, pneumonia, diare, malaria, kelainan saluran cerna dan kelainan

bawaan. Data ini menunjukan bahwa jumlah kematian ibu dan jumlah

kematian bayi di Indonesia masih tergolong cukup tinggi (Kemenkes,

2020).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten tahun

2020, jumlah kematian ibu mencapai 237 kasus dan jumlah kematian bayi

mencapai 1.068 kasus. Pada pada tahun 2019 jumlah kematian ibu

mencapai 212 kasus dengan berbagai penyebab diantaranya yaitu

perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, infeksi dan gangguan sistem


3

peredaran darah. Sedangkan untuk jumlah kematian bayi di Provinsi

Banten mencapai 1.299 kasus dengan berbagai penyebab diantaranya yaitu

BBLR, pneumonia, asfiksia, tetanus neonatorum sepsis, diare, kelainan

saluran cerna, kelainan saraf dan malaria. Data ini menunjukan bahwa

jumlah kematian ibu di Provinsi Banten mengalami peningkatan dan

jumlah kematian bayi mengalami penurunan (Dinkes Provinsi Banten,

2020).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten tahun

2020, jumlah kematian ibu di Kabupaten Lebak mencapai 43 kasus dan

jumlah kematian bayi mencapai 346 kasus. Sedangkan pada tahun 2019

jumlah kematian ibu mencapai 35 kasus dan jumlah kematian bayi di

Kabupaten Lebak mencapai 412 kasus. Data ini menunjukan bahwa

jumlah kematian ibu di Kabupaten Lebak mengalami peningkatan dan

jumlah kematian bayi mengalami penurunan (Dinkes Provinsi Banten,

2020).

Salah satu cara untuk menurunkan kematian ibu dan bayi adalah

dengan cara persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan

melakukan persalinan di fasilitas kesehatan (Yuhedi, 2018).

Upaya penurunan AKI telah dirintis dan diintensifkan sejak tiga

puluh tahun lalu, namun penurunan AKI masih belum memuaskan,

sehingga diperlukan pengkajian masalah yang lebih mendalam dan

program kerja dalam pencapaian penurunan angka kematian ibu. Angka

Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah

satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. Upaya yang


4

dilakukan pemerintah Indonesia dalam penurunan angka kematian ibu juga

sudah cukup optimal dalam mengembangkan berbagai program kesehatan,

diantara nya pengembangan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan,

program keterpaduan Keluarga Berencana (KB) dan Pos Pelayanan

Terpadu (Posyandu), Gerakan Sayang Ibu pada tahun 1996, Desa Siaga

pada tahun 2004, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Generasi Bidang Kesehatan pada tahun 2007, dan berbagai program

jaminan kese hatan salah satunya yaitu Jaminan Persalinan (Jampersal)

pada tahun 2011 (Siti Uswatun, 2015).

Upaya penurunan AKI dan AKB sudah dilakukan oleh Dinkes

Kabupaten Lebak sesuai dengan program kesehatan yang telah

dicanangkan Pemerintah Pusat, namun belum menghasilkan dampak yang

nyata (Radar Banten, 2017).

Melihat masih tingginya jumlah kematian ibu dan bayi di nasional

maupun lokal, membuat penulis tertarik untuk mengambil studi kasus yang

berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. ”D” Sejak

Kehamilan 33 Minggu Sampai dengan 6 Minggu Masa Nifas di

Puskesmas “K” Kabupaten Lebak Tahun 2021 (Periode Desember

2020 Sampai dengan Maret 2021)”. Dengan harapan asuhan

komprehensif ini dapat menekan angka kematian ibu dan bayi karena

asuhan ini dilakukan secara terus menerus selama kehamilan, persalinan,

nifas dan juga BBL sehingga dapat menjadi acuan untuk mendeteksi

secara dini komplikasi dan penyulit yang kemungkinan akan terjadi.


5

1.2 Tujuan Penelitian

1.2.1 Tujuan Umum

Dapat melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil

sejak usia kehamilan 33 minggu sampai dengan 6 minggu masa nifas di

Puskesmas “K” Kabupaten Lebak.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis Ny.”D” di

Puskesmas “K”, Kabupaten Lebak.

2. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin fisiologis Ny.”D” di

Puskesmas “K”, Kabupaten Lebak.

3. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis Ny.”D” di

Puskesmas “K”, Kabupaten Lebak.

4. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir fisiologis Ny.”D” di

Puskesmas “K”, Kabupaten Lebak.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Penulis

Penulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta

mampu mengaplikasikan ilmu yang selama ini penulis dapatkan dari

pendidikan diploma III Kebidanan melalui Asuhan Komprehensif kepada

Ny. “D” sejak kehamilan 33 minggu sampai dengan 6 minggu masa

nifas.

1.3.2 Bagi Klien

Dengan dilakukannya studi kasus yang berbentuk asuhan

kebidanan komprehensif kepada klien secara langsung maka diharapkan


6

klien mendapat pelayanan kebidanan yang berkualitas sesuai dengan

standar pelayanan dan dapat mengantisipasi kemungkinan yang tidak

diinginkan.

1.3.3 Bagi Lahan Praktik

Dilakukannya studi kasus berupa asuhan kebidanan komprehensif

ini, dapat menjadikan perbandingan serta motivasi untuk terus

meningkatkan mutu pelayanan yang berkualitas berdasarkan standar

pelayanan kebidanan kepada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir

dan keluarga berencana.

1.3.4 Bagi Pendidikan

Dilakukannya studi kasus berupa asuhan kebidanan komprehensif

ini, dijadikan sebagai bahan pendokumentasian Laporan Tugas Akhir

serta menjadi bahan referensi dan evaluasi dalam pembelajaran bagi

mahasiswa di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Jurusan Kebidanan Rangkasbitung.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Asuhan Kebidanan Komprehensif

Asuhan Komprehensif yaitu manajemen kebidanan mulai dari ibu

hamil, bersalin, sampai bayi baru lahir sehingga persalinan dapat berlangsung

dengan aman dan bayi yang dilahirkan selamat dan sehat sampai dengan masa

nifas (Lapau, 2015).

Continuity of care adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin

hubungan yang terus menerus antara seorang wanita dan bidan. Asuhan yang

berkelanjutan yang berkaitan dengan tenaga profesional kesehatan, pelayanan

kebidanan dilakukan mulai prakonsepsi, awal kehamilan, selama semua

trimester, kelahiran, sampai 6 minggu pertama postpartum. Tujuannya adalah

untuk membantu upaya percepatan penurunan AKI (Legawati, 2018).

2.2 Asuhan Kebidanan Kehamilan

2.2.1 Konsep Kehamilan

a. Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah suatu proses penyatuan dari spermatozoa

danovum yang selanjutnya akan terjadi nidasi (Prawirohardjo, 2010).

Kehamilan normal berlangsung dalam waktu 40 minggu (10 bulan)

dihitung dari saat hari pertama haid terakhir sampai lahirnya bayi. Dapat

disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu proses penyatuan sel telur dan

sperma yang berlangsung 40 minggu dihitung dari saat hari pertama haid

terakhir sampai persalinan (Mochtar, 2012).


7
8

b. Trimester Kehamilan

Pembagian kehamilan menurut (Prawirohardjo, 2014), dibagi dalam 3

trimester :

1) Trimester I : dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan (0 – 12

minggu)

2) Trimester II : dimulai dari bulan keempat sampai enam bulan (13

– 27 minggu)

3) Trimester III : dari bulan tujuh sampai sembilan bulan (28 – 40

minggu)

c. Pemeriksaan Kehamilan

Pemeriksaan kehamilan atau yang lebih sering disebut Antenatal

care adalah kegiatan yang diberikan untuk ibu sebelum melahirkan atau

dalam masa kehamilan. Pemeliharaan terhadap kesehatan ibu dan

kandungannya. Asuhan kehamilan ini diperlukan karena walaupun pada

umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan

kelahiran bayi yang sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang-

kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya

bahwa kehamilan akan menjadi masalah (Saifuddin, 2014).

Pada saat ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan, pastikan

ibu mendapatkan pelayanan sesuai standar. Terdapat 10 pelayanan yang

wajib diberikan kepada ibu hamil (10T) saat melakukan pemeriksaan

yaitu:
9

1) Pengukuran berat badan dan tinggi badan (T1)

Pengukuran tinggi badan cukup sekali dilakukan pada saat

ANC ini dilakukan untuk mengetahui ukuran panggul ibu hamil.

Hal ini sangat penting dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko

terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan

rongga panggul.

Penimbangan berat badan dilakukan setiap kali pada saat

melakukan kunjungan ANC. Ini dilakukan untuk mengetahui

faktor resiko dari kelebihan berat badan pada saat kehamilan dapat

meningkatkan resiko komplikasi selama hamil dan saat persalinan

seperti tekanan darah tinggi saat hamil (hipertensi gestasional),

(diabetes gestasional) bayi besar, dan kelahiran cesar adapun ibu

hamil dengan berat badan kurang selama kehamilan dapat

meningkatkan resiko bayi lahir prematur (kelahiran kurang dari 37

minggu) dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), oleh karena itu

usahakan berat badan berada pada kisaran normal selama

kehamilan (Mandriwati, 2011).

2) Pengukuran tekanan darah (T2)

Pengukuran tekanan darah dilakukan setiap kali melakukan

kunjungan. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi apakah tekanan

darah normal atau tidak, tekanan darah yang tinggi dapat membuat

ibu mengalami keracunan kehamilan, baik ringan maupun berat

bahkan sampai kejang-kejang. Sementara tekanan darah yang


10

rendah juga menyebabkan pusing dan lemah (Mandriwati, 2011).

Hipertensi dalam kehamilan dikatakan apabila tekanan darah

mencapai 140/90 mmHg, atau kenaikan sistolik (angka atas)

mencapai 30 mmHg dan tekanan diastolik (angka bawah) 15

mmHg diatas nilai normal.

3) Pengukuran lingkar lengan atas (T3)

Pengukuran lingkar lengan atas dilakukan cukup sekali

diawal kunjungan ANC ini dilakukan untuk mengetahui status gizi

ibu hamil (skrining KEK) dengan normal 23,5 cm. Jika didapati

kurang dari 23,5 cm maka perlu perhatian khusus tentang asupan

gizi selama kehamilan. Bila ibu hamil kurang gizi maka daya tahan

tubuh untuk melawan kuman akan melemah dan mudah sakit

maupun infeksi, keadaan ini tidak baik bagi pertumbuhan janin

yang dikandungnya dan juga dapat menyebabkan anemia yang

berakibat buruk pada proses persalinan yang akan memicu

terjadinya perdarahan dan berisiko melahirkan bayi berat lahir

rendah (BBLR) (Mandriwati, 2011).

4) Pengukuran tinggi fundus uteri (T4)

Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU) dilakukan pada

saat usia kehamilan masuk 22-24 minggu dengan menggunakan

alat ukur capiler, dan bisa juga menggunakan pita ukur, ini

dilakukan bertujuan mengetahui usia kehamilan dan tafsiran berat


11

badan janin dan agar terhindar dari resiko persalinan lewat waktu

yang berakibat pada gawat janin.

5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (T5)

Menentukan persentasi janin dilakukan pada akhir

trimester III untuk menentukan pada bagian terbawah janin kepala,

atau kepala janin belum masuk panggul berarti ada kelainan letak

panggul sempit atau ada masalah lain. Pengukuran detak jantung

janin dilakukan menggunakan stetoskop monoaural atau doppler

sebagai acuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan janin

khususnya denyut jantung janin dalam rahim dengan detak jantung

janin yang normalnya <120 kali per menit atau >160 kali per menit

dilakukan pada ibu hamil pada akhir minggu ke 20 (Mandriwati,

2011).

6) Skrinning status imunisasi tetanus toksoid (T6)

Skrining TT (Tetanus Toksoid) menanyakan kepada ibu

hamil jumlah vaksin yang telah diperoleh dan sejauh mana ibu sudah

mendapatkan imunisasi TT, secara idealnya WUS (Wanita Usia

Subur) mendapatkan imunisasi TT sebanyak 5 kali (long life) mulai

dari TT1 sampai TT5. Dengan selang waktu meliputi :


12

Tabel 2.1
Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)

Pemberian Selang Waktu Minimal Lama Perlindungan

Awal pembentukan
TT 1 Pada kunjungan awal
kekebalan tubuh

TT 2 1 bulan setelah TT 1 3 tahun

TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun

TT 4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun

TT 5 12 bulan setelah TT 4 25 tahun/seumur hidup

(Permenkes, 2017)

7) Beri tablet tambah darah (T7)

Zat besi adalah unsur pembentukan sel darah merah

dibutuhkan oleh ibu hamil guna mencegah terjadinya anemia atau

kurang darah selama kehamilan. Pemberian tablet besi atau Tablet

Tambah Darah (TTD) diberikan pada ibu hamil sebanyak satu

tablet (60mg) setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa

kehamilan, sebaiknya memasuki bulan kelima kehamilan. TTD

mengandung 200 mg ferro sulfat setara dengan 60 ml besi

elemental dan 0,25 mg asam folat baik diminum dengan air jeruk

yang mengandung vitamin C untuk mempermudah penyerapan

(Depkes RI, 2010).

8) Pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus (T8)


13

Pemeriksaan laboratorium selama kehamilan merupakan

salah satu komponen penting dalam pemeriksaan antenatal dan

identifikasi risiko komplikasi kehamilan. Pemeriksaan rutin adalah

pemeriksaan yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu

haemoglobin, golongan darah, protein urin, dan pemeriksaan

spesifik daerah endemis atau epidemis (malaria, IMS, HIV, dan

lain-lain). Sementara pemeriksaan laboratorium khusus adalah

pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada

ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal (Permenkes, 2015)

Jika kondisi tubuh dengan kadar hemoglobin dalam darah

darah ibu <11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar Hb <10,5 gr%

pada trimester 2 maka ibu mengalami anemia (Aritonang, 2015).

9) Tatalaksana atau penanganan kasus (T9)

Berdasarkan hasil pemeriksaan diatas dan hasil

pemeriksaan laboratorium, atau setiap kelainan yang ditemukan

pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar kewenangan

tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk

sesuai dengan sistem rujukan.

10) Temu wicara (Konseling) (T10)

Menurut Depkes (2013), Temu wicara atau konseling

dilakukan pada setiap kunjungan antenatal meliputi :

a. Kesehatan ibu hamil, dengan beristirahat yang cukup

selama kehamilannya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak

bekerja berat.
14

b. Perilaku hidup bersih dan sehat, dengan menjaga

kebersihan badan selama kehamilanya misalnya mencucu

tangan sebelum makan, mandi dua kali sehari menggukakan

sabun dan menjaga personal hygiene agar tetap bersih dan

terhindar dari suasana lembab serta melakukan olahraga

ringan.

c. Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan

persalinan dengan memberi dukungan mental serta

menyiapkan biaya persalinan dan kebutuhan bayi lainya

serta transportasi rujukan dan donor darah.

d. Kunjungan Selama Kehamilan

Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang bisa

mengancam jiwanya. Oleh karena itu, menurut (Saifudin, 2010), setiap

wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode

antenatal :

1) Satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)

2) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 –

28)

3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36

dan sesudah minggu ke 36).

e. Perubahan Fisiologis pada Kehamilan Trimester III

1) Sistem reproduksi

a) Uterus
15

Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x 20

cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc. hal ini memungkinkan bagi

adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim

membesar akibat hipertropi dan hiperplasi otot rahim, serabut-serabut

kolagennya menjadi higroskopik, dan endometrium menjadi desidua.

Jika penambahan ukuran TFU per tiga jari, dapat dicermati dalam

table berikut ini (Sulistyawati, 2010). Penyebab pembesaran uterus

adalah peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah,

hiperplasia dan hipertrofi, perkembangan desidua (Kumalasari, 2015).

Tabel 2.2
Penambahan Ukuran TFU

Usia Kehamilan
Tinggi Fundus Uteri (TFU)
(minggu)
12 3 jari diatas simfisis
16 Pertengahan pusat simfisis
20 3 jari bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat – prosesus xipoideus (px)
36 3 jari bawah prosesus xipoideus (px)
40 Pertengahan pusat – prosesus xipoideus (px)

(Sulistyawati, 2011)

b) Ovarium

Selama kehamilan ovulasi berhenti. Pada awal kehamilan masih

terdapat korpus luteum graviditatum dengan diameter sebesar 3 cm.


16

Setelah plasenta terbentuk korpus luteum graviditatum mengecil dan

korpus luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron

(Kumalasari, 2015)

c) Vulva dan vagina

Hormon estrogen mempengaruhi sistem reproduksi sehingga

terjadi peningkatan vaskularisasi dan hyperemia pada vagina dan

vulva. Peningkatan vaskularisasi menyebabkan warna kebiruan pada

vagina yang disebut dengan tanda Chadwick (Kumalasari, 2015).

d) Payudara

Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa berat di

payudara mulai timbul sejak minggu keenam gestasi, puting susu dan

areola menjadi lebih berpigmen, terbentuk warna merah muda

sekunder pada areola, dan putting susu menjadi lebih erektil.

Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah di bawah kulit

berdilatasi. Selama trimester kedua dan ketiga, pertumbuhan kelenjar

mamae membuat ukuran payudara meningkat secara progresif

(Kamariyah, 2014).

2) Sistem Pernafasan

Timbulnya keluhan sesak dan pendek nafas. Hal ini disebabkan

karena uterus yang tertekan kearah diagfragma akibat pembesaran rahim.

Volume tidal (volume udara yang diinspirasi/diekspirasi setiap kali

bernafas normal) meningkat. Hal ini dikarenakan pernafasan cepat dan

perubahan bentuk rongga toraks sehingga O2 dalam darah meningkat

(Kumalasari, 2015)
17

3) Sistem Perkemihan

Selama Kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah

yang volumenya meningkat sampai 30-50% atau lebih, yang puncaknya

terjadi pada kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan.

Pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang

membesar. Terjadi miksi (berkemih) sering pada awal kehamilan karena

kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan

menghilang pada Trimester III kehamilan dan di akhir kehamilan

gangguan ini muncul kembali karena turunnya kepala janin ke rongga

panggul yang menekan kandung kemih (Kumalasari, 2015)

4) Sistem Integumen

Pada kulit terjadi hiperpigmentasi yang dipengaruhi hormone

Melanophore Stimulating Hormone di Lobus Hipofisis anterior dan

pengaruh kelenjar suprarenalis. (Kamariyah dkk, 2014). Sehubungan

dengan tingginya kadar hormonal, maka terjadi peningkatan pigmentasi

selama kehamilan. Ketika terjadi pada kulit muka dikenal sebagai cloasma.

Linea Alba adalah garis putih tipis yang membentang dari simfisis pubis

sampai umbilikus, dapat menjadi gelap yang biasa disebut Linea Nigra

(Dewi dkk, 2011).

Pada primigravida panjang linea nigra mulai terlihat pada bulan ketiga

dan terus memanjang seiring dengan meningginya fundus. Pada

multigravida keseluruhan garis munculnya sebelum bulan ketiga

(Kamariyah dkk, 2014). Striae Gravidarum yaitu renggangan yang

dibentuk akibat serabut-serabut elastis dari lapisan kulit terdalam terpisah


18

dan putus. Hal ini mengakibatkan pruritus atau rasa gatal (Kumalasari,

2015)

Garis tengah kulit abdomen (linea - alba) mengalami pigmentasi sehinga

warnanya berubah menjadi hitam kecoklatan (linea - nigra). Kadang

muncul bercak kecoklatan ireguler dengan berbagai ukuran di wajah dan

leher, menimbulkan kloasma atau melisma gravidarum (Yulizawati, 2017).

5) Sistem Kardiovaskular

Karakteristik yang khas adalah denyut nadi istirahat meningkat sekitar

10 sampai 15 denyut per menit pada kehamilan. Oleh karena diagfragma

makin naik selama kehamilan jantung digeser ke kiri dan ke atas.

Sementara itu, pada waktu yang sama organ ini agak berputar pada sumbu

panjangnya. Keadaan ini mengakibatkan apeks jantung digerakkan agak

lateral dari posisinya pada keadaan tidak hamil normal dan membesarnya

ukuran bayangan jantung yang ditemukan pada radiograf (Dewi dkk,

2011).

6) Sistem Muskuloskeletal

Pengaruh dari peningkatan estrogen, progesterone, dan elastin dalam

kehamilan menyebabkan kelemahan jaringan ikat serta ketidakseimbangan

persendian. Pada kehamilan trimester II dan III Hormon progesterone dan

hormon relaksasi jaringan ikat dan otot-otot. Hal ini terjadi maskimal pada

satu minggu terakhir kehamilan. Postur tubuh wanita secara bertahap

mengalami perubahan karena janin membesar dalam abdomen sehingga

untuk mengompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke


19

belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur

dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita (Dewi dkk,

2011).

7) Sistem Gastrointestinal

Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus

bagian bawah sehingga terjadi sembelit (konstipasi). Wanita hamil sering

mengalami Hearthburn (rasa panas di dada) dan sendawa, yang

kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung

dan arena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang

memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan

(Kumalasari, 2015).

f. Perubahan Psikologis pada Kehamilan Trimester III

Menurut (Yulizawati, 2017), perubahan emosional pada kehamilan

trimester ketiga yaitu :

1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan

tidak menarik

2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu

3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada saat

melahirkan, khawatir akan keselamatannya

4) Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,

bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya

5) Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya

6) Semakin ingin menyudahi kehamilannya


20

7) Aktif mempersiapkan kelahiran bayinya

8) Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya

g. Menentukan Usia Kehamilan

1) Rumus Naegle

Metode Rumus Neagle digunakan untuk menghitung usia kehamilan

berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga tanggal saat

anamnese dilakukan. Rumus Neagle memperhitungkan usia kehamilan

berlangsung selama 280 hari (40 minggu). Usia kehamilan ditentukan

dalam satuan minggu. Selain umur kehamilan, dengan rumus Neagle dapat

diperkirakan pula hari perkiraan persalinan/lahir (HPL). Namun rumus ini

hanya bisa digunakan untuk ibu yang siklus haidnya teratur.

Cara menghitung Hari Perkiraan Lahir (HPL) :

a) Apabila HPHT pada bulan Januari dan pertengahan Maret (sebelum

dari tanggal 25) menggunakan rumus = +7 +9 +0

Contoh : HPHT : 6 Januari 2018

= 6 / 1 / 2018

= +7 +9 +0

Jadi HPLnya = 13 / 10 / 2013 (13 Oktober 2018)

b) Apabila HPHT lebih dari pertengahan Maret (dari tanggal 25 dan

selebihnya) dan bulan seterusnya sampai akhir Desember menggunakan

rumus = +7 -3 +1

Contoh : HPHT : 8 Juli 2018

= 8 / 7 / 2018
21

= +7 -3 +1

Jadi HPLnya = 15 / 4 / 2019 (15 April 2019)

2) Quickening (persepsi gerakan janin pertama)

Dari saat mulainya terasa pergerakan janin : primigravida (sejak

UK 18 minggu), multigravida (sejak UK 16 minggu) (Yulizawati, 2017).

3) Metode Pengukuran Tinggi Fundus

Metode pengukuran TFU (Tinggi Fundus Uteri) dapat dilakukan

dengan menggunakan pita ukur. Titik nol pita pengukur diletakkan pada

tepi atas simfisis pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis tengah

abdomen sampai puncak. Hasil dibaca dalam skala cm, ukuran yang

terukur sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan

setelah 22-24 minggu kehamilan.

Tabel 2.3
Perkiraan TFU Terhadap Umur Kehamilan (Menggunakan Jari)

Tinggi Fundus Uteri Umur Kehamilan


1/3 di atas simfisis atau 3 jari di atas
12 minggu
simfisis
½ simfisis – pusat 16 minggu
2/3 di atas simfisis atau 3 jari di bawah 20 minggu
22

pusat
Setinggi pusat 24 minggu

1/3 di atas pusat atau 3 jari di atas pusat 28 minggu

½ pusat – procesus xipoideus 32 minggu


Setinggi procesus xipoideus 36 minggu

(Hani, dkk. 2011).

Tabel 2.4
Perkiraan TFU Terhadap Umur Kehamilan (Cm)

Umur Kehamilann TFU

22-28 minggu 24-25

28 minggu 26,7

30 minggu 29,5-30

32 minggu 29,5-30

34 minggu 31

36 minggu 32

38 minggu 33

40 minggu 37,7

(Sari, 2015).

Tabel 2.5

TFU pada Kehamilan Trimester III menurut Mc. Donald

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri


(Minggu) (Cm)
28 minggu 25 cm
23

32 minggu 27 cm

36 minggu 30 cm

40 minggu 33 cm

(Ika Pantikawati dan Saryono, 2010)

h. Pertambahan Berat Badan Selama Kehamilan

Pertambahan berat badan ibu hamil adalah peningkatan berat badan

ibu dari trimester I hingga III yang diukur menggunakan timbangan

dengan skala 1 kg. Di Indonesia, standar pertambahan berat badan ibu

hamil yang normal yaitu sebesar 9-12 kg (Kemenkes, 2010). Pertambahan

berat badan yang diharapkan pada trisemester I mengalami pertambahan 2-

4 kg, pada trisemester II mengalami pertambahan 0,4 kg per minggu, pada

trisemester III mengalami pertambahan 0,5 kg atau kurang perminggu

(Morgan, 2009).

Bertambahnya berat badan ibu hamil dikarenakan adanya

pertumbuhan janin, plasenta, dan cairan ketuban. Selain itu, terjadi

perubahan pada alat-alat reproduksi ibu seperti rahim dan payudara

membesar, perubahan pada sistem sirkulasi yaitu aliran darah meningkat

sehingga menyebabkan terjadinya pertambahan berat badan selama

kehamilan (Aritonang, 2010).

Tabel 2.6
Standar Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil Per Trimester Sesuai
Kategori IMT Sebelum Hamil

IMT Sebelum Hamil Total Pertambahan Pertambahan Berat


24

Berat Badan pada Badan Trimester II dan


Trimester I III per minggu
Gizi kurang/KEK (<18,5) 1-3 kg 0,44-0,55 kg
Normal (18,5 – 24,9) 1-3 kg 0,35-0,5 kg
Kelebihan BB (25,0 – 29,9) 1-3 kg 0,23-0,33 kg
Obesitas (>30,0) 0,2-2 kg 0,17-0,27 kg

(Institute of Medicine and National Research Council, 2009)

i. Teknik Pemeriksaan Palpasi Abdominal pada Masa Kehamilan

Palpasi abdominal adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan

dengan perabaan dan penekanan bagian perut dengan menggunakan jari

atau tangan.

Teknik pelaksanaan palpasi menggunakan Manuver Leopold dengan

tujuan untuk menentukan posisi janin melalui palpasi abdomen secara

sistematis. Palpasi ini menjadi lebih jelas setelah minggu ke-22. Untuk

pemeriksaan palpasi Leopold ini, dinding perut harus lemas, tidak sedang

berkontraksi. Suhu tangan pemeriksa sebaiknya disesuaikan dengan suhu

perut ibu, dengan maksud supaya dinding perut ibu tidak menjadi

kontraksi tiba-tiba. Caranya dengan menggosokkan kedua tangan terlebih

dahulu. Pemeriksaan Leopold terdiri atas 4 tahap yaitu :

1) Leopold I

Leopold I dilakukan untuk mengetahui bagian janin yang berada di

fundus dan mengukur tinggi fundus uteri. Caranya dengan meminta

klien menekuk kakinya, dan abdomen dikumpulkan ke tengah untuk

menentukan tinggi fundus uteri. Abdomen bagian atas kemudian diraba,


25

apakah lunak atau keras. Bila kepala maka teraba bulat dank eras,

sedangkan bokong tidak bulat dan lunak. Tinggi fundus uteri (TFU)

dapat digunakan untuk menentukan usia kehamilan atau menentukan

taksiran berat janin (TBJ). TFU diukur dengan metlin dari fundus ke

simfisis pubis (Kusmiyati, 2011).

Melakukan Manuver Leopold I :

a) Mengatur posisi kaki ibu sedikit ditekuk

b) Berdiri di sebelah kanan ibu menghadap perut ibu.

c) Gosok kedua tangan agar hangat dan sesuai dengan suhu tubuh ibu.

d) Kedua tangan bawah mengumpulkan rahim ke bagian tengah.

e) Tahan fundus dengan tangan kiri.

f) Ukur TFU dengan jari-jari tangan kanan.

g) Raba bagian fundus untuk menentukan bagian teraba di fundus

kepala/bokong/kosong. Bagian kepala, jika teraba bentuknya bulat,

keras, mudah digerakkan. Bagian bokong, jika teraba bentuknya bulat

tidak beraturan, lunak, dan tidak mudah digerakkan.

Gambar 2.1 Pemeriksaan Leopold I


26

2) Leopold II

Pemeriksaan Leopold II adalah untuk menentukan bagian janin

yang ada di samping kanan dan kiri perut ibu. Caranya meraba salah

satu sisi samping perut ibu dengan menekan sisi kiri (puki). Bagian

punggung akan teraba jelas, rata, cembung, kaku atau atau tidak dapat

digerakkan. Bagianbagian kecil (tangan dan kaki) akan teraba kecil,

bentuk/posisi tidak jelas dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan

kaki janin secara aktif maupun pasif (Kusmiyati, 2011).

Melakukan Manuver Leopold II :

a) Geser tangan kesisi samping perut ibu (tangan kanan pemeriksa

diperut ibu sebelah kiri, tangan kiri pemeriksa diperut sebelah kanan).

b) Tahan perut ibu sebelah kiri dengan tangan kanan, dan raba perut

sebelah kanan ibu dengan tangan kiri pemeriksa.

c) Raba dan rasakan bagian-bagian janin, punggung, akan teraba datar

dengan tahanan kuat, sedangkan bagian kecil janin akan teraba bagian

yang benjol-benjol.

d) Lakukan pada sisi sebaliknya.


27

Gambar 2.2 Pemeriksaan Leopold II

3) Leopod III

Pemeriksaan Leopold III adalah unuk menentukan presentasi janin

dan apakah sudah masuk pintu atas panggul (PAP) atau belum

(Kusmiyati, 2011).

Melakukan Manuver Leopold III :

a) Geser tangan kanan diatas simfisis untuk menangkap bagian

terbawah janin. Bagian kepala akan teraba keras, rata. Bagian bokong

akan teraba lembut dan tidak rata.

b) Tahan fundus uteri dengan tangan kiri.

c) Goyangkan bagian terbawah janin dengan tangan kanan (bila

melenting berarti kepala). Bagian kepala akan mudah digerakkan jika

tidak terikat/tertahan, sulit digerakkan jika terikat/tertahan


28

d) Menilai apakah bagian terbawah janin telah masuk pintu atas

panggul (PAP).

Gambar 2.3 Pemeriksaan Leopold III

4) Leopold IV

Pemeriksaan Leopold IV adalah untuk mengetahui seberapa bagian

presentasi janin yang masuk PAP (Kusmiyati, 2011).

Melakukan Manuver Leopold IV :

a) Persilakan pasien untuk meluruskan kakinya.

b) Posisi badan berdiri menghadap kaki ibu.

c) Kedua tangan pemeriksa diletakkan disisi bagian bawah rahim

(menangkap presentasi janin).

d) Raba dan identifikasi seberapa jauh presentasi janin masuk ke

panggul, apabila kedua tangan bertemu (konvergen) berarti presentasi


29

sebagian kecil presentasi janin masuk PAP, dan bila tangan divergen

berarti sebagian besar presentasi janin sudah masuk PAP.

Gambar 2.4 Pemeriksaan Leopold IV

j. Taksiran Berat Janin

Penentuan taksiran berat badan janin berdasarkan TFU adalah

pemeriksaan yang sederhana dan mudah serta dapat dilakukan pada

fasilitas kesehatan yang belum tersedia pemeriksaan ultrasonografi.

Berikut rumus untuk menentukan taksiran berat janin adalah :

1) Rumus Johnson Tausack

Johnson dan Tausack (1954) menggunakan suatu metode untuk

menaksirkan berat badan janin dengan pengukuran tinggi fundus uteri

(TFU), yaitu dengan mengukur jarak antara tepi atas simfisis pubis

sampai puncak fundus uteri dengan mengikuti lengkungan uterus,

memakai pita pengukur dalam centimeter dikurangi 11, 12, atau 13

hasilnya dikalikan 155, didapatkan berat badan bayi dalam gram.

Pengurangan 11, 12, atau 13 tergantung dari posisi kepala bayi. Jika
30

kepala sudah melewati tonjolan tulang (spinaischiadika) maka

dikurangi 12, jika belum melewati tonjolan tulang (spinaischiadika)

dikurangi 11.

Rumus Johnson adalah sebagai berikut :

TBJ = (TFU – N) x 155

Keterangan : TBJ = Taksiran Berat Janin

TFU = Tinggi Fundus Uteri

N = 13 bila kepala belum masuk PAP

12 bila kepala masih berada di atas spina


ischiadika.

11 bila kepala berada di bawah spina


ischiadika

2) Rumus Niswander

Niswander melakukan penelitian dan menemukan rumus yang


berbeda untuk taksiran berat janin. Rumus Niswander dalam Gayatri
(2012) adalah sebagai berikut :

TBJ = x 453,6

3) Rumus Risanto
31

Rumus Risanto adalah rumus yang diformulasikan berdasarkan


penelitian yang dilakukan pada populasi masyarakat Indonesia tetapi
rumus tersebut tidak digunakan secara luas oleh tenaga kesehatan
(Titisari HI, 2012). Rumus Risanto ditemukan oleh Risanto
Siswosudarmo pada tahun 1990 berdasarkan tinggi fundus uteri berupa
persamaan garis regresi linier. Rumus Risanto adalah sebagai berikut :

TBJ = 127,6 x TFU – 931,5

k. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

Kebutuhan dasar ibu hamil trimester III yaitu sebagai berikut.

Kebutuhan Fisologis:

1) Oksigen

Ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan pendek napas, hal ini

disebabkan karena diafragma tertekan akibat membesarnya Rahim

(Nugroho, dkk, 2014).

2) Nutrisi

Kebutuhan nutrisi ibu meningkat hingga 300 kalori/hari dari menu

seibang. Contoh: nasi tim dari empat sendok makan beras, ½ hati ayam,

satu potong tahu, wortel parut, bayam, satu sendok teh minyak goreng dan

400 ml air (Nugroho, dkk, 2014).

3) Vitamin (B1, B2 dan B3)


32

Vitamin ini akan membantu enzim untuk mengatur metabolisme

sistem pernafasan dan energi. Ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi

vitamin B1 sekitar 1,2 mg per hari, vitamin B2 1,2 mg per hari dan vitamin

B3 11 mg per hari. Sumber vitamin tersebut yaitu: keju, susu, kacang–

kacangan, hati, dan telur (Nugroho, dkk, 2014).

4) Kalsium

Sumber utama kalsium dalam makanan terdapat pada susu dan hasil

olahannya, seperti keju atau yoghurt. Sumber kalsium selain susu juga

penting untuk memenuhi kebutuhan kalsium, baik yang berasal dari

hewani atau nabati. Sumber kalsium yang berasal dari hewani, seperti

sarden, ikan yang dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering

merupakan sumber kalsium yang baik.

Sumber kalsium yang berasal dari nabati, seperti serealia, kacan-

kacangan dan hasil olahan kacang-kacangan, tahu dan tempe dan sayuran

hijau merupakan sumbar kalsium yang baik juga, tetapi bahan makanan ini

mengandung zat yang menghambat penyerapan kalsium seperti serat, fitat

dan oksalat. Selama kehamilan, janin membutuhkan sejumlah besar

kalsium untuk perkembangan. Janin menyimpan kalsium sebanyak 28.2 g

kalsium dan 80% dari jumlah tersebut diperoleh pada trimester ketiga.

Sekresi kalsium pada kehamilan meningkat dua kali lipat dibandingkan

wanita tidak hamil. Penyesuaian kalsium dalam tubuh ibu merupakan

kompensasi terhadap kebutuhan janin dan peningkatan sekresi kalsium

(Ria, 2019).
33

5) Personal Hygiene

Kebersihan diri selama kehamilan penting untuk dijaga oleh setiap ibu

hamil. Kebersihan diri yang buruk dapat berdampak pada kesehatan ibu

dan janin. Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan ganti pakaian dua

kali sehari (Nugroho, dkk, 2014).

6) Pakaian

Ibu hamil sebaiknya menggunakan pakaian yang longgar, mudah

dikenakan dan nyaman. Gunakan kutang dengan ukuran sesuai ukuran

payudara dan mampu menyangga seluruh payudara, tidak menggunakan

sepatu tumit tinggi (Nugroho, dkk, 2014).

7) Eliminasi

Ibu hamil sering buang air kecil terutama pada kehamilan trimester III

dengan frekuensi buang air besar menurun akibat adanya konstipasi. Ibu

hamil akan sering ke kamar mandi terutama saat malam sehingga

menganggu tidur, sebaiknya intake cairan sebelum tidur dikurangi

(Nugroho, dkk, 2014).

8) Seksual

Ibu hamil tetap dapat melakukan hubungan seksual dengan suaminya

sepanjang hubungan tersebut tidak menganggu kehamilan. Pilihlah posisi

yang nyaman dan tidak menyebabkan nyeri bagi wanita hamil dan
34

usahakan gunakan kondom karena prostaglandin yang terdapat pada semen

dapat menyebabkan kontraksi (Nugroho, dkk, 2014).

9) Senam Hamil

Senam hamil adalah suatu latihan bagi ibu hamil untuk menyesuaikan

diri dengan perubahan yang terjadi pada tubuhnya dan merupakan salah

satu persiapan persalinan. Dalam senam hamil ini akan diajarkan

bagaimana cara menguasai teknik pernafasan yang sangat dibutuhkan

dalam persalinan. Senam hamil biasanya dimulai saat kehamilan

memasuki trimester ketiga, yaitu sekitar usia 28-30 minggu. Selain untuk

menjaga kebugaran, senam hamil juga diperlukan untuk meningkatkan

kesiapan fisik dan mental calon ibu selama proses persalinan (Putri, 2014).

Manfaat senam hamil adalah melatih otot yang akan membantu dalam

proses persalinan. Setiap gerakan senam hamil terkandung unsur teknik

relaksasi. Senam hamil terdapat teknik olah pernafasan, yang dapat

membantu ibu untuk menstabilkan emosi. Pada senam hamil ibu

mendapatkan informasi untuk mempersiapkan diri dalam menjalani

persalinan. Sehingga kecemasan, rasa takut dan rasa sakit dapat berkurang

melalui relaksasi (Hidayati, 2019)

10) Istirahat atau Tidur

Ibu hamil sebaiknya memiliki jam istirahat atau tidur yang cukup.

Kurang istirahat atau tidur dapat menyebabkan ibu hamil terlihat pucat,
35

lesu dan kurang gairah. Usahakan tidur malam kurang lebih 8 jam dan

tidur siang kurang lebih 1 jam (Nugroho, dkk, 2014).

l. Ketidaknyamanan Fisiologis pada Kehamilan Trimester III

Pada masa kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang

membutuhkan suatu adaptasi. Dalam proses adaptasi tidak jarang ibu akan

mengalami ketidaknyaman (Romauli, 2011). Ketidaknyamanan tersebut

adalah sebagai berikut:

1) Pusing

Pusing atau perasaan pingsan atau melayang adalah gejala normal

selama kehamilan. Hal ini lebih sering terjadi pada trimester pertama,

tetapi ibu mungkin mengalami hal itu selama kehamilannya.

Keluhan pusing yang dirasakan oleh ibu hamil disebabkan karena

aliran darah yang berusaha mengimbangi sirkulasi darah yang meningkat

seiring dengan pertumbuhan janin. Ketika masuk trimester kedua dan

ketiga, rahim yang membesar dapat menekan pembuluh darah, sehingga

kepala terasa sakit atau pusing. Pusing yang berkelanjutan dapat

berdampak pada gejala anemia, tekanan darah yang naik turun, dehidrasi

hingga pingsan (Nurhayati, 2018).

2) Sering Buang Air Kecil

Sering buang air kecil merupakan suatu perubahan fisiologis dimana

terjadi peningkatam sensitivitas kandung kemih dan pada tahap

selanjutnya merupakan akibat kompresi pada kandung kemih. Pada


36

trimester III kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati

ke arah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm karena kandung

kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada masa hamil

ditunjukan oleh hiperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan

vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka

dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini

memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada

saat yang sama pembesaran uterus menekan kandung kemih,

menimbulkan rasa ingin berkemih meskipun kandung kemih hanya berisi

sedikit urine.

Tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi akibat terlalu sering buang air

kecil yaitu dysuria, Oliguria dan Asymtomatic bacteriuria. Untuk

mengantisipasi terjadinya tanda–tanda bahaya tersebut yaitu dengan

minum air putih yang cukup (± 8-12 gelas/hari) dan menjaga kebersihan

disekitar alat kelamin. Ibu hamil perlu mempelajari cara membersihkan

alat kelamin yaitu dengan gerakan dari depan kebelakang setiap kali

selesai berkemih dan harus menggunakan tissue atau handuk yang bersih

serta selalu mengganti celana dalam apabila terasa basah.

Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil trimester III

dengan keluhan sering kencing yaitu KIE tentang penyebab sering

kencing, kosongkan kadung kemih ketika ada dorongan, perbanyak

minum pada siang hari dan kurangi minum di malam haru jika

mengganggu tidur, hindari minum kopi atau teh sebagai diuresis,


37

berbaring miring kiri saat tidur untuk meningkatkan diuresis dan tidak

perlu menggunakan obat farmakologis (Hani, 2011).

3) Striae Gravidarum

Striae Gravidarum (SG) adalah garis yang terlihat pada kulit perut

wanita hamil. Striae atau guratan terjadi pada hampir 90% ibu hamil. SG

terjadi di perut akibat peregangan kulit sejalan dengan membesarnya

rahim dan dinding perut. Guratan yang muncul bentuknya mirip garis-

garis berlekuk dipermukaan kulit dengan warna agak putih. Terkadang

muncul rasa gatal diguratan dan sekitarnya. Tidak sedikit ibu yang

mengeluh soal SG saat kehamilan. Walaupun tidak dapat hilangkan

penuh, keadaannya dapat diminimalisir dengan perawatan kulit sejak

dini. Cara mengatasinya yaitu dengan menggunakan emolien topical atau

antipruritik jika ada indikasinya. (Romauli, 2011).

4) Sakit Pinggang

Disebabkan oleh meningkatnya tekanan dan berat kehamilan, akibat

gaya gravitasi dari janin di perut.

Cara mengatasinya adalah hindari mengangkat beban berat dan

jangan membungkuk jika mengambil barang di lantai, hindari

menggunakan sepatu berhak tinggi, gunakan bantal untuk meluruskan

punggung, jangan berdiri terlalu lama. (Ewa, 2015).

m. Tanda Bahaya Kehamilan

1) Perdarahan Pervaginam
38

Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah normal. Pada masa awal

sekali kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit

atau spotting disekitar waktu pertama haidnya terlambat. Perdarahan ini

adalah perdarahan implantasi dan normal. Pada waktu yang lain dalam

kehamilan, perdarahan kecil mungkin pertanda dari friable cervix.

Perdarahan ini mungkin normal karena di sebabkan adanya suatu infeksi.

Pada awal kehamilan perdarahan yang tidak normal adalah yang merah,

perdarahan yang banyak, atau perdarahan yang sangat menyakitkan.

Perdarahan ini dapat berarti aborsi, kehamilan mola atau kehamilan

ektopik (Yulifah, 2011).

2) Sakit Kepala yang Hebat

Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali

merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit

kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala

hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang

dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa

penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat

dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklmpsia. Ibu hamil yang

mengalami nyeri kepala di dahi disertai penglihatan kabur, nyeri uluhati,

mual dan muntah kemungkinan merupakan tanda bahwa ibu hamil

mengidap penyakit ginjal dan tekanan darah tinggi. Keadaan ini

tergolong berat, ibu harus dirawat di rumah sakit (Lalega, 2013).

3) Penglihatan Kabur
39

Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat

berubah selama proses kehamilan. Perubahan ringan adalah normal.

Masalah visual yang megidentifikasikan keadaan jiwa yang mendadak,

misalnya pandangan kabur atau berbayang secara mendadak. Perubahan

penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan

mungkin merupakan gejala dari pre-eklampsi (Sulistyawati, 2012).

4) Bengkak di Wajah dan Jari-Jari Tangan

Hampir separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal

pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang

setelah istirahat. Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika

muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan

disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat merupakan pertanda

anemia, gagal jantung atau preeklampsi (Maya, 2010).

5) Gerakan Janin Berkurang

Kesejahteraan janin dapat diketahui dari keaktifan gerakannya.

Minimal 10 kali dalam 24 jam. Jika kurang dari itu, waspada akan

adanya gangguan janin dalam rahim, misalnya asfiksia janin sampai

kematian (Yulifah, 2011).

6) Nyeri Perut yang Hebat

Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal

adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan

masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, yang

menetap dan tidak hilang setelah istirahat. Hal ini bisa berarti
40

appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit tulang pelviksiritasi

uterus, infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya.

14. Teknik Rileksasi pada Ibu Hamil

Relaksasi adalah teknik yang dapat digunakan semua orang untuk

menciptakan mekanisme batin dalam diri seseorang dengan membentuk

pribadi yang baik (Dewi dkk, 2011).

Terapi relaksasi menunjukkan bahwa intervensi relaksasi yang

signifikan bermanfaat untuk psikologi ibu hamil dan baik digunakan

bersama dengan perawatan konvensional kehamilan. Teknik ini bertujuan

untuk mencapai kondisi rileks yaitu ketika seluruh sistem saraf, organ

tubuh dan panca indra beristirahat untuk melepaskan ketegangan yang

ada. Metode ini dikembangkan berdasarkan adanya keyakinan bahwa

dengan persiapan melahirkan yang holistic/ menyeluruh (body, mind and

spirit) maka persalinan akan berlangsung lancar. Jika pikiran dan tubuh

mencapai kondisi harmoni maka alam akan bisa berfungsi dengan cara

yang sama seperti pada semua makhluk lainnya (Aprillia, 2010).

Melalui latihan relaksasi dan rajin menanamkan afirmasi positif, ibu

hamil akan mampu menetralisir semua rekaman-rekaman negatif

dipikiran bawah sadarnya mengenai kehamilan dan proses persalinannya.

Selanjutnya, menggantinya dengan program positif (Kuswandi, 2013).

2.2.2 Asuhan Kebidanan Kehamilan

a. Definisi Asuhan Kebidanan Kehamilan


41

Asuhan kebidanan kehamilan adalah suatu program yang terencana

berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk

memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan yang aman

dan memuaskan (Walyani, 2015).

b. Tujuan Asuhan Kehamilan

Tujuan dilakukannya asuhan kebidanan menurut Romauli, 2014

yaitu :

1) Memfasilitasi hamil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayi dengan

menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu.

2) Memantau kehamilan dengan memastikan ibu dan tumbuh kembang anak

sehat.

3) Mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa selama hamil

(penyakit umum, keguguran, pembedahan).

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5) Mempersiapkan ibu, agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

eksklusif.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

agar dapat tumbuh kembang secara normal.

7) Membantu ibu mengambil keputusan klinik.

c. Langkah - Langkah Asuhan Kehamilan


42

1) Ciptakan rasa percaya dengan menyapa ibu dan keluarga seramah

mungkin dan membuatnya merasa nyaman

2) Menanyakan riwayat kehamilan ibu dengan cara menerapkan prinsif

mendengarkan efektif

3) Melakukan anamnesa secara lengkap, terutama riwayat kesehatan ibu

4) Melakukan pemeriksaan seperlunya, melakukan pemeriksaan

laboratorium sederhana seperti pemeriksaan hemoglobin

5) Membantu ibu dan keluarga mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan

tindakan darurat

6) Memberikan konseling sesuai kebutuhan

7) Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman di

rumah

8) Memberikan nasihat kepada ibu untuk mencari pertolongan apabila ada

tanda-tanda bahaya seperti sakit kepala lebih dari biasanya dan gangguan

penglihatan

(Yulizawati, 2017).

d. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil

Pendokumentasian asuhan kebidanan adalah sistem pencatatan

yang digunakan agar asuhan yang dilakukan dapatdicatat dengan benar,

jelas, sederhana dan logis. Menurut Sulistyawati (2017), dalam

pendokumentasian asuhan SOAP pada kehamilan, yaitu :

S : Data Subjektif
43

Data subjektif yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil

pengumpulan data klien melalui anamnesa. Hal ini dilakukan untuk

mengevaluasi keadaan klinis secara lengkap. Subjektif termasuk kedalam

langkah 1 dalam 7 langkah varney.

Data subjektif ibu pasien ibu hamil atau data yang diperoleh dari

anamnesis, anatara lain: biodata, riwayat pasien, riwayat kebidanan,

gangguan kesehatan alat reproduksi, riwayat kehamilan sekarang, riwayat

kesehatan, status perkawinan, pola makan, pola minum, pola istirahat,

aktivitas sehari-hari, personal hygiene, aktivitas seksual, keadaan

lingkungan, respon keluarga terhadap kehamilan ini, serta respon ibu

tentang perawatan kehamilannya.

O : Data Objektif

Data objektif yaitu data yang menggambarkan pendokumentasian

hasil pemeriksaan fisik klien, labortorium dan tes diagnosis lain yang

dirumuskan dalam data fokus yang mendukung assessment.

Data objektif pasien ibu hamil yaitu: keadaan umum ibu, kesadaran

ibu, tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik pada ibu, pemeriksaan dengan

inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, dan pemreiksaan laboratorium.

Data objektif termasuk kedalam langkah 1 dalam 7 langkah varney

A : Analisis Data

Assesment yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil analisa

dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi atau

masalah potensial.
44

Data assessment pada ibu hamil yaitu pada diagnosis kebidanan

terdapat jumlah paritas ibu, usia kehamilan dalam minggu, kedaaan janin.

Dan masalah potensial yang dialami setiap ibu hamil berbeda-beda tentu

kebutuhan yang diperlukan untuk mengatasi masalah pada ibu hamil juga

berbeda. Contoh assessment pendokumentasian diagnosis kebidanan

pada ibu hamil yaitu Seorang ibu hamil G1 P0 A0 usia kehamilan 12

minggu dengan anemia ringan. Masalah pada ibu hamil yaitu khawatir

dengan perkembangan bayinya karena tidak nafsu makan akibat mual

dan muntah. Dan kebutuhan yang diperlukan ibu yaitu kebutuhan untuk

KIE dan bimbingan tentang cara mengatasi mual dan muntah tersebut

yakni dengan makan sedikit tapi sering. Assessment termasuk langkah

2,3,4 dalam 7 langkah varney.

P : Perencanaan

Planning yaitu menggambarkan pendokumentasian dari

perencanaan dan evaluasi berdasarkan assessment. Data planning pada

ibu hamil yaitu dalam pelaksanan asuhan ini sebagian dilakukan oleh

bidan, sebagian oleh klien sendiri, atau oleh petugas kesehatan lainnya.

Kemudian dievaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan, apakah

telah memenhi kebutuhan asuhan yang telah teridentfikasi dalam

diagnose maupun masalah. Planning terdiri dari langkah 5,6,7 dalam 7

langkah varney.
45

2.3 Asuhan Kebidanan Persalinan

2.3.1. Konsep Persalinan

a. Definisi Persalinan

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin

turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses

pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42

minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa

komplikasi baik ibu maupun janin (Asri dkk, 2012).

b. Tanda-tanda Persalinan

Menurut Kumalasari (2015), tanda-tanda persalinan adalah :

1) Rasa sakit karena adanya kontaksi uterus yang progresif, teratur, yang

meningkat kekuatan frekuensi dan durasi.

2) Rabas vagina yang mengandung darah (bloody show).

3) Kadang-kadang selaput ketuban pecah spontan.

4) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

Tanda-tanda inpartu :
46

1) Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.

Saat memasuki kala I fase aktif, his terjadi minimal 2 kali kontraksi

dalam 10 menit dan lama kontraksi 25 detik atau lebih (Ilmiah, 2015).

Sedangkan saat memasuki kala II, kontraksi uterus akan semakin

meningkat yaitu 4 – 5 kali dalam 10 menit dengan durasi lebih dari 40

detik (Wagiyo, 2016).

2) Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena

robekan-robekan kecil pada serviks

3) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya

4) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukaan telah ada

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

1) Power (Tenaga/ Kekuatan)

Power adalah kekuatan atau tenaga ibu yang mendorong janin

keluar. Kekuatan itu meliputi :

a) His (Kontraksi Uterus)

b) Tenaga mengedan

(Widiastini, 2018)

2) Passage (Jalan Lahir)

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yaitu bagian tulang padat, dasar

panggul, vagina, dan introitus (lubang vagina). Meskipun jaringan

lunak, khususnya lapisan – lapisan otot dasar ikut menunjangkeluarnya

bayi, tetapi panggul ibu lebih berperan dalam proses persalinan. Janin
47

harus bisa menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku.

Oleh karena itu, ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum

persalinan dimulai (Mutmainnah, 2017).

3) Passanger

Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin.

Posisi dan besar kepala dapat memengaruhi jalan persalinan. Kepala

janin banyak mengalami cidera pada saat persalinan sehingga dapat

membahayakan kehidupan janin. Pada persalinan, karena tulang-tulang

masih dibatasi fontanel dan sutura yang belum keras, maka pinggir

tulang dapat menyisip antara tulang satu dengan tulang yang lain

(molase), sehingga kepla bayi bertambah kecil. Biasnya kepala jannin

sudah lahir maka bagian – bagian lain janin akan dengan mudah

menyusul (Kuswanti, 2014).

4) Psikis (Psikologis)

Psikologis ibu sangat berpengaruh terhadap factor-faktpr yang

mempengaruhi persalbagiainan. Keadaan psikologis ibu yang baik akan

menghasilkan persalinan yang aman dan lancar. Salah satu faktor yang

mempengaruhi proses persalinan adalah pendamping persalinan. Ibu

bersalin yang didampingi oleh orang terdekat, keluarga, penolong,

cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancar disbanding

dengan ibu bersalin tanpa pendamping. Hal ini menunjukan bahwa


48

dukungan mental berdampak positif bagi keadan psikis ibu (Widiastini,

2018).

5) Penolong

Kompetisi yang dimiliki oleh penolong sangat bermanfaat untuk

memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal dan

neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensii yang baik diharapkan

kesalahan dan malpraktik 2 dalam memberikan asuhan tidak terjadi dan

aspek konseling dan pemberian informasi yang jelas diutuhkan oleh ibu

bersalin untuk mengurangi tingkat kecemasan ibu bersalin dan keluarga

(Widiastini, 2018).

d. Tahapan Persalinan

Tahapan dari persalinan terdiri atas kala I (kala pembukaan), kala II

(kala pengeluaran janin), kala III (pelepasan plasenta), dan kala IV (kala

pengawasan/observasi/pemulihan).

1) Kala I (Kala Pembukaan)

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang

teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks

membuka lengkap (10 cm) (Kumalasari, 2015). Lama kala 1 pada

primigravida dapat berlangsung selama 12 jam, sedangkan pada

multigravida berlangsung 8 jam. Pada primigravida 1 cm berlangsung

selama 1 jam, dan pada multigravida 1 cm selama 30 menit.

Ketentuan pembukaan serviks ini tidak mutlak, hanya digunakan


49

untuk memperkirakan waktu pembukaan serviks dan lama

pemantauan. (Widiastini, 2018).

Kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu :

a) Fase Laten yakni dimana pembukaan serviks berlangsung lambat

dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan

pembukaan secara bertahap sampai pembukaan 3 cm,

berlangsung dalam 7-8 jam.

b) Fase Aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6

jam dan dibagi menjadi periode akselerasi, dilatasi maksimal, dan

deselerasi (±, 2011).

Menurut Kumalasari (2015) kala I fase aktif, berlangsung

selama enam jam dan dibagi atas tiga subfase yaitu sebagai

berikut:

(1) Periode akselerasi: berlangsung selama 2 jam, pembukaan

menjadi 4 cm.

(2) Periode dilatasi maksimal (steady): berlangsung selama dua

jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.

(3) Periode deselarasi: berlangsung lambat, dalam waktu dua jam

pembukaan menjadi 10 cm (lengkap).

2) Kala II (Kala Pengeluaran Janin)

Kala II disebut juga kala pengeluaran. Kala ini dimulai dari

pembukaan lengkap (10cm) sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung


50

±2 jam pada primigravida dan ±1 jam pada multigravida (Sumarah,

2009 dalam Sari dkk, 2014).

Tanda gejala kala II yaitu:

a) Dorongan meneran

b) Tekanan anus

c) Perineum menonjol

d) Vulva membuka (Damayanti, 2014).

3) Kala III (Pelepasan Plasenta)

Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10

menit. Dengan lahirnya bayi, timbul mulas kembali sebagai tanda

bahwa plasenta akan segera lahir, mulai berlangsung pelepasan

plasenta pada lapisan Nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim.

Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan

tanda-tanda seperti uterus menjadi bundar, uterus terdorong ke atas

karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim, tali pusat bertambah

panjang, terjadi perdarahan, melahirkan plasenta dilakukan dengan

dorongan ringan secara Crede pada fundus uteri (Manuaba dkk, 2010).

Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan melihat

tanda-tanda yaitu :

a) Uterus menjadi globuler

b) Uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas ke segmen bawah

Rahim
51

c) Tali pusat bertambah memanjang

d) Terjadi perdarahan

4) Kala IV (Pengawasan/Observasi/Pemulihan)

Kala IV persalinan adalah dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2

jam pertama postpartum (Kumalasari, 2015). Dimulai dari saat

lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama setelah lahir. Masa ini

merupakan masa paling kritis untuk mencegah kematian ibu kematian

disebabkan oleh perdarahan. Biasanya ibu masih merasakan mulas

dikarenakan adanya kontraksi pada uterus akibat hormon oksitosin

untuk menghentikan perdarahan (Sulistyawati, 2010).

e. Memantau Kemajuan Persalinan

Menurut (Sulisdian, 2019), partograf merupakan alat bantu yang

digunakan untuk memantau kemajuan kala I persalinan dan informasi

untuk membuat keputusan klinik.

Cara pengisian partograf sebagai berikut :

Halaman depan:

1) Bagian identitas pasien dan keterangan waktu

2) Baris untuk menuliskan waktu

Cara mengisi baris ini adalah dengan menuliskan jam

dilakukannya pemeriksaan dalam pertama kali, kemudian kotak

berikutnya diisi dengan penambahan satu jam berikutnya

3) Grafik DJJ

Catat hasil pemeriksaan DJJ setiap 30 menit


52

4) Baris hasil pemeriksaan air ketuban

U : kulit ketuban masih utuh

J : selaput ketuban pecah dan air ketuban jernih

M : air ketuban bercampur mekonium

D : air ketuban bernoda darah

K : tidak ada cairan ketuban/kering

5) Baris hasil pemeriksaan untuk molase kepala janin/penyusupan

0 : tulang – tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat

dipalpasi

1 : tulang – tulang kepala janin hanya saling bersentuhan

2 : tulang – tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih

bisa dipisahkan

3 : tulang – tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak bisa

dipisahkan

6) Garis waspada dan garis bertindak

Jika pembukaan serviks mengarah ke sebalah kanan garis waspada

(pembukaan kurang dari 1 cm/jam), maka harus dipertimbangkan

kemungkinan adanya penyulit persalinan. Pada kondisi ini

pertimbangkan untuk melakukan persiapan rujukan

7) Grafik hasil pemeriksaan dalam


53

Cara menuliskannya dengan memberikan tanda silang tepat diatas

garis waspada (jika pembukaan 4 cm) atau berada diperpotongan

antara garis waspada dan skala pembukaan yang ada di sisi paling

pinggir grafik (skala 1 – 10), dilanjutkan dengan menuliskan kapan

atau jam berapa pemeriksaan dilakukan pada waktu di bawahnya.

8) Grafik hasil pemeriksaan penurunan kepala

Cara menuliskannya dengan menggunakan simbol hurus “O” yang

dituliskan di skala 0 – 5 dengan pembagian perlima untuk setiap

penurunan kepala

9) Grafik hasil observasi kontraksi

Cara menuliskannya dengan melakukan arsiran dengan bentuk

tertntu (Sesuai dengan durasi konntraksi) di kotak – kotak yang ada

dalam grafik.

10) Baris keterangan pemberian oksitosin

Data yang diberikan adalah berapa unit oksitosin yang diberikan di

baris pertama

11) Baris keterangan pemberian cairan IV dan obat

Tulis jenis cairan infus dan jenis obat yang diberikan

12) Grafik hasil pemeriksaan tekanan darah dan nadi

Catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan.

Beri tanda panah pada kolom waktu yang sesuai. Catat nadi ibu setiap
54

30 menit selama fase aktif persalinan. Beri tanda titik pada kolom

yang sesuai.

13) Baris hasil pemeriksaan suhu

Hasil pemeriksaan suhu dituliskan dalam baris hasil pemeriksaan

suhu dengan angka nominal sesuai hasil yang didapat. Catat

temperature tubuh ibu setiap 2 jam pada kotak yang sesuai.

14) Baris hasil pemeriksaan urine

Keterangan kandungan protein dan aseton dalam urine cukup

dilambangkan dengan tanda (+) atau (-)

Halaman belakang:

1) Data dasar

Isikan data pada masing – masing tempat yang telah disediakan

atau dengan memberi tanda centang (√) atau lingkaran pada jawaban

yang sesuai.

2) Kala I

Terdiri atas pertanyaan – pertanyaan partograf saat melewati garis

waspada, masalah lain yang mungkin timbul, penatalaksanaan

masalah dan hasilnya.

3) Kala II

Terdiri dari keterangan tindakan episiotomi, pendamping

persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah lain serta

penatalaksanaan dan hasilnya.


55

4) Kala III

Terdiri dari pemberian oksitosin, peregangan tali pusat terkendali,

fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir >30 menit, laserasi,

atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah lain serta penatalaksanaan

dan hasilnya.

5) Kala IV

Terdiri dari tekanan darah, nadi, Tinggi Fundus Uteri (TFU),

kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit

dalam 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua, serta pantau

suhu ibu sekali dalam 1 jam pertama dan sekali dalam 1 jam kedua

(Oktarina, 2016).

6) Bayi Baru Lahir

Terdiri dari berat dan 55indaka badan, jenis kelamin, penilaian

bayi baru lahir, pemberain ASI, masalah lain serta penatalaksanaan

dan hasilnya.

f. Persiapan Persalinan

Adapun hal-hal yang harus dipersiapkan menjelang persalinan

yaitu Perencanaan persalinan meliputi persiapan persalinan seperti

mengetahui taksiran persalinan, tempat persalinan, transportasi, biaya

persalinan, calon pendonor, perlengkapan ibu dan bayi, surat-surat

kelengkapan BPJS, memastikan stiker P4K yang sudah di sepakati dan di

tempelkan serta rencanakan KB setelah bersalin (Kemenkes, 2016).

2.3.2. Asuhan Kebidanan Persalinan


56

a. Definisi Asuhan Kebidanan Persalinan

Asuhan kebidanan persalinan adalah asuhan yang diberikan

seorang bidan kepada ibu bersalin kala I, II, III dan IV (Damayanti, 2014).

b. Tujuan Asuhan Kebidanan Persalinan

Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang

memadai selama persalinan, dalam upaya mencapai pertolongan

persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek ibu dan

bayi (Damayanti, 2014).

c. Langkah – Langkah Asuhan Kebidanan Persalinan

1) Asuhan Kala I Persalinan yang dapat dilakukan sebagai berikut :

a) Pendampingan keluarga

b) Libatkan keluarga

c) KIE proses persalinan

d) Memberikan dukungan psikologi

e) Membantu ibu memilih posisi

f) Cara meneran (mengejan)

g) Pemberian nutrisi

(Kuswanti, 2014).

2) Asuhan kala II yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Memanggil ibu sesuai nama panggilan sehingga 56indakan

perasaan dekat dengan bidan

b) Meminta izin dan menjelaskan prosedur 56indakan yang akan

dilakukan bidan dalam pemberian asuhan


57

c) Bidan memberikan penjelasan tentang gambaran proses persalinan

yang akan dihadapi ibu dan keluarga

d) Memberikan informasi dan menjawab pertanyaan dari ibu dan

keluarga sehubungan dengan proses persalinan.

e) Mendengarkan dan menanggapi keluhan ibu dan keluarga selama

proses persalinan.

f) Menyiapkan rencana rujukan atau kolaborasi dengan dokter

spesialis apabila terjadi kegawatdaruratan kebidanan.

g) Memberikan dukungan mental, memberikan rasa percaya diri

kepada ibu, serta berusaha memberi rasa nyaman dan aman.

h) Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik

meliputi sarana dan prasarana pertolongan persalinan.

i) Menganjurkan suami dan keluarga untuk mendampingi ibu selama

proses persalinan.

(Pusdiknakes (2003) dalam Sari dkk (2014)).

3) Asuhan kala III yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Memastikan janin tunggal

b) Pemberian oksitosin 10 IU 1cc secara IM di anterolateral paha

kanan atas luar ibu

c) Penegangan tali pusat terkendali

d) Melahirkan plasenta dengan teknik Brand Andrew

e) Massase fundus uteri

(Kuswanti, 2014).

4) Asuhan kala IV yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut


58

a) Pemeriksaan kelengkapan plasenta dan selaput ketuban setelah

kelahiran plasenta

b) Membersihkan dan merapihkan ibu serta kenakan pakaian yang

kering dan bersih agar ibu merasa nyaman (Yulianti, 2019)

c) Memperhatikan jumlah darah yang keluar

Pemantauan kala IV harus dilakukan, mengingat masa ini

sering terjadi perdarahan. Perdarahan dianggap normal jika

jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 ml (Sulisdian, 2019).

d) Pemeriksaan perineum apakah terdapat laserasi atau tidak

e) Pemantauan keadaan umum, TTV, TFU dan kontraksi uterus

f) Pemberian nutrisi dan obat tambahan

(Hidayat, 2015).

d. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin

Dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu bersalin adalah bentuk

catatan dari asuhan kebidanan yang dilaksanakan pada ibu dalam masa

persalinan. Pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu bersalin

menggunakan metode SOAP dengan format sebagai berikut:

S : Data subjektif

Menggambarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan pada

langkah 1 dalam proses manajemen asuhan kebidanan. Berisi data dari

pasien melalui anamnesis dan merupakan ungkapan langsung seperti

keluhan ibu, 58indaka 58indakan58, 58indaka kehamilan dan 58indaka

menstruasi.

O : Data objektif
59

Menggambarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan pada

langkah 1 dalam proses manajemen asuhan kebidanan. Data ini didapat

dari hasil pemeriksaan fisik pada ibu bersalin selama masa persalinan

berlangsung.

A : Analisis data

Menggambarkan hasil 59indaka yang telah dilakukan pada

langkah 2, 3 dan 4 dalam proses manajemen asuhan kebidanan.

Berdasarkan data yang terkumpul, maka dibuatlah diagnosis dan masalah

potensial yang ditemukan pada ibu bersalin.

P : Perencanaan

Menggambarkan hasil 59indaka yang telah dilakukan pada langkah

5, 6 dan 7 dalam proses manajemen asuhan kebidanan. Berisi 59indakan

yang sudah diberikan dan rencana dari 59indakan yang akan diberikan

termasuk asuhan mandiri, kolaborasi serta konseling untuk tindak lanjut.

2.4 Asuhan Kebidanan Nifas

2.4.1 Konsep Nifas

a. Definisi Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta

keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6

minggu (Sulistyawati, 2015).

b. Tahapan Masa Nifas


60

Tahapan masa nifas menurut Sulistyawati (2015) adalah sebagai

berikut:

1) Puerperium Dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu

telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

2) Puerperium Intermedial merupakan masa kepulihan menyeluruh alat-

alat genetalia, yang lamanya sekitar 6-8 minggu.

3) Remote Puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan

sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan

mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat

berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan.

c. Jadwal Kunjungan Masa Nifas

Kunjungan masa nifas menurut (Pitriani, 2014), dilakukan sebanyak 4


kali yaitu:

1) Kunjungan I (6-8 jam setelah persalinan)

2) Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)

3) Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)

4) Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)

Adapun menurut Kemenkes RI (2020) dalam Buku Pedoman Bagi Ibu

Hamil, Ibu NIfas dan BBL Selama Sosial Distancing, kunjungan nifas (KF)

dilakukan sesuai jadwal berikut :

1) KF 1 : pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 2 (dua) hari pasca

persalinan
61

2) KF 2 : pada periode 3 (tiga) hari sampai dengan 7 (tujuh) hari pasca

persalinan

3) KF 3 : pada periode 8 (delapan) hari sampai dengan 28 (dua puluh

delapan) hari pasca persalinan

4) KF 4 : pada periode 29 (dua puluh sembilan) sampai dengan 42 (empat

puluh dua) hari pasca persalinan.

d. Tanda Bahaya Masa Nifas

Menurut Depkes (2014), tanda bahaya yang dapat timbul dalam

masa nifas seperti perdarahan lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari

jalan lahir, demam, bengkak di muka, tangan atau kaki, disertai sakit

kepala dan atau kejang, nyeri atau panas di daerah tungkai, payudara

bengkak, berwarna kemerahan dan sakit, putting lecet. Ibu mengalami

depresi (antara lain menangis tanpa sebab dan tidak peduli pada bayinya).

e. Perubahan Fisiologis Masa Nifas

1) Perubahan Sistem Reproduksi

a) Uterus

Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana

uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat hanya 60 gram

(Marmi, 2015).

Tabel 2.7
Perubahan Uterus pada Masa Nifas
Involusi Tinggi Fundus Berat Diameter Palpasi
Uterus Uteri Uterus Uterus Serviks
62

Plasenta
Setinggi pusat 1000 gr 12, 5 cm Lembut/lunak
lahir

7hari Pertengahan
antara pusat 500 gr 7, 5 cm 2 cm
(minggu 1)
shympisi
14 hari
Tidak teraba 350 gr 5 cm 1 cm
(2 minggu)

6 minggu Normal 60gr 2,5 cm Menyempit

(Wulandari, 2011).

b) Lochea

Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea

mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam

uterus. Lokhea yang berbau tak sedap menandakan adanya infeksi.

Menurut Sulistyawati (2015), proses keluarnya darah nifas atau

lochea terdiri atas 4 tahapan :

(1) Lochea Rubra/Merah (kruenta)

Lochea ini muncul pada hari ke-1 sampai hari ke-3 masa

postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi

darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak

bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.

(2) Lochea Sanguinolenta


63

Cairan yang keluar berwarna merah kecokelatan dan

berlendir. Berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7

postpasrtum.

(3) Lochea Serosa

Lochea ini berwarna kuning kecokelatan karena mengandung

serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Muncul pada

hari ke-7 sampai hari ke-14 postpartum.

(4) Lochea Alba/ Putih

Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir

serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba bisa

berlangsung selama 2 sampai 6 minggu postpartum.

2) Perubahan Payudara

Menurut Nurjannah (2013), perubahan pada payudara dapat

meliputi hal-hal sebagai berikut :

a) Penurunan kadar progesteron dan peningkatan hormon prolaktin

setelah persalinan.

b) Kolostrum sudah ada saat persalinan, produksi ASI biasanya terjadi

pada hari kedua atau hari ketiga setelah persalinan.

c) Payudara menjadi besar sebagai tanda mulainya proses laktasi.

3) Perubahan Sistem Pencernaan

Biasanya ibu mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini

disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat

tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan


64

yang berlebihan pada waktu persalinan, kurangnya asupan makan,

hemoroid dan kurangnya aktivitas tubuh.

4) Perubahan Sistem Perkemihan

Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit

untuk buang air kecil dalam 24 jam pertama. Penyebab dari keadaan ini

adalah terdapat spasme sfinkter dan edema leher kandung kemih setelah

mengalami kompresi (tekanan) antara kepala janin dan tulang pubis

selama persalinan berlangsung. Kadar hormon estrogen yang besifat

menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan tersebut

disebut “diuresis”.

5) Perubahan Sistem Endokrin

Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada

sistem endokrin. Menurut Sulistyawati (2015), hormon-hormon yang

berperan pada proses tersebut, antara lain:

a) Hormon Plasenta

Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan.

HCG (Human Chorionic Gonadotropin) menurun dengan cepat

dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 postpartum

dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 postpartum.

b) Hormon Pituitari
65

Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada wanita

yang tidak menyusui, prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu.

FSH dan LH akan meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada

(minggu ke-3) dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.

c) Hipotalamik Pituitari Ovarium

Lamanya seorang wanita mendapat menstruasi juga

dipengaruhi oleh faktor menyusui. Seringkali menstruasi pertama

ini bersifat anovulasi karena rendahnya kadar esterogen dan

progesterone.

d) Kadar Estrogen

Setelah persalinan, terjadi penurunan kadar esterogen yang

bermakna sehingga aktivitas prolaktin yang juga sedang meningkat

dapat mempengaruhi kelenjar mamae dalam menghasilkan ASI.

6) Perubahan Otot Abdomen

Perubahan yang terjadi pada kehamilan dan post partum adalah

terjadinya diastasis rectus abdominis pada ibu post partum. Diastasis

rektus abdominis (DRA) memiliki potensi mengganggu mekanisme

aktivitas, kebanyakan wanita tidak mengeluh sakit ketika diastasis recti

terjadi. Namun, mereka mungkin mengamati saat otot perut yang

menggembung, misalnya ketika duduk di tempat tidur, batuk, tertawa dan

atau keluar dari kamar mandi, fenomena ini merupakan hal yang biasa

pada kejadian post partum (Emanuelsson, 2015).


66

Diastasis rectus abdominis adalah suatu kondisi dimana kedua otot

rectus abdominis hancur melebar ke samping dan disertai dengan

perluasan jaringan linea alba yang menggembung dari dinding perut

(Michalska et al, 2018).

Diastasis rectus abdominis dapat terjadi kapanpun pada ibu hamil

trimester dua, dampaknya pada ibu post partum yang mengalami diastasis

rectus abdominis adalah melemahnya dinding abdomen, mengurangi

kontraksi kekuatan otot abdomen dan kestabilan pelvis (El-mekawy dkk,

2013).

7) Perubahan Tanda-tanda Vital

Menurut Mansyur (2014), beberapa perubahan tanda-tanda vital

biasa terlihat jika wanita dalam keadaan normal. Peningkatan kecil

sementara, baik peningkatan tekanan darah sistole maupun diastole dapat

timbul dan berlangsung selama sekitar empat hari setelah wanita

melahirkan.

a) Suhu Badan

Satu hari (24 jam) post partum suhu tubuh akan naik sedikit

(37,5-38oC) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan,

kehilangan cairan, dan kelelahan.

b) Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali/menit sehabis

melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat.

c) Tekanan Darah
67

Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan

rendah setelah ibu melahirkan karena adanya perdarahan. Tekanan

darah tinggi pada post partum dapat menandakan terjadinya

preeklamsia postpartum.

d) Pernafasan

Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu

dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan

mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran

nafas.

f. Perubahan Psikologis Masa Nifas

Menurut Herawati Mansur (2014), adaptasi psikologis postpartum oleh

rubin dibagi dalam 3 (tiga) periode yaitu sebagai berikut:

1) Periode Taking In

Periode ini berlangsung 1-2 hari setelah melahirkan. Ibu pasif

terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu menjaga komunikasi

yang baik. Ibu menjadi sangat tergantung pada orang lain,

mengharapkan segala sesuatu kebutuhan dapat dipenuhi orang lain.

Perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan perubahan tubuhnya.

Ibu mungkin akan bercerita tentang pengalamannya ketika

melahirkan secara berulang-ulang. Diperlukan lingkungan yang

kondusif agar ibu dapat tidur dengan tenang untuk memulihkan

keadaan tubuhnya seperti sediakala. Nafsu makan bertambah


68

sehingga dibutuhkan peningkatan nutrisi, dan kurangnya nafsu

makan menandakan ketidaknormalan proses pemulihan.

2) Periode Taking Hold

Periode ini berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase

ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dalam merawat

bayi. Ibu menjadi sangat sensitif, sehingga mudah tersinggung. Oleh

karena itu, ibu membutuhkan sekali dukungan dari orang-orang

terdekat. Saat ini merupakan saat yang baik bagi ibu untuk menerima

berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya. Dengan

begitu ibu dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya. Pada periode

ini ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, misalkan

buang air kecil atau buang air besar, mulai belajar untuk mengubah

posisi seperti duduk atau jalan, serta belajar tentang perawatan bagi

diri dan bayinya.

3) Periode Letting Go

Periode ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Secara umum

fase ini terjadi ketika ibu kembali ke rumah. Ibu menerima tanggung

jawab sebagai ibu dan mulai menyesuaikan diri dengan

ketergantungan bayinya. Keinginan untuk merawat bayi meningkat.

Ada kalanya, ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan

bayinya, keadaan ini disebut baby blues.

g. Kebutuhan Dasar Masa Nifas

1) Nutrisi dan Cairan


69

Menu seimbang ibu nifas adalah susunan makanan yang diperlukan

oleh ibu nifas sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dalam tubuh

supaya tubuh dalam keadaan sehat. Tujuan pemberian makanan pada

ibu nifas adalah memulihkan tenaga ibu, memproduksi ASI yang

bernilai gizi tinggi, mempercepat penyembuhan luka, dan

mempertahankan kesehatan. Hidangaan yang dibutuhkan ibu menyusui

terdiri atas zat tenaga (hidrat arang, lemak, protein), zat pembangun

(protein, vitamin, mineral, air), dan zat pengatur atau pelindung

(vitamin, air dan mineral) (Roito, 2018).

2) Eliminasi

a) Buang Air Kecil

Buang air sendiri sebaiknya dilakukan secepatnya. Miksi normal

bila dapat BAK spontan setiap 3-4 jam. Kesulitan BAK dapat

disebabkan karena sfingter uretra tertekan oleh kepala janin dan

spasme oleh iritasi muskulo spingter ani selama persalinan.

(Nugroho, 2014).

Menurut Dewi dan Sunarsih (2012), ibu diusahakan mampu

buang air kecil sendiri, bila tidak, maka dilakukan tindakan berikut

ini:

(1) Dirangsang dengan mengalirkan air keran di dekat klien.

(2) Mengompres air hangat di atas simpisis.

(3) Saat site bath (berendam air hangat) klien di suruh BAK.

Bila tidak berhasil dengan cara diatas, maka dilakukan

kateterisasi. Hal ini dapat membuat klien merasa tidak nyaman dan
70

resiko infeksi saluran kemih tinggi. Oleh karena itu, kateterisasi

tidak boleh dilakukan sebelum 6 jam postpartum.

b) Buang Air Besar

Defekasi harus ada dalam 3 hari postpartum. Bila ada obstipasi

dan timbul koprostase hingga skibala (feses yang mengeras)

tertimbun di rektum, mungkin akan terjadi febris. Bila terjadi hal

demikian dapat dilakukan klisma atau diberi laksan per os (melalui

mulut) (Dewi dan Sunarsih 2012).

Biasanya 2-3 hari postpartum masih susah BAB, maka

sebaiknya diberikan laksan atau paraffin (1-2 hari postpartum), atau

pada hari ke-3 diberi laksan supposituria dan minum air hangat.

Berikut adalah cara agar dapat BAB dengan teratur, antara lain :

(1) Diet teratur.

(2) Pemberian cairan yang banyak.

(3) Ambulasi yang baik.

(4) Bila takut buang air besar secara episiotomi, maka diberikan

laksan suposituria.

3) Kebersihan Diri dan Perineum

Kebersihan diri berguna untuk mengurangi infeksi dan

meningkatkan perasaan nyaman. Kebersihan diri meliputi kebersihan

tubuh, pakaian, tempat tidur maupun lingkungan. Beberapa hal yang

dapat dilakukan ibu postpartum dalam menjaga kebersihan diri menurut

Nugroho (2014), adalah sebagai berikut:


71

a) Mandi teratur minimal 2 kali sehari.

b) Mengganti pakaian dan alas tempat tidur.

c) Menjaga lingkungan sekitar tempat tinggal.

d) Melakukan perawatan perineum.

e) Mencuci tangan setiap membersihkan daerah genitalia.

f) Mengganti pembalut minimal 2 kali sehari.

Bagian yang paling utama dibersihkan adalah puting susu dan

mamae. Harus diperhatikan kebersihannya dan luka pecah harus segera

diobati karena kerusakan puting susu dapat menimbulkan mastitis. Air

susu yang menjadi kering akan menjadi kerak dan dapat merangsang

kulit sehingga timbul enzema. Oleh karena itu, sebaiknya puting susu

dibersihkian dengan air yang telah dimasak, tiap kali sebelum dan

sesudah menyusukan bayi, diobati dengan salep penisilin, lanolin dan

sebagainya. (Dewi dan Sunarsih, 2012).

4) Istirahat

Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang

dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada

siang hari. Anjurkan ibu untuk beritirahat yang cukup untuk mencegah

kelelahan yang berlebihan. Sarankan ibu untuk kembali menjalani

kegiatan di rumah tangga seperti biasa secara perlahan, serta untuk tidur

siang atau istirahat selagi bayi tidur (Roito, 2018).


72

5) Seksual

Secara fisik hubungan suami istri aman dilakukan begitu darah

merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua jari kedalam

vagina tanpa rasa nyeri. Apabila tidak keluar darah merah dan ibu tidak

merasakan ketidaknyamanan, hubungan suami istri dapat dimulai kapan

saja, bila ibu siap (Roito, 2018).

6) Latihan atau Senam Nifas

Setelah melahirkan, kondisi ibu tidak lagi prima, karena masih

terasa capek, tegang dll. Latihan pasca persalinan yang dinamakan

dengan senam nifas dapat membantu ibu mengatasi semua itu. Senam

nifas dapat meregangkan otot-otot dan perut yang mengendur akibat

kehamilan, begitu juga dengan vagina, otot-otot sekitar vagina dan otot-

otot dasar panggul. Dengan melakukan senam nifas, pemulihan ibu

menjadi lebih cepat, dan ibu tidak lagi terlihat lesu (Roito, 2018).

h. Perawatan Payudara

Perawatan payudara sering disebut Breast Care bertujuan untuk

melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya aliran susu

sehingga memperlancar pengeluaran ASI, serta menghindari terjadinya

pembekakan dan kesulitan menyusui, selain itu juga menjaga kebersihan

payudara agar tidak mudah terkena infeksi. (Anggraini, 2010).

Menyusui secara rutin sesuai dengan kebutuhan bisa membantu

mengurangi pengerasan, tetapi jika bayi sudah menyusui dengan baik dan

sudah mencapai berat badan ideal, ibu mungkin harus melakukan sesuatu

untuk mengurangi tekanan pada payudara. Sebagai contoh, merendam kain


73

dalam air hangat dan kemudian di tempelkan pada payudara atau mandi

dengan air hangat sebelum menyuusi bayi. Mungkin ibu juga bisa

mengeluarkan sejumlah kecil ASI sebelum menyusui, baik secara manual

atau dengan menggunakan pompa payudara. Untuk pengerasan yang

parah, gunakan kompres dingin atau es kemasan ketika tidak sedang

menyusui untuk mengurangi rasa tidak nyaman dan mengurangi

pembengkakan (Manuaba, 2010).

i. Kontrasepsi Setelah Persalinan

Kembalinya kesuburan wanita pada keadaan setelah persalinan

tidak terduga dan kadang dapat terjadi sebelum menstruasi. Tujuan

pelayanan KB setelah persalinan adalah untuk mengatur jarak kelahiran,

jarak kehamilan dan menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,

sehingga setiap keluarga dapat merencanakan kehamilan yang aman dan

sehat (Permenkes, 2014).

Secara umum, hampir semua metode kontrasepsi dapat digunakan

sebagai metode KB setelah persalinan, dengan memperhatikan aturan

aturan sebagai berikut :

1) Wanita pada periode menyusui direkomendasikan untuk menggunakan

kontrasepsi KB sebelum terjadi ovulasi pertama kali sekitar 45 hari

setelah persalinan

2) Bahwa Pemberian ASI Eksklusif menunda terjadinya ovulasi.

3) Metode Amenorea Laktasi (MAL) efektif mencegah kehamilan pada

wanita menyusui pasca persalinan yang memenuhi kriteria sebagai


74

berikut: amenorea, pemberian ASI ekslusif, proteksi terbatas pada 6

bulan pertama. MAL dapat dipertimbangkan penggunaannya pada

daerah dengan keterbatasan akses terhadap kontrasepsi.

4) Kontrasepsi pil progestin (progestin-only minipills) dapat mulai

diberikan dalam 6 minggu pertama pasca persalinan. Namun, bagi

wanita yang mengalami keterbatasan akses terhadap pelayanan

kesehatan, minipil dapat segera digunakan dalam beberapa hari (setelah

3 hari) pasca persalinan.

5) Kontrasepsi suntikan progestin/Depo Medroxy Progesteron Acetat

(DMPA) pada minggu pertama (7 hari) atau minggu keenam (42 hari)

pasca persalinan terbukti tidak menimbulkan efek negatif terhadap

menyusui maupun perkembangan bayi.

6) Kontrasepsi implan dapat diberikan minimal 4 minggu pasca persalinan

7) Kontrasepsi AKDR dapat digunakan sebelum 48 jam setelah persalinan,

atau bisa di tunda setelah 4 minggu pasca persalinan (Permenkes, 2014).

2.4.2 Asuhan Kebidanan Nifas

a. Definisi Asuhan Kebidanan Nifas

Asuhan kebidanan pada ibu nifas adalah asuhan yang diberikan

kepada ibu nifas yang biasanya berlangsung selama 40 hari atau sekitar 6

minggu (Roito, 2018).

b. Tujuan Asuhan Kebidanan Masa Nifas

Asuhan masa nifas bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi

baik secara fisik maupun psikis, melaksanakan skrining yang

komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk apabila


75

terjadi komplikasi pada ibu dan bayi, memberikaan pendidikan kesehatan

tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui,

pemberian imunisasi, perawatan bayi agar tetap sehat dan memberikan

pelayanan keluarga berencana (KB) (Roito, 2018).

c. Langkah – langkah Asuhan Kebidanan Nifas

1) Kunjungan I (6-8 jam sampai 2 hari setelah persalinan)

Idealnya, bidan atau tenaga kesehatan penolong persalinan yang

sudah terlatih harus bersama ibu paling sedikit selama 6 jam, hal ini

sangat penting untuk melakukan asuhan yaitu:

a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan; rujuk jika

perdarahan berlanjut.

c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga

bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

d) Pemberian ASI awal.

f) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

g) Menjaga agar bayi tetap sehat dengan mencegah hipotermi.

h) Jika petugas kesehatan meolong persalinan, ia harus tinggal

dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah

persalinan, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.

2) Kunjungan II (7 hari setelah persalinan)

Asuhan yang dilakukan adalah:


76

a) Memastikan involusi uterus berjalan normal; uterus

berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan

abnormal, tidak ada bau.

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal.

c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan

istirahat.

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit.

e) Memberikan konseling pada ibu tentang perawatan tali pusat,

menjaga bayi tetap hangat dan perawatan bayi sehari-hari.

3) Kunjungan III (4 minggu setelah persalinan)

Asuhan nifas minggu ke 4 yaitu melanjutkan pemantauan keadaan

ibu dan bayi dari kunjungan sebelumnya. tujuan asuhan 4 minggu

postpartum sama dengan asuhan 2-7 hari postpartum, yaitu untuk

memastikan ibu dalam keadaan sehat, involusi uterus berjalan dengan

normal, ibu sudah bisa menyusui dengan lancar dan memberikan

konseling KB secara dini.

4) Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)

Asuhan yang diberikan adalah :

a) Menanyakan kepada ibu tentang penyulit yang dialami ibu atau

bayinya

b) Memberikan pelayanan KB
77

d. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas

Pendokumentasian asuhan kebidanan adalah sistem pencatatan

yang digunakan agar asuhan yang dilakukan dapatdicatat dengan benar,

jelas, sederhana dan logis. Menurut Sulistyawati (2017), dalam

pendokumentasian asuhan SOAP pada masa nifas, yaitu :

S : Data subjektif

Data subjektif yaitu menggambarkan pendokumentasian hasil

pengumpulan data klien melalui anamnesa. Hal ini dilakukan untuk

mengevaluasi keadaan klinis secara lengkap. Subjektif termasuk kedalam

langkah 1 dalam 7 langkah varney.

O : Data objektif

Menggambarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan pada

langkah 1 dalam proses manajemen asuhan kebidanan. Data ini didapat

dari hasil pemeriksaan fisik pada ibu nifas serta data penunjang lainnya.

A : Analisis data

Menggambarkan hasil analisa yang telah dilakukan pada langkah

2, 3 dan 4 dalam proses manajemen asuhan kebidanan. Berdasarkan data

yang terkumpul, maka dibuatlah diagnosis dan masalah potensial yang

mungkin ditemukan pada ibu nifas.

P : Perencanaan
78

Menggambarkan hasil analisa yang telah dilakukan pada langkah

5, 6 dan 7 dalam proses manajemen asuhan kebidanan. Berisi tindakan

yang sudah dilakukan serta rencana dari tindakan yang akan diberikan.

2.5 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

2.5.1. Konsep Bayi Baru Lahir

a. Definisi Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan neonatus

pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari dimana terjadi

perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim menjadi di

luar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir di semua

sistem (Cunningham, 2012).

Klasifikasi menurut masa gestasi, yaitu periode sejak konsepsi

sampai bayi dilahirkan. Menurut Rohmah dkk (2012), bayi baru lahir

menurut masa gestasinya dibagi menjadi:

1) Bayi kurang bulan (preterm infant), masa gestasinya kurang dari

259 hari (kurang dari 37 minggu)

2) Bayi cukup bulan (term infant), masa gestasinya 259-293 hari

(37-42 minggu)

3) Bayi lebih bulan (postterm infant), masa gestasinya 294 hari

(lebih dari 42 minggu)

b. Ciri–Ciri Bayi Normal

Menurut Rohan (2013), bayi normal memiliki ciri – ciri sebagai

berikut:
79

1) Aterm antara 37 – 42 minggu

2) Antropometri : berat badan 2500 – 4000 gram, panjang badan lahir

48 – 52 cm, lingkar dada 30 – 38 cm, lingkar kepala 33 – 35 cm

dan lingkar lengan 11 – 12 cm

3) Frekuensi denyut jantung 120–160 kali/menit

4) Pernafasan pada menit pertama 80x/menit dan menurun sampai

40x/menit

5) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang

cukup

6) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah

sempurna,

7) Genetalia pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang

berada pada skrotum dan penis yang berlubang sedangkan

genetalia pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan

uterus yang berlubang labia mayora menutup labia minora

8) Reflek pada bayi yaitu reflek rooting, isap, menelan, morro,

grasping, sudah bekerja denga baik

9) Urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama

c. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir harus diwaspadai,

dideteksi lebih dini untuk segera dilakukan penanganan agar tidak

mengancam nyawa bayi.


80

Tanda-tanda bahaya baru lahir yang harus diwaspadai pada bayi

baru lahir, yaitu:

1) Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit

2) Terlalu panas > 38°C atau terlalu dingin < 36,5°C.

3) Warna kulit atau bibir biru pucat, memar atau sangat kuning.

4) Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah.

5) Tali pusat terlihat merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk,

pernafasan sulit.

6) Tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir

atau darah pada tinja.

7) Aktivitas menggigil atau menangis tidak biasa, sangat mudah

tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai.

8) Kejang, tidak bisa tenang, menangis terus menerus (Muslihatun, 2010).

d. Kebutuhan Bayi Baru Lahir

Menurut (Marmi, 2015), kebutuhan bayi baru lahir meliputi:

1) Nutrisi

ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. ASI diketahui

mengandung zat gizi yang paling banyak sesuai kualitas dan

kuantitasnya untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

2) Eliminasi

Bayi BAK sebanyak minimal 6 kali sehari, semakin banyak cairan

yang masuk maka semakin sering bayi miksi.


81

3) Kebutuhan Tidur

Bayi akan mempergunakan sebagian besar waktunya untuk tidur.

Neonates sampai umur 3 bulan rata – rata tidur sekitar 16 jam sehari.

4) Kebersihan Kulit

Salah satu untuk menjaga kebersihan kulit adalah dengan

memandikan bayi. Pertama kali bayi dimandikan harus ditunda sampai

dengan minimal 6 jam dan disarankan setelah 24 jam pertama untuk

mencegah terjadinya hipotermia

5) Kebutuhan Keamanan

Pencegahan infeksi, pencegahan masalah pernafasan, pencegahan

hipotermia, pencegahan perlukaan dan trauma, serta mengenali tanda-

tanda bahaya pada bayi adalah asuhan yang diberikan kepada orang tua

untuk menjaga bayi tetap aman.

e. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi

tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk

melaksanakan proses IMD selama 1 jam. Biarkan bayi mencari,

menemukan puting, dan mulai menyusu. Sebagian besar bayi akan

berhasil melakukan IMD dalam waktu 60-90 menit, menyusu pertama

biasanya berlangsung pada menit ke- 45-60 dan berlangsung selama 10-20

menit dan bayi cukup menyusu dari satu payudara (Kementerian

Kesehatan RI, 2013).


82

Jika bayi belum menemukan puting ibu dalam waktu 1 jam,

posisikan bayi lebih dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit

dengan kulit selama 30-60 menit berikutnya. Jika bayi masih belum

melakukan IMD dalam waktu 2 jam, lanjutkan asuhan perawatan neonatal

esensial lainnya (menimbang, pemberian vitamin K, salep mata, serta

pemberian gelang pengenal) kemudian dikembalikan lagi kepada ibu

untuk belajar menyusu (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

f. ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman

tambahan lain pada bayi berusia 0-6 bulan dan jika memungkinkan

dilanjutkan dengan pemberian ASI dan makanan pendamping sampai usia

2 tahun. Pemberian ASI ekslusif mempunyai dasar hukum yang diatur

dalam SK Menkes Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang pemberian

ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan. Setiap bayi mempunyai hak untuk

dipenuhi kebutuhan dasarnya seperti Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI

Ekslusif, dan imunisasi.

Anjuran pemberian ASI menurut (Saifuddin, 2014) adalah sebagai berikut:

1) ASI eksklusif selama 6 bulan karena ASI saja dapat memenuhui

100% kebutuhan bayi

2) Dari 6-12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi

karena dapat memenuhi 60-79 % kebutuhan bayi dan perlu

ditambahkan makanan pendamping ASI berupa makanan lembut

sampai lunak sesuai dengan usia bayi


83

3) Diatas 12 bulan ASI saja hanya memenuhi 30 % kebutuhan bayi

dan makanan padat sudah menjadi makanan utama. Namun, ASI

tetap dianjurkan sampai 2 tahun.

g. Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat adalah dengan tidak membungkus tali pusat

atau mengoleskan cairan/bahan apa pun pada tali pusat (Kementerian

Kesehatan RI, 2013). Perawatan tali pusat dengan kassa kering merupakan

perawatan tali pusat dengan cara dibersihkan kemudian dibalut dengan

kassa steril secara longgar. Perawatan tali pusat dengan kassa kering ini

cukup efektif untuk mencegah infeksi pada tali pusat saat dilakukan

dengan benar, yaitu dengan prinsip bersih dan kering (Simanungkalit,

2019).

Perawatan rutin untuk tali pusat adalah cuci tangan sebelum

memegangnya, menjaga tali pusat tetap kering dan terpapar udara,

bungkus dengan kassa steril serta menghindari dengan alkohol karena

menghambat pelepasan tali pusat, dan melipat popok di bawah umbilikus.

(Lissauer, 2013).

Tali pusat normal akan berwarna putih kebiruan pada hari pertama,

dan akan berangsur mengering dan mengerut/mengecil dan akhirnya

terlepas setelah 7-10 hari (Muslihatun, 2010).

h. Kenaikan Berat Badan Bayi Minimal


84

Berat badan adalah indikator untuk menilai hasil peningkatan atau

penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh (tulang, otot, lemak,

cairan tubuh) sehingga akan diketahui status gizi anak atau tumbu

kembang anak. Berat badan juga dapat juga sebagai menghitung dosis obat

(Marmi, 2014).

Lebih kurang 95 % bayi cukup bulan mempunyai berat badan

antara 2500-4500 gram. Berat badan bayi biasanya akan menurun 5-7 %

dari berat badan waktu dilahirkan. Setelah satu minggu pertama penurunan

berat badan, selanjutnya penambahan berat badan minimum harus 20 gram

per hari sehingga diharapkan pada minggu kedua atau 14 hari berat badan

bayi harus kembali seperti saat lahir (Wahyuni, 2018).

Pada masa pertumbuhan berat badan bayi dibagi menjadi dua, yaitu

0–6 bulan dan usia 6–12 bulan. Usia 0–6 bulan pertumbuhan berat badan

akan mengalami penambahan setiap minggu sekitar 140 – 200gram dan

berat badannya akan menjadi dua kali berat badan lahir pada akhir bulan

ke-6 (Wahyuni, 2018).

Sedangkan pada usia 6–12 bulan terjadi penambahan setiap minggu

sekitar 25 – 40 gram dan pada akhir bulan ke-12 akan terjadi penambahan

tiga kali lipat berat badan lahir. Pada masa bermain terjadi penambahan

berat badan sekitar empat kali lipat dari berat badan lahir pada usia kurang

lebih 2,5 tahun serta penambahan berat badan setiap tahunnya adalah 2–3

kg. pada masa pra sekolah dan sekolah akan terjadi penambahan berat

badan setiap tahunnya kurang lebih 2–3 tahun.


85

Kartu Menuju Sehat merupakan gambar kurva berat badan anak

berusia 0–5 tahun terhadap umurnya. Dalam aplikasi dengan

menggunakan KMS menjadikan tumbuh normal jika grafik pertumbuhan

berat badan anak sejajar dengan kurva baku. Berikut adalah Kenaikan

Berat Badan Minimal (KBM) berdasarkan usia :

Tabel 2.8

Kenaikan Berat Badan Minimal

Berdasarkan Umur pada Bayi Laki-Laki

Usia (Bulan) KBM (gr)


1 800
(Buku KIA)
2 900
i. 3 800 Pertumbuhan

dan 4 600 Perkembangan

Anak 5 500
6-7 400
8-11 300 Tumbuh/

12-24 200 pertumbuhan ada

lah bertambahnya ukuran fisik.  Anak menjadi bertambah berat dan

tinggi. Kembang/perkembangan adalah bertambahnya kemampuan

struktur dan fungsi tubuh menjadi lebih kompleks, contohnya kemampuan

bayi bertambah dari berguling menjadi duduk, berdiri, dan berjalan.

Kemampuan ini harus sesuai dengan umurnya, disebut tonggak

perkembangan anak (Kemenkes RI, 2014).


86

Untuk skrining pertumbuhan dilakukan dengan menimbang berat

badan, mengukur panjang/tinggi badan dan lingkar kepala, dan kemudian

diplotkan ke dalam kurva pertumbuhan yang sesuai untuk umur dan jenis

kelamin yang ada dibuku kesehatan anak (Kemenkes RI, 2014).

Untuk skrining perkembangan dapat dilakukan dengan pengamatan

langsung pada bayi/anak oleh petugas kesehatatan dan juga menggunakan

kuesioner/lembar jawaban pertanyaan yang dijawab oleh orangtua atau

menggunakan buku kesehatan Ibu dan Anak (Kemenkes RI, 2014).

Menurut Kementrian Kesehatan RI (2014), tahap perkembangan

anak umur 0-3 bulan sebagai berikut:

1) Mengangkat kepala setinggi 45⁰

2) Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah

3) Melihat dan menatap wajah anda

4) Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh

5) Suka tertawa keras

6) Bereaksi terkejut terhadap suara keras

7) Bereaksi tersenyum ketika diajak bicara atau tersenyum

8) Mengenal ibu dengan pengelihatan, penciuman, pendengaran

dan kontak.

j. Refleks pada Bayi

Pada masa neonatal ini, refleks-refleks primitif yang bersifat

fisiologis akan muncul. Diantaranyarefleks moro yaitu reflek merangkul,


87

yang akan menghilang pada usia 3--5 bulan; refleks menghisap (sucking

refleks); refleks menoleh (rooting refleks); refleks memegang (palmar

graps refleks) yang akan menghilang pada usia 6--8 tahun. Refleks-refleks

tersebut terjadi secara simetris, dan seiring bertambahnya usia, refleks-

refleks itu akan menghilang. Pada masa neonatal ini, fungsi pendengaran

dan penglihatan juga sudah mulai berkembang (Kemenkes, 2016).

Menurut Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Olahraga tahun

2018 yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Medan, perkembangan

motorik tergantung pada kematangan otot dan syaraf. Perkembangan

bentuk kegiatan motorik yang berbeda sejalan dengan perkembangan

daerah (areas) sistem syaraf yang berbeda. Karena perkembangan pusat

syaraf yang lebih rendah, yang bertempat dalam urat tulang syaraf

belakang, pada waktu lahir berkembangnya lebih baik ketimbang pusat

syaraf yang lebih tinggi yang berada dalam otak, maka gerak reflek pada

waktu lahir lebih baik dikembangkan dengan sengaja ketimbang dibiarkan

berkembang sendiri. Dalam waktu yang singkat sesudah lahir, gerak

refleks penting yang diperlukan untuk hidup seperti mengisap, menelan,

menggenggam, mencari dan reflek unit daging tempurung lutut, bertambah

kuat dan terkoordinasi secara lebih baik. Tahapan perkembangan gerak

refleks yang dialami bayi, sebagai berikut:

1) Refleks Rooting (Mencari)

Tahapan gerak refleks pada pencarian ini membantu bayi

mendapatkan sumber makanan dan kemudian refleks menghisap


88

membuat bayi dapat mencerna makanan. Refleks ini pada

umumnya dapat ditimbulkan dengan sentuhan lembut pada daerah

sekitar mulut. Refleks rooting akan hilang pada 3-4 bulan. Jadi,

pada tahapan ini anak sudah memiliki kemampuan melakukan

pencarian sesuatu dengan geraknya.

2) Refleks Sucking (Menghisap)

Tahapan gerak refleks menghisap dilakukan oleh bibir

yang mendapat rangsangan misalnya sentuhan susu ibu.

Rangsangan ini sebenarnya menimbulkan dua respons yang

berkaitan dengan menghisap. Terbentuk tekanan negatif di dalam

oral sehingga timbul aksi menghisap, dan lidah akan menimbulkan

tekanan positif, lidah akan menekan ke arah atas dan sedikit ke arah

depan dengan setiap aksi menghisap. Setelah diberi rangsangan

yang sesuai akan terjadi serangkaian gerakan menghisap, masing –

masing gerakan ini terdiri dari penerapan tekanan positif dan

negatif secara serentak. Jadi, pada tahapan ini bayi sudah memiliki

kemampuan menghisap.

3) Refleks Moro

Tahapan gerak refleks moro paling bermanfaat untuk

mendiagnosis kematangan neurologis bayi. Gerak refleks ini sering

kali muncul pada saat lahir dan berakhir pada saat bayi berumur 4

s/d 6 bulan. Salah satu rangsangan untuk membangkitkan refleks


89

moro adalah dengan jalan menelentangkan bayi di atas kasur.

Rangsangan ini akan membuat lengan, jari-jari, dan kaki meregang.

Jadi pada tahapan ini anak sudah memiliki kemampuan melakukan

gerak refleks moro.

4) Refleks Grasping

Tahapan gerak refleks telapak tangan merupakan salah

satu dari seluruh refleks bayi yang paling dikenal dan merupakan

salah satu yang paling awal muncul pada usia balita. Gerak refleks

ini merupakan respons yang ditampilkan terhadap rangsangan yang

halus pada telapak tangannya. Apabila telapak tangan dirangsang

dengan apa saja, maka keempat jari tangan secara spontan akan

menutup, meskipun ibu jari tidak memberikan respons terhadap

rangsangan ini. Namun gerak refleks tangan ini menjadi ciri khas

dari perkembangan motorik yang diperlihatkan anak balita. Refleks

ini akan hilang pada 2-3 bulan. Jadi pada tahapan ini anak balita

sudah memiliki kemampuan menggunakan telapak tangannya

sebagai alat komunikasi dengan ibunya.

5) Refleks Babynsky

Tahapan gerak refleks ini normalnya dapat dilihat pada

anak mulai dari sejak lahir hingga sepanjang tahun pertama usia

bayi tersebut. Refleks ini dapat ditimbulkan dengan jalan

menerapkan sedikit tekanan, biasanya dengan ujung jari, pada tumit


90

kaki, yang membuat seluruh jari kaki menutup. Gerakan menutup

ini sebagai upayanya untuk menangkap rangsangan. Refleks ini

harus lebih dahulu dilampaui sebelum anak dapat berdiri dengan

tegak, berdiri sendiri, dan berjalan. Jadi, pada tahapan ini anak

sudah dapatmelakukan gerak refleks tepalak kaki.

6) Refleks Swallowing

Refleks swallowing adalah refleks gerakan menelan

benda–benda yang didekatkan ke mulut, memungkinkan bayi

memasukkan makanan ada secara permainan tapi berubah sesuai

pengalaman.

k. Imunisasi BBL Sampai 6 Minggu

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak

diimunisasi, berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu.

Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal

terhadap penyakit yang lain. Imunisasi adalah suatu upaya untuk

menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap

suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit

tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Kemenkes

RI, 2014).

Manfaat imunisasi bagi anak dapat mencegah penyakit cacat dan

kematian, sedangkan manfaat bagi keluarga adalah dapat menghilangkan

kecemasan dan mencegah biaya pengobatan yang tinggi bila anak sakit.
91

Bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap akan meningkatkan kualitas

hidup anak sehingga tidak terkena penyakit dan peningkatan nilai

kesehatan orang disekitarnya (Ranuh dkk, 2017).

Bayi baru lahir sampai umur 6 minggu harus mendapatkan

imunisasi antara lain :

1) Hepatitis B

Vaksin Hepatitis B adalah vaksin virus rekombinan yang telah

dinonaktivasikan dan bersifat non-infecious. Pemberian imunisasi ini

bertujuan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit hepatitis

B. Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml, pemberian suntikan secara

intramuskuler, sebaiknya anteroateral paha. Pemberian sebanyak 3

dosis, dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya

dengan interval minimum 4 minggu (Ranuh dkk, 2017).

Efek samping yang terjadi yaitu reaksi lokal seperti rasa sakit,

kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi

yang terjadi ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari. Kontraindikasi

pemberian vaksin hepatitis B pada bayi yang memiliki riwayat

anafilaksis setelah vaksinasi hepatitis B sebelumnya (Ranuh dkk,

2017).

2) Bacillus Calmette Guerin (BCG)

Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penularan Tuberkulosis

(TBC) tuberkulosis disebabkan oleh sekelompok bakteria bernama

Mycobacterium tuberculosis complex. Imunisasi BCG dapat diberikan

saat bayi berumur 1 bulan. Imunisasi BCG disuntikan secara


92

intrakutan di daerah lengan kanan atas. Imunisasi BCG pada bayi

optimal diberikan pada bayi usia <3 bulan, namun sebaiknya diberikan

sesegera mungkin karena di Indonesia penyakit TBC masih sangat

tinggi. Apabila bayi berusia 3 bulan belum diberikan imunisai BCG

perlu dilakukan tes tuberculin untuk mendeteksi bayi terinfeksi kuman

TB atau belum (Ranuh dkk, 2017).

Efek samping yang terjadi yaitu 2–6 minggu setelah imunisasi

BCG daerah bekas suntikan timbul bisul kecil (papula) yang semakin

membesar dan dapat terjadi ulserasi dalam waktu 2–4 bulan,

kemudian menyembuh perlahan dengan menimbulkan jaringan parut

dengan diameter 2–10 mm (Kemenkes, 2014).

3) Polio

Merupakan imunisasi yang bertujuan mencegah penyakit

poliomyelitis. Untuk imunisasi dasar (polio 1, 2, 3,4) vaksin diberikan

2 tetes peroral dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi

IPV (inactivated poliovirus vaccine) diberikan mulai dari umur 2-3

bulan dengan dosis tiga kali berturut-turut dengan interval waktu 6-8

minggu (Ranuh dkk, 2017).

2.5.2 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

a. Definisi Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

Asuhan bayi baru lahir adalah menjaga bayi agar tetap hangat,

membersihkan saluran nafas, mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak

tangan), memantau tanda bahaya, memotong dan mengikat tali pusat,


93

melakukan IMD, memberikan suntikan vitamin K1, memberi salep mata

antibiotik pada kedua mata, memberi immunisasi Hepatitis B, serta

melakukan pemeriksaan fisik (Syaputra Lyndon, 2014).

b. Tujuan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

Tujuan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir menurut (Sudarti,

2011) adalah sebagai berikut:

1) Mencapai dan mempertahankan jalan nafas dan mendukung

pernafasan

2) Memastikan keamanan dan mencegah cedera atau infeksi

3) Mengidentifikasi masalah – masalah yang memerlukan perhatian

c. Langkah – Langkah Asuhan Bayi Baru Lahir

1) Asuhan Segera pada Bayi Baru Lahir

Aspek penting dari asuhan segera setelah lahir menurut (Sudarti,

2017) adalah:

a) Menjaga bayi agar tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit

bayi dan kulit ibu

b) Menjaga kehangatan bayi dengan selimut

c) Menjaga pernafasan dan memeriksa pernafasan dan warna kulit

setiap 5 menit

d) Merawat mata dengan memberikan Eritromicin 0,5 % atau

Tetrasiklin 1% untuk pencegahan penyakit mata Krl Klamidia

2) Asuhan pada Bayi Baru Lahir 6 Jam

Pada BBL 6 jam dilakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui

sedini mugkin jika terdapat kelainan pada bayi. Kemudian memandikan


94

bayi, tunggu minimal enam jam setelah lahir. Sebelum memandikan bayi

pastikan bahwa suhu bayi stabil (suhu 36,50 C-37,50 C), tunda untuk

memandikan bayi yang sedang sedang mengalami masalah pernapasan,

sebelum bayi dimandikan, pastikan ruang mandinya hangat dan tidak ada

tiupan angin, mandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat,

segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering,

kemudian selimuti tubuh bayi secara longgar, bayi diletakkan

bersentuhan kulit dengan ibu dan selimuti dengan baik, usahakan ibu dan

bayi dirawat pada satu tempat (rawat gabung) dan anjurkan ibu untuk

menyusui bayinya. Selanjutnya pemberian imunisasi hepatitis B yang

bermanfaat untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadap bayi, terutama

jalur penularan ibu-bayi. Imunisasi Hepatitis B pertama diberikan 1-2

jam setelah pemberian Vitamin K1. Lakukan pencatatan dan anjurkan ibu

untuk kembali ke fasilitas kesehatan atau posyandu, untuk mendapatkan

imunisasi berikutnya sesuai jadwal pemberian imunisasi (JNPK-KR,

2014).

3) Asuhan pada Bayi Baru Lahir 2-7 Hari

Asuhan kebidanan yang dilakukan adalah melakukan perawatan tali

pusat, pemeriksaan tanda bahaya seperti infeksi, ikterus, diare dan berat

badan rendah, konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan

ASI eksklusif (Tando, 2016).

4) Asuhan pada Bayi Baru Lahir 4 Minggu

Asuhan kebidanan yang dilakukan pada kunjungan neonatal 4

minggu adalah mempertahankan suhu tubuh bayi baru lahir, pemberian


95

imunisasi dasar yaitu imunisasi BCG dan polio I, menganjurkan ibu

untuk melanjutkan imunisasi sesuai waktunya di unit kesehatan setempat

(Posyandu) untuk ditimbang dan imunisasi (Rukiyah, 2012).

e. Asuhan pada Bayi 6 Minggu

Asuhan kebidanan yang dilakukan pada kunjungan bayi 6 minggu

adalah memastikan bayi dalam keadaan sehat, menganjurkan ibu untuk

membawa bayinya ke posyandu secara rutin untuk memantau

pertumbuhan dan perkembangan bayinya serta mendapatkan imunisasi

secara lengkap sesuai jadwal dalam KMS.

d. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

Pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dijadikan

sebagai catatan rekam medis dan catatan perkembangan pasien dengan

menggunakan metode SOAP, dengan format sebagai berikut:

S : Data Subjektif

Menggambarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan pada

langkah 1 dalam proses manajemen asuhan kebidanan. Data ini berisi data

pasien melalui anamnesis melalui orang tua bayi berupa identitas dan

keadaan atau keluhan bayi.

O : Data Objektif

Menggambarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan pada

langkah 1 dalam proses manajemen asuhan kebidanan. Data ini didapat


96

dari hasil pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir untuk menunjang Analisi

data/assessment.

A : Analisis Data

Menggambarkan hasil analisa yang telah dilakukan pada langkah

2, 3 dan 4 dalam proses manajemen asuhan kebidanan. Analisis data

dibuat berdasarkan data yang terkumpul dari data subjektif dan data

objektif, maka dibuatlah diagnosis dan masalah potensial yang mungkin

ditemukan pada bayi baru lahir.

P : Perencanaan

Menggambarkan hasil perencanaan yang telah dilakukan pada

langkah 5, 6 dan 7 dalam proses manajemen asuhan kebidanan, dimana

perencanan ini berisi tindakan tersebut.


BAB III

METODELOGI

3.1 Desain

Desain yang digunakan oleh penulis dalam bentuk studi kasus.

Studi kasus ialah rancangan penelitian yang bersifat komprehensif, intens,

memerinci, dan mendalam, serta lebih diarahkan sebagai upaya untuk

menelaah masalah–masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer

(berbatas waktu) (Herdiansyah, 2015).

3.2 Tempat dan Waktu

Laporan Tugas Akhir ini dilaksanakan di PUSKESMAS “K”

dimulai pada bulan Desember 2020 sampai dengan bulan Maret 2021.

3.3 Subjek

Subjek penelitian ini adalah ibu hamil fisiologis trimester III sejak

usia kehamilan 33 minggu sampai dengan 6 minggu setelah persalinan

dengan HPHT: tanggal 11 – 16 April 2020 dan TP: tanggal 18 – 23 Januari

2021. Berdasarkan kriteria tersebut ditentukan Ny “D” sebagai objek studi

kasus.

3.4 Teknik Pelaksanaan

Teknik yang digunakan penulis adalah dengan cara melakukan

anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang seperti cek

laboratorium dan observasi. Hasil tersebut didokumentasikan dengan

menggunakan metode SOAP. Pemeriksaan dilakukan dimulai dari

96
97

pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pemeriksaan nifas, dan

bayi baru lahir.

3.5 Instrumen

Instrumen yang digunakan adalah berupa lembar pengkajian yang

telah disediakan oleh institusi.

3.6 Alat dan Bahan

a. Alat dan bahan yang digunakan untuk pemeriksaan ibu hamil

meliputi : stetoskop, tensi meter, linex, timbangan, metline, thermometer,

kom, bengkok, penlight, jam tangan, handscoon.

b. Alat dan bahan persalinan meliputi : apron, sepatu boot, masker,

handuk bersih, kacamata, penutup kepala, 2 pasang sarung tangan, 1

pasang sarung tangan DTT atau steril, 1 buah handuk, 1/3 kain alas

bokong ibu, selimut untuk mengganti, topi bayi, pakaian ibu, gunting tali

pusat, benang tali pusat atau klem, bengkok, gunting episiotomi, klem ½

kocher, 1 pinset anatomi, 1 pinset sirurgi, nalpooder, benang chromic,

larutan klorin 0,5%.

c. Alat dan bahan untuk pemeriksaan ibu nifas meliputi : tensi

meter, stetoskop, thermometer, penlight, kapas dan air DTT, handscoon,

bengkok, larutan klorin 0,5%.

d. Alat dan bahan untuk pemeriksaan bayi baru lahir meliputi : pita

meter, thermometer, spuit 1 cc, obat-obatan (Vitamin K dan Vaksin


98

Hepatitis), salep mata, kain bersih, baju bayi bersih, alat ukur berat dan

tinggi badan, bengkok.

3.7 Sumber

Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder.

Adapun data primer dan sekunder yang didapatkan sebagai berikut :

a. Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara (anamnesa),

pemeriksaan fisik dan juga pemeriksaan penunjang.

b. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui buku KIA pasien dan data dari

Puskesmas “K”.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas “K” yang terletak di Jalan

Leuwidamar Km. 3, Sukamekarsari, Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten

Lebak, Banten 42312. Puskesmas ini menyediakan pelayanan kesehatan

bagi masyarakat salah satunya adalah pelayanan KIA serta poned 24 jam.

4.2 Hasil

4.2.1 Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan

a. Kunjungan Pertama (ANC I)

Pada hari Sabtu, tanggal 12 Desember 2020 pukul 10.00 WIB

dilakukan pemeriksaan kehamilan oleh penulis untuk pertama kalinya.

Sebelum melakukan pemeriksaan, penulis berusaha menciptakan rasa

aman dan nyaman kepada ibu dan juga keluarga agar terciptanya hubungan

yang baik antara penulis dan pasien. Setelah itu penulis melakukan

persetujuan terhadap pasien yang akan dijadikan pasien dalam asuhan

kebidanan komprehensif ini. Lalu penulis melakukan pemeriksaan

kehamilan pada Ny. ”D” G2P1A0 sebagai subjek dalam asuhan

komprehensif di Puskesmas “K”. Pemeriksaan dimulai dengan melakukan

anamnesa terhadap Ny “D” dengan menggunakan lembar pengkajian pada

ibu hamil yang telah disediakan oleh institusi. Pada tahap anamnesis ini,

diperoleh sejumlah informasi dan data pasien mengenai daftar riwayat

hidup, riwayat pernikahan, riwayat menstruasi, riwayat penggunaan alat

99
100

kontrasepsi, riwayat kesehatan, pola makan, pola eliminasi, pola istirahat

serta pola seksualitas.

Pasien bernama Ny ”D” umur 23 tahun lahir pada tanggal 07

Desember 1997. Ibu bertempat tinggal di Kp. Pariuk Bale Sawah 001/003

Sukamekarsari, Kalanganyar, Lebak, Banten. Saat ini ibu bekerja sebagai

ibu rumah tangga dengan pekerjaan sampingan berjualan warung di

rumahnya.

Saat diwawancarai, ibu mengeluh pusing apabila terlalu capek. Ibu

mengatakan jarang tidur siang karena berjualan.

Riwayat menstruasi pertama kali pada umur 14 tahun, siklusnya 28

hari secara teratur lamanya 6-7 hari. Ibu biasanya ganti pembalut 2-3 kali

dalam sehari dengan sifat darah encer, dan ibu tidak mengalami nyeri haid

pada saat menstruasi.

Riwayat pernikahan, ini merupakan pernikahan pertama dan

menikah pada umur 18 tahun dengan seorang pria yang bernama Tn ”S”

umur 22 tahun. Lama pernikahan sekarang 5 tahun.

Riwayat penggunaan alat kontrasepsi, sebelum kehamilan ini ibu

menggunakan KB suntik 3 bulan selama 2,5 tahun. Lalu berhenti

menggunakan alat kontrasepsi karena ingin mempunyai anak lagi.

Riwayat kesehatan, ibu tidak mempunyai riwayat penyakit obstetri

dan riwayat penyakit lainnya seperti hipertensi, asma, diabetes, kanker dan

jantung. Kebiasaan/perilaku kesehatan adalah ibu tidak merokok, tidak

mengonsumsi alkohol, tidak mengonsumsi jamu dan obat apapun kecuali

obat yang dianjurkan bidan atau dokter.


101

Riwayat kehamilan, ini merupakan kehamilan kedua dan tidak

pernah mengalami keguguran. Hari pertama haid terakhir (HPHT)

kehamilan ini tanggal 25 April 2020 dan taksiran persalinan (TP) tanggal

02 Februari 2021. Ibu mengatakan gerakan janinnya aktif lebih dari 10 kali

dalam 24 jam. Ibu sudah mendapatkan imunisasi TT sebanyak empat kali.

Berat badan ibu sebelum hamil 40 kg.

Pola nutrisi, ibu makan 3 kali sehari dengan menu nasi, lauk pauk

serta sayuran dan buah-buahan. Ibu tidak memiliki alergi terhadap

makanan ataupun pantangan makanan dalam kehamilannya. Ibu minum air

putih sebanyak lebih dari 8 gelas sehari dan minum susu ibu hamil 1 gelas

sehari.

Pola eliminasi, ibu BAB teratur 1 kali dalam sehari, warna kuning,

konsistensi lembek, dan tidak ada keluhan dalam BAB. BAK kurang lebih

6 kali dalam sehari, warna putih jernih dan tidak ada keluhan dalam BAK.

Pola aktivitas sehari-hari yaitu mengerjakan pekerjaan rumah tangga

serta berjualan warung bakso di rumahnya dan tidak ada keluhan dalam

beraktivitas sehari –hari. Pola istirahat atau pola tidur yaitu tidur malam ±

8 jam dan ibu mengatakan jarang tidur siang.

Pola seksualitas yaitu frekuensi dua kali dalam seminggu dan tidak

ada keluhan dalam melakukan hubungan seksual.

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum ibu baik,

kesadaran composmentis, status emosional stabil. Berat badan 48 kg,

tinggi badan 155 cm, LILA 24 cm. Tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 84

x/menit, respirasi 22 x/menit, suhu 36,8° C. Rambut bersih, tidak ada


102

ketombe, rambut tidak rontok, kepala tidak ada benjolan. Muka simetris,

tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum, tidak odema. Mata simetris,

konjungtiva tidak anemis, sklera tidak kekuningan, palpebra tidak oedema.

Hidung simetris, bersih, tidak ada polip. Telinga simetris, bersih. Mulut

bersih, bibir tidak pucat, tidak ada caries gigi. Leher tidak ada

pembengkakan kelenjar getah bening dan tyroid. Payudara simetris, puting

susu menonjol, areola hiperpigmentasi, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri

tekan, colostrum (-/+). Abdomen tidak ada luka bekas operasi, terdapat

linea nigra dan striae gravidarum. Hasil palpasi pada pemeriksaan Leopold

I teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong janin). Leopold II teraba

bagian-bagian kecil seperti ekstremitas di sebelah kiri dan teraba keras

memanjang seperti papan di sebelah kanan. Leopold III teraba bulat, keras,

melenting (kepala janin). Leopold IV bagian terendah janin belum masuk

pintu atas panggul (konvergen). Tinggi fundus uteri (TFU) 28 cm, DJJ: (+)

teratur, punctum maksimum: sebelah kanan bawah pusat, frekuensi

138x/menit. Taksiran berat badan janin (TBBJ) yaitu (28-13) x 155 =

2.235 gram. Pada pemeriksaan genitalia didapatkan hasil vulva/vagina

tidak ada kelainan, tidak ada varises, tidak ada keputihan, tidak ada

pembengkakan kelenjar bartholini dan skene, tidak ada benjolan. Anus

tidak hemoroid. Pemeriksaan pinggang tidak ada nyeri ketuk pada daerah

Castovetebra Angle Tenderness (CVAT). Ekstremitas tidak varises, tidak

oedema, refleks patella (+/+).


103

Pemeriksaan penunjang hasil cek laboratorium didapatkan hasil Hb

11 gr%, Golongan darah O, Protein Urine (-), Glukosa Urin (-), HbSAg

(-), HIV (-) dan Rapid Test Covid-19 (-).

Dari hasil anamnesis dan dari hasil pemeriksaan didapatkan diagnosa

bahwa Ny. "D" umur 23 tahun G2P1A0 hamil 33 minggu janin tunggal

hidup intra uteri presentasi kepala.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan terhadap Ny “D” adalah

melakukan informed consent dengan cara menjelaskan tindakan yang akan

dilakukan serta asuhan yang akan diberikan, menginformasikan hasil

pemeriksaan pada ibu bahwa umur kehamilan ibu 33 minggu dan dalam

kondisi baik. Melakukan KIE tentang tanda bahaya kehamilan yaitu pusing

kepala hebat, penglihatan kabur, bengkak pada wajah, tangan dan kaki,

janin tidak bergerak, nyeri ulu hati dan perdarahan pada jalan lahir.

Melakukan KIE tentang ketidaknyamanan pada kehamilan trimester III

seperti nyeri pinggang, sering BAK, insomnia, dll. Menganjurkan ibu

untuk istirahat yang cukup serta menghindari keletihan. Memberitahu ibu

tentang gizi seimbang pada ibu hamil dan personal hygiene. Menjelaskan

dan mengajarkan ibu cara senam hamil. Memberikan susu ibu hamil serta

menjelaskan cara meminumnya. Memberikan tablet Fe 1x60 mg/hari dan

kalsium 1x500 mg/hari serta memberitahukan ibu cara meminumnya

Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang berikutnya yaitu

pada tanggal 21 Desember 2020 atau jika ada keluhan. Ibu mengerti

dengan penjelasan yang diberikan dan mau melaksanakan anjuran yang

telah diberikan.
104

b. Kunjungan Kedua (ANC II)

Pada hari Senin, tanggal 21 Desember 2020 pukul 12.30 WIB

dilakukan pemeriksaan kehamilan yang kedua. Pada pemeriksaan kedua,

ibu mengatakan merasakan gerakan janin dan tidak ada keluhan yang

dirasa.

Dari hasil pemeriksaan fisik kali ini didapatkan hasil keadaan umum

ibu baik, kesadaran composmentis, berat badan 48 Kg, tekanan darah

100/60 mmHg, respirasi 22 x/menit, nadi 86 x/menit, suhu 36,7 oC. Mata

simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak kekuningan, palpebra tidak

oedema. Payudara simetris, puting susu menonjol, areola hiperpigmentasi,

tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, colostrum (+/+). Abdomen tidak

ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra, terdapat striae gravidarum.

Hasil palpasi pada pemeriksaan Leopold I teraba bulat, lunak, tidak

melenting (bokong janin). Leopold II teraba bagian-bagian kecil seperti

ekstremitas di sebelah kiri dan teraba keras memanjang seperti papan di

sebelah kanan. Leopold III teraba bulat, keras, melenting (kepala janin).

Leopold IV bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul

(konvergen), tinggi fundus uteri (TFU) 29 cm, detak jantung janin (DJJ)

teratur, punctum maksimum sebelah kanan bawah pusat, frekuensi

130x/menit Taksiran berat badan janin (TBBJ) yaitu (29-13) x 155 = 2.480

gram. Pemeriksaan penunjang, hasil cek laboratorium didaptkan hasil Hb

10,9 gr%.
105

Dari hasil pemeriksaan tersebut, dapat diambil diagnosa bahwa Ny.

“D” umur 23 tahun G2P1A0 hamil 34 minggu janin tunggal hidup intra uteri

presentasi kepala.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan yaitu melakukan informed

consent sebelum dilakukan pemeriksaan kedua dengan cara menjelaskan

tindakan yang akan dilakukan serta asuhan yang akan diberikan,

memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa umur kehamilan ibu 34 minggu

dan dalam kondisi baik. Mengingatkan kembali tentang tanda bahaya pada

kehamilan yaitu pusing kepala hebat, penglihatan kabur, bengkak pada

wajah, tangan dan kaki, janin tidak bergerak, nyeri ulu hati dan perdarahan

pada jalan lahir. Mengingatkan kembali KIE tentang ketidaknyamanan

pada kehamilan trimester III seperti nyeri pinggang, sering BAK,

insomnia, dll. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup serta

menghindari keletihan. Memberitahu ibu tentang gizi seimbang pada ibu

hamil dan personal hygiene. Menjelaskan dan mengajarkan ibu cara senam

hamil. Memberikan susu ibu hamil serta menjelaskan cara meminumnya.

Memberikan tablet Fe 1x60 mg/hari dankalsium 1x500 mg/hari serta

memberitahukan ibu cara meminumnya. Menganjurkan ibu untuk

melakukan kunjungan ulang berikutnya yaitu pada tanggal 04 Januari

2021 atau jika ada keluhan. Ibu mengerti dengan penjelasan yang

diberikan dan mau melaksanakan anjuran yang telah diberikan.


106

c. Kunjungan Ketiga (ANC III)

Pada hari Senin, tanggal 04 Januari 2021 pukul 11.00 WIB

dilakukan pemeriksaan kehamilan yang ketiga oleh penulis. Pada

pemeriksaan ketiga ini, ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasa.

Dari hasil pemeriksaan fisik didapat bahwa keadaan umum ibu baik,

kesadaran composmentis, tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 84 x/menit,

respirasi 21 x/menit, suhu 36,7 oC, berat badan 49 Kg. Mata simetris,

konjungtiva tidak anemis, sklera tidak kekuningan, palpebra tidak oedema.

Abdomen tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra, terdapat striae

gravidarum. Hasil palpasi pada pemeriksaan Leopold I teraba bulat, lunak,

tidak melenting (bokong janin). Leopold II teraba bagian-bagian kecil

seperti ekstremitas di sebelah kanan dan teraba keras memanjang seperti

papan di sebelah kiri. Leopold III teraba bulat, keras, melenting (kepala

janin). Leopold IV bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul

(Divergen 4/5), Tinggi Fundus Uteri (TFU): 30 cm, Denyut Jantung Janin

(DJJ): (+) teratur, punctum maksimum: sebelah kiri bawah pusat, frekuensi

138 x/menit. Taksiran berat badan janin (TBBJ) yaitu (30-12) x 155 =

2.790 gram. Pemeriksaan penunjang, hasil cek laboratorium didaptkan

hasil Hb 11,5 gr%.

Dari hasil pemeriksaan tersebut, dapat diambil diagnosa bahwa Ny

“D” umur 23 tahun G2P1A0 hamil 36 minggu janin tunggal hidup intra uteri

presentasi kepala.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan yaitu melakukan informed

consent sebelum dilakukan pemeriksaan kehamilan dengan cara


107

menjelaskan tindakan yang akan dilakukan serta asuhan yang akan

diberikan, memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa umur kehamilan ibu

36 minggu dan dalam kondisi baik. Mengingatkan kembali tentang

ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III yang ibu rasakan adalah

normal, serta bagaimana cara mengatasinya. Mengingatkan kembali

tentang tanda bahaya pada kehamilan yaitu pusing kepala hebat,

penglihatan kabur, bengkak pada wajah, tangan dan kaki, janin tidak

bergerak, nyeri ulu hati dan perdarahan pada jalan lahir. Mengingatkan

kembali tentang gizi pada ibu hamil dan personal hygiene. Mengajarkan

ibu teknik relaksasi yang baik. Memberitahu ibu tentang persiapan

persalinan dan tanda-tanda awal persalinan. Memberikan susu ibu hamil

dan menjelaskan cara meminumnya. Memberikan tablet Fe 1 x 60 mg/hari

dan kalsium 1 x 500 mg/hari serta memberitahu cara meminumnya.

Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang bila ibu ada keluhan

dan segera menghubungi penulis saat ada tanda – tanda awal persalinan.

Ibu mengerti atas penjelasan yang telah diberikan dan bersedia melakukan

anjuran yang telah diberikan.

4.2.2 Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan

a. Kala I

Pada tanggal 21 Januari 2021 pukul 02.00 WIB ibu datang ke PKM

“K” diantar oleh keluarganya, ibu mengatakan mulas – mulas dan keluar

lendir bercampur darah sejak pukul 00.00 WIB, dan belum keluar air-air.
108

Hasil pemeriksaan didapatkan bahwa keadaan umum ibu baik,

kesadaran composmentis, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 89 x/menit,

respirasi 22 x/menit, suhu 36,6oC. pada pemeriksaan mata, konjungtiva

tidak pucat, sclera tidak kekuningan, palpebra tidak oedema. Pemeriksaan

payudara, areola hiperpigmentasi, putting susu menonjol, colostrum (+/+).

Pemeriksaan abdomen, tidak ada luka bekas operasi, terdapat striae

gravidarum dan linea nigra. Hasil palpasi abdomen leopold I teraba bulat,

lunak, tidak melenting (bokong janin), leopold II teraba bagian kecil di

sebelah kanan dan teraba keras memanjang seperti papan di sebelah kiri,

leopold III teraba bulat, keras, melenting (kepala janin), leopold IV bagian

terendah janin sudah masuk pintu atas panggul (Divergen) 3/5, Tinggi

Fundus Uteri (TFU): 30 cm, Denyut Jantung Janin (DJJ): (+) teratur,

punctum maksimum: sebelah kiri bawah pusat, frekuensi 136x/menit.

Taksiran berat badan janin (TBBJ) yaitu (30-11) x 155 = 2.945 gram. His

4 kali dalam 10 menit lamanya 40 detik. Pada pemeriksaan genitalia

didapatkan hasil vulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada varises, tidak

ada keputihan, tidak ada pembengkakan kelenjar bartholini dan skene,

tidak ada benjolan. Hasil pemeriksaan dalam tidak ada tumor jalan lahir,

portio tipis, pembukaan 9 cm, ketuban (+), presentasi kepala, penurunan

kepala Hodge II, ubun – ubun kecil (UUK) kiri depan, molase 0. Anus

terdapat sedikit hemoroid. Ekstremitas tidak ada oedema, reflek patella

(+/+).
109

Dari hasil pemeriksaan dapat ditemukan diagnosa bahwa Ny “D”

umur 23 tahun G2P1A0 hamil 38 minggu inpartu kala I fase aktif janin

tunggal hidup intra uteri presentasi kepala

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan adalah melakukan informed

consent dengan cara menjelaskan tindakan yang akan dilakukan serta

asuhan yang akan diberikan, memberitahukan hasil pemeriksaan,

mengajarkan ibu teknik relaksasi yang baik, memberikan support mental

pada ibu untuk tetap sabar dan kuat saat proses bersalin, meminta keluarga

untuk mendampingi ibu saat persalinan, menganjurkan keluarga

memberikan kebutuhan nutrisi dan hidrasi kepada ibu agar ibu tidak lemas,

menyiapkan partus set, hecting set, perlengkapan ibu dan bayi,

Mengobservasi kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf. Ibu

dan keluarga mengerti atas penjelasan dan anjuran yang telah diberikan

dan melakukan anjuran yang telah diberikan.

b. Kala II

Pada tanggal 21 Januari 2021 pukul 03.00 WIB ibu mengeluh

mulasnya semakin sering dan kuat serta ingin meneran seperti ingin BAB.

Hasil pemeriksaan keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis.

Pemeriksaan abdomen, Denyut Jantung Janin (DJJ): (+) teratur, punctum

maksimum: sebelah kiri bawah pusat, frekuensi 138x/menit. His 5x dalam

10 menit lamanya 45 detik. Pemeriksaan genitalia vulva membuka,

perineum menonjol. Pemeriksaan dalam tidak ada tumor jalan lahir, portio

tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban pecah spontan, warna air ketuban
110

jernih, presentasi kepala, penurunan kepala Hodge IV, ubun – ubun kecil

(UUK) kiri depan, molase 0.

Dari hasil pemeriksaan, didapatkan diagnosa bahwa Ny “D” umur 23

tahun G2P1A0 hamil 38 minggu inpartu kala II janin tunggal hidup intra

uteri presentasi kepala.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan adalah melakukan informed

consent dengan cara menjelaskan tindakan yang akan dilakukan serta

asuhan yang akan diberikan, memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa

ibu akan dipimpin persalinan, membantu ibu mengatur posisi saat

persalinan, mengajarkan ibu cara meneran yang baik dan benar,

memberikan support mental pada ibu bahwa ibu dapat bersalin dengan

normal dan lancar, mendekatkan alat – alat persalinan dan memakai alat

perlindungan diri. Memeriksa tanda gejala kala II yaitu adanya dorongan

ingin meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva

membuka. Memimpin ibu untuk meneran saat kepala bayi berdiameter 5 –

6 cm di depan vulva, dan menolong persalinan dengan langkah APN.

Pukul 03.05 bayi lahir spontan, bugar, menangis kuat, gerakan aktif, jenis

kelamin laki-laki.

c. Kala III

Pada tanggal 21 Januari 2021 pukul 03.05 WIB ibu mengatakan masih

merasa mulas pada perutnya. Keadaan ibu baik, kesadaran composmentis.

Pemeriksaan abdomen TFU sepusat, uterus globuler, kontraksi uterus baik,

kandung kemih kosong. Pada pemeriksaan genitalia terlihat semburan

darah dari jalan lahir dan tampak tali pusat di depan vulva.
111

Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan diagnosa bahwa Ny “D”

umur 23 tahun P2A0 partus kala III.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan adalah melakukan informed

consent dengan cara menjelaskan tindakan yang akan dilakukan serta

asuhan yang akan diberikan, memberitahukan hasil pemeriksaan,

memastikan janin tunggal, melakukan manajemen aktif kala III yaitu,

menyuntikkan oksitosin 10 IU segera setelah bayi lahir secara IM di 1/3

anterolateral paha kanan atas luar ibu, melakukan peregangan tali pusat

terkendali (PTT) serta melahirkan plasenta, melakukan massage fundus

uterus selama 15 detik, memeriksa kelengkapan plasenta dan mengecek

adanya laserasi pada jalan lahir, serta mengajarkan kepada ibu dan

keluarga massage fundus uteri.

Pukul 03.15 WIB plasenta lahir spontan dan lengkap, diameter ±20

cm, panjang tali pusat ±50 cm, ketebalan ±4 cm, perdarahan ±100 cc, letak

sentralis, amnion dan kotiledon lengkap, tidak ada plasenta bilobata.

d. Kala IV

Pada tanggal 21 Januari 2021 pukul 03.30 WIB ibu mengatakan

senang atas kelahiran bayinya. Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan

didapatkan hasil keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan

darah 110/80 mmHg, nadi 84 x/menit, respirasi 21 x/menit, suhu 36,7 oC.

Hasil pemeriksaan abdomen TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus

baik, kandung kemih kosong. Pada pemeriksaan genitalia tidak terdapat

luka laserasi dan perdarahan  50 cc.


112

Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan diagnosa bahwa Ny “D”

umur 23 tahun P2A0 partus kala IV.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan adalah melakukan informed

consent dengan cara menjelaskan tindakan yang akan dilakukan serta

asuhan yang akan diberikan, memberitahukan hasil pemeriksaan,

membersihkan dan merapihkan ibu, mengajarkan ibu untuk memasase

fundus uteri, memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup, memberitahu

ibu untuk mobilisasi dini dan tidak menahan BAK dan BAB. Memberikan

Vitamin A 200.000 IU 2 kapsul, 1 kapsul diminum segera setelah

persalinan dan 1 kapsul diminum 24 jam setelah minum kapsul pertama.

Memberikan tablet tambah darah 1 x 60 mg. Melakukan observasi kala IV

setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua,

Melakukan dekontaminasi alat yang telah terpakai ke dalam larutan klorin

0,5 % selama 10 menit, mencuci alat, dan mensterilkan alat. Melakukan

pendokumentasian kedalam partograf. Ibu dan keluarga mengerti atas

penjelasan dan anjuran yang telah diberikan dan melakukan anjuran yang

telah diberikan.

4.2.3 Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas

a. Nifas 6 Jam

Pada tanggal 21 Januari 2021 pukul 09.05 WIB, ibu mengatakan

senang atas kelahiran bayinya namun masih merasakan sedikit mulas. Ibu

mengatakan sudah mampu berjalan ke kamar mandi serta sudah BAK.


113

Dari hasil pemeriksaan keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 89 x/menit, respirasi 19

x/menit, suhu 36,8 oC. Hasil pemeriksaan muka tidak pucat, tidak oedema,

pada pemeriksaan mata, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak

kekuningan, palpebra tidak oedema. Leher tidak ada pembengkakan pada

kelenjar getah bening dan tyroid. Payudara simetris, areola

hiperpigmentasi, puting susu menonjol, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri

tekan, pengeluaran kolostrum (+/+). Pada pemeriksaan abdomen tidak ada

luka bekas operasi, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik,

kandung kemih kosong dan tidak ada diastasis rekti. Pada pemeriksaan

genitalia, vulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada luka laserasi jalan

lahir, perdarahan  30 cc.

Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan diagnosa bahwa Ny “D”

umur 23 tahun P2A0 post partum 6 jam.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan adalah melakukan informed

consent dengan cara menjelaskan tindakan yang akan dilakukan serta

asuhan yang akan diberikan, memberitahukan hasil pemeriksaan.

Memberitahu ibu bahwa mulas yang dirasakannya adalah normal karena

uterus berkontraksi agar tidak terjadi perdarahan. Melakukan KIE tentang

nutrisi pada ibu nifas. Melakukan KIE tentang tanda bahaya pada masa

nifas. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama bagian

kemaluan. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI on demand dan ASI

eksklusif selama 6 bulan. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan

ulang pada tanggal 23 Januari 2021 atau apabila ibu ada keluhan. Ibu
114

mengerti atas penjelasan dan anjuran yang telah diberikan dan akan

melakukan anjuran yang telah diberikan.

b. Nifas 2 Hari

Pada tanggal 23 Januari 2021 pukul 10.00 WIB Ibu mengatakan ingin

melakukan kunjungan nifas 2 hari. Ibu mengatakan masih keluar sedikit

darah berwarna merah segar. Ibu mengatakan nafsu makan baik, istirahat

cukup, ASI ibu keluar dengan lancar, dan BAK serta BAB pun lancar.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum ibu baik,

kesadaran composmentis, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 90 x/menit,

respirasi 20 x/menit, suhu 36,7 oC. Pemeriksaan mata konjungtiva tidak

pucat, sklera tidak kekuningan, leher tidak ada pembengkakan kelenjar

tyroid dan kelenjar getah bening. Payudara simetris, puting susu menonjol,

areola hiperpigmentasi, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, ASI

(+/+). Pemeriksaan abdomen, tidak ada luka bekas operasi, kontraksi

uterus baik, TFU 3 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong dan tidak

ada diastasis rekti. Pemeriksaan genitalia vulva/vagina tidak ada kelainan,

lochea rubra. Pada ekstremitas tidak oedema, tidak ada varises. Refleks

patella +/+

Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan diagnosa bahwa Ny “D”

umur 23 tahun P2A0 post partum 2 hari

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan adalah melakukan informed

consent dengan cara menjelaskan tindakan yang akan dilakukan serta

asuhan yang akan diberikan, memberitahukan hasil pemeriksaan.


115

Memberitahu ibu bahwa darah yang keluar berwarna merah segar adalah

normal. Mengingatkan kembali tentang tanda bahaya pada masa nifas.

Mengingatkan kembali tentang nutrisi pada ibu nifas. Menganjurkan ibu

untuk menjaga kebersihan diri terutama bagian kemaluan. Menganjurkan

ibu untuk istirahat yang cukup. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang

cukup. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan

tanpa tambahan MPASI. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan

ulang berikutnya pada tanggal 28 Januari 2021 atau bila ibu ada keluhan.

Ibu mengerti atas penjelasan dan anjuran yang telah diberikan dan akan

melakukan anjuran yang telah diberikan.

c. Nifas 7 Hari

Pada tanggal 28 Januari 2021 pukul 09.00 WIB Ibu mengatakan ingin

melakukan kunjungan nifas 7 hari. Ibu mengatakan masih keluar sedikit

darah berwarna merah kecoklatan. Ibu mengatakan nafsu makan baik,

istirahat cukup, ASI ibu keluar dengan lancar, dan BAK serta BAB pun

lancar. Ibu mengatakan tidak ada keluhan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum ibu baik,

kesadaran composmentis, tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 84 x/menit,

respirasi 20 x/menit, suhu 36,5 oC. Pemeriksaan mata konjungtiva tidak

pucat, sklera tidak kekuningan, leher tidak ada pembengkakan kelenjar

tyroid dan kelenjar getah bening. Payudara simetris, puting susu menonjol,

areola hiperpigmentasi, tidak ada benjolan, tidak ada pembengkakan,

pengeluaran ASI (+/+). Pemeriksaan abdomen, tidak ada luka bekas


116

operasi, kontraksi uterus baik, TFU pertengahan pusat simphisis, kandung

kemih kosong dan tidak ada diastasis rekti. Pemeriksaan genitalia

vulva/vagina tidak ada kelainan, lochea sanguinolenta. Pada ekstremitas

tidak oedema, tidak ada varises. Refleks patella +/+. Tanda homan (-)

Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan diagnosa bahwa Ny “D”

umur 23 tahun P2A0 post partum 7 hari

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan adalah melakukan informed

consent dengan cara menjelaskan tindakan yang akan dilakukan serta

asuhan yang akan diberikan, memberitahukan hasil pemeriksaan.

Memberitahu ibu bahwa darah yang keluar berwarna merah kecoklatan

adalah normal. Mengajarkan ibu cara perawatan payudara dengan cara

memberikan kompres hangat dan kompres dingin pada payudara serta

memberikan pijitan. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang baik dan

benar. Mengingatkan kembali tentang tanda bahaya pada masa nifas.

Mengingatkan kembali tentang nutrisi pada ibu nifas. Menganjurkan ibu

untuk menjaga kebersihan diri terutama bagian kemaluan. Menganjurkan

ibu untuk istirahat yang cukup. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI

eksklusif selama 6 bulan tanpa tambahan MPASI. Memberitahu ibu

tentang macam-macam alat kontrasepsi dan imunisasi pada bayi.

Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang berikutnya pada

tanggal 18 Februari 2021 atau bila ibu ada keluhan. Ibu mengerti atas

penjelasan dan anjuran yang telah diberikan dan akan melakukan anjuran

yang telah diberikan.


117

d. Nifas 4 Minggu

Pada tanggal 18 Februari 2021 pukul 09.10 WIB Ibu mengatakan

ingin melakukan kunjungan nifas 4 minggu. Ibu mengatakan ASInya

keluar dengan lancar, dan tidak ada keluhan yang dirasakan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, keadaan umum ibu baik,

kesadaran composmentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82 x/menit,

respirasi 20 x/menit, suhu 36,5 oC. Pemeriksaan mata konjungtiva tidak

pucat, sklera tidak kekuningan, leher tidak ada pembengkakan kelenjar

tyroid dan kelenjar getah bening. Payudara simetris, puting susu menonjol,

areola hiperpigmentasi, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, ASI

(+/+). Pemeriksaan abdomen, tidak ada luka bekas operasi, kontraksi

uterus baik, TFU tidak teraba, kandung kemih kosong dan tidak ada

diastasis rekti. Pemeriksaan genitalia vulva/vagina tidak ada kelainan,

lochea alba, anus tidak ada haemoroid. Pada ekstremitas tidak oedema,

tidak ada varises. Refleks patella +/+. Tanda homan (-)

Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan diagnosa bahwa Ny “D”

umur 23 tahun P2A0 post partum 4 minggu.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan adalah melakukan informed

consent dengan cara menjelaskan tindakan yang akan dilakukan serta

asuhan yang akan diberikan, memberitahukan hasil pemeriksaan.

Mengingatkan kembali tentang tanda bahaya pada masa nifas.

Mengingatkan kembali tentang nutrisi pada ibu nifas. Menganjurkan ibu

untuk menjaga kebersihan diri terutama bagian kemaluan. Menganjurkan


118

ibu untuk istirahat yang cukup. Menganjurkan ibu untuk melakukan

perawatan payudara. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif

selama 6 bulan tanpda tambahan MPASI. Mengajarkan ibu cara perawatan

bayi sehari-hari. Menjelaskan kepada ibu tentang imunisasi pada bayi dan

alat kontrasepsi yang akan digunakan oleh ibu. Menganjurkan ibu untuk

melakukan kunjungan ulang berikutnya pada tanggal 04 Maret 2021 atau

bila ibu ada keluhan. Ibu mengerti atas penjelasan dan anjuran yang telah

diberikan dan akan melakukan anjuran yang telah diberikan.

e. Nifas 6 Minggu

Pada tanggal 04 Maret 2021 pukul 09.00 WIB ibu mengatakan ingin

menggunakan alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan dan tidak ada keluhan

yang dirasakan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 86 x/menit, respirasi 20

x/menit, suhu 36,5 oC, pemeriksaan muka tidak pucat, tidak oedema.

Pemeriksaan mata konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kekuningan,

palpebra tidak oedema. Leher tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan

kelenjar getah bening. Payudara simetris, puting susu menonjol, areola

hiperpigmentasi, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, ASI (+/+).

Pemeriksaan abdomen tidak ada luka bekas operasi, TFU tidak teraba,

kandung kemih kosong dan tidak ada diastasis rekti. Pemeriksaan genitalia

vulva vagina tidak ada kelainan, tidak oedema, tidak varises, tidak ada

pembengkakan kelenjar bartolini dan scene, tidak ada perdarahan, anus


119

tidak ada haemoroid. Pada ekstremitas tidak oedema, tidak ada varises.

Refleks patella +/+. Tanda homan (-).

Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan diagnosa bahwa Ny “D”

umur 23 tahun P2A0 post partum 6 minggu.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan adalah melakukan informed

consent dengan cara menjelaskan tindakan yang akan dilakukan serta

asuhan yang akan diberikan. Mengingatkan kembali tentang nutrisi pada

ibu nifas. Mengingatkan kembali tentang tanda bahaya pada masa nifas.

Memberikan pelayanan KB suntik 3 bulan. Menjelaskan kepada ibu

tentang efek samping serta kekurangan dan kelebihan KB suntik 3 bulan.

Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang KB berikutnya pada

tanggal 27 Mei 2021 atau jika ada keluhan. Ibu mengerti atas penjelasan

dan anjuran yang telah diberikan dan akan melakukan anjuran yang telah

diberikan.

4.2.4 Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

a. Bayi Baru Lahir 0 Jam

Pada hari Kamis, 21 Januari 2021 pukul 03.05 WIB, bayi lahir spontan

bugar, menangis kuat, warna kulit kemerahan dan gerakan aktif. Bayi

dilahirkan pada usia kehamilan 38 minggu.

Dari hasil pemeriksaan tersebut, dapat diambil diagnosa bahwa

Neonatus Ny “D” cukup bulan sesuai masa kehamilan.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan yaitu melakukan informed

consent sebelum dilakukan pemeriksaan kedua dengan cara menjelaskan


120

tindakan yang akan dilakukan serta asuhan yang akan diberikan.

Mengeringkan bayi secepat mungkin dengan kain kering agar tidak terjadi

hipotermi, bayi sudah dikeringkan dan tidak mengalami hipotermi.

Melakukan pemotongan tali pusat. Melakukan Inisiasi Menyusu Dini, bayi

sudah dilakukan Inisiasi Menyusu Dini selama ±1 jam.

b. Bayi Baru Lahir 6 Jam

Pada hari Kamis, 21 Januari 2021 pukul 09.30 WIB, Ibu mengatakan

bayinya aktif dan sudah diberikan ASI 2 jam setelah lahir.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, keadaan umum baik, kesadaran

composmentis, HR: 148x/m, RR: 46x/m, S: 36,8o C. Hasil pemeriksaan

antropometri berat badan 3.000 gram, panjang badan 51 cm, lingkar kepala

33 cm, lingkar dada 34 cm, lingkar perut 33 cm. Kepala tidak ada caput

succadenum, tidak ada cephal hematoma. Ubun-ubun cekung. Mata

simetris, sklera tidak kekuningan. Telinga simetris, bersih, daun telinga

terbentuk. Hidung simetris, bersih, terdapat 2 lubang hidung dan septum

berada di tengah. Mulut tidak ada labioskizis, tidak ada palatoskizis dan

tidak ada labiopalatoskizis. Dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada.

Abdomen tidak ada perdarahan tali pusat. Ekstremitas simetris, jumlah jari

lengkap, tidak ada sindaktil dan polidaktil. Genetalia testis sudah turun,

terdapat lubang pada penis. Terdapat lubang anus. Punggung tidak ada

spina bifida. Refleks Rooting (+), refleks sucking (+), refleks grasping (+),

refleks swallowing (+), refleks moro (+), refleks babynsky (+).


121

Dari hasil pemeriksaan tersebut, dapat diambil diagnosa bahwa

Neonatus Ny “D” umur 6 jam cukup bulan sesuai masa kehamilan.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan yaitu melakukan informed

consent sebelum dilakukan pemeriksaan dengan cara menjelaskan

tindakan yang akan dilakukan serta asuhan yang akan diberikan.

Melakukan perawatan bayi baru lahir pada 1 jam pertama kelahiran bayi

yaitu mengoleskan salep mata tetrasiklin 1% pada kedua mata bayi dan

menyuntikan Vitamin K1 1mg pada anterolateral paha kiri bayi secara IM,

bayi sudah di beri salep mata dan disuntikan Vit K1. Menjaga kehangatan

bayi, bayi sudah dipakaikan baju dan diselimuti Memandikan bayi dan

mengeringkan bayi secepat mungkin dengan kain kering agar tidak terjadi

hipotermi. Menjaga kehangatan bayi, dengan memakaikan pakaian dan

diselimuti. Menyuntikan imunisasi HB0 0.5 cc di anterolateral paha kanan

bayi. Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan

memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa tambahan MPASI.

Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir.

Mengajarkan ibu tentang perawatan bayi sehari-hari dan perawatan tali

pusat. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 hari berikutnya yaitu

pada hari Sabtu, tanggal 23 Januari 2021 atau bila bayi ada keluhan. Ibu

mengerti atas penjelasan dan anjuran yang telah diberikan dan akan

melakukan anjuran yang telah diberikan.


122

c. Bayi Baru Lahir 2 Hari

Pada hari Sabtu, tanggal 23 Januari 2021 pukul 10.30 WIB, Ibu

mengatakan bayinya dalam keadaan sehat, menyusu sangat kuat, bayinya

diberikan ASI eksklusif, tali pusatnya masih basah, BAK 8 kali sehari dan

BAB 2 kali sehari.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, keadaan umum baik, kesadaran

composmentis, HR: 142x/m, RR: 48x/m, S: 36,9o C. Pemeriksaan

abdomen tali pusat basah, tidak ada perdarahan dan tanda infeksi pada tali

pusat. Refleks Rooting (+), refleks sucking (+), refleks grasping (+),

refleks swallowing (+), refleks moro (+), refleks babynsky (+).

Dari hasil pemeriksaan tersebut, dapat diambil diagnosa bahwa

Neonatus Ny. “D” umur 2 hari.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan yaitu melakukan informed

consent sebelum dilakukan pemeriksaan kedua dengan cara menjelaskan

tindakan yang akan dilakukan serta asuhan yang akan diberikan.

Mengingatkan kembali untuk menjaga kehangatan bayi. Menjelaskan

kembali tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir. Memberitahu ibu untuk

menyusui bayinya sesering mungkin dan mengingatkan kembali untuk

tetap memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan tanpa tambahan MPASI.

Menjelaskan kembali tentang perawatan bayi sehari-hari dan perawatan

tali pusat. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 3 minggu berikutnya

yaitu pada hari Kamis tanggal 28 Januari 2021 atau jika ada keluhan. Ibu
123

mengerti atas penjelasan dan anjuran yang telah diberikan dan akan

melakukan anjuran yang telah diberikan.

d. Bayi Baru Lahir 7 Hari

Pada hari Kamis, tanggal 28 Januari 2021 pukul 09.30 WIB, Ibu

mengatakan bayinya dalam keadaan sehat, menyusu sangat kuat, bayinya

diberikan ASI eksklusif, tali pusatnya kering dan sudah lepas pada hari ke-

4.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, keadaan umum baik, kesadaran

composmentis, HR: 128x/m, RR: 54x/m, S: 36,9o C. Hasil pemeriksaan

antropometri berat badan 3.100 gram, panjang badan 51 cm, lingkar kepala

34 cm, lingkar dada 34 cm, lingkar perut 33 cm. Pemeriksaan abdomen tali

pusat kering dan sudah lepas. Refleks Rooting (+), refleks sucking (+),

refleks grasping (+), refleks swallowing (+), refleks moro (+), refleks

babynsky (+).

Dari hasil pemeriksaan tersebut, dapat diambil diagnosa bahwa

Neonatus Ny. “D” umur 7 hari.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan yaitu melakukan informed

consent sebelum dilakukan pemeriksaan dengan cara menjelaskan

tindakan yang akan dilakukan serta asuhan yang akan diberikan.

Mengingatkan kembali untuk menjaga kehangatan bayi. Menjelaskan

kembali tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir. Memberitahu ibu untuk

menyusui bayinya sesering mungkin dan mengingatkan kembali untuk

tetap memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan tanpa tambahan MPASI.


124

Memberitahu ibu untuk imunisasi bayinya saat usia 1 bulan yaitu

imunisasi BCG dan polio I. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 3

minggu berikutnya yaitu pada hari Kamis tanggal 18 Februari 2021 atau

jika ada keluhan. Ibu mengerti atas penjelasan dan anjuran yang telah

diberikan dan akan melakukan anjuran yang telah diberikan.

e. Bayi Baru Lahir 4 Minggu

Pada hari Kamis, tanggal 18 Februari 2021 pukul 09.40 WIB, Ibu

mengatakan bayinya dalam keadaan sehat, menyusu sangat kuat, dan

masih diberikan ASI eksklusif. Ibu mengatakan bayinya ingin diimunisasi

BCG dan polio I.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, HR: 136x/m, RR: 56x/m, S: 36,8o C. Hasil pemeriksaan

antropometri berat badan 4.100 gram, panjang badan 55 cm, lingkar kepala

35 cm, lingkar dada 36 cm, lingkar perut 35 cm. Pemeriksaan abdomen tali

pusat sudah lepas. Refleks Rooting (+), refleks sucking (+), refleks

grasping (+), refleks swallowing (+), refleks moro (+), refleks babynsky

(+).

Dari hasil pemeriksaan tersebut, dapat diambil diagnosa bahwa

Neonatus Ny “D” umur 4 minggu.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan yaitu melakukan informed

consent sebelum dilakukan pemeriksaan dengan cara menjelaskan

tindakan yang akan dilakukan serta asuhan yang akan diberikan.

Menjelaskan kembali tentang tanda bahaya bayi baru lahir. Memberikan


125

imunisasi BCG dan polio I pada bayi. Menjelaskan kepada ibu tentang

imunisasi yang telah diberikan kepada bayinya serta efek samping dari

BCG dan polio I. Memberitahukan kembali pada ibu untuk menyusui

bayinya secara eksklusif selama 6 bulan. Menganjurkan ibu untuk

membawa bayinya kembali ke posyandu untuk mendapatkan imunisasi

secara lengkap sesuai jadwal pada KMS serta memantau pertumbuhan dan

perkembangan bayinya. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2

minggu kemudian yaitu pada hari Kamis tanggal 04 Maret 2021 atau jika

ada keluhan. Ibu mengerti atas penjelasan dan anjuran yang telah diberikan

dan akan melakukan anjuran yang telah diberikan.

f. Bayi 6 Minggu

Pada hari Kamis, tanggal 04 Maret 2021 pukul 09.30 WIB, ibu

mengatakan bayinya dalam keadaan sehat, bayi sudah diimunisasi BCG

dan polio I, bayi menyusu kuat dan masih diberikan ASI eksklusif.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, keadaan umum ibu baik, kesadaran

composmentis, HR: 150x/m, RR: 48x/m, S: 36,7o C. Hasil pemeriksaan

antropometri berat badan 4.600 gram, panjang badan 58 cm, lingkar kepala

37 cm, lingkar dada 37 cm, lingkar perut 35 cm. Refleks Rooting (+),

refleks sucking (+), refleks grasping (+), refleks swallowing (+), refleks

moro (+), refleks babynsky (+).

Dari hasil pemeriksaan tersebut, dapat diambil diagnosa bahwa Bayi

Ny “D” umur 6 minggu.


126

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan yaitu melakukan informed

consent sebelum dilakukan pemeriksaan kedua dengan cara menjelaskan

tindakan yang akan dilakukan serta asuhan yang akan diberikan.

Memberitahu ibu untuk melanjutkan imunisasi pada bayinya sesuai

jadwal. Memberitahukan kembali pada ibu untuk menyusui bayinya secara

eksklusif selama 6 bulan tanpa tambahan MPASI. Menganjurkan ibu

untuk membawa bayinya kembali ke posyandu untuk mendapatkan

imunisasi secara lengkap sesuai jadwal pada KMS serta memantau

pertumbuhan dan perkembangan bayinya. Ibu mengerti atas penjelasan

dan anjuran yang telah diberikan serta mau mengikuti anjuran yang

diberikan bidan untuk membawa bayinya ke posyandu secara rutin setiap

bulan.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan

a. Kunjungan Pertama (ANC I)

Dalam penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil untuk

pertama kali, penulis berusaha menciptakan perasaan aman dan nyaman

kepada pasien dan juga keluarga, sesuai dengan teori Yulizawati, 2017

yang menyatakan bahwa langkah–langkah asuhan kehamilan yang pertama

adalah ciptakan rasa percaya dengan menyapa ibu dan keluarga seramah

mungkin dan membuatnya merasa nyaman.

Setelah itu penulis melakukan anamnesa untuk mengetahui riwayat

dan juga keluhan–keluhan yang dirasakan oleh ibu. Sesuai dengan teori
127

Kusmiyati, 2010 yang menyatakan bahwa manajemen asuhan kebidanan

pada ibu hamil yang pertama adalah pengkajian dan pengumpulan data,

cara ini dilakukan pertama kali ketika akan memberikan asuhan kebidanan,

yaitu dengan cara melakukan anamnesis pada pasien tentang identitas, data

demografi, riwayat kesehatan, riwayat menstruasi, riwayat ginekologi serta

pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan fisik khusus kehamilan dan

pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium.

Ibu mengeluh sering pusing apabila terlalu capek. Hal ini disebabkan

karena ibu jarang tidur siang. Penulis menganjurkan ibu untuk menjaga

pola istirahatnya. Hal ini sesuai dengan teori Nugroho, 2014 yaitu ibu

hamil sebaiknya memiliki jam istirahat atau tidur yang cukup. Kurang

istirahat atau tidur dapat menyebabkan ibu hamil terlihat pucat, pusing,

lesu dan kurang gairah. Usahakan tidur malam kurang lebih 8 jam dan

tidur siang kurang lebih 1 jam.

Berdasarkan hasil anamnesis pada Ny “D” diketahui hari pertama

haid terakhir (HPHT) ibu tanggal 25 April 2020 dan taksiran persalinan

(TP) tanggal 02 Februari 2021 sehingga usia kehamilan Ny “D” pada saat

pemeriksaan kehamilan pertama adalah 33 minggu. Hal ini sesuai dengan

teori Yulizawati, 2017 yang menyatakan apabila HPHT pada bulan Januari

dan pertengahan Maret (sebelum dari tanggal 25) menggunakan rumus =

+7 +9 +0) dan apabila HPHT lebih dari pertengahan Maret (dari tanggal

25 dan selebihnya) dan bulan seterusnya sampai akhir Desember

menggunakan rumus = +7 -3 +1.


128

Ibu merasakan gerakan janin lebih dari 10 kali dalam sehari, Hal ini

sesuai dengan teori Yulifah, 2011 yang menyatakan bahwa kesejahteraan

janin dapat diketahui dari keaktifan gerakannya. Minimal 10 kali dalam 24

jam. Jika kurang dari itu, waspada akan adanya gangguan janin dalam

rahim, misalnya asfiksia janin sampai kematian

Ibu sudah mendapatkan imunisasi TT sebanyak empat kali yaitu TT1

pada saat ingin menikah, TT2 pada awal kehamilan anak pertama, TT3

diberikan pada saat usia kehamilan anak pertama 32 minggu dan TT4

diberikan pada saat usia kehamilan sekarang 20 minggu. Hal ini sesuai

dengan rancangan Permenkes nomor 12 tahun 2017 yang menyatakan

bahwa pemberian imunisasi Tetanus Toksoid diberikan ntuk mencegah

terjadinya tetanus toksoid, ibu hamil harus mendapatkan imunasi Tetanus

Toksoid (TT2) agar mendapatkan perlindungan terhadap infeksi tetanus.

Pemberian imunisasi TT disesuaikan dengan status imunisasi TT pada saat

itu. TT 1 diberikan pada awal kunjungan, TT2 diberikan 1 bulan setelah

TT1, TT3 diberikan 6 bulan setelah TT2, TT4 diberikan 12 bulan setelah

TT3, TT5 diberikan 12 bulan setelah TT4.

Berdasarkan hasil pemeriksaan kehamilan pertama, tinggi badan ibu

155 cm dan dikatakan normal, hal ini sesuai dengan teori Mandriwati,

2011 yang menyatakan bahwa ukuran tinggi badan menentukan ukuran

panggul ibu, karena tinggi badan ibu hamil yang kurang dari 145 cm

menunjukkan bahwa ukuran panggulnya kecil sehingga ibu beresiko tidak

bisa melahirkan pervaginam. Pada pemeriksaan berat badan, berat badan


129

ibu saat ini 48 kg, dan berdasarkan pengakuan ibu bahwa berat badan ibu

sebelum hamil yaitu 40 kg sehingga bisa disimpulkan bahwa kenaikan

berat badan ibu dari sebelum hamil sampai usia kehamialn 33 minggu

adalah 8 kg. Berdasarkan hasil tersebut sesuai dengan yang dinyatakan

oleh Kemenkes RI 2010 dalam buku Pedoman Pemantauan Wilayah

Setempat Kesehatan Ibu dan Anak bahwa pertambahan berat badan ibu

hamil yang normal selama kehamilan yaitu sebanyak 9-12 kg. Adapun

menurut Morgan, 2009 pertambahan berat badan yang diharapkan pada

trisemester I mengalami pertambahan 2-4 kg, pada trisemester II

mengalami pertambahan 0,4 kg per minggu, pada trisemester III

mengalami pertambahan 0,5 kg atau kurang perminggu. Hasil pengukuran

lingkar lengan atas (LILA) ibu menunjukkan angka 24 cm. Lila ibu

tergolong normal, hal ini sesuai dengan teori Mandriwati, 2011 yang

menyatakan bahwa bila lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm

menunjukan ibu hamil menderita Kurang Energi Kronis (KEK) dan

berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

Tekanan darah juga perlu diukur untuk mengetahui apakah tekanan

darah ibu normal atau tidak. Pada pemeriksaan didapatkan hasil tekanan

darah ibu normal yaitu 100/70 mmHg sesuai dengan teori Mandriwati,

2011 yang menyatakan bahwa pengukuran tekanan darah dilakukan untuk

mendeteksi apakah tekanan darah normal atau tidak, tekanan darah yang

tinggi (tekanan darah mencapai 140/90 mmHg, atau kenaikan sistolik

(angka atas) mencapai 30 mmHg dan tekanan diastolik (angka bawah) 15

mmHg diatas nilai normal) dapat membuat ibu mengalami keracunan


130

kehamilan, baik ringan maupun berat bahkan sampai kejang-kejang.

Sementara tekanan darah yang rendah juga menyebabkan pusing dan

lemah.

Pada pemeriksaan palpasi abdomen, sesuai dengan teori Kusmiyati,

2011 yang menyatakan bahwa leopold I teraba bulat, lunak, tidak

melenting yang merupakan sifat bokong. Leopold II teraba bagian kecil

seperti ekstremitas di sebelah kanan dan teraba tahanan memanjang seperti

papan di sebelah kiri (puki). Leopold III teraba bulat, keras, melenting

yang merupakan sifat kepala. Leopold IV bagian terendah janin belum

masuk pintu atas panggul (Konvergen). Pada pengukuran tinggi fundus

uteri (TFU) setinggi 28 cm. Hal ini sesuai dengan teori Ika Pantikawati

dan Saryono, 2010 yang menyatakan bahwa TFU pada usia kehamilan 32

minggu adalah 27 cm. Dapat kita lihat bahwa TFU Ny. “D” tidak terlalu

jauh atau sesuai dengan teori tersebut. Pengukuran Taksiran Berat Badan

Janin (TBBJ) diperoleh menggunakan rumus Johnson yaitu (28-13) x 155

= 2.325 gram. Hasil ini dapat dikatakan normal sesuai dengan teori

Sinclair, 2010 yang menyatakan bahwa berat janin normal usia kehamilan

32-33 minggu minimal 1810 gram. Hasil pemeriksaan detak jantung janin

(DJJ) yaitu 138 x/menit dan masih tergolong normal, sesuai dengan teori

Mandriwati, 2011 yang menyatakan bahwa jika denyut jantung janin < 120

kali per menit atau > 160 kali per menit menunjukan ada tanda gawat janin

dan harus dilakukan rujukan.


131

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan

laboratorium. Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan pada setiap

ibu hamil yaitu haemoglobin, golongan darah, protein urin, dan

pemeriksaan spesifik daerah endemis atau epidemic (malaria, IMS, HIV,

dan lain-lain). Hal ini sesuai dengan Permenkes nomor 25 tahun 2015

yang menyatakan bahwa pemeriksaan laboratorium selama kehamilan

merupakan salah satu komponen penting dalam pemeriksaan antenatal dan

identifikasi risiko komplikasi kehamilan. Hasil pemeriksaan cek

laboratorium didapatkan hasil Hb 11 gr%, yang menunjukkan bahwa ibu

tidak mengalami anemia. Hal ini sesuai dengan teori Aritonang, 2015 yang

menyatakan bahwa anemia kehamilan adalah kondisi tubuh dengan kadar

hemoglobin dalam darah darah ibu <11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau

kadar Hb <10,5 gr% pada trimester 2.

Asuhan yang diberikan pada ibu adalah melakukan konseling, hal ini

sesuai dengan teori Depkes, 2013 yang menyatakan bahwa temu wicara

(konseling) dilakukan atau diberikan pada ibu hamil setiap kali

pemeriksaan. Konseling yang disampaikan anatara lain yaitu kesehatan ibu

hamil, dengan beristirahat yang cukup selama kehamilannya (sekitar 9-10

jam per hari) dan tidak bekerja berat, perilaku hidup bersih dan sehat,

kesehatan ibu, peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan

persalinan, tanda bahaya kehamilan dan asupan gizi seimbang. Melakukan

KIE tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III serta

bagaimana cara mengatasinya. Pusing pada ibu hamil trimester III

merupakan hal yang normal namun tidak boleh disepelekan. Hal ini sesuai
132

dengan teori Nugroho, 2014 yang menyatakan bahwa untuk mengatasi

pusing, ibu hamil sebaiknya memiliki jam istirahat atau tidur yang cukup.

Kurang istirahat atau tidur dapat menyebabkan ibu hamil terlihat pucat,

lesu dan kurang gairah. Usahakan tidur malam kurang lebih 8 jam dan

tidur siang kurang lebih 1 jam. Melakukan KIE tentang tanda bahaya

kehamilan. Menjelaskan dan mengajarkan ibu cara senam hamil. Hal ini

sesuai dengan teori Hidayati, 2019 yang menyatakan bahwa manfaat

senam hamil adalah melatih otot yang akan membantu dalam proses

persalinan. Setiap gerakan senam hamil terkandung unsur teknik relaksasi.

Senam hamil terdapat teknik olah pernafasan, yang dapat membantu ibu

untuk menstabilkan emosi. Pada senam hamil ibu mendapatkan informasi

untuk mempersiapkan diri dalam menjalani persalinan. Sehingga

kecemasan, rasa takut dan rasa sakit dapat berkurang melalui relaksasi.

Memberikan susu ibu hamil untuk membantu mencukupi gizi harian ibu

hamil hal ini sesuai dengan teori Roito, 2018 yang menyatakan bahwa zat

– zat penting seperti zat tenaga, zat pembangun, mineral, yang berfungsi

untuk pembentukan organ – organ tersebut dapat dilengkapi dengan

asupan susu ibu hamil. Memberikan tablet Fe 1x60 mg/hari, hal ini sesaui

dengan teori Prawirohardjo, 2014 yang mennyatakan bahwa setiap ibu

hamil harus mendapatkan tablet tambah darah dan asam folat minimal 90

tablet selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama, zat besi

berguna untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal. Memberikan

kalsium 1x500 mg/hari, hal ini sesuai dengan teori Mulya, 2014 yang

menyatakan bahwa wanita hamil dan menyusui membutuhkan lebih


133

banyak kalsium, yaitu setidaknya 1500 mg sehari. Selain dari tablet,

kalsium juga dapat diperoleh dari makanan sehari-hari seperti susu,

yoghurt, keju, ikan, sarden, tempe, tahu, dll. Kalsium dibutuhkan untuk

pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot dan rangka.

b. Kunjungan Kedua (ANC II)

Pada pemeriksaan kehamilan kedua, ibu mengatakan tidak ada

keluhan. Pusing yang dirasakannya pun sudah mulai berkurang dan hilang.

Hal ini dikarenakan ibu sudah mencoba merubah pola istirahatnya dengan

tidur siang selama ±30 menit.

Pada pengukuran berat badan, didapatkan hasil 48 kg, dari hasil ini

dapat disimpulkan bahwa tidak ada penambahan berat badan pada ibu

namun masih tergolong normal. Hal ini sesuai dengan teori Morgan, 2009

yang menyatakan bahwa pertambahan berat badan yang diharapkan pada

trisemester III mengalami pertambahan 0,5 kg atau kurang perminggu.

Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU) didapatkan hasil 29 cm.

Pengukuran Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ) diperoleh menggunakan

rumus Johnson yaitu yaitu (29-13) x 155 = 2.480 gram. Hasil ini dapat

dikatakan normal, hal ini sesuai dengan teori Sinclair, 2010 yang

menyatakan bahwa berat janin normal usia kehamilan 34-35 minggu

adalah minimal 2250 gram. Pada kunjungan kedua dilakukan pemeriksaan

laboratorium ulang dan didapatkan hasil Hb 10,9 gr%. Hal ini sesuai

dengan teori Aritonang, 2015 yang menyatakan bahwa Jika kondisi tubuh

dengan kadar hemoglobin dalam darah darah ibu <11 gr% pada trimester 1
134

dan 3 atau kadar Hb <10,5 gr% pada trimester 2 maka ibu mengalami

anemia.

Asuhan yang diberikan adalah melakukan KIE tentang tanda bahaya

kehamilan. Melakukan KIE tentang gizi seimbang pada ibu hamil.

Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan menghindari keletihan.

Hal ini sesuai dengan teori Nugroho, 2014 yang menyatakan bahwa untuk

mengatasi pusing, ibu hamil sebaiknya memiliki jam istirahat atau tidur

yang cukup. Kurang istirahat atau tidur dapat menyebabkan ibu hamil

terlihat pucat, lesu dan kurang gairah. Usahakan tidur malam kurang lebih

8 jam dan tidur siang kurang lebih 1 jam. Melakukan KIE tentang personal

hygiene. Melakukan KIE tentang tanda – tanda persalinan. Melakukan

KIE tentang persiapan persalinan sebagai implementasi dari tujuan asuhan

kehamilan. Hal ini sesuai dengan teori Romauli, 2014 yang menyatakan

bahwa salah satu tujuan dari asuhan kehamilan adalah mempersiapkan

persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu dan bayinya

dengan trauma seminimal mungkin. Menjelaskan dan mengajarkan ibu

cara senam hamil. Hal ini sesuai dengan teori Hidayati, 2019 yang

menyatakan bahwa manfaat senam hamil adalah melatih otot yang akan

membantu dalam proses persalinan. Setiap gerakan senam hamil

terkandung unsur teknik relaksasi. Senam hamil terdapat teknik olah

pernafasan, yang dapat membantu ibu untuk menstabilkan emosi. Pada

senam hamil ibu mendapatkan informasi untuk mempersiapkan diri dalam

menjalani persalinan. Sehingga kecemasan, rasa takut dan rasa sakit dapat

berkurang melalui relaksasi. Memberikan buah-buahan seperti jeruk untuk


135

membantu meningkatkan kadar Hb ibu. Melanjutkan pemberian tablet Fe

1x60 mg/hari, hal ini sesaui dengan teori Prawirohardjo, 2014 yang

mennyatakan bahwa setiap ibu hamil harus mendapatkan tablet tambah

darah dan asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan

sejak kontak pertama, zat besi berguna untuk menjaga konsentrasi

hemoglobin yang normal. Memberikan kalsium 1x500 mg/hari, hal ini

sesuai dengan teori Mulya, 2014 yang menyatakan bahwa wanita hamil

dan menyusui membutuhkan lebih banyak kalsium, yaitu setidaknya 1500

mg sehari. Selain dari tablet, kalsium juga dapat diperoleh dari makanan

sehari-hari seperti susu, yoghurt, keju, ikan, sarden, tempe, tahu, dll.

Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi

pengembangan otot dan rangka.

c. Kunjungan Ketiga (ANC III)

Pada pemeriksaan kehamilan ketiga, ibu mengatakan tidak ada

keluhan. Pada pengukuran berat badan, didapatkan hasil 49 kg, dari hasil

ini dapat disimpulkan bahwa penambahan berat badan ibu dari sebelum

hamil sampai usia kehamilan ibu 36 minggu sebanyak 9 kg. Jumlah ini

tergolong normal, sesuai dengan yang dinyatakan Kemenkes RI 2010

dalam Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak

bahwa pertambahan berat badan ibu hamil yang normal selama kehamilan

yaitu sebanyak 9-12 kg. Berdasarkan hasil pemeriksaan leopold IV, bagian

terendah janin sudah masuk pintu atas panggul (Divergen) 4/5 dan Tinggi

Fundus Uteri (TFU) didapatkan hasil 30 cm. Hal ini sesuai dengan teori

Ika Pantikawati dan Saryono, 2010 yang menyatakan bahwa TFU pada
136

usia kehamilan 36 minggu adalah 30 cm. Pengukuran Taksiran Berat

Badan Janin (TBBJ) diperoleh menggunakan rumus Johnson yaitu yaitu

(30-12) x 155 = 2.790 gram. Pada kunjungan ketiga dilakukan

pemeriksaan laboratorium ulang, dan didapatkan hasil Hb 11,5 gr%. Dari

hasil ini dapat disimpulkan bahwa adanya kenaikan kadar Hb ibu dari

pemeriksaan sebelumnya sebanyak 0,06 gr%. Hal ini sesuai dengan teori

Aritonang, 2015 yang menyatakan bahwa jika kondisi tubuh dengan kadar

hemoglobin dalam darah darah ibu <11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau

kadar Hb <10,5 gr% pada trimester 2 maka ibu mengalami anemia.

Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui kadar Hb ibu saat

menjelang persalinan.

Asuhan yang diberikan adalah melakukan KIE tentang tanda bahaya

kehamilan. Melakukan KIE tentang gizi seimbang pada ibu hamil.

Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan menghindari keletihan.

Hal ini sesuai dengan teori Nugroho, 2014 yang menyatakan bahwa untuk

mengatasi pusing, ibu hamil sebaiknya memiliki jam istirahat atau tidur

yang cukup. Kurang istirahat atau tidur dapat menyebabkan ibu hamil

terlihat pucat, lesu dan kurang gairah. Usahakan tidur malam kurang lebih

8 jam dan tidur siang kurang lebih 1 jam. Melakukan KIE tentang personal

hygiene. Melakukan KIE tentang tanda – tanda persalinan. Melakukan

KIE tentang persiapan persalinan sebagai implementasi dari tujuan asuhan

kehamilan. Hal ini sesuai dengan teori Romauli, 2014 yang menyatakan

bahwa salah satu tujuan dari asuhan kehamilan adalah mempersiapkan

persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu dan bayinya


137

dengan trauma seminimal mungkin. Mengajarkan ibu teknik relaksasi

yang baik. Hal ini sesuai dengan teori Kuswandi, 2013 yang menyatakan

bahwa Melalui latihan relaksasi dan rajin menanamkan afirmasi positif,

ibu hamil akan mampu menetralisir semua rekaman-rekaman negatif

dipikiran bawah sadarnya mengenai kehamilan dan proses persalinannya.

Memberikan susu ibu hamil untuk membantu mencukupi gizi harian ibu

hamil hal ini sesuai dengan teori Roito, 2018 yang menyatakan bahwa zat

– zat penting seperti zat tenaga, zat pembangun, mineral, yang berfungsi

untuk pembentukan organ – organ tersebut dapat dilengkapi dengan

asupan susu ibu hamil. Melanjutkan pemberian tablet Fe 1x60 mg/hari, hal

ini sesaui dengan teori Prawirohardjo, 2014 yang mennyatakan bahwa

setiap ibu hamil harus mendapatkan tablet tambah darah dan asam folat

minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama,

zat besi berguna untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal.

Memberikan kalsium 1x500 mg/hari, hal ini sesuai dengan teori Mulya,

2014 yang menyatakan bahwa wanita hamil dan menyusui membutuhkan

lebih banyak kalsium, yaitu setidaknya 1500 mg sehari. Kalsium

dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan otot

dan rangka.

4.3.2 Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan

a. Kala I

Pada tanggal 21 Januari 2021 pukul 02.00 WIB ibu datang ke

Puskesmas “K” diantar oleh keluarganya, ibu mengatakan mulas – mulas


138

dan keluar lendir bercampur darah sejak 00.00 WIB, dan belum keluar air

– air. Berdasarkan keluhan yang dirasakan oleh ibu, ibu sudah memasuki

tanda – tanda inpartu. Hal ini sesuai dengan teori Kumalasari, 2015 yang

menyatakan bahwa seorang ibu hamil memasuki masa inpartu ditandai

adanya rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan

teratur, selain itu keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak

karena robekan-robekan kecil pada serviks dan pada pemeriksaan dalam,

serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, kontraksi atau his terjadi his 4 kali

dalam 10 menit lamanya 40 detik. Durasi his menunjukkan bahwa ibu

memasuki fase aktif persalinan, Hal ini sesuai dengan teori Ilmiah, 2015

yang menyatakan bahwa karena pada fase aktif, his terjadi minimal 2 kali

kontraksi dalam 10 menit dan lama kontraksi 25 detik atau lebih. Denyut

Jantung Janin (DJJ) menunjukan frekuensi 136 x/menit secara teratur.

Kondisi kesehatan janin yang diobservasi melalui DJJ masih tergolong

normal, hal ini sesuai dengan teori Mandriwati, 2011 yang menyatakan

bahwa DJJ yang normalnya <120 kali per menit atau >160 kali per menit.

Pada pemeriksaan genitalia didapatkan hasil vulva/vagina tidak ada

keluhan, tidak ada varises, tidak ada keputihan, tidak ada pembengkakan

kelenjar bartholini dan skene, tidak ada benjolan. Hasil pemeriksaan dalam

tidak ada tumor jalan lahir, portio tipis, pembukaan 9 cm, ketuban (+),

presentasi kepala, penurunan kepala Hodge II, denominator ubun – ubun

kecil (UUK) kiri depan, molase 0. Dari pemeriksaan dalam, dapat


139

dipastikan ibu telah memasuki kala I persalinan fase aktif, hal ini sesuai

dengan teori Rohani, 2011 yang menyatakan bahwa kala I persalinan fase

aktif dimulai sejak serviks membuka dari 4 cm sampai 10 cm. Dari hasil

pemeriksaan tersebut, dapat disimpulkan pula tidak adanya molase

(molase 0) menunjukan bahwa ruang panggul ibu cukup untuk dilewati

bayi.

Penatalaksaan asuhan yang diberikan kepada ibu memberikan support

dan dukungan penuh kepada ibu untuk tetap sabar dan kuat saat proses

persalinan. Hal itu sesuai dengan teori Kuswanti, 2014 yang menyatakan

bahwa support dapat mengurangi ketegangan ibu saat persalinan. Meminta

keluarga untuk mendampingi ibu saat persalinan agar ibu merasa lebih

bersemangat. Hal itu sesuai dengan teori Kuswanti, 2014 yang

menyatakan bahwa kehadiran seorang pendamping saat persalinan, dapat

memberikan rasa nyaman, aman, semangat, dukungan emosional dan

dapat membesarkan hati ibu. Menganjurkan keluarga memberikan

kebutuhan nutrisi dan cairan kepada ibu agar ibu tidak lemas. Menyiapkan

partus set, hecting set, perlengkapan ibu dan bayi. Setelah itu asuhan

selanjutnya adalah mengobservasi kemajuan persalinan dengan

menggunakan partograf.

b. Kala II

Pada tanggal 21 Januari 2021 pukul 03.00 WIB ibu mengeluh

mulasnya semakin sering dan kuat serta ingin meneran seperti ingin BAB.

Dari hasil pengakuan ibu, dapat disimpulkan bahwa ibu memasuki

persalinan kala II. Hal ini sesuai dengan teori Damayanti, 2014 yang
140

menyatakan bahwa tanda gejala kala II adalah adanya dorongan meneran,

tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva membuka.

Dari hasil pemeriksaan, didapatkan hasil Denyut Jantung Janin (DJJ)

138x/menit yang berarti kondisi janin dalam batas normal dan juga

didapatkan hasil his 5x dalam 10 menit lamanya 45 detik. Hal ini sesuai

dengan teori Wagiyo, 2016 yang menyatakan bahwa Saat memasuki kala

II, kontraksi uterus akan semakin meningkat yaitu 4 – 5 kali dalam 10

menit dengan durasi lebih dari 40 detik.

Kemudian dilakukan pemeriksaan genetalia, terlihat perineum

menonjol dan vulva membuka, serta dilakukan pemeriksaan dalam

didapatkan hasil pembukaan serviks 10 cm, yang mempertegas bahwa ibu

sudah memasuki kala II.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan adalah membantu ibu

mengatur posisi saat persalinan karena ibu akan segera dipimpin untuk

persalinan. Hal ini sesuai dengan teori Kuswanti, 2015 yang menyatakan

bahwa pemilihan posisi yang diinginkan oleh ibu dapat membantu ibu

tetap tenang dan rileks, tetapi tetap memperhatikan keselamatan ibu dan

bayi. Setelah itu, mengajarkan ibu teknik meneran yang baik untuk

keberhasilan persalinan. Hal ini sesuai dengan teori Widiastini, 2018 yang

menyatakan bahwa teknik meneran yang baik adalah dagu menempel ke

dada, pandangan ibu kearah perut, gigi bertemu gigi lalu meneran sekuat

mungkin tanpa mengeluarkan suara disaat ada his. Memimpin ibu untuk

meneran dan menolong persalinan dengan langkah APN. Hal ini sesuai

dengan teori Rohani, 2011 yang menyatakan bahwa menolong persalinan


141

dengan langkah APN bertujuan untuk memberikan asuhan yang memadai

selama proses persalnan berlangsung dalam upaya mencapai pertolongan

persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek sayang ibu

dan sayang bayi.

Pukul 03.05 WIB bayi lahir spontan, bugar, jenis kelamin laki-laki.

Dari hasil tersebut, dikatakan bahwa ibu bersalin dengan waktu yang

normal. Hal ini sesuai dengan teori Sumarah, 2009 dalam Sari dkk, 2014

yang menyatakan bahwa kala II berlangsung selama ±2 jam pada

primigravida dan ±1 jam pada multigravida.

c. Kala III

Pada tanggal 21 Januari 2021 pukul 03.05 WIB ibu mengatakan masih

merasa mulas pada perutnya. Dari hasil anamnesis ibu mengatakan masih

merasakan mulas di bagian perutnya. Hal ini sesuai dengan teori Manuaba,

2010 yang menyatakan bahwa setelah bayi lahir akan timbul mulas

kembali sebagai tanda bahwa plasenta akan segera lahir.

Hasil pemeriksaan pada abdomen, teraba uterus globuler dan TFU

teraba setinggi pusat. Pada pemeriksaan genitalia terlihat semburan darah

dari jalan lahir dan tampak tali pusat di depan vulva. Hal tersebut

menunjukan adanya tanda – tanda pelepasan plasenta. Hal ini sesuai

dengan teori Manuaba, 2010 yang menyatakan bahwa lepasnya plasenta

sudah dapat diperkirakan dengan melihat tanda-tanda yaitu uterus menjadi

globuler, tali pusat bertambah memanjang dan terjadi semburan darah.

Pelaksanaan asuhan yang diberikan terhadap ibu yaitu dengan

memastikan janin tunggal dan tidak ada janin kedua. Melakukan


142

manajemen aktif kala III. Hal ini sesuai dengan teori Kuswanti, 2014 yang

menyatakan bahwa Manajemen aktif Kala III dimulai dari pemberian

suntik oksitosin 10 IU segera setelah bayi lahir secara IM di 1/3 paha

kanan atas ibu yang bertujuan untuk merangsang uterus berkontraksi.

Peregangan tali pusat serta melahirkan plasenta dengan teknik Brand

Andrew dan massage fundus uteri selama 15 detik untuk merangsang

kontraksi uterus sehinga tidak terjadi perdarahan.

Pukul 03.15 WIB plasenta lahir spontan dan lengkap, sehingga

dikatakan normal. Hal ini sesuai dengan teori Jannah, 2014 yang

menyatakan bahwa jika plasenta tidak lahir lebih dari 30 menit maka

lakukan konseling kepada ibu dan keluarga untuk dilakukan manual

plasenta. Jumlah perkiraan darah yang keluar  100 cc yang artinya ibu

tidak mengalami perdarahan, hal ini sesuai dengan teori Sulisdian, 2019

yang menyatakan bahwa perdarahan dianggap normal jika jumlahnya tidak

melebihi 400 sampai 500 ml.

d. Kala IV

Pada tanggal 21 Januari 2021 pukul 03.30 WIB ibu mengatakan

senang atas kelahiran bayinya dan masih merasakan mulas dan lelah.

Mulas yang dirasakan oleh ibu adalah normal, hal ini sesuai dengan teori

Sulistyawati, 2010 yang menyatakan bahwa mulas terjadi dikarenakan

adanya kontraksi pada uterus akibat hormon oksitosin untuk menghentikan

perdarahan.

Hasil pemeriksaan abdomen, Tinggi Fundus Uteri (TFU) 2 jari

dibawah pusat. Pada pemeriksaan genitalia tidak terdapat luka laserasi dan
143

perdarahan  50 cc dan dikatakan perdarahan ibu adalah normal. Hal ini

sesuai dengan teori Sulisdian, 2019 yang menyatakan bahwa perdarahan

dianggap normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 ml.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan yaitu membersihkan daerah

perineum dan bagian tubuh lainnya yang terpapar cairan. Hal ini sesuai

dengan teori Yulianti, 2019 yang menyatakan bahwa setelah persalinan,

ibu harus dibersihkan serta kenakan pakaian yang kering dan bersih agar

ibu merasa nyaman. Mengajarkan ibu dan keluarga untuk memasase

fundus uteri. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup. Menganjurkan

ibu untuk mobilisasi dini dan tidak menahan BAK dan BAB. Hal ini sesuai

dengan teori Laili, 2014 yang menyatakan bahwa mobilisasi dini

memperlancar pengeluaran lokhea sehingga mempercepat involusi uterus

dan tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal. Memberikan Vitamin

A 200.000 IU 2 kapsul, 1 kapsul diminum segera setelah persalinan dan 1

kapsul diminum 24 jam setelah minum kapsul pertama. Hal ini sesuai

dengan teori Kemenkes RI, 2014 yang menyatakan bahwa zat gizi esensial

yang sangat diperlukan tubuh bayi, anak balita, dan ibu nifas salah satunya

adalah vitamin A. ASI berfungsi untuk membantu tumbuh kembang dan

daya tahan tubuh bayi terhadap penyakit. Asuhan berikutnya adalah

melakukan observasi kala IV. Hal ini sesuai dengan teori Oktarina, 2014

yang menyatakan bahwa observasi dilakukan dengan memantau tekanan

darah, nadi, Tinggi Fundus Uteri (TFU), kandung kemih, kontraksi uterus,

dan perdarahan setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan setiap 30 menit

pada jam kedua, serta pantau suhu ibu sekali dalam 1 jam pertama dan
144

sekali dalam 1 jam kedua. Melakukan dekontaminasi alat yang telah

terpakai. Hal ini sesuai dengan teori Oktarina, 2014 yang menyatakan

bahwa pengelolaan alat kesehatan dapat mencegah penyebaran infeksi

melalui alat kesehatan atau menjamin alat tersebut selalu dalam kondisi

steril dan siap pakai. Rendam alat bekas pakai ke dalam larutan klorin 0,5

% selama 10 menit, setelah itu cuci dan bilas alat, lalu sterilkan alat

dengan cara merebusnya dalam air mendidih selama 20 menit.

4.3.3 Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas

a. Nifas 6 Jam

Dari hasil anamnesa, ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya

namun masih merasakan sedikit mulas, mulas yang dirasakan ibu adalah

normal, hal ini sesuai dengan teori Sulistyawati, 2010 yang menyatakan

bahwa mulas yang dirasakan oleh ibu dikarenakan adanya kontraksi pada

uterus akibat hormon oksitosin untuk menghentikan perdarahan.

Dari hasil pemeriksaan abdomen tidak ada luka bekas operasi, TFU 2

jari dibawah pusat dan tidak ada diastasis rekti. Hal ini sesuai dengan teori

El Mekawy dkk, 2013 yang menyatakan bahwa pentingnya mendeteksi

diastasis rekti. Karena dampak ibu yang mengalami diastasis rekti adalah

melemahnya dinding abdomen, mengurangi kontraksi kekuatan otot

abdomen dan kestabilan pelvis. Pada pemeriksaan genitalia, vulva/vagina

tidak ada kelainan, tidak ada luka laserasi, perdarahan  30 cc. berdasarkan

hasil pemeriksaan tersebut, dapat dikatakan bahwa pengeluaran darah pada

ibu adalah normal, hal ini sesuai dengan teori Sulisdian, 2019 yang
145

menyatakan bahwa perdarahan dianggap normal jika jumlahnya tidak

melebihi 400 sampai 500 ml.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan adalah memberitahu ibu

bahwa mulas yang dirasakannya adalah normal, hal ini sesuai dengan teori

Sulistyawati, 2010 yang menyatakan bahwa uterus berkonttraksi agar tidak

terjadi perdarahan. Melakukan KIE tentang tanda bahaya masa nifas.

Melakukan KIE tentang nutrisi pada ibu nifas. Hal ini sesuai dengan teori

Roito, 2018 yang menyatakan bahwa pemenuhan nutrisi pada ibu nifas

bertujuan untuk mengembalikan dan menambah tenaga ibu, memproduksi

ASI yang bernilai gizi tinggi, mempercepat penyembuhan luka, dan

mempertahankan kesehatan. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan

diri terutama bagian kemaluan. Hal ini sesuai dengan teori Nugroho, 2014

yang menyatakan bahwa karena selama post partum, ibu sangat rentan

terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan sangat penting untuk

mencegah infeksi. Apabila dijaga kebersihannya, terutama kebersihan

pribadi, ibu dapat terhindar dari infeksi yang dapat mengancam jiwa.

Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin. Hal ini

sesuai dengan SK Menkes Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang

pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan. Setiap bayi mempunyai hak

untuk dipenuhi kebutuhan dasarnya seperti Inisiasi Menyusu Dini (IMD),

ASI Ekslusif, dan imunisasi.


146

b. Nifas 2 Hari

Dari hasil anamnesa, ibu mengatakan masih keluar sedikit darah

berwarna merah segar. Darah yang keluar dari jalan lahir ibu adalah

normal yang disebut dengan lochea rubra. Hal ini sesuai dengan teori

Sulistyawati, 2015 yang menyatakan bahwa cairan yang keluar berwarna

merah karena berisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim,

lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan meconium disebut lochea rubra.

Lochea ini muncul pada hari ke-1 sampai hari ke-3 masa postpartum.

Dari hasil pemeriksaan abdomen tidak ada luka bekas operasi, TFU 3

jari dibawah pusat dan tidak ada diastasis rekti. Hal ini sesuai dengan teori

El Mekawy dkk, 2013 yang menyatakan bahwa pentingnya mendeteksi

diastasis rekti. Karena dampak ibu yang mengalami diastasis rekti adalah

melemahnya dinding abdomen, mengurangi kontraksi kekuatan otot

abdomen dan kestabilan pelvis. Pada pemeriksaan genitalia, vulva/vagina

tidak ada kelainan, tidak ada luka laserasi dan lochea rubra.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan adalah memberitahu ibu

bahwa darah yang keluar berwarna merah segar adalah normal. Melakukan

KIE tentang tanda bahaya masa nifas. Melakukan KIE tentang nutrisi pada

ibu nifas. Hal ini sesuai dengan teori Roito, 2018 yang menyatakan bahwa

pemenuhan nutrisi pada ibu nifas bertujuan untuk mengembalikan dan

menambah tenaga ibu, memproduksi ASI yang bernilai gizi tinggi,

mempercepat penyembuhan luka, dan mempertahankan kesehatan.

Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama bagian

kemaluan. Hal ini sesuai dengan teori Nugroho, 2014 yang menyatakan
147

bahwa karena selama post partum, ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh

karena itu, kebersihan sangat penting untuk mencegah infeksi. Apabila

dijaga kebersihannya, terutama kebersihan pribadi, ibu dapat terhindar dari

infeksi yang dapat mengancam jiwa. Mengajarkan ibu cara perawatan bayi

sehari-hari dan cara menyusui yang baik dan benar. Menganjurkan ibu

untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa tambahan MPASI.

Hal ini sesuai dengan SK Menkes Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004

tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan. Setiap bayi

mempunyai hak untuk dipenuhi kebutuhan dasarnya seperti Inisiasi

Menyusu Dini (IMD), ASI Ekslusif, dan imunisasi.

c. Nifas 7 Hari

Berdasarkan hasil anamnesis, ibu mengaku masih keluar sedikit darah

berwarna merah kecoklatan. Darah yang keluar dari jalan lahir ibu adalah

normal yang disebut dengan lochea sanguinolenta. Hal ini sesuai dengan

teori Sulistyawati, 2015 yang menyatakan bahwa cairan yang keluar

berwarna merah kecokelatan dan berlendir disebut lochea sanguinolenta.

Lochea ini berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 postpasrtum.

Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan TFU pertengahan antara

pusat dengan shympisis. Hal ini sesuai dengan teori Wulandari, 2011 yang

menyatakan bahwa pada hari ketujuh postpartum, fundus normal akan

berada diantara umbilikus dan simpisis pubis dan tidak ada diastasis rekti.

Pemeriksaan genitalia vulva/vagina tidak ada keluhan, lochea

sanguinolenta.
148

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan adalah memberitahu ibu

bahwa darah yang keluar berwarna merah kecoklatan adalah normal.

Melakukan KIE tentang tanda bahaya masa nifas. Mengajarkan ibu cara

perawatan payudara. Hal ini sesuai dengan teori Anggraini, 2010 yang

menyatakan bahwa perawatan payudara bertujuan untuk melancarkan

sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya aliran susu sehingga

memperlancar pengeluaran ASI, serta menghindari terjadinya pembekakan

dan kesulitan menyusui, selain itu juga menjaga kebersihan payudara agar

tidak mudah terkena infeksi. Melakukan KIE tentang nutrisi pada ibu

nifas. Hal ini sesuai dengan teori Roito, 2018 yang menyatakan bahwa

pemenuhan nutrisi pada ibu nifas bertujuan untuk mengembalikan dan

menambah tenaga ibu, memproduksi ASI yang bernilai gizi tinggi,

mempercepat penyembuhan luka, dan mempertahankan kesehatan.

Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama bagian

kemaluan. Hal ini sesuai dengan teori Nugroho, 2014 yang menyatakan

bahwa karena selama post partum, ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh

karena itu, kebersihan sangat penting untuk mencegah infeksi. Apabila

dijaga kebersihannya, terutama kebersihan pribadi, ibu dapat terhindar dari

infeksi yang dapat mengancam jiwa. Mengajarkan ibu cara perawatan bayi

sehari-hari dan cara menyusui yang baik dan benar. Menganjurkan ibu

untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa tambahan MPASI.

Hal ini sesuai dengan SK Menkes Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004

tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan. Setiap bayi
149

mempunyai hak untuk dipenuhi kebutuhan dasarnya seperti Inisiasi

Menyusu Dini (IMD), ASI Ekslusif, dan imunisasi.

d. Nifas 4 Minggu

Dari hasil anamnesis, ibu mengatakan sudah tidak keluar darah dari

vaginanya. Hal tersebut dikatakan normal, hal ini sesuai dengan teori

Sulistyawati, 2015 yang menyatakan bahwa pengeluaran lochea yang

terakhir pada ibu postpartum adalah lochea alba, lochea alba leukosit, sel

desidua, sel epitel, selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati

dan bisa berlangsung selama 2 sampai 6 minggu postpartum.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, TFU sudah tidak teraba dan tidak ada

diastasis rekti. Hal ini sesuai teori Michalska, 2018 yang menyatakan

bahwa diastasis rekti adalah suatu kondisi dimana kedua otot rectus

abdominis hancur melebar ke samping dan disertai dengan perluasan

jaringan linea alba yang menggembung dari dinding perut.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan adalah Melakukan KIE

tentang tanda bahaya masa nifas. Melakukan KIE tentang nutrisi pada ibu

nifas. Hal ini sesuai dengan teori Roito, 2018 yang menyatakan bahwa

pemenuhan nutrisi pada ibu nifas bertujuan untuk mengembalikan dan

menambah tenaga ibu, memproduksi ASI yang bernilai gizi tinggi,

mempercepat penyembuhan luka, dan mempertahankan kesehatan.

Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama bagian

kemaluan. Hal ini sesuai dengan teori Nugroho, 2014 yang menyatakan

bahwa karena selama post partum, ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh

karena itu, kebersihan sangat penting untuk mencegah infeksi. Apabila


150

dijaga kebersihannya, terutama kebersihan pribadi, ibu dapat terhindar dari

infeksi yang dapat mengancam jiwa. Mengajarkan ibu cara perawatan bayi

sehari-hari dan cara menyusui yang baik dan benar. Menganjurkan ibu

untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa tambahan MPASI.

Hal ini sesuai dengan SK Menkes Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004

tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan. Setiap bayi

mempunyai hak untuk dipenuhi kebutuhan dasarnya seperti Inisiasi

Menyusu Dini (IMD), ASI Ekslusif, dan imunisasi. Menjelaskan tentang

alat kontrasepsi sedini mungkin. Hal ini sesuai dengan teori Permenkes,

2014 yang menyatakan bahwa KB bertujuan untuk mengatur jarak

kelahiran, jarak kehamilan dan menghindari kehamilan yang tidak

diinginkan, sehingga setiap keluarga dapat merencanakan kehamilan yang

aman dan sehat.

e. Nifas 6 Minggu

Dari hasil anamnesis, ibu mengatakan sudah tidak keluar darah dari

vaginanya. Hal tersebut dikatakan normal, hal ini sesuai dengan teori

Sulistyawati, 2015 yang menyatakan bahwa pengeluaran lochea yang

terakhir pada ibu postpartum adalah lochea alba, lochea alba leukosit, sel

desidua, sel epitel, selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati

dan bisa berlangsung selama 2 sampai 6 minggu postpartum.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, TFU sudah tidak teraba. Hal ini

terjadi karena uterus sudah kembali pada bentuk semula. Hal ini sesuai

dengan teori Wulandari, 2011 yang menyatakan bahwa pada minggu ke 6


151

postpartum, uterus telah kembali pada bentuk semula yaitu dengan berat

sekitar 60 gram. Tidak ada diastasis rekti.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan adalah memberikan KB

suntik 3 bulan. Hal ini sesuai dengan Permenkes No 97 Tahun 2014 yang

menyatakan bahwa tujuan pelayanan KB setelah persalinan adalah untuk

mengatur jarak kelahiran, jarak kehamilan dan menghindari kehamilan

yang tidak diinginkan, sehingga setiap keluarga dapat merencanakan

kehamilan yang aman dan sehat.

4.3.4 Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

a. Bayi Baru Lahir 0 Jam

Berdasarkan penilaian awal pada bayi baru lahir, bayi lahir spontan

bugar, bayi menangis kuat, warna kulit kemerahan dan gerakan aktif.

Berdasarkan penialaian tersebut, dapat disimpulkan bahwa bayi lahir

dengan normal. Hal ini sesuai dengan teori Rohan, 2013 yang menyatakan

bahwa jika warna kulit bayi kemerahan, adanya pergerakan yang aktif dan

bayi dapat menangis spontan kuat, maka ini sudah cukup untuk dijadikan

data awal bahwa bayi dalam kondisi baik.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan yaitu mengeringkan bayi

secepat mungkin dengan kain kering agar tidak terjadi hipotermi. Hal ini

sesuai dengan teori Sudarti, 2017 yang menyatakan bahwa segera setelah

lahir upayakan untuk mencegah kehilangan panas dengan cara segera

mengeringkan tubuh bayi dan selimuti bayi terutama bagian kepala dengan

kain kering. Melakukan pemotongan tali pusat. Hal ini sesuai dengan hasil
152

penelitian Simanungkalit, 2019 yang menyatakan bahwa perawatan tali

pusat dengan kassa kering merupakan perawatan tali pusat dengan cara

dibersihkan kemudian dibalut dengan kassa steril secara longgar.

Perawatan tali pusat dengan kassa kering ini cukup efektif untuk

mencegah infeksi pada tali pusat saat dilakukan dengan benar, yaitu

dengan prinsip bersih dan kering. Memfasilitasi ibu untuk melakukan

Inisiasi Menyusu Dini (IMD), hal ini sesuai dengan teoeri Oktarina, 2016

yang menyatakan bahwa IMD dilakukan bertujuan untuk memungkinkan

adanya kontak kulit dada ibu dan juga bayi, karena suhu ibu akan

mencegah bayi mengalami hipotermi. Selain itu IMD dilakukan untuk

menunjang keberhasilan ASI eksklusif karena bayi akan berusaha sendiri

mencari puting susu ibunya dan diharapkan bayi akan mendapatkan ASI

pertama atau kolostrum yang merupakan nutrisi terbaik untuk daya tahan

tubuh bayi.

b. Bayi Baru Lahir 6 jam

Berdasarkan hasil pemeriksaan, keadaan umum baik, kesadaran

composmentis, HR: 148x/m, RR: 46x/m, S: 36,8o C. Dari hasil

pemeriksaan tersebut, dapat dikatakan bahwa bayi dalam keadaan normal.

Hal ini sesuai dengan teori Rohan, 2013 yang menyatakan bahwa salah

satu ciri-ciri dari bayi normal adalah frekuensi denyut jantung 120-160 kali

permenit, dan pernafasan pada menit pertama 80x/menit dan menurun

sampai 40x/menit. Dari hasil pemeriksaan antropometri berat badan 3.000

gram, panjang badan 51 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 34 cm dan
153

lingkar perut 33 cm. Berdasarkan hasil tersebut, bayi dikatakan normal.

Hal ini sesuai dengan teori Rohani, 2013 yang menyatakan bahwa salah

satu ciri bayi baru lahir dikatakan normal apabila berat badan 2500 – 4000

gram, panjang badan lahir 48 – 52 cm, lingkar dada 30 – 38 cm, lingkar

kepala 33 – 35 cm dan lingkar lengan 11-12 cm. Setelah itu dilakukan

pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ke ujung kaki untuk

memastikan tidak ada kelainan dan masalah lainnya. Hal ini sesuai dengan

teori JNPK-KR, 2014 yang menyatakan bahwa pada BBL 6 jam dilakukan

pemeriksaan fisik untuk mengetahui sedini mugkin jika terdapat kelainan

pada bayi. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik tersebut, dapat disimpulkan

bahwa bayi dalam batas normal dan tidak ditemukan kelainan. Selain itu,

dilakukan juga beberapa uji refleks pada Bayi Ny. “D”. Adapun semua

refleks yang diperiksa pada bayi Ny. “D” baik diantaranya refleks moro,

rooting, sucking, grasping, swallowing dan babynsky. Hal ini sesuai dalam

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Olahraga yang diselenggarakan

oleh Universitas Negeri Medan yang menyatakan bahwa dalam waktu

yang singkat sesudah lahir, gerak refleks penting yang diperlukan untuk

hidup seperti mengisap, menelan, menggenggam, mencari dan reflek unit

daging tempurung lutut, bertambah kuat dan terkoordinasi secara lebih

baik.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan yaitu melakukan perawatan

bayi baru lahir 1 jam pertama kelahiran bayi yaitu mengoleskan salep mata

tetrasiklin 1% pada kedua mata bayi. Hal ini sesuai dengan teori

Prawirohardjo, 2016 yang meyatakan bahwa salep mata tetrasiklin 1%


154

diberikan untuk mencegah terjadinya konjungtivitis yang biasanya timbul

pada 2 minggu setelah bayi lahir. Perawatan bayi baru lahir selanjutnya

yaitu menyuntikan Vitamin K1 1mg pada anterolateral paha kiri bayi

secara IM. Hal ini sesuai dengan teori Prawirohardjo, 2016 yang

meyatakan bahwa vitamin K1 diberikan untuk mencegah perdarahan

akibat defisiensi vitamin K dengan dosis 1 mg vitamin K1 secara

intramuscular. Memandikan bayi karena memandikan bayi dilakukan

minimal umur 6 jam. Menjaga kehangatan bayi, dengan memakaikan

pakaian dan diselimuti. Hal ini sesuai dengan teori Noordiati 2018 yang

menyatakan bahwa bayi harus tetap berpakaian atau diselimuti agar tetap

hangat walaupun dalam keadaan dilakukan pemeriksaan dan tindakan.

Menyuntikan imunisasi HB0 0.5 cc di anterolateral paha kanan bayi. Hal

ini sesuai dengan teori JNPK-KR, 2014 yang menyatakan bahwa

penyuntikan HB0 dilakukan untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadap

bayi, imunisasi Hepatitis B pertama diberikan 1-2 jam setelah pemberian

Vitamin K1. Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin

dan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa tambahan MPASI.

Hal ini sesuai dengan teori Marmi, 2015 yang menyatakan bahwa karena

bayi harus menyusu setidaknya 8 – 12 kali sehari. ASI merupakan

makanan yang terbaik bagi bayi. ASI diketahui mengandung zat gizi yang

paling banyak sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi.

Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir agar ibu

dan juga keluarga dapat mengenali dan waspada jika bayi mengalami salah
155

satu dari tanda bahaya pada bayi baru lahir. Hal ini sesuai dengan teori

Muslihatun, 2008 yang menyatakan bahwa tanda bahaya pada bayi baru

lahir yaitu pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali/menit, terlalu panas >

38°C atau dingin < 36,5°C, warna kulit atau bibir biru pucat, memar atau

sangat kuning, hisapan lemah (tidak mau menghisap), mengantuk

berlebihan, banyak muntah, tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau

busuk, berdarah, infeksi (suhu meningkat, pernafaan sulit), feses/kemih

(tidak berkemih dalam 24 jam, feses lembek, kring, hijau tua, ada lendir

atau darah), aktivitas : menggigil (tangis tidak biasa, sangat mudah

tersinggung, lemas, terlalu ngantuk, lunglai, kejang-kejang, tidak tenang,

menangis terus menerus). Asuhan selanjutnya adalah mengajarkan ibu

tentang perawatan tali pusat. Hal ini sesuai dengan teori Lissauer, 2013

yang menyatakan bahwa untuk menjaga agar tali pusat tetap kering dan

bersih dengan cara selalu cuci tangan sebelum memegangnya, menjaga tali

pusat tetap kering dan terpapar udara, bungkus dengan kassa steril serta

menghindari dengan alkohol karena menghambat pelepasan tali pusat, dan

melipat popok di bawah umbilikus.

c. Bayi Baru Lahir 2 Hari

Berdasarkan hasil pemeriksaan, keadaan umum baik, kesadaran

composmentis, HR: 142x/m, RR: 48x/m, S: 36,9o C. Dari hasil

pemeriksaan tersebut, dapat dikatakan bahwa bayi dalam keadaan normal.

Hal ini sesuai dengan teori Rohan, 2013 yang menyatakan bahwa salah

satu ciri-ciri dari bayi normal adalah frekuensi denyut jantung 120-160 kali
156

permenit, dan pernafasan pada menit pertama 80x/menit dan menurun

sampai 40x/menit.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, antropometri berat badan 2.800 gram,

panjang badan 51 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 34 cm dan

lingkar perut 33 cm. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, bayi dalam

kondisi normal. Hal ini sesuai dengan teori Wahyuni, 2018 yang

menyatakan bahwa berat badan bayi akan menurun 5-7 % dari berat badan

waktu dilahirkan. Setelah satu minggu pertama penurunan berat badan,

selanjutnya penambahan berat badan minimum harus 20 gram per hari

sehingga diharapkan pada minggu kedua atau 14 hari berat badan bayi

harus kembali seperti saat lahir.

Setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ke

ujung kaki untuk memastikan tidak ada kelainan dan masalah lainnya.

Pada pemeriksaan abdomen, didapatkan tali pusat masih basah, tidak ada

perdarahan, tidak berbau. Hal ini sesuai dengan teori Muslihatun, 2010

yang menyatakan bahwa tali pusat normal akan berwarna putih kebiruan

pada hari pertama, dan akan berangsur mengering dan mengerut/mengecil

dan akhirnya terlepas setelah 7-10 hari. Selain itu, dilakukan juga beberapa

uji refleks pada Bayi Ny. “D”. Adapun semua refleks yang diperiksa pada

bayi Ny. “D” baik diantaranya refleks moro, rooting, sucking, grasping,

swallowing dan babynsky. Hal ini sesuai dengan Prosiding dalam Seminar

Nasional Pendidikan Olahraga yang diselenggarakan oleh Universitas

Negeri Medan yang menyatakan bahwa dalam waktu yang singkat sesudah

lahir, gerak refleks penting yang diperlukan untuk hidup seperti mengisap,
157

menelan, menggenggam, mencari dan reflek unit daging tempurung lutut,

bertambah kuat dan terkoordinasi secara lebih baik.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan yaitu menjaga kehangatan

bayi, dengan memakaikan pakaian dan diselimuti. Hal ini sesuai dengan

teori Noordiati 2018 yang menyatakan bahwa bayi harus tetap berpakaian

atau diselimuti agar tetap hangat. Menjelaskan kepada ibu bahwa

penurunan berat badan bayinya adalah normal. Hal ini sesuai dengan teori

Wahyuni, 2018 yang menyatakan bahwa berat badan bayi akan menurun

5-7 % dari berat badan waktu dilahirkan. Setelah satu minggu pertama

penurunan berat badan, selanjutnya penambahan berat badan minimum

harus 20 gram per hari sehingga diharapkan pada minggu kedua atau 14

hari berat badan bayi harus kembali seperti saat lahir. Memberitahu ibu

untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan memberikan ASI eksklusif

selama 6 bulan tanpa tambahan MPASI. Hal ini sesuai dengan teori

Marmi, 2015 yang menyatakan bahwa karena bayi harus menyusu

setidaknya 8 – 12 kali sehari. ASI merupakan makanan yang terbaik bagi

bayi. ASI diketahui mengandung zat gizi yang paling banyak sesuai

kualitas dan kuantitasnya untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir agar ibu

dan juga keluarga dapat mengenali dan waspada jika bayi mengalami salah

satu dari tanda bahaya pada bayi baru lahir. Asuhan selanjutnya adalah

mengajarkan ibu tentang perawatan bayi sehari-hari dan perawatan tali

pusat. Hal ini sesuai dengan teori Lissauer, 2013 yang menyatakan bahwa
158

untuk menjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih dengan cara selalu

cuci tangan sebelum memegangnya, menjaga tali pusat tetap kering dan

terpapar udara, bungkus dengan kassa steril serta menghindari dengan

alkohol karena menghambat pelepasan tali pusat, dan melipat popok di

bawah umbilikus.

d. Bayi Baru Lahir 7 Hari

Berdasarkan hasil anamnesa, ibu mengatakan tali pusatnya kering dan

sudah lepas pada hari keempat. Hal tersebut adalah normal, hal ini sesuai

dengan teori Muslihatun, 2010 yang menyaatakan bahwa tali pusat normal

berwarna putih kebiruan pada hari pertama, dan akan berangsur mengering

dan mengerut/mengecil dan akhirnya terlepas setelah 7-10 hari.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, antropometri berat badan 3.100 gram,

panjang badan 51 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 34 cm dan

lingkar perut 33 cm. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, bayi dalam

kondisi normal. Hal ini sesuai dengan teori Wahyuni, 2018 yang

menyatakan bahwa berat badan bayi akan menurun 5-7 % dari berat badan

waktu dilahirkan. Setelah satu minggu pertama penurunan berat badan,

selanjutnya penambahan berat badan minimum harus 20 gram per hari

sehingga diharapkan pada minggu kedua atau 14 hari berat badan bayi

harus kembali seperti saat lahir. Selain itu, dilakukan juga beberapa uji

refleks pada Bayi Ny. “D”. Adapun semua refleks yang diperiksa pada

bayi Ny. “D” baik diantaranya refleks moro, rooting, sucking, grasping,

swallowing dan babynsky. Hal ini sesuai dengan Prosiding dalam Seminar
159

Nasional Pendidikan Olahraga yang diselenggarakan oleh Universitas

Negeri Medan yang menyatakan bahwa dalam waktu yang singkat sesudah

lahir, gerak refleks penting yang diperlukan untuk hidup seperti mengisap,

menelan, menggenggam, mencari dan reflek unit daging tempurung lutut,

bertambah kuat dan terkoordinasi secara lebih baik.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan yaitu mengingatkan kembali

untuk menjaga kehangatan bayi. Hal ini sesuai dengan teori Noordiati,

2018 yang menyatakan bahwa bayi sangat rentan mengalami hipotermi,

sehingga penting bagi orang tua untuk selalu menjaga kehangatan bayi dan

lingkungan bayi. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya bayi baru

lahir agar ibu dan juga keluarga dapat mengenali dan waspada jika bayi

mengalami salah satu dari tanda bahaya pada bayi baru lahir. Hal ini sesuai

dengan teori Muslihatun, 2008 yang menyatakan bahwa tanda bahaya pada

bayi baru lahir. Memberitahu ibu tentang imunisasi yang akan diberikan

pada bayinya saat berusia 1 bulan, yakni imunisasi BCG dan Polio I serta

memberikan konseling manfaat dan efek sampingnya. Memberitahu ibu

untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan mengingatkan kembali

untuk tetap memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan. Hal ini sesuai

dengan teori Marmi, 2015 yang menyatakan bahwa bayi harus menyusu

setidaknya 8–12 kali sehari. ASI merupakan makanan yang terbaik bagi

bayi. ASI diketahui mengandung zat gizi yang paling banyak sesuai

kualitas dan kuantitasnya untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

e. Bayi Baru Lahir 4 Minggu


160

Berdasarkan hasil anamnesa, ibu mengatakan tali pusatnya kering dan

sudah lepas pada hari keempat. Ibu mengatakan bayinya ingin diimunisasi

BCG dan Polio I. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Kemenkes

RI, 2014 dalam Buku Ajar Imunisasi yang menyatakan bahwa imunisasi

adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan

seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat

terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami

sakit ringan. Berdasarkan hasil pemeriksaan, antropometri HR: 136x/m,

RR: 56x/m, S: 36,8o C. Hasil pemeriksaan antropometri berat badan 4.100

gram, panjang badan 55 cm, lingkar kepala 35 cm, lingkar dada 36 cm,

lingkar perut 35 cm Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, bayi dalam

kondisi normal. Hal ini sesuai dengan teori Wahyuni, 2018 yang

menyatakan bahwa berat badan bayi akan menurun 5-7 % dari berat badan

waktu dilahirkan. Setelah satu minggu pertama penurunan berat badan,

selanjutnya penambahan berat badan minimum harus 20 gram per hari

sehingga diharapkan pada minggu kedua atau 14 hari berat badan bayi

harus kembali seperti saat lahir. Selain itu, dilakukan juga beberapa uji

refleks pada Bayi Ny. “D”. Adapun semua refleks yang diperiksa pada

bayi Ny. “D” baik diantaranya refleks moro, rooting, sucking, grasping,

swallowing dan babynsky.

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan yaitu memberikan imunisasi

BCG dan Polio I pada bayi. Hal ini sesuai dengan teori Ranuh, 2017 yang

menyatakan bahwa imunisasi BCG dapat diberikan saat bayi berumur 1


161

bulan. Imunisasi BCG disuntikan secara intrakutan di daerah lengan kanan

atas dan untuk imunisasi dasar (polio 1, 2, 3,4) vaksin diberikan 2 tetes

peroral dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Menjelaskan kepada

ibu tentang efek samping dari imunisasi BCG dan Polio I. Hal ini sesuai

dengan teori dalam Buku Ajar Imunisasi, 2014 yang menyatakan bahwa

2–6 minggu setelah imunisasi BCG daerah bekas suntikan timbul bisul

kecil (papula) yang semakin membesar dan dapat terjadi ulserasi dalam

waktu 2–4 bulan, kemudian menyembuh perlahan dengan menimbulkan

jaringan parut dengan diameter 2–10 mm. Menjelaskan kepada ibu tentang

kenaikan berat badan dan tumbuh kembang bayinya. Hal ini sesuai dengan

teori dalam buku KIA yang menyatakan bahwa kenaikan berat badan

minimal bayi umur 1 bulan adalah 800 gram dan sejauh ini berat badan

bayi Ny. “D” sudah naik sebanyak 1.100 gram. Mengingatkan kembali

untuk menjaga kehangatan bayi. Hal ini sesuai dengan teori Noordiati,

2018 yang menyatakan bahwa bayi sangat rentan mengalami hipotermi,

sehingga penting bagi orang tua untuk selalu menjaga kehangatan bayi dan

lingkungan bayi. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya bayi baru

lahir agar ibu dan juga keluarga dapat mengenali dan waspada jika bayi

mengalami salah satu dari tanda bahaya pada bayi baru lahir. Memberitahu

ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan mengingatkan kembali

untuk tetap memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan. Hal ini sesuai

dengan teori Marmi, 2015 yang menyatakan bahwa bayi harus menyusu

setidaknya 8 – 12 kali sehari. ASI merupakan makanan yang terbaik bagi


162

bayi. ASI diketahui mengandung zat gizi yang paling banyak sesuai

kualitas dan kuantitasnya untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke Posyandu secara rutin

untuk mendapatkan imunisasi secara lengkap. Hal ini sesuai dengan teori

Ranuh, 2017 yang menyatakan bahwa manfaat imunisasi bagi anak dapat

mencegah penyakit cacat dan kematian, sedangkan manfaat bagi keluarga

adalah dapat menghilangkan kecemasan dan mencegah biaya pengobatan

yang tinggi bila anak sakit. Bayi yang mendapat imunisasi dasar lengkap

akan meningkatkan kualitas hidup anak sehingga tidak terkena penyakit

dan peningkatan nilai kesehatan orang disekitarnya.

f. Bayi 6 Minggu

Berdasarkan hasil pemeriksaan antropometri berat badan 4.600 gram,

panjang badan 58 cm, lingkar kepala 37 cm, lingkar dada 37 cm dan

lingkar perut 35 cm. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, bayi dalam

kondisi normal. Hal ini sesuai dengan teori Widyastuti, 2014 yang

menyatakan bahwa berat badan normal bayi berusia 1-2 bulan adalah

3400-4700 gram dan panjang badan bayi normal bayi berusia 1-2 bulan

adalah 48,5-58,0 cm. Dan dapat kita ketahui bahwa kenaikan berat badan

bayi Ny. “D” sejak bayi lahir hingga usia 6 minggu sebanyak 1.600 gram.

Hal ini sesuai dengan teori Wahyuni, 2018 yang menyatakan bahwa usia

0–6 bulan pertumbuhan berat badan akan mengalami penambahan setiap

minggu sekitar 140 – 200 gram dan berat badannya akan menjadi dua kali

berat badan lahir pada akhir bulan ke-6.


163

Penatalaksanaan asuhan yang diberikan yaitu memberitahu ibu untuk

melanjutkan imunisasi pada bayinya sesuai jadwal. Hal ini sesuai dengan

teori Kemenkes RI, 2014 dalam Buku Ajar Imunisasi yang menyatakan

bahwa semua bayi harus mendapatkan imunisasi dasar lengkap yang telah

ditentukan yaitu umur 0-7 hari imunisasi HB0, umur 1 bulan imunisasi

BCG dan polio 2, umur 2 bulan imunisasi DPT-HB-Hib1 dan polio 2,

umur 3 bulan imunisasi DPT-HB-Hib 2 dan polio 3, umur 4 bulan

imunisasi DPT-HB-Hib3 dan polio 4, dan umur 9 bulan imunisasi campak.

Menjelaskan kepada ibu tentang kenaikan berat badan dan tumbuh

kembang bayinya. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Kemenkes RI

2014 dalam Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini

Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar bahwa

tahap perkembangan anak umur 0-3 bulan sebagai berikut: menggerakan

kepala ke kiri dan kanan, melihat dan menatap wajah, mengoceh spontan

atau bereaksi dengan mengoceh, dsb. Asuhan selanjutnya adalah

menganjurkan ibu untuk membawa bayinya rutin ke Posyandu. Hal ini

sesuai dengan teori Rukiyah, 2012 yang menyatakan bahwa posyandu

berguna untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayinya dan

melanjutkan imunisasi sesuai waktunya di unit kesehatan setempat

(Posyandu) untuk ditimbang dan imunisasi.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

5.1.1 Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan


Asuhan kehamilan pada Ny. ”D” G2P1A0 dilakukan kunjungan dan

pemeriksaan sebanyak 3 kali yang dimulai pada trimester ke III kehamilan

ibu.

Pada kunjungan kehamilan pertama, ibu mengeluh sering pusing

apabila terlalu capek. Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang didapatkan data bahwa Ny. “D” umur 23 tahun

G2P1A0 hamil 33 minggu dan keadaan ibu beserta janin dalam keadaan

normal. Penatalaksanaan asuhan yang diberikan adalah KIE tentang tanda

bahaya pada kehamilan, ketidaknyamanan pada kehamilan trimester III,

kebutuhan istirahat ibu, gizi seimbang pada ibu hamil, kebutuhan personal

hygiene, dan pemberian Fe 1x60 mg dan kalsium 1x500 mg.

Pada kunjungan kehamilan kedua dan ketiga, ibu mengatakan tidak

ada keluhan yang dirasakan dan pusingnya pun sudah mulai menghilang.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan, didapatkan keadaan

ibu beserta janin dalam keadaan normal. Penatalaksanaan asuhan yang

diberikan adalah KIE tentang tanda bahaya pada kehamilan, kebutuhan

istirahat ibu, gizi seimbang pada ibu hamil, kebutuhan personal hygiene,

teknik rileksasi yang baik, persiapan persalinan, tanda-tanda persalinan

dan pemberian Fe 1x60 mg dan kalsium 1x500 mg.

164
165

5.1.2 Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan

Pada proses persalinan Ny “D”, dari kala I sampai dengan kala IV

berlangsung secara normal dan tanpa kendala. Kala I dilakukan

pemantauan kemajuan persalinan dan pemantauan kesejahteraan ibu dan

janin dengan menggunakan partograf. Kala I berlangsung selama 1 jam

dan tidak melewati garis waspada. Kala II berlangsung selama 5 menit,

bayi lahir spontan, bugar, jenis kelamin laki-laki, dan tidak dijumpai

adanya ketidaknormalan pada kala II. Kala III berlangsung selama 10

menit dan dilakukan manajemen aktif kala III, plasenta lahir spontan dan

tidak dijumpai adanya ketidaknormalan pada kala III. Pada kala IV

dilakukan observasi TTV, TFU, kontraksi, kandung kemih dan perdarahan

selama 2 jam. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama, dan setiap 30 menit

pada jam kedua.

5.1.3 Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas

Asuhan masa nifas pada Ny. “D” P2A0 dilakukan pemeriksaan

sebanyak 4 kali yaitu 2 hari, 7 hari, 4 minggu dan 6 minggu. Dari kelima

kunjungan tersebut bahwa masa nifas ibu berjalan normal, keadaan ibu

baik dan tidak ditemukan tanda-tanda infeksi. Penatalaksanaan yang

diberikan yaitu menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi

seimbang dan menyusui bayinya sesering mungkin. Pada akhir kunjungan

nifas, Ny. “D” menjadi akseptor KB suntik 3 bulan.


166

5.1.4 Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

Asuhan Bayi Baru Lahir Ny “D” dilakukan pemeriksaan sebanyak 4

kali yaitu 2 hari, 7 hari, 4 minggu dan 6 minggu. Keadaan bayi baru lahir

normal dan tidak terdapat kelainan. Penatalaksanaan asuhan yang

diberikan yaitu mengajarkan ibu cara perawatan tali pusat, menganjurkan

ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya, menganjurkan ibu untuk

menyusui bayinya sesering mungkin dan memberikan ASI eksklusif

selama 6 bulan. Bayi Ny. “D” telah diberikan imunisasi pada usia 1 bulan

yaitu imunisasi BCG dan Polio I. Penatalaksanaan asuhan yang diberikan

yakni menjelaskan kepada ibu tentang efek samping dari imunisasi

tersebut, menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke Posyandu secara

rutin setiap bulan untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan

bayinya serta mendapatkan imunisasi secara lengkap.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Klien


Diharapkan klien dapat mengerti dan melaksanakan secara mandiri

semua informasi dan asuhan yang telah diberikan oleh penulis seperti

perawatan bayi sehari-hari dan kunjungan posyandu secara rutin.

5.2.2 Bagi Lahan Praktik

Perlunya menerapkan asuhan kebidanan komprehensif di lahan

praktik, serta meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana sehingga

dapat mendukung pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berkualitas serta

mendukung praktik bagi mahasiswa.


167

5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan

Untuk mendapatkan pengalaman dalam memberikan asuhan

kebidanan komprehensif, perlu kiranya dukungan maksimal dan

bimbingan yang lebih intensif dari para pembimbing di lahan praktik.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari Saifuddin. 2010. Ilmu Kebidanan, Edisi 4. Jakarta: Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo

APN. 2014. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK- KR

Aprilia, Yessie. 2010. Hipnosentri: Rileks, Nyaman dan Aman Saat Hamil dan

Melahirkan. Jakarta. Gagas Media

____________. 2010. Gentle Birth. Melahirkan Nyaman tanpa Rasa Sakit.

Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Ari, Sulistyawati, Esty Nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin.

Jakarta: Salemba Medika.

Aritonang, I. 2015.Gizi Ibu dan Anak. Yogyakarta: Leutika Prio.

Asri, D.H dan Cristine C.P. 2012. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Astuti, Maya. 2010. Buku Pintar Kehamilan. Jakarta: EGC

Casana, Siti Uswatun. 2015. Pemasaran Sosial Kesehatan. Yogyakarta:

Deepublish

Cunningham F.G. 2012. Obstetri Williams. Cetakan 23. Jakarta: EGC.

Damayanti, Ika Putri. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komprehensif pada

Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Deepublish


Dartiwen., Nurhayati, Y., 2019. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.

Yogyakarta: ANDI.

Departemen Kesehatan RI. 2014. Asuhan Kebidanan Normal. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI.

Department of Reproductive Health and Research. 2019. Maternal Mortality

Ration. Geneva: World Health Organization.

Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI

Dewi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika

Dinas Kesehatan Provinsi Banten. 2020. Profil Kesehatan Provinsi Banten 2020.

Serang: Dinas Kesehatan Provinsi Banten.

El-mekawy, H. S., dkk. 2013. “Effect of Abdominal Exercises versus

Abdominal Supporting Belt on Post Partum Abdominal Efficiency and

Rectus Separation” dalam International Journal of Medical and Health

Science, 7(1), 75–79.

Emanuelsson, P. 2015. Diastasis Rectis : An Overview. Thesis. New York.

Gayatri, D., & Afiyanti, Y. 2012. “Validasi Rumus Taksiran Berat Janin (TBJ)

untuk prediksi Berat Badan Lahir Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri Ibu

Hamil” dalam Jurnal Keperawatan Indonesia. 10 (1), 24-29.


Gustirini, Ria. 2019. “Suplementasi Kalsium pada Ibu Hamil untuk Mengurangi

Insidensi Preeklamsia di Negara Berkembang” dalam Jurnal kebidanan,

8(2), 151-160

Hadiyati, Ulfah. 2019. “Systematic Review: Senam Hamil Untuk Masa

Kehamilan dan Persiapan Persalinan” dalam Jurnal Ilmiah Kesehatan dan

Aplikasinya Vol. 7 nomor 2. Surakarta: Universitas Negeri Sebelas

Maret.

Hani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:

Salemba Medika.

Herdiansyah, Haris. 2015. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups Sebagai

Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Depok: PT. Rajadrafindo Persada.

Ilmiah, Widia Shofa. 2015. Buku Ajar Asuhan Persalinan Normal Dilengkapi

dengan Soal-soal Latihan Pengarang. Jakarta: Nuha Medika.

Institute of Medicine and National Research Council. 2009. Implementing

Guidelines on Weight Gain Pregnancy. Washington DC: The National

Academy Press.

Kamariyah, dkk. 2014. Buku Ajar Kehamilan untuk Mahasiswa & Praktisi

Keperawatan serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu

dan Anak. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Ibu

Kemenkes RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes RI. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta:

Kemenkes RI

___________. 2014. Buku Ajar Imunisasi. Jakarta: Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Tenaga Kesehatan

___________. 2014. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi

Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.

Jakarta: Kemenkes RI.

___________. 2015. Kesehatan dalam Kerangka Sistainable Development

Goals (SDG'S). Jakarta: Kemenkes RI.

___________. 2015. Pedoman Penanggulangan Kurang Energi Kronik (KEK)

pada Ibu Hamil. Jakarta: Direktorat Bina Gizi.

___________. 2016. Asuhan Kebidanan Nepnatus, Bayi, Balita dan Anak Pra

Sekolah. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.

___________. 2020. Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu NIfas dan BBL Selama

Sosial Distancing. Jakarta: Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

___________. 2020. Profil Kesehatan Indonesia 2019. Jakarta: Kemenkes RI.

Kumalasari, Intan. 2015. Panduan Praktik Laboratorium dan Klinik Perawatan

Antenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir dan Kontrasepsi.

Jakarta: Salemba Medika

Kusmiyati, Yuni. 2011. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Cetakan Ke

Enam. Yogyakarta: EGC.


Kuswandi, Lanny. 2013. Hypnobirthing. A Gentle Way to Give Birth. Jakarta:

Pustaka Bunda.

Kuswanti, Ina .2014. Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Lalega, Zarlena. 2013. Menghadapi Kehamilan Berisiko Tinggi. Klaten: Abata

Press

Lapau, B. 2015. Metode Penelitian Kesehatan (edisi revisi). Jakarta: Yayasan

Pustaka Obor Indonesia.

Legawati. 2018. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Malang: Wineka

Media.

Lissauer, Avroy. 2013. Selayang Neonatalogi. Edisi Kedua. Jakarta: Indeks.

Mandriwati, G.A. 2011. Asuhan Kebidanan Antenatal: Penuntun Belajar.

Jakarta: EGC

Mansur, Herawati dan Budiarti, Temu. 2014. Psikologi Ibu dan Anak. Jakarta:

Salemba Medika

Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk

Pendidikan Bidan. Edisi Kedua. Jakarta: EGC

Marmi. 2014. Asuhan Kebidanan pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Marmi. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Michalska, A., dkk. 2018. “Diastasis recti abdominis — a review of treatment

methods. Ginekologia Polska, 89(2), 97– 101”.

https://doi.org/10.5603/GP.a2018.0016 diakses pada tanggal 04 April

2021 pukul 13.40 WIB.

Mochtar, Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri

Patologi. Edisi ketiga. Jakarta: EGC.

Molika, Ewa. 2015. 275 Tanya Jawab Seputar Kehamilan dan Melahirkan.

Jakarta: EGC.

Morgan, Geri. 2009. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.

Muslihatun, Nur Wafi. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:

Fitramaya.

Mutmainnah, Annisa UI, dkk. 2017. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.

Yogyakarta: ANDI.

Nugroho, T., dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas (Askeb 3).

Yogyakarta: Nuha Medika.

Nurjanah, S.N., Maemunah, A. S., & Badriah, D.L. 2013. Asuhan Kebidanan

Post Partum Dilengkapi dengan Asuhan Kebidanan Post Sectio

Caesarea. Bandung: PT Refrika Aditama.

Nurrachmawati, A., & Anggraeni, I. 2010. “Tradisi Kepercayaan Masyarakat

Pesisir Mengenai Kesehatan Ibu di Desa Tanjung Limau Muara Badak


Kalimantan Timur Tahun 2008” dalam Jurnal Kesehatan Reproduksi,

1(1), 42–50

Oktarina, M. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.

Yogyakarta: CV BUDI UTAMA.

Pantikawati, Ika dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan) Cetakan

I. Yogyakarta: Nufia Medika.

Peraturan Menteri Kesehatan no 12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan

Imunisasi.

Peraturan Menteri Kesehatan no 25 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan

Pemeriksaan Laboratorium Untuk Ibu Hamil, Bersalin, Dan Nifas Di

Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Jaringan Pelayanannya.

Peraturan Menteri Kesehatan no 97 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan

Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah

Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan

Kesehatan Seksual.

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

____________________. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo.

Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

FIK Unimed. 2018. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Olahraga tahun

2018. Medan: Digital Lbirary Universitas Negeri Medan.


Putri, Shinta. 2014. Panduan Senam Hamil Praktis. Yogyakarta: Platinum.

Radar Banten. 2017. “Tekan Angka Kematian Ibu dan Anak, Dinkes Lebak

Luncurkan Program Sijariemas”, https://www.radarbanten.co.id/tekan-

angka-kematian-ibu-dan-anak-dinkes-lebak-luncurkan-program-

sijariemas/ diakses pada 25 Maret 2021 pukul 19.40 WIB.

Ranuh, I.G.N.Gde, Hadinegoro, S, Ismoedijanto, dkk. 2017. Pedoman Imunisasi

di Indonesia Edisi 6. Jakarta: IDAI.

Rochmah, dkk. 2012. Panduan Belajar Asuhan Bayi, Neonatus dan Balita.

Jakarta: EGC.

Rohan, H.H. & Siyoto, S. 2013. Buku Ajar: Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Roito, Juraida. dkk. 2018. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan Deteksi Dini

Komplikasi. Jakarta: EGC.

Romauli, Suryati. 2011. Asuhan Kebidanan I Konsep Dasar Asuhan Kehamilan

Yogyakarta: Nuha Medika.

______________. 2014. Asuhan Kebidanan Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Rukiyah, Yulianti. 2012. Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: CV. Trans

Info Media.

Saifuddin, A. 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharohardjo.


Sari, Anggrita, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Bogor: In

Media.

Sulisdian, Erfiani Mail, dan Zulfa Rufaida. 2019. Buku Ajaran Asuhan

Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Surakarta: CV. OASE

GRUP

Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta:

Salemba Medika.

_______________. 2012. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Jakarta: Salemba

Medika

_______________. 2015. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta:

Perpustakaan Nasional.

Tando, NM. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta:

EGC.

Titisari, HI. 2012. Perbandingan Akurasi Rumus Risanto dan Rumus Johnson

dalam Menentukan Taksiran Berat Janin berdasarkan Tinggi Fundus

Uterus [tesis]. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah

Mada

Wagiyo., Prutomo. 2016. Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, dan Bayi

Baru Lahir Fisiologis dan Patologis. Yogyakarta: Andi

Walyani, E. S. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka

Baru
Widiastini, L. P. 2018. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dan

Bayi Baru Lahir. Bogor: In Media

Widodo, Y., Amanah, S., Pandjaitan, N. K., & Susanto, D. 2017. “Pengaruh

Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya terhadap Perilaku Persalinan di

Pedesaan Daerah Angka Kematian Ibu Rendah dan Tinggi” dalam Jurnal

Kesehatan Reproduksi, 8 (1).

Wulandari & Handayani. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta:

Gosyen Publishing.

Yuhedi, Lucky Taufika dan Titik Kurniawati. 2018. Buku Ajar Kependudukan

dan Pelayanan KB. Jakarta: EGC

Yulifah, Rita. 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

Yulizawati, dkk. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Padang:

CV. Rumah Kayu Pustaka Utama


L

N
Lampiran I

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

FORMULIR PERSETUJUAN ANC

NAMA : Mayang Fajar Dwiwana

NIM : P27902118068

JUDUL KASUS : ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.


“D” SEJAK KEHAMILAN 33 MINGGU SAMPAI
DENGAN 6 MINGGU MASA NIFAS DI PUSKESMAS
“K” KABUPATEN LEBAK PERIODE DESEMBER
2020 SAMPAI DENGAN MARET 2021

Jawaban
No Ketentuan Keterangan
Ya Tidak

HPHT: 25-04-2020
1. Usia Kehamilan 32-34 minggu √
HPL : 01-02-2021

2. Paritas ≤ 4 √

3. Pasien tidak memiliki riwayat SC √

Masih Berlaku (tidak ada


4. Pasien memiliki BPJS √
tunggakan pembayaran)

Dibuktikan dengan
Pasien tidak mengidap Hepatitis-B/HIV- pemeriksaan laboratorium
5. √
AIDS/Sifilis dari Puskesmas atau Lab
Sekitar

Pasien tidak memiliki penyakit penyerta Pemeriksaan oleh Dokter


6. √
pada kehamilan umum atau kandungan
Lampiran II

Jika sudah melakukan dan


dibuktikan dengan hasil
Pasien melakukan pemeriksaan USG
7. √ pemeriksaan maka tidak
pada TM 3
perlu melakukan kembali
USG

8. Janin tunggal √

9. Pasien tidak memiliki risiko Covid-19 √ - Menggunakan instrumen


assesment risiko Covid-
19
- Dilakukan rapid tes
10 Kadar Hb √ ANC I: 11 gr%
ANC II: 10,9 gr%
ANC III: 11,5 gr%
11 Protein Urin √ NR

12 Glukosa Darah √ NR

13 Tinggi Badan √ 155 cm

14 Rapid Tes √ NR

Kalanganyar, 3 Desember 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Nani Yuningsih, M.Tr.Keb Yeni Fujiani, S.ST


NIP. 197608072006042004 NIP. 196907181990032006
Lampiran II

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ANC I

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ny. Desi Mahalasari

Umur : 23 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat Rumah : Kp. Pariuk Bale Sawah RT 01/02, Kalanganyar, Lebak, Banten.

Telah memperoleh penjelasan mengenai tujuan dilakukannya tindakan

pemeriksaan kehamilan (ANC I) dan saya bersedia/menyetujui tindakan yang akan

dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

Kalanganyar, 12 Desember 2020

Mahasiswa Yang memberikan Pernyataan

Mayang Fajar Dwiwana Ny. Desi Mahalasari


Lampiran II

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ANC II

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ny. Desi Mahalasari

Umur : 23 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat Rumah : Kp. Pariuk Bale Sawah RT 01/02, Kalanganyar, Lebak, Banten.

Telah memperoleh penjelasan mengenai tujuan dilakukannya tindakan

pemeriksaan kehamilan (ANC II) dan saya bersedia/menyetujui tindakan yang akan

dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

Kalanganyar, 21 Desember 2020

Mahasiswa Yang memberikan Pernyataan

Mayang Fajar Dwiwana Ny. Desi Mahalasari


Lampiran II

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


ANC III

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ny. Desi Mahalasari

Umur : 23 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat Rumah : Kp. Pariuk Bale Sawah RT 01/02, Kalanganyar, Lebak, Banten.

Telah memperoleh penjelasan mengenai tujuan dilakukannya tindakan

pemeriksaan kehamilan (ANC III) dan saya bersedia/menyetujui tindakan yang akan

dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

Kalanganyar, 04 Januari 2021

Mahasiswa Yang memberikan Pernyataan

Mayang Fajar Dwiwana Ny. Desi Mahalasari


Lampiran II

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
INC
Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ny. Desi Mahalasari

Umur : 23 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat Rumah : Kp. Pariuk Bale Sawah RT 01/02, Kalanganyar, Lebak, Banten.

Telah memperoleh penjelasan mengenai tujuan dilakukannya tindakan

pemeriksaan kehamilan (INC) dan saya bersedia/menyetujui tindakan yang akan

dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

Kalanganyar, 21 Januari 2021

Mahasiswa Yang memberikan Pernyataan

Mayang Fajar Dwiwana Ny. Desi Mahalasari


Lampiran II

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


KUNJUNGAN NIFAS DAN BBL 2 HARI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ny. Desi Mahalasari

Umur : 23 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat Rumah : Kp. Pariuk Bale Sawah RT 01/02, Kalanganyar, Lebak, Banten.

Telah memperoleh penjelasan mengenai tujuan dilakukannya tindakan

Pemeriksaan masa nifas dan BBL 2 hari dan saya bersedia/menyetujui tindakan yang

akan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

Kalanganyar, 23 Januari 2021

Mahasiswa Yang memberikan Pernyataan

Mayang Fajar Dwiwana Ny. Desi Mahalasari


Lampiran II

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
KUNJUNGAN NIFAS DAN BBL 7 HARI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ny. Desi Mahalasari

Umur : 23 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat Rumah : Kp. Pariuk Bale Sawah RT 01/02, Kalanganyar, Lebak, Banten.

Telah memperoleh penjelasan mengenai tujuan dilakukannya tindakan

Pemeriksaan masa nifas dan BBL Hari Ke-7 Saya bersedia/menyetujui tindakan yang

akan dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

Kalanganyar, 28 Januari

2021

Mahasiswa Yang memberikan Pernyataan

Mayang Fajar Dwiwana Ny. Desi Mahalasari


Lampiran II

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
KUNJUNGAN NIFAS DAN BBL 4 MINGGU

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ny. Desi Mahalasari

Umur : 23 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat Rumah : Kp. Pariuk Bale Sawah RT 01/02, Kalanganyar, Lebak, Banten.

Telah memperoleh penjelasan mengenai tujuan dilakukannya tindakan

Pemeriksaan Nifas 4 minggu dan saya bersedia/menyetujui tindakan yang akan dilakukan

sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

Kalanganyar, 18 Februari 2021

Mahasiswa Yang memberikan Pernyataan

Mayang Fajar Dwiwana Ny. Desi Mahalasari


Lampiran II

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al Bantani Nomor 12 Banjar Agung Cipocok Jaya
Kota Serang Kode Pos 42122 Telepon : 0254-7917796
Laman: http://www.poltekkesbanten.ac.id
Surat elektronik: poltekkesbanten@gmail.com, direktorat@poltekkesbanten.ac.id

LEMBAR PERSETUJUAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
KUNJUNGAN NIFAS DAN BBL 6 MINGGU

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ny. Desi Mahalasari

Umur : 23 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat Rumah : Kp. Pariuk Bale Sawah RT 01/02, Kalanganyar, Lebak, Banten.

Telah memperoleh penjelasan mengenai tujuan dilakukannya tindakan

Pemeriksaan Nifas 6 minggu dan saya bersedia/menyetujui tindakan yang akan dilakukan

sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

Kalanganyar, 04 Maret 2021

Mahasiswa Yang memberikan Pernyataan

Mayang Fajar Dwiwana Ny. Desi Mahalasari


Lampiran V

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN


PADA IBU HAMIL NY. “D”
DI PUSKESMAS “K”
ANC I

Nama Ibu : Ny. Desi Mahalasari Nama Suami : Tn. Saepullah

Umur : 23 tahun Umur : 27 tahun

Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Buruh

Alamat : Kp. Pariuk Bale Sawah RT 01/02, Kalanganyar, Lebak, Banten.

Hari/
Tanggal/ Catatan Perkembangan
Pukul

Sabtu, S: - Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya, ibu


mengaku ini merupakan kehamilan yang kedua dan tidak
12 Desember
pernah keguguran.
2020
- Ibu mengeluh sering pusing apabila terlalu capek.
Pukul - Riwayat penyakit : Ibu mengaku tidak mempunyai riwayat
penyakit obstetri dan riwayat penyakit lainnya.
10.00 WIB
- Status imunisasi TT 4.
- HPHT: 25-04-2020
- Ibu mengatakan BB sebelum hamil 40kg
- Gerakan janin yang dirasa lebih dari 10 kali sejak usia
kehamilan 20 minggu.
- Riwayat menstruasi : haid pertama pada umur 14 tahun
Lampiran V

dengan siklus 28 hari, teratur, lamanya 6-7 hari tidak disertai


dismenorhea.
- Riwayat pernikahan : Ibu menikah 1 kali pada umur 18 tahun
dan suami umur 22 tahun. Lama pernikahan sekarang 5 tahun.
- Pola hubungan seksual : dua kali dalam seminggu, tidak ada
keluhan.
- Riwayat KB : Sebelum kehamilan ini ibu menggunakan KB
suntik 3 bulan selama 2,5 tahun.
- Pola eliminasi : Ibu BAK 6x pada siang hari dan 3x pada
malam hari. BAB 1x sehari. Tidak ada keluhan yang
dirasakan saat BAB dan BAK
- Pola istirahat : Ibu istirahat tidur malam selama ±8 jam. Ibu
mengatakan jarang tidur siang.
- Pola nutrisi : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan
menu : sayur, tahu, tempe, ikan. Minum ±10 gelas sehari.
- Aktivitas sehari-hari sebagai ibu rumah tangga dan berjualan
warung bakso di rumahnya.
- Ibu mengatakan mendapat dukungan yang baik pada
kehamilannya baik dari suami, orang tua maupun mertua dan
keluarga.
O: K/U : Baik, Kesadaran : Composmentis

BB sebelum hamil: 41 Kg, BB sekarang: 48 Kg, TB: 155 cm,


LILA: 24 cm.

TTV: TD: 100/70 mmHg, N: 84 x/menit,

R: 22 x/menit, S: 36,80C.

TP: 02-02-2021.

Kepala : bersih, tidak ada benjolan.

Muka : simetris, tidak pucat, tidak ada cloasma


Lampiran V

gravidarum, tidak oedema,

Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak


kekuningan, palpebra tidak oedema,

Telinga : simetris, bersih.

Hidung : simetris, bersih, septum nasalis berada di tengah

Mulut : bersih, bibir tidak pucat, gigi tidak ada caries.

Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening


dan tyroid.

Payudara : simetris, areola hiperpigmentasi, putting susu


menonjol, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan, colostrum (-/+)

Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra


dan striae gravidarum

leopold I : teraba bulat, lunak, tidak melenting

leopold II: sebelah kiri teraba bagian ekstremitas


janin, sebelah kanan teraba keras
memanjang seperti papan

leopold III: teraba bulat, keras, melenting

leopold VI: konvergen

TFU: 28 cm, DJJ: (+) teratur, punctum


maksimum: sebelah kanan bawah pusat,
frekuensi 138x/menit, TBBJ: (28-13) x 155 =
2.325 gram.

Genitalia : vulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada


varises, tidak ada keputihan, tidak ada
Lampiran V

pembengkakan kelenjar bartholini dan skene,


tidak ada benjolan.

Anus : tidak ada hemoroid.

Punggung : tidak ada nyeri ketuk CVAT.

Ekstremitas : tidak ada oedema, tidak ada varises, reflek patella


(+/+)

Pemeriksaan Penunjang:

- Cek Laboratorium : Hb: 11 gr%, Golongan darah : O,


Protein Urin: (-), Glukosa Urin: (-), HIV: (-),
HbSAg: (-), Rapid Test: (-)
A: Ny. ”D” umur 23 tahun G2P1A0 hamil 33 minggu janin tunggal
hidup intra uteri presentasi kepala

P: - Melakukan informed consent


- Melakukan pemeriksaan dan memberitahu hasil pemeriksaan
- Melakukan KIE tentang tanda bahaya kehamilan yaitu pusing
kepala hebat, penglihatan kabur, bengkak pada wajah, tangan
dan kaki, janin tidak bergerak, nyeri ulu hati dan perdarahan
pada jalan lahir
- Memberitahu ibu tentang ketidaknyamanan pada kehamilan
trimester III
- Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan
menghindari keletihan
- Memberitahu ibu tentang gizi seimbang dan personal hygiene
pada ibu hamil
- Menjelaskan dan mengajarkan ibu cara relaksasi/senam hamil
- Memberikan susu ibu hamil dan menjelaskan cara
meminumnya
- Memberikan tablet Fe 2 x 60 Mg / hari dan tablet kalsium 1 x
Lampiran V

500 mg / hari serta menjelaskan cara meminumnya


- Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada
tanggal 21 Desember 2020
Ibu mengerti dan setuju serta mau mengikuti anjuran yang
diberikan bidan
11.00 WIB
TTD

Mayang Fajar Dwiwana


Lampiran V

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN


PADA IBU HAMIL NY “D” TRIMESTER III
DI PUSKESMAS “K”
ANC II

Nama : Ny “D” Alamat : Kp. Pariuk Bale


Sawah
Umur : 23 Tahun

Hari/
Tanggal/ Catatan Perkembangan
Pukul

Senin, S: -Ibu datang ke Puskesmas mengatakan ingin memeriksakan


kehamilannya. Ini merupakan kehamilan kedua dan tidak
21 Desember
pernah keguguran
2020
-Ibu merasakan gerakan janin
Pukul -Ibu mengatakan tidak ada keluhan

12.30 WIB O: K/U : Baik, Kesadaran : Composmentis

BB: 48 Kg, TB: 155 cm, LILA: 24 cm.

TTV: TD: 100/60 mmHg, N: 86 x/menit,

R: 22 x/menit, S: 36,70C.

Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak


kekuningan, palpebra tidak oedema

Payudara : simetris, areola hiperpigmentasi, putting susu


menonjol, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan, colostrum (+/+)

Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra


Lampiran V

dan striae gravidarum

leopold I : teraba bulat, lunak, tidak melenting

leopold II : sebelah kiri teraba bagian-bagian


kecil janin, sebelah kanan teraba
keras memanjang seperti papan

leopold III : teraba bulat, keras, melenting

leopold VI : konvergen

TFU : 29 cm, TBBJ: (29-13) x 155 = 2.480


gram.

DJJ: (+) teratur, punctum maksimum: sebelah


kanan bawah pusat, frekuensi
130x/menit,

Pemeriksaan Penunjang:

- Cek Laboratorium : Hb: 10,9 gr%


A: Ny. ”D” umur 23 tahun G2P1A0 hamil 34 minggu janin tunggal
hidup intra uteri presentasi kepala

P: - Melakukan informed consent


- Melakukan pemeriksaan dan memberitahu hasil pemeriksaan
- Melakukan KIE tentang tanda bahaya kehamilan yaitu pusing
kepala hebat, penglihatan kabur, bengkak pada wajah, tangan
dan kaki, janin tidak bergerak, nyeri ulu hati dan perdarahan
pada jalan lahir
- Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan
menghindari keletihan
- Memberitahu ibu tentang gizi seimbang meliputi pengertian
dan contohnya yaitu nasi, ikan, ayam, telur, susu, sayur dan
buah-buahan
Lampiran V

- Memberitahu ibu tentang personal hygiene pada ibu hamil


- Menjelaskan dan mengajarkan ibu cara relaksasi/senam hamil
- Memberikan tablet Fe 1 x 60 mg/hari, tablet kalsium 1 x 500
mg/hari serta menjelaskan cara meminumnya
- Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada
tanggal 04 Januari 2021.

Ibu mengerti dan setuju serta mau mengikuti anjuran yang


diberikan bidan
13.30 WIB
TTD

Mayang Fajar Dwiwana


Lampiran V

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN


PADA IBU HAMIL NY “D” TRIMESTER III
DI PUSKESMAS “K”
ANC III

Nama : Ny “D” Alamat : Kp. Pariuk Bale


Sawah
Umur : 23 Tahun

Hari/
Tanggal/ Catatan Perkembangan
Pukul

Senin, S: -Ibu datang ke Puskesmas mengatakan ingin memeriksakan


kehamilannya kembali.
04 Januari
-Ibu merasakan gerakan janin
2021
-Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Lampiran V

Pukul O: K/U : Baik, Kesadaran : Composmentis

11.00 WIB BB: 49 Kg, TB: 155 cm, LILA: 24 cm.

TTV: TD: 100/60 mmHg, N: 84 x/menit,

R: 21 x/menit, S: 36,70C.

Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak


kekuningan, palpebra tidak oedema

Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra


dan striae gravidarum

leopold I : teraba bulat, lunak, tidak melenting

leopold II : sebelah kanan teraba bagian-bagian


kecil janin, sebelah kiri teraba keras
memanjang seperti papan

leopold III : teraba bulat, keras, melenting

leopold VI : divergen 4/5

TFU : 30 cm, TBBJ: (30-12) x 155 = 2.790


gram.

DJJ: (+) teratur, punctum maksimum: sebelah


kiri bawah pusat, frekuensi
138x/menit,

Pemeriksaan Penunjang:

- Cek Laboratorium : Hb: 11,5 gr%


A: Ny. ”D” umur 23 tahun G2P1A0 hamil 36 minggu janin tunggal
hidup intra uteri presentasi kepala.
Lampiran V

P: - Melakukan informed consent


- Melakukan pemeriksaan dan memberitahu hasil pemeriksaan
- Melakukan KIE tentang tanda bahaya kehamilan yaitu pusing
kepala hebat, penglihatan kabur, bengkak pada wajah, tangan
dan kaki, janin tidak bergerak, nyeri ulu hati dan perdarahan
pada jalan lahir
- Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan
menghindari keletihan
- Memberitahu ibu tentang gizi seimbang dan personal hygiene
pada ibu hamil
- Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan seperti
menentukan tempat persalinan, transportasi, biaya persalinan,
calon pendonor, perlengkapan ibu dan bayi, surat-surat
kelengkapan BPJS
- Memberitahu ibu tentang tanda-tanda awal persalinan yaitu
pinggang terasa sakit dan menjalar ke depan, his yang teratur,
adanya pengeluaran lendir dengan darah, keluarnya cairan
ketuban, adanya pembukaan serviks
- Mengajarkan ibu teknik rileksasi yang baik
- Memberikan susu ibu hamil dan menjelaskan cara
meminumnya
- Memberikan tablet Fe 1 x 60 mg/hari, tablet kalsium 1 x 500
mg/hari serta menjelaskan cara meminumnya
- Menganjurkan ibu untuk menghubungi bidan dan datang
kembali apabila ada tanda-tanda awal persalinan
Ibu mengerti penjelasan yang diberikan bidan dan mau
melaksanakan anjuran yang diberikan. Ibu akan menghubungi
bidan dan bersedia datang apabila ada tanda-tanda awal
persalinan.
Lampiran V

TTD

Mayang Fajar Dwiwana

12.00 WIB
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU BERSALIN NY “D”
DI PUSKESMAS “K”
KALA I FASE AKTIF

Nama : Ny “D” Alamat : Kp. Pariuk Bale Sawah


Umur : 23 Tahun

Hari/
Tanggal/ Catatan Perkembangan
Pukul

Kamis, S: Ibu datang mengeluh mules dan keluar lendir bercampur


darah sejak pukul 00.00 WIB dan belum keluar air – air.
21 Januari
2021 O: K/U: Baik, Kesadaran : Composmentis

02.00 WIB TTV: TD: 110/80 mmHg, N: 89 x/m, R: 22x/m, S: 36,6 0C

Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak


kekuningan, palpebra tidak oedema.

Payudara : areola hiperpigmentasi, putting susu


menonjol, colostrum (+/+)

Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea


nigra dan striae gravidarum

leopold I : teraba bulat, lunak, tidak


melenting

leopold II : sebelah kanan teraba bagian-


bagian kecil janin, sebelah kiri
teraba keras memanjang seperti
papan

leopold III : teraba bulat, keras, melenting


leopold VI : divergen 3/5

TFU : 30 cm, TBBJ: (30-11) x 155 = 2.945


gram.

DJJ: (+) teratur, punctum maksimum: sebelah


kiri bawah pusat, frekuensi
136x/menit, His: 4x/10’/40”

Genitalia : tidak ada keluhan, tidak ada oedema dan


varises, tidak ada pembengkakan kelanjar
bartolini dan scene, VT: tidak ada tumor jalan
lahir, portio tipis, pembukaan 9 cm, ketuban
(+), presentasi kepala, penurunan kepala
Hodge II, ubun-ubun kecil kiri depan, molase
0

Anus : terdapat sedikit hemoroid

Ekstremitas : tidak ada oedema dan varises

A: Ny “D” umur 23 tahun G2P1A0 hamil 38 minggu inpartu kala


I fase aktif janin tunggal hidup intra uteri presentasi kepala

P: - Melakukan informed consent


- Melakukan pemeriksaan dan memberitahu hasil
pemeriksaan
- Menjelaskan tentang proses persalinan
- Menganjurkan ibu untuk mengatur posisi miring kiri
- Mengajarkan teknik relaksasi yang baik dan benar
- Memberikan support mental pada ibu untuk tetap sabar dan
tenang saat menghadapi proses persalinan
- Meminta keluarga untuk mendampingi ibu saat persalinan,
suami mendampingi ibu
- Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan ibu
- Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK
- Menyiapkan partus set, dan perlengkapan ibu serta bayi,
semua peralatan dan perlengkapan sudah siap
- Mengobservasi TTV, HIS, DJJ dan kemajuan persalinan
dengan partograf

02.30 WIB
Ibu mengerti dan setuju serta mau mengikuti anjuran yang
diberikan bidan. Keadaan umum ibu baik, TTV normal,
keluarga ikut mendampingi ibu. Melaksanakan observasi
kemajuan persalinan atau segera jika ada tanda-tanda
persalinan.

TTD

Mayang Fajar Dwiwana


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU BERSALIN NY “D”
DI PUSKESMAS “K”
KALA II

Nama : Ny “D” Alamat : Kp. Pariuk Bale Sawah


Umur : 23 Tahun

Hari/
Tanggal/ Catatan Perkembangan
Pukul

Kamis, S: Ibu mengatakan mulasnya semakin sering dan kuat serta


ingin meneran seperti ingin BAB
21 Januari
2021
O: K/U : Baik, Kesadaran : composmentis
03.00 WIB
Abdomen : DJJ: (+) teratur, punctum maksimum: kanan
bawah pusat, frekuensi 138x/menit, His:
5x/10’/45”

Genitalia : VT: tidak ada tumor jalan lahir, portio tidak


teraba, pembukaan 10 cm, ketuban (+), warna air
ketuban jernih, presentasi kepala, penurunan
kepala Hodge IV, ubun-ubun kecil kiri depan,
molase 0

A: Ny “D” umur 23 tahun G2P1A0 inpartu kala II janin tunggal


hidup intra uteri presentasi kepala

P: - Melakukan informed consent


- Melakukan pemeriksaan dan memberitahu hasil
pemeriksaan
- Membantu ibu mengatur posisi yang nyaman disaat
bersalin
- Mengajarkan ibu teknik meneran yang baik dan benar
yaitu dagu menempel ke dada, pandangan ibu ke arah
perut, gigi bertemu gigi lalu meneran sekuat mungkin
tanpa mengeluarkan suara disaat ada his serta mengajarkan
teknik relaksasi yang baik
- Memberikan support mental pada ibu bahwa ibu dapat
bersalin dengan normal
- Mendekatkan alat-alat persalinan dan memakai alat
perlindungan diri, alat dan penolong sudah siap
- Memeriksa tanda gejala kala II yaitu adanya dorongan
ingin meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol dan
vulva membuka, sudah ada tanda gejala kala II
- Memimpin ibu untuk meneran, ibu melakukannya dengan
baik
- Melakukan pertolongan persalinan dengan langkah APN

Bayi lahir spontan, bugar, jenis kelamin laki-laki, menangis


03.05 WIB
kuat, gerakan aktif, BB : 3.000 gram, PB : 51 cm, bayi di
IMD.

TTD

Mayang Fajar Dwiwana


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU BERSALIN NY “D”
DI PUSKESMAS “K”
KALA III

Nama : Ny “D” Alamat : Kp. Pariuk Bale Sawah


Umur : 23 Tahun

Hari/ Catatan Perkembangan


Tanggal/
Pukul

Kamis, S: Ibu mengatakan masih merasakan mulas pada perutnya

21 Januari O: /U : Baik, Kesadaran : composmentis


2021
Abdomen : TFU sepusat, uterus globuler, kontraksi uterus
03.05 WIB baik, kandung kemih kosong.

Genitalia : terlihat semburan darah dari jalan lahir, tampak


tali pusat didepan vulva

A: Ny “D” umur 23 tahun P2A0 partus kala III

P: - Melakukan informed consent, ibu menyetujui


- Melakukan pemeriksaan dan memberitahu hasil
pemeriksaan, ibu mengerti
- Memastikan janin tunggal, tidak terdapat janin kedua
- Melakukan manajemen aktif kala III :
Menyuntikkan oksitosin 10 IU 1cc segera setelah bayi
lahir secara IM di anterolateral paha kanan atas luar
ibu, ibu sudah disuntikkan oksitosin.
 Melakukan PTT
 Melahirkan plasenta dengan teknik Brand Andrew
Melakukan masase fundus uteri selama 15 detik,
kontraksi uterus keras.
 Memeriksa kelengkapan plasenta, plasenta lengkap.
- Memeritahu ibu bahwa plasenta sudah lahir
- Menilai perdarahan kala III, perdarahan ±100cc

Plasenta lahir lengkap, diameter ±20 cm, panjang tali pusat


03.15 WIB ±50 cm, ketebalan ±4 cm, perdarahan ±100 cc, letak
sentralis, amnion dan kotiledon lengkap, tidak ada plasenta
bilobata.

TTD

Mayang Fajar Dwiwana


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU BERSALIN NY “D”
DI PUSKESMAS “K”
KALA IV

Nama : Ny “D” Alamat : Kp. Pariuk Bale Sawah


Umur : 23 Tahun

Hari/
Tanggal/ Catatan Perkembangan
Pukul

Kamis, S: Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya

21 Januari
2021
O: K/U : Baik, Kesadaran : composmentis
03.30 WIB
TTV: TD: 110/80 mmHg, N: 84 x/m, R: 21 x/m, S: 36,7 0C

Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik,


kandung kemih kosong

Genitalia : tidak ada laserasi jalan lahir, perdarahan ±50cc

A: Ny “D” umur 23 tahun P2A0 partus kala IV

P: - Melakukan informed consent


- Melakukan pemeriksaan dan memberitahu hasil
pemeriksaan
- Mengobservasi keadaan umum, TTV, TFU, kontraksi
uterus dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama
dan setiap 30 menit pada jam kedua
- Membersihkan dan merapikan ibu
- Menganjurkan ibu dan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi dan hidrasi ibu
- Mengajarkan ibu dan juga keluarga untuk masase fundus
uteri
- Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup
- Memberitahu ibu untuk mobilisasi dini dan tidak menahan
BAK dan BAB
- Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering
mungkin dan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan
- Mengajarkan ibu cara menyusui yang baik dan benar
- Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya masa nifas
- Memberikan Vitamin A 200.000 IU 2 kapsul kepada ibu, 1
kapsul diminum segera setelah persalinan dan 1 kapsul
lainnya diminum 24 jam setelah minum kapsul yang
pertama, ibu sudah minum Vitamin A 1 kapsul pertama
- Memberikan tablet Fe 1x60 mg serta memberitahu ibu cara
meminumnya
- Melakukan observasi kala IV

03.45 WIB Ibu mengerti dan setuju serta mau mengikuti anjuran yang
diberikan bidan dan bersedia dilakukan observasi 6 jam
kemudian.

TTD

Mayang Fajar Dwiwana


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU NIFAS 6 JAM NY. “D”
DI PUSKESMAS “K”

Nama : Ny “D” Alamat : Kp. Pariuk Bale Sawah


Umur : 23 Tahun

Hari/
Tanggal/ Catatan Perkembangan
Pukul

Kamis, S: Ibu mengatakan senang atas kelahiran bayinya. Ibu mengatakan


masih merasakan sedikit mulas. Ibu mengatakan sudah mampu
21 Januari
berjalan ke kamar mandi serta sudah BAK.
2021
O: K/U : Baik, Kesadaran : Composmentis
Pukul
TTV: TD: 100/70 mmHg, N: 89 x/menit, R: 19 x/menit, S:
09.05 WIB
36,80C.

Muka : tidak pucat, tidak oedema

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak


kekuningan, palpebra tidak oedema

Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening


dan tyroid

Payudara : simetris, areola hiperpigmentasi, putting susu


menonjol, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan, , colostrum (+/+)

Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, TFU 2 jari di


bawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih
kosong, tidak ada diastasis rekti.

Genitalia : vulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada luka


laserasi, perdarahan 30 cc

Ekstremitas : tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada


tanda homan

A: Ny.”D” umur 23 tahun P2A0 post partum 6 jam

P: - Melakukan informed consent


- Melakukan pemeriksaan dan memberitahu hasil pemeriksaan
- Memberitahu ibu bahwa mulas yang dirasakannya adalah
normal karena uterus berkontraksi agar tidak terjadi
perdarahan
- KIE tentang nutrisi pada ibu nifas
- KIE tentang tanda bahaya pada masa nifas
- Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama
bagian perineum agar selalu bersih dan kering
- Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI on demand dan
ASI eksklusif selama 6 bulan
- Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 hari
berikutnya yaitu pada tanggal 23 Januari 2021 atau bila ibu
ada keluhan

Ibu mengerti dan setuju serta mau mengikuti anjuran yang


diberikan bidan untuk melakukan kunjungan ulang pada
tanggal 23 Januari 2021

09.30 WIB TTD

Mayang Fajar Dwiwana

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN


PADA IBU NIFAS 2 HARI NY. “D”
DI PUSKESMAS “K”

Nama : Ny “D” Alamat : Kp. Pariuk Bale Sawah


Umur : 23 Tahun

Hari/
Tanggal/ Catatan Perkembangan
Pukul

Sabtu, S: Ibu mengatakan ingin melakukan kunjungan nifas 2 hari. Ibu


mengatakan masih keluar sedikit darah berwarna merah segar.
23 Januari
Ibu mengatakan nafsu makan baik, istirahat cukup, ASI ibu
2021
keluar dengan lancar, dan BAK serta BAB pun lancar.
Pukul
O: K/U : Baik, Kesadaran : Composmentis
10.00 WIB
TTV: TD: 110/70 mmHg, N: 90 x/menit, R: 20 x/menit, S:
36,70C.

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak kekuningan,


palpebra tidak oedema

Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening


dan tyroid

Payudara : simetris, areola hiperpigmentasi, putting susu


menonjol, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan, ASI (+/+)

Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, TFU 3 jari bawah


pusat, kandung kemih kosong, tidak ada diastasis
rekti.

Genitalia : vulva/vagina tidak ada kelainan, lochea rubra

Ekstremitas : tidak ada oedema dan varises. Refleks patella


+/+

A: Ny.”D” umur 23 tahun P2A0 post partum 2 hari

P: - Melakukan informed consent


- Melakukan pemeriksaan dan memberitahu hasil pemeriksaan
- Memberitahu ibu bahwa darah yang keluar berwarna merah
segar adalah normal
- Mengingatkan kembali tentang tanda bahaya pada masa nifas
- Mengingatkan kembali tentang nutrisi pada ibu nifas
- Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene
- Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
- Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6
bulan tanpa tambahan MPASI
- Memberitahu ibu cara menyusui yang baik dan benar
- Mengajarkan ibu cara perawatan bayi sehari-hari
- Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
berikutnya yaitu pada tanggal 28 Januari 2021 atau bila ibu
ada keluhan

Ibu mengerti dan setuju serta mau mengikuti anjuran yang


diberikan bidan untuk melakukan kunjungan ulang pada
tanggal 28 Januari 2021

10.30 WIB TTD

Mayang Fajar Dwiwana


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU NIFAS 7 HARI NY. “D”
DI PUSKESMAS “K”

Nama : Ny “D” Alamat : Kp. Pariuk Bale Sawah


Umur : 23 Tahun

Hari/
Tanggal/ Catatan Perkembangan
Pukul

Kamis, S: Ibu mengatakan ingin melakukan kunjungan nifas 7 hari. Ibu

28 Januari mengatakan masih keluar sedikit darah berwarna merah


2021 kecoklatan.

Pukul
O: K/U : Baik, Kesadaran : Composmentis
09.00 WIB
TTV: TD: 100/60 mmHg, N: 84 x/menit, R: 20 x/menit, S:

36,50C. BB: 44kg

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak kekuningan,

palpebra tidak oedema

Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening

dan tyroid

Payudara : simetris, areola hiperpigmentasi, putting susu

menonjol, tidak ada benjolan, tidak ada

pembengkakan, pengeluaran ASI (+/+)

Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, TFU pertengahan


simphisis pusat, kandung kemih kosong, tidak

ada diastasis rekti

Genitalia : vulva/vagina tidak ada kelainan, lochea


sanguinolenta

Ekstremitas : tidak ada oedema dan varises. Refleks patella


+/+. Tanda homan (-)

A: Ny.”D” umur 23 tahun P2A0 post partum 7 hari

P: - Melakukan informed consent

- Melakukan pemeriksaan dan memberitahu hasil pemeriksaan

- Memberitahu ibu bahwa darah yang keluar berwarna merah

kecoklatan adalah normal

- Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara

dengan cara mengompres dan memijat payudara ibu

- Mengingatkan kembali tentang nutrisi pada ibu nifas


- Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene
- Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
- Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6
bulan tanpa tambahan MPASI
- Memberitahu ibu cara menyusui yang baik dan benar
- Mengajarkan ibu cara perawatan bayi sehari-hari
- Memberitahu ibu tentang macam-macam alat kontrasepsi dan
imunisasi pada bayi

- Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang


berikutnya yaitu pada tanggal 18 Februari 2021 atau bila ibu
ada keluhan
Ibu mengerti dan setuju serta mau mengikuti anjuran yang
diberikan bidan untuk melakukan kunjungan ulang pada
tanggal 18 Februari 2021

TTD

09.30 WIB

Mayang Fajar Dwiwana


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU NIFAS 4 MINGGU NY “D”
DI PUSKESMAS “K”

Nama : Ny “D” Alamat : Kp. Pariuk Bale Sawah


Umur : 23 Tahun

Hari/
Tanggal/ Catatan Perkembangan
Pukul

Kamis, S: Ibu mengatakan ingin melakukan kunjungan nifas 4 minggu.


Ibu mengatakan ASInya keluar lancar dan tidak ada keluhan
18 Februari
yang dirasakan.
2021
O: K/U : Baik, Kesadaran : Composmentis
Pukul
TTV: TD: 120/80 mmHg, N: 82 x/menit, R: 20 x/menit, S:
09.10 WIB
36,50C. BB: 44kg

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak kekuningan,


palpebra tidak oedema

Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening


dan tyroid

Payudara : simetris, areola hiperpigmentasi, putting susu


menonjol, tidak ada benjolan, tidak ada
pembengkakan, pengeluaran ASI (+/+)

Abdomen : TFU tidak teraba, kandung kemih kosong, tidak


ada diastasis rekti

Genitalia : vulva/vagina tidak ada kelainan, lochea alba


Ekstremitas : tidak ada oedema dan varises. Refleks patella
+/+. Tanda homan (-)

A: Ny.”D” u23 tahun P2A0 post partum 4 minggu

P: - Melakukan informed consent


- Melakukan pemeriksaan dan memberitahu hasil pemeriksaan
- Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara
- Mengingatkan kembali tentang nutrisi pada ibu nifas
- Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene
- Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
- Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6
bulan tanpa tambahan MPASI
- Memberitahu ibu cara menyusui yang baik dan benar
- Mengajarkan ibu cara perawatan bayi sehari-hari
- Menjelaskan kepada ibu tentang imunisasi pada bayi
- Menjelaskan kepada ibu tentang macam-macam alat
kontrasepsi yang cocok digunakan oleh ibu
- Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
berikutnya yaitu pada tanggal 04 Maret 2021 atau bila ibu ada
keluhan

Ibu mengerti dan setuju serta mau mengikuti anjuran yang


diberikan bidan untuk melakukan kunjungan ulang pada
tanggal 04 Maret 2021

TTD
09.40 WIB

Mayang Fajar Dwiwana

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN


PADA BAYI BARU LAHIR NY “D”
DI PUSKESMAS “K”
SEGERA SETELAH LAHIR

Nama : Bayi Ny “D” Alamat: Kp. Pariuk Bale Sawah


Umur : Segera setelah lahir
Hari/
Tanggal/ Catatan Perkembangan
Pukul

Kamis, S: Ibu mengatakan melahirkan bayinya pada usia kehamilan 38


minggu.
21 Januari
2021 O: Bayi lahir spontan bugar, menangis kuat, warna kulit
kemerahan dan gerakan aktif.
03.05 WIB
A: Neonatus Ny. “D” cukup bulan sesuai masa kehamilan

P: - Melakukan informed consent, ibu menyetujui

P: - Melakukan pemeriksaan pada bayi dan memberitahu hasil


pemeriksaan
- Mengeringkan bayi secepat mungkin dengan kain kering
agar tidak terjadi hipotermi, bayi sudah dikeringkan dan
tidak mengalami hipotermi.
- Melakukan pemotongan tali pusat
- Memfasilitasi untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) bayi sudah dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Kehangatan bayi terjaga dan berhasil dilakukan IMD selama


04.05 WIB
±1 jam.

TTD

Mayang Fajar Dwiwana

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN


PADA BAYI BARU LAHIR 2 HARI NY “D”
DI PUSKESMAS “K”

Nama : Bayi Ny “D” Alamat : Kp. Pariuk Bale Sawah


Umur : 2 hari

Hari/
Tanggal/ Catatan Perkembangan
Pukul

Sabtu, S: Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat, menyusu


sangat kuat, bayinya diberikan ASI eksklusif, tali pusatnya
23 Januari
masih basah, BAK 8 kali sehari dan BAB 2 kali sehari.
2021
O: K/U: baik, Kesadaran: composmentis, warna kulit
10.30 WIB
kemerahan, menangis kuat, gerakan aktif

TTV: HR: 142x/m, RR: 48x/m, S: 36,9o C

Antropometri : BB: 2.800 gram, PB: 51 cm, LK: 33 cm, LD:


34cm, LP: 33 cm

Abdomen : simetris, tali pusat basah, tidak ada perdarahan


tali pusat, tidak berbau

Reflek : Rooting (+), sucking (+), grasping (+),


swallowing (+), moro (+), babynsky (+)

A: Neonatus Ny. “D” umur 2 hari

P: - Melakukan informed consent


- Melakukan pemeriksaan pada bayi dan memberitahu hasil
pemeriksaan
- Menjelaskan kepada ibu bahwa penurunan berat badan
bayi adalah normal, karena bayi banyak membuang
sejumlah cairan melalui kotoran dan air seni
- Mengingatkan kembali untuk menjaga kehangatan bayi
- Menjelaskan kembali tanda-tanda bahaya pada bayi baru
lahir
- Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya sesering
mungkin dan mengingatkan kembali untuk tetap
memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan tanpa tambahan
MPASI
- Menjelaskan kembali tentang perawatan bayi sehari-hari di
rumah
- Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang berikutnya yaitu
pada hari Kamis tanggal 28 Januari 2021 atau jika ada
keluhan

Ibu mengerti dan setuju serta mau mengikuti anjuran yang


11.00 WIB
diberikan bidan

TTD

Mayang Fajar Dwiwana


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR 7 HARI NY “D”
DI PUSKESMAS “K”

Nama : Bayi Ny “D” Alamat : Kp. Pariuk Bale Sawah


Umur : 7 hari

Hari/
Tanggal/ Catatan Perkembangan
Pukul

Kamis S: Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat, menyusu


sangat kuat, bayinya diberikan ASI eksklusif, tali pusatnya
28 Januari
kering dan sudah lepas pada hari ke 4.
2021
O: K/U: baik, Kesadaran: composmentis
09.30 WIB
TTV: HR: 128x/m, RR: 54x/m, S: 36,9o C

Antropometri: BB: 3100 gram, LK: 34 cm, PB: 51 cm,


LD:34 cm, LP: 33 cm

Abdomen : simetris, tali pusat kering dan telah lepas

Reflek : Rooting (+), sucking (+), grasping (+),


swallowing (+), moro (+), babynsky (+)

A: Neonatus Ny “D” umur 7 hari

P: - Melakukan informed consent


- Melakukan pemeriksaan pada bayi dan memberitahu hasil
pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan sehat
- Mengingatkan kembali untuk menjaga kehangatan bayi
- Menjelaskan kembali tanda-tanda bahaya pada bayi baru
lahir
- Memberitahu ibu untuk imunisasi bayinya saat usia satu
bulan yaitu imunisasi BCG dan polio I serta memberikan
konseling manfaat dan efek samping dari imunisasi BCG
dan Polio I
- Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya sesering
mungkin dan mengingatkan kembali untuk tetap
memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan tanpa tambahan
MPASI
- Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 3 minggu
kemudian yaitu pada hari Kamis tanggal 18 Februari 2021
atau jika ada keluhan.

Ibu mengerti dan setuju serta mau mengikuti anjuran yang


10.00 WIB diberikan bidan

TTD

Mayang Fajar Dwiwana


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR 4 MINGGU NY “D”
DI PUSKESMAS “K”

Nama : Bayi Ny “D” Alamat : Kp. Pariuk Bale Sawah


Umur : 4 minggu

Hari/
Tanggal/ Catatan Perkembangan
Pukul

Kamis S: Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat, menyusu


sangat kuat, bayinya diberikan ASI eksklusif, tali pusatnya
18 Februari
kering dan sudah lepas pada hari ke 4. Ibu mengatakan
2021
bayinya ingin diimunisasi BCG dan Polio I.
09.40 WIB
O: K/U: baik, Kesadaran: composmentis

TTV: HR: 136x/m, RR: 56x/m, S: 36,8o C

Antropometri: BB: 4100 gram, PB: 55 cm, LK: 35cm, LD:


36 cm, LP: 35cm

Abdomen : simetris, tali pusat telah lepas

Reflek : Rooting (+), sucking (+), grasping (+),


swallowing (+), moro (+), babynsky (+)

A: Neonatus Ny “D” umur 4 minggu

P: - Melakukan informed consent


- Melakukan pemeriksaan pada bayi dan memberitahu ibu
hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan sehat
- Mengingatkan kembali untuk menjaga kehangatan bayi
- Menjelaskan kembali tanda-tanda bahaya pada bayi baru
lahir.
- Memberikan imunisasi BCG dan Polio I pada bayi
- Menjelaskan kepada ibu tentang imunisasi yang telah
diberikan kepada bayinya serta efek samping dari BCG dan
Polio I
- Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya sesering
mungkin dan mengingatkan kembali untuk tetap
memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan tanpa tambahan
MPASI
- Menjelaskan kepada ibu tentang kenaikan berat badan dan
tumbuh kembang bayi sesuai dengan usianya
- Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya kembali ke
posyandu untuk mendapatkan imunisasi secara lengkap
sesuai jadwal imunisasi pada KMS
- Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu
kemudian yaitu pada hari Kamis tanggal 04 Maret 2021
atau jika ada keluhan

Ibu mengerti dan setuju serta mau mengikuti anjuran yang


10.10 WIB
diberikan bidan

TTD

Mayang Fajar Dwiwana


DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI 6 MINGGU NY “D”
DI PUSKESMAS “K”

Nama : Bayi Ny “D” Alamat : Kp. Pariuk Bale Sawah


Umur : 6 minggu

Hari/
Tanggal/ Catatan Perkembangan
Pukul

Kamis S: Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat, menyusu


sangat kuat, BAB dan BAK lancar, bayinya diberikan ASI
04 Maret 2021
eksklusif. Ibu mengatakan bayinya sudah diimunisasi BCG
09.30 WIB dan Polio I.

O: K/U: baik, Kesadaran: composmentis

TTV: HR: 150x/m, RR: 48x/m, S: 36,7o C

Antropometri: BB: 4600 gram, PB: 58 cm, LK: 37cm, LD:


37cm, LP: 35cm

Reflek : Rooting (+), sucking (+), grasping (+),


swallowing (+), moro (+), babynsky (+)

A: Bayi Ny “D” umur 6 minggu

P: - Melakukan informed consent


- Melakukan pemeriksaan pada bayi dan memberitahu ibu
hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan sehat
- Mengingatkan kembali untuk menjaga kehangatan bayi
- Menjelaskan kembali tanda-tanda bahaya pada bayi baru
lahir
- Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya sesering
mungkin dan mengingatkan kembali untuk tetap
memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan tanpa tambahan
MPASI
- Menjelaskan kepada ibu tentang kenaikan berat badan dan
tumbuh kembang bayi sesuai dengan usianya
- Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya kembali ke
posyandu untuk mengetahui perkembangan dan
pertumbuhan bayinya serta mendapatkan imunisasi secara
lengkap sesuai jadwal imunisasi pada KMS

10.00 WIB Ibu mengerti dan setuju serta mau mengikuti anjuran yang
diberikan bidan untuk membawa bayinya ke posyandu
secara rutin setiap bulan

TTD

Mayang Fajar Dwiwana


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mayang Fajar Dwiwana

NIM : P27902118068

Tempat tanggal lahir : Lebak, 19 Mei 1999

Agama : Islam

Alamat : Jl. Siliwangi RT 01/02 Kp. Jaura, Rangkasbitung,


Lebak, Banten. 43213

No telepon : 0852 1961 0061

Motto Hidup : Jangan biarkan hari kemarin merenggut banyak hal


hari ini

Riwayat Pendidikan

SD : SDN 03 Muara Ciujung Timur, lulus tahun 2011

SMP : Pondok Pesantren La Tansa, lulus tahun 2014

SMA : Pondok Pesantren La Tansa, lulus tahun 2017

Pendidikan Terakhir

Perguruan Tinggi : Tercatat sebagai mahasiswa di Politeknik


Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten,
Jurusan Kebidanan Rangkasbitung Tahun Ajaran
2018-2021

Anda mungkin juga menyukai