Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS KELUARGA Tn.

”B”
TERHADAP IBU NIFAS Ny.”A” P2002 USIA 34 TAHUN HARI KE 7
DENGAN NYERI LUKA PERINEUM DI DESA KAMPUNGBARU
KECAMATAN TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK
TANGGAL 26 APRIL - 8 MEI 2021

Disusun dalam rangka memenuhi tugas Praktik Kerja Lapangan

Oleh:
DESTIANA ANGGI PRAMILA SARI
NIM 201802056

PRODI D3 KEBIDANAN
STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2021

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Tn.”B” Terhadap Ibu Nifas Ny.”A” P2002
Usia 31 Tahun Hari Ke 7 Dengan Nyeri Luka Perineum Di Desa Kampungbaru
Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk
Tanggal 26 April – 8 Mei 2021

Mahasiswa

DESTIANA ANGGI PRAMILA SARI


NIM 201802056

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Bidan Pembimbing Lahan

Anis Setyowati, SST Siti Asiyah, SST


NIK. 0731280412212

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyusun
Laporan Praktek Kerja Lapangan di PMB Siti Asiyah, SST mulai tanggal 26 April s/d 8
Mei 2021.
Praktek Kerja Lapangan ini merupakan penerapan kurikulum pada mata kuliah
Asuhan Kebidanan Komunitas, khususnya tentang kesehatan ibu dan anak serta KB.
Sehingga kami mendapatkan pengalaman nyata mata kuliah kesehatan ibu dan anak
serta keluarga berencana di masyarakat.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan masukan dari
berbagai pihak baik moril maupun materil. Untuk itu tak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada
1. Ibu Endah Luqmanasari, SSiT, M.Kes selaku Ketua Prodi D3 Kebidanan STIKES
Karya Husada Kediri
2. Ibu Anis Setyowati, SST, selaku dosen pembimbing Prodi D3 Kebidanan STIKES
Karya Husada Kediri
3. Ibu Bidan Siti Asiyah, SST, selaku Pembimbing Praktek Kerja Lapangan
4. Keluarga Tn “B” dan mahasiswa STIKES Karya Husada Kediri Prodi D3
Kebidanan STIKES Karya Husada Kediri dan semua pihak yang baik secara
langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam pelaksanaan PKL.
Semoga Praktek Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa STIKES
Karya Husada Kediri pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Kediri, 26 April 2021


Penulis

Destiana Anggi Pramila S


NIM. 201802056

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................................................i
Lembar Pengesahan.............................................................................................................ii
Kata Pengantar....................................................................................................................iii
Daftar Isi.............................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum.............................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus............................................................................................2
1.3 Metode Penulisan..................................................................................................2
1.4 Sistematika Penulisan...........................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................5
2.1 Konsep Keluarga...................................................................................................5
2.2 Konsep Teori (Masa Nifas)...................................................................................9
2.3 Nyeri Perineum...................................................................................................21
BAB 3 TINJAUAN KASUS.............................................................................................22
3.1 Pengkajian...........................................................................................................22
3.2 Analisis Data.......................................................................................................32
3.3 Intervensi.............................................................................................................33
3.4 Implementasi.......................................................................................................33
3.5 Evaluasi...............................................................................................................34
3.6 Catatan Perkembangan........................................................................................35
BAB 4 PEMBAHASAN....................................................................................................41
BAB 5 PENUTUP.............................................................................................................42
5.1 Kesimpulan.........................................................................................................42
5.2 Saran...................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................43
LAMPIRAN.......................................................................................................................44

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

iv
Masa nifas (puerpurium) dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Puerpurium yaitu dari kata Puer
yang artinya bayi dan Parous melahirkan. Jadi, puerpurium berarti masa setelah
melahirkan bayi yaitu masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Sekitar 50% kematian ibu terjadi
dalam 24 jam pertama postpartum sehingga pelayanan pasca persalinan yang
berkualitas harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu
dan bayi. Berdasarkan standar pelayanan kebidanan, standar pelayanan ibu nifas
meliputi perawatan bayi baru lahir, penanganan 2 jam setelah persalinan, dan
pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas, maka prinsip asuhan kebidanan
bagi ibu pada masa nifas dan menyusui harus bermutu tinggi serta tanggap
terhadap budaya setempat (Susilo Rini dan Kumala Feti, 2017).
Di Negara Indonesia insiden kematian ibu sebesar 60% terjadi pada
postpartum atau masa nifas, dan sebesar 50% kematian masa nifas terjadi dalam
24 jam pertama (Kemenkes RI, 2013) dikutip dari (Kemenkes RI, 2018). Sebuah
penelitian menunjukkan bahwa 38 % ibu mengatakan nyeri perineum meningkat
pada hari ketujuh setelah persalinan, 60 % dari ibu primipara mengalami
robekan perineum derajat 2 dan 91 % mengalami robekan perineum derajat 3
dan derajat 4. Didalam penelitian studi kohort terdapat 241 ibu postpartum
mengalami nyeri perineum, 172 (92 %) ibu postpartum melaporkan nyeri
perineum pada hari pertama. Sebuah penelitian dengan survei skala besar yang
telah dilakukan 2 bulan pada ibu postpartum sebagian besar hasil penelitian ibu
mengatakan masih merasakan nyeri pada perineumnya, 77 % diantaranya adalah
primipara dan 52 % multipara (Rosmiyati, 2017).
Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang
berada di dalam keluarga dan masyarakat (Mansyur, 2020). Pelayanan kesehatan
berbasis komunitas mencakup layanan yang diberikan oleh berbagai tenaga
kesehatan komunitas sesuai pelatihan dan kapasitasnya. Bidan memandang klien
sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh
kondisi ekonomi, politik sosial budaya dan lingkungan sekitarnya. Unsur-unsur
yang tercakup dalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan,
lingkungan, pengetahuan serta teknologi.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam keluarga sehingga
terwujud keluarga yang sehat dan sejahtera.
1.2.2 Tujuan Khusus

v
a) Untuk memberikan pengetahuan pada keluarga Tn “B” terutama
pada ibu mengenai masa nifas luka jahitan perineum dan cara
mengatasi nyeri luka jahitan perineum
b) Untuk memberikan pengetahuan pada keluarga Tn “B” mengenai
PHBS terutama mengenai personal hygiene.

1.3 Metode Penulisan


1.3.1 Metodologi penulisan ini adalah studi kepustakaan dalam bentuk studi
kasus yang mencari gambaran yang lebih jelas dari proses kebidanan
yang terjadi pada saat ini.
1.3.2 Teknik pengumpulan data, yaitu :
1.3.2.1 Anamnesa
Dengan wawancara pada keluarga kien untuk mendapatkan data
subjektif.
1.3.2.2 Pemeriksaan
Dengan melakukan pemeriksaan langsung pada klien untuk
memperoleh data objektif.
1.3.2.3 Studi dokumenter
Dengan melihat status yang terdapat pada ruangan.
1.3.2.4 Studi kepustakaan
Dengan menggunakan beberapa referensi buku baik medis
maupun keperawatan yang berhubungan dengan masalah yang
ada.

1.4 Sistematika Penulisan


BAB 1 Pendahuan terdiri dari latar belakang tujuan, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB 2 Tinjauan pustaka terisi tentang konsep masa nifas dan nyeri perineum
BAB 3 Tinjauan kasus berisi tentang pengkajian (data subjektif dan data
objektif), analisis data, intervensi, implementasi dan evaluasi.
BAB 4 Pembahasan berisi tentang kesenjangan antara tinjauan pustaka dan
tinjauan kasus.
BAB 5 Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.

vi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Keluarga


2.1.1 Pengertian Keluarga
Menurut KemenKes (2018), Departemen Kesehatan RI (1988)
mendefinisikan keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Sementara menurut
Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1989) dikutip Effendy (1998),
keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.

2.1.2 Sruktur Keluarga


Struktur keluarga didasarkan pada organisasi keluarga, yaitu perilaku
anggota keluarga dan pola hubungan dalam keluarga. Hubungan yang ada dapat
bersifat kompleks, misalnya seorang wanita bisa sebagai istri, sebagai ibu,
sebagai menantu, dan lain-lain, yang semua itu mempunyai kebutuhan, peran
dan harapan yang berbeda. Pola hubungan itu akan membentuk kekuatan dan
struktur peran dalam keluarga. Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit
tergantung dari kemampuan dari keluarga tersebut untuk merespon stressor yang
ada dalam keluarga. Struktur keluarga terdiri dari sebagai berikut:
1) Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
2) Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu.
3) Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
4) Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
5) Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami dan istri (KemenKes,
2018).

vii
2.1.3 Bentuk Keluarga
1) Keluarga Inti (Nuclear Family)
Keluarga inti berisi pasangan yang sudah menikah (dan barangkali dengan
satu anak atau lebih).
2) Keluarga Besar (Extended Family)
Keluarga besar adalah keluarga inti yang memasukkan saudara (seperti: bibi,
paman, nenek/kakek dan sepupu).

viii
3) Keluarga dengan orang tua tunggal (Single Parent Family)
Keluarga tunggal terbentuk ketika salah satu orang tua pergi dari keluarga
inti oleh karena kematian, perceraian, atau ketika orang tua tunggal
memutuskan untuk memiliki atau mengadopsi anak
4) Keluarga Campuran (Blended Family)
Keluarga campuran terbentuk ketika orang tua membawa anak tak sedarah
dari adopsi atau hubungan pemeliharaan orang tua kedalam situasi batu dan
hidup bersama
5) Keluarga Alternatif (Alternative Family)
Hubungan meliputi beberapa orang dewasa dalam satu rumah tangga,
keluarga tanda generasi (kakek-nenek merawat cucu-cucunya), grup
komunal dengan anak, bukan keluarga (orang dewasa tinggal sendiri), dan
pasangan kohabitasi (Novieastari, Enie, 2020).

2.1.4 Tugas dan Peran Keluarga


Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang
umumnya terdapat di dalam kebanyakan keluarga, terutama di Indonesia adalah
sebagai berikut:
1) Peranan ayah Peranan ayah adalah sebagai suami dari ibu dan ayah untuk
anak-anak. Di samping itu, ayah juga berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala keluarga, anggota dari
kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dalam lingkungannya.
2) Peranan ibu Peranan ibu adalah sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu
mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari
peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dalam lingkungannya.
3) Peranan anak Anak dalam keluarga melaksanakan peranan psiko-sosial
sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial, maupun
spiritual.

2.1.5 Keperawatan Kesehatan Keluarga


Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai
saran/penyalur. Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah
kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama
anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluargakeluarga di sekitarnya

ix
atau masyarakat secara keseluruhan. Alasan keluarga sebagai unit pelayanan
adalah sebagai berikut.
1) Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam
kelompoknya.
3) Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila
salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.
4) Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien),
keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan para anggotanya.
5) Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya
kesehatan masyarakat.
6) Setiap keluarga mempunyai cara yang unik dalam menghadapi masalah
kesehatan para anggotanya (KemenKes, 2018).

2.2 Konsep Masa Nifas


1) Pengertian nifas
Menurut (Sarwono, 2006; Saleha, 2009), Masa nifas (puerpuralis)
merupakan masa setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas ini
berlangsung selama 6 minggu. Didalam masa nifas diperlukan Asuhan masa
nifas karena periode ini merupakan periode kritis baik ibu maupun bayinya.
Perubahan yang terjadi pada masa nifas yaitu perubahan fisik, involusi
uteri/pengeluaran air susu ibu. Perubahan sistem tubuh ibu dan perubahan
psikis (Yuliana, Wahida dan Nul Hakim Bawon, 2020).
2) Tujuan asuhan masa nifas
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam
24 jam pertama.
Tujuan asuhan masa nifas normal terbagi 2 yaitu :
a) Tujuan umum
Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak
b) Tujuan Khusus
Menurut Saifuddin, A. 2009 tujuan asuhan masa nifas adalah
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis

x
2) Melakukan skrining, mendeteksi masalah, atau merujuk bila terjadi
komplikasi pada ibu maupun bayinya
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada
bayinya dan perawatan bayi sehat.
4) Memberikan pelayanan keluarga berencana (KB) (Yuliana, Wahida
dan Nul Hakim Bawon, 2020).
3) Tahapan masa nifas
Tahapan masa nifas menurut Reva Rubin:
a) Periode Taking In (hari ke 1-2 setelah melahirkan)
(a) Ibu masih pasif dan tergantung dengan orang lain
(b) Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran perubahan tubuhnya
(c) Ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman waktu melahirkan
(d) Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan
tubuh ke kondisi normal
(e) Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan
peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses
pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal.
b) Periode Taking On/Taking Hold (hari ke 2-4 setelah melahirkan)
(a) Ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan meningkatkan
tanggung jawab akan bayinya
(b) Ibu memprioritaskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK,
BAB dan daya tahan tubuh
(c) Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti
menggendong, menyusui, memandikan dan mengganti popok
(d) Ibu cenderung terbuak menerima nasehat bidan dan kritikan pribadi
(e) Kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena merasa tidak
mampu membesarkan bayinya.
c) Periode Letting Go
(a) Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan dipengaruhi oleh dukungan
serta perhatian keluarga
(b) Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan
memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu dalam
kebebasan dan hubungan sosial.
(c) Depresi postpartum sering terjadi pada masa ini (Sulastri, 2020).
4) Perubahan fisiologis masa nifas
a) Perubahan fisiologis masa nifas pada sistem reproduksi
(a) Involusi uterus. Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu
proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil. Proses
involusi ke kondisi sebelum hamil adalah:

xi
(b) Iskemia Miometrium. Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraksi
yang terus menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta sehingga
membuat uterus menjadi relatif anemi dan menyebabkan serat otot
atrofi.
(c) Atrofi jaringan. Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian
hormon estrogen saat pelepasan plasenta.
(d) Autolysis. Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di
dalam otot uterus. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot
yang telah mengendur hingga panjangnya 10 kali panjang sebelum
hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi selama
kehamilan. Hal ini disebabkan karena penurunan hormone estrogen dan
progesteron.
(e) Efek oksitosin. Oksitosis menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi
otot uterus sehingga akan menekan pembuluh darah yang
mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini
membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta
mengurangi perdarahan.
(f) Involusi tempat plasenta
Pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan
menonjol ke dalam kavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, dengan
cepat luka mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan
pada akhir nifas 1-2 cm. penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali.
Pada pemulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh
darah besar yang tersumbat oleh thrombus. Luka bekas plasenta tidak
meninggalkan parut. Hal ini disebabkan karena diikuti pertumbuhan
endometrium baru dibawah permukaan luka. Regenerasi endometrium
terjadi di tempat impantasi plasenta selama sekitar 6 minggu.
Pertumbuhan kelenjar endometrium ini berlangsung didalam desidua
basalin. Pertumbuhan kelenjar ini mengikis pembuluh darah yang
membeku pada tempat implantasi plasenta hingga terkelupas dan tak
dipakai lagi pada pembuangan lochea.
(g) Perubahan ligamen
Setelah bayi lahir, ligamen dan diafragma pelvis fasia yang meregang
sewaktu kehamilan dan saat melahirkan, kembali seperti sedia kala.
Perubahan ligamen yang dapat terjadi pasca melahirkan antara lain:
ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus
menjadi retrofleksi, ligamen fasia jaringan penunjang alat genetalia
menjadi agak kendor.
(h) Perubahan pada serviks

xii
Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor, terkulai dan
berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi,
sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara
korpus dan serviks uteri berbentuk cincin. Warna serviks merah
kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Segera setelah bayi
dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan 2-3 jari dan
setelah 1 minggu hanya 1 jari saja yang dapat masuk. Oleh karena
hiperpalpasi dan retraksi serviks, robekan serviks dapat sembuh.
Namun semikian, selesai involusi, ostium eksternum tidak sama waktu
sebelum hamil. Pada umumnya ostium eksternumlebih besar, tetap ada
retak-retak dan robekan-robekan pada pinggirnya, terutama pada pinggir
sampingnya.
(i) Lochia. Akibat involusi uteri, lapisan luar desidua yang mengelilingi
situs plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar
bersama dengan sisa cairan. Percampuran antara darah dan desidua
inilah yang dinamakan lochea. Lochia adalah ekskresi cairan rahim
selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa/alkalis yang membuat
organisme berkembang lebih cepat daripada kondisi asam yang ada
pada vagina normal.
(j) Vulva, vagina dan perineum
Perubahan pada periuneum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum
mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan
ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu. Meskipun
demikian, latihan otot periuneum dapat mengembalikan tonus tersebut
dan dapat mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat
dilakukan pada akhir puerperium dengan latihan harian (Sulastri,
2020)..
b) Perubahan fisiologis masa nifas pada sistem pencernaan
(a) Nafsu makan
Pasca melahirkan biasanya ibu merasa lapar sehingga diperbolehkan
untuk mengonsumsi makanan. Pemulihan nafsu makan diperlukan
waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar
progesterone menurun setelah melahirkan, asupan makanan juga
mengalami penurunan selama 1 atau 2 hari.
(b) Motilitas
Secara khas, penurunan tobus dan motilitas otot traktus cerna
menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan
analgesia dan anastesia dapat memperlambat pengembalian tonus dan
motilitas ke keadaan normal.
(c) Pengosongan usus

xiii
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini
disebabkan tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan awal
masa pascapartum, diare sebelum persalinan, enema sebelum
melahirkan, kurang makan, dehidrasi, hemoroid ataupun laserasi jalan
lahir. Sistem pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu untuk
kembali normal. Beberapa cara agar ibu dapat buang air besar kembali
teratur, antara lain:
a) Pemberian diet/makanan yang mengandung serat.
b) Pemberian cairan yang cukup
c) Pengetahuan tentang pola eliminasi pasca melahirkan
d) Pengetahuan tentang perawatan luka jalan lahir
e) Bila usaha di atas tidak berhasil dapat dilakukan pemberian huknah
atau obat yang lain (Yuliana, Wahida dan Nul Hakim Bawon, 2020).
c) Perubahan fisiologis masa nifas pada sistem perkemihan
(a) Hemostatis internal
Beberapa hal yang berkaitan dengan caira tubuh antara lain
edema dan dehidrasi. Edema adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan
akibat gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh. Dehidrasi adalah
kekurangan cairan atau volume air yang terjadi pada tubuh karena
pengeluaran berlebihan dan tidak diganti.
(b) Keseimbangan asam basa tubuh
Keasaman dalam tubuh disebut PH. Batas normal PH cairan
tubuh adalah 7,35-7,40. Bila PH >7,4 disebut alkalosis dan jika PH
<7,35 disebut asidosis (Tonasih, 2019).
(c) Sistem urinarius
Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu 1 bulan setelah wanita
melahirkan. Diperlukan kira-kira 2-8 minggu supaya hipotonia pada
kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan
sebelum hamil. Pada sebagian wanita, dilatasi traktus urinaria bisa
menetap selama 3 bulan (Tonasih, 2019).
d) Perubahan fisiologis masa nifas sistem musculoskeletal
Adaptasi sistem muskuloskeletal ibu yang terjadi selama hamil
berlangsung secara terbalik pada masa pascapartum. Adaptasi ini
mencakup hal-hal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi
dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran rahim. Stabilitas sendi
lengkap pada minggu ke-6 sampai ke-8 setelah wanita melahirkan
(Yuliana, Wahida dan Nul Hakim Bawon, 2020).
e) Perubahan fisiologis masa nifas sistem endokrin
Kadar esterogen dan progesteron menurun secara mencolok
setelah plasenta keluar, kadar terendahnya dicapai kira-kira 1 minggu

xiv
pascapartum. Penurunan esterogen berkaitan dengan pembengkakan
payudara dan diuresis cairan ekstraseluler berlebih yang terakumulasi
selama masa hamil (Yuliana, Wahida dan Nul Hakim Bawon, 2020).
f) Perubahan fisiologis masa nifas sistem kardiovaskuler
Perubahan volume darah tergantung pada beberapa faktor
misalnya kehilangan darah selama melahirkan dan mobilisasi serta
pengeluaran cairan ekstravaskuler/edemafisiologis. Hipervolemia yang
diakibatkan kehamilan menyebabkan kebanyakan ibu dapat menoleransi
kehilangan darah saat melahirkan. Banyak ibu kehilangan 300-400 ml
darah sewaktu melahirkan bayi tunggal pervaginam atau sekitar 2 kali
lipat jumlah ini saat operasi sesaria (Yuliana, Wahida dan Nul Hakim
Bawon, 2020).
5) Kebutuhan fisik nifas
(a) Kebutuhan gizi
Makanan yang dikonsumsi ibu nifas harus mengandung
karbohidrat, tinggi protein, zat besi, vitamin, dan mineral untuk
mengatasi anemia, cairan dan serat untuk memperlancar sekresi.
Ibu nifas dan menyusui membutuhkan tambahan kalori ± 700
kalori pada enam bulan pertama untuk memberikan ASI eksklusif
dan bulan selanjutnya kebutuhan kalori menurun ± 500 kalori,
karena bayi telah mendapatkan makanan pendamping ASI
(Tonasih, 2019).
(b) Ambulasi dini
Ambulasi dini dapat mencegah terjadinya sumbatan pada
aliran darah. Tersumbatnya aliran darah bisa menyebabkan
terjadinya trombosis vena dalam dan dapat menimbulkan infeksi
pada pembuluh darah.
Keuntungan ambulasi dini :
a) Ibu merasa lebih sehat dan lebih kuat.
b) Faal usus dan kandung kemih menjadi lebih baik.
c) Memungkinkan bidan untuk memberikan bimbingan maupun
pendidikan kepada ibu mengenai cara perawatan bayi sehari-
hari.
d) Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (lebih ekonomis)
(Yuliana, Wahida dan Nul Hakim Bawon, 2020).
(c) Eliminasi
Dalam enam jam pertama postpartum, pasien sudah harus
dapat buang air kecil. Semakin lama urien tertahan dalam
kandung kemih maka dapat mengakibatkan kesulitan pada organ
perkemihan, misalnya infeksi. Dalam 24 jam pertama, pasien juga

xv
sudah harus dapat buang air besar karena semakin lama feses
tertahan dalam usus maka akan semakin sulit baginya untuk
buang air besar secara lancar (Yuliana, Wahida dan Nul Hakim
Bawon, 2020).
(d) Kebersihan diri
Menjaga kebersihan diri selama masa nifas merupakan
upaya untuk memelihara kebersihan tubuh mulai dari pakaian,
kebersihan dari ujung rambut sampai kaki. Terutama pada daerah
genetalia perlu mendapatkan perhatian yang lebih karena terdapat
pengeluaran cairan/darah lochea (Yuliana, Wahida dan Nul
Hakim Bawon, 2020).
(e) Istirahat
Kebutuhan istirahat bagi ibu nifas dan menyusui minimal 8
jam sehari, yang dapat dipenuhi melalui istirahat malam dan
siang, ibu dapat beristirahat selagi bayinya tidur (Yuliana, Wahida
dan Nul Hakim Bawon, 2020).
(f) Seksual
Setelah 6 minggu diperkirakan pengeluaran lochea telah
bersih, semua luka akibat persalinan, termasuk luka episiotomi
dan luka bekas SC biasanya telah sembuh dengan baik, ssehingga
ibu dapat memulai kembali hubungan seksual. Hubungan seksual
yang memuaskan memerlukan suasana hati yang tenang.
Kecemasan akan menghambat proses perangsangan sehingga
produksi cairan pelumas pada dinding vagina akan terhambat.
Cairan pelumas yang minim akan berakibat gesekan penis dan
dinding vagina tidak terjadi dengan lembut, akibatnya akan terasa
nyeri dan tidak jarang akan adea luka lecet baik di dinding vagina
maupun kulit penis suami (Yuliana, Wahida dan Nul Hakim
Bawon, 2020).
(g) Senam nifas
Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu pasca
melahirkan, sebaiknya dilakukan dalam 24 jam setelah persalinan.
Setelah ibu cukup beristirahat dan dilakukan secara bertahap,
sistematis, dan kontinu.
Tujuan senam nifas :
a) Membantu mempercepat pemulihan kondisi ibu.
b) Mempercepat proses involusi uteri.
c) Memperlancar pengeluaran lochea.
d) Membantu mengurangi rasa sakit.
e) Mengurangi resiko komplikasi.

xvi
f)
Membantu pemulihan dan mengencangkan otot panggul,
perut, dan perineum (Yuliana, Wahida dan Nul Hakim
Bawon, 2020).
6) Jadwal kunjungan masa nifas
Tabel 2.1.4 Jadwal kunjungan nifas
Kunjungan Waktu Tujuan
Ke 1 Kunjungan 1 1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia
(pertama) 6-8 jam uteri
setelah persalinan 2. Mendeteksi penyebab lain perdarahan serta
melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.
3. Melakukan konseling pada ibu dan keluarga jika
terjadi masalah.
4. Memfasilitasi ibu untuk pemberian ASI awal.
5. Memfasilitasi, mengajarkan cara hubungan ibu
dan bayi (bounding attachment).

6. Menjaga agar bayi tetap hangat dengan cara


mencegah hipotermia.
7. Memastikan ibu merawat bayi dengan baik
(perawatan tali pusat, memandikan bayi).
Ke 2 Kunjungan 2 1. Memastikan involusi uterus berjalan dengan
(kedua) 6 hari normal, uterus berkontraksi baik, tinggi fundus
setelah persalinan uteri dibawah pusat umbilicus), tidak ada
perdarahan, lochea tidak berbau.
2. Mendeteksi tanda-tanda : demam, perdarahan
abnormal, sakit kepala hebat, dll.
3. Memastikan ibu mendapatkan asupan nutrisi,
hidrasi, dan istirahat yang cukup.
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai
asuhan pada tali pusat, menjaga bayi tetap hangat
dan merawat bayi sehari-hari.
6. Melakukan konseling KB secara mandiri.
7. Memastikan ibu untuk melakukan pemeriksaan
bayi ke pelayanan kesehatan terdekat.
Ke 3 Kunjungan 3 Sama dengan kunjungan kedua
(ketiga) 2 minggu
setelah persalinan
Ke 4 Kunjungan 4 1. Menanyakan kepada ibu adakah masalah/penyulit
(keempat) 6 yang dialami baik ibu maupun bayinya.
minggu setelah 2. Memastikan ibu untuk memilih kontrasepsi
persalinan efektif/sesuai kebutuhan.
Sumber : IBI, 2016
2.3 Nyeri Perineum
Nyeri perineum pascasalin dapat terjadi pada perineum dengan riwayat
dilakukan penjahitan maupun tidak. Hal ini diperberat oleh proses inflamasi
yang mungkin terjadi, dari yang ringan sampai dengan bila terjadi abses.
Paracetamol (acetaminofen) sering digunakan untuk mengurangi nyeri ringan
perineum pascasalin karena obat ini relatif tidak mahal, cukup efektif, dan
dengan risiko efek samping minimal terhadap ibu maupun bayi. Pada nyeri yang

xvii
lebih berat dipilih preparat analgesi yang lebih kuat berupa anti inflamasi non-
steroid seperti ibuprofen atau pemberian diklofenak (Pangastuti, Nuning. 2021).
Untuk mengurangi nyeri dan bengkak pada perineum yang terluka dapat
diberikan sebagai berikut :
a) Teknik distraksi, merupakan salah satu upaya untuk melepaskan emdorfin,
penggunaan musik dirumah dapat memberikan stimulus sensori yang
menyenangkan, sehingga dapat menyebabkan pelepasan endorfin
(Rosmiyati, 2017).
b) Teknik relaksasi, merupakan metode yang dapat digunakan untuk
menurunkan kecemasan dan ketegangan otot (muscle tension).
Menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan mengisi paru-paru
dalam udara, menghembuskannya secara perlahan, melemaskan otot-otot
tangan, kaki, perut, dan punggung, serta mengulangi hal yang sama sambil
terus berkonsentrasi hingga didapat rasa nyaman, tenang, dan rileks.
c) Stimulasi kulit
 Masase adalah melakukan tekanan pada jaringan lunak, biasanya otot,
tendon, atau ligamentum tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan
posisi sendi yang ditujukan untuk meredakan nyeri, menghasilkan
relaksasi / memperbaiki sirkulasi.
 Kompres es dingin, memberi rasa dingin pada daerah luka dengan
menggunakan kain yang dicelupkan pada air biasa atau air es sehingga
memberi efek dingin pada daerah tersebut (Pakpahan, Sulastry dan
Sianturi, Elly. 2021).

xviii
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA Tn. “B” TERHADAP IBU NIFAS


Ny. “A” USIA 34 TAHUN P2002 POSPARTUM NORMAL HARI KE 7
DENGAN NYERI LUKA PERINEUM DI DESA KAMPUNGBARU
KECAMATAN TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK

3.1 Pengkajian
Anamnesa Dilakukan
Tanggal/jam : 7 Mei 2021 / 15.00 WIB
Oleh : Destiana Anggi Pramila Sari
Tempat : Rumah Tn. B
A. Struktur Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga: Tn. B
Umur : 41 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Penghasilan : Rp. 2.500.000
Alamat : Ketangi-Kampungbaru
b. Daftar Anggota Keluarga

No Nama Usia Jenis Pendidikan Pekerjaan Agama Ket.


Kelamin
1. Tn. B 41 th Laki-laki SMA Wiraswasta Islam Suami
2. Ny. A 34 th Perempuan SMA IRT Islam Istri
3. An. K 5 Perempuan TK - Islam Anak
tahun
4. By R 6 hari Laki-laki - - Islam Anak

c. Bentuk Keluarga : Keluarga inti


d. Pemegang kekuasaan dalam keluarga : Yang paling dominan dalam
pengambilan keputusan adalah ayah

e. Pola Kebiasaan
N Anggota Pola Makan / Pola Istirahat Pola Eliminasi dan Kegiatan
o. Keluarga Minum Personal Hygiene
1. Tn. B - Makan 3x sehari - Siang tidur - BAK ±5x /hari Bekerja setiap
dengan menu jarang tidur - BAB 1x /hari harinya ± 8 jam
nasi sayur dan - Malam tidur ±6-7 - Mandi 2 x /hari

xix
lauk. jam per hari
- Minum air putih
± 6-7 gelas
sehari dan
minum kopi
setiap pagi hari
dan sore hari.
Tanpa ada
pantangan dan
keluhan dalam
pola minum dan
minum.
2. Ny. A - Makan 3x - Siang tidur ±2 - BAK ±4x perhari Setiap hari di
perhari porsi jam saat bayinya - BAB 1x /hari rumah, dan
sedang nasi tdur terkadang - Mandi 2x /hari
sekarang
sayur lauk ibu juga ikut
- Minum air putih tidur melakukan
± 5-6 gelas - Malam tidur ± 7- aktivitas
perhari 8 jam tapi sering pekerjaan rumah
Tanpa ada bangun untuk tangga dibantu
pantangan dan menyusui
keluarga.
keluhan dalam bayinya
pola minum dan
minum.
3. An. K Susu formula - Siang tidur 8 - BAK ±6-7x perhari Setiap hari di
dan makanan jam - BAB 1x/hari rumah bersama
- Malam tidur 12- - Mandi 2x/hari
tambahan lain ibunya belum
15 jam
boleh diajak
keluar rumah
terlalu jauh
hanya disekitar
rumah.
4. By R ASI Eksklusif - 13-14 jam di -BAB 4-6x/hari Menyusu dan
siang hari bahkan sampai menangis saat
- 11 jam di malam 10x/hari
akan disusui
hari -BAK 4-6x/hari

f. Profil Kegiatan dalam Keluarga


No. Anggota Jenis Tipe Kegiatan
Keluarga Kelamin Produktif Reproduktif Sosial
1. Tn. B L √ √ √
2. Ny.A P √ √
3. An. K P √ √
4. By R L - - -

xx
B. Sosial Buaya dan Ekonomi
Nama
N
Anggota Pekerjaan Penghasilan Peran dalam Keluarga
o
Keluarga
1 Tn B Wiraswasta Pendapatan rata-rata Tn.B Rp. Tn.B kepala keluarga yang
2.500.000,00 perbulan dari bertugas menafkahi dan
pekerjaan Tn B sebagai membimbing keluarganya
wiraswasta, Pengeluaran
terbanyak keluarga adalah untuk
memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari (makan, keperluan
rumah tangga dan kebutuhan
lainnya) sisanya akan ditabung.
2 Ny A IRT - Ny.A bertugas sebagai ibu
rumah tangga seperti bersih-
bersih rumah menyiapkan
makanan dan keperluan
suami serta anaknya.
3 An. K - - An.K hanya minum susu
formula dan makanan
tambahan lainnya.
4. By R - - By R hanya minum ASI
Eksklusif dari ibunya

C. Lingkungan
a. Keadaan rumah : Dinding rumah dari tembok, jumlah ruangan ada 6
yang terdiri dari ruang tamu, kamar tidur 2, dapur,
kamar mandi, serta ruang bersantai.
b. Sumber air minum : sumber air minum setiap hari membeli air galon
c. Pembuangan sampah : tempat pembuangan sampah berada di belakang
rumah dan dibakar.
d. Pembuangan tinja : Pembuangan tinja pada WC.
e. Kandang ternak : Tidak ada

D. Keadaan kesehatan keluarga


N Nama Riwayat Keadaan KB Imunisasi Riwayat
o Kesehatan Gizi Persalinan
1. Tn.B Tn. B tidak Keadaan - Tidak -
memiliki gizi Tn. B dikaji
penyakit yang baik.
serius (menular,
menahun,
menurun).
Biasanya hanya
demam, batuk,
flu dan pegal-
pegal.

xxi
Pengobatannya
biasa dengan
obat yang dibeli
di apotek atau
terkadang
datang kebidan.
2. Ny.A Ny. A tidak Keadaan Sebelum Imunisasi Melahirkan
memiliki gizi Ny. A melahirkan TT 5 x spontan
penyakit yang baik, dan anak pertama pervaginam
serius (menular, tidak ada Ny. M pernah di bidan
menahun, tarak menggunakan dengan
menurun). makan KB suntik 3 jenis
Biasanya hanya bulan selama kelamin
demam, batuk, 1 tahun. laki-laki,
flu, nyeri luka Kemudian BB 3.100
jahitan . tidak gram, PB
Pengobatannya menggunakan 49 cm
biasa datang KB dan
kerumah bidan Hamil anak
pertama.
3. An. K An. K tidak Keadaan - Imunisasi -
memiliki gizi An. K dasar
penyakit yang terpenuhi, lengkap
serius (menular, dengan
menahun, ASI
menurun). dan ekseklusif
belum pernah dan
sakit makanan
tambahan
lain seperti
(nasi, lauk,
sayur)
4. By R By R usia 6 hari ASI - Hb 0 BB : 3500
keadaan baik Eksklusif gram
dan sehat PB : 50 cm

E. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan


Biasanya keluarga Tn. B atau keluarganya ada yang sakit akan memeriksakan
kedaannya kepada bidan di sekitarnya. Bila saat berkunjung bidan tidak ada
akan dibawa ke puskesmas di dekat kecamatan. Jadi pemanfaatan fasilitas
kesehatan cukup baik dipahami keluarga Tn. B

F. Hasil Analisis Kerangka Pemberdayaan Perempuan


KRITERIA NEGATIF NETRAL POSITIF
Kesejahteraan √
Akses √
Kesadaran √
kritis
Partisipasi √
Kontrol √

xxii
G. Status Kesehatan Keluarga
1) Tn. B
S : mengatakan tidak memiliki keluhan apapun sekarang ini
O:
KU : Baik
Kesadaran : composmetris
TD : 120/70 mmHg
N : 75/menit
S : 36,70C
RR : 20x/menit
TB : 162 cm
BB : 69 kg
A : Tn B usia 41 tahun, KU baik dengan keadaan normal
P:

1) Memberitahu dan menjelaskan hasil pemeriksaan kepada Tn. B bahwa


keadaannya normal dan baik-baik saja.
E/ Tn. A mengerti dengan penjelasan
2) Menganjurkan Tn. B untuk menjaga pola istirahat yang teratur
E/ Tn. B mengerti
3) Menganjurkan pasien untuk menjaga pola nutrisi makan makanan
yang bergizi seperti sayur-sayuran buah-buahan dan daging
E/ Tn. B bersedia melakukannya.
4) Menganjurkan Tn. B untuk menjaga pola kebersihan
E/ Tn. B bersedia menjaga kebersihan
5) Menganjurkan Tn. B untuk memperbanyak minum air putih dan
mengurangi minum kopi.
E/ Tn.B bersedia untuk mengusahakan mengurangi minum kopi dan
memperbanyak minum air putih.

2) Ny. A
S : Ny. A mengatakan baru melahirkan anak pertamanya 6 hari yang lalu
secara spontan dan berjenis kelamin laki-laki.
O:

KU : Baik
Kesadaran : composmetris
TD : 110/80 mmHg
N : 82/menit

xxiii
S : 36,50C
RR : 22x/menit
BB sebelum : 47 kg BB sekarang : 53 kg
TB : 160 cm
LILA : 26 cm
Muka : tidak ada odema, tidak ada cloasma gravidarum
Genetalia : luka perineum masih sedikit basah, tidak berbau, lochea
sanguilenta.

A : Ny. A usia 34 tahun P2002 postpartum normal hari ke 7 dengan nyeri


luka perineum
P:
1) Memberitahu dan menjelaskan hasil pemeriksaan kepada Ny. A
bahwa luka perineum ibu masih sedikit basah, namun tidak berbau.
E/ Ny. A mengerti dengan penjelasan
2) Mengajari ibu cara relaksasi saat ibu mengalami nyeri pada luka
perineum dengan cara tarik nafas melalui hidung dan keluarkan dari
mulut.
E/ Ny. A dapat mengontrol nyeri
3) Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene dengan cara
membasuh dari depan ke belakang menggunakan sabun dan air
bersih.
E/ Ny. A bersedia
4) Menganjurkan ibu untuk tidak tarak makanan, dengan mengonsumsi
makanan berprotein tinggi, sayuran, segala jenis buah-buah an, agar
luka jahitan ibu segera pulih.
E/ Ny. A memahami
5) Memberitahu ibu untuk segera mengganti pembalut jika sudah terasa
penuh.
E/ Ny. A memahami
6) Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya masa nifas.
E/ Ny A memahami tentang penjelasan
7) Memberitahu ibu kunjungan ulang untuk melihat luka jahitan ibu.
E/ Ny. A mengerti
8) Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kesehatannya
E/ Ny. A bersedia.

3) An. K

xxiv
S : Ny A mengatakan balita K tidak memiliki keluhan apapun
O:

KU : Baik
Kesadaran : Composmetris
S : 36,60C
N : 90x/menit
RR : 24x/menit
A : Balita K usia 4 tahun keadaan normal dan baik
P:
1) Memberitahu dan menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa
balita K dalam keadaan normal.
E/ Ny. A mengerti dan paham dengan apa yang telah disampaikan
2) Memberitahu keluarga untuk memberikan nutrisi seimbang seperti susu
dan makanan tambahan lain agar balita K dapat tumbuh kembang dengan
baik.
E/ Ny A dan Tn B mengerti
3) Menganjurkan Tn B dan Ny A untuk memberikan kasih sayang kepada
balita K dengan memberikan pengertian tentang adik barunya agar tidak
terjadi siblings rivalry.
E/ Ny A dan Tn B mengerti

4) By. R
S : Ny. M mengatakan bahwa bayinya baru lahir 6 hari yang lalu berjenis
kelamin laki-laki dan tidak memiliki keluhan apapun.
O:

KU : Baik
Kesadaran : Composmetris
S : 36,60C
N : 140x/menit
RR : 24x/menit
BB : 3.500 gram
PB Lahir : 50 cm
A : By R neonatus aterm usia 6 hari lahir pervaginam dengan keadaan
normal dan baik.
P:
1) Memberitahu dan menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa
bayinya dalam keadaan normal.
E/ Ny. A mengerti dan paham dengan apa yang telah disampaikan

xxv
2) Menganjurkan dan memotivasi ibu untuk memberikan ASI ekslusif
kepada bayinya
E/ Ny. A bersedia
3) Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan dan menjaga
kehangatan bayinya setiap hari
E/ Ny. A bersedia melakukannya
4) Menganjurkan ibu untuk menjaga tali pusat bayi agar tidak infeksi
dengan mengganti kasanya
E/ Ny. A mengerti dan bersedia melakukan
5) Menjelaskan pada ibu tanda bahaya yang terjadi pada bayi baru lahir.
E/ Ny. A mengerti
6) Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan kepada bayinya
sesuai jadwal atau saat ada posyandu.
E/ Ny. A mengerti dan bersedia.

3.2 ANALISIS DATA


1. Analisis Data

Tanggal/jam Dx/Mx/Kebutuhan Data dasar


07-05-2021 Dx: DS:
Jam : 15.00 Ibu mengatakan tidak nyaman dengan
Ny. “A” usia 34 tahun kondisinya dikarenakan nyeri luka jahitan
P2002 postpartum hari ke
7 dengan nyeri perineum DO:
 KU : Baik
 Kesadaran : composmetris
Mx:  Tanda tanda vital
TD : 110/80 mmHg
1) Apa penyebab ibu N : 82/menit
mengalami nyeri luka S : 36,50C
perineum? RR : 22x/menit
2) Bagaimana cara BB sebelum hamil : 47 kg
mengurangi sakit nyeri BB sekarang : 53 kg
luka perineum? TB : 160 cm
LILA : 26 cm
 Muka : Tidak pucat, tidak odema, tidak
ada cloasma gravidarum
 Mata : Sklera putih keabu-abuan,
konjungtiva merah muda
 Mulut : Bibir simetris tidak pucat, lidah
bersih, bibir lembab
 Gigi : Tidak ada caries, tidak berlubang,
bersih
 Leher : Tidak ada pembesaran vena
jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar

xxvi
Tanggal/jam Dx/Mx/Kebutuhan Data dasar
tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe
 Dada : Simetris ka/ki, puting susu
menonjol dan sudah ada pengeluaran
 Genetalia : Vagina bersih, tidak ada
tanda infeksi (REEDA), luka perineum
masih basah, lochea rubra (merah
kehitaman), tidak ada hemoroid atau
perdarahan.
 Ekstremitas : tidak ada oedema, tidak
ada varises, tidak ada tanda homan
(kekakuan sendi), turgor kulit baik

2. Perumusan Masalah
a. Apa penyebab ibu mengalami nyeri luka perineum?
b. Bagaimana cara mengurangi sakit nyeri luka perineum?

3. Prioritas Masalah
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat Masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman kesehatan bagi ibu
Kemungkinan 1/2 x 2 1 Adanya keinginan ibu untuk
masalah dapat memelakukan pemeriksaan
diubah nifas
Potensi masalah 2/3 x 1 2/3 Terjadinya nyeri luka jahitan
dapat dicegah perineum pada masa nifas
dapat dicegah dengan
relaksasi, tidak tarak
makanan, istirahat cukup,
motivasi ASI Eksklusif
Penonjolan 2/2 x 1 1 Keluarga menyadari dan
masalah perlu mengatasi masalah
tersebut
Jumlah Skor 2 4/3

3.3 INTERVENSI

Tanggal DX, Mx dan Intervensi


Kebutuhan
07-05-2021 Dx: 1. Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu
15.10 WIB Ny “A” usia 34 tahun 2. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam untuk
P2002 postpartum hari mengurangi nyeri
ke 7 dengan nyeri 3. Tingkatkan istirahat cukup
perineum 4. Ajarkan ibu untuk selalu menjaga personal
hygiene terutama membasuh genetalia dari

xxvii
Tanggal DX, Mx dan Intervensi
Kebutuhan
depan ke belakang menggunakan sabun dan
air bersih
5. Anjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan
Tujuan : berprotein tinggi agar luka segera kering,
Setelah dilakukan anjurkan ibu untuk mengonsumsi sayur-
asuhan masa nifas sayuran, buah-buah an
diharapkan 6. Beritahu ibu untuk tidak tarak terhadap
a. Masa nifas ibu makanan
berjalan normal 7. Beritahu ibu tentang tanda-tanda bahaya
b. Ibu dapat masa nifas spt demam, bengkak pada muka
mengontrol rasa dan kaki
nyeri 8. Beritahu ibu untuk tidak perlu takut atau
c. Kondisi ibu dalam khawatir terhadap luka jahitan saat BAK
keadaan baik atau BAB, jika setelah BAB atau BAK
d. Masalah basuh dengan bersih menggunakan sabun
ketidaknyamanan dan air bersih
dapat teratasi 9. Motivasi ibu untuk tetap menyusui bayinya
sampai 6 bulan
10. Lakukan pemantauan dan kontrol ulang 1
Kriteria Hasil : minggu
a. TTV dalam batas 11. Anjurkan ibu untuk rutin minum tablet Fe
normal dan vitamin
Tekanan Darah
(100/60-130/80
mmHg)
Nadi (80-100x/
menit)
RR (12-20x/ menit)
Suhu(36,5-37,50C)

3.4 IMPLEMENTASI
Tanggal/jam Dx/Mx/Kebutuhan Implementasi
07-05-2021 / Dx: 1. Memberitahu informasi kepada ibu tentang
Jam 15.30 hasil pemeriksaan normal ibu dan bayi dalam
Ny “A” usia 34 tahun keadaan baik
P2002 postpartum hari 2. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
ke 7 dengan nyeri untuk mengurangi nyeri luka jahitan
perineum 3. Memberitahu ibu untuk meningkatkan
istirahat cukup
4. Mengajarkan ibu untuk selalu menjaga
personal hygiene terutama membasuh
genetalia dari depan ke belakang
menggunakan sabun dan air bersih
5. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi

xxviii
Tanggal/jam Dx/Mx/Kebutuhan Implementasi
makanan berprotein tinggi agar luka segera
kering, anjurkan ibu untuk mengonsumsi
sayur-sayuran, buah-buah an
6. Memberitahu ibu untuk tidak tarak terhadap
makanan dan asupan cairan tercukupi
7. Memberitahu tanda-tanda bahaya masa nifas
seperti demam, bengkak pada muka dan kaki
8. Memberitahu ibu untuk tidak perlu takut atau
khawatir terhadap luka jahitan saat BAK atau
BAB, jika setelah BAB atau BAK basuh
dengan bersih menggunakan sabun dan air
bersih
9. Memotivasi ibu untuk tetap menyusui
bayinya sampai 6 bulan sampai bayi
mendapatkan MPASI
10. Menganjurkan ibu untuk konsumsi Tablet Fe
dan Vitamin yang di berikan secara rutin

3.5 EVALUASI

Tanggal/jam Diagnosis Evaluasi


07-05-2021 / Ny “A” usia 34 tahun S : Ibu mengatakan sudah mengerti semua penjelasan yang
15.45 WIB P2002 postpartum hari diberikan
ke 7 dengan nyeri O: Ibu dapat mengulangi penjelasan tentang
perineum - Istirahat cukup, makan makanan bergizi dan tidak
tarak makanan
- Menyusui ASI Eksklusif sampai bayi usia 6 bulan
- Rutin mengonsumsi tablet Fe dan vitamin
- Gerakan dan manfaaat senam nifas
- Tanda-tanda bahaya masa nifas
A : Ny “A” usia 34 tahun P2002 postpartum hari ke 7
dengan nyeri perineum, ibu telah memahami penjelasan
yang sudah diberikan.
P:
- Mengingatkan ibu untuk kunjungan ulang 14 Mei 2021
atau jika ada keluhan langsung datang ke petugas
kesehatan.
E/ ibu mengerti dan bersedia
- Mengingatkan ibu untuk rutin meminum tablet Fe dan
Vitamin 1x1 sehari,
E/ ibu bersedia

xxix
3.6 CATATAN PERKEMBANGAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS TERHADAP NY. “A” P2002 USIA 34


TAHUN DENGAN NYERI LUKA PERINEUM

Asuhan kebidanan dilakukan oleh : Destiana Anggi Pramila Sari


Tanggal : Jum’at, 7 Mei 2021
Tempat : Rumah Tn. B
DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Klien :
Nama Ibu : Ny. A Nama Ayah : Tn. B
Umur : 34 tahun Umur : 41 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan : - Penghasilan : Rp. 2.500.000 /bulan
Alamat : Ketangi-Kampungbaru

2. Keluhan utama :
o Ny. A mengatakan baru melahirkan anak keduanya 6 hari yang lalu
secara spontan pervaginam di bidan dan mengeluh nyeri pada luka jahitan
perineum.

3. Riwayat Menstruasi :
a. Siklus haid : 28-30 hari (teratur)
b. Lama : 7-8 hari
c. Karakteristik : Cair, merah segar, terkadang ada gumpalan
d. HPHT : 25-7-2020
e. TP : 02-05-2021

N Kehamilan Persalinan Bayi Nifas KE


o T
Suami An U Pen Jenis Penolong Tempat p s BB umu lakt p
k K y S tind S dk bd d rm PM P R e e L/P r asi e
Pt k C n n r h B K S n x BL n
M y y

xxx
1 1 1 40 - √ - - - √ - - √ - - - P 3.200 5 ASI - H
mgg gram/ tahun
50cm
2 1 2 38 - √ - - -  - -  - - - L 3100 6 ha ASI - H
mgg gram/ ri
49
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu :

5. Riwayat dan Penggunaan kontrasepsi


Sebelum melahirkan anak kedua ini Ny. A pernah menggunakan KB
suntik 3 bulan selama 1 tahun. Kemudian tidak menggunakan KB dan hamil
anak kedua.

6. Riwayat Kehamilan
Ny. A mengatakan hamil anak kedua dan melahirkan pada usia
kehamilan 38 minggu, tidak ada penyulit saat hamil dulu, ibu rutin ANC 12x
dan sudah imunisasi TT 5x, ibu juga selalu minum tablet FE yang diberikan
bidan. Ibu sangat mengharapkan kelahiran anak keduanya ini.

7. Riwayat Persalinan
Ny. A mengatakan melahirkan di PMB, ditolong oleh Bidan, secara
spontan. Plasenta lahir secara spontan, perineum ada luka robekan derajat 1
dan dijahit. Bayi lahir 30 April 2021, jenis kelamin laki-laki masa gestasi 38
minggu dengan BB : 3100 gram PB : 49 cm. Kondisi bayi setelah lahir
menangis kuat, kulit berwarna merah, gerak aktif, sehat.

8. Riwayat kesehatan ibu


Tidak memiliki riwayat penyakit menahun menurun menular maupun
alergi, seperti jantung, DM, TBC, hipertensi, HIV/AIDS.

9. Riwayat kesehatan keluarga


Tidak memiliki riwayat penyakit menahun menurun menular maupun
alergi, seperti jantung, DM, TBC, hipertensi, HIV/AIDS.

10. Pola Kebiasaan Sehari-Hari


No Pola Selama Hamil Selama Nifas Keluhan
Kebiasaan
1. Pola Nutrisi 3x/hari dengan porsi 3-4x/hari dengan porsi Tidak ada masalah
a. Makan sedang (nasi, lauk, sayur) sedang (nasi, lauk dan
sayur) tidak tarak
± 6-7 (air putih, susu) makanan
b. Minum ± 5-6 gelas (air putih)

xxxi
2. Pola Eliminasi 4-6 (kuning jernih) 4-6 (kuning jernih)
a. BAK
1x/hari (konsistensi 1x/hari (konsistensi Tidak ada masalah
b. BAB
lunak) lunak)
3. Pola Istirahat ± 1-2 jam ± 2-3 jam Tidak ada masalah
a. Siang ± 7-8 jam ± 4-5 jam
b. Malam
4. Pola Aktivitas Melakukan aktivitas Belum melakukan
rumah tangga ringan aktivitas rumah tangga Tidak ada masalah
(dibantu keluarga)
5. Personal Mandi 2x/hari Mandi 2x/hari
Hygiene Gosok gigi 2x/hari Gosok gigi 2x/hari Tidak ada masalah
Keramas 3x/minggu Keramas 3x/minggu
Mengganti pembalut 3-
4x/hari
6. Pola Seksual Selama TM II ± Belum melakukan Tidak ada masalah
1x/minggu hubungan seksual
7. Pola Tidak merokok, minum Tidak merokok, minum Tidak ada masalah
Kesehatan alkohol ataupun jamu alkohol ataupun jamu
tradisional. Ibu tradisional. Ibu
mengonsumsi vitamin mengonsumsi vitamin
dan obat-obatan dari dan obat-obatan dari
bidan bidan

11. Psikologis
Ibu mengatakan kelahiran ini diharapkan dan ibu mengatakan bahwa
pihak keluarga sangat mendukung dengan kehamilannya. Ibu mengatakan
bahwa bisa melaksanakan tradisi dengan selametan.

DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a) KU : Baik
b) Kesadaran : composmetris
c) TD : 110/80 mmHg
d) N : 82/menit
e) S : 36,50C
f) RR : 22x/menit
g) BB sebelum hamil : 47 kg BB sekarang : 53 kg
h) TB : 160 cm
i) LILA : 26 cm

2. Pemeriksaan Fisik
Muka : Tidak pucat, tidak odema, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : Simetris, Sklera putih, konjungtiva merah muda
Mulut : Bibir simetris tidak pucat, lidah bersih, bibir lembab

xxxii
Gigi : Tidak ada caries, tidak berlubang, bersih
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : Simetris ka/ki, puting susu menonjol dan sudah ada
pengeluaran
Genetalia : Vagina bersih, tidak ada tanda infeksi (REEDA), ada jahitan
luka perineum masih basah, lochea rubra (merah kehitaman),
tidak ada hemoroid atau perdarahan.
Ekstremitas : Tidak ada oedema, tidak ada varises, tidak ada tanda homan
(kekakuan sendi), turgor kulit baik

3. Pemeriksaan Penunjang : Tidak dikaji

ANALISIS DATA (Assesment)


Diagnosis : Ny. A usia 34 tahun P 2002 postpartum normal hari ke 7 dengan nyeri luka
jahitan perineum

PENATALAKSANAAN
Jam Kegiatan
16.15 WIB 1. Melakukan pendekatan dengan komunikasi terapeutik kepada ibu.
E/ Ibu kooperatif
2. Menginformasikan hasil pemeriksanaan kepada ibu bahwa proses masa nifas ibu berjalan
normal.
E/ Ibu mengerti dengan penjelasan
3. Memberikan KIE pada ibu tentang nutrisi ibu nifas dan personal hygiene
E/ Ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan bidan
4. Mengajari ibu cara relaksasi saat ibu mengalami nyeri pada luka perineum dengan cara
tarik nafas dan hembuskan secara berulang-ulang sampai nyeri luka perineum berkurang
E/ Ibu mengerti dan bisa cara relaksasi
5. Mengajurkan ibu untuk menjaga personal hygiene
E/ Ibu bersedia
6. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kesehatannya.
E/ Ibu bersedia
7. Memfasilitasi dan mengajari ibu untuk melakukan perawatan payudara
E/ Ibu mengerti dan bersedia melakukan
8. Mengajari ibu tentang posisi menyusui yang benar
E/ Ibu mengerti
9. Memberitahu ibu tanda dan bahaya masa nifas seperti demam lebih dari 38,3 oC, nyeri
panggul, perdarahan pervaginam abnormal.
E/ Ibu mengerti tanda dan bahaya masa nifas
10. Menyepakati untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi atau jika ibu memiliki
keluhan
E/ Ibu bersedia melakukan kunjunang 1 minggu lagi

Mengetahui,
Pembimbing Institusi CI/Kepala Ruang Mahasiswa

xxxiii
Anis Setyowati, SST Siti Asiyah, SST Destiana Anggi Pramila S

xxxiv
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan ini dikelompokkan sesuai 5 langkah manajemen kebidanan


yang meliputi: pengkajian, interpretasi data dasar, intervensi, implementasi,
evaluasi dan catatan perkembangan
1) Pengkajian
Didapatkan hasil pengkajian data subjektif dan data objektif menurut tinjauan
pustaka dan data-data yang didapatkan kondisi ibu mengalami nyeri luka jahitan
perineum.
2) Analisis Data
Didapatkan hasil identifikasi masalah berdasarkan data subjektif dan data
objektif, diperoleh hasil ibu nifas mengalami nyeri luka jahitan perineum dengan
laserasi derajat 1.
3) Intervensi
Klien diharapkan untuk istirahat cukup dan tidak tarak makanan, menjaga
personal hygiene, menyusui bayinya secara ASI Eksklusif sampai 6 bulan,
konsumsi tablet Fe dan vitamin, lakukan kunjungan ulang untuk memantau
kesehatan ibu dan bayi.
4) Implementasi
Pada pelaksanaan penulis tidak mengalami kesulitan yang berarti. Hal ini
dikarenakan adanya kerjasama dengan klien dan bantuan dari Bidan.
5) Evaluasi
Setelah mendapat penjelasan, ibu dapat mengulangi penjelasan yang diberikan.

xxxv
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dari hasil yang telah di dapat dari asuhan kebidanan komunitas keluarga
Tn “B” tehadap ibu nifas Ny “A” dengan keluhan nyeri luka perineum hari ke 7.
Asuhan yang telah diberikan yaitu menjaga personal hygiene, asupan gizi dan
istirahat cukup, serta motivasi ibu untuk tetap menyusui bayinya dengan ASI
Ekslusif selama 6 bulan sebelum MPASI, relaksasi dianjurkan untuk
meminimalkan rasa nyeri luka.
Peran serta kepala keluarga sangat mendukung terciptanya keluarga yang
harmonis serta menciptakan rasa nyaman dan bahagia pada ibu nifas dengan
memperhatikan dan membantu ibu dalam mengurus bayinya.

5.2 SARAN
5.2.1 Bagi Pasien
Diharapkan bagi para ibu dan anggota keluarga dengan adanya
asuhan kebidanan komunitas pada ibu masa nifas ini lebih peduli
dengan kondisi kesehatan fisik terutama personal hygiene, kesehatan
jasmani maupun rohani.
5.2.2 Bagi Institusi
Diharapkan institusi kesehatan dapat menerapkan pendidikan
asuhan kebidanan komunitas secara continuity of care dengan tepat
dalam proses belajar mengajar dan memperbaiki praktik pembelajaran
menjadi lebih efektif dan efesien, sehingga kualitas sumber daya
manusia di institusi meningkat.

xxxvi
DAFTAR PUSTAKA

Dwi, Wahyuni Elly. 2018. Kemenkes RI Asuhan Kebidanan Komunitas


Novieastari, Enie. Kusman Ibrahim, dkk. 2020. Dasar-dasar Keperawatan. Singapore :
ELSEVIER
Pangastuti, Nuning. 2021. Penatalaksanaan Robekan Perineum Obstetri Akut.
Yogyakarta : Mirra Buana Media
Pakpahan, Sulastry dan Sianturi, Elly. 2021. Efektifitas Larutan Ekstrak Daun Bangun
– Bangun (Coleus Amboinicus) terhadap pengurangan nyeri dan penyembuhan
laserasi perineum. Bandung : Media Sains Indonesia
Rini. Susilo, dan Kumala Feti. 2017 Panduan Asuhan Nifas & Evidence Based
Practice. Yogykarta : Deepublish
Rosmiyati. 2017. PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP NYERI
JAHITAN PERINEUM PADA IBU NIFAS HARI KE 1, JURNAL KEBIDANAN
Vol 3, No 1, Januari 2017 : 50-56. Bandar Lampung
Tonasih dan Mutya Sari Vianty. 2019. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.
Yogyakarta : K-Media
Wahyuni, Mustar, Irma Yanti, dkk. 2020. Kebidanan Komunitas. Medan : Yayasan Kita
Menulis
Yuliana, Wahida dan Nul Hakim Bawon. 2020. Emodemo Dalam Asuhan Kebidanan
Masa Nifas. Sulawesi Selatan : Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia

xxxvii
xxxviii

Anda mungkin juga menyukai