Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. M USIA 30 TAHUN P2A0 DENGAN
ANEMIA RINGAN TPMB “E”

KOTA SERANG

TAHUN 2022

DISUSUN OLEH:

NAMA : ASTRID ESTIYANA PUTRI


NIM: 210704023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ABDI NUSANTARA JAKARTA

2022
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. M USIA 30 TAHUN P2A0 DENGAN
ANEMIA RINGAN TPMB “E”

KOTA SERANG

TAHUN 2022

Telah disetujui, diperiksa, Dan siap diujikan dihadapan Tim Penguji

Pembimbing

(Rahayu Khairiah,SKM,M.Keb)

NIDN: 03-2107-8201

i
BIODATA MAHASISWA

Nama : Astrid Estiyana Putri


NIM : 210704023
Tahun Angkatan : 2021 / 2022
Alamat : Komp. Taman Mutiara Indah,blok G4 No. 3-4, RT
002/018, Kel. Kaligandu, Kec. Serang, Kota Serang,
Banten
Telp/Hp : 081213282573

Serang, September 2022

Mahasiswa,

Astrid Estiyana Putri


NIM. 210704023

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayahNya, sehingga Laporan Kasus dengan judul “Laporan Asuhan
Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. M usia 30 Tahun P2A0 Dengan Anemia
Ringan TPMB ‘E’ Kota Serang Tahun 2022” ini dengan baik. Shalawat serta
salam tak lupa kami limpahkan pada junjungan Nabi besar Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabatnya yang telah membawa kita pada zaman penuh
berkah. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam proses penyusunan laporan kasus ini, baik dari segi
material maupun spiritual, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Khairil Walid, M.Pd Ketua Yayasan Abadi Nusantara Jakarta.


2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.
3. Ibu Maryani.M.Keb. Kaprodi Profesi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Abdi Nusantara Jakarta.
4. Hj. Enong Suhaeti, S.ST, M.Kes selaku pemilik PMB (Praktik Mandiri Bidan)
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk pengambilan data.
5. Rahayu Khairiah, SKM, M.Keb sebagai dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis
dalam melakukan perbaikan- perbaikan.
6. Rekan-rekan dan keluarga, terutama suami dan putri-putriku tercinta, yang
telah membantu dan mendukung dalam penyusunan laporan.

Dalam penyusunan laporan kasus ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi
oleh penulis. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunanan laporan kasus ini. Penulis menyadari bahwa
laporan kasus ini jauh dari kesempurnaan, kami mohon maaf jika terdapat
kesalahan dalam penyusunan laporan kasus ini. Dan kami mohon kritik dan
saran yang membangun untuk penulis

Serang, September

2022

Tim Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................1
1.2 TUJUAN....................................................................................................3
1.3 MANFAAT.................................................................................................3
BAB II............................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................4
2.1 Masa Nifas.................................................................................................4
2.1.1 Pengertian Masa Nifas..........................................................................4
2.1.2 Tujuan Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui......................................5
2.1.3 Tahapan Masa Nifas.............................................................................5
2.2 Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas......................................................6
2.2.1 Tanda Bahaya Nifas.............................................................................8
2.3 Anemia Pada Ibu Nifas.........................................................................11
2.3.1 Pengertian.............................................................................................11
2.3.2 Etiologi Anemia Pada Masa Nifas.........................................................13
2.3.4 Tanda dan Gejala Anemia Pada Masa Nifas.........................................13
2.3.5 Pengaruh Anemia Pada Masa Nifas.....................................................14
2.3.6 Penatalaksanaan Kasus Anemia pada Ibu Nifas...................................15
BAB III............................................................................................................ 16
TINJAUAN KASUS.........................................................................................16
I. Pathway Kasus Ibu Nifas............................................................................16
II. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Persalinan.............................................17
BAB IV............................................................................................................ 25
PEMBAHASAN...............................................................................................25
BAB V PENUTUP.........................................................................................27
5.1 KESIMPULAN..........................................................................................27
5.2 SARAN.....................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................28

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Masa Nifas (Puerperium)merupakan masa dimulai 2 jam setelah plasenta lahir

sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Puerperium yaitu dari kata puer

yang artinya bayi dan parous melahirkan. Jadi, masa peurperium merupakan masa

setelah melahirkan bayi dan masa pulih kembali sampai alat-alat kandungan

kembali seperti sebelum hamil (Rini& Kumala, 2017). Sedangkan, Anemia

postpartum merupakan keadaan dimana kadar Hb < 11 gr/dl 1 minggu postpartum

dan Hb < 12 gr/dl 8 minggu postpartum (Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia, 2013).

Hasil Rakernas (2019) Dirjen Kesmas memaparkan bahwa angka kematian ibu

berkisar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Peningkatan jumlah kejadian anemia

dalam 24-48 jam postpartum di negara berkembang sebanyak 50-80% (Milman,

2011). Berdasarkan data Riskesdes (2018) anemia ibu hamil sebanyak 48,9%

disebabkan karena konsumsi tablet Fe<90 butir sebanyak 61,9% dan ≤90 butir

sebanyak 38,1% ( Riskesdes, 2018).

Penyebab utama anemia pada pada ibu postpartum adalah kurang

memadainya asupan makanan sumber Fe, meningkatnya kebutuhan Fe saat hamil

dan menyusui (terkait dengan perubahan fisiologi), dan kehilangan darah saat

proses persalinan. Anemia yang disebabkan oleh ketiga faktor itu terjadi secara

cepat saat cadangan Fe pada tubuh ibu tidak mencukupi peningkatan kebutuhan

Fe. Wanita usia subur (WUS) adalah salah satu kelompok resiko tinggi terpapar

anemia karena apabila tidak memiliki asupan atau cadangan Fe yang cukup

1
terhadap kebutuhan dan kehilangan Fe (Wahyuningsih, 2018). Perubahan pada

ibu post partum dalam emosionalnya juga mempengaruhi interaksi dengan

bayinya dan bila produksi zat besi tidak segera di kembalikan dengan pemberian

zat besi dengan cukup maka ibu post partum maka akan mengalami kekuranan

zat besi dan mengalami anemia secara terus menerus di tahap-tahap lain dari

siklus reproduksi. Seperti dikatakan dalam penelitian (Satriyandari, 2017).

Dampak anemia pada masa nifas merupakan terjadinya subvolusi uteri yang

dapat menimbulkan perdarahan postpartum, memudahkan infeksi puerperium,

pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae. Anemia postpartum

kemungkinan menjadi salah satu prediktor praktik ASI tidak eksklusif. Pada ibu

anemia postpartum pengeluaran ASI berkurang, terjadinya dekompensasi kordis

mendadak setelah persalinan dan mudah terjadi infeksi mamae. Pada masa nifas

anemia bisa menyebabkan uterus berkontraksi tidak efektif, hal ini dikarenakan

darah tidak cukup untuk memberikan oksigen ke rahim (Wahyuningsih, 2018).

Anemia pada masa nifas dapat mengakibatkan terjadinya subinvolusi uteri yang

merupakan penyebab salah satu timbulnya perdarahan post partum, memudahkan

infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang (Prawirohardjo, 2014).

Hasil pelayanan yang dilakukan di TPMB “E” pada tanggal 20 September

2022. diperoleh data ibu mengeluh lemas, pusing dan kelelahan, ibu hanya

mengkonsumsi tablet Fe ≤ 90 tablet selama hamil, dari hasil pemeriksaan fisik,

konjungtiva pucat, bibir kering dan pucat dan hasil pemeriksaan haemoglobin 9,5

gr/dl. Berdasarkan hasil pengkajian Ny. M mengalami masalah anemia ringan

yang perlu mendapatkan pelayanan kebidanan untuk mencegah terjadinya

komplikasi pada masa nifas. Sehingga penulis tertarik untuk memberikan asuhan

dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. M usia 30 tahun P2A0

dengan Anemia Ringan di TPMB “E” Kota Serang.

2
1.2 TUJUAN

a. Tujuan Umum
Dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. M usia 30 tahun P2A0

dengan Anemia Ringan mengetahui pendokumentasian SOAP dan menejemen

dalam melukan asuhan kebidanan bayi baru lahir secara komprehensip

b. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. M usia 30 tahun P2A0

dengan Anemia Ringan di TPMB ”E” Kota Serang tahun 2022

b. Mampu melakukan pengkajian data objektif pada Ny. M usia 30 tahun P2A0

dengan Anemia Ringan di TPMB ”E” Kota Serang tahun 2022

c. Mampu menganalisa diagnosa pada Ny. M usia 30 tahun P2A0 dengan Anemia

Ringan di TPMB ”E” Kota Serang tahun 2022

d. Mampu mengimplementasikan tindakan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny. M

usia 30 tahun P2A0 dengan Anemia Ringan di TPMB ”E” Kota Serang tahun

2022.

1.3 MANFAAT

a. Manfaat Institusi : sebagai sumber informasi dan referensi baru


sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan
mahasiswa kesehatan pada umumnya mengenai
kasus bayi baru lahir normal dengan asfiksia ringan

b. Manfaat di TPMB : sebagai sumber informasi dan pengetahuan terkini


di TPMB “E” Kota Serang.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Masa Nifas

2.1.1 Pengertian Masa Nifas

Masa Nifas (Puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas

berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan

akan pulih dalam waktu 3 bulan. Masa nifas atau post partum disebut juga

puerperium yang berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “puer” yang artinya bayi

dan “parous” berarti melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena

sebab melahirkan atau setelah melahirkan. Darah nifas yaitu darah yang tertahan

tidak bisa keluar dari rahim dikarenakan hamil darah yang keluar sebelum

melahirkan disertai tanda-tanda kelahiran, maka itu termasuk darah nifas juga

(Vita, 2018).

Waktu masa nifas yang paling lama pada wanita umumnya adalah 40 hari,

dimulai sejak melahirkan atau sebelum melahirkan (yang disertai tanda-tanda

kelahiran). Jika sudah selesai 40 hari akan tetapi darah tidak behenti atau tetap

keluar darah. Maka perhatikanlah bila keluarnya disaat ‘adah (kebiasaan) haid,

maka itu darah haid. Tetapi jika darah keluar terus menerus dan tidak dalam

masa-masa haidnya dan darah itu terus menerus mengalir, perlu diperiksakan ke

bidan atau dokter (Anggraini, 2010).

Dari berbagai uraian yang menjelaskan tentang pengertian masa nifas,

dapat disimpulkan bahwa masa nifas adalah dimulai setelah persalinan selesai

dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil

yang berlangsung selama 6 minggu (Wahyuningsih, 2018)

4
2.1.2 Tujuan Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui

Menurut Rini & Kumala, (2017). Tujuan asuhan kebidanan nifas dan

menyusui sebagai berikut ;

a. Mendeteksi adanya perdarahan masa nifas

Tujuan perawatan masa nifas adalah untuk mendeteksi adanya kemungkinan

perdarahan postpartum, dan infeksi, penolong persalinan harus waspada,

sekurang-urangnya satu jam postpartum untuk mengatasi kemungkinan

terjadinya komplikasi persalinan. Umumnya wanita sangat lemah setelah

melahirkan, lebih-lebih bila partus berlangsung lama.

b. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya

Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis harus

diberikan oleh penolong persalinan. Ibu dianjurkan untuk mnjaga kebersihan

badan, mengajarkan ibu bersalin bagaimana membersihakan alat kelamin

dengan sabun dan air.

c. Melaksanakan skrining secara komprehensif

Melaksanakan skrining yang komprehensif (menyeluruh) dimana bidan harus

melakukan manajemen asuhan kebidanan pada ibu masa nifas secara

sistematis yaitu mulai pengkajian, interpretasi data dan analisa masalah,

perencanaan, penatalaksanaan dan evaluasi. Sehingga dengan asuhan

kebidanan masa nifas dan menyusui dapat mendeteksi secara dini penyulit

maupun komplikasi yang terjadi pada ibu dan bayi.

2.1.3 Tahapan Masa Nifas

Menurut Rini & Kumala (2017). Tahapan pada masa nifas sebagai berikut;

a. Periode immediate postpartum

5
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini

merupakan fase kritis, sering terjadi insiden perdarahan postpartum karena

atonia uteri. Oleh karena itu, bidan perlu melakukan pemantauan secara

kontinu, yang meliputi; kontraksi uterus, pengeluaran lokia, kandung kemih,

tekanan darah dan suhu.

b. Periode early postpartum (>24 jam-1 minggu)

Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak

ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup

mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.

c. Periode late postpartum (>1 minggu-6 minggu)

Pada periode ini bidan tetap melakukan asuhan dan pemeriksaan sehari-

hari serta konseling perencanaan KB (Rini & Kumala, 2017).

2.2 Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas

1. Perubahan Sistem Reproduksi

Selama masa nifas, alat-alat interna maupun eksterna berangsur-angsur

kembali keadaan sebelum hamil.Perubahan keseluruhan alat genitalia ini disebut

involusi. Pada masa ini terjadi juga perubahan penting lainnya, perubahan-

perubahan yang terjadi antara lain sebagai berikut. Involusi alat-alat kandungan :

a. Involusi

Involusi uteri dari luar dapat diamati yaitu dengan memeriksa fundus uteri

dengan cara :

1. Segera setelah persalinan, TFU 2 cm dibawah pusat, 12 jam kemudian

kembali 1 cm di atas pusat dan menurun kira-kira 1 cm setiap hari.

2. Pada hari ke dua setelah persalinan TFU 1 cm di bawah pusat. Pada hari

ke 3-4 TFU 2 cm dibawah pusat. Pada hari ke 5-7 TFU setengah pusat

6
sympisis. Pada hari ke 10 TFU tidak teraba.

Bila uterus tidak mengalami atau terjadi kegagalan dalam proses involusi

disebut dengan subinvolusi. Subinvolusi dapat disebabkan oleh infeksi dan

tertinggalnya sisa plasenta/perdarahan lanjut.

b. Tahapan Perubahan Lochea

Lochea merupakan ekskresi cairan rahim selama masa nifas.Lochea

berupa darah dimana di dalamnya mengandung trombosit, sel-sel tua, sisa jaringan

desidua yang nekrotik (sel-sel mati) dari uterus.

Proses keluarnya lochea terdiri atas 4 tahapan :

1) Lochea lubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa - sisa selaput ketuban, sel -

sel desidua, yaitu selaput lendir rahim dalam keadaan hamil), vernix caseosa

(yaitu palit bayi, zat seperti salep terdiri atas palit atau semacam noda dan sel -

sel epitel, yang menyelimuti kulit janin), lanugo(yaitu bulu halus pada anak yang

baru lahir), dan meconium (yaitu isi usus janin cukup bulan yang terdiri atas

getah kelenjar usus dan air ketuban, berwarna hijau kehitaman), selama 2 hari

pasca persalinan.

2) Locha sanguinolenta : warnanya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini terjadi

pada hari ke 3 -7 pasca persalinan.

3) Lochea serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari

ke 7 - 14 pasca persalinan.

4) Lochea alba: cairan putih yang terjadi pada hari setelah 2 minggu. Lochea

mempunyai bau yang khas, tidak seperti bau menstruasi. Bau ini lebih terasa

tercium pada lokia serosa, bau ini juga akan semakin lebih keras jika bercampur

dengan keringat dan harus cermat membedakannya dengan bau busuk yang

menandakan adanya infeksi.

Selain itu, kita juga harus bisa mengenali jika terjadi tanda ketidak normalan

7
pada lochea yaitu berupa keluarnya cairan seperti nanah dan berbau busuk, lochea

yang seperti ini disebut lochea purulenta.Locheapurulenta ini muncul jika terjadi

infeksi. Di samping lochea purulenta dapat juga terjadi suatu keadaan dimana

pengeluaran lochea tidak lancar.Lochea ini disebut lochea statis.

2.2.1 Tanda Bahaya Nifas

Tanda-tanda bahaya postpartum adalah suatu tanda yang abnormal yang

mengindikasikan adanya bahaya atau komplikasi yang dapat terjadi selama masa

nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu.

Tanda-tanda bahaya postpartum, adalah sebagai berikut :

1. Perdarahan Postpartum

Perdarahan postpartum dapat dibedakan menjadi sebagai

berikut:

a. Perdarahan postpartum primer (Early Postpartum Hemorrhage) adalah

perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir,

atau perdarahan dengan volume seberapapun tetapi terjadi perubahan

keadaan umum ibu dan tanda-tanda vital sudah menunjukkan analisa

adanya perdarahan. Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio

placenta, sisa placenta dan robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam

pertama.

b. Perdarahan postpartum sekunder (Late Postpartum Hemorrhage) adalah

perdarahan dengan konsep pengertian yang sama seperti perdarahan

postpartum primer namun terjadi setelah 24 jam postpartum hingga masa

nifas selesai. Perdarahan postpartum sekunder yang terjadi setelah 24 jam,

biasanya terjadi antara hari ke 5 sampai 15 postpartum. Penyebab utama

adalah robekan jalan lahir dan sisa placenta

8
2. Infeksi Pada Masa Postpartum

Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan, Infeksi

masa nifas masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu.

Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas

kesaluran urinari, payudara, dan pasca pembedahan merupakan salah satu

penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi berupa suhu badan panas,

malaise, denyut nadi cepat. Gejala lokal dapat berupa uterus lembek, kemerahan

dan rasa nyeri pada payudara atau adanya disuria.

3. Lochea yang berbau busuk (bau dari vagina)

Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa nifas

sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lender

waktu menstruasi dan berbau anyir (cairan ini berasal dari bekas melekatnya atau

implantasi placenta).

4. Sub Involusi Uterus (Pengecilan uterus yang terganggu)

Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat

rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg pada 6 minggu

kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu di sebut sub involusi.

Faktor penyebab sub involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus, endometritis,

adanya mioma uteri. Pada keadaan sub involusi, pemeriksaan bimanual di

temukan uterus lebih besar dan lebih lembek dari seharusnya, fundus masih tinggi,

lochea banyak dan berbau, dan tidak jarang terdapat pula perdarahan

(wahyuningsih, 2018).

5. Nyeri Pada Perut dan Pelvis

Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat merupakan tanda dan gejala

komplikasi nifas seperti Peritonitis. Peritonitis adalah peradangan pada

peritonium, peritonitis umum dapat menyebabkan kematian 33% dari seluruh

9
kematian karena infeksi (wahyuningsih, 2018).

6. Pusing dan Lemas yang Berlebihan

Pusing dan lemas yang berlebihan sakit kepala, nyeri epigastrik, dan

penglihatan kabur menurut, pusing merupakan tanda-tanda bahaya pada nifas.

Pusing bisa disebabkan oleh tekanan darah tinggi (Sistol ≥140 mmHg dan

distolnya ≥90 mmHg). Pusing yang berlebihan juga perlu diwaspadai adanya

keadaan preeklampsi/eklampsi postpartum, atau keadaan hipertensi esensial.

Pusing dan lemas yang berlebihan dapat juga disebabkan oleh anemia bila

kadar haemoglobin< 10 gr/dl lemas yang berlebihan juga tanda-tanda bahaya

dimana keadaan lemas dapat disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya

asupan kalori sehingga ibu kelihatan pucat, tekanan darah rendah.

Upaya penatalaksanaan pada keadaan ini dengan cara sebagai berikut:

a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.

b. Makan dengan makanan seimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan

vitamin yang cukup.

c. Minum sedikitnya 3 liter per hari.

d. Minum suplemen zat besi untuk menambah zat besi setidanya selama 40 hari

pasca bersalin.

e. Minum suplemen kapsul vitamin A (200.000 IU), untuk meningkatkan daya tahan

tubuh, mencegah infeksi, membantu pemulihan keadaan ibu serta

mentransmisi vitamin A kepada bayinya melalui proses menyusui.

f. Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Kurang

istirahat akan mempengaruhi produksi ASI dan memperlambat proses involusi

uterus.

7. Suhu Tubuh Ibu > 38°C

10
Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit

meningkat antara 37,2°C-37,8°C oleh karena reabsorbsi proses perlukaan

dalam uterus. Hal ini adalah peristiwa fisiologis apabila tidak diserta tanda-

tanda infeksi yang lain. Namun apabila terjadi peningkatan melebihi 38°C

berturut-turut selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi. Infeksi nifas adalah

keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genetalia dalam masa

nifas (Wahyuningsih, 2018).

8. Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas, dan Terasa Sakit.

Keadaan ini dapat disebabkan oleh payudara yang tidak disusu secara

adekuat, puting susu yang lecet, BH yang terlalu ketat, ibu dengan diet yang

kurang baik, kurang istirahat, serta anemia. Keadaan ini juga dapat merupakan

tanda dan gejala adanya komplikasi dan penyulit pada proses laktasi, misalnya

pembengkakan payudara, bendungan ASI, mastitis dan abses payudara

2.3 Anemia Pada Ibu Nifas

2.3.1 Pengertian

Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin (Hb) yang rendah

dalam darah (WHO, 2015). Anemia adalah suatu konsentrasi apabila hemoglobin

<10,5 gr/dl atau penurunan kapasitas darah dalam membawa oksigen, hal tersebut

terjadi akibat penurunan Hb dalam darah, Anemia post partum merupakan keadaan

dimana kadar Hb < 11 gr/dl 1 minggu post partum dan Hb <12 gr/dl 8 minggu post

partum (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013). Anemia pada ibu

postpartum didefinisakan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 10gr/dl, hal ini

merupakan masalah yang umum dalam bidang obstetrik. Meskipun wanita hamil

dengan kadar besi yang terjamin, konsentrasi hemoglobin biasanya berkisar 11-12

gr/dl sebelum melahirkan. Hal ini diperburuk dengan kehilangan darah saat

11
melahirkan dan pada saat masa nifas. Penelitian Bread, et al, 2015, mendapatkan

ada hubungan yang kuat antara status zat besi, tingkat depresi, dan pengetahuan

ibu postpartum. Penentuan anemia tidaknya seseorang menggunakan dasar kadar

Hb dalam darah. Dalam penentuan anemia terdapat bermacam-macam pendapat

yaitu:

a. Derajat anemia berdasar kadar Hb Menurut WHO adalah :

1) Ringan sekali : Hb 10 gr/dl- batas normal

2) Ringan : Hb 8 gr/dl-9,9 gr/dl

3) Sedang : Hb 6 gr/dl-7,9 gr/dl

4) Berat : Hb < 5 gr/dl

b. Derajat anemia menurut Depkes RI yaitu:

1) Tidak anemia : Hb ≤ 11 gr/dl

2) Anemia ringan : Hb 9-10 gr/dl

3) Anemia sedang : Hb 7-8 gr/dl

4) Anemia berat : Hb <7 gr/dl

c. Klasifikasi Anemia

Macam-macam anemia adalah sebagai berikut:

1) Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral

fe. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dengan

makanan, karena gangguan absorbsi atau terpantau banyaknya besi keluar dari

tubuh, misalnya pada pendarahan.

2) Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan oleh defisiensi asam

folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12, anemia ini sering ditemukan pada

wanita yang jarang mengonsumsi sayuran hijau segar atau makanan dengan

protein hewani tinggi.

12
3) Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena penghancuran sel

darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya.

Anemia hipoplastik dan aplastik adalah anemia yang disebabkan karena

sumsum tulang belakang kurang mampu membuat sel-sel darah yang baru.

2.3.2 Etiologi Anemia Pada Masa Nifas

Faktor yang mempengaruhi anemia pada masa nifas adalah persalinan

dengan perdarahan, ibu hamil dengan anemia, asupan nutrisi yang kurang, serta

penyakit virus dan bakteri. Anemia dalam masa nifas sebagian besar merupakan

kelanjutan dari anemia yang diderita saat kehamilan, yang menyebabkan banyak

keluhan bagi ibu dan mempengaruhi dalam aktivitas sehari-hari maupun dalam

merawat bayi. Penyebab utama anemia pada pada ibu postpartum adalah kurang

memadainya asupan makanan sumber Fe, meningkatnya kebutuhan Fe saat hamil

dan menyusui (terkait dengan perubahan fisiologi), dan kehilangan darah saat

proses persalinan. Anemia yang disebabkan oleh ketiga faktor itu terjadi secara

cepat saat cadangan Fe pada tubuh ibu tidak mencukupi peningkatan kebutuhan

Fe. Wanita Usia Subur (WUS) adalah salah satu kelompok resiko tinggi terpapar

anemia karena apabila tidak memiliki asupan atau cadangan Fe yang cukup

terhadap kebutuhan dan kehilangan Fe. Dari kelompok WUS tersebut yang paling

tinggi beresiko menderita anemia adalah wanita hamil, wanita nifas, dan wanita

yang banyak kehilangan darah saat menstruasi. Pada wanita yang mengalami

menopause dengan defisiensi Fe, yang menjadi penyebabnya adalah perdarahan

gastrointestinal. Penyebab tersering anemia adalah kekurangan zat gizi yang

diperlukan untuk sintesis eritrosit, terutama besi, vitamin B12 dan asam folat.

Selebihnya merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan

genetik, dan penyakit kronik.

2.3.4 Tanda dan Gejala Anemia Pada Masa Nifas

13
Sindrom anemia terdiri dari rasa lemah, lesu, cepat lelah, telinga

mendenging, mata berkunang-kunang, kaki terasa dingin, dan sesak nafas. Pada

pemeriksaan seperti kasus anemia lainnya, ibu nifas tampak pucat yang mudah

dilihat pada konjungtiva yang berwarna pucat, mukosa mulut, telapak tangan dan

jaringan dibawah kuku.

Gejala anemia pada ibu nifas diantaranya adalah :

a. Cepat lelah

b. Sering pusing

c. Mata berkunang-kunang

d. Lidah luka

e. Nafsu makan turun

f. Konsentrasi hilang

g. Nafas pendek

Sedangkan tanda- tanda anemia diantaranya yaitu :

a. Terjadinya peningkatan denyut jantung karena tubuh berusaha memberi

oksigen lebih banyak ke jaringan.

b. Adanya peningkatan kecepatan pernafasan karna tubuh berusaha menyediakan

lebih banyak oksigen pada darah.

c. Pusing akibat kurangnya darah keotak.

d. Terasa lelah karena meningkatnya oksigenasi berbagai organ termasuk otot

jantung dan rangka.

e. Kulit pucat karena berkurangnya oksigenasi.

f. Mual akibat penurunan aliran darah kesaluran cerna dan susunan saraf pusat.

14
g. Penurunan kualitas rambut dan kulit.

2.3.5 Pengaruh Anemia Pada Masa Nifas

Pengaruh anemia pada masa nifas adalah terjadinya subvolusi uteri yang

dapat menimbulkan perdarahan postpartum, memudahkan infeksi puerperium,

pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae. Anemia postpartum

kemungkinan menjadi salah satu prediktor praktik ASI tidak eksklusif. Pada ibu

anemia postpartum pengeluaran ASI berkurang, terjadinya dekompensasi kordis

mendadak setelah persalinan dan mudah terjadi infeksi mamae. Pada masa nifas

anemia bisa menyebabkan uterus berkontraksi tidak efektif, hal ini dikarenakan

darah tidak cukup untuk memberikan oksigen ke rahim.

2.3.6 Penatalaksanaan Kasus Anemia pada Ibu Nifas

Penatalaksanaan anemia dalam nifas adalah sebagai berikut :

a. Lakukan pemeriksaan Hb postpartum sebaiknya 3-4 hari setelah bayi

lahir, kecuali ada indikasi lain yang memerlukan pemeriksaan Hb yang

lebih cepat, misalnya keadaan perdarahan atau patologis tertentu.

b. Anjurkan ibu makan yang mengandung tinggi protein dan zat besi,

seperti telur, ikan, dan sayuran hijau.

c. Pada keadaan anemia berlanjut, makaharus melakukan rujukan

maupun kolaborasi dengan dokter kemungkinan diperlukan tranfusi

apabila Hb < 7 gr/dl.

d. Memberikan tablet besi diminum setidaknya selama 40 hari setelah

persalinan. Kapsul vitamin A (200.000 IU) perlu diminum agar bisa

memberikan vitamin A melalui ASI kepada bayinya (Wahyuningsih,

2018).

15
BAB III

TINJAUAN KASUS

DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN

1. Dokumentasi dalam bentuk Pathway Asuhan Kebidanan

Hari dan Tanggal : Selasa, 20 September 2022


Tempat Praktik : PMB Enong Suhaeti
Nama : Astrid Estiyana Putri
Program Studi : 210704023

Pathway Kasus Ibu Nifas


Nama: Ny M
Usia : 30 tahun
P2A0 Nifas Normal 2 hari
dengan Anemia Ringan

Tanda / Gejala / Keluhan secara teori:


Patofisiologis (sesuai tanda / gejala / keluhan
 Postpartum anemia adalah kekurangan sel yang dialami pasien): Tanda / gejala / keluhan yang
darah merah setelah melahirkan. Kondisi ini dialami pasien:
terjadi ketika kadar hemoglobin kurang dari  Masa nifas adalah masa yang dimulai
11,0 g/L pada satu minggu setelah setelah kelahiran plasenta dan berakhir Postprtum 2 hari, ibu datang ke
melahirkan. (dr. Amanda Rumondang ketika alat-alat kandungan kembali TPMB dengan keluhan pusing,
Sp.OG) seperti keadaan sebelum hamil, masa lemas, terlihat agak pucat, dan
 Menurut Manuaba , tanda-tanda dan gejala nifas dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya berkunang-kunang
yang sering dialami oleh ibu nifas dengan plasenta sampai dengan 6 minggu atau
anemia adalah : 42 hari setelah kelahiran (Sutanto, 2018). Pemeriksaan Hb 9,1 g/dL
 Anemia gizi besi terjadi ketika pasokan TD : 90/70 mmHg
Cepat lelah, Sering pusing, Mata berkunang- zat besi tidak mencukupi untuk
kunang, terlihat pucar, konjungtiva pucat, pembentukan sel darah merah optimal,
Lidah luka, Nafsu makan turun (anoreksia), sehingga sel sel darah merah yang
Konsentrasi hilang, Nafas pendek (pada terbentuk berukuran lebih kecil
anemia parah), Keluhan mual, muntah lebih (mikrositik), warna lebih muda
hebat pada hamil muda, konjungtiva pucat. (hipokromik). (Irianto, 2014).
 Tingkatan anemia menurut Menuaba dibagi  Dampak persalinan dan kelahiran dapat
menjadi 3. Yaitu antara lain : menyebabkan wanita terlihat pucat, letih,
Anemia ringan, dimana jika kadar HB 9,00- dan lemas selama satu atau beberapa
10,00 gr%, Anemia sedang, dimana jika hari setelah melahirkan. Anemia dalam
kadar HB 7,00-8,00 gr%, Anemia berat, nifas dapat terjadi sebagai akibat
dimana jika kadar HB < 8 gram % perubahan sistem hematologi dalam
masa kehamilan (Fraser, 2018)

Asuhan yang diberikan: Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan:


- Menginformasikan hasil pemeriksaan -Agar ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan.
- Melakukan konsultasi ke dokter -Agar menjalankan tindakan pencegahan untuk menghentikan penyakit yang memiliki factor
- Memberikan zat besi 2x1 (200 mg) resiko
sehari -Meminum zat besi 2 x1 sehari yang di anjurkan untuk ibu agar tidak mengalami anemia
- Menganjurkan untuk memenuhi -Makan minum yang di anjurkan untuk mempercepat pemulihan HB kembali normal
kebutuhan nutria -Istirahat yang cukup bisa memberbaiki kadar HB yang rendah, mempercepat proses involusi
- Menganjurkan untuk istirahat yang uterus dan memperlancar ASI.
cukup -Keluhan yang di rasakan merupakan tanda gejala dari anemia sedang
- Menjelaskan tentang keluhan yang -Keluhan yang dirasakan adalah normal, rasa mulas diakibatkan kontraksi uterus untuk
dirasakan mencegah perdarahan.
- Mobilisasi dini -Mobilisasi memiliki banyak manfaat seperti mencegah infeksi puerpenium, melancarkan
- Menganjurkan untuk menjaga lochea dan mempercepat involusi uterus.
kebersihan daerah genital/ personal -Menjaga kebersihan diri secara keseluruhan sangatlah penting untuk menghindari infeksi baik
hygiene. pada daerah genital maupun kulit.
- Memberikan penyuluhan tentang ASI -ASI ekslusif diberikan sampai bayi usia 6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan.
ekslusifMemberikan edukasi terhadap -Menjaga kehangatan bayi agar mencegah bayi hipotermi
ibu tentang pemberian asi eksklusif -Melakukan pemantauan perdarahan pada ibu setelah melahirkan agar mencegah terjadinya
selama 6 bulan perdarahan setelah melahirkan
- Memberi tahu ibu untuk tetap menjaga -Agar kondisi ibu terpantau
kehangatan bayi
- Memantau perdarahan pada ibu dan
kontraksi rahim serta tinggi fundus uteri
- Menganjurkan pada ibu kontrol ulang 1 Evaluasi asuhan yang diberikan:
minggu kemudian pada tanggal 23
Februari 2022 atau menghubungi bidan ibu mengetahui kondisinya saat ini dalam keadaan mengalami HB kurang,
bila ada keluhan ibu mau meminum obat yang di anjurkan bidan dan dokter, ibu memahami
yang dijelaskan bidan mengenai keluhan yang di rasakan ibu, ibu mau
melakukan yang dianjurankan bidan seperti mengkonsumsi nutrisi yang
baik dan tidak ada pantangan kecuali jika ibu ada alergi, minum Vitamin C
16 membantu tubuh untuk menyerap zat besi dengan lebih baik, istirahat yang
cukup, melakukan mobilisasi, menjaga personal hygine, memberikan ASI
eksklusife selama 6 bulan
II. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Persalinan

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN KUNJUNGAN AWAL

No Reg :-
Nama Pengkaji : Astrid Estiyana Putri
Hari/tanggal : Selasa, 20 September 2022
Waktu Pengkajian : 10.30 WIB
Tempat Pengkajian : TPMB “E” KOTA SERANG

A. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF

I. IDENTITAS

Jenis Identitas Istri Suami


Nama Ny. M Tn. I
Umur 30 tahun 34 tahun
Suku/bangsa Sunda Sunda
Agama Islam Islam
Pendidikan S1 S1
Pekerjaan IRT Karyawan Swasta
Alamat rumah Kaligandu Masjid Kaligandu Masjid

Anamnesa pada tanggal 20 September 2022, Pukul 10.30 WIB, di TPMB “E” Kota Serang

1) Keluhan utama saat masuk : Ibu nifas 2 hari

 Mengeluh pusing

 Mata berkunang-kunang

 Mudah lelah

1) Riwayat Antenatal

Kelainan/komplikasi : Tidak ada

Usia Kehamilan : 38 Minggu

Para : 2 kali

Hasil Pemeriksaan LEB :

Hb : 9,1 g/dL
17
Golongan darah :O

HBSag :-

Sipilis :-

HIV/Aids :-

2) Riwayat Persalinan

a. Anak Ke : Kedua

b. Persalinan lahir tanggal : 18 September 2022; Jam : 11.35 WIB

c. Jenis Kelamin : Laki-laki; BB : 3100 gram; TB : 48 cm

d. Perdarahan kala III : 100 ml

e. Perdarahan kala IV: 50 ml

f. Perdarahan Total : 150 ml

g. Perdarahan selama operasi : - ml

h. Jenis Persalinan : spontan, atas indikasi : tidak ada

i. Placenta : spontan

j. Perineum : utuh

k. Anastesi :-

l. Jahitan :-

m. Infuse cairan : RL 500 ml

n. Transfusi darah : - ml

3) Tanda Bahaya Nifas

 Sakit kepala hebat : tidak

 Pandangan kabur : tidak

 Mata berkunang –kunang : ya

 Kelelahan atau sesak : tidak

 Demam : tidak

18
 Nyeri payudara, pembengkakan payudara, luka atau perdarahan pada

puting : tidak

 Nyeri perut hebat : tidak

 Bengkak pada tangan, wajah. Tungkai, : tidak

 Perdarahan berlebihan : tidak

 Sekret vagina berbau :tidak

II. Quick Check Ibu

Hasil Keterangan
NO Jenis Quick Check
Ya Tidak
1 Sakit kepala hebat V
2 Gangguan penglihatan V Kunang-kunang
3 Pembengkakan pada wajah dan tangan V
4 Nyeri abdomen V
5 Mual dan muntah berlebihan V
6 Pergerakan janin tidak seperti biasa V
7 Pengeluaran pervaginam V
8 Demam V

a. Keluhan saat ini


Kunjungan saat ini : Nifas 2 Hari
Keluhan utama :.

 Ibu mengatakan pusing pada kepalanya


 Ibu mengatakan mudah lelah
b. Riwayat kehamilan :
Riwayat ANC : 6 kali pemeriksaan ANC
Frekuensi :
Trismester I : 2 kali pemeriksaan
Trismester II : 1 kali pemeriksaan
Trismester III : 3 kali pemeriksaan

c. Riwayat Menstruasi
 Menarche : 14 tahun
 Siklus haid : Teratur, 28 hr
 Banyaknya : 3x ganti pembalut

19
 Pemakaian obat dan jamu-jamuan : Tidak ada
 Kekhawatiran yang berkaitan dengan persalinan : Tidak ada
 Disminorre : Tidak ada

d. Riwayat obstetrik
Tan Tem Riway
Jenis Peno
N ggal pat Penyulit at Ket
UK Partus long JK BB PB
o Partus Partus Menyusui .
1 09-01- 38 BPM Norml Bidan TAK P 30 48 ASI
2015 mg 00 cm Eksklusif
gr
1 Hamil
ini

e. Riwayat kesehatan
Hasil
Ti
Ketera
J
No ng
an

1 Jantung 
2 Hipertensi 
3 DM 
4 Asma 
5 Hepatitis 
6 IMS/HIV 
7 TBC 
8 Ginjal kronis 
9 Malaria 
10 Epilepsi 
11 Kejiwaan 
12 Kelainan congenital 
13 Ale 
rgi
20
ob
at /
ma
ka
na
n
14 Kecelakaan 
15 Tranfusi darah 

f. Riwayat sosial ekonomi

 Usia pertama menikah : 25 tahun

 Status perkawinan: Sah, Kawin KUA

 Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan dan kesiapan persalinan: Ibu

menerima kehamilan ini dengan bahagia dan sudah siap untuk menjadi ibu dan

bapak.

 Dukungan keluarga : Baik

 Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami

 Kebiasaan merokok, obat-obatan dan alkohol : Tidak ada

 Kekerasan dalam rumah tangga : Tidak ada

 Tempat dan petugas kesehatan yang menolong persalinan : TPMB “E” oleh Bd

Enong Suhaeti dan Astrid Estiyana Putri

 Keinginan ibu memberikan ASI eksklusif : Ya

 Rencana ibu memberikan ASI : 2 tahun

g. Keadaan psikologis spiritual

a. Kelahiran ini diinginkan oleh keluarga

b. Pengetahuan ibu tentang nifas cukup baik

c. Penerimaan pada kehamilan, kehamilan ini di terima oleh pihak

keluarga
21
d. Ibu suami dan keluarga rajin beribadah untuk keselamatan dirinya dan

III. Data Obyektif

1. Kesadaran : Compos mentis

2. Keadaan umum : Baik

3. Keadaan emosional : Stabil

4. TB : 158 cm

BB Sekarang : 60 kg

5. TTV

Tekanan darah : 90/70 mmHg Nadi : 80 x/menit

Respirasi : 22 x/menit Suhu : 36,4 °C, Lila 30 cm

6. Head to toe

• Kepala dan rambut : rambut warna hitam, tidak rontok dan kulit kepala bersih

• Wajah : agak terlihat pucat

• Mata : simetris, konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik

• Hidung : simetris, bersih, tidak ada polip dan sinusitis

• Mulut : simetris, bersih, tidak ada caries, tidak ada epulis, tidak ada stomatitis

• Telinga :simetris, tidak ada pengeluaran serumen, pendengaran baik

• Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan thyroid

• Paru : tidak ada wheezing dan ronchi

• Retraksi dinding dada : tidak ada

• Payudara : simetris, bersih, tidak teraba massa, tidak ada retraksi, puting susu

menonjol, belum ada pengeluaran kolostrum

 Abdomen

- Tidak ada bekas operasi,

- Uterus : Kontraksi baik, Keras, TFU dua jari dibawah pusat

- Anogenital : normal
22
- Tukak/luka : tidak ada

- varises : tidak ada,

- kelenjar scene : tidak ada pengeluaran cairan

- kelenjar bartholin : tidak ada pembesaran

- haemoroid : tidak ada

- CVAT : nyeri ketuk : kanan (-) kiri (-)

- Refleks patella : kanan (+) kiri (+)

- Refleks patella : kanan (+) kiri (+)

7. Pemeriksaan penunjang

 HB : 9,1 gram %

 Golongan darah :O

 HBSag : Negatif

 Sipilis : Negatif

 HIV/Aids : Negatif

a) ANALISA

Ny. M 30 th P2A0 2 hari Post Partum dengan Anemia ringan

b) PENATALAKSANAAN

1) Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu mengalami

anemia atau kekurangan sel darah merah dalam tubuh

2) Melakukan konsultasi ke dokter hasil pemeriksaan Ny M Hb 9,1 gr %, keluhan

badan lemas dan mata berkunang-kunang.

3) Memberikan zat besi seperti sulfas ferrosus dimimum 2x1 (200 mg) sehari

4) Mengajarkan ibu untuk memenuhi nutrisi yang baik yaitu daging merah, ikan, hati

ayam atau daging, telur, tahu, tempe, dan ayam mengandung zat besi yang dapat

digunakan dengan mudah oleh tubuh. Untuk sayuran hijau ibu bisa memilih brokol,

kangkung selada air atau lobak hindari makan yang disebutkan jika ibu ada alergi.

23
Vitamin C membantu tubuh untuk menyerap zat besi dengan lebih baik, sehingga

bisa menghasilkan produksi sel darah merah yang banyak.

5) Mengajurkan ibu untuk istirahat yang cukup.

6) Memberitahu kepada ibu bahwa keluhan badan lemas bisa terjadi karena factor

setelah melahirakan bayi dan tanda gejala anemia

7) Memberitahu kepada ibu bahwa keluhan mata berkunang kunang, pusing, terlihat

pucat merupakan tanda gejala dari anemia

8) Memberitahu kepada ibu bahwa keluhan nyeri perut seperti mulas adalah hal yang

normal setelah melahirkan

9) Menganjurkan ibu melakukan mobilisasi seperti miring kanan atau kiri, atau belajar

duduk.

10) Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygine

11) Memberikan edukasi terhadap ibu tentang pemberian asi eksklusif selama 6 bulan

12) Memberi tahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi,dan menjaga kebersihan

pada bayi.

13) Memantau perdarahan pada ibu dan kontraksi rahim serta tinggi fundus uteri, dan

memberitahukan keapada ibu dan keluarga cara menanggani perdarahan apabila

terjadi dirumah.

14) Menganjurkan pada ibu kontrol ulang pemeriksaan Hb 2 minggu kemudian pada

tanggal 7 Februari atau menghubungi bidan bila ada keluhan

1)

24
BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif

didapatkan analisis yaitu post partum 2 hari dengan Anemia

Ringan. Hal ini diambil berdasarkan keluhan yang dialami ibu yaitu

merasa pusing, berkunang-kunang dan mudah merasa lelah.

Menurut Mannuaba (2017) tanda dan gejala yang dialami ibu nifas

dengan anemia yaitu, pusing, mata berkunang-kunang, wajah

tampak pucat, konjungtiva ikterik dan mudah merasa lelah.

Dari data objektif ditemukan hasil pemeriksaan fisik TD

90/70 mmHg dan dilakukan pemeriksaa Hb pada ibu, didapatkan

hasil yaitu 9,1 g/dL. Hal ini sesuai dengan teori bahwa anemia post

partum merupakan keadaan dimana kadar Hb < 11 gr/dl 1 minggu

post partum dan Hb <12 gr/dl 8 minggu post partum (Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, 2013)

Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, maka dapat

ditegakkan diagnosa bahwa Ny. “M” umur 30 tahun P2A0 post

partum 2 hari dengan Anemia Ringan

Penatalaksanaan yang diberikan adalah memberitahu hasil

pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan Haemaglobin (HB )

kurang, melakukan konsultasi ke dokter agar menjalankan tindakan

dan pencegahan untuk menghentikan penyakit yang memiliki factor

resiko, memberikan terapi zat besi 2x1 (200 mg) sehari untuk

menstabilkan kadar Hb ibu setelah melahirka, ibu mau melakukan

25
yang dianjurankan bidan seperti mengkonsumsi nutrisi yang baik

dan tidak ada pantangan kecuali jika ibu ada alergi, minum Vitamin

C membantu tubuh untuk menyerap zat besi dengan lebih baik,

istirahat yang cukup, menjelaskan tentang keluhan yang dirasakan

merupakan tanda gejala anemia dan nyeri perut seperti mulas

adalah hal yang normal, menganjurkan ibu melakukan mobilisasi

seperti miring kanan atau kiri, atau belajar duduk, menganjurkan

ibu untuk menjaga personal hygine, memberikan edukasi terhadap

ibu tentang pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, Memberi tahu

ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi,dan menjaga kebersihan

pada bayi. Memberi tahu ibu jika ada tanda-tanda bahaya pada

bayi untuk segera dating kefasilitas terdekat. Memantau

perdarahan pada ibu dan kontraksi rahim serta tinggi fundus uteri,

dan memberitahukan keapada ibu dan keluarga cara menanggani

perdarahan apabila terjadi dirumah.

Membuat kesepakatan pada ibu untuk kunjungan ulang

berikutnya 2 minggu kemudian yaitu pada tanggal 7 Oktober 2022

dan segera menghubungi bidan bila ada keluhan. Ibu mengerti dan

bersedia melakukan anjuran yang diberikan bidan serta bersedia

melakukan kunjungan ulang 2 minggu atau menghubungi bidan bila

ada keluhan. Obat telah diterima oleh ibu, dan ibu bersedia

meminum sesuai dosis yang dianjurkan.

26
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Penulis melakukan pengkajian asuhan kebidanan Nifas pada Ny. “M” sesuai dengan
kebutuhan pasien melalui upaya pendekatan manajemen kebidanan Metoda SOAP
dan Pathway nifas dan yang dilakukan di TPMB “E” Kota Serang tahun 2022

5.2 SARAN

a. Bagi Lahan Praktik

Dapat meningkatkan kualitas pelayanan dengan lebih baik dan lebih menata
ruangan dan kelengkapan alat serta bahan untuk pelayanan asuhan kebidanan yang
cukup.

b. Bagi Pendidikan

Untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan diharapkan institusi menambah


sumber referensi yang dapat dijadikan sebagai bahan dalam Laporan Tugas Akhir
dan agar dapat mengetahui tentang perubahan ilmu kebidanan terkini.

27
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihana

Danefi Tuprilianya & Apriasih Hapi. 2017. Gambaran Status Gizi Anemia dalam

kehamilan terhadap Kejadian pada Ibu Nifas. Prosiding Seminar Nasionam

Kebidanan Stikes Respati Tasikmalaya

JNPK-K. 2017. Asuhan Persalinan Normal Asuhan Esensial Bagi Ibu Bersalin Dan Bayi

Baru Lahir Serta Penatalaksanaan Komplikasi Segera Pasca Persalinan dan

Nifas. Jakarta: Jaringan Nasional Pelatihan KlinikKesehatan Reproduksi Dan

Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia

Latifah Wida. 2014. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. M Umur 23 Tahun P1A0

Dengan Anemia Sedang Di PKD Budi Sehat Trobayan Kalijambe. Laporan

Tugas Akhir, Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Kusuma, Surakarta

Rahayu Sri. 2020. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Pengaruh Pemberian Tablet Besi Pada Ibu

Nifas Terhadap Anemia PostPartum di Wilyah Puskesmas Pengadon. Stikes

Uniska Kendal

Rini Susilo dan Kumala Feti. 2017. Panduan Asuhan Nifas & Evidence Based Pratice.

Yogyakarta:CV Budi Utama

Susanto Andina Vita. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:PT

Pustaka Baru

Wahyuni Islah. 2019. Hubungan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian

Anemia Pada Ibu Post Partum Di Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki

28
PekanBaru, volume 2 Nomor 2.

Yuliani Endang. 2020. Hubungan Riwayat Anemia saat kehamilan dengan kejadian

Anemia Postpartum pada Ibu Nifas. Jurnal Kebidanan, Volume 12, Nomor 2

Novieastari, E., Ibrahim, K., Deswani, & Ramdaniati, S. (2020). Dasar Dasar

Keperawatan (ed. 9).

Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

29

Anda mungkin juga menyukai