ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. M USIA 30 TAHUN P2A0 DENGAN
ANEMIA RINGAN TPMB “E”
KOTA SERANG
TAHUN 2022
DISUSUN OLEH:
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. M USIA 30 TAHUN P2A0 DENGAN
ANEMIA RINGAN TPMB “E”
KOTA SERANG
TAHUN 2022
Pembimbing
(Rahayu Khairiah,SKM,M.Keb)
NIDN: 03-2107-8201
i
BIODATA MAHASISWA
Mahasiswa,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayahNya, sehingga Laporan Kasus dengan judul “Laporan Asuhan
Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. M usia 30 Tahun P2A0 Dengan Anemia
Ringan TPMB ‘E’ Kota Serang Tahun 2022” ini dengan baik. Shalawat serta
salam tak lupa kami limpahkan pada junjungan Nabi besar Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabatnya yang telah membawa kita pada zaman penuh
berkah. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam proses penyusunan laporan kasus ini, baik dari segi
material maupun spiritual, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
Dalam penyusunan laporan kasus ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi
oleh penulis. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunanan laporan kasus ini. Penulis menyadari bahwa
laporan kasus ini jauh dari kesempurnaan, kami mohon maaf jika terdapat
kesalahan dalam penyusunan laporan kasus ini. Dan kami mohon kritik dan
saran yang membangun untuk penulis
Serang, September
2022
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................1
1.2 TUJUAN....................................................................................................3
1.3 MANFAAT.................................................................................................3
BAB II............................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................4
2.1 Masa Nifas.................................................................................................4
2.1.1 Pengertian Masa Nifas..........................................................................4
2.1.2 Tujuan Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui......................................5
2.1.3 Tahapan Masa Nifas.............................................................................5
2.2 Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas......................................................6
2.2.1 Tanda Bahaya Nifas.............................................................................8
2.3 Anemia Pada Ibu Nifas.........................................................................11
2.3.1 Pengertian.............................................................................................11
2.3.2 Etiologi Anemia Pada Masa Nifas.........................................................13
2.3.4 Tanda dan Gejala Anemia Pada Masa Nifas.........................................13
2.3.5 Pengaruh Anemia Pada Masa Nifas.....................................................14
2.3.6 Penatalaksanaan Kasus Anemia pada Ibu Nifas...................................15
BAB III............................................................................................................ 16
TINJAUAN KASUS.........................................................................................16
I. Pathway Kasus Ibu Nifas............................................................................16
II. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Persalinan.............................................17
BAB IV............................................................................................................ 25
PEMBAHASAN...............................................................................................25
BAB V PENUTUP.........................................................................................27
5.1 KESIMPULAN..........................................................................................27
5.2 SARAN.....................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................28
iv
BAB I
PENDAHULUAN
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Puerperium yaitu dari kata puer
yang artinya bayi dan parous melahirkan. Jadi, masa peurperium merupakan masa
setelah melahirkan bayi dan masa pulih kembali sampai alat-alat kandungan
Indonesia, 2013).
Hasil Rakernas (2019) Dirjen Kesmas memaparkan bahwa angka kematian ibu
berkisar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Peningkatan jumlah kejadian anemia
2011). Berdasarkan data Riskesdes (2018) anemia ibu hamil sebanyak 48,9%
disebabkan karena konsumsi tablet Fe<90 butir sebanyak 61,9% dan ≤90 butir
dan menyusui (terkait dengan perubahan fisiologi), dan kehilangan darah saat
proses persalinan. Anemia yang disebabkan oleh ketiga faktor itu terjadi secara
cepat saat cadangan Fe pada tubuh ibu tidak mencukupi peningkatan kebutuhan
Fe. Wanita usia subur (WUS) adalah salah satu kelompok resiko tinggi terpapar
anemia karena apabila tidak memiliki asupan atau cadangan Fe yang cukup
1
terhadap kebutuhan dan kehilangan Fe (Wahyuningsih, 2018). Perubahan pada
bayinya dan bila produksi zat besi tidak segera di kembalikan dengan pemberian
zat besi dengan cukup maka ibu post partum maka akan mengalami kekuranan
zat besi dan mengalami anemia secara terus menerus di tahap-tahap lain dari
Dampak anemia pada masa nifas merupakan terjadinya subvolusi uteri yang
pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae. Anemia postpartum
kemungkinan menjadi salah satu prediktor praktik ASI tidak eksklusif. Pada ibu
mendadak setelah persalinan dan mudah terjadi infeksi mamae. Pada masa nifas
anemia bisa menyebabkan uterus berkontraksi tidak efektif, hal ini dikarenakan
Anemia pada masa nifas dapat mengakibatkan terjadinya subinvolusi uteri yang
2022. diperoleh data ibu mengeluh lemas, pusing dan kelelahan, ibu hanya
konjungtiva pucat, bibir kering dan pucat dan hasil pemeriksaan haemoglobin 9,5
komplikasi pada masa nifas. Sehingga penulis tertarik untuk memberikan asuhan
dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. M usia 30 tahun P2A0
2
1.2 TUJUAN
a. Tujuan Umum
Dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. M usia 30 tahun P2A0
b. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. M usia 30 tahun P2A0
b. Mampu melakukan pengkajian data objektif pada Ny. M usia 30 tahun P2A0
c. Mampu menganalisa diagnosa pada Ny. M usia 30 tahun P2A0 dengan Anemia
usia 30 tahun P2A0 dengan Anemia Ringan di TPMB ”E” Kota Serang tahun
2022.
1.3 MANFAAT
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
akan pulih dalam waktu 3 bulan. Masa nifas atau post partum disebut juga
puerperium yang berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “puer” yang artinya bayi
dan “parous” berarti melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena
sebab melahirkan atau setelah melahirkan. Darah nifas yaitu darah yang tertahan
tidak bisa keluar dari rahim dikarenakan hamil darah yang keluar sebelum
melahirkan disertai tanda-tanda kelahiran, maka itu termasuk darah nifas juga
(Vita, 2018).
Waktu masa nifas yang paling lama pada wanita umumnya adalah 40 hari,
kelahiran). Jika sudah selesai 40 hari akan tetapi darah tidak behenti atau tetap
keluar darah. Maka perhatikanlah bila keluarnya disaat ‘adah (kebiasaan) haid,
maka itu darah haid. Tetapi jika darah keluar terus menerus dan tidak dalam
masa-masa haidnya dan darah itu terus menerus mengalir, perlu diperiksakan ke
dapat disimpulkan bahwa masa nifas adalah dimulai setelah persalinan selesai
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil
4
2.1.2 Tujuan Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui
Menurut Rini & Kumala, (2017). Tujuan asuhan kebidanan nifas dan
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis harus
kebidanan masa nifas dan menyusui dapat mendeteksi secara dini penyulit
Menurut Rini & Kumala (2017). Tahapan pada masa nifas sebagai berikut;
5
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini
atonia uteri. Oleh karena itu, bidan perlu melakukan pemantauan secara
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak
ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup
mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
Pada periode ini bidan tetap melakukan asuhan dan pemeriksaan sehari-
involusi. Pada masa ini terjadi juga perubahan penting lainnya, perubahan-
perubahan yang terjadi antara lain sebagai berikut. Involusi alat-alat kandungan :
a. Involusi
Involusi uteri dari luar dapat diamati yaitu dengan memeriksa fundus uteri
dengan cara :
2. Pada hari ke dua setelah persalinan TFU 1 cm di bawah pusat. Pada hari
ke 3-4 TFU 2 cm dibawah pusat. Pada hari ke 5-7 TFU setengah pusat
6
sympisis. Pada hari ke 10 TFU tidak teraba.
Bila uterus tidak mengalami atau terjadi kegagalan dalam proses involusi
berupa darah dimana di dalamnya mengandung trombosit, sel-sel tua, sisa jaringan
1) Lochea lubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa - sisa selaput ketuban, sel -
sel desidua, yaitu selaput lendir rahim dalam keadaan hamil), vernix caseosa
(yaitu palit bayi, zat seperti salep terdiri atas palit atau semacam noda dan sel -
sel epitel, yang menyelimuti kulit janin), lanugo(yaitu bulu halus pada anak yang
baru lahir), dan meconium (yaitu isi usus janin cukup bulan yang terdiri atas
getah kelenjar usus dan air ketuban, berwarna hijau kehitaman), selama 2 hari
pasca persalinan.
2) Locha sanguinolenta : warnanya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini terjadi
3) Lochea serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari
ke 7 - 14 pasca persalinan.
4) Lochea alba: cairan putih yang terjadi pada hari setelah 2 minggu. Lochea
mempunyai bau yang khas, tidak seperti bau menstruasi. Bau ini lebih terasa
tercium pada lokia serosa, bau ini juga akan semakin lebih keras jika bercampur
dengan keringat dan harus cermat membedakannya dengan bau busuk yang
Selain itu, kita juga harus bisa mengenali jika terjadi tanda ketidak normalan
7
pada lochea yaitu berupa keluarnya cairan seperti nanah dan berbau busuk, lochea
yang seperti ini disebut lochea purulenta.Locheapurulenta ini muncul jika terjadi
infeksi. Di samping lochea purulenta dapat juga terjadi suatu keadaan dimana
mengindikasikan adanya bahaya atau komplikasi yang dapat terjadi selama masa
nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu.
1. Perdarahan Postpartum
berikut:
perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir,
placenta, sisa placenta dan robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam
pertama.
8
2. Infeksi Pada Masa Postpartum
masa nifas masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu.
Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas
penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi berupa suhu badan panas,
malaise, denyut nadi cepat. Gejala lokal dapat berupa uterus lembek, kemerahan
Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa nifas
sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lender
waktu menstruasi dan berbau anyir (cairan ini berasal dari bekas melekatnya atau
implantasi placenta).
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat
rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg pada 6 minggu
kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu di sebut sub involusi.
Faktor penyebab sub involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus, endometritis,
temukan uterus lebih besar dan lebih lembek dari seharusnya, fundus masih tinggi,
lochea banyak dan berbau, dan tidak jarang terdapat pula perdarahan
(wahyuningsih, 2018).
Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat merupakan tanda dan gejala
9
kematian karena infeksi (wahyuningsih, 2018).
Pusing dan lemas yang berlebihan sakit kepala, nyeri epigastrik, dan
Pusing bisa disebabkan oleh tekanan darah tinggi (Sistol ≥140 mmHg dan
distolnya ≥90 mmHg). Pusing yang berlebihan juga perlu diwaspadai adanya
Pusing dan lemas yang berlebihan dapat juga disebabkan oleh anemia bila
dimana keadaan lemas dapat disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya
d. Minum suplemen zat besi untuk menambah zat besi setidanya selama 40 hari
pasca bersalin.
e. Minum suplemen kapsul vitamin A (200.000 IU), untuk meningkatkan daya tahan
uterus.
10
Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit
dalam uterus. Hal ini adalah peristiwa fisiologis apabila tidak diserta tanda-
tanda infeksi yang lain. Namun apabila terjadi peningkatan melebihi 38°C
Keadaan ini dapat disebabkan oleh payudara yang tidak disusu secara
adekuat, puting susu yang lecet, BH yang terlalu ketat, ibu dengan diet yang
kurang baik, kurang istirahat, serta anemia. Keadaan ini juga dapat merupakan
tanda dan gejala adanya komplikasi dan penyulit pada proses laktasi, misalnya
2.3.1 Pengertian
dalam darah (WHO, 2015). Anemia adalah suatu konsentrasi apabila hemoglobin
<10,5 gr/dl atau penurunan kapasitas darah dalam membawa oksigen, hal tersebut
terjadi akibat penurunan Hb dalam darah, Anemia post partum merupakan keadaan
dimana kadar Hb < 11 gr/dl 1 minggu post partum dan Hb <12 gr/dl 8 minggu post
postpartum didefinisakan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 10gr/dl, hal ini
merupakan masalah yang umum dalam bidang obstetrik. Meskipun wanita hamil
dengan kadar besi yang terjamin, konsentrasi hemoglobin biasanya berkisar 11-12
gr/dl sebelum melahirkan. Hal ini diperburuk dengan kehilangan darah saat
11
melahirkan dan pada saat masa nifas. Penelitian Bread, et al, 2015, mendapatkan
ada hubungan yang kuat antara status zat besi, tingkat depresi, dan pengetahuan
yaitu:
c. Klasifikasi Anemia
1) Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral
fe. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dengan
makanan, karena gangguan absorbsi atau terpantau banyaknya besi keluar dari
folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12, anemia ini sering ditemukan pada
wanita yang jarang mengonsumsi sayuran hijau segar atau makanan dengan
12
3) Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena penghancuran sel
sumsum tulang belakang kurang mampu membuat sel-sel darah yang baru.
dengan perdarahan, ibu hamil dengan anemia, asupan nutrisi yang kurang, serta
penyakit virus dan bakteri. Anemia dalam masa nifas sebagian besar merupakan
kelanjutan dari anemia yang diderita saat kehamilan, yang menyebabkan banyak
keluhan bagi ibu dan mempengaruhi dalam aktivitas sehari-hari maupun dalam
merawat bayi. Penyebab utama anemia pada pada ibu postpartum adalah kurang
dan menyusui (terkait dengan perubahan fisiologi), dan kehilangan darah saat
proses persalinan. Anemia yang disebabkan oleh ketiga faktor itu terjadi secara
cepat saat cadangan Fe pada tubuh ibu tidak mencukupi peningkatan kebutuhan
Fe. Wanita Usia Subur (WUS) adalah salah satu kelompok resiko tinggi terpapar
anemia karena apabila tidak memiliki asupan atau cadangan Fe yang cukup
terhadap kebutuhan dan kehilangan Fe. Dari kelompok WUS tersebut yang paling
tinggi beresiko menderita anemia adalah wanita hamil, wanita nifas, dan wanita
yang banyak kehilangan darah saat menstruasi. Pada wanita yang mengalami
diperlukan untuk sintesis eritrosit, terutama besi, vitamin B12 dan asam folat.
13
Sindrom anemia terdiri dari rasa lemah, lesu, cepat lelah, telinga
mendenging, mata berkunang-kunang, kaki terasa dingin, dan sesak nafas. Pada
pemeriksaan seperti kasus anemia lainnya, ibu nifas tampak pucat yang mudah
dilihat pada konjungtiva yang berwarna pucat, mukosa mulut, telapak tangan dan
a. Cepat lelah
b. Sering pusing
c. Mata berkunang-kunang
d. Lidah luka
f. Konsentrasi hilang
g. Nafas pendek
f. Mual akibat penurunan aliran darah kesaluran cerna dan susunan saraf pusat.
14
g. Penurunan kualitas rambut dan kulit.
Pengaruh anemia pada masa nifas adalah terjadinya subvolusi uteri yang
pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae. Anemia postpartum
kemungkinan menjadi salah satu prediktor praktik ASI tidak eksklusif. Pada ibu
mendadak setelah persalinan dan mudah terjadi infeksi mamae. Pada masa nifas
anemia bisa menyebabkan uterus berkontraksi tidak efektif, hal ini dikarenakan
b. Anjurkan ibu makan yang mengandung tinggi protein dan zat besi,
2018).
15
BAB III
TINJAUAN KASUS
No Reg :-
Nama Pengkaji : Astrid Estiyana Putri
Hari/tanggal : Selasa, 20 September 2022
Waktu Pengkajian : 10.30 WIB
Tempat Pengkajian : TPMB “E” KOTA SERANG
I. IDENTITAS
Anamnesa pada tanggal 20 September 2022, Pukul 10.30 WIB, di TPMB “E” Kota Serang
Mengeluh pusing
Mata berkunang-kunang
Mudah lelah
1) Riwayat Antenatal
Para : 2 kali
Hb : 9,1 g/dL
17
Golongan darah :O
HBSag :-
Sipilis :-
HIV/Aids :-
2) Riwayat Persalinan
a. Anak Ke : Kedua
i. Placenta : spontan
j. Perineum : utuh
k. Anastesi :-
l. Jahitan :-
n. Transfusi darah : - ml
Demam : tidak
18
Nyeri payudara, pembengkakan payudara, luka atau perdarahan pada
puting : tidak
Hasil Keterangan
NO Jenis Quick Check
Ya Tidak
1 Sakit kepala hebat V
2 Gangguan penglihatan V Kunang-kunang
3 Pembengkakan pada wajah dan tangan V
4 Nyeri abdomen V
5 Mual dan muntah berlebihan V
6 Pergerakan janin tidak seperti biasa V
7 Pengeluaran pervaginam V
8 Demam V
c. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus haid : Teratur, 28 hr
Banyaknya : 3x ganti pembalut
19
Pemakaian obat dan jamu-jamuan : Tidak ada
Kekhawatiran yang berkaitan dengan persalinan : Tidak ada
Disminorre : Tidak ada
d. Riwayat obstetrik
Tan Tem Riway
Jenis Peno
N ggal pat Penyulit at Ket
UK Partus long JK BB PB
o Partus Partus Menyusui .
1 09-01- 38 BPM Norml Bidan TAK P 30 48 ASI
2015 mg 00 cm Eksklusif
gr
1 Hamil
ini
e. Riwayat kesehatan
Hasil
Ti
Ketera
J
No ng
an
1 Jantung
2 Hipertensi
3 DM
4 Asma
5 Hepatitis
6 IMS/HIV
7 TBC
8 Ginjal kronis
9 Malaria
10 Epilepsi
11 Kejiwaan
12 Kelainan congenital
13 Ale
rgi
20
ob
at /
ma
ka
na
n
14 Kecelakaan
15 Tranfusi darah
Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan dan kesiapan persalinan: Ibu
menerima kehamilan ini dengan bahagia dan sudah siap untuk menjadi ibu dan
bapak.
Tempat dan petugas kesehatan yang menolong persalinan : TPMB “E” oleh Bd
keluarga
21
d. Ibu suami dan keluarga rajin beribadah untuk keselamatan dirinya dan
4. TB : 158 cm
BB Sekarang : 60 kg
5. TTV
6. Head to toe
• Kepala dan rambut : rambut warna hitam, tidak rontok dan kulit kepala bersih
• Mulut : simetris, bersih, tidak ada caries, tidak ada epulis, tidak ada stomatitis
• Payudara : simetris, bersih, tidak teraba massa, tidak ada retraksi, puting susu
Abdomen
- Anogenital : normal
22
- Tukak/luka : tidak ada
7. Pemeriksaan penunjang
HB : 9,1 gram %
Golongan darah :O
HBSag : Negatif
Sipilis : Negatif
HIV/Aids : Negatif
a) ANALISA
b) PENATALAKSANAAN
1) Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu mengalami
3) Memberikan zat besi seperti sulfas ferrosus dimimum 2x1 (200 mg) sehari
4) Mengajarkan ibu untuk memenuhi nutrisi yang baik yaitu daging merah, ikan, hati
ayam atau daging, telur, tahu, tempe, dan ayam mengandung zat besi yang dapat
digunakan dengan mudah oleh tubuh. Untuk sayuran hijau ibu bisa memilih brokol,
kangkung selada air atau lobak hindari makan yang disebutkan jika ibu ada alergi.
23
Vitamin C membantu tubuh untuk menyerap zat besi dengan lebih baik, sehingga
6) Memberitahu kepada ibu bahwa keluhan badan lemas bisa terjadi karena factor
7) Memberitahu kepada ibu bahwa keluhan mata berkunang kunang, pusing, terlihat
8) Memberitahu kepada ibu bahwa keluhan nyeri perut seperti mulas adalah hal yang
9) Menganjurkan ibu melakukan mobilisasi seperti miring kanan atau kiri, atau belajar
duduk.
11) Memberikan edukasi terhadap ibu tentang pemberian asi eksklusif selama 6 bulan
12) Memberi tahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi,dan menjaga kebersihan
pada bayi.
13) Memantau perdarahan pada ibu dan kontraksi rahim serta tinggi fundus uteri, dan
terjadi dirumah.
14) Menganjurkan pada ibu kontrol ulang pemeriksaan Hb 2 minggu kemudian pada
1)
24
BAB IV
PEMBAHASAN
Ringan. Hal ini diambil berdasarkan keluhan yang dialami ibu yaitu
Menurut Mannuaba (2017) tanda dan gejala yang dialami ibu nifas
hasil yaitu 9,1 g/dL. Hal ini sesuai dengan teori bahwa anemia post
resiko, memberikan terapi zat besi 2x1 (200 mg) sehari untuk
25
yang dianjurankan bidan seperti mengkonsumsi nutrisi yang baik
dan tidak ada pantangan kecuali jika ibu ada alergi, minum Vitamin
pada bayi. Memberi tahu ibu jika ada tanda-tanda bahaya pada
perdarahan pada ibu dan kontraksi rahim serta tinggi fundus uteri,
dan segera menghubungi bidan bila ada keluhan. Ibu mengerti dan
ada keluhan. Obat telah diterima oleh ibu, dan ibu bersedia
26
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Penulis melakukan pengkajian asuhan kebidanan Nifas pada Ny. “M” sesuai dengan
kebutuhan pasien melalui upaya pendekatan manajemen kebidanan Metoda SOAP
dan Pathway nifas dan yang dilakukan di TPMB “E” Kota Serang tahun 2022
5.2 SARAN
Dapat meningkatkan kualitas pelayanan dengan lebih baik dan lebih menata
ruangan dan kelengkapan alat serta bahan untuk pelayanan asuhan kebidanan yang
cukup.
b. Bagi Pendidikan
27
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihana
Danefi Tuprilianya & Apriasih Hapi. 2017. Gambaran Status Gizi Anemia dalam
JNPK-K. 2017. Asuhan Persalinan Normal Asuhan Esensial Bagi Ibu Bersalin Dan Bayi
Latifah Wida. 2014. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. M Umur 23 Tahun P1A0
Tugas Akhir, Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kusuma, Surakarta
Rahayu Sri. 2020. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Pengaruh Pemberian Tablet Besi Pada Ibu
Uniska Kendal
Rini Susilo dan Kumala Feti. 2017. Panduan Asuhan Nifas & Evidence Based Pratice.
Susanto Andina Vita. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:PT
Pustaka Baru
Anemia Pada Ibu Post Partum Di Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki
28
PekanBaru, volume 2 Nomor 2.
Yuliani Endang. 2020. Hubungan Riwayat Anemia saat kehamilan dengan kejadian
Anemia Postpartum pada Ibu Nifas. Jurnal Kebidanan, Volume 12, Nomor 2
Novieastari, E., Ibrahim, K., Deswani, & Ramdaniati, S. (2020). Dasar Dasar
Prawirohardjo, Sarwono. 2012. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
29