Anda di halaman 1dari 159

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF TERHADAP NY.

T UMUR 25 TAHUN
DENGAN TREATMENT BIRTHING BALL DI PMB ELIZABETH MARULIANA,
DESA KELATEN KECAMATAN PASURUAN LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2023

(Asuhan Berkelanjutan Pada Masa Kehamilan, Bersalin, Nifas dan BBL)

Diajukan sebagai salah satu Syarat Memperoleh Gelar Profesi Bidan

DISUSUN OLEH :
NAMA : ANA TINCE WATI SIHOMBING
NIM : 22390002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS ILMU


KESEHATAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan di depan Tim Penguji
Laporan Case Study Asuhan Kebidanan Komprehensif Berbasis Riset Program
Studi Pendidikan Profesi Bidan Universitas Malahayati, pada :

Hari : Senin

Tanggal : 3 Mei 2023

Pembimbing

(Ike Ate yuviska, SST,Bdn,M.Kes)


NIDN : 0226078901
HALAMAN PENGESAHAN

Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Laporan Case Study Asuhan Kebidanan
Komprehensif Berbasis Riset Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Universitas
Malahayati, pada :
Hari : Senin
Tanggal : 3 mei 2023

Penguji I

(Ike Ate Yuviska, SST,Bdn,M.Kes)


NIDN. 0226078901

Penguji II

(Anggraini , SST.,M.Kes)
NIDN. 02081289901

Mengetahui : Ketua Program Studi


Pendidikan Profesi Bidan

(Vida Wira Utami, SST,Bdn, M.,Kes)


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas Berkat dan Rahmat dari Tuhan karena atas karunia, izin,
hidayah dan kesempatan yang telah diberikankan-Nya kepada penulis, sehingga
dapat terselesaikannya Laporan Case Study Asuhan Kebidanan Komprehensif
Berbasis.
Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada
kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak DR.dr. Achmad Farich, M.Kes., selaku Rektor Universitas Malahayati
Bandar Lampung.
2. Ibu Riyanti,S.P,M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Malahayati
3. Ibu Vida wira utami , SST,Bdn,M.Kes., selaku Ketua Program Study Profesi
Bidan.
4. Ibu ike ate yuviska, SST.Bdn,M.Kes., sebagai Pembimbing Institusi Pendidikan
Bidan Profesi universitas Malahayati Bandar Lampung
5. Ibu anggraini, SST.,M.Kes., sebagai Penguji Institusi Pendidikan Bidan Profesi
universitas Malahayati Bandar Lampung
6. Rekan-rekan mahasiswa yang telah bekerja sama dan saling mendukung selama
penyusunan studi kasus ini.
7. Semua pihak yang telah membantu terselesainya penyusun laporan ini, yang tidak
dapat disebutkan satu per satu.

Pasuruan mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................ii

KATA PENGANTAR………………………………………………… iii

DAFTAR ISI......................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................3

C. Tujuan Penulisan............................................................................................3

D. Ruang Lingkup...............................................................................................3

E. Manfaat Penulisan..........................................................................................3

BAB II TINJAUAN TEORI.............................................................................5

A. Konsep Dasar Manajemen Kebidanan...........................................................5

B. Komsep Dasar Manajemen Kehamilan…......................................................6

B. Konsep Dasar Persalinan..............................................................................17

C. Konsep DasarNyeri Persalinan......................................................................25

D. ManajemenNyeri Persalinan dengan Birthing Ball.....................................29

E. Konsep Dasar Masa Nifas…........................................................................39

F. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir…..................................................................64

BAB III ANALISA KASUS............................................................................71

A. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil.......................................................................71

C. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin…...............................................................88

D. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas…....................................................................113

E. Asuhan kebidanan Bayi Baru Lahir…..........................................................121

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................129


A. Asuhan Kebidanan Kehamilan......................................................................129

B. Asuhan Kebidanan Persalinan.......................................................................131

C. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir.............................................................132

D. Asuhan Kebidanan Nifas...............................................................................133

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................135

A. Kesimpulan....................................................................................................135

B. Saran...............................................................................................................135

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

2.1 Tabel Indeks Massa Tubuh ...................................................................... 21


2.2 Tabel Pemberian Imunisasi TT ................................................................ 11
DAFTAR GAMBAR

2. 1. Gambar dilatasi dan Penipisan Serviks …………………………………… 20


2. 2. Gambar Skala Intensitas Nyeri Numerik …………………………………. 27
2. 3. Gambar Duduk Diatas Bola ………………………………………………. 33
2. 4. Gambar Duduk Diatas Bola Bersandar Ke Depan ………………………... 34
2. 5. Gambar Berdiri Bersandar Diatas Bola …………………………………… 35
2. 6. Gambar Berlutut Dan Bersandar Diatas Bola …………………………….. 36
2. 7. Gambar Jongkok Dan Bersandar Pada Bola ……………………………… 36
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang


dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan
konseling asuhan kebidanan yang mencakup pemeriksaan berkesinambungan
diantaranya asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, dan
masa nifas. (Varney, 2007). Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir
merupakan suatu keadaan yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat
kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan
dapat menyebabkan kematian.
Persalinan merupakan suatu proses yang alamiah. Secara fisiologis pada
ibu bersalin akan terjadi kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks. Pada persalinan normal terdapat nyeri yang hilang
timbul. Serangan nyeri mulai terasa ketika kontraksi mencapai puncaknya
dan menghilang setelah uterus mengadakan relaksasi. Nyeri persalinan
merupakan fisiologis pada proses persalinan dengan intensitas nyeri yang
berbeda pada setiap individu (Cunningham,F.Gary2012)
Rasa nyeri pada persalinan muncul akibat respons psikis dan refleks fisik.
Nyeri akan berdampak pada peningkatan aktivitas sistem saraf simpatik yang
dapat mengakibatkan perubahan tekanan darah, denyut nadi, pernafasaan, dan
warna kulit, mual muntah, dan juga keringat berlebihan. Perubahan tingkah
laku tertentu akibat nyeri juga sering terlihat seperti peningkatan rasa cemas
dengan pemikiran yang menyempit, mengerang, menangis, gerakan tangan
dan ketegangan otot yang sangat di seluruh tubuh. Ketegangan emosi akibat
rasa cemas dan rasa takut dapat memperberat persepsi ibu terhadap nyeri
selama persalinan. Nyeri persalinan akan menimbulkan ketakutan sehingga
muncul kecemasan yang berakhir dengan kepanikan (Angraeni, Setyowati &
Wijayanti 2013).

1
2

Nyeri persalinan juga dapat menyebabkan timbulnya


hiperventilassehingga kebutuhan oksigen meningkat, kenaikan tekanan darah,
dan berkurangnya motilitas usus serta vesika urinaria. Keadaan ini akan
merangsang peningkatan katekolamin yang dapat menyebabkan gangguan pada
kekuatan kontraksi uterus sehingga terjadi inersia uteri. Apabila nyeri persalinan
tidak diatasi akan menyebabkan terjadinya partus lama (Anita 2017). Hal ini
akan menyebabkan ibu bersalin memiliki pengalaman persalinan yang buruk,
mengalami trauma persalinan yang dapat menyebabkan postpartum blues, maka
sangat penting untuk penolong persalinan memenuhi kebutuhan ibu akan rasa
aman dan nyaman (Mulati, Handayani, & Arifin, 2007; Ma’rifah 2014)
Banyak metode yang dilakukan untuk mengurangi nyeri pada persalinan,
baik secara farmakologi maupun nonfarmakologi. Metode nonfarmakologi
cenderung lebih mudah danaman untuk diberikan kepada ibu bersalin.
Metode tersebut antara lain seperti massage, penggunaan birthball, terapi
sentuhan, relaksasi, kompres hangat dan kompres dingin, penggunaan
aromatherapy, pengaturan nafas, pengaturan posisi, terapi musik, hipnoterapi,
akupuntur dan lain – lain (Henderson, C., Jones2006).
Birth ball merupakan salah satu metode menggunakan bola karet yang
berisi udaradimanfaat kan untuk mengurangi nyeri pada punggung pada saat
hamil maupun bersalin. Tehnik birthball sebagai salah satu metode
nonfarmakologi diharapkan dapat membantu bidan dalam persiapan ibu dan
keluarga menghadapi persalinan sehingga kebutuhan ibu selama persalinan
untuk mendapatkan pengalaman yang menyenangkan dengan rasa nyeri yang
minimal (WidyaswaraP.2012)
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melaksanakan
studi kasus “Asuhan Kebidanan secara Komprehensif” dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan yang di dokumentasi dalam bentuk SOAP
dan menerapkan latihan birth ball pada saat proses persalina
3

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah dalama suhan kebidanan komprehensif ini


yaitu“Apakah Latihan Brithball/bola persalinan dapat meredakan Nyeri
Persalinan selama proses persalinan kala 1 pada ibu bersalin Ny.R di BPM
Elizabeth maruliana Desa kelaten, Kecamatan pasuruan, Kabupaten Lampung
Selatan.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu menerapkan asuhan kebidanan komprehensif dan menerapkan latihan


birth ball pada saat proses persalinan di BPM Elizabeth maruliana Di desa
kelaten Kecamatan pasuruan Lampung Selatan
2. Tujuan Khusus

a. Mampu Melakukan identifikasi data subjektif pada masa kehamilan,


persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
b. Mampu Melakukan identifikasi data objektif pada masa kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
c. Mampu Melakukan identifikasi diagnosa dan masalah potensial pada masa
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
d. Mampu Melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan komprehensif pada
masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
e. Mampu Mengidentifikasi kesenjangan antara teori dengan praktik dalam
asuhan kebidanan.
f. Mampu Menerapkan metode birth ball pada asuhan persalinan

D. Manfaat

1) Teoritis

Dapat mempraktekan teori yang didapat secara langsung di lapangan dalam


memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru
lahir.
4

2) Praktis

a. Istitusi Hasil studi kasus ini dapat menambah masukan untuk penangan
asuhan kebidanan komprehensif di BPM Elizabeth maruliana , S.Tr., Keb
Lampung Selatan.
b. Klien dan masyarakat Klien dan masyarakat dapat lebih tenang dan
nyaman saat bersalin sehingga rasa nyeri saat persalinan dapat berkurang.
c. Profesi Diharapkan di bidan dapat melakukan latihan birth ball sebagai
salah teknik non medis dalam mengurangi/ meminimalkan rasa nyeri
persalinan kala I di BPM Elizabeth maruliana, S.Tr., Keb Lampung
Selatan.
5

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR MANAJEMEN KEBIDANAN

2.1 Pengertian Asuhan Kebidanan Komprehensif

2.1.1 Pengertian Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan


yang dilakukan oleh bidan sesuai kewenangan dan ruang lingkup praktiknya
berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan (Depkes RI, 2016). Asuhan kebidanan
merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam
memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah
dalam bidang kesehatan ibu pada masa hamil, nifas, bayi setelah lahir serta
keluarga berencana (Depkes RI, 2016).

2.1.2 Asuhan Kebidanan Komprehensif

2.1.2.1 Pengertian Asuhan Komprehensif

Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang


diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas,
sampai KB (Tiofani, 2012).
2.1.2.2 Tujuan Asuhan Komprehensif

Asuhan kebidanan ini dilakukan agar dapat mengetahui hal-hal yang


terjadi pada seorang wanita semenjak hamil, bersalin, nifas, hingga bayi
dilahirkan sampai dengan pemilihan KB, serta melakukan pengkajia, dan
menegakkan diagnosa secara tepat, antisipasi masalah yang mungkin terjadi,
menentukan tindakan segera, melakukan perencanaan dan tindakan sesuai
kebutuhan ibu, serta mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah
dilakukan(Tiofani,2012).
6

2.2. Konsep Dasar Kehamilan

Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya


janin danlamanya hamil normal sekitar 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dhitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan trimester III adalah kehamilan
yang terjadi pada minggu ke 20 sampai 40 minggu (bulan ke tujuh sampai 9
bulan) (Sarwono, 2010).
a. Fisiologi Kehamilan

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan yang


terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan
pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta,
tumbuh kembang hasil konsepsi di aterm di dalam uterus yang berlangsung
selama lebih kurang 40 minggu (Maritalia dkk, 2012).
b. Tanda dan gejala kehamilan

1) Tanda – tanda dugaan kehamilan (Huliana,2007)

a) Menstuasi terlambat atau tidak menstruasi Umur kehamilan dapat dihitung


dari tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) dan taksiran persalinan (TP)
yang dihitung menggunakan rumus naegele yaitu TTP = (HPHT + 7) dan
(bulan HT + 3).
b) Merasa mual dan muntah

c) Ngidam

d) Payudara membesar dan tegang

e) Sulit buat air besar

f) Perubahan warna kulit pada bagian-bagian tertentu seperti leher, muka, dan
areola
g) Pembengkakan pada gusi (epulis)

h) Varises (munculnya pelebaran pembuluh darah)

2) Tanda-tanda kehamilan yang pasti

a) Terasa adanya gerakan janin dalam rahim

b) Teraba adanya bagian-bagian janin


7

c) Tedengar denyut jantung jani

d) Terlihat adanya gambaran melaui USG

3) Tanda-tanda kehamilan yang tidak pasti

a) Rahim membesar

b) Test kehamilan positif (kemungkinan hasil test palsu karena terjadi


kesalahan dalam pemeriksaan).
4) Tanda kemungkinan hamil

a) Perut membesar.

b) Uterus membesar: terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi


rahim.
c) Tanda hegar: ditemukannya serviks dan isthmus uteri yang lunak pada
pemeriksaan bimanual saat usia kehamilan 4 sampai 6 minggu.
d) Tanda chadwick: perubahan warna menjadi kebiruan yang terlihat di porsio,
vagina, dan labia. Tanda tersebut timbul akibat pelebaran vena karena
peningkatan kadar estrogen.
e) Tanda Piskacek: pembesaran dan pelunakan rahim yang berdekatan dengan
tuba uterina. Biasanya, tanda ini ditemukan di usia kehamilan 7-8 minggu.
f) Kontraksi-kontraksi kecil uterus jika dirangsang dinamakan Braxton-Hicks.

g) Teraba ballotement (lentingan janin).

h) Reaksi kehamilan positif.

i) Pengeluaran kolostrum bila putting di pencet.

j) Perubahan warna pada aerola.

k) Terdapat benjolan sekitar aerola mamae.

l) Terlihat adanya penonjolan kelenjar Montgomery.

m) Pada palpasi teraba bagian-bagian janin.

n) Ada pergerakan janin/quickening.

o) Perubahan bentuk rahim.

p) Tanda Goodell: serviks melunak bila disentuh, lembut seperti ujung telinga.

q) Tanda Mc Donald: fundus pada serviks mudah fleksi.


8

c. Tujuan asuhan antenatal

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan


tumbuh kembang bayi.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu


dan bayi.
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat secara umum, kebidanan
dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal. (Depkes, 2007)
d. Pelaksanaan asuhan kehamilan

WHO merekomendasikan minimal depalan kontak ANC, dengan kontak


pertama dijadwalkan trimester pertama (pada usia 12 minggu), kontak kedua dan
ketika pada trimester kedua (pada usia kehamilan 20 dan 26 minggu), dan lima
kontak yang dijadwalkan pada trimester ketiga (pada usia kehamilan 30, 34, 36,
38, dan 40 minggu). Pada kontak trimester ketiga, pemberian pelayanan ANC,
bertujuan untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas yang dapat dicegah melalui
pemantauan secara sistematis terhadap kesehatan ibu dan janin. Terutama yang
berkaitan dengan gangguan hipertensi dan komplikasi lainnya yang mungkin
bersifat asimtomatik namun dapat di deteksi (WHO, 2016).
e. Pelayanan Antenatal Terintegrasi

Pelayanan antenatal terintegrasi merupakan pelayanan kesehatan komprehensif


dan berkualitas yang dilakukan melalui:
1) Pemberian pelayanan dan konseling kesehatan termasuk stimulasi dan gizi
agar kehamilan berlangsung sehat dan janin lahir sehat dan cerdas.
2) Deteksi dini masalah, penyakit, dan penyulit/komplikasi kehamilan. 3)
Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
4) Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika
terjadi penyulit/komplikasi.
9

5) Penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila diperlukan.

6) Melibatkan ibu hamil, suami dan keluarganya dalam menjaga kesehatan dan
gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan kesiagaan bila terjadi
penyulit/komplikasi.
Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehtaan harus
memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar (10T) terdiri dari:
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan Penimbang berat badan
pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya
gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9
kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya
menunjukan adanya gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi
badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya
faktor resiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145cm
meningkatkan resiko terjadinya CPD (cephalo pelvic disproportion)
2) Ukur tekanan darah Pengukuran tekanan darah setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥
140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai
edema wajah atau tungkai bawah; dan atau proteinuria).
3) Menilai status Gizi (Ukur lingkar lengan atas/ LiLa) Pengukuran LiLa
hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di trimester I
untuk skrinning ibu hamil berisiko KEK. Kurang energi kronis disini
maksudnya ibu hamil mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung
lama (beberapa bulan/tahun) dimana LiLa kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil
dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat badan rendah (BBLR)
4) IMT Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan
adaptasi ibu terhadap pertumbuhan janin. Berat badan yang bertambah
behubungan dengan perubahan fisiologi yang terjadi pada kehamilan dan
akan lebih dirasakan pada ibu primigravida untuk menambah berat badan
pada masa kehamilan.
10

Tabel 2.1 Tabel Indeks Massa Tubuh

Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17,0


Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4
Normal 18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

Sumber: Depkes RI,2003


Perkiraan peningkatan berat badan:
 4kgdalamkehamilan20minggu

 8,5 kg dalam kehamilan 20 minggu kedua ( 0,4 kg/minggu


dalamtrimesterIII)
 Totalnyasekitar 12,5kg

5) Ukur Tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal


dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan
umur kehamilan. Jika tinggi tidak sesuai dengan umur kehamilan,
kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Stadard Pengukuran

menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu.

6) Tentukan presentasi janin dan detak jantung janin (DJJ)

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan


selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan
untuk mengetahui letak janin. Jika pada trimester III bagian bawah janin
bukan kepala atau kepala janin belum masuk kedalam panggul berarti
terdapat kelainan letak, panggul sempet atau masalah lain. Penilaian DJJ
dilakukan pada akhir trimesterI dan selanjutnya setiap kali kunjungan
antenatal. DJJ lambat kurang dari120 kali/menit atau DJJ lebih cepat dari
160 kali/menit menunjukan adanya gawat janin.
11

Skrining Ssatus Imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid


(TT) bila diperlukan. Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu
hamil harus mendapat imunisasi TT. Pada kontak pertama, ibu hamil di
skrining status imunisasi T-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil
sesuai dengan status imunisasi TT ibu saat ini. Ibu hamil minimal memiiki
status imunisasi T2 agar mendapatkan perlindungan terhadap infeksi
tetanus.Ibu hamil dengan status imunisasi T5 (TTLongLife) tidak perlu
diberikan imunisasi TT lagi. Pemberian imusisasi TT tidak mempunyai
interval maksimal, hanyaterdapat interval minimal. Interval minimal
pemberian imunisasi TT dan lama perlindungan dapat dilihat dari tabel
berikut:

Tabel 2.2 Tabel Pemberian Imunisasi TT

Imunisasi Selang waktu minimal Lama perlindungan

Pemberian imunisasi
TT1 Langkah awal
pembentukan kekebalan
tubuh terhadap penyakit
tetanus
TT2 1bulansetelahTT1 3 tahun

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun

TT4 12 bulan setelah TT3 10 tahun

TT5 12 bulan setelah TT4 ≥ 25 tahun

Sumber: Permenkes, 2014

7) Pemberian Tablet Tambah Darah

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu harus mendapat


tabletpenambah darah (tablet zat besi) dan Asam folat minimal 90 tablet
selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.
12

8) Pemeriksaan Laboratorium (rutin dan khusus)


Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium rutin
adalah pemeriksan yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu
golongan darah, hameglobin darah,
Protein urine,dan pemeriksaan spesiik daerah endemis/epidemi
(malaria. IMS, HIV,dll). Sementara pemeriksaan khusus adalah
pemeriksaan laboratorium yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang
melakukan kunjungan antenatal.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal tersebut meliputi:
a) Pemeriksaan golongan darah
Pemeiksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk
mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk
mempersiapkan calon pendonor darah sewaktu-waktu diperlukan apabila
terjadi kegawat daruratan.
b) Pemeriksaan kadar Haemoglobin darah(Hb)
Pemeriksaan kadar haemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal
sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga.
Pemeriksaan ini mempunyai tujuan untuk mengetahui ibuhamil tersebut
menderita anemia atau tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia
dapat mempengaruhi prosest umbuh kembang janin dalam kandungan.
Pemeriksaan kadar Hb ibu hamil pada trimester kedua dilakukan atas
indikasi.
c) Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeiksaan protein dalam urin ibu hamil dilakukan pada trimester kedua
dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui
adanya pro tein urin pada ibu hamil. Protein uria merupakan salah satu
indikator terjadinya preeklampsia pada ibu hamil.
d) Pemeriksaan kadar gula darah
Ibu hamil dicurigai menderita diabetes mellitus harus dilakukan
pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada
trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester
ketiga.
e) Pemeriksaan darah malaria
13

Semua ibu hamil di daerah endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah


malaria dalam rangka skrining pada kontak pertama.Ibu hamil didaerah non
endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah malaria apabila ada indikasi.
f) Pemeriksaan tes sifilis

Pemeriksaan ini dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu


hamil yang diduga sifilis.Pemeriksaaan sifilis sebaiknya dilakukan sedini
mungkin pada kehamilan.
g) Pemeriksaan HIV

Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus


HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV.Ibu hamil setelah
menjalani konseling kemudian diberi kesempatan untuk menetapkan
sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV.

h) Pemeriksaan BTA

Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita


Tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi Tuberkulosis tidak
memperngaruhi kesehatanjanin.

Selain pemeriksaan diatas,apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan


penunjangl ainnya di fasilitas rujukan.

11) Tata laksana/penanganan kasus

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil


pemeriksaan laboratoriun, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil
harus ditangani sesuai dengan s tandar dan kewenangan bidan. Kasus-
kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai sistem rujukan.
12) Temu Wicara (Konseling)

Temu Wicara (Konseling) dilakukan pada setiap kunjungan


antenatal yang meliputi :
a) Kesehatan Ibu

Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya


secara rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar
beristirahat yang cukup selama kehamilannya (sekitar 9- 10 jam per hari)
dan tidak bekerja berat.
14

b) Perilaku hidup bersih dan sehat


Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama
kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari
dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan danse belum
tidur serta melakukan olah raga ringan.
c) Peransuami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan.
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama
suami dalam kehamilannya.Suami, keluarga atau masyarakat perlu menyiapkan
biaya persalinan,kebutuhan bayi,transportasi rujukan dan calon donor
darah.Hal ini penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan
nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
d) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan, dan nifass erta kesiapan mengha
dapi komplikasi.

Pelayanan antenatal 10 T yang berkualitas di puskesmas, setiap ibu hamil


diperkenalkan mengenal tanda-tanda bahaya baik selama
kehamilan,persalinan,dan nifas misalnya perdarahan pada hamil muda maupun
hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir saat nifas, dan lain sebagainya.
Mengenal tanda tandabahaya ini penting agar ibu hamil segera mencari
pertolongan ketenaga kesehatan.

e) Asupan Gizi seimbang

Selama hamil ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang


cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk proses
tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misaln ya ibu hamil disarankan
minum tablet tambah darah secara rutinu ntuk mencegah anemia pada
kehamilannya.
f) Gejala penyakit menular dan tidak menular.

Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit menular dan
penyakit tidak menular karena dapat mempengaruhi pada kesehatan ibu dan
janinnya. Penawaran untuk melakukan tes HIV dan Konselling di daerah
epidemik meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan IMS dan TB di daerah
epidemik rendah. Setiap ibu hamil ditawarkan untuk dilakukan tes HIV dan
segeradi berikan informasi mengenai resiko penularan HIV dari ibu
kejaninnya.Apabila ibu hamil tersebut HIV positif maka dilakukankonseling
15

pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA).Bagi ibu hamil yang negativ
diberikan penjelasan untuk menjaga tetap HIV negative diberikan penjelasan
untuk menjaga HIV negativ sel ama hamil, menyusuidan seterusnya.
g) Inisiasi Menyusu Dini(IMD) dan pemberian ASI Ekslusif
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segeras
etelah lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting untuk
kesehatan bayi. PemberianASIdilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan.
h) KB paska persalinan

Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah


persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya waktu merawat
kesehatan diri sendiri, anak, dan keluarga.
i) Imunisasi Setiap
Ibu hamil harus mempunyai status imunisasi (T) yang masih
Memberikan perlindungan untuk mencegah ibu dan bayi mengalami tetanus
neonatorum.Setiap ibu hamil minimal mempunyai status imunisasi T2 agar
terlindung dari infeksi tetanus.
j) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain Booster)
Untuk dapat meningkatkan intelegensi bayi yang akan dilahirkan,ibu
hamil dianjurkan untuk memberikan stimulasi auditori dan pemenuhan nutrisi
pengungkit otak (brain booster)s cara bersamaan pada periode kehamilan.
F. Tanda Bahaya dalam Kehamilan

1) Sakit kepala lebih dari biasa

2) Perdarahan pervaginam

3) Gangguan penglihatan

4) Pembengkakan pada wajah/tangan

5) Nyeri abdomen (epigastrium)

6) Mual dan muntah berlebihan

7) Demam disertai kejang

8) Janin tidak bergerak seperti biasanya (kemeskes,2016)

F. Persiapan persalinan

Berdasarkan tandar Pelayanan Kebidanan(2006) dalamstandar8, bidan


16

memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil,suami,atau keluarganya pada trimester
III memastikan bahwa pesiapan persalinan bersih dan aman dan suasana yang
menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan
biaya untuk merujuk.Dalam buku KIA (2016) disebutkan tentang persiapan
persalinan yaitu:

1) Mengetahui tanggal perkiraan persalinan

2) Siapa yang akan membantu pada waktu persalinan,tempat


melahirkan
3) Peralatan yang dibutuhkan ibu dan bayi

4) Suami,keluarga dan masyarakat menyiapkan kendaraan jika sewaktu-waktu


diperlukan
5) Siapkan tabungan untuk biaya persalinan

6) Pendamping persalinan,pembuat keeputusan dalam keluarga

7) Siapkan orangyang bersedia menjadi donor darah jika sewaktu- waktu


diperlukan
8) Rencanakan ikut Keluarga Berencana (KB).

2.3 Konsep Dasar Persalinan

2.3.1 Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin


turun kedalam jalan lahir.Proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan(37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
padajanin (Wiknjosastro, 2010;h. 334). Menurut Medforth dkk(2013;h.161)
menyatakanbahwa persalinan merupakan prosesfisiologis pengeluaran
janin,plasenta,danketuban melalui jalan lahir berlangsung sejak awitan
kontraksi uteri secara teratur sampai dilatasi serviks secara lengkap.Sedangkan
menururt Maryunani( 2009;h. 31) persalinan adalah suatu proses terjadinya
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul
dengan pengeluaran plasentadan selaput janin dari tubuh ibu.
a. Jenis-jenis persalinan menurut Saifuddin (2007; h.
17

18)Jenis-jenispersalinan antaralain :
Persalinan Spontan bila persalinan berlangsung dengan kekuatan
ibu sendiri dan melalui jalan lahir

Persalinan Buatan bila persalinan dibantu dengan tenaga dari


luar,misalnya: ekstraksi dengan forsep, vakum, atau dilakukan operasi
Sectio Caesarea.
b. Teori-teori persalinan
Faktor yang memegang peranan dan bekerja sama sehingga terjadi
persalinan (Sa ifuddin, 2007), antaralain :
Teori penurunan hormon akhir kehamilan terjadi penurunan kadar proges
teron sehingga timbul his.
1) Teori distensi rahim yang menjadi besar dan meregangakan menyebabkan
iskemikotot-otot rahim sehingga timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
2) Teori iritasi mekanik dibelakang serviks terletak ganglion sevikalis,bila
ganglion ini ditekan oleh kepala janin makaa kan timbul kontr aksi uterus.
3) Teori plasenta menjadi tua menyebabkan turunnya kadar proges
teronyang mengakibatkan ketegangan pada pembuluh darah dan
timbul kontraksi.
4) Teori prostaglandin yang dihasilkan oleh desi dua menjadi sebab permulaa n
persalinan karena menyebabkan kontraksi pada miometrium.
5) Teori oksitosin internal dikeluarkan oleh kelenjar hipo fisisparstposterior.
Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah
sensitivitas otot rahim sehingga terjadi kontraksi BraxtonHicks.
6) Teori berkurangnya nutrisi teori ini ditemukan pertamakali oleh Hippocrat es.
Bila nutrisi pada janin berkurang, maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan
2.3.2 Karakteristik Persalinan

Menurut Eniyati dan Melisa (2012:9), karakteristik dalam persalinan normal


adalah:
1. Terjadi padakehamilan cukup bulan (aterm) bukan prematur ataupun
postmatr
2. Terjadi secara spontan.

3. Terjadi selama 4 jam sampai 24 jam, bukan partus presipitatus


(kurangdari 3 jam) ataupun lama (lebih dari 24 jam pada primi atau
lebih dari18 jam pada multi).
18

4. Janin tunggal dengan presentasi puncak kepala dan oksiput.

5. Tidak adanya penyulit atau komplikasi,

6. Kelahiran plasenta normal.

2.3.3Tanda-Tanda Permulaan Persalinan

Menurut Sofian (2012:70), sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa


minggu sebelumnya wanita memasuki “bulannya” atau “minggunya” atau
“harinya” yang disebut kala pendahuluan (preparatory stageo flabor). Ini
memberikan tanda-tanda berikut:
a. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun
memasuki pintu atas panggul terutama para primigravida. Pada
multipara tidak begitu kentara.
b. Perut kelihatan lebih melebar,fundusuteriturun.

c. Perasaan sering- sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung


kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
d. Perasaan sakit diperut dan pinggang oleha danya kontraksi- kontraksi lemah
dari uterus,kadang-kadang disebut “falselabor pains”.
e. Serviks menjadi lembek,mulai mendatar,dan sekresinya
bertambah bi sa bercampur darah (bloody show)

2.3.4 Tanda-Tanda Inpartu

1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat,sering dan teratur.

2. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena rob ekan-
robekan kecil pada serviks.
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.

4. Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada


(Sofian,2012:70).

2.3.5 Tahapan Persalinan

1. Kala I

Eniyati dan Melisa (2012:12) membagi kala I persalinan dibagi


menjadi 2 fase yaitu:
a. Fase laten yaitu pembukaan serviks berlangsung lambat samp ai
19

pembukaan 3cm berlangsung dalam7-8 jam.


b. Faseaktif

Pada fase ini dibagi menjadi 3 sub fase yaitu :

i. Fase akselerasi

ii. Fase dilatasi maksimal

iii. Fase deselarasi

Gambar2.1.Dilatasi dan Penipisan Serviks

2. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)

Gejala utama kala II adalah sebagai berikut:

a. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit,dengan durasi 50 s


ampai 100 detik.
b. Menjelang akhir kalaI, ketuban pecah yang ditandai dengan
pengelua ran cairan secara mendadak.
c. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti
keingina n mengejan akibat tertekan nya pleksus
Frankenhauser.
d. Kedua kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga
terjadi:

i. Kepala membuka pintu.

ii. Subocciput bertindak sebagai hipomoglion, kemudian


20

secaraberturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan


muka,sertakepala seluruhnya.
e. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu

:penyesuaian kepala pada punggung.

f. Setelah putar paksi luar berlangsung,maka persalinan bayi


ditolong dengan cara:
i. Kepala dipegang padaosocciput dan dibawah dagu,kemudian ditarik
dengan menggunakan cunam ke bawah untuk melahirkan bahu
depan dan ke atas untuk melahirkan bahu belakang.
ii. Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan
sisa badan bayi.
iii. Bayi lahir diikuti sisa air ketuban (Sondakh,2013:5).

3. Kala III Persalinan (Pelepasan Plasenta)

Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya


plasenta,yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Proses
lepasnya plasenta dapat diperkirakan dengan mempertahankan
tanda-tanda di bawah ini :
a. Uterus menjadi bundar.

b. Uterus terdorong keatas karena plasen tadi lepas kesegmen


bawah rahim.
c. Tali pusat bertambah panjang.

d. Terjadi semburan darah tiba-tiba.

e. Dalam waktu 5-10 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam


vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas
simfisis atau fundusuteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit
setelah bayi lahir.

Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-


kira 100-200 cc(Sofian,2012:73).

4. Kala IV (Kala Pengawasan/ Observasi/ Pemulihan)

Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum.Kala
21

IV bertujuan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum


paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Darah yang keluarselama
perdarahan harus ditakar sebaik-baiknya. Kehilangan darahpada persalinan
biasanya disebabkan oleh luka pada saat pelepasan plasenta dan robekan
serviks dan perineum. Rata-rata jumlah perdarahan yang dikatakan normal
adalah 250 cc, biasanya 100-300 cc. Jika lebih dari 500 cc, maka dianggap
abnormal (Sondakh,2013).
2.3.6 Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Sondakh (2013 : 4) menjabarkan faktor-faktor yang dapat


memengaruhi proses persalinan sebagai berikut:
1. Penumpang (Passanger)

Penumpang yang ada dalam persalinan adalah janin dan plasenta. Hal yang
perlu diperhatikan pada janin yaitu: ukuran kepala janin, presentasi, letak,
sikap, dan posisi janin, sedangkan yang perlu diperhatikan pada plasenta
yaitu letak, besar dan luasnya.
2. JalanLahir(Passage)

Jalan lahir terbagi menjadi dua yaitu jalan lahir keras dan jalan lahirlunak.
Hal yang perlu diperhatikan dari jalan lahir keras yaitu ukurandan bentuk
tulang panggul, sedangkan yang perlu diperhatikan padajalan lahir lunak
yaitu segmen bawah uterus yang dapat meregang, serviks, otot dasar
panggul, vagina, dan introitus vagina. Menurut Eniyanti dan Melisa (2012
: 26), janin dapat mempengaruhi jalannya kelahiran karena ukuran dan
presentasinya. Pada persalinan, karena tulang-tulang masih dibatasi
fontanel dan sutura yang belum keras,maka pinggir tulang dapat menyisip
antara satu dengan yang lain. Jikakepala janin sudah lahir maka bagian-
bagian lain dari janin dengan mudah menyusul. Eniyati dan Melisa (2012:

17) membagi jalan lahir menjadi 2 bagian yaitu bagian keras tulang-tulang
panggul dan bagian lunak yaitu otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen.
3. Kekuatan(Power)

Power disebut juga tenaga atau kekuatan yang terdiri dari his,
kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament
(Eniyatidan Melisa,2012 :23).
His(KontraksiUterus)
22

Kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik


dan sempurna dengan sifat-sifat yaitu : kontraksi simetris, fundus dominan,
relaksasi (Sofian,2012:64). Menurut Sondakh(2013:77) his persalinan
dapat dibagi menjadi:
a. His pembukaan: his yang menimbulkan pembukaan serviks
sampai terjadi pembukaan lengkap10 cm. Sifat spesifik dari
kontraksi otot rahim kala I adalah:
1. Intervalnya semakin lama semakin pendek.

2. Kekuatannya semakin besar dan paka kala II diikuti


dengan refl eks mengejan.
3. Diikuti dengan retraksi, artinya panjang otot rahim yang
telah b erkontraksi tidak akan kembali ke bentuk semula.
4. Setiap kontraksi mulai dari pusat koordinasi his yang
berada pada uterus disudut tuba dimana gelombang his
berasal.
b. His pengeluaran : his yang mendorong bayi keluar. His ini
biasanyadisertai dengan keinginan mengejan, sangat kuat,
teratur, simetris dan terkoordinasi bersama antara kontraksi his
atau perut, kontraksi diagfragma, serta ligamen.
c. His pengiring : kontraksi lemah, masih sedikit nyeri,
pengecilan rahim akan terjadi dalam beberapa jam atau hari.
Faktor kekuatan dalam persalinan dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Kekuatan primer (kontraksi involunter)

Kontraksi yang berasal dari segmen atas uterus yang menebal

dandihantarkan ke uterus bawah dalam bentuk gelombang.


Kekuatan primer tersebut mengakibatkan serviks menipis
(effacement) dan berdilatasi sehingga janin dapat turun.
b. Kekuatan sekunder (kontraksi volunter)
Otot-otot diagfragma dan abdomen akan berkontraksi dan
mendorong keluar isi ke jalan lahir sehingga menimbulkan
tekanan intra abdomen. Tekanan tersebut menekan uterus dari
segala sisi dan menambah kekuatan mendorong keluar.
Kontraksi ini penting dalam usaha untuk mendorong keluar dari
uterus dan vagina walaupun tidak memengaruhi dilatasi serviks
23

(Sondakh, 2013:4).

4. ResponsPsikologi(PsychologResponse)

Respons psikologi ibu dapat dipengaruhi oleh:

1. Dukungan ayah bayi/pasangan selama proses persalinan.

2. Dukungan kakek-nenek (saudara dekat)selama persalinan.

3. Saudara kandung bayi selama persalinan.

Untuk membantu perubahan psikologi yang dialami oleh ibu


maka penolong persalinan dapat melakukan asuhan saying ibu
untuk meyakinkan ibu bahwa persalinan merupakan proses
yang normal dan yakinkan bahwa ibu dapat melaluinya
(Sondakh,2013 :90).

5. Penolong
Penolong persalinan adalah seseorang yang memiliki pengetahuan
dan keterampilan tertentu untuk membantu ibu dalam menjalankan
proses persalinan. Faktor penolong juga memiliki peran penting
dalam membantu ibu bersalin karena memengaruhi proses
kelangsungan hidup ibu dan bayi(Sondakh, 2013:96).

2.3.7 Konsep Dasar NyeriPersalinan

1. DefinisiNyeri

Nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri


tersebut dan terjadi kapan saja ketika seseorang mengatakan bahwa ia
merasa nyeri. Nyeri merupakan sensasi tidak menyenangkan yang
terlokasi pada suatu bagian tubuh. Nyeri seringkali di jelaskan dalam
istilah proses distruktif jaringan seperti ditusuk tusuk, panas terbakar,
melilit, seperti emosi, pada perasaan takut, mual dan mabuk. (Judha.
2012)
2. Jenis-jenisnyeri
24

Nyeri diklasifikasikan berdasarkan lokasi atau sumber, antara lain:

1. Nyeri Somatik Superfisial(kulit)

Nyeri kulit berasal dari struktur-struktur supervisial kulit


dan jaringan subkutis.
2. Nyeri SomatikDalam

Nyeri somatik dalam mengacu kepada nyeri yang berasal dari otot,
tendon, ligamentum, tulang, sendi dan arteri.
3. NyeriVisera

Nyeri visera mengacu kepada nyeri yang berasal dari organ- organ
tubuh.
4. NyeriAlih

Nyeri alih didefinisikan sebagai nyeri berasal dari salah satu daerah
di tubuh tetapi di rasakan terletak di daerah lain.
5. NyeriNeuropati

Sistem saraf secara normal menyalurkan rangsangan yang


merugikan dari sistem saraf tepi (SST) ke sistem saraf pusat (SSP)
yang menimbulkan perasaan nyeri. (Judha. 2012)
3. Faktor yang mempengaruhinyeri

Beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri

- Usia

- Jenis kelamin

- Kebudayaan

- Maknanyeri

- Perhatian

- Ansietas

- Keletihan

- Pengalamansebelumnya

- GayaKoping

- Dukungan keluarga dan sosial (Judha.2012)


25

3.1 Skala atau pengukurannyeri

Beberapa cara untuk mengukur skala nyeri, antara lain

1. Skala nyeri dengan “observasiperilaku”

Tabel 2.1 Skala Nyeri dengan “Observasi Perilaku"

Kategori Skor

0 1 2
Muka Tidak ada Wajah Sering dahi tidak
ekspresi atau menyeringai dahi konstan, rahang
senyuman berkerut, menegang dagu
tertentu, tidak menyendiri gemetar
mencari
Kaki perhatian Gelisah resah, Menendang atau
kaki disiapkan
Tidak ada posisi dan menegang
Aktivitas atau relaks Menggeliat, Menekuk, kaku,
atau menghentak
Berbaring, menaikkan
Posisi normal, punggung dan
mudah bergerak maju, menegang

Menangis Tidak menangis Merintih/ Menangis keras,


(saat bangun merengek,kadang Berpihak atau
maupun saat -kadang Sedu sedan, sering
tidur) mengeluh mengeluh.
Hiburan Isi,relaks Kesulitan untuk
Kadang-kadang menghibur atau
hati tentram kenyamanan
dengan
sentuhan,memelu
k,berbicara untuk
mengalihkan
26

perhatian

Total Skor 0-10


(Judha, 2012)

2. Skala intensitas nyeri numerik

Gambar 2.1 Skala Intensitas Nyeri Numerik (VAS)

(Judha, 2012)

4. Definisi nyeri persalinan

Menurut Cunningham,2004 dalam Judhadkk ,2015, Nyeri persalinan


sebagai kontraksi miometrium, merupakan proses fisiologis dengan
intensitas yang berbeda pada masing- masing individu.Secara
fisiologis pada ibu bersalin akan terjadi kontraksi yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks. Pada persalinan
normal terdapat nyeri yang hilang timbul. Serangan nyeri mulai
terasa ketika kontraksi mencapai puncaknya dan menghilang setelah
uterus mengadakan relaksasi.

4.1. Penyebab Timbulnya nyeri Persalinan

Penyebab nyeri persalinan diakibatkan dari berbagai factor seperti


kontraksi otot rahim, regangan dasar otot panggul, episiotomy dan
kondisi psikologis. Pada kondisi psikologis, nyeri dan rasa sakit yang
berlebih akan menimbulkan rasa cemas. Kecemasan dapat
meningkatkan timbulnya stress. Kondisi stress dapat mempengaruhi
kemampuan tubuh menahan rasa nyeri, stress menyebabkan pelepasan
hormone yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid. Hormon ini
dapat menyebabkan terjadinya ketegangan otot polosdan vasokonstriksi
27

pembuluh darah sehingga terjadi penurunan kontraksi uterus penurunan


sirkulasi utero plasenta, pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus
(Bobak, Lowdwermilk 2012).

4.2.Dampak nyeri persalinan

Nyeri pada persalinan dapat menimbulkan kecemasan dan kelelahan


pada ibu akibatnya membawa pengaruh negative pada kemajuan
persalinan dan kesehjahteraan janin (Lestari indah, 2012). adalah ibu
akan mengalami gangguan tidur yang menyebabkan keletihan dan
iritabilitas serta ketidak nyamanan dalam melakukan aktivitas. Hal
tersebut akan menyebabkan janin menjadi fetal distress dimana keadaan
ibu sangat erat kaitannya dengan kondisi janin yang dikandungnya,
menghambat mobilitas, yang sudah mempunyai anak akan ZSWQ
menghambat merawat anak. Selain itu nyeri dapat memengaruhi
pekerjaan ibu dan apabila pekerjaannya tidak dapat tersesuaikan, ia
mungkin harus cuti melahirkan lebih cepat dari yang diperkirakan
(Robson, 2012).
4.3.Cara mengatasi nyeripersalinan

Banyak metode yang dilakukan untuk mengurangi nyeri pada


persalinan, baik secara farmakologi maupun nonfarmakologi. Metode
nonfarmakologi cenderung lebih mudah danaman untuk diberikan
kepada ibu bersalin. Metode tersebut antara lain seperti massage,

penggunaan birthball, terapi sentuhan, relaksasi, kompres hangat dan


kompres dingin, penggunaan aromatherapy, pengaturan nafas,
pengaturan posisi, terapi musik, hipnoterapi, akupuntur dan lain – lain
(Henderson, C., Jones2006).
2.4. Konsep Dasar Brith Ball

Salah satu alternative metode nonfarmakologi yang aman untuk


mengurangi nyeri persalinan pada ibu yaitu dengan dengan mengunakan latihan
brith ball atau bola persalinan. Metode non-farmakologis seperti birthing ball
dapat membantu untuk mengurangi ketidaknyamanan seperti mengurangi durasi
28

persalinan (Mathew, 2012 : 3).

1. Pengertian BirthBall

Menurut Kustari,dkk(2012),birthball adalah bola terapi fisik atau


latihan sederhana dengan menggunakan bola. Kata birth ball dapat diartikan
ketika latihan dengan menggunakan bola diterapkan untuk ibu hamil, ibu mela
hirkan dan ibu pasca persalinan. Kurniawati (2017:2) juga menyatakan bahwa
birth ball bisa menjadi alat yang berguna untuk ibu bersalin. Birth ball
adalah bola terapi fisik yang dapat membantu ibu inpartu kala I dalam
kemajuan persalinannya. Sebuah bola terapi fisik yang dapat digunakan
dalam berbagai posisi. Menurut Aprillia (2011 : 118), dengan bola
ditempatkan di tempat tidur, ibu dapat berdiri dan bersandar dengan nyaman di
atas bola, mendorong dan mengayunkan panggul untuk mobilisasi .Dengan bola
di lantai atau tempat tidur, ibu dapat berlutut dan membungkuk dengan
berat badan tertumpu di
Atas bola,bergerak mendorong panggul dan dapat membantu bayi berubah
keposisi yang benar (posisi belakang kepala) sehingga memungkinkan kemajuan
persalinan menjadi lebihcepat.

2. Tujuan Penggunaan Birth Ball


Tujuan dilakukan terapi birth ball adalah mengontrol, mengurangi dan
menghilangkan nyeri pada persalinan terutama kala I (Kustari,dkk, 2012). Selain
itu,Kurniawati(2017:2) menyatakan bahwa penggunaan birth ball juga bertujuan
untuk membantu kemajuan persalinan ibu. Gerakan bergoyang di atasbola
menimbulkan rasa nyaman dan membantu kemajuan persalinan dengan
menggunakan gerakan gravitasi sambil meningkatkan pelepasan endorphin karena
elastisitas dan lengkungan bola merangsang reseptor di panggul yang bertanggung
jawab untuk mensekresi endorphin. Manfaat lain yang dapat dirasak an oleh ibu
yaitu mengurangi kecemasan dan membantu proses penurunan kepala serta
meningkatkan kepuasan dan kesejahteraan ibu. Mathew(2012:3) yang dikutip
dari Nitte University Journal of Health Science menjelas kan bahwa birthing ball
membantu untuk mempersingkat kala I persalinan dan tidak memiliki efek negatif
pada ibu dan bayi.
29

3. IndikasidanKontraindikasi
Indikasi

a. Ibuinpartuyangmerasakannyeri
b. Pembukaanyanglama
c. Penurunankepalabayiyanglama

Kontraindikasi
a. Janinmalpresentasi
b. Perdarahanantepartum
c. Ibuhamildenganhipertensi
d. Penurunankesadaran(Kustari,dkk,2012).

American College of Obstetrician dan Gynecologist merekomendasikan untuk


menghentikan latihan atau olahraga ini apabila berada dalam situasi berikut:
1. Faktor risiko untuk persalinan prematur
2. Perdarahan pervaginam

3. Ketuban pecah dini


4. Serviks incopetent
5. Janin tumbuh lambat

Sedangkan bagi ibu hamil dengan kondisi berikut ini diharapkan untuk
berkons ultasi terlebih dahulu dengan dokter atau bidan yang merawat
1. Hipertensi
2. Diabetes gestational
3. Riwayat penyakit jantung atau kondisi pernapasan (asma)
4. Riwayat persalinan prematur
5. Plasenta previa

6. Preeklamsia (Kustari,dkk,2012).

4. Persiapan

Persiapan yang dilakukan sebelum melakukan latihan dengan


birthball menurut Kustari,dkk(2012) yaitu:
a. Alat dan Bahan
30

1. Bola Persalinan

Ukuran bola disesuaikan dengan tinggi badan ibu hamil. Ibu hamil
dengan tinggi badan 160-170 cm dianjurkan menggunakan bola
dengan diameter55- 65cm. Ibu dengan tinggi badan diatas 170cm
cocok menggunakan bola dengan diameter 75 cm. Mallak (2017 : 1)
dalam Suggested BirthingBall Protocol menjelaskan bahwa bola
tersebut harus dipompa dengan baik pada sentimeter diameter yang
didesain sesuai dengan bola tersebut. Uk uran yang biasa digunakan
selama persalinan yaitu 65 cm, yang mana dapat menahan beban
sampai dengan 135,9 kg (Gymnastik Ball).

Bola ini bisa dipompa dengan menggunakan pompa kaki dan dapat
kempes jika dekat dengan panas atau benda yang tajam. Untuk
membersihkannya dap at menggunakan desinfektan untuk bagian
permukaannya atau pembersih yang mana mengandung bakteri sida,
virusida, fungisida dan tuberkolusida . Kontaminasi yang terlihat kotor
dapat diatasi dengan pem bersih kloroks 10%. Bagi ibu yang memiliki
bola secara pribadi dapat membersihkannya dengan bahan pembasmi
kuman yang disebut dengan“cavicide”.
2. Matras
3. Kursi
4. Bantalataupengalasyangempuk
b. Lingkungan
Lingkungan yang nyaman dan kondusif dengan penerangan yang cukup
merangsang turunnya stress pada ibu. Pastikan lantai yang digunakan
untuk terapi birth ball tidak licin dan anti selip. Privasi ruangan
membantu ibu hamil termotivasi dalam latihan birth ball
(Kustari,dkk, 2012). Penggunaan birthball dengan aman merupakan
kuncinya dimana membutuhkan perhatian lebih agar ibu tidak terjatuh
pada saat menggunakannya, mengingat bentuk bolayang bundar
dan keseimbangan ibu dengan membawa beban besar di bagian
perut. Pendamping harus selalu menjaga ibu ketika ibu menggunakan bo
la dan membantu ibu untuk bangkit dan duduk untuk bersandar. Posisi
31

bola yang dekat dengan tempat tidur dapat membuat ibu merasa
lebih aman sehingga ibu dapat menjaga keseimbangan jika ingin
mengganti posisi. Birthing ball dapat digunakan pada saat yoga,
pelvic rocking, gerakan jongkok bangun pada ibu hamil. Selain itu
penggunaan birthing ball pada saat pelvic rocking
juga membantu untuk pemijatan bagian perineum ibu hamil (Her mina
2015:165).

c. PesertaLatihan
Peserta latihan yang dimaksud adalah ibu yang akan melahirkan. Klien
dipersiapkan latihan dengan kondisi yang tidak capek. Jika ibu dalam
kondisi capek, maka tenaga yang terkuras semakin banyak dan membuat
ibu merasa lelah sehingga akan kehabisan tenaga saat meneran. Menurut
Ondeck (2014) Ibu dinegara maju dengan fasilitas kesehatan yang amat
kurang selalu berbaring ditempat tidur pada kala I persalinan. Berbaring
dapat meyebabkan kontraksi menjadi lemah karena adanya tekanan
dari berat u terus terhadap pembuluh darah abdomen. Efektivitas kontraksi
membantu dilatasi serv iks dan penurunan bayi. Wanita yang menggunakan
posisi tegak lurus dan bergerak selama persalinan memiliki waktu
persalinan lebih pendek, sedikit mendapat intervensi, melaporkan rasa sakit
yang lebih sedikit, dan mengga mbarkan kepuasan lebih pada pengalaman
persalinan mereka dari pada wanita dalam posisi berbaring.
4. JenisGerakan
Jenis gerakan yang dijelaskan oleh Kustari, dkk (2012)adalah sebagai berikut:
a. Dudukdiatasbola
Duduklah di atas bola seperti halnya duduk di kursi dengan kaki sedikit
membuka agar keseimbangan badan diatas bola terjaga.

Dengan tangan di pinggang atau di lutut, gerakkan pinggul ke samping


kanan dan ke samping kiri mengikuti aliran gelinding bola. Lakukan secara
berulang minimal 2x8 hitungan.
1. Tetap dengan tangan di pinggang, lakukan gerakan pinggul ke
depan dan kebelakang mengikuti aliran menggelinding bola.
Lakukan secara berulang minima l2 x 8 hitungan.

2. Dengan tetap duduk di atas bola, lakukan gerakan memutar


pinggul searah jarum jam dan sebaliknya seperti membentuk
32

lingkaran atau hulahoop.


3. Kemudian lakukan gerakan pinggul seperti spiral maju dan mundur.

Gambar2.4.DudukdiAtasBola

Mathew (2012 : 3) menyatakan bahwa dengan cara duduk di bola, ibu harus
menggerakkan pinggul secara melingkar. Hal ini memungkinkan kepala
bayi akan menekan serviks dengan mendorong dilatasi.

b. Duduk diatas bola bersandar kedepan

1. Setelah menggerakkan pinggul mengikuti aliran menggelinding bola,


lakukan fase istirahat dengan bersandar ke depan pada kursi atau
pendamping (bisa instruktur atau salah satu anggota keluarga).
2. Sisipkan latihan tarikan nafas dalam.

3. Lakukan teknik ini selama 5 menit.

4. Posisi ini membantu ibu untuk melepaskan kecemasan, mengurangi


rasa sakit pada vagina dan perineum. Pada saat kontraksi, ibu dapat
melakukan gerakan seperti gambar di bawah dan sambil tetap
melakukan pelvic rocking serta pernapasan disela kontraksi. Bantuan
dari suami atau pendamping persalinan akan membuat ibu merasa
lebih nyaman (Aprillia, 2011 : 120).
33

Gambar2.5.DudukdiAtasBoladanBersandarkeDepan

c. Berdiri bersandar diatas bola

1. Letakkan bola diatas kursi.

2. Berdiri dengan kaki sedikit dibuka dan bersandar kedepan pada bola
seperti merangkul bola.
3. Lakukan gerakan ini selama 5 menit.

Pada posisi berdiri/tegak akan membuat kontraksi lebih kuat dan lebih
efesien. Kontraksi akan mengikuti gravitasi untuk terus mempertahankan
kepala bayi berada di bawah, yang mana akan membantu serviks untuk
berdilatasi lebih cepat sehingga persalinan berlangsung cepat. Mengubah
posisi selama persalinan akan mengubah bentuk dan ukuran panggul yang
mana akan membantu kepala bayi bergerak ke posisi optimal selama kala
Iper salinan, dan membantu bayi berotasidan turun selama kala II
(Mathew,2012 :2).

Gambar2.6.Berdiri Bersandar di Atas Bola


34

d. Berlututdanbersandardiatasbola

1. Letakkan bola di lantai.

2. Dengan menggunakan bantal atau pengalas yang empuk lakukan


posisi berlutut.
3. Kemudian posisikan badan bersandar ke depan di atas bola seperti
merangkul bola.
4. Dengan tetap pada posisi merangkul bola, gerakkan badan ke samping
kanan dan kiri mengikuti aliran menggelinding bola.
5. Dengan tetap merangkul bola, minta pendamping untuk memijat atau
melakukan tekanan halus pada punggung bawah. Lakukan tindakan ini
selama 5 menit.

Menurut Aprillia (2011 : 120), posisi ini adalah posisi paling nyaman untuk
ibu hamil yang mengeluh sakit di tulang belakang. Dengan mengalihkan
berat badannya di atas bola, maka dapat mengurangi tekanan di sekitar
tulang belakang dan sacrum. Posisi ini juga memudahkan ibu
menggerakkan panggul untuk mengurangi rasa nyeri

saat persalinan, mendorong rotasi bayi ke anterior posterior, mengurangi


tekanan serviks anterior serta memudahkan suami atau pendamping
persalinan melakukan endorphin massage.

Gambar2.7.Berlutut dan Bersandar diAtas Bola


35

e. Jongkok bersandar pada bola

1. Letakkan bola menempel pada tembok atau papan sandaran.

2. Ibu duduk di lantai dengan posisi jongkok dan membelakangi atau


menyandar pada bola.
3. Sisipkan latihan tarikan nafas dalam pada posisi ini.

4. Lakukan selama 5-10 menit.

Gambar2.8.Jongkok dan Bersandar pada Bola

Aprillia (2011 : 121) mengatakan bahwa posisi ini adalah posisi yang
sempurna membantu membuka pelvis secara optimal dengan posisi telapak
kaki tetap menempel pada lantai untuk membantu stabilitas dan otot
perineum agar lebih relaks. Beberapa keuntungan dari posisi di atas adalah :
1. Membantu memperpendek jalan lahir atau serviks.
2. Meningkat kangaris tengah panggul lebih dari 10%.
3. Merangsang ibu hamil untuk lebih kuat saa tmengejan dan
memperk uat intensitas kontraksi.
4. Memperbaiki peredaran darah janin.
36

5. Dengan adanya gaya gravitasi dapat mempercepat proses persalinan.


Mallak (2017 : 1) menambahkan bahwa Ibu bersalin dapat duduk dengan
nyaman di atasnya, memanfaatkan gaya gravitasi dan untuk
mengembangkan ritme (memantul dengan lembut atau bergoyang bolak-
balik atau dari sisi ke sisi). Bola persalinan tersebut membantu ibu untuk
tetap pada posisi berdiri dan juga membuka panggul, mendorong bayi untuk
bergerak ke bawah. Kenyamanan yang dirasakan oleh ibu akan
mempertinggi relaksasi, gravitasi akan memperpendek persalinan dan
memberikan ritme sebagai alat pemusatan konsentrasi. Ibu bersalin dapat
berlutut dan bersandar pada bola untuk melakukan putaran pelvik. Kegiatan
tersebut dapat membantu memutar posisi bayi ke posisi posterior dan
membuat punggung ibu merasa nyaman. Bola kelahiran juga ditempatkan
diantara dibelakang tempat tidur atau dinding dan punggung ibu ketika ibu
bersandar berlawanan dengan bola sebagai bantalan.

2.5.Konsep Dasar Nifas

1. Pengertian Nifas
Masa nifas berasal dari bahasa latin, yaitu puer artinya bayi dan parous
artinya melahirkan atau masa sesudah melahirkan. Asuhan kebidanan masa
nifas adalah penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada pasien mulai dari

saat setelah lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh dalam keadaan
seperti sebelum hamil atau mendekati keadaan sebelum hamil (Saleha,
2013). Masa Nifas dimulai setelah 2 jam postpartum dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya
berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan baik
secara fisiologi maupun psikologis akan pulih dalam waktu 3 bulan
(Nurjanah, dkk, 2013).

Menurut Nurjanah, dkk, 2013 Masa nifas dibagi dalam 3 tahap, yaitu
puerperium dini (immediate puerperium), puerperium intermedial (early
puerperium) dan remote puerperium (later puerperium). Adapun
penjelasannya sebagai berikut:

1. Puerperium dini (immediate puerperium), yaitu pemulihan di mana


37

ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan (waktu 0-24 jam


Postpartum). Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh
bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium intermedial (early puerperium), suatu masa di mana
pemulihan dari organ-organ reproduksi secara menyeluruh selama
kurang lebih 6-8 minggu.
3. Remote puerperium (later puerperium), waktu yang diperlukan
untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan yang sempurna
secara bertahap terutama jika selama masa kehamilan dan
persalinan ibu mengalami komplikasi, waktu untuk sehat bisa
berminggu-minggu, bulan bahkan tahun.

2. Perubahan Fisiologis pada Masa Nifas

Perubahan Fisiologis pada masa nifas: (Walyani, 2015).

1. Sistem Kardiovaskular Denyut jantung, volume dan curah jantung


meningkat segera setelah melahirkan karena terhentinya aliran
darah ke plasenta yang mengakibatkan beban jantung meningkat
yang dapat diatasi dengan haemokonsentrasi sampai volume darah
kembali normal, dan pembuluh darah kembali ke ukuran semula.

2. Sistem Reproduksi

a. Uterus

Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi)


sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
1. Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus
1000gr.
2. Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari
bawah pusat dengan berat uterus 750gr.
3. Satu minggu postpartum tinggi fundus uteri teraba
pertengahan pusat simpisis dangan berat uterus 500gr.
4. Dua minggu postpartum tinggi fundus uteri tidak teraba
38

diatas simpisis dengan berat urterus 350gr.


5. Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil
dengan berat uterus 50gr.
b. Lochea Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum
uteri dan vagina dalam masa nifas. Macam-macam lochea :
Lochea Waktu Warna Ciri-ciri
Rubra 1-3 hari Merah Berisi darah segar dan sisa-sisa
(cruenta) postpartum selaput ketuban, sel-sel
desidua, verniks kaseosa,
lanugo, dan
Mekonium
Sanguinolenta 3-7 hari Berwarna Berisi darah dan lendir
postpartum merah
kekuningan
Serosa 7-14 hari Merah jambu Cairan serum, jaringan desidua,
postpartum kemudian leukosit, dan eritrosit.
Kuning
Alba 2 minggu Berwarna Cairan berwarna putih seperti

postpartum Putih krim terdiri dari leukosit dan

sel-sel desidua.
Purulenta Terjadi infeksi,keluarcairan
seperti nanah berbau busuk

Locheastatis Lochea tidak lancar keluarnya


Perubahan Lochea berdasarkan Waktu dan Warna

Sumber: Saleha, 2013

c. Serviks

Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendur,


terkulai dan berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan
korpus uteri berkontraksi, sedangkan serviks tidak
berkontraksi, sehingga perbatasan antara korpus dan serviks
uteri berbentuk cincin.
Warna serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh
39

darah. Segera setelah bayi lahir, tangan pemeriksa masih dapat


dimasukkan 2-3 jari dan setelah 1 minggu hanya 1 jari saja
yang dapat masuk. Namun demikian, selesai involusi, ostium
eksternum tidak sama seperti sebelum hamil (Rukiyah, 2011).
d. Vulva dan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan


yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam
beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini
tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva
dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae
dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali
sementara labia menjadi lebih menonjol. (Walyani, 2015).
e. Payudara

Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi


secara alami. Proses menyusui mempunyai dua mekanisme
fisiologis, yaitu produksi susu dan sekresi susu (let down).
Selama sembilan bulan kehamilan, jaringan payudara tumbuh

menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi


baru lahir. Setelah melahirkan, ketika hormon yang dihasilkan
plasenta tidak ada lagi untuk menghambat kelenjar pituitary
akan mengeluarkan prolaktin (hormon laktogenik). Ketika bayi
menghisap puting, reflek saraf merangsang lobus posterior
pituitary untuk menyekresi hormon oksitosin. Oksitosin
merangsang reflek let down (mengalirkan), sehingga
menyebabkan ejeksi ASI melalui sinus aktiferus payudara ke
duktus yang terdapat pada puting. Ketika ASI dialirkan karena
isapan bayi atau dengan dipompa sel-sel acini terangsang
untuk menghasilkan ASI lebih banyak (Saleha, 2013).

3. Perubahan Sistem Pencernaan

Setelah kelahiran plasenta, maka terjadi pula penurunan produksi


progesteron. Sehingga hal ini dapat menyebabkan heartburn dan
konstipasi terutama dalam beberapa hari pertama. Kemungkinan
40

terjadi hal ini karena kurangnya keseimbangan cairan selama


persalinan dan adanya reflek hambatan defekasi dikarenakan
adanya rasa nyeri pada perineum karena adanya luka episiotomi
(Bahiyatun, 2016).
4. Perubahan Sistem Perkemihan

Diuresis dapat terjadi setelah 2-3 hari postpartum. Dieresis terjadi


karena saluran urinaria mengalami dilatasi. Kondisi ini akan
kembali normal setelah 4 minggu postpartum. Pada awal
postpartum, kandung kemih mengalami edema, kongesti, dan
hipotonik. Hal ini disebabkan oleh adanya overdistensi pada saat
kala dua persalinan dan pengeluaran urine yang tertahan selama
proses persalinan. Sumbatan pada uretra disebabkan oleh adanya
trauma saat persalinan berlangsung dan trauma ini dapat berkurang
setelah 24 jam postpartum (Bahiyatun, 2016).
5. Perubahan Tanda-tanda Vital

Perubahan Tanda-tanda Vital terdiri dari beberapa, yaitu:


(Nurjanah, 2013).
a. Suhu Badan

Satu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit
(37,5oC-38oC) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan,
kehilangan cairan (dehidrasi) dan kelelahan karena adanya
bendungan vaskuler dan limfatik. Apabila keadaan normal suhu
badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik
lagi karena adanya pembentukan ASI, payudara menjadi
bengkak, berwarna merah karena banyaknya ASI. Bila suhu
tidak turun kemungkinan adanya infeksi endometrium, mastitis,
tractus genetalis atau system lain.
b. Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa antara 60-80 kali per
menit atau 50-70 kali per menit. Sesudah melahirkan biasanya
denyut nadi akan lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100
kali per menit, harus waspada kemungkinan infeksi atau
perdarahan postpartum.
41

c. Tekanan Darah

Tekanan darah meningkat pada persalinan 15 mmHg pada


systole dan 10 mmHg pada diastole. Biasanya setelah bersalin
tidak berubah (normal), kemungkinan tekanan darah akan
rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan
darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya
preeklamsi pada masa postpartum.
d. Pernapasan

Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu


dan denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal, pernapasan
juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus
pada saluran napas contohnya penyakit asma. Bila pernapasan

pada masa postpartum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada


tanda-tanda syok.
6. Perubahan Sistem Kardiovaskular

Curah jantung meningkat selama persalinan dan berlangsung


sampai kala tiga ketika volume darah uterus dikeluarkan.
Penurunan terjadi pada beberapa hari pertama postpartum dan akan
kembali normal pada akhir minggu ke-3 postpartum (Bahiyatun,
2016).
3. Perubahan Psicologis Nifas

Periode Postpartum menyebabkan stress emosional terhadap ibu baru,


bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suksenya masa transisi ke masa
menjadi orang tua pada masa postpartum, yaitu: (Bahiyatun, 2016).
1. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman

2. Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan serta


aspirasi
3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain

4. Pengaruh budaya

Dalam menjalani adaptasi psikososial menurut Rubin setelah


melahirkan, ibu akan melalui fase-fase sebagai berikut: (Nurjanah,
42

2013)
a) Masa Taking In (Fokus pada Diri Sendiri)

Masa ini terjadi 1-3 hari pasca-persalinan, ibu yang baru


melahirkan akan bersikap pasif dan sangat tergantung pada dirinya
(trauma), segala energinya difokuskan pada kekhawatiran tentang
badannya. Dia akan bercerita tentang persalinannya secara
berulang-ulang.
b) Masa Taking On (Fokus pada Bayi)

Masa ini terjadi 3-10 hari pasca-persalinan, ibu menjadi khawatir


tentang kemampuannya merawat bayi dan menerima tanggung
jawabnya sebagai ibu dalam merawat bayi semakin besar. Perasaan

yang sangat sensitive sehingga mudah tersinggung jika


komunikasinya kurang hati-hati.
c) Masa Letting Go (Mengambil Alih Tugas sebagai Ibu Tanpa
Bantuan NAKES)
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran
barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu
mengambil langsung tanggung jawab dalam merawat bayinya, dia
harus menyesuaikan diri dengan tuntutan ketergantungan bayinya
dan terhadap interaksi social. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri
dengan ketergantungan. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya
meningkat pada fase ini.

4.Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas

a. Nutrisi Dan Cairan

Pada mereka yang melahirkan secara normal, tidak ada


pantangan diet. Dua jam setelah melahirkan perempuan boleh
minum dan makan seperti biasa bila ingin. Namun perlu
diperhatikan jumpal kalori dan protein ibu menyusui harus lebih
besar daripada ibu hamil, kecuali apabila si ibu tidak menyusui
bayinya.
Kebutuhan pada masa menyusui meningkat hingga 25% yaitu
untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang
43

meningkat tiga kali dari biasanya. Penambahan kalori pada ibu


menyusi sebanyak 500 kkal tiap hari. Makanan yang dikonsumsi ibu
berguna untuk melaksanakan aktivitas, metabolisme, cadangan
dalam tubuh, proses produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang
akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat, seperti
susunanya harus seimbang , porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu
asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alcohol, nikotin serta
bahan pengawet dan pewarna. Menu makanan yang seimbang

mengandung unsur-unsur , seperti sumber tenaga, pembangunan,


pengatur dan perlindung.
a. Sumber Tenaga (Energi)

Sumber tenaga yang diperlukan untuk membakar tubuh dan


pembentukan jaringan baru. Zat nutrisi yang termasuk sumber
energy adalah karbohidrat dan lemak. Karbohidrat berasal dari
padi-padian, kentang, umbi, jagung, sagu, tepung roti, mie, dan
lain-lain. Lemak bias diambil dari hewani dan nabati.lemak
hewani yaitu mentega dan keju. Lemak nabati berasal dari
minyak kelapa sawit, minyak sayur dan margarine.
b. Sumber Pembangun (Protein)

Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan pergantian sel-sel


yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari protein
hewani dan protein nabati. Protein hewani antara lain telur,
daging, ikan, udang kering, susu dan keju. Sedangkan protein
nabati banyak terkandung dalam tahu, tempe, kacang-kacangan,
dan lain-lain.
c. Sumber pengatur dan pelindung ( mineral, air dan vitamin)
Mineral, air dan vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari
serangan penyakit dan mengatur kelancaran metabolisme di
dalam tubuh. Sumber zat pengatur bias diperoleh dari semua
jenis sayur dan buah- buahan segar. Beberapa mineral yang
penting, antara lain:
a. Zat kapur untuk membentuk tulang. Sumbernya berasal dari
susu, keju, kacang-kacangan dan sayur-sayuran berdaun
44

hijau.
b. Fosfor untuk pembentukan tulang dan gigi. Sumbernya
berasal dari susu, keju dan daging.
c. Zat besi untuk menambah sel darah merah. Sumbernya
berasal dari kuning telur, hati, daging, kerang, kacang-
kacangan dan sayuran.

d. Yodium untuk mencegah timbulnya kelemahan mental.


Sumbernya berasal dari ikan, ikan laut dan garam beryodium.
e. Kalsium merupakan salah satu bahan mineral ASI dan juga
untuk pertumbuhan gigi anak. Sumbernya berasal dari susu,
keju dan lain-lain.
f. Kebutuhan akan vitamin pada masa menyusui meningkat
untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Beberapa vitamin yang
penting antara lain :
1. Vitamin A untuk penglihatan berasal dari kuning telur

,hati, mentega, sayur berwarna hijau, wortel, tomat dan


nangka.
2. Vitamin B1 agar nafsu makan baik yang berasal dari hati,
kuning telur, tomat, jeruk, nanas.
3. Vitamin B2 untuk pertumbuhan dan pencernaan berasal
dari hati, kuning telur, susu, keju, sayuran hijau.
4. Vitamin B3 untuk proses pencernaan, kesehatan kulit,
jaringan saraf dan pertumbuhan. Sumbernya antara lain
susu, kuning telur, daging, hati,beras merah, jamur dan
tomat.
5. Vitamin B6 untuk pembentukan sel darah merah serta
kesehatan gigi dan gusi. Sumberny antara lain gandum,
jagung, hati dan daging.
6. Vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah dan
kesehatan jaringan saraf. Sumbernya antara lain telur,
daging, hati, keju, ikan laut dan kerang laut.
7. Vitamin C untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan
semua jaringan ikat ( untuk penyembuhan luka ),
pertumbuhan tulang, gigi dan gusi, daya tahan terhadap
45

infeksi dan memberikan kekuatan pada pembuluh darah.


Sumbernya berasal dari jeruk, tomat, melon, mangga,
papaya dan sayur.

8. Vitamin D untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang


dan gigi serta penyerapan kalsium dan posfor. Sumbernya
berasal dari minyak ikan, ikan susu, margarine, san
penyinaran kulit dengan matahari sebelum jam 9.
9. Vitamin K untuk mencegah perdarahan. Sumbernya
berasal dari hati, brokoli, bayam dan kuning telur.
Untuk kebutuhan cairannya, ibu menyusui harus meminum
sedikitnya 3 liter air setiap hari ( anjurkan untuk ibu minum setiap kali
menyusui) Kebutuhan pada masa menyusui meningkat hingga 25% yaitu
untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat
tiga kali dari biasanya. Penambahan kalori pada ibu menyusi sebanyak
500 kkal tiap hari. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk
melaksanakan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses
produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi
untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan yang dikonsumsi
juga perlu memenuhi syarat, seperti susunanya harus seimbang ,
porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak
mengandung alcohol, nikotin serta bahan pengawet dan pewarna. Menu
makanan yang seimbang mengandung unsure- unsur , seperti sumber
tenaga, pembangunan, pengatur dan perlindung. Anjurkan makanan
dengan menu seimbang, bergizi untuk mendapatkan protein, mineral dan
vitamin yang cukup, memperoleh tambahan 500 kalori setiap hari,
berguna untukproduksi ASI dan mengembalikan tenaga setelah
persalinan. Tidak mengonsumsi makanan yang mengandung alcohol.
Minum air mineral 2 liter setiap hari. Tablet zat besi diminum minimal
40 hari pasca persalinan.

b. Ambulasi

Pada masa nifas, perempuan sebaiknya melakukan ambulasi


dini. Yang dimasud dengan ambiulasi dini adalah beberapa jam
setelah melahirkan, segera bangun dari tempat tidur dan segera
46

bergerak , agar lebih kuat dan lebih baik. Gangguan kemih dan
buang air besar juga dapat teratasi. Mobilisasi sangat bervariasi,
tergantung pada komplikasi persalinan, nifas, atau sembuhnya luka
(jika ada luka). Jika tidak ada kelainan , lakukan mobilisasi sedini
mungkin, yaitu dua jam setelah persalian normal. Ini berguna untuk
memepercepat sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina
(lochea).
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur
terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-
miring kekanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya thrombosis
dan tromboemboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ke 3
jalan-jalan, dan hari ke 4 atau 5 sudah diperbolehkan pulang.
Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi
persalinan,nifas dan sembuhnya luka.
c. Eliminasi

Rasa nyeri kadangkala menyebabkan keengganan untuk


berkemih, tetapi usahakanlah untuk berkemih secara teratur, karena
kantung kemih yang penuh dapat menyebabkan gangguan kontraksi
rahim, yang dapat menyebabkan timbulnya perdarahan dari rahim.
Seperti halnya dengan berkeih, perempuan pascapersalinan sering
tidak merasakan sensasi ingin buang air besar, yang dapat
disebabkan pengosongan usus besar (klisma) sebelum melahirkan
atau ketakutan menimbulkan robekan pada jahitan dikemaluan.
Sebenarnya kotoran yang dalam beberapa hari tidak dikeluarkan
akan mengeras dan dapat menyulitkan dikemudian hari.Pengeluaran
air seni akan meningkat 24-48 jam pertama sampai hari ke-5 setelah

melahirkan. Hal ini terjadi karena volume dara meningkat pada saat
hamil tidak diperlukan lagi setelah persalinan. Oleh karena itu, ibu
perlu belajar berkemih secara spontan dan tidak menahan buang air
kecil ketika ada rasa sakit pada jahitan. Menahan buang air kecil
akan menyebabkan terjadinya bendungan air seni dan gangguan
kontraksi rahim sehingga pengeluaran cairan vagina tidak lancar.
Sedangkan buang air besar akan sulit karena ketakutan akan rasa
sakit, takut jahitan terbuka atau karena adanya haemoroid (wasir).
47

Kesulitan ini dapat dibantu dengan mobilisasi dini, mengonsumsi


makanantinggi serat dan cukup minum.
d. Miksi

Pengeluaran air seni (urin) akan meningkat 24-48 jam pertama


sampai hari ke-5 setelah melahirkan. Hal ini terjadi karena volume
dara meningkat pada saat hamil tidak diperlukan lagi setelah
persalinan. Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya.
Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter
uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi m.sphincer
ani selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit
kencing, sebaiknya dilakukan kateterisasi. Anjuran :
a. Ibu perlu belajar berkemih secara spontan setelah melahirkan

b. Tidak menahan BAK ketika ada rasa sakit pada jahitan, karena
akan menyebabkan terjadinya bendungan air seni. Akibatnya
skan timbul gangguan pada kontraksi rahim sehingga
pengeluaran lochea tidak lancar.
c. Miksi harus secepatnya dilakukan sendiri.

d. Bila kandung kemih penuh dan tidak dapat dimiksi sendiri,


dilakukan kateterisasi.
e. Bila perlu dpasang dauer catheter atau indwelling catheter
untuk mengistirahatkan otot-otot kandung kencing.
f. Dengan melakukan mobilisasi secepatnya, tak jarang kesulitan
miksi dapat diatasi.

e. Defekasi

Sulit BAB (konstipasi) dapat terjadi karena ketakutan akan rasa


sakit, takut jahitan terbuka atau karena adanya haemoroid. Buang air
besar harusdilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit
buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat
diberikan obat laksans per oral atau per rectal. Jika masih belum
bias dilakukan klisma. Anjuran :
1. Mobilisasi dini

2. Konsumsi makanan yang tinggi serat dan cukup minum


Sebaiknya pada hari kedua ibu sudah bias BAB, jika pada hari
48

ketiga belum BAB, ibu bisa menggunakan pencahar berbentuk


suppositoria ( pil yang dibuat dari bahan yang mudah mencair
dan mengandung obat-obatan untuk dimasukkan kedalam liang
anus). Ini penting untuk menghindari gangguan pada kontraksi
uterus yang dapat menghambat pengeluaran lochea.
3. Defekasi harus ada dalam 3 hari pasca persalinan.

4. Bila terjadi obstipasi dan timbul koprosstase hingga akibala


tertimbun di rectum, mungkin terjadi febris.
5. Lakukan klisma atau berikan laksan per oral.

6. Dengan melakukan mobilisasi sedini mungkin, tidak jarang


kesulitan defekasi dapat diatasi.
f. Menjaga Kebersihan Diri

Menjaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari


infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.
a. Kebersihan alat Genitalia

Setelah melahirkan biasanya perineum menjadi agak


bengkak/memar dan mungkin ada luka jahitan bekas robekan
atau episiotomi. Anjuran :
a. Menjaga kebersihan alat genetalia dengan mencucinya
menggunakan air dan sabun, kemudian daerah vulva sampai
anus harus kering sebelum memakai pembalut wanita, setiap

kali setelah buang air besar atau kecil, pembalut diganti


minimal 3 kali sehari.
b. Cuci tangan dengan sabun dan iar mengalir sebelum dan
sesudah membersikan daerah genetalia.
c. Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara
membersihkan daeran disekitar vulva terlebih dahulu, dari
depan kebelakang, baru kemudian membersikan daerah
sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau
besar.Sarankan ibu untuk menganti pembalut atau kain
pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan
ulang jika telah dicuci dengan baik dan telah dikeringkan
dibawah matagari atau disetrika.
49

d. Sarankan ibu untuk menganti pembalut atau kain pembalut


setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika
telah dicuci dengan baik dan telah dikeringkan dibawah
matagari atau disetrika
e. Sarankan ibu mencuci tangan dengan sabun dan iar mengalir
sebelum dan sesudah membersikan daerah kelaminnya.
f. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan
kepada ibu untuk menghindari menyentuh luka, cebok
dengan air dingin atau cuci menggunakan sabun.
b. Pakaian

Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap


keringat karena produksi keringat menjadi banyak. Produksi
keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume
saat hamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada agar
payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga degan pakain
dalam, agar tidak terjadi iritasi ( lecet) pada daerah sekitarnya
akibat lochea. Pakaian yang digunakan harus longgar, dalam
keadaan kering dan juga terbuat dari bahan yang mudah menyerap
keringat karena produksi keringat menjadi banyak ( disamping

urun). Produksi keringat yang tinggi berguna untuk


menghilangkan ektra volime saat hamil.
c. Kebersihan Rambut

Setelah bayi lahir, ibu biasanya mengalami kerontokan


rambut akibat dari gangguan perubahan hormone sehingga rambut
menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Meskipun
demikian, kebanyakan akan pulih kembali setelah beberapa bulan.
Perawatan rambut perlu diperhatiakan oleh ibu yaitu mencuci
rambut dengan conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir
yang lembut dan hindari penggunaan pengering rambut.
d. Kebersihan Tubuh

Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat


hamil akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat
untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan
50

tangan ibu. Oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama


setelah melahirkan, ibu akan merasa jumlah keringatyang dari
biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan menjaga kulit tetap
dalam keadaan kering.
e. Menjaga Kebersihan Vagina

Vulva harus selalu dibersikan dari depan kebelakang. Tidak


perlu khawatir jahitan akan terlepas. Justru vulva yang tidak
dibersikhan akan meningkatkan terjadinya infeksi. Apabila ada
pembengkakan dapat di kompres dengan es dan untuk mengurangi
rasa tidak nyaman dapat dengan duduk berendam di air hangat
setelah 24 jam pasca persalinan.
Bila tidak ada infeksi tidak diperlukan penggunaan antiseptic,
cukup dengan air besih saja. Walau caranya sederhanan dan
mudah, banyak ibu yang ragu-ragu membersihkan daerah
vaginanya di masa nifas. Beberapa alasan yang sering dikeluhkan
adalah takut sakit atau khwatir jahitan di antara anus dan vagina
akan robek, padahal ini jelas tidak benar. Menurut dr.Rudiyanti,

Sp,OG, jahitan yang dilakukan pasca persalinan oleh dokter, tidak


mudah lepas. “ memang jahitan tersebut baru akan diserap tubuh
dalam waktu lima sampai tujuh hari. Jadi beberapa hari setelah
melahirkan masih terasa bila tersentu. Namun, tidak mudah
lepas.”
Lain kalau alasannya takut sakit. Setelah persalinan normal,
saat vagina dibersihkan akan terasa nyeri karena ada bekas jahitan
di daerah perineum ( antara anus dan alat kelamin ). Namun bukan
berarti ibu bole alpa membersihkannya, walau terasa nyeri cebok
setelah buang air kecil atau besar tetap perlu dilakukan dengan
seksama. ”Wajar saja kalau setelah melahirkan vagina terasa sakit
saat di bersihkan. Dokter biasanya akan memberikan obat pereda
rasa sakit.”
Tidak beda jauh dari proses setelah persalinan normal, ibu
yang melahirkan dengan bedah sesar pun akan mengalami masa
nifas selama 40 hari. Meskpun vaginanya tidak terluka, dari situ
51

tetap akan keluar darah dan kotoran (lochea) yang merupakan sisa
jaringan di dalam rahum.
Langkah-langkah untuk menjaga kebersihan vagina yang benar
adalah :
1. Siram mulut vagina hingga bersih dengan air setiap kali habis
BAK dan BAB. Air yang digunakan tak perlu matang asal
bersih. Basuh dari depan kebelakang sehingga tidak ada sisa-
sisa kotoran yang menempel disekitar vagina baik dari air seni
maupun feses yang mengandung kuman dan bias
menyebabkan infeksi pada luka jahit.Vagina boleh di cuci
menggunakan sabun atau cairan antiseptic karena dapat
berfungsi sebagai penghilang kuman. Yang penting jangan
takut memegang daerah tersebut dengan seksama.
2. Bila ibu benar-benar takut menyentu lukah jahitan, upaya
menjaga kebersihan vagina dapat dilakukan dengan cara

duduk berendam dalam cairan antiseptic selama 10 menit.


Lakukan setelah BAK atau BAB.
3. Yang kadang terlupakan, setelah vagina dibersihkan,
pembalutnya tidak diganti. Bila seperti ini caranya maka akan
percuma saja. Bukankan pembalut tersebut sudah dinodai
darah dan kotoran? Berarti bila pembalut tidak diganti, maka
vagina akan tetap lembab dan kotor.
4. Setelah dibasuh, keringkan perineum dengan anduk lembut,
lalu gunakan pembalut baru. Ingat pembalut harus diganti
setiap habis BAK atau BAB atau maksimal 3 jam setelah atau
bila sudah ditarasaka tidak nyaman.
5. Setelah semua langkah tadi dilakukan, perineum dapat diolesi
salep antibiotic yang diresepkan oleh dokter.
g. Istirahat

Wanita pasca persalinan harus cukup istirahat. Delapan jam


pasca persalinan, ibu harus tidur terlentang untuk mencegah
perdarahan. Sesudah 8 jam, ibu boleh miring kekiri atau kekanan
untuk mencegah trombisis. Ibu dan bayi ditempatkan pada satu
kamar. Pada hari kedua, bila perlu dilakukan latihan senam. Pada
52

hari ketiga umumnya sudah dapat duduk, hari keempat berjalan


dan hari kelima sudah dapat dipulangkan. Makanan yang
diberikan harus bermutu tinggi dan cukup kalori, cukup protein
dan banyak buah.
Anjurkan untuk mencegah kelelahan yang berlebihan,
usahakan untuk rileks dan istirahat yang cukup, terutama saat bayi
sedang tidur. Memintah bantuan suami atau keluarga ketika ibu
merasa lelah. Putarkan dan dengarkan lagu-lagu klasik disaat ibbu
dan bayi sedang istirahat untuk menghilangkan rasa tegang dan
lelah.
h. Seksual

Setelah persalinan pada masa ini ibu menhadapi peran baru


sebagai orang tua sehingga sering melupakan perannya sebagai
pasagan. Namun segera setelah ibu merasa percaya diri dengan
peran barunya dia akan menemukan waktu dan melihat
sekelilingnya serta menyadari bahwa dia telah kehilangan aspek
lain dalam kehidupannya yang juga penting. Oleh karena itu perlu
memahami perubahan yang terjadi pada istri sehingga tidak punya
perasaan diabaikan. Anjuran :
a. Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan suami istri
begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu
atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu ibu
merasakan aman untuk melakukan hubungan suami istri kapan
saja ibu siap.
b. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan
suami istri sampai waktu tertentu setelah 40 hari atau 6
minggu pasca persalinan. Keputusan tergantung pada
pasangan yang bersangkutan.
c. Kerjasama dengan pasangan dalam merawat dan memberikan
kasih sayang kepada bayinya sangat dianjurkan.
d. Kebutuhan yang satu ini memang agak sensitive, tidak heran
kalau anda dan suami jadi serba salah.

5.Konsep Dasar Perawatan Payudara


53

1.Anatomi dan Fisiologi Payudara


Payudara yang matang adalah salah satu tanda kelamin sekunder
gadis dan merupakan salah satu organ yang indah dan menarik. lebih dari
itu untuk mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya, maka
organ ini menjadi sumber utama dari kehidupan karena Air Susu Ibu
(ASI) adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-
bulan pertama kehidupan. (Vivian, 2015).

Payudara (mammae) adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit,


diatas otot dada, Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk
nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang
beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram,dan saat menyusui
800 gram. Payudara disebut pula glandula mamalia yang ada baik pada
wanita maupun pria. Pada pria secara normal tidak berkembang, kecuali
jika dirangsang dengan hormon.
Pada wanita terus berkembang pada masa menyusui (vivan, 2015) :

1) Letak setiap payudara terletak pada sternum dan meluas setinggi


costa kedua dan ke enam, payudara ini terletak pada rongga dada.
2) Bentuk masing-masing payudara berbentuk tonjolan setengah bola
dan mempunyai ekor (cauda) dari jaringan yang meluas ke ketiak
atau aksila.
3) Ukuran ukuran payudara berbeda pada setiap individu, juga
tergantung pada stadium perkembangan dan umur. Tidak jarang
salah satu payudara ukurannya agak lebih besar dari pada yang
lainnya.
Ada 3 bagian utama payudara, korpus (badan), areola, papila atau
puting, areola mamae (kalang payudara) letaknya mengelilingi puting
susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan
penimbunan pigmen pada kulitnya. Perubahan warna ini tergantung dari
corak kulitnya, kuning langsat akan berwarna jingga kemerahan, bila
kulitnya kehitaman maka warnanya akan lebih gelap dan kemudian
menetap.
Puting susu terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung
adanya variasi bentuk dan ukuran maka letaknya pun akan bervariasi
pula. Pada tempat ini terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan
54

muara dari duktus laktiferus, ujung-ujung serat polos-polos yang


tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi maka duktus
laktiferus akan memadat yang menyebabkan puting susu ereksi,

sedangkan serat-serat otot yang longitudinal akan menarik kembali


puting susu tersebut.
Ada 15-20 duktus laktiferus. Tiap-tiap duktus bercabang menjadi
20-40 duktuli. Duktulus bercabang menjadi 10-100 alveolus dan masing-
masing dihubungkan dengan saluran air susu (sistem duktus) sehingga
merupakan suatu pohon. Bila diikuti pohon tersebut dari akarnya pada
puting susu, akan didapatkan saluran air susu yang disebut duktus
laktiferus terus bercabangcabang menjadi duktus dan duktulus, tapi
duktulus yang pada perjalanan selanjutnya disusun pada sekelompok
alveoli. Didalam alveoli terdiri dari duktulus yang terbuka, sel-sel
kelenjar yang menghasilkan air susu dan mioepitelium yang berfungsi
memeras air susu keluar dari alveoli.
2. Masalah Dalam Pemberian ASI

a. Ciri-ciri masalah pemberian ASI

Berikut ini beberapa masalah pada saat menyusui:

1) Putting susu lecet


Penyebabnya :
a) Kesalahan dalam tehnik menyusui.

b) Akibat dari pemakaian sabun, alkohol, krim, dll untuk


mencuci puting susu.
c) Rasa nyeri dapat timbul jika ibu menghentikan menyusui
kurang hati-hati.
b. Payudara bengkak
Penyebabnya:
Pembekakan ini terjadi karena ASI tidak disusukan secara adekuat,
sehingga sisa ASI terkumpul pada duktus yang mengakibatkan
terjadinya pembengkakan. Pembengkakan ini terjadi pada hari ketiga
dan keempat.
c. Saluran susu tersumbat ( obstuvtive duct)

Suatu keadaan dimana terdapat sumbatan pada duktus


55

lakteferus, dengan penyebabnya adalah:

1) Tekanan jari ibu pada waktu menyusui.

2) Pemakaian BH yang terlalu ketat.

3) Komplikasi payudara bengkak, yaitu susu yang terkumpul tidak


segera dikeluarkan sehingga menimbulkan sumbatan.
d. Mastitis

Hal ini merupakan radang pada payudara, yang disebabkan oleh :

1) Payudara bengkak yang tidak disusukan secara adekuat.

2) Putting lecet yang memudahkan masuknya kuman dan terjadinya


payudara bengkak.
3) BH yang terlalu ketat.

4) Ibu yang diit jelek, kurang istirahat, anemia akan mudah


terinfeksi.
e. Abses payudara

Abses payudara merupakan kelanjutan dari mastitis, hal ini


Dikarenakan meluasnya peradangan payudara. Payudara tampak
merah sehingga perlu insisi untuk mengeluarkannya.
f. Kelainan anatokis pada puting susu (putting tenggelam/datar)

Pada putting susu yang mengalami kelainan dapat diatasi dengan


perawatan payudara dan perasat Hoffman secara teratur. Jika hanya
salah satu putting yang tenggelam maka masih dapat menyusui di
putting yang lainnya. Jika putting masih tidak biasa diatasi maka
untuk mengeluarkan ASI dapat dilakukan dengan tangan/pompa
kemudian dapat diberikan dengan sendok atau pipet. Laktasi terjadi di
bawah pengaruh berbagai kelenjar endokrin, terutama hormon-
hormon hipofisis prolaktin dan oksitosin. Keadaan ini dipengaruhi
oleh isapan bayi dan emosi ibu.
Laktasi mempunyai dua pengertian, yaitu:

1) Pembentukan atau produk air susu.

2) Pengeluaran air susu

3. Perawatan Payudara
56

Perawatan payudara merupakan suatu tindakan perawatan payudara


yang dilaksanakan, baik oleh pasien maupun dibantu orang lain yang
dilaksanakn mulai hari pertama atau kedua setelah melahirkan. Perawatan
payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah
tersumbatnya aliran susu sehingga mempelancar pengeluaran ASI, serta
menghindari terjadinya pembekakan dan kesulitan menyusui, selain itu
juga menjaga kebersihan payudara agar tidak mudah terkena infeksi.
Adapun langkah-langkah dalam perawatan payudara (Anggraini Y.,
2010).
a. Pengurutan Payudara

1) Pengurutan Payudara

a) Tangan dilicinkan dengan minyak kelapa / baby oil.

b) Pengurutan payudara mulai dari pangkal menuju arah putting


susu selama 2 menit (10kali) untuk masing-masing payudara.
c) Handuk bersih 1-2 buah.

d) Air hangat dan air dingin dalam baskom.

e) Waslap atau sapu tangan dari handuk.

2) Langkah-langkah pengurutan payudara :

a) Pengurutan yang pertama

Licinkan kedua tangan dengan minyak tempatkan kedua


telapak tangan diantara kedua payudara lakukan pengurutan,
dimulai dari arah atas lalu arak sisi samping kiri kemudian
kearah kanan, lakukan terus pengurutan kebawah atau
melintang. Lalu kedua tangan dilepas dari payudara, ulangi
gerakan 20-30 kali untuk setiap satu payudara.
b) Pengurutan yang kedua

Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dua


atau tiga jari tangan kanan mulai dari pangkal payudara dan
berakhir pada puting susu. Lakukan tahap mengurut payudara

dengan sisi kelingking dari arah tepi kearah putting susu.


Lakukan gerakan 20-30 kali.
57

c) Pengurutan yang ketiga Menyokong payudara dengan satu


tangan, sedangkan tangan lain mengurut dan menggenggam
dari pangkal menuju ke putting susu. Langkah gerakan 20-30
kali.
d) Pengompresan

Alat-alat yang disiapkan:

1) 2 buah kom sedang yang masing-masing diisi dengan air


hangat dan air dingin.
2) 2 buah waslap.

Caranya : Kompres kedua payudara dengan waslap hangat


selama 2 menit, kemudian ganti dengan kompres dingin
selama 1 menit. Kompres bergantian selama 3 kali
berturut-turut dengan kompres air hangat.
3) Menganjurkan ibu untuk memakai BH khusus untuk
menyusui.

4. Perawatan puting susu

Putting susu memegang peranan penting pada saat menyusui. Air


susu ibu akan keluar dari lubang-lubang pada putting susu oleh karena itu
putting susu perlu dirawat agar dapat bekerja dengan baik, tidak semua
wanita mempunyai putting susu yang menonjol (normal). Ada wanita
yang mempunyai putting susu dengan bentuk yang mendatar atau masuk
kedalam, bentuk putting susu tersebut tetap dapat mengeluarkan ASI jika
dirawat dengan benar.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk merawat putting susu :

g. Setiap pagi dan sore sebelum mandi putting susu (daerah areola
mamae), satu payudara diolesi dengan minyak kelapa
sekurangkurangnya 3-5 menit, lama 4-5 kali.
h. Jika putting susu normal, lakukan perawatan dengan oleskan minyak
pada ibu jari dan telunjuk lalu letakkan keduanya pada Putting susu

dengan gerakan memutar dan ditarik-tarik selama 30 kali putaran


untuk kedua putting susu.
58

i. Jika puting susu datar atau masuk kedalam lakukan tahapan berikut :

1) Letakkan kedua ibu jari disebelah kiri dan kanan putting susu,
kemudian tekan dan hentakkan kearah luar menjahui putting susu
secara perlahan.
2) Letakkan kedua ibu jari diatas dan dibawah putting susu lalu tekan
serta hentakkan kearah putting susu secara perlahan.
j. Kemudian untuk masing-masing putting digosok dengan handuk kasar
agar kotoran-kotoran yang melekat pada putting susu dapat terlepas.
Akhirnya payudara dipijat untuk mencoba mengeluarkan ASI.
Lakukan langkah-langkah perawatan diatas 4-5 kali pada pagi dan
sore hari, sebaiknya tidak menggunakan alkohol atau sabun untuk
membersihkan putting susu karena akan menyebabkan kulit kering
dan lecet. Pengguna pompa ASI atau bekas jarum suntik yang
dipotong ujungnya juga dapat digunakan untuk mengatasi masalah
pada putting susu yang terbenam.

6. Asuhan Nifas

Asuhan ibu masa nifas adalah asuhan yang diberikan kepada ibu
segera setelah kelahiran sampai 6 minggu setelah kelahiran. Tujuan dari
masa nifas adalah untuk memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar
pada ibu segera setelah melahirkan dengan memperhatikan riwayat
selama kehanilan, dalam persalinan dan keadaan segera setelah
melahirkan. Adapun hasil yang diharapkan adalah terlaksananya asuhan
segera atau rutin pada ibu post partum termasuk melakukan pengkajian,
membuat diagnose, mengidentifikasi masalah dan kebutuhan ibu,
mengidentifikasi diagnose dan masalah potensial, tindakan segera serta
merencanakan asuhan.
59

Jadwal Kunjungan tersebut adalah sebagai berikut: (Saleha, 2013).

Kunjungan Waktu Tujuan

1 6-8 jam 1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia


setelah uteri
persalinan 2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut
3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu
anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri
4. Pemberian ASI awal

5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru


lahir
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara

mencegah hipotermi

2 6 hari 1. Memastikan involusi uterus berjalan


normal: uterus berkontraksi, fundus
setel
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan
ah
abnormal, dan tidak ada bau
persalinan
2. Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi, atau perdarahan abnormal
3. Memastikan ibu mendapatkan cukup
makanan, ciaran, dan istirahat
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik,
dan tidak memperlihatkan tanda- tanda
penyulit
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai
asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan perawatan bayi sehari-
60

hari
3 2 minggu 1. Sama seperti diatas (6 hari
setelah setelah persalinan)
persalinan
4 6 minggu 1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-
setelah penyulit-penyulit yang ia alami atau
persalinan bayinya
2. Membrikan konseling KB secara dini

3. Menganjurkan/mengajak ibu membawa


bayinya ke posyandu atau puskesmas
untuk penimbangan dan imunisasi

2.6.Konsep Dasar Bayi Baru Lahir


1.Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayiyang baru lahir mengalami
proses kelahiran, berusia 0 - 28 hari, BBL memerlukan penyesuaian
fisiologis berupa maturase, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan
intra uterin ke kehidupan (ekstrauterain) dan toleransi bagi BBL utuk dapat
hidup dengan baik (Marmi dkk, 2015).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia
kehamilan genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau
letak sungsang yang melewati vagina tanpa memakai alat. (Tando, Naomy
Marie, 2016).
Menurut Sarwono (2005) dalam buku Asuhan Kebidanan
Persalinan dan Bayi Baru Lahir (Sondakh,2017) Bayi baru lahir normal
adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42 minggu denganberat badan
sekitar 2500-3000gram dan panjang badan sekitar 50-55 cm.
Ciri-ciri bayi normal adalah, sebagai berikut :

a. Berat badan 2.500-4.000 gram.

b. Panjang badan 48-52.

c. Lingkar dada 30-38.

d. Lingkar kepala 33-35.


61

e. Frekuensi jantung 120-160 kali/menit.

f. Pernapasan ±40-60 kali/menit.

g. Kulit kemerah-merahan dan lici karena jaringan subkutan cukup.

h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala baisanya telah sempurna.

i. Kuku agak panjang dan lemas.

j. Genitalia: pada perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora,


dan pada laki-laki, testis sudah turun dan skrotum sudah ada.
k. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

l. Refleks Moro atau gerak memeluk jikadikagetkan sudah baik.

m. Refleks grap atau menggenggam sudah baik.

n. Eliminasi baik, mekonium keluar dalam 24 jam pertama, mekonium


berwarna hitam kecoklatan(Tando,2016).

2. Perubahan Fisiologi (Sondakh,2017)

a. Perubahan pada sistem pernapasan

Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam 30 detik sesudah


kelahiran. Pernapasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal sistem
saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya.
Frekuensi pernapasan bayi baru lahir berkisar 30-60 kali/menit.
b. Perubahan sistem Kardiovaskuler

Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan terjadi


peningkatan tekanan oksigen. Sebaliknya, tekanan karbon dioksida
akan mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan terjadinya
penurunan resistansi pembuluh darah dari arteri pulmonalis mengalir
keparu-paru dan ductus arteriosus tertutup.
c. Perubahan termoregulasi dan metabolik

Sesaat sesudah lahir, bila bayi dibiarkan dalam suhu ruangan 25 ºC,
maka bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi, konveksi,
konduksi, dan radiasi. Suhu lingkungan yang tidak baik
62

Akan menyebabkan bayi menderita hipotermi dan trauma dingin (cold


injury).
d. Perubahan Sistem Neurologis

Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum


berkembang sempurna. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan
tidak terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang
buruk, mudah terkejut, dan tremor pada ekstremitas.
e. Perubahan Gastrointestinal

Kadar gula darah tali pusat 65mg/100mL akan menurun menjadi


50mg/100 mL dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi tambahan yang
diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari
hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula akan mencapai
120mg/100mL.
f. Perubahan Ginjal

Sebagian besar bayi berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan
2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu mereka berkemih 5-20
kali dalam 24 jam.
g. Perubahan Hati

Dan selama periode neontaus, hati memproduksi zat yang essensial


untuk pembekuan darah. Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak
terkonjugasi yang bersirkulasi, pigmenberasal dari hemoglobin dan
dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah.
h. Perubahan Imun

Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang dipintu


masuk. Imaturitas jumlah sistem pelindung secara signifikan
meningkatkan resiko infeksi pada periode bayi baru lahir.

3. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

3.a. Pengertian Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

Asuhan bayi baru lahir adalah menjaga bayi agar tetap hangat,
63

membersihkan saluran nafas, mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak

tangan), memantau tanda bahaya, memotong dan mengikat tali pusat,


melakukan IMD, memberikan suntikan vitamin K1, memberi salep mata
antibiotik pada kedua mata, memberi immunisasi Hepatitis B, serta
melakukan pemeriksaan fisik (Syaputra Lyndon, 2014).
3.b. Asuhan Bayi Baru Lahir

1. Menjaga bayi agar tetap hangat. Langkah awal dalam menjaga bayi
tetap hangat adalah dengan menyelimuti bayi sesegera mungkin
sesudah lahir, tunda memandikan bayi selama 6 jam atau sampai bayi
stabil untuk mencegah hipotermi.
2. Membersihkan saluran napas dengan menghisap lendir yang ada di
mulut dan hidung (jika diperlukan). Tindakan ini juga dilakukan
sekaligus dengan penilaian APGAR skor menit pertama. Bayi normal
akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak
langsung menangis, jalan napas segera dibersihkan.
3. Mengeringkan tubuh bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan
kain atau handuk yang kering, bersih dan halus. Dikeringkan mulai
dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan lembut tanpa
menghilangkan verniks. Verniks akan membantu menyamankan dan
menghangatkan bayi. Setelah dikeringkan, selimuti bayi dengan kain
kering untuk menunggu 2 menit sebelum tali pusat diklem, Hindari
mengeringkan punggung tangan bayi. Bau cairan amnion pada tangan
bayi membantu bayi mencari putting ibunya yang berbau sama.
4. Memotong dan mengikat tali pusat dengan teknik aseptik dan
antiseptik. Tindakan ini dilakukan untuk menilai APGAR skor menit
kelima. Cara pemotongan dan pengikatan tali pusat adalah sebagai
berikut :
a. Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir.
Penyuntikan oksitosin dilakukan pada ibu sebelum tali pusat
dipotong (oksotosin IU intramuscular)
b. Melakukan penjepitan ke-I tali pusat dengan klem logam DTT 3
cm dari dinding perut (pangkal pusat) bayi, dari titik jepitan tekan

tali pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat kea rah
64

ibu (agar darah tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan


tali pusat). Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm dari tempat
jepitan ke-1 ke arah ibu.
c. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan
menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang
lain memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut dengan
menggunakan gunting DTT (steril)
d. Mengikat tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi, kemudian
lingkarkan kembali benang tersebut dan ikat dengan simpul kunci
pada sisi lainnya.
e. Melepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam
larutan klorin 0,5%
f. Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya inisisasi
menyusui dini.
5. Melakukan IMD, dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6 bulan
dilanjutkan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI sejak
usia 6 bulan. Pemberian ASI pertama kali dapat dilakukan setelah
mengikat tali pusat. Langkah IMD pada bayi baru lahir adalah
lakukan kontak kulit ibu dengan kulit bayi selama paling sedikit satu
jam dan biarkan bayi mencari dan menemukan putting dan mulai
menyusui.
6. Memberikan identitas diri segera setelah IMD, berupa gelang
pengenal tersebut berisi identitas nama ibu dan ayah, tanggal,
jam lahir, dan jenis kelamin.
7. Memberikan suntikan Vitamin K1. Karena sistem pembekuan darah
pada bayi baru lahir belum sempurna, semua bayi baru lahir beresiko
mengalami perdarahan. Untuk mencegah terjadinya perdarahan pada
semua bayi baru lahir, terutama bayi BBLR diberikan suntikan
vitamin K1 (phytomenadione) sebanyak 1 mg dosis tunggal, intra
muscular pada anterolateral paha kiri. Suntikan vit K1 dilakukan
setelah proses IMD dan sebelum pemberian imunisasi Hepatitis B

8. Memberi salep mata antibiotik pada kedua mata untuk mencegah


terjadinya infeksi pada mata.Salep ini sebaiknya diberikan 1 jam
setelah lahir.
65

9. Menberikan imunisasi Hepatitis B pertama (HB-O) diberikan 1-2 jam


setelah pemberian vitamin K1 secara intramuscular. Imunisasi
Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap
bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi. Imunisasi Hepatitis B harus
diberikan pada bayi usia 0-7 hari.
10. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir untuk mengetahui
apakah terdapat kelainan yang perlu mendapat tindakan segera serta
kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan
kelahiran. Memeriksa secara sistematis head to toe (dari kepala
hingga jari kaki). Diantaranya :
a. Kepala: pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk, sutura
menutup/melebar adanya caput succedaneum, cepal hepatoma.
b. Mata: pemeriksaan terhadap perdarahan, subkonjungtiva, dan
tanda-tanda infeksi
c. Hidung dan mulut: pemeriksaan terhadap labioskisis,
labiopalatoskisis dan reflex isap
d. Telinga: pemeriksaan terhadap kelainan daun telinga dan bentuk
telinga.
e. Leher: perumahan terhadap serumen atau simetris.

f. Dada: pemeriksaan terhadap bentuk, pernapasan dan ada tidaknya


retraksi
g. Abdomen: pemeriksaan terhadap membuncit (pembesaran hati,
limpa, tumor).
h. Tali pusat: pemeriksaan terhadap perdarahan jumlah darah pada
tali pusat, warna dan besar tali pusat, hernia di tali pusat atau
selangkangan.

i. Alat kelamin: untuk laki-laki, apakah testis berada dalam skrotum,


penis berlubang pada ujung, pada wanita vagina berlubang dan
apakah labia mayora menutupi labio minora.
j. Anus: tidak terdapat atresia ani

k. Ekstremitas: tidak terdapat polidaktili dan


syndaktili.(Sondakh,2017).
66

BAB III
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TERHADAP NY. T USIA 25


TAHUN G1P0A0 USIA HAMIL 33 MINGGU
DI PMB ELIZABETH MARULIANA ,S.Tr.Keb

Tanggal Pengkajian : 11 april 2023


Jam : 09.00 wib

1. DATA SUBJEKTIF

a. Identitas Pasien:

Identitas Pasien Penanggung Jawab Status : Suami


Nama : Ny. T Nama : Tn. U
Umur : 25 Tahun Umur : 30 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Dusun Muara piluk

RT/01/13 kelaten
Kec. Pasuruan
b. Alasan Datang:

Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan tidak pernah keguguran usia
kehamilan 9 bulan. Datang ke tempat praktek bidan untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan rutin.
67

Keluhan utama:

Ibu mengeluhkan merasakan sakit/nyeri dipunggung belakang sudah 1 minggu


terakhir.
Uraian keluhan utama

Ibu mengatakan tidak nyaman karena rasa sakit/nyeri yang dialami mengganggu
aktivitas sehari-hari.
Ibu mengatakan takut merasakan nyeri/sakit waktu melahirkan.

c. Riwayat Haid

Menarche : 13 Tahun Nyeri Haid : Tidak Pernah


Siklus : 28-30 Hari Lama : 5 – 7 Hari
Warna darah : Merah segar Leukhorea : Tidak pernah
Banyaknya : 3-4 kali/hari ganti pembalut

d. Riwayat Kehamilan sekarang:

1) G1P0A0

2) Usia kehamilan : 33 minggu


3) HPHT : 8-08-2022
4) HPL :22-05-2023

5) Gerak janin

 Pertama kali : usia 4 bulan

 Frekuensi dalam 12 jam :10-14 kali

6) Tanda bahaya:

a. TM I : Tidak Ada

b. TM II : Tidak Ada

c. TM III :Tidak Ada

7) Keluhan

a) Trimester I : Mual

b) Trimester II : Tidak Ada


68

c) Trimester III : Nyeri pinggang

8) Riwayat terapi

a. Trimester I : Tablet tambah darah,Asam Folat, B6

b. Trimester II : Tablet tambah darah, Kalsium

c. Trimester III : Tablet tambah darah, Kalsium

9) Riwayat Alergi: Tidak Ada

10)Kekhawatiran khusus : Ibu mengeluhkan sakit punggung

11) Imunisasi/ TT : Status Skreening TT5

12)ANC :5x dibidan

Suplement&
MASALAH TINDAKAN/PENDKES
ANC Tanggal Tempat
Fe
1. 15-08-2022 PMB B6,Asam Folat Mual Makan porsi kecil tapi sering
ELIZABETH

2. 12-09-2022 PMB Asam Folat Tidak ada Pola gizi seimbang

ELIZABETH
3. 12-10-2022 PMB Fermia, Tidak ada Manfaat FE

ELIZABETH Kalsium
4. 25-10-2022 PMB Fermia, Tidak ada Yoga ibuhamil

ELIZABETH Kalsium
25-11-2022 PMB Gestiamin Tdakada Persiapanpersalinan
5
ELIZABETH

e. Riwayat Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu : Kehamilan ini

Tah Kehamilan Persalinan Nifas Kead


un Fre Kelu U Jenis Temp enolon JK/ enyul tM ASI anak

kA han/ K at BB Peny sekar


ekskl
NC peny persali ulit ang
usif
Ha ulit nan
mil
ini
69

f. Riwayat KB

a. Pernah / tidakpernah : Tidak Pernah KB

b. Jika pernah:

c. Rencana Setelah Melahirkan : KB Suntik 3 bulan

g. Riwayat Penyakit : Tidak ada riwayat peyakit kronis,keturunan atau menular

h. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari


Sebelum hamil:
Sebelum Hamil Selama Hamil
A. Nutrisi
1) Makanan
Frekuensi makanan pokok 3 X/hari 2-3X/hari
Komposisi Nasi 3 x @1 piring 2-3 x @ 1/4piring

(sedang/penuh) (sedang/penuh)
Lauk 3 x @1-2potong 2-3 x @1potong
(sedang/besar), (sedang
jenisnya;ikan,tahu,te /besar), jenisnya:
mpe,telor
tempe
Sayuran 3 x @1/2-1mangkuk 1-2x @1/2mangkuk
sayur; jenis sayur; jenis sayuran :
sayuran:sop,bayam, bayam,labu
daunsingkong,kacan
g dll
Buah 1-2x 2-3x

sehari/seminggu; sehari/seminggu;
Jenis:pisang,jeruk,s jenis:pepaya,
alak,pepaya pisang, jeruk
Camilan 2-3 x sehari;jenis: 2-3x

gorengan sehari;jenis:biskuit
70

Pantangan: Tidak Ada, Alasan Tidak Ada, Alasan :

:- -

Keluhan: - Mual,Muntah, nyeri

punggung
Perubahan selama hamil

2) Minuman
Jumlah total 10-12 gelas 5-6 gelas perhari;
perhari; jenis:air jenis :susu,Air
putih putih
Susu 0 gelas 0 gelas perhari;

perhari;jenis : - jenis:-
Jamu
Keluhan:
Perubahan selama hamil
B. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi perhari 4-5 x/hari 3-4 x/hari
Warna Putih Kuning
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Konsistensi Cair Cair
2) BAB
Frekuensi perhari 1x 1x
Warna Kuning Agak hitam
Konsistensi Tidak ada Tidak ada
Keluhan Keras/lembek Keras/lembek
C. Personal Hygine
Mandi 2x sehari 2 x sehari
Keramas 3-4 x seminggu 1-2 x seminggu
Gosok Gigi 3-4 x sehari 1 - 2 x sehari

Ganti Pakaian 1-2 x sehari 1-2 x sehari


Celana dalam 2-3 x sehari 2-3 x sehari
71

Kebiasaan memakai alas kaki Sandal jepit Sandal Jepit


Keluhan Tidak ada Tidak ada
D.Hubungan sexsual 2-3 kali/ minggu Satu kali/minggu

Frekuensi 2-3 x seminggu Tidak pernah


Contac tbleeding Tidak ada Tidak Ada
Keluhan lain Tidak ada Tidak ada
Perubahanselamahamilini Malas dan takut
untuk hubungan
sex
E. Istirahat/Tidur
Tidurmalam 6-8 jam 6-8 jam
Tidursiang 1 jam 1-2 Jam
Keluhan/masalah Tidak ada Tidak ada
Perubahanselamahamilini Tidak ada
F. Aktivitasfisikdan olahraga
Aktivitasfisik(bebanpekerjaan) Aktifitas ibu Aktifitas ibu

rumah tangga rumah tangga


Olahraga 1-2 jenisnya 1-2 jenisnya :senam

:senam prenatal yoga


Frekuensi 1-2x seminggu 1x seminggu
Perubahanselamahamilini
G. Kebiasaan yang merugikan

Kesehatan
Merokokaktif Tidak Tidak
Lingkungan perokok Tidak Tidak
Minuman beralkohol Tidak Tidak
Obat-obatan Tidak Tidak
Napza Tidak Tidak
Aktifitas yang merugikan
i. Riwayat Psikososial-Spiritual

1. Riwayat perkawinan:
72

1) Status perkawinan : menikah, umur waktu menikah : 25 th.

2) Pernikahan ini yang ke1 sah, lamanya 4 tahun

3) Hubungan dengan suami:baik

2. Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga ;

Respon &dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : Keluarga sangat


mengharapkan kehamilan ini.
3. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah): Musyawarah

4. Ibu tinggal serumah dengan: Suami

5. Pengambil keputusan utama dalam keluarga : Suami

Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.

6. Orang terdekat ibu : Orang tua

Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : Suami

7. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan:


Tradisi 4 bulan,7 bulan kehamilan
8. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan:
Bidan ana tince wati sihombing, S.Tr.Keb
9. Penghasilan perbulan:Tidak tentu, Cukup

10. Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan:

1) Kebiasaan puasa/ apakah ibu berpuasa selama hamil ini? Tidak

2) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan:

□ Ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang


diberikan oleh nakes
Wanita maupun pria;

□ Tidak boleh diperiksa daerah genitalia,

□ Lainnya : Tidak ada


11.Tingkat pengetahuan ibu:
Hal-hal yang sudah diketahui ibu: Ibu memahami tentang kehamilan dari
bidan dan internet
Hal-hal yang ingin diketahui ibu: Cara mengatasi nyeri pinggang selama
73

kehamilan
12. Lingkungan:
Kebiasaan kontak dengan binatang: Tidak Ada
13.Paparann dengan polutan:Tidak Ada

j. Seksual : Keluhan: Tidak ada

2. DATA OBYEKTIF:

1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : Baik Tensi : 110/70mmhg
2) Kesadaran : Composmentis Nadi : 78 x/mnt

3) BB sebelum/sekarang : 45 Kg / 60 Kg Suhu/T : 36,4oC


4) TB : 155 Cm RR : 20x/mnt
5) LILA : 24 Cm IMT : 18,75 / 25

b. Status present

Kepala : Bersih

Rambut : Hitam tidak mudah dicabut


Muka : Simetris, tidak pucat
Mata : Simetris, Conjuntiva normal, sclera tidak iterik
Mulut : Bersih, gigi tidak ada caries dan tidak berlubang
Hidung : Bersih, tidak ada ingus atau polip
Telinga : Simetris kanan dan kiri,tidak ada kotoran,tidak ada tanda
infeksi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

Dada : Bentuk simetris tidak ada tarikan dinding dada


Payudara : Ada pembesaran dalam batas normal
Perut : Tidak ada luka bekas operasi

Punggung : Normal, tidak tampak kelainan terdapat nyeri tekan


Ekstremitas :
74

Atas : Simetris, tidak ada kelainan


Bawah : Simetris, tidak ada odema
c. Status Obstetrik

1. Inspeksi:

 Muka : Tidak odema, tidak pucat, tidak ada cloasma


gravidarum

 Mamae : Areola hiperpigmentasi, putting menonjol

 Perut : Pembesaran normal, tampak gerakan janin

 Vulva : Tidak ada varices

2. Palpasi

- Leoplod I : TFU 3 jari dibawah PX, Pada bagian fundus teraba bagian
bulat, lunak dan tidak melenting yaitu bokong,
- Leoplod II : Pada abdomen kanan perut ibu teraba datar memanjang
seperti papan yaitu punggung (puka), dan bagian kanan perut ibu teraba
bagian bulat kecil-kecil yaitu ekstermitas
- Leoplod III : Bagian perut bawah ibu teraba bagian bulat, keras dan
melenting yaitu kepala janin, sudah masuk PAP/Pintu Atas Panggul.
- Leoplod IV : penurunan bagian terbwah janin 3/5 sudah masuk PAP

3. Test osborn: Tidak dilakukan

4. TFU : 30 cm

5. TBJ : (30-11) x 155 = 2.945 gram

6. Auskultasi : DJJ : 142 x/menit Frekuensi: Normal

e. Perkusi : Reflek patella +


f. Pemeriksaan panggul : Tidak dilakukan
g. KSPR dan kartusudarto :0
h. Pemeriksaan Penunjang :
HB : 12 gr% Malaria : Negatif
Hiv : Negatif Gol Darah :A
HbsAg : Negatif
75

Syhpilis : Negatif

3. ANALISA

A. Diagnosa :Ny. R umur 25 tahun G1P0A0 Usia kehamilan 38 minggu, janin


tunggal hidup intra uterin presentasi kepala.
Dasar diagnosa :

- Ibu mengatakan hamil anak pertama usia kehamilan 9 bulan,tidak


pernah keguguran

- HPHT : 8-12-2021

- Tanda-tanda vital :

Tekanan Darah :110/70mmhg Temperatur : 36,4°C


RR : 24 x/menit

Pols : 78 x/menit

- Palpasi :

1. Inspeksi:

- Berat Badan : 60 kg

- Tinggi Badan: 155 cm

- IMT: 18,75/ 25

Muka : Tidak odema, tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum


 Mamae : Areola hiperpigmentasi, putting menonjol

 Perut : Pembesaran normal, tampak gerakan janin

 Vulva : Tidakada varices

2. Palpasi

- Leoplod I : TFU 3 jari dibawah PX, Pada bagian fundus teraba bagian
bulat, lunak dan tidak melenting yaitu bokong,
- Leoplod II : Pada abdomen kanan perut ibu teraba datar memanjang
seperti papan yaitu punggung (puka), dan bagian kanan perut ibu teraba
76

bagian bulat kecil-kecil yaitu ekstermitas


- Leoplod III : Bagian perut bawah ibu teraba bagian bulat, keras dan
melenting yaitu kepala janin, sudah masuk PAP/Pintu Atas Panggul.
- Leoplod IV : penurunan bagian terbawah janin 3/5 sudah masuk PAP

3. Test osborn: Tidak dilakukan

4. TFU : 30 cm

5. TBJ : (30-11) x 155 = 2.945 gram

6. Auskultasi : DJJ : 142 x/menit Frekuensi: Normal

e. Perkusi : Reflek patella +

f. Pemeriksaan panggul : Tidak dilakukan

g. KSPR dan kartusudarto : 0

h. Pemeriksaan Penunjang :
HB : 12 gr% Malaria : Negatif
Hiv : Negatif Gol Darah :A
HbsAg : Negatif
Syhpilis : Negatif
B. Masalah :

Ibu merasa takut dan khawatir dalm menghadapi persalinan, karena ibu
takut merasakan sakit/nyeri pada persalinan nanti.
C. Kebutuhan :

- KIE tentang nyeri persalinan

- KIE tentang metode Brithball/ bola persalinan.

4. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu Ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan


yaitu keadaan umum ibu sehat, TD 110/70 mmHg, N 78x/m, BB 57 Kg, T
36,4C, TB 157 Cm, R 24 x/m, TFU 30 cm, TBJ 2.945 gram, DJJ (+)
140x/m bagian terbawah janin kepala, HB ibu normal 12 gr%, saat ini usia
kehamilan 38 minggu cukup bulan tinggal menunggu waktu persalinan.
Rasionalisasi : Agar ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang telah
77

dilakukan oleh Bidan sehingga ibu hamil paham status kesehatannya saat
ini.
Evaluasi: Ibu dan suami sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan dan ibu bersyukur mendengar kondisi ibu dan bayinya sehat, ibu
dan suami berharap persalinan ibu nnati bisa berjalan lanjar, normal sehat
ibu dan bayi.

2. Menjelaskan kepada ibu dan suami tentang nyeri punggung yang dialami
ibu. Nyeri punggung saat hamil biasanya terjadi karena adanya peregangan
tulang-tulang, terutama didaerah pinggang yang sesuai dengan
bertambahnya usia kehamilan. Nyeri punggung sering terjadi karena titik
dan keseimbangan ibu berubah dari kondisi semula (Andarmoyo dan

Suharti, 2013).

Rasionalisasi : Agar ibu dan suami mengerti penyebab terjadinya nyeri


punggung pada ibu, sehingga ibu dan suami tidak cemas dengan keadaan ibu
saat ini.
Evaluasi: Ibu dan suami mengatakan sudah mengerti dan mengetahui
penyebab nyeri punggung pada ibu.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap berfikir positif dalam menghadapi
persalinan dan menjelaskan tentang rasa nyeri persalinan yaitu diakibatkan
dari berbagai factor seperti kontraksi rahim, regangan dasar otot panggul,
episiotomi, dan kondisi psikologis. Pada kondisi psikologis, nyeri dan rasa
sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa cemas, kecemasan dapat
meningkatkan timbulnya stress, kondisi stress dapat mempengaruhi
kemampuan tubuh menahan rasa nyeri. (Bobak, Lowdwemilk, 2012).
Rasionalisasi : Agar ibu dan suami mengerti penyebab terjadinya nyeri
yang terjadi pada persalinan, sehingga ibu tidak takiut dan siap dalam
menghadapi proses persalinan nanti.
Evaluasi: Ibu dan suami sudah mengerti dan mengetahui penyebab rasa
nyeri pada persalinan, ibu mengatakan lebih tenang dan tidak takut lagi,
suami mengatakan akan terus memberi dukungan pada ibu.
3. Mendiskusikan pada ibu dan suami tentang metode alternative untuk
78

mengurangi nyeri persalinan salah satunya yaitu dengan menggunakan


bola persalinan/brith ball pada fase aktif persalinan pembukaan 4-8 cm,
ibu duduk diatas bola persalinan dan mengayunkan pinggul kedepan dan
kebelakang atau berputar-putar selama 30 menit dengan tetap menjaga
keseimbangan, (Jurnal kebidanan dan kesehatan wanita, 2011).

Rasionalisasi : Latihan birth ball adalah latihan atau gerakan tubuh


sederhana menggungakan bola yang dapat di gunakan pada saat hamil,
melahirkan, dan pasca melahirkan bertujuan sebagaipengurang rasa nyeri
nonfarmakologi dan juga mencoba meningkatkan komponen asuhan yang
bersifat emosional dan psikologis (Leung, Regina W2013). Pada saat
persalinan, penggunaan birthball dapat membantu mengatasi nyeri
persalinan, mengurangi nyeri akibat kontraksi, menurunkan kecemasan
dan memperpendek lama kala I persalinan (Taavoni 2010). Penggunaan
birth ball juga dapat membantu ibu bersalin untuk melakukan perubahan
posisi yang dapat membantu ibu untuk melawati proses persalinan secara
efektif (Gau,Ling, n.d.).
Evaluasi : Ibu dan suami mengatakan tertarik dengan metode brithball dan
akan menggunakannya pada proses persalinan ibu nanti.
4. Memberitahu ibu dan suami tanda-tanda persalinan yaitu rasa sakit oleh
adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur, Keluar lendir
bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil
pada serviks, Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya, Pada
pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada
(Sofian,2012:70).
Rasional : Dengan memberitahui tentang tanda-tanda persalinan
diharapkan ibu dan suami dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-
tanda persalinan sehingga ibu dan keluarga tidak poanik dan dapat
mengambil tindakan yang sesuai yaitu memeriksakan kondisi ibu segera
kebidan.
Evaluasi : Ibu dan suami sudah mengerti dan dapat menyebutkan kembali
tentang tanda-tanda persalinan.
5. Memastikan Ibu dan suami sudah menyiapkan keperluan persalinan,
seperti perlengkapan ibu dan bayi, uang, kendaraan, calon pendoroh darah

yang siap jika diperlukan, pendamping persalinan dan siapa yang akan
79

membantu waktu perslianan/ tempat melahirkan (Buku KIA, 2016).


Rasionalisasi : Persiapan persalinan yang sudah disiapkan, akan
mempermudah ibu dan keluarga saat persalinan.
Evaluasi : Ibu dan suami mengatakan sudah mempersiapkan semua yang
diperlukan dalam persalinan nanti dan akan bersalin di PMB Elizabet
maruliana , S.Tr.,Keb.
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang jika mulai ada tanda
persalinan atau 1 minggu kemudian jika belum ada tanda persalinan.
Rasional : Kunjungan ulang dilakukan untuk melihat status kesehatan ibu
dan bayi.
Evaluasi : Ibu dan suami mengatakan akan melakukan kunjungan ulang
jika ada tanda-tanda peralinan atau 1 minggu kemudian.
7. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan yang telah dilakukan.
Rasional : pendokumentasian dilakukan sebagai arsip dalam pelayanan
kebidanan.
Evaluasi : Pendokumentasian telah dibuat.

Catatan perkembangan 2, tanggal 7 mei 2023.

Waktu Kegiatan Paraf

10.00 Subyektif :

wib Klien mengatakan nyeri punggung dan pinggang ,belum


ada tanda persalinan di jalan lahir

Obyektif

Keadaan umum : baik.

Tanda-tanda vital Keadaan umum : normal


TD : 120/80 mmhg.
RR : 20 x/menit.
Nadi : 80 x/menit.Suhu : 36,6 °C.

TFU :30 cm, DJJ 138x/m, bagianterbawah : Kepala


(masuk PAP)

Analisa :
80

Diagnosa kebidanan

Ny. T umur 25tahun G1P0A0 usia kehamilan 37 minggu

,janin tunggal hidup intrauteri presentasi kepala.

Dasar :

Data Subyektif :

- Klien mengatakan nyeri punggung dan pinggang,belum ada


nyeri persalinan.
Data obyektif :

- Pengukuran nyeri VA ibu dengan skala 4 (nyeri


ringan) Masalah
- Tidak
Ada.
Kebutuha
n
-

Pelaksanaan :

- Menjelaskan kepada klien bahwa kondisinya dalam


keadaan baik.
Rasionalisasi :

Dengan menjelaskan kondisi klien saat ini maka klien akan


tenang mengetahui kondisinya dalam keadaan baik.
Evaluasi :

Klien mengatakan mengerti dengan keadaannnya.


- Menganjurkan ibu untuk melakukan induksi persalinan
alami untuk mempercepat proses persalinan yaitu
dengan
81

melakukan hubungan seks dengan suami dengan hati


hati,melakukan stimulasi putting susu,berjalan kaki di pagi
hari,atau menggunakan gym ball .
Rasionalisasi :

Induksi alami dapat mempercepat proses persalinan secara


aman.
Evaluasi :

Ibu mengerti dan akan melakukan anjuran induksi alami

- Menjelaskan Kembali tanda tanda


persalinan Rasionalisasi :
Agar ibu tau dan mengerti tanda tanda persalinan.
Evaluasi :
Ibu mengerti dan dapat mengulang Kembali tanda tanda
persalinan
- Mengajurkan ibu untuk dating kembali 1 minggu jika
belum bersalin atau dating kapan pun jika ada tanda tanda
persalinan
Rasionalisasi :

Agar kondisiibudapatterpantau
Evaluasi :
- Klien mengatakan akandatanglagi control bulan depan
82

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN FISIOLOGIS TERHADAP


NY. T USIA 25 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 40 MINGGU
DENGAN TREATEMENT BIRTHBALL UNTUK MENGURANGI
NYERI PERSALINAN DI PMB ELIZABETH
MARULINA,S.Tr.Keb.

TanggalPengkajian : 27– 5– 2023


Jam : 05.00 wib

1. DATA SUBJEKTIF

a. IdentitasPasien:

IdentitasPasien Penanggung Jawab Status :Suami

Nama : Ny. T Nama : Ny. U

Umur : 25 Tahun Umur : 30 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Alamat : Dusun Muara Piluk

RT/01/13 kelaten Kec.


Pasuruan
83

b. AlasanDatang:

Ibu mengeluh mules menjalar dari perut kepinggang sejak pukul 01.00 WIB,
makin lama makin nyeri dan hilang timbul.
Keluhan utama:

Ibu mengeluhkan merasakan nyeri dan sakit pada perut menjalar kepinggang
ibu, nyeri yang dirasakan sifatnya hilang dan timbul sejak pukul 01.00 WIB
tanggal 27-5-2023, kemudian pada pukul 05.00 WIB tanggal 27-05-2023
mulai keluar lendir bercampur bercak darah dari kemaluan ibu.

Uraian keluhan utama

Ibu mengatakan merasa cemas dan tidak nyaman karena rasa sakit/nyeri
yang dialami.
c. Riwayat ANC :

1) G1P0A0

2) Usiakehamilan : 40 minggu
3) HPHT : 8-08-2022
4) HPL :22-05-2023

5) Gerakjanin

 Pertamakali : usia 4 bulan

 Frekuensidalam 12 jam :sering

6) Tanda bahaya:

d. TM I : Tidak Ada

e. TMII :Tidak Ada

f. TMIII :Tidak Ada

7) Keluhan

d) Trimester I : Mual

e) Trimester II : Tidak Ada

f) Trimester III : Nyeri pinggang

8) Riwayat terapi
84

d. Trimester I : Tablet tambah darah XXX tablet,Asam


Folat, B6
e. Trimester II : Tablet tambah darah XXX tablet, Kalsium,

B. Complek

f. Trimester III : Tablet tambah darah XXX tablet, Kalsium

9) Riwayat Alergi : Tidak Ada

10)Kekhawatirankhusus:Ibu mengeluhkan sakitpunggung

11) Imunisasi/ TT : Status Skreening TT5

12) ANC :6x di Bidan,

Suplement&
MASALAH TINDAKAN/PENDKES
ANC Tanggal Tempat
Fe
1. 15-08-2022 PMB elizabeth B6,Asam Folat Mual Makan porsi kecil tapi sering

2. 12-09-2022 PMB elizabeth Asam Folat Tidak ada Pola gizi seimbang

3. 12-10-2022 PMB elizabeth Fermia, Tidak ada Manfaat FE

Kalsium
4. 25-11-2022 PMB elizabeth Fermia, Tidak ada Yoga ibu hamil

Kalsium

25-12-2022 PMB elizabeth Gestiamin Tdakada Persiapan persalinan

5
6 8-9-2022 PMB lizabeth - Tdakada KIE InduksiPersalinanalami

f. Riwayat Kehamilanpersalinan dan nifasyang lalu :Kehamilanini

Kehamilan Persalinan Nifas

Fre Keluh Tempa t Kead


Peny ASI
Tah k an/ persali anak
U Jen enolo JK/ enyul t ulit
un AN penyu nan M eksklu sekara
K s BB
C lit sif ng
85

- - - - - - - - - - - - -

g. RiwayatKB

a.Pernah/tidakpernah : TidakPernah KB
b. Jika pernah:
c. RencanaSetelahMelahirkan : KB Suntik 3 bulan

g. Riwayat Penyakit : Tidak ada riwayat peyakit kronis,keturunan atau menular


h. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
Sebelum hamil:

Sebelum Hamil Selama Hamil


Nutrisi
1)Makana

n
Frekuensi 3 X/hari 2-3X/hari
makanan
pokok
Komposisi 3 x @1 piring 2-3 x @ 1/4piring

Nasi (sedang/penuh) (sedang/penuh)


Lauk 3 x @ 1-2potong( sedang/besar), 2-3 x @1potong(sedang

jenisnya;ikan,tahu,tempe,telor /besar), jenisnya: tempe


Sayuran 3 x @1/2-1mangkuk 1-2x @1/2mangkuk

sayur; jenis sayur; jenissayuran :


sayuran:sop,bayam,daunsingkong,k bayam,labu
acang dll
Buah 1-2x sehari/seminggu; 2-3x
Jenis:pisang,jeruk,salak,pepaya sehari/seminggu;jenis:pep
aya, pisang, jeruk
Camilan 2-3 x sehari;jenis: gorengan 2-3x sehari;jenis:biskuit
Pantangan Tidak Ada,Alasan : - Tidak Ada,Alasan : -

:
Keluhan: - Mual,Muntah,
86

nyeripunggung
Perubahan
selama
hamil
2)Minuma

n
Jumlah 10-12 gelasperhari; jenis:air putih 5-6 gelasperhari; jenis

total :susu,Air putih


Susu 0 gelasperhari;jenis : - 0 gelasperhari;jenis:-
Jamu
Keluhan:
Perubahan
selama
hamil
D. Elimin

asi
3) BAK
Frekuensi 4-5 x/hari 3-4 x/hari

perhari
Warna Putih Kuning
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Konsisten Cair Cair

si
4) BAB
Frekuensi 1x 1x

perhari
Warna Kuning Agak hitam
Konsisten Tidak ada Tidak ada

si
Keluhan Keras/lembek Keras/lembek
E. Person
87

al
Hygine
Mandi 2x sehari 2 x sehari
Keramas 3-4 x seminggu 1-2 x seminggu
88

GosokGigi 3-4 x sehari 1 - 2 xsehari

GantiPakaian 1-2 x sehari 1-2 x sehari


Celanadalam 2-3 x sehari 2-3 x sehari
Kebiasaanme Sandal jepit Sandal Jepit

makaialaskaki
Keluhan Tidak ada Tidak ada
D.Hubunganse 2-3 kali/ minggu Satu kali/minggu

xsual
Frekuensi 2-3 xseminggu Tidak pernah
Contact Tidak ada Tidak Ada

bleeding
Keluhan lain Tidak ada Tidak ada
Perubahansela Malas dan takut untu
k
mahamilini hubungan sex
E.

Istirahat/Tidur
Tidurmalam 6-8 jam 6-8 jam
Tidursiang 1 jam 1-2 Jam
Keluhan/masal Tidak ada Tidak ada

ah
Perubahansela Tidak ada

mahamilini
F.
Aktivitasfisikd
anolahraga
Aktivitasfisik( Aktifitas ibu rumah Aktifitas ibu rumah tangga
bebanpekerjaa tangga
n)
89

Olahraga 1-2 jenisnya :senam 1-2 jenisnya :senam prenatal yoga

Frekuensi 1-2x seminggu 1x seminggu


Perubahansela

mahamilini
G.

Kebiasaanyan
g
merugikanKes
ehatan
Merokokaktif Tidak Tidak
Lingkunganpe Tidak Tidak

rokok
Minumanberal Tidak Tidak

kohol
Obat-obatan Tidak Tidak
Napza Tidak Tidak
Aktifitasyang

merugikan

i. Pola PemenuhanKebutuhanTerakhir

Makan tanggal 27-05-2023 pukul 20.00 WIB jenis nasi dan telor, Minum,
tanggal 27- 05-2023 pukul 04.00 WIB, jenis air mineral BAK, tanggal 27-05-
2023 pukul 04.00 WIB
BAB, tanggal 27-05-2023 pukul 21.00 WIB Istirahat/tidur, tanggal 27-05-2023
pukul 21.30
j. Riwayat Psikososial-Spiritual (persiapan menghadapi persalinan)

1. Ibu, suami, dan keluarga sangat senang dengan persalinan ini

2. Ibu mengatakanibadahnyalancar

3. Mekanisme koping(cara pemecahan masalah): Musyawarah

4. Ibu tanggal serumah dengan: Suami


90

5. Pengambil keputusan utama dalam keluarga: Suami

6. Orang terdekatibu: Orang tua

7. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan persalinan:


Berdoa
8. Tingkat pengetahuanibu:

Hal-halyang sudah diketahu iibu :ibu belum mengetahui tentang


persalinan.
9. Lingkungan: Bersih dan ibu tidak mempunyai hewan peliharaan

10. Paparan dengan polutan:Tidak Ada

k. Seksual :Keluhan: Tidak ada

2. DATAOBYEKTIF:

1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. PemeriksaanUmum:
1) Keadaan umum : Baik Tensi : 110/70mmhg
2) Kesadaran : Composmentis Nadi : 78 x/mnt

3) BB sebelum/sekarang : 45 Kg / 60 Kg Suhu/T : 36,4oC


4) TB : 155 Cm RR : 22 x/mnt
5) LILA : 24 Cm IMT : 18.75 /25
b. PemeriksaanFisik

Kepala : kulitkepalabersih, tidakadamassa dan nyeritekan.


Rambut : Hitamtidakmudahdicabut
Muka : Simetris, tidakpucat

Mata : Simetris, Conjuntiva normal, sclera tidakiterik


Mulut : Bersih, gigi tidakada caries dan tidak berlubang
Hidung : Bersih, tidak ada ingus atau polip
Telinga : Simetris kanan dan kiri, tidak ada kotoran, tidak ada tanda
infeksi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

Dada : Bentuk simetris tidak ada tarikan dinding dada


91

Payudara : Ada pembesaran dalam batas normal


Perut : Tidak ada luka bekas operasi
Punggung : Normal, tidak tampak kelainan terdapat nyeri tekan
Ekstremitas :
Atas : Simetris, tidak ada kelainan
Bawah : Simetris, tidak ada odema
c. Status Obstetrik

1. Inspeksi:

 Muka : Tidakodema, tidak pucat, tidak ada cloasma


gravidarum
 Mamae : Areola hiperpigmentasi, putting menonjol, ada
pengeluaran colostrum
 Perut : Pembesaran normal, tampak gerakan janin, tidak ada
bekas operasi, terdapat strie gravidarum dan linea nigra.
 Vulva : Tidakada varices

2. Palpasi

 LeoplodI : TFU 3jari dibawah PX, Pada bagian fundus teraba


bagian bulat, lunak dan tidak melenting yaitu
bokong,
 LeoplodII : Pada abdomen kanan perut ibu teraba datar
memanjang seperti papanyaitupunggung (puka), dan
bagian kanan perut ibu teraba bagian bulat kecil-
kecil yaitu ekstermitas
 LeoplodIII : Bagian perut bawah ibu teraba bagian bulat, keras dan
melenting yaitu kepala janin, sudah masuk
PAP/Pintu Atas Panggul.
 LeoplodIV :penurunan bagian teraba bawah janin4/5 sudah masuk
PAP
3. Test osborn: Tidak dilakukan
4.TFU : 30 cm
5.TBJ : (30-11) x 155 = 2.945 gram

6. Auskultasi : DJJ : 142 x/menitFrekuensi: Normal

e. Pemeriksaan ekstrimitas : ekstremmitas atas dan bawah simetris kiri dan


92

kanan, gerakanaktif, tidak ada oedema. Perkusi ektremitas bawah Reflek


patella (+) kiri dan kanan
f. Pemeriksaanpanggul : Tidak dilakukan

g. Pemeriksaandalam tanggal 27-05-2023 , pukul 05.15 WIB

Indikasi : His teratur 3 x/10 menit dengan frekuensi 15 detik dan


keluar lender bercampur darah dari kemaluan ibu
Tujuan : untuk mengetahui ibu sudah masuk persalinan atau belum
Hasil :
□ Vagina/Vulva : blood slym

□ Pembukaan : 6 cm

□ Portio : tipis

□ Ketuban : utuh

□ Presentasi : kepala

□ Posisi /penunjuk : ubun-ubun kecil kanan depan

□ Penurunan : Hodge III


Kesimpulan :Inpartu kala I FaseAktif
g. Pemeriksaan Penunjang : HB 12 gr%

3. ANALISA

D. DiagnosaIbu: Ny.T umur 25 tahun G1P0A0 Usia kehamilan 40 minggu


inpartu kala 1 faseaktif.
Dasar diagnosa :

- Ibu mengatakan hamil anak pertama tidak pernah keguguran, usia


kehamilan 9 bulan.

- - HPHT : 22 - 05– 2023

- Tanda-tandavital :

Tekanan Darah :110/70mmhg Temperatur : 36,4°C


RR : 20 x/menit
Berat Badan : 60 kg
93

- Tinggi Badan: 155 cm


- IMT 24
Pols : 78 x/menit

- Palpasi :

Leoplod I : TFU 3jari di bawah PX, Pada bagian fundus teraba bagian
bulat, lunak dan tidak melenting yaitu bokong,
LeoplodII : Pada abdomen kanan perut ibu teraba datar memanjang
seperti papan yaitu punggung (puka), dan bagian kanan perut ibu teraba
bagian bulatkecil-kecil yaitu ekstermitas
LeoplodIII : Bagian perut bawah ibu teraba bagian bulat, keras dan
melenting yaitu kepala janin, sudah masuk PAP/Pintu Atas Panggul.
LeoplodIV :Divergen penurunan bagian terbwah janin4/5
Test osborn: Tidak dilakukan
TFU : 30 cm

TBJ : (30-11) x 155 = 2.945 gram

Auskultasi : DJJ : 142 x/menitFrekuensi: Normal

- Tanda PastiPersalinan :

Pemeriksaandalam tanggal27-05-2023 , pukul 05.15 WIB

Indikasi : His teratur 3x dalam 10 menit frekuensi 20detik dan


keluar lender bercampur darah dari kemaluan ibu
Tujuan : untuk mengetahui ibu sudah masuk persalinan atau belum
Hasil : Vulva vagina bloodslym, serviks mendatar portio teraba
lunak dan tipis, pembukaan 6 cm, selaput ketuban (+), presentasi
belakang kepala, penurunan kepala Hodge 3.
- PemeriksaanPenunjang : HB 12 gr%
E. Masalah : Ibu merasa cemas dan tidak nyaman dengan nyeri
persalinan yang dialami
F. Kebutuhan : - KIE tentang birthing ball atau bola persalinan
untuk mengurangi nyeri persalinan pada ibu.

4. PENATALAKSANAAN Tanggal 27-05-2023 Pukul 05.40 wib

1. Memberitahu Ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan


94

yaitu keadaan umum ibu baik, kesadaan composmentis, TD 110/70


mmHg, N 78x/m, BB 60 Kg, T 36,4 C, TB 150 Cm, R 22x/m, DJJ
140x/m, TBJ bayi 2940 gr, hasil pemeriksaan dalam ketuban utuh, serviks
mendatar, portio teraba lunak dan tipis pembukaan 6 cm, presentasi
terbawah bayi belakang kepala, sudah ada penurunan kepala janin di
hodge3, HB ibu normal 12 gr%, saat ini ibu sudah memasuki fase
persalinan kala 1 faseaktif.
Rasionalisasi:Agar ibu mengetahui hasilpemeriksaan yang telah dilakukan
oleh Bidan sehingga ibu dan keluarga paham apa terjadi pada kondisi ibu
saat ini.
Evaluasi: Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
dan ibu dan keluarga berharap persalinan berjalan lancar, sehat ibu dan
bayi.
2. Menjelaskan kepada ibu dan suami tentang rasa nyeri yang dialami ibu
merupakan nyeri persalinan yang biasa terjadi pada tahap persalinan.
Penyebab nyeri persalinan diakibatkan dari berbagai factor seperti
kontraksi rahim, regangan dasar otot panggul, episiotomi, dan kondisi
psikologis. Pada kondisi psikologis, nyeri dan rasa sakit yang berlebihan
akan menimbulkan rasa cemas, kecemasan dapat meningkatkan timbulnya
stress, kondisi stress dapat mempengaruhi kemampuan tubuh menahan
rasa nyeri. (Bobak, Lowdwemilk, 2012).
Rasionalisasi:Agar ibu dan suami mengerti penyebab terjadinya nyeri pada ibu,
sehingga ibu dan suami tidak cemas dengan keadaan ibu saat ini.
Evaluasi: Ibu dan suami sudah mengerti dan mengetahui penyebab rasa
nyeri pada ibu, suami mengatakan akan terus member dukungan pada ibu
agar lebih rileks dan tidak cemas.
4. Memberikan KIE pada ibu dan suami tentang metode alternative untuk
mengurangi nyeri persalinan yaitu dengan menggunakan bola
persalinan/brith ball.

Rasionalisasi: Latihan birth ball adalah latihan atau gerakan tubuh


sederhana menggunakan bola yang dapat di gunakan pada saat hamil,
melahirkan, dan pasca melahirkan bertujuan sebagai pengurang rasa
nyeri nonfarmakologi dan juga mencoba meningkatkan komponen
95

asuhan yang bersifatemosional dan psikologis (Leung, Regina W2013).


Pada saatpersalinan, penggunaan birthball dapat membantu mengatasi
nyeri persalinan, mengurangi nyeri akibat kontraksi, menurunkan
kecemasan dan memperpendek lama kala I persalinan (Taavoni 2010).
Penggunaanbirth ball juga dapat membantu ibu bersalin untuk
melakukan perubahan posisi yang dapat membantu ibu untuk melawati
proses persalinan secara efektif (Gau,Ling, n.d.).
Evaluasi :Ibu mengatakan bersedia untuk melakukan latihan brith ball.

5. Menilai tingkat nyeri ibu sebelum melakukan latihan brith ball/bola


persalinan menggunakan skala intensitas nyeri numerik (nyeri VAS).

Rasional :Dengan menilai tingkat nyeri ibu maka akan diketahui seberapa
besar perubah nyeri yang dirasakan ibu sebelum dan sesudah melakukan
latihan brithball.
Evaluasi: Tingkat nyeri ibu sudah dinilai dengan derajat nyeri VAS
sebelum intervensi menunjukan skala 7 (nyeri berat).
6. Mengajarkan ibu melakukan metode latihan brithball/bola persalinan
selama 30 menit, dengan 3 gerakan latihan.Kemudian dinilai setiap 30
menit. pada 30 menit pertama menggunakan teknik duduk dibola dan
bersandar kedepan sambil menggerakkan pinggul mengikuti aliran
menggelinding bola,lakukan fase istirahat dengan bersandar kedepan pada
kursi atau pendamping, 30 menit kedua dengan posisi berlutut dan
bersandar diatas bola, dengan gerakan tetap merangkul bola menggerakkan
badan kesamping kanan dan kiri mengikuti aliran menggelinding bola, 30
menit ketiga gerakan jongkok dan bersandar pada Bola dengan cara

meletakkan bola menempel pada tembok atau papan sandaran, Ibu duduk
dilantai dengan posisi jongkok dan membelakangi atau mmenyandar pada
bola, Sisipkan latihan tarikan nafas dalam pada posisi ini, melakukan
gerakan ini selama5-10menit.
Rasional :latihan yang terstruktur dan terintegrasiakan memberksan hasil
yang diharapkan.
Evaluasi : Ibu telah melakukan latihan brithball selama 30 menit. Menilai
96

ulang tingakat nyeri ibu setelah dilakukan intervensi brithball selama 30


menit, dengan menggunakan skala nyeri yang sama yaitu skala intensitas
nyeri numerik.
7. Menilai tingkat nyeri ibu setelah melakukan latihan brith ball/bola
persalinan menggunakan skala intense tas nyeri numerik (nyeri VAS).
Rasional :Untuk mengetahui perubahan tingkat nyeri ibu setalah di
lakukan intervensi latihan brithball.
Evaluasi: Tingkat nyeri ibu setelah intervensi sudah dinilai dengan hasil
skala 5 (nyerisedang), 5 (nyerisedang), 5 (nyerisedang).
8. Melakukan Asuhan sayang ibu pada persalinan kala I seperti menghargai
privasi ibu, menganjurkan ibu untuk minum dan makan makan an ringan
bila ia menginginkan, member dukungan emosional , mempersilah kan
kekamar mandi dll.
Rasional :Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya,
kepercayaan dan keiinginan sang ibu (JNPK-KR, 2014). Dengan
melakukan asuhan sayang ibu di harapkan ibu merasa aman dan nyaman
Evaluasi :Asuhan sayang ibu pada kala I sudahdilakukan dan
ibumerasaaman dan nyaman.
9. Menyiapkan alat untuk proses persalinan seperti partus set steril, air DTT,
underpet, perlengkapan bayi dan perlekapan ibu.
Rasional :alat yang steril dapat mencegah infeksi pada ibu dan bayi,
perlengkapan yang lengkap akan membantu dalam persiapan menyambut
persalianan.

Evaluasi : Alat sudah steril dan sudah siap untuk dipakai, perlengkapan
lain sudah selesaikan disiapkan.
10. Memantau kemajuan persalinan kala 1 dengan mengunakan partograf,
tensi pembukaan serviks, penurunan bagian terbawah janin setiap 4 jam
sekali, DJJ, nadi, dan frekuensi kontaksi 30 menit sekali.
Rasionalisasi:partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala
satu persalinan dan informasi untuk melihat keputusan klinik (JNPK-KR,
2014).
97

Evaluasi :pemantauan Kalla I sudah dilakukan dengan hasil :

Penurunan
Jam TD Nadi Suhu DJJ Kontrraksi uterus Pembukaan kepala Ketuban BAK

05.00 110/70 152 3 x/10 menit, durasi


88 x/menit 36,2°C 6 2/5 Utuh 150cc
WIB mmHg x/menit 20-40 detik

06.00 150 4 x/10 menit, durasi


- 88 x/menit - - - - -
WIB x/menit 20-40 detik

07.00 150 4 x/10 menit, durasi


- 86 x/menit - 40-50 detik - - - -
WIB x/menit

08.00 152 5 x/10 menit, durasi


- 86 x/menit - - - - -
WIB x/menit 50-60 detik

09.00 110/70 152 5 x/10 menit, durasi


86 x/menit 36,2°C 10 5/5 Jernih 150cc
WIB mmHg x/menit 50-60 detik

Kala II tanggal 27-05- 2023 ( 09.00-09.45 wib)

Nama Pasien: No. RM : 705/V/2022 Ruang :


Ny. T Bersalin

Umur : 25 Tanggal: 27-05-2023


tahun

Tanggal/Jam: Catatan Perkembangan Nama dan


(SOAP) Paraf

27-05-2023 S = Ibu mengatakan kenceng-kenceng semakin Bidan


sering, keluar air-air seperti kencing dari ELIZABETH
98

Jam 09.00 kemaluan ibu, dan ibu merasakan keinginan


WIB untuk meneran seperti ingin BAB.

O= - Tanda-tanda vital : Keadaan umum Baik,


TD 110/70 mmHg, Nadi 80 x/m, R 22x/m, suhu
Jam 09.00
36,7 ◦C.
WIB

- Inspeksi : terlihat tekanan pada anus,


perinium menonjol, vulva membuka terlihat
bagian terbawah janin didepan vulva.
- Auskultasi : DJJ 138x/m teratur.

- Palpasi : His : 4x dalam 10 menit lamanya 45


detik, sifat kuat dan teratur, Penurunan Kepala
2/5.
- Pemeriksaan dalam, indikasi keluar air
ketuban dan his teratur, tujuan untuk
mengetahui ibu sudah memasuki persalinan
kala II atau belum, hasil vulva bloodslym,
dinding vagina licin, portio tidak teraba,
pembukaan 10 cm (lengkap), ketuban (-), air
ketuban jernih, presentasi kepala, kepala
diHodge IV

A= Analisa

Dx. Ibu Ny R umur 25 tahun G1P0A0 usia

kehamilan 40 minggu dengan inpartu kala II


99

Jam 09.00 Dasar Diagnosa :


WIB

- Ibu mengatakan kenceng-kenceng semakin


sering, keluar air-air seperti kencing dari
kemaluan ibu, dan ibu merasakan keinginan
untuk meneran seperti ingin BAB.
- Tanda-tanda vital : Keadaan umum Baik, TD
110/70 mmHg, Nadi 80 x/m, R 22x/m, suhu
36,7 ◦C.
- Inspeksi : terlihat tekanan pada anus,
perinium menonjol, vulva membuka terlihat
bagian terbawah janin didepan vulva.
- Auskultasi : DJJ 140x/m teratur.

- Pemeriksaan dalam, indikasi keluar air


ketuban dan his teratur, tujuan untuk
mengetahui ibu sudah memasuki persalinan
kala II atau belum, hasil vulva vagina
bloodslym, portio tidak teraba, pembukaan 10
cm (lengkap), ketuban (-), air ketuban jernih,
presentasi kepala, UUK pada jam 12.00,
kepala diHodge IV.

P = Pelaksanaan

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan baik,


pembukaan lengkap dan ibu sudah masuk
masa persalinan kala II.

Rasional : Dengan menjelaskan kondisi klien


Jam 09.15
saat ini maka klien akan tenang mengetahui
WIB
kondisinya dalam keadaan baik dan akan
100

semangat menghadapi persalinan.


Evaluasi : Ibu sudah mengatehui hasil
pemeriksaan dan mengatakan akan
bersemangat dalam menghadapi persalinan.

2. Mengahadirkan suami atau keluarga saat


bersalin sesuai keinginan ibu.
Rasional :Kehadiran orang terdekat akan
membangun semangat mental dan spiritual
ibu.
Evaluasi :Suami berada didekat ibu dan
bersedia mendampingi dan member semangat
pada ibu pada ibu baik mental dan spiritual.
3. Mengatur posisi ternyaman ibu untuk
meneran dan mengajarkan ibu cara meneran
yang benar yaitu disaat kontraksidatang.
Rasional :Posisi ternyaman dan cara
meneran yang benar akan membantu
kemajuan proses persalinan dan memberikan
asuhan sayang ibu.
Evaluasi : Ibu memilih posisi setengah
duduk dan ibu mengatakan akan meneran
yang benar sesuai yang diajarkan bidan.
4. Melakukan pertolongan persalinan sesuai 58
langkah APN.
Rasional : 58 langkah APN merupakan SOP
dalam melakukan pertolongan persalinan
kala II.
Evaluasi : Bayi lahir spontan hidup langsung
menangis pada tanggal 27-05-2023 pukul
09.45 WIB, jeniskelamin Perempuan, bb/pb

3000/49 cm,A/S 9/10, anus (+), cacat (-).


101

5. Meletakkan bayi diatas perut ibu skin to skin


untuk IMD dengan tetap menjagaa
kehangatan bayi, kemudian sambil
melanjutkan pertolongan persalinan kala III
pada ibu
Rasional : IMD skin to skin bermanfaat
untuk membangun kedekatan pada ibu,
merangsang kontraksi, serta menghangatkan
bayi dalam pelukan ibu.
Evaluasi : Bayi sudah berada di atas perut
ibu skin to skin untuk IMD.

KALA III Tanggal 27- 05- 2023 (09.45 – 09.50)

Nama No. RM : 705/V/2023 Ruang :


Pasien: Bersalin
Ny. T

Umur : Tanggal: 27-05-2023


25 tahun

Tanggal/ Catatan Perkembangan Nama


Jam: (SOAP) dan
Paraf

27-05- S = Ibu mengatakan merasa lega karena bayi telah lahir


dan ibu mengatakan merasakan mules pada perut bagian
2023
bawah.

O= - Bayi lahir spontan tanggal 27-05-2022 jam 09.45


Jam
WIB, jenis kelamin perempuan BB/PB 3000/49 bayi
09.45
102

WIB menangis kuat, warna kulit kemerahan, VU kosong, TFU


setinggi pusat.

A= Analisa

Ny T umur 25 tahun P1A0 dalam inpartu kala III

Dasar Diagnosa :

Data Subjektif :

- Ibu mengatakan merasa lega karena bayi telah lahir dan


ibu mengatakan merasakan mules pada perut bagian
bawah.

Data objektif

Bayi lahir spontan tanggal 23-05-2023 jam 09.45 WIB,


jenis kelamin perempuan,PB/BB 3000/49 cm bayi
menangis kuat, warna kulit kemerahan, VU kosong, TFU
setinggi pusat.

Masalah : Tidak ada

P = Pelaksanaan

1. Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu dan bayi saat ini


baik, dan ibu memasuki kala III (proses mengeluarkan
plasenta).
Jam
09.46 Rasional : Dengan menjelaskan kondisi klien dan
WIB bayisaat ini maka klien akan tenang dalam menghadapi
kala III.
Evaluasi : Ibu sudah mengatehui kondisi ibu dan bayi
saat ini dan ibu merasa senang.
2. Melakukan manajemen aktif kala III :
103

 Memakai sarung tangan

 Memeriksa kembali uterus dengan meraba abdomen


untuk memastikan tidak ada janin kedua
 Menjelaskan kepada ibu dirinya akan disuntik agar
uterus berkontraksi dengan baik,
 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan
injeksi oksitosin IM 1/3 paha atas bagian distal
lateral,
 Melakukan IMD (inisiasi menyusui dini)

 Memindahkan klem tali pusat 5-10 Cm dari vulva

 Melakukan PTT (peregangan Tali Pusat Terkendali)

 Tangan kiri melakukan dorsa cranial hingga palsenta


lepas dan tangan kanan melakukan PTT
 Saat plasenta muncul diintroitus vagina, lahirkan
plasenta dengan kedua tangan pegang putar plasenta
hingga selaput ketuban terpilin, kemudian lahirkan
dan tempatkan plasenta pada wadahnya.
 Lakukan masase uterus sampai uterus berkontraksi
dengan baik,
 Evaluasi laserasi jalan lahir pada vagina dan
perenium
 Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan.
 Cuci sarung tangan dengan larutan klorin dan rendal
dalam keadaan terbalik
 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir

Rasional :Manjemen aktif kala III merupakan standar


opersional prosedur dalam Kala III/ proses
mengeluarkan plasenta.
Evaluasi :janin tunggal, plasenta lahir tanggal 23-05-

2023 pukul 09.50 WIB secara spontan.


104

3. Mengajarkan ibu atau suami untuk memasase fundur


searah jarum jam.
Rasional : masase fundus uteri dapat membantu uterus
berkontrsi dengan cepat sehingga mencegah perdarahan
atau atonia uteri pada ibu
Evaluasi : Ibu sudah memasase fundusnya searah jarum
jam sesuai yang diajarkan bidan.
4. Memeriksa kelengkapan plasenta

Rasional : Dengan mengecek kelengkapan plasenta


dapat diketahui sisa plasenta sisa masih tertinggal atau
tidak.
Evaluasi : Dari sisi maternal kotiledon lengkap, dari sisi
fetal tali pusat disentral, terdapat 2 arteri 1 vena, selaput
corion utuh (lengkap).

KALA IV Tanggal 27-05-2023 ( 09.50-11.50)

Nama No. RM : 705/V/2023 Ruang :


Pasien: Ny. Bersali
T n

Umur : 25 Tanggal: 27-05-2023


tahun

Tanggal/Jam Catatan Perkembangan Nama


(SOAP) dan
:
Paraf

23-05-2023 S = Ibu mengatakan perutnya masih merasa mules.


105

Jam 09.50 O= Kontraksi uterus baik, TFU 3 jari dibawah pusat,

WIB Kesadaran ibu Composmentis, Keadaan umum baik,


Jam 09.50 TTV : TD 110/70 mmHg, suhu 36,8 C, nadi 80x/m, R
WIB 24 x/m, VU kosong, darah yang keluar 15 cc, tidak ada
robekan jalan lahir.

A= Analisa

Ny T umur 25 tahun P1A0 dalam inpartu kala IV


Dasar Diagnosa :
Data Subjektif :

- Ibu mengatakan perutnya masih merasa


mules. Data objektif
Kontraksi uterus baik, TFU 3 jari dibawah pusat,
Kesadaran ibu Composmentis, Keadaan umum baik,
TTV : TD 110/70 mmHg, suhu 36,8 C, nadi 80x/m, R
24 x/m, VU kosong, darah yang keluar 150 cc, tidak ada
robekan jalan lahir.Masalah : Tidak ada

P = Pelaksanaan

1) 1Mengajarkan kepada ibu tentang masase fundus


uteri dan memberikan penjelasan tentang tanda
kontraksi uterus normal yaitu uterus teraba keras,
segera melaporkan kepada bidan jika fundus uteri
tidak bulat dan keras dan disertai semburan darah dari
jalan lahir.
Rasionalisasi : Dengan memberikan edukasi kepada
ibu tentang observasi kontraksi uterus maka ibu dapat
melakukan deteksi dini jika terjadi komplikasi
Evaluasi : ibu dapat melakukan masase fundus uteri
106
107

dengan benar

2) Melakukan pemantauan tanda vital (Tekanan darah,

Nadi, Suhu ), Kontraksi uterus, Tinggi fundus uteri,

Kandung kemih dan jumlah perdarahan setiap 15

menit sekali pada 1 jam pertama,dan melakukan

pemantauan setiap 30 menit pada 1 jam kedua.

Rasionalisasi : Dengan melakukan observasi 2 jam

Kala IV persalinan sesuai standar akan dapat

mendeteksi kemungkinan timbulnya komplikasi

perdarahaan 2 jam pasca salin.

Evaluasi:

Jam Waktu TD Nadi Suh TFU Kontrraksi Kandun Perdarahan

uterus g kemih

ke

I 09.50- 110/7 82 36,6 Sepus Keras Kosong 50cc


0 at

10.05

10-05 110/7 84 36,8 Sepu Keras Kosong 50cc


sa

10.20 0 t

10.20- 110/7 84 36,6 Sepu Keras 250 cc 20cc


sa

10.35 0 t

10.35- 110/7 82 36,6 Sepu Keras Kosong 20cc


sa

10.50 0 t

0
108

II 10.50- 110/7 82 36,6 Sepu Keras Kosong 20cc


sa

11.20 0 t

11.20- 110/7 82 36,6 Sepu Keras 250 cc 20cc


sa

11.50 0 t
109

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS TERHADAP NY.T UMUR 25TH


P1A0 DI PMB ELIZABETH MARULIANA S.Tr.Keb
LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2023

PENGKAJIAN

Tanggal : 27 -05- 2023

I. DATA SUBJEKTIF

A. IDENTITAS
Istri Suami
Nama : Ny.T Nama : Tn.U
Umur : 25 tahun Umur : 30 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : WiraSwasta

Alamat :Bakauheni Kec.Bakauheni L.S


No.HP :-
B. ANAMNESA

1. AlasanKunjungan

Ibu mengatakan perut bagian bawah mulas, melahirkan tanggal 27-05-


2023 pukul 09.45 WIB.
2. Keluhan Utama

Ibu merasa cemas, perut bagian bawah masih mulas, ASI belum lancar

3. Riwayat Persalinan

Waktu melahirkan tanggal 27-05-2023 pukul 09.45 WIB


110

JenisKelamin : Perempuan
BeratBadan : 3000 gram
Panjang Badan : 49 cm
APGAR SCORE : 9/10
Jenis Persalinan : normal spontan
Tempat Bersalin : PMB elizabeth
Placenta :
Berat plasenta : ± 500 gram
Diameter : 20 cm
Tebal : 2,5 cm
Panjang tali pusat : 45 cm
Insersi : sentralis
Kotiledon : lengkap

Lama Persalinan : JumlahPerdarahan :

Kala I : 8 jam Kala I: blod slym

Kala II : 45 menit Kala II: ± 100 cc


Kala III : 10 menit Kala III : ± 50 cc
Kala IV : 2 jam Kala IV : ± 150 cc
Jumlah : 10 jam 55 menit Jumlah : ± 300 cc
4. Riwayat Kehamilan

Trimester I : 1x ANC di PMB


Keluhan : Mual Muntah
Terapi : B6,Antacid, Asam Folat
Trimester II : 1x ANC di PMB
Keluhan : Pusing kadang – kadang
Terapi : Fe,Vitamin C dan Calcium
Trimester III : 4x ANC di PMB
Keluhan : Nyeri Punggung pada kehamilan 9
bulan
Terapi : - Calcium,Fe, Vitamin C

- Mengurangi nyeri dengan gymball (bola

kelahiran)
111

5. Riwayat Kesehatan Sekarang

Mobilisasi : ibu mengatakan sudah bisa melakukan mobilisasi miring


kanan kiri, duduk, serta sudah dapat ke kamar mandi sendiri untuk
BAK

6. KeadaanPsikososial

a. Keadaan Psiko

1) Penerimaan ibu terhadap kelahiran bayi

Ibu sangat bersyukur bayi lahir dengan sehat. Namun saat ini
ASI ibu belum lancar keluarnya, ibu cemas karena payudaranya
sebelah kanan dan kiri bengkak ibu takut bayinya tidak
terpenuhi asupannya.
2) Tanggapan ibu terhadap masa nifas

Ibu mengerti tentang keadaan masa nifas yaitu ibu akan


mengalami masa pemulihan yang ditandai dengan keluarnya
darah dari jalan lahir selama 40 hari.
b. Keadaan Sosial

1) Tanggapan keluarga terhadap kelahiran bayi

Ibu dan keluarga senang dengan keadaan bayinya yang sehat,


bayi sangat dinantikan kelahirannya. Saat ASI keluarnya tidak
lancar dan payudara membengkak serta ibu bayi emosi dengan
keadaannya saat ini keluarga menjadi sedih karena ibu kesakitan
bila payudaranya tersenggol
2) Orang yang tinggal satu rumah dengan ibu

Tinggal satu rumah dengan suami dan ibu kandung serta


adiknya. Ibu kandungnya sangat baik, dan membantu ibu dalam
mengurus bayinya.
3) Pemecahan masalah dari ibu

Pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah dari ibu atas


kesepakatan antara ibu dengan suami.
7. Riwayat Kesehatan Keluarga
112

a. Penyakit yang pernah/sedang diderita

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit apapun dan tidak


pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya.
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga

Ibu mengatakan di dalam keluarga juga tidak pernah ada yang


menderita penyakit apapun baik darah tinggi maupun gula tinggi
8. Pola Kebutuhan Dasar Nifas

a. Eliminasi

- BAK : 1x setelah persalinan

- BAB : belum BAB

b. Nutrisi : makan 3x sehari

c. Istirahat : ibu tidur setelah 2 jam postpartum

d. Aktivitas : tidakmelakukan senam nifas


mobilisasi miring kanan kiri
e. Personal hygine : 2 x badan di bersihkan dengan air bersih

II. DATA OBJEKTIF

A. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

Status emosional : stabil


Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg

N : 80 x/menit

T : 36,7º C

R :18x / menit

B. Pemeriksaan fisik

Kepala: rambutbersih, tidak ada kotoran dan ketombe


113

1. Muka: tidak oedema, tidakadacloasma gravidarum

2. Mata : kelopak matatidak odema, konjungtivaan anemis


sklera an ikterik
3. Mulut dan gigi: bibirtidak pucat, lidahbersih, gusitidak berdarah
gigi dan gerahamtidak ada lubang dan caries
4. Leher:tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar getah bening,
vena jugularis
5. Dada

Jantung : normal bunyi lup dup

Pernafasan : normal tidak ada whezing,ronchi

Payudara : normal

Pembesaran : normal

Putting susu : menonjol

Simetris : ya

Benjolan : tidak ada

Rasa nyeri : tidak ada

Pengeluaran ASI : colostrum

6. Abdomen

Luka bekas oprasi : tidak ada


Strie gravidarum : alba
Linea gravidarum : nigra

Kontraksi : baik

Benjolan : normal

Kandung kemih : kosong

7. Ektermitas

Tangan : normal

Kaki : normal

Oedema : tidak ada


114

Varises : tidak ada

Reflek patella : positif

8. Anogenetal
Vulva dan vagina : kemerahan
Perenium : tidak ada laserasi
Anus : tidak ada hemoroid
Pengeluaran vagina : lochea rubra

III. ASSESMENT

1. DIAGNOSA

Ny. T usia 25 tahun P1A0 nifasharike 1.

2. DASAR

a. Subjektif

- Ibu mengatakan melahirkan anak pertama pada tanggal 27 mei 2023


pukul 09.45 WIB dengan BB : 3000 gr,PB : 49 cm, JK : Perempaun
- Ibu mengatakan perut bagian bawah masih terasa mulas.

- Ibu mengatakan ASInya sudah keluar tetapi masih sedikit.

b. Objektif

- KU : baik

- Kesadaran : composmentis

- TTV : TD : 110/70 mmhg, N : 81x/menit, R : 18x/menit, S :


36,7ºC
- Kontraksi uterus : baik

- TFU : sepusat

- Pengeluaran : lochea rubra

c. MASALAH : ibu mengatakan perut bagian bawah masih terasa mulas.

d. KEBUTUHAN:

KIE Fisiologis Nifas tentang perut mulas.


115

KIE tentang tehnik menyusui dan cara perawatan payudara

IV. PLANNING

1. Memantau keadaan umum ibu

- KU : baik

- Kesadaran : composmentis

- TTV : TD : 110/70 mmhg, N : 81x/menit, R : 18x/menit, S : 36,7ºC

- Kontraksi uterus : baik

- TFU : sepusat

Rasional : agar keadaan umum ibu terpantau dengan baik


Evaluasi : ibu sudah mengetahui keadaannya
2. Menjelaskan pada ibu rasa mulas yang dialami

Rasional: rasa mulas yang dialami merupakan hal normal karena proses
involusi uterus untuk mengembalikan uterus kebentuk semula sebelum
hamil
Evaluasi : ibu sudah mengerti

3. Mengajarkan dan membantu ibu untuk massase uterus


Rasional : untuk mengurangi rasa mulas
Evaluasi : ibu mengertisetelahdiajari.

4. Memberikan edukasiasupan nutrisi yang cukup seperti nasi,sayur yang


mengandung karbohidrat dan protein,kalsium dll.
Rasional : agar membantu pembentukan energi ibu.

Evaluasi : ibu sudah diberi asupan nutrisi makanan dan minuman

5. Menjelaskan tanda bahaya nifas, seperti demam tinggi, payudara


bengkak, perdarahan banyak
Rasional : agar ibu segera ketenaga kesehatan jika ada tanda bahaya
nifas.
Evaluasi : ibu sudah mengertitentangtanndabahayanifas

6. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa


tambahan seperti madu,air putih atau makanan lainnya
116

Rasional : ASI adalah makanan penting bagi bayi karena ASI


mengandung gizi yang cukup yang dibutuhkan bayi untuk pertumbuhan
dan perkembangannya.
Evaluasi : ibu mengerti dan akanmemberikan ASI sajaselama 6 bulan

7. Menganjurkan ibu untukmelakukan perawatan payudara dengan cara


breastcare dan pijat oksitosin
Rasional : untuk memperlancar produksi ASI

Evaluasi : ibu mengerti dan bersediamelakukanperawatanpayudara

8. Memberikan ibu terapi obat tablet Fe 1x1 pada malam hari dengan dosis
50mg, dan vitamin c 1x1 pada pagi hari dengan dosis 50mg,dan vitamin
A warna merah dengan dosis 200.000 IU.
Rasional : untuk menambah darah dan menambah energi ibu serta
membantu penyerapan zat besi pada ibu.
Evaluasi : ibu sudah meminum obat yang diberikan

9. Menagnjurkan kepada ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu setelah


postpartum
Rasional : dengan kunjungan ulang dapat memantau keadaan ibu dan
bayinya
Evaluasi : ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan ulang
117

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. T DENGAN BBL NORMAL


UMUR 0 HARIDI PMB ELIZABETH MARULIANA,S.Tr.Keb
LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2023

PENGKAJIAN :Tanggal : 27 -05-2023 Jam :10.00wib

I. DATA SUBYEKTIF

A. Identitas

1. Identitas Bayi

Nama : By. Ny. T

Umur : 0 hari

Tanggal lahir : 27-05-2023 pukul 09.45 WIB

2. Identitas Orang Tua/Wali

Nama : Ny. R

Umur : 25 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia


118

Alamat : Bakauheni,Lampung Selatan


B. Anamnese

1. Riwayat Kehamilan

Hamil : 1 (dua)

Frekuensi ANC : 6 kali

Imunisasi TT : T5
Kenaikan BB Hamil : 15 kg
Kejadian Waktu Hamil :
a. Trimester I : Mual,muntah pagi hari

b. Trimester II : Tidak ada masalah

c. Trimester III : Tidak ada masalah

Riwayat penyakit/kehamilan

a. Perdarahan : tidak ada

b. Eklampsia : tidak ada

c. Pre eklampsia : tidak ada

d. Penyakit Kelamin : tidak ada

e. Penyakit Lain : tidak ada


Kebiasaan waktu hamil

a. Makanan : 3x sehari,porsi sedang,jenis konsumsi :


nasi, sayur, lauk
b. Obat-obatan/jamu : Tidak ada konsumsi jamu dan obat kecuali
suplemen tablet tambah darah dan kalsium
c. Merokok : tidak ada

d. Lain-lain : tidak ada


Komplikasi Persalinan
Ibu : tidak ada
2. Riwayat persalinan

a. Lama kala I : 4 jam

b. Lama kala II : 45 menit


119

c. Warna air ketuban : jernih

d. Jenis persalinan : Spontan, pervaginam presentasi belakang kepala

e. Usia kehamilan : 39 minggu

f. Jam/tanggal/lahir : 09.45 wib / 11-09-2022

g. Jenis kelamin : Perempuan

h. BB/PB : 3000 gram / 49 cm

II. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
KU : baik
Kesadaran : composmentis, bergerak aktif

Keadaan bayi baru lahir : Bayi lahir hidup spontan pervaginam,


menangis kuat

III. ANALISA DATA

Diagnosa : Bayi Ny.T cukup bulan sesuai masa kehamilan .


Dasar :
a. Bayi lahir hidup, menangis kuat, riwayat persalinan spontan pervaginam
presentasi belakang kepala, usia kehamilan 40 mingguTanggal 27 mei
2023 Pukul 09.45 WIB
b. Keadaan umum : Baik,kesadaran : composmentis,bergerak aktif

Masalah : tidak ada

Kebutuhan :

a. Membersihkan saluran nafas

b. Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat

c. Mengikat dan memotong tali pusat

d. Melakukan IMD
120

e. Memantau tanda bahaya

f. Memberikan suntikan Vit.K,salp mata antibiotik pada kedua mata, dan


imunisasi HB0
g. Melakukan pemeriksaan fisik

IV. PENATALAKSANAAN

1. Membersihkan saluran nafas dengan mengusap mulut dan hidung bayi


segera setelah bayi lahir

Rasionalisas : Dengan membersihkan lendir yang dimulai dari saluran


terbesar yaitu mulut kemudian mengusap hidung dapat memicu
berkembangnya paru-paru ,pada alveoli akan terjadi peningkatan tekanan
oksigen, sebaliknya tekanan karbon dioksida akan mengalami penurunan,
hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan resistensi pembuluh darah dari
arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan ductus arterosus menutup.
Evaluasi : Bayi menangis spontan, pergerakan otot aktif, warna kulit
kemerahan.

2. Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan cara mengeringkan
tubuh bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan handuk yang kering
dan bersih. Dikeringkan mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lain
kecuali punggung tangan bayi karena bau cairan amnion pada tangan bayi
membantu bayi mencari puting susu ibunya(tanpa menghilangkan vernik
casiosa). Setelah dikeringkan selimuti bayi dengan kain kering dan bersih
dan tunggu 2 menit sebelum tali pusat di klaim.

Rasionalisasi : Sesaat sesudah lahir, bila bayi dibiarkan dalam suhu


ruangan 25ºC maka bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi,
konveksi, konduksi dan radiasi. Suhu lingkungan yang tidak baik akan
menyebabkan bayi hipotermi dan trauma dingin (cold injury)

Evaluasi : Bayi telah dikeringkan dengan handuk kering dan bersih,


setelah itu diselimuti.

3. Mengikat dan memotong tali pusat 2 menit pasca lahir dengan tehnik
aseptik.
121

Rasionalisasi : Dengan menunda 30 detik sampai dengan 3 menit


pengikatan dan pemotongan tali pusat maka transfer darah ekstra 80 ml ke
bayi sehingga terjadi peningkatan feritin serum dan total zat besi tubuh
selama tahun pertama kehidupan bayi

Evaluasi : Tali pusat telah terpotong 3 cm dari dindng perut (pangkal


pusat bayi).

4. Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengam meletakkan bayi


tengkurap skin to skin di dada ibu.

Rasionalisasi : Kadar gula darah tali pusat 65 mg/100 ml akan menurun


menjadi 50 mg/100 ml dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi tambahan
di butuhkan neonatus pada jam pertama sesudah lahir normal diambil dari
metabolisme asam lemak sehingga kadar gula akan mencapai 120 mg/100
ml hal itu diperoleh dari colostrum
Evaluasi : Bayi dapat menemukan puting susu dan menyusui IMD
berhasil.

5. Memberikan identitas bayi berupa gelang


Rasionalisasi : Memasang gelang pada lengan bayi sebagai tanda pengenal
yang berupa nama orang tua, tanggal, jam lahir, jenis kelamin untuk
identitas bayi

Evaluasi : Lengan bayi sudah terpasang gelang.


6. Memantau tanda bahaya pada bayi dengan mengukur tanda-tanda vital
Rasionalisasi : Dengan mengukur tanda vital kesehatan fisik secara umum
dapat diketahui guna mendeteksi atau memantau adanya tanda bahaya
pada bayi baru lahir (gangguan pernafasan, hipotermi)

Evaluasi : hasil pemerisaan tanda-tanda vital dalam batas normal yaitu :


Nadi : 136 x/menit, Pernafasan :36 x/menit, Suhu :36,5ºC.

7. Memberikan suntikan Vit.K (Neo K) dengan dosis 1 mg dosis tunggal


secara intra muscular pada anterolateral paha kiri

Rasionalisasi : Sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum


sempurna , semua bayi baru lahir memiliki resiko perdarahan untk
mencegah terjadinya perdarahan pada bayi baru lahir
122

Evaluasi : Bayi telah diberikan injeksi neo K 1 mg secara intra muscular


pada anterolateral paha kiri.

8. Memberikan salep mata antibiotik pada kedua mata bayi


Rasionalisasi : selama proses persalinan bayi melewati jalan lahir yang
tidak steril dan kemungkinan terjadi infeksi pada mata sangat besar

Evaluasi :1 jam setelah lahir kedua mata bayi telah diberi salep mata
gentamicin 1 mg.

9. Memberikn imunisasi Hepatiis B pertama kali (HB0)


Rasionalisasi : Dengan imunisasi HB0 dapat mencegah jalur penularan
Virus hepatitis B terutama dari ibu-bayi

Evaluasi : Bayi telah dberikan imunisasi HB0 padaa antelaterol paha


kanan 1 jam setelah pemberian injeksi Vitamin K.

10. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir


Rasionalisasi : Dengan melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
untuk mengetahui apakah ada kelainan yang perlu mendapatkan tindakan
segera yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan.

Evaluasi : Telah dilakukan pemeriksaan fisik secara sistematis head to


toe setelah 2 jam bayi baru lahir dengan hasil:

a. Pemeriksaan Fisik:

□ Muka/kepala : Tidak ada kelainan bawaan, tidak ada caput


succedaneum dan cephal haematoma
□ Ubun-ubun : Ubun-ubun besar dan ubun-ubun kecil datar

□ Hidung : Normal, tidak ada pernafasan cuping hidung

□ Bibir : Normal, kemerahan, tidak pucat, tidak ada


kelainan
□ Telinga : Normal, Simetris, tidak ada pengeluaran

□ Leher : Normal, Tidak kaku


123

□ Dada : Normal, Simetris, tidak ada tarikan dinding dada

□ Tali pusat : Bersih dan tidak ada perdarahan

□ Punggung : Normal, Tidak ada kelainan spina bifida

□ Genetalia : Tidak ada kelainan pada penis maupun scrotum

□ Anus : Berlubang, tidak ada cacat bawaan

□ Ekstremitas : Atas dan bawah tidak ada kelainan polidactili

b. Reflek

□ Reflek Moro : ada (+)

□ Reflek Rooting : ada (+)

□ Reflek Walking : ada (+)

□ Reflek Grasping : ada (+)

□ Reflek Sucking : ada (+)

□ Reflek Tonik neck : ada (+)

c. Antropometri

□ Lingkar kepala : 34 cm

□ Lingkar dada : 32 cm

□ Lingkar lengan : 12 cm

d. Eliminasi

□ Miksi : BAK (+) warna kuning jernih

□ Defekasi/pengeluaran mekonium : BAB (+) meconium

e. Pemeriksaan penunjang (jika dilakukan)

 Urine : Tidak dilakukan

 Glukosa : Tidak dilakukan


124

f. Darah :

□ Hb : Tidak dilakukan

□ Al : Tidak dilakukan

□ HMT : Tidak dilakukan

□ Golongan darah : Tidak dilakukukan

B. RESUME / PENILAIAN KEHAMILAN DAN RENCANA PERSALINAN


Dari hasil pemeriksaan dan screning yang sudah dilakukan didapatkan hasil
Ny T Usia 25 tahun G1P0A0 hamil 40 minggu janin tunggal hidup intra uteri
presentasi kepala, TTV ibu dalam keadaan baik yaitu TD : 120/80 mmHg RR:
22x/m S: 36,8c N: 80x/m ibu dan janin dalam keadaan sehat.
Ny T sudah dilakukan penapisan dan didapatkan hasil bahwa penapisan
normal selanjutnya Ny T di berikan birtplan yaitu berisi rencana persalinan yang
akan datang dengan hasil Ny T ingin melahirkan secara normal didampingi oleh
suami dan ibu kandung selama persalinan. Ny T ingin sesedikit mungkin
mendapatkan pemeriksaan vagina, sesedikit mungkin gangguan, ia juga ingin
memakai pakaian sendiri serta menghadirkan pendamping persalinan setiap waktu.
Saat menjalani kala I persalinan Ny T ingin beraktifitas seperti berjalan. Pada
pemeriksaan lain di lakukan berkelanjutan atau kontinyu. Untuk mengurangi nyeri
persalinan Ny T memilih menggunakan treatment birthing ball dengan posisi yang
nyaman. Ny T ingin meneran di pimpin oleh bidan dengan dorongan secara spontan
dan juga ia memilih dilakukan episiotomi apabila tindakan tersebut di anggap perlu
oleh bidan. Setelah bayi lahir Ny T ingin sesegera mungkin menggendong bayinya,
Ny T juga dilakukan rawat gabung agar bisa memberikan ASI ke bayinya
dan pasien tidak ingin di berikan air gula dan hanya di berikan ASI dan pasien
menginginkan pasangan nya memiliki kesempatan untuk menemaninya tidur di
ruang perawatan . Ny T mengatakan setelah bayi lahir ia ingin sesegera mungkin
untuk dirawat di rumah. Dan pasien ingin jika terjadi bayi tidak sehat pasien ingin
125

menemani keruang NICU atau fasilitas lain nya dan pasien ingin sesegera mungkin
pulang ke rumah
Setelah dilakukan screening dan juga penilaian kehamilan serta birtplan Ny
T bersedia menjadi responden COC, Ny T akan diberikan treatmen birthing ball
untuk mengurangi nyeri selama proses persalinan.
Metode pereda nyeri nonfarmakologi untuk ibu hamil dapat meredakan
sensasi nyeri dalam beberapa cara, dengan meningkatkan kesejahteraan,
kenyamanan dan rasa kontrol wanita dalam persalinan dan bola bersalin merupakan
salah satu cara untuk membantu ibu dalam menghadapi proses persalinan ( Jurnal
terlampir)

BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan


secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan konseling asuhan
kebidanan yang mencakup pemeriksaan berkesinambungan diantaranya asuhan
kebidanan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, dan masa nifas. (Varney, 2007).
Pada studi kasus continuity of care ini membahas tentang kesenjanganan
tara teori dan hasil dari asuhan kebidanan komprehensif yang telah penulis
lakukan mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas pada Ibu T
usia 25 tahun G1 P0 A0 dengan HPHT 15 agustus 2022 dan tafsiran persalinan22
mei 2023. Kontak pertama dimulai pada tanggal1 September 2022 yaitu pada usia
kehamilan 33Minggu, pembahasan sebagai berikut:

A. Asuhan Kebidanan Kehamilan

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. T G1P0A0, dengan


keluhan nyeri punggung di PMB Elizabeth maruliana , S.Tr.Keb penulis akan
membahas dan menguraikan isi dari laporan kasus ini, khusus nya tinjauan
kasus untuk melihat kesenjangan-kesenjangan yang terjadi pada asuhan
kebidanan kehamilan fisiologis. Pada pembahasan ini penulis juga
126

membandingkan teori-teori yang ada dengan asuhan kebidanan fisiologis yang


telah diberikan kepada Ny. T G1P0A0.

Sesuai pedoman konsep pelayanan antenatal care, penanganan


permasalahan pada kehamilan di BPM, pasien wajib dilakukanan amnesa
terlebih dahulu kemudian dilakukan pendiagnosaan dan penatalaksanaan yang
sesuai dengan keluhan[ dan kebutuhan pasien serta memfollow up pasien
(Pedoman Pengobatan Dasar Puskesmas, 2007). Setelah dilakukanan amnesa
hasil pemeriksaan fisik terhadap Ny.T dengan hasil Keadaan umum baik,
Kesadaran composmentis, ekpresi wajahterlihatmenahansakit dan cemas, TD
110/70 mmHg, N 78x/m, BB 57 Kg, T 36,4C, TB 150 Cm, R 22x/m, TFU
302.945 gram, DJJ 142 x/menit, sehinggadidapatkandiagnosa Ny. T usia 25
tahun G1P0A0 hamil 40 minggu janin tunggal hidup intra uterin ,

dengan masalah merasa cemas dan takutakan rasa nyeri persalinan yang akan
dirasakannya.Nyeri persalinan merupakan fisiologis pada proses persalinan
dengan intensitas nyeri yang berbeda pada setiap individu
(Cunningham,F.Gary2012). Nyeri pada persalinan berlebih dapat menimbulkan
kecemasan dan kelelahan pada ibu akibatnya membawa pengaruh negative pada
kemajuan persalinan dan kesehjahteraan janin (Lestari indah, 2012).
Salah satu alternative metode nonfarmakologi yang aman untuk
mengurangi nyeri persalinan pada ibu yaitu dengan dengan mengunakan
latihanbrith ball atau bola persalinan. Metode non-farmakologis seperti
birthingball dapat membantu untuk mengurangi ketidaknyamanan seperti
mengurangi durasi persalinan (Mathew,2012: 3).Pada jurnal terkait rata-rata
skornyeri pada kelompok bola bersalin secara signifikan lebih rendah dari pada
skor nyeri rata-rata pada kelompok kontrol (P - .05). ada perbedaan yang
signifikan antara durasi fase aktif persalinan atau interval antara kontraksi
uterus pada 2 kelompok (P- .05).Dapat diartikan penggunaan bola bersalin
dapat mengurangi rasa nyeri ibu bersalin.
Sehingga pada kasus ini untuk menurunkan nyeri persalinan pada
Ny.T ,pentalaksanaan yang dilakukan yaitu dengan metode bola bersalin atau
brith ball. Menurut Kustari,dkk(2012). Birthball adalah bola terapi fisik atau
latihan sederhana dengan menggunakan bola. Kata birth ball dapat diartikan
ketika latihan dengan menggunakan bola diterapkan untuk ibu hamil, ibu
127

melahirkan dan ibu pasca persalinan.Kurniawati(2017:2)juga menyatakan


bahwa birth ball bias menjadi alat yang berguna untuk ibu bersalin. Birth ball
adalah bola terapi fisik yang dapat membantu ibu inpartu kala I dalam kemajuan
persalinannya. Sebuah bola terapi fisik yang dapat digunakan dalam berbagai
posisi. Menurut Aprillia (2011 : 118), dengan bola ditempatkan di tempat
tidur,ibu dapat berdiri dan bersandar dengan nyaman di atas bola, mendorong
dan mengayunkan panggul untuk mobilisasi. Dengan bola di lantai atau tempat
tidur, ibudapatberlutut dan membungkukdenganberat badan tertumpu di atas
bola,bergerak mendorong panggul dan dapat membantu bayi berubah keposisi
yang benar (posisi belakang kepala) sehingga memungkinkan kemajuan
persalinan menjadi lebih cepat.Terapi Brithball dilakukan selama 30 menit,

dengan asuhan sayang ibu yang mana tetap menjaga privasi dan kenyaman
pasien, membiarkan pasien kekamar mandi, makan minum, istrihat bila lelah
kemudian melanjutkan lagi latihan brithball. Sebelum dan sesudah latihan
brithball dilakukan pengukuran skala nyeri menggunakan derajat nyeri VAS.

B. Asuhan Kebidanan Persalinan

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. T G1P0A0, dengan


persalinan normal di PMB Elizabeth maruliana, S.Tr.Keb penulis akan
membahas dan menguraikan isi dari laporan kasus ini, khususnya tinjauan kasus
untuk melihat kesenjangan-kesenjangan yang terjadi pada asuhan kebidanan
persalinan normal. Pada pembahasan ini penulis juga membandingkan teori-
teori yang ada dengan asuhan kebidanan persalinan normal yang telah diberikan
kepada Ny. T G1P0A0.

Pada tanggal 27 Mei 2023 jam 05.00 WIB ibu merasakan nyerinya bertambah
sering dan teratur, Ibu mengatakan mulai kenceng- kenceng teratur setiap 5 menit
sekali sejak jam 01.00 WIB disertai keluar lendir darah dan nyeri dirasakan mulai
dari perut sampai ke pinggang. hal itu sesuai dengan Mochtar 2011 bahwa tanda-
tanda mulai persalinan yaitu kekuatan his makin sering dan teratur. Ibu merasa
sangat tidak nyaman dengan rasa nyeri persalinan yang ibu rasakan.
Sesampainya di BPM dilakukan pemeriksaan tanda vital dan palpasi abdomen.
Menurut Varney 2007 bahwa pemeriksaan abdomen bertujuan untuk menentukan
letak, presentasi, posisi dan jumlah janin, dan tinggi fundus uteri.
128

Setelah pemeriksaan tanda–tanda vital dan abdomen dilanjutkan


pemeriksaan dalam dengan tujuan untuk mengetahui apakah ibu sudah dalam
persalinan atau belum, dengan hasil vulva uretra tenang, vagina licin, serviks
tipis lunak, pembukaan 6 cm, presentasi kepala, penurunan kepala di hodge 3,
selaput ketuban masih ada, belum ada pengeluaran air ketuban, STLD
(Sarung Tangan Lendir Darah) positif. His datang 3 kali dalam 10 menit dengan
durasi 25 - 30 detik. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan menunjukan
bahwa Ny t dalam persalinan kala 1 fase aktif. Ibu merasa tidak nyaman
denganmasalah nyeri persalinan yang ibu rasakan. Nyeri persalinan merupakan
fisiologis pada proses persalinan dengan intensitas nyeri yang berbeda pada
setiap individu (Cunningham,F.Gary2012).

Nyeri pada persalinan berlebih dapat menimbulkan kecemasan dan


kelelahan pada ibu akibatnya membawa pengaruh negative pada kemajuan
persalinan dan kesehjahteraan janin (Lestari indah, 2012).
Berdasarkan birth plan, ibu ingin menggunakan metode distraction untuk
mengurangi nyeri persalinan. Birthball merupakan salah satu terapi
nonfarmakologi yang dapat mendistraction nyeri persalinan ibu. Gerakan
bergoyang di atas bola menimbulkan rasa nyaman dan membantu kemajuan
persalinan dengan menggunakan gerakan gravitasi sambil meningkat kan
pelepasan endorphin karenaelastisitas dan lengkungan bola merangsang reseptor
di panggul yang bertanggung jawab untuk mensekresi endorphin .Manfaat lain
yang dapat dirasakan oleh ibu yaitu mengurangi kecemasan dan membantu proses
penurunan kepala srta meningkatkan kepuasan dan kesejahteraan ibu Mathew
(2012:3).Pada jurnal terkait rata-rata skor nyeri pada kelompok bola bersalin
secara signifikan lebih rendah dari pada skor nyeri rata-rata pada kelompok
kontrol (P - .05). Ada perbedaan yang signifikan antara durasi fase aktif
persalinan atau interval antara kontraksi uterus pada 2 kelompok (P- .05). Dapat
diartikan penggunaan bola bersalin dapat mengurangi rasa nyeri ibu bersalin.
Gerakan Birth ball yang dianjurkan yaitu dilakukan pada fase aktif persalinan
pembukaan 4-8 cm, ibu duduk diatas bola persalinan dan mengayunkan pinggul
kedepan dan kebelakang atau berputar-putar minimal selama 30 menit dengan
129

tetap menjaga keseimbangan, pengukuran tingkat nyeri ibu dilakukan dengan


menggunakan skala nyeri VAS sebelum dan sesudah dilakukan nya intervensi
(Jurnal kebidanan dan kesehatan wanita, 2011). Ibu tertarik melakukan metode
Birthball untuk mengurangi nyeri persalinan yang ibu rasakan.
Sebelum latihan intensitas nyeri VAS ibu telah diukur dengan hasil skala 7
(nyeriberat), kemudian setelah dilakukan latihan 30 menit skalanyeri VAS ibu
berkurang menjadi skala 5 (nyeri sedang), kemudian ibu melanjutkan metode
birthball 30 menit dengan hasil skala nyeri VAS ibu sebelum skala5 (nyeri
sedang) dan terakhir ibu melanjutkan birthball30 menitSkala nyeri VAS ibu skala
5 (nyeri sedang). Ibu mengatakan merasa nyaman saat melakukan birthball.
Evaulasi ini menunjukkan bahwa melakukan latihan bola kelahiran selama
persalinan dapat memanajemen nyeri persalinan, memfasilitasi pengalaman
melahirkan yang positif, dan meningkatkan kenyamanan ibu

Pada pukul 09.00 WIB dilakukan pemeriksaan dalam kembali atas indikasi
data subjektif ibu merasa kontraksi semakin sering, keluar air-air dari kemaluan
ibu dan ibu merasa seperti ingin BAB, hasilnya pembukaan lengkap 10 cm,
selaput ketuban tidak teraba, air ketuban (-), hasil pemeriksaan DJJ (+) 138 x/m.
Berdasarkan pemeriksaan menunjukkan bahwa Ny t usia 25 tahun G1P0A0 hamil
40 minggu janin tunggal hidup uteri memasuki persalinan kala II, sesuai dalam
Reeder (2011) yaitu Kala II dimulai dari pembukaan lengkap 10 cm sampai
bayi lahir. Ibu dipimpin untuk meneran dan dilakukan penolongan persalinan
dengan 60 langkah APN
Pada tanggal 27 Mei 2023 pukul 09.45 WIB bayi lahir spontan hidup
langsung menangis jenis kelamin Perempuan, anus (+) cacat (-) A/S 9/10, BB
3000 gr, PB 49 cm, LK 33 cm, LD 32 cm. 5menitkemudian pada pukul
09.50plasenta lahir spontan lengkap. Dilakukan pemantauan IV selama 2 jam. Hal
ini sesuai dalam Prawirohardjo (2011) yaitu observasi yang dilakukan pada kala
IV meliputi tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda vital, kontraksi
uterus, serta pemantauan perdarahan.Hasilnya semua normal, keadaan ibu sehat.

Asuhan yang diberikan selama persalinanya itu memberikan asuhan yang


bermutu tinggi selama persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih dan
130

aman, menanganisi tuasi kegawatdaruratan dan melakukan rujukan selama terjadi


komplikasi sudah sesuai dengan Kepmenkes No 369 Tahun 2007 yang tercantum
dalam Kompetensi Ke-4.

C. Asuhan Kebidanan Nifas

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. T G1P0A0, dengan


nifas normal pada tangal 27 Mei 2023 di PMB Elizabeth maruliana, S.Tr.Keb
penulis akan membahas dan menguraikan isi dari laporan kasus ini, khususnya
tinjauan kasus untuk melihat kesenjangan-kesenjangan yang terjadi pada asuhan
kebidanan nifas. Pada pembahasan ini penulis juga membandingkan teori-teori
yang ada dengan asuhan kebidanan nifas yang telah diberikan kepada Ny. T
G1P0A0.

Antisipasi yang telah dilakukan pada Ny. T G1P0A0 agar ibu


mengetahui fisiologis masa nifas dan cara menyusui yang benar serta cara
melakukan perawatan payudara sehungga dapat menyusui secara eklusif.
Dukungan manajemen menyusui yang bertujuan untuk pelekatan dan
pemosisian yang baik mungkin merupakan intervensi yang paling efektif.
Banyak bayi mungkin tidak dilekatkan dan diposisikan denganbenar, karena
keterampilan manajemenmenyusui yang spesifik kurang di antara dokter dan
perawat kami. Kurang nya dukungan yang terampi lmungkin menjadi penyebab
tingginya insiden puting yang sakit dan pecah-pecah.
Petugas kesehatan harus memusatkan perhatian mereka pada intervensi
yang efektif ini, bukan pada intervensi yang tidak didukung oleh bukti ilmiah.
Pelatihan yang memadai dalam manajemen menyusui sangat dibutuhkan.
Tindakan alami seperti menyusui seharusnya tidak menyakitkan.

D. Asuhan Kebidanan BBL

Bayi Ny. T lahir normal dan spontan pada tanggal 27 mei 2023
pukul09.45Wib dengan bugar, menangiskuat, tidak ada cacat bawaan, warna
kulit kemerahan, tonus otot aktif dan pernafasan baik. Jenis kelamin perempuan,
berat badan 3000 gram, panjang badan 48 cm, ekstremitas lengkap, reflek
131

bagus, pergerakan aktif, anus (+). Hal ini sesuai dengan teori dimana bayi baru
lahir normal dan sehat apabila warna kulit merah, denyut jantung >100 x/menit,
menangis kuat, tonus otot bergerak aktif, pernafasan baik dan tidak ada
komplikasi pada bayi tersebut (Tando, 2016).
Pada saat umur bayi 2 jam, dilakukan pemeriksaan fisik bayi serta
memberikan penyuluhan kepada ibu tentang perawatan pencegahan hipotermi,
pemberian ASI eksklusif, dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran
panjang badan dengan hasil berat badan 3000 gram, panjang badan 49 cm.
Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir 1 jam setelah lahir memberikan
suntik imunisasi HB0 pada paha bagian luar untuk imunisasi dasar , dan suntik
Vit K.
Setelah 6 jam, asuhan yang diberikan yaitu bayi dimandikan dengan air
hangat, melakukan perawatan tali pusat dimana tali pusat dibungkus dengan

kassa kering steril, membedong bayi untuk menjaga kehangatan bayi dan
asuhan ini sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa bayi baru lahir
jangan langsung dimandikan, bayi boleh dimandikan 6 jam setelah lahir dengan
keadaan bayi tidak hipotermi. Setelah itu diberikan kepada ibu untuk segera
disusui. Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang posisi dan cara menyusui
yang baik dan cara perawatan tali pusat yaitu dengan mengganti kassa steril
yang sudah basah dengan kassa yang baru, hal ini dilakukan untuk menjaga dan
mencegah agar tali pusat bayi tidak infeksi.
132

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penulis melakukan asuhan kebidanan komprehensif kepada “Ny. T Hamil


33 Minggu” yaitu berupa pengkajian awal pada tanggal11 APRIL 2023 dan
dapat diambil kesimpulan pelaksanaan asuhan kebidanan pada kehamilan
atau Antenatal Care sesuai dengan teori yang ada dan telah menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan dengan teknik pendokumentasian SOAP.

Pada kunjungan pertama Ny.T berjalan dengan baik, terdapat masalah yang
di temukan pada kehamilan trimester ketiga ini yaitu cemas karena nyeri
punggung dan takut menghadapi persalianan. Diberikan edukasi tentang nyeri
dan antisipasi komplementer berupa pemakaian Birtball pada saan bersalin
nanti.

Pada kunjungan bersalin Ny.T mengalami nyeri persalinan, Ny.T diberikan


therapy birthing ball pada kala I untuk mengurangi nyeri dalam proses
persalinan.

Pada kujungan BBL By Ny.T berjalan baik, By Ny.T lahir tanggal 23 Mei
2023 jam 09.45 WIB, tidakmengalamikelainanberatlahirbayi 3000 gram,
panjan badan 49 cm APGAR Score 9/10 keadaan bayi baik.

Pada kujungan nifas pertama Ny.t berjalan lancar ibu mengatakan masih
merasakan mules di bagian perut, hal ini adalah wajar karena ny,t sedang
mengalami involusi uteri.

B. Saran

1. Bagi Penulis

Diharapkan dapat menjadi masukan dan pembelajaran dalam meningkatkan


pelayanan kesehatan secara komperehensif sejak masa kehamilan sampai
pelayanan kontrasepsi yang baik dan benar baik terutama dalam melakukan
asuhan dan dalam pengambilan keputusan serta untuk penulis tidak malas
untuk menyusun LaporanTugas Akhir atau dalam hal apapun..

2. Bagi Bidan
133

Diharapkanpara Bidan dapat menerapkan asuhan kebidanan komperehensif


mulai dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, dan nifas,dengan tepat
dalam melakukan pelayanan kebidanan agar dapat meningkatkan derajat
pelayanan yang berkualitas bagi Kesehatan ibu, anak dan masyarakat.
3. Bagi Pasien
Diharapkan setelah dilakukannya asuhan kebidanan komperehensif mulai dari
masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, dan nifas, , masalah pada
kehamilan selanjutnya tidak terulangi sehinga tidak ada masalah pada
kehamilan berikutnya baik masalah pada kehamilan maupun psikologi ibu,
dan ibu diharapkan lebih mandiri untuk kehamilan berikutnya.
134

DAFTAR PUSTAKA

1. Ai Yeyeh, Rukiyah dkk. Asuhan Kebidanan I ( Kehamilan ). Cetakan


Pertama.Jakarta: Trans Info Media; 2009.
2. Anshari, 2010. Nyeri Punggung Bawah, Dalam :Anatomi dan Fisiologi NPB,
PERDOSSI,pp:5-15.
3. Bull, E., & Archard, G. 2005. Simple Guide : Nyeri Punggung. Jakarta:
Erlangga.
4. Devi M, Sulaiman, Rosnani, Jawiah. Pengaruh Yoga Antenatal Terhadap
Pengurangan Keluhan Ibu Hamil Trimester III. Jurnal kedokteran dan
kesehatan, volume 1, no. 1, Oktober2014;47-53
5. Harsono, T. 2013. Permasalahan Kehamilan yang Sering Terjadi. Yogyakarta
: Platinum
6. Hellen, Varney. Jan M.Kriebs. Carolyn L.Gegor. Buku Ajar asuhan
Kebidanan.Jakarta : EGC. 2006;492-516
7. Judha M. Sudarti, 2012. Nyeri Dalam Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Katonis, P. A.Kampouroglow, A. Aggelopoulus, K. Kakavelakis, S.
Kurniawati,Ade,dkk.2017.EfektivitasLatihanBirthBallterhadapPenurunanNye ri
Persalinan Kala I Fase Aktifpada Primigravida.Indonesian Journalof Nursing
and Midwifery.5(1):1-10
8. Kustari, Oktifa, dkk.2012.Birth Ball Pengaruh Terapi Birth Ball Terhadap
NyeriPersalinan.Malang : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
ProgramStudiIlmuKeperawatan
9. Kusumawati, Yuli.Faktor-Faktor Risiko yang Berpengaruh terhadap
PersalinandenganTindakan.ProgramPascaSarjanaUniversitasDiponegoro.Se
marang
10. Lykoudis, A. Makrrgiannakis, K. Alpantaki. Pregnancy-related low back pain.
Hippokratia Medical Journal, 15(3): 205-210. 2011 Juli- September.
http://www.ncbi.nih.gov
11. Lebang, E. 2015. Yoga Atasi Backpain. Jakarta : Pustaka Bunda, grup Puspa
Swara
135

12. Manuaba, IBG, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB.
Jakarta: EGC
13. Maritalia, D 2012. Asuhan Kebidanan dan Menyusui. Editor Sujono
Riyadi.Yogyakarta: PustakaBelajar.
14. Taavoni, Simin dkk.2011.Pengaruh Penggunaan Bola Kelahiran pada Nyeri
pada Fase Aktif Persalinan. Jurnal kebidanan dan kesehatan wanita.
;56:137–140©c2011 oleh American College of Nurse-Bidan.
136

PENAPISAN

No Penyulit Ya Tidak
1 Riwayat bedah besar √
2 Perdarahan pervaginam √
3 Kehamilan kurang bulan √
4 Ketuban pecah dengan meconium kental √
5 Ketuban pecah lama (>12 jam) √
6 Ketuban pecah dengan kehamilan kurang bulan √

7 Ikterus √
8 Anemia berat √
9 Preeklamsi berat/ Eklamsia √
10 Tinggi fundus uteri>40 cm dan <25 cm √
11 Deman >38oC √
12 Gawat janin √
13 Persentase bukan belakang kepala √
14 Tali pusat menumbung √
15 Gemeli √
16 Persentase majemuk
17 Primipara fase aktif palpasi 5/5 √
18 Shock √
19 Hipertensi √
20 Kehamilan dengan penyulit sistemik (Asma, DM, √
jantung, kelainan darah)
21 Tinggi <140 cm √
22 Kehamilan diluar kandungan √
23 Posterm pregnancy √
24 Partus tak maju (kala I lama, kala II lama, kala II √
tak maju)
137

25 Kehamilan dengan mioma uteri √


26 Kehamilan dengan riwayat penyakit tertentu √
(hepatitis/ HIV)
138

Form Evaluasi intensitas nyeri dengan VAS

Intensitasnyeri VAS dalamfaseaktif( 5-7 cm)


(skorskala analog
Sebelum Sesudah
visual)
0
1
2
3
4
5 5
6
7 7
8
9
10

 Skala 0 : tidak nyeri

 Skala 1 : nyeri sangat ringan

 Skala 2 : nyeri ringan. Ada sensasi seperti dicubit, namun tidak


begitu sakit
 Skala 3 : nyeri sudah mulai terasa, namun masih bias ditoleransi

 Skala 4 : nyeri cukup mengganggu (contoh : nyeri sakit gigi)

 Skala 5 : nyeri benar-benar mengganggu dan tidak bias didiamkan


dalam waktu lama
 Skala 6 : nyeri sudah sampai tahap mengganggu indera, terutama
indera penglihatan
 Skala 7 : nyeri sudah membuat anda tidak bisa melakukan aktifitas

 Skala 8 : nyeri sudah membuat anda tidak bisa berfikir jernih,


bahkan terjadi perubahan perilaku
 Skala 9 : nyeri mengakibatkan anda menjerit-jerit dan
menginginkan cara apapun untuk menyembuhkan nyeri
 Skala 10 : nyeri berada ditahap yang paling parah dan bias
menyebabkan anda tak sadarkan diri.
139

DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. TUMUR 25
TAHUN DI PMB ELIZABETH MARULIANA ,S.Tr.Keb
140
141

BIRTH PLAN
142
143
144
145
146
147
148
149

JURNAL REFLEKSI

1. Deskripsi pengalaman (description the experience)


Pada tanggal 27 Mei 2023 pukul 05.00 WIB NY. T datang ke PMB Elisabeth
Maruliana,S.Tr.Keb, pasien datang mengeluh perutnya mulas dan nyeri yang
menjalar ke pinggang, semakin lama semakin sering sejak pukul 01.00 WB, Dari
hasil pemeriksaan fisik yang di lakukan yaitu Keadaan umum Baik, Kesadaran
Composmentis, Keadaan emosional Stabil, Tekanan Darah 120/80 mmHg, Nadi
82x/menit, BB 60 kg, TB 155 cm, RR 21x/menit, S 36,8 oC, usia kehamilan 40
minggu . Setelah dilakukan pemeriksaan dalam mendapatkan hasil pembukaan 6
cm. Saya melakukan konseling terlebih dahulu untuk menangani keluhan yang di
alami pasien dengan menganjurkan pasien untuk memberikan treatment birthing
ball untuk mengurangi nyeri saat proses persalinan.

2. Perasaan terhadap pengalaman (feeling the experience)


Setelah mengetahui NY. T mengalami nyeri persalinan saya merasa empati kepada
pasien, karena pasien mengalami keluhan tersebut pasien menjadi susah untuk
menjalani proses persalinan, dari kasus yang di alami NY. T membuat saya
berfikir untuk memberikan asuhan kebidanan komplementer yaitu dengan
memberikan komplementer birting ball untuk mengurangi nyeri saat proses
bersalin. saat proses persalinan kala 1 fase aktif harapan nya dengan di berikan
komplementer tersebut nyeri yang di alami NY. T dapat berkurang.

3. Evaluasi (evaluating the eksperience)


Pada penanganan konseling yang telah diberikan kepada pasien, pasien sudah
memahami tindakan yang akan dilakukannya jika kembali mengalami keluhan
nyeri persalinan kala I. Pada jurnal didapati penanganan yang sama dilakukan
dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan birthing ball, karena lavender
memeliki pengaruh yang sangat signifikan untuk mengurangi nyeri persalinan.

4. Analisis (analysis the experience)


Pada NY. T yang mengalami nyeri saat proses persalinan, asuhan yang diberikan
untuk mengurangi rasa nyeri persalinannya adalah treatment birthing ball yang
memiliki pengaruh yang sangat signifikan untuk mengurangi nyeri persalinan yang
dialami pada pasien yang mengalami nyeri persalinan.
150

Penelitian ini mendukung bahwa Birthball merupakan salah satu terapi


nonfarmakologi yang dapat mendistraction nyeri persalinan ibu. Gerakan
bergoyang di atas bola menimbulkan rasa nyaman dan membantu kemajuan
persalinan dengan menggunakan gerakan gravitasi sambil meningkat kan pelepasan
endorphin karenaelastisitas dan lengkungan bola merangsang reseptor di panggul
yang bertanggung jawab untuk mensekresi endorphin .Manfaat lain yang dapat
dirasakan oleh ibu yaitu mengurangi kecemasan dan membantu proses penurunan
kepala srta meningkatkan kepuasan dan kesejahteraan ibu.

5. Kesimpulan (conclusion about esperience)


Pada tanggal 27 Mei 2023 NY. T datang ke Elisabeth Maruliana,S.Tr.Keb. Pasien
dating mengeluh perutnya mulas dan nyeri yang menjalar ke pinggang, semakin
lama semakin sering sejak pukul 01.00 WIB. Dari hasil pemeriksaan fisik yang di
lakukan yaitu Keadaan umum Baik, Kesadaran Composmentis, Keadaan emosional
Stabil, Tekanan Darah 120/80 mmHg, Nadi 82x/menit,BB 60 kg, TB 155 cm, RR
21x/menit, S 36,8oC, usia kehamilan 40 minggu . Setelah dilakukan pemeriksaan
dalam mendapatkan hasil pembukaan 6 cm. Saya melakukan konseling terlebih
dahulu untuk menangani keluhan yang di alami pasien dengan menganjurkan
pasien untuk memberikan treatmen birthing ball untuk mengurangi nyeri saat
proses persalinan. Setelah diberikan treatmen birthing ball nyeri yang dirasakan
pasien bersalin berkurang.

6. Rencana tindak lanjut (action plan)


Jika saya mendapatkan kasus seperti ini lagi saya akan melakukan asuhan
kebidanan dengan cara mengedukasi pasien tentang keluhan yang dialami dan
dengan cara penanganannya yaitu memberikan treatmen birthing ball untuk
mengurangi rasa nyeri saat proses persalinan yang di alami pasien.
151

LEMBAR BIMBINGAN

NAMA : ANA TINCE SIHOMBING

NPM 22390002

JUDUL : ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF TERHADAP NY. T


UMUR 25 TAHUN DI PMB ELIZABETH MARULIANA, S.Tr.Keb DESA
KELATEN KECAMATAN PASURUAN LAMPUNG SELATAN

PEMBIMBING AKADEMIK: IKE ATE YUVISKA.,SST,BD,M.KES

Tanggal Keterangan Paraf

Anda mungkin juga menyukai