Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY.

W DENGAN ASFIKSIA DI
PUSKESMAS BAURENO
Oleh :
WIDYA AYU ANTIKA 2020740084

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Kebidanan III (Patologis)


Program Diploma III Kebidanan

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN WIRA HUSADA NUSANTARA
MALANG
2023
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. W DENGAN ASFIKSIA DI
PUSKESMAS BAURENO

Oleh :
WIDYA AYU ANTIKA 2020740084

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN WIRA HUSADA NUSANTARA
MALANG
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan ini disusun untuk memenuhi Tugas Praktik Klinik


Kebidanan III salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
(Amd.Keb)

Di
Politeknik Kesehatan
Wira Husada Nusantara-Malang

Oleh :
Widya Ayu Antika
2020740084

Tanggal Pengesahan :

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing Institusi Dosen Pembimbing Klinik

Siti Nurjannah, S.ST, MM Sri Winarni, S.ST, MM


NIDN : 07 05106105

Mengetahui
Ketua Program Studi DIII Kebidanan Poltekkes
Wira Husada Nusantara-Malang

Sayuti, S.Pd., S.ST., M.Kes


NIP. 2013220483
PERNYATAAN OPUSKESMASINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :


Nama : Widya Ayu Antika
Tempat/ Tanggal Lahir : Blora, 10 April 2022
NIM : 2020740084
Program Studi : D III Kebidanan
Alamat : Ds. Jejeruk RT 01 RW 01 Kec. Blora Kab. Blora
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa ASKEB yang berjudul
“ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. W DENGAN ASFIKSIA DI
PUSKESMAS BAURENO” yang ditulis adalah benar-benar hasil karya sendiri
dan bukan merupakan plagiat atau saduran dari ASKEB orang lain.
Apabila di kemudian hari ternyata pernyataan saya tidak benar, maka saya
bePuskesmasedia menerima sanksi akademis yang berlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya untuk dapat
digunakan bila diperlukan.

Malang, Juli 2023

Widya Ayu Antika

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan ASKEB yang berjudul “ASUHAN
KEBIDANAN PADA BAYI NY. W DENGAN ASFIKSIA DI PUSKESMAS
BAURENO”. Askeb ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
dalam rangka meraih gelar Ahli Madya Kebidanan di Politeknik Kesehatan Wira
Husada Nusantara.

Selama penyusunan ASKEB ini penulis berterima kasih atas bantuan,


bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih sebesar–besarnya kepada:
1. Ibu Donna Dwinita Adelia, MMPUSKESMAS selaku Direktur
Politeknik Kesehatan Wira Husada Nusantara.
2. Ibu Sayuti, S.Pd. S.ST., M.Kes selaku Ketua Program Studi D3
Kebidanan Politeknik Kesehatan Wira Husada Nusantara Malang.
3. Siti Nurjannah, S.ST, MM selaku Dosen Pembimbing Institusi yang telah
mengorbankan waktu, tenaga, pikiran untuk membimbing serta
memberikan saran dalam menyelesaikan laporan ASKEB ini.
4. Kepala UPT Puskesmas Baureno yang telah memberikan ijin kepada
saya untuk melakukan praktik klinik kebidanan III.
5. Teman-teman seangkatan di Poltekes Wira Husada Nusantara yang
sudah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa ASKEB ini masih jauh dari
kesempurnaan. Namun harapan penulis semoga ASKEB ini bermaanfaat bagi
pembaca yang budiman. Dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf atas
segala kekurangan yang ada pada tugas akhir ini.
Malang, April 2023
Penulis
DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ i


HALAMAN PERNYATAAN OPUSKESMASINALITAS.................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 3
2.1 Konsep PePuskesmasalinan ............................................................. 3
2.2 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan .......................................... 11
BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN
KOMPREHENSIF PADA BAYI NY. W DENGAN
ASFIKSIA DI PUSKESMAS BAURENO............................................. 16
3.1 Data Subjektif ............................................................................................ 16
3.2 Data Objektif ............................................................................................. 16
3.3 Analisa ........................................................................................................ 18
3.4 Penatalaksanaan .......................................................................................... 18
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................... 21
4.1 Data Subjektif ............................................................................................. 21
4.2 Data Objektif .............................................................................................. 21
4.3 Analisa ........................................................................................................ 22
4.5 Penatalaksanaan .......................................................................................... 23
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ..................................
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 24
5.2 SARAN ....................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

iv
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asfiksia merupakan kegawatdaruratan bayi baru lahir berupa depresi
pernafasan yang berlanjut sehingga menimbulkan berbagai komplikasi.
Disamping itu, asfiksia merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas, dan
paling sering terjadi pada periode segera setelah lahir dan menimbulkan
sebuah kebutuhan resusitasi dan intervensi segera untuk meniminalkan
mortabilitas dan morbiditas.
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015,
Angka Kematian Bayi di Indonesia yaitu sebesar 34 per 1.000 kelahiran
hidup.2 Berdasarkan data angka kematian bayi di Provinsi Jawa Barat tahun
2016 yaitu sebesar 4.803 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan di Kabupaten
Serkarwangi angka kematian bayi pada tahun 2016 yaitu sebesar 90 per 1.000
kelahiran hidup.
Penyebab kematian bayi baru lahir tertinggi di dunia yaitu asfiksia, kurang
lebih 23% dari sekitar 4 juta kematian neonatus di seluruh dunia setiap
tahunnya.4 Di Indonesia, asfiksia juga menjadi penyebab kematian bayi baru
lahir tertinggi yaitu sebesar (38%) sedangkan penyebab kematian yang lain
yaitu prematuritas (34%), sepsis (12%), hipotermi (7%), kelainan
darah/ikterus (5%), post matur (3%), dan kelainan kongenital (1%).
Asfiksia merupakan suatu keadaan dimana bayi baru lahir mengalami
kegagalan bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. 4 Asfiksia
dapat menyebabkan kerusakan sel otak bahkan kematian apabila tidak
mendapatkan penanganan segera dan tepat.
Berdasarkan data dan permasalahan tePuskesmasebut, penulis tertarik
untuk mengambil laporan tugas ahir dengan judul “Asuhan Kebidanan
Pada Bayi Ny.W dengan Asfiksia Sedang di Puskesmas Baureno”.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu
bePuskesmasalin dengan pre eklampsia ringan secara komprehensif
dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

1.2.2 Tujuan Khusus


Setelah melakukan asuhan kebidanan, diharapkan :
1. Mahasiswa dapat mengumpulkan data ibu bePuskesmasalin.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah pada ibu bePuskesmasalin.
3. Mahasiswa dapat mengantisipasi masalah potensial.
4. Mahasiswa dapat merumuskan kebutuhan segera.
5. Mahasiswa dapat menyusun rencana tindakan.
6. Mahasiswa dapat mengimplementasikan masalah.
7. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang
telah disusun dan melaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

17
2.1 Konsep PePuskesmasalinan
1. Pengertian Asfiksia
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi setelah lahir tidak bernafas
secara spontan dan teratur.23
Asfiksia adalah suatu keadaan bayi barulahir yang mengalami gagal
bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga bayi
tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam
arang dari tubuhnya.20
Kesimpulan dari pengertian diatas asfiksia adalah suatu keadaan
dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan setelah lahir.
2. Etiologi Asfiksia Bayi Baru Lahir
Pengembangan paru bayi baru lahir terjadi pada menit-menit
pertama kelahirannya, setelah itu diikuti dengan pernapasan teratur.
Asfiksia janin/bayi baru lahir terjadi apabila terdapat gangguan
pertukaran gas atau transport oksigen dari ibu kejanin. Gangguan
transport oksigen tePuskesmasebut dapat timbul pada masa kehamilan,
pePuskesmasalinan atau segera setelah lahir.24
Ada beberapa faktor penyebab asfiksia yaitu:
a. Faktor ibu
1) Hipoksia ibu dan gangguan aliran darah uterus
2) Pre-eklamsia dan eklamsia
3) Perdarahan anterpartum 4) Partus lama.
5) Demam selama hamil
6) Infeksi Berat (malaria, sifilis dan TBC)
b. Faktor plasenta
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengarahi oleh luas dan
kondisi plasenta. Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan
mendadak pada plasenta, misalnya solusio plasenta, perdarahan
plasenta dll.
c. Faktor fetus

18
1) Kompresi umbilicus akan mengakibatkan terganggunya aliran
darah dalam pembuluh darah umbilicus dan menghambat
pertukaran gas antara ibu dan janin.
2) Lilitan tali pusat
3) Tali pusat pendek
4) Simpil tali pusat
5) Prolapsus tali pusat
d. Faktor neonatus
1) Bayi premature
2) Mekonium dalam ketuban
3) Depresi pusat pernafasan pada bayi baru lahir yang terjadi
karena beberapa hal, yaitu: Pemakaian obat anestesi atau
analgetika yang berlebihan pada ibu secara langsung dapat
menimbulkan depresi pusat pernafasan janin, trauma yang
terjadi pada pePuskesmasalinan, kelainan kongenital pada
bayi.21
3. Faktor yang mempengaruhi terjadinya asfiksa.
a. Usia Ibu
Usia ibu pada waktu hamil sangat berpengaruh pada kesiapan ibu
untuk menerima tanggung jawab sebagai seorang ibu sehingga
kualitas sumber daya manusia makin meningkat dan kesiapan untuk
menyehatkan generasi penerus dapat terjamin. Kehamilan di usia
mudah/remaja (dibawah usia 20 tahun) akan mengakibatkan rasa
takut terhadap kehamilan dan pePuskesmasalinan, hal ini
dikarenakan pada usia tePuskesmasebut ibu mungkin belum siap
untuk mempunyai anak dan alat-alat reproduksi ibu belum siap untuk
hamil. begitu juga kehamilan di usia tua (di atas 35 tahun) akan
menimbulkan kecemasan terhadap kehamilan dan
pePuskesmasalinannya serta alat reproduksi ibu terlalu tua untuk
hamil.28
b. Partus lama
Partus lama merupakan pePuskesmasalinan yang berlangsung
lebih dari 24 jam pada primipara dan lebih dari 18 jam pada

19
multipara. Bila pePuskesmasalinan berlangsung terlalu lama, maka
bisa menimbulkan terjadi komplikasi baik terhadap ibu dan bayi akan
mengalami asfiksia.
PePuskesmasalinan pada primi lebih lama 5-6 jam dari pada multi.
Bila pePuskesmasalinan berlangsung lama, dapat menimbulkan
komplikasi- komplikasi baik terhadap ibu maupun terhadap anak,
dan dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak. Partus lama
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya
asfiksia dan dapat menimbulkan komplikasi baik terhadap ibu
maupun pada bayi serta dapat meningkatkan angka kematian ibu dan
bayi.
Partus lama dapat menyebabkan kejadian asfiksia pada bayi baru
lahir, hal ini disebabkan karena semakin lama janin berada di pintu
panggul, maka janin akan mengalami hipoksia sehingga terjadilah
asfiksia.41

c. Oksitosin atau induksi


Induksi pePuskesmasalinan adalah tindakan terhadap ibu hamil
untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim agar terjadi
pePuskesmasalinan. Dampak dari kegagalan His tePuskesmasebut
menyebabkan pePuskesmasalinan lambat dan lama serta
menyebabkan terjadi gangguan metabolisme ke arah asidosis dan
dehidrasi yang memerlukan penanganan sesuai dengan penyebabnya.
Bila hanya kekuatan His yang lemah maka dapat dilakukan upaya
induksi pePuskesmasalinan dengan metode infus oksitosin. 40
Oksitosin dianggap merangsang pengeluaran prostaglandin sehingga
terjadi kontraksi otot rahim. Komplikasi yang penting diperhatikan
pada induksi pePuskesmasalinan dengan oksitosin adalah ketuban
pecah pada pembukaan kecil yang disertai pecahnya vasa previa
dengan tanda perdarahan dan diikuti gawat janin, darah merah segar,
plolapsus bagian kecil janin terutama tali pusat juga dapat terjadi.
Terjadi gawat janin karena gangguan sirkulasi retroplasenta pada
tetani uteri atau solusio plasenta. Tetania uteri yaitu his yang yang
terlalu kuat dan sering, sehingga tidak terdapat kesempatan untuk
relaksasi otot rahim, akibatnya yaitu, terjadinya partus presipitatus

20
atau partus yang berlangsung dalam waktu 3 jam, yang
mengakibatkan hal yang fatal seperti terjadinya pePuskesmasalinan
tidak pada tempatnya, terjadi trauma pada janin, trauma jalan lahir
ibu yang luas, dan dapat menyebabkan asfiksia.40

d. Mekonium dalam ketuban


Kondisi ketuban yang beresiko pada saat ibu bePuskesmasalin
merupakan salah satu faktor terjadinya asfiksia. Menurut
Prawirohardjo (2011) Apabila kondisi ketuban bermasalah, maka
pertumbuhan paru juga akan bermasalah dan berdampak pada
asfiksia. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Septiana
(2015), menunjukkan bahwa ada hubungan antara kondisi ketuban
bercampur mekonium dengan kejadian asfiksia ada bayi baru lahir.
Bayi yang lahir dengan kondisi ketuban yang bercampur
mekonium beresiko sebanyak 2,6 kali terjadi asfiksia pada bayi
baru lahir dibandingkan bayi yang lahir tidak dengan ketuban
yang bercampur mekonium.
Mekonium yang kental merupakan penanda hipoksia pada janin,
hipotesis ini ditarik dari anggapan bahwa dalam rahim, hipoksia
meningkatkan pePuskesmasitalsis usus dan relaksasi tonus
sfingter ani. Aspirasi kemungkinan besar terjadi inutero akibat
megap-megap janin yang anoksia. Akibatnya timbul
kontrovePuskesmasi mengenai seberapa besar manfaat pengisapan
agresif pada jalan nafas atas (Woodward dkk, 2012).42
4. Gejala dan tanda asfiksia :
a. Tidak bernafas atau nafas megap-megap atau pernafasan lambat
(kurang dari 30 kali per menit).

b. Pernafasan tidak teratur, dengkuran atau retraksi (pelekukan dada).


c. Tangisan lemah atau merintih.
d. Warna kulit biru.
e. Tonus otot lemas atau ekstermitas terkulai.
f. Denyut jantung tidak ada atau lambat (kurang dari 100 kali per
menit).6

21
5. Klasifikasi Klinis
Asfiksia dikelompokkan menjadi beberapa klasifikasi di bawah ini:
a. Asfiksia Berat (nilai APGAR 0 – 3).
b. Asfiksia sedang (nilai APGAR 4 – 6).
c. Asfiksia Ringan(nilai APGAR 7 – 10).19
6. Penilaian Asfiksia Neonatorium
Ada lima hal yang bisa dinilai sebagai berikut:
a. Apperance : penampilan, memperhatikan warna kulit bayi.
b. Pulse : menghitung frekuensi denyut jantung
c. Grimance : melihat usaha nafas bayi, bisa dilihat dari kuat
lemahnya tangisan bayi
d. Activity : melihat tonus otot bayi, aktif atau tidak

e. Reflex : melihat reflek terhadap rangsangan.24

Tabel 2.1 APGAR SCORE


Tanda 0 1 2

Frekuensi Tidak ada Kurang dari Lebih dari 100/menit


jantung 100/menit
Usaha nafas Tidak ada Lambat, tidak teratur Menangis kuat.

Tonus otot Lumpuh Ekstremitas fleksi Gerakan aktif

Reflek Tidak ada Gerakan sedikit Gerakan kuat/melawan


respon

Warna Biru/pucat Tubuh kemerahan, Seluruh tubuh


ekstremitas biru kemerahan
Sumber : Arif & Kristiyanasari (2009:17)
Penilaian APGAR SCORE.6

a. Menunjukan respon bayi pada lingkungan ekstrauterin dan resusitasi.


b. Dinilai pada menit 1 dan 5 atau setiap 5 menit sampai 20 menit.
c. Nilai APGAR tidak digunakan untuk menentukan bayi memerlukan
resusitasi.
7. Penegakan Diagnosis Asfiksia.

22
a. Anamnesis.
Dalam wawancara dengan penderita (ibu), bidan menanyakan atau
mengkaji.26
1) Adanya riwayat usia kehamilan kurang bulan.
2) Adanya riwayat air ketuban bercampur meconium.
3) Adanya riwayat lahir tidak bernafas atau menangis.
4) Adanya riwayat gangguan atau kesulitan waktu lahir (lilitan
tali pusat, sungsang, ekstrasi vakum, ekstrasi foPuskesmasep,
dll).
b. Pemeriksaan fisik
Pada saat pemeriksaan fisik bayi ditemukan.27
1) Bayi tidak bernafas atau megap – megap.
2) Denyut jantung kurang dari 100 x/menit.
3) Kulit sianosis, pucat.
4) Tonus otot menurun
8. Pencegahan Asfiksia Neonatorum
Pencegahan, eliminasi dan antisipasi terhadap faktor-faktor resiko
asfiksia neonatorum menjadi prioritas utama.Bila ibu memiliki faktor
resiko yang memungkinkan bayi lahir dengan asfiksia, maka langkah-
langkah antisipasi harus dilakukan.Pemeriksaan anternal dilakukan
minimal 4 kali selama kehamilan seperti anjuran WHO untuk mencari
dan mengeliminasi faktor-faktor resiko. Bila bayi beresiko lahir 10
premature yang kurang dari 34 minggu, pemberian kortikosteroid 24 jam
sebelum lahir menjadi prosedur rutin yang dapat membantu maturasi
paru-paru bayi dan mengurangi komplikasi sindroma distres
pernafasan.21

9. Penatalaksanaan Asfiksia secara Umum


Penatalaksanaan khusus pada bayi asfiksia neonatorum, adalah
dengan tindakan resusitasi segera setelah lahir.Resusitasi setelah lahir
adalah upaya untuk membuka jalan nafas, mengusahakan agar oksigen
masuk tubuh bayi dengan meniupkan nafas ke mulut bayi (resusitasi
jantung) sampai bayi mampu bernafas spontan dan jantung berdenyut
spontan secara teratur.21

23
Penatalaksanaan asfiksia sebagai berikut:
a. MembePuskesmasihkan jalan napas dengan penghisap lendir dan
kasa steril
(cara penatalaksanaan lihat pada bayi normal)
b. Potong tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik
c. Apabila bayi tidak menangis lakukan cara sebagai berikut :
1) Rangsangan taktil dengan cara menepuk-nepuk kaki,
mengelus- ngelus, dada, perut atau punggung.
2) Bila dengan rangsangan taktil belum menangis lakukan mount
(napas buatan mulut ke mulut)
d. Pertahankan suhu tubuh agar tidak memperburuk keadaan asfiksa
dengan cara:
1) Membungkus bayi dengan kain hangat
2) Badan bayi harus dalam keadaan kering
3) Jangan memandikan bayi dengan air dingin gunakan minyak
atau baby oil untuk membePuskesmasihkan tubuhnya.
4) Kepala bayi ditutup dengan baik atau topi kepala yang terbuat
dari plastik
e. Apabila nilai apgar pada menit ke lima sudah baik (7-10) lakukan
perawatan selanjutnya:
1) MembePuskesmasihkan badan bayi
2) Perawatan tali pusat
3) Pemberian ASI sedini mungkin dan adekuat 4) Melaksanakan
antropometri dan pengkajian kesehatan.
5) Memasang pakaian bayi.
6) Memasang tanda pengenal bayi
f. Mengajarkan orang tua/ibu cara :
1) MembePuskesmasihkan jalan napas
2) Menetekkan yang baik
3) Perawatan tali pusat
4) Memandikan bayi
5) Mengobservasi keadaan pernapasan bayi

24
g. Menjelaskan pentingnya:
1) Pemberian ASI sedini mungkin sampai usia 2 tahun Makanan
bergizi bagi ibu
2) Makanan tambahan buat bayi diatas usia ± 4 bulan
3) Mengikuti program KB segera mungkin
h. Apabila nilai apgar pada menit kelima belum mencapai nilai
normal, pePuskesmasiapkan bayi untuk rujuk kePuskesmas.
Jelaskan kepada keluarga bahwa anaknya harus dirujuk
kePuskesmas.25
10. Prinsip dasar Asfiksia pada BBL
Saat dilahirkan bayi biasanya aktif dan segera sesudah tali pusat
dijepit bayi menangis yang merangsang pernafasan. Denyut jantung akan
menjadi stabil pada frekuensi 120 sampai 140 per menit dan sianosis
sentral menghilangkan dengan cepat. Akan tetapi beberapa bayi
mengalami depresi saat dilahirkan dengan menunjukkan gejala tonus otot
yang menurun dan mengalami kesulitan mempertahankan pernafasan
yang wajar.
Penyebab depresi bayi pada saat lahir ini mencakup :
a. Asfiksia
b. Bayi kurang bulan
c. Penyakit neuromuskular bawaan (kongenital)
d. Cacat bawaan.
e. Hipoksia intrapartum.29
11. Tindakan Resusitasi sesuai Tingkatan Asfiksia
Cara pelaksanaan resusitasi sesuai dengan tingkatan asfiksia, antara lain:
a. Asfiksia ringan (apgar skor 7-10)
1) Bayi dibungkus dengan kain hangat.
2) BePuskesmasihkan jalan napas dengan penghisap lendir pada
hidung kemudian mulut.
3) BePuskesmasihkan badan dan tali pusat.
4) Lakukan observasi tanda vital dan apgar skor dan masukkan ke
dalam inkubator.

25
b. Asfiksia sedang (apgar skor 4-6) 1)
BePuskesmasihkan jalan napas.
2) BePuskesmasihkan oksigen 2 liter/menit.
3) Rangsangan pernapasan dengan menepuk telapak kaki apabila
belum bereaksi, bantu pernapasan dengan masker (sungkup).
4) Bila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis, berikan
natrium bikarbonat 7,5% sebanyak 6 ml. Dektrosan 40%
sebanyak 4 ml disuntikan melalui vena umbilikasi secara
perlahan-lahan untuk mencegah tekanan Intra Cranial
meningkat.
c. Asfiksia berat (apgar skor 0-3)
1) BePuskesmasihkan jalan napas sambil pompa dengan sungkup.
2) Berikan oksigen 4-5 liter/menit.
3) Bila tidak berhasil lakukan ondotrakeal tube (ETT).
4) BePuskesmasihkan jalan napas melalui ETT.
5) Apabila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis,
berikan natrium bikarbonat 7,5% sebanyak 6 ml. Dekstrosa
40% sebanyak 4 ml.29

2.2 Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan


A. Pengkajian Data No. Register
Tanggal
Pengkajian
Tempat
Pengkajian a.
Data Subyektif 1)
Biodata
Nama : Hendaknya yang jelas dan lengkap bila perlu
ditanyakan nama panggilan sehari-hari untuk
mempermudah dalam memanggil.

Umur : Untuk mengetahui primitua atau primi muda


Agama : Dikaji untuk mempermudah dalam melakukan
pendekatan di dalam melakukan asuhan kebidanan.

Suku/bangsa : Dikaji untuk mengetahui kebiasaan dan adat


istiadat
Pendidikan : Dikaji untuk menyesuaikan dalam memberi

26
pengetahuan sesuai dengan tingkat pendidikannya.
Pekerjaan : Dikaji untuk mengetahui pengaruh pekerjaan
terhadap kesehatan klien

Alamat : Dikaji untuk mempermudah jika dilakukan


kunjungan
rumah.

2) Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 9 bulan lebih
3) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditanya untuk mengetahui adanya penyakit menular dan menahun
seperti DM, hipertensi, asma, dan tidak punya Riwayat hamil kembar.
4) Riwayat Kesehatan yang lalu
Ditanyakan untuk mengetahui adanya penyakit menular, menurun dan
menahun seperti DM, hipertensi, asma
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang
menderita penyakit menular, menurun dan menahun.
6) Riwayat haid
Ditanyakan untuk mengetahui menarche, lama haid, banyaknya,
HPHT, Disminorhea.
7) Riwayat Perkawinan
Ditanyakan untuk mengetahui usia pertama menikah dan lama
nikah 8) Riwayat Kehamilan, pePuskesmasalinan, dan nifas yang
lalu.
Perlu dikaji untuk mengetahui kehamilan yang ke berapa, bagaimana
dengan pePuskesmasalinan yang lalu, ditolong oleh siapa, jenis
pePuskesmasalinannya, tempat pePuskesmasalinan, bagaimana
keadaan setelah pePuskesmasalinan atau nifas, meneteki, dan KB
yang digunakan.
9) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Istirahat

27
Sudah cukup atau belum, terganggu atau tidak, normalnya malam
± 8-9 jam/hari dan tidur siang ± 1-3 jam /hari.
b. Pola Nutrisi
Untuk mengetahui apakah nutrisi sudah mencukupi atau belum,
dan adakah pantangan makanan atau tidak normalnya makan 3 x
sehari, dengan menu 4 sehat 5 sempurna.
c. Pola Aktivitas
Tidak boleh mengerjakan pekerjaan yang terlalu berat
d. Pola Eliminasi
BAK normalnya 3-4 x /hari, BAB normalnya 1 x sehari

e. Pola PePuskesmasonal Hygiene


Untuk mengetahui tingkat kebePuskesmasihan klien dengan
mengkaji berapa kali mandi dalam sehari, gosok gigi, ganti baju
dan celana dalam.
f. Pola Kebiasaan lain
Merokok atau tidak, minum-minuman keras atau tidak.
g. Pola Seksual
Untuk mengetahui hubungan seksualitas yang dilakukan dapat
berpengaruh atau mengganggu alat kontrasepsi, normalnya 1 x
seminggu.
10) Pola sosial Budaya dan Spiritual
a. Sosial
Untuk mengetahui keadaan psikologi klien dalam keluarga dengan
lingkungan keluarga
b. Budaya
Untuk mengetahui tradisi yang dianut klien
c. Spiritual
Untuk mengetahui agama dan kepercayaan yang dianut klien agar
lebih mudah dalam melakukan pendekatan pada klien.
b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum

28
Keadaan Umum : baik s/d lemah

29
Keasadaran : Composmentis s/d coma
Tekanan Darah : Normal 110/70 – 120/80 mmHg
Nadi : Normal 70 – 90 x/menit
RR : Normal 16 – 24 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 oC
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : warna rambut, rontok/tidak, adakah kelainan
pada kepala

Muka : Pucat atau tidak, simetris atau tidak


Mata : Simetris atau tidak, sclera icterus atau tidak,
konjungtiva pucat atau tidak

Hidung : Simetris / tidak, adakah pengeluaran skeret,


adakah pernafasan cuping hidung

Telinga : Simetris atau tidak, respon pendengaran atau


tidak
Mulut : Pucat / tidak, kebePuskesmasihan mulut, adakah
radang tonsil, adakah caries gigi
Leher : Simetris / tidak, adakah pembesaran kelenjar
tiroid, adakah bendungan vena jugularis

Dada : Payudara simetris atau tidak,


bePuskesmasih/kotor, adakah hiperpigmentasi
pada areola, puting susu
mendatar/tenggelam/menonjol.
Abdomen : Adakah luka bekas SC, adakah linea alba, linea
nigra, pembesaran perut ke arah membujur atau
melintang.
Genetalia : Normal, ada pengeluaran darah atau tidak, ada
varises dan odema pada vagina atau tidak.

Ekstremitas : Tidak varices, tidak oedema


b. Palpasi
Dada : adakah benjolan pada payudara, adakah nyeri
tekan
Leher : adakah pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis
Abdomen : Leopold I : TFU … cm dan apa yang
ada di fundus

30
Leopold II : punggung kanan /
punggung kiri
Leopold III : bagian terendah kepala /
bokong
Leopold IV : Kepala sudah seberapa jauh
masuk PAP
His : Berapa kali dalam 10 menit
dengan kekuatan berapa detik.

Ekstremitas : Oedema -/-


c. Auskultasi
DJJ : 120-160 x/menit
d. Perkusi
Abdomen : Kembung atau tidak
Reflek patela : +/+
e. Pemeriksaan Dalam
Pukul : 08:30
Pembukaan : 8 Cm
Eff : 25 %
Hodge :1
Ketuban : (+)
3. Pemeriksaan Penunjang
Lab : DL dan UL
USG : Tidak dilakukan

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


PADA BAYI NY. W DENGAN ASFIKSIA DI PUSKESMAS BAURENO

31
Hari/tanggal pengakajian : Rabu, 10 Mei 2023 Tempat pengkajian
: Ruang BePuskesmasalin Puskesmas Baureno Waktu pengkajian : 02.00
WIB Nama pengkaji : Ferra Novianti

3.1 Data Subjektif


1. Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny. W
No.CM 566 911
Tanggal lahir : 19 pebruari 2023
Jam lahir : 02.55 WIB
Berat Badan : 2500 gr
Panjang Badan : 45 cm
Jenis Kelamin : Perempuan

2. Identitas Orang tua


IBU AYAH
Nama Ny.W Tn.A
Umur 15 tahun 15 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SMP SMP
Pekerjaan IRT Buruh
Alamat Parung Kuda, Sukabumi

3. Riwayat Dalam Kandungan


Bayi Ny.W merupakan anak pertama pada kehamilan ini. Ini kehamilan
yang tidak diinginkan. Ibu hamil di luar nikah pada saat duduk di bangku
sekolah kelas 2 SMP. Dengan HPHT pada tanggal 22 september 2022,
tafsiran pada tanggal 9-05-2023, selama mengandung Ny.W tidak pernah
mengalami keguguran, Ny.W mulai memeriksakan kehamilannya di
puskesmas sejak usia kehamilannya memasuki 5 bulan, sudah
mendapatkan imunisasi TT 2 kali pada usia kehamilan 28 minggu dan 32
minggu. Selama mengandung juga ibu mengkonsumsi tablet penambah

32
darah dan vitamin yang diberikan oleh bidan, dan selama dikandungan
bayi tidak ada penyulit.

4. Riwayat Saat Dilahirkan


Saat sebelum melahirkan bayinya. Ny.W datang ke
PUSKESMAS di rujuk oleh bidan puskesmas pada tanggal 9 Mei 2023
pukul 14.40 WIB dengan kala 1 fase laten usia kehamilan 34 - 35
minggu. Riwayat diberikan terapi drip nairet dengan larutan dextrose
500 cc kolf 1 dengan 12 tetes permenit dan terapi injeksi
dexamethasone 2 x 5 mg untuk pematangan paru di PUSKESMAS.
Setelah selesai pematangan baru, pada tanggal 10 Mei 2023 pukul 17.00
WIB, ibu dilakukan USG dan hasil USG didapatkan usia kehamilan
aterm, air ketuban cukup, plasenta di fundus.
Saat proses pePuskesmasalinan, Ny.W melahirkan bayinya
dengan dilakukan tindakan induksi pePuskesmasalinan dengan drip
oxytocin 5 IU dengan tetesan bertahap pukul 18.00 WIB. Pada pukul
02.00 WIB pembukaan sudah lengkap, DJJ normal dan ketuban terdapat
meconium. Ny.W histeris dan tidak kooperatif, saat pimpin
pePuskesmasalinan selama 1 jam yang lalu bayi masih belum lahir. ibu
semakin histeris dan sudah kehabisan tenaga sehingga dilakukan
dorongan fundus uterus oleh bidan Puskesmas selama 15 menit dan
bayi lahir pada pukul 02.55 WIB. Bayi lahir dengan lama kala I 8 jam
dan lama kala II 1 jam.

33
5. Penilaian Bayi Baru Lahir
Bayi merintih, warna kulit kebiruan, tonus otot kurang aktif

3.2 Data Objektif

1. Keadaan umum : Menangis merintih, gerakan kurang aktif,


kebiruan, terdapat pernafasan cuping hidung dan
retaksi dinding dada.

2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi

1) Hidung : terdapat pernafasan cuping hidung.


2) Dada : terdapat retraksi dinding dada.

3) Kulit : Sianosis.
4) Tonus Otot : gerakan kurang aktif.

3.3 Analisa

Neonatus usia 0 jam dengan asfiksia

3.4 Penatalaksanaan

02.55 WIB Menjepit potong tali pusat dan mengikat tali pusat
02.55 WIB Menjaga kehangatan bayi dengan mengeringkan bayi dengan
kain pernel, menggantikan kain pernel dan menempatkan
bayi di infant warmer dengan radiasi panas yang mengenai
bayi suhunya antara 35oC- 37oC.
02.55 WIB Memposisikan bayi dalam posisi sedikit ektensi sekitar 3 cm untuk
membuka jalan nafas.
02.55 WIB MembePuskesmasihkan jalan nafas dengan dilakukan suction
dengan memasukkan kanul section secara hati-hati (hidung ±
5 cm, mulut ±10 cm) dan menghisap lendir dengan menutup

34
lubang kanul, menarik keluar perlahan sambil memutar (+ 5
detik )

02.56 WIB Memberikan rangsangan taktil dengan menepuk bagian punggung


hingga telapak kaki  Bayi langsung menangis namun kurang
kuat.
02.56 WIB Mengeringkan kembali bayi dengan menggunakan pernel
bayi sudah dikeringkan.
03.00 WIB Memberikan salf mata eritromisin untuk mencegah infeksi
pada mata dan menyuntikkan vitamin K1 di 1/3 lateral paha
kiri untuk mencegah perdarahan di otak  bayi sudah
diberikan salf mata dan vitamin K
03.03 WIB Merapihkan bayi dengan memakaikan pakaian bayi, identitas
bayi, membungkus bayi dengan kain pernel dan pakaikan
topi untuk menjaga kehangatan bayi  sudah terpakai.
03.04 WIB Memposisikan bayi sedikit ekstensi  bayi sudah posisi
sedikit ekstensi
03.04 WIB Memasangkan oksigen 0,5 liter sesuai advice dokter untuk
memperbaiki keadaan umum bayi  terpasang oksigen 0,5
liter.
03.15 WIB Bayi di bawa ke ruang perinatologi dan tetap menjaga kehangatan
bayi dengan bayi dipakaikan selimut dan topi bayi.
03.20 WIB Menempatkan bayi di infant warmer dengan radiasi panas yang
mengenai bayi suhunya antara 35oC- 37oC.
03.21 WIB Memasangkan oksigen 0,5 liter sesuai advice dokter Sp.A untuk
 oksigen terpasang
03.25 WIB Mengambil sampel darah bayi sesuai advice dokter Sp.A
sampel darah sudah diambil
03.30 WIB Memasangkan infus dextrose 10% dengan 8 tetes permenit
untuk di lengan kanan sesuai advice dokter infus dextrose
terpasang
03.40 WIB Memasangkan OGT (orogastric tube) sesuai advice dokter
Sp.A untuk test feeding (menstimulasi perkembangan
saluran cerna/gastrointestinal)  OGT terpasang

35
03.45 WIB Mengobservasi TTV, keadaan umum bayi terlampir

36
BAB IV PEMBAHASAN

Dalam BAB ini penulis akan membahas kesesuaian dan kesenjangan yang ditemukan
antara teori dan praktek dilapangan, serta kendala-kendala yang terjadi dilapangan selama
melakukan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada By.Ny.W dengan Asfiksia Sedang di
Puskesmas Baureno.

4.1 Data Subjektif


Dari hasil pengkajian data subjektif yang diperoleh data Ny.W usia 15 tahun mengaku ini
kehamilan yang tidak diinginkan. Ibu hamil di luar nikah pada saat duduk di bangku sekolah
kelas 2 SMP.
Hal ini sesuai dengan teori, menurut Prawirohardjo (2009) bahwa faktor yang mempengaruhi
asfiksia ialah salah satunya usia ibu. Usia ibu pada waktu hamil sangat berpengaruh pada
kesiapan ibu untuk menerima tanggung jawab sebagai seorang ibu sehingga kualitas sumber
daya manusia makin meningkat dan kesiapan untuk menyehatkan generasi penerus dapat
terjamin. Kehamilan di usia mudah/remaja (dibawah usia 20 tahun) akan mengakibatkan rasa
takut terhadap kehamilan dan persalinan, hal ini dikarenakan pada usia tersebut ibu mungkin
belum siap untuk mempunyai anak dan alat-alat reproduksi ibu belum siap untuk hamil. begitu
juga kehamilan di usia tua (di atas 35 tahun) akan menimbulkan kecemasan terhadap kehamilan
dan persalinannya serta alat reproduksi ibu terlalu tua untuk hamil.
Ibu merasa hari pertama haid terakhir pada tanggal 22-06-2017 dan tafsiran persalianan 29-
03-2023. Jika dihitung usia kehamilan ibu berdasarkan HPHT yaitu sekitar 34-35 minggu. Dan
didapatkan hasil USG Ny.W menunjukkan bahwa usia kehamilan ibu cukup bulan. Riwayat
pematangan paru, nairet dan induksi persalinan.
Hal ini sesuai dengan teori, menurut (Manuaba,2010) bahwa hubungan induksi dengan
asfiksia menurut teori, Induksi persalinan adalah tindakan terhadap ibu hamil untuk merangsang
timbulnya kontraksi rahim agar terjadi persalinan. Dampak dari kegagalan His tersebut
menyebabkan persalinan lambat dan lama serta menyebabkan terjadi asfiksia.
Saat proses persalinan ibu histeris, tidak kooperatif, dan tidak kuat dengan mulas yang
dirasakannya. Dalam hal ini sesuai dengan teori, menurut (Sumarah,2008) bahwa faktor yang
mempengaruhi persalinan ialah salah satunya power (kekuatan). Kekuatan terdiri dari
kemampuan ibu melakukan kontraksi involunter dan volunteer secara bersamaan untuk
mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus. Jika dalam persalinan seorang wanita melakukan
usaha volunteer (mengedan) terlalu dini, dilatasi serviks akan terhambat. Mengedan akan
melelahkan ibu dan menimbulkan trauma pada serviks.
Menurut (Sumarah,2008) bahwa faktor yang mempengaruhi persalinan ialah salah satunya
psikologi. Perilaku dan penampilan wanita serta pasangannya merupakan petunjuk berharga

21
tentang jenis dukungan yang akan diperlukannya. Membantu wanita berpartisipasi sejauh yang
diinginkan dalam melahirkan, memenuhi harapan wanita akan hasil akhir mengendalikan rasa
nyeri merupakan suatu upaya dukungan dalam mengurangi kecemasan pasien. Dukungan
psikologis dari orang-orang terdekat akan membantu memperlancar proses persalinan yang
sedang berlangsung. Dengan kondisi psikologis yang positif proses persalinan akan berjalan
lebih mudah.
Dari riwayat persalinan ibu, ketuban meconium, bayi lahir dengan bantuan dorongan fundus
uteri karena sudah dipimpin meneran satu jam bayi belum lahir dan ibu kehabisan tenaga.
Dalam hal ini sesuai dengan teori, menurut Prawirohardjo (2011) Apabila kondisi ketuban
bermasalah, maka pertumbuhan paru juga akan bermasalah dan berdampak pada asfiksia. Hal
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Septiana (2015), menunjukkan bahwa ada hubungan
antara kondisi ketuban bercampur mekonium dengan kejadian asfiksia ada bayi baru lahir.
Menurut (Mochtar,2008) bahwa partus lama merupakan faktor penyebab asfiksia pada bayi
baru lahir. Partus lama dapat menyebabkan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir, hal ini
disebabkan karena semakin lama janin berada di pintu panggul, maka janin akan mengalami
hipoksia sehingga terjadilah asfiksia.

4.2 Data Objektif


Data objektif yang diperoleh pada bayi Ny.W lahir tanggal 19 pebuari 2023 jam 02.55 WIB
secara dengan bantuan dorongan fundus uteri ditolong oleh bidan di RSUD Sekarwangi, jenis
kelamin perempuan adalah keadaan bayi lahir merintih, warna kulit kebiruan, tonus otot kurang
aktif. Hal ini sesuai dengan teori, bahwa asfiksia adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang
mengalami gagal bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga bayi tidak
dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya. 20
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada By.Ny.W didapatkan hasil berat
badan 2500 gr, laju jantung 123 x/menit, laju napas 79 x/menit, suhu 35,4 oC Apgar Score 4/6,
terdapat pernafasan cuping hidung, retraksi dinding dada, warna kulit kebiruan, gerakan kurang
aktif. Hal ini sesuai dengan teori, bahwa gejala dan tanda asfiksia yaitu tidak bernafas atau nafas
megap-megap atau pernafasan lambat (kurang dari 30 kali per menit), pernafasan tidak teratur,
dengkuran atau retraksi (pelekukan dada), tangisan lemah atau merintih, warna kulit biru, tonus
otot lemas atau ekstermitas terkulai, denyut jantung tidak ada atau lambat (kurang dari 100 kali
per menit).6
Menurut teori, asfiksia dikelompokkan menjadi beberapa klasifikasi, ialah asfiksia berat
(nilai APGAR 0 – 3), asfiksia sedang (nilai APGAR 4 – 6), asfiksia ringan (nilai APGAR 7–
10).19
4.3 Analisa
Bayi Ny.W Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan dengan
Asfiksia sedang.
Berdasarkan data subjektif yaitu usia kehamilan ibu aterm menurut riwayat hasil USG
dan data objektif bayi lahir merintih, tonus otot kurang aktif, warna kulit kebiruan dengan apgar
skore 4/6. Maka ditegakkan analisa Bayi Ny.W NCB-SMK dengan Asfiksia sedang.

4.5 Penatalaksanaan
Asuhan Kebidanan pada bayi Ny.W sesuai dengan advice dokter dan prosedur Puskesmas
Umum Sekarwangi adalah menjaga kehangatan bayi dengan mengeringkan bayi dengan kain
pernel, menggantikan kain pernel dan menempatkan bayi di infant warmer dengan radiasi panas
yang mengenai bayi suhunya antara 35 oC- 37oC. Memposisikan bayi dalam posisi sedikit ektensi
sekitar 3 cm untuk membuka jalan nafas. Membersihkan jalan nafas dengan dilakukan suction
dengan memasukkan kanul section secara hati-hati (hidung ± 5 cm, mulut ±10 cm) dan
menghisap lendir dengan menutup lubang kanul, menarik keluar perlahan sambil memutar
(+5detik).
Bayi diberikan rangsangan taktil dengan menepuk bagian punggung hingga telapak kaki,
bayi langsung menangis namun kurang kuat. Mengeringkan kembali bayi dengan menggunakan
pernel. Bayi langsung diberikan salf mata eritromisin untuk mencegah infeksi pada mata dan
menyuntikkan vitamin K1 di 1/3 lateral paha kiri untuk mencegah perdarahan di otak. Dalam hal
ini, sesuai dengan teori, menurut (Arief dan Kristiyanasari,2009) bahwa pemberian Vit.K dan
salep mata diberikan ketika keadaan bayi membaik atau setelah pasca resusitasi.
Memasangkan oksigen 0,5 liter sesuai advice dokter untuk memperbaiki keadaan umum
bayi. Memasangkan infus dextrose 10% dengan 8 tetes permenit untuk di lengan kanan sesuai
advice dokter untuk perbaikan cairan/nutrisi, dan memasangkan OGT untuk test feeding.
Hal ini sesuai dengan teori, menurut (Maryati, 2011) penanganan pada asfiksia sedang ialah
Asfiksia sedang (apgar skor 4-6).29 a. Bersihkan jalan napas.
b. Bersihkan oksigen 2 liter/menit.
c. Rangsangan pernapasan dengan menepuk telapak kaki apabila belum bereaksi, bantu
pernapasan dengan masker (sungkup).

d. Bila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis, berikan natrium bikarbonat 7,5%
sebanyak 6 ml. Dektrosan 40% sebanyak 4 ml disuntikan melalui vena umbilikasi secara
perlahan-lahan untuk mencegah tekanan Intra Cranial meningkat.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Pada bab ini penyusun mengambil suatu kesimpulan dari laporan kasus yang berjudul
Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada By.Ny.W dengan asfiksi sedang di Puskesmas
Baureno
1. Data Subjektif yang didapatkan yaitu air ketuban berwarna meconium dan bayi lahir
dengan bantuan dorongan fundus uterus yang dilakukan oleh bidan karena sudah ibu
dipimpin meneran satu jam bayi belum lahir dan ibu kehabisan tenaga.
2. Pada data Objektif berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, bayi Ny.W
lahir tanggal 19 Pebruari 2023 jam 02.55WIB dengan bantuan dorongan fundus uteri
ditolong oleh bidan di RSUD Sekarwangi, jenis kelamin perempuan adalah keadaan
bayi lahir merintih, warna kulit kebiruan, tonus otot kurang aktif. Dengan apgar score
4/6
3. Analisa yang dapat ditegakkan yaitu Bayi Ny.W Neonatus Cukup Bulan – Sesuai
Masa Kehamilan dengan Asfiksia sedang.
4. Penatalaksaan yang dilakukan oleh bidan adalah menjaga kehangatan bayi,
memposisikan bayi dalam posisi ektensi untuk membuka jalan nafas, membersihkan
jalan nafas dengan dilakukan suction, memberikan rangsangan taktil, dan
berkolaborasi dengan dokter untuk advice dokter dengan memasangkan oksigen 0,5
liter, mengambil sampel darah bayi, memasangkan infus dextrose 10% di lengan
kanan.
5. Faktor pendukung dalam memberikan asuhan kepada klien, yaitu mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak baik dari lahan praktik seperti dokter, bidan, perawat
yang selalu memberikan kepercayaan, pengetahuan, dan saran yang berarti sehingga
dapat terjalin kerjasama dalam memberikan asuhan bayi baru lahir yang sesuai
dengan program tetap penanganan pada bayi dengan asfikisia Puskesmas. Sikap ibu,
suami dan keluarga yang antusias dan bekerjasama dengan baik sehingga
memudahkan penulis untuk menggali permasalahan melalui pengkajian
danpemeriksaan fisik sehingga asuhan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan serta
dapat diterima baik oleh pasien.

24
6. Faktor penghambat dalam memberikan asuhan kepada klien, penulis mendapatkan
hambatan pada komukasi karena keterbatasan bahasa. Ibu dan keluarga lebih
cendrung mengerti bahasa sunda.

5.2 SARAN
1. Untuk Puskesmas
Diharapkan agar meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan SOP serta teori,
sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kepercayaan dari pengguna jasa
pelayanan, khususnya pelayanan kebidanan pada bayi dengan asfiksia
2. Untuk keluarga
Ibu dan keluarga mampu memberikan asuhan bayi baru lahir sehari- hari, tidak lupa
untuk memberikan imunisasi pada bayinya, mengetahui tanda bahaya pada bayi baru
lahir serta segera membawa bayi ke tenaga kesehatan bila terjadi hal tersebut
3. Untuk profesi bidan
a. Diharapkan bidan untuk meningkatkan kualitas asuhan sesuai dengan teori yang
terus berkembang namun tetap berdasarkan wewenang sebagai bidan sehingga
asuhan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dan
bermanfaat bagi klien.
b. Diharapkan bidan untuk mempelajari bahasa daerah setempat agar tidak terjadi
perbedaan persepsi.
DAFTAR PUSTAKA

Anik Maryunani. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : CV. Trans Info Media.2010
Dinas Kesehatan Jawa Timur. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2017
Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012.
Anik Maryunani. Asuhan Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal. Jakarta: Trans Info
Medika. 2013.
Manuaba. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC. 2010.
Sudarti, dkk. Asuhan Kebidanan Neonatus Resiko Tinggi dan Kegawatan. Yogyakarta.
2013.

26

Anda mungkin juga menyukai